Cross Matching

16
LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOLOGI “ CROSS MATCHING (RUTIN) “ Oleh : NURFITRI RAHMAYANI (0901040) Kelompok I Tanggal Praktikum : 22 November 2012 Dosen : Dra. Syilfia Hasti, M.farm, Apt Asisten : Alifiana Anggraini Ona Sisca Nova Program Studi S1 Farmasi

Transcript of Cross Matching

Page 1: Cross Matching

LAPORAN PRAKTIKUM

IMUNOLOGI

“ CROSS MATCHING (RUTIN) “

Oleh :

NURFITRI RAHMAYANI (0901040)

Kelompok I

Tanggal Praktikum : 22 November 2012

Dosen : Dra. Syilfia Hasti, M.farm, Apt

Asisten : Alifiana Anggraini

Ona Sisca Nova

Program Studi S1 Farmasi

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi

2012

Page 2: Cross Matching

CROSS MATCHING (RUTIN)

I. Tujuan Percobaan

Untuk menentukan apakah golongan darah tertentu dapat menerima darah dari pendonor

lain.

II. Tinjauan Pustaka

Cross-matching adalah suatu jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum

pelaksanaan transfusi darah. Tujuannya adalah untuk melihat apakah darah dari pendonor

cocok dengan penerima (resipien) sehingga dapat mencegah terjadinya reaksi transfusi

hemolitik. Selain itu juga untuk konfirmasi golongan darah.

Cross-matching darah, dalam transfusi kedokteran, mengacu pada pengujian

kompleks yang dilakukan sebelum transfusi darah, untuk menentukan apakah darah

donor kompatibel dengan darah dari penerima yang dimaksud, atau untuk

mengidentifikasi pertandingan untuk transplantasi organ. Cross-matching biasanya

dilakukan hanya setelah lain, tes kurang kompleks belum dikecualikan kompatibilitas.

Kompatibilitas darah memiliki banyak aspek, dan tidak hanya ditentukan oleh golongan

darah (O, A, B, AB), tetapi juga oleh faktor-faktor darah, ( Rh , Kell , dll).

Cross-matching dilakukan oleh teknolog laboratorium bersertifikat, di

laboratorium. Hal ini dapat dilakukan secara elektronik, dengan database komputer, atau

serologis . Tes sederhana dapat digunakan untuk menentukan golongan darah (hanya),

atau untuk menyaring antibodi (hanya).

Crossmatch mempunyai tiga fungsi:

Konfirmasi jenis ABO dan Rh (kurang dari 5 menit).

Mendeteksi antibodi pada golongan darah lain.

Mendeteksi antibody dengan titer rendah atau tidak terjadi aglutinasi mudah. Yang dua

terakhir memerlukan sedikitnya 45 menit.

Page 3: Cross Matching

Macam-macam dari cross-matching:

1. Reaksi silang mayor : eritrosit donor + serum resipien

Memeriksa ada tidaknya aglutinin resipien yang mungkin dapat merusak eritrosit

donor yang masuk pada saat pelaksanaan transfusi

2. Reaksi silang minor : serum donor + eritrosit resipien

Memeriksa ada tidaknya aglutinin donor yang mungkin dapat merusak eritrosit

resipien. Reaksi ini dianggap kurang penting dibanding reaksi silang mayor, karena

agglutinin donor akan sangat diencerkan oleh plasma di dalam sirkulasi darah resipien.

Cara menilai hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:

Bila kedua pemeriksaan (crossmatch mayor dan minor tidak mengakibatkan aglutinasi

eritrosit, maka diartikan bahwa darah donor sesual dengan darah resipien sehingga

transfuse darah boleh dilakukan; bila crossmatch mayor menghasilkan aglutinasi, tanpa

memperhatikan basil crossmatch minor, diartikan bahwa darah donor tidak sesuai

dengan darah resipiensehingga transfusi darah tidak dapat dilakukan dengan

menggunakan darah donor itu.

Bila crossmatch mayor tidak menghasilkan aglutinasi, sedangkan dengan crossmatch

minor terjadi aglutinasi, maka crossmatch minor harus diulangi dengan menggunakan

serum donor yang diencerkan. Bila pemeriksaan terakhir ternyata tidak menghasilkan

aglutinasi, maka transfuse darah masih dapat dilakukan dengan menggunacan darah

donor tersebut, hal ini disesuaikan dengan keadaan pada waktu transfusi dilakukan,

yaitu serum darah donor akan mengalami pengaan dalam aliran darah resipien.

Bila pemeriksaan dengan serum donor yang diencerkanmenghasilkan aglutinasi, maka

darah donor itu tidak dapat ditransfusikan

Tahapan Cross-matching:

1. Reaksi silang salin

Tes ini untuk menilai kecocokan antibody alami dengan antigen eritrosit antara

donor dan resipien, sehingga reaksi transfusi  hemolitik yang fatal bisa dihindari. Tes ini

juga dapat menilai golongan darah.

Page 4: Cross Matching

2. Reaksi silang albumin

Tes ini untuk mendeteksi antibody anti-Rh dan meningkatkan sensitivitas tes

antiglobulin dengan menggunakan media albumin bovine.

3. Reaksi silang antiglobulin

Untuk mendeteksi IgG yang dapatmenimbulkan masalah dalam transfusi yang

tidak dapat terdeteksi pada kedua tes sebelumnya. Terutama dikerjakan pada resipien

yang pernah menerima transfusi darah atau wanita yang pernah hamil.

Ada berbagai macam kondisi & penyakit yang pada keadaan tertentu membutuhkan

transfusi darah. Beberapa diantaranya adalah :

Luka yang menimbulkan perdarahan hebat, misalnya kecelakaan mobil, luka sayat, luka

tusuk, luka tembak, dll.

Operasi/pembedahan yang menyebabkan keluarnya darah dalam jumlah besar, misalnya

pembedahan jantung, pembedahan perut, dll.

Penyakit tertentu seperti penyakit hati (liver), penyakit ginjal, kanker, anemia defisiensi

besi, anemia sel sabit, anemia hemolitik, anemia aplastik, thalasemia, hemophilia,

trombositopenia, dll.

Transfusi diberikan untuk:

a) meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen

b) memperbaiki volume darah tubuh

c) memperbaiki kekebalan

Page 5: Cross Matching

d) memperbaiki masalah pembekuan.

Tindakan transfusi darah biasa dilaksanakan jika telah tersedia darah yang memenuhi

syarat kesehatan & telah melalui pemeriksaan-pemeriksaan (uji saring) tertentu. Dan

ketersediaan darah tersebut terjadi karena adanya proses donor darah.

Donor darah adalah proses dimana penyumbang darah secara sukareladiambil darahnya

untuk disimpan di bank darah & sewaktu-waktu dapat dipakai pada proses transfusi darah.

Syarat menjadi donor darah :

Keadaan umum : bukan pecandu alcohol atau narkoba.

Tidak menderita penyakit jantung, ginjal, paru-paru, hati, kencing manis, penyakit darah,

gangguan pembekuan darah, epilepsy, kanker, dan penyakit kulit kronis kecuali

diperbolehkan oleh dokter yang merawat.

Umur 17 – 60 tahun.

Berat badan minimal 45kg.

Tanda vital baik : Tekanan darah sistolik (100-160mmHg) & diastolik (60-100mmHg),

Nadi teratur 60-100x/menit, Suhu tubuh 36,6-37,5 C.⁰

Hb > 12,5 g/dl.

Selama haid, hamil & menyusui tidak diperkenankan donor darah. Diperbolehkan donor

enam bulan setelah melahirkan & tiga bulan setelah berhenti menyusui.

Jika pernah mendonorkan darah, maka jarak penyumbangan darah : 2,5 – 3 bulan

(maksimal 5x/tahun). Kulit lengan donor didaerah penyadapan (vena yang akan ditusuk)harus

sehat tanpa kelainan. Tidak diperkenankan dalam waktu 12 bulan setelah transfusi darah. Dengan

pemeriksaan lab terhadap VDRL, HBsAg, Anti HCV & Anti HIV hasilnya negatip dan lain-lain.

Manfaat dari donor darah, didapatkan tidak secara langsung. Dengan mendonorkan darah

secara rutin setiap tiga bulan sekali, maka tubuh akan terpacu untuk memproduksi sel-sel darah

baru, sedangkan fungsi sel-sel darah merah adalah untuk oksigenisasi & mengangkut sari-sari

makanan. Dengan demikian fungsi darah menjadi lebih baik sehingga pendonor menjadi sehat.

Selain itu kesehatan pendonor akan selalu terpantau karena setiap kali donor dilakukan

pemeriksaan kesehatan sederhana & pemeriksaan uji saring terhadap infeksi-infeksi yang dapt

Page 6: Cross Matching

ditularkan lewat darah. Dan juga bagi yang pertama kali mendonorkan darahnya, bisa

mengetahui golongan darahnya.

Tidak semua darah dapat diberikan kepada penderita. Hal ini terjadi pada kondisi jika

darah membawa virus/kuman penyebab penyakit yang dapat menularkan kepada penerima darah

tersebut. Oleh karena itu sebelum pengambilan darah perlu dilakukan seleksi/ pemeriksaan donor

dengan tujuan menjaga kesehatan donor & mencegah resiko penularan penyakit kepada

penerima darah.

III. Bahan dan Alat

a. Alat :

o Objek glass

o Tabung reaksi

o Pipet tetes

o Rak tabung reaksi

o Sentrifuge

o Incubator

b. Bahan :

o Bovin albumin

o Reagen comb

o Darah resipien

o Darah donor

o Larutan NaCl fisiologis

IV. Cara Kerja

1. Buat eritrosit 5% : masukkan 19 tetes NaCl fisiologis + eritrosit 1 tetes aduk

hingga homogen dengan cara memutar-mutar menggunakan kedua telapak tangan

sehingga iperoleh larutan 5%.

2. Tahap Mayor

2 tetes serum resipien albumin ditambah 1 tetes eritrosit 5% donor kemudian

ditambahkan lagi 2 tetes bovin albumin

Page 7: Cross Matching

3. Tahap Minor

2 tetes serum donor ditambah 1 tetes eritrosit 5% resipien kemudian ditambahkan

lagi 2 tetes bovin albumin

4. Aduk masing-masing tahap, tahap mayor dan tahap minor lalu disentrifugasi pada

kecepatan 1000 rpm selama satu menit

5. Amati hasilnya ( bila terjadi aglutinasi maka darah tersebut incompatible, pengujian

tidak perlu dilanjutkan dan bila reaksi negative reaksi dilanjutkan)

6. Inkubasi pada suhu 37°C selama 15 menit, lalu disentrifugasi lagi pada kecepatan

1000 rpm selam 1 menit

7. Amati hasilnya (bila terjadi aglutinasi maka darah tersebut incompatible pengujian

tidak perlu dilanjutkan dan bila reaksi negatif reaksi dilanjutkan)

8. Cuci dengan larutan NaCl fisiologi sebanyak 3-4 kali

9. Tambahkan 2 Tetes reagen coomb, sentrifugasi lagi dengan kecepatan 1000 rpm

selama satu menit

10. Amati hasilnya (bila terjadi aglitinasi maka darah tersebut incompatible artinya tidak

dapat dilakuakan tranfusi darah)

V. Hasil

Eritrosit 5% Tahap Mayor

Page 8: Cross Matching

Tahap Minor Setelah di inkubasi dan di sentrifus

Kelompok

Mayor Minor Hasil Seharusnya

Serum Eritrosit Serum Eritrosit

1 X Y Y X

2 Y X X Y +

3 Y Y Y Y + +

4 Y X X Y +

VI. Pembahasan :

Dari praktikum yang telah dilakukan didapat bahwa hasil tidak terjadi aglutinasi pada

saat sentrifus pertama. Kemudian percobaan dilanjutkan kembali dengan di inkubasi pada suhu

37°C selama 15 menit, lalu disentrifugasi lagi pada kecepatan 1000 rpm selam 1 menit. Hasil

yang diperoleh menunjukkan bahwa sampel terjadi aglutinasi (negatif), berarti percobaan yang

dilakukan telah selesai.

Dari hasil percobaan yang dilakukan didapat hasil serum pada serum X dan Serum Y

adalah :

Serum X adalah serum darah golongan A

Serum Y adalah serum darah golongan B

Page 9: Cross Matching

Dari hasil yang diperoleh maka serum A (donor) tidak dapat diterima oleh eritrosit O

(resipien) ini karena pada serum A mengandung antigen A dan pada eritrosit O menghasilkan

antibody A dan B, makanya pada pengujian dengan sentrifus dan inkubator tidak terbentuk

aglutinasi.

Tetapi apabila pada percobaan sampel serum X (golongan darah A) diujikan dengan

eritrosit golongan darah B maka akan terjadi aglutinasi, ini disebabkan pada serum darah A

mengandung antigen A dan pada eritrosit B menghasilkan antibodi A.

Berikut keterangan apakah darah bisa dipakai atau tidak :

1. Crossmatch Mayor, Minor dan Auto Control = Negatif.

Berarti Darah OS Kompatibel dengan darah donor. Darah Boleh dikeluarkan.

2. Crossmatch Mayor = Positif, Minor = Negatif, dan Autocontrol = Negatif.

Periksa sekali lagi Golongan Darah OS apakah sudah sama dengan donor, apabila

Golongan darah OS memang sudah sesuai, maka pemeriksaan dilanjutkan. Lakukan DCT

(Direct Coombs Test) pada sel donor untuk memastikan reaksi positif pada mayor bukan

berasal dari donor, apabila DCT sel donor negatif, artinya ada irregular antibodi pada

serum OS.

a. Ganti darah donor, lakukan crossmatch lagi sampai didapat hasil Cross negatif

pada mayor dan minor.

b. b. Apabila tidak ditemukan hasil Crossmatch yang kompatibel meskipun darah

donor telah diganti maka harus dilakukan skrining dan identifikasi antibodi pada

serum OS dalam hal ini sampel darah dikirim ke UTD Pembina terdekat.

3. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = Positif, dan Autocontrol = negatif.

Artinya ada irregular antibodi pada serum / plasma Donor. Solusi : Ganti dengan darah

donor yang lain lakukan Crossmatch lagi.

4. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, dan Autocontrol = positif.

Lakukan Direct Coombs Test pada OS

Apabila DCT positif, hasil positif pada Crossmatch Minor dan AC berasal dari

Autoantibodi atau ada immune antibodi dari transfusi sebelumnya terhadap sel

darah merah donor dari transfusi sebelumnya.

Page 10: Cross Matching

Apabila derajad positif pada Minor sama atau lebih kecil dibandingkan derajad

positif pada AC/DCT darah boleh dikeluarkan.

Apabila derajad positif pada Minor lebih besar dibandingkan derajad positif pada

AC/DCT, darah tidak boleh dikeluarkan. Ganti darah donor, akukan Crossmatch

lagi sampai ditemukan positif pada Minor sama atau lebih kecil dibanding

AC/DCT.

VII. Kesimpulan

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang

terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di

permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam

serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat

menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah

merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.

Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari

orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif

Page 11: Cross Matching

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan

B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang

dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan

golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan

golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-

positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi

memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan

darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah

ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-

negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Page 12: Cross Matching

DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki/Cross-matching

http://keladitikus.info/penunjang-pemahaman-kanker/86-tranfusi-darah.html

http://www.modernmedicalguide.com/blood-typing-and-crossmatching/

http://imadanalis.blogspot.com/2012/02/cross-matching-blodd.html