d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d...
Transcript of d BABIII d TINJAUANKOTASURAKARTA d - digilib.uns.ac.id fileperpustakaan4un4a4id d digilib4un4a4id d...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-1
BAB III
TINJAUAN KOTASURAKARTA
Kota Surakarta atau yang sering kita kenal dengan nama “Kota Solo” termasuk dalam
wilayah pemerintahan daerah administratif kota yang dipimpin oleh seorang Walikota.
Pemerintahan Kota Surakarta dimulai sejak ditetapkannya sebagai ibukota Karesidenan pada
tahun 1946, dan pada tahun 1965 ditetapkan sebagai ibukota Daerah Tingkat II Kota Praja
dan kini berstatus sebagai Kotamadya. Surakarta merupakan kota yang dilintasi sungai Pepe,
Jenes dan Bengawan Solo, serta terletak antara : 110 45’ 15” - 110 45’ 35” Bujur Timur
dan 7 36’ 00” - 7 56’ 00” Lintang Selatan.
A. KONDISI FISIK SURAKARTA
Kondisi Geografis
Luas wilayah : 4.404,06 ha
Jumlah kecamatan : 5 wilayah kecamatan
Jumlah kelurahan : 51 kelurahan
Batas Administratif
Gambar 3.1: peta SurakartaSumber : RUTRK Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-2
Utara : Kab. Boyolali & Kab.Karanganyar
Timur : Kab.Karanganyar & Kab. Sukoharjo
Selatan : Kab. Sukoharjo
Barat : Kab.Karanganyar & Kab. Sukoharjo
Data selengkapnya tentang penggunaan tanah di Kota Surakarta adalah sebagai
berikut:
Penggunaan Lahan Luas LahanPerumahan/ pemukiman 2,731.02 HaJasa 427.13 HaPerusahaan 287.48 HaIndustry 101.42 HaTanah KosongDiperuntukkan
53.38 Ha
Tegalan 85.27 HaSawah 149.32 HaKuburan 72.86 HaLapangan Olah Raga 65.14 HaTaman Kota 31.60 HaLain-lain 399.44 HaJumlah 4,404.06 Ha
Tabel 3.1: Luas Penggunaan Tanah Kota Surakartasumber: Kantor BPN Kota Surakarta Tahun 2008
Kondisi klimatologis
Kondisi klimatologis berkaitan erat dengan letak geografis suatu tempat.
Faktor klimatologis ini juga mempengaruhi langsung terhadap perwujudan fisik suatu
bangunan. Kondisi klimatologis meliputi:
Iklim
Kota Surakarta termasuk dalam kelompok iklim tropis panas pada daerah
equatorial(5°-10° Lu/Ls). Perbedaan temperatur pada equatorial pada umumnya
berkisar 8° dengan maksimum temperatur pada siang hari berkisar 30° c dan
malam hari berkisar 24°c. Suhu udara rata-rata yang tercatat pada tahun 1995
maksimal 32,04°c dan suhu minimum 19,82°c
Kelembaban Udara
Kelembaban udara relatif umumnya berkisar 75% dan dapat pula menjadi 55%-100
% yang relatif basah. Pada tahun 1995 tercatat kelembaban udara yang terjadi di
Kotamadya Surakarta adalah 74 %.
Berdasarkan data, fakta dan analisa Rencana Induk Kota Surakarta tahun
1986/1987 s/d 2003/2004 yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-3
Kelembaban udara rata-rata : 74 %.
Berdasarkan data Lanud Adi Sumarmo tahun 2000 yaitu :
1) Kelembaban maksimum : 84 %
2) Kelembaban minimum : 69 %
3) Kelembaban rata-rata : 78 %
Angin
Sesuai dengan letak geografisnya,maka arah dan kecepatan angin di surakarta
berubah ubah secara periodik, arahnya bervariasi dari Tenggara ke Barat Laut.
Kecepatan angin mencapai 10,5 knot.
Kecepatan Angin
Kecepatan angin diambil dari beberapa sumber, dimana sumber tersebut adalah :
Rata-rata kecepatan angin di Lanud Adi Sumarmo tahun 2000 yaitu :
1) Kecepatan maksimum : 16,25 m/detik.
2) Kecepatan minimum : 3,50 m/detik.
Kecepatan angin di Manahan pada tahun 2000 yaitu :
1) Kecepatan maksimum : 2,56 m/detik.
2) Kecepatan minimum : 0,50 m/detik.
Temperatur udara
Berdasarkan fakta dan analisa rencana induk Kota Surakarta tahun 1986/1987 s/d
2003/2004 :
1) Temperatur maksimum : 32,30°c.
2) Temperatur minimum : 22,68°c.
3) Temperatur rata-rata : 27,28°c.
B. KONDISI NON FISIK
1. Perkembangan dan Potensi Fungsi Kota
Surakarta merupakan kota dengan penduduk mayoritas beragama Islam. Berikut data
pemeluk agama di Kota Surakarta tahun 2009:
No
Kecamatan
JumlahPendudu
k
AgamaIslam Kriste
nKatolik
Hindu
Budha
Konghucu
Lain
1 Banjarsari 194.432 138.927 24.969 28.240 644 1.650 2 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-5
Pondok Pesantren yang tersebar di wilayah eks-Karesidenan Surakarta. Selain itu, Surakarta
juga memiliki masjid yang tersebar seluruh wilayah, yang menjadikannya sebagai pusat
belajar Al-Qur’an dalam Program TPA (Tempat Pelajaran Al-Qur’an). Dengan potensi
tersebut, sangat disayangkan bahwa Surakarta belum memiliki sebuah tempat khusus untuk
mengkaji Al-Qur’an secara lebih mendalam dan intensif.
Berdasarkan kurikilum TPA yang ada di Kota Surakarta, rata-rata pengajaran Al-
Qur’an menggunakan sistem iqra’ dari jilid 1 sampai 6 kemudian dilanjutkan dengan
membaca Al-Qur’an. Selama ini masjid/TPA merupakan sarana untuk belajar dasar-dasar
Islam dan belajar membaca Al-Qur’an. Setelah itu, santri-santri TPA yang memiliki peluang
untuk menjadi hafidz dan hafidzoh tidak memiliki wadah untuk mengembangkan bakatnya.
Oleh karena itu, Pusat Studi Al-Qur’an muncul sebagai sebuah wadah untuk mengembangkan
bakat-bakat santri hingga menjadi menjadi hafidz dan ahli tafsir yang nantinya diharapka
mampu menjadi kader dakwah yang diturunkan di lingkungan masing-masing.
Dalam konteks universitas, Surakarta memiliki Perguruan Tinggi berbasis Islam
seperti Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan STAIN (Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri) Surakarta. Dengan adanya Perguruan Tinggi berbasis Islam tersebut Pusat
Studi Al-Qur’an muncul sebagai solusi untuk tempat pengajar Al-Qur’an belajar dan
memperdalam pengetahuannya tentang Al-Qur’an. Para mahasiswa pun mampu menjadikan
Pusat Studi Al-Qur’an sebagai sarana memperoleh referensi dan pengetahuan yang lebih
dalam mengenai Al-Qur’an. Tempat-tempat Pendidikan tersebut memerlukan sebuah sarana
yang menunjang kegiatan belajar mengajar dan mewadahi kebutuhan santri/murid dan
mahasiswa mengenai ilmu Al-Qur’an , sehingga Surakarta menjadi lokasi yang dipilih untuk
keberadaan Pusat Studi Al-Qur’an.
Dalam konteks Pusat Studi Al Quran yang akan direncanakan di Surakarta,
berbagai potensi dan fasilitas terkait yang ada di Surakarta selama ini kurang memperhatikan
kebutuhan usernya. Bangunan-bangunan islami di Surakarta kebanyakan hanya menonjolkan
sisi keislamannya tanpa memperhatikan bagaimana penggunanya membutuhkan ruang yang
dapat mendukung kegiatan di dalamnya. Fasilitas yang sudah ada kebanyakan menonjolkan
tampilan luar saja di mana simbol-simbol keislaman sangat mendominasi.
2. Perkembangan Fungsi Kota Surakarta
Surakarta merupakan kota yang mempunyai banyak peranan dan fungsi sebagai
kota pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olahraga serta sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-6
budaya. Seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
No Fungsi kota Skala pelayanan
1. Pemerintahan Lokal dan Regional
2. Industri Lokal, Regional danNasional
3. Pendidikan Lokal, Regional danNasional
4. Pariwisata dan SosialBudaya
Lokal, Regional danInternasional
5. Perdagangan Lokal dan Regional
6. Pusat Olahraga Lokal, Regional danNasional
3. Rencana Umum TataRuang Kota
Rencana pembagian satu wilayah pembangunan dan pelayanan dibagi dalam 4 WP
(wilayah pengembangan) dan 10 SWP (Sub Wilyah Pengembangan). Empat wilayah
tersebut WP utara, WP selatan, WP timur, dan WP barat.
Kemudian untuk 10 SWP yaitu:
1) Pucang Sawit, meliputi Pucang Sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkrah, Sewu, dan
Semanggi
2) Kampung Baru, meliputi Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan,
Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran, Punggawan,
Stabelan, dan Dinoprajan.
3) Gajahan, meliputi Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan,
Kemlayan, Pasar, Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu dan
Joyosuran.
4) Sriwedari, meliputi Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari,
Manahan, dan Mangkubumen.
5) Sondakan, meliputi Pajang, Laweyan, dan Sondakan.
6) Jajar, meliputi Jajar, Karang Asem, dan Kerten.
7) Sumber, meliputi Sumber dan Banyuanyar.
8) Jebres, meliputi Jebres dan Tegalharjo.
9) Kadipiro, meliputi Kadipiro dan Nusukan.
Tabel 3.5: Tabel fungsi dan skala pelayanan Kota SurakartaSumber: Perda no. 8 /1993 dan pengolahan s tudi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-7
10)Mojosongo
Berdasarkan RUTRK 1993 – 2013, fungsi masing-masing SWP dengan prosentase
kegiatannya seperti ditunjukkan pada tabel berikut
SWP
Skala Pelayanan Kegiatan Fungsi / kegiatan (%) Jumlah
(%)Ters Sekunder Primer
Ling BWK Kota/lokal
Regi
onal
Nas Inter A B C D E F G H
I 20 10 70 100
II 10 5 5 10 10 60 100
III 15 15 25 45 100
IV 5 15 5 10 65 100
V 15 5 10 70 100
VI 5 10 5 5 75 100
VII 5 5 90 100
VIII 10 5 10 25 5 55 100
IX 15 5 5 75 100
X 5 5 90 100
Gambar 3.2: Pembagian SWP Kota SurakartaSumber : RUTRK Koya Surakarta th. 1993-2013
Tabel 3.6 Tabel Potensi dan Prosentase Fungsi/Kegiatan Kawasan – Kawasan di Kota SurakartaSumber : RUTRK Kodya Surakarta 1993 – 2013 dan RDTRK SKAsel – analisis 1996
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-8
A = Fungsi Pariwisata
B = Fungsi Kebudayaan
C = Fungsi Olahraga
D = Fungsi Industri
E = Fungsi Pendidikan
F = Fungsi Perdagangan
G = Fungsi Pusat Administrasi dan Perkantoran
H = Fungsi Perumahan
BWK = Bagian Wilayah Kota
Inter = Internasional
SWP = Sentra Wilayah Pengembangan
Gambar 3.3: Peta Rencana Struktur Penempatan Ruang berdasar dominasi kegiatan di Kotamadya SurakartaSumber : RUTRK Kodya Surakarta 1993 – 2013 dan RDTRK SKAsel – analisis 1996
Berikut adalah gambar kesimpulan dari peta diatas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-9
Gambar 3.4: Peta Rencana Struktur tata guna tanah di Kotamadya Surakarta
Sumber : RUTRK Kodya Surakarta 1993 – 2013
Tabel 3.7:
Rencana Ketinggian Bangunan di Kotamadya Surakarta
Sumber : RUTRK Kodya Surakarta 1993 – 2013
Berdasarkan UTRK Surakarta 1993-2013, penataan kepadatan bangunan pada penggal jalan
utama untuk tiap SWP di Kota Surakarta adalah sebagai berikut:
Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) tinggi (>75%), untuk bangunan
dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks. 4 lantai, yang berfungsi komersial di daerah
perdagangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-10
Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) sedang (50 - 75%), untuk bangunan
dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks. 8 lantai, yang berfungsi komersial di daerah
perdagangan, serta KB maks. 2 lantai untuk perumahan.
Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) rendah (20 - 50%), untuk bangunan
dengan Ketinggian Bangunan (KB) min, 9 lantai, yang berfungsi komersial di daerah
perdagangan, serta KB maks. 2 lantai untuk industri.
C. FASILITAS TERKAIT YANGADA DI KOTA SURAKARTA
1. YayasanMajelis Tafsir Al-Qur’an (MTA)1
YayasanMajlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) adalah
sebuah lembaga pendidikan dan dakwah Islamiyah yang berkedudukan di Surakarta.
MTA didirikan oleh Almarhum Ustadz Abdullah Thufail Saputra di Surakarta pada
tangal 19 September 1972
Tujuan dari yayasan ini adalah untuk mengajak umat Islam kembali ke Al-Qur’an.
Sesuai dengan nama dan tujuannya, pengkajian Al-Qur’an dengan tekanan pada
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Al-Qur’an menjadi kegiatan utama MTA.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh yayasan ini antara lain sebagai berikut:
1) Pengajian
a. Pengajian khusus
b. Pengajian Umum
2) Pendidikan
a. Pendidikan formal yang terdiri atas TK, SLTP.dan SMU.
b. Pendidikan non-formal baru dapat diselenggarakan oleh MTA Pusat¸ kecuali kursus
bahasa Arab yang telah dapat diselenggarakan oleh sebagian perwakilan dan cabang.
Gambar 3.5: Eksterior MTASumber : koleksi prbadi
1 www.mta.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-11
kursus otomotif dengan bekerjasama dengan BLK Kota Surakarta, kursus menjahit
bagi siswi-siswi putri, dan bimbingan belajar bagi siswa-siswa SLTP dan SMU,
berbagai kursus insidental misalnya kursus kepenulisan dan kewartawanan
2. YayasanWisata Hati, Surakarta2
Gedung wisata hati (PPPA Daarul
Qur’an) Surakarta terletak di jalan
Wahidin, Surakarta.
PPPA Cabang Surakarta ini hanya terdiri dari satu lantai yang berfungsi sebagai
sekretariat yayasan wisata hati. Sedangkan aktivitas lainnya dilaksanakan di tempat
yang berbeda.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh yayasan ini antara lain forum pengajian, pondok
pesantren Pusat Pembibitan Penghafal Al-Quran (PPPA) Darul Quran, poliklinik,
klinik konsultasi keluarga sakinah, fundrising (pendanaan), humas kerja sama, dan
Wisata Hati Muda yaitu komunitas Wisata Hati bagi kalangan remaja dan pemuda.
Untuk pondok pesantren PPPA Darul Quran sendiri lebih ditujukan bagi anak-anak
tidak mampu yang ingin melanjutkan pendidikan setingkat SMP.
3. Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam3
Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam adalah lembaga pendidikan Islam
swasta yang didirikan oleh Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta (MPI), pada
tanggal 07 Agustus 1982 bertepatan dengan tanggal 15 Syawal 1402 H. PPMI
Assalaam saat ini menempati kampus yang berlokasi di Pabelan, Kecamatan
Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, diatas areal tanah seluas 10,223 ha, yang 5,6 ha
Gambar 3.6: Eksterior Yayasan Wisata Hati, SurakartaSumber : Dokumen Pribadi
2 www.wisatahati.com3 www.assalam.or.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-12
merupakan tanah wakaf. Sebelum resmi menjadi pondok pesantren, kegiatan yang
dilaksanakan adalah pengajian (majlis ta'lim) yang berlokasi di jalan Yosodipuro No.
56 Punggawan Surakarta, menempati areal tanah wakaf seluas 2,845 m2 dari Bapak H.
Abdullah Marzuki (alm) dan istri Ibu Hj. Siti Aminah, pemilik percetakan PT. Tiga
Serangkai Solo.
Beberapa Fasilitas yang dimiliki pondok ini antara lain:
1) Assalaam Center
Gedung Assalaam center ini digunakan
sebagai pusat perkantoran selain kantor
assalaam yang sudah ada. Arsitek dan
perancang Gedung Assalaam Center adalah
alumni PPMI Assalaam tahun 1996 yaitu
Sdr. Muhamad Subhan, ST yang
menggunakan konsep modern.
2) Masjid Jami PPMI Assalaam
Masjid utama di PPMI Assalaam, menjadi pusat
ibadah dan tempat melaksanakan majelis ta’lim
bagi lingkungan pondok.
3) Perpustakaan
Selain sebagai tempat penyimpanan koleksi buku, perpustakaan Assalaam
juga berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan acara-acara yang
berhubungan dengan dengan bedah buku, workshop, dan sebagainya.
Gambar. 3.7: Assalaam CenterSumber. www.assalaam.or.id
Gambar. 3.8: Masjid Jami PPMI AssalaamSumber. www.assalaam.or.id
Gambar. 3.9: Perpustakaan PPMIAssalaam
Sumber. www.assalaam.or.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-13
4) Wisma Assalaam
PPMI Assalaam juga menyediakan fasilitas
penginapan bagi para walisantri yang
hendak berkunjung ke pondok untuk
menengok putra/putrinya. Fasilitas Wisma
ini merupakan pengembangan dari Ruang
Tamu baik ruang tamu putra maupun ruang
tamu putri.
5) Asrama santri
Asrama merupakan tempat tinggal santri di
dalam pondok. Asrama yang ada di pondok
dibagi menjadi beberapa lokal asrama yaitu
Kamsartra I (Kamar Besar Putra) yang terdiri
dari para santri lama yaitu tahun ke-2.
Kamsartra II (Kamar Besar Putra) terdiri dari
para santri baru kelas 1
MTs/MA/SMA/SMK/TKS. KAPATRA (kamar Empat Putra) yaitu terdiri dari 4
orang santri dalam 1 kamar dengan fasilitas kamar mandi didalam, ranjang tidur,
almari dan cermin dinding dan meja belajar. KAGATRA (Kamar Tiga Putra)
yaitu terdiri dari 3 orang santri putra dengan fasilitas sama seperti KAPATRA
hanya kamar mandi ada diluar kamar. Sedangkan asrama santri putri sama
seperti asrama santri putra yaitu KAMSARTRI, KAPATRIdan KAGATRI.
6) Restoran
Ruang makan santri menyatu dengan gedung
perpustakaan. Ruang makan ini dibagi
menjadi 2 bagian yaitu untuk kompleks putra
dan putri. Menu dari restoran ini sudah
mengikuti standar higienis kesehatan dan
menyediakan variasi makanan yang berbeda
untuk setiap 2 minggu sekali dan sudah
terjadwal.
Gambar. 3.10: Wisma PPMI AssalaamSumber. www.assalaam.or.id
Gambar 3.11: Asrama Santri Putra PPMIAssalaam
Sumber. www.assalaam.or.id
Gambar. 3.12: Restoran PPMI AssalaamSumber. www.assalaam.or.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-14
4. Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Muayyad, Surakarta4
Al-Muayyad merupakan pondok pesantren Al-Quran, yang dirintis tahun
1930 olen K.H. Abdul Mannan bersama K.H. Ahmad Shofawi dan Prof. K.H. Moh
Adnan dan ditata sistemnya ke arah sistem madrasah tahun 1937 oleh KH. Ahmad
Umar Abdul Mannan. Pembelajaran Al-Quran itu kemudian sistem madrasah
dilengkapi dengan Madrasah Diniyyah (1939), MTs dan SMP (1970), MA (1974),
dan SMA (1992) dalam lingkungan pondok pesantren. Pondok Pesantren Al-
Muayyad terletak di Mangkuyudan, Kel. Purwosari, Kec. Laweyan, Surakarta. Pada
tahun ajaran 1995/1996 diadakan pengembangan fasilitas pondok di daerah Windan,
Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. Di kompleks tersebut berdiri 48 kamar santri,
sebuah musholla, pemondokan pengasuh, aula, 3 kamar ustadz, halaman olah raga,
dan dapur dan dalam jangka panjang akan menjadi pondok pesantren yang lengkap
dengan sekolah dan madrasah.
Sebagai pesantren Al-Quran tertua di Surakarta, Al-Muayyad terpanggil
untuk menguatkan dan mengembangkan diri, berangkat dalam kearifan masa silam
untuk menjangkau kejayaan masa depan dengan konsep tarbiyah yang utuh.
Mempertimbangkan pengalaman Surakarta yang direkam Al-Muayyad sejak masa
rintisannya, maka Al Muayyad memandang bahwa pendidikan bagi generasi muda
muslim haruslah memenuhi 4 (empat) kriteria kecakapan:
1) Kecakapan Al-Quran sebagai dasar utama ajaran agama Islam
2) Kecakapan keilmuan baik ilmu-ilmu yang langsung untuk mendalami ajaran
agama dari kitab-kitab kuning beserta ilmu penunjangnya maupun untuk
mencerdaskan kehidupan (sains).
3) Kecakapan humaniora yang memampukan santri untuk hidup secara arif
melalui bahasa, sastra, tarikh, dan kebudayaan
4) Kecakapan transformatif yang menguatkan bakat para santri untuk kreatif
mengalihgunakan ilmu ke dalam praktek kehidupan sehari-hari yang
bermartabat.
Pondok pesantren ini memiliki program tahfidzul Qur’an, dimana semua
santri diwajibkan mengikuti pengajian Al-Qur’an. Pengajian Al-Qur’an dibagi dalam
tiga jenjang:
1) Tingkat Juz ‘Amma, yaitu tingkatan menghafal juz ke-30/juz ‘Amma, semua
4 www.almuayyad.org
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-15
santri wajib melalui tahap ini.
2) Tingkat Binnazhar, yaitu tingkat membaca fasih 30 juz, diwajibkan bagi santri
yang telah menyelesaikan tingkat Juz ‘Amma.
3) Tingkat Bil Ghaib atau Tahfîdzul Qur’ân, menghafalkan 30 juz al-Qur’an,
diperuntukkan bagi santri yang telah selesai tingkat binnazhar dan berminat
menghafal Al-Qur’an.
Ditargetkan, dalam tiga semester awal (1,5 tahun), para santri harus telah khatam Juz’
Amma; dan 3 semester berikutnya khatam binnazhar. Setelah khatam binnazhar, bagi
santri yang tidak mengambil program tahfizhul Quran, jadwal pengajian ba’da
maghrib diisi dengan pengajian kitab kuning yang berkaitan dengan ilmu-ilmu al-
Qur’an.