Css Kaki Diabetikum Imam Feby Rsud

12
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal. Apabila dibiarkan tidak terkendali, penyakit ini akan menimbulkan berbagai penyulit yang dapat berakibat fatal seperti penyakit jantung, ginjal, kebutaan, dan nekrosis jaringan sehingga harus diamputasi. Ulkus diabetikum merupakan luka terbuka pada kulit karena adanya komplikasi makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insufisiensi dan neuropati yang lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak dirasakan dan dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri aerob maupun anaerob. Diabetes mellitus merupakan penyebab utama amputasi kaki yang non-traumatik. Ulkus kaki dan infeksi merupakan sumber utama morbiditas pada pasien DM. Faktor resiko yang menyebabkan meningkatnya insidensi kaki diabetikum berasal dari beberapa faktor patogen seperti: neuropathy, biomekanisme kaki yang abnormal, PAD dan buruknya penyembuhan luka. abet 1

description

Css Kaki Diabetikum Imam Feby Rsud

Transcript of Css Kaki Diabetikum Imam Feby Rsud

Page 1: Css Kaki Diabetikum Imam Feby Rsud

BAB I

PENDAHULUAN

Pendahuluan

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit menahun yang ditandai

dengan kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal. Apabila dibiarkan tidak

terkendali, penyakit ini akan menimbulkan berbagai penyulit yang dapat berakibat

fatal seperti penyakit jantung, ginjal, kebutaan, dan nekrosis jaringan sehingga

harus diamputasi.

Ulkus diabetikum merupakan luka terbuka pada kulit karena adanya

komplikasi makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insufisiensi dan neuropati

yang lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak dirasakan dan

dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri aerob maupun anaerob.

Diabetes mellitus merupakan penyebab utama amputasi kaki yang non-

traumatik. Ulkus kaki dan infeksi merupakan sumber utama morbiditas pada pasien

DM.

Faktor resiko yang menyebabkan meningkatnya insidensi kaki diabetikum

berasal dari beberapa faktor patogen seperti: neuropathy, biomekanisme kaki yang

abnormal, PAD dan buruknya penyembuhan luka.

1

Page 2: Css Kaki Diabetikum Imam Feby Rsud

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Ulkus Diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau

busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh sedang atau besar di tungkai

(Sulardi, 2011).

Ulkus Diabetik merupakan luka terbuka pada permukaan kulit karena adanya

komplikasi makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan neuropati,

yang lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak dirasakan, dan

dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri aerob maupun anaerob

(Hastuti, 2008).

Ulkus Diabetik merupakan komplikasi jangka panjang dari penyakit diabetes

melitus. Telah dilaporkan bahwa penderita diabetes lima kali lebih sering

mengalami ulkus diabetik. Insiden yang paling tinggi terjadi pada dekade 60 tahun.

Angka kematian karena ulkus diabetik ialah tinggi, begitu juga resiko amputasi

yang sangat besar, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan/kesadaran penderita

diabetes sehingga penderita datang biasanya sudah dalam keadaan lanjut dan

biasanya dengan keadaan ulkus diabetik yang sudah berat, maka sebagai akibatnya

terpaksa harus diamputasi serta memerlukan perawatan yang lebih panjang.

Kelainan ini didasarkan atas gangguan aliran darah perifer (angiopati diabetik

perifer), gangguan syaraf perifer (neuropati diabetik perifer) dan infeksi. (Nanang,

2008).

2

Page 3: Css Kaki Diabetikum Imam Feby Rsud

Klasifikasi

0 = tidak terdapat lesi, kulita dalam keadaan baik tapi dengan bentuk tulang

yang menonjol

1 = hilangnya lapisan kulit hingga dermis dan tampak tulang menonjol

2 = lesi terbuka dengan penetrasi ke tulang atau tendon

3 = penetrasi hingga dalam, osteomyelitis, pyarhosis, plantar abses atau

infeksi tendon

4 = gangren sebagian, menyebar hingga sebagian dari jari kaki atau kaki

bagian depan

5 = seluruh kaki dalam kondisi nekrotik dan ganren

Etiologi

Menurut Oqura (2008), faktor–faktor yang mempengaruhi atas terjadinya

ulkus diabetik dibagi menjadi dua faktor yaitu sebagai berikut: 1) faktor endogen

(genetik, metabolik, angiopati diabetik, neuropati diabetik), 2) faktor ekstrogen

(trauma, infeksi, Obat).

      Faktor utama yang berperan pada timbulnya ulkus diabetik adalah angiopati,

neuropati dan infeksi. Adanya neuropati perifer akan menyebabkan hilang atau

menurunnya sensai nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa

yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan

mengakibatkan terjadinya atrofi pada otot kaki sehingga merubah titik tumpu yang

menyebabkan ulsestrasi pada kaki klien.

      Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka

penderita akan merasa sakit pada tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak

tertentu. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan

asupan nutrisi, oksigen serta antibiotika sehingga menyebabkan terjadinya luka

yang sukar sembuh.  Infeksi merupakan komplikasi yang sering menyertai ulkus

diabetik akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga berpengaruh

terhadap penyembuhan ulkus diabetik.

3

Page 4: Css Kaki Diabetikum Imam Feby Rsud

Patofisiologi

Menurut Boulton (2002), salah satu akibat komplikasi kronik DM adalah ulkus

diabetik. Ulkus Diabetik disebabkan adanya tiga faktor disebut Trias yaitu :

Iskemik, Neuropati, dan Infeksi (Hastuti, 2008).

      Iskemik merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kekurangan

darah dalam jaringan, sehingga jaringan kekurangan oksigen. Hal ini disebabkan

adanya proses makroangiopati pada pembuluh darah sehingga sirkulasi jaringan

menurun yang ditandai oleh hilang atau berkurangnya denyut nadi pada arteri

dorsalis pedis, tibialis dan poplitea, kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal.

Kelainan selanjutnya terjadi nekrosis jaringan sehingga timbul ulkus yang biasanya

dimulai dari ujung kaki atau tungkai.

      Kadar glukosa darah pada penderita DM apabila tidak terkendali akan terjadi

komplikasi kronik yaitu neuropati, menimbulkan perubahan jaringan syaraf karena

adanya penimbunan sorbitol dan fruktosa sehingga mengakibatkan akson

menghilang, penurunan kecepatan induksi, parastesia, menurunnya reflek otot,

atrofi otot, keringat berlebihan, kulit kering dan hilang rasa, apabila diabetisi tidak

hati-hati dapat terjadi trauma yang akan menjadi.

      Eritrosit pada penderita DM yang tidak terkendali akan meningkatkan HbA1C

yang menyebabkan deformabilitas eritrosit dan pelepasan oksigen di jaringan oleh

eritrosit terganggu, sehingga terjadi penyumbatan yang menggangu sirkulasi

jaringan dan kekurangan oksigen mengakibatkan kematian jaringan yang

selanjutnya timbul ulkus diabetik.

Tanda dan Gejala

Menurut Hastuti (2008), tanda dan gejala ulkus diabetik adalah sebagai

berikut: 

1) sering kesemutan 

2) nyeri kaki saat istirahat

3)sensasi rasa berkurang

4) kerusakan jaringan (nekrosis)

5) penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea

6) kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal

7) kulit kering.

4

Page 5: Css Kaki Diabetikum Imam Feby Rsud

Diagnosis

Menurut Hastuti (2008), diagnosis ulkus diabetik dapat dilakukan dengan cara

pemeriksaan sebagai berikut:

1.      Pemeriksaan fisik: inspeksi kaki untuk mengamati terdapat luka/ulkus pada kulit

atau jaringan tubuh pada kaki, pemeriksaan sensasi vibrasi/rasa berkurang atau

hilang, palpasi denyut nadi arteri dorsalis pedis menurun atau hilang.

2.      Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui apakah

ulkus diabetik menjadi infeksi dan menentukan kuman penyebabnya.

Pencegahan dan Pengelolaan

Menurut Hastuti (2008), pencegahan dan pengelolaan ulkus diabetik untuk

mencegah komplikasi lebih lanjut adalah sebagai berkut:

a)      Memperbaiki kelainan vaskuler.

b)      Pengelolaan pada masalah yang timbul (infeksi, dll).

c)      Pemberian obat-obat yang tepat untuk infeksi (menurut hasil laboratorium

lengkap) dan obat vaskularisasi.

d)     Olah raga teratur dan menjaga berat badan ideal.

e)      Menghentikan kebiasaan merokok.

f)       Merawat kaki secara teratur setiap hari, dengan cara berikut:

1)      Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih.

2)      Memakai krem kaki yang baik pada kulit yang kering atau tumit yang  retak-retak,

supaya kulit tetap mulus, dan jangan menggosok antara jari-jari kaki (contoh: krem

sorbolene).

3)      Tidak memakai bedak, sebab ini akan menyebabkan kulit menjadi    kering dan

retak-retak.

4)      Menggunting kuku hanya boleh digunakan untuk memotong kuku kaki secara

lurus dan kemudian mengikir agar licin. Memotong kuku lebih mudah dilakukan

sesudah mandi, sewaktu kuku lembut.

5)      Kuku kaki yang menusuk daging dan kalus, hendaknya diobati oleh podiatrist.

Jangan menggunakan pisau cukur atau pisau biasa, yang bisa tergelincir; dan ini

dapat menyebabkan luka pada kaki. Jangan menggunakan penutup kornus/corns.

Kornus-kornus ini seharusnya diobati hanya oleh podiatrist.

5

Page 6: Css Kaki Diabetikum Imam Feby Rsud

6)      Meminta bantuan orang lain untuk memeriksa kaki dan celah kaki setiap hari

apakah terdapat kalus, bula, luka dan lecet.

7)      Menghindari penggunaan air panas atau bantal panas.

i)  Penggunaan alas kaki tepat, dengan cara berikut:

1) Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir.

2)  Memakai sepatu yang sesuai atau sepatu khusus untuk kaki dan nyaman dipakai

(biasanya satu nomor diatas nomor sepatu yang dipakai).

3)  Sebelum memakai sepatu, memeriksa sepatu terlebih dahulu, kalau ada batu dan

lain-lain, karena dapat menyebabkan iritasi/gangguan dan Kaki   terhadap kulit.

4)  Sepatu harus terbuat dari kulit, kuat, pas (cukup ruang untuk ibu jari kaki) dan tidak

boleh dipakai tanpa kaos kaki.

5)  Sepatu baru harus dipakai secara berangsur-angsur dan hati-hati.

6)  Memakai kaos kaki yang bersih dan mengganti setiap hari.

7)  Kaos kaki terbuat dari bahan wol atau katun. Jangan memakai bahan sintetis,

karena bahan ini menyebabkan kaki berkeringat.

8)  Memakai kaos kaki apabila kaki terasa dingin.

9)  Menghindari trauma berulang, trauma dapat berupa fisik, kimia dan termis, yang

biasanya berkaitan dengan aktivitas atau jenis pekerjaan.

10) Menghindari pemakaian obat yang bersifat vasokonstriktor misalnya adrenalin,

nikotin.

11) Memeriksakan diri secara rutin ke dokter dan memeriksa kaki setiap kontrol

walaupun ulkus diabetik sudah sembuh.

6

Page 7: Css Kaki Diabetikum Imam Feby Rsud

Medikasi Patogen

• Organisme patogen

No infection None

Mild infection Staphylococcus aureus

Streptococci

Enterococci

S. epidermidis

Gram-negative aerobes

Severe limb or polymicrobial:

life-threatening S. aureus

infection Group A beta-hemolytic streptococci

Enterococci

Gram-negative aerobes

Anaerobes

• Regimen Antibiotik

No infection None

Mild infection first-generation cephalosporin

dicloxacillin

amoxicillin-clavulanate

clindamycin

ofloxacin alone or with clindamycin

Severe limb- or beta-lactam-beta-lactamase inhibitor

life-threatening clindamycin + quinolone

infection clindamycin + ceftazidime

imipenem + vancomycin if life-threatening

infection

7

Page 8: Css Kaki Diabetikum Imam Feby Rsud

DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 3.. Balai Penerbit FK UI,

Jakarta: 1996

Boulton AJM. Aetiolgy and Prevention of Diabetic Foot Ulceration. In: .

Ward J, Gotto Y, eds. Diabetic Neuropathy. New York; Wiley J and Son, 1990 ;

529 – 38.

Clark CM and Lee DA. Prevention and Treatment of The Complication of

Diabetes Melitus. N Engl J Med 1995: 332 (18); 1210 – 7.

Cockram, CS. The epidemiology of diabetes mellitus in the Asia-Pacific

region. http:// www.emedicine.com. Diakses pada tanggal 25 Januari 2006.

Djokomoeljanto. Tinjauan Umum tentang Kaki Diabetes. Dalam:

Djokomoeljanto dkk, editor, Kaki Diabetik Patogenesis dan Penatalaksanaannya,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang, 1997.

Foster, Daniel W. Diabetes Mellitus, dalam: Harrison’s Principles of

Internal Medicine, 16th edition. 2005

Jusi HD. Dasar-dasar Ilmu Bedah Vaskuler edisi pertama Balai Penerbit

FKUI, Jakarta, 1991; 56-9.

Journal of Diabetes Mellitus, 2003

Priatri I, Astrawinata D A. Gangren Diabetik ; Tinjauan Patofisiologi dan

Diagnosis Laboratorium. Ac Med Indones. 2000: 32( 3 ); 135 – 46.

Report of WHO Consultation, Part 1: Diagnosis and Classification of

Diabetes Mellitus, WHO Department of Noncommunicable Disease Surveillance,

Geneva.

Rani, A. Aziz; dkk. Standar Pelayanan Medik, Edisi Khusus 2005. PB

PABDI, Jakarta: 2005.

Riyanto B. Infeksi pada Kaki Diabetik. Dalam : Darmono, dkk, editors.

Naskah Lengkap Diabetes Mellitus Ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit Dalam

dalam rangka Purna Tugas Prof Dr.dr.RJ Djokomoeljanto. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro Semarang, 2007. p.15-30.

8

Page 9: Css Kaki Diabetikum Imam Feby Rsud

Soetjahjo A, Poerwadi T. Neuropati Diabetik: Klasifikasi, Patogenesis dan

Terapi. Dalam : Tjoksoprawiro A, Tandra H, eds. Simposium Nasional

Perkembangan Mutakhir Endokrinoloi Metabolisme. Surabaya, 1991; 310 – 22.

Soetjahjo A. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kaki Diabetik.

Dalam :Tjokroprawiro A,ed. Naskah Lengkap Kongnas III Persatuan Diabetes

Indonesia, Surabaya, 1995; 239 – 48.

Soetjahjo A. Peranan Neuropati Diabetik pada Kaki Diabetik. Dalam :

Tjokroprawiro A, Tandra H, eds. Naskah Lengkap Simposium Nasional Diabetes

& Lipid, Pusat Diabetes dan Nutrisi RSUD Dr. Sutomo – FK UNAIR, Surabaya,

1994; 125 -139

Stead, Latha G.; et al. First Aid for the Medicine Clerckship. McGraw-Hill

International Edition: 2001.

Suharyuni, Soebijanto N. Upaya Pencegahan Terjadinya Komplikasi Kaki

Diabetik Melalui Pelayanan Rawat Jalan di RSUP Fatmawati, Dalam : Adam JMF,

Aman M, eds. Kongres Nasional IV PERKENI, Ujung Pandang, Nof 1997 ; 268 –

77.

Suryotono T, Hubungan Neuropati Diabetik Dengan Kaki Diabetik pada

Pasien Rawat Inap di RSUPNCM, Bagian Ilmu Penyakit dalam FKUI, 199.

Veves A, Akbari C M, Nitric Oxide and The Diabetic Foot. Diabetes, 1998;

47: 8 – 9.

Waspadji S. Kaki Diabetes. Dalam : Aru W, dkk, editors, Ilmu Penyakit

Dalam, Jilid III, Edisi keempat, Penerbit FK UI, Jakarta 2006.

Wijoseno, Gardjito. Jantung, Pembuluh darah Arteri, Vena dan Limf.

Dalam : Syamsuhidayat R, Jong WD, eds. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi I, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1997:578 – 665

Yadi PA. Aspek Bedah Penatalaksanaan Kaki diabetik. Medika 1999:2;93–

7.

9