d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d...

15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user III-1 BAB III TINJAUAN KOTA SURAKARTA Kota Surakarta atau yang sering kita kenal dengan nama “Kota Solo” termasuk dalam wilayah pemerintahan daerah administratif kota yang dipimpin oleh seorang Walikota. Pemerintahan Kota Surakarta dimulai sejak ditetapkannya sebagai ibukota Karesidenan pada tahun 1946, dan pada tahun 1965 ditetapkan sebagai ibukota Daerah Tingkat II Kota Praja dan kini berstatus sebagai Kotamadya. Surakarta merupakan kota yang dilintasi sungai Pepe, Jenes dan Bengawan Solo, serta terletak antara : 110 45’ 15” - 110 45’ 35” Bujur Timur dan 7 36’ 00” - 7 56’ 00” Lintang Selatan. A. KONDISI FISIK SURAKARTA Kondisi Geografis Luas wilayah : 4.404,06 ha Jumlah kecamatan : 5 wilayah kecamatan Jumlah kelurahan : 51 kelurahan Batas Administratif Gambar 3.1: peta Surakarta Sumber : RUTRK Surakarta

Transcript of d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d...

Page 1: d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-1

BAB III

TINJAUAN KOTASURAKARTA

Kota Surakarta atau yang sering kita kenal dengan nama “Kota Solo” termasuk dalam

wilayah pemerintahan daerah administratif kota yang dipimpin oleh seorang Walikota.

Pemerintahan Kota Surakarta dimulai sejak ditetapkannya sebagai ibukota Karesidenan pada

tahun 1946, dan pada tahun 1965 ditetapkan sebagai ibukota Daerah Tingkat II Kota Praja

dan kini berstatus sebagai Kotamadya. Surakarta merupakan kota yang dilintasi sungai Pepe,

Jenes dan Bengawan Solo, serta terletak antara : 110 45’ 15” - 110 45’ 35” Bujur Timur

dan 7 36’ 00” - 7 56’ 00” Lintang Selatan.

A. KONDISI FISIK SURAKARTA

Kondisi Geografis

Luas wilayah : 4.404,06 ha

Jumlah kecamatan : 5 wilayah kecamatan

Jumlah kelurahan : 51 kelurahan

Batas Administratif

Gambar 3.1: peta SurakartaSumber : RUTRK Surakarta

Page 2: d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-2

Utara : Kab. Boyolali & Kab.Karanganyar

Timur : Kab.Karanganyar & Kab. Sukoharjo

Selatan : Kab. Sukoharjo

Barat : Kab.Karanganyar & Kab. Sukoharjo

Data selengkapnya tentang penggunaan tanah di Kota Surakarta adalah sebagai

berikut:

Penggunaan Lahan Luas LahanPerumahan/ pemukiman 2,731.02 HaJasa 427.13 HaPerusahaan 287.48 HaIndustry 101.42 HaTanah KosongDiperuntukkan

53.38 Ha

Tegalan 85.27 HaSawah 149.32 HaKuburan 72.86 HaLapangan Olah Raga 65.14 HaTaman Kota 31.60 HaLain-lain 399.44 HaJumlah 4,404.06 Ha

Tabel 3.1: Luas Penggunaan Tanah Kota Surakartasumber: Kantor BPN Kota Surakarta Tahun 2008

Kondisi klimatologis

Kondisi klimatologis berkaitan erat dengan letak geografis suatu tempat.

Faktor klimatologis ini juga mempengaruhi langsung terhadap perwujudan fisik suatu

bangunan. Kondisi klimatologis meliputi:

Iklim

Kota Surakarta termasuk dalam kelompok iklim tropis panas pada daerah

equatorial(5°-10° Lu/Ls). Perbedaan temperatur pada equatorial pada umumnya

berkisar 8° dengan maksimum temperatur pada siang hari berkisar 30° c dan

malam hari berkisar 24°c. Suhu udara rata-rata yang tercatat pada tahun 1995

maksimal 32,04°c dan suhu minimum 19,82°c

Kelembaban Udara

Kelembaban udara relatif umumnya berkisar 75% dan dapat pula menjadi 55%-100

% yang relatif basah. Pada tahun 1995 tercatat kelembaban udara yang terjadi di

Kotamadya Surakarta adalah 74 %.

Berdasarkan data, fakta dan analisa Rencana Induk Kota Surakarta tahun

1986/1987 s/d 2003/2004 yaitu :

Page 3: d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-3

Kelembaban udara rata-rata : 74 %.

Berdasarkan data Lanud Adi Sumarmo tahun 2000 yaitu :

1) Kelembaban maksimum : 84 %

2) Kelembaban minimum : 69 %

3) Kelembaban rata-rata : 78 %

Angin

Sesuai dengan letak geografisnya,maka arah dan kecepatan angin di surakarta

berubah ubah secara periodik, arahnya bervariasi dari Tenggara ke Barat Laut.

Kecepatan angin mencapai 10,5 knot.

Kecepatan Angin

Kecepatan angin diambil dari beberapa sumber, dimana sumber tersebut adalah :

Rata-rata kecepatan angin di Lanud Adi Sumarmo tahun 2000 yaitu :

1) Kecepatan maksimum : 16,25 m/detik.

2) Kecepatan minimum : 3,50 m/detik.

Kecepatan angin di Manahan pada tahun 2000 yaitu :

1) Kecepatan maksimum : 2,56 m/detik.

2) Kecepatan minimum : 0,50 m/detik.

Temperatur udara

Berdasarkan fakta dan analisa rencana induk Kota Surakarta tahun 1986/1987 s/d

2003/2004 :

1) Temperatur maksimum : 32,30°c.

2) Temperatur minimum : 22,68°c.

3) Temperatur rata-rata : 27,28°c.

B. KONDISI NON FISIK

1. Perkembangan dan Potensi Fungsi Kota

Surakarta merupakan kota dengan penduduk mayoritas beragama Islam. Berikut data

pemeluk agama di Kota Surakarta tahun 2009:

No

Kecamatan

JumlahPendudu

k

AgamaIslam Kriste

nKatolik

Hindu

Budha

Konghucu

Lain

1 Banjarsari 194.432 138.927 24.969 28.240 644 1.650 2 0

Page 4: d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-4

Page 5: d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-5

Pondok Pesantren yang tersebar di wilayah eks-Karesidenan Surakarta. Selain itu, Surakarta

juga memiliki masjid yang tersebar seluruh wilayah, yang menjadikannya sebagai pusat

belajar Al-Qur’an dalam Program TPA (Tempat Pelajaran Al-Qur’an). Dengan potensi

tersebut, sangat disayangkan bahwa Surakarta belum memiliki sebuah tempat khusus untuk

mengkaji Al-Qur’an secara lebih mendalam dan intensif.

Berdasarkan kurikilum TPA yang ada di Kota Surakarta, rata-rata pengajaran Al-

Qur’an menggunakan sistem iqra’ dari jilid 1 sampai 6 kemudian dilanjutkan dengan

membaca Al-Qur’an. Selama ini masjid/TPA merupakan sarana untuk belajar dasar-dasar

Islam dan belajar membaca Al-Qur’an. Setelah itu, santri-santri TPA yang memiliki peluang

untuk menjadi hafidz dan hafidzoh tidak memiliki wadah untuk mengembangkan bakatnya.

Oleh karena itu, Pusat Studi Al-Qur’an muncul sebagai sebuah wadah untuk mengembangkan

bakat-bakat santri hingga menjadi menjadi hafidz dan ahli tafsir yang nantinya diharapka

mampu menjadi kader dakwah yang diturunkan di lingkungan masing-masing.

Dalam konteks universitas, Surakarta memiliki Perguruan Tinggi berbasis Islam

seperti Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan STAIN (Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri) Surakarta. Dengan adanya Perguruan Tinggi berbasis Islam tersebut Pusat

Studi Al-Qur’an muncul sebagai solusi untuk tempat pengajar Al-Qur’an belajar dan

memperdalam pengetahuannya tentang Al-Qur’an. Para mahasiswa pun mampu menjadikan

Pusat Studi Al-Qur’an sebagai sarana memperoleh referensi dan pengetahuan yang lebih

dalam mengenai Al-Qur’an. Tempat-tempat Pendidikan tersebut memerlukan sebuah sarana

yang menunjang kegiatan belajar mengajar dan mewadahi kebutuhan santri/murid dan

mahasiswa mengenai ilmu Al-Qur’an , sehingga Surakarta menjadi lokasi yang dipilih untuk

keberadaan Pusat Studi Al-Qur’an.

Dalam konteks Pusat Studi Al Quran yang akan direncanakan di Surakarta,

berbagai potensi dan fasilitas terkait yang ada di Surakarta selama ini kurang memperhatikan

kebutuhan usernya. Bangunan-bangunan islami di Surakarta kebanyakan hanya menonjolkan

sisi keislamannya tanpa memperhatikan bagaimana penggunanya membutuhkan ruang yang

dapat mendukung kegiatan di dalamnya. Fasilitas yang sudah ada kebanyakan menonjolkan

tampilan luar saja di mana simbol-simbol keislaman sangat mendominasi.

2. Perkembangan Fungsi Kota Surakarta

Surakarta merupakan kota yang mempunyai banyak peranan dan fungsi sebagai

kota pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olahraga serta sosial

Page 6: d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-6

budaya. Seperti ditunjukkan pada tabel berikut:

No Fungsi kota Skala pelayanan

1. Pemerintahan Lokal dan Regional

2. Industri Lokal, Regional danNasional

3. Pendidikan Lokal, Regional danNasional

4. Pariwisata dan SosialBudaya

Lokal, Regional danInternasional

5. Perdagangan Lokal dan Regional

6. Pusat Olahraga Lokal, Regional danNasional

3. Rencana Umum TataRuang Kota

Rencana pembagian satu wilayah pembangunan dan pelayanan dibagi dalam 4 WP

(wilayah pengembangan) dan 10 SWP (Sub Wilyah Pengembangan). Empat wilayah

tersebut WP utara, WP selatan, WP timur, dan WP barat.

Kemudian untuk 10 SWP yaitu:

1) Pucang Sawit, meliputi Pucang Sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkrah, Sewu, dan

Semanggi

2) Kampung Baru, meliputi Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan,

Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran, Punggawan,

Stabelan, dan Dinoprajan.

3) Gajahan, meliputi Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan,

Kemlayan, Pasar, Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu dan

Joyosuran.

4) Sriwedari, meliputi Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari,

Manahan, dan Mangkubumen.

5) Sondakan, meliputi Pajang, Laweyan, dan Sondakan.

6) Jajar, meliputi Jajar, Karang Asem, dan Kerten.

7) Sumber, meliputi Sumber dan Banyuanyar.

8) Jebres, meliputi Jebres dan Tegalharjo.

9) Kadipiro, meliputi Kadipiro dan Nusukan.

Tabel 3.5: Tabel fungsi dan skala pelayanan Kota SurakartaSumber: Perda no. 8 /1993 dan pengolahan s tudi

Page 7: d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-7

10)Mojosongo

Berdasarkan RUTRK 1993 – 2013, fungsi masing-masing SWP dengan prosentase

kegiatannya seperti ditunjukkan pada tabel berikut

SWP

Skala Pelayanan Kegiatan Fungsi / kegiatan (%) Jumlah

(%)Ters Sekunder Primer

Ling BWK Kota/lokal

Regi

onal

Nas Inter A B C D E F G H

I 20 10 70 100

II 10 5 5 10 10 60 100

III 15 15 25 45 100

IV 5 15 5 10 65 100

V 15 5 10 70 100

VI 5 10 5 5 75 100

VII 5 5 90 100

VIII 10 5 10 25 5 55 100

IX 15 5 5 75 100

X 5 5 90 100

Gambar 3.2: Pembagian SWP Kota SurakartaSumber : RUTRK Koya Surakarta th. 1993-2013

Tabel 3.6 Tabel Potensi dan Prosentase Fungsi/Kegiatan Kawasan – Kawasan di Kota SurakartaSumber : RUTRK Kodya Surakarta 1993 – 2013 dan RDTRK SKAsel – analisis 1996

Page 8: d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-8

A = Fungsi Pariwisata

B = Fungsi Kebudayaan

C = Fungsi Olahraga

D = Fungsi Industri

E = Fungsi Pendidikan

F = Fungsi Perdagangan

G = Fungsi Pusat Administrasi dan Perkantoran

H = Fungsi Perumahan

BWK = Bagian Wilayah Kota

Inter = Internasional

SWP = Sentra Wilayah Pengembangan

Gambar 3.3: Peta Rencana Struktur Penempatan Ruang berdasar dominasi kegiatan di Kotamadya SurakartaSumber : RUTRK Kodya Surakarta 1993 – 2013 dan RDTRK SKAsel – analisis 1996

Berikut adalah gambar kesimpulan dari peta diatas.

Page 9: d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-9

Gambar 3.4: Peta Rencana Struktur tata guna tanah di Kotamadya Surakarta

Sumber : RUTRK Kodya Surakarta 1993 – 2013

Tabel 3.7:

Rencana Ketinggian Bangunan di Kotamadya Surakarta

Sumber : RUTRK Kodya Surakarta 1993 – 2013

Berdasarkan UTRK Surakarta 1993-2013, penataan kepadatan bangunan pada penggal jalan

utama untuk tiap SWP di Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) tinggi (>75%), untuk bangunan

dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks. 4 lantai, yang berfungsi komersial di daerah

perdagangan.

Page 10: d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-10

Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) sedang (50 - 75%), untuk bangunan

dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks. 8 lantai, yang berfungsi komersial di daerah

perdagangan, serta KB maks. 2 lantai untuk perumahan.

Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) rendah (20 - 50%), untuk bangunan

dengan Ketinggian Bangunan (KB) min, 9 lantai, yang berfungsi komersial di daerah

perdagangan, serta KB maks. 2 lantai untuk industri.

C. FASILITAS TERKAIT YANGADA DI KOTA SURAKARTA

1. YayasanMajelis Tafsir Al-Qur’an (MTA)1

YayasanMajlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) adalah

sebuah lembaga pendidikan dan dakwah Islamiyah yang berkedudukan di Surakarta.

MTA didirikan oleh Almarhum Ustadz Abdullah Thufail Saputra di Surakarta pada

tangal 19 September 1972

Tujuan dari yayasan ini adalah untuk mengajak umat Islam kembali ke Al-Qur’an.

Sesuai dengan nama dan tujuannya, pengkajian Al-Qur’an dengan tekanan pada

pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Al-Qur’an menjadi kegiatan utama MTA.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh yayasan ini antara lain sebagai berikut:

1) Pengajian

a. Pengajian khusus

b. Pengajian Umum

2) Pendidikan

a. Pendidikan formal yang terdiri atas TK, SLTP.dan SMU.

b. Pendidikan non-formal baru dapat diselenggarakan oleh MTA Pusat¸ kecuali kursus

bahasa Arab yang telah dapat diselenggarakan oleh sebagian perwakilan dan cabang.

Gambar 3.5: Eksterior MTASumber : koleksi prbadi

1 www.mta.com

Page 11: d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-11

kursus otomotif dengan bekerjasama dengan BLK Kota Surakarta, kursus menjahit

bagi siswi-siswi putri, dan bimbingan belajar bagi siswa-siswa SLTP dan SMU,

berbagai kursus insidental misalnya kursus kepenulisan dan kewartawanan

2. YayasanWisata Hati, Surakarta2

Gedung wisata hati (PPPA Daarul

Qur’an) Surakarta terletak di jalan

Wahidin, Surakarta.

PPPA Cabang Surakarta ini hanya terdiri dari satu lantai yang berfungsi sebagai

sekretariat yayasan wisata hati. Sedangkan aktivitas lainnya dilaksanakan di tempat

yang berbeda.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh yayasan ini antara lain forum pengajian, pondok

pesantren Pusat Pembibitan Penghafal Al-Quran (PPPA) Darul Quran, poliklinik,

klinik konsultasi keluarga sakinah, fundrising (pendanaan), humas kerja sama, dan

Wisata Hati Muda yaitu komunitas Wisata Hati bagi kalangan remaja dan pemuda.

Untuk pondok pesantren PPPA Darul Quran sendiri lebih ditujukan bagi anak-anak

tidak mampu yang ingin melanjutkan pendidikan setingkat SMP.

3. Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam3

Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam adalah lembaga pendidikan Islam

swasta yang didirikan oleh Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta (MPI), pada

tanggal 07 Agustus 1982 bertepatan dengan tanggal 15 Syawal 1402 H. PPMI

Assalaam saat ini menempati kampus yang berlokasi di Pabelan, Kecamatan

Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, diatas areal tanah seluas 10,223 ha, yang 5,6 ha

Gambar 3.6: Eksterior Yayasan Wisata Hati, SurakartaSumber : Dokumen Pribadi

2 www.wisatahati.com3 www.assalam.or.id

Page 12: d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-12

merupakan tanah wakaf. Sebelum resmi menjadi pondok pesantren, kegiatan yang

dilaksanakan adalah pengajian (majlis ta'lim) yang berlokasi di jalan Yosodipuro No.

56 Punggawan Surakarta, menempati areal tanah wakaf seluas 2,845 m2 dari Bapak H.

Abdullah Marzuki (alm) dan istri Ibu Hj. Siti Aminah, pemilik percetakan PT. Tiga

Serangkai Solo.

Beberapa Fasilitas yang dimiliki pondok ini antara lain:

1) Assalaam Center

Gedung Assalaam center ini digunakan

sebagai pusat perkantoran selain kantor

assalaam yang sudah ada. Arsitek dan

perancang Gedung Assalaam Center adalah

alumni PPMI Assalaam tahun 1996 yaitu

Sdr. Muhamad Subhan, ST yang

menggunakan konsep modern.

2) Masjid Jami PPMI Assalaam

Masjid utama di PPMI Assalaam, menjadi pusat

ibadah dan tempat melaksanakan majelis ta’lim

bagi lingkungan pondok.

3) Perpustakaan

Selain sebagai tempat penyimpanan koleksi buku, perpustakaan Assalaam

juga berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan acara-acara yang

berhubungan dengan dengan bedah buku, workshop, dan sebagainya.

Gambar. 3.7: Assalaam CenterSumber. www.assalaam.or.id

Gambar. 3.8: Masjid Jami PPMI AssalaamSumber. www.assalaam.or.id

Gambar. 3.9: Perpustakaan PPMIAssalaam

Sumber. www.assalaam.or.id

Page 13: d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-13

4) Wisma Assalaam

PPMI Assalaam juga menyediakan fasilitas

penginapan bagi para walisantri yang

hendak berkunjung ke pondok untuk

menengok putra/putrinya. Fasilitas Wisma

ini merupakan pengembangan dari Ruang

Tamu baik ruang tamu putra maupun ruang

tamu putri.

5) Asrama santri

Asrama merupakan tempat tinggal santri di

dalam pondok. Asrama yang ada di pondok

dibagi menjadi beberapa lokal asrama yaitu

Kamsartra I (Kamar Besar Putra) yang terdiri

dari para santri lama yaitu tahun ke-2.

Kamsartra II (Kamar Besar Putra) terdiri dari

para santri baru kelas 1

MTs/MA/SMA/SMK/TKS. KAPATRA (kamar Empat Putra) yaitu terdiri dari 4

orang santri dalam 1 kamar dengan fasilitas kamar mandi didalam, ranjang tidur,

almari dan cermin dinding dan meja belajar. KAGATRA (Kamar Tiga Putra)

yaitu terdiri dari 3 orang santri putra dengan fasilitas sama seperti KAPATRA

hanya kamar mandi ada diluar kamar. Sedangkan asrama santri putri sama

seperti asrama santri putra yaitu KAMSARTRI, KAPATRIdan KAGATRI.

6) Restoran

Ruang makan santri menyatu dengan gedung

perpustakaan. Ruang makan ini dibagi

menjadi 2 bagian yaitu untuk kompleks putra

dan putri. Menu dari restoran ini sudah

mengikuti standar higienis kesehatan dan

menyediakan variasi makanan yang berbeda

untuk setiap 2 minggu sekali dan sudah

terjadwal.

Gambar. 3.10: Wisma PPMI AssalaamSumber. www.assalaam.or.id

Gambar 3.11: Asrama Santri Putra PPMIAssalaam

Sumber. www.assalaam.or.id

Gambar. 3.12: Restoran PPMI AssalaamSumber. www.assalaam.or.id

Page 14: d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-14

4. Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Muayyad, Surakarta4

Al-Muayyad merupakan pondok pesantren Al-Quran, yang dirintis tahun

1930 olen K.H. Abdul Mannan bersama K.H. Ahmad Shofawi dan Prof. K.H. Moh

Adnan dan ditata sistemnya ke arah sistem madrasah tahun 1937 oleh KH. Ahmad

Umar Abdul Mannan. Pembelajaran Al-Quran itu kemudian sistem madrasah

dilengkapi dengan Madrasah Diniyyah (1939), MTs dan SMP (1970), MA (1974),

dan SMA (1992) dalam lingkungan pondok pesantren. Pondok Pesantren Al-

Muayyad terletak di Mangkuyudan, Kel. Purwosari, Kec. Laweyan, Surakarta. Pada

tahun ajaran 1995/1996 diadakan pengembangan fasilitas pondok di daerah Windan,

Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. Di kompleks tersebut berdiri 48 kamar santri,

sebuah musholla, pemondokan pengasuh, aula, 3 kamar ustadz, halaman olah raga,

dan dapur dan dalam jangka panjang akan menjadi pondok pesantren yang lengkap

dengan sekolah dan madrasah.

Sebagai pesantren Al-Quran tertua di Surakarta, Al-Muayyad terpanggil

untuk menguatkan dan mengembangkan diri, berangkat dalam kearifan masa silam

untuk menjangkau kejayaan masa depan dengan konsep tarbiyah yang utuh.

Mempertimbangkan pengalaman Surakarta yang direkam Al-Muayyad sejak masa

rintisannya, maka Al Muayyad memandang bahwa pendidikan bagi generasi muda

muslim haruslah memenuhi 4 (empat) kriteria kecakapan:

1) Kecakapan Al-Quran sebagai dasar utama ajaran agama Islam

2) Kecakapan keilmuan baik ilmu-ilmu yang langsung untuk mendalami ajaran

agama dari kitab-kitab kuning beserta ilmu penunjangnya maupun untuk

mencerdaskan kehidupan (sains).

3) Kecakapan humaniora yang memampukan santri untuk hidup secara arif

melalui bahasa, sastra, tarikh, dan kebudayaan

4) Kecakapan transformatif yang menguatkan bakat para santri untuk kreatif

mengalihgunakan ilmu ke dalam praktek kehidupan sehari-hari yang

bermartabat.

Pondok pesantren ini memiliki program tahfidzul Qur’an, dimana semua

santri diwajibkan mengikuti pengajian Al-Qur’an. Pengajian Al-Qur’an dibagi dalam

tiga jenjang:

1) Tingkat Juz ‘Amma, yaitu tingkatan menghafal juz ke-30/juz ‘Amma, semua

4 www.almuayyad.org

Page 15: d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-15

santri wajib melalui tahap ini.

2) Tingkat Binnazhar, yaitu tingkat membaca fasih 30 juz, diwajibkan bagi santri

yang telah menyelesaikan tingkat Juz ‘Amma.

3) Tingkat Bil Ghaib atau Tahfîdzul Qur’ân, menghafalkan 30 juz al-Qur’an,

diperuntukkan bagi santri yang telah selesai tingkat binnazhar dan berminat

menghafal Al-Qur’an.

Ditargetkan, dalam tiga semester awal (1,5 tahun), para santri harus telah khatam Juz’

Amma; dan 3 semester berikutnya khatam binnazhar. Setelah khatam binnazhar, bagi

santri yang tidak mengambil program tahfizhul Quran, jadwal pengajian ba’da

maghrib diisi dengan pengajian kitab kuning yang berkaitan dengan ilmu-ilmu al-

Qur’an.