Cupang Adu dan Cupang Hias - agrotani.com · bangkok ini untuk meraup keuntungan. Pada era tahun...
Transcript of Cupang Adu dan Cupang Hias - agrotani.com · bangkok ini untuk meraup keuntungan. Pada era tahun...
1
AGROTANI
Cupang Adu dan Cupang Hias
2
PRAKATA
Hobi memelihara cupang sudah dikenal di Indonesia sejak tahun 60-an dan
hingga sekarang peminatnya masih tetap memliharanya. Penggemarnya pun tidak
hanya terbatas pada mereka yang tinggal di rumah-rumah sederhana, tetapi juga
sampai ke perumahan mewah. Umur penggemarnya tersebar merata mulai dari
anak-anak sekolah dasar hingga orang dewasa. Tingkat pendidikan dan sosial
ekonomi dari penggemarnya sangat beragam sehingga menciptakan perbedaan
harga cupang di pasaran. Ada cupang bernilai ratusan ribu rupiah, ada pula yang
hanya bernilai ribuan rupiah. Hingga saat ini penggemarnya bukan hanya di
Indonesia saja, tetapi sudah merambah ke mancanegara. Akibatnya ikan jagoan ini
layak dijual sebagai komoditas ekspor.
Para peternak cupang memang sudah bermunculan. Namun, produsen
cupang jagoan unggulan yang layak ekspor masih sangat sedikit. Padahal, dengan
pengetahuan tentang sifat-sifat induk dan perawatan intensif maka mencetak
cupang adu jagoan bukan suatu impian.
3
BAB 1
PERJALANAN JAGOAN SEBAGAI KOMODITAS BISNIS
Cupang terkenal sebagai salah satu jenis ikan yang mudah
dikembangbiakkan. Di alam liar, ikan asli Asia Tenggara ini hidup di perairan
tenang dan dangkal. Cupang jantan sangat agresif terhadap jantan lain. Sifat inilah
yang dimanfaatkan penggemarnya untuk menyelenggarakan adu cupang.
A. Antara Cupang Adu dan Cupang Hias
Banyak masyarakat sudah mengenal ikan cupang. Namun, banyak di
antaranya yang tidak mengetahui hal-hal yang menyangkut ikan ini. Umumnya
masyarakat hanya berpendapat bahwa cupang merupakan jenis ikan hias yang dapat
diadu. Apakah benar semua jenis cupang dapit diadui ?
Memang orang awam mengenal cupang sebagai ikan legendaris. Padahal di
kalangan ilmuwan, antara cupang hias dan cupang adu merupakan dua jenis ikan
yang berbeda walaupun masih satu famili yaitu Arabartidae. Literatur yang
mengulas ikan hias, baik dari dalam maupun luar negeri, menyebutkan bahwa
cupang hias merupakan anggota dari marga Trichopiis. Orang banyak sering
menamai dan ini dengan sebutan talkine gouvami atau doaking gourami. Sifatnya
tenang dan tidak pernah mau diadu. Sejak tahun 60-an, cupang ini hanya di kenal
sebagai ikan hias biasa, tidak berbeda dengan platy (Xiphop hones helleri), guppy
(Poecilia reticulata), black molly (Poecilia lati pinna), atau maskoki (Carassius
auratus).
4
Cupang hias di kala itu merupakan hasil tangkapan alam, belum ada yang
membudidayakannya. Jenis-jenis cupang hias yang dikenal sejak dahulu antara lain
cupang sirip merah (Trichopsis schallero), cupang sirip biru dan cupang sirip hijau
bening. Sepuluh tahun sejak orang mengenal cupang hias, yaitu tahun 70-an,
importir ikan hias memasukkan jenis cupang lain ke Indonesia. Jenis cupang ini ada
yang bersirip panjang dan ada yang pendek. Cupang bersirip panjang yang
dinamakan slayer hanya dijadikan ikan hias di akuarium, seperti cupang hasil
tangkapan.
Sementara cupang bersirip pendek merupakan ikan laga yang juga dikenal
dengan nama dagang cupang adu bangkok. Ikan dari marga Betta ini sangat agresif
dan suka berkelahi dengan sesamanya. Dengan sifatnya yang suka berkelahi maka
ikan ini menjadi populer dengan nama fuehring fish. Hanya dalam waktu singkat
sejak diperkenalkan di Indonesia sekitar tahun 70an, cupang adu bang kok ini
digemari orang.
Walaupun harganya saat itu tergolong relatif mahal (Rp. 250,000 ekor),
tetap saja ikan ini dicari. Sedangkan, sepasang black molly saat itu hanya
ditawarkan dengan harga Rp. 25,000. Harga yang tinggi tersebut bagaikan magnit
bagi penangkar ikan hias. Mereka berlomba-lomba menangkarkan cupang adu
bangkok ini untuk meraup keuntungan.
Pada era tahun 80-an, kembali importir memasukkan cupang hias dan
cupang adu. Cupang adu introduksi baru ini ternyata lebih jagoan dibanding cupang
adu bangkok, Jagoan baru ini didatangkan dari Singapura sehingga dikenal dengan
sebutan cupang adu Singapura. Ada dua jenis cupang adu singapura yang
5
didatangkan ke Indonesia saat itu, yaitu cupang adu “berdas" (sirip anal) merah dan
"berdasi" tam. Cupang yang bersirip anal merah disebut cupang adu singapura
biasa, sedangkan yang hitam disebut cupang adu singapura belgi
Era tahun 80-an itu pun di Jakarta dikenal jenis cupang lain yang warna
tubuh dan siripnya merah. Ikan ini didatangkan ke Jakarta dari daerah Sumatera
bagian timur sehingga disebut cupang bagan api. Namun, keganasan cupang bagan
api saat berkelahi tidak sehebat cupang adu singapura. Akibatnya, lambat laun
cupang bagan api dilupakan orang.
Di kalangan penggemar cupang, ada yang berpendapat bahwa cupang adu
singapura, cupang adu bangkok (siamesse fighting fish), dan cupang bagan api
merupakan satu spesies. Padahal sebenarnya ikan ikan cupang adu tersebut berbeda
spesies. Nama ilmiah cupang adu singapura biasa adalah Betta imbella, cupang adu
belgi singapura Betta smaragdama, cupang adu bagan api Betta coccina, dan
cupang adu bangkok Betta splendens. Nah jadi cukup jelas bahwa mereka berbeda
sekali.
Hingga pertengahan tahun 90-an, cupang adu singapura merajai arena
pertarungan ikan cupang. Akibatnya, harga cupang ini pun melambung tinggi.
Penangkar yang awalnya menangkarkan adu bangkok segera beralih ke bisnis
penangkaran cupang cupang adu singapura. Hanya saja, penangkar ini banyak
menemui kesulitan, terutama dengan pengadaan induk dari spesies aslinya.
Akhirnya penangkar tetap menggunakan induk betina cupang adu bangkok dalam
upayanya memperoleh benih cupang, ltulah sebab nya hingga saat ini banyak
6
dijumpai varietas varietas baru dari cupang adu sebagai akibat dari perkawinan
silang antarspesies.
B. Daya Tarik Cupang Adu
Hobi mengadu cupang ibarat orang yang suka mengadu ayam. Jalannya
pertarungan yang diiringi dengan aturan pasti menimbulkan rasa tegang
penontonnya. Kepuasan akan tercapai kalau cupang jagoannya memenangkan
pertarungan, Diaku mengenai jalannya pertarungan, gaya bertarung, dan cara
melatih nya untuk menjadi jagoan merupakan topik menarik bagi penggemar
cupang adu.
Daya tarik menjadi kian besar tatkala cupang adu benar-benar dipersiapkan
untuk menjadi petarung handal. Untuk memperoleh cupang jagoan ternyata tidak
hanya sekadar mengandalkan ukuran tubuh, spesies, dan harga, tetapi juga harus
melalui proses latihan. Proses latihan dapat dimulai sejak anak cupang berumur 3
bulan. Lama penggemblengan sekitar 4 bulan.
Upaya mendapatkan cupang adu jagoan merupakan rangkaian proses yang
sangat menarik untuk diamati. Mulai dari memilih jenis, menyeleksi bakalan,
hingga melatihnya setiap hari dengan berbagai metoda memerlukan ketekunan dan
pengetahuan.
Memilih jenis yang andal, misalnya, memerlukan pengetahuan mengenai
ciri khas setiap spesies. Bila tujuannya untuk mencari induk maka salah
mengidentifikasikan ciri spesies akan berakibat fatal. Bisa saja yang akan dicari
adalah induk bergaya tarung fighter murni, tetapi ternyata yang terpilih justru induk
7
cupang hias. Padahal, sampai kapan pun keturunan cupang hias tidak akan layak
menjadi petarung.
Kegiatan menarik lain di seputar cupang adu adalah melatihnya agar
menjadi petarung andal. Tahapan pelatihan cupang adu tidak hanya sekadar
diletakkan dalam tabung plastik “yanour", lalu disuruh berenang naik turun. Teknik
itu terlalu sederhana karena hanya dapat memperpanjang kekuatan napas cupang
adu. Untuk itu, modul pelatihan tersebut masih harus ditambah dengan diet ketat
dan pemberian bahan kimia. Pemberian bahan kimia ini bertujuan untuk
memperkuat gigi dan sisik ikan. Ada pula metoda khusus untuk mempertinggi daya
tahan tubuh dan memperkuat mental sehingga ikan tidak mudah menyerah. Semua
itu memer, luka proses yang cukup menarik untuk dinikmati penggemarnya.
Bagi penangkar dan penjual, daya tarik utama cupang adu adalah tingkat
harga jualnya yang tinggi. Penggemarnya yang sangat beragam, dari anak kecil
sampai dewasa dengan berbagai kelas ekonomi dan sosial, menyebabkan pasarnya
sangat terbuka. Untuk anak-anak, dapat disediakan cupang seharga Rp. 1.500 - Rp.
3.500 per ekor. Untuk dewasa dari kalangan ekonomi menengah ke bawah,
kualitasnya dapat lebih ditingkatkan dengan harga yang juga sedikit lebih mahal.
Sementara untuk penggemar kalangan ekonomi tinggi, cupang dari luar negeri
merupakan peluang usaha menarik.
Ditinjau dari peralatannya, yang perlu disediakan tidaklah terlalu banyak.
Hanya dengan stoples kecil dari kaca atau plastik, cupang adu ini sudah bisa
duajakan di pinggiran jalan dan pasar. Perawatannya tidak terlalu sulit.
Makanannya hanya kutu air yang mudah dibudidayakan dan jentik nyamuk.
8
Terkadang cupang adu ini diberi daging udang yang sudah dihancurkan. Sementara
pergantian air agar ikan tetap sehat hanya sekali setiap tiga hari.
C. Prospek Bisnis dan Jalur Tata Niaga
Apabila ingin dibuatkan segmentasi, bisnis cupang dapat dibagi menjadi
dua, vairu pembenihan dan pembesaran. Mereka yang memilih pembenihan sangat
berharap pada penjualan burayak. Umumnya burayak dipelihara dalam satu kolam
(lubuk) sempit dengan populasi 60-70 ekor. Hanya dalam waktu dua bulan, burayak
cupang sudah bisa dijual dengan harga cukup lumayan, yaitu Rp. 100.000 - Rp.
150.000 per kolam. Harga burayak ini semakin mahal jika induk pejantan burayak
tersebut dikenal sebagai jagoan.
Burayak dapat dijual pada mereka yang memilih segmen usaha pembesaran.
Selang tiga bulan dipelihara, harga jualnya pun meningkat, mulai dari Rp. 2.000 –
Rp. 7.500 per ekor. Dari segi bisnis, usaha pembesaran cupang adu ini sungguh
menarik. Hanya dengan kolam seluas 3 meter sudah bisa diperoleh keuntungan
hampir setengah juta rupiah, Itu pun sudah diperhitungkan mortalitas (tingkat
kematian) sebesar 20% dari total populasi cupang adu yang berjumlah 150
ekor/kolam. Modal investasi untuk segmen usaha ini pun relatif kecil, hanya sekitar
Rp. 500.000.
Sempitnya lahan yang dipakai sangat memungkinkan usaha dilakukan di
halaman rumah. Modal investasi tersebut sudah ter masuk biaya pembuatan kolam
dari bahan batu bata dan semen. Bahan kolam ini pun masih bisa dimodifikasi
dengan hanya menggunakan kotak kayu bekas. Bagian bawah dan keempat sisi
kotak ini hanya dialasi dengan plastik, bisa transparan atau berwarna, asalkan tidak
9
ada bagian yang bocor atau tidak ada benda tajam, kotak kayu tersebut sudah
memadai untuk membesarkan cupang.
Jalur perdagangan cupang relatif pendek dan umumnya dalam jalur tersebut
sudah saling mengenal. Produsen burayak, misalnya memperoleh induk dari
importir atau dari pengusaha pembesaran. Burayak yang dihasilkannya dijual ke
peternak pembesaran, ini pun kalau produsen burayak tidak berminat membesar
kan sendiri. Sementara hasil dari peternak pem besaran ini dijual ke eksportir untuk
selanjutnya dikirim ke luar negeri. Ada juga peternak pembesaran yang
mengirimkan produksinya langsung ke eksportir. Secara umum, jalur perdagangan
cupang adu ini digambarkan sebagai berikut.
Tidak hanya diserap pasar lokal, cupang adu pun malahan berpeluang besar
untuk pasar luar negeri, Indonesia menguasai 90% pasokan ikan hias dunia dengan
puluhan jenis ikan. Sebagian besar ikan hias memang diekspor ke Singapura untuk
kemudian direekspor ke Amerika, Eropa, dan Australia, Meskipun demikian, ada
beberapa eksportir yang sanggup mengirimkan langsung ke berbagai belahan dunia
tanpa perantara Singapura.
Hingga saat ini tercatat ada sekitar 300 jenis ikan hias yang diperdagangkan
ke pelosok dunia, termasuk cupang adu. Sayangnya, tidak ada catatan pasti tentang
volume ekspor dan nilai jual khusus untuk cupang adu. Namun, dari pengamatan
terhadap sejumlah eksportir ikan hias di Indonesia, cupang adu merupakan salah
satu jenis ikan yang secara teratur diekspor ke mancanegara. Jumlahnya memang
tidak fantastis karena biasanya cupang adu hanya menjadi pelengkap agar cukup
banyak ragam ikan hias yang diekspor.
10
Meskipun hanya sebagai pelengkap, namun hal itu sudah cukup untuk
menyatakan kesanggupan mengekspor. Untuk ekspor ini tentu ada keterikatan
untuk menjaga kontinuitas pasokan. Jika tidak, kepercayaan pembeli luar negeri
bisa lenyap. ltulah sebabnya eksportir tetap saja memerlu pasokan cupang adu
secara teratur.
Untuk memenuhi kontinuitas pasokan tersebut, cara terbaik adalah dengan
memberikan dan membesarkan cupang adu secara teratur. Celakanya, banyak
penangkar beralih ke ikan hias lain yang sedang diminati oleh konsumen secara
besar saat harga cupang adu anjlok. Hal ini memang gejala latah yang sering terjadi.
Akibat kelatahan tersebut harga jual ikan tertentu yang tadinya mahal akan anjlok
karena membanjirnya pasokan. Dari kegiatan bisnis, kelatahan tersebut merugikan
kepercayaan dan dapat merusak hubungan baik, oleh karena itu, langkah terbaik
hargailah dengan tetap konsisten memelihara cupang walaupun harganya rendah.
Harga pasti akan berangsur- angusur naik seiring dengan membaiknya harga di
pasar luar negeri.
Mengubah jenis ikan hias yang dipelihara sebenarnya tidak terlalu mudah.
Lingkungan pemeliharaan seperti airnya sudah spesifik untuk kehidupan cupang
adu. Angka pH dan kesadahan (hardness) airnya sudah cocok untuk cupang adu.
Bila akan beralih ke jenis ikan lain, lingkungan pemeliharaannya pun perlu diubah.
Ini disebabkan setiap jenis ikan hias membutuhkan pH dan kesadahan tertentu. Jika
tidak diubah, mungkin saja ikan yang di pelihara akan tetap hidup, tetapi kualitas
terbaik tidak pernah akan tercapai.
11
Apa penyebab terjadinya fluktuasi harga cupang adu di luar negerin ?
Munculnya fluktuasi harga karena terjadi perubahan cuaca di luar negeri. Di musim
panas saat warga di daerah beriklim empat musim berlibur, permintaan ikan hias
turun drastis. Namun, begitu musim panas berlalu, perlahan-lahan permintaannya
menanjak dan mencapai puncaknya pada musim dingin.
Pola fluktuasi tersebut selalu terjadi setiap tahun di Amerika Serikat dan
Eropa yang merupakan tujuan ekspor ikan hias terbesar di dunia, Amerika Serikat,
misalnya, permintaannya berfluktuasi dengan pola yang dapat diprediksi secara
agak pasti. Pada Januari - Maret, permintaan ikan hias meningkat tajam. Pada April,
bisnis ikan hias masih tetap sebagus Maret karena musim dingin masih tetap
berlangsung. Seandainya musim panas datang lebih cepat, permintaan bulan April
ini akan mulai menurun hingga Juni.
Pada Juli - September, permintaan ikan hias kembali mulai meningkat dan
akan semakin baik pada Oktober - Desember karena sedang musim dingin.
Biasanya di akhir tahun, musim liburan di Amerika Serikat sangat banyak, seperti
libur Natal dan Tahun Baru. Berdasarkan pengamatan selama 10 tahun, waktu
liburan ini ternyata sangat berpengaruh terhadap permintaan ikan hias. Jika liburan
tersebut jatuh pada hari minggu, permintaan hanya turun sedikit. Namun, jika hari
libur bukan pada hari minggu atau pertengahan minggu, permintaan ikan hias
merosot dua kali lipat.
Kebiasaan yang terjadi di negara tujuan ekspor ikan hias perlu diketahui
secara jelas oleh penangkar maupun ekspartit cupang adu. Dengan mengetahui
kebiasaan tersebut maka dapat diatur produksi cupang adu. Pengaturan ini sangat
12
diperlukan agar produksinya tidak terlalu berlimpah saat permintaan turun. Hal ini
secara otomatis akan menjaga turunnya harga. Oleh karena itu, kontinuitas tetap
dipertahankan, tetapi volume produksi diatur sesuai prediksi permintaan pasar.
13
BAB 2
MENGENAL CUPANG ADU
Di kalangan awam, cupang dikenal sebagai ikan laga. Sementara di
kalangan ilmuwan, cupang dan ikan laga merupakan dua jenis ikan yang berbeda.
Cupang asli atau cupang sawah bermarga Tricposis, sedangkan akan laga atau
cupang adu bermarga Betta. Cupang asli jarang dipelihara karena warna tubuhnya
kurang menarik untuk dijadikan sebagai ikan hias. Untuk diadu pun, cupang biasa
tidak akan bisa diharapkan. Akhirnya, nama cupang didominasi oleh marga Betta,
baik cupang hias mau pun cupang adu.
Cupang hias bernama ilmiah Betta splendens alias cupang bangkok.
Sementara cupang adu dikuasai oleh Berta imbellis dan Betta smaragdana. Cupang
bangkok yang juga disebut siamese fighting fish tidak dianggap sebagai cupang adu.
Ini disebabkan gaya bertarung dan ketahanan fisiknya tidak sebaik Betta imbelli
atau Berta smaragdina. Sepintas sulit dibedakan spesies spesies tersebut. Untuk itu,
diperlukan pengenalan mengenai seluk beluk cupang adu.
A. Lingkungan Hidup
Cupang terkenal sebagai ikan yang sanggup hidup di tempat yang kandungan
oksigennya sangat kurang. Di tempat sempit seperti stoples kecil untuk kue ataupun
botol bekas berbentuk agak cembung sudah memadai untuk hidupnya. Bahkan,
cupang pun dapat hidup baik di air kotor dan air berkadar oksigen terlarut sangat
sedikit. Di tempat-tempat tersebut cupang tidak memerlukan aerator karena
kesanggupannya menyerap oksigen dari udara sangat baik. Kesanggupannya
14
tersebut dimungkinkan karena cupang memiliki rongga labirin yang terletak di atas
insang. Fungsi rongga labirin ibarat paru-paru pada manusia. Itulah sebabnya
cupang dan kera batnya dapat tetap hidup walaupun kadar oksigen terlarut di air
sedikit.
Di habitat aslinya, cupang hidup berkoloni atau berkelompok secara damai
sehingga dikenal dengan sebutan peaceful betta. Daerah sebarannya sangat luas,
yaitu meliputi seluruh wilayah Asia Tenggara. Bahkan ada juga jenis cupang yang
hidup di Afrika seperti spesies Pseudopharamanus copanus dan terdapat di sungai
sungai kecil wilayah Zaire.
Di alam, cupang hidup di air bening yang mengalir perlahan dalam suasana
sejuk. Tak heran kalau cupang banyak dijumpai hidup berkoloni atau berkelompok
di sungai yang dinaungi pepohonan rindang. Kalau air tempat hidupnya tersebut
diukur derajat keasamannya maka akan diperoleh angka pH 6,5-7,2. Sementara
derajat kesadahan airnya berkisar antara-10° HD dan suhu air 24-30 °C.
B. Cupang dan Kerabatnya
Di antara anggota keluarga (familo Anabantidae), cupang adu memang
paling tersebar karena sifatnya sangat agresif. Dua ekor jantan yang dimasukkan
dalam satu wadah yang sama akan bertarung hingga salah satu di antaranya mati.
Keagresifan cupang adu tersebut merupakan sifat untuk memperebutkan wilayah
ke kuasaan. Sifat itulah yang menyebabkan cupang adu dikenal dengan nama
fehting betta.
Cupang adu (Betta sp.) sebenarnya masih satu keluarga dengan beberapa
jenis ikan konsumsi seperti sepat siam (Trichogaster pectoralis), ikan tembakang
15
(Helostoma temmincki), dan gurame (Osphronemus goramy) yang panjang
tubuhnya dapat mencapai 30 cm. Ia pun berkerabat dekat dengan ikan hias seperti
ikan kolisa (Colisa lalut dan Colisa fasciarvci) yang berasal dari Bangladesh. Ada
juga kerabat cupang lainnya yang berasal dari Bangladesh, yaitu sepat mutiara
(Trichogater leeri) yang panjangnya sekitar 14 cm. Kerabat lainnya ialah ikan
paradisa (Macropodio ocullatio) dan ikan betok (Anabas testudiners).
Cupang adu ada banyak jenisnya. Berdasarkan cara berkembang biak,
cupang adu ini dapat dikelompokkan menjadi dua golongan besar atau dua tipe,
yaitu ikan yang melakukan pene-tasan telur di dalam mulut (mouth brooder) dan
yang melakukan penetasan telur di dalam gelembung udara (buble nest breed atau
egg layer). Cupang adu antardua kelompok ini tidak dapat saling di kawinkan
karena masing-masing mempunyai ciri khas tersendiri dalam proses
perkembangbiakannya.
Dari kedua ada cupang tersebut, ada beberapa spesies yang sulit dibedakan
jika hanya dilihat sepintas. Sebagai contoh ialah Betta bellica yang tipe culayer
dengan Betta anabanduides atau Berza animaculata yang tipe mouth brooder.
Adapun ciri khas dan perilaku berkembang biak dari kedua tipe cupang adu tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Ciri dan perilaku ikan mouth brooder
Perilaku cupang adu jantan yang termasuk dalam kelompok ini ialah
memunguti telur yang sudah terbuahi dan memasukkannya dalam mulut sampai
menetas, biasanya telur di dalam mulut jantan ini membutuhkan waktu tiga hari
hingga menetas. Sebelum menetas, cupang jantan berpuasa dan menghindari kontak
16
fisik dengan jantan lain. Begitu menetas, anak-anaknya segera dikeluarkan dari
mulut di permukaan air. Walaupun sudah dikeluarkan dari mulut, induk jantan
tersebut tetap berjaga-jaga melindungi anaknya. Jika ada bahaya, anak-anaknya
segera dimasukkan kembali ke dalam mulutnya.
Setelah berumur satu minggu, anak-anak cupang sudah bisa mencari makan
sendiri. Bila ada bahaya, induk jantan tidak lagi melindungi anak-anaknya dengan
cara memasukkannya ke dalam mulut, tetapi hanya sekadar berjaga-jaga di
dekatnya. Perilaku ini dilakukan induk jantan hingga umur satu bulan.
Beberapa cupang adu yang berkembang biak dengan cara ini antara lain
Betta pwenar, Betta tacniata, Betta macrostoma, Betta animandara, Berta picta,
Betta anabantoide, Berta edithae (Betta brederi) dan Betta ferschl.
2. Ciri dan perilaku ikan buble nest breed
Perilaku cupang jantan pada kelompok ikan buble nest breed ialah membuat
gelembung gelembung udara di permukaaan air sebelum melakukan perkawinan.
Gelembung gelembung tersebut dilekatkan pada daun daun yang mengambang di
permukaan air. Proses pembuatan gelembung udara berlangsung selama 5-7 hari.
Setelah jumlah gelembung udara yang dibuatnya dianggap cukup, induk
antan akan segera menggiring induk betina ke bawah gelembung-gelembung
tersebut. Pada saat itu, perkawinan pun segera berlangung. Setelah telur dibuahi,
perlahan-lahan induk Jantan memunguti telur dan menempatkannya satu per satu
dalam gelembung udara. Telur dalam gelembung tersebut biasanya akan menetas
sampai tiga hari.
17
Namun, sebelum telur tersebut menetas, jantannya terus membuat dan
memperbarui gelembung udara yang rusak sambil menjaganya dari gangguan
hewan lain. Setelah telur telur menetas, anak-anak cupang masih tetap tinggal di
dalam gelembung sidara hingga mereka kuat menembus dinding gelembung, jika
dinding gelembung sudah mampu ditembus, anak cupang tersebut sudah sanggup
menghirup udara langsung dari permukaan air.
Beberapa spesies cupang adu yang melakukan perkembang biakan dengan
cara ini antara lain Betta akarensa, Betta coocina, Betta bellica, Betta tasyaee, Betta
smaragdina, Betta imbellis, dan Betta splendens.
C. Jenis Cupang Adu
Ada 15 spesies Betta dari famili Anabantidae yang sudah diklasifikasi.
Kelimabelas spesies tersebut dibagi dalam dua kelompok berdasarkan cara
berkembang biaknya. Namun, di pasaran bukan hanya dapat dijumpai spesies
cupang adu dari keturunan satu spesies saja, melainkan ada juga jenis yang
merupakan hasil persilangan antarspesies. Di pasaran, hasil persilangan
antarspesies ini disebut varietas. Adapun deskripsi jenis-jenis cupang tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Jenis cupang mouth brooder
Ada delapan spesies cupang adu dari kelompok mosth brooder. yaitu
sebagai berikut :
18
a. Betta pugnar
Betra pupar yang juga disebut forest berta memiliki bentuk tubuh yang pipih
(compressed). Pada sisi tubuhnya terdapat tiga buah guratan berwarna abu-abu
kehitaman. Tubuhnya berwarna abu-abu kehijauan dengan sirip hijau bening,
kuning kemerahan, dan kuning bening. Sirip anal pendek dan kaku dengan warna
bening. Sirip insang bening. Di bagian pangkal sirip insang ini terdapat satu garis
hitam horisontal ke arah mulut. Panjang tubuh dewasanya sekitar 10 cm. Cupang
ini hidup di air dengan pH 7,2 suhu maksimum 24 0C, dan kesadahan 100 HD.
b. Betta taemiata
Betta taemiata yang juga disebut banded berta memiliki bentuk tubuh pipih.
Pada sisi tubuhnya terdapat dua garis horisontal berwarna kuning kecokelatan.
Tubuhnya berwarna kuning kehijauan. Sirip anal pendek dengan warna bening.
Sirip insang bening. Sementara sirip perut dan sirip ekornya kuning transparan
dengan aksen biru tua pada tepinya. Kepalanya berbentuk pipih pendek. Di bagian
penutup insang terdapat dua garis horisontal mulai dari bibir sampai pangkal sirip
insang. Panjang tubuh dewasa sekitar 8 cm. Cupang ini hidup di air dengan pH 7,
suhu 25° C, dan kesadahan 8 HD.
c. Betta marrastama
Betta macrostoma dengan nama lain brune beauty memiliki tubuh yang
berbentuk pipih berwarna merah kombinasi hijau kebiruan. Di pangkal ekor
terdapat totol hitam. Sirip anal pendek berwarna hijau. Sirip paruh merah. Sirip
punggung dan ekor hijau kombinasi merah. Kepalanya hitam kehijauan berukuran
besar. Di bagian penutup insang terdapat selarik (seberkas) warna merah. Jantan
19
dewasa berukuran 12 cm, sedangkan betina dewasa 10 cm. Betta macrostoma ini
menyukai air yang ber pH 6,8-7 dengan kesadahan 8 HD dan suhu maksimum 24
0C.
d. Betta animaculata
Cupang adu yang bernama lain tolden slender betta ini memiliki bentuk
tubuh Minder, Warna dari kepala sampai ujung ekor kuning cemerlang kehijauan.
Pada pangkal ekor terdapat totol hitam. Seluruh siripnya kuning cemerlang
transparan. Sirip anal pendek dan kaku. Tubuh jantan dewasa berukuran 12 cm,
sedang kan betina dewasa 10 cm. Ikan ini hidup di air dengan pH 7, kesa dahan 10
HD, dan suhu maksimum 20 0C.
e. Betta anabantaides
Ikan dengan nama lain pearly betta ini agak sulit dibedakan dari kerabatnya
Berta unandodata. Bentuk tubuh dan warna sirip kedua jenis cupang ini sangat
mirip, yaitu berbentuk silinder dengan warna kuning kehijauan cemerlang. Warna
seluruh siripnya hijau muda transparan. Sirip anal panjang berwarna hijau
transparan. Kepalanya hijau kekuningan berukuran besar. Pada penutup insangnya
terdapat sans garis horisontal dari ujung bibir sampai pangkal sirip insang. Cupang
dewasa berukuran 12 cm. Ikan ini hidup di air dengan pH 6,5. Kadar kesadahan
airnya 10 HD dan suhu air maksimum 30 0C,
f. Betta pita
Tubuh Betta picta atau painted berta ini berbentuk silinder dan berwarna
abu-abu kehijauan. Sisi tubuhnya terdapat tiga buah garis horisontal, Sirip anal
20
pendek dan kaku dengan warna kelabu transparan. Sirip insang kelabu bening. Sirip
perut, punggung, dan ekor hijau muda. Tepi strip terdapat warna kuring kehijauan,
ikan dewasa hanya 6 cm. Cupang ini hidup di air dengan pH 7, suhu maksimum 24
C, dan kesadahan 10 HD,
g. Betta foerschi
Tubuh akan Berta foerschi atau purple saphire betta ini berbentuk silinder
dengan warna biru tua kehitaman. Kepalanya bulat panjang berwarna hitam atau
merab tembaga. Sirip-siripnya pendek dan kaku dengan warna biru tua yang dihiasi
totol totol hitam. Sirip anal pendek berwarna kelabu. Panjang ikan dewasa dapat
mencapai 9,5 cm. Cupang ini hidup di air dengan pH 7, kesadahan 8 HD dan suhu
makairraam 28 0C,
h. Betta edithae
Capang dengan nama ilmiah Betta elithae (Bettd bredero) dan nama Inggris
edith's betta ini memiliki bentuk tubuh pipih dengan warna kelabu kehijauan.
Seluruh siripnya berwarna hijau muda transparan yang dihiasi warna putih pada
bagian tepinya. Sirip anal pendek, lebar, dan kaku dengan warna hijau muda
transparan. Panjang tubuh ikan dewasa 10 cm. Cupang ini hidup di air dengan pH
7, kesadahan 10 HD, dan suhu maksimum 27 0C. Ikan ini diperdagangkan dengan
nama cupang raja.
2. Jenis cupang buble nest breed
Ada spesies cupang adu dari kelompok ikan buble nest breed, yaitu sebagai
berikut.
21
a. Betta akarensis
Cupang Betta akarensis yang juga disebut sarauak betta ini bertubuh silinder
berwarna kelabu tua. Kepalanya pendek berwarna kelabu kehijauan. Sirip anal
panjang dan berwarna kuning transparan yang dihiasi warna hitam pada sisinya.
Sirip ekor, punggung, dan perut berwarna hijau toska transparan. Panjang tubuh
maksimal hanya 5 cm. Cupang ini hidup di air dengan pH netral. Kadar kesadahan
airnya 8 HD dan suhu air maksimum 27 0C. Ikan ini diperdagangkan dengan nama
cupang belgi bangkok.
b. Betta concana
Betta concana atau nama lainnya dorat's betta ini memiliki tubuh berbentuk
silinder dengan warna merah tua dari kepala sampai sirip. Terkadang juga
ditemukan sirip berwarna transparan merah berhiaskan bercak bercak merah tua.
Bentuk kepalanya bulat terang dan berwarna tembaga. Sirip insang merah
transparan. Sirip anal panjang berwarna merah polos. Panjang tubuh ikan dewasa 7
cm. Betta concana ini hidup di air dengan pH 7, kesadahan 9 HD, dan suhu
maksimum 17 0C. Ikan ini diperdagangkan dengan nama cupang bagan api.
c. Betta bollita
Berta bellica yang sering disebut standart betta ini bertubuh silinder.
Tubuhnya didominasi dengan warna kuning kehijauan cemerlang atau kuning
kebiruan. Kepalanya bulat panjang berwarna kuning tua cemerlang Sirip anal
panjang berwarna kuning transparan. Sirip perut, punggung, dan ekornya pendek
dengan warna kuning kehijauan atau kebiruan yang juga dihiasi guratan kuning tua
22
cemerlang. Panjang tubuh maksimal ikan ini 9 cm bila hidup di alam bebas. Kadar
pH air ideal adalah 7 dengan kesadahan 8 HD dan suhu maksimum 30 oC.
d. Betta tasyder
Betta taryader yang nama Inggrisnya Betta peaceful berta ini bertubuh mirip
silinder dengan warna abu-abu kecokelatan. Di bagian tepi tubuh terdapat tiga buah
warna melintang dari kepala sampai pangkal ekor. Sirip anal panjang berwarna
kelabu kebiruan. Sirip punggung dan ekor berukuran pendek berwarna biru
transparan yang dihiasi bercak bercak biru cemerlang. Sirip perut biru transparan
dengan aksen biru tua cemerlang di tengahnya. Cupang dewasa berukuran 6 cm.
Air yang cocok bagi cupang ini ber pH netral dengan suhu maksimum 27 oC dan
kesadahan 8 HD.
e. Betta smaragdina
Bentuk tubuh Betta smaragdina atau dengan nama Inggris emerald betta ini
pipih dan berwarna hijau tua kehitaman. Kepalanya bulat pendek berwarna hitam
legam. Sirip insang hitam transparan. Sirip anal berukuran sedang dengan warna
hitam dan bagian ujungnya terdapat warna putih kehijauan. Sirip perut dan ekor
hijau tua kehitaman yang dihiasi totol-totol hitam. Sirip punggung hijau muda
berhiaskan bercak-bercak hitam. Ikan dewasa berukuran 6 cm. Kadar pH airnya 7,
kadar kesadahan 8 HD, dan suhu maksimum 27 oC. Betta smaragdina terkenal
sebagai cupang yang berdaya tahan tinggi saat dipertanding. Ikan Cupang ini
diperdagangkan dengan nama cupang adu belgi singapura.
23
f. Betta imbellis
Betta imbellis yang bernama lain sheeger's betta memiliki tubuh seperti
silinder dengan warna hijau tua dan biru tua cemerlang. Kepalanya bulat panjang
berwarna hitam legam, Sirip insang hitam transparan. Terkadang dijumpai sirip
insang berhiaskan warna merah. Sirip anal pendek berwarna merah, tetapi ujungnya
putih, perut dan ekor merah dengan atau hijau cemerlang. Sirip punggung hijau atau
biru yang dihiasi bercak-bercak hitam. Panjang tubuh ikan dewasa hanya 5 cm.
Cupang ini hidup di air dengan pH 7, kesadahan 8 HD, dan suhu maksimum 27 OC.
Betta imbellis ini dianggap jagoan dari cupang. Tingkah lakunya sangat ganas saat
dipertarungkan. Di kalangan penggemar, cupang adu ini dikenal dengan sebutan
cupang adu singapura.
g. Betta splendens
Cupang yang bernama Inggris sianesse fughting fish ini bertubuh pipih
dengan ragam warna, yaitu hijau muda, biru muda, kelabu, merah kombinasi hijau,
dan biru atau kelabu keputihan (siloer). Kepalanya bulat pendek berwarna kelabu
kecokelatan atau kelabu kehijauan. Sirip insang berwarna bening. Sirip anal
panjang berwarna merah dan ujungnya putih. Sirip perut dan ekor merah yang
biasanya dikombinasikan dengan warna yang ada di tubuhnya.
Sirip punggung berwarna sama dengan tubuh. Kalau warna tubuhnya belum
cerah, akan ditemukan tiga guratan hitam di sisi tubuh mulai dari ujung bibir sampai
pangkal ekor. Panjang tubuh ikan dewasa 6 cm. Cupang adu ini hidup di air dengan
pH netral, kesadahan 8 HD, dan suhu maksimum 26° C. Berta splendens merupakan
24
cikal bakal cupang adu saat ini. Ikan ini diperdagangkan dengan nama cupang adu
bangkok.
3. Jenis cupang hasil perkawinan antarspesies
Selain kelimabelas spesies cupang, di pasar pun beredar jenis cupang hasil
perkawinan silang antarspesies. Hasil perkawinan silang tersebut disebut varietas.
a. Albino
Cupang ini pun dikenal dengan sebutan cupang maskot. Varietas ini berasal
dari Betta splendens yang tubuhnya putih kemerahan dengan warna sirip merah,
hijau, atau biru polos. Akibat perka winannya dengan cupang dari gen serupa
sehingga pigmen warna tubuhnya hilang. Hilangnya pigmen warna tersebut
menyebabkan warna tubuh menjadi albino.
b. Three colour
Nama lain varietas ini adalah cupang pancawarna. cupang ini merupakan
hasil kawin silang antarspesies, yaitu Betta splenders, Betta imbelle, atau Betta
smaragdina. Varietas yang sering dijumpai memiliki warna dasar tubuh putih
kemerahan bebercak hitam. Varietas ini merupakan hasil persilangan dari varietas
albino Betta splenders dengan varietas dari Betta ambella. Kepalanya bulat
berwarna merah kecokelatan. Sirip anal panjang atau pendek berwarna hitam atau
merah. Seluruh sirip berwarna kombinasi putih transparan, biru, hijau, dan merah.
Tubuh ikan dewasa berukuran 6 cm. Cupang ini hidup di air dengan pH netral,
kesadahan airnya 6- HD (tergantung spesies induknya), dan suhu air maksimum 26
oC.
25
c. Lokal
Nama populer varietas ini adalah cupang singapura lokal. Cupang adu ini
merupakan hasil perkawinan antara jantan Berta imbellin atau Betta marardand
dengan betina Betta plendens. Bentuk tubuh varietas yang paling banyak dijumpai
di pasaran adalah pipih ataupun silinder. Warna tubuhnya biru tua atau hijau tua
dengan warna dasar hitam. Kepala hitam legam Sirip punggung berwarna sama
dengan tubuhnya. Sirip ekor dan perut hijau atau biru yang dikombinasikan dengan
warna merah. Sirip anal merah. Jika jantan dari Betta smaragdawa maka tubuhnya
berwarna hijau atau biru tua kehitaman. Seluruh siripnya pun hijau tua atau biru tua
kombinasi hitam. Pada surip ekor akan terdapat totol-totol hitam, ini dikenal dengan
nama dagang cupang adu singapura belgi lokal.
d. Bagan
Varietas bagan merupakan hasil persilangan spesies Betta imbellis atau
Betta smaragdina dengan Betta splendens. Penampilan cupang ini mirip varietas
lokal karena merupakan hasil persilangan dari spesies yang sama. Namun, karena
perbedaan perawatan maka ring bibir varietas bagan menjadi lebih tebal. Warna
tubuhnya bervariasi mirip cupang adu bangkok. Bentuk tubuh pipih. Seluruh
siripnya pendek sehingga jika dilihat sepintas, gerakannya terkesan kaku dan
lambat. Kepalanya besar berwarna variasi antara hitam legam, hitam kecokelatan,
atau kelabu kehijauan. Ring bibirnya kebanyakan tebal. Varietas ini
diperdagangkan dengan nama cupang adu bagan.
26
D. Cupang Legendaris
Deskripsi jenis cupang yang sudah diuraikan sebelumnya menunjukkan
keragaman jenis yang beredar di pasaran. Namun, di arena pertarungan, ragam jenis
cupang adu tersebut masih dipilah lagi dalam bentuk seri.
Sebagai contoh, cupang bagan dikenal memiliki banyak seri, tetapi tidak
semuanya layak dipertarungkan. Selama ini yang diakui jagoan dari cupang bagan
hanyalah seri 31. Cupang Singapura pun demikian, ada beberapa seri yang sudah
terbukti kehebatannya di arena pertarungan. Ini tidak berarti nomor nomor seri
tersebut tidak pernah kalah. Dalam arena pertarungan, nomor seri tersebut pernah
cara mengesankan sehingga menjadi suatu kenangan atau legendaris. Untuk
mengetahui seri dari cupang adu legendaris ini sangat penting bagi penangkar.
Dengan induk yang sudah diakui keunggulannya maka keturunannya pun akan
berharga mahal karena dipercaya akan berkualitas tinggi. Keistimewaan setiap
cupang legendaris diuraikan secara rinci dengan penyebutan beberapa istilah yang
khusus digunakan di kalangan penggemar cupang, istilah tersebut dijelaskan
tersendiri pada artikel berikunya.
1. Cupang adu singapura seri 18
Betta imbellis impor dari Singapura Tubuh medium (8,7- 4.2 cm), pipih,
biru tua cemerlang panjang, sedang, dan hitam Sirip anal panjang, merah berujung
putih. Sirip ekor merah bertulang sirip biru tua. Sirip perut lebar, merah kombinasi
biru. Sirip punggung biru berhias bercak-bercak hitam. Gaya bertarung sleurr
(lincah dan gesit). Arah pukulan bagian muka. Pukulan andalan baling dan nombak
seri (pukulan yang dilancarkan berulang ulang). Keistimewaan selalu menggigit
27
bagian tubuh lawan dan dapat memenangkan pertandingan dengan cepat.
Kelemahan serangan tidak diarahkan ke bagian fatal. Harga impor Rp. 100.000 -
Rp. 150,000 lokal Rp. 15.000 - Rp. 25.000. Keterangan ini keturunannya
mempunyai gaya bertarung sebagus induknya sehingga dijuluki cupang adu seri
singapur 18.
2. Cupang adu belgi singapura seri 31
Jenis Betta mitragelina Asal tangkaran peternak Singapura Tubuh t besar
panjang (4,2- 5,1 cm), pipih, biru tua kehitaman. Kepala t besar, hitam kelam, ring
bibir tebal Sirip anal t pendek, hitam berujung putih. Sirip ekor biru tua kombinasi
totol hitam. Sirip perut biru tua kombinasi totol hitam. Sirip punggung biru tua
kombinasi totol hitam. Gaya bertarung fighter (menyerang setelah diserang). Arah
pukulan pangkal ekor dan bagian perut Pukulan andalan: nombak baling sentak.
Keistimewaan sisik batu', gigi tajam, dan pukulan sangat sehingga mampu
mengalahkan lawan. Kelemahan serangannya lambat dan pukulannya hanya sekali
sekali. Harga impor Rp. 75.000 – Rp. 125,000 tangkaran lokal Rp15.000 – Rp.
25.000.
3. Cupang adu singapura seri 06
Betta imbellis Jenis hasil tangkatan peternak Asal Singapura. Tubuh besar
(4,2-5,1 cm), silinder panjang, kelabu tua kombinasi biru t besar, panjang, ring bibir
tebal sehingga kepala berkesan monyong, warna kelabu kehitaman. Sirip anal
medium, lebar, berwarna merah. Sirip ekor t merah tua kombinasi guratan biru tua.
Sirip perut merah tua kombinasi guratan biru tua. Sirip punggung t lebar, biru
kehijauan dihiasi guratan hitam. Gaya bertarung pure sleeeer langsung menyerang
28
sejak awal turun air). Pukulan andalan nombak, baling, sentak. Keistimewaan
sangat lincah sehingga susah dipukul, 'sisik paku gigi sangat tajam: lawan seperti
ndisisiki' dan selalu'menghabisi" lawan. Kelemahan cupang jenis ini hampir tidak
ada kelemahan impor Rp. 150.000 – Rp. 250.000 tangkaran lokal Rp. 25.000 –Rp.
50.000. Keterangan di masa kejayaannya cupang ini bergelar champion dan
pemiliknya sering 'pulang kering'.
4. Cupang adu singapura seri 25
Betta inbellis var dotmestica Asal impor dari Singapura Tubuh besar (4,7-
5.3 cm), pipih, biru tua kombinasi merah hitam legam, besar, pendek, ring bibir
tebal. Sirip anal s sedang, merah. Sirip ekor merah berte dan bergurat biru. Sirip
perut t merah bertepi dan bergurat biru Sirip punggung biru dihiasi bercak bercak
hitam. Gaya bertunang i counter fuheer (menyerang setelah diserang). Pukulan
andalan i trombak sentak. Arah pukulan ring bibir dan kepala bagian atas
Keistimewaan “sisik” batu i sentakannya dapat menyobek bibir lawan; pukulan
"nombak" ke arah atas kepala dilancarkan setelah mengambil oksigen dari udara di
permukaan air, pukulannya berakibat fatal bagi lawannya. Kelemahan lambat saat
bertarung; jika bertemu lawan yang ring bibirnya lebih tebal maka dikhawatirkan
pukulan sentaknya ke arah bibir berbalik membahayakan diri sendiri. Harga jual
cupang ini kisaran Rp. 75.000 – Rp. 150.000. Keterangan yang kami dapat di masa
jayanya cupang ini diberi gelar "baret".
5. Cupang adu malaysia seri ipoh 13
Berta imbellis var, Malaysian hasil tangkaran peternak di lpoh, Malaysia
Tubuh medium (0,5-1 cm), silinder panjang, biru panjang, sedang, hitam kelam
29
panjang, merah kombinasi hitam. Sirip anal. Sirip ekor merah kecokelatan, guratan
tulang sirip biru sirip perut t merah kecokelatan, guratan tulang sirip biru sirip
pungung s biru muda dihiasi guratan merah kecokelatan, tepi drip merah
kecokelatan. Gaya bertanang seri slugger (menyerang dan sesekali menanti
serangan)
Pukulan andalan 1 nombak baling sentak. Arah pukulan pangkal ekor dan
perut. Keistimewaan 1 gigi sangat tajam, lincah, pukulan diarahkan ke bagian tubuh
yang fatal Kelemahan sisik agak rapuh dan mudah lepas Harga impor Rp. 75.000 -
Rp. 100.000 tangkaran lokal Rp. 10.000 - Rp. 25.000,00
6. Cupang adu bagan singapura belgi seri 16
Jenis Berta smaragdina var, sumatraensis hasil perkawinan Betta
smaragdina var, malayan dengan Betta splendens var. sumatraensis oleh peternak
di Bagan Batu, Sumatera Utara Tubuh besar (4,3- 5,1 cm), pipih panjang, biru tua
kehitaman besar, panjang, ring bibir tebal sehingga terkesan monyong. Sirip anal
hitam. Sirip ekor biru tua kehitaman dihiasi totol-totol hitam. Sirip perut biru tua
kehitaman dihiasi totol totol hitam. Sirip punggung biru tua kehitaman dihiasi toto
totol hitam. Gaya bertarung s slugger. Pukulan andalan s nombak baling hentak.
Arah pukulan i pangkal ekor dan perut. Keistimewaan gigi tajam, lincah, pukulan
pada bagian tubuh yang fatal, tahan sakit. Kelemahan sisik tubuh kurang kuat.
Harga cupang bagan asli Rp. 75.000 - Rp. 125.000 cupang anakan Rp. 10.000 - Rp.
25.000. Keterangan di masa jayanya cupang ini dijuluki caplak.
30
7. Cupang adu singapura seri 05
Betta imbellis Jenis hasil tangkaran peternak Singapura Asal Tubuh besar
(4,3-5,2 cm), silinder panjang, hijau besar, ring bibir tebal sehingga berkesan Sirip
anal sedang, merah Sirip ekor t hijau tua. Sirip perut hijau tua. Sirip punggung t
hijau tua Oaya bertarung pure slugger. Pukulan andalan nombak baling sentak Arah
pukulan seluruh bagian ubuh. Keistimewaan r gigi sangat tajam, sisik kuat, lincah,
pukulan "nombak" sangat keras sehingga lawan bisa mati. Kelemahan hampir tidak
ada kelemahan impor Rp. 150.000 - Rp. 250.000 anakan Harga Rp. 25.000 - Rp.
50.000. Keterangan di masa jayanya cupang ini dijuluki champion
8. Cupang adu singapura seri 87
Betta imbellis var, domestica Jenis hasil tangkaran peternak lokal Asal kecil
dan sedang 3,2- 3,7 cm pipih, hijau. Tubuh toska atau hijau hitam besar, kelabu
kehijauan, ring bibir tebal. Kepala sirip anal sedang, merah sirip ekor t pendek dan
menyatu pada bagian pangkal ekor, merah berserat hijau tua guratan pada pangkal
ekor relatif besar dan hijau toska. Sirip perut pendek dan menyatu pada bagian
pangkal ekor, merah berserat hijau tua. Sirip punggung tampak lebar, hijau toska
Gaya bertarung t counter fighter Pukulan andalan s nombak sentak. Arah pukulan
pangkal ekor. Keistimewaan pukulan sangat keras, gigi tajam, sisik cukup. kuat,
"ngabisin" Kelemahan lambat, kurang agresif Harga Rp. 35.000 - Rp. 50.000.
9. Cupang adu singapura lokal seri 62
Betta imbellis var, domestica Tubuh t kecil panjang (GA-3,7 cm), silinder
panjang, kelabu tua kehitaman kombinasi kelabu kebiruan. Sirip anal cukup
panjang, merah berujung putih 1 Sirip ekor lebar, merah dengan guratan tulang sirip
31
kebiruan. Sirip perut t lebar, merah, “topi-nya” keperakan Sirip punggung sedang,
keperakan kombinasi bercak hitam. Gaya bertarung slekrer. Pukulan andalan
nombak baling. Arah pukulan tubuh dan bagian kepala. Keistimewaan lincah, gigi
tajam, sisik kuat. Kelemahan pukulan tidak mengarah ke bagian fatal sehingga perlu
stamina tinggi Rp. 25.000 - Rp. 50.000.
32
BAB 3
AIR UNTUK CUPANG ADU
Cupang adu termasuk ikan labirin sehingga tidak memerlukan terlalu
banyak oksigen terlarut di dalam air. Kandungan oksigen terlarut bukan satu-
satunya parameter bagus tidak nya kualitas air. Meskipun membutuhkan oksigen
relatif sedikit, tetap saja ikan ini akan tumbuh dan berkembang pesat asalkan mutu
airnya bagus.
Mutu air dipengaruhi oleh pH, kesadahan (hardness), kandungan nitrit atau
nitrat, dan oksigen terlarut. Faktor-faktor tersebut selalu muncul tanpa memandang
sumber airnya. Sumber air untuk cupang adu sangat beragam, di antaranya air
tanah, sungai, atau air ledeng dari PAM. Perlakuan untuk air dari ketiga sumber air
tersebut tentu saja berbeda.
Air sungai, misalnya, perlu disaring dengan pasir, kayu, filter gabus dan
teolt 50% atau perlu), lalu ditampung dalam bak khusus sebelum dipakai. Sebelum
dipakai sebagai tempat hidup cupang adu, air sungai terse but perlu diinapkan
selama semalam setelah disaring.
Lain lagi perlakuannya terhadap air ledeng dari PAM. Air ledeng ini sering
mengandung klorin. Untuk itu, selain diendapkan semalam, juga air ledeng ini perlu
diairi minimal selama 8 jam. Cara lain menetralisir klorin adalah dengan
menggunakan kristal Kiszoy (kalium tio-Hulfat) yang dilarutkan dalam liter air.
Air dari sumur pun sebaiknya diberi perlakuan seperti air sungai atau
ledeng. Meskipun sumbernya dari dalam tanah otomatis sudah disaring secara alami
33
tetapi kandungan airnya tetap perlu diketahui, minimal kandungan oksigen
terlarutnya cukup.
Apa pun sumbernya, air tersebut pasti mengandung gas CO2 dan H2S,
mineral, serta koloid. Untuk itu, air tersebut perlu diinapkan selama semalam atau
diaerasi minimal 8 jam. Dengan dinapkan atau daerasi maka CO2 dan H2S diberi
kesempatan untuk menguap terlebih dahulu. Perlakuan ini pun sekaligus dapat
menaikkan pH air.
A. Angka pH
Angka pH (Pondus hydrogenio) merupakan indikasi dari bobot hidrogen di
dalam air. Telah diketahui bahwa rumus kimia dari air adalah H2O. Bila diuraikan,
bentuknya akan menjadi H dan OH tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat
secara kovalen pada satu atom oksigen.
Air dikatakan netral jika perbandingan H+ dan OH- seimbang, Air yang
mengandung terlalu banyak H+ berarti asam, sedangkan terlalu banyak OH- berarti
basa. Kisaran angka pH (derajat ke- asaman) antara l Angka pH l berarti sangat
asam, pH 7 berarti netral, dan pH l4 berarti sangat basa.
Semakin banyak ion hidrogen maka akan semakin tinggi ke masamannya
dan semakin tendah angka pH-nya. Jumlah ion hidrogen dari satu tingkat pH ke
tingkat pH berikutnya adalah sepuluh kali lipat. Jumlah ion hidrogen untuk pH 4,
misalnya, ada sepuluh kali lebih banyak dibanding pH untuk pH 3 sepuluh kali lebih
banyak dibanding pH 4 dan pH 3 seratus kali lebih banyak dibanding pH 5.
34
Mengukur pH air untuk cupang adu tidak perlu ke laboratorium. Cukup
dengan menggunakan kertas lakmus, kertas pH, atau pH meter sudah bisa
mendapatkan angka pH dari air. Penggunaan kertas lakmus sangat sederhana, yaitu
hanya dapat mengetahui bahwa air yang diukur asam atau basa sedangkan angka
pH-nya tidak terlihat. Sementara pengukuran dengan kertas pH dapat
memperlihatkan angka pH yang lebih pasti dibanding kertas lakmus. Untuk
mengetahui angka pH dengan kertas pH adalah mencocok kan warna kertas pH
dengan warna indikator pada kemasannya.
Lain lagi dengan pH meter atau pH tester, pengukurannya hingga dengan
angka desimal, misalnya pH 6,2. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip elektronik.
Caranya dengan mencelupkan pH meter ke dalam air yang akan diukur. Kemudian,
tombol di bagian atas alat ditekan atau digeser (sesuai dengan alatnya). Setelah itu,
pada layar alat akan tampil angka yang menunjukkan kondisi pH air yang diukur.
Namun, alat ini perlu dikalibrasi sebelum digunakan. Caranya ialah dengan
mencelupkan pH meter tersebut ke dalam akuades. Jiaka layar alat menunjukkan
angka kurang atau lebih dari 7 maka sekrup di bagian belakang alat diputar dengan
obeng kecil hingga layar memperlihatkan tepat angka 7.
Umumnya air di Indonesia yang beriklim tropis berkisar antara 5 - 6,8
sehingga tergolong masam. Untuk menaikkan pH air tersebut menjadi netral, dapat
digunakan kapur bordo sebanyak 2 ce per liter air. Lain halnya dengan air yang
tergolong basa atau pH lebih besar dari 7, biasanya para hobus dan penangkar ikan
hias menurunkan pH air tersebut dengan menggunakan daun ketapang (Pala qisam
clarkeensen). Kalau airnya cukup luas, sebanyak slembar daun ketapang
didemparkan ke dalam air lalu didiamkan. Kalau wadahnya kecil seperti stoples
35
kecil, cukup hanya dengan selembar daun ketapang. Biasanya dalam waktu 2-3 hari
pH air akan turun. Sebagai pengganti daun ketapang dapat digunakan serasah daun
kering.
Angka pH sangat penting bagi kehidupan ikan. Pada angka pH 4, ikan tidak
mungkin hidup, demikian juga kalau pH nya 14. Umumnya ikan dapat hidup pada
air dengan kisaran pH 6,5 7 atau mendekati angka netral. Sementara air yang ber
pH 6,2 – 7,2 sangat ideal bagi cupang adu. Salah satu ciri tidak cocoknya pH air
untuk hidup cupang adu dapat terlihat pada tingkah lakunya sendiri. Beberapa
tingkah lakunya antara lain tidak ada nafsu makan, berenang tidak stabil, sisik
kasar, tidak mau berkembang biak atau bertelur, dan bantet (tidak bisa besar atau
terhambat pertum- buhannya).
Angka pH sangat dipengaruhi oleh kandungan CO2 di dalam air. CO2
merupakan hasil respirasi ikan yang kandungannya berbeda antara siang dan
malam. Malam hari kadar CO2 meningkat sehingga otomatis pH air naik, tetapi akan
turun lagi pada pagi hari. Faktor lain yang mempengaruhi angka pH adalah sisa
pakan dan sekresi ikan. Air yang tidak pernah diganti biasanya, pH-nya pasti sangat
rendah. Untuk menanggulanginya cukup dengan mengganti separo air tersebut.
B. Kesadahan
Cupang adu membutuhkan kesadahan air (hardness) tertentu untuk
hidupnya. Jika hidupnya di air dengan kesadahan tidak sesuai maka sulit bagi
cupang adu berkembang biak. Oleh karena itu, kesadahan air ini perlu diketahui
setiap penangkar ikan.
36
Kesadahan air menunjukkan tingkat kandungan mineral seperti kalsium,
magnesium, dan seng di dalam air. Jika kandungan unsur- unsur mineral tersebut
tinggi maka air tersebut termasuk 'keras' (hardnen). Tingginya unsur unsur mineral
tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi sekitar. Jenis-jenis tanaman di sekitar
sumber air dan mikroorganisme sangat mempengaruhi kesadahan air. Salah satu
ciri kesadahan air yang tinggi ialah air sulit melarutkan busa sabun yang ada di
tangan.
Ada anggapan bahwa yang paling banyak mempengaruhi kesadahan air
adalah kandungan kalsium dalam bentuk Ca. Sebagai contoh kongkret, sebuah
sungai yang mengalir melewati daerah yang tanahnya kekurangan kalsium pasti
airnya termasuk soft. Indikasi ini semakin jelas dengan dimasukkannya kadar
kalsium, untuk menentukan tingkat kesadahan air. Kadar kalsium ini diukur dengan
satuan ppm (part per million) yang setara dengan mg/l atau g/ 1.000 l.
Ada dua tipe kesadahan air, yaitu kesadahan karbonat (arbonate hardvess)
dan kesadahan non-karbonat (non carbonate hardness). Kedua tipe ini bergabung
untuk menghasilkan kesadahan air total. Kesadahan air yang sering dipakai hingga
saat ini diukur dengan sistem Jerman. Satu derajat hardness (HD) setara dengan 10
mg kalsium karbonat yang terlarut dalam 1 liter air. Kesadahan karbonat
dipengaruhi oleh kandungan kalsium karbonat.
Kesadahan ini dapat dihilangkan melalui pemanasan karena sifatnya
temporer. Sementara kesadahan non-karbonat dipengaruhi oleh kandungan
magnesium. Sifatnya lebih stabil. Kadar kesadahan ini hanya dapat diturunkan
dengan penggunaan bahan kimia seperti sodium fosfat. Kesadahan air dan pH
37
merupakan dua hal yang berbeda. Meskipun demikian, umumnya air yang ber pH
basa tergolong tinggi kesadahannya. Air ber-pH masam biasanya tercipta karena
ada nya dekomposisi bahan-bahan organik yang sangat mendukung rendahnya
kesadahan air.
Selain dengan bahan kimia, dapat menurunkan kesadahan air dapat dengan
memakai akuades meskipun cara ini relatif mahal. Jumlah akuades yang dipakai
dapat diketahui jika tingkat kesadahan air untuk hidup cupang diketahui. Cupang
biasanya hidup pada kesadahan air-100 HD.
Sebagai contoh, kalau kesadahan air yang akan dipakai untuk tempat hidup
cupang terlalu tinggi, misalnya 200 HD, maka perlu diturunkan. Diketahui bahwa
kesadahan air akuades 100 HD. Bila kesadahan air untuk hidup cupang akan
diturunkan menjadi 80 HD maka caranya sebagai berikut.
gambar
Gambar tersebut menunjukkan bahwa untuk menurunkan ke sadahan air dari 8
penambahan 12 bagan akuades untuk setiap 8 bagian air yang akan diturunkan
kesadahannya. Penambahan akuades dilakukan dengan cara di tuangkan sekaligus.
Sekarang bagaimana caranya mengukur kesadahan air. Kesadahan air dapat
diukur dengan alat ukur yang disebut salinity tester. Alat lain yang dapat dipakai
ialah hardness meter bukan Hardness Tester kalo Hardness Tester untuk mengukur
kekerasan benda. Selain dapat mengukur kadar HCI terlarut, alat ini pun dapat
mengukur kandungan Mg dan Ca dalam air.
38
Mengukur kesadahan air pun dapat dilakukan tanpa alat. Caranya ialah
teteskan air yang akan diukur kesadahannya ke telapak tangan, kemudian cicipi,
jika air tidak terasa asin walaupun sudah dibubuhi garam, diperkirakan tingkat
kesadahannya 50° - 80° HD.
Kalau tidak dibubuhi garam, tetapi rasanya sudah seperti air payau maka
tingkat kesadahannya berkisar 11° - 15° HD.
C. Kandungan Nitrit
Memelihara cupang adu berarti mewajibkan diri sendiri memberi pakan
secara teratur. Sisa pakan dan kotoran ikan tentu saja akan mencemari air akuarium
atau kolam cupang adu. Sisa pakan dan kotoran ikan pun masih ditambah dengan
lumut dan tanaman mati yang kesemuanya terdekomposisi dalam suatu proses yang
disebut siklus nitrogen. Sisa pakan, kotoran ikan, tanaman mati, dan lumut tersebut
akan 'pecah' menjadi amoniak atau amonium, nitrit, dan akhirnya nitrat. Pada setiap
tahap perubahan tersebut bakteri-bakteri sangat aktif berperan.
Tahap pertama dalam siklus nitrogen adalah terbentuknya amoniak yang
bersifat racun dan amonium yang tidak beracun. Kadar amoniak dan amonium
berbeda, tergantung pH air. Air ber pH rendah lebih banyak terbentuk amonium
dibanding amoniak. Sebaliknya air yang ber pH tinggi lebih banyak terbentuk
amoniak dibanding amonium. Amoniak berbahaya bagi kesehatan cupang jika
kadarnya di dalam air melebihi l mg/l.
Amoniak berubah menjadi nitrit (No) karena kehadiran bakteri
nitrosomonas. Nitrit memang tidak terlalu berbahaya dibandingkan dengan
amoniak. Namun, kandungan nitrit yang melebihi 0,2 mg/l air akan membahayakan
39
ikan. Kandungan nitrit pasti akan sangat tinggi di air kotor karena adanya sekresi
cupang adu dan sisa pakan. Populasi cupang adu yang terlalu banyak pun dapat
menaik kan kadar nitrit,
Tingginya kadar nitrit di dalam air sebenarnya dapat dilihat secara kasat
mata. Air tampak kotor. Gaya renang ikan tidak terarah, bagaikan mabuk. Pakan
yang diberikan tidak disantap karena nafsu makan hilang. Pertumbuhan ikan pun
terhambat dan tidak kunjung besar.
Kalau ingin mengetahui secara pasti kadar nitrit dalam air, di pasar tersedia
alat ukurnya yang disebut test ammonitem kit. Bentuknya berupa cairan yang
dijual dengan beragam merek. Menyediakan alat pengukur nitrit agar dapat secara
rutin melakukan pengecekan merupakan langkah terpuji. Dengan adanya alat
tersebut maka kualitas air akan terus terpantau sehingga kesehatan cupang adu pun
tetap terpelihara.
Menjaga kualitas air secara otomatis akan menjaga kadar nitrit di dalam air
berada pada ambang batas toleransi. Pergantian air secara teratur setiap 2-3 minggu
sekali sebanyak 25 % - 50% akan menurunkan kadar nitrit. Aerasi pun dapat
menghilangkan kadar nitrit.
Dari rangkaian siklus nitrogen, nitrit akhirnya akan diubah menjadi nitrat
oleh bakteri nitrobakter. Nitrat ini justru dijadikan sumber nutrisi oleh (tanaman
kalau ada) dan ganggang atau lumut. Bahkan kalau konsentrasinya terlalu tinggi,
pertumbuhan tanaman air akan melayu dengan pesat. Kondisi ini tidak berefek
negatif bagi cupang adu karena sebagai ikan labirin. Cupang adu sanggup hidup
dalam air yang kadar oksigen terlarutnya di bawah ambang normal (mg/I).
40
D. Oksigen Terlarut
Sebagai ikan labirin, cupang adu memang sanggup hidup di air yang kandungan
oksigennya sedikit bagi jenis ikan lain. Umumnya ikan memerlukan kandungan
oksigen terlarut dalam air minimal 3 mg/l. Malahan lebih bagus lagi kalau batas
minimal oksigen terlarutnya 5 mg/l. Sementara cupang adu masih sanggup hidup
pada kadar oksigen terlarut di bawah batas minimal tersebut.
Risiko kekurangan oksigen bagi cupang adu memang tidak terlalu besar.
Sebab, tidak lazim akuarium atau wadah tempat hidup cupang dihias dengan
tanaman air. Padahal tanaman air inilah yang kemungkinan besar mengurangi kadar
oksigen dalam air. Tanaman air dapat berbentuk tanaman berbatang, berdaun, dan
berakar atau juga dapat berupa lumut yang menghijaukan air.
Pada siang hari, kehadiran tanaman air akan memancing munculnya proses
fotosintesis yang menghasilkan oksigen. Akibatnya, kandungan oksigen di dalam
air mungkin saja jenuh. Namun, pada malam dan pagi hari, respirasi tanaman akan
menghasilkan CO2 dan kadar oksigen merosot drastis. Kadar oksigen di dalam air
dapat ditambah melalui pemberian aerator. Aerator menimbulkan riak air yang akan
mempercepat proses difusi oksigen dari udara ke dalam air. Suhu lingkungan pun
mempengaruhi kandungan oksigen terlarut. Suhu tinggi akan mempersulit daya
larut oksigen ke dalam air.
Dalam kondisi ekstrem saat kekurangan oksigen ikan akan tampak
terengah-engah. Ikan tersebut akan lebih sering berenang di permukaan untuk
mengambil oksigen. Lubang keluar masuknya air menjadi tempat favorit untuk ikan
yang merasa kadar oksigen di air sangat minim.
41
BAB 4
PAKAN CUPANG ADU
Di alam, cupang adu pasti akan memperoleh diet seimbang karena beragam
pakan dapat diperolehnya kendatipun harus bersusah payah mencarinya. Kalau
kombinasi pakan yang diperoleh tidak cocok, dengan mudah cupang akan
berpindah tempat.
Di tempat penangkaran atau pemeliharaan seperti akuarium atau kolam,
tentu saja cupang adu tidak dapat memilih lokasi. Dengan demikian, kebutuhan
gizinya harus dipenuhi penangkar atau pemeliharanya. Zat gizi yang dibutuhkan
ikan antara lain protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin.
Salah satu zat gizi yang harus tersedia untuk cupang adu (dan ikan hias lain)
adalah protein. Protein mengandung 23 jenis asam amino. Namun, yang sangat
penting untuk kehidupan cupang adu hanya sepuluh jenis asam amino. Untuk
pertumbuhan dan perkembangan cupang adu, pakan yang dibutuhkan minimal
harus mengandung 45% protein.
Selain mengonsumsi protein, di alam pun cupang adu memerlukan pakan
yang mengandung lemak. Lemak ini dibutuh kan ikan untuk metabolisme energi
dan memperbaiki struktur sel di dalam tubuhnya. Karbohidrat merupakan sumber
energi bagi sebagian besar ikan hias. Namun, untuk cupang, kebutuhan karbohidrat
tidak terlalu banyak. Kekurangan karbohidrat dalam ransum bukan persoalan yang
dapat menimbulkan masalah kesehatan. Ini disebabkan cupang adu dapat
mensintesis lemak sebagai sumber energi.
42
Untuk mineral, cupang adu membutuhkan minimal sebanyak 22 macam
yang terdiri dari mineral utama dan mineral tambahan. Mineral utama sebanyak 7
macam, yaitu fosfor P. Kalsium (Ca), kalium (K), sodium atau natrium (Na), klorin
(C), magnesium (Mg) dan sulfur (S). Sementara mineral tambahan ada 15 macam,
yaitu m (Mo), selenium (Se), kromium (C), nikel (F), kobalt (Co), molibdenu
Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan cupang adu dalam
jumlah sedikit. Secara umum, kekurangan vitamin dapat ikan turunnya nafsu
makan, terhambatnya pertumbuhan, dan pudarnya warna tubuh ikan. Resiko
terkena serangan bakteri pun semakin besar.
Semua zat gizi yang diperlukan cupang adu tersebut diperoleh dari pakan
alami. Pakan alami untuk cupang tidak terlalu beragam, hanya berupa infusoria,
cuk, dan kutu air. Kadang-kadang hancuran daging udang pun dapat diberikan
untuk mempercerah warna tubuhnya. Jenis pakan yang sederhana dan mudah
didapat tersebut menjadi salah satu daya tarik orang memelihara cupang adu.
Cupang adu yang dipertarungkan dikatakan bertubuh ideal kalau bentuknya
bulat dan tidak terlalu tebal. Lebar tubuh hampir sama dengan lebar sirip perut
sehingga tampak gagah. Jika lebar tubuh melebihi lebar sirip perut, penampilannya
gemuk dan pergerakannya lambat.
Membentuk tubuh ideal dimulai sejak cupang adu masih berupa burayak.
Caranya dengan mengatur pakan yang harus dikonsumsi. Jenis pakan untuk cupang
adu berupa pakan alami ataupun pakan buatan.
43
A. Pakan Alami
Pakan alami berarti pakan yang berasal dari alam tanpa proses lanjutan.
Walaupun asalnya dari alam, tetapi diberikan dengan terlebih dahulu diolah maka
pakan tersebut sudah bukan alami lagi. Katagori pakan demikian adalah pakan
buatan.
Sebagai hewan diurnal (aktif pada siang hari), cupang adu giat mencari
pakan mulai matahari terbit sampai terbenam. Lokasi jelajahnya tidak luas, hanya
sekitar 100 cm.
1. Jenis pakan alami
Di alam, cupang adu ini hidup dengan menyantap beragam pakan alami seperti
kutu air (daphnia), jentik nyamuk (cuk). infusoria, cacing sutera atau cacing rambut
atau cacing darah (blood worm), dan udang renik (Artemia salina).
a. Infusoria
Infusoria merupakan pakan alami yang sangat baik untuk anak ikan pada awal
kehidupannya. Jasad renik ini berukuran sangat kecil, hanya sekitar 0,04 - 0,1 mm.
Kehadirannya di dalam air tidak mungkin terlihat jika hanya sendiri (soliter).
Namun, kenyataannya infusoria ini lebih sering hidup berkelompok dengan
sesamanya sehingga mudah dilihat. Gerombolan infusoria tersebut berwarna putih
bagaikan susu. Kalau warna putih tersebut mulai berubah bening, berarti populasi
jasad renik tersebut sudah mulai berkurang.
Infusoria merupakan pakan yang paling awal diberikan pada cupang adu,
yaitu sejak burayak umur di bawah dua minggu. Pemberiannya dilakukan hingga
44
ikan berumur tiga bulan. Pemberian infusoria pada burayak dilakukan dengan
menuangkan air dari ember yang dipakai untuk mengultur infusoria ke kolam
cupang. Penambahan infusoria dilakukan berdasarkan jumlah nya di air. Bila air di
kolam cupang sudah tampak bening, infusoria perlu ditambah lagi. Seandainya air
masih tetap berwarna putih susu, infusoria jangan ditambah. Bahkan kalau muncul
bau seperti sayuran busuk, justru air yang mengandung infusoria harus diencerkan.
Caranya dengan menuangkan air secukupnya ke kolam cupang sampai baunya
hilang.
b. Kutu air
Kutu air biasanya diambil dari air tergenang yang belum diketahui
kebersihannya. Bisa saja air tersebut mengandung bibit penyakit. Oleh karena itu,
untuk mencegah berjangkitnya penyakit maka kutu air harus beberapa kali
dibersihkan sebelum diberikan pada cupang adu.
Kutu air yang baru diambil dari alam disimpan dahulu dalam ember atau
baskom berisi air bersih. Permukaannya ditutup dengan daun kering. Setelah tiga
jam, daun keringnya diambil dan diganti dengan daun kering baru. Biasanya kutu
air yang tidak layak konsumsi akan melekat pada daun. Setelah dua kali pergantian
daun, seluruh kutu air yang mengambang di air layak dimakan oleh cupang adu.
Kutu air yang mengambang tersebut memang menjadi pilihan. Sementara kutu air
yang terendam di dasar dikhawatirkan membawa bibit penyakit jamur
(chthyophthirius multifiliis).
45
Kutu air ini diberikan dengan cara adlibitum (tersedia setiap saat). Kutu air
ini harus tersedia setiap saat agar cupang tidak bertarung memperebutkan pakan.
Pemberiannya sejak umur seminggu sampai tiga bulan.
c. Jentik nyamuk
Seperti juga kutu air, jentik atau larva nyamuk (cuk) pun biasanya diambil
dari air yang tergenang dan belum diketahui keber sihannya. Untuk itu, jentik
nyamuk tersebut harus dibersihkan beberapa kali sebelum diberikan ke ikan. Hal
ini dimaksudkan agar kuman penyakit yang mungkin terbawa oleh jentik nyamuk
dapat tercuci.
Jentik nyamuk yang bebas kuman penyakit diperoleh dengan cara
dimasukkan ke dalam baskom berisi air bersih. Setelah itu, jentik nyamuk tersebut
diserok kembali dengan saringan berlubang sedikit kasar. Semua kotoran dan jentik
berukuran besar yang terikut dalam serok dibuang. Setelah dilakukan beberapa kali
penyaringan maka yang tersisa dalam baskom hanyalah jentik nyamuk berukuran
kecil atau halus. Lalu, air yang tertinggal dalam baskom tersebut dibiarkan beberapa
saat sampai jentik nyamuk berkumpul di permukaan air. Selanjutnya, secara
perlahan-lahan kumpulan jentik nyamuk tersebut diambil dan dipindahkan ke
dalam baskom atau ember yang sudah di isi air bersih.
Jentik nyamuk yang halus ini diberikan sebagai pakan tambahan setelah
burayak cupang adu berusia 3-4 bulan. Setelah berumur empat bulan, anak ikan
atau cupang muda diberikan jentik nyamuk berukuran besar atau kasar.
Mendapatkan jentik nyamuk kasar ini pun tetap harus melalui pembersihan
dan pemilihan sebelum dijadikan santapan oleh cupang. Setelah diambil dari alam,
46
jentik nyamuk dicuci dari lumpur atau kotoran yang melekat. Pencucian ini
dilakukan pada air mengalir. Setelah terlihat bersih, jentik nyamuk dimasukkan ke
dalam ember berdiameter 30-35 cm yang sudah diisi penuh dengan air. Lalu, dipilih
jentik nyamuk yang berbentuk panjang sebagai makanan cupang muda, sedangkan
yang pendek dan bengkok dibuang. Jentik nyamuk besar yang pangkal ekornya
terdapat bulu bulu halus pun harus dibuang karena kepalanya keras sehingga dapat
merusak gigi cupang muda.
Memilih jentik nyamuk yang baik sangat mudah setelah dimasukkan dalam
ember dan didiamkan beberapa saat, jentik nyamuk yang bengkok akan naik paling
awal ke permukaan air. Saat itulah jentik nyamuk bengkok tersebut segera diserok
dengan saringan berlubang kasar agar air cepat keluar. Gerakan menyerok pun
harus cukup cepat karena gerakan naik turun jentik nyamuk bengkok ini cepat.
Penyerokan dilakukan berulang kali sampai yang tertinggal di dalam ember sudah
tidak tampak yang bengkok. Jentik nyamuk ini pun sudah dapat langsung diberikan
pada cupang muda. Waktu pemberian jentik nyamuk sebaiknya secara teratur agar
cupang muda tidak berkembang biak terlalu cepat.
Waktu pemberian yang paling tepat adalah antara pukul 7.00 - 8.00 dan
pukul 16.00 -17.00. Pemberiannya harus sampai cupang adu tampak kenyang.
d. Cacing sutera
Cacing sutera tidak pernah diberikan kepada cupang adu hasil penangkaran. Ini
disebabkan cacing sutera dapat membuat cupang cepat besar. Padahal setiap
penangkar mengharapkan cupang peliharaannya kontet akibat pertumbuhannya
47
terhambat. Jika cupang cepat besar dan gemuk, sisiknya menjadi lunak dan mudah
lepas serta gerakannya menjadi lambat.
2. Mengultur sendiri pakan alami
Mencari pakan alami setiap hari jelas sangat merepotkan. Untuk itu,
keterampilan mengulturkan pakan alami sangat diperlukan setiap penangkar
maupun pemelihara cupang adu. Cara mengulturkan pakan alami ini sangat mudah
dengan alat-alat sederhana.
a. Infusoria
Infusoria yang cocok untuk burayak cupang dapat dikulturkan dengan
mudah. Alat yang disediakan hanya berupa ember berisi air bersih. Ke dalam ember
tersebut dimasukkan daun kol, daun pisang, jerami, dan sedikit air kolam. Air
kolam pasti mengandung infursoria. Namun, air tersebut jangan diambil dari kolam
bekas tempat hidup ikan sakit.
Sementara perggunaan daun sebagai media kultur dimaksudkan agar pH air
sesuai dengan kebutuhan cupang. Penyesuaian pH air sangat diperlukan karena air
dimasukkan ke kolam yang mengandung infusoria. Daun kol ber pH 7, kulit pepaya
matang yang mendekati busuk ber pH 5, serta jerami ber pH 7.5. Ketiga jenis daun
tersebut tidak perlu digunakan seluruhnya, cukup salah satunya saja. Daun yang
digunakan perlu dibungkus agar tidak berserakan. Setelah itu, ember ditutup dengan
kassa.
Selang 3-4 hari, akan muncul lapisan putih seperti awan di dalam air,
Lapisan putih itulah yang merupakan jutaan infusoria yang tidak terlihat mata bila
48
hanya sendiri. Umur infusoria ini hanya tujuh hari. Oleh karena itu, setelah tujuh
hari infusoria harus dikulturkan lagi.
b. Kutu air
Mengulturkan kutu air dapat dilakukan dalam bak semen setinggi minimal
60 cm yang sudah diisi dengan air. Ke dalam kolam ini dimasukkan sedikit pupuk
kandang ayam. Setelah dibiarkan selama 3-5 hari, taburkan bibit kutu air yang
diambil dari alam. Jumlahnya sekitar satu kantung plastik kecil.
Seminggu kemudian, kutu air sudah mulai dapat dipanen. Cara panennya
cukup dengan menyerok kutu air yang mengambang. Umumnya kutu air akan turun
ke dasar kolam kalau kolam nya terkena sinar matahari. Untuk itu, sebaiknya bak
ditutup agar suasana di dalamnya menjadi gelap sehingga kutu air mau naik ke
permukaan. Dengan demikian, panen kutu air akan menjadi mudah, Air kolam
untuk mengultur kutu air tidak perlu diganti selama sebulan.
a. Jentik nyamuk
Hingga saat ini tidak ada yang mengultur jentik nyamuk. Jentik nyamuk
biasanya hanya diambil dari alam.
d. Cacing sutera
Oleh karena tidak pernah diberikan ke cupang hasil tangkaran maka kultur
cacing sutera ini tidak dibahas.
49
B. Pakan Buatan
Pakan buatan sebenarnya tidak lazim diberikan pada burayak, anak ikan,
maupun cupang adu muda. Namun, pakan buatan ini dapat menjadi alternatif saat
pakan alami sulit diperoleh. Sulitnya memperoleh pakan alami terutama karena
cuaca. Saat musim hujan sulit mencari genangan air sehingga kutu air dan jentik
nyamuk pun sulit diperoleh. Sebaliknya saat musim kemarau, seluruh genangan air
menguap sehingga kutu air dan jentik nyamuk tidak dapat diperoleh. Pada kondisi
seperti ini pakan buatan sangat diperlukan. Pakan buatan sebenarnya dibuat dari
bahan pakan alami, merupakan pakan buatan berbahan. Sebagai contoh, tubifex
fomm baku cacing sutera yang diproses secara fermentasi.
Pakan buatan lainnya dapat berupa pelet dari udang atau ikan yang dicampur
powder sebagai penguat, nutrisi seperti vitamin B12, dan mineral MgSO4 sebagai
penguat metabolisme ikan.
Pakan buatan harus dilunakkan terlebih dahulu sebelum diberikan pada
ikan. Hal ini dimaksudkan agar pakan tersebut mengambang di permukaan air dan
empuk. Dosis pemberian disesuaikan dengan umur ikan. Sisa pakan buatan harus
dibuang karena dapat mengotori air, oksigen terlarut akan berkurang karena
pembusukan bekas atau sisa pakan tersebut.
Untuk mendapatkan pakan buatan, tidak harus dengan cara membeli yang
siap pakai, tetapi dapat dibuat sendiri. Bahan yang diperlukan hanya berupa 5-10
ekor udang, tergantung jumlah cupang adu yang dipelihara. Seekor udang seukuran
jari kelingking orang dewasa cukup untuk konsumsi 20 ekor cupang dewasa sekali
makan.
50
Udang tersebut dikupas kulit dan kepalanya, lalu dagingnya dikukus sampai
matang. Setelah matang, daging udang ditumbuk sampai sangat halus, dimasukkan
ke kantung plastik, dan disimpan dalam lemari es atau tempat tertutup agar tidak
dimakan semut. Kalau akan diberikan ke burayak, udang direndam dahulu dalam
air selama sekitar setengah menit agar menjadi lunak kembali. Sedikit udang
diletakkan pada serokan berlubang halus yang terbuat dari kain kelambu. Udang
berikut serokan direndam ke dalam wadah tempat burayak. Serokan digoyang-
goyang sehingga tampak larutan keruh keluar dari serokan. Larutan itulah yang
dipakai sebagai pakan yang baik untuk burayak sampai usia sebulan.
Untuk burayak umur 2-3 bulan, daging udang disaring dengan serokan
berlubang lebih besar. Sementara untuk anak ikan, daging udang ini tidak perlu
disaring.
Pakan buatan tersebut dapat tahan disimpan selama tiga hari di dalam lemari
es. Daging udang sangat baik diberikan pada cupang karena senyawa karoten yang
terkandung di dalamnya dapat menjadikan warna sisik ikan cemerlang. Sementara
senyawa kitinnya dapat membantu memperkuat sisik dan gigi ikan cupang adu.
Pemberian pakan buatan pada cupang adu harus langsung habis dikonsumsi
ikan. Sisa pakan hanya akan memperkeruh air untuk pemeliharaan cupang adu.
Residunya akan mengurangi oksigen terlarut di dalam air. Bila daging udang yang
dikeluarkan dari lemari es tidak habis diberikan ke cupang, sisanya dapat disimpan
lagi. Namun, udang tersebut harus dihaluskan dahulu kalau akan diberikan lagi ke
cupang.
51
C. Pemberian Pakan
Berapa jenis pakan yang diberikan dan berapa jumlah masing-masing
jenisnya merupakan persoalan klasik. Sampai sekarang tidak ada kepastian jawaban
karena terlalu banyak faktor yang mempengaruhinya. Kendatipun demikian, ada
beberapa hal yang sering dijadikan patokan umum. Pemberiannya dilakukan 2-3
kali sehari dalam jumlah tertentu hingga ikan menghabiskannya dalam waktu 10-
15 menit. Kalau toleransi waktu menghabiskan pakan tersebut terlampaui maka
jumlah pakan yang diberikan perlu dikurangi.
Di alam, cupang adu akan memakan sebanyak mungkin pakan yang
dijumpainya. Ini disebabkan cupang adu tersebut tidak tahu pasti kapan lagi akan
menemukan pakan. Berdasarkan pengalaman alami tersebut maka secara naluri
cupang adu akan makan sebanyak- banyaknya sampai kenyang.
Pada cupang adu yang dipelihara tentu berlainan dengan yang hidup di
alam. Naluri makan sampai kenyang harus dibatasi. Sisa pakan dan kotoran cupang
adu akan mengotori air sehingga kualitasnya turun drastis. Air yang kualitasnya
sangat rendah dapat membahayakan kesehatan ikan cupang.
Memberi pakan sampai ikan tampak kenyang bukanlah hal yang baik. Ini
disebabkan cupang adu akan selalu tampak lapar dan sepanjang hari seakan
berusaha mencari pakan. Suatu kesalahan fatal bila pemilik cupang adu setiap kali
menengok peliharaannya untuk memberikannya pakan agar naluri alamiah ikan
tersebut terpenuhi. Cupang yang kelaparan justru adalah cupang yang sehat.
52
BAB 5
MEMPEROLEH CALON CUPANG ADU JAGOAN
Sebagian besar penggemar cupang adu lebih suka membesarkan burayak
daripada memijahkan sendiri. Untuk memijahkan sendiri, ada kendala besar berupa
ketersediaan induk unggul. Induk dianggap unggul seandainya pernah menjadi
juara karena daya tahan saat ikan sudah teruji.
Cupang adu impor diakui kehebatannya sehingga sering dijadikan induk.
Namun, sedikit sekali penangkar yang memijahkan cupang adu dengan
menggunakan induk impor. Untuk memperoleh cupang adu impor yang benar-
benar bagus, diperlukan biaya relatif besar karena harus didatangkan dari luar
negeri, Umumnya hanya penangkar bermodal besar saja yang sekali order dapat
memasukkan sekitar 4-5 jenis cupang adu impor.
Namun, ada juga penangkar yang suka mengawinkan cupang adu antar
spesies sehingga muncul beragam varietas. Beberapa contoh di antaranya ialah
albino, three colour, dan bagan, Cupang adu tersebut merupakan hasil perkawinan
silang, Teknik pemijahannya relatif sama antara satu penangkar dengan penangkar
lain.
A. Persiapan Sarana Pemijahan
Memijahkan cupang adu tidak terlalu sulit. Ikan tahan hidup di air yang
kekurangan oksigen ini mampu berkembang biak meskipun tempat tinggalnya
sempit. Ada penangkar yang memijahkannya di bak dan ada pula di akuarium.
Namun, apa pun wadah yang dipilihnya tetap saja lahan yang diperlukan tidak luas.
53
Hanya dengan lahan seluas 50 m sudah sangat memadai untuk menang karkan
cupang adu.
1. Bak semen
Di kalangan penangkar, bak semen untuk memijahkan cupang adu ini sering
disebut lubuk. Dalam satu bak hanya untuk pemijahan sepasang induk. Anak-anak
cupang adu yang dilahirkan dalam bak yang sama disebut anak satu lubuk.
Umumnya anak-anak cupang adu jantan yang dibesarkan bersama-sama di dalam
satu lubuk relatif bisa damai.
Untuk pemijahan cupang adu, diperlukan bak semen berukuran 100 cm x
100 cm. Bagian dalam bak perlu disekat-sekat menjadi"kamar' terpisah. Masing-
masing "kamar" yang rata-rata berukuran 30 cm x 30 cm berisi sepasang cupang.
Penyekatan bak ini perlu dilakukan karena cupang adu jantan pasti akan bertarung
jika di dalam bak ada pejantan lain. Sekat ini pun terbuat dari dinding semen.
Proses pembuatan bak tidak terlalu rumit karena hanya merupakan
pekerjaan tukang bangunan saja. Namun, yang perlu diperhatikan ialah dasar
baknya harus dibuat agak miring. Dasar bak yang miring menyebabkan air bak yang
kotor dapat diganti dengan mudah. Agar air mudah keluar di bagian paling rendah
dari dasar bak dibuatkan lubang pengeluaran air, Lubang ini dibuat dari pipa PVC
atau paralon. Pembuatannya dilakukan sebelum dasar bak disemen.
Umumnya lubang pengeluaran air sekaligus dijadikan lubang kontrol.
Caranya ialah pipa PVC pada lubang dipasangi pipa PVC lain secara tegak lurus ke
atas. Agar dapat dihubungkan maka antata pipa tegak lurus dan pipa pembuangan
dipasangkan sambungan bentuk'L'. Pipa kontrol ini berfungsi untuk membuang
54
kelebihan air dalam bak. Bila seluruh air dalam bak akan dibuang, pipa tegak
lurusnya dicabut.
Dinding bak diusahakan tidak ada pori-porinya. Pori pori pada dinding
dapat merembeskan air. Untuk itu, seluruh dinding bak perlu disemen. Namun,
walaupun sudah disemen terkadang masih terdapat pori-pori. Agar bebas dari pori-
pori, dinding harus licin. Dinding yang licin dibuat dari polesan semen.
Bak yang baru selesai dibuat jangan langsung digunakan, biarkan dahulu
hingga bau semen hilang. Untuk menghilangkan bau semen, bak direndam dahulu
dengan air selama seminggu, lalu dikuras. Setelah dikuras, bak kembali diisi air
baru dan dibiarkan selama seminggu, lalu dikuras. Selanjutnya bak dibiarkan tidak
diisi air selama tiga hari.
Air kolam perlu disterilisasi dahulu sebelum digunakan. Tujuannya agar
serangan penyakit pada air kolam dapat dicegah. Sterilisasi air ini menggunakan
antibiotika prefuran atau tetrasiklin. Sebanyak 10 ppm antibiotika dilarutkan dalam
air bak.
2. Akuarium
Akuarium untuk memluahkan cupang adu berbeda-beda tergantung
penangkarnya. Ada penangkar yang memakai ukuran 40 cm x 60 dan ada pula yang
hanya 20 cm x 40 cm. Ukuran 20 cm x 40 cm ini lebih banyak digunakan penangkar.
Dengan ukuran tersebut maka ketebalan kaca cukup 2 mm. Ini disebabkan volume
air dalam akuarium hanya sekitar lima liter. Peletakan akuarium untuk pemijahan
cupang adu perlu diperharikan. Tempat terbaik untuk meletakkan akuarium adalah
55
tempat teduh dan ternaungi, ini dimaksudkan agar akuarium terhindar dari terpaan
sinar matahari langung dan curah hujan.
B. Persiapan Induk
Untuk memilahkan cupang adu calon jagoan, induk jantan sehat tidaklah
cukup. Para penangkar selalu berusaha mencari pejantan yang sudah diketahui
keandalannya di arena pertarungan. Keandalan tersebut meliputi gaya bertarung
dan kekuatan. Sebagai contoh, Betta smaragdina selalu dincar penangkar karena
tahan pukulan dan mampu bertarung sampai mati. Apalagi kalau cupang adu
tersebut dikawinkan dengan betina spesies Betta imbellis varietas lokal,
keturunannya terbukti sering menjadi juara di arena pertarungan.
Di kalangan penangkar, sudah populer sebutan nomor seri cupang adu.
Pernah ada cupang adu singapura seri 87 (Betta imbellis var, domestica) yang
merupakan hasil penangkaran penangkar lokal. Induk jantannya berasal dari spesies
Betta imbellis, sedangkan betinanya dari spesies Betta splendens. Cupang adu
singapura seri 87 tersebut dianggap jagoan karena selalu menjadi pemenang di
beberapa arena. Pukulan andalannya adalah "nombak" sentak dengan arah pukulan
pangkal ekor. Sementara gaya bertarungnya adalah fighter murni. Setelah tidak
dipertarungkan lagi atau 'pensiun' karena sudah berumur sembilan bulan, cupang
adu tersebut akhirnya dijadikan induk.
Sangat jarang cupang adu yang sudah berumur sembilan bulan diturunkan
ke arena pertarungan. Bukan karena cupang adu tersebut sudah kehabisan tenaga,
melainkan karena ukuran tubuhnya sudah terlalu besar. Sebab, kriteria pertama
untuk mempertarungkan cupang adu adalah memastikan ukuran tubuh kedua
56
petarung sama besar. Biasanya ukuran tubuh cupang adu yang sudah berumur
sembilan bulan sudah terlalu besar sehingga sulit mencari calon lawannya yang
berukuran sama. Akhirnya, tak ada pilihan lain selain cupang adu tersebut
dipensiunkan dari arena pertarungan dan oleh pemiliknya dijadikan induk.
Untuk dijadikan induk, jantan cupang adu tersebut perlu dicarikan pasangan
kawinnya. Kriteria cupang adu betina untuk induk antara lain matang kelamin atau
umurnya sudah di atas lima bulan. Betina ini pun sebaiknya dipilih dari lubuk yang
pernah menghasilkan cupang jantan jagoan. Sebagai contoh, betina seri 87 bagus
sebagai induk karena jantan seri 87 kerap kali menang dalam bertarung. Apalagi
ikan seri 87 tersebut termasuk cupang seri legendaris. Semua kriteria tersebut
ditujukan untuk memperoleh keturunan yang andal di arena pertarungan.
Selain persyaratan khusus tersebut, induk terpilih tentu saja harus sehat. Ciri
induk yang sehat tampak dari fisiknya, yaitu tidak ada bekas serangan penyakit dan
ukuran tubuhnya minimal 3 cm. Suatu hal yang penting diperhatikan ialah
menentukan jenis kelamin cupang. Penentuan jenis kelamin ini sangat mudah.
Tubuh cupang adu jantan berwarna cerah dan langsing, sedangkan betinanya lebih
pudar dan agak gendut. Sirip ekor cupang jantan relatif lebih besar dibanding
betinanya.
Sebelum dikawinkan, cupang jantan dan betina tersebut harus dipelihara
dahulu di tempat terpisah. Jika mereka sudah siap memijah, barulah keduanya
dimasukkan dalam bak pemijahan. Ciri induk jantan sudah siap memijah adalah
pada penutup insang tampak warna merah atau hijau menyala dan ikan sudah
membuat gelembung-gelembung udara. Sementara induk betina siap kawin
57
dicirikan dari perutnya yang tampak besar, warna tubuhnya pucat, dan tingkah
lakunya jinak.
Cupang adu termasuk jenis ikan yang pilih-pilih pasangan. Belum tentu
jantan dan betina yang dijodohkan benar-benar mau kawin. Kalau setelah empat
hari dijodohkan, tetapi tidak terjadi perkawinan maka keduanya memang tidak
berjodoh. Untuk itu, diperlukan calon induk betina cadangan untuk menggantikan
betina yang tidak mau kawin.
C. Proses Pemijahan
Umumnya cupang adu termasuk kelompok ikan yang membuat gelembung
pada saat ingin kawin. Untuk itu, di dalam bak atau akuarium pemijahan perlu
disediakan daun segar sebagai tempat cupang jantan menempelkan gelembung
udaranya. Daun segar dapat berupa tanaman air berdaun lebar seperti eceng gondok
(EiAhornia crassipes) dan kiambang (Pistia stratiotes).
Setelah itu, cupang jantan dapat dimasukkan ke bak pemijahan. Bila
memang sudah siap kawin, cupang jantan tersebut akan segera menempelkan
gelembung gelembung udara ke daun. Cupang betina yang siap berpijah dapat
dimasukkan ke bak pemijahan apabila jumlah gelembung udara di daun sudah
cukup banyak.
Ada pula penangkar yang memasukkan cupang betina sebelum jantannya
membuat gelembung udara. Untuk cara ini biasanya pembuatan gelembung udara
dilakukan setelah jantan tertarik pada betinanya. Namun, cara ini sangat berisiko.
Biasanya perkawinan sudah berlangsung walaupun gelembung udara yang
terbentuk masih terlalu sedikit. Ini terjadi kalau betinanya pun tertarik dengan
58
jantannya. Ciri cupang betina yang ingin dikawini jantan tertentu adalah tingkahnya
selalu berenang mengikuti pilihannya dan kepalanya selalu mengarah ke bawah.
Cupang jantan yang sedang mencari pasangan akan segera menghampiri
betina. Lalu, betina diajak mendekati gelembung gelembung udara, dipeluk
sehingga keduanya seakan menempel dan tidak bergerak. Beberapa saat kemudian,
telur keluar dari tubuh betina dan segera dibuahi oleh jantan. Telur-telur tersebut
ditangkap oleh mulut cupang jantan, lalu ditempelkan ke gelembung gelembung
udara. Sementara cupang betinanya hanya diam saja. Penempelan telur dilakukan
dengan cara disemburkan dari mulut.
Setelah telur ditempelkan ke gelembung udara, induk jantan kembali
mendekati induk betina untuk kawin lagi. Demikian seterusnya proses kawin
tersebut dilakukan berulang-ulang hingga sekitar 3-4 jam. Biasanya jumlah telur
yang dihasilkan sekitar 100-150 butir.
Perkawinan akan selesai jika induk betina sudah berhenti mengeluarkan
telur atau induk jantan mengusir betinanya. Pada saat inilah waktu yang tepat untuk
mengangkat induk betina. Bila tidak segera diangkat, induk betina akan terus
diserang dan dilukai oleh induk jantan.
Induk betina yang baru saja dikawinkan diistirahatkan di tempat atau bak
terpisah, Induk betina tersebut sudah siap dikawinkan kembali setelah dirawat
selama 2-3 minggu dalam bak terpisah. Namun, terkadang penangkar memberi
waktu istirahat bagi induk betina lebih lama agar kondisinya prima. Pada saat induk
betina beristirahat, induk jantan akan menjaga telur hingga menetas. Umumnya
telur akan menetas setelah tiga hari.
59
Saat baru menetas, larva cupang adu membawa kuning telur sebagai
cadangan makanan sebelum sanggup memakan pakan yang disediakan. Pada tahap
awal kehidupan tersebut, mungkin saja larva cupang jatuh ke dasar bak dan tidak
sanggup lagi kembali ke sarangnya (gelembung udara) karena belum bisa berenang.
Larva tersebut dipunguti dengan tekun oleh mulut induk jantan, lalu dikembalikan
ke sarangnya.
Induk jantan dapat dipindahkan ke wadah soliter setelah gelembung udara
habis. Saat itu larva sudah membuka mata. Pada 3-1 hari pertama, larva cupang
diberi infusoria, lalu kutu air.
Populasi larva dibuat padat agar ukuran tubuhnya saat dewasa nantinya
tetap kontet atau kerdil meskipun umurnya sudah tua. Dengan demikian,
penampilannya tetap tampak muda, padahal sisik dan giginya sudah sekuat cupang
tua. Inilah trik yang sengaja dilakukan agar cupang tua (umur 8 bulan misalnya)
dapat diadu dengan cupang umur 6-7 bulan. Ini disebabkan penamplan fisik cupang
tua tersebut seakan-akan masih berumur 6-7 bulan.
D. Perawatan Burayak
Banyak orang yang enggan melakukan pemijahan sendiri karena kesulitan
mencari induk unggul. Mereka umumnya memilih membeli burayak untuk
dibesarkan. Burayak merupakan ikan umur 0-3 bulan atau ukuran 3-12 mm.
Burayak yang dipilih sesuai dengan tipe cupang adu yang akan dipelhara.
Merawat burayak cupang adu biasanya menggunakan bak semen berukuran
100 cm x 100 cm x 30 cm. Bak semen yang disediakan berjumlah tiga buah. Pada
bagian dasar bak diberi lubang pembuangan air kontrol yang juga dapat berfungsi
60
sebagai lubang kontrol ketinggian air. Lubang ini dibuat sebelum dasar bak
disemen. Bahan untuk lubang pengeluaran ini berupa pipa PVC ukuran 1.5 inchi.
Pemasangannya secara horisontal di dasar bak.
Lubang kontrol pun berupa pipa PVC ukuran 1,5 inchi. Hanya saja
pemasangannya tegak lurus dengan pipa pengeluaran air. Pipa kontrol ini
disambungkan pada pipa pengeluaran dengan bantuan sambungan PVC berbentuk
'L', Panjang pipa tegak ini 20 cm. Pada bagian ujung atasnya ditutup dengan kain
kasa agar burayak tidak bisa keluar dari bak.
Selesai dibuat, bak diisi air dan dibiarkan terendam selama semingga, lalu
dikuras dan diganti dengan air baru. Air baru ini pun perlu dibiarkan selama
seminggu sebelum dikuras. Selanjutnya, bak tidak diisi dengan air selama tiga hari.
Air kolam dapat saja terserang penyakit seperti Saproleris sp, lahyophthirivs
multifalis, dan bakteri Salmonella sp. Untuk men cegahnya, air kolam perlu
disterilkan sebelum burayak dimasukkan ke dalamnya. Bahan untuk sterilisasi air
berupa antibiotika prefuran atau tetrasiklin. Sebanyak 10 ppm antibiotika dilarutkan
dalam air kolam.
Seandainya kolam ingin diisi dengan tanaman air, cuci kan dahulu tanaman
tersebut, Caranya ialah tanaman air direndam dalam air yang sudah diberi
antibiotika supertetrasiklin sebanyak 2 ppm. Perendaman ini dilakukan selama dua
jam. Setelah disiapkan, bak tersebut dapat diisi dengan burayak berukuran
maksimal 2 cm. Populasi dalam setiap bak sebanyak 75 ekor. Walaupun bak yang
disediakan berjumlah tiga buah, namun yang diisi burayak hanya dua kolam. Kolam
lainnya dibiarkan kosong untuk menampung hasil seleksi nantinya.
61
Pada sebulan pertama, burayak cupang diberi kutu air yang harus tersedia
setiap saat. Pada bulan kedua, burayak ini sudah bisa disebut anak cupang. Pada
umur dua bulan inilah ikan diseleksi per kembangannya. Ikan yang
pertumbuhannya jelek dipindahkan ke kolam kosong. Waktu terbaik untuk
melakukan penyeleksian adalah sore hari setelah ikan diberi pakan. Pemindahannya
harus serentak dalam satu hari agar perkelahian dapat dicegah. Perkelahian dapat
terjadi akibat perbedaan asal lubuk. Selanjutnya, ikan diberi pakan tambahan
berupa jentik nyamuk bertubuh panjang. Pakan ini diberikan sampai ikan siap jual.
Untuk mencegah serangan penyakit, volume air dikurangi separonya dan
diganti dengan air baru. Lalu, larutkan bubuk abate ke dalam bak. Kalau ada yang
sakit, burayak tersebut dipindahkan ke toples. Burayak sakit ini diobati dengan 5
ppm prefuran selama 10 menit. Setelah diobati, ikan tersebut jangan langsung
dikembalikan ke dalam kolam, tetapi separo air bak dikuras dan diganti baru. Ke
dalam air bak dibubuhkan antibiotika prefuran atau supertetrasiklin 10 ppm.
E. Pembesaran Anak Cupang Adu
Pembesaran dilakukan setelah burayak dipelihara selama sebulan. Biasanya
pada umur tersebut anak cupang sudah tumbuh sirip. Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pembesaran cupang adu adalah sebagai berikut.
1. Wadah pembesaran
Wadah pembesaran (induk) dapat berupa bak semen, akuarium, atau kotak
kayu yang alas dan keempat sisinya dilapisi plastik. Dari ketiga jenis wadah ini,
kotak kayu berplastik lebih sering digunakan karena biayanya murah.
62
Bila ingin menggunakan kotak kayu, tingginya tergantung selera dan
kebutuhan, biasanya minimal 50 cm. Panjang dan lebarnyapun tidak pasti. Setelah
dibentuk, kotak kayu dilapisi dengan plastik dan siap digunakan. Kalau kotak kayu
baru masih terasa mahal, kotak kayu bekas kemasan buah atau sayuran pun dapat
dipakai asalkan paku dan benda tajam lainnya sudah dihilangkan. Adanya benda
tajam pada kotak kayu membuat plastik menjadi bocor.
Apa pun jenis wadah pembesaran yang digunakan, ukurannya memang
sangat bervariasi karena tergantung populasi cupang. Untuk anak cupang berjumlah
hingga 100 ekor, ukuran wadah pembesaran ini sebaiknya memiliki panjang 60 cm,
lebar 30 cm, dan tinggi 30 cm. Tinggi air maksimal 25 cm.
Wadah dengan ukuran tersebut menyebabkan populasi anak cupang di
dalamnya cukup padat. Ini perlu dilakukan agar tubuh ikannya tetap kerdil. Wadah
pembesaran diletakkan di tempat ternaungi, tetapi masih memperoleh cahaya
matahari. Usahakan agar wadah pembesaran ini tidak terkena curah hujan karena
suhu air bisa turun drastis. Bila suhu air turun drastis maka ikan yang masih rawan
penyakit ini bisa mati
2. Pemindahan anak cupang adu
Sebelum anak cupang adu dipindahkan, wadah pembesaran harus sudah disi
dengan air. Air tersebut harus diendapkan terlebih dahulu. Air ledeng dapat saja
digunakan asalkan diendapkan dahulu semalam dan diberi aerasi agar gas beracun
dalamnya bisa keluar. Air sumur pun perlu diberi perlakuan serupa. Selain itu,
pengecekan pH dan kesadahan air mutlak harus dilakukan bila tujuan
pembesarannya berorientasi bisnis,
63
Anak cupang adu dipindahkan dari bak pemijahan ke wada pembesaran
setelah berumur sebulan. Biasanya pada umur tersebut anak cupang adu sudah
tumbuh sirip. Namun, di antara anak cupang adu tersebut pasti ada yang
pertumbuhannya bongsor dan ada yang lambat. Untuk itu, sebelum diipindahkan,
anak cupang adu tersebut harus diseleksi terlebih dahului. Ikan yang berukuran
sama dimasukkan dalam wadah yang sama. Biasanya untuk memisahkannya,
diperlukan tiga buah wadah pembesaran. Pengambilan anak ikan tersebut dilakukan
dengan serokan.
3. Pemberian pakan
Cupang adu tidak mau diberi pelet sehingga pakan yang cocok untuknya
hanya kutu air dan jentik nyamuk. Pemberiannya cukup dua kali sehari, pagi dan
sore, secara bergantian antara kutu air dan jentik nyamuk. Ukuran jentik nyamuk
yang beragam diberikan sesuai umur ikan. Kalau anak cupang adu masih kecil,
jentik nyamuknya pun berukuran kecil, demikian sebaliknya kalau berukuran besar.
Untuk memperkecil kemungkinan munculnya nitrit yang melebihi ambang
batas toleransi, jumlah pakan tidak boleh terlalu banyak. Pakan yang diberikan
harus habis dalam waktu di bawah 15 menit.
4. Pergantian air
Air di dalam wadah pembesaran tidak boleh dibiarkan terlalu kotor agar
tidak muncul senyawa senyawa kimia berbahaya. Air kotor dapat memicu
munculnya penyakit white spor, yaitu bintik putih di tubuh ikan. Kalau penyakit ini
tidak segera diobati, cupang adu bisa saja mati. Kotornya air ini lebih banyak
disebabkan oleh sisa pakan dan kotoran ikan. Untuk itu, sisa pakan dan kotoran
64
tersebut harus secara teratur dibuang. Menjaga agar air selalu bersih merupakan
keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Bila air terlihat kotor, sesegera
mungkin kotorannya dibersihkan dan airnya diganti dengan yang baru.
Membuang kotoran dan sisa pakan dalam air dilakukan dengan cara
menyifon, yaitu menyedot nya menggunakan selang. Selang untuk menyifon
berukuran diameter maksimum 0,5 inchi dengan panjang sesuai kebutuhan. Bagian
dalam selang tersebut diisi air sampai penuh. Lalu, salah satu ujung selang
dimasukkan ke dalam wadah pembesaran yang airnya akan dibersihkan, sedangkan
ujung lainnya ditempatkan di lokasi pembuangan air. Secara otomatis, air dari
dalam wadah akan tersedot ke luar dan kotorannya tidak ter usik atau teraduk sedikit
pun.
Jumlah air yang dibuang harus tidak lebih dari separonya. Air yang dibuang
tersebut pun harus segera diganti dengan yang baru. Namun, air pengganti tersebut
harus sudah diendapkan dahulu selama semalam. Tujuannya agar suhu air tidak
berubah drastis.
Saat melakukan pembersihan air kolam tersebut sekaligus harus
diperhatikan kesehatan ikannya. Ikan yang sakit atau mati sesegera mungkin
disingkirkan. Biasanya tingkat kematian (mortalitas) yang muncul pada tahap
pembesaran anak cupang adu ini berkisar 5%
65
BAB 6
AGAR CUPANG ADU MENJADI JAGOAN
Fisik dan mental merupakan modal utama cupang adu untuk berlaga dalam
suatu arena pertarungan. Kedua faktor tersebut muncul berkat latihan intensif dan
perlakuan bahan kimia. Kurikulum tentang hal tersebut disusun sedemikian rupa
sehingga daya tahan fisik ikan meningkat, napasnya menjadi panjang, serta sisik
dan gigi menjadi kuat. Sementara gaya bertarungnya diperoleh sebagai warisan dari
induk jantan.
A. Memperkuat Gigi dan Sisik dengan Bahan Kimia
Selain varietas, kelincahan bertarung dan ketepatan memukul bagian tubuh
yang rawan memang modal utama bagi cupang adu. Namun, jika tidak didukung
oleh ketajaman gigi maka serangan tersebut tidak akan terasa oleh lawannya.
Apalagi kalau sisiknya lemah, kekalahan tinggal menunggu waktunya saja.
1. Memilih anakan yang baik
Gigi dan sisik yang kuat dapat diciptakan asalkan dirawat dan diberi
perlakuan khusus sejak cupang masih anakan. Waktu rang ideal untuk memperkuat
gigi dan sisik adalah umur tiga bulan. Anak-anak cupang adu yang masih sangat
muda tersebut tidak harus berasal dari satu lubuk (bak pembesaran). Asalkan
kondisi ikannya sehat dan fisiknya bagus merupakan modal utama untuk
memperkuat gigi dan sisik. Selama masa memperkuat diri tersebut pun, pernapasan
cupang harus digembleng.
66
Gaya bertarung anak cupang adu yang akan dipilih harus sudah diketahui.
Disarankan ikan yang dipilih memiliki gaya bertarung menyerang ke arah pangkal
ekor atau bagian perut. Untuk mengetahui gaya bertarung tersebut tidak harus pada
anak cupang, lihat saja gaya bertarung dari induk jantannya.
2. Menyiapkan bak
Untuk memperkuat gigi dan fisik anak cupang, diperlukan bak semen
berukuran 100 cm x 100 cm x 100 cm. Ketinggian air dalam bak 90 cm sehingga
volume air menjadi kisaran 900.000 cm. Bak ini harus berada di lokasi yang terkena
sinar matahari. Agar ketinggian air dalam bak dapat terkontrol, bak tersebut harus
diberi lubang kontrol ketinggian permukaan air.
Sediakan pipa PVC berdiameter 2,5 inchi dengan tinggi 75 - 90 cm.
Jumlahnya sebanyak 70-80 batang. Di sekeliling pipa di buatkan lubang dengan
menggunakan paku sehingta diameternya menjadi sekitar 3-5 mm. Jarak antar-
lubang 5 cm. Lubang ini di maksudkan agar sirkulasi air di dalam pipa berjalan
lancar.
Susun semua pipa di dalam kolam dengan posisi tegak. Susunan pipa
tersebut diatur agar ada ruang kosong tanpa pipa di tengah seluas 20 cm x 100 cm.
Fungsi ruang kosong ini untuk mengontrol kesadahan air. Antarpipa tetap memiliki
jarak. Setelah pipa-pipa PVC disusun, bak diisi dengan air sampai batas maksimal.
Ketinggian (90 cm). Air tersebut dilarutkan antibiotika supertetrasiklin sebanyak
10 ppm (setara dengan lima kapsul). Selain antibiotika, larutkan pula tiga sendok
makan garam dapur guna menetralkan pH air. Selanjutnya, air tersebut dibiarkan
selama 48 jam 3.
67
3. Menyiapkan larutan CaCO3
Setelah airnya didiamkan 48 jam, anak cupang dapat dimasukkan ke dalam
bak. Anak cupang ini dibiarkan hidup di dalam air yang mengandung antibiotika
selama satu minggu pertama. Ini dimaksudkan agar ikan yang mungkin terserang
penyakit lethyo phthirius multifilis dapat segera disembuhkan. Serangan tersebut
mungkin muncul akibat sisik ikan terluka karena berkelahi dengan sesamanya saat
masih dalam satu lubuk.
Awal menggukedua, air dalam bak diberi air sebanyak tiga ember berukuran
diameter 30 cm dan tinggi 50 cm. Air yang dibuang tersebut segera diganti dengan
jumlah yang sama. Namun, sebelum dimasukkan dalam bak, air pengganti tersebut
harus sudah diberi kalsium karbonat (Cacos) yang mengandung natrium karbonat
Na2CO3 Bahan kimia ini dapat dibeli di toko-toko kimia. Meskipun kemasan
CaCO3 tidak mencantumkan kandungan Na2CO3, namun Na2CO3 tersebut pasti ada
dalam CaCO3 sebagai impuri ties (ketidakmurnian).
CaCO3 yang merupakan padanan sintesis dari kitin (chitine), yaitu senyawa
kimia alami yang memperkuat struktur tulang makhluk hidup. Kitin mengandung
CaCO3 dan NazCO3 sebanyak 90%-95%, juga unsur pendukung seperti magnesium
sulfat (MgSO4) besi sulfat (FeSO4), dan tembaga sulfat (Cuso4) sebanyak 5%. Di
pasaran. CaCO3 berbentuk bubuk putih yang agak sukar larut. Untuk itu, diperlukan
bahan pelarut seperti asam klorida (HCL) atau asam sulfat. Untuk melarutkan
CaCO3 sangat mudah. Campurkan sebanyak 10 cc HCI dengan 10 mg CaCO3 di
dalam botol kristal. Setelah larutannya tampak keruh, tuangkan sebanyak 20 ppm
larutan tersebut untuk satu ember air. Lalu, aduk air tersebut hingga rata.
68
Air yang sudah diberi CaCO3 dimasukkan perlahan-lahan dalam bak. Dua
minggu kemudian, air dalam bak perlu diganti sebanyak air yang dibuang agar
volumenya tetap. Jangan lupa bahwa air penggantinya harus selalu diberi larutan
CaCO3. Perawatan dengan larutan ini perlu dilakukan terus-menerus selama 3-4
bulan.
Selama perawatan dalam bak tersebut, ikan perlu diberi pakan berupa kutu
air atau jentik nyamuk. Pemberian pakan dilakukan setiap pagi dan sore. Selang
tiga hari sebelum pergantian air, ikan diberi pakan suplemen atau tambahan berupa
daging udang. Pemberian daging udang ini harus sedikit demi sedikit. Daging
udang mengandung karoten yang jika diberikan pada cupang akan
mencemerlangkan sisik dan siripnya. Daging udang ini jangan diberikan setiap hari
karena dapat mengeruhkan air dan mengurangi jumlah oksigen terlarut.
Setelah empat bulan, ikan dapat diangkat dari dalam pipa. Pada saat ini
cupang adu sudah berumur 6-7 bulan. Gigi dan siripnya sudah kokoh.
Pernapasannya pun bagus karena selama empat bulan hidup di dalam pipa.
B. Melatih Keberanian
Usai penggemblengan selama empat bulan, cupang adu tersebut disimpan
dalam toples berdiameter 20 cm yang sudah diisi air setinggi 10 cm. Setiap toples
diisi dengan seekor cupang. Biarkan cupang istirahat selama 24 jam di dalam toples
tersebut. Keesokan harinya, air dalam toples diisi penuh, lalu toples dan ikannya
dijemur di bawah sinar matahari penuh dari pukul 6.30-08.30. Saat dijemur,
pasangkan sekat di antara dua toples agar cupang tidak saling berpandangan. Bahan
69
sekat bisa berupa potongan kardus yang tidak tembus pandang (tidak transparan).
Ukuran sekat tidak mutlak, cukup untuk menghalangi pandangan Cupang.
Setelah dijemur, biarkan cupang tersebut di tempat teduh selama 10 menit.
Lalu, buatkan sekat penghalang untuk setiap dua ekor ikan agar keduanya dapat
saling berpandangan. Air dalam taples sebelah kiri diaduk perlahan-lahan searah
jarum jam, sedangkan sebelah kanan diaduk berlawanan arah jarum jam. Saat
diaduk, sekat yang ada di antara dua toples tersebut diangkat.
Pengadukan dilakukan bergantian dari satu toples ke toples lain. Lakukan
pengadukan sampai hitungan ke 25 untuk setiap toples. Ulang pengadukan serupa
hingga lima kali, kemudian ubah posisi toples, yang kini dipindahkan di kanan dan
sebaliknya. Lakukan kembali pengadukan airnya.
Setelah latihan dianggap cukup, cupang diberi pakan dalam jumlah terbatas.
Latihan dihentikan kalau fisik cupang tampak kelelahan yang ditandai dengan
mudahnya cupang terbawa arus saat air diaduk. Latihan pun dianggap cukup kalau
pengadukannya sudah berlangsung selama 3 - 5 menit untuk dua toples. Setelah
pengadukan dihentikan, sekat berupa potongan kardus atau karton dipasang
kembali. Biarkan cupang beristirahat. Latihan serupa dilakukan lagi pada sore hari
pukul 16.00- 16.10.
Penggodokan cupang tersebut berlangsung selama 3-5 hari. Tujuan
penggodokan atau latihan tersebut untuk merangsang keberanian cupang yang baru
saja dikeluarkan dari bak, Selama latihan berlangsung, pernapasan dan kesehatan
insangnya sekaligus dikontrol. Pemberian pakannya pun harus dibatasi agar kadar
lemak dalam tubuh ikan berkurang. Dengan demikian ikan akan tampak atletis
70
dengan otot besar pada sisi tubuh sampai pangkal ekor. Selesai dilatih, ikan perlu
dustirahatkan selama 48 jam. Pada saat itu cupang adu boleh diberi pakan tambahan
berupa daging udang sekenyang kenyangnya setiap pagi dan sore. Cupang yang
lulus dari penggodokan tersebut sudah siap diturunkan di arena pertarungan atau
ring pertarungan. Ciri-ciri cupang yang sudah siap diadu antara lain sebagai berikat.
a) Warna tubuh tampak cemerlang dan di sekitar kepala hitam.
b) Gerakannya lincah dan siripnya selalu dikembangkan.
c) Kalau sedang beristirahat di dasar toples, tutup insangnya tidak bergerak
dan sirip insang bergerak lambat.
d) Setiap kali sekat penghalangnya dibuka, ikan akan langsung
mengembangkan seluruh siripnya sambil membuka penutup insangnya
lebar-lebar.
e) Kotoran di dasar toples tampak padat (tidak hancur) yang menandakan
kondisi kesehatan perutnya sangat bagus.
Perawatan khusus cupang adu ini merupakan pengalaman lapangan. Semua
tahapan dan teknik tersebut sudah diujicobakan oleh agrotani. Saat uji coba
tersebut, dirawat sebanyak 3F ekor anak cupang yang terdiri dari 25 ekor cupang
adu singapura lokal varietas Berta imbillis dan 6 ekor cupang adu Betta smaragdina.
Cupang cupang tersebut ditempatkan dalam bak semen berukuran 50 cm x 50 em x
100 cm. Lama perawatan empat bulan. Hasilnya, sebanyak 13 ekor cupang menang
dalam pertarungan, 5 ekor seri melawan cupang adu impor, 10 ekor terjual seharga
Rp50.000 - Rp75.000 per ekor, dan sisanya dijadikan induk pejantan.
71
C. Melatih Fisik
Latihan fisik dimulai sejak cupang berumur lima bulan. Pada usia ini cupang
sudah matang kelamin. Nalurinya untuk mempertahankan wilayah kekuasan sudah
ada. Naluri ini penting karena ikan yang belum mau melindungi areanya tidak akan
bertarung habis-habisan. Sejalan dengan insting wilayah kekuasaan tersebut maka
sifat agresifnya pun berkembang. Secara fisik dapat ditentukan ikan yang
menunjukkan naluri mempertahankan wilayah. Beberapa ciri fisik tersebut adalah
warna tubuhnya menjadi lebih gelap, sedangkan warna sirip siripnya semakin
cemerlang. Untuk dapat melatih calon jagoan, cupang yang memperlihatkan ciri
fisik tersebutlah yang pantas dipisahkan dari kelompoknya dan ditampung dalam
wadah terpisah.
1. Wadah untuk latihan fisik
Banyak tipe wadah sebagai tempat hidup cupang, antara lain botol plastik
bekas air mineral satu litera toples kue berdiameter 15 cm: botol kaca bekas selai,
kopi, atau jeruk instan: serta botol kaca untuk kue yang berdiameter 12 cm dan 15
cm. Wadah-wadah tersebut harus dicuci bersih dahulu, lalu diisi air bersih. Ke
dalam air tersebut ditaburi bubuk garam dapur secukupnya (buat hingga kesadahan
airnya 8-10 HD). Biarkan air di dalam wadah tersebut selama 24 jam.
2. Menyeleksi calon cupang jagoan
Setelah airnya didiamkan, ikan yang sudah dipilih dimasukkan satu per satu
ke dalam botol. Tutup semua sisi botol dengan kertas hitam. Biarkan ikan berada di
tempat tertutup tersebut selama tiga hari. Selama itu pula cupang diberi makan 3 -
72
5 ekor jentik nyamuk dua kali sehari, pagi dan sore. Tujuannya, ikan dibuat
kelaparan agar sifat agresifnya muncul.
Setelah 3-5 hari, penutup toples dibuka. Biasanya ikan yang sudah
terangsang sifat agresifnya pasti akan langsung menabrak dinding wadah untuk
menyerang cupang di sebelahnya. Cupang yang berperilaku demikian sudah siap
diberi materi pelatihan khusus.
Tidak semua ikan dapat dilatih secara khusus, hanya yang memenuhi
kriteria tertentu saja. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut.
a) Tubuh panjang dan sisi tubuh terkesan lebar
b) Kepala besar dan panjang.
c) Ring bibir tebal dan tampak seperti monyong.
d) Pangkal ekor tebal dan sisik rapat.
e) Sirip anal pendek dan kaku.
f) Sirip punggung kecil dengan posisi rapat ke sirip ekor, guratannya jelas, dan
berwarna cemerlang.
g) Sirip ekor bulat, lebar, dan pendek dengan guratan cemerlang.
h) Sirip perut lebar, pendek, dan kaku dengan pangkal sirip bergaris hitam
vertikal yang jelas
i) Seluruh sisik belum pernah ada yang terlepa
j) Jarak antara ring bibir atas sampai ujung tutup insang jauh.
73
Kriteria tersebut kebanyakan hanya ditemukan pada tiga varietas cupang
adu, yaitu cupang adu singapura (Betta imbellis), cupang adu bagan medan (Betta
imbellis var, sumatraensis), dan cupang adu belgi Singapura (Betta smaragdina)
yang sirip perutnya berwarna hitam. Dapat juga dipilih anakan cupang adu malaysia
dan cupang adu kamboja. Namun, sangat langka menemukan anakan Cupang kedua
varietas tersebut karena yang dewasa masih jarang ditemukan di pasar.
3. Macam latihan fisik
Cupang bakal jagoan perlu dilatih fisiknya agar dapat menang dalam
pertarungan. Ada dua jenis latihan fisik agar cupang menjadi jagoan, yaitu "jantur"
atau ditabung dan 'mutar' atau diaduk. Kedua latihan ini harus dilakukan secara
berurutan, mulai dari latihan "jantur" lalu latihan "mutar".
1. Latihan jantur
Latihan 'jantur" atau ditabung bertujuan untuk melatih pernapasan agar
cupang mampu bertarung di dasar arena. Selain melatih pernapasan untuk bertarung
di dasar, latihan ini pun diharapkan agar cupang memiliki tenaga yang besar saat
melancarkan pukulan dan napasnya kuat saat bertarung.
1) Sarana latihan Ada tiga sarana yang dapat dipilih untuk melaksanakan latihan
"jantur", yaitu sebagai berikut.
a) Plastik
Untuk latihan ini, pilihan pertama berupa plastik berdiameter 5-7 cm dengan
panjang sekitar 400 cm. Plastik tersebut dibuat berlapis dua agar kuat dan tidak
mudah pecah sehingga total panjangnya hanya 200 cm. Ujung atas plastik
74
dipasangkan kawat secara melingkar dan diberi gantungan. Sementara ujung bagian
bawah diikat kuat agar tidak bocor. Alat sederhana ini pun banyak dijual di toko
ikan hias yang menjual cupang aduan. Ukurannya bervariasi antara 75-200 cm
dengan harga Rp1.500 - 5.000. Alat ini sangat praktis, murah, dan mudah diperoleh.
Namun, sayang nya alat ini mudah sobek.
b) Akuarium kaca
Pilihan lain yang dapat dipakai adalah akuarium kaca berukuran tinggi 75-
150 cm, lebar 10 cm, dan tatakan berukuran 25 cm x 25 cm. Tatakan digunakan
untuk bagian dasar akuarium agar tabung akuarium dapat berdiri tegak. Alat ini
harus dibuat sendiri karena belum ada yang menjualnya. Kelebihannya ialah tahan
lama dan sekaligus dapat dijadikan akuarium pajangan di ruang tamu.
c) Pipa PVC
Selain plastik atau akuarium kaca, pipa PVC diameter 2,5 inchi dapat
menjadi pilihan. Namun, pipa PVC tersebut harus dibentuk seperti huruf "U".
Setiap ujungnya diberi gantungan dari kawat. Panjang setiap bagian pipa yang
meninggi sekitar 75- 100 cm, sedangkan bagian melengkung sekitar 50 cm. Dengan
demikian, dibutuhkan pipa PVC sepanjang 250 cm. Alat ini harus dibuat sendiri
karena tidak ada yang menjualnya. Pipa PVC sangat praktis, relatif murah, dan
tahan lama. Namun, ikan yang dilatih di dalamnya tidak terlihat sehingga kesehatan
ikan sulit dikontrol.
2. Persiapan sarana latihan
75
Setelah alat untuk melaksanakan latihan sudah dipilih, langkah selanjutnya
adalah menyiapkannya. Persiapan awal ialah mengisi alat tersebut dengan air. Ke
dalam air tersebut, tambahkan garam dapur sebanyak 1/4 sendok teh (setara dengan
8-10 HD). Selan itu, masukkan daun ketapang untuk menstabilkan pH air. Biar kan
air tersebut selama 24 jam sebelum cupang dimasukkan ke dalamnya.
3. Pelaksanaan latihan
Setelah akan dimasukkan ke dalam wadah, proses "latihan" antur sudah bisa
dilaksanakan. Adapun kurikulum "latihan" jantur atau ditabung tersebut adalah
sebagai berikut.
a) Selama tiga hari pertama ikan tidak diberi pakan sehingga kelaparan dan
akan berenang turun naik mencari makanan.
b) Setelah tiga hari tidak diberi pakan, ikan dapat diberi jentik nyamuk atau
udang yang dipotong kecil-kecil. Pemberian pakan ini hanya pada sore hari
hingga ikan terlihat kenyang, Lakukan latihan "ngejantur" ini selama 20-30
hari agar diperoleh hasil maksimal.
4. Tanda-tanda lulus latihan
Setelah selesai melaksanakan latihan "jantur", ikan dapat dipindahkan ke
toples dan diistirahatkan selama 2-3 hari. Selanjutnya, ikan dapat dipersiapkan
untuk melakukan latihan "mutar" atau diaduk. Namun, latihan"pantur" ini dianggap
selesai kalau sudah menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut.
76
a) Ikan akan selalu berada di dasar pada malam hari atau kalau sedang istirahat.
b) Gerakan naik turunnya seperti dihentakkan jika sedang mengambil udara di
permukaan air.
c) Warna tubuh ikan bertambah gelap.
d) Sisi tubuh dekat pangkal ekor seperti terdapat benjolan otot.
b. Mutar/ngaduk
Latihan "mutar" atau diaduk bertujuan untuk memperkuat fiSik dan mental
ikan agar lebih agresif. "Mutar" merupakan tahapan latihan yang perlu dilakukan
setelah latihan'jantur
1) Sarana latihan
Untuk menggembleng cupang menjadi jagoan di arena laga dengan latihan
"mutar", diperlukan alat-alat seperti stoberdia meter 15 cm sebanyak dua buah dan
tongkat bambu atau kayu berukuran sebesar pensil dengan panjang 15-30 cm.
Bagian ujung diikatkan busa.
2) Persapan sarana
Toples yang digunakan ialah toples tempat ikan tersebut tinggal setiap hari
sehingga tidak perlu lagi ada persiapan sarana. Namun, kalau cupang akan dilatih
dalam ples lebih kecil, perlu ada persiapan sarana, toples tersebut diisi air yang
sudah diendap kan selama 24 jam. Jumlahnya sekitar 3/4 tinggi utoples. Lalu
masukkan cupang ke dalamnya untuk dilatih.
77
3) Pelaksanaen latihan
Pelaksanaan latihan 'mutar' dilakukan sehari dua kali, yaitu pagi pukul
08.00- 08.30 dan sore hari pukul 16.00-16.30. Awal latihan sebaiknya dilakukan
pada pagi hari. Uraian mengenai latihan "mutar" ini menggunakan sarana toples
berdiameter 15 cm, Adapun proses latihan "mutar" adalah sebagai berikut.
a) Dekatkan dua buah toples yang wadah diisi ikan yang akan dilatih.
b) Buka sekat penghalang dan biarkan ikan saling berpandangan beberapa saat.
c) Aduk air di dalam toples sebelah kiri searah jarum jam, sedangkan toples
sebelah kanan berlawanan arah jarum jam.
d) Biarkan airnya tenang kembali, lalu ulang pengadukan yang sama hinga
lima kali berturut-turut.
e) Tutup kembali sekat penghalang dan biarkan ikan beristirahat beberapa saat.
f) Pindahkan posisi toples, sebelah kiri menjadi sebelah kanan dan sebelah
kanan menjadi sebelah kiri
g) Lakukan kembali pengadukan seperti semula
h) Setelah selesai, tutup kembali sekat penghalang dan biarkan ikan
beristirahat cupang sampai sore hari, lakukan lagi latihan dengan cara yang
sama seperti pagi hari,
i) Setelah beristirahat, ikan diberi pakan sampai kenyang
j) Lakukan latihan tersebut terus-menerus hingga empat hari berturut-turut
dengan jumlah adukan semakin ditingkatkan. Hari kedua menjadi 15
putaran,
78
k) ketiga 20 putaran, dan keempat 25 putaran. Setelah empat hari latihan,
istirahatkan ikan tersebut selama tiga hari. Tutup semua sisi Ikan harus
diberi makan secukupnya pada pagi dan sore hari.
4) Tanda-tanda lulus latihan
Setelah melewati latihan fisik tersebut, ikan sudah memiliki fisik dan mental
yang lebih agresif. Namun, tidak semua ikan akan langsung dapat dipertarungkan
setelah latihan, tetapi hanya yang lulus latihan saja. Cupang dianggap lulus latihan
"mutar" kalau sudah menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut.
a) Setiap dilakukan putaran, ikan tidak pernah terbawa arus air.
b) Ikan dapat berenang melawan arus air dengan gaya berenangnya dihentak
hentak.
c) Ikan tidak selalu menghirup udara di permukaan air,
d) Ikan bertambah agresif
e) Pada saat istirahat, warna tubuh ikan tidak berubah menjadi pucat.
79
BAB 7
TIPS MEMBELI CUPANG ADU
Pada artikel sebelumnya memaparkan trik untuk mencetak cupang adu
jagoan mulai dari pembibitan sampai cupang remaja dengan latihan latihan intensif.
Namun, kalau tidak memiliki waktu atau kesempatan untuk melatih cupang adu dari
anakan, ada cara lain yang dapat ditempuh, yaitu membeli capang dewasa yang
berkualitas tinggi dan dilatih khusus sebelum diterjunkan ke medan laga.
A. Memilih Cupang Dewasa Calon Jagoan
Para penghobi cupung adu yang enggan memelihara calon jagoan sejak
anakan dapat membeli cupang dewasa yang dijual dalam toples-toples kecil.
Tempat membelinya dapat langung di penangkar atau di pasar ikan hias.
1. Dari penangkar
Kalau dibeli di penangkar, harganya memang lebih murah dibanding di
pasar ikan hias. Namun, seri cupang di penangkar biasanya terbatas, tergantung
jumlah seri yang ditangkarkan. Umur cupang yang tersedia di penangkar pun rata-
rata 5-6 bulan. Selain itu, jumlah pembelian biasanya minimal sepuluh ekor setiap
jenisnya.
Jika konsumen langsung membeli di penangkar, para penangkar pun
menghadapi risiko. Kalau cupang adu yang dibeli konsumen tersebut ternyata kalah
saat diadu, tidak jarang konsumen tidak ingin lagi membeli cupang yang dipelihara
dalam satu lubuk karena takut kalah lagi. Dengan demikian, kalau konsumen tidak
80
ingin salah memilih cupang berkualitas di penangkar, ada beberapa kriteria yang
perlu diketahui.
a) Perhatikan warna tubuhnya. Kalau warnanya kelabu muda dan transparan
di bagian pangkal ekor maka diperkirakan umurnya baru lima bulan.
Biasanya pada umur tersebut sisiknya belum keras sehingga mudah lepas
saat diadu. Oleh karena itu, rawat dahulu minimal 1,5 bulan hingga benar-
benar cupang adu tersebut layak adu.
b) Jangan membeli cupang berukuran besar dan bongsor. Cupang berukuran
besar biasanya perlu dicarikan lawan yang seukuran. Ini berarti lawan yang
bakal dihadapi kemungkinan berumur tua sehingga sisik dan giginya sudah
kuat.
c) Biasanya cupang dalam satu lubuk memiliki warna bervariasi, yaitu hijau,
biru, atau silver kombinasi merah. Pilihlah warna yang sama dengan induk
pejantannya karena biasanya gaya bertarungnya mirip induknya.
d) Pilihlah cupang yang sirip insangnya merah transparan karena dianggap
lebih ganas dan sering menang. Namun, di penangkar, ikan yang demikian
sulit ditemukan.
e) Perhatikan kesehatannya. Gerakan cupang sehat selalu lincah dan
cenderung agresif, Wadah dan airnya pun harus bersih dari sisa-sisa pakan.
f) Jangan lupa untuk menanyakan nomor seri dan gelar ikan yang akan dipilih.
Biasanya harga cupang tanpa nomor seri berkisar Rp. 2.500 - Rp. 4.000 per
ekor, sedangkan yang bernomor seri terkenal seharga Rp. 7.500 - Rp. 10.000
per ekor.
81
g) Biasakan membeli cupang adu hanya pada satu penangkar dan lakukan
pendekatan persuasif. Umumnya setiap penangkar mempunyai lubuk
istimewa yang hanya dijual pada pelanggan saja.
2. Dari pasar ikan hias
Selain ke penangkar, alternatif lain membeli cupang dewasa tentu saja di
pasar ikan hias. Di sini pasti variasi nomor seri ikannya lebih banyak dan umurnya
berkisar 5-8 bulan. Namun, untuk membeli cupang adu di pasar ikan hias, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan.
a) Jangan menanyakan nomor seri cupang yang sedang terkenal karena
harganya akan tinggi atau dipalsukan. Misalnya, cupang tanpa nomor seri
atau seri lain ditawarkan dengan nama atau seri cupang yang sedang
terkenal.
b) Setiap toples cupang adu biasanya ditempelkan nomor seri. Perhatikan ciri
cupang adu itu. Jika ada yang bentuk tubuh dan siripnya tidak mirip dengan
nomor seri yang ditempelkan, kejujuran sang penjual patut di curigai.
c) Perhatikan tulang sirip ekor. Bila guratannya tidak harus atau warnanya
berbeda, perkirakan cupang ter sebut apakah sudah pernah diadu istilahnya
(seken).
d) Amata sekitar pangkal ekor. Kalau tidak tapat pada pang kail sirip,
diperkirakan sisik tersebut masih baru. Kalaupun umurnya diduga enam
bulan dan sisiknya seperu anal, ada kemungkinan cupang tersebut sudah
pernah diadu.
e) Perhatikan kepalanya. Bila di kepala cupang adu ada guratan guratan sisik,
ini menandakan umurnya sudah delapan bulan.
82
f) Pilihlah cupang dengan gigi tajam. Untuk mengetahuinya, perhatikan ring
bibir dari atas toples. Bila pada bibir bagian bawah sebelah dalam terdapat
bintik-bintik kecil berwarna hitam, hal itu pertanda giginya tajam.
g) Pilihlah cupang dengan sisik kuat. Sisik yang kuat kalau sisik di seluruh
tubuhnya rata dan berwarna cemerlang, berarti sisik itu dikatakan kuat.
h) Kalau cupang berdasi merah, perhatikan sirip bagian bawah nya. Mungkin
saja terdapat guratan guratan hitam vertikal pada pangkal sirip. Jika ada,
cupang tersebut dari spesies Betta mbellas var, domestica. Namun, jika tidak
ada, cupang tersebut dari spesies Betta splendens alias cupang bangkok.
i) Kalau berdasi hitam, tubuhnya hijau tua, serta bagian ekor dan sirip
punggung sedikit bertotol-totol hitam, cupang tersebut dari spesies Betta
smaragdina var. domestica. tubuhnya biru tua, cupang tersebut diperkirakan
berasal dari induk Betta smaragdina var. malayan atau Betta smaragdina var
domestica. Jenis cupang tersebut tergantung dari nomor seri atau gelar yang
disandangnya.
j) Perhatikan air yang digunakan. Biasanya pedagang profesional
membedakan cupang adu dan cupang hias melalui air yang dipakai. Air
untuk cupang adu kecokelatan karena daun ketapang, sedangkan air untuk
cupang hias bening.
k) Lakukan pembelian cupang adu hanya pada satu atau dua pedagang saja di
setiap pasar. biasanya pedagang mempunyai cupang istimewa yang hanya
dijual kepada pelanggan saja. Capang tersebut tidak dipajang di etalase,
tetapi hanya disimpan di rumah atau di tempat khusus. Cupang istimewa
adalah cupang dengan nomor seri terkenal yang sudah jarang dijumpai di
83
pasar atau cupang impor (cupang pot). Cupang istimewa pun bisa berupa
cupang yang kecil, tetapi usianya sudah sembilan bulan. Bisa juga cupang
seken (yang pernah diadu) dikatakan istimewa karena pernah memenangkan
pertarungan atau mematikan lawan.
l) Perhatikan gaya berarung cupang tersebut, Untuk ulasan mengenai gaya
bertarung ini akan dipaparkan pada artikel selanjutnya.
B. Penanganan Setelah
Dibeli Cupang adu yang baru saja dibeli, baik dari penangkar maupun
pedagang ikan hias di pasar, biasanya dikemas dalam kantung plastik kecil yang
diisi sedikit air dan ditutup kertas. Kalau jarak per jalanan membawa cupang
tersebut memakan waktu lebih dari 12 jam atau cuaca terlalu panas, tambahkan
jumlah airnya di dalam plastik.
Setelah sampai di rumah, cupang adu tersebut dapat langsung dipindahkan
ke dalam wadah pemeliharaan. Wadah tersebut dapat berupa toples kecil. Air yang
digunakan harus berasal dari kantong plastik yang anda bawa di toko ikan. Biarkan
cupang beristirahat selama satu jam dan tutup seluruh toples dengan kertas.
Setelah beristirahat selama satu jam, air di dalam toples ditambah dengan
air baru yang sudah diendapkan terlebih dahulu. Perawatan ini dimaksudkan agar
cupang adu yang baru dibeli tidak mengalami stres karena perubahan suhu, pH, dan
kesadahan mendadak. Hari-hari berikut, cupang tersebut sudah bisa diberi latihan
"mutar".
84
BAB 8
JAGOAN DALAM ARENA PERTARUNGAN
Arena pertarungan merupakan puncak peristiwa bagi hobis yang
menggembleng cupangnya untuk menjadi juara. Proses mempersiapkan cupang
menjadi juara sudah dijalankan. Langkah terakhir yang diperlukan ialah memilih
lawan dan mendalami atura-aturan yang berlaku di arena pertarungan. Namun,
sebelumnya perlu diketahui istilah di arena, jenis pukulan dan gaya gaya bertarung
cupang adu.
A. Istilah di Arena Pertarungan
Sebelum cupang adu diturunkan di arena pertarungan, sebaiknya istilah
istilah yang digunakan di arena diketahui dahulu oleh setiap pemilk. Hal ini sangat
diperlukan agar acara pertarungan nya berjalan dengan lancar. Adapun beberapa
istilah yang sering dipakai adalah sebagai berikut.
a) Sisik batu, yaitu sisik yang dianggap keras.
b) Dibedaki, yaitu cupang yang terluka pada bagian muka.
c) Netak, yaitu cupang yang tidak dapat lagi memukul dan hanya mendorong
lawan.
d) Ngabisin, yaitu cupang yang mampu membuat lawan lari.
e) Nyetrum, yaitu pukulan "nombak' yang membuat lawan lari atau tersentak.
f) Disisikin, yaitu sisik cupang yang copot setiap kali terkena pukulan lawan.
g) Champ, yaitu cupang yang merajai arena pertarungan.
h) Paku, yaitu cupang yang selalu menggigit lawan.
85
i) Baret, yaitu pukulan "nombak” yang selalu diarahkan ke kepala.
j) Setan, yaitu cupang yang gesit sehingga sulit dipukul oleh
k) Samurai, yaitu cupang yang selalu merobek bibir lawannya. Pulang kering,
yaitu tidak ditemukan lawan bagi cupang yang dibawa.
l) Digundulin, yaitu 90% cupang yang dibawa kalah atau tiga kali dari lawan
sama.
m) Mendem, yaitu tidak bersedia bertarung lagi selama tiga bulan.
n) Tarun kalangan, yaitu bertarung lagi setelah 'mendem'.
o) Turun air, yaitu saat kedua cupang adu dimasukkan ke dalam satu wadah
untuk diadu.
p) Algojo, raitu cupang ketiga dari penyelenggara yang diturunkan ke arena
bila tidak ada cupang yang menang walaupun waktu yang ditentukan sudah
habis.
q) Nanding, yaitu pencarian lawan untuk diadu.
r) Ngetrek, yaitu kedua cupang yang sudah dianggap seimbang kondisi
fisiknya.
s) Kalah seusap, yaitu cupang yang kalah satu ukuran atau 8/10.
t) Pasang tanding, yaitu cupang yang kalah dua ukuran atau 7/10.
u) Jual-beli pukulan, yaitu cupang yang saling melancarkan pukulan.
B. Jenis pukulan
Cupang adu berkualitas bagus mempunyai pukulan andalan. Ada beberapa
gaya pada pukulan cupang jagoan, yaitu sebagai berikut.
Ada beberapa pukulan pada cupang jagoan yaitu sebagai
86
a) Pukulan baling. Pukulan ini dilancarkan dengan cara membalikkan badan
180 drajat. Cupang terlihat seperti memutarkan badannya selayaknya baling
baling sehingga pukulan ini di sebut baling.
b) Pukulan nombak. Pukulan ini dilancarkan dengan cara membenturkan
mukanya ke tubuh lawan sehingga tampak seperti tombak yang menancap
pada sasaran. Itulah sebabnya pukulan ini disebut nombak.
c) Pukulan sentak atau motes. Pukulan ini didahului dengan gigitan ke bagian
tubuh lawan. Lalu, tiba-tiba gigitan tersebut disentakkan seperti ditarik atau
motes.
d) Pukulan seri atau ropel. Pukulan seri adalah pukulan yang dilancarkan
berulang-ulang atau lebih dari satu kali setiap satu serangan.
e) Nombak sentak. Pukulan nombak sentak merupakan gaya pukulan
kombinasi yang dilancarkan dengan cara tubuhnya dibenturkan ke tubuh
lawan, lalu digigit dan gigitannya di tarik.
f) Nombak baling sentak serangan pukulan kombinasi ini seperti pukulan
nombak sentak. Hanya saja, serangannya dilakukan dengan cara
membalikkan tubuhnya terlebih dahulu, lalu membenturkannya ke tubuh
lawan.
g) Baling seri. Serangan kombinasi ini merupakan pukulan yang dilancarkan
berkali kali dengan cara membalikkan tubuhnya.
h) Nombak seri sentak. Serangan kombinasi ini merupakan serangan rombak
yang dilancarkan berulang kali, lalu tubuh lawan digigit dan disentakkan
atau ditarik.
87
Pukulan kombinasi biasanya disebut pukulan andalan atau pukulan
pamungkas. Tidak semua cupang adu memiliki pukulan andalan. Agar dapat meraih
kemenangan, serangan dengan pukulan andalan harus diarahkan ke bagian tubuh
yang fatal. Disebut fatal karena jika terserang, dapat dipastikan ikan akan kalah.
Adapun bagian-bagian tubuh fatal tersebut adalah sebagai berikut.
a) Pang ekor
Pada bagian tubuh ini sisik ikan lebih kecil bila dibanding sisik di bagian
tubuh lain. Oleh karena itu, sisiknya akan mudah terlepas dan cedera. Jika bagian
tubuh ini cedera, ikan akan sukar berenang dan pasti mati.
b) Perut.
Dimaksud dengan bagian perut ialah daerah perut dan sambungan leher.
Kalau bagian ini cedera, ikan akan kehilangan keseimbangan dan sukar berenang.
c) Ring bibir
Jika ring bibir cedera apalagi sampai sobek maka ikan tidak akan sanggup
lagi mencederai lawan. Secara otomatis ikan tidak akan bisa melancarkan serangan
sehingga pasti kalah.
d) Mata
Mata merupakan indera vital. Kalau mata cedera. ikan pasti kalah karena
tidak dapat melihat jelas lawannya.
88
C. Gaya Bertarung
Gaya bertarung cupang adu perlu diketahui agar dapat diprediksi kekuatan
dan kelemahannya. Ada beberapa gaya yang sering diperlihatkan saat cupang
bertarung. Namun, hanya dua gaya yang seharusnya dimiliki setiap cupang adu
berkualitas tinggi. yaitu gara slugger dan gaya fighter.
1. Gaya slugger
Cupang bergaya slugger langsung menyerang lawannya begitu'turun air.
Cupang bergaya slugger biasanya memiliki pukulan terkenal yang disebut pukulan
"baling". Gaya sluggerr diperkirakan dimiliki oleh cupang adu dengan bentuk fisik
sebagai berikut.
a. Bentuk badan panjang.
b. Kepalanya panjang, tetapi ukurannya sedang
c. Ring bibir tidak terlalu tipis dan juga tidak tebal.
d. Sirip anal medium, tetapi kaku.
e. Sirip punggung kecil, letaknya mendekati sirip ekor.
f. Surip ekor bulat lebar dan sirip perut lebar.
2. Gaya fighter
Cupang bergaya fighter tampaknya seperti lamban dan menunggu serangan
lawan. Namun, jika sudah menyerang, cupang adu ini akan melancarkan pukulan
pada sasaran yang sama. Serangan yang ditakuti dari cupang bergaya fighter
dinamai pukulan "nombak", yang sering diikuti dengan pukulan "sentak" atau
pukulan "motes'.
89
Gaya ini diperkirakan dimiliki oleh cupang adu dengan bentuk fisik sebagai
berikut.
a) Bentuk badan pipih lebar,
b) Pangkal ekor lebar.
c) Kepala besar dan pendek.
d) Ring bibir besar.
e) sirip anal pendek dan lebar.
f) Sirip sirip lainnya pendek dan kaku.
D. Persiapan Sebelum Bertarung
Sebelum bertarung, ada baiknya diketahui dahulu kekuatan dan kelemahan
cupang yang dimiliki. Selain nomor seri, ada faktor lain penentu kemenangan, yaitu
gaya bertarung cupang yang anda dimiliki. Dengan mengetahui gaya bertarung,
dapat dicarikan lawan yang sesuai dengan cupang yang dimiliki. Misalnya, cupang
yang dimiliki bernomor seri 18 dengan arah pukulan ke kepala. Untuk itu, perlu
dicarikan lawan yang bentuk kepalanya kecil panjang.
Pengetahuan tentang nomor seri dan gaya bertarung tersebut kemudian
perlu dikombinasikan dengan persiapan fisik. Sebelum dipertarungkar, cupang
perlu ditempatkan dalam wadah khusus selama 1-3 hari. Wadah tersebut dapat
berupa toples kecil bekas selai atau kopi instan. Seluruh sisi wadah dicat putih atau
hitam, tergantung selera. Dengan cara ini cupang hanya bisa dilihat dari atas wadah
saja. Pengecatan perlu dilakukan agar cupang tersebut tidak dapat dilihat dari
samping oleh pemilik cupang calon lawan nya. Cupang hanya dapat dilihat dari atas
90
sehingga nomor serinya tidak dapat dideteksi. Dengan demikian, kelemahan cupang
tersebut tidak diketahui.
Wadah yang sudah disiapkan tetsebut kemudian diisi air sebanyak
seperempatnya saja. Air tersebut berwarna cokelat karena pengaruh daun ketapang.
Air berwarna cokelat tersebut dapat bertujuan agar cupang di dalamnya tidak dapat
diprediksi nomor seri dan gaya bertarungnya.
E. Trik Membawa Cupang ke Arena Pertarungan
Untuk membawa toples cupang ke arena pertarungan, ada wadah khusus
yang terbuat dari kain beludru atau kain yang dibentuk seperti kantung. Ada pula
yang menyiapkan wadah khusus berupa keranjang atau tas yang dibuat khusus.
Setiap wadah dapat disi 4-10 toples, tergantung ukuran. Tidak hanya toples, wadah
tersebut pun dapat memuat serokan kecil untuk memindahkan cupang. Bahkan ada
pula yang melengkapi wadahnya dengan tempat antibiotika. Antibiotika sebaiknya
selalu dibawa ke arena per tarungan sebagai persiapan pengobatan terhadap cupang
yang menang dalam pertarungan. Jenis antibiotika yang sering dipakai misalnya
Gold 100 dan supertetra.
Cara membawa cupang adu ke arena pertarungan sering kali diadakan trik
oleh pemiliknya. Sering terjadi cupang adu yang akan bertarung dimasukkan dalam
wadah botol kemasan air mineral yang dipotong tutupnya, lalu ditutup kertas koran.
Bahkan, wadah untuk membawa botol tersebut hanya berupa kantung plastik. Ada
juga cupang yang sudah siap ditarungkan hanya dimasukkan dalam kantung plastik
biasa sehingga terkesan seperti baru dibeli dari pasar. Tentu saja tujuan pemilik
untuk membawa cupang adunya dengan alat sederhana tersebut adalah agar
91
cupangnya hanya dipandang rendah oleh pemilik calon lawannya. Padahal,
kemungkinan besar cupang yang dimiliki tersebut termasuk istimewa atau malah
cupang adu impor.
F. Aturan Pertarungan
Di setiap arena pertarungan cupang ada tentu ada aturan - aturannya, baik
aturan baku maupun aturan kesepakatan. Dengan aturan-aturan tersebut maka
diharapkan pertarungan akan ber jalan lancar. Berikut diulas beberapa aturan baku
maupun aturan kesepakatan yang umum digunakan dalam setiap arena pertarlingan.
1. Aturan baku
Beberapa aturan baku yang sering dipakai di setiap arena pertarungan
cupang antara lain sebagai berikut.
a) Toples atau akuarium khusus pertarungan disediakan oleh pihak
penyelenggara atau tuan rumah.
b) Toples pertarungan tersebut harus kosong sebelum ada keputusan
bahwa cupang sudah siap'turun air.
c) Pengisian air ke dalam toples pertarungan harus disaksikan kedua
pihak pemilik cupang yang akan diadu.
d) Saat cupang sedang bertarung, toples pertarungan tidak boleh
disentuh.
92
2. Aturan kesepakatan
Selain aturan baku tersebut, masih ada juga aturan kesepakatan tentang
lamanya pertarungan. Ada empat aturan tentang lamanya pertarungan, yaitu sebagai
berikut.
a) Lama bertarung ditentukan oleh kedua pihak, biasanya l-2 jam. Jika
melebihi waktu tersebut, tetapi belum ada tanda-tanda cupang yang kalah
maka pertarungan dinyatakan seri.
b) Lama bertarung tidak dibatasi, tetapi pemenangnya ditentukan hingga salah
satunya kalah.
c) Lama bertarung tidak dibatasi, tetapi pemenangnya ditentukan setelah salah
satunya sudah menghindari lawannya, meskipun lawan tersebut sudah tidak
sanggup lagi melancarkan pukulan.
d) Lama bertarung ditentukan selama l-2 jam, tetapi tidak ada cupang yang
menyerah sehingga perlu diturunkan cupang ketiga yang disebut cupang
"algojo". Pemenangnya ditentukan dari jumlah pukulan terbanyak dari
"algojo" yang sanggup diterima cupang yang diadu sebelum menghindar,
Cupang algojo disiapkan oleh penyelenggara dan harus disetujui kedua
pihak.
G. Mencari Lawan Tarung
Setelah seluruh aturan pertarungan disetujui kedua pihak baru lah dimulai
pencarian lawan atau "nanding". Pada saat "nandin" tersebut, kedua pihak
menawarkan cupang jagoannya untuk diadu. Kalau salah satu pihak merasa tidak
93
membawa cupang yang ukuran tubuhnya sama, ia berhak menolak memberikan
toples cupangnya untuk dibawa ke arena.
Kriteria "nanding" diukur dari kondisi fisik cupang, antara lain panjang
tubuh yang dilihat dari ujung bibir sampai pangkal ekor, ketebalan tubuh, dan
ukuran kepala. Kalau semua kondisi fisik tersebut dianggap seimbang maka kedua
cupang tersebut dapat disebut "ngetrek" (seimbang).
Mungkin saja seekor cupang kalah ukuran pada salah satu kriteria. Kondisi
ini disebut "kalah seusap" atau 8/10. Seandainya cupang yang kalah seusap tersebut
masih dianggap seimbang oleh pemiliknya maka pertandingan tetap masih bisa
dilanjutkan. Tentu saja yang bersangkutan berani bertarung dengan anggapan
bahwa umur cupangnya diperkirakan lebih tua atau nomor serinya dianggap lebih
baik.
Bisa saja seekor cupang kalah pada dua ukuran. Kondisi ini disebut "pasang
tanding' atau 7/10 dan sudah tidak seimbang. Namun, ada juga pemilik cupang yang
kalah dua ukuran, tetapi tetap nekat mempertarungkan cupangnya tersebut. Ini
dapat terjadi kalau cupangnya impor atau nomor serinya bagus.
H. Pelaksanaan Pertarungan
Begitu kedua pihak setuju dan cupang diangap "ngetrek" maka pertarungan
dapat dimulai. Toples atau akuarium pertarungan dapat diisi air sampai pada batas
yang sudah ditentukan. Air yang dipakai boleh yang sudah diiapkan sebelumnya
ataupun air ledeng (PAM). Air ledeng atau air baru perlu diaduk-aduk dahulu
sebelum dipakai agar kadar oksigen terlarutnya cukup untuk dua ekor cupang adu.
94
Langkah berikutnya ialah "turun air". Kedua cupang secara bersamaan dan
perlahan-lahan diturunkan ke arena pertarungan. Pertarungan dianggap resmi
setelah terjadi tiga kali'ual beli pukulan" di antara kedua cupang.
Saat pertarungan dianggap resmi, juri atau wasit akan memberikan tanda
atau aba-aba mengenai kedua cupang yang sedang bertarung. Misalnya, juri atau
wasit memberi aba-aba atau tanda dengan mengatakan "Hijau lawan biru" yang
artinya cupang hijau melawan cupang biru. "Hitam lawan merah" yang artinya
cupang berdasi hitam melawan cupang berdasi merah.
Sering terjadi kedua cupang yang bertarung memiliki warna tubuh yang
sama. Sebagai tanda oleh juri atau wasit ialah kelainan fisik pada kedua cupang
tersebut. Misalnya, 'Dasi panjang lawan pendek" yang artinya cupang berdasi
panjang melawan cupang berdasi pendek. "Bendera polos lawan batik" yang artinya
cupang bersirip punggung polos tanpa guratan melawan cupang bersirip punggung
dengan guratan.
Di arena pertarungan besar, setelah 15 menit pertarungan berlangung,
dimulai lagi acara 'nanding' dari awal untuk cupang lain. Dengan demikian, untuk
satu periode pertarungan yang lamanya berkisar 1-3 jam, terdapat 5-10 pasang
cupang yang dipertarungkan.
I. Penyebab Kekalahan
Kalau ingin memenangkan pertarungan, selain fisik, masih ada persyaratan
lain yang sangat berperanan sehingga daya juang cupang di arena menjadi
maksimal. Ada beberapa penyebab kekalahan cupang yang diadukan, di antaranya
sebagai berikut
95
1. Terlalu muda
Jangan menurunkan cupang adu yang masih terlalu muda, Cupang muda
belum memiliki insting untuk menguasai area tertentu dan mempertahankannya.
Bahkan, saat menerima tekanan dari cupang jantan lain, cupang muda akan
cenderung menghindar. Bila terjadi demikian maka cupang tersebut akan
dinyatakan kalah.
2. Sudah kawin
Cupang yang sudah kawin pun tidak layak diturunkan dalam arena
pertarungan. Naluri mempertahankan pasangannya sudah hilang sehingga saat
ditantang pejantan lain maka cupang tersebut akan menghindar. Upaya menghindar
tersebut otomatis disebut kalah.
3. Ingin kawin
Cupang yang ingin kawin pun kemungkinan besar akan kalah. Ini
disebabkan sudah berkurang naluri untuk mempertahankan areanya karena desakan
keinginan kawin tersebut. Di awal pertarungan biasanya cupang tersebut hanya
berusaha menundukkan lawan untuk diajak kawin. Namun, kalau lawan terus
menyerangnya maka cupang tersebut akan mencari pasangan lain yang siap kawin.
Kalaupun tidak kalah, cupang yang ingin kawin biasanya hanya dapat
mempertahankan kondisi seri saja dan akan kalah saat cupang "algojo" diturunkan.
4. Kelelahan
Ada beberapa sebab ikan menjadi kelelahan, di antaranya ialah perjalanan
jauh, suhu air terlalu panas, dan latihan fisik terlalu berat. Capang yang kelelahan
96
karena mengalami perjalanan jauh jangan diturunkan dalam arena pertarungan.
Suhu air yang terlalu panas menyebabkan kandungan oksigen terlarut di dalam air
sangat sedikit. Kondisi demikian akan mengakibatkan ikan menjadi kelelahan.
Sementara latihan fisik yang terlalu berat pun dapat memicu munculnya kelelahan
pada cupang. Bila mengalami kelelahan, cupang tersebut akan cenderung
menghindar atau menyingkir dari cupang lain. Akibatnya, cupang tersebut
dinyatakan kalah.
5. Sulit bernapas
Kesulitan bernapas terjadi saat pertarungan berlangsung. Cupang yang sulit
bernapas akan terlalu sering adu mulut atau gigit gigitan. Lama-kelamaan oksigen
pada rongga labirinnya akan habis. Pada kondis demikian biasanya cupang harus
mengisi oksigen dengan cara diambil dari permukaan air. Padahal, pada saat yang
sama lawannya terus menekan. Cupang yang mencari oksigen tersebut akhirnya
dinyatakan kalah.
6. Sulit berenang
Kesulitan berenang pun sering menjadi penyebab kekalahan cupang.
Kesulitan berenang ini timbul saat berlangsungnya per tarungan. Biasanya ikan sulit
berenang akibat luka parah di bagian pangkal ekor dan perut. Luka tersebut terjadi
karena serangan lawan yang bertubi-tubi. Oleh karena tidak bisa berenang maka
ikan akan kalah.
J. Perawatan Setelah Bertarung
97
Usai bertarung, kondisi tubuh cupang sangat lemah, sirip siripnya sobek,
sisik terlepas, atau bahkan tubuhnya terluka. Dalam kondusi demikian cupang akan
sangat mudah terserang penyakit seperti lchehyophrkirivs multifilis atau bakteri
Saproletnia sp. Untuk itu, sangat dibutuhkan perawatan khusus agar kondisi tubuh
cupang kembali prima seperti semula.
Selain ada yang menyarankan untuk dirawat intensif, ada pula orang yang
berpendapat bahwa cupang yang sudah pernah bertanding tidak layak lagi dirawat
intensif. Hal ini disebabkan gigi cupang tersebut sudah habis dan sisiknya banyak
yang lepas. Sisik merupakan salah satu pelindung tubuh ikan dari gangguan luar.
Selain itu, kemungkinan besar mentalnya sudah turun akibat pernah merasakan
merasakan sakit.
Sebetnarnya cupang yang sudah pernah bertanding masih dapat diturunkan
lagi ke arena. Gigi menang maupun kalah cupang bekas bertanding tidak mudah
tanggal karena gigi cupang memang melekat kuat di tempatnya. Sisik yang lepas
bisa tumbuh kembali. Mental pun masih tetap sama sebab cupang tidak mengenal
rasa takut.
Buktinya, cupang sakit biasanya memiliki kondisi tubuh yang lemah. Akan
tetap, cupang sakit tersebut masih ingin berkelahi kalau ada cupang jantan lain di
dekatnya. Juga pernah terjadi bahwa cupang bekas bertanding alias cupang seken
yang dirawat selama tiga bulan masih bisa diturunkan ke arena pertarungan.
Memang tidak semua cupang seken dapat dirawat dan diturunkan kembali
ke arena pertarungan. Hanya cupang yang memenuhi beberapa kriteria saja yang
98
dapat melakukannya. Beberapa kriteria tersebut antara lain sisik bagian pangkal
tidak rusak, ring bibir tidak rusak, mata tetap utuh, dan penutup insang tidak rusak.
Merawat cupang yang baru melakukan pertarungan memerlukan bekas
selai, Wadah ikan berupa botol atau tersebut diisi air hingga seperempatnya.
Bubuhkan garam dapur sebanyak ujung sendok teh (setara dengan 10 HD), lalu
aduk merata. Setelah itu, larutkan antibiotika supertetrasiktin atau Gold 100
sebanyak 10 ppm. Satu tetes supertetrasiklin sama dengan 5-10 butiran Gold 100.
Setelah wadahnya disi air, cupang yang baru diadu dimasukkan dalam
staples. Semua sisi wadah ditutup rapat dengan kertas. Kalau tidak ingin repot
menyiapkan wadah perawatan, bisa juga dipakai toples khusus yang dindingnya
sudah dicat putih atau warna lain. Selanjutnya akan dibiarkan selama dua hari tanpa
diberi pakan.
Langkah berikutnya, tambahkan air ke dalam toples sampai 3/4 tinggi
toples. Air yang dipakai harus sudah diendapkan. Pada saat ini cupang sudah bisa
diberi pakan. Cupang yang kondisi tubuhnya bagus biasanya sesudah tiga hari
diberi perlakuan tersebut sudah bisa dikembalikan ke toples besar.
Perbaikan tubuh cupang selesai bertarung terjadi secara berangsur - angsur.
Sirip yang rusak akan rapat kembali dalam waktu 5-12 hari, tergantung besarnya
kerusakan dan umur ikan. Biasanya sirip cupang muda akan lebih cepat pulih
dibanding cupang usia tujuh bulan ke atas.
Sisik memar yang tidak terlepas akan kembali normal dalam waktu 3-7 hari.
Sementara sisik yang terlepas akan kembali pulih setelah seminggu, yaitu muncul
lapisan sisik baru yang warnanya sama dengan warna tubuh lain. Tiga minggu
99
kemudian sisik yang baru muncul akan kembali normal, tetapi kekuatannya tidak
sama dengan sisik yang tidak terlepas. Cupang akan siap "turun air" lagi setelah
beristirahat 2-4 minggu.
100
BAB 9
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT
Cupang adu yang bersifat agresif tersebut ternyata sangat rentan terhadap
serangan penyakit. Serangan penyakit tersebut dapat muncul saat cupang adu masih
berada di kolam atau di dalam toples toples soliter.
A. Penyakit yang Sering Menyerang
Sebagaimana terhadap makhluk hidup lainnya, keberadaan penyakit pada
cupang adu pun harus selalu diwaspadai. Jika tidak, serangannya akan berakibat
fatal bagi kehidupan ikan. Ada dua jenis penyakit yang sering menyerang cupang
adu, yaitu penyakit ickthyophakirius mulkiflis dan tropical skin fish disease.
1. Ichthyophthirius multifilisis
Penyakit ini disebabkan oleh serangan jamur Ichthyophthiries multiflis.
Serangan jamur tersebut dapat terjadi oleh beberapa sebab, di antaranya sebagai
berikut
a) Lendir di tubuh ikan sudah menipis karena perubahan kesa dahan yang
terlalu drastis akibat pergantian air.
b) Cupang terlalu lelah akibat perjalanan jauh.
c) Air yang kotor oleh sisa-sisa pakan sehingga pH air berubah.
d) Adanya luka di tubuh cupang setelah bertarung.
Serangan penyakit jamur ini sebenarnya dapat dideteksi sejak awal atau
tahap ke-1 Gejala serangannya akan tampak kalau saat cupang berenang, yaitu
101
mendadak menghentakkan tubuhnya. Mungkin juga ikan akan menggosok-
gosokkan bagian tubuhnya karena ada jamur di sirip atau di tubuhnya. Selain itu,
cupang akan mengambil udara ke permukaan air secara tiba-tiba dan turun ke dasar
wadah pun secara tiba-tiba.
Jika gejala awal tersebut tidak ditangani maka dalam waktu dua hari
serangan penyakitnya meningkat ke tahap ke-2. Pada tahap ke-2 ini sirip sirip ikan
mulai terkulai serta ikan tampak lesu dan banyak berdiam di dasar atau permukaan
air. Basanya pada tahap ini serangannya sudah dapat terlihat oleh mata. Pada
kepala, tubuh, dan sirip ditemukan bintik-bintik putih seperti serbuk garam.
Jika serangan pada tahap ke-2 ini pun tidak ditangani, serangan penyakitnya
akan meningkat ke tahap ke-3. Pada tahap ke-3 tersebut spora jamur sudah
membentuk menjadi jamur dewasa. Bentuk nya mirip gumpalan kapas.
Selanjutnya, jamur akan memecahkan diri membentuk spora spora baru. Bagian
tubuh yang ditempeli jamur akan terluka dan akhirnya ikan mati.
2. Tropical skin fish disease
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Saprolegnia sp. ini pun disebut stuip
atau red pest. Bakteri dapat menyerang ikan karena suhu air terlalu dingin. Biasanya
suhu air di bawah normal terjadi karena kolam terkena air hujan. Selain itu, air kotor
karena sisa pakan dan kotoran ikan pun dapat menjadi faktor penyebab serangan
bakteri. Sebab lain terjadinya serangan bakteri adalah luka fisik.
Gejala awal serangannya mirip ikan yang menderita penyakit jamur.
Namun, pada tahap ke-2 kondisi ikan yang terinfeksi sudah sangat parah. Bagian
tubuh yang terserang tampak memar. Sisik sisiknya dapat gundul seperti digunting.
102
Akhirnya, ikan mengalami kematian. Penularannya sangat cepat dan menjadi
penyebab utama kematian cupang.
B. Pencegahan
Meskipun obat-obatan kedua penyakit tersebut banyak beredar di pasaran,
namun upaya pencegahan penyakit tetap merupakan langkah terbaik.
Biang kerok adanya penyakit pada cupang adu kebanyakan berasal dari
pakan alami. Pakan alami yang paling rawan membawa bibit penyakit adalah
cacing sutera. Kista bakteri atau spora jamur bertahan hidup cukup lama di dalam
lumpur tempat asal cacing sutera. Selain cacing sutera, kutu air dan jentik nyamuk
yang diambil dari genangan air kotor tanpa dibersihkan dulu dapat membawa bibit
penyakit.
Meskipun bibit penyakit sudah telanjur masuk ke dalam wadah
pemeliharaan, cupang adu di dalamnya belum tentu langung terserang. Ada faktor
pemicu lainnya yang menyebabkan ikan terserang penyakit. Suhu air di bawah 26
oC, pH di bawah 6,2, dan kesadahan di bawah 50 HD akan mengundang datangnya
penyakit. Mungkin juga serangan penyakit terjadi akibat air yang digantikan ber pH
di atas 7,2. Air yang ber pH lebih dari 7,2 dapat berakibat lendir di tubuh cupang
berkurang atau hilang sehingra bibit penyakit bisa masuk ke dalam tubuh. Latihan
fiaik terlalu berat pun harus dihindari.
Ada beberapa langkah pencegahan untuk mengurangi risiko serangan.
Langkah awal yang perlu dilakukan ialah gantilah selalu air dalam wadah
pemeliharaan minimal seminggu sekali, Air tersebut harus sudah diendapkan
selama 24 jam.
103
Bila ikan akan dimasukkan dalam wadah baru, airnya perlu dibubuhkan
garam dapur sebanyak satu sendok teh untuk 5-7 liter air. Pemberian garam dapur
ini diharapkan kesadahan airnya menjadi 8-10 HD.
Langkah selanjutnya ialah menaburkan daun ketapang secukupnya di
permukaan air agar pH-nya menjadi 6,5. Sementara suhu airnya harus
dipertahankan pada angka 24-27 oC. Kalau diperlukan, tuangkan air hangat agar
suhu tersebut dapat diper tahankan. Kemudian, airnya dibubuhkan antibiotika
secukupnya. Langkah terakhir ialah menghindarkan pemberian cacing sutera, kutu
air, dan jentik nyamuk yang belum dibersihkan
C. Pengobatan
Untuk mengobati kedua jenis penyakit tersebut, ada beberapa langkah yang
lajim dilakukan peternak cupang. Untuk pengobatan ini diperlukan wadah berupa
toples atau botol berkapasitas 1/4 liter. Wadah tersebut das air hangat setengah
bagiannya dan dibubuh-kan garam sebanyak 1/2 sendok teh (setara dengan
kesadahan 12 HD). Setelah itu, airnya diaduk merata dan dibiarkan beberapa saat.
Langkah selanjutnya ialah masukkan antibiotika seperti amoksilin 500 mg,
tetrasiklin 500 mg, atau klindamisin 500 mg. Kalau bentuknya berupa kaplet atau
tablet, obat tersebut harus ditumbuk halus terlebih dahulu, lalu dibagi menjadi 20
bagan agar diperoleh ukuran yang sesuai untuk air 1/4 liter.
Obat tersebut ditaburkan ke dalam wadah yang sudah disiap kan. Sementara
bila berbentuk cair, obat tersebut diteteskan sebanyak dua tetes ke dalam toples ,
lalu aduk sampai melarut. Setelah antibiotika larut dalam air, ikan yang sakit dapat
dimasukkan ke dalam wadah dan dibiarkan selama 2-5 hari. Kalau sakitnya karena
104
bertarung, biarkan ikan tersebut dalam wadah berisi larutan antibiotika selama
seminggi atau sampai lukanya sembuh.
Antibiotika yang disebutkan tersebut dapat digantikan denga Prefutan atau
Gold 100 yang berbahan aktif antibakteri dermatitis, bakteri red pest, dan bakteri
antaristis, Dosis obatnya sebanyak 5 gram untuk 5.000 liter air sesuai anjuran pada
label kemasan. Dengan demikian, setiap toples cukup dimasukkan 10 butir obat
saja. Selanjutnya ikan dimasukkan ke dalam larutan dan dibiarkan selama 5 hari.
Jamur dan bakteri tampak sudah terlepas dari tubuh ikan, cupang tersebut dapat
dikembalikan lagi ke wadah semula.
Larutan obat atau antibiotika yang dipakai tersebut dapat digunakan hingga
beberapa kali, oleh karena itu, dengan dosis demikian, jangka waktu pemakaian
obat tersebut relatif lama. obat dapat dipakai lagi kalau warnanya tidak berubah atau
air sudah keruh karena ada kotoran. Jangka waktunya sekitar sebulan.
105
BAB 10
PENGEMASAN DAN PENGANGKUTAN CUPANG ADU
Sebanyak 75% kebutuhan ikan hias air tawar dunia tergantung pada
Indonesia. Tak heran kalau eksportir Indonesia sudah merambah sampai ke penjuru
dunia. Lebih dari 60 eksportir setiap bulannya mengirimkan jutaan ekor ikan hias
ke Asia, Amerika, Eropa, dan bahkan Afrika. Ini menunjukkan teknologi
pengemasan ikan hias Indonesia sudah memadai.
Cupung adu sebagai salah satu komoditas ekspor ikan hias pun nurut dikirim
oleh eksportir. Memang teknologi pengemasan masing masing jenis ikan hias yang
dikirim tersebut mirip. Namun, khusus uncuk cupang ada, teknologi
pengemasannya berbeda dengan jenis ikan hias lainnya. Ini disebabkan oleh
sifatnya agtesif sehingga cupang adu perlu dikemas tersendiri.
Secara umum, teknologi pengemakan cupang adu ini berbeda untuk setiap
tujuan pasarnya. Pengemasan untuk pasar lokal umum nya masih lebih sederhana
dibanding untuk pasar ekspor yang membutuhkan waktu pengangkutan cukup
lama.
A. Pasar Lokal
Umumnya pasar lokal hanya membutuhkan sedkit cupang adu. Namun,
tidak tertutup kemungkinan juga yang dikemas berumlah banyak. Teknik
mengangkut cupang adu dewasa pun tidak terlalu rumit. Untuk pasar lokal ini,
kemasannya dapat berupa wadah plastik yang hanya diisa air seperlunya. Setiap
106
kantong plastik hanya diisi dengan satu ekor cupang adu dewasa, Penggunaan
kemasan seperti ini membuat cupang dapat bertahan hidup sampai tiga hari.
Lain halnya kalau yang akan dikemas dan diangkut adalah burayak atau
cupang dewasa dalam jumlah banyak. Burayak atau cupang berjumlah banyak
tersebut dimasukkan dalam kantung plastik yang sudah diisi air. Namun, sebelum
dimasukkan dalam kantung, airnya harus sudah dibubuhi obat antistres dan Gold
100 sebanyak ppm per liter air sehingga warnanya berubah menjadi kekuningan.
Dengan kemasan tersebut, cupang adu dapat dikirim ke berbagai tempat di dalam
negeri.
Setelah ikan dikemas, kantong plastik dimasukkan ke dalam dus karton.
Ukuran dus sewaai dengan jumlah kantong plastik. Sebagai contoh, untuk 50
kantong plastik membunuhkan dus karton berukuran panjang 40 cm, lebar 30 cm,
dan tinggi 30 cm. Agar cerlindungi selama dalam pergalanan, dos karton tersebut
dikemas lagi dalam kotak kaya yang ringan. Berat kayu untuk dus karton ber- isi
50 kantong plastik biasanya kilogram sehingga diharapkan berat total seluruh
kemasan dan air maksimal 15 kg.
Untuk pasar lokal, pengirimannya umumnya melalui darat atau
mempergunakan kendaraan bermotor. Biaya pengiriman ditanggung oleh pengirim.
Biasanya berat beban barang kiriman tidak dibatasi oleh perusahaan ekspedisi.
B. Pasar Ekspor
Pengiriman dan pengangkuan cupang adu untuk pasar lokal bukan masalah
sulit bagi pedagang. Ini disebabkan pedagang tidak pernah dihadapkan dengan
perijinan. Lain halnya dengan pedagang ekspor, ada beragam perijinan yang selalu
107
dihadapi. Selain itu, ke mampuan teknologi pergemasan sangat diperlukan agar
tingkat ke matian ikan selama pengiriman dapat dikurangi.
Teknologi pengemasan terbaik di dunia untuk mengekspor ikan. Teknologi
hias, terutama cupang adu dilakukan oleh eksportir Singapura. Mereka mengirim
cupang adu ke 60 negara setiap harinya. Mortalitas dari pengemasannya hanya di
bawah 296 walaupun pengirimannya membutuhkan waktu 30-40 am. Sukses luar
biasa tersebut tercapai berkat teknologi pengemasan yang canggih berdasarkan
pengalaman 30 tahun.
Sistem pengemasan yang dipakai eksportir Singapura adalah sistem
tertutup, sama halnya yang dilakukan eksportir Indonesia. Ikan dikemas dalam
kantung plastik polietilen. Sebelum disi air, ujung kantung plastik diikat dan
dikantung plastik dibalik sehingga bagian dalam menjadi bagan luar. Dengan cara
ini kemasan akan tidak membentuk sudut. Fungsi bentuk kemasan demikian adalah
mencegah ikan terperangkap di pojok kemasan yang dapat menyebabkan kematian
ikan sewaktu didalam kemasan.
Teknik pengemasan ikan hias oleh eksportir Singapura sebenar nya bukan
hal aneh untuk eksportir Indonesia, karena juga diterapkan di sini. Yang sulit ditiru
ialah kemudahan terapannya dan teknologinya yang cukup canggih. Di Singapura,
ekspor ikan hias cupang produk hortikultura lainnya menjadi prioritas utama untuk
diterbangkan ke negara tujuan ekspor dengan maskapai penerbangan mereka.
Namun, di Indonesia mungkin hal rersebut akan sulit ditiru dan terlalu banyak
aturan yang harus dipenuhi sebelam ikan bisa dikirim. Padahal, faktor utama yang
108
mendukung rendahnya tingkat kemanan ikan lebih banyak dipengaru oleh
kemudahan pengriman.
1. Kemasan
Cupang sebagai ikan yang agresif selalu dikemas sendiri sendiri. Bila
dikemas dua ekor atau lebih, dikhawatirkan cupang akan saling berkelahi.
Perkelahian tersebut terpicu stres sehingga dapat mematikan ikan.
Wadah kemanan untuk cupang berupa kantung plastik poli etilen (PE)
ukuran 10 cm x 20 cm; 12 cm x 25 cm; dan 14,5 cm x 29 cm. Untuk memperkecil
risiko kebocoran, kantung tersebut dibuat rangkap dua sebelum diisi air. Air yang
digunakan harus dibubuhi obat antistres. Volume air sekitar seperempat volume
kantung plastik. Setelah wadah kemasan siap, seekor cupang dimasukkan ke dalam
setiap wadah. Setelah itu, ujung kantung plastik diputar sehingga membentuk
bulatan" berisi udara, lalu diikat dengan karet gelang.
Setelah diikat, kantung plastik tersebut diletakkan di dalam boks atau kotak
stereofoam. Penggunaan kotak stereofoam berfungsi sebagai pelindung kantong
plastik berisi ikan dari tekanan barang-barang lain dan benturan saat pengangkutan,
memastikan letak kantung tidak bergeser dari tempat semula dan mempermudah
penanganan, sangat efektif menjaga kondisi suhu udara di dalam kemasan, serta
memperkecil biaya angkut karena bobotnya ringan.
Kotak harus memenuhi standar pengangkutan udara. Rumus standar ukuran
kotak dan babot adalah panjang (cm) x lebar (cm) x tinggi (cm) dibagi 6000.
Hasilnya merupakan bobot maksimal. Batanya setiap kotak stereofoam berukuran
panjang 45 cm, lebar 45 cm, dan tinggi 45 cm dapat menampung 50 buah kantong
109
plastik. Berat total maksimum kemasan kotak stereofoam hanya 12-12,5 kg. Setelah
kantung dari dalam kotak, selanjutnya kotak dimasukkan dalam kardus.
Untuk pengiriman cupang adu, bisanya digunakan sistem harga (FOB on
board). Dalam sistem FOB ini biaya pengitiman ditanggung pihak pembeli. Namun,
kalau terjadi pelanggaran terhadap ketentuan rumus standar ukuran dan bobot,
misalnya melebihi, biaya transportasi menjadi tanggungan pihak pengirim.
Di bagian luar kardus dipasang sejumlah label berisi keterangan keterangan
penting selama pengiriman. Biasanya keterangan tersebut dibuat dalam dalam
bahasa Inggris. Misalnya, "Live Tropical Fish" untuk memenuhi pereyaratan
asosiasi penerbangan internalsional. “This Way Up" untuk menunjukkan posisi dari
kardus, dan "Keep Warm” sebagai petunjuk agar kardus tidak ditempatkan di
ruangan yang dingin sewaktu di pesawat udara.
Suhu air kemasan perlu dipertahankan kalau tempat tujuannya sedang
mengalami musim dingin. Suhu air dipertahankan pada angka 26-27 oC. Bahan
yang dipakai untuk mempertahankan suhu air berupa heat pack (dapat dibeli di toko
toko ikan hias). Heat pack tersebut berisi beragam bahan kimia yang dapat memper
tahankan suhu air antara 21 - 43 oC, Heat pack diletakkan di bawah tutup kotak
stereofoam bagian dalam.
Lain halnya kalau tempat tujuan pengiriman ikan tersebut beriklim panas.
Bila demikian, diperlukan pendingin berupa es batu yang dikemas dalam kantung
plastik. Kantung plastik yang berisi es tersebut dibungkus kertas koran agar
embunnya tidak menetes. Setiap kemasan kotak stereofoam diberi 3 - 4 bungkus es
110
batu. Selain dengan es batu, perlakuan pendinginan dapat dilakukan dengan cara
ikan diadaptasikan dahulu dalam air dingin sebelum dikemas.
2. Kualitas Air
Populasi ikan setiap kali pengiriman hanya 5-10% dari bobot total. Ini
berarti air merupakan komponen pemberat utama yang "menelan" biaya
pengangkutan. Eksportir mengatasinya dengan cara memmasukkan semaksimal
mungkin ikan ke dalam wadah. Namun, setiap kantung harus diisi satu ekor cupang
adu. Konsekuensinya ialah pada saat bersamaan kualitas airnya harus dijagaga agar
tetap layak menjadi tempat hidup ikan selama di perjalanan Dua faktor pembatas
kualitas air adalah cepatnya akumulasi kotoran dan minimnya oksigen dalam
wadah.
Kepadatan ikan dalam kantung plastik berefek pada banyak nya kotoran
yang dikeluarkan. Di Singapura, eksportir mempunyai pedoman standar untuk hal
ini. Misalnya, untuk kelompok cupang hanya dapat dicemari oleh maksimal l - 10
gr kotoran per liter air selama perjalanan 30 jam dan suhu 20 oC. Dari angka tersebut
dapat diprediksi jumlah ikan untuk setiap liter air dalam kemasan. Ini disebabkan
jumlah kotoran per ekor cupang sudah diketahui.
Sistern apa pun yang dipakai untuk mengemas cupang tetap saja ikan akan
stres. Untuk meminimalkan pengaruh stres tersebut biasanya dipakai obat antistres.
Bahan kimia ini direkomendasikan menggantikan garam mineral yang hilang dan
mempertahankan kualitas air di dalam kemasan. Dosisnya 5 ml/3,7 liter air. Cara
lain meminimalkan pengaruh stres adalah menutup kantung plastik agar ikan tidak
dapat melihat pemandangan di luar kemasan yang ditempatinya.
111
Masalah besar lain yang mangkin dihadapi eksportir dalam mengekspor
cupang adalah meningkatnya kadar amoniak di dalam air akibat kotoran ikan dan
ikan mati. Ada tiga cara yang dapat dipilih untuk menurunkan kadar amoniak
tersebut, yaitu sebagai berikut.
1) Merendahkan suhu air. Untuk hal ini biasanya digunakan es batu yang
diletakkan di sudut kantung plastik sebelum kotak steenlodm ditutup.
2) Meletakkan kantong dalam ruangan ber-AC. Sebelum dikirim, ikan
diletakkan dalam ruangan ber-AC selama 4-6 jam. Teknik ini dipakai untuk
pengiriman ikan dalam sekala besar. Penurunan suhu air ini dilakukan
bersamaan dengan cara cupang dipuasakan selama sehari penuh.
3) Memberikan antia moniak. Cara ini menggunakan obat antiamoniak berupa
ammonia chloramine chlorine. Dosisnya sebanyak 5 m/3,7 liter air. Pada
cara ini pun ikan harus dipuasakan dahulu agar sesedikit mungkin
mengeluarkan sekresi.
Pengemasan sistem tertutup pun mengakibatkan akunwulas karbondioksida
(Co) akan mengurang pada tahap berikutnya akan menurun kan pH air. Namun,
kenyataannya eksportir tidak terlalu merisaukan akan hal tersebut. Berdasarkan
pengalaman, pH air dalam kemasan setelah 48 jam perjalanan tetap konstan di
sekitar angka 7. Aneka ini masih berada dalam batas toleransi untuk cupang adu
dari daerah tropis. Untuk ikan yang memerlukan pH rendah, biasanya dipakai daun
ketapang karena diketahui ber pH 6,5.
112
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Directory of Indonesian omamental Fish 1999-2000 Jakarta: National
Agency for Export Development,
Chuan, Lim Lian and Chua Lai Hee, Transportation of ornamental Fish for Export",
in Aquarama Conference Proceedings. The Singapore Experience, 1993.
Cust, George and Peter Bird, Tropical Freshuuter Aquaria dtalia Hamlyn
Publishing, 1985),
Mayland, Hans J The Complete Home Anumisen erman: Ward Lock Limited,
1976).
Pool, David, Hobbyist Guide To Succesful Koi Keepiwk, Aquarium Digest
International, Collector's Edition Egedia, Spanyol Tetra Press,
Raharjo, Achmad, "Kiat Angkut Ikan Hias Trubus, Agustus 2000.