Curah Hujan PMP

3
BAB - 1 ANALISIS CURAH HUJAN PMP BAB 1. ANALISIS CURAH HUJAN PMP 1.1. CURAH HUJAN MAKSIMUM BOLEH JADI (CMB/PMP) Desain bangunan pelimpah pada bendungan besar, perlu memperhitungkan faktor keamanan agar waduk mampu menampung dan mengalirkan air banjir dengan aman. Oleh karena itu dibutuhkan perkiraan besarnya hujan badai terbesar yang akan menghasilkan debit aliran masuk yang besar pula. Nilai besaran hujan badai terbesar yang mungkin terjadi ditinjau secara matematis maupun fisik (meteorologi) harus realistis. Dengan demikian banjir aliran masuk (inflow) akan menjadi realistis pula dan akan menghasilkan suatu dimensi bangunan yang cukup tinggi tingkat kehandalannya. Curah hujan maksimum boleh jadi (CMB) atau Probable Maximum Precipitation (PMP) dapat diartikan sebagai curah hujan terbesar dengan durasi tertentu yang secara fisik dimungkinkan terjadi pada suatu pos atau DAS. Secara umum besar CMB ini berkisar antara 2 sampai 6 kali hujan kala ulang 100 tahun. Perkiraan CMB dengan menggunakan metode Hershfield merupakan prosedur statistik yang digunakan untuk memperkirakan besarnya CMB, untuk kondisi dimana data meteorologi sangat kurang atau perlu analisis secara cepat. Pada metode ini CMB dihitung untuk masing-masing pos hujan (point rainfall), yang selanjutnya dicari CMB rata-ratanya, dan akhirnya diubah menjadi hujan DPS yang diperoleh dari perkalian CMB rata-rata dengan koefisien reduksi. Hershfield mengembangkan rumus frekuensi Chow menjadi : dimana : Xt = hujan dengan periode ulang t Xn dan Sn = data-rata dan simpangan baku dari rentetan data hujan harian maksimum tahunan berjumlah n Apabila Xm menggantikan Xt dan Km untuk K, menjadi :

Transcript of Curah Hujan PMP

Page 1: Curah Hujan PMP

BAB - 1ANALISIS CURAH HUJAN PMP

BAB 1. ANALISIS CURAH HUJAN PMP

1.1. CURAH HUJAN MAKSIMUM BOLEH JADI (CMB/PMP)

Desain bangunan pelimpah pada bendungan besar, perlu memperhitungkan faktor keamanan agar waduk mampu menampung dan mengalirkan air banjir dengan aman. Oleh karena itu dibutuhkan perkiraan besarnya hujan badai terbesar yang akan menghasilkan debit aliran masuk yang besar pula.

Nilai besaran hujan badai terbesar yang mungkin terjadi ditinjau secara matematis maupun fisik (meteorologi) harus realistis. Dengan demikian banjir aliran masuk (inflow) akan menjadi realistis pula dan akan menghasilkan suatu dimensi bangunan yang cukup tinggi tingkat kehandalannya.

Curah hujan maksimum boleh jadi (CMB) atau Probable Maximum Precipitation (PMP) dapat diartikan sebagai curah hujan terbesar dengan durasi tertentu yang secara fisik dimungkinkan terjadi pada suatu pos atau DAS. Secara umum besar CMB ini berkisar antara 2 sampai 6 kali hujan kala ulang 100 tahun.

Perkiraan CMB dengan menggunakan metode Hershfield merupakan prosedur statistik yang digunakan untuk memperkirakan besarnya CMB, untuk kondisi dimana data meteorologi sangat kurang atau perlu analisis secara cepat.

Pada metode ini CMB dihitung untuk masing-masing pos hujan (point rainfall), yang selanjutnya dicari CMB rata-ratanya, dan akhirnya diubah menjadi hujan DPS yang diperoleh dari perkalian CMB rata-rata dengan koefisien reduksi.

Hershfield mengembangkan rumus frekuensi Chow menjadi :

dimana :

Xt = hujan dengan periode ulang t

Xn dan Sn = data-rata dan simpangan baku dari rentetan data hujan harian maksimum tahunan berjumlah n

Apabila Xm menggantikan Xt dan Km untuk K, menjadi :

Curah hujan rencana dengan metode PMP dapat dihitung dengan tahapan sebagai berikut :

1. Menyesuaikan nilai dan Sn berdasarkan grafik a, b, c.

2. Mencari nilai Km dari grafik d berdasarkan nilai yang sudah disesuaikan.

3. Menghitung besar CMB tiap pos hujan (point rainfall), atau berdasarkan Rumus Hersfield.

4. Menyesuaikan nilai (hasil hitungan butir 3) berdasarkan grafik, dimana untuk periode pengamatan atau pencatatan setiap 24 jam besarnya faktor penyesuaian adalah 1,01.

5. Menghitung CMB rata-rata dari beberapa hasil hitungan CMB tiap pos hujan.

6. Menghitung CMB-DAS dengan cara mengalikan CMB rata-rata dengan faktor reduksi.

Catatan :

Page 2: Curah Hujan PMP

a. dan adalah mean atau nilai rata-rata dan simpangan baku yang dihitung dengan membuang data hujan maksimum pada setiap seri data, sementara dan Sn dihitung tanpa membuang data hujan maksimum.

b. Bagi daerah yang memiliki peta isohiet CMB hasil studi Puslitbang Air seperti Pulau Jawa, perlu dihitung pula CMB-DAS berdasarkan peta isohyet tersebut. Peta isohiet CMB Puslitbang Air ini, dibuat berdasarkan perhitungan CMB hujan titik. Oleh karena itu untuk menjadi CMB-DAS masih perlu dikalikan dengan koefisien reduksi. Selanjutnya hasil-hasil perhitungan tersebut dibandingkan dan dipilih yang paling realistis.

Berikut merupakan hasil dari perhitungan Curah Hujan Maksimum Boleh Jadi (PMP).

CONTENTSBAB 1. ANALISIS CURAH HUJAN PMP..................................................1-1

Page 3: Curah Hujan PMP

1.1. CURAH HUJAN MAKSIMUM BOLEH JADI (CMB/PMP).....................................1-1

Gambar 1.1. Lokasi Pekerjaan “Pra-Studi Kelayakan Waduk Gunung Bahalang Untuk Memenuhi Suplai Air Kilang Minyak Sawit PT. Golden Hope Nusantara (PT. GHN) dan Masyarakat Umum Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru - Kalimantan Selatan”.............1-2