Crs Sinusitis Fix

32
 I. Keterangan Umum  Nama : Ny. I Usia : 54 tahun Alamat : Ciparay Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu rumah tangga Agama : Islam Tanggal pemeriksaan : 26 Desember 2011 II. Anamnesis Keluhan utama : Nyeri pada pipi bagian kanan Anamnesa khusus : Sejak 2 minggu yang lalu, pasien mengeluhkan pipi bagian kanan terasa nyeri. Nyeri yang dirasakan bersifat terus menerus dan sangat menggangu aktivitas pasien. Nyeri yang dirasakan pasien muncul pada saat pagi hari dan lebih terasa nyeri apabila terkena udara dingin. Pasien juga mengeluhkan adanya perasaan mencium bau ketika pasien bernapas, adanya dahak yang hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu, hidung tersumbat, hidung meler yang disertai bersin pada pagi hari, nyeri kepala terutama dibagian kanan dan pada bagian leher. Pasien juga mengeluhkan adanya demam dan pendengaran yang kurang nyaman pada telinga bagian kanan. Pasien mempunyai riwayat sakit gigi sebelah kanan sejak 1 minggu yang lalu dan belum diobati. Pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat. Pasien menyangkal mempunyai riwayat penyak it asma. Pasien mengaku sudah be robat untuk kelu hannya dan tidak ada  perbaikan. Pasien juga mengaku bahwa keluhan ini baru dirasakan pertama kali

Transcript of Crs Sinusitis Fix

Page 1: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 1/32

I. Keterangan Umum 

  Nama : Ny. I

Usia : 54 tahun

Alamat : Ciparay

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

Tanggal pemeriksaan : 26 Desember 2011

II. Anamnesis

Keluhan utama : Nyeri pada pipi bagian kanan

Anamnesa khusus :

Sejak 2 minggu yang lalu, pasien mengeluhkan pipi bagian kanan terasa nyeri. Nyeri

yang dirasakan bersifat terus menerus dan sangat menggangu aktivitas pasien. Nyeri yang

dirasakan pasien muncul pada saat pagi hari dan lebih terasa nyeri apabila terkena udara

dingin.

Pasien juga mengeluhkan adanya perasaan mencium bau ketika pasien bernapas,

adanya dahak yang hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu, hidung tersumbat, hidung meler 

yang disertai bersin pada pagi hari, nyeri kepala terutama dibagian kanan dan pada bagian

leher. Pasien juga mengeluhkan adanya demam dan pendengaran yang kurang nyaman pada

telinga bagian kanan. Pasien mempunyai riwayat sakit gigi sebelah kanan sejak 1 minggu

yang lalu dan belum diobati.

Pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat. Pasien menyangkal mempunyai

riwayat penyakit asma. Pasien mengaku sudah berobat untuk keluhannya dan tidak ada

 perbaikan. Pasien juga mengaku bahwa keluhan ini baru dirasakan pertama kali

Page 2: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 2/32

III. Pemeriksaan fisik  

Keadaan Umum

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Kompos mentis

Tanda Vital : tidak dilakukan

Status Generalis

Kepala : Mata : konjungtiva tidak anemi, sklera tidak ikterik 

Leher :KGB tidak teraba membesar.

Thorak : Bentuk dan gerak simetris

Pulmo : sonor, VBS kiri=kanan

Cor : bunyi jantung murni reguler 

Abdomen : Dalam batas normal

Ekstremitas : Dalam batas normal

  Neurologis : Dalam batsa normal

Status Lokalis :

a) Telinga

Bagian Kelainan

Auris

Dextra Sinistra

Preaurikula Kongenital

Radang & tumor 

-

-

-

-

Page 3: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 3/32

Trauma

 Nyeri tekan tragus

-

-

-

-

Aurikula Kongenital

Radang & tumor 

Trauma

-

-

-

-

-

-

Retroaurikula Edema

Hiperemis

 Nyeri tekan

Sikatriks

Fistula

Fluktuasi

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Canalis

Acustikus

Externa

Kongenital

Kulit

Sekret

Serumen

Edema

Jaringan granulasi

-

Tenang

-

-

-

-

-

Tenang

-

-

-

-

Membrana

Timpani

Warna

Intak 

Refleks cahaya

Putih keabuan

Intak 

+

Putih keabuan

Intak 

+

Page 4: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 4/32

 

b) Hidung

Pemeriksaan

 Nasal

Dextra Sinistra

Keadaan Luar Bentuk & ukuran Dalam batas normal Dalam batas normal

Rhinoskopi

Anterior 

Mukosa

Sekret

Krusta

Concha Inferior 

Septum deviasi

Polip/tumor 

Pasase udara

 Normal

-

-

 Normal

 Normal

-

-

 Normal

Tidak ada deviasi

-

Baik 

-

Baik 

Page 5: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 5/32

Transiluminasi

4 | 4

0 | 4

Kesan: Adanya kesuraman sinus maksilaris dekstra

d) Mulut dan Orofaring

Bagian Kelainan Keterangan

Mulut Mukosa mulut

Lidah

Palatum molle

Gigi geligi

Uvula

Halitosis

Tenang

Dalam batas normal

Tenang

Karies (-)

Simetris

-

Tonsil Mukosa

Besar 

Kripta

Detritus

Perlengketan

Tenang

T1-T1 

Tidak melebar 

(-/-)

(-/-)

Faring Mukosa

Granula

Post nasal drip

Tenang

Tidak ada

-

Page 6: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 6/32

f) Maxillofacial : Simetris, parese Nervus cranialis (-)

 Nyeri tekan pada pipi kanan

g) Leher : KGB tidak teraba membesar 

VII. Diagnosis kerja

Rhinosinusitis maksilaris akut dekstra

Page 7: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 7/32

VIII. Usulan Pemeriksaan

1.  Roentgen Waters

2.  Tes Alergi (Skin Prick Test)

IX. Terapi

A. Umum

1.  Kompres air hangat untuk nyeri di wajah

2.  Bila ada nyeri telinga, nyeri menelan atau sakit kepala hebat segera periksa ke

dokter 

B. Khusus

  Amoxicillin-Klavulanat 3 x 500 mg PO 10-14 hari

  Ambroxol 3x1 tab 5-7 hari

  Asam Mefenamat 3 x 500 mg PO 3 hari

  Pseudoefedrin 30-120 mg 2x1 tab

  Loratadin 1 x 10 mg

  Jika setelah 3 kali pengobatan, keluhan masih ada dilakukan:

Antrostomi

Functional Endoscopy Sinus Surgery

X. Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Page 8: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 8/32

A.Anatomi Paranasal Sinus

Paranasal sinus merupakan suatu rongga perluasan dari bagian respiratory tract dari nasal

cavity ke arah cranial bones.

Dinamakan sesuai dengan dimana letaknya sinus berada di cranial bones. Yaitu

1.  Frontal sinuses

2.  Ethmoid sinuses

3.  Sphenoid sinuses

4.  Maxilla sinuses

1. Frontal sinus

y   berada di antara outer dan inner tables of frontal bone, dibelakang superciliarry arches

& allar hidung.

y  Frontal sinus biasanya terdeteksi pada anak - anak setelah usia 7 tahun.

y  Drainase : Masing-masing frontal sinus alirannya melalui frontonasal duct menuju

ethmoidal infundibulum lalu menuju semilunar hiatus di middle nasal meatus

2. Ethmoidal sinus

y  Mencakup beberapa rongga ethmoidal cells

y  Terletak di lateral mass ethmoid bone antara nasal cavity dan orbit. Invaginasi mucus

membrane pada superior & middle meatus

Page 9: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 9/32

y  Tidak terlihat pada pemeriksaan diograph sebelum usia 2 tahun, namun pada ct scan

dapat terlihat.

y  Terbagi menjadi 3 cell

o  Anterior ethmoidal cell drains directly/indirectly menuju ethmoidal

infundibulum middle meatus

o  Middle ethmoidal cell open directly to middle meatus. Kadang disebut ³

 bullar cells ³

o  Poaterior ethmoidal cell open directly into superior meatus

3. Sphenoid sinus

y  Terletak di body of sphenoid dipisahkan dengan struktur ± struktur seperti optic

nerve, chiasm optic, pituitary, internal carotid,& cavernous sinus, oleh sebuah tulang

tipis.

y  Sphenoidal sinus dibagi dan dipisahkan secara tidak imbang oleh bony septum.

y  Sphenoidal sinus berasal dari posterior ethmoidal cells yang menginvasi ke tulang

sphenoid, pada usia kurang lebih 2 tahun.

Page 10: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 10/32

4. Maxillary sinus

y  Merupakan sinus yang paling besar, yang terdapat di body of maxilla, dan

 berhubungan dengan middle nasal meatus.

y  Berbentuk suatu ruang pyramidal besar yang memenuhi body of maxilla.

Bagian ± bagian maxillary sinus :

y  Bagian apex memanjang kebawah, biasanya sampai ke zygomatic bone

y  Base membentuk bagian bawah dinding lateral lubang hidung.

y  Roof  dibentuk oleh bagain dasar dari orbit

y  Floor  dibentuk oleh alveolar part of maxilla.

y  Drainasenya menuju maxillary ostium melalui semilunar hiatus.

Fungsi Paranasal Sinus:

Sampai saat ini belum ada persesuaian pendapat mengenai fisiologi sinus paranasal. Ada

yang berpendapat bahwa sinus paranasal ini tidak mempunyai fungsi apa ± apa, karena

terbentuknya sebagai akibat pertumbuhan tulang muka.

Beberapa teori yang dikemukakan sebagai fungsi sinus paranasal antara lain :

1.  Sebagai pengatur kondisi udara.

2.  Sebagai penahan suhu.

3.  Membantu keseimbangan kepala

4.  Membantu resonansi suara

5.  Peredam perubahan tekanan udara

6.  Membantu produksi mucus untuk membersihkan rongga hidung.

Page 11: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 11/32

Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning )

Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur kelembaban

udara inspirasi. Keberatan terhadap teori ini ialah karena ternyata tidak didapati pertukaran

udara yang definitive antara sinus dan rongga hidung.

Volume pertukaran udara dalam ventilasi sinus kurang lebih 1/1000 volume sinus pada tiap

kali bernapas, sehingga dibutuhkan beberapa jam untuk pertukaran udara total dalam sinus.

Lagi pula mukosa sinus tidak mempunyai vaskularisasi dan kelenjar yang sebanyak mukosa

hidung.

Sebagai penahan suhu (thermal insulators)

Sinus paranasal berfungsi sebagai penahan (buffer) panas, melindungi orbita dan fosa serebri

dari suhu rongga hidung yang berubah-ubah. Akan tetapi kenyataannya sinus ± sinus yang

 besar tidak terletak di antara hidung dan organ ± organ yang dilindungi.

Membantu keseimbangan kepala

Sinus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat tulang muka. Akan tetapi

 bila udara dalam sinus diganti dengan tulang, hanya akan memberikan pertambahan berat

sebesar 1% dari berat kepala, sehingga teori ini diaanggap tidak bermakna.

Memb

antu resonansi suara

Sinus mungkin berfungsi sebagai rongga untuk resonansi suara dan mempengaruhi kualitas

suara. Akan tetapi ada yang berpendapat, posisi sinus berfungsi sebagai resonator yang

efektif. Lagi pula tidak ada korelasi antara resonansi suara dan besarnya sinus pada hewan ± 

hewan tingkat rendah.

Sebagai peredam perubahan tekanan udara

Fungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan mendadak, misalnya pada

waktu bersin atau membuang ingus.

Page 12: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 12/32

Membantu produksi mucus

Mukus yang dihasilkan oleh sinus paranasal memang jumlahnya kecil dibandingkan dengan

mucus dari rongga hidung, namun efektif untuk membersihkan partikel yang turut masuk 

dengan udara inspirasi karena mucus ini keluar dari meatus medius, tempat yang paling

strategis.

Drainage sinus paranasal

Page 13: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 13/32

Sinus frontal : Fronto nasal duct.

Sinus ethmoidal : Anterior infundibulum of middle meatus.

Middle on/above ethmoid bullae in middle meatus

Posterior superior meatus

Sinus sphenoid : Sphenoethmoidal recess

Sinus maxillary : Semilunar hiatus of middle meatus

Page 14: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 14/32

B.Fisiologi Sinus Paranasal

Sinus paranasal secara fisiologi memiliki fungsi yang bermacam-macam. Bartholini

adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa ronga-rongga ini adalah organ yang

  penting sebagai resonansi, dan Howell mencatat bahwa suku Maori dari Selandia Baru

memiliki suara yang sangat khas oleh karena mereka tidak memiliki rongga sinus paranasal

yang luas dan lebar. Teori ini dipatahkan oleh Proetz, bahwa binatang yang memiliki suara

yang kuat, contohnya singa, tidak memiliki rongga sinus yang besar. Beradasarkan teori dari

Proetz, bahwa kerja dari sinus paranasal adalah sebagai barier pada organ vital terhadap suhu

dan bunyi yang masuk. Jadi sampai saat ini belum ada persesuaian pendapat mengenai

fisiologi sinus paranasal . Ada yang berpendapat bahwa sinus paranasal tidak mempunyai

fungsi apa-apa, karena terbentuknya sebagai akibat pertumbuhan tulang muka. (Passali ;

Lund VJ.1997 ; Mangunkusumo E., Soetjipto D. 2007)

Beberapa teori yang dikemukakan sebagai fungsi sinus paranasal antara lain adalah :

1)  Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)

Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur 

kelembaban udara inspirasi. Keberatan terhadap teori ini ialah ternyata tidak didapati

 pertukaran udara yangdefinitif antara sinus dan rongga hidung.

Volume pertukaran udara dalam ventilasi sinus kurang lebih 1/1000 volume sinus

  pada tiap kali bernafas, sehingga dibutuhkan beberapa jam untuk pertukaran udara total

dalam sinus. Lagipula mukosa sinus tidak mempunyai vaskularisasi dan kelenjar yang

sebanyak mukosa hidung.

2)  Sebagai penahan suhu (thermal insulators)

Sinus paranasal berfungsi sebagai buffer (penahan) panas , melindungi orbita dan fosa

serebri dari suhu rongga hidung yang berubah-ubah. Akan tetapi kenyataannya, sinus-

sinus yang besar tidak terletak di antara hidung dan organ-organ yang dilindungi.

3)  Membantu keseimbangan kepala

Sinus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat tulang muka. Akan

tetapi bila udara dalam sinus diganti dengan tulang hanya akan memberikan pertambahan

 berat sebesar 1% dari berat kepala, sehingga teori ini dianggap tidak bermakna.

Page 15: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 15/32

4)  Membantu resonansi suara

Sinus mungkin berfungsi sebagai rongga untuk resonansi suara dan mempengaruhi

kualitas suara. Akan tetapi ada yang berpendapat , posisi sinus dan ostiumnya tidak 

memungkinkan sinus berfungsi sebagai resonator yang efektif. Tidak ada korelasi antara

resonansi suara dan besarnya sinus pada hewan-hewan tingkat rendah.

5)  Sebagai peredam perubahan tekanan udara

Fungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan mendadak, misalnya

 pada waktu bersin atau membuang ingus.

6)  Membantu produksi mukus.

Mukus yang dihasilkan oleh sinus paranasal memang jumlahnya kecil dibandingkan

dengan mukus dari rongga hidung, namun efektif untuk membersihkan partikel yang turut

masuk dengan udara inspirasi karena mukus ini keluar dari meatus medius, tempat yang

 paling strategis.

Page 16: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 16/32

SINUSITIS 

Sinusitis ialah suatu keadaan inflamasi yang melibatkan membran mukosa dari sinus

  paranasal serta cairan yang terdapat pada sinus. Mukosa sinus merupakan kelanjutan dari

mukosa nasal, maka sinusitis lebih tepat disebut rhinosinusitis. Berdasarkan perjalanan

 penyakitnya sinusitis dibagi menjadi : sinusitis akut (gejala < 4 minggu), sinusitis subakut

(gejala 4-12 minggu), sinusitis kronik (gejala > 12 minggu)

a.Epidemologi 

Sinusitis merupakan salah satu penyakit yang sering mendorong masyarakat

mengunjungi fasilitas kesehatan baik di Amerika maupun negara lainnya. Insidensi sinusitis

di Amerika dilaporkan sekitar 135 per 1000 populasi per tahun. Sinusitis mempengaruhi

kualitas hidup seseorang secara signifikan dan menjadi salah satu alasan utama penggunaan

antibiotik serta produktivitas kerja yang menurun. Insidensinya di Indonesia belum diketahui

secara pasti.

b.Etiologi

Penyebab sinusitis tergantung dari klasifikasi sinusitis yaitu akut dan kronis.

Penyebab sinusitis akut :

-  rinitis akut

-  infeksi faring, seperti faringitis, adenoiditis, tonsilitis akut

-  infeksi gigi rahang atas M1, M2, M3, serta P1 dan P2 (dentogen)

-   berenang dan menyelam

-  trauma, dapat menyebabkan perdarahan mukosa sinus paranasal

-   barotrauma dapat menyebabkan nekrosis mukosa

Penyebab sinusitis kronis :

-   polusi bahan kimia menyebabkan silia rusak, sehingga terjadi perubahan mukosa hidung

-  alergi dan defisiensi imunologi juga dapat menyebabkan perubahan mukosa hidung

Page 17: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 17/32

-  infeksi baik oleh virus maupun bakteri

-  obstruksi osteomeatal complex

-  kelainan anatomi

c.Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi dari sinusitis dapat dibagi menjadi faktor lokal, regional dan

sistemik.

1.  Faktor lokal

Faktor penyebab lokal dapat mengganggu fungsi transport mukosiliar yang

menyebabkan invasi bakteri sekunder pada sinus. Contohnya adalah udara yang dingin

dan kering dapat mengubah fungsi transport mukosiliar dan dapat menyebabkan infeksi.

Selain itu, obat-obatan juga dapat mengakibatkan perubahan transport mukosiliar.

2.  Faktor Regional

Penyebab regional yang juga merupakan faktor predisposisi dari sinusitis adalah :

a. 

infeksi gigi

 b.  trauma pada nasal yang akan mengganggu anatomi dari kompleks ostia meatal

c.  obstruksi mekanik yang akan menyebabkan septum deviasi

d.  atresia choana, berhubungan dengan drainase dari hidung

e.  edema karena infeksi saluran pernapasan atas sehingga akan mengakibatkan obstruksi

sinus

f.    barotrauma (perubahan tekanan) akan menyebabkan edema

g.    berenang pada air yang terkontaminasi akan menyebabkan bakteri masuk ke hidung

lalu ke sinus

h.   polip nasal, benda asing akan mempengaruhi ventilasi sinus

i.  tumor nasal akan menyebabkan perkembangan bakteri

Page 18: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 18/32

 j.  sindrom silia yang tidak bergerak atau kelainan kongenital lain akan mempengaruhi

fungsi clearance mukosiliar 

3.  Faktor Sistemik 

Faktor predisposisi sistemik yang mengakibatkan rhinosinusitis, antara lain

malnutrisi, terapi steroid jangka panjang, diabetes yang tidak terkontrol, diskrasia darah,

kemoterapi dan faktor lain yang mempengaruhi metabolisme. Hipermetabolisme, multiple

organ disfunction dan kolonisasi bakteri di saluran pencernaan atas dan saluran pernapasan

 juga merupakan faktor predisposisi terhadap terjadinya infeksi.

d.Klasifikasi

Klasifikasi sinusitis menurut Newman (1994) :

1.  Sinusitis akut

Bila gejala yang timbul berlangsung selama 3-4 minggu, beberapa klinisi

mengembangkannya hingga 8 minggu dan mengelompokkan ke dalam sinusitis sub akut

 bila gejala yang timbul berlangsung kurang dari 3 minggu. Gejala yang timbul meliputi

infeksi saluran pernapasan atas yang menetap, adanya rhinorhea yang purulen, post nasal

drip, anosmia, sumbatan hidung, nyeri fasial, sakit kepala, demam dan batuk.

2.  Sinusitis kronis

Bila gejala yang timbul berlangsung lebih dari 4 minggu dengan gejala seperti pada

sinusitis akut. Beberapa klinisi mengembangkannya hingga lebih dari 8 minggu. Pada

sinusitis kronik ini umumnya ditemukan kelainan CT atau MRI dan beberapa penderita

sinusitis kronis kadang memperlihatkan gejala yang tidak khas.

Page 19: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 19/32

3.  Sinusitis rekuren 

Bila episode sinusitis akut berulang hingga 2-3 kali dalam satu tahun dan kemungkinan

disebabkan oleh infeksi yang berbeda pada setiap periodenya.

Klasifikasi menurut Lenza dan Kennedy (1997) :

1.  Akut

-  durasi 4 minggu

-  anamnesa : u 2 gejala mayor, 1 gejala mayor dan 2 gejala minor atau pada

 pemeriksaan ditemukan nasal purulen

-  catatan khusus : demam atau nyeri wajah bukan merupakan anamnesa yang

mendukung pada keadaan tidak adanya gejala pada hidung.

2.  Subakut 

-  durasi 4-12 minggu

-  anamnesa : sama dengan kronik  

3.  Akut rekuren 

-  durasi u 4 episode dalam setahun dengan masing-masing lamanya 7-10 hari dan tidak 

adanya gejala rhinosinusitis kronik 

-  anamnesa : sama dengan akut 

4.  Kronik 

-  durasi u 12 minggu

-  anamnesa : u 2 gejala mayor, 1 gejala mayor dan 2 gejala minor atau pada

 pemeriksaan ditemukan nasal purulen

-  catatan khusus : nyeri wajah bukan merupakan anamnesa yang mendukung pada

keadaan tidak adanya gejala pada hidung.

5.  Eksaserbasi akut pada kronik 

Page 20: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 20/32

-  durasi : kadang-kadang memburuk pada rhinosinusitis kronik.

Menurut Spector dan Benstein (1998), klasifikasi sinusitis yaitu :

1.  sinusitis akut : apabila gejala berlangsung selama 3-4 minggu

2.  sinusitis kronis : apabila gejala-gejala seperti pada sinusitis akut berlangsung 3-8 minggu

atau lebih dengan masing-masing gejala tingkatnya bervariasi. Pada sinusitis kronis

tampak kelainan pada rontgen foto (Waters dan atau Caldwell), lebih jelas pada CT-Scan

atau MRI. Beberapa pasien menunjukkan gejala yang tidak jelas.

Menurut Peter A. Hilger, klasifikasi sinusitis dibagi menjadi:

1.  Sinusitis Infeksiosa

Biasanya diakibatkan oleh virus, bakteri, atau jamur.

2.  Sinusitis Akut

3.  Sinusitis Kronik 

4.  Sinusitis non-infeksiosa

  Barosinusitis

Perubahan atmosfer lingkungan dapat mempengaruhi homeostasis ostium di

sekeliling sinus paranasal. Setiap adanya kondisi patologik yang menyebabkan

edema mukosa dekat ostium sinus merupakan predisposisi terjadinya

 barosinusitis. Ostium yang terganggu akan mencegah terjadinya keseimbangan

tekanan dalam sinus, sehingga bila terjadi perubahan tekanan lingkungan,

maka akan menimbulkan tekanan negatif intrasinus. Hal ini mengakibatkan

terjadinya perdarahan ke dalam sinus dan transudasi cairan dengan gejala

epistaksis ringan dan nyeri.

  Sinusitis alergika

Page 21: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 21/32

Sinusitis yang diakibatkan oleh reaksi alergi.

e.Patofisiologi Sinusitis

Ostium-ostium sinus diakrenakan etiologi mengalami peradangan

Salah satu proses peradangan ialah edema

Karena strukturnya berdekatan, mukosa yang saling berhadapan saling bertemu

Silia tidak dapat bergerak, ostium tersumbat

Muncul tekanan negatif 

Terjadi transudasi cairan, pada tahap awal masih serous

Kondisi yang menetap sekret menjadi terkumpul

Merupakan media yang baik untuk tumbuh dan multiplikasi bakteri

Sekret menjadi purulen

Terapi tidak berhasil, proses inflamasi berlanjut

Mengalami hipoksia (bakteri anaerob berkembang)

Proses peradangan makin berlanjut, mukosa makin membengkak 

Proses menjadi kronik 

Page 22: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 22/32

Sinusitis

f.Tanda dan Gejala

-  Hidung tersumbat

-   Nyeri atau rasa tekanan pada muka, nyeri tekan di daerah sinus, atau referred pain

-  Ingus purulen yang terkadang turun ke tenggorokan

-  Gejala sistemik seperti demam dan lesu

-   Nyeri pipi (sinusitis maksila), nyeri di antara atau di belakang kedua bola

mata(etmoid), dahi atau seluruh kepala (frontal), terkadang pada gigi (maksila)

-  Sakit kepala

-  Halitosis

-  Post nasal drip yang bisa menyebabkan batuk dan sesak pada anak 

g.Diagnosis

1.Anterior Rhinoscopy

Mukosa abnormal pada rongga hidung, khususnya pada middle turbinate dan middle

meatus.mukosa edema pada middle meatus,sekret purulenta atau mukoid, dan

 pembentukan polip.

3.Posterior Rhinoscopy

Posterior turbinate sekitar tulang vomer hipertropi dan mengalami penebalan yang

mengidikasikan perubahan yang kronik 

4. Transiluminasi

Sinus yang sakit akan terlihat gelap. Bermakna bila salah satu sinus yang sakit sehingga

tampak lebih suram dibandingkan dengan sisi yang suram

5. Roentgen

Posisi Waters-waldron

Akan tampak perselubungan atau penebalan mukosa atau air fluid level pada sinus yang

sakit

Page 23: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 23/32

7.Kultur 

Sekret sinus diambil dari meatus medianus atau meatus superior. Akan ditemukan flora

normal seperti Pneumokokus, Streptokokus, Stafilokokus dan Haemophulus influenza.

h.Terapi

SINUSITIS AKUT

Terapi

1.  Medikamentosa

Antibiotik 10-14 hari, golongan penisillin

Dekongestan lokal berupa tetes hidung

Analgetika

2.  Pembedahan

Bila terjadi komplikasi ke orbital atau intrakranial, atau bila ada nyeri yang hebat

akibat karena ada sekret yang tertahan akibat sumbatan.

SINUSITIS SUBAKUT

Pungsi dan Irigasi Sinus Maksila 

Dilakukan untuk mengeluarkan sekret yang terkumpul dalam rongga maksila.

Caranya adalah dengan menggunakan trokar yang ditusukan di meatus inperior, diarahkan ke

sudut luar mata atau tepi atas daun telinga. Selanjutnya dilakukan irigasi sinus dengan larutan

garam fisiologis. Sekret akan keluar melalui meatus medius dan di hembuskan keluar melalui

hidung atau mulut. Pungsi dan irigasi dapat juga dilakukan melalui fosa kanina. Pada kasus

Page 24: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 24/32

yang meragukan, fungsi dapat digunakan sebagai diagnosis untuk memastikan ada tidaknya

sekret sinus maksila.

Antrostomi

Dibuat pada lubang meatus inferior yang menghubungkan rongga hidung dengan

antrum (sinus maksila). Lubang itu digunakan untuk menghisap sekret dan ventilasi sinus

maksila.

Tindakan Pencucian Proetz (P roetz Displacement Therapy) 

Pada prinsipnya, membuat tekanan lebih negatif dalam rongga hidung dan sinus

  paranasal untuk dapat mengisap sekret ke luar. Diteteskan larutan vasokonstriktor (HCL

Efedrin 0,5-1,5%) untuk membuka ostium yang kemudian masuk ke dalam sinus. HCL

Efedrin akan mengurangi edema mukosa dan tercampur dengan sekret di dalam rongga sinus,

kemudian dihisap keluar. Sementara itu pasien harus mengatakan kak-kak-kak supaya

  palatum mole terangkat, supaya ruang antara nasofaring dan orofaring tertutup.dengan

demikian cairan tidak dapat masuk ke orofaring , sedangkan ruang nasofaring , hidung serta

sinus menjadi satu rongga yang bertekanan negatif pada saat pengiswapan, sehingga sekret

mudah keluar.

Tindakan intranasal lain yang mungkin perlu dilakukan antara lain operasi koreksi

septum bila terdapat deviasi septum, pengangkatan polip bila ada polip dan konkotomi parsial

atau total bila ada hipertropi konka. Prinsipnya adalah agar drainase skret menjadi lancar.

Page 25: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 25/32

SINUSITIS KRONIK 

Terapi

Pada sinusitis kronik perlu diberikan terapi antibiotika untuk mengatasi infeksinya

dan obat-obatan simtomatis lainnya. Antibiotika diberikan sekurang-kurangnya 2 minggu.

Selain itu dapat dibantu juga dengan diatermi gelombang pendek selama 10 hari di

daerah sinus yang sakit.

Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah tindakan untuk membantu drenase dan

 pembersihan sekret dari sinus yang sakit. Untuk sinusitis maksila dapat dilakukan pungsi atau

antrostomi dan irigasi sinus, sedangkan untuk sinusitis etmoid, frontal dan sfenoid dilakukan

  pencucian proetz. Irigasi dan pencucian sinus ini dilakukan 2 kali dalam seminggu. Bila

setelah 5 kali atau 6 kali tidak ada perbaikan dan klinis masih banyak sekret perulen, berarti

mukosa tidak dapat kembali normal (perubahan irreversible), maka perlu dilakukan operasi

radikal.

Untuk mengetahui mukosa reversible atau tidak, dapat juga dilakukan dengan

  pemeriksaan rinoskopi, yaitu melihat antrum (sinus maksila) secara langsung dengan

menggunakan endoskopi.

Pembedahan Radikal

Bila pengobatan konservatif gagal, dilakukan terapi radikal, yaitu mengangkat

mukosa yang patologik dan membuat drenase dari sinus yang terkena. Untuk sinus maksila

dilakukan operasi Caldwell-luc, sedangkan untuk sinus etmoid dilakukan etmoidektomi yang

 bisa dilakukan dalam hidung atau dari luar hidung.

Page 26: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 26/32

Drenase sekret pada sinus frontal dapat dilakukan intranasal atau ekstranasal, seperti

 pada operasi killian. Drenase sinus sfenoid dilakukan intranasal.

Pembedahan Tidak Radikal

Operasi sinus paranasal menggunakan endoskopi fungsional (BSEF). Prinsifnya ialah

membuka dan membersihkan daerah kompleks ostiomeatal yang menjadi simbol

 penyumbatan dan infeksi, sehingga ventilasi dan drenase sinus dapat lancar kembali melalui

ostium alami, dengan demikian mukosa sinus akan kembali normal.

i.Komplikasi Sinusitis

A.  Komplikasi Orbita

Sinus etmoidalis merupakan penyebab komplikasi pada orbita yang tersering.

Pembengkakkan orbita dapat merupakan manifestasi etmoiditis akut, namun sinus

frontalis dan sinus maksilaris juga terletak di dekat orbita dan dapat pula menimbulkan

infeksi isi orbita.

Terdapat lima tahapan :

a.  Peradangan atau reaksi edema yang ringan. Terjadi pada isi orbita akibat infeksi sinus

etmoidalis di dekatnya. Seperti dinyatakan sebelumnya, keadaan ini terutama

ditemukan pada anak, karena lamina papirasea yang memisahkan orbita dan sinus

etmoidalis seringkali merekah pada kelompok umur ini.

 b.  Selulitis orbita. Edema bersifat difus dan bakteri telah secara aktif menginvasi isi

orbita namun pus belum terbentuk.

c.  Abses subperiosteal. Pus terkumpul di antara periorbita dan dinding tulang orbita

menyebabkan proptosis dan kemosis.

d.  Abses orbita. Pada tahap ini, pus telah menembus periosteum dan bercampur dengan

isi orbita. Tahap ini disertai gejala sisa neuritis optik dan kebutaan unilateral yang

lebih serius. Keterbatasan gerak otot ekstraokular mata yang terserang dan kemosis

konjungtiva merupakan tanda khas abses orbita, juga proptosis yang makin

 bertambah.

Page 27: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 27/32

e.  Thrombosis sinus kavernosus. Komplikasi ini merupakan akibat penyebaran bakteri

melalui saluran vena ke dalam sinus kavernosus di mana selanjutnya terbentuk suatu

tromboflebitis septik. Secara patognomonik, thrombosis sinus kavernosus terdiri dari

oftalmoplegia, kemosis konjungtiva, gangguan penglihatan yang berat, kelemahan

  pasien, dan tanda-tanda meningitis oleh karena letak sinus kavernosus yang

 berdekatan dengan saraf kranial II, III, IV, dan VI, serta berdekatan juga dengan otak.

Pengobatan komplikasi orbita dari sinusitis berupa pemberian antibiotik 

intravena dosis tinggi dan pendekatan bedah khusus untuk membebaskan pus dari

rongga abses. Manfaat terapi antikoagulan pada thrombosis sinus kavernosus masih

  belum jelas. Pada kasus tromboflebitis septik, terapi antikoagulan hanya akan

menyebarkan (diseminata) thrombus yang terinfeksi. Angka kematian setelah

thrombosis sinus kavernosus dapat setiggi 80%. Pada penderita yang berhasil sembuh,

angka morbiditas biasanya berkisar antara 60-80%, di mana gejala sisa thrombosis

sinus kavernosus seringkali berupa atrofi optik.

Page 28: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 28/32

B.  Mukokel

Mukokel adalah suatu kista yang mengandung mukus yang timbul dalam sinus.

Kista ini paling sering ditemukan pada sinus maksilaris, sering disebut sebagai kista

retensi mucus dan biasanya tidak berbahaya. Dalam sinus frontalis, etmoidalis, dan

sfenoidalis, kista ini dapat membesar dan melalui atrofi tekanan mengikis struktur di

sekitarnya. Dengan demikian kista ini dapat bermanifestasi sebagai pembengkakkan pada

dahi atau fenestra nasalis dan dapat menggeser mata ke lateral. Dalam sinus sfenoidalis,

kista menimbulkan diplopia dan gangguan penglihatan dengan menekan saraf di

dekatnya.

Piokel adalah mukokel terinfeksi. Gejala piokel hampir sama dengan mukokel

meskipun lebih akut dan lebih berat. Eksplorasi sinus secara bedah untuk mengangkat

semua mukosa yang terinfeksi dan berpenyakit serta memastikan suatu drainase yang

 baik atau obliterasi sinus merupakan prinsip-prinsip terapi.

C.  Komplikasi Intrakranial

1.  Meningitis Akut

Di samping thrombosis sinus kavernosus, salah satu komplikasi sinusitis yang

terberat adalah meningitis akut. Infeksi dari sinus paranasalis dapat menyebar 

sepanjang saluran vena atau langsung dari sinus yang berdekatan, seperti lewat

dinding posterior sinus frontalis atau melalui lamina kribiformis di dekat sistem sel

udara etmoidalis.

2.  Abses Dura

Abses dura adalah kumpulan pus di antara dura dan tabula interna cranium;

seringkali mengikuti sinusitis frontalis. Proses ini mungkin timbul lambat sehingga

  pasien mungkin hanya mengeluh nyeri kepala, dan sebelum pus yang terkumpul

mampu menimbulkan tekanan intrakranial yang memadai, mungkin tidak terdapat

gejala neurologic lain. Abses subdural adalah kumpulan pus di antara dura mater dan

araknoid atau permukaan otak. Gejala-gejala kondisi ini serupa dengan abses dura

yaitu nyeri kepala yang hebat dan demam tinggi dengan tanda-tanda rangsangan

meningen. Gejala utama tidak timbul sebelum tekanan intrakranial meningkat atau

sebelum abses memecah ke dalam ruang subaraknoid.

3.  Abses Otak 

Serelah sistem vena dalam mukoperiosteum sinus terinfeksi, maka dapat

dimengerti bahwa dapat terjadi perluasan metatastik secara hematogen ke dalam otak.

  Namun, abses otak biasanya terjadi melali tromboflebitis yang meluas secara

Page 29: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 29/32

langsung. Dengan demikian, lokasi abses yang lazim adalah pada ujung vena yang

  pecah, meluas menembus dura dan araknoid hingga ke perbatasan antara substansia

alba dan grisea korteks serebri. Pada titik inilah akhir saluran vena permukaan otak 

 bergabung dengan akhir saluran vena serebralis bagian sentral.

Kontaminasi substansi otak dapat terjadi pada puncak suatu sinusitis supuratif 

yang berat, dan proses pembentukan abses otak dapat berlanjut sekalipun penyakit

  pada sinus telah memasuki tahap resolusi normal. Oleh karena itu, kemungkinan

terbentuknya abses otak perlu dipertimbangkan pada semua kasus sinusitis frontalis,

etmoidalis, dan sfenoidalis supuratif akut yang berat, yang pada fase akut dicirikan

oleh suhu yang meningkat tajam dan menggigil sebagai sifat infeksi intravena. Kasus

seperti ini perlu diobservasi selama beberapa bulan. Hilangnya nafsu makan,

  penurunan berat badan, kakeksia sedang, demam derajat rendah sore hari, nyeri

kepala berulang, serta mual dan muntah yang tak dapat dijelaskan mungkin

merupakan satu-satunya tanda infeksi yang berlokasi dalam hemisfer serebri.

Komplikasi-komplikasi intrakranial ini sekali-sekali tidak boleh ditafsirkan

selalu berjalan mengikuti urutan dari meningitis ke abses lobus frontalis. Komplikasi

ini dapat terjadi setiap saat dengan hanya sedikit atau tanpa keterlibatan varian

lainnya. Pengobatan infeksi supuratif intrakranial yang berat kembali berupa terapi

antibiotic yang intensif, drainase secara bedah pada ruangan yang mengalami abses

dan pencegahan penyebaran infeksi.

Page 30: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 30/32

 

D.  Osteomielitis dan Abses Subperiosteal

Penyebab tersering osteomielitis dan abses subperiosteal pada tulang frontalis

adalah infeksi sinus frontalis. Nyeri dan nyeri tekan dahi setempat sangat berat. Gejala

sistemik berupa malaise, demam, dan menggigil. Pembengkakkan di atas alis mata juga

lazim terjadi dan bertambah hebat bila terbentuk abses subperiosteal, dalam hal mana

terbentuk edema supraorbita dan mata menjadi tertutup. Timbul fluktuasi dan tulang

menjadi sangat nyeri tekan. Radiogram dapat memperlihatkan erosi batas-batas tulang

dan hilangnya septa intrasinus dalam sinus yang keruh. Pada stadium lanjut, radiogram

memperlihatkan gambaran seperti digerogoti rayap pada batas-batas sinus, menunjukkan

infeksi telah meluas melampaui sinus. Destruksi tulang dan pembengkakkan jaringan

lunak, demikian pula cairan atau mukosa sinus yang membengkak paling baik dilihat

Page 31: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 31/32

dengan CT scan. Sebelum penggunaan antibiotic, penyebaran infeksi ke kalvaria akan

mengangkat perikranium dan menimbulkan gambaran klasik tumor Pott yang bengkak.

Pengobatan komplikasi ini termasuk antibiotik dosis tinggi yang diberikan intravena,

diikuti insisi segera abses periosteal dan trepanasi sinus frontalis guna memungkinkan

drainase. Suatu tabung drainase atau kateter dijahitkan ke dalam sinus hingga infeksi akut

mereda sepenuhnya dan duktus frontonasalis berfungsi dengan baik. Jika duktus

frontonasalis tidak lagi dapat diperbaiki, perlu dilakukan prosedur lanjutan untuk 

menciptakan suatu duktus frontonasalis baru. Pada osteomielitis kalvarium yang

menyebar, diharuskan suatu debridement yang luas dan terapi antibiotik masif.

Page 32: Crs Sinusitis Fix

5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 32/32

 

Case Report Session

Rhinosinusitis Maksilaris Akut Dekstra

Oleh :

Nadia Sabrina 12100110022 

Rahadian Juliansyah 12100110037 

Firla Rachmina 12100110065 

Ariko Rahmat Putra 12100110047 

Kharina Anjarsari 12100110051

Steffi Rifasa Tohir 12

100110038

 

Renita Julistia 12100110009

Fidya Febriyanti 12100110066 

Preceptor :

Iwan Tatang Hermawan, dr., SpTHT-KL

Program Pendidikan Profesi Dokter

Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok - Kepala Leher

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

RSUD Al-Ihsan Kab

upatenB

andung2011