d4 Kep-pengkajian Pb

download d4 Kep-pengkajian Pb

of 42

description

mm

Transcript of d4 Kep-pengkajian Pb

  • PENGKAJIAN BENCANA GANIF DJ

  • BENCANA ?

    Salah satu pengertian yang dapat kita ambil adalah menurut Figley (1985), Bencana adalah peristiwa traumatis.

    Peristiwa-peristiwa tersebut berbahaya, berskala besar dan biasanya tiba-tiba.Peristiwa/kejadian pada suatu daerah yg mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia, serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yg bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2001

  • PERISTIWA TRAUMATIS

    The American Psychiatric Association (1994) mendefinisikan sebuah peristiwa traumatis sebagai peristiwa yang menyebabkan kesusahan secara psikologis, diluar dari peristiwa sehari-hari manusia yang mungkin peristiwa tersebut menimbulkan kesusahan kepada hampir siapapun

  • Peristiwa traumatis, di dalam definisi ini mengandung 2 (dua) elemen, yaitu : Melibatkan ancaman kematian atau kematian secara aktual,luka fisik serius kepada individu lainnya.

    (2) Melibatkan peristiwa ketakutan yang hebat,kengerian, dan keputusasaan.

  • Ciri-ciri peristiwa traumatis:Terjadi secara tiba-tiba.Mengerikan, menimbulkan perasaan takut yg amat sangat.Mengancam keutuhan fisik maupun mental. (fisik, pikiran, perasaan, dan perilaku)Amat membekas bagi mereka yang mengalami ataupun yg menyaksikan

  • Respon Fisik mual - muntahtremordenyut nadi meningkatpusing Sesak napaslemah

  • Respon emosi:anxietasdepresipanictakutemosi tidak terkendali mudah tersinggungMerasa tidak berdayaSuasana hati tidak menentu atau mudah berubah

  • Respon Perilaku Lebih banyak menyendiriGemetarTidak mau keluar rumahMudah tersinggungMengalami gangguan tidur, seperti: sering mimpi buruk, susah tidur atau justru terlalu banyak tidur.GelisahKewaspadaan berlebih, sangat ingin menjaga dan melindungi diriMengalami gangguan makan, seperti : mual, muntah, tidak mau makan, atau justru terlalu banyak makanMudah merasa was-wasTiba-tiba dicekam bayangan menakutkanSulit berkonsentrasi atau berpikir jernihBadan sering terasa lemas dan keluar keringat dingin

  • Respon Cognitifbingung tidak dapat mengambil keputusan tidak bisa berfikirmudah lupatidak bisa konsentrasitidak mampu mengidentifikasi obyek

  • contoh respon bencanaBencana memberi dampak psikologikal yg negatif kepada korban (Fahrudin, et al (2000),Fahrudin (2002) & Fahrudin et al (2003, Fahrudin,2009, Fahrudin, 2010) .

    Banyak di kalangan korban bencana mengambil alkohol, rokok, pil tidur, ubat antidepresan, dll untukmelepaskan tekanan yang dihadapi (Josep, Yule,William, & Hodgkinson,1993)

    Koopman, Classen, Cardena dan Spiegel (1996)merujuk Gx psikologikal seperti kemurungan, percobaan bunuh diri, marah dan kecewa sebagai dissociative responsesDan merupakan reaksi yang lazim ditemui ke atas korban bencana.

  • PENANGANAN KESEHATAN JIWA 1. Fase kedaruratan akutIntervensi masalah psikososial dini dilakukan bersama dengan tim lain yg terkait dimulai setelah 48 jam kejadian bencana.Intervensi kesehatan jiwa :a. Menangani keluhan psikiatrik yg mendesak (misalnya keadaan yg membahayakan diri sendiri atau orang lain, psikosis, depresi berat, mania, epilepsi) di pos kesehatan.b. Melaksanakan prinsip 'pertolongan pertama pada kelainan psikologik akut' yaitu, mendengarkan, menyatakan keprihatinan, menilai kebutuhan, tidak memaksa berbicara, menyediakan/mengerahkan pendamping dari keluarga atau orang yg dekat, melindungi dari cedera lebih lanjut.c. Tidak dianjurkan u/ memaksa orang u/ berbagi pengalaman pribadi melebihi yg akan dilakukan secara alami.

  • Fase rekonsolidasiMelanjutkan intervensi sosial yang relevan Mengorganisasi kegiatan psikoedukasi yg menjangkau ke masy u/ memberi pendidikan tentang ketersediaan pilihan yankeswa. Dilakukan tidak lebih awal dari empat minggu setelah fase akut, beri penjelasan dengan hati-hati tentang perbedaan psikopatologi dan distres psikologik normal, dengan menghindari sugesti adanya psikopatologi yang luas & menghindari istilah atau idiom yg membawa stigma.Mendorong dilakukannya cara coping mechanism yang positif yang sudah ada sebelumnya. Informasi itu harus menekankan harapan terjadinya pemulihan alamiah.Melatih petugas kemanusiaan (seperti 'pertolongan pertama psikologik', dukungan emosional, menyediakan informasi, penenteraman yg simpatik, pengenalan masalah kesehatan mental utama)

  • Reaksi Psikologis Masy yg Terkena BencanaReaksi segera ( dalam 24 jam) Tegang, cemas dan panik Kaget, linglung, syok, tidak percayaGelisah, bingungAgitasi, menangis, menarik diriRasa bersalah pada korban yang selamat TIDAK membutuhkan intervensi sikologis khusus.

  • Reaksi terjadi dlm hari sampai mg setelah bencana

    Ketakutan, waspada, siaga berlebihanMudah tersinggung, marah, tidak bisa tidurKhawatir, sangat sedihFlashbacks berulang (ingatan terhadap peristiwayang selalu datang berulang dalam pikiran)Menangis, rasa bersalah KesedihanReaksi positif termasuk pikiran terhadap masa depanMenerima bencana sebagai suatu Takdir

    HANYA membutuhkan intervensi psikososial.

  • Terjadi kira-kira 3 mg setelah bencana

    Reaksi yg sebelumnya ada dapat menetap dg gejala seperti:Gelisah Perasaan panikKesedihan yang mendalam dan berlanjut, pikiran pesimistik yang tidak realistikTidak melakukan aktivitas keluar, isolasi, perilaku menarik diriAnsietas atau kecemasan dengan manifestasi gejala fiisk seperti palpitasi, pusing, mual, lelah, sakit kepala

  • Coping skills yg SEHAT, antara lain:

    Kemampuan untuk menghadapi sendiri masalah dengan cepatTepat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Tepat menggunakan bantuanTepat mengekpresikan emosi yg menyakitkanToleransi terhadap ketidak jelasan tanpa memilih perilaku agresif

  • gangguan jiwa yang sering tampak setelah bencana, antara lain:Reaksi stres akutKehilangan dan BerdukaGangguan jiwa yang dapat diagnosisa. Depresi (vs kesedihan)b. Gangguan cemas (vs cemas)c. Gangguan penyesuaiand. Gangguan somatoformPenyalahgunaan zat dan alkoholGangguan stres pasca trauma (Post-traumatic stress disorder (PTSD))Kambuh/relaps gangguan jiwa yg sudah ada Penyakit psikosomatik

  • Peran perawat dlm bencana Ishii (2013)

    1.Menetapkan kebutuhan pelayanan kesehatan2.Menentukan besarnya bencana3.Menentukan tujuan dan prioritas tindakan4.Mengidentifikasi masalah aktual dan potensial dalam masalah kesehatan masyarakat5.Menentukan sumber daya yang dibutuhkan sebagai respon identifikasi kebutuhan6.Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain, pemerintah dan non instansi lain yang terkait7.Mempertahankan alur komando penanganan8.Komunikasi

  • Peran Perawat Pada Fase BencanaFase preimpact /warning phase tahap awal dari bencana. Informasi didapat dari badan satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah segala persiapan dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga, dan warga masyarakatPosisi perawat sendiri dalam manajemen bencana fase ini adalah sebagai tenaga medis formal yang bekerja dalam disiplin ilmunya atau tenaga medis informal yang dapat sewaktu-waktu melayani masyarakat

  • Fase impact /fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-saat dimana manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup (survive) Fase impact ini terus berlanjut hingga terjadi kerusakan dan bantuan-bantuan darurat dilakukan.

    Posisi perawat dalam manajemen bencana fase impact adalah sebagai bagian dari komunitas dalam masyarakat yang mampu menjadi katalisator untuk mengatasi persoalan medis dan non medis pertolongan bencana

  • Fase postimpact/saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat, juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pd fungsi komunitas normal

    Secara umum dlm fase postimpact ini para korban akan mengalami tahap respon psikologis mulai penolakan, marah, tawar-menawar, depresi hingga penerimaan.

    Posisi perawat fase ini adalah sebagai team kesehatan yang bekerja sama dg lintas sektoral lainnya menangani masalah kesehatan dan sebagai model untuk penyembuhan trauma masy pasca bencana.

  • KEBUTUHAN KELENGKAPAN ALAT Tempat Triasea. Tanda pengenal untuk menandai setiap tempat / bagian dan petugasb. Kartu triasec. Peralatan administrasid. Tandu (empat buah)e. Alat peneranganf. Sfigomanometer, stetoskop, lampu senter,sarung tangan

  • Tempat Perawatan Gawat Darurat (minimum untuk kebutuhan 25 orang korban)a. Tanda pengenal untuk Ketua (jaket merah dengan tulisan Ketua), dan untuk setiap Ketua tim (kain berwarna merah / kuning yang dipergunakan di lengan)b. Alat peneranganc. TanduD. Selimute. Peralatan administrasif. Sfigomanometer, stetoskop, lampu senter,sarung tangan

  • Peralatan resusitasi jalan napas- Oksigen tabung- Peralatan intubasi- Peralatan trakeostomi- Peralatan drain thoraks- Ambu bag- Alat cricothiroidectomy

    Peralatan resusitasi jantung- Infus set + cairan- Obat-obatan untuk penalaksanaan syok- Alat fiksasi pada trauma thoraks(MASTrousers)

  • Peralatan listrik/pneumatic- Penghisap lendir (suction)- Lampu khusus- Defibrilator- Ventilator- Baterai atau generator

    Perlengkapan peralatan luka Kapas,verband elastik- Peralatan penjahitan luka- Sarung tangan- Obat antiseptik- Selimut pengaman- Bidai (termasuk kolar leher)- ATS/ABU

  • Tempat Perawatan Non Gawat Darurata. Peralatan penerangan khususb. Alat membalut / bidaic. Peralatan administrasid. Sfigmanometer, stetoskop, lampu senter, sarungtanganLokasi Evakuasia. Alat peneranganb. Tanduc. Peralatan administrasid. Sfigomanometer, stetoskop, lampu senter,sarung tangan

  • KEBUTUHAN SDM Tim Reaksi Cepat2. Tim Penilaian Cepat (Tim RHA)3. Tim Bantuan Kesehatan

  • Tim Reaksi CepatTim yg diharapkan dpt segera bergerak dalam waktu 024 jam setelah ada informasi kejadian bencana, tdd:1. Pelayanan Medika. Dokter Umum/BSB : 1 orgb. Dokter Sp. Bedah : 1 orgc. Dokter Sp. Anestesi : 1 orgd. Perawat Mahir (Perawat bedah, gadar) : 2 orge. Tenaga (DVI) : 1 orgf. Apoteker/Ass. Apoteker : 1 orgg. Sopir Ambulans : 1 org2. Surveilans Epidemiolog/Sanitarian : 1 org3. Petugas Komunikasi : 1 org

  • Tim RHATim yang bisa diberangkatkan bersamaan dengan Tim Reaksi Cepat atau menyusul dalam waktu kurang dari 24 jam, terdiri dari:1. Dokter Umum : 1 org2. Epidemiolog : 1 org3. Sanitarian : 1 org

  • Tim Bantuan KesehatanTim yang diberangkatkan berdasarkan kebutuhan setelahTim Reaksi Cepat dan Tim RHA kembali dengan laporan hasil kegiatan mereka di lapangan, terdiri dari:1. Dokter Umum2. Apoteker dan Asisten Apoteker3. Perawat (D3/ S1 Keperawatan)4. Perawat Mahir5. Bidan (D3 Kebidanan)6. Sanitarian (D3 kesling/ S1 Kesmas)7. Ahli Gizi (D3/ D4 Kesehatan/ S1 Kesmas)8. Tenaga Surveilans (D3/ D4 Kes/ S1 Kesmas)9. Entomolog (D3/ D4 Kes/ S1 Kesmas/ S1 Biologi)

  • Pustaka http://www.pulih.or.id/res/publikasi/news_letter_14.pdf. diakses 20/9/2015. 19.44https://oladoank.wordpress.com/2013/06/06/rehabilitasi-fisik-psikologis-dan-komunitas-post-disaster-di-indonesia/. diakses 20/9/2015. 19.44http://digilib.uin- suka.ac.id/11648/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf. diakses 20/9/2015. 21.21http://www.academia.edu/3421216/KESEHATAN_MENTAL_BENCANA_DISASTER_MENTAL_HEALTH_. diakses 20/9/2015. 23.36http://www.academia.edu/5685104/POSISI_PERAWAT_DALAM_BENCANA. diakses 20/9/2015. 00.15Community Health Nursing Theory&Practice. 1995Depkes RI. 2007. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Turkanto.2006. Splinting & Bandaging. Kuliah Keperawatan Kritis PSIK Universitas Airlangga, Surabaya.