CRS Pterigium
description
Transcript of CRS Pterigium
CRS PTERYGIUM
HAFIZH BUDHIMAN12100114050
Pembimbing :Yanuar Zulkifli, dr., Sp.M
Status Pasien
• Nama : Ny E• Usia : 47 tahun• Jenis Kelamin : Perempuan• Pekerjaan : IRT• Alamat : Sekesalam RT 03 RW 02 • Agama : Islam• Status : Menikah• Tanggal Pemeriksaan : 3 juli 2015
ANAMNESISKeluhan Utama : penglihatan buram
Pasien mengeluhkan penglihatan yang terasa buram sejak satu tahun yang lalu, keluhan ini dirasakan pasien terutama saat pasien sedang aktivitas dan membaik saat isitirahat. Pasien mengaku penglihatan buram dirasakan dikedua mata, namun paling parah dimata kanan. Keluhan dirasakan secara berangsur-angsur.
Keluhan pasien disertai adanya bercak berwarna putih pada kedua matanya. Pasien mengaku terkadang matanya terasa perih, berair, dan menjadi merah terutama saat terkena debu. Keluhan juga disertai rasa kelilipan, dan silau saat melihat cahaya
Pasien menyangkal pernah mengalami luka pada mata, penglihatan yang turun mendadak, gatal, belekan, ataupun melihat seperti kabut. Pasien merupakan ibu rumah tangga namun sering melakukan aktivitas diluar rumah sehingga sering terpapar sinar matahari dan terkena debu.
• Riwayat pengobatan dan penggunaan kaca mata:
Pasien mangaku mata kanannya sudah dioperasi pada tanggal 19 juni 2015, keluhan pada mata kanan dirasakan membaik namun pandangan kabur pada mata kirinya masih dirasakan. Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan kacamata
• Riwayat penyakit sistemik dan konsumsi obat sistemik.
Pasien memiliki riwayat darah tinggi sejak 1 tahun yang lalu, paling tinggi hingga 190 tetapi rutin meminum obat darah tinggi amlodipine 1x/hari. Riwayat stroke, dm, TB, rematik, meminum obat nyeri, jamu disangkal oleh pasien
• Riwayat alergi :Pasien menyangkal adanya riwayat gatal di
mata bila terkena debu, setelah memakan obat atau makanan tertentu, dan juga asma.
• Riwayat keluarga:Pasien mengaku tidak ada anggota keluarga
yang memiliki keluhan serupa.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Sakit ringan• Kesadaran : Compos Mentis• Tanda Vital : • BP : 130/90• RR : 25 x/menit• PR : 80x/menit
Pemeriksaan Mata
• Fungsi mata
OD OS
1. Visus (Snellen chart)
0,2 0,5
2. Posisi Mata Hirscberg test
Orthoporia Orthoporia
Pergerakan bola
mata
- Duksi
- Versi
Gerak segala arah
Gerak segala arah
Gerak segala arah
Gerak segala arah
OD OS
Palpebra Superior Oedem (-), Hiperemi (-), Pus (-),
ekstropion (-), entropion (-), massa (-)
Oedem (-), Hiperemi (-), Pus (-),
ekstropion (-), entropion (-), massa
(-)
Palpebra Inferior Oedem (-), Hiperemi (-), Pus (-),
ekstropion (-), entropion (-), massa (-)
Oedem (-), Hiperemi (-), Pus (-),
ekstropion (-), entropion (-), massa
(-)
Ciliar Trichiasis (-), madarosis (-) Trichiasis (-), madarosis (-)
Ap. Lacrimasi Tidak Ada Kelainan Tidak Ada Kelainan
Cony. Tarsal Tenang, Hiperemi (-), folikel (-) Tenang, Hiperemi (-), folikel (-)
Cony. Bulbi Tenang, Hiperemi (-), folikel (-) Hiperemi (+), jaringan fibrovaskular
(+) di nasal berbentuk segitiga
dengan puncak di kornea
Sklera Hiperemi (-) Hiperemi (-)
Kornea Keruh , Oedem (-), Reflek (+),
infiltrate (-)
jernih, Oedem (-), Reflek (+) ,
infiltrate (-)
COA sedang sedang
Pupil Bulat, isokor Bulat, isokor
- Refleks (-) (-)
- Diameter 4 mm 4 mm
Iris Warna cokelat, sinekia (-) Warna cokelat, sinekia (-)
Lensa Shadow iris (-) Shadow iris (-)
Pemeriksaan Tekanan Intra Okuler PalpasiTekanan Intra ocukar OD : NormalTekanan Intra ocukar OS: Normal
Diagnosis KerjaPterygium OS grade II-III
Diagnosis BandingPseudopterigium OSPinguekulata OSTerapi : polydex ED 4 x OSPrognosis :- Quo ad vitam : ad bonam- Quo ad functionam : dubia ad bonam- Quo ad sanantionam : dubia ad bonam
Dasar Diagnosis
• Pterygium - Terdapat pertumbuhan fibrovaskular
konjungtiva dari celah kelopak mata nasal sampai ke tepi kornea.
- Usia pasien > 40 tahun.- Kebiasaan terpapar sinar matahari/debu
Pterygium
DEFINISI• Pterigium merupakan suatu pertumbuhan
fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan infasiv.
ETIOLOGI• Belum diketehui secara pasti, kemungkinan
berubungan dengan- iritasi kronis akibat terpapar debu dan sinar matahari- Usia > 40 tahun- daerah iklim tropis dan subtropis
Pterygium
EPIDEMIOLOGI- Lebih banyak terjadi di wilayah yang paparan
sinar ultravioletnya lebih tinggi.- Di US kejadiannya 2% pada usia dibawah 40
thn, 5-15% pada usia diatas 40 thn- Pria 2x lebih banyak dari wanita.
Pterygium
PATOFISIOLOGI- Dikarakteristikan dengan adanya degenerasi
elastoic dari kolagen proliferasi fibrovaskulr dengan lapisan epithelium.
Pterygium
KLASIFIKASI- Type I • Menginvasi kornea kurang dari 2mm• Dapat terjadi radang yang intermitten• Jarang menimbulkan gejala- Type 2• Menginvasi kornea 2-4mm• Dapat terjadi astigmatisme• Dapat berulang setelah pembedahan
- Type 3• Menginvasi kornea lebih dari 4mm• Mempengaruhi aksis visual• Dapat berulang• Berhubungan dengan adanya subconjunctival
fibrosis• Dapat mengganggu pergerakan bola mata.
Sign and Symptom
• Pterigium dapat tidak memberikan keluhan atau akan memberikan keluhan mata iritatif, mata merah, dan gangguan penglihatan.
• Gejala utama dari pterigium adalah adanya peninggian jaringan berwarna putih yang tidak nyeri pada mata.
Diagnosis banding
1. Pinguekula Merupakan massa kekuningan berbatasan dengan limbus pada konjungtiva bulbi di fissura intrapalpebra dan kadang terinflamasi. Tindakan eksisi tidak diindikasikan pada kelainan ini. Prevalensi dan insiden meningkat dengan meningkatnya umur. Pinguecuela sering pada iklim sedang dan iklim tropis. Angka kejadian sama pada laki laki dan perempuan. Paparan sinar ultraviolet bukan faktor resiko pinguecula.
2. Pseudopterigium• Mirip dengan pterygium
karena membentuk sudut miring atau Terriens marginal degeneration
• Merupakan akibat inflamasi permukaan okular sebelumnya seperti pada trauma, trauma kimia, konjungtivitis sikatrikal, trauma bedah atau ulkus perifer kornea.
Diagnosis
• Anamnesis – Mata merah, gatal, mata sering berair, ganguan
penglihatan– Riwayat mata merah berulang, riwayat banyak bekerja di
luar ruangan pada daerah dengan pajanan sinar mathari yang tinggi
• Pemeriksaan fisik– Pada inspeksi pterygium terlihat sebagai jaringan
fibrovaskular pada permukaan konjuntiva. Pterygium dapat memberikan gambaran yang vaskular dan tebal tetapi ada juga pterygium yang avaskuler dan flat.
Penatalaksanaan
• Pengobatan tidak diperlukan karena sering bersifat rekuren terutama pada pasien muda.
• Bila pterygium meradang dapat diberikan steroid atau tetes mata dekongestan.
• Dapat dilakukan pembedahan bila :– Grade II dan III– Progresif– Menganggu penglihatan– Menganggu gerak bola mata– Kosmetik
PEMBEDAHAN
Eye with pterygium(A) The pterygium is lifted free of the eye and excised. (B) A graft of conjunctiva from under the upper eyelid is used to cover the defect.
Eye free of pterygium with conjunctival graft in place.
Prognosis
• Kebanyakan pasien setelah 48 jam post operasi dapat beraktivitas kembali
• Pasien dengan rekuren pterigium dapat dilakukan eksisi ulang dan graf dengan konjungtiva autograph
• Pasien dengan resiko tinggi timbulnya pterigium seperti riwayat keluarga atau terpapar sinar matavari yang lama. Dianjurkan memakai kacamata sunblok dan mengurangi terpapar sinar matahari
Komplikasi
• Merah, iritasi, skar kronis pada konjungtiva dan kornea, pada pasien yang belum eksisi, distorsi dan penglihatan sentral berkurang, skar pada otot rektus medial yang dapat menyebabkan diplopia
• Operasi : perforasi korneosklera, graft oedem, graft hemorrhage, graft retraksi, skar konjungtiva, skar kornea dan astigmatisma
• Tersering : rekuren pterigium post operasi
EDUKASI
• Penyakit ini disebabkan oleh faktor usia dan paparan terhadap sinar matahari dan debu.
• Untuk mencegah perkembangan dan mencegah terjadinya radang, dapat menggunakan kacamata pelindung dari debu dan sinar matahari.
Konseling
• Penyakit ini dapat meradang atau berkembang hingga menutupi sebagian besar kornea dan mengakibatkan gangguan penglihatan.
• Bila sedang ada tanda-tanda radang seperti mata perih, merah, berair, penglihatan kabur segera ke dokter mata untuk mendapat pengobatan.
• Bila pterygium berkembang hingga melebihi 2mm dari tepi kornea dan mengganggu penglihatan dapat dilakukan pembedahan bila pasien bersedia (tapi tetap dapat berulang).
TERIMA KASIH