CTKI

2
Dalam upaya perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri terdapat di dalam Undang - Undang Nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, untuk itu salah satu tahapan dalam rekrutmen Tenaga Kerja Indonesia adalah tahapan pemeriksaan kesehatan. Tahapan ini bertujuan untuk memastikan kondisi kesehatan Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) sebelum ditempatkan di negara tujuan. Pemeriksaan kesehatan bagi CTKI di sarana kesehatan pemeriksa kesehatan CTKI yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, hal ini sejalan dengan Peraturan Presiden RI Nomor 64 tahun 2011 tentang Pemeriksaan Kesehatan dan Psikologi Calon Tenaga Kerja. Dalam PP tersebut untuk menjadi sarana kesehatan pemeriksa kesehatan CTKI terdapat persyaratan yang harus dipenuhi yaitu RS minimal kelas C atau Klinik Utama yang mempunyai dokter spesialis penyakit dalam, memiliki laboratorium dengan penanggung jawab seorang dokter spesialis patologi klinik dan memiliki unit radiology dengan penanggung jawab dokter spesialis radiology. Sampai saat ini terdapat 86 fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah ditetapkan menjadi sarana kesehatan pemeriksa CTKI. Sarana kesehatan tersebut tersebar di 14 propinsi yang merupakan kantong-kantong CTKI. Sarana kesehatan tersebut terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah dan swasta. Pemerintah juga mengupayakan perlindungan atas kondisi kesehatan bagi TKI pada tahap selanjutnya baik di negara tujuan maupun pada saat pulang TKI pulang, hal ini disebabkan karena kondisi kesehatan TKI yang bekerja di luar negeri merupakan salah satu faktor penting terkait dengan kualitas dan produktivitas TKI tersebut, sehingga pemeriksaan kesehatan CTKI bertujuan untuk menentukan keadaan sebagai sehat (fit) atau tidak sehat (unfit) serta sebagai data dasar (baseline) rekam medik seorang tenaga kerja. Dalam upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di sarana kesehatan pemerikasa kesehatan CTKI, Kementerian telah melakukan berbagai upaya antara lain bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi, pengawasan, peningkatan kemampuan teknis dan pengawasan yang terus menerus. Besarnya animo tenaga kerja yang akan ke luar negeri dan besarnya jumlah tenaga kerja TKI yang sedang bekerja di luar negeri dari satu segi mempunyai sisi positip

Transcript of CTKI

Dalam upaya perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri terdapat di

dalam Undang - Undang Nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, untuk itu salah satu tahapan

dalam rekrutmen Tenaga Kerja Indonesia adalah tahapan pemeriksaan kesehatan.

Tahapan ini bertujuan untuk memastikan kondisi kesehatan Calon Tenaga Kerja

Indonesia (CTKI) sebelum ditempatkan di negara tujuan. Pemeriksaan kesehatan

bagi CTKI di sarana kesehatan pemeriksa kesehatan CTKI yang telah ditetapkan

oleh Menteri Kesehatan, hal ini sejalan dengan Peraturan Presiden RI Nomor 64

tahun 2011 tentang Pemeriksaan Kesehatan dan Psikologi Calon Tenaga Kerja.

Dalam PP tersebut untuk menjadi sarana kesehatan pemeriksa kesehatan CTKI

terdapat persyaratan yang harus dipenuhi yaitu RS minimal kelas C atau Klinik

Utama yang mempunyai dokter spesialis penyakit dalam, memiliki laboratorium

dengan penanggung jawab seorang dokter spesialis patologi klinik dan memiliki unit

radiology dengan penanggung jawab dokter spesialis radiology.

Sampai saat ini terdapat 86 fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah ditetapkan

menjadi sarana kesehatan pemeriksa CTKI. Sarana kesehatan tersebut tersebar di

14 propinsi yang merupakan kantong-kantong CTKI. Sarana kesehatan tersebut

terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah dan swasta.

Pemerintah juga mengupayakan perlindungan atas kondisi kesehatan bagi TKI pada

tahap selanjutnya baik di negara tujuan maupun pada saat pulang TKI pulang, hal ini

disebabkan karena kondisi kesehatan TKI yang bekerja di luar negeri merupakan

salah satu faktor penting terkait dengan kualitas dan produktivitas TKI tersebut,

sehingga pemeriksaan kesehatan CTKI bertujuan untuk menentukan keadaan

sebagai sehat (fit) atau tidak sehat (unfit) serta sebagai data dasar (baseline) rekam

medik seorang tenaga kerja.

Dalam upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di sarana kesehatan

pemerikasa kesehatan CTKI, Kementerian telah melakukan berbagai upaya antara

lain bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi, pengawasan, peningkatan

kemampuan teknis dan pengawasan yang terus menerus.

Besarnya animo tenaga kerja yang akan ke luar negeri dan besarnya jumlah tenaga

kerja TKI yang sedang bekerja di luar negeri dari satu segi mempunyai sisi positip

yaitu mengatasi sebagian pengangguran dan sekaligus memberikan devisa yang

cukup besar bagi negara, disisi lain peningkatan jumlah TKI yang bekerja ke luar

negeri memberikan resiko negatif antara lain terjadinya perlakuan yang tidak

manusiawi yang dialami TKI.

Begitu juga masalah kesehatan TKI di negara penempatan dan TKI yang pulang

kembali ke Indonesia harus mendapat perhatian yang serius. Penyakit yang diderita

TKI di negara penempatan adalah gangguan kejiwaan, gangguan saluran

pencernaan, gangguan saluran pernafasan, trauma, penyakit otot tulang sendi, hal

ini perlu penangganan yang lebih lanjut dan penanganan yang optimal dengan

melibatkan semua unit yang terkait dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi

TKI baik lintas program maupun lintas sektor.