D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan...

57
Dampak Pengembangan Sukuk terhadap Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia DAFTAR ISI ........................................................ .......................................................... 1 I. PENDAHULUAN ................................................ .............................................. 2 II. PERKEMBANGAN SUKUK DI INDONESIA............................................... 4 1. Apa itu Sukuk ...................................................... .......................................... 4 2. Sukuk dan Obligasi.................................................... .................................... 5 3. Jenis Obligasi Syariah .................................................... ............................... 7 1

Transcript of D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan...

Page 1: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

Dampak Pengembangan Sukuk terhadap Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia

DAFTAR ISI .................................................................................................................. 1

I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 2

II. PERKEMBANGAN SUKUK DI INDONESIA............................................... 4

1. Apa itu Sukuk ................................................................................................ 4

2. Sukuk dan Obligasi........................................................................................ 5

3. Jenis Obligasi Syariah ................................................................................... 7

4. Syarat Obligasi Syariah................................................................................ 9

5. Penggunaan Dana Sukuk............................................................................... 10

6. Perkembangan Sukuk.................................................................................... 11

III. PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA.............................. 15

1. Latar Belakang Bank Syariah ...................................................................... 15

2. PT Bank Muamalat Indonesia (BMI).......................................................... 16

3. Era Reformasi dan Perbankan Syariah……………………………………16

4. Sistem Penghimpunan Dana Bank Syariah………………………………. 19

5. Perbedaan Antara Investasi Dan Membungakan Uang............................. 25

6. Perbedaan Antara Utang Uang dan Utang Barang.................................... 26

7. Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil.................................................. 26

8. Ayat dan Hadits tentang Kerjasama dan Bagi Hasil.................................. 27

9. Permasalahan Perkembangan Bank Syariah.............................................. 28

IV. SUKUK DAN PERKEMBANGAN BANK SYARIAH ...................................... 31

V. KESIMPULAN ......................................................................................................... 36

PUSTAKA ...................................................................................................................... 37

1

Page 2: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

I. PENDAHULUAN

Wacana penerbitan sukuk atau obligasi negara syariah sudah banyak dibicarakan

dalam 2 tahun terakhir, walaupun pembicaraan tentang hal ini telah dimulai dari tahun

2003. Sudah banyak investor lokal maupun asing terutama dari negara Timur Tengah

yang siap membeli surat berharga tersebut. Namun keinginan para penanam modal

tersebut belum dengan cepat dapat terwujud. Padahal, surat utang syariah bisa menjadi

salah satu instrumen alternatif bagi pemerintah guna mendapatkan dana.

Obligasi syariah ini sangat diminati pasar. Sampai 1 Desember 2007, total

Obligasi Syariah & Medium Term Notes (MTN) yang diterbitkan sudah mencapai 32

jenis. Sementara itu niat pemerintah untuk menerbitkan instrumen Sukuk Negara,

masih terganjal dengan belum adanya regulasi yang mengatur ketentuan itu. Padahal,

sebagai instrumen berbasis syariah, sukuk jelas memiliki tipikal dan aturan yang berbeda

dengan surat utang negara biasa. Misalnya mengenai UU Surat Berharga Syariah Negara.

Dan ini merupakan instrumen yang akan sangat mendorong tumbuhnya perbankan

syariah.

Yang masih menjadi ganjalan dalam pembahasan regulasi ini di antaranya

menyangkut pembentukan special purpose vehicle (SPV) yang kelak akan mengelola aset

baik fisik maupun hak pemanfaatannya yang dijadikan jaminan penerbitan sukuk. Tanpa

SPV, sukuk bisa dianggap barang haram.

Pembentukan SPV ini sulit dilakukan karena jika SPV tadi bentuknya merupakan

BUMN, secara otomatis lembaga ini harus tunduk pada UU No. 19 Tahun 2003, yang

menetapkan bahwa BUMN harus diawasi, diatur, disupervisi, dan dibina oleh Menneg

BUMN. Padahal, jika berkaitan dengan sukuk ataupun SUN (sesuai UU No. 1 Tahun

2004), mestinya hal itu diatur dan dikendalikan oleh Menkeu sebagai bendahara negara.

Selain itu apabila SPV tadi berbentuk PT, maka sesuai undang-undang, perusahaan ini

harus melakukan registrasi dan memiliki laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan

publik. Padahal, sebuah perusahaan yang baru dibentuk tentu sulit memenuhi persyaratan

tersebut.

Posisi SPV sendiri selain mewakili pemerintah, juga bertanggung jawab kepada

investor. Jadi, kalau terjadi dispute atau default, maka lembaga itulah yang akan

2

Page 3: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

mewakili investor untuk bernegosiasi dengan pemerintah. SPV bisa saja posisinya

disamakan dengan kedudukan Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA) yang mengelola dan

memelihara aset-aset milik pemerintah serta bertanggung jawab langsung kepada

Menkeu.

Terlepas dari segala permasalahan yang ada, kebutuhan terhadap sukuk sudah

sangat mendesak. Selain sudah banyak investor Timur Tengah yang siap berinvestasi,

keberadaan instrumen ini juga diyakini bisa mendukung pertumbuhan perbankan syariah

pasca berlakunya kebijakan office channeling.

3

Page 4: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

II. PERKEMBANGAN SUKUK DI INDONESIA

1. Apa itu Sukuk

Sukuk secara umum dapat dipahami sebagai ‘obligasi’ yang sesuai dengan

syariah. Dalam bentuk sederhana sukuk menggambarkan kepemilikan dari suatu aset.

Klaim atas sukuk tidak atas dasar cash flow tetapi klaim atas kepemilikan. Ini juga yang

membedakan sukuk dari obligasi konvensional yang kemudian diproses atas interest

bearing, sementara sukuk pada dasarnya merupakan sertifikat investasi atas klaim

kepemilikan terhadap kumpulan aset.

Sukuk atau Obligasi Syariah didefinisikan sebagai suatu surat berharga jangka

panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten (perusahaan penerbit

obligasi) kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar

pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil / margin / fee serta

membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo

Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial Institutions

(AAOIFI) mendefinisikan sukuk sebagai sertifikat dari suatu nilai yang

direpresentasikan setelah penutupan pendaftaran, bukti terima nilai sertifikat dan

menggunakannya sesuai rencana, sama halnya dengan bagian dan kepemilikan atas aset

yang tangible, barang, atau jasa, atau modal dari suatu proyek tertentu atau modal dari

suatu aktivitas investasi tertentu. Sukuk (bentuk jamak dari sak) secara luas digunakan oleh kaum Muslim di

Timur Tengah sebagai surat yang menggambarkan kewajiban keuangan yang berasal dari

perdagangan dan kegiatan komersial lainnya. Tetapi, struktur sukuk saat ini adalah

berbeda dari sukuk yang awal pertamanya digunakan dan sama dalam kualitas atau

karakternya dengan konsep sekuritas konvensional. Suatu proses di mana kepemilikan

dari underlying asset dipindahkan kepada sejumlah besar investor melalui sertifikat yang

menggambarkan nilai proporsional dari aset yang dimaksud.

Fakta empiris membuktikan bahwa sukuk secara nyata digunakan secara luas oleh

masyarakat muslim pada abat pertengahan, dalam bentuk surat berharga yang mewakili

kewajiban pembiayaan yang berasal dari perdagangan dan kegiatan komersial lainnya.

4

Page 5: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

2. Sukuk dan Obligasi

Obligasi adalah kontrak kewajiban utang di mana yang mengeluarkannya secara

kontrak berkewajiban membayar kepada pemilik obligasi, pada tanggal tertentu, bunga

dan pokok. Sementara itu sukuk adalah klaim atas kepemilikan pada underlying aset.

Konsekuensinya, pemilik sukuk berhak atas bagian dari penghasilan yang dihasilkan oleh

aset sukuk sama halnya dengan hak atas kepemilikan pada saat proses realisasi aset

sukuk. Perbedaan feature sukuk dalam hal ini adalah dimana sertifikat merupakan hutang

kepada pemilik, sertifikat yang tidak diperdagangkan pada pasar sekunder dapat ditahan

sampai maturity atau dijual pada harga par.

Berbeda dengan obligasi konvensional yang memperoleh pendapatan dari bunga

atau coupon, obligasi syariah memperoleh Pendapatan berupa bagi hasil, fee, atau marjin.

Perbandingan Sukuk dan Obligasi dapat dilihat pada gambar berikut 10 :

5

Page 6: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

Menurut Fatwa DSN No. 32/DSN-MUI/IX/2002, Obligasi Syariah adalah suatu

surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten

kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar

pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil / margin / fee, serta

membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Dari sisi pasar modal,

penerbitan obligasi syariah muncul sehubungan dengan berkembangnya institusi-institusi

keuangan syariah, seperti asuransi syariah, dana pensiun syariah, dan reksadana syariah

yang membutuhkan alternatif penempatan investasi.

Seperti halnya pada saham, obligasi harus memenuhi kriteria syariah. Aktivitas

utama bisnis yang halal dan tidak bertentangan dengan syariah islam. Obligasi Syariah

merupakan bentuk pendanaan dan sekaligus investasi. Agar struktur yang ditawarkan

terhindar dari riba, maka obligasi syariah dapat memberikan :

1. Bagi hasil berdasarkan akad mudharabah/muqaradhah/qiradh atau musyarakah,

yaitu menggunakan akad kerjasama dengan skema bagi hasil pendapatan atau

keuntungan. Obligasi ini akan memberikans return dengan penggunaan term

indicative/expected return karena sifatnya yang floating dan tergantung pada

kinerja pendapatan yang dibagihasilkan.

2. Margin/fee berdasarkan akad murabahah atau salam atau istishna atau ijarah.

Akad ini berbentuk jual beli dengan skema cost plus basis, dan akan memberikan

penghasilan yang tetap

Bila melihat sifat-sifat umum dari sukuk, kualitasnya sama dengan semua pasar

lain yang berorientasi aset keuangan konvensional, termasuk hal-hal berikut :

1. Dapat diperdagangkan

Sukuk mewakili pihak pemilik aktual dari aset yang jelas, manfaat aset atau

kegiatan bisnis dan juga dapat diperdagangkan pada harga pasar.

2. Dapat diperingkat

Sukuk dapat diperingkat dengan mudah oleh Agen pemberi peringkat regional

dan internasional

3. Dapat ditambah

Sebagai tambahan terhadap aset utama atau kegiatan bisnis, sukuk dapat dijamin

dengan bentuk kolateral berlandaskan syariah lainnya.

6

Page 7: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

4. Fleksibilitas hukum

Sukuk dapat distruktur dan ditawarkan secara nasional dan global dengan pajak

yang berbeda

5. Dapat ditebus

Struktur sukuk diperbolehkan untuk kemungkinan penebusan

Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat berharga sebagai

instrumen investasi yang diterbitkan berdasar suatu transaksi atau akad syariah yang

melandasinya (underlying transaction), yang dapat berupa ijarah (sewa), mudharabah

(bagi-hasil), musyarakah, atau yang lain. Sukuk yang sekarang sudah banyak diterbitkan

adalah berdasarkan akad sewa (sukuk al-ijarah), di mana hasil investasi berasal dan

dikaitkan dengan arus pembayaran sewa aset tersebut. Meskipun demikian, sukuk dapat

pula diterbitkan berdasar akad syariah yang lain.

3. Jenis Obligasi Syariah

Sukuk dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuk syariah

sebagai kontrak atau sub kontrak utama. Yang paling penting adalah shirakah, ijarah,

salam dan istisna’. Menurut aturan dasar syariah, investasi sukuk harus distruktur, pada

satu sisi berdasarkan prinsip mudharabah. Pada sisi lain, bisnis dapat dilaksanakan

melalui bentuk/instrumen partisipatory (keikutsertaan) atau fixed return. Jadi, tingkat

return pada sukuk akan berupa variable atau quasi-fixed (pada kasus dalam bentuk fixed

return). Sukuk pada kategori kedua dapat dibuat sukuk dengan fixed return melalui

provisi berupa jaminan pihak ketiga.

Sukuk yang akan dikeluarkan pemerintah disebut dengan Surat Berharga Syariah

Negara (SBSN) atau dapat juga disebut Sukuk Negara. Sukuk ini merupakan surat

berharga (obligasi) yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan

prinsip syariah. Perusahaan yang akan menerbitkan SBSN ini adalah merupakan

perusahaan yang secara khusus dibentuk guna kepentingan penerbitan SBSN ini ( special

purpose vehicle-SPV).

SBSN atau sukuk negara ini adalah merupakan suatu instrumen utang piutang

tanpa riba sebagaimana dalam obligasi, dimana sukuk ini diterbitkan berdasarkan suatu

7

Page 8: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

aset acuan yang sesuai dengan prinsip syariah. Dalam aplikasinya SBSN ini merupakan

alternatif pembiayaan APBN melalui penerbitan SBN, seperti dalam bagan berikut ini 10:

SBSN dapat berupa:

1. SBSN ijarah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad ijarah (akad sewa

menyewa atas suatu aset)

2. SBSN mudharabah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad mudharabah

(akad kerjasama dimana salah satu pihak menyediakan modal (rab al-maal) dan

pihak lainnya menyediakan tenaga dan keahlian ( mudharib) dimana kelak

keuntungannya akan dibagi berdasarkan persentase yang disepakati sebelumnya,

apabila terjadi kerugian maka kerugian tersebut adalah menjadi beban dan

tanggung jawab pemilik modal)

3. SBSN musyarakah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad musyarakah

(akad kerjasama dalam bentuk penggabungan modal)

4. SBSN istisna’, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad istisna’ (akad jual

beli untuk pembiayaan suatu proyek dimana cara ,jangka waktu penyerahan

barang dan harga barang ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak.

8

Page 9: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

5. SBSN berdasarkan akad lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah,

6. SBSN yang diterbitkan berdasarkan kombinasi dari dua atau lebih jenis akad.

Hingga 14 September 2007, masih terdapat kendala dalam penerbitan SBSN yaitu

dengan tertundanya pengesahan Rancangan Undang-undang (RUU) SBSN. RUU ini

belum mendapatkan pengesahan dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

sehingga penerbitan SBSN di Indonesia belum dapat dilakukan. Pembahasan RUU

SBSN ini telah berlangsung sejak tahun 2005.

Beberapa jenis obligasi syariah telah ada di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Obligasi Syariah mudharabah yaitu obligasi syariah yang hasil investasinya

berdasarkan bagi hasil.

2. Obligasi Syariah ijarah yaitu obligasi yang dikeluarkan berdasarkan prinsip ijarah

4. Syarat Obligasi Syariah

Syarat sebuah obligasi disebut syariah adalah sebagai berikut :

1. Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain:

a. Mudharabah (Muqaradhah)/ Qiradh

b. Musyarakah

c. Murabahah

d. Salam

e. Istishna

f. Ijarah;

2. Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan

syariah, yaitu :

a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang

dilarang;

b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan

asuransi konvensional;

c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan

dan minuman yang haram;

9

Page 10: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barang-

barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada pemegang

Obligasi Syariah Mudha-rabah (Shahibul Mal) harus bersih dari unsur non halal;

4. Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai akad yang

digunakan;

5. Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang digunakan.

6. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau Tim

Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI, sejak proses emisi

Obligasi Syariah Ijarah dimulai.

7. Kepemilikan Obligasi Syariah Ijarah dapat dialihkan kepada pihak lain, selama

disepakati dalam akad.

5. Penggunaan Dana Sukuk

Penggunaan yang umum atas sukuk dapat disebut sebagai proyek spesifik, aset

spesifik, dan neraca spesifik.

a. Sukuk Proyek Spesifik

Didalam kategori ini uang digunakan untuk proyek spesifik. Sebagai contoh, Qatar

Global Sukuk dikeluarkan oleh Pemerintah Qatar tahun 2003 untuk memobilisasi

sumberdaya untuk pembangunan Hamad Medical City (HMC) di Doha. Dalam hal

ini terjadi joint venture special purpose vehicle (SPV), Qatar Global Sukuk QSC,

dibentuk di di Qatar dengan hutang yang terbatas. SPV ini membeli kepemilikan

perluasan lahan, dan didaftarkan atas nama HMC. Perluasan lahan ini ditempatkan

pada ‘trust’ dan sertifikat atas dasar Trust yang dikeluarkan dengan nilai US$ 700 juta

dan jatuh tempa tahun 2010. Hasil tahunannya disetujui menggunakan rate

mengambang pada LIBOR plus 0.45 percent.

b. Sukuk Aset spesifik

Pada kategori ini, sumberdaya dimobolisasi dengan menjual hak manfaat atas aset

kepada investor.

c. Sukuk Neraca Specific

10

Page 11: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

Sukuk Neraca spesifik, sebagai contoh sukuk yang dikeluarkan oleh IDB tahun 2003

yang akan jatuh tempo pada tahun 2008. IDB menggunakan dana tersebut untuk

membiayai berbagai macam proyek dari negara-negara peserta.

6. Perkembangan Sukuk

Inovasi baru-baru ini dalam keuangan islam telah mengubah dinamika industri

keuangan islam. Terutama dalam area bonds dan sekuritas, penggunaan sukuk atau

sekurtias islam menjadi terkenal dalam beberapa tahun terakhir ini, baik government

sukuk maupun corporate sukuk. Dimulai dari tiga sukuk ditahun 2000 dengan nilai

US$336 juta, jumlah sukuk di akhir tahun 2006 mencapai 77 dengan nilai lebih dari US$

27 miliar dana kelolaan. Pada akhir 2007 diperkirakan melebihi US$ 35 miliar

Sukuk sudah berkembang menjadi salah satu mekanisme yang sangat penting dalam

meningkatkan keuangan dalam pasar modal internasional melalui struktur yang dapat

diterima secara Islam. Perusahaan multinasional, Pemerintah, Badan Usaha Milik

Negara, dan lembaga keuangan menggunakan sukuk internasional sebagai alternatif

pembiayaan sindikasi.

Di Indonesia, total Obligasi Syariah & Medium Term Notes (MTN) yang

diterbitkan sudah mencapai 32 jenis, yaitu :

1. PT Indosat Tbk (Mudharabah)

2. Bank Bukopin Syariah

3. PT Berlian Laju Tanker (BLTA)

4. Bank Muamalat Indonesia Tbk

5. PT Cyliandra

6. Bank Syariah Mandiri

7. PTPN VII

8. PT Matahari Putra Prima Tbk

9. PT Citra Sari Makmur

10. PT Sona Topas

11. PT Pembangunan Perumahan

12. PT Arpeni Pratama Ocean Line (APOL)

11

Page 12: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

13. PT Humpuss Intermoda Transportasi (HIT) Tbk

14. PT Indorent

15. PT Berlina Tbk

16. PT Eternal Buana Chemical Industries (EBCI)

17. PT Apexindo Pratama Duta Tbk

18. PT Indosat Tbk (Ijarah)

19. PT Polytama Propindo

20. PT Ricky Putra Globalindo (RPG)

21. PT Logindo Samudramakmur

22. PT Credit Suisse First Boston (CSFB)

23. PT Indonesia Comnet Plus (I Comnet +)

24. PT PLN (Persero)

25. PT Pembangunan Perumahan (Persero)

26. PT Indosat, Tbk (Ijarah I)

27. PT Adhi Karya (Persero), Tbk

28. PT. Berlian Laju Tanker, Tbk

29. PT PLN (Persero)

30. PT Indosat, Tbk (Ijarah II)

31. PT Perkebunan Nusantara III

32. PT Pembangunan Perumahan (Persero)

Pesatnya perkembangan keuangan syariah di berbagai belahan dunia, tidak

dengan cepat diikuti oleh Indonesia. Posisi Indonesia nyaris tidak diperhitungkan oleh

para praktisi keuangan syariah global. Padahal, Indonesia adalah negara berpenduduk

muslim terbesar di dunia. Dan sangat ironis bahwa perhatian para praktisi keuangan

syariah baik dari Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Serikat (AS) tersebut justru tertuju

pada Singapura dan Malaysia yang di anggap sebagai islamic financial hub selain Qatar,

Dubai, dan Bahrain. Kondisi ini memang tak lepas dari perkembangan keuangan syariah

di Indonesia yang pertumbuhannya berjalan lambat. Di bidang perbankan, pangsa aset

perbankan syariah baru mencapai 1,72% dari total aset perbankan di Indonesia (posisi

September 2007). Dan belum banyak institusi di Indonesia yang memanfaatkan

12

Page 13: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

instrumen keuangan syariah, seperti obligasi syariah (sukuk) dalam aktivitas fund raising

mereka.

Perkembangan keuangan syariah global yang sangat pesat ini terutama di picu

oleh aktivitas investasi yang di lakukan oleh para investor dari negara-negara yang

tergabung dalam the Gulf Cooperation Countries(GCC), yaitu Bahrain, Oman, Qatar,

Kuwait, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) di berbagai negara. Data Islamic

International Finance Market (IIFM) menunjukkan selama 2000-2006, total sukuk yang

diterbitkan di seluruh dunia telah mencapai lebih dari US$50 miliar dengan rincian

corporate sukuk sekitar US$44 miliar dan sovereign sukuk US$6 miliar lebih (lihat

grafik). Dari sekitar US$50 miliar sukuk tersebut, sekitar US$19 miliar merupakan global

sukuk, atau sukuk yang diperdagangkan di bursa global. 13

Peminat sukuk kini juga semakin rasional. Ini terlihat bahwa sekitar 48% dari

total sovereign sukuk yang telah diterbitkan di pesan oleh para investor konvensional

yang meliputi 25% investor institusi, 11% fund manager, dan 13% dari bank sentral dan

institusi pemerintah (Zamir Iqbal & Abbas Mirakhor, 2007)13. Saat ini negara yang

banyak di singgahi investor dari GGC justru dari Eropa. Di Eropa, negara yang menjadi

financial hub dari GCC adalah Inggris. Dipilihnya Inggris, tidak terlepas dari kebijakan

otoritas Inggris yang sangat terbuka dengan masuknya dana-dana dari GCC. Saat ini,

sekitar 85% dari seluruh obligasi yang dikeluarkan GCC berbentuk sukuk, dan London

adalah memegang posisi penting sebagai pasar sukuk. Inggris sendiri telah

mengumumkan akan menyusun sebuah kerangka regulasi dan tax reform baru dalam

rangka mendukung penerbitan sukuk domestik.

Di kawasan Asia, Malaysia telah menjadi yang terdepan dalam urusan keuangan

syariah. Pada 2006 diketahui bahwa Rantau Abang Capital Sukuk menerbitkan sukuk

senilai US$2.726 juta pada Maret 2006. Malaysia saat ini mengendalikan sekitar 70%

dari total sukuk yang diterbitkan pasar global (global sukuk) (Bisnis Indonesia, 20

Agustus 2007).

Perkembangan penggunaan instrumen keuangan syariah begitu pesat

pertumbuhannya semestinya ini menjadi pemicu bagi pelaku ekonomi (pemerintah dan

swasta) di Indonesia untuk menangkapnya sebagai peluang dalam rangka meningkatkan

investasi. perluasan instrumen investasi untuk mendorong kegiatan investasi, dengan

13

Page 14: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

pemanfaatan instrumen keuangan syariah, menjadi relevan untuk di dorong

pertumbuhannya. Oleh karena itu, pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Surat

Berharga Syariah Negara (SBSN) perlu dipercepat agar kita tidak ketinggalan momentum

investasi 2008. Kemudian perlunya infrastruktur investasi yang comfortable bagi

masuknya investor asing yang hendak berinvestasi dalam instrumen keuangan syariah.

Pemerintah, misalnya, berencana akan membentuk Indonesia Infrastructure Fund (IIF)

dalam rangka memudahkan mencari sumber dana bagi pembiayaan infrastruktur.

Data McKinsey menunjukkan 20%-30% investor dari GCC memilih produk

keuangan yang sesuai syariah, 50%-60% memilih kombinasi syariah dan konvensional,

sedangkan sisanya 10%-30% bersifat in different.

14

Page 15: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

III. PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

Bank syariah atau Bank Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan

berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan

dalam agama islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut

dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal:

usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak

islami dll), dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.

Adapun alasan rasional eksistensi Bank Syariah dapat dikemukakan sebagai

berikut 11

1. Keinginan umat muslim untuk kaffah, aktivitas keuangan sesuai tuntutan

syariah (larangan riba, norma ekonomi dalam Islam, larangan maysir, gharar,

jahala, dan kehalalan cara dan objek investasi).

2. Kajian konsep dan pengamatan empiris terhadap praktek keuangan non

konvensional ini (yaitu sistem perbankan dengan prinsip bagi hasil)

menunjukkan kelayakan dan berbagai keunggulan sistem antara lain :

- profit sharing economic (Weisman, Presley, Chapra, Stiglitz)

- Interest free banking system (Siddiqi, Wilson, Baldwin)

1. Latar Belakang Bank Syariah

Berkembangnya bank-bank syariah di negara-negara Islam berpengaruh ke

Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar

ekonomi Islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat dalam kajian tersebut adalah

Karnaen A. Perwataatmadja, M.Dawam Rahardjo, A.M. Saefuddin, M. Amien Azis, dll.

Beberapa uji coba pada skala yang relatif terbatas telah diwujudkan. Diantaranya adalah

Baitut Tanwil-Salman, Bandung, yang sempat tumbuh mengesankan. Di Jakarta juga

dibentuk lembaga serupa dalam bentuk koperasi, yakni Koperasi Ridho Gusti 1.

Akan tetapi, prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru

dilakukan pada tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus

1990 menyelenggarakan lokakarya bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa

15

Page 16: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

Barat. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV

MUI yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya Jakarta, 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan

amanat Munas IV MUI dibentuk kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam di

Indonesia.

Kelompok kerja yang disebut Tim Perbankan MUI, bertugas melakukan

pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak terkait.

2. PT Bank Muamalat Indonesia (BMI)

Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut

di atas. Akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1

November 1991. Pada saat penandatanganan akte pendirian ini terkumpul komitmen

pembelian saham sebanyak Rp 84 miliar.

Pada tanggal 3 November 1991, dalam acara silahturahmi Presiden di Istana

Bogor, dapat dipenuhi dengan total komitmen modal disetor awal sebesar Rp

106.126.382.000 Dengan modal awal tersebut, pada tanggal 1 Mei 1992, Bank Muamalat

Indonesia mulai beroperasi.

Pada awal pendirian Bank Muamalat Indonesia, keberadaan bank syariah ini

belum mendapat perhatian yang optimal dalam tatanan industri perbankan nasional.

Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah ini hanya dikategorikan

sebagai “bank dengan sistem bagi hasil” tidak terdapat rincian landasan hukum syariah

serta jenis- jenis usaha yang diperbolehkan. Hal ini sangat jelas tercermin dari UU No.7

Tahun 1992, dimana pembahasan perbankan dengan sistem bagi hasil diuraikan hanya

sepintas lalu dan merupakan “sisipan” belaka.

3. Era Reformasi dan Perbankan Syariah

Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya

UU No.10 Tahun 1998. Dalam undang- undang tersebut diatur dengan rinci landasan

hukum serta jenis- jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank

syariah. Undang- undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank- bank konvensional

16

Page 17: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank

syariah.

Peluang tersebut ternyata disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Sejumlah

bank mulai memberikan pelatihan dalam bidang perbankan syariah bagi para stafnya.

Sebagian bank tersebut ingin menjajaki untuk membuka divisi atau cabang syariah dalam

institusinya. Sebagian lainnya bahkan berencana mengkonversi diri sepenuhnya menjadi

bank syariah.

Hal demikian diantisipasi oleh BI dengan mengadakan “Pelatihan Perbankan

Syariah” bagi para pejabat BI dari segenap bagian, terutama aparat yang berkaitan

langsung seperti DPNP (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan), kredit,

pengawasan, akuntansi, riset, dan moneter.

a. Bank Umum Syariah

Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan bank milik pemerintah pertama yang

melandaskan operasionalnya pada prinsip syariah. Secara struktural, BSM berasal dari

Bank Susila Bakti (BSB), sebagai salah satu anak perusahaan dilingkup Bank Mandiri

(ex BDN), yang kemudian dikonversikan menjadi bank syariah secara penuh. Dalam

rangka melancarkan proses konversi menjadi bank syariah, BSM menjalin kerjasama

dengan Tazkia Institute, terutama dalam bidang pelatihan dan pendampingan konversi.

Sebagai salah satu bank yang dimiliki oleh Bank Mandiri yang memiliki aset

ratusan triliun dan networking yang sangat luas, BSM memiliki beberapa keunggulan

komparatif dibanding pendahulunya. Demilian juga perkembangan politik di Aceh

menjadi ‘blessing in disguise’ bagi BSM. Hal ini karena BSM menyerahkan seluruh

cabang Bank Mandiri di Aceh kepada BSM untuk dikelola secara syariah.

Selain Bank Muamalat Indonesia dan bank Syariah Mandiri, sampai dengan bulan

Desember tahun 2007, bank umum syariah lainnya adalah Bank Syariah Mega Indonesia,

yang merupakan konvesri dari bank Tugu milik Para Globalinvestindo Group menjadi

Bank Umum Syariah.

17

Page 18: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

b. Unit Syariah dari Bank Konvesional, Bank Pembangunan Daerah, dan Bank Custodian

Satu perkembangan lain perbankan syariah di Indonesia pasca reformasi adalah

diperkenankannya bank umum konvensional membuka cabang syariah atau unit bank

syariah. Kecepatan pertumbuhan unit syariah menjadi lebih cepat dengan

diperkenankannya bank konvensional membuka unit dalam bentuk ‘window’.

Beberapa bank yang sudah membuka cabang syariah, data sampai dengan 7

Desember 2007 adalah :

1. Bank IFI Syariah

2. Bank BNI Syariah

3. Bank Bukopin Syariah

4. Bank BRI Syariah

5. Bank Danamon Syariah

6. Bank BII Syariah

7. Bank HSBC Amanah Syariah

8. Bank Niaga Syariah

9. Bank Permata Syariah

10. Bank BTN Syariah

11. Bank Ekspor Indonesia Syariah

12. Bank BTPN Syariah

13. Bank Lippo Salam

14. ABN Amro Bank Syariah

Sedangkan Bank Pembangunan Daerah yang sudah membuka Unit Usaha

Syariah sampai dengan tanggal 7 Desember 2007 adalah :

1. Bank Jabar Syariah

2. Bank DKI Syariah

3. Bank Riau Syariah

4. Bank Sumut Syariah

5. BPD Aceh Syariah

6. BPD Kalsel Syariah

7. BPD NTB Syariah

18

Page 19: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

8. Bank Sumsel Syariah

9. Bank Kalbar Syariah

10. BPD DIY Syariah

11. BPD Kaltim Syariah

12. Bank Nagari Syariah (BPD Sumbar)

13. Bank Jatim Syariah

14. Bank Sulsel Syariah

15. Bank Jateng Syariah

Dan sudah terdapat empat bank custodian syariah yaitu :

1. Deutsche Bank

2. Kustodian Bank HSBC

3. Kustodian Bank Niaga

4. Citibank, N.A. Indonesia

4. Sistem Penghimpunan Dana Bank Syariah

Bagi bank konvensional, selain modal, sumber dana lainnya cenderung bertujuan

untuk ”menahan” uang. Hal ini sesuai dengan pendekatan yang dilakukan Keynes yang

megemukakan bahwa orang yang membutuhkan uang untuk tiga kegunaan: transaksi,

cadangan (jaga-jaga), dan investasi. Oleh karena itu, produk penghimpunan dana pun

disesuaikan dengan tiga fungsi tersebut, yaitu berupa giro, tabungan, dan deposito.

Berbeda dengan hal tersebut, bank syariah tidak melakukan pendekatan tunggal

dalam menyediakan produk penghimpunan dana bagi nasabahnya. Misalnya, pada

tabungan, beberapa bank memperlakukannya seperti giro, sementara itu ada pula yang

memperlakukannya seperti deposito, bahkan ada yang tidak menyediakan produk

tabungan sama sekali.

Pada dasarnya, dilihat dari sumbernya, dana bank syariah terdiri atas:

1. modal,

2. titipan, dan

3. investasi.

19

Page 20: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

A. MODAL

Modal adalah dana yang diserahkan oleh para pemilik (owner). Pada akhir

periode tahun buku, setelah dihitung keuntungan yang didapat pada tahun tersebut,

pemilik modal akan memperoleh bagian dari hasil usaha yang biasa disebut dengan

deviden. Dana modal dapat digunakan untuk pembelian gedung, tanah, perlengkapan,

dan sebagainya yang secara langsung tidak menghasilkan (fixed asset/non earning asset).

Selain itu, modal juga dapat digunakan untuk hal-hal yang produktif, yaitu disalurkan

menjadi pembiayaan. Pembiayaan yang berasal dari modal, hasilnya tentu saja bagi

pemilik modal, tidak dibagikan kepada pemilik dana lainnya.

Dalam perbankan syariah, mekanisme penyertaan modal pemegang saham dapat

dilakukan melalui musyarakh fi sahm asy-syarikah atau equity participation pada saham

perseroan bank.

Mekanisme penyertaan saham tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut

ini:

Keterangan

Salah satu sumber dana bank berasal dari pemegang saham dengan setoran modal,

kemudian disalurkan menjadi pembiayaan. Dalam satu periode pembukuan, sesuai hasil

Rapat Umum Pemegang Saham, investor akan mendapatkan hasil dalam bentuk deviden.

B. TITIPAN

Salah satu prinsip yang digunakan bank syariah dalam memobilisasi dana adalah

dengan menggunakan prinsip titipan. Adapun akad yang sesuai dengan prinsip ini ialah

al-wadi’ah. Al-wadi’ah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika

20

Page 21: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

pemiliknya menghendakinya. Secara umum terdapat dua jenis wadi’ah: wadi’ah yad al-

amanah dan wadi’ah yad adh-dhamanah.

1. Wadi’ah Yad al-Amanah (Trustee Depository)

Wadi’ah jenis ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Harta atau barang yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan dan digunakan oleh

penerima titipan.

b. Penerima titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah yang bertugas dan

berkewajiban untuk menjaga barang yang dititipkan tanpa boleh

memanfaatkannya.

c. Sebagai konpensasi, penerima titipan diperkenankan untuk membebankan biaya

kepada yang menitipkan.

d. Mengingat barang atau harta yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan oleh

penerima titipan, aplikasi perbankan yang memungkinkan untuk jenis ini adalah

jasa penitipan atau safe deposit box.

Mekanisme seperti diatas dapat digambarkan dalam diagram berikut ini.

Keterangan

Dengan konsep al-wadi’ah yad al-amanah, pihak yang menerima titipan tidak boleh

menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Pihak penerima

titipan dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan.

2. Wadi’ah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository)

Wadi’ah jenis ini memiliki karakteristik berikut ini.

a. Harta dan barang yang dititipkan boleh dan dapat dimanfaatkan oleh yang

menerima titipan.

21

Page 22: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

b. Karena dimanfaatkan, barang dan harta yang dititipkan tersebut tentu dapat

menghasilkan manfaat. Sekalipun demikian, tidak ada keharusan bagi penerima

titipan untuk memberikan hasil pemanfaatan kepada si penitip.

c. Produk perbankan yang sesuai dengan akad ini yaitu giro dan tabungan.

d. Bank konvensional memberikan jasa giro sebagai imbalan yang dihitung

berdasarkan persentasi yang telah ditetapkan. Adapun pada bank syariah,

pemberiah bonus (semacam jasa giro) tidak boleh disebutkan dalam kontrak

ataupun dijanjikan dalam akad, tetapi benar- benar pemberian sepihak sebagai

tanda terima kasih dari pihak bank.

e. Jumlah pemberian bonus sepenuhnya merupakan kewenangan manajemen bank

syariah karena pada prinsipnya dalam akad ini penekanannya adalah titipan.

f. Produk tabungan juga dapat menggunakan akad wadi’ah karena pada prinsipnya

tabungan mirip dengan giro, yaitu simpanan yang bisa diambil setiap saat.

Perbedaannya, tabungan tidak dapat ditarik dengan cek atau alat lain yang

dipersamakan.

Mekanisme wadi’ah yad adh-dhamanah dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut.

Keterangan

Dengan konsep al-wadi’ah yad adh-dhamanah, pihak yang menerima titipan boleh

menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Tentu, pihak bank

dalam hal ini mendapatkan hasil dari pengguna dana. Bank dapat memberikan insentif

kepada penitip dalam bentuk bonus.

22

Page 23: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

Perbedaan Antara Jasa Giro dan Bonus

No Jasa Giro Bonus (Athaya)1 Diperjanjikan Tidak diperjanjikan2 Disebutkan dalam akad Benar-benar merupakan budi baik

bank3 Ditentukan dalam persentase yang tetap Ditentukan sesuai dengan

keuntungan riil bank

C. INVESTASI

Prinsip lain yang digunakan adalah prinsip investasi. Akad yang sesuai dengan

prinsip ini adalah mudharabah.Tujuan dari mudharabah adalah kerjasama antara pemilik

dana( shahibul maal) dan pengelola dana ( mudharib), dalam hal ini bank.

Secara garis besar, mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut.

1. Mudharabah Muthlaqah (General Invesment)

a. Shahibul maal tidak memberikan batasan-batasan (restricion) atas dana yang

diinvestasikannya. Mudharib diberi wewenang penuh mengelola dana tersebut

tanpa terikat waktu, tempat, jenis usaha, dan jenis pelayanannya.

b. Aplikasi perbankan yang sesuai dengan akad ini ialah time deposit biasa.

Skema mudharabah mutlaqah dapat digambarkan sebagai berikut.

Dalam skema mudharabah mutlaqah terdapat beberapa hal yang sangat berbeda

secara fundamental dalam hal nature of relationship beetwen bank and customer pada

bank konvensional.

a. Penabung atau deposan di bank syariah adalah investor dengan sepenuh

penuhnya makna investor. Dia bukanlah lender atau kreditor bagi bank seperti

23

Page 24: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

halnya di bank umum. Dengan demikian, secara prinsip, penabung dan deposan

entitled untuk risk dan return dari hasil usaha bank.

b. Bank memiliki dua fungsi: kepada deposan atau penabung, ia bertindak

sebagai pengelola (mudharib), sedangkan kepada dunia usaha, ia berfungsi

sebagai pemilik dana (shahibul maal). Dengan demikian, baik ke kiri maupun

kekanan, bank harus sharing risk dan return (lihat skema sebelumnya)

c. Dunia usaha berfungsi sebagai pengguna dan pengelola dana yang harus berbagi

hasil dengan pemilik dana, yaitu bank. Dalam pengembangannya, nasabah

pengguna dana dapat juga menjalin hubungan dengan bank dalam bentuk jual

beli, sewa, dan fee based services.

2. Mudharabah Muqayyadah

a. Shahibul maal memberikan batasan atas dana yang diinvestasikannya.

Mudharib hanya bisa mengelola dana tersebut sesuai dengan batasan yang

diberikan oleh shahibul maal.Misalnya, hanya untuk jenis usaha tertentu saja,

tempat tertentu, dan lain-lain.

b. Aplikasi perbankan yg sesuai dengan akad ini ialah special invesment.

Special invesment melalui mudharabah muqayyadah dapat digambarkan dalam

skema berikut ini.

Keterangan

Dalam investasi dengan menggunakan konsep mudharabah muqayyadah, pihak

bank terikat dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh shahibul maal,

misalnya:

- jenis investasi,

24

Page 25: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

- waktu dan tempat.

Produk special invesment based on restricted mudharabah ini sangat sesuai

dengan special hight networth individuals atau company yang memiliki kencenderungan

investasi khusus.

Disamping itu, special invesment merupakan suatu modus funding dan financing,

sekaligus yang sangat cocok pada saat-saat krisis dan sektor perbankan mengalami

kerugian yang menyeluruh. Dengan special invesment, Investor tertentu tidak perlu

menanggung overhead bank yang terlalu besar karena seluruh dananya masuk ke proyek

khusus dengan return dan cost yang dihitung khusus pula.

5. Perbedaan Antara Investasi Dan Membungakan Uang

Ada dua perbedaan mendasar antara investasi dengan membungakan uang.

Perbedaan tersebut dapat ditelaah dari definisi hingga makna masing-masing.

1. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung resiko karena berhadapan

dengan unsur ketidapastian. Dengan demikian, perolehan kembaliannya

(return) tidak pasti dan tidak tetap.

2. Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung resiko

karena perolehan kembaliannya berupa uang yang relatif pasti dan tetap.

Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan produktif. Islam

mendorong seluruh masyarakat untuk melakukan investasi dan melarang membungakan

uang. Sesuai dengan definisi diatas, menyimpan uang di bank Islam termasuk kategori

kegiatan investasi karena perolehan kembaliannya (return) dari waktu ke waktu tidak

pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan kembali itu tergantung pada pada hasil

usaha yang benar-benar terjadi dan dilakukan bank sebagai mudharib atau pengelola

dana.

Dengan demikian, bank Islam tidak dapat sekadar menyalurkan uang. Bank Islam

harus terus berupaya meningkatkan kembalian atau return of investment sehingga lebih

menarik dan lebih memberi kepercayaan bagi pemilik dana.

25

Page 26: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

6. Perbedaan Antara Utang Uang dan Utang Barang

Ada dua jenis utang yang berbeda satu sama lainnya, yakni utang yang terjadi

karena pinjam-meminjam uang dan utang yang terjadi karena pengadaan barang. Utang

yang terjadi karena pinjam-meminjam uang tidak boleh ada tambahan, kecuali dengan

alasan yang pasti dan jelas, seperti biaya meterai, biaya notaris, dan studi kelayakan.

Tambahan lainnya yang sifatnya tidak pasti dan tidak jelas, seperti inflasi dan deflasi,

tidak diperbolehkan.

Utang yang terjadi karena pembiayaan pengadaan barang harus jelas dalam satu

kemasan yang utuh atau disebut harga jual. Harga jual itu sendiri terdiri atas harga pokok

barang plus keuntungan yang disepakati, selamanya tidak boleh berubah naik karena akan

masuk dalam kategori riba fadl. Dalam transaksi perbankan syariah, yang muncul adalah

kewajiban dalam bentuk utang pengadaan barang, bukan utang uang.

7. Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil

Sekali lagi, Islam mendorong praktik bagi hasil serta mengharamkan riba.

Keduanya sama-sama memberi keuntungan bagi pemilik dana, namun keduanya

mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Perbedaan itu dapat dijelaskan dalam tabel

berikut.

Tabel Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil

BUNGA BAGI HASIL

a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung.

b. Penentuan besarnya rasio/ nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.

b. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.

c. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.

c. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.

d. Bagi hasil bergatung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.

d. Jumlah pembayaran bunga tidak e. Jumlah pembagian laba meningkat

26

Page 27: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang ”booming”.

sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.

e. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama, termasuk Islam.

f. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.

8. Ayat dan Hadits tentang Kerjasama dan Bagi Hasil

Landasan Ayat dan Hadis yang mendasari kerjasama dan bagi hasil dalam

perbankan syariah dapat dilihat pada hadis dan ayat berikut :

Al-Hadits, “Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata :

بينهما من خرجت خانه فاذا حبه صا أحدهما يخن لم ما الشاركين لث ثا أنا

داود( أبو رواه)

“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman : “Aku pihak ketiga dari dua orang yang

bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainnya” (HR. Abu Dawud dan

Hakim).

Firman Alah dalam Surat Luqman, ayat 34

34. Sesungguhnya Allah, Hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok[1187]. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

27

Page 28: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

[1187] Maksudnya: manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, namun demikian mereka diwajibkan berusaha.

a. Para ahli ekonomi Islam menjadikan ayat ini sebagai landasan (dasar/dalil) bagi

konsep bagi hasil. Hasil investasi PLS (bagi hasil) tidak bisa dipastikan, karena

hanya Allah yang mengetahui hasilnya di masa depan.

b. Ayat ini bertentangan dengan konsep bunga yang memastikan jumlah hasil

investasi di masa depan. Kepastian tersebut bertantangan dengan fitrah bisnis

yang mengandung 3 kemungkinan ; untung, no return (BEP) dan rugi.

c. Besarnya keuntungan juga berfluktuasi, sehingga tidak bisa dipatok pada angka

tertentu

d. Oleh karena hanya Allah yang bisa memastikan berapa hasil keuntungan di masa

depan dan bagaimana hasil bisnisnya, semetara manusia tidak bisa

mengetahuinya, maka maka konsep bunga yang diterapkan manusia

sesungguhnya bertentangan dengan konsep tauhid, karena bunga memastikan

berapa keuntungan di masa depan.

e. Ayat ini juga bertentangan dengan konsep time value of money.

f. Hadits Nabi Saw :

بالضمان الخراجg. Keuntungan/profit yang diperoleh sejalan dengan resiko yang ditanggung (H.R.

Abu Daud)

بالغنم الغرمh. (Resiko/biaya yang ditanggung sejalan dengan keuntungan yang diperoleh(

9. Permasalahan Perkembangan Bank Syariah

Bank syariah secara resmi telah diperkenalkan kepada masyayakat sejak tahun

1992, yaitu dengan diberlakukannya UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan. Undang-

undang ini yang selanjutnya diinterpretasikan dalam berbagai ketentuan pemerintah, telah

memberikan peluang seluas-luasnya untuk pembukaan bank-bank yang beroperasi

dengan prinsip bagi hasil/syariah. Perkembangan perbankan syariah hingga saat ini cukup

28

Page 29: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

pesat terutama dari segi jumlah bank. Namun dari segi volume usaha, dibandingkan

dengan bank konvensional masih sangat kecil, yaitu di bawah 2 %.

Banyak tatangan dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan

perbankan syariah, terutama berkaitan dengan penerapan suatu sistem perbankan yang

baru, suatu sistem yang mempunyai sejumlah perbedaan prinsip dengan sistem yang

dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia. Berikut ini dikemukakan beberapa

kendala yang muncul sehubungan dengan pengembangan perbankan syariah.

1. Pemahaman Masyarakat yang Belum Tepat terhadap Kegiatan Operasional Bank

Syariah

Karena masih dalam tahap awal pengembangan, dapat dimaklumi bahwa pada

saat ini pemahaman sebagian besar masyarakat mengenai sistem dan prinsip

perbankan syariah masih belum tepat. Pada dasarnya, sistem ekonomi Islam telah

jelas, yaitu melarang mempraktikkan riba serta akumulasi kekayaan hanya pada

pihak tertentu secara tidak adil. Akan tetapi, secara praktis, bentuk produk dan

jasa pelayanan, prinsip-prinsip dasar hubungan antara bank dan nasabah, serta

cara-cara berusaha yang halal dalam bank syariah, masih sangat perlu

disosialisasikan secara luas.

Adanya perbedaan karasteristik produk bank konvensional dengan bank syariah

telah menimbulkan adanya keengganan bagi pengusaha jasa perbankan.

Keengganan tersebut antara lain disebabkan oleh hilangnya kesempatan

mendapatkan pendapatan tetap berupa bunga dari simpanan. Oleh karena itu,

secara umum perlu diinformasikan bahwa penempatan dana pada bank syariah

juga dapat memberikan keuntungan finansial yang kompetitif. Disamping itu,

salah satu karasteristik khusus dari hubungan bank dengan nasabah dalam sistem

perbankan syariah adalah adanya moral force dan tuntutan terhadap etika usaha

yang tinggi dari semua pihak. Hal ini selanjutnya akan mendukung prinsip kehati-

hatian dalam usaha bank maupun nasabah.

2. Pengaturan Perbankan yang Berlaku Belum Sepenuhnya Mengakomodasi

Operasional Bank Syariah

29

Page 30: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

Karena adanya sejumlah perbedaan dalam pelaksanaan operasional antara bank

syariah dan bank konvensional, ketentuan- ketentuan perbankan perlu disesuaikan

agar memenuhi ketentuan syariah sehingga bank syariah dapat beroperasi secara

efektif dan efisien.Ketentuan- ketentuan tersebut antara lain adalah hal- hal yang

mengatur:

a. instrumen yang diperlukan untuk mengatasi masalah likuiditas,

b. instrumen moneter yang sesuai dengan prinsip syariah untuk keperluan

pelaksanaan tugas bank sentral,

c. standar akuntansi, audit, dan pelaporan.

d. ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai prinsip kehati- hatian, dan

sebagainya. Ketentuan- ketentuan tersebut sangat diperlukan agar perbankan

syariah menjadi elemen dari sistem moneter yang dapat menjalankan

fungsinya secara baik dan mampu berkembang pesat bersaing dengan bank

konvensional.

3. Sumber Daya Manusia yang Memiliki Keahlian dalam Bank Syariah Masih

Sedikit

Kendala dibidang sumber daya manusia dalam pengembangan perbankan syariah

disebabkan karena sistem ini masih belum lama dikembangkan. Disamping itu,

lembaga-lembaga akademik dan pelatihan dibidang ini sangat terbatas sehingga

tenaga terdidik dan berpengalaman dibidang perbankan syariah, baik dari sisi

bank pelaksana maupun dari bank sentral (pengawas dan peneliti bank), masih

sangat sedikit. Pengembangan sumber dana manusia dibidang perbankan syariah

sangat perlu karena keberhasilan pengembangan bank syariah pada level mikro

sangat ditentukan oleh kualiatas manajemen dan tingkat pengetahuan serta

ketrampilan pengelola bank. Sumber daya manusia dalam perbankan syariah

harus memiliki pengetahuan yang luas dibidang perbankan, memahami

implementasi prinsip-prinsip syariah dalam praktik perbankan, serta mempunyai

komitmen kuat untuk menerapkannya secara konsisten. Dalam hal pengembangan

bank syariah dengan cara mengkonversi bank konvensional menjadi bank syariah

atau membuka kantor cabang syariah oleh bank umum konvensional,

30

Page 31: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

permasalahan ini menjadi lebih penting karena diperlukan suatu perubahan pola

pikir dari sistem usaha bank yang beroperasi secara konvensional ke bank yang

beroperasi dengan prinsip syariah.

4. Jaringan Kantor Bank Syariah yang Belum Luas

Pengembangan jaringan kantor bank syariah diperlukan dalam rangka perluasan

jangkauan pelayanan kepada masyarakat. Disamping itu, kurangnya jumlah bank

syariah yang ada juga menghambat perkembangan kerjasama antar bank syariah.

Kerjasama yang sangat diperlukan antara lain berkenaan dengan penempatan dana

antar bank dalam hal mengatasi masalah likuiditas. Sebagai suatu badan usaha,

bank syariah perlu beroperasi dengan skala yang ekonomis. Karenanya jumlah

jaringan kantor bank yang luas juga akan meningkatkan efisiensi usaha.

Berkembangnya jaringan bank syariah juga diharapkan dapat meningkatkan

kompetisi ke arah peningkatan kualitas pelayanan dan mendorong inovasi produk

dan jasa perbankan syariah.

31

Page 32: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

IV. SUKUK DAN PERKEMBANGAN BANK SYARIAH

Sampai dengan tanggal 7 Desember 2007, terdapat 3 Bank Umum Syariah, 14

unit Usaha Syariah Bank Umum, 15 Unit syariah BPD, 4 Bank Custodian Syariah, dan

sekitar 100 lebih BPRS. Sementara itu BI memperkirakan aset bank syariah tumbuh

hampir tiga kali lipat menjadi Rp 91,6 triliun 2008, dari posisi September tahun ini Rp

31,8 triliun. Prediksi yang sangat optimistis ini didasarkan pada terselesaikannya

sejumlah ganjalan yang dianggap menghambat laju pertumbuhan. Salah satunya,

instrumen obligasi negara syariah yang tersedia pada awal 2008 serta penyempurnaan

UU Perpajakan. Pada tahun 2008, pembiayaan syariah akan mencapai Rp 73,3 triliun,

hampir tiga kali lipat dari posisi September tahun ini Rp 25,58 triliun. Demikian juga

disisi pendanaan yang dipatok tumbuh menjadi Rp 68,9 triliun dari Rp 24,68 triliun pada

September 2007.

Angka ini akan tercapai bila terpenuhinya dua syarat, yaitu jika instrumen

obligasi negara syariah (sukuk syariah) dijadikan salah satu alternatif investasi, dan bila

bank sentral menyediakan lelang SBI syariah sebagai instrumen untuk menyerap

likuiditas pasar keuangan syariah. Akan sulit mengambil dana masyarakat jika tidak

tersedia SBI Syariah. Jika dipaksakan lembaga keuangan syariah bisa rugi karena uang

tidak kemana-mana. Sedangkan keberadaan Sertifikat Wadiah BI yang hanya

memberikan bonus setara 4%, sangat tidak memadai mengingat bank syariah memberi

bagi hasil bagi deposito setara 7% hingga 7,25%. Dengan dipatoknya pencapaian pasar

perbankan syariah mencapai 5% dari industri perbankan pada 2008, sedangkan aset yang

ada baru mencapai Rp 31,8 triliun saat ini, sekitar 1,72% pasar industri perbankan, maka

kedua hal di atas menjadi sangat menentukan.

Sesuai dengan definisi Bank, tempat di mana uang disimpan dan dipinjamkan.

Dan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998

Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, adalah badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidur rakyat banyak, maka pengertian ini dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa

bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas

32

Page 33: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Terkait dengan maksud bank

tersebut, sangat diperlukan dana sehingga dapat diberdayakan untuk keperluan investasi

dan aktivitas-aktivitas lainnya sehingga dapat meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dengan demikian relevansi pentingnya penerbitan sukuk oleh pemerintah adalah :10

1. Mendorong basis sumber pembiayaan

2. Mendorong pengembangan pasar keuangan syariah dalam negeri

3. Menciptakan benchmark

4. Memperluas dan mendiversifikasi basis investor

5. Mengembangkan alternatif instrumen investasi

6. Mengoptimalkan pemanfaatan barang milik negara dan

7. Mengoptimalkan pemanfaatan dana masyarakat yang belum terjaring sistem

keuangan konvensional.

Dengan diperolehnya dana melaui penerbitan sukuk, korporasi maupun

pemerintahan, berarti akan tersedia dana yang besar sehingga akan dapat meningkatkan

pembiayaan lemabaga keuangan syariah. Dan ini akan mendorong tumbuhnya perbankan

Syariah. Adapun perkembangan Obligasi Syariah/Sukuk Korporasi sampai dengan Juli

2007 dapat dilihat dari grafik berikut 9

Dengan proporsi antara obligasi syariah/sukuk korporasi sebagai berikut 9

33

Page 34: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

Sementara itu bila dilihat dari potensi permintaan sukuk, baik dari pasar domestik

maupun pasar internasional, sangat menjanjikan. Hal ini didasarkan pada beberapa hal

berikut ini 9:

1. Pasar dalam negeri

- jumlah penduduk muslim terbesar di dunia

- jumlah emiten/isuers yang melakukan penawaran efek syariah masih sedikit, dan

- proporsi produk syariah relatif masih sangat kecil

2. Pasar International

- Pesatnya pertumbuhan aset pasar keuangan syariah (sekitar 15 % p.a)

- Repatriasi dana-dana Timur Tengah pasca 9/11

- Terbatasnya jenis dan jumlah instrument keuangan syariah, dan

- terus meningkatnya peringkat keridit Indonesia.

Sedangkan di pasar Internasional, tren perkembangannya semakin pesat. Hal ini dapat

dilihat dari data perkembangan terkini Pasar Sukuk Internasional 10

1. Malaysia, Brunei, Bahrain, Qatar, UAE, Pakistan, dan Saxony Anhalt, telah

menjadi regular issuer sovereign sukuk.

2. Kerajaan Inggris akan menerbitkan sukuk (wholesale dan ritel) paling lambat

tahun 2008

3. JBIC dan Korean Development Bank sedang mempersiapkan penerbitan Ringgit-

Sukuk di Malaysia

34

Page 35: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

4. Singapura dan Inggris telah melakukan perubahan ketentuan hukum untuk

mengakomodir transaksi keuangan syariah

5. Beberapa negara telah mulai menjajagi kemungkinan penerbitan sovereign sukuk,

antara lain Singapura, China, Federasi Jerman, Jepang, dan Filipina.

Keterkaitan antara perkembangan sukuk dengan perkembangan perbankan syariah

juga terlihat dari upaya pemerintah dalam melakukan percepatan pengembangan

Perbankan Syariah. Adapun upaya tersebut dicanagkan dalam Enam pilar Program

Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah 12

1. Penguatan Kelembagaan Bank Syariah

2. Pengembangan produk Bank Syariah

3. Intensifikasi edukasi publik dan aliansi mitra strategis

4. Pengingkatan Peranan Pemerintah dan Penguatan Kerangka Hukum

5. Penguatan SDM Bank Syariah

6. Penguatan Pengawasan Bank Syariah

Keterkaitan ini terlihat pada pilar ke empat, yaitu pada pilar Pengingkatan

Peranan Pemerintah dan Penguatan Kerangka Hukum, di mana di dalamnya terdapat

program untuk Mendorong pengesahan RUU Perpajakan, RUU Perbankan Syariah, dan

RUU Sukuk Negara. Upaya penuntasan RUU Sukuk Negara merupakan jalan untuk

mempercepat pertumbuhan perbankan syariah. Karena akan menggerakkan sumber

pendanaan dan sekaligus sektor riil dengan dibukanya proyek-proyek pembangunan yang

menggunanakan dana dari sukuk tersebut. Diperkirakan untuk mencapai target

pertumbuhan perbankan syariah sebesar 5 % pada tahun 2008 hanya dapat tercapai

melalui instrumen sukuk, terutama sukuk negara.

35

Page 36: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

V. KESIMPULAN

Perkembangan penggunaan instrumen keuangan syariah akan memicu para pelaku

ekonomi meningkatkan investasi. Perluasan instrumen investasi akan mendorong

kegiatan investasi, melalui pemanfaatan instrumen keuangan syariah. Sukuk sebagai

instrumen investasi akan menjadi motor dalam penggerak ekonomi keuangan syariah.

Dan ini akan mendorong pertumbuhan lembaga keuangan syariah. Sumber dana akan

tersedia dan penyalurannnya dalam bentuk proyek-proyek pemerintah akan menjadi

penggerak pertumbuhan perbankan syariah.

Perkembangan sukuk akan sangat ditentukan oleh keberadaan Undang-Undang

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Karena instrumen ini sangat diperlukan untuk

mempercepat pertumbuhan perbankan sayriah di Indonesia. Sesuai dengan salah satu

program kerja akselerasi perkembangan bank syariah, maka keberadaan sukuk ini akan

sangat significant impactnya terhadap pertumbuhan investasi dan pada akhirnya akan

berdampak pada pertumbuhan Bank Syariah.

Ditulis, dan disunting dari berbagai sumber

Wassalam,

Suheri

36

Page 37: D - Suheri : Syariah Knowledge | Share your Ideas for · Web viewJenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha perjudian dan permainan

PUSTAKA

1. Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema Insani,

Jakarta, 2001

2. Zudin, ISLAMIC BONDS (SUKUK): ITS INTRODUCTION AND APPLICATION,

http://konsultasimuamalat.wordpress.com/ 2007/06/27 /islamic-bonds-sukuk-its-

introduction-and-application/ 27th Jun, 2007

3. Agustianto, Bahan Kuliah PSTTUI, Harta Milik, 2007

4. Nurul Huda, Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, Kencana

Prenada Media Group, Jakarta, 2007.

5. Yusuf Al-Qardhawi, Dr., Bunga Bank Haram, Akbar Media Eka Sarana, Jakarta 2005

6. Kun Wahyu Winasis dan Diah Amelia,

http://www.majalahtrust.com/ekonomi/keuangan/982.php

7. http://www.mui.or.id/mui_in/product_2/lks_lbs.php?id=68

8. http://www.slideshare.net/zudin/ruu-sbsn/

9. Baridwan, Anis, Kebijakan Pengembangan Pasar Modal Syariah, Makalah dalam

Ijtima’ Sanawi Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tahun 2007, Hotel Safari Garden,

Cisarua, Bogor, 14 Agustus 2007.

10. Slamat, Dahlan, Road Map dan Perkembangan Sukuk Negara (Surat Berharga

Syariah Negara), Makalah dalam Ijtima’ Sanawi Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Tahun 2007, Cisarua, Bogor, 15 Agustus 2007

11. Siregar, Dr. Mulya E., Pengaturan dan Pengawasan Perbankan Syariah, Makalah

dalam Ijtima’ Sanawi Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tahun 2007, Cisarua, Bogor,

14 Agustus 2007

12. Siregar, Dr. Mulya E., Kebijakan Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah 2007-

2008 dan Peran Strategis Ulama, Makalah dalam Ijtima’ Sanawi Dewan Pengawas

Syariah (DPS) Tahun 2007, Cisarua, Bogor, 14 Agustus 2007

13. Sunarsip, Peluang Booming Keuangan Syariah,

http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/opini/1id35898.html, 18 Desember

2007

37