CWSHP-ADB Nagan 07 - Bor Dangkal Oleh Masyarakat MungkinkaH???

5
CWSHP-ADB Nagan Raya Page 1 SERI CWHP-ADB NAGAN RAYA 07 : MASYARAKAT MEMBUAT SUMUR BOR DANGKAL SECARA MANDIRI, MUNGKINKAH ???? CWSHP-ADB di Kabupaten Nagan Raya tahun 2009 ini meliputi 30 desa yang tersebar di seluruh wilayah Nagan Raya, mulai daerah Gunung di kecamatan Beutong (Ateuh), daerah lereng gunung sampai dengan area dataran rendah sampai pantai. Di gunung, walaupun mata air berlimpah namun lokasi mata air umumnya cukup jauh dari pemukiman yang ada. Desa Blang Meurandeh misalnya memiliki potensi sumber mata air sejauh 1.75 km, desa Blang Puuk bahkan lebih jauh lagi, sekitar 4 km dari pemukiman. Di daerah lereng gunung walau kualitas air sangat baik namun tanahnya keras dan bercampur batu sehingga cukup sulit untuk dibuat sumur atau dilakukan pengeboran. Sedangkan di daerah dataran rendah, umumnya kualitas air tidak sebaik daerah yang lebih tinggi. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa permasalahan yang dihadapi masyarakat di desa-desa Kab Nagan Raya untuk mendapatkan air bersih dan air minum bukan karena kelangkaan sumber air yang dapat dikatakan cukup dan bahkan di beberapa wilayah cukup melimpah, namun lebih kepada ketidak mampuan masyarakat untuk mengadakan sarana air bersih dan air minum tersebut baik dari segi biaya maupun teknologi sederhana yang dapat dilakukan untuk mendapatkannya. Teknologi yang paling sederhana dan dikenal luas di masyarakat adalah Sumur Gali, namun untuk membuatnya perlu waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Untuk daerah lereng gunung, rata- rata kedalaman sumur adalah sekitar 8 meter. Untuk daerah datar sekitar 5 meter, sedangkan di daerah dekat pantai, kedalaman mencapai 8 meter. Untuk membuat sebuah sumur gali sehingga sempurna mulai dari cincin sumur, lantai sumur sampai dengan SPAL (sistem pembuangan air limbah) diperlukan waktu rata-rata antara 10 sampai dengan 14 hari. Teknologi berikutnya yang cukup dikenal di masyarakat adalah sumur bor dangkal dengan kedalaman mulai 6 meter sampai dengan 12 meter. Terdapat beberapa metoda untuk melakukan pembuatan sumur bor dangkal tersebut, diantaranya adalah sistem jet, sistem pantek dan kombinasi antara sistem jet dan sistem pantek. Begitu sederhana nya teknologi yang digunakan sehingga bilamana dilakukan proses transfer of knowledge atau transfer of skill teknologi ini, masyarakat akan mampu melakukan pemboran sumur dangkal secara mandiri dan tidak harus memanggil kontraktor untuk melakukannya Sistem bor pantek merupakan teknologi pemboran paling sederhana, dimana pipa bor nantinya sekaligus menjadi casing dari sumur bor. Yang diperlukan adalah tenaga untuk memancang, tangga, juga alat las untuk membuat ujung pipa dan membuat lubang inlet air. Bisakah masyarakat melakukannya?. Bilamana dibantu tukang las untuk membuat pipa bor/casing tersebut, maka masyarakat mampu memancang atau mem “pantek” pipa bor / casing tersebut secara mandiri sampai mencapai air tanah pada kedalaman dan diperoleh air bersih dan air minum yang diinginkan.

description

You can do it. People in Aceh's village make a bore hole by themself

Transcript of CWSHP-ADB Nagan 07 - Bor Dangkal Oleh Masyarakat MungkinkaH???

Page 1: CWSHP-ADB Nagan 07 - Bor Dangkal Oleh Masyarakat MungkinkaH???

CWSHP-ADB Nagan Raya Page 1

SERI CWHP-ADB NAGAN RAYA 07 : MASYARAKAT MEMBUAT

SUMUR BOR DANGKAL SECARA MANDIRI, MUNGKINKAH ????

CWSHP-ADB di Kabupaten Nagan Raya tahun 2009 ini meliputi 30 desa yang tersebar di seluruh

wilayah Nagan Raya, mulai daerah Gunung di kecamatan Beutong (Ateuh), daerah lereng gunung

sampai dengan area dataran rendah sampai pantai.

Di gunung, walaupun mata air berlimpah namun lokasi mata air umumnya cukup jauh dari

pemukiman yang ada. Desa Blang Meurandeh misalnya memiliki potensi sumber mata air sejauh

1.75 km, desa Blang Puuk bahkan lebih jauh lagi, sekitar 4 km dari pemukiman. Di daerah lereng

gunung walau kualitas air sangat baik namun tanahnya keras dan bercampur batu sehingga cukup

sulit untuk dibuat sumur atau dilakukan pengeboran. Sedangkan di daerah dataran rendah,

umumnya kualitas air tidak sebaik daerah yang lebih tinggi.

Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa permasalahan yang dihadapi masyarakat di desa-desa Kab

Nagan Raya untuk mendapatkan air bersih dan air minum bukan karena kelangkaan sumber air yang

dapat dikatakan cukup dan bahkan di beberapa wilayah cukup melimpah, namun lebih kepada

ketidak mampuan masyarakat untuk mengadakan sarana air bersih dan air minum tersebut baik

dari segi biaya maupun teknologi sederhana yang dapat dilakukan untuk mendapatkannya.

Teknologi yang paling sederhana dan dikenal luas di masyarakat adalah Sumur Gali, namun untuk

membuatnya perlu waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Untuk daerah lereng gunung, rata-

rata kedalaman sumur adalah sekitar 8 meter. Untuk daerah datar sekitar 5 meter, sedangkan di

daerah dekat pantai, kedalaman mencapai 8 meter. Untuk membuat sebuah sumur gali sehingga

sempurna mulai dari cincin sumur, lantai sumur sampai dengan SPAL (sistem pembuangan air

limbah) diperlukan waktu rata-rata antara 10 sampai dengan 14 hari.

Teknologi berikutnya yang cukup dikenal di masyarakat adalah sumur bor dangkal dengan

kedalaman mulai 6 meter sampai dengan 12 meter. Terdapat beberapa metoda untuk melakukan

pembuatan sumur bor dangkal tersebut, diantaranya adalah sistem jet, sistem pantek dan kombinasi

antara sistem jet dan sistem pantek. Begitu sederhana nya teknologi yang digunakan sehingga

bilamana dilakukan proses transfer of knowledge atau transfer of skill teknologi ini, masyarakat akan

mampu melakukan pemboran sumur dangkal secara mandiri dan tidak harus memanggil kontraktor

untuk melakukannya

Sistem bor pantek merupakan teknologi pemboran paling sederhana, dimana pipa bor nantinya

sekaligus menjadi casing dari sumur bor. Yang diperlukan adalah tenaga untuk memancang, tangga,

juga alat las untuk membuat ujung pipa dan membuat lubang inlet air. Bisakah masyarakat

melakukannya?. Bilamana dibantu tukang las untuk membuat pipa bor/casing tersebut, maka

masyarakat mampu memancang atau mem “pantek” pipa bor / casing tersebut secara mandiri

sampai mencapai air tanah pada kedalaman dan diperoleh air bersih dan air minum yang diinginkan.

Page 2: CWSHP-ADB Nagan 07 - Bor Dangkal Oleh Masyarakat MungkinkaH???

CWSHP-ADB Nagan Raya Page 2

Gambar 1. Proses pembuatan lubang inlet untuk

pemasukan air bersih di ujung pipa casing

Gambar 2. Proses pemancangan <pantek> pipa

bor / casing

Berbeda dengan sistem pantek, pembuatan sumur bor dangkal dengan kombinasi sistem jet dan

pantek, diperlukan metoda maupun peralatan yang sedikit lebih canggih. Pertama, diperlukan pipa

bor tersendiri yang ujung bawahnya dilengkapi dengan lubang venturi untuk menghasilkan efek jet

dari air yang disemprotkan, dan dilengkapi dengan sayap baja yang dibuat dari bekas per mobil,

sedangkan di ujung yang lain dilengkapi dengan konstruksi inlet air untuk memasukkan air dari

pompa ke pipa bor. Kedua, diperlukan pompa untuk memompa air kedalam pipa bor sehingga pipa

bor bisa menggerus dan air yang disemprotkan bisa membawa hasil penggerusan ke atas. Dan

ketiga, sama halnya dengan bor pantek, diperlukan pipa casing yang ujungnya telah dibuat runcing

dan telah dilengkapi dengan lubang inlet air bersih.

Gambar 3. Ujung pipa bor dengan lubang JET

dan sirip

Gambar 4. Konstruksi inlet air dari pompa ke pipa

bor

Page 3: CWSHP-ADB Nagan 07 - Bor Dangkal Oleh Masyarakat MungkinkaH???

CWSHP-ADB Nagan Raya Page 3

Gambar 5. Pompa air Gambar 6. Proses pembuatan ujung conis dan

lubang inlet air pada pipa casing

Proses pengeborannyapun sangat sederhana. Dimulai dengan penggalian sedikit titik bor yang

diinginkan, penancapan pipa bor, penyalaan pompa air sehingga mengalir ke dalam pipa bor, dan

putar-putar pipa bor tersebut sehingga secara per lahan-lahan pipa bor masuk ke dalam tanah.

Begitu simpel dan sederhana nya proses bor dengan jet ini, sehingga di desa Blang Sape, salah satu

Perempuan ibu rumah tangga ikut membantu proses pengeboran tersebut.

Setelah pipa bor mencapai tanah keras dan atau berbatu, maka pipa bor di angkat dan diganti

dengan pipa casing yang ujungnya telah dilengkapi dengan ujung conis dan lubang-lubang inlet air

bersih. Dan proses selanjutnya adalah dengan memancang atau mem pantek pipa casing tersebut

sehingga diperoleh kedalaman dan air bersih yang diinginkan.

Gambar 7. Penancapan Pipa Bor Gambar 8. Pemboran Sistem Jet - salah satu ibu

rumah tangga ikut partisipasi

Page 4: CWSHP-ADB Nagan 07 - Bor Dangkal Oleh Masyarakat MungkinkaH???

CWSHP-ADB Nagan Raya Page 4

Gambar 9. Diakhiri dengan pantek pada saat

mata bor sudah mencapai lapisan keras

Gambar 10. Ibu-ibu yang lain menonton dan

mengikuti proses pemboran yang dilakukan

Hasil akhir proses pengeboran berupa lubang bor yang siap digunakan. Sebelum digunakan,

dilakukan pumping test dan pengurasan untuk menguji volume dan kualitas air yang dihasilkan,

apakah mencukupi dan apakah kualitas memenuhi persyaratan, setidak-tidaknya dari segi fisik tidak

keruh, tidak berwarna, dan tidak berbau.

Di desa Mon Bateung, bahkan sebagian masyarakat telah menyambungkannya ke dalam rumah

sehingga keluarga tersebut telah menikmati air bersih baik dengan keran di luar rumah maupun di

dapur.

Gambar 11. Sumur bor telah siap digunakan Gambar 12. Pumping Test dan Pengurasan Sumur

Bor yang telah dibuat

Page 5: CWSHP-ADB Nagan 07 - Bor Dangkal Oleh Masyarakat MungkinkaH???

CWSHP-ADB Nagan Raya Page 5

Gambar 13. Pumping Test sekaligus pengurasan

sumur bor yang dihasilkan

Gambar 14. Air bersih yang dihasilkan, jernih, tidak

berbau dan tidak ber rasa

Gambar 15. Anak-anak mandi di keran air yang di

pasang di luar rumah

Gambar 16. Pasangan yang bahagia dengan telah

masuknya keran air bersih ke dapur mereka

Kembali kepada pertanyaan awal, MASYARAKAT MEMBUAT SUMUR BOR DANGKAL SECARA

MANDIRI, MUNGKINKAH ???? Mungkin dan mampu, sepanjang ada proses transfer of knowledge

dan transfer of skill yang pas.

Seunagan, 17-Oktober-2009

CWSHP-ADB, Kab Nagan Raya, NAD

Bambang Pur, HP : 081377203455