DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS...

90
PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PILOT INKUBASI INOVASI DESA PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL 1 PILOT INKUBASI DAN INOVASI DESA PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

Transcript of DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS...

Page 1: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL1

PILOT INKUBASI DAN INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

PETUNJUKTEKNIS

OPERASIONAL

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNANDAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

Page 2: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

2

Page 3: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKALi

Sebagai langkah tindak lanjut kebijakan untuk mewujudkan pencapaian target berkurangnya jumlah desa tertinggal sedikitnya 5.000 desa atau meningkatnya jumlah desa mandiri sedikitnya 2.000 desa, Direktorat Pengembangan Usaha Ekonomi Desa, Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, mulai tahun 2018 akan melaksanakan Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembagan Ekonomi Lokal bagi daerah-daerah yang secara khusus memiliki karakteristik tertingal, memiliki prevalensi stunting tinggi, namun memiliki komitmen yang tinggi untuk maju.

Program yang dibiayai dari pinjaman luar negeri ini harus dipastikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta mencapai target yang ditetapkan, yaitu mendorong produktivitas serta membangun kapasitas kelembagaan usaha masyarakat desa termasuk Koperasi, BUMDES yang bermitra dengan pelaku bisnis profesional secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan kemandirian desa. Sehubungan dengan hal terseut, maka disusun Petunjuk Teknis Operasional yang berisi mengenai mekanisme pelaksanaan kegiatan dan pendanaan Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembagan Ekonomi Lokal sesuai dengan arahan pedoman umum yang telah disusun.

Hal-hal lain yang merupakan penjabaran dari Petunjuk Teknis Operasional ini akan diatur lebih lanjut pada panduan dan manual sesuai dengan kebutuhan.Demikian disampaikan, selaku penanggungjawab pelaksanaan program, kami berharap agar Petunjuk Teknis Operasional ini dapat dijadikan acuan pelaksanaan Kegiatan Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembagan Ekonomi Lokal dan dapat digunakan sebagai dasar pembinaan pusat ke daerah.

Jakarta, Oktober 2018

DIREKTUR JENDERAL PEMBANGUNAN DANPEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

TAUFIK MADJID

KATA PENGANTAR

Page 4: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

ii

Page 5: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKALiii

Kata PengantarDaftar IsIBaB I PenDaHULUan

a. Latar Belakang B. tujuan C. Keluaran D. Manfaat/Outcome e. Dampak

BaB II gaMBaran UMUM KegIatan a. Konsep DasarB. Pendekatan Pilot Inkubasi Inovasi Desa-Pengembangan ekonomi LokalC. Prinsip Dan rambu-rambu (safe guarding) Pelaksanaan Pilot Inkubasi Inovasi Desa

Pengembangan ekonomi Lokal (PIID-PeL) D. ruang Lingkup Pilot Inkubasi Inovasi Desa-Pengembangan ekonomi Lokale. strategi f. Ketentuan Dasar

BaB III PenetaPan LOKasI Dan PenerIMa Manfaat a. Penetapan Desa Lokasi B. Penetapan Penerima Manfaat

BaB IV MeKanIsMe PeLaKsanaan KegIatan a. tahapan dan alur Pelaksanaan Kegiatan B. Mekanisme Pengorganisasian C. Mekanisme fasilitasi Pengembangan Kemitraan D. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Kemitraan e. Pelembagaan Model Kemitraan f. struktur Organisasi dan Para Pelaku Pelaksana Kegiatan g. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

iii1

Page 6: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

iv

BaB V MeKanIsMe PenDanaan a. sumber Pembiayaan B. Penganggaran 55C. Penyaluran dan Pencairan dana pihak III D. Mekanisme Pencairan Dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa e. Mekanisme Pertanggungjawaban Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi

Desa f. Pelaporan Keuangan Ke Bank Dunia

BaB VI PengenDaLIan a. Kerangka Konsep B. Monitoring C. evaluasi D. Indokator Keberhasilan e. Pelaporan f. Pengaduan dan Penyelesaian Masalah

BaB VII PenUtUP

LaMPIran

Page 7: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKALv

BaB IPENDAHULUAN

Page 8: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

vi

Page 9: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL1

A. LATAR BELAKANGSebagai wujud dari salah satu visi Presiden Republik Indonesia 2014-2019, yakni membangun Indonesia dari desa dan pinggiran, Presiden Joko Widodo telah membentuk Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melalui Keputusan Presiden No. 12 tahun 2015. Kementerian ini dibentuk untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara dengan menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi. Pembentukan Kementerian ini juga sejalan dengan upaya pencapaian target RPJMN 2015-2019 yakni mengurangi jumlah desa tertinggal sampai 5.000 desa dan meningkatkan jumlah desa mandiri sedikitnya 2.000 desa.Persoalan desa dan kawasan perdesaan sendiri masih berkisar pada masalah kemiskinan dan ketertinggalan. Angka kemiskinan di desa masih tetap lebih besar dari pada di kota. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2018 persentasi penduduk miskin di kawasan perdesaan masih sebesar 13,20% sedangkan di kawasan perkotaan hanya 7,02%. Akan tetapi berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam membangun desa dan kawasan perdesaan teah menunjukkan kinerja yang semakin membaik. Data BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan lebih cepat dibanding perkotaan, Dari tahun 2009-2017, kemiskinan di perdesaan turun 3,88%, sedangkan perkotaan 3,46%. Meningkatnya kinerja pemerintah dalam upaya pembangunan desa dan kawasan perdesaan juga ditunjukkan dengan menurunnya ketimpangan di kawasan perdesaan, yaitu menurunnya rasio gini dari 0,334 pada tahun 2015 menjadi 0,320 pada tahun 2017. Di bidang Gizi dan kesehatan Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan persentase angka stunting mencapai 37,2%, meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2010 dari sebesar 35,6%, namun pada tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 27,5%.Keberhasilan Pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan, membaiknya indeks gini serta menurunnya stunting di kawasan perdesaan, tidak lepas dari adanya terobosan politik anggaran pemerintah yang dikenal dengan Dana Desa yang dikucurkan sejak 2015. Jumlah Dana Desa yang dikucurkan ke Desa mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 sebesar Rp. 20,67 Trilyun, 2016 Rp. 46,98 Trilyun, 2017 dan 2018 masing-masing

BaB IPENDAHULUAN

Page 10: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

2

Rp.60 Trilyun. Dana desa telah terbukti bermanfaat untuk mempercepat pembangunan desa. Kebutuhan sarana prasarana makin tercukupi, selain itu juga mampu menciptakan lapangan kerja baru baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Meski demikian ada satu hal yang cukup merisaukan, dari awal dikucurkan hingga saat ini nampaknya penggunaan Dana Desa lebih cenderung berorientasi untuk kegiatan pembangunan sarana dan prasarana dan sedikit yang berorientasi pengembangan kegiatan ekonomi. Dari grafis di atas hampir tidak ada kegiatan produksi. Ke depan tentunya akan sangat baik apabila dana desa mulai diarahkan untuk mendorong kegiatan-kegiatan ekonomi produktif yang akan membuat kegiatan usaha ekonomi masyarakat desa akan bergerak dan berputar lebih cepat. Peningkatan kegiatan ekonomi lokal di desa akan berdampak kepada peningkatan pendapatan dan kesejahteraaan masyarakat desa.Mencermati hal ini Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah menetapkan 4 (empat) prioritas penggunaan desa yaitu mengembangkan produk unggulan kawasan perdesaan (Prukades), mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), membangun embung desa, dan membangun sarana olahraga desa. Tujuannya agar Dana Desa mulai diarahkan untuk kegiatan produksi dan peningkatan nilai tambah.Dalam rangka memperkuat kebijakan Menteri di atas, Direktorat Jenderal Pemberdayaan dan Pembangunan Masyarakat Desa, bekerjasama dengan Bank Dunia menyelenggarakan Program Inovasi Desa, sebagai salah satu upaya Kemendesa PDTT dalam mempercepat penanggulangan kemiskinan di Desa melalui pemanfaatan dana desa secara lebih berkualitas,melalui strategi pengembangan kapasitas desa secara berkelanjutan khususnya dalam bidang pengembangan ekonomi lokal dan kewirausahaan, pengembangan sumber daya manusia, pelayanan sosial dasar, serta infrastruktur desa. Ruang lingkup PID sebagaimana tercantum dalam Pedoman Umum PID (Keputusan Mentei Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Nomor 48 tahun

Page 11: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL3

2018) mencakup: 1. Pengelolaan Pengetahuan dan Inovasi Desa 2. Program Penguatan P3MD dan PID, 3. Program Pengembangan Eksekutif (PPE) 4. Pilot Inkubasi Program Inovasi Desa.Pilot Inkubasi Program Inovasi Desa yang selanjutnya disebut Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan ekonomi, kegiatan produksi dan jaringan pasar dari kegiatan ekonomi masyarakat di perdesaan melalui “Kemitraan”. Melalui program ini akan difasilitasi dan didorong agar terjadi pengembangan produk unggulan desa melalui kemitraan di antara kelompok-kelompok usaha ekonomi masyarakat desa, termasuk Koperasi, lembaga ekonomi desa (BUMDesa), pelaku bisnis profesional dan pemerintah. Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi guna mengurangi kemiskinan di Perdesaan.Esensi dari kemitraan yang akan dikembangkan adalah membentuk jejaring atau kerjasama, dengan melibatkan berbagai pelaku ekonomi produksi- distribusi dan pasar di tingkat lokal. Kemitraan digalang dalam rangka membangun/meningkatkan kualitas-kuantitas produksi, efisiensi distibusi dan kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Kemitraan juga berarti mengembangkan linkages atau kerjasama di antara produsen (individu atau kelompok) dengan pelaku teknologi produksi (pengembang pengetahuan dan teknologi produksi- distribusi) serta pemilik kapital/modal agar mendapatkan akses, dukungan dan kerjasama yang saling menguntungkan. Kemitraan juga berarti mengorganisasi individu-kelompok produksi (producer group) di masyarakat ke-tingkat skala ekonomi yang lebih besar sehingga dapat melakukan penetrasi pasar dan menegosiasikan harga yang wajar (price maker). Peran tersebut dapat dilaksanakan oleh kelembagaan BUMDesa yang dalam model Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa-Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID-PEL) menjadi salah satu pihak pelaku program.Untuk itu jejaring (networking) yang kuat dan penuh komitmen harus dibangun dalam rantai proses produksi dan distribusi serta pasar lokal. Dengan demikian peran pemerintah daerah jelas diperlukan dalam membuat regulasi (sebagai regulator) dan menciptakan iklim yang kondusif bagi sistem ekonomi lokal agar dapat bekerja (enabling environment) melalui kebijakan-kebijakan program dan kegiatan dinas yang memihak tumbuh-kembang proses produksi rakyat. Untuk itu dalam upaya percepatan pencapaian pertumbuhan ekonomi lokal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, mengusulkan pelaksanaan Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa-Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID-PEL) dalam kerangka Program Inovasi Desa.

Page 12: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

4

B. TUJUANTujuan Umum:Tujuan Pilot Inkubasi Inovasi Desa-Pengembangan Ekonomi Lokal adalah mendorong produktivitas serta membangun kapasitas kelembagaan ekonomi di tingkat desa, yang melibatkan Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa (KUEMD), termasuk Koperasi, dan lembaga ekonomi desa (BUMDesa) yang bermitra dengan Pelaku Bisnis Profesional (PBP) secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian sosial ekonomi masyarakat desa.Tujuan Khusus1. Meningkatkan kapasitas Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa

termasuk Koperasi, dan BUMDesa dalam rangka memperkuat mata rantai produk unggulan desa;

2. Meningkatkan akses teknologi produksi dan pasca panen, pembiayaan, input produksi dan pasar;

3. Meningkatkan keterlibatan anggota masyarakat miskin, kelompok perempuan dan kelompok rentan lainnya;

4. Meningkatkan prakarsa dan partisipasi masyarakat desa dalam pengembangan ekonomi desa;

5. Melestarikan dan mengembangkan inovasi teknologi lokal berbasis kearifan lokal.

C. KELUARAN1. Terlaksananya Kemitraan maksimal di 100 lokasi;2. Tersalurkannya bantuan sarana dan prasarana produksi kepada BUM Desa

dan KUEMD maksimal di 100 lokasi;3. Terlaksananya fasilitasi inkubasi usaha kemitraan maksimal di 100 lokasi;4. Terdokumentasikannya hasil Pilot Inkubasi Inovasi Desa-Pengembangan

Ekonomi Lokal maksimal di 100 desa dan dan terdiseminasikannya hasil-hasil dokumentasi ke 4.000

D. MANFAAT/OUTCOME1. Terjaminnya mata rantai usaha dari produk/komoditas yang berkelanjutan;2. Meningkatnya daya saing komoditi;3. Meningkatnya akses pasar;4. Meningkatnya skala ekonomi dan nilai tambah;5. Meningkatnya kapasitas manajemen dan organisasi BUM Desa dan

KUEMD;6. Meningkatnya kapasitas teknis produksi;7. Meningkatnya akses Kelompok Masyarakat Miskin, Perempuan, dan

Difabel dalam

Page 13: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL5

kegiatan usaha;8. Meningkatnya akses pembiayaan;9. Meningkatnya akses regulasi;10. Meningkatnya peran Pemerintah Desa dalam memberikan dukungan

regulasi.

E. DAMPAKDampak yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan Pilot Inkubasi Inovasi Desa- Pengembangan Ekonomi Lokal adalah:1. Meningkatnya omset usaha;2. Meningkatnya lapangan kerja, termasuk Kelompok Masyarakat Miskin,

Perempuan, dan Difabel;3. Meningkatnya pendapatan masyarakat yang terlibat di dalam kemitraan;4. Meningkatnya Pendapatan Asli Desa;5. Meningkatnya produktivitas usaha oleh kemitraan, termasuk Kelompok

Masyarakat Miskin, Perempuan, dan Difabel;6. Menguatnya peran lembaga ekonomi desa (kelompok usaha ekonomi

masyarakat desa temasuk koperasi dan BUM Desa) dalam kegiatan ekonomi desa.

Page 14: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

6

BaB IIGAMBARAN UMUM

KEGIATAN

Page 15: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL7

Page 16: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

8

Page 17: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL9

A. KONSEP DASARProgram Pilot Inkubasi Inovasi Desa-Pengembangan Ekonomi Lokal yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Usaha Ekonomi Desa merupakan program/kegiatan fasilitasi yang dilakukan untuk mendorong pengembangan produk unggulan desa melalui kemitraan antara KUEMD termasuk koperasi, lembaga ekonomi desa (BUMDesa), dan Pelaku Bisnis Profesional melalui konsep kemitraaan yang dikenal dengan konsep Kerjasama Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat (Public-Private-People-Partnership/PPPP). Dalam konsep kemitraan Kerjasama Pemerintah, Swasta dan Masyarakat (PPPP), keberadaan Pemerintah Desa diwakili oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), keberadaan Swasta diwakili oleh Pelaku Bisnis Profesional, dan masyarakat diwakili dengan keberadaan KUEMD. Kerangka konsep program Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Konsep PIID-PEL

Penyelenggaraan Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokalini dalam jangka pendek, diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan pelaku, termasuk didalamnya kelompok yang dikategorikan sebagai kelompok rentan dan difabel, dan enghasilkan peningkatan kuantitas produk masyarakat

BaB IIGAMBARAN UMUM KEGIATAN

Page 18: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

10

yang dipasarkan.Dalam jangka menengah diharapkan terjadinya perubahan pada pola produksi masyarakat dalam bentuk kreatifitas masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah dari produk unggulan yang merka hasilan. Selanjutnya peningkatan produktivitas ini akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan perputaran dana di Desa sehingga dalam jangka panjang akan meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan di Desa.Untuk mewujudkan terjadinya peningkatan volume dan nilai tambah produksi yang berhasil dipasarkan, hingga memberikan dampak pada pengurangan kemiskinan sebagaimana diharapkan, Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal ini akan melakukan :1) Proses inkubasi bisnis. Inkubasi bisnis akan difokuskan pada implementasi

model kemitraan di antara para pelaku ekonomi di Desa, yaitu KUEMD/Koperasi, BUMDesa dan Pelaku Bisnis Profesional yang memiliki jaringan pasar lokal hingga ekspor. Proses inkubasi bisnis ini juga akan memberikan fasilitasi berupa upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan teknologi produksi, meningkatkan kualitas manajemen usaha KUEMD dan BUMDesa agar mampu memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan oleh pasar. Selain itu, inkubasi bisnis ini juga akan melakukan fasilitasi dalam meningkatkan kemampuan KUEMD dan BUMDesa dalam mengakses sumber-sumber pembiayaan, serta mendorong Pemerintah Desa untuk memberikan dukungan regulasi dan sinergi program.

2) Peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas dilakukan dengan meningkatkan hasil produksi kegiatan on-farm untuk sektor pertanian dan melakukan diversifikasi aktivitas ekonomi masyarakat Desa dalam sektor pariwisata dan pelayanan sarana/prasarana publik.

3) Peningkatan nilai tambah kegiatan ekonomi Desa. Peningkatan nilai tambah dilakukan dengan melakukan perbaikan-perbaikan proses produksi dan manajemen, mekanisasi dan penggunaan teknologi pengolahan serta penerapan pengontrolan kualitas proses dan hasil

B. PENDEKATAN PILOT INKUBASI INOVASI DESA-PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL 1. Kemitraan Berbasis Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management)

Pendekatan yang menjadi titik sentral Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa - Pengembangan Ekonomi Lokal adalah Kemitraan yang berbasis kepada manajemen rantai pasok. Kemitraan akan menjadi mekanisme untuk memastikan terjadinya jalinan kerjasama usaha yang adil dan saling menguntungkan di antara pelaku-pelaku usaha ekonomi di desa, yakni Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa (KUEMD) temasuk koperasi, lembaga ekonomi desa (BUMDesa) dan para pelaku bisnis profesional

Page 19: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL11

dengan disertai pembinaan dan pengembangan masing-masing pelaku sehingga terjadi proses saling membutuhkan, saling menguntungkan dan saling memperkuat.Manajemen rantai pasok akan menjadi dasar utama dalam pembagian lingkup kegiatan untuk setiap unsur kemitraan (atau mitra). Pembagian peran ini dimaksudkan agar masing-masing pelaku membatasi dan memfokuskan area kegiatan masing-masing. Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa akan fokus berperan sebagai pemasok pertama/suplier (bahan baku atau bahan mentah atau setengah jadi), BUMDesa akan fokus pada peran sebagai penampung dan atau pengolah, pengemas (manufacturer) maupun sebagai pemasar (distributor) dan Pelaku Bisnis Profesional (PBP) akan fokus berperan selaku pembeli hasil produksi. Kemitraan berbasis manajemen rantai pasok menjamin terjadinya proses produksi yang berkelanjutan serta memperkuat upaya penetrasi pasar dan peningkatan daya saing. Di dalam bingkai kemitraan, masing-masing pihak yang bermitra harus mendapatkan keuntungan yang memadai dan adil. Dengan pendekatan fokus pada kegiatan yang diperankannya, maka akan mempermudah KUEMD dan BUMDesa untuk memperoleh akses pembiayaan, teknologi dan manajemen. Sedangkan bagi PBP, strategi fokus pada peran masing-masing ini juga akan memudahkan PBP dalam memperoleh komoditas yang bisa dipasarkan sekaligus memperluas skala ekonomi.Dari perspektif manajemen pembangunan, pendekatan kemitraan berbasis manajemen rantai pasok dalam pelaksanaan Program PIID-PEL ini juga dimaksudkan untuk menghindarkan tumpang tindih dalam pelaksanaan program dengan program-program yang dilaksanakan oleh kementerian/lembaga atau sektor teknis lainnya.

2. Kemitraan Antar Pelaku Usaha (Business to Business)Bentuk kerjasama yang ada didalam Kemitraan secara prinsip harus didekati sebagai bentuk kerjasama antar pelaku usaha atau business to business. Sehingga harus diberlakukan tata kelola yang mencerminkan prinsip pengelolaan kegiatan bisnis seperti: menjalankan prinsip efisiensi, menghitung target pembagian keuntungan (dan potensi kerugian) yang adil di antara para mitra, mengedepankan profesionalisme dan memperhatikan aspek akuntabilitas.

3. Penguatan Kelembagaan Perekonomian di Tingkat Desa Terjadinya perkembangan perekonomian desa hanya akan terwujud jika lembaga-lembaga ekonomi di desa adalah lembaga ekonomi yang kuat. Untuk mewujudkan hal tersebut, Kementerian Desa, PDTT telah mengarahkan agar BUMDesa bisa berperan menjadi motor penggerak

Page 20: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

12

ekonomi serta mampu memberikan layanan publik kepada masyarakat desa.

4. Pengembangan Produk Unggulan Desa Berorientasi Pasar (Market Driven Policy)

Produk Unggulan Desa merupakan suatu barang atau jasa yang dimiliki dan dikuasai oleh suatu desa, yang mempunyai nilai ekonomis dan daya saing tinggi serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yang diproduksi berdasarkan pertimbangan kelayakan teknis (bahan baku dan pasar), talenta masyarakat dan kelembagaan (penguasaan teknologi, kemampuan sumberdaya manusia, dukungan infrastruktur, dan kondisi sosial budaya setempat) yang berkembang di lokasi tertentu. Dari keseluruhan definisi Produk Unggulan, maka dalam Program PIID-PEL ini pemahaman produk unggulan desa akan lebih diarahkan pada definisi produk-produk yang dibutuhkan oleh pasar. Produk yang dibutuhkan oleh pasar akan lebih memiliki prospek untuk berkelanjutan usaha. Adapun prioritas produk unggulan atau komoditas yang akan dikembangkan meliputi antara lain:1) Pengolahan Komoditas:

a. Pertanianb. Perkebunanc. Perikanan/peternakan

2) Pengelolaan kawasan pariwisata atau Desa Wisata3) Pengelolaan sarana-prasarana publik:

a. Listrik,b. Air bersih,c. Sampahd. Pasar Desae. Embung Desa dan Irigasi

Atau komoditas-komoditas local lain yang dinilai cukup memiliki prospek untuk dikembangkan serta disepakati oleh para pelaku kemitraan.

5. Peningkatan Produktivitas dan Nilai TambahKegiatan Kemitraan yang difasilitasi Program PIID-PEL harus menghasilkan adanya peningkatan produktivitas para pelaku usaha dan peningkatan nilai tambah dari produk yang dikembangkan. Peningkatan produktivitas diarahkan untuk meningkatkan kuantitas produksi, pengolahan dan pemasaran. Peningkatan nilai tambah atas produk yang dihasilkan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan penerimaan pihak pembeli atas kualitas produk (rasa, bentuk, ukuran, tampilan, dsb.) yang dihasilkan. Memberikan peningkatan nilai tambah juga dilakukan dengan melalui peningkatan

Page 21: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL13

sumberdaya manusia yang memproduksi barang/jasa. Sehingga terjadi peningkatan pembelian dari konsumen karena pelayanan yang diberikan menjadi lebih baik, berbeda dari yang lain, adanya hubungan baik dengan pelanggan, kecepatan memberikan pelayanan. Dengan adanya peningkatan nilai tambah ini diharapkan akan memberikan dampak pada peningkatan pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa.

C. PRINSIP DAN RAMBU-RAMBU (SAFE GUARDING) PELAKSANAAN PILOT INKUBASI INOVASI DESA PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL (PIID-PEL)Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan kegiatan dalam program PIID-PEL:1. Partisipatif; Dalam proses pelaksanaannya harus melibatkan masyarakat,

termasuk kelompok miskin atau terpinggirkan dan kelompok disabilitas. Masyarakat didorong berperan aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau materil;

2. Transparansi dan Akuntabilitas; Masyarakat memiliki akses terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupun administratif;

3. Kolaboratif; Semua pihak yang berkepentingan dalam kegiatan didorong untuk bekerjasama dan bersinergi dalam menjalankan kegiatan yang disepakati;

4. Keberlanjutan; kegiatan yang dilakukan memiliki potensi untuk dikembangkan dan dilanjutkan secara mandiri, serta mendorong kegiatan pembangunan yang berkelanjutan;

5. Keadilan dan Kesetaraan Gender; Masyarakat, baik laki-laki dan perempuan, mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahapan program dan dalam menikmati manfaat kegiatan pembangunan, serta memiliki kesejajaran kedudukan.

Dalam menjalankan fasilitasi kemitraan usaha, proses inkubasi bisnis yang akan dilaksanakan bekerja atas dasar prinsip-prinsip sebagai berikut:1. Profesional, memberikan pelayanan teknis berkualitas teknis sesuai

standar safeguard dan peraturan yang berlaku.2. Tanggungjawab Sosial, pelayanan didasarkan atas komitmen

menumbuhkan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship);3. Inklusi Sosial (Social Inclusion), menghormati kesetaraan, berpihakan pada

perempuan, berkebutuhan khusus, dan mendorong kohesi sosial;4. Ramah Lingkungan, mendorong penerapan teknologi yang tepat guna dan

ramah lingkungan;

Page 22: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

14

5. Tata kelola dan fasilitasi yang diberikan harus bersifat transparan, partisipatif, dan akuntabel.

D. RUANG LINGKUP PILOT INKUBASI INOVASI DESA-PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL1. Ruang Lingkup Kemitraan

Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa-Pengembangan Ekonomi Lokal yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Usaha Ekonomi Desa merupakan program/kegiatan fasilitasi yang dilakukan untuk mendorong pengembangan produk unggulan desa melalui kemitraan antara KUEMD termasuk koperasi, lembaga ekonomi desa (BUMDesa), dan Pelaku Bisnis Profesional melalui konsep kemitraaan yang dikenal dengan konsep Kerjasama Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat (Public-Private-People-Partnership/PPPP). Dalam konsep kemitraan Kerjasama Pemerintah, Swasta dan Masyarakat (PPPP), keberadaan Pemerintah Desa diwakili oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), keberadaan Swasta diwakili oleh Pelaku Bisnis Profesional, dan masyarakat diwakili dengan keberadaan KUEMD.

2. Fokus Kegiatan, Pelaku dan Sasarana. Fokus Kegiatan

Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa-Pengembangan Ekonomi Lokal yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Usaha Ekonomi Desa akan lebih difokuskan pada pengembangan kluster kegiatan ekonomi produktif untuk mengembangkan produk unggulan desa.

b. Pelaku dan Sasaran Penerima ManfaatSasaran pelaku yang mendapatkan dukungan melalui Program PIID-PEL adalah pelaku yang ada dan beraktivitas di lokasi kegiatan,terdiri dari:a) Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa (KUEMD) termasuk

Koperasib) Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)c) Pelaku Bisnis Profesional, sebagai mitra dalam kemitraan yang

berperan sebagai off-taker saja atau berperan sebagai off-taker sekaligus inkubator akan mendukung Program PIID-PEL dengan terlibat dalam pembinaan kepada KUEMD termasuk Koperasi & BUMDesa.

E. STRATEGIStrategi yang digunakan untuk mencapai tujuan dan dampak dari Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa-Pengembangan Ekonomi Lokal adalah melalui:1. Pembentukan Kemitraan Usaha yang melibatkan kelompok usaha

Page 23: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL15

ekonomi masyarakat desa termasuk Koperasi, BUM Desa dan Pelaku Bisnis Profesional. Kemitraan usaha merupakan bagian dari fasilitasi inkubasi usaha dimana kelembagaan kemitraan usaha ini akan mendorong terjadinya peningkatan kapasitas usaha masyarakat melalui:a. Pengembangan pengetahuan dan ketrampilanb. Pengembangan akses sumber-sumber (keuangan, SDM, peralatan,

informasi)c. Pengembangan teknologi d. Pengembangan pasar

2. Pemberian Fasilitasi Inkubasi Bisnis; Fasilitasi Inkubasi Bisnis dilaksanakan oleh inkubator untuk penguatan kapasitas sumberdaya manusia dan kelembagaan usaha produksi masyarakat maupun BUMDesa, sehingga mampu menjalankan dan mengembangkan usaha secara berkelanjutan.

3. Penyediaan bantuan dalam bentuk Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa yang terdiri dari:a. Bantuan Sarana Prasarana Produksi Masyarakat;

> Digunakan untuk penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana guna meningkatkan kapasitas, kualitas dan pemasaran produksi. Bantuan Sarana prasarana diberikan kepada BUMDESA dan Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa termasuk Koperasi

> Bantuan sarana dan prasarana ini, diberikan dengan ketentuan tidak tumpang tindih dengan kegiatan/intervensi yang dilakukan oleh Pemerintah dan atau Pemerintah Desa

> Total dana bantuan pemerintah yang akan disalurkan pada Tahun Anggaran 2018 adalah maksimal sebesar 40 milyar yang diperuntukkan bagi pengembangan ekonomi lokal di maksimal 100 desa dengan mempertimbangkan kelayakan waktu pelaksanaan dan rencana kebutuhan dana yang diajukan oleh Kemitraan.

> Jumlah biaya kegiatan Fasilitasi Inkubasi sebanyak-banyaknya 77.5% dari Bantuan Pemerintah.

b. Biaya Operasional Kemitraan yang dikelola oleh Tim Pengelola Kegiatan Kemitraan (TPKK). Biaya Operasional TPKK digunakan untuk mendukung pembiayaan kegiatan operasional Kemitraan. Jumlah biaya operasional kegiatan TPKK sebanyak-banyaknya 7,5% dari Bantuan Pemerintah.

c. Biaya Fasilitasi Inkubasi Bisnis yang dikelola oleh Tim Pengelola Kegiatan Kemitraan (TPKK). Biaya Fasilitasi Inkubasi Bisnis digunakan untuk membiayai proses inkubasi kepada KUEMD (termasuk Koperasi) dan BUMDesa . Jumlah biaya kegiatan Fasilitasi Inkubasi sebanyak-banyaknya 15% dari Bantuan Pemerintah

Page 24: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

16

F. KETENTUAN DASAR1. Ketentuan Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa

a. Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa, akan dialokasikan dari DIPA Kementerian Desa, PDTT untuk membiayai peningkatan kualitas dan kuantitas proses pada kegiatan produksi-paska produksi-pemasaran komoditas unggulan desa.

b. Alokasi Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa untuk masing-masing penerima bantuan Kemitraan akan diatur tersendiri dalam surat penetapan.

2. Ketentuan Penerima Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa Penerima bantuan pemerintah Inkubasi Inovasi Desa adalah Kemitraan.

Kemitraan ini dbentuk oleh BUMDesa, KUEMD dan Pelaku Bisnis Profesional. BUMDesa, KUEMD adalah pelaku utama kemitraan dan selaku Pelaku Bisnis Profesional pelaku pendukung Kemitraan untuk melakukan proses produksi hingga pemasaran. Kemitraan yang menerima Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa adalah Kemitraan yang tercantum dalam Surat Penetapan PPK 6 Satker Direktorat PUED Kemeterian Desa, PDTT tentang Daftar Penerima Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa.

3. Rencana Usaha Kemitraan Rencana Usaha Kemitraan (RUK) merupakan uraian secara tertulis

mengenai kegiatan-kegiatan usaha yang akan dilakukan oleh Kemitraan. Dokumen ini berisi tentang rencana kegiatan KUEMD, BUMDesa dan gambaran mekanisme pembelian yang dilakukan oleh Pelaku Bisnis Profesional. RUK yang akan dijadikan dasar bagi PPK 6 Satker Direktorat PUED Kemeterian Desa, PDTT dalam menerbitkan surat penetapan Penerima bantuan pemerintah Inkubasi Inovasi Desa adalah RUK yang sudah mendapat persetujuan para pihak dan disahkan oleh Kepala Dinas PMD.

4. Kegiatan Yang Tidak Boleh Dibiayai Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa

Hal-hal yang dilarang untuk dilakukan dalam pelaksanaan PIID-PEL antara lain:a. Membiayai dan/atau mendukung kegiatan yang berkaitan dengan

politik praktis;b. Membiayai dan/atau mendukung kegiatan yang memperkerjakan

anak;c. Membiayai dan/atau mendukung kegiatan yang berdampak merusak

lingkungan hidup; dan d. Ketentuan lain sebagaimana diatur perjanjian pinjaman (loan IBRD

8217-ID).

Page 25: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL17

5. Sanksia. Sanksi adalah hukuman terhadap pelanggaran kesepakatan dan

peraturan yang telah dibuat dalam program PIID-PEL.b. Sanksi bertujuan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab berbagai

pihak yang terkait dalam pengelolaan kegiatan Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal. Dengan demikian, masyarakat yang seharusnya dapat merasakan manfaat program tidak dirugikan dan program dapat berjalan dengan baik serta berkelanjutan.

c. Sanksi dapat ditetapkan oleh pemerintah (sanksi administratif dan hukum) dan masyarakat (sanksi sosial).

d. Sanksi yang ditetapkan oleh pemerintah dapat dikenakan pada aparat, pelaku bisnis profesional, pengurus BUMDesa dan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan-perundangan yang berlaku.

Ketentuan dan teknis pelaksanaan penegakan ketentuan dan pemberian sanksi akan diatur dalam buku panduan Penanganan Pengaduan dan Masalah.

Page 26: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

18

BaB IIIPENETAPAN LOKASI DAN

PENERIMA MANFAAT

Page 27: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL19

Page 28: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

20

Page 29: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL21

A. PENETAPAN DESA LOKASI1. Kriteria Desa Lokasi

Desa Lokasi Pilot Inkubasi Inovasi Desa-Pengembangan Ekonomi Lokal ditetapkan dengan mempertimbangkan variasi status desa (IDM/IPD) dan status kabupaten, keterwakilan lokasi di 7 pulau. Selanjutnya, desa yang akan menjadi lokasi program adalah desa yang memiliki kriteria:a. Desa yang bisa menjadi showcase Kemitraan Usaha antara KUEMD,

BUMDESA, dan PBP.b. Tersebar di 7 pulau-pulau besar Indonesia.c. Terdapat produk unggulan/Komoditi yang dapat dikembangkan.d. Terdapat kemitraan awal antara kelompok usaha ekonomi masyarakat,

BUMDesa dan Pelaku Bisnis Profesional (baik bersamaan 3 pihak maupun 2 pihak).

2. Proses Penetapan Desa LokasiPenetapan Desa lokasi dilakukan oleh Kementerian Desa PDTT melalui tahapan sebagai berikut:a. Tahap 1. Sekretariat memanfaatkan data desa dari Pusdatin

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sebagai basis data desa yang mencakup: data 1000 Desa Prioritas Stunting Nasional dan data status perkembangan desa berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) dan Indeks Pembangunan Desa (IPD).

b. Tahap 2. Pada tahap kedua, dilakukan pemilihan lokasi yang dikonsultasikan dengan Pemerintah Daerah (Dinas PMD Kabupaten), yang mempertimbangkan:1. Adanya aktivitas bisnis dan kerjasama pembelian hasil produksi

masyarakat antara KUEMD, BUMDesa dan PBP (baik bersamaan 3 pihak maupun 2 pihak).

2. Menjadi prioritas lokasi Kementerian Desa/dan atau Bappenas.c. Tahap 3. Pada tahap ketiga, hasil konsultasi dengan Pemerintah

Daerah (Dinas PMD Kabupaten) akan diajukan ke Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa untuk mendapatkan penetapan. Penetapan ini akan diwujudkan dalam bentuk penerbitan Surat Keputusan Dirjen PPMD tentang Lokasi dan alokasi Penerima Bantuan Pemerintah Program PIID-PEL. Tata cara penetapan Lokasi dan Alokasi Penerima Bantuan Pemerintah PIID-PEL ini mengikuti tata cara Penetapan sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Kuangan (PMK) No 168/PMK.5/2015 juncto PMK No

BaB IIIPENETAPAN LOKASI DAN

PENERIMA MANFAAT

Page 30: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

22

173/PMK.5/2016 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian/Lembaga dan Perubahannya, serta Peraturan Menteri Desa PDTT No. 27 tahun 2016 Tentang Pedoman Umum Dalam Rangka Penyaluran Bantuan Pemerintah Di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi.

B. PENETAPAN PENERIMA MANFAATPenerima manfaat dari Program PIID-PEL adalah sebuah Kemitraan Usaha yang dibentuk dalam rangka pelaksanaan Program PIID-PEL yang melibatkan:1. KUEMD dan BUMDesa selaku pelaku/mitra utama, dan2. Pelaku Bisnis Profesional (PBP) selaku pelaku/mitra pendukung. Kemitraan tersebut dibentuk berdasarkan kondisi bahwa selama ini ketiga komponen pembentuk kemitraan tersebut sudah menjalankan bisnis/usaha dalam sebuah produk unggulan Desa, dan di antara ketiga ketiga komponen kemitraan tersebut telah ada embrio kerjasama usaha.Masing-masing komponen pelaku pembentuk kemitraan dianggap memenuhi syarat untuk menjadi penrima manfaat dari Program PIID-PEL jika memenuhi kriteria sebagai berikut:1. Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa (KUEMD):

Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa (KUEMD) yang dianggap memenuhi syarat sebagai penerima manfaat adalah kumpulan sekelompok penduduk desa calon lokasi program PIID-PEL yang memiliki kegiatan usaha ekonomi produktif dalam komoditas yang sama yang merupakan produk unggulan desa, misalnya kelompok tani (poktan) atau gabungannya (gapoktan), kelompok peternak (poknak), kelompok sadar wisata (pokdarwis) dan yang sejenisnya. Persyaratkan kelompok ini tidak dititik beratkan pada adanya legalitas dan terorganisirnya masyarakat dalam satu kelompok, namun dititik beratkan pada keberadaan kegiatan usaha dan rantai pasok produksi produk unggulan desa yang berpotensi untuk dikembangkan.

2. Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa yang dianggap memenuhi syarat menjadi penerima manfaat program PIID-PEL adalah Badan Usaha Milik Desa yang :> Memiliki dokumen pendirian.> Memiliki pengurus BUMDesa yang aktif.> Memiliki unit kegiatan usaha yang bergerak sejalan dengan bidang

usaha yang akan dikembangkan di dalam kemitraan di lokasi kegiatan masing-masing.

3. Pelaku Bisnis Profesional

Pelaku Bisnis Profesional yang menjadi salah satu komponen pembentuk

Page 31: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL23

Kemitraan bukanlah merupakan penerima manfaat langsung dalam bentuk dana bantuan pemerintah dari Program PIID-PEL. Pelaku Bisnis Profesional akan menerima manfaat setelah usaha kelompok masyarakat dan BUMDesa berjalan dengan baik, dalam bentuk hak untuk memasarkan produk unggulan yang telah memiliki standar kualitas baik. Pelaku Bisnis Profesional yang dianggap memenuhi syarat sebagai penerima manfaat dari kemitraan adalah sebagai berikut:a. Merupakan entitas/badan usaha yang bergerak di bidang pengusahaan

dan atau pemasaran komoditas yang akan menjadi produk unggulan kemitraan.

b. Bersedia menampung dan atau memasarkan hasil produksi Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa dan BUMDesa yang merupakan bidang usaha kemitraan yang telah disepakati. Ketentuan tentang pembagian peran akan diatur dalam MoU pembentukan kemitraan.

c. Bersedia menempatkan personilnya untuk menjadi anggota Tim Pengelola Kegiatan Kemitraan. Personil PBP yang ditempatkan tidak mendapatkan honor/gaji dan upah lainnya berkaitan dengan kegiatan TPKK kecuali biaya-biaya operasional pelaksanaan kegiatan kemitraan.

Dari ketiga komponen kemitraan yang merupakan penerima manfaat Program PIID-PEL tidak semuanya akan menerima manfaat langsung berupa Dana Bantuan Pemerintah untuk Inkubasi Inovasi Desa. Hanya KUEMD dan BUMDesa yang behak menerima Dana Bantuan Pemerintah untuk Inkubasi Inovasi Desa untuk menjalankan kegiatan kemitraannya. Sedangkan PBP yang merupakan pengusaha profesional tidak berhak untuk memanfaatkan Dana Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa karena dianggap memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegiatannya secara mandiri.

Penetapan Penerima Manfaat Dana Bantuan Pemerintah untuk Inkubasi Inovasi Desa dalam program ini mengikuti tata cara Penetapan sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Kuangan (PMK) No 168/PMK.5/2015 juncto PMK No 173/PMK.5/2016 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian/Lembaga dan Perubahannya, serta Peraturan Menteri Desa PDTT No 27 tahun 2016 Tentang Pedoman Umum Dalam Rangka Penyaluran Bantuan Pemerintah Di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi. Secara lebih rinci, mekanisme dan proses penetapan penerima Dana Bantuan Pemerintah untuk Inkubasi Inovasi Desa ini akan diatur dalam Petunjuk Teknis tentang penyaluran Bantuan Pemerintah dalam Program PIID-PEL.

Page 32: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

24

BaB IVMEKANISME PELAKSANA

KEGIATAN

Page 33: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL25

Page 34: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

26

Page 35: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL27

A. TAHAPAN DAN ALUR PELAKSANAAN KEGIATANTahapan pelaksanaan kegiatan menggambarkan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan Pilot Inkubasi Inovasi Desa - Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID-PEL) secara sekuensial, yaitu mulai dari tahap pengorganisasian, tahapan pengembangan kemitraan hingga tahapan pelaksanaan kegiatan. Tahapan-tahapan kegiatan yang harus diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan PIID-PEL secara garis besar adalah:1. Tahapan Pengorganisasian:

a. Pembentukan pengelola/pengendali kegiatan. Merupakan langkah pertama dari pelaksanaan kegiatan yang dilakukan Direktorat PUED Kementerian Desa, yaitu dengan menetapkan Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat PUED sebagai pengelola/penyelenggara administrasi keuangan pemerintah dan membentuk Sekretariat Pengendali Pilot Inkubasi Inovasi Desa - Pengembangan Ekonomi Lokal (selanjutnya disebut Sekretariat) sebagai pengelola/pengendali teknis dan substansi kegiatan dengan merekrut Tenaga Ahli PIID-PEL.

b. Penyusunan Panduan-Panduan Pelaksanaan. Merupakan langkah penyiapan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk mengarahkan dan mengendalikan pelaksaaan kegiatan PIID-PEL, yaitu: Pedoman Umum (Pedum), Petunjuk Teknis Operasional (PTO), Petunjuk Teknis (Juknis) Penyaluran Bantuan Pemerintah PIID-PEL, Panduan-Panduan, dan berbagai Kerangka Acuan Kerja (KAK). Penyusunan dokumen dilakukan oleh Tenaga Ahli PIID-PEL dan dikoordinasikan dengan lembaga terkait untuk mendapatkan persetujuan.

c. Penetapan lokasi kegiatan. Merupakan serangkaian kegiatan dalam rangka memilih/menetapkan Desa-Desa yang menjadi lokasi kegiatan PIID-PEL berdasarkan kriteria yang telah diarahkan dalam Pedoman Umum dan dilaksanakan sesuai penjelasan Bab III tentang Penetapan Lokasi dan Penerima manfaat.

d. Identifikasi Pelaku Bisnis Profesional (PBP). Merupakan langkah untuk melibatkan entitas yang akan menjadi salah satu pelaku Kemitraan. Pelaku Bisnis Profesional (PBP) yang akan menjadi bagian dari pelaku kemitraan, yaitu pengusaha profesional yang memiliki kompetensi dan jaringan untuk memasarkan atau bahkan berperan sebagai penampung/pembeli (off-taker) dari hasil produksi kemitraan. Secara lebih spesifik PBP harus memenuhi kriteria:

BaB IVMEKANISME PELAKSANA KEGIATAN

Page 36: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

28

1) Entitas bisnis yang berbentuk Badan Usaha atau Unit Usaha.2) Memiliki akses ke jaringan pemasaran dan distribusi.3) Memiliki kemampuan memastikan pasar hasil produksi KUEMD

dan BUMDesa (seperti melakukan pembelian hasil produksi, menampung, mendistribusikan, mempertemukan dengan pembeli potensial).

Terhadap PBP ini digali dan dipastikan pula apakah memiliki kompetensi dalam menjalankan fungsi inkubator bisnis. Pelaku bisnis profesional (PBP) yang memiliki kemampuan memberikan inkubasi akan diprioritaskan untuk terlibat dalam program PIID-PEL. Untuk dipilih menjadi off-taker sekaligus inkubator, kriteria yang harus dipenuhi adalah:1) Memenuhi kriteria selaku off-taker; 2) Berbentuk lembaga atau badan/unit usaha;3) Memiliki kemampuan teknis dan manajemen serta pengalaman

mengembangkan kemitraan usaha;4) Memiliki kemampuan teknis dan manajemen serta pengalaman

dalam mengembangkan produk-produk unggulan sesuai dengan produk unggulan yang ada di lokasi kegiatan PIID-PEL;

5) Memiliki akses jaringan dan pemasaran distribusi.Dalam hal PBP tidak memiliki kompetensi dan atau komitmen dalam

kegiatan inkubasi bisnis. PBP akan diarahkan untuk bekerja sama dengan lembaga inkubator bisnis yang ditunjuk oleh TPKK.

e. Pembentukan Pokja PIID-PEL Kabupaten. Pembentukan Pokja PIID-

PEL Kabupaten dilakukan setelah launching/sosialisasi program PIID-PEL yang diikuti oleh Dinas PMD Kabupaten calon lokasi PIID-PEL. Pokja PIID-PEL Kabupaten akan memberikan dukungan koordinasi kebijakan, regulasi dan implementasi program PIID-PEL. Program PIID-PEL menginduk pada Program Inovasi Desa (PID), sehingga Pokja PIID-PEL Kabupaten akan melakukan koordinasi dengan Tim Inovasi Desa (TID) Kabupaten.

2. Tahapan Fasilitasi Pelaksanaan Kegiatan Usaha:

a. Sosialisasi dan Koordinasi Kegiatan. Merupakan serangkaian kegiatan pertemuan konsultasi dan koordinasi untuk menginformasikan rencana, penjajakan dan membangun komitmen dengan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan PIID-PEL, khususnya dengan para pemangku kepentingan di tingkat nasional, p r o v i n s i dan kabupaten. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Sekretariat Program

Page 37: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL29

dengan sasaran kegiatan:1) Sosialisasi Program PIID-PEL kepada pemangku kepentingan

relevan untuk memperoleh dukungan pelaksanaan program, seperti dari unsur K/L, OPD Provinsi dan Kabupaten, Swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Pendidikan Tinggi, dan Lembaga Donor.

2) Konsolidasi dengan Pemerintah Kabupaten lokasi kegiatan, agar mempersiapkan pembentukan Pokja PIID-PEL Kabupaten dan melakukan fasilitasi pembentukan kemitraan serta TPKK.

3) Koordinasi Sekretariat Program PIID-PEL dengan PBP yang akan melakukan Kerjasama Pengembangan Kemitraan.

b. Pembentukan Kemitraan. Melalui tahapan penilaian (assesment)

yang mendalam, akan dapat dipastikan apakah pengembangan kemitraan dalam rangka program PIID-PEL memiliki prospek untuk dilaksanakan di suatu lokasi kegiatan, untuk selanjutnya masuk ke tahapan berikutnya yaitu pembentukan kemitraan. Pembentukan kemitraan akan difasilitasi oleh:1) Pokja Daerah2) PBP yang memiliki komitmen dan kompetensi sebagai lembaga

inkubator.Langkah-langkah dalam pembentukan kemitraan adalah:1) Musyawarah pembentukan kemitraan usaha di Desa.

Pembentukan kemitraan harus dilakukan melalui proses musyawarah di antara para calon pelaku kemitraan. Dengan demikian, peserta musyawarah pembentukan kemitraan adalah perwakilan dariunsur-unsur pelaku kemitraan, yaitu:a) perwakilan BUM DESA,b) perwakilan KUEM DESA, termasuk Koperasi,c) perwakilan PBP sebagai offtaker.Hasil dari musyawarah pembentukan kemitraan adalah sebuah Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MOU) pembentukan Kemitraan. Nota Kesepahaman minimal akan memuat hal-hal sebagai berikut :a) Pembagian peran, tugas, hak, kewajiban dan tanggungjawab

masing- masing para pihak. Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa selaku produsen atau pelaku usaha di hulu atau diawal proses produksi yang akan memasok hasil produksinya ke BUMDesa, BUMDesa selaku pengolah dan pemberi nilai tambah hasil Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa dan akan memasok hasil produksinya ke

Page 38: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

30

Pelaku Bisnis Profesional, dan Pelaku Bisnis Profesional yang bertindak selaku pembeli/pemasar hasil usaha Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa dan BUMDesa. Tugas, peran, hak, kewajiban dan tanggungjawab masing-masing pihak merupakan gambaran rantai pasok produksi yang menghubungkan bagian produsen, pengolah hingga pembeli akhir.

b) Sanksi, konsekwensi dan mekanisme penyelesaian masalah jika terjadi penyimpangan tugas, peran, hak, kewajiban dan tanggungjawab.

c) Jangka waktu berlakunya kesepakatan kerjasama. Dalam hal ini masa berlaku Nota Kesepahaman ditentukan minimal 2 (dua) tahun, bisa lebih dari dua tahun bergantung kesepakatan para pelaku kemitraan.

Format minimal Nota Kesepahaman yang akan disusun dilampirkan pada Panduan Format-Format.2) Pengesahan Nota Kesepahaman Kemitraan

Agar memperoleh pengakuan formal dan dukungan pembinaan, Nota Kesepahaman Kemitraan yang ditandatangani oleh pimpinan dari KUEMD, BUM Desa dan PBP harus disetujui oleh Kepala Desa dan disahkan oleh Kepala Dinas PMD Kabupaten.Format persetujuan oleh Kepala Desa dan pengesahan oleh Kepala Dinas PMD Kabupaten dapat dilihat dalam contoh Format Nota Kesepahaman.

3) Pembentukan Tim Pengelola Kegiatan KemitraanUntuk melaksanakan kegiatan operasional kemitraan, para pelaku kemitraan akan membentuk Tim Pengelola Kegiatan Kemitraan (TPKK). TPKK bertanggung jawab atas penyusunan Rencana Usaha Kemitraan, pengelolaan dana bantuan kemitraan, penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan dan laporan pertangungjawaban pemanfaatan dana bantuan pemerintah untuk kemitraan. TPKK dibentuk oleh wakil KUEMD, wakil BUMDesa dan PBP melalui musyawarah yang difasilitasi oleh POKJA PIID-PEL Kabupaten. Musyawarah ini juga dihadiri oleh Kepala Desa, dan TA-PED Kabupaten. Tahapan fasilitasi proses akan dijelaskan pada bab mekanisme pelaksanaan kegiatan.

c. Penyusunan Rencana Usaha Kemitraan.Penyusunan Rencana Usaha Kemitraan (RUK) merupakan tahapan kegiatan berikutnya setelah terbentukannya TPKK dan ditetapkannya

Page 39: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL31

Tim Inkubasi Bisnis. TPKK melalui Unit Fasilitasi dan Inkubasi Kemitraan akan mengorganisir kegiatan penyusunan Rencana Usaha Kemitraan.

d. Pengajuan Rencana Usaha Kemitraan.TPKK selaku pengelola kegiatan, mengirimkan dokumen Rencana Usaha Kemitraan (RUK) yang telah disahkan Dinas PMD Kabupaten beserta kelengkapannya kepada Sekretariat PIID-PEL untuk direview/ditelaah kelayakannya.

e. Penelaahan (Review) Rencana Usaha Kemitraan (RUK)Penelaahan yang dilakukan oleh Sekretariat PIID-PEL meliputi:1) Penelaahan kelengkapan administrasi.2) Penelaahan kelayakan teknis.3) Penelaahan kelayakan Rencana Anggaran Biaya (RAB).Rincian prosedur penelaahan RUK mengacu pada Petunjuk Teknis (Juknis) Penyusunan RUK.

f. Penetapan Pemberian Bantuan Pemerintah Kepada KemitraanRUK dan dokumen administrasi yang dinyatakan layak oleh Sekretariat PIID-PEL direkomendasikan untuk dibiayai oleh Program PIID-PEL kepada PPK VI Satker Direktorat PUED Kemendesa, PDTT. Berdasarkan rekomendasi Sekretariat PIID-PEL, PPK menetapkan Surat Keputusan penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) antara PPK dan TPKK.RUK yang dianggap belum layak oleh Sekretariat akan dikembalikan kepada TPKK disertai catatan-catatan dan rekomendasi untuk perbaikan.Rincian prosedur penetapan pemberian Bantuan Pemerintah kepada Kemitraan mengacu pada Petunjuk Teknis (Juknis) Pemberian Bantuan Pemerintah yang disediakan.

g. Penyaluran dan Pencairan Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi DesaSesuai dengan Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi No......... Tahun .......... tentang Penetapan Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa Pada Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal Sebagai Bantuan Lainnya Yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah Di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Berdasarkan SK Dirjen PPMD Nomor .......... Tahun ............ tentang Bantuan Pemerintah Dalam Rangka Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal Program Inovasi Desa Tahun Anggaran

Page 40: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

32

2018, telah ditetapkan juga Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Inkubasi, Inovasi Desa dan bentuk bantuan pemerintah yang diberikan.Berdasarkan ketentuan diatas, maka Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) yang telah ditandatangani ini akan ditindaklanjuti oleh Satker untuk melakukan proses penyaluran bantuan pemerintah inkubasi inovasi desa ke rekening TPKK. Pencairan dilakukan oleh TPKK dengan specimen Ketua dan Bendahara TPKK, untuk pelaksanaan kegiatan kemitraan seperti yang telah direncanakan.Rincian prosedur penyaluran bantuan pemerintah inkubasi inovasi desa mengacu pada Petunjuk Teknis (Juknis) Pemberian Bantuan Pemerintah yang disediakan.

h. Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi DesaBantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa akan dimanfaatkan sesuai dengan Rencana Usaha Kemitraan (RUK). Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa terdiri dari:1) Biaya Operasional TPKK meliputi: Biaya ATK, Biaya Rapat, Biaya

Perjalanan Dinas, Biaya Penyusunan RUK, Biaya Kantor, Biaya Pelaporan, Biaya Proses Pembelanjaan, dan lainnya;

2) Biaya Inkubasi Bisnis meliputi: Biaya Pelatihan dan Pendampingan Teknis dan Manajemen Produksi; Biaya Pelatihan dan Pendampingan Manajemen dan Keuangan; Biaya Penyusunan SOP tentang Proses Produksi dan Manajemen; Biaya Pelatihan dan Pendampingan Pemasaran; dan lainnya.

3) Biaya Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi meliputi: Pembelian Sarana dan Prasarana Produksi yang akan digunakan oleh KUEMD dan BUMDesa (Bahan, Peralatan, Mesin, Wahana Wisata, Workshop, Gudang, dan lainnya).Mekanisme pembelanjaan untuk pemanfaatan bantuan pemerintah diatas dilaksanakan dengan cara swakelola dan melalui pihak ke-III. Tata cara proses pembelanjaan diatur dalam Petunjuk Teknis (Juknis) Pembelanjaan Barang dan Jasa.

i. Pengelolaan AsetHasil Belanja Barang berupa aset akan diserahkan kepemilikannya kepada BUMDesa. KUEMD mempunyai hak pemanfaatan atas barang atau aset produksi yang ada di dalam kegiatan rantai produksinya selama kemitraan berlangsung. Pemanfaatan aset oleh KUEMD bersifat pinjam-pakai yang aturan pengelolaan pengelolaannya diatur dalam kesepakatan bersama antara KUEMD dengan BUMDesa.

Page 41: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL33

3. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Kemitraan.Pelaksanaan kegiatan kemitraan ini merupakan proses produksi yang dilakukan oleh KUEMD, proses pengolahan dan pemberian nilai tambah oleh BUMDesa, dan proses pemasaran/pembelian hasil produksi oleh Pelaku Bisnis Profesional (PBP). Sedangkan proses inkubasi usaha dilakukan oleh Tim Inkubasi Bisnis yang dapat dirangkap oleh off taker atau oleh lembaga inkubator yang ditunjuk TPKK (dalam hal PBP tidak memiliki kometensi/komitmen dalam kegiatan inkubasi).

Inkubasi Bisnis terhadap kemitraan dilaksanakan untuk:a. Memastikan kesiapan organisasi dan manajemen keuangan untuk

mendukung proses produksi;b. Memastikan proses produksi dilaksanakan sesuai dengan standar

teknis yang diminta oleh pasar atau off-taker (memenuhi sertifikat halal, sertifikat organik, sertifikat lingkungan, Agriculture Practices, atau kriteria lainnya);

c. Memastikan hasil produksi dapat diterima oleh pasar atau off-taker sesuai dengan kesepakatan dalam hal jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas;

d. Memastikan KUEMD dan BUMDesa mendapatkan akses pembiayaan, misalnya KUR;

e. Memastikan pemerintahan desa dan kabupaten memberikan dukungan program dan regulasi untuk menciptakan ekosistem usaha yang kondusif.

Pada tahapan pelaksanaan kegiatan kemitraan, Pelaku Bisnis Profesional (PBP) selaku off-taker melaksanakan rencana kegiatan yang telah disusun dalam RUK seperti:a. Menerima, menampung/melakukan pembelian dan atau memasarkan

hasil produksi kegiatan usaha kemitraan;b. Melakukan pembayaran sesuai dengan kesepakatan;c. Memastikan persyaratan-persyaratan/standar teknologi produksi

yang diminta oleh pasar telah disampaikan kepada KUEMD dan BUMDesa;

d. Memberikan informasi jaringan kerja pengembangan produk kemitraan yang dibutuhkan oleh KUEMD dan BUMDesa.

Pada tahap ini, 4 pilar siklus bisnis atau rantai pasok (Manajemen, Struktur Pelaku, Sumber Daya, Proses Bisnis) diharapkan telah berjalan.

4. Tahapan Keberlanjutan Kemitraan.Keberlanjutan Kemitraan dimaksudkan untuk memastikan model proses

Page 42: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

34

bisnis yang telah berjalan terus berlangsung dan bahkan semakin berkembang. Kegiatan yang dilaksanakan untuk memastikan terjadinya keberlanjutan kemitraan diantaranya:1) Advokasi terhadap Penyusunan Kebijakan dan Regulasi. Tim Inkubasi

Bisnis melakukan komunikasi intensif dengan Pemerintah Desa agar ada pemahaman yang baik yang berujung kepada dukungan dalam bentuk:a. Regulasi dari Pemerintah Desa untuk melembagakan model

kemitraan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal.b. Pembangunan infrastruktur yang dapat menunjang pelaksanaan

model kemitraan dalam Pembangunan Ekonomi Lokal.2) Penerapan SOP dan Aplikasi Teknologi. Melembagakan penggunaan

SOP manajemen dan aplikasi teknologi yang digunakan dalam kegiatan kemitraan dalam setiap kegiatan Pengembangan Ekonomi Lokal di lokasi kegiatan.

5. Tahapan Pemantauan dan Pengawasan.Pemantauan dan Pengawasan adalah kegiatan pengumpulan informasi dan mengamati perkembangan pelaksanaan suatu kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk memastikan apakah kegiatan tersebut sudah dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan saaran yang telah ditetapkan. Tujuan pemantauan dan pengawasan juga untuk memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan prinsip dan prosedur PIID-PEL, melihat kinerja semua pelaku PIID-PEL, serta melakukan identifikasi dan mengantisipasi timbulnya permasalahan.Pemantauan dan pengawasan adalah proses yang terus menerus dilakukan sepanjang tahapan PIID-PEL termasuk pelatihan, sosialisasi, perencanaan, pelaksanakan dan keberlanjutan kemitraan. Hasil dari kegiatan pemantauan dan pengawasan digunakan untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan dan penyesuaian terhadap perencanaan. Hasil pemantauan ini menjadi masukan untuk evaluasi terhadap pelaksanaan program maupun dasar pembinaan kepada pelaku PIID-PEL dan kemitraan.Pemantauan dan pengawasan merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap pelaku PIID-PEL yaitu KUEMD, BUMDesa, PBP, Aparat Pemerintahan di berbagai tingkatan, Pendamping Lokal Desa (PLD), Pendamping Desa (PD), dan Tenaga Ahli P3MD/PID, LSM, Wartawan, Lembaga Donor, dan lainnya. Jenis kegiatan pemantauan dalam PIID-PEL meliputi:a. Pemantauan dan Pengawasan Berjenjang

Tenaga Ahli Sekretariat PIID-PEL Pusat, Pokja PIID-PEL Kabupaten, Tenaga Ahli PED, Pendamping Desa, dan Pendamping Lokal Desa

Page 43: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL35

bertanggungjawab utuk memantau dan mengawasi kegiatan PIID-PEL. Mereka wajib melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah pelaksanaan setiap tahapan kegiatan sesuai dengan rencana, prinsip maupun prosedur PIID-PEL diterapkan dengan benar.Pemeriksaan yang perlu dilakukan oleh Tenaga Ahli, Pokja PIID-PEL Kabupaten, Pendamping Desa, meliputi:1) Pemeriksaan terhadap penerapan prinsip dan prosedur PIID-PEL;2) Pemeriksaan terhadap pengelolaan dan penggunaan dana PIID-

PEL;3) Pemeriksaan terhadap proses pelaksanaan kegiatan termasuk

pengelolaan dokumen dana administrasi;4) Pemeriksaan terhadap proses pelaksanaan dari setiap tahapan

kegiatan;

b. Pemantauan dan Pengawasan oleh Pemerintah Dana Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal adalah bagian dari anggaran belanja negara, sehingga pemerintah bertanggungjawab untuk memastikan bahwa dana bantuan pemerintah inkubasi inovasi desa pengembangan ekonomi lokal berjalan sesuai dengan prinsip dan prosedur serta dipakai sebagaimana mestinya. Semua pegawai pemerintah yang terlibat dalam PIID-PEL (Pokja PIID-PEL Kabupaten, Dinas PMD Kabupaten, Camat, Kepala Desa, dan lainnya) mempunyai tugas untuk memantau kegiatan PIID-PEL.Pegawai pemerintah harus sering mengunjungi lapangan, baik secara rutin maupun mendesak untuk membantu fasilitasi penyelesaian masalah. Mereka bisa melihat dan memeriksa masalah-masalah ataupun isu yang ada atau memeriksa beberapa hal yang menjadi tugas pemantauan dan pemeriksaan.

c. Pemantauan Keuangan1) Pemantauan Rutin

Pemantauan rutin dilakukan oleh Pendamping Desa pada setiap kunjungan ke desa untuk memeriksa proses pelaksanaan kegiatan serta pengelolaan dananya. Hasil pemantauan rutin dibahas bersama dengan Pokja PIID-PEL Kabupaten, kemudian mereka diberi saran-saran perbaikan yang ditulis dalam buku bimbingan.

2) Pemantauan Eksternal Struktural Pemantauan eksternal struktural secara resmi akan dilaksanakan oleh BPKP selaku auditor yang telah ditetapkan dalam Loan Agreement antara Pemerintah Indonesia dengan Lembaga Donor (Bank Dunia). BPKP dapat bekerjasama dengan Badan Pengawas

Page 44: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

36

Daerah (Bawasda) untuk kegiatan pemeriksaan ini. BPKP akan mengeluarkan petunjuk pemeriksaan terhadap PIID-PEL sebagai acuan pemeriksaan.

6. Tahapan Evaluasi.Evaluasi dalam PIID-PEL dapat dilakukan pada saat selesainya suatu tahapan kegiatan atau pada saat berakhirnya satu fase program. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan berikut kualitasnya, termasuk didalamnya adalah kinerja para pelaku PIID-PEL. Sedangkan pada akhir program, evaluasi lebih dibutuhkan untuk melihat dampak program. Hasil dari pemantauan dan pengawasan dapat dijadikan dasar evaluasi dalam pelaksanaan program. Hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai dasar upaya perbaikan terhadap kelemahan dan mengatasi hambatan yang terjadi.

7. Diseminasi Hasil untuk Replikasi Kemitraan.Menyelenggarakan kegiatan diseminasi hasil-hasil kegiatan PIID-PEL agar menginspirasi pelaku-pelaku lain, baik di lokasi yang sama atau berbeda untuk mengadopsi model kemitraan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal yang dikembangkan oleh PIID-PEL.Alur pelaksanaan kegiatan Pilot Inkubasi Inovasi Desa - Pengembangan Ekonomi Lokal dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Page 45: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL37

Gambar 4.1. Alur/Mekanisme Pelaksanaan Program PIID-PEL

MEKANISME PELAKSANAANPe

ngor

gani

sasia

nPe

ngem

bang

an

Kem

itraa

nPe

laks

anaa

nEv

alua

siDesaPusat Daerah

Kementerian Desa PDTT

Pembentukan Satker

Pembentukan Sekretariat

Penyusunan Modul Penetapan Lokasi Kegiatan

Pembentukan POKJA PIID-PEL

Kabupaten

Sosialisasi Nasional

Fasilitasi Pembentukan Kemitraan

Fasilitasi Pembentukan TPKK

Penyusunan Rencana Usaha

Produksi/pengolahan/pemasaran

Pelestarian/Pelembagaan Keg. Kemitraan

Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

Proses Inkubasi BIsnis

Monitoring & Evaluasi

Susun Rencana fasilitasi

Pengembangan Kemitraan

Page 46: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

38

B. MEKANISME PENGORGANISASIAN1. Pengorganisasian di PusatPelaksana dan penanggung jawab Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa - Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID-PEL) di tingkat pusat adalah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Usaha Ekonomi Desa (PUED) Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagai Project Impelementing Unit (PIU). Akan tetapi PIID-PEL bukanlah merupakan program yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari Program Inovasi Desa (PID). Untuk menjalankan pengelolaan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan akan dibentuk organisasi pengendali program yang terdiri dari:1) Satker Direktorat PUED Kemendesa, PDTT;2) Sekretariat PIID-PEL;

Satker Direktorat PUED Kemendesa, PDTT dalam Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa - Pengembangan Ekonomi Lokal bertugas:a. Melakukan pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan secara

umum.b. Melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa.c. Melaksanakan penyaluran dana bantuan pemerintah kepada

sasaran penerima manfaat.d. Melakukan pembinaan dalam aspek pertanggungjawaban keuangan.e. Melakukan pemantauan/pengawasan dan pengendalian dalam proses

penyaluran bantuan pemerintah.f. Mengumpulkan dan mengevaluasi laporan pertanggungjawaban

keuangan dari sasaran penerima manfaat.g. Melakukan evaluasi dan pelaporan terhadap aspek administrasi

keuangan dalam pelaksanaan kegiatan PIID-PELSekretariat PIID-PEL bertugas:a. Merumuskan kebijakan dan rancangan program Pilot Inkubasi Inovasi

Desa - Pengembangan Ekonomi Lokal;b. Menyusun Panduan Teknis Operasional dan berbagai Petunjuk Teknis

tematik yang dibutuhkan untuk menjalankan dan mengendalikan kegiatan PIID-PEL;

c. Melakukan sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan PIID-PEL di Pusat dan Daerah;

d. Melakukan pemantauan/pengawasan dan pengendalian pelaksanaan PIID- PEL di seluruh tingkatan;

e. Mengelola basis data, sistem informasi dan komunikasi program.f. Melakukan evaluasi dan pelaporan terhadap aspek teknis dan

manajemen dalam pelaksanaan kegiatan PIID-PEL.g. Melakukan diseminasi hasil-hasil kegiatan PIID-PEL

Page 47: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL39

Dalam melaksanakan tugas, Satker Direktorat PUED Kemendesa, PDTT akan berkoordinasi dengan PIU di Direktorat PMD, Sekretariat Jenderal (Perencanaan, Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama, Biro Sumber Daya Manusia dan Umum, Pusat Data dan Informasi pada Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi (Balilatfo) serta Inspektorat Jenderal; dan berkoordinasi dengan pelaksana program P3MD dan PID. Sedangkan Tenaga Ahli di Sekretariat PIID-PEL akan berkoordinasi dengan Sekretariat Nasional PID dan Sekretariat Nasional P3MD.

2. Pengorganisasian di DaerahDalam rangka pengendalian, koordinasi dan fasilitasi, pelaksanaan kegiatan PIID-PEL di Kabupaten, Sekretariat PIID-PEL Pusat akan bekerjasama dengan Dinas PMD Kabupaten. Untuk pelaksanaan kerjasama ini, Dinas PMD membentuk Pokja PIID-PEL Kabupaten dengan penetapan berupa SK Kepala Dinas PMD Kabupaten. POKJA PIID-PEL Kabupaten berfungsi untuk melakukan pembinaan serta pengendalian program PIID-PEL tingkat Kabupaten. Pembiayaan terkait pelaksanaan kegiatan POKJA PIID-PEL akan dialokasikan dari Sekretariat PIID-PEL Pusat. Pokja PIID-PEL Kabupaten terdiri dari unsur-unsur:a. Ketua: Eselon III Dinas Pemberdayan Masyarakat dan Desa Tingkat

Kabupaten b. Sekretaris: Staff Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan DesaTingkat

Kabupaten c. Bendahara: Staff Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan DesaTingkat

Kabupatend. Anggota: Camat, Kepala Desa, Ketua BUMDesa, Ketua KUEMD, wakil PBP,

TA-PED, Pendamping Desa (PD), dan Pendamping Lokal Desa (PLD).Tugas dan tanggung jawab Pokja PIID-PEL Kabupaten:a. Memfasilitasi Pembentukan Kemitraan b. Memfasilitasi Pembentukan Tim Pengelola Kemitraanc. Rapat-rapat dalam rangka pelaksanaan Program PIID-PELd. Monitoring pelaksanaan kegiatan Program PIID-PELe. Memfasilitasi dan memberikan dukungan koordinasi untuk menyelesaikan

masalah ataupun untuk mendukung pelaksanaan dan pengembangan kegiatan usaha Program PIID-PEL

f. Pelaporan pelaksanaan kegiatan dan anggaranDalam melaksanakan tugasnya, Pokja PIID-PEL Kabupaten akan melakukan koordinasi dengan OPD Terkait yang sesuai dengan bidang usaha kemitraan yang dibentuk. Keterlibatan OPD Terkait minimal menghadiri dan memberikan masukan pada setiap rapat yang dilakukan oleh Pokja PIID-PEL Kabupaten.

Page 48: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

40

Pada prinsipnya pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan ditingkat pusat, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan ditingkat kabupaten akan dibiayai secara langsung oleh Satker Direktorat PUED, Kemendesa PDTT.

3. Pengorganisasian di DesaUntuk melaksanakan kegiatan PIID-PEL di Desa dibentuk kemitraan antara KUEMD, BUMDesa dan PBP. Ikatan kerjasama usaha antar anggota masyarakat ini selanjutnya disetarakan dengan Kelompok Masyarakat. Sebagai pengelola yang mengoperasionalkan kegiatan kemitraan sehari-hari, dibentuk Tim Pengelola Kegiatan Kemitraan (TPKK) yang disetujui Kepala Desa dan disahkan oleh Kepala Dinas PMD Kabupaten. Pembiayaan terkait pelaksanaan kegiatan TPKK PIID-PEL akan dialokasikan dari Sekretariat PIID-PEL Pusat.Struktur organisasi TPKK terdiri dari:a. Ketua,b. Sekretaris,c. Bendahara,d. Unit Pembelanjaan Barang dan Jasa yang terdiri dari: 1) petugas

pembelanjaan; dan 2) petugas penerima barang,e. Unit Fasilitasi dan Kemitraan yang terdiri dari: 1) Perencanaan Dan

Pengendalian Kegiatan Kemitraan; dan 2) Fasilitasi Kegiatan Inkubasi.Personil yang mengisi struktur organisasi TPKK dipilih dari unsur-unsur KUEMD, BUMDesa dan PBP yang menandatangani pembentukan kemitraan. Tugas TPKK, yaitu:a. Membuka dan mengelola rekening bersama kemitraan.b. Menyusun jadwal dan rencana kerja kegiatan kemitraanc. Mengelola kegiatan Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa dan

BUMDesa dalam menyusun rencana pengembangan usahanya untuk memenuhi permintaan pasar/off-taker/Pelaku Bisnis Prfesional

d. Mengelola kegiatan inkubator dalam menyusun rencana inkubasi bisnis untuk Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa dan BUMDesa

e. Mengkompilasi dan mengintegrasikan Rencana Kegiatan 3 pihak (BUM Desa, KUEMD dan PBP) dalam satu dokumen rencana pengembangan usaha Kemitraan.

f. Melakukan upaya untuk melengkapi dokumen rencana pengembangan usaha kemitraan sebagaimana dipersyaratkan oleh Sekretariat Program PIID-PEL.

g. Mengirimkan dokumen rencana pengembangan usaha kemitraan ke Sekretariat Program PIID-PEL,

h. Memantau proses pengajuan dokumen rencana pengembangan usaha

Page 49: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL41

kemitraan ke Sekretariat Program PIID-PEL, serta melakukan upaya-upaya yang diperlukan untuk melengkapi atau memberikan penjelasan sesuai arahan dan permintaan Sekretariat Program PIID-PEL.

i. Mengajukan pencairan dana Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa – Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID-PEL).

j. Mengelola pemanfaatan dana Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa – Pengembangan Ekonomi Lokal untuk membiayai sesuai Rencana Pengembangan Usaha Kemitraan yang sudah disetujui oleh Sekretariat Program PIID-PEL, baik melalui mekanisme swakelola maupun pengadaan barang dan jasa.

k. Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Pemanfaatan bantuan pemerintah dalam rangka PIID-PEL.

C. MEKANISME FASILITASI PENGEMBANGAN KEMITRAANSetelah tahapan pengorganisasian tuntas, maka pelaksanaan kegiatan kemitraan dimulai dengan pengembangan lembaga kemitraan, yang mencakup kegiatan-kegiatan:1) Sosialisasi Program;2) Fasilitasi Penyusunan Rencana Usaha Kemitraan;3) Fasilitasi Pengajuan Rencana Usaha Kemitraan;4) Fasilitasi Verifikasi Rencana Usaha Kemitraan (RUK);5) Fasilitasi Pemberian Bantuan Pemerintah Kepada Kemitraan;6) Fasilitasi Pengelolaan Aset;7) Fasilitasi Inkubasi Bisnis; dan 8) Fasilitasi Keberlanjutan Kemitraan.

1. Sosialisasi ProgramSosialisasi dilaksanakan dengan tujuan:a. Mensosialisasikan secara komprehensif segala sesuatu tentang

Program PIID- PEL kepada para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program.

b. Mengkonsultasikan lokasi yang akan menjadi sasaran program PIID-PEL

c. Mensosialisasikan mekanisme pembentukan Pokja PIID-PEL Kabupaten, pembuatan Nota Kesepahamam (MOU) Kemitraan dan pembentukan TPKK.Kegiatan Sosialisasi diikuti oleh wakil-wakil Kementerian/Lembaga terkait, Unit Kerja di lingkungan Kemendesa, PDTT, Dinas PMD Provinsi, Dinas PMD Kabupaten, TA-PED dan Pelaku Bisnis Profesional yang berpotensi menjadi mitra pelaksanaan PIID-PEL. Materi yang disampaikan meliputi konsep, prinsip dan mekanisme pelaksanaan

Page 50: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

42

program yang tercantum dalam Pedum, PTO dan berbagai Juknis.

2. Fasilitasi Penyusunan Rencana Usaha KemitraanSetelah kegiatan sosialisasi dan pembentukan organisasi pelaksana (Pokja/kemitraan/TPKK) dilakukan proses penyusunan Rencana Usaha Kemitraan (RUK). Proses penyusunan RUK sebagai berikut:a. TPKK difasilitasi oleh Tim Inkubasi Bisnis membentuk tim penyusunan

Rencana Usaha Kemitraan (RUK) dengan bidang kegiatan yang sesuai dengan Nota Kesepahaman-Kemitraan.

b. TPKK difasilitasi Tim Inkubasi Bisnis menyepakati rantai pasok produk yang akan dikembangkan dalam RUK. Rantai pasok harus menggambarkan proses produksi dari hulu sampai ke hilir (konsumen).

c. TPKK dan Tim Inkubasi Bisnis membagi peran pada setiap kegiatan rantai pasok;

d. TPKK dan Tim Inkubasi Bisnis menentukan format rencana usaha kemitraan untuk menjadi pedoman bagi Tim Penyusunan Rencana Usaha Kemitraan (RUK).

e. Tim Inkubasi Bisnis mendampingi masing-masing pelaku penyusun RUK menyusun rincian rencana kegiatan dan kebutuhan anggaran rantai pasoknya;

f. TPKK bersama Tim Inkubasi Bisnis mengkompilasi rincian rencana kegiatan dan kebutuhan anggaran masing-masing pelaku dalam bentuk Rencana Usulan Kemitraan

Isi atau substansi dari Rencana Usaha Kemitraan setidaknya meliputi:a. Gambaran tentang potensi produk unggulan atau produk jasa yang

akan dikembangkan.b. Gambaran tentang potensi pasar bagi produk unggulan atau produk

jasa yang akan dikembangkan.c. Gambaran tentang rantai pasok atau rantai produksi secara

komprehensif dari produk unggulan atau produk jasa yang akan dikembangkan, dan pembagian peran masing-masing pelaku kemitraan dalam rantai produksi beserta pembagian nilai tambah yang akan diterima masing-masing.

d. Rencana usaha masing-masing pelaku kemitraan dalam pengembangan ekonomi lokal yang akan dibantu pendanaannya oleh PIID-PEL.

e. Analisis kelayakan bisnis dari kegiatan kemitraan yang akan dikembangkan berdasarkan parameter: kelayakan usaha (skala produksi), kelayakan teknis (teknologi dan manajemen produksi) dan kelayakan finansial.

f. Rencana kegiatan fasilitasi inkubasi yang akan dilaksanakan oleh PBP.Durasi waktu Rencana Usaha Kemitraan (RUK) yang disusun adalah

Page 51: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL43

selama 14 bulan terhitung mulai tahun 2018 sampai dengan akhir tahun 2019. Rencana Usaha Kemitraan (RUK) dilengkapi dengan RAB (Rincian Anggaran Biaya) selama 14 bulan. Rincian Pelaksanaan RUK dan format-format RUK mengacu pada Petunjuk Teknis (Juknis) Penyusunan RUK yang disediakan.

3. Fasilitasi Pengajuan Rencana Usaha KemitraanTPKK dengan difasilitasi oleh Tim Inkubasi Bisnis mengirimkan dokumen Rencana Usaha Kemitraan (RUK) beserta kelengkapan kepada PPK VI Satker Direktorat PUED, Kementerian Desa, PDTT melalui Sekretariat PIID-PEL. Tim Inkubasi Bisnis memastikan bahwa dokumen yang akan diajukan sudah lengkap dan benar diantaranya sebagai berikut:a. Dokumen Administrasi:

1) MOU Kemitraan 2) Penetapan TPKK3) Rekening Kemitraan4) Fotocopy NPWP5) Draft SPK6) Draft Kuitansi7) Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja Mutrak8) Berita Acara Pembayaran 9) Berita Acara Serah Terima Bantuan 10) Pernyataan Kesanggupan Penerima Bantuan untuk menyetor

sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negarab. Dokumen Teknis:

1) Rencana Usaha Kemitraan 2) Rencana Kegiatan Operasional TPKK 3) Rencana kegiatan fasilitasi inkubasi bisnis4) Lampiran Pendukung Lain (Desain)

c. Dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB)Rencana Usaha Kemitraan ini selanjutnya akan direview/ditelaah oleh

Sekretariat PIID-PEL.

4. Fasilitasi Review/Verifikasi Rencana Usaha Kemitraan (RUK)Pelaksanaan kegiatan review/verifikasi dilakukan oleh Sekretariat PIID-PEL dimaksudkan untuk memastikan kelengkapan dan kelayakan Rencana Usaha Kemitraan (RUK) sehingga mengurangi resiko kegagalan usaha jika kegiatan tersebut dibiayai oleh PIID-PEL. Selain itu, review/verifikasi digunakan sebagai mekanisme pengendalian agar kegiatan usaha memberikan hasil dan dampak sesuai dengan tujuan pengembangan ekonomi lokal serta pengurangan angka kemiskinan. Rencana Usaha

Page 52: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

44

Kemitraan yang telah dinyatakan layak oleh tim yang melakukan review/verifikasi akan diproses lebih lanjut untuk diberikan pendanaan. Bagi RUK yang dianggap belum layak, akan dikembalikan dengan disertai catatan/rekomendasi untuk perbaikan dan segera diajukan kembali. Review/verifikasi meliputi aspel-aspek:a. Kelengkapan administrasi. Penelaahan akan difokuskan pada ketepatan

pengisian dan kelengkapan dokumen. b. Kelayakan teknis. Verifikasi ini dilakukan untuk memastikan kegiatan

usaha dapat dilaksanakan secara teknis, termasuk dalam hal peralatan, waktu, kemampuan sumber daya manusia, daya dukung lingkungan, kepastian kegiatan yang diusulkan mampu beroperasi serta memberikan keuntungan bagi pelaku usaha.

c. Kelayakan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Verifikasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa biaya yang diusulkan mampu membiayai kegiatan usaha sampai selesai dan bisa langsung dimanfaatkan.

Rincian prosedur review/verifikasi RUK mengacu pada Petunjuk Teknis (Juknis) Penyusunan RUK yang disediakan.

5. Fasilitasi Pemberian Bantuan Pemerintah Kepada KemitraanFasilitasi pemberian bantuan pemerintah kepada kemitraan melingkupi fasilitasi penyaluran, pencairan dan pemanfaatan bantuan pemerintah. Mekanisme pemberian bantuan pemerintah untuk kemitraan mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga. Untuk implementasi pencairan dan pemanfaatan bantuan pemerintah, fasilitasi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:a. Peningkatan kapasitas bagi TPKK untuk menguasai dan memiliki

kemampuan menjalankan pengelolaan/manajemen organisasi, administrasi keuangan, pembelanjaan untuk pemanfaatan bantuan pemerintah dan pelaporan. Kegiatan peningkatan kapasitas dilakukan oleh Sekretariat PIID-PEL dengan didukung Tenaga Ahli dan fasilitator PID/P3MD.

b. Pendampingan bagi TPKK, KUEMD, BUMDesa, dalam pengelolaan/manajemen organisasi, administrasi keuangan, pembelanjaan untuk pemanfaatan bantuan pemerintah dan pelaporan. Kegiatan pendampingan di lapangan dilakukan dengan dukungan Pendamping Lokal Desa (PLD), Pendamping Desa, dan TA-PED Kabupaten.

c. Bimbingan teknis dan supervisi bagi TPKK, KUEMD, BUMDesa, dalam pengelolaan/manajemen organisasi, administrasi keuangan,

Page 53: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL45

pembelanjaan untuk pemanfaatan bantuan pemerintah dan pelaporan. Kegiatan bimibingan teknis dan supervisi dilakukan oleh Sekretariat PIID-PEL dan Pokja PIID-PEL Kabupaten, yang didukung oleh OPD terkait.

6. Fasilitasi Pengelolaan AsetFasilitasi pengelolaan aset dimaksudkan untuk memastikan aset yang timbul dari pelaksanaan kegiatan PIID-PEL khususnya aset pendukung proses produksi dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Aset pendukung proses produksi berupa peralatan produksi status kepemilikannya akan diberikan kepada BUMDesa, walaupun munculnya peralatan proses produksi tersebut merupakan usulan dari KUEMD. Dalam hal ini, KUEMD hanya memiliki hak pemanfaatan selama kemitraan berlangsung. Aset pendukung proses produksi berupa barang modal seperti binatang ternak, bibit tanaman, dan lainnya yang diberikan pengelolaannya kepada anggota KUEMD sehingga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang lain untuk terlibat dalam kegiatan usaha yang dilakukan oleh kemitraan.Proses penyerahan aset berupa peralatan produksi dilakukan dengan tahapan:a. Tim Inkubasi Bisnis bersama dengan Pendamping Desa (PD) membantu

pembuatan format penyerahan aset berupa peralatan produksi dari TPKK kepada BUMDesa;

b. Tim Inkubasi Bisnis bersama dengan Pendamping Desa (PD) memfasilitasi proses penyerahan aset kepada BUMDesa;

c. Tim Inkubasi Bisnis bersama dengan Pendamping Desa (PD) memfasilitasi dan memastikan aset yang diserahkan kepada BUMDesa telah dicatat, dibukukan dan diregister sebagai aset BUMDesa.

Proses pengelolaan pemanfaatan aset berupa barang peralatan produksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Tim Inkubasi Bisnis dan Pendamping Desa memfasilitasi penyepakatan mekanisme pemanfaatan aset barang peralatan produksi antara BUMDesa dan KUEMD

b. Tim Inkubasi Bisnis dan Pendamping Desa memastikan KUEMD memiliki pemahaman dan filosofi status kepemilikan aset barang peralatan produksi yang diberikan kepada BUMDesa

c. Tim Inkubasi Bisnis dan Pendamping Desa memastikan KUEMD dapat memanfaatkan aset barang peralatan produksi dan memberikan komitmen atas konsekuensi pemanfaatan barang peralatan produksi berupa perawatan, pemeliharaan, dan depresiasi barang.

Page 54: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

46

7. Fasilitasi Inkubasi BisnisKegiatan yang dilakukan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan kemitraan adalah kegiatan inkubasi bisnis. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyiapkan kelembagaan, mekanisme proses produksi, dan pemasaran sehingga KUEMD dan BUMDesa dapat menjalankan usaha/bisnis dengan baik. Untuk melaksanakan fasilitasi inkubasi bisnis, proses yang dilaksanakan adalah:a. Tim Inkubasi Bisnis bersama dengan Pendamping Desa dan Unit

Fasilitasi Inkubasi TPKK melakukan pembaharuan jadwal kegiatan inkubasi dan melakukan persiapan kegiatan inkubasi

b. Tim Inkubasi Bisnis mengajukan rencana kegiatan dan anggaran kepada Unit Fasilitasi Inkubasi TPKK sesuai dengan jadwal yang telah disepakati

c. Dalam hal proses inkubasi bisnis membutuhkan sumber daya maupun barang, maka proses penyediaan sumber daya maupun barang akan dilakukan oleh unit pembelanjaan barang dan jasa TPKK

d. Dalam hal proses inkubasi bisnis, memerlukan transaksi pembiayaan maka proses pembiayaan akan dilakukan oleh bendahara atau staff keuangan TPKK.

e. Unit fasilitasi inkubasi TPKK didampingi oleh Pendamping Desa melakukan pengelolaan, pengadministrasian dan pelaporan proses inkubasi yang dilakukan oleh Tim Inkubasi Bisnis.

8. Fasilitasi Keberlanjutan KemitraanKeberlanjutan kemitraan merupakan pencapaian strategis yang harus terwujud dalam program PIID-PEL. Untuk memastikan terjadinya keberlanjutan kegiatan kemitraan dibutuhkan dukungan keberpihakan dari semua pihak termasuk didalamnya Pemerintah Desa dan Kabupaten. Fasilitasi yang dilakukan untuk keberlanjutan kemitraan adalah:a. Tim Inkubasi Bisnis bersama dengan TPKK melakukan komunikasi,

koordinasi, dan advokasi kepada komponen pemerintahan tingkat desa, kabupaten dan lembaga terkait seperti perbankan, lembaga riset dan pengembangan maupun lainnya.

b. Dalam hal menjamin keberlanjutan kemitraan ini dibutuhkan regulasi, program dan anggaran maka Tim Inkubasi Bisnis dan TPKK dengan didukung Pokja PIID-PEL Kabupaten melakukan proses advokasi yang lebih luas, baik didukung pembiayaan melalui program PIID-PEL maupun lainnya.

D. MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN KEMITRAANSetiap Rencana Usaha Kemitraan yang telah direview dan mendapatkan persetujuan dari Sekretariat Pengendali PIID-PEL, dapat dilanjutkan ke tahap

Page 55: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL47

pelaksanaan kegiatan disertai pencairan dana bantuan pemerintah untuk kegiatan kemitraan yang disebut dengan Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa – Pengembangan Ekonomi Lokal. Komponen-komponen kegiatan yang akan dilaksanakan oleh kemitraan meliputi:a. Pelaksanaan Kegiatan Produksi Usaha Ekonomi Masyarakat.b. Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan / Pengembangan Produk.c. Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Pasar dan Jaringan Distribusi.

1. Kegiatan Produksi Usaha Ekonomi MasyarakatYang dimaksud kegiatan produksi usaha ekonomi masyarakat di sini adalah kegiatan kemitraan pada rantai pasok/rantai produksi yang dijalankan oleh masyarakat Desa (KUEMD), biasanya pada rantai produksi yang paling awal/hulu pada sektor pertanian/perkebunan/peternakan/ perikanan (on farm) atau penunjang kegiatan pariwisata dan pengelolaan pelayanan publik, yaitu:a. Kegiatan budidaya untuk kegiatan usaha berbasis pertanian/

perkebunan peternakan/perikanan yang menghasilkan bahan mentah atau bahan setengah jadi.

b. Kegiatan penyediaan jasa penunjang pariwisata untuk kegiatan usaha berbasis pariwisata.

c. Kegiatan penunjang pengelolaan sarana publik untuk kegiatan usaha berbasis penyediaan pelayanan publik (listrik, air bersih, persampahan, dsb.)

Bagi KUEMD yang melakukan kegiatan usaha di bidang pertanian/peternakan/perikanan/perkebunan, kegiatan yang dapat dilaksanakan adalah antara lain:a. Peningkatan skala produksi melalui perluasan areal tanam atau

penambahan jumlah ternak.b. Pembelian saprodi (bibit, pupuk dsb.).c. Pelatihan budidaya.d. Pengadaan ruang penyimpanan hasil panen (storage).Bagi KUEMD yang melakukan usaha terkait pariwisata, kegiatan yang dapat dilaksanakan adalah antara lain:a. Pengembangan sarana akomodasi.b. Pengembangan sarana transportasi.c. Pengembangan kegiatan kuliner.d. Pengembangan produksi barang kerajinan dan souvenir.Bagi KUEMD yang melakukan kegiatan usaha di bidang penyediaan pelayanan publik, kegiatan yang dapat dilaksanakan adalah antara lain:a. Pengelolaan pasokan sumber air baku bagi unit pengolahan air

bersih.

Page 56: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

48

b. Pengelolaan pasokan sumber energi bagi unit pembangkit tenaga listrik.

c. Pengelolaan sistem koleksi sampah.d. Pengelolaan embung dan sistem irigasi.

2. Kegiatan Pengolahan / Pengembangan ProdukYang dimaksud kegiatan pengolahan / pengembangan produk di sini adalah kegiatan kemitraan pada rantai pasok/produksi yang berada di tengah (off farm) untuk kegiatan berbasis pertanian/perkebunan/peternakan/perikanan dan pembangunan sarana/atraksi utama pariwisata dan prasrana/saaran pelayanan publik, yaitu:a. Kegiatan pengolahan hasil pertanian/peternakan/perkebunan

menjadi barang jadi hingga barang yang sudah dikemas dan siap dipasarkan.

b. Kegiatan pembangunan atraksi utama pariwisata.c. Kegiatan pembangunan sarana/prasarana publik yang jasa

pelayanannya dapat mendatangkan pendapatan.Di dalam kemitraan PIID-PEL, kegiatan pengolahan / pengembangan produk terutama menjadi domain kegiatan BUM Desa. Bagi BUM Desa yang melakukan kegiatan usaha di bidang pertanian/peternakan/perkebunan, kegiatan yang dapat dilaksanakan adalah antara lain:a. Pengadaan alat/mesin untuk kegiatan pengolahan dan atau

pengemasan hasil pertanian/perkebunan/peternakan.b. Pembelian bahan baku produksi dari KUEMD, baik untuk keperluan

kegiatan pengolahan maupun sebagai stok penyangga.c. Pelatihan kegiatan pasca panen/pengolahan.Bagi BUM Desa yang melakukan usaha terkait pariwisata, kegiatan yang dapat dilaksanakan adalah antara lain:a. Pengembangan atraksi wisata utama.b. Pengembangan sarana akomodasi.c. Pengembangan sarana transportasi.d. Pengembangan sarana perdagangan (kios, rest area, lahan parkir

dsb.).e. Pengembangan ruang display barang souvenir.Bagi BUM Desa yang melakukan kegiatan usaha di bidang penyediaan pelayanan publik, kegiatan yang dapat dilaksanakan adalah antara lain:a. Pengembangan unit pengolahan air bersih.b. Pengembangan unit pembangkit tenaga listrik.c. Pengembangan unit pengolahan sampah.

Page 57: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL49

3. Kegiatan Pengembangan Pasar dan Jaringan DistribusiYang dimaksud kegiatan pengembangan pasar dan jaringan distribusi di sini adalah kegiatan kemitraan pada rantai pasok/produksi yang berada paling hilir yaitu kegiatan distribusi/pemasaran, yaitu:a. Kegiatan distribusi atau pemasaran hasil pertanian, perkebunan,

peternakan dan perikanan yang telah diolah menjadi barang yang siap dikonsumsi oleh konsumen.

b. Kegiatan pemasaran atraksi wisata yang sudah dikembangkan oleh kemitraan di Desa.

c. Kegiatan Event Organizer (outbound, gathering dsb.) yang memanfaatkan fasilitas wisata yang dikembangkan oleh kemitraan.

d. Kegiatan penyaluran jasa pelayanan publik dan sistem koleksi pendapatannya. Di dalam kemitraan PIID-PEL, kegiatan distribusi/pemasaran terutama menjadi domain kegiatan dari PBP yang memiliki akses ke jaringan distribusi atau konsumen akhir, bahkan dapat berperan sebagai off-taker. Para pelaku bisnis profesional ini diasumsikan sudah memiliki kegiatan usaha yang mapan di bidangnya, sehingga dikecualikan dari skema penyaluran Bantuan Pemerintah Inkubasi - PEL untuk kegiatan kemitraan. Akan tetapi PBP berhak untuk mendapatkan keuntungan (profit margin) sebagai off taker dan akan mendapatkan Biaya Operasional Kegiatan (BOK) untuk fasilitasi inkubasi jika sekaligus berperan sebagai inkubator.

E. PELEMBAGAAN MODEL KEMITRAANKegiatan kemitraan di antara para pelaku ekonomi di Desa dalam rangka Pengembangan Ekonomi Lokal yang dilaksanakan melalui PIID-PEL harus memberikan dampak yang berkelanjutan atau lestari bagi Desa dan masyarakatnya, dan model Kemitraan Pemerintah, Pelaku Bisnis dan Masyarakat (Public, Private and People Partnership) dapat diterapkan secara berkelanjutan. Pelembagaan kegiatan kemitraan PIID-PEL sendiri dapat dilakukan melalui:1. Pelestarian dalam bentuk pemeliharaan investasi bantuan pemerintah

dan hasil-hasil kegiatannya berupa sarana/prasarana, sumber daya manusia permodalan harus dapat terus dijaga dan dikembangkan. Upaya pemeliharaan hasil-hasil kegiatan ini menjadi tanggung jawab:a. BUM Desa untuk seluruh hasil kegiatan yang dilaksanakan dan dikelola

oleh BUM Desa.b. KUEMDuntuk seluruh hasil kegiatan yang dilaksanakan dan dikelola

oleh KUEMD. Investasi dalam bentuk barang modal tetap seperti alat dan mesin pada dasarnya merupakan aset milik BUM Desa, akan tetapi KUEMD

Page 58: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

50

memiliki hak untuk memanfaatkannya selama kemitraan masih berlangsung. Jika karena satu dan lain hal kemitraan berakhir, seluruh barang modal yang digunakan oleh KUEMD harus diserahkan kepada BUM Desa dalam keadaan baik.

2. Pelestarian dalam bentuk pemeliharaan penerapan prinsip, pendekatan, SOP dan teknologi produksi yang dikembangkan melalui model kemitraan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di seluruh Desa yang menjadi lokasi kegiatan PIID- PEL.

3. Pelestarian dalam bentuk menguatnya kelembagaan ekonomi masyarakat di tingkat Desa yang diharapkan dapat berfungsi menjadi ujung tombak dalam upaya memajukan Desa melalui Pengembangan Ekonomi Lokal ke tahapan yang lebih baik lagi.

Lebih jauh dari itu, pelembagaan model kemitraan PIID-PEL dapat dilakukan dengan memperluas penerapannya ke lokasi-lokasi lain di luar lokasi pilot. Untuk itu perlu dilakukan upaya diseminasi hasil-hasil kegiatan PIID-PEL, terutama yang dianggap paling berhasil, terhadap daerah-daerah lain yang lebih luas agar menginspirasi tindakan replikasi.

F. STRUKTUR ORGANISASI DAN PELAKU/PELAKSANA KEGIATAN1. Pelaku Di Desa

Para pelaku kegiatan di tingkat Desa terdiri dari:a. Pelaku Kegiatan Kemitraan

Pelaksana Kegiatan Kemitraan adalah unsur-unsur pelaku usaha yang beroperasi di Desa yang diikat dalam sebuah kemitraan yang difasilitasi oleh PIID-PEL. Unsur-unsur pelaku usaha Desa yang dimaksud di sini adalah:1. Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa). Merupakan unsur yang pasti

dan harus ada di dalam kemitraan. Di dalam kemitraan BUM Desa peran utama dari BUM Desa adalah pada kegiatan pengolahan, pembiayaan dan pengelolaan stok produksi.

2. Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa (KUEMD). Adalah unsur kemitraan yang menjadi sasaran utama dari kegiatan yang dipilih di antara kelompok-kelompok usaha ekonomi marginal yang ada di Desa dan memiliki potensi ekonomi untuk didukung peningkatan produktivitasnya. Peran utama dari KUEM Desa di dalam kemitraan adalah menghasilkan dan memasok bahan mentah (untuk kegiatan berbasis pertanian/peternakan/perkebunan) atau jasa penunjang (untuk kegiatan pengembangan pariwisata dan pelayanan publik).

3. Pelaku Bisnis Profesional (PBP). Adalah satu-satunya unsur kemitraan yang tidak harus berdomisili di Desa, tetapi harus bisa beroperasi di Desa. Peran utama dari Pelaku Bisnis Profesional adalah

Page 59: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL51

dalam aspek distribusi dan pemasaran, yaitu dalam mengembangkan promosi dan jaringan pemasaran bagi produksi yang dihasilkan oleh kemitraan. Selain itu PBP juga berperan sebagi Inkubator Bisnis yang memberikan fasilitasi dan bimbingan kepada mitra yang lainnya yaitu BUM Desa dan KUEM Desa. Dalam hal tidak memiliki kompetensi di bidang inkubasi bisnis, PBP dapat bekerjasama dengan lembaga lain yang memiliki kompetensi sebagai lembaga inkubator bisnis dan mengintegrasikannya dengan manajemen PBP.

b. Pelaku Pendukung Pendampingan Kemitraan1. Pemerintah Desa. Peran Pemerintah Desa dalam kegiatan PIID-

PEL adalah sebagai pembina kegiatan di Desanya. Secara lebih spesifik Pemerintah Desa adalah pihak yang diamanatkan untuk memberikan dukungan Nota Kesepahaman yang disepakati dan ditandatangani oleh para pihak yang tergabung dalam kemitraan. Sebagai pembina, Pemerintah Desa juga diharapkan dapat mendukung kegiatan kemitraan PEL di Desanya melalui regulasi dan kebijakan penganggaran yang sinergis.

2. Pendamping Pemberdayaan Masyarakat. Pendamping Pemberdayaan Masyarakat yang akan diperbantukan dalam pengendalian Program PIID- PEL di Desa adalah Tenaga Pendamping Desa dan Tenaga Pendamping Lokal Desa dari P3MD.

2. Pelaku di DaerahPara pelaku kegiatan di tingkat Daerah terdiri dari:a. Pemerintah Provinsi

Pemerintah Provinsi dalam Program PIID-PEL memberikan dukungan koordinasi dan pembinaan. Karena PIID-PEL merupakan sub proyek dari Program Inovasi Desa (PID), maka pelibatan Pemerintah Provinsi dalam Program PIID-PEL dalam koordinasi mengikuti pengaturan yang ada dalam struktur PID atau dalam rangka pembinaan dapat dilibatkan sebagai narasumber bagi Pokja PIID-PEL Kabupaten.

b. Pokja PIID-PEL KabupatenUnsur-unsur Pemerintah dan pemangku kepentingan lain di Kabupaten yang dapat dilibatkan dalam pelaksanaan program PIID-PEL adalah:1) Unsur Kabupaten: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten, OPD-OPD lain yang terkait serta Kecamatan.2) Unsur Desa: Pemerintah Desa.3) Unsur Pendamping: TA PED, TAP3MD, Pendamping Desa dan

Pendamping Lokal DesaPemerintah Daerah ini berperan sebagai pembina dari program PIID-PEL di wilayahnya. Bentuk pembinaan yang dapat diberikan oleh

Page 60: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

52

Pemerintah Daerah adalah: dukungkan kebijakan/regulasi, dukungan koordinasi, dan bimbingan teknis dan manajemen. Pemerintah Desa dimasukkan sebagai anggota Pokja karena akan berinteraksi secara intensif dengan OPD terkait di tingkat Kabupaten.

b. Tim Inkubasi BisnisTim Inkubasi Bisnis adalah personil dari PBP selaku Inkubator Bisnis yang ditempatkan di Kabupaten yang menjadi lokasi kegiatan untuk melaksanakan/mengelola kegiatan pendampingan di wilayah operasinya. Tim Pendampingan Daerah berperan mengendalikan seluruh kegiatan pendampingan kemitraan di wilayahnya serta melakukan koordinasi dengan semua pemangku kepentingan di wilayahnya, terutama dengan Tim Koordinasi Daerah.

3. Pelaku di PusatPara pelaku kegiatan di tingkat Pusat terdiri dari:a. Sekretariat Program PIID-PEL

Sekretaraiat PIID-PEL adalah lembaga yang dibentuk oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk mengelola dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan PIID-PEL. Sekretariat PIID-PEL dipimpin oleh seorang pejabat kementerian yang ditunjuk dan ditetapkan.

b. Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen PIID-PELSatker/PPK PIID-PEL adalah unit kerja di lingkungan kementerian yang ditunjuk dan ditetapkan untuk melaksanakan pengelolaan administrasi dan keuangan dari kegiatan PIID-PEL.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATANKegiatan PIID-PEL untuk Tahun Anggaran 2018 akan dilaksanakan dalam jangka waktu 14 bulan, dengan rincian kegiatan dan kerangka waktu seperti dapat dilihat pada Tabel Terlampir.

Page 61: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL53

Page 62: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

54

BaB VMEKANISMEPENDANAAN

Page 63: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL55

Page 64: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

56

Page 65: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL57

A. SUMBER PEMBIAYAAN Pembiayaan Program Inkubasi Inovasi Desa-Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID - PEL) berasal dari APBN yang bersumber dari Loan IBRD 8217-ID melalui mata anggaran Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa.

B. PENGANGGARAN1. Mekanisme Penganggaran Prgram PIID - PEL yang bersumber dari Loan

IBRD 8217-ID dilakukan melalui mekanisme keuangan/ penganggaran Pemerintah Republik Indonesia melalui DIPA Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

2. Untuk kebutuhan penganggaran Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi menyusun Annual Work Plan dan Budget (AWPB), dan selanjutnya disampaikan kepada Bank dunia untuk mendapatkan persetujuan (No Objection Letter – NOL) sebelum dituangkan ke dalam DIPA; dan

3. Setiap proses revisi DIPA yang akan berakibat berubahnya kegiatan dan alokasi anggaran hingga di atas 15%, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi wajib menyampaikan revisi AWPB terlebih dahulu ke Bank Dunia untuk mendapatkan Persetujuan.

C. PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PIHAK III1. Mekanisme pembayaran PIID - PEL kepada Tim Pelaksana Kegiatan

Kemitraan (TPKK) yang dibiayai melalui pinjaman (loan) menggunakan mekanisme pembayaran yang digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan system penggantian melalui mekanisme Rekening Khusus PIID - PEL;

2. Pembayaran dapat dilakukan (eligible expenditure) terhadap biaya yang telah dianggarkan di dalam APBN dan sesuai dengan komponen biaya dan eligibility criteria yang diatur dalam Loan Agreement; dan

3. Prosedur pembayaran kegiatan dari sumber pembiayaan loan IBRD 8217-ID dilakukan sesuai mekanisme keuangan pemerintah. Khusus mekanisme pengelolaan dana Bantuan Pemerintah PIID - PEL, diatur melalui Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah PIID - PEL.

4. Semua kegiatan pencairan, penyaluran dan pertanggung jawaban berpedoman pada:a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 Tentang

Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;

BaB VMEKANISME PENDANAAN

Page 66: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

58

b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 Tentang Perubahan PMK No 168/PMK.05/2015;

c. Peraturan Menteri Desa, PDT, Dan Transmigrasi Nomor 27 tahun 2016 Tentang Pedoman Umum Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Di Lingkungan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi;

d. Peraturan Presiden 16 tahun 2018, tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

e. DIPA Petikan Tahun Anggaran 2018 di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

D. MEKANISME PENCAIRAN BANTUAN PEMERINTAH INKUBASI INOVASI DESA

Mekanisme Pencairan Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa adalah proses pencairan bantuan pemerintah inkubasi inovasi desa dengan cara pemindah bukuan (transfer) dana dari KPPN ke rekening Tim Pengelola Kegiatan Kemitraan (TPKK) secara sekaligus (100%) yang besarannya sesuai dengan rencana yang diajukan. Mekanisme pencairan Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa adalah sebagai berikut :1. TPKK mengajukan permohonan pencairan dana kepada PPK berupa:

a. Nota Kesepahaman Kemitraan yang telah disetujui oleh Kepala Desa dan disahkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten.

b. Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) yang telah ditandatangani oleh TPKK dan PPK;

c. Rencana Usaha Kemitraan yang telah dinyatakan layak oleh Sekretariat PIID-PEL.

d. Fotokopi Rekening atas nama Kemitraan;e. Fotokopi NPWP; danf. Kuitansi Bukti Penerimaan Uang yang telah ditandatangani oleh

Ketua Kemitraan diatas materai senilai Rp. 6.000,- dan dibubuhi cap Kemitraan.

2. Tim Pengelola Kegiatan Kemitraan (TPKK) sebagai Penerima Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa melakukan permohonan ke Satker pusat;

3. PPK menerbitkan Surat Perintah Pembayaran (SPP) setelah verifikasi, pengujian dan validasi tim Satker. SPP sebagaimana dimaksud di atas disampaikan kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PP- SPM) dengan dilampiri :a. Surat Perjanjian Kemitraan antara Pelaku Bisnis Profesional, BUM

Desa dan Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa (disahkan oleh Kepala Desa);

b. Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) yang telah ditandatangani oleh

Page 67: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL59

TPKK dan PPK;c. Rencana Usaha Kemitraan;d. Fotokopi Rekening atas nama Tim Pengelola Kegiatan Kemitraan;e. Fotokopi NPWP; f. Kuitansi Bukti Penerimaan Uang yang telah ditandatangani dengan

specimen Ketua Kemitraan dan Bendahara diatas materai senilai Rp. 6.000,- dan dibubuhi cap Tim Pengelola Kegiatan Kemitraan (TPKK);

g. Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa Tahun Anggaran 2018; dan

h. Ketentuan dan tata cara Pencairan dana secara rinci diuraikan dalam Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan PIID – PEL.

E. MEKANISME PERTANGGUNGJAWABAN PEMANFAATAN BANTUAN PEMERINTAH INKUBASI INOVASI DESAKemitraan sebagai penerima Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada PPK sesuai dengan perjanjian kerja sama setelah pekerjaan selesai atau pada akhir Tahun Angggaran.Pertanggungjawaban TPKK TPKK bertanggungjawab untuk :1. Menyerahkan Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah

Inkubasi Inovasi Desa kepada Satker berupa Berita Acara Serah Terima (BAST) yang memuat:a. Jumlah dana awal, dana yang dipergunakan dan sisa dana (jika ada);b. Pernyataan pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan Surat

SekretariatPIID-PEL

SATKER PPK

KPPN

BANKPengajuanPencairan

TPKK

Rekomendasihasil verifikasi

Page 68: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

60

Perjanjian Kerjasama;c. Fotokopi kwitansi / nota belanja;d. Dokumentasi hasil pelaksanaan Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi

Desa;e. Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan dan

mengirimkan salinannya.2. Menggunakan, memanfaatkan dan merawat Bantuan Pemerintah

Inkubasi Inovasi Desa dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan dan rencana peruntukannya;

3. Tidak menjual dan/atau memindah-tangankan Barang Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa kepada pihak manapun.

4. Apabila terdapat sisa dana, penerima bantuan harus menyampaikan bukti setoran sisa dana ke rekening Kas Negara kepada PPK Pusat sesuai dengan perjanjian kerja sama sebagai dokumen tambahan laporan pertanggungjawaban bantuan;

5. Dokumen pertanggung jawaban Bantuan Pemerintah Program PEL dikelola dan diarsipkan di SatKer Pusat sebagai bahan audit baik internal oleh APIP maupun pihak eksternal oleh BPK.

F. PELAPORAN KEUANGAN KE BANK DUNIA

1. Satker Ditjen PPMD harus menyusun Laporan Keuangan PIID - PEL secara triwulan (Interim Financial Report – IRR) sesuai format yang telah disetujui oleh Bank Dunia dan disampaikan kepada Bank Dunia dan Kementerian Keuangan sebagai wakil pemangku kepentingan Pemerintah Indonesia; dan

2. Laporan Keuangan triwulan harus disampaikan paling lambat 45 (empat puluh lima) hari setelah periode pelaporan berakhir dan di review oleh BPKP yang juga bertindak untuk melakukan audit keuangan setiap tahunnya untuk memberikan opini.

Page 69: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL61

Page 70: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

62

BaB VIPENGENDALIAN

Page 71: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL63

Page 72: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

64

Page 73: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL65

A. KERANGKA KONSEPTujuan Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa - Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID- PEL) adalah mendorong produktivitas serta membangun kapasitas kelembagaan institusi perekonomian perdesaan, yaitu KUEMD dan BUM Desa, yang bermitra dengan Pelaku Bisnis Profesional secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan kemandirian Desa. Sedangkan tujuan khusus PIID adalah meningkatkan kapasitas masyarakat, kelompok usaha, dan lembaga ekonomi desa dalam rangka memperkuat mata rantai produk unggulan desa, meningkatkan akses teknologi produksi dan pasca panen, dan meningkatkan akses pembiayaan, input produksi dan pasar serta meningkatkan keterlibatan anggota masyarakat miskin, kelompok perempuan dan kelompok rentan lainnya.Guna memastikan PIID-PEL mencapai tujuannya serta tetap berjalan dalam batas waktu, biaya dan kinerja yang ditetapkan dalam rancangan program, maka pengendalian akan dilaksanakan dengan berkonsentrasi pada pengendalian pemenuhan pencapaian output pada setiap tahapan waktu dan penggunaan sumberdaya secara efektifdan efisien melalui mekanisme monitoring dan supervisi. Aspek manajemen yang menjadi lingkup monitoring dan supervisi PIID-PEL meliputi (1) Jadwal pelaksanaan kegiatan, (2) Kualitas pelaksanaan dan hasil pekerjaan, (3) Keuangan, (4) Keamanan.Selain itu untuk menilai keberhasilan outcome dan dampak program PIID-PEL diperlukan kegiatan evaluasi.Langkah pelaksanaan monitoring dan supervisi ini dapat akan terdiri dari:1. Penentuan indicator dan standar kinerja pencapaian out-put dari tiap

kegiatan.2. Pengumpulan data tentang out-put masing-masing kegiatan sesuai

tahapan.3. Menganalisis kesenjangan antara standar yang ditetapkan dengan kinerja

aktual berdasarkan hasil pengumpulan data.4. Melakukan tindakan koreksi terhadap penyebab terjadinya perbedaan

antara kinerja aktual dengan standar kinerja yang telah ditetapkan.Pengendalian kegiatan akan efektif jika dilakukan monitoring pelaksanaan kegiatan. Monitoring dilakukan dengan mendapatkan data secara lengkap, valid dan up-to- date. Proses pengumpulan data atau monitoring akan dilakukan melalui sistem informasi manajemen dan pelaporan yang dibangun mulai dari desa sampai pusat dengan teknologi informasi yang paling efektif.Pengumpulan data dan infomasi pelaksanaan program/kegiatan pengembangan ekonomi lokal akan mencakup data-data dan informasi

BaB VIPENGENDALIAN

Page 74: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

66

perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan perkembangannya serta hasil-hasilnya yang dilakukan secara sistematik dan periode waktu tertentu. Pengumpulan data atau pendataan yang sistematik/programatik menjamin tersedianya instrumen untuk menilai suatu kondisi atau pencapaian, sedangkan sistem pelaporan menjamin bahwa semua informasi yang dibutuhkan akan sampai kepada para Satker PPMD dan Sekretariat Pilot Inkubasi Inovasi Desa – Pengembangan Ekonomi Lokal (Sekretariat PIID-PEL).Proses pengumpulan data akan dilakukan secara berkala dengan berpedoman pada rencana kerja Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID PEL). Selain itu pengumpulan data dapat dilakukan secara insidental untuk memantau isu isu tertentu (tematik).

B. MONITORING DAN PENGENDALIAN1. Monitoring Internal

Monitoring internal dilakukan untuk mengumpulkan data dan memberikan informasi secara internal kepada pelaku dan penangungjawab PIID-PEL terkait perkembangan pelaksanaan dan capaian output yang telah dihasilkan, untuk menjadi bahan pengambilan langkah dan kebijakan dalam menjalankan program.

2. Monitoring EksternalPilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal merupakan program yang dimaksudkan untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan usahanya sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan dan mengeluarkannya dari kelompok masyarakat kategori miskin. Termasuk juga ditujukan untuk membantu pemerintah desa dan pemerintah kabupaten untuk mempercepat pencapaian target-target pembangunan yang telah ditetapkan. Maka selain aspek dampak yang bisa dirasakan, pihak-pihak eksternal pun dapat ikut melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan ini secara sukarela dalam rangka pengendalian program. Monitoring eksternal akan menambahkan faktor obyektivitas dan akuntabilitas terhadap pelaksanaan program.Monitoring yang dilakukan oleh pihak eksternal ini diharapkan akan melibatkan pihak-pihak sebagai berikut:a. Media Masa Lokal. Media masa seperti stasiun radio, stasiun televisi,

surat kabar maupun pihak-pihak yang menyebarkan informasi secara lokal diharapkan dapat dlibatkan untuk mempublikasikan setiap langkah yang dilakukan pada setiap tahapan. Publikasi ini selain berguna untuk media monitoring bagi masyarakat, diharapkan juga dapat memberikan dorongan semangat dan inovasi dari masyarakat untuk mengembagan kegiatan- kegiatan ekonomi yang terkait.

Page 75: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL67

b. Pemerintah Desa. Pemerintah desa merupakan lembaga yang bertanggungjawab pada pengelolaan pembangunan. Dengan mengetahui secara berkala perkembangan pelaksanaan PIID-PEL akan memudahkan pemerintah desa dalam mengalokasikan sumber-sumbernya untuk kegiatan pembangunan baik untuk menyambut dalam rangka mengembangkan program atau mendukung kegiatan PIID-LED. Monitoring yang dilakukan oleh pemerintah desa, juga terkait sebagai konsekuensi atas penerbitan SK pembentukan kemitraan yang disahkan oleh Kepala Desa.

c. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten. PIID-LED merupakan program yang mendukung penyelesaian tugas dan tanggungjawab DPMD dalam melaksanakan pembangunan di wilayahnya. Monitoring yang dilakukan akan membantu memberikan data bagi potensi-potensi yang bisa dikembangkan melalui program yang akan dilaksanakan pemerintah kabupaten. Hasil monitoring ini juga digunakan untuk menyusun laporan ke Bupati.

C. EVALUASIEvaluasi adalah penilaian terhadap hasil dan dampak program/kegiatan pilot Bantuan Pemerintah Inkubasi Inovasi Desa terhadap perkembangan dan kemajuan desa. Melalui penilaian ini evaluasi menjadi cara untuk membuktikan derajat keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan dari suatu program atau kegiatan.Evaluasi akan menjawab apakah hasil-hasil dan dampak yang ditimbulkan oleh program/kegiatan tercapai atau tidak. Jika tercapai faktor faktor yang menjadi kunci keberhasilan, dan jika mengalami kegagalan diperlukan pencarian faktor faktor apa saja yang menghampat pencapaian tujuan/sasaran proagram/kegiatan.Oleh sebab itu, kegiatan evaluasi memiliki tahapan sebagai berikut :1. Evaluasi pada tahap perencanaan (ex-ante) yang biasanya digunakan

untuk memilih alternatif rencana dan menetapkan skala prioritas kegiatan. Evaluasi pada tahap perencanaan memastikan ketepatan pemilihan lokasi, kelompok sasaran dan prioritas produk yang potensial.

2. Evaluasi pada tahap pelaksanaan (on-going evaluation) untuk mengukur tingkat kemajuan pelaksanaan program/kegiatan. Evaluasi berkaitan dengan proses pelaksanaan kegiatan Pilot PIID PEL dengan menjawab pertanyaan tentang relevansi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan.

3. Evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan (ex-post) untuk melihat pencapaian sasaran atau efektivitas dan tingkat efisiensi dari pelaksanaan Pilot PIID PEL. Evaluasi ini mengukur hasil (outcome) dan dampak (Impact) kegiatan pilot inkubasi inovasi desa. Indikator dampak program/kegiatan

Page 76: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

68

pilot PIID PEL adalah:a. Meningkatnya lapangan kerja, pendapatan masyarakat, dan

mengurangi kemiskinan di Desab. Menguatnya peran lembaga ekonomi desa (BUM Desa dan Koperasi)

dalam kegiatan ekonomi desa,c. Meningkatnya peran Pemerintah Desa dalam memberikan dukungan

regulasi untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi usaha- usaha ekonomi kreatif (produk unggulan desa) di perdesaan;

d. Meningkatnya produksi dan produktifitas produk unggulan desa;e. Terjalinnya kemitraan antara desa/kelompok masyarakat desa/

lembaga ekonomi desa dengan swasta atau desa lainnya.Untuk memperoleh hasil evaluasi mendalam dilakukan penyusunan baseline Program PIID PEL studi evaluasi/dampak program/kegiatan Pilot PIID PEL terhadap kesejahteraan masyarakat dan perkembangan desa.

D. INDIKATOR KEBERHASILANIndikator Keberhasilan merupakan ukuran kuantitatif atau kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu tujuan dan sasaran yang telah disepakati dan ditetapkan dalam program pengembangan ekonomi lokal. Indikator Kunci Keberhasilan (Key Performance Indicators) Pilot Inkubasi Inovasi Desa - Pengembangan Ekonomi Lokal adalah :1. Terlaksananya Pilot Inkubasi Inovasi Desa-Pengembangan Ekonomi Lokal

di 500 desa.2. Hasil Pilot Inkubasi Inovasi Desa-Pengembangan Ekonomi Lokal di 500

desa didokumentasi dan di-desiminasikan sebagai showchase yang dihadiri oleh minimal 4000 desa.

Selain Indikator Keberhasilan (KPI) diatas, terdapat indikator indikator yang dipandang sebagai faktor faktor yang mempengaruhi keberhasil program/kegiatan. Indikator indikator itu mencakup indikator input, indikator proses, indikator output, indikator outcome, dan indikator dampak.

E. PELAPORANPelaporan merupakan salah satu mekanisme pengendalian yang juga dilakukan oleh PIID PEL, dimana para pelaku secara mandiri menyampaikan laporan capaian kegiatan dan atau penggunaan keuangan dari program PIID- PEL yang dikelolanya.Mekanisme Pelaporan PIID-PEL secara bejenjang dapat digambarkan sebagai berikut:1. TPKK menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan laporan keuangan

beserta bukti-buktinya selanjutnya disampaikan ke Sekretariat

Page 77: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL69

Pengendali PIID-PEL setiap bulan2. Sekretariat Pengendali PIID-PEL merangkum laporan TPKK baik laporan

perkembangan kegiataan dan laporan keuangan menjadi Laporan Nasional Perkembangan Pelaksanaan PIID-PEL setiap bulan

3. Laporan Nasional Perkembangan Pelaksanaan PIID-PEL disampaikan ke Team Leader PID, Satker dan Direktur PUED Kementerian Desa PDTT.

F. PENGADUAN DAN PENYELESAIAN MASALAH1. Mekanisme Penyelesaian Masalah

Dalam pelaksanaannya, kegiatan Pilot Inkubasi Inovasi Desa - Pengembangan Ekonomi Lokal kemungkinan akan menghadapi berbagai kendala dan masalah. Terkait penyelesaian masalah, setidaknya terdapat 2 area masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus, yaitu :a. Masalah yang timbul akibat adanya pengaduan masyarakat, danb. Masalah yang timbul akibat adanya perselisihan di antara pelaku

kemitraan.2. Penanganan Pengaduan Masyarakat

Pengaduan masalah biasanya muncul karena persoalan-persoalan:a. Penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatanb. Terdapat perlakuan yang tidak adil di dalam pelaksanaan kegiatanUntuk menyelesaikan masalah pengaduan masyarakat, Sekretariat Pilot Pilot Inkubasi Inovasi Desa-Pengembangan Ekonomi akan memembuat laporan dan rekomendasi penyelesaian masalah. Bentuk rekomendasi yang dapat diajukan oleh Sekretariat adalah:a. Sanksi disiplin bagi pelanggaran personal yang bersifat administratifb. Melakukan upaya hukum bagi pelanggaran yang bersifat kejahatan/

kriminal.3. Penyelesaian Perselisihan Di Dalam Kemitraan

Di dalam pelaksanaan kegiatan Kemitraan dimungkinkan timbul perselisihan di antara para pelaku kemitraan berkaitan dengan hak dan kewajiban masing- masing. Mekanisme penyelesaian masalah perselisihan di antara pelaku kemitraan dilakukan secara berjenjang, yaitu:a. Pada tahap pertama, penyelesaian perselisihan menjadi tanggung

jawab Kemitraan Inkubasi Inovasi Desa. Status penyelesaian masalah dilaporkan kepada Sekretariat Pengendali PIID PEL.

b. Dalam hal Inkubasi Bisnis tidak dapat menyelesaikan perselisihan, tanggung jawab penyelesaian perselisihan dilimpahkan kepada Sekretariat PIID PEL dan Satker. Langkah langkah penyelesaian mengutamakan musyawarah.

Page 78: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

70

BaB VIIPENUTUPAN

Page 79: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL71

Page 80: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

72

Page 81: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL73

Petunjuk Teknis Operasional ini diterbitkan sebagai acuan bagi pelaku kepentingan yang terlibat agar memahami secara teknis, filosofis, program. Pedoman ini akan diterjemahkan lebih lanjut dengan dokumen-dokumen pelaksanaan.

BaB VIIPENUTUP

Page 82: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

74

LAMPIRAN

Page 83: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL75

Page 84: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

76

Page 85: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL77

LAMPIRANLampiran 1

Page 86: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

78

Page 87: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL79

Lampiran 2

Format PelaporanPelaporan adalah proses untuk menyajikan data dan informasi secara tepat dan akurat sebagai dasar pengambilan keputusan dan kebijakan. Untuk memudahkan penyajian dan analisa data, pelaporan dilakukan dengan format yang memadai. Laporan harus dapat memberikan petunjuk atau informasi yang jelas dan sistematis sehingga memudahkan para pengambil keputusan dalam melakukan aktivitasnya.

Laporan hasil pemantauan dan evaluasi disusun secara ringkas yang mencakup hal-hal berikut:> Pengantar.

Bagian ini memuat pengantar penyampaian laporan hasil pemantauan dan evaluasi

> Ringkasan eksekutif. Bagian ini memuat rangkuman kegiatan dan hasil pelaksanaan pemantauan dan evaluasi secara keseluruhan.

> Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi. Pada bagian ini dijelaskan bagaimana kegiatan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan, yang mencakup antara lain: tim pelaksana, proses dan prosedur pelaksanaan, metode yang digunakan dan jadwal pelaksanaan kegiatan.

> Lingkup kegiatan. Menjelaskan lingkup kegiatan monitoring yang telah diselenggarakan, termasuk siapa sasarannya.

> Hasil pemantauan dan evaluasi (analisis dan penilaian).Bagian ini menggambarkan hasil kajian atau analisis dan penilaian terhadap hasil pemantauan yang sudah dilakukan. Sedangkan hasil evaluasi yang dilaporkan mencakup aspek-aspek pencapaian indikator kinerja setiap tahapan pelaksanaan, proses pelaksanaan/(termasuk kendala dan masalah yang muncul selama pelaksanaan), dan realisasi kegiatan sesuai-ketidaksesuaian tahapan pelaksanaan serta penyebabnya.

> Kesimpulan dan RekomendasiBerdasarkan hasil analisis tersebut disusun rekomendasi yang perlu mendapat perhatian atau tindak lanjut untuk perbaikan program/kegiatan guna mencapai efektifitas dan efesiensi program/kegiatan.

Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang. Pelaporan secara berkala dilakukan secara periode bulanan (pelaporan rutin). Sedangkan pelaporan berjenjang dilakukan dari Kemitraan ke Satker PPMD dan Sekretariat PIID PEL dan ditembuskan ke pemerintah daerah (Dinas PPMD Kabupaten/Provinsi).

Page 88: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

80

Page 89: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL81

Page 90: DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI PETUNJUK TEKNIS …piidpel.kemendesa.go.id/wp-content/uploads/2018/12/FA_PTO-A5.pdf · BPS telah merilis bahwa laju penurunan kemiskinan di perdesaan

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONALPILOT INKUBASI INOVASI DESAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

82

DIREKTORAT PENGEMBANGAN USAHA EKONOMI DESA,DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA,

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI