Cuaca Dan Iklim

19
CUACA DAN IKLIM 1. Pengertian Cuaca dan Iklim Cuaca adalah keadaan udara pada suatu tertentu dan wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca adalah apa yang saat sedang terjadi diudara. Cuaca merupakan perubahan suhu, angin, curah hujan, dan pancaran sinar matahari dari hari ke hari, di seluruh tempat di bumi. Berdasarkan pengertian ini, keadaan cuaca di setiap tempat berbeda-beda. Misalnya di kota Medan pada pukul 14:00 WIB turun hujan, di Siantar pada pukul 14:00 WIB keadaan cuaca mendung, di Binjai pada pukul 14:00 WIB keadaan cuaca cerah. Cuaca terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer bumi. Ilmu yang mempelajari tentang cuaca adalah meteorologi. Mungkin, bagi orang awam, perbedaan cuaca dan iklim tidak begitu nampak atau bahkan banyak yang tidak mengetahui dimana perbedannya. Apalagi bagi kita yang lahir, tinggal, dan hidup di wilayah tropis, perbedaan antara hari ke hari tidak begitu nampak. Kisaran suhu diurnal (harian) di wilayah tropis lebih besar dari kisaran seasonalnya (musiman). Bayangkan saja kita tinggal di wilayah sub-tropis (lintang lebih dari 23,4 derajat), kita sedikit lebih mudah untuk membedakan antara cuaca dan iklim. Karena memiliki 4 musim, maka kita perlu membeli pakaian yang berbeda-beda untuk menyesuaikan dengan lingkungan, musim tersebut dapat disebut sebagai iklim. Tetapi, jika pada suatu hari anda akan keluar rumah, namun cuaca sepertinya dingin dan turun salju maka anda memutuskan untuk berpakaian tebal. Kondisi lingkungan pada hari tersebut disebut cuaca. a) Pengetian Cuaca Menurut Para Ahli Menurut World Climate Conference (1979) Cuaca adalah keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat termasukperubahan perkembangan dan menghilangnya suatu fenomena. Sedangkan iklim adalah sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang,

description

geografi

Transcript of Cuaca Dan Iklim

Page 1: Cuaca Dan Iklim

CUACA DAN IKLIM 

1. Pengertian Cuaca dan Iklim Cuaca adalah keadaan udara pada suatu tertentu dan wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca adalah apa yang saat sedang terjadi diudara. Cuaca merupakan perubahan suhu, angin, curah hujan, dan pancaran sinar matahari dari hari ke hari, di seluruh tempat di bumi. Berdasarkan pengertian ini, keadaan cuaca di setiap tempat berbeda-beda. Misalnya di kota Medan pada pukul 14:00 WIB turun hujan, di Siantar pada pukul 14:00 WIB keadaan cuaca mendung, di Binjai pada pukul 14:00 WIB keadaan cuaca cerah. Cuaca terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer bumi. Ilmu yang mempelajari tentang cuaca adalah meteorologi. Mungkin, bagi orang awam, perbedaan cuaca dan iklim tidak begitu nampak atau bahkan banyak yang tidak mengetahui dimana perbedannya. Apalagi bagi kita yang lahir, tinggal, dan hidup di wilayah tropis, perbedaan antara hari ke hari tidak begitu nampak. Kisaran suhu diurnal (harian) di wilayah tropis lebih besar dari kisaran seasonalnya (musiman). Bayangkan saja kita tinggal di wilayah sub-tropis (lintang lebih dari 23,4 derajat), kita sedikit lebih mudah untuk membedakan antara cuaca dan iklim. Karena memiliki 4 musim, maka kita perlu membeli pakaian yang berbeda-beda untuk menyesuaikan dengan lingkungan, musim tersebut dapat disebut sebagai iklim. Tetapi, jika pada suatu hari anda akan keluar rumah, namun cuaca sepertinya dingin dan turun salju maka anda memutuskan untuk berpakaian tebal. Kondisi lingkungan pada hari tersebut disebut cuaca. a) Pengetian Cuaca Menurut Para Ahli Menurut World Climate Conference (1979) Cuaca adalah keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat termasukperubahan perkembangan dan menghilangnya suatu fenomena. Sedangkan iklim adalah sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai menunjukkkan nilai statistik ytang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya. Menurut Glen T. Trewartha (1980) cuaca adalah keadaan variabel atmosfer secara keseluruhan di suatu tempat dalam selang waktu yang pendek. Sedangkan iklim adalah konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer di suatu daerah selam kurun waktu yang panjang. Sedangkan menurut Gibbs (1987) Cuaca adalah keadaan atmosferyang dinyatakan dengan nilai berbagaiparameter, antara lain suhu, tekanan, angin, kelembaban, dan berbagai fenomena hujan, di suatu tempat atau wilayah selama kurun waktu yang pendek (menit, jam, hari, bulan, musum, tahun). Sedangkan iklim adalah peluang statistik berbagai. 

Pengertian Iklim Menurut Para Ahli Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang

Page 2: Cuaca Dan Iklim

ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting. Trenberth, Houghton and Filho (1995) dalam Hidayati (2001) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah satu akibat dari penyimpangan iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino akan menyebabkan penurunan jumlah curah hujan jauh di bawah normal untuk beberapa daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-nina berlangsung. Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variabel-variabel atmosfer yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Unsur-unsur iklim ini terdiri dari radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara, awan, presipitasi, evaporasi, tekanan udara dan angin. Unsur-unsur ini berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang disebabkan oleh adanya pengendali-pengendali iklim (Anon, ? ). Pengendali iklim atau faktor yang dominan menentukan perbedaan iklim antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain menurut Lakitan (2002) adalah (1) posisi relatif terhadap garis edar matahari (posisi lintang), (2) keberadaan lautan atau permukaan airnya, (3) pola arah angin, (4) rupa permukaan daratan bumi, dan (5) kerapatan dan jenis vegetasi. Gambar dibawah adalah gambar dari sistem iklim secara umum 

Gambar1. Ilustrasi Iklim Cuaca dan iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu (Winarso, 2003). Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya. Eksploitasi lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan serta pertambahan jumlah penduduk bumi yang berhubungan secara langsung dengan penambahan gas rumah kaca secara global akan meningkatkan variasi tersebut. Keadaan seperti ini mempercepat terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan penyimpangan iklim dari kondisi normal. 2. Faktor yang mempengaruhi cuaca dan ilkim a. Suhu udara Suhu udara diukur dengan termometer, kertas yang berisikan catatan suhu disebut termogram. Macam-macam termometer dan dapat digunakan untuk mengukur suhu udara, yaitu termometer air raksa, maksimum, miminum, maksimum dan minimum. Tipe six belani, binetal, bourdan, dan termometer tahanan, di bawah ini digambarkan termometer maksimum-minimum tipe six belani. 

Page 3: Cuaca Dan Iklim

Pengukuran suhu udara dilakukan secara terus menerus selama 24 jam sehingga didapatkan suhu rata-rata harian. Ini digunakan untuk menentukan suhu bulanan, suhu rata-rata bulanan digunakan untuk menentukan suhu tahunan dan suhu rata-rata bulanan diambil selama satu tahun dan suhu rata-rata tahunan diambil selama beberapa tahun. b. Tekanan udara Adalah udara yang mempunyai massa sehingga dapat menekan permukaan bumi. Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Barometer ditemukan oleh Torricelli pada tahun 1644, hasil penemuan alat pengukur tekanan udara y lain adalah barometer anaroid, barometer ini mudah dibawa ke lain tempat dan dapat juga digunakan untuk mengukur tinggi tempat di atas permukaan air laut. Garis-garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara yang sama disebut Isobar. c. Angin Adalah aliran udara dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Angin dapat terjadi jika ada faktor-faktor yang menyebabkan angin mempunyai arah dan kecepatan. Biasanya untuk menentukan arah angin, digunakan bendera angin, dan kantong angin. Arah bendera angin selalu menunjuk arah angin tersebut datang, kecepatan angin diukur dengan anemometer dan hasil catatannya disebut anemoram. Satuan kecepatan angin adalah km per jam atau knot (1 knot = 1,854 per jam). d. Kelembaban Udara Ada 2 macam yaitu kelembaban absolut (mutlak) dan kelembaban relatif (nisbi). Kelembaban absolut adalah banyaknya uap air yang terdapat dalam 1 meter kubik udara. Sedangkan kelembaban relatif adalah perbandingan antara jumlah uang air yang ada dalam udara pada volume dan suhu, alat pengukur kelembaban relatif disebut higrometer. 3. Suhu atau Temperatur Udara Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur udara atau derajat panas disebut Thermometer. Biasanya pengukuran suhu atau temperatur udara dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Udara timbul karena adanya radiasi panas matahari yang diterima bumi. Tingkat penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:  Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan bumi dengan arah datangnya sinar matahari. Makin kecil sudut datang sinar matahari, semakin sedikit panas yang diterima oleh bumi dibandingkan sudut yang datangnya tegak lurus.  Lama waktu penyinaran matahari, makin lama matahari bersinar, semakin banyak panas yang diterima bumi  Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas dan cepat pula melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat daratan.  Banyak sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas yang diterima bumi. Makin banyak atau makin tebal awan, semakin sedikit panas yang diterima bumi. 

Page 4: Cuaca Dan Iklim

Persebaran suhu atau temperatur udara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu persebaran horizontaldan vertikal. Untuk lebih jelasnya silakan Anda simak uraian dari masing-masing persebaran tersebut berikut ini : 1) Persebaran suhu atau temperatur udara horizontal. Suhu atau temperatur udara di permukaan bumi untuk berbagai tempat tidak sama. Untuk mempermudah membandingkannya, maka dibuat peta isotherm. Isotherm yaitu garis khayal dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai suhu atau temperatur udara rata-rata sama. Persebaran horizontal secara tidak teratur dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perbedaan suhu atau temperatur udara daratan dan lautan. Ada berbagai macam isotherm, yaitu isotherm bulan Januari, isotherm bulan Juli, dan isotherm tahunan. Perhatikan gambar berikut ini. 

Gambar 2. Persebaran suhu atau temperatur udara secara horizontal 

a) Pada bulan Januari,   Pada bulan Juli 

Isotherm bulan Januari, yaitu tempat-tempat yang terdingin di belahan bumi utara karena pada waktu itu matahari berada di belahan bumi selatan. Contoh daerah yang terdingin antara lain Siberia dan Greenland, sedangkan daerah yang terpanas antara lain Afrika Selatan dan Argentina. • Isotherm bulan Juli, yaitu daerah-daerah yang terdingin di belahan bumi selatan seperti Australia Utara, dan daerah terpanas di belahan bumi utara seperti Arab Persia. • Isotherm tahunan, yaitu garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama temperatur rata-ratanya dalam satu tahun. Daerah ini berada di sebelah utara dan selatan equator/khatulistiwa (22°LU/LS), yaitu dari Meksiko, Venezuela, Sahara, dan Dakan. 

2) Persebaran suhu atau temperatur udara vertikal Semakin naik suhu atau temperatur udara akan semakin turun. Secara umum, setiap naik 100 meter, suhu atau temperatur udara turun 0,5°C. Ketentuan ini tergantung pada letak dan ketinggian suatu tempat. Adanya perairan, seperti selat dan laut sangat besar peranannya pada pengendalian suhu atau temperatur, sehingga tidak terjadi perbedaan suhu terendah dan suhu tertinggi yang sangat besar. Perhatikan gambar persebaran suhu atau temperatur udara berikut ini. 

Gambar3. Persebaran suhu atau temperatur udara secara vertikal 

Dengan bervariasinya persebaran suhu atau temperatur udara baik secara horizontal maupun vertikal, maka dapat terjadi gejala-gejala cuaca, kabut, dan awan. 4. Kelembaban, Kondensasi dan Awan Kelembaban udara dapat digambarkan sebagai kelembaban mutlak (absolute humidity : AH), yaitu jumlah uapa air yang sebenarnya ada dalam satuan massa atau unti volume udara, yaitu

Page 5: Cuaca Dan Iklim

gram/ kilogram (g/kg) atau gram/meter kubik (g/m3). Kelembaban relative (RH) adalah merupakan bentuk yang menunjukkan indikasi langsung dari potensi penguapan jumlah uap air udara yang dapat ditampung (satuan point-Humidity SH) tergantung kepada suhunya. Kelembaban relative (RH) adalah merupakan rasio antara jumlah persentase uap air yang sebenarnya dengan jumlah uap air dalam udara yang dapat dikandung pada suhu tertentu 

Kelembaban dibagi dalam : 1. Kelembaban mutlak è massa uap air yg berada dlm satu satuan udara yg dinyatakan dlm gram/m3 2. Kelembaban Spesifik è perbandingan uap air di udara dgn satuan massa udara, yg dinyatakan dlm gram/kg. 3. Kelembaban Relatif è perbandingan jumlah uap air di udara dgn jumlah maximum uap air yg dikandung panas & temperatur tertentu, dinyatakan dlm % Awan adalah kumpulan titik air atau kristal es diudara yang terjadi karena kondensasi uap air di udara yang melebih titik jenuh. Terbentuknya awan dikarenakan udara yang banyak mengandung uap air mengalami proses pendinginan sehingga mencapai titik embun. Proses pendinginan terjadi karena udara terdorong ke atas sampai atmosfir, dimana suhunya lebih rendah dibandingkan permukaan. Seiring dengan kenaikan udara panas di ketinggian, tekanan udarapun berkurang. Kondisi ini menyebabkan udara yang mengandung uap air menyebar dan mengalami pendinginan. Dan pada saat mencapai titik embun, udara menyatu dengan uap air. Seluruh uap air yang terkondensasi dalam udara tersebut membeku dan membentuk embun sehingga terlihat sebagai butiran-butiran awan. 5. Pembentukan Awan dan Curah Hujan a) Proses terbentuknya awan Dalam atmosfer tetes awan terbentuk pada aerosol yang berfungsi sebagai inti kondensasi atau inti pengembunan. Kecepatan pembentukan tetes tersebut ditentukan oleh banyaknya inti kondensasi. Proses dimana tetes air dari fasa uap terbentuk pada inti kondensasi disebut pengintian heterogen. Adapun pembentukan tetes air dari fasa uap dalam suatu lingkungan murni yang memerlukan kondisi sangat jenuh (supersaturation) disebut pengintian homogen. Pengintian homogen yaitu pembekuan pada air murni hanya akan terjadi pada suhu dibawah -40 °C. Akan tetapi dengan keberadaan aerosol sebagai inti kondensasi maka pembekuan dapat terjadi pada suhu hanya beberapa derajat dibawah 0°C. Inti kondensasi adalah partikel padat atau cair yang dapat berupa debu, asap, belerang dioksida, garam laut (NaCl) atau benda mikroskopik lainnya yang bersifat higroskopis, dengan ukuran 0,001 – 10 mikrometer. Secara singkat proses kondensasi dalam pembentukan awan adalah sebagai berikut : a. Udara yang bergerak ke atas akan mengalami pendinginan secara adiabatik sehingga kelembaban nisbinya (RH) akan bertambah, tetapi sebelum RH mencapai 100 yaitu sekitar 78 ondensasi telah dimulai pada inti kondensasi yang lebih besar dan aktif. Perubahan RH terjadi karena adanya penambahan uap air oleh penguapan atau penurunan tekanan uap jenuh melalui

Page 6: Cuaca Dan Iklim

pendinginan. b. Tetes air kemudian mulai tumbuh menjadi tetes awan pada saat RH mendekati 100 Karena uap air telah digunakan oleh inti-inti yang lebih besar dan inti yang lebih kecil kurang aktif tidak berperan maka volume tetes awan yang terbentuk jauh lebih kecil dari jumlah inti kondensasi. c. Tetes awan yang terbentuk umumnya mempunyai jari-jari 5 – 20 mm. Tetes dengan ukuran ini akan jatuh dengan kecepatan 0,01 – 5 cm/s sedang kecepatan aliran udara ke atas jauh lebih besar sehingga tetes awan tersebut tidak akan jatuh ke bumi. Bahkan jika kelembaban udara kurang dari 90 aka tetes tersebut akan menguap. Untuk dapat jatuh ke bumi tanpa menguap maka diperlukan suatu tetes yang lebih besar yaitu sekitar 1 mm (1000 mikrometer), karena hanya dengan ukuran demikian tetes tersebut dapat mengalahkan gerakan udara ke atas (Neiburger, et. al., 1995). d. Jadi perbedaan antara tetes awan dan tetes hujan adalah pada ukurannya. Jika sebuah awan tumbuh secara kontinyu, maka puncak awan akan melewati isoterm 0 °C. Tetapi sebagian tetes-tetes awan masih berbentuk cair dan sebagian lagi berbentuk padat atau kristal-kristal es jika terdapat inti pembekuan. Jika tidak terdapat inti pembekuan, maka tetes-tetes awan tetap berbentuk cair hingga mencapai suhu -40 °C bahkan lebih rendah lagi. 

Jenis-Jenis Awan Awan dapat terjadi pada setiap tingkat atmosfer dimana ada kelembaban yang cukup untuk memungkinkan kondensasi berlangsung. Lapisan atmosfer dimana awan itu berada biasanya di lapisan troposfer, meskipun puncak beberapa badai petir sesekali menembus lapisan diatas troposfer (tropopause). Karena berbagai macam suhu dan pergerakan udara di troposfer, awan bervariasi dalam struktur dan komposisi (kombinasi dari kristal es dan air). Akibatnya, awan diklasifikasikan menjadi tiga kelompok utama: awan tingkat rendah, menengah dan tinggi. 1. Awan tinggi, berada pada ketinggian 6-12 km di atas permukaan laut a. Cirrus Awan cirrus adalah Awan Tingkat Tinggi dengan ciri-ciri tipis, berserat seperti bulu burung. Pada awan ini terdapat kristal-kristal es. Terkadang puncak awan cirrus bergerak dengan cepat. Arah anginnya juga dapat bervariasi. Awan ini halus dan berstruktur seperti serat, sering tersusun seperti pita yang melengkung di langit. Sehingga seakan-akan tampak bertemu pada satu atau dua titik pada horizon, dan sering terdapat kristal es. Awan ini tidak menimbulkan hujan. Jika terkena sinar Matahari atau Bulan tidak akan menimbulkan bayangan 

Gambar4. Awan Cirrus 

b. Cirro stratus Awan cirro stratus adalah sebuah lapisan cadar tipis yang biasanya menimbulkan halus. Matahari dan Bulan terlihat di garis yang jelas. Biasanya mengental menjadi menjelang altostratus depan hangat atau daerah tekanan rendah. Awan cirro stratus berwarna putih cerah, kelihatan memiliki texture yang tipis dan lembut. 

Page 7: Cuaca Dan Iklim

Gambar5. Awan Cirro Stratus c. Cirro cumulus Merupakan kelompok Awan Tingkat Tinggi antara 6 km-12 km. Awan ini terputus-putus dengan kristal-kristal es sehingga bentuknya seperti segerombolan domba dan dapat menimbulkan bayangan. Awan cirro cumulus adalah sebuah lapisan awan konveksi terbatas, muncul sebagai massa bulat kecil putih atau serpih dalam kelompok atau baris dengan riak seperti pasir di pantai. Awan cirro cumulus nampak mirip dengan awan Alto cumulus, namun kelihatan lebih rapat menyerupai sisik ikan. 

Gambar6. Awan Cirro cumulus 

2. Awan menengah berada pada ketinggian 3-6 km di atas permukaan laut a. Alto Cumulus Sebuah lapisan awan konveksi yang terbatas biasanya dalam bentuk patch tidak teratur atau bulat dalam kelompok massa, garis, atau gelombang. Alto cumulus tinggi mungkin mirip cirro cumulus tetapi basis menunjukkan setidaknya beberapa bayangan abu-abu terang. Awan ini kecil-kecil tetapi banyak. Biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal berwarna putih sampai pucat dan ada bagian yang kelabu. Awan ini bergerombol dan sering berdekatan sehingga tampaknya saling bergandengan. 

Gambar7. Awan Alto cumulus b. Alto stratus Awan Alto stratus adalah awan yang memiliki karakter abu-abu namun sangat terang. Karena terang, garis-garis pinggirnya tidak keliatan dan seolah-olah awan itu menyatu dengan langit. Awan Alto stratus berpotensi bahaya, karena dapat mengakibatkan tumbuhnya es Awan yang nampak berserat dan seragam tapi berwarna kelabu atau kebiruan menutupi sebagian atau seluruh langit. 

Gambar8. Awan alto stratus 3. Awan rendah, kira-kira pada ketinggian 3 km di atas permukaan laut. a. Strato Cumulus adalah awan yang tebal luas dan bergumpal-gunpal 

Gambar9. Srato cumulus b. Sratus Stratus merupakan awan yangcukup rendah dan sangat luas. Tingginya di bawah 2000 m. Lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis. 

Gambar10. Sratus Stratus 

c. Nimbo Sratus merupakan awan yang bentuknya tidak menentu dengan pinggir compang – camping. Di Indonesia awan ini hanya menimbulkan gerimis. Awan ini berwarna putih

Page 8: Cuaca Dan Iklim

kegelapan yang penyebarannya di langit cukup luas. 

gambar11. Awan Nimbo Stratus 4. Awan yang terjadi karena udara naik, berada pada ketinggian 500-1500 m di atas permukaan laut. a. Cumulus Awan cumulus letaknya rendah, terpisah-pisah. Bagian dasarnya berwarna hitam dan atasnya putih berbentuk kubah seperti kapas. Puncaknya berkepul-kepul membulat agak tinggi dan punya dasar horizontal, tebal, terbentuknya pada siang hari dalam udara yang naik. 

Gambar12. Awan cumulus b. Cumulus nimbus Cumbulus Nimbus merupakan awan yang berwarna putih / gelap. Terletak pada ketinggian kira-kira 1000 kaki dan puncaknya punya ketinggian lebih dari 3500 kaki. Awan ini menimbulkan hujan dengan kilat dan guntur. Awan ini berhubungan erat dengan hujan deras, petir, tornado dan badai 

Gambar13. Cumbulus Nimbus c) Curah Hujan Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. 

Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1) Bentuk medan atau topografi; 2) Arah lereng medan; 3) Arah angin yang sejajar dengan garis pantai; dan 4) Jarak perjalanan angin di atas medan datar. Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun ke permukaan bumi. Sedangkan garis yang menghubungkan tempat-tempat di peta yang mendapat curah hujan yang sama disebut isohyet. Berdasarkan butiran yang dicurahkan dan asal terjadinya, hujan dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu: a. Berdasarkan butiran-butiran yang dicurahkan, hujan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: o Hujan gerimis atau drizzle. Hujan ini mempunyai diameter butiran-butiran kurang dari 0,5 mm. o Hujan salju atau snow. Hujan salju terdiri dari kristal-kristal es yang temperaturnya berada di bawah titik beku. o Hujan batu es. Hujan ini berbentuk curahan es yang turun di dalam cuaca panas dari awan yang

Page 9: Cuaca Dan Iklim

temperaturnya di bawah titik beku. o Hujan deras atau rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang temperaturnya di atas titik beku dan butirannya sebesar 7 mm. b. Berdasarkan asal terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: • Hujan front, yaitu terjadi karena pertemuan dua jenis udara yang berbeda temperatur, yakni udara panas/lembab dengan udara dingin sehingga berkondensasi dan turun hujan. • Hujan konveksi atau hujan zenith, yaitu terjadi karena arus konveksi yang menyebabkan uap air di khatulistiwa naik secara vertikal, karena pemanasan air laut terus menerus lalu mengalami kondensasi dan turun sebagai hujan. • Hujan orografi atau hujan gunung, yaitu terjadi dari udara yang mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng pegunungan berkondensasi dan turun sebagai hujan. • Hujan buatan, yaitu dibuat dengan cara menggunakan garam-garaman untuk merangsang awan hingga uap air di udara dengan ketinggian 3000 kaki lebih cepat berkondensasi menjadi air dan turun sebagai hujan. 6. Tekan Udara dan Angin a) Tekanan udara Tekanan Udara (TU): tekanan yg diberikan udara krn beratnya pada tiap 1 cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi. Diukur dlm milibar tekanan baku pd permukaan laut dgn Barometer air

raksa atau Barometer aneroid (1 atm = 760 mm Hg = 1.013,25 m . TU paling besar di permukaan laut, semakin ke atas makin menurun, udara makin tipis. TU turun 1/30 x setiap naik 300 m pd atmosfer bawah (= turun 1 mm Hg tiap naik 11 m). Faktor yg mempengaruhi sebaran tekanan udara sama dgn yg mempengaruhi suhu. Pengaruh lintang bumi:  Tekanan udara rendah sepanjang lingkaran equator àdoldrum  Tekanan udara tinggi sepanjang lintang 25o-35o à sub tropical high  Tekanan udara rendah sepanjang lintang 60o-70o à sub polar low  Tekanan udara tinggi pada lintang kutub dingin à cold polar high Jika gravitasi bumi adalah g dan masa udara adalah m, maka gaya yang diusahakan oleh udara : F = m g Dimana gaya yang diusahakan oleh udara tidak lain adalah merupakan berat atmosfer diatasnya pada ketinggian tersebut. Sehingga dapat pula dikatakan bahwa, Tekanan udara adalah berat atmosfir atau udara diatasnya per satuan luas atau berat sekolom udara sampai pada batas atas atmosfir pada tiap satuan penampang. Oleh karena molekul - molekul dan atom - atom dari gas-gas tersebut bergerak kesegala arah, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tekanan udara mengarah pula kesegala arah, atau dengan kata lain bahwa udara menimbulkan tekanan udara kesegala arah. Tekanan udara terbesar adalah tekanan pada permukaan bumi, yang diakibatkan oleh berat atmosfir diatasnya. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan bumi, tekanan udaranya makin kecil, karena jumlah molekul dan atom yang ada diatasnya berkurang. Dengan demikian dapat kita katakan, bahwa tekanan udara akan menurun pada daerah yang lebih tinggi. Sesuai dengan

Page 10: Cuaca Dan Iklim

tekanan udara dalam atmosfir standar ICAO, untuk ketinggian dari permukaan laut sampai dengan ketinggian 5000 feet, 1 millibar setara dengan 28 feet atau selisih tinggi 1 feet = 0,035 mb. Alat ukut tekanan udara Adalah barometer. 

Angin Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi. Faktor terjadinya angin, yaitu: 1) Gradien barometris Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin. 2) Letak tempat Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis khatulistiwa. 3) Tinggi tempat Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil. 4) Waktu Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari 

Sifat Angin yaitu Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut. Alat-alat untuk mengukur angin antara lain: 

Page 11: Cuaca Dan Iklim

Anemometer, adalah alat yang mengukur kecepatan angin.  Wind vane, adalah alat untuk mengetahui arah angin.  Windsock, adalah alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar kecepatan angin. Yang biasanya banyak ditemukan di bandara – bandara. Jenis-jenis angin antara lain : 1. Angin laut Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut. Angin laut terjadi ketika pada pagi hingga menjelang sore hari, daratan menyerap energi panas lebih cepat dari lautan sehingga suhu udara di darat lebih panas daripada di laut. Akibatnya udara panas di daratan akan naik dan digantikan udara dingin dari lautan. Maka terjadilah aliran udara dari laut ke darat. 

2. Angin darat Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana. Angin darat terjadi ketika pada malam hari energi panas yang diserap permukaan bumi sepanjang hari akan dilepaskan lebih cepat oleh daratan (udara dingin). Sementara itu di lautan energi panas sedang dalam proses dilepaskan ke udara. Gerakan konvektif tersebut menyebabkan udara dingin dari daratan bergerak menggantikan udara yang naik di lautan sehingga terjadi aliran udara dari darat ke laut. 3. Angin lembah Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung yang biasa terjadi pada siang hari. Pada siang hari, lereng gunung mendapatkan panas secara cepat akibat radiasi yang direima lebih besar. Di dataran rendah udara menjadi lebih dingin dibandingkan udara di atas lereng gunung. Karena itu udara lereng gunung menjadi labil dan cenderung menaiki lereng. Disebuut juga arus anabatik (anabatic flows). 4. Angin gunung Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung yang terjadi pada malam hari. Pada malam hari, daratan tinggi (puncak gunung / di atas lereng gunung) menjadi dingin secara cepat akibat kehilangan radiasi. Oleh sebab itu, di puncak gunung bertekanan lebih tinggi dibandingkan dengan di lembah. Udara yang lebih dingin memiliki densitas (kerapatan udara) yang lebih besar kemudian akan mengalirkan udara ke lembah. Disebut juga arus Katabatik (catabatic flows). 5. Angin Fohn Angin Fohn/angin jatuh adalah angin yang terjadi seusai hujan Orografis. angin yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering,

Page 12: Cuaca Dan Iklim

karena uap air sudah dibuang pada saat hujan Orografis. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya terhada serangan penyakit. 6. Angin Musim Barat Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang mengalir dari Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan. 7. Angin Musim Timur Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan (kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau. 8. Angin Passat Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan. Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang). 9. Angin Anti Passat Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 20o - 30o LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia.

DAFTAR PUSTAKA Bayong, T.H.K, 1999. Klimatologi. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Bayong, T.H.K, 1988. Proses Mikrofisis Dan Modifikasi Awan. Seminar Hujan Buatan, Badan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta. BPPT, 2004. Jurnal Sains Dan Teknologi Modifikasi Cuaca. Jakarta.