D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara...

16
KAJIAN YURIDIS HUBUNGAN HUKUM ANTARA DOKTER DAN PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN (Studi di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram) JURNAL ILMIAH Oleh : NANDA PUTRI RAMDANI D1A015190 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2019

Transcript of D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara...

Page 1: D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

1

KAJIAN YURIDIS HUBUNGAN HUKUM ANTARA DOKTER DAN PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN

(Studi di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram)

JURNAL ILMIAH

Oleh :

NANDA PUTRI RAMDANI

D1A015190

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2019

Page 2: D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

2

HALAMAN PENGESAHAN

KAJIAN YURIDIS HUBUNGAN HUKUM ANTARA DOKTER DAN PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN

(Studi di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram)

Oleh:

Nanda Putri Ramdani

D1A015190

Menyetujui,

Pembimbing Pertama

Dr.H. Arba, SH., M.Hum. NIP 196212311989031018

Page 3: D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

3

KAJIAN YURIDIS HUBUNGAN HUKUM ANTARA DOKTER DAN PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN

(STUDI di RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MATARAM)

Nanda Putri Ramdani D1A015190

Pembimbing I: Dr.H.Arba, SH., M.Hum Pembimbing II: Mohammad Irfan, SH., M.Hum

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan hukum antara

dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian wewenang pelayanan kesehatan. Penelitian ini adalah penelitian hukum empiris dengan metode pendekatan peraturan perundang-undangan, konseptual, dan sosiologis. Hubungan hukum antara dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram yakni hubungan hukum yang terjadi berdasarkan pendelegasian yang dilakukan oleh dokter kepada perawat berdasarkan peraturan internal Rumah Sakit Bhayangkara Mataram yang dikeluarkan oleh direktur Rumah Sakit secara tertulis. Tanggung jawab hukum tidak beralih kepada perawat melainkan tanggung jawab tersebut tetap berada pada dokter yang memberikan delegasi. Kata Kunci : Hubungan Hukum, Delegasi, TanggungJawab Hukum

YURIDICAL STUDY CONCERNING LEGAL RELATIONSHIP

BETWEEN DOCTOR AND NURSE IN PROVIDING HEALTH CARE (STUDY IN BHAYANGKARA HOSPITAL MATARAM)

ABSTRACT

Purpose of this research is to determine legal relation between doctors and nurses in providing health care to patiens at Bhayangkara Hospital Mataram, and to figure out legal responsibility of nurse to doctor in terms of delegating health service authority. The research is empirical legal research with a method statue approach, conceptual approach and sociological approach. Legal relationship between doctors and nurses in health services in the hospital Bhayangkara Mataram. Finding of this reseach is legal relationship based on delegation of authority carried out by doctors to nurses is arranged in the internal regulations of the hospital issued by the hospital director in written form. Keywords : Legal Relationship, Delegation, Legal Responsibility.

Page 4: D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

i

I. PENDAHULUAN

Pada era gelobalisasi ini, kesehatan merupakan salah satu unsur sangat

penting bagi kemajuan suatu negara. Setiap negara berupaya memberikan

perhatian utama pada pelayanan kesehatan, mulai dari penyediaan tenaga

kesehatan yang profesional hingga fasilitas kesehatan yang modern.

Terbatasnya tenaga medis (dokter) menimbulkan situasi yang

mengharuskan perawat melakukan tindakan medis yang bukan merupakan

wewenangnya. Tindakan tersebut dilakukan dengan atau tanpa adanya pelimpahan

wewenang dari tenaga kesehatan lain termasuk dokter, sehingga dapat

menimbulkan permasalahan hukum terkait dengan pelimpahan wewenang

tersebut dan bisa merugikan salah satu pihak. Ini berarti bahwa pelayanan

kesehatan oleh tenaga kesehatan mengenal adanya pelimpahan wewenang, yang

biasanya dikenal dengan pendelegasian wewenang. Selain itu, pendelegasian

wewenang sering dikatakan sebagai pelimpahan dari dokter kepada perawat untuk

melaksanakan tugas medis tertentu.

Dewasa ini, timbul hubungan antara dokter dan perawat, hubungan dokter

dengan perawat ini merupakan hubungan kemitraan yang lebih mengikat dimana

seharusnya terjadi harmonisasi tugas, peran, tanggung jawab. Dalam kaitan

hubungan dokter dan perawat, legalitas kewenangan yang di maksud dalam

Permenkes Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011 Tentang Izin Praktik dan

Pelaksanaan Praktik Kedokteran Pasal 23 ayat (1) dapat disimpulkan bahwa harus

ada pemberian delegasi (dokter) dan penerimaan delegasi (perawat) serta format

dalam bentuk tertulis yang berisi tentang hal yang di delegasikan.

Page 5: D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

ii

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan hukum antara dokter dan perawat dalam

pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram?.

2.Bagaimana tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal

pendelegasian wewenang pelayanan kesehatan? . Adapun tujuan yang dicapai dari

penelitian ini, antara lain: 1. Untuk mengetahui hubungan hukum antara dokter

dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara

Mataram. 2. Untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter

dalam hal pendelegasian wewenang pelayanan kesehatan. Manfaat yang dapat

diambil dari penelitian ini adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis. Di dalam

penelitian ini metode penelitian yang digunakan antara lain: 1. Jenis penelitian

hukum empiris, 2. Metode pendekatan, pendekatan peraturan perundang-

undangan (Statue Approach)1, pendekatan konseptual (Conceptual Approach),

pendekatan sosiologis.

1 Tim Penyusun, Buku Pedoman: Penyusunan Skripsi dan Jurnal Ilmiah, Cet 1, Fakultas Hukum, Mataram, 2017, hlm. 28

Page 6: D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

iii

II. PEMBAHASAN

Hubungan Hukum Antara Dokter dan Perawat Dalam Pelayanan

Kesehatan Pada Pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram

Hubungan hukum antara dokter dan perawat dalam pelayanan

kesehatan pada pasien di rumah sakit bhayangkara mataram terjadi

berdasarkan pendelegasian/pelimpahan wewenang yang dilakukan secara

tertulis. Rumah sakit Bhayangkara Mataram maupun dokter meberikan surat

tugas kepada perawat dalam melaksanakan pelayanan kesehatan. Perawat

yang menerima delegasi tersebut harus menjalankannya sesuai dengan apa isi

surat tugas tersebut.

Hubungan hukum antara dokter dengan perawat dapat terjadi karena

adanya rujukan atau pendelegasian yang diberikan oleh dokter kepada

perawat. hubungan pendelegasian ini, perawat tidak dapat mengambil

kebijaksanaan sendiri tetapi melakukan tindakan sesuai dengan delegasi yang

diberikan oleh dokter.2

Hubungan antara dokter dan perawat ini seperti yang terdapat dalam

Pasal 65 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga

Kesehatan berbunyi :

“Dalam melakukan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dapat menerima pelimpahan tindakan medis dari tenaga medis”

Dalam kaitannya dengan hubungan antara dokter dengan perawat ini,

bahwa dalam praktiknya tanpa instruksi dokter, perawat tidak berwenang

2Triana Ohoiwutun, Bunga Rampai Hukum Kedokteran, Cet. 2, Bayumedia Publishing, Malang, 2008, hlm.84

Page 7: D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

iv

untuk bertindak secara mandiri, kecuali dalam bidang tertentu yang bersifat

umum dan merupakan tugas dari perawat.

Pasal 65 Ayat (3) pelimpahan tindakan sebagaimana yang dimaksud

pada ayat (1) dan (2) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam kemampuan dan keterampilan yang telah dimiliki oleh penerima delegasi.

2. pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap dibawah pengawasan pemberi pelimpahan

3. pemberi pelimpahan tetap bertanggung jawab atas tindakan yang dilimpahkan sepanjang pelaksanaan tindakan sesuai dengan pelimpahan yang diberikan, dan

4. tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk pengambilan keputusan sebagai dasar pelaksanaan tindakan.

Perawat melaksanakan tugas harus berdasarkan pelimpahan wewenang

yang diberikan oleh dokter. Peraturan internal Rumah Sakit Bhayangkara

Mataram dokter memberikan delegasi kepada perawat yang di keluarkan lewat

Surat Perintah Tugas (SPRINT) melalui Direktur Rumah Sakit yang dilakukan

dengan format tertulis yang hanya tercantum dalam Standar Prosedur

Oprasional tindakan medis.3

Dalam pasal 32 ayat (1) UU No.38 Tahun 2014 berbunyi :

“Pelaksanaan tugas berdasarkan pasal 29 ayat (1) huruf e hanya dapat diberikan secara tertulis oleh tenaga medis kepada perawat untuk melakukan sesuatu tindakan medis dan melakukan evaluasi pelaksanaannya”

Dalam praktiknya, tenaga keperawatan dapat melakukan tindakan

kedokteran di bawah pengawasan dokter. Adanya pendelegasian penanganan

3 hasil wawancara dengan Nyoman Yeni Anita, Kepala Ruangan Perawatan Atas, 5 April 2019, Rumah Sakit Bhayangkara Mataram

Page 8: D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

v

dari dokter kepada tenaga perawat, secara yuridis dan moral membebankan

tanggung jawab pada dokter karena yang dilakukan oleh perawat merupakan

instruksi dokter.4

Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara dokter dan perawat di

Rumah Sakit Bhayangkara Mataram terjadi berdasarkan pendelegasian atau

pelimpahan wewenang yang dilakukan oleh dokter yang dikeluarkan oleh

direktur Rumah Sakit Bhayangkara Mataram dan dilimpahkan kepada

perawat. Hal ini dikarenakan kondisi dan situasi mengenai keterbatasan dokter

sehingga direktur membuat surat keputusan tersebut.

Adapun hal-hal yang di delegasikan oleh dokter kepada perawat di

Rumah Sakit Bhayangkara Mataram adalah sebagai berikut:5 a. Memeriksa

tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, laju jantung, frekuensi napas

dan suhu tubuh; b. Pemberian obat-obatan; c. Semua tindakan infasif; d.

Pengambilan darah, menyuntik memasang selang infus dan membersihkan

luka; e. imunisasi dasar.

Tanggung Jawab Hukum Perawat Kepada Dokter Dalam Hal

Pendelegasian Pelayanan Kesehatan

Dalam hal segi tanggung jawab, secara umum dokter bertanggung

jawab atas segala pencapaian yang dihasilkan oleh perawat dari pelayanan

kesehatan karena adanya delegasi. Pelimpahan wewenang atau delegasi

4 Pitono soeparto, dkk , Etika dan Hukum di Bidang Kesehatan, cet.3, Airlangga University Press, Surabaya, 2011, hlm 140

5 Hasil wawancara dengan Nyoman Yeni Anita, Kepala Ruangan Perawatan Atas, 5 April 2019, Rumah Sakit Bhayangkara Mataram

Page 9: D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

vi

pelayanan kesehatan dari dokter kepada perawat menimbulkan tanggung

jawab kepada dokter. Secara khusus dokter bertanggung jawab apabila dalam

pelayanan kesehatan perawat melakukan kesalahan. Sehingga dokter yang

bertanggung jawab atas kesalahan yang ditimbulkan oleh perawat ketika

adanya pendelegasian pelayanan kesehatan dari dokter.

Pertanggungjawaban hukum perawat

Pertanggungjawaban Hukum Administrasi

Pertanggungjawaban perawat akan bergantung pada bentuk

kewenangan yang dimiliki: 1. Pada pelanggaran kewenangan atribusi

yang merupakan fungsi independen perawat maka bila terjadi

kesalahan dalam asuhan keperawatan tersebut perawat yang

bersangkutan akan memikul beban pertanggung jawabannya sendiri; 2.

Pada pelanggaran kewenangan mandat yang merupakan fungsi

interdependen maka perawat akan memikul beban tanggungjawab

tersebut bersama-sama dengan dokter ketua tim dan Rumah Sakit yang

memberikan tugas tersebut; 3. Pada kewenangan delegasi sebagai

fungsi dependennya maka kesalahan yang terjadi tidak langsung

menjadi pertanggungjawaban perawat. Dalam hal ini harus diteliti

dahulu apakah kesalahan tesebut akibat perintah dokter yang tidak

jelas ataukah karena perawat yang tidak teliti dengan baik perintah

yang diberikan.6

6 Marcel Seran dan Anna Maria Wahyu Setyowati, Dilema Etik Hukum Pelayanan Medis, CV. Mandar Maju, Cet.1, Bandung, 2010, hlm.79

Page 10: D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

vii

Pertanggungjawaban Hukum Perdata

Pertanggungjawaban hukum perawat bila dilihat dari ketentuan

dalam KUHPerdata maka dapat dikatagorikan kedalam 4 prinsip

sebagai berikut7: 1. Pertanggungjawaban langsung berdasarkan pasal

1365 dan 1366 KUHPerdata berdasarkan ketentuan pasal tersebut

maka seorang perawat yang melakukan kesalahan dalam menjalankan

fungsi independennya yang mengakibatkan kerugian pada pasien maka

ia wajib memikul tanggung jawabnya secara langsung; 2.

Pertanggungawaban dengan asas respondeat superior atau let’s the

master answer maupun khusus di ruang bedah dengan asas the captain

of ship melalui pasal 1367 KUHPerdata. Dalam hal ini

pertanggungjawaban akan mucul apabila kesalahan terjadi dalam

menjalankan fungsi interdependen perawat. Sebagai bagian dari tim

maupun orang yang bekerja di bawah perintah dokter/rumah sakit,

maka perawat akan bersama-sama bertanggung gugat kepada kerugian

yang menimpa pasien; 3. Pertanggungjawaban dengan asas

zaakwarneming berdasarkan Pasal 1354 KUHPerdata. Dalam hal ini

konsep pertanggungjawaban akan muncul apabila kesalahan terjadi

seketika bagi seorang perawat yang berada dalam kondisi tertentu

harus melakukan pertolongan darurat dimana tidak ada orang lain yang

berkompeten untuk itu. Perlindungan hukum dalam tindakan

zaakwarneming perawat tersebut tertuang dalam Pasal 20 Kepmenkes

7 Titik Triwulan dan Shinta Febrian, Perlindungan Hukum Bagi Pasien, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2010, hlm 48

Page 11: D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

viii

Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik

Perawat. Perawat akan dimintai pertanggungjawaban hukum apabila

tidak mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan dalam pasal 20

tersebut; 4. Pertanggungjawaban karena gugatan wanprestasi

berdasarkan Pasal 1234 KUHPerdata. Dalam wanprestasi seorang

perawat akan dimintai spertanggungjawaban apabila terpenuhi unsur-

unsur wanprestasi yaitu: a. Tidak mengerjakan kewajibannya sama

sekali, dalam konteks ini apabila seorang perawat tidak mengerjakan

semua tugas sesuai dengan fungsinya baik fungsi independen,

interdependen maupun dependen; b. Mengerjakan kewajiban tetapi

terlambat, dalam hal ini apabila kewajiban sesuai fungsi tersebut

dilakukan terlambat yang mengakibatkan kerugian pada pasien; c.

Mengerjakan kewajiban tetapi tidak sesuai dengan yang seharusnya,

sesuatu tugas yang dikerjakan dengan asal-asalan; d. Mengerjakan

yang seharusnya tidak boleh dilakukan, dalam hal ini apabila seorang

perawat melakukan tindakan medis yang tidak mendapat delegasi dari

dokter, seperti menyuntik pasien tanpa perintah, melakukan infus

padahal diriinya belum terlatih.8

Apabila perawat terbukti memenuhi unsur wanprestasi, maka

pertanggungjawaban akan dipikul langsung oleh perawat yang

bersangkutan.

8 ibid, hlm.52

Page 12: D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

ix

Pertanggungjawaban Hukum Pidana

Seorang perawat baru dapat dimintai pertanggungjawaban apabila

terdapat unsur-unsur sebagai berikut: 1. Suatu perbuatan yang bersifat

melawan hukum, dalam hal ini apabila perawat melakukan pelayanan

kesehatan di luar kewenangan yang tertuang dalam pasal 15

Kepmenkes No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan

Praktik Perawat; 2. Adanya kesalahan berupa kesengajaan (dolus) atau

karena kealpaan (culpa). Kesalahan disini bergantung pada niat

(sengaja) atau hanya karena lalai. Apabila tindakan tersebut dilakukan

karena niat dan ada unsur kesengajaan, maka perawat yang

bersangkutan dapat dijerat sebagai pelaku tindak pidana; 3. Tidak

adanya alasan pembenar atau alasan pemaaf, dalam hal ini seperti tidak

adanya aturan yang mengiinkannya melakukan suatu tindakan, ataupun

tidak ada alasan pembenar seperti resiko yang melekat dalam tindakan

yang dilakukan.9

Tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan dari dokter kepada

perawat tidak beralih kepada perawat itu sendiri, dikarenakan adanya delegasi

atau pelimpahan wewenang yang telah diberikan oleh dokter secara tertulis.

Maka tanggung jawab tetap berada pada dokter yang memberikan delegasi

pelayanan kesehatan kepada perawat. Meskipun perawat melakukan kesalahan

dalam pelayanan kesehatan .

9 ibid, hlm. 54

Page 13: D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

x

Berdasarkan wawancara kepala ruangan perawatan atas, bahwa

tanggung jawab dokter kepada perawat dalam pelimpahan wewenang, menjadi

tanggung jawab dokter sepenuhnya. Karena tugas yang dilaksanakan oleh

perawat adalah tugas dan tanggung jawab dokter secara etik maupun profesi.10

10 Hasil wawancara dengan Nyoman Yeni Anita, Kepala Ruangan Perawatan Atas, 5 April 2019, Rumah Sakit Bhayangkara Mataram

Page 14: D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

xi

III. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: 1.

Hubungan hukum antara dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada

pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, hubungan yang terjadi berdasarkan

pendelegasian/pelimpahan wewenang yang diberikan oleh dokter sebagai tenaga

medis kepada perawat dengan surat perintah tugas yang dikeluarkan oleh Direktur

Rumah Sakit Bhayangkara Mataram. Pelimpahan wewenang tersebut diatur dalam

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan Pasal 65 ayat

(1), Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan Pasal 32 ayat

(1) dan Permenkes Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011 Tentang Izin Praktik dan

Pelaksanaan Praktik Kedokteran Pasal 23 ayat (1). Berdasarkan pasal-pasal

tersebut hubungan hukum antara dokter dan perawat hubungan yang timbul

karena adanya pelimpahan wewenang dari dokter kepada perawat secara tertulis.

2.Tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

pelayanan kesehatan, tanggung jawab hukum tidak beralih kepada perawat

melainkan tanggung jawab tersebut tetap berada pada dokter yang memberikan

delegasi. Karena dokter telah memberikan delegasi secara tertulis kepada perawat

terlebih dahulu, sehingga jika terjadi hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan

hukum yang dilakukan perawat maka dokter yang menanggung akibat hukum

yang ditimbulkan dari delegasi tersebut. Hal ini ditinjau dari Pasal 1367

KUHPerdata dan pertanggung jawaban administrasi perawat.

Page 15: D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

xii

Saran

Saran penyusun dari penelitian ini adalah: 1. Hubungan hukum antara

dokter dan perawat ini, mengenai hubungan dalam pemberian

delegasi/pelimpahan wewenang oleh dokter kepada perawat secara tertulis yang

mana sebaiknya pihak Rumah Sakit harus mempertimbangkan banyak hal seperti

tenaga medis yang kurang, pasien dalam keadaan darurat sehingga pelimpahan

wewenang secara tertulis tidak memungkinkan untuk dilakukan dan pelimpahan

secara lisan harus tetap dibelakukan oleh tenaga medis dalam pelayanan

kesehatan. 2. Dalam hal tanggung jawab hukum perawat kepada dokter ini harus

jelas, sebaiknya kesalahan yang terjadi tidak langsung menjadi tanggung jawab

dokter. Dalam hal ini harus diteliti terlebih dahulu apakah kesalahan tersebut

akibat perintah dokter yang tidak jelas ataukah karena perawat yang tidak teliti

dengan perintah atau delegasi yang diberikan sehingga melakukan kesalahan.

Page 16: D1A015190...dokter dan perawat dalam pelayanan kesehatan pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, dan untuk mengetahui tanggung jawab hukum perawat kepada dokter dalam hal pendelegasian

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Marcel Seran, Anna Maria Wahyu Setyowati ,2010, Dilema Etika dan Hukum Dalam Pelayanan Kesehatan, Cet.1, CV. Mandar Maju, Makassar.

Pitono Soeparto, 2011, Etika dan Hukum di Bidang Kesehatan, Cet.3, Airlangga University Press, Surabaya.

Titik Triwulan dan Shinta Febrian, 2010, Perlindungan Hukum Bagi Pasien, Cet.1, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Triana Ohoiwutun, 2008, Bunga Rampai Hukum Kedokteran, Cet. 2, Bayumedia Publishing, Malang.

Tim Penyusun, 2017, Buku Pedoman: Penyusunan Skripsi dan Jurnal Ilmiah, Cet 1, Fakultas Hukum, Mataram.

Referensi

Hasil wawancara dengan Nyoman Yeni Anita, Kepala Ruangan Perawatan Atas, 5 April 2019, Rumah Sakit Bhayangkara Mataram