CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL...

211
CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM PENANGANAN ANAK JALANAN STUDI KASUS KABUPATEN TANGERANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, 2017

Transcript of CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL...

Page 1: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH

NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENYANDANG MASALAH

KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM PENANGANAN ANAK JALANAN

STUDI KASUS KABUPATEN TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

Faizah Noor

6661130405

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, 2017

Page 2: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

ABSTRAK

Faizah Noor. NIM. 6661130405. SKRIPSI. Program Studi ilmu Administrasi

Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa. Critical Policy Analysis Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007

tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dalam Penanganan Anak

Jalanan Study Kasus : Kabupaten Tangerang. Pembimbing I : Riswanda,

Ph.D dan Pembimbing II : Ima Maesaroh, M.Si

Anak-anak seharus diberi penghidupan layak dan jangan sampai putus sekolah,

penghidupan yang layak dalam hal pendidikan, kesehatan, tempat hidup dan juga

kesejahteraan yang harus anak dapatkan. Pemerintah Kabupaten Tangerang

mempunyai peraturan untuk memenuhi kesejahteraan anak tersebut yakni dalam

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial. Peraturan Daerah ini menyebutkan bahwa anak jalanan

merupakan bagian dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, yakni dalam

pasal 9 point 3 “Anak Jalanan yaitu anak yang berusia 5 sampai dengan dibawah

18 tahun dan belum pernah menikah yang menghabiskan sebagian besar waktunya

untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran di jalanan atau di tempat-tempat

umum”. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana penanganan

anak jalanan di Kabupaten Tangerang. Masalah yang terdapat dalam penelitian ini

adalah tidak terstukrurnya penanganan anak jalanan dengan baik dan jelas, belum

optimalnya koordinasi dan kerjasama antar Organisasi Perangkat Daerah yang

terkait, tidak adanya panti khusus pembinaan atau penanganan untuk anak jalanan,

masih banyaknya kekurangan di dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007

seperti belum adanya petunjuk dan teknis. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif pendekatan eksploratif. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa

penanganan anak jalanan di Kabupaten Tangerang belum optimal. Saran yang

peneliti ajukan adalah harus membuat program yang terstruktur dan terarah, harus

dan kerjasama yang dilakukan antar Organisasi Perangkat Daerah seperti

mengadakan rapat kerja, Pemerintah pusat harus membangun panti khusus anak

jalanan minimal di Provinsi Banten, harus adanya perubahan Peraturan Daerah

nomor 12 tahun 2007 seperti adanya petunjuk dan teknis.

Kata Kunci : Penanganan, Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.

Page 3: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

ABSTRACT

Faizah Noor. NIM. 6661130405. Thesis. Public Administration Departement,

Faculty of Social Science and Political Science, Sultan Ageng Tirtayasa

University. Critical Policy Analysis of Regional Regulation Number 12 Year

2007 regarding to Social Welfare Problems in Handling of Street Children Case

Study : Tangerang Regency. Counselor I: Riswanda, Ph. D and Counselor II:

Ima Maesaroh, M.Si.

Children should be given a decent livelihood and let them to do not drop out of

the school, decent live in terms of education, health, living place and welfare that

children should get. The Government of Tangerang Regency has a regulation to

fulfill the children welfare which is contained in the Local Regulation Number 12

Year 2007 regarding to Social Welfare Problems. This Regional Regulation states

that street children are part of the Social Welfare Problem, namely in article 9

point 3 "Street Children, are the children with the age of 5 to under 18 years old

and have never married, who spend most of his time to earn a living and or

wander in street or in public places ".The purpose of this reseacrh is to know how

the handling of street children on Tangerang Regency. Problem statement on this

research is the lack structured of handling street children with good and clear

handling, not yet optimal coordination and cooperation among organizations of

related Regional Apparatus, the absence of special coaching or handling institute

for street children, there are still many deficiencies in Regional Regulation

Number 12 Year 2007 such as the absence of technical guidance.This research

uses qualitative method with explorative approach. The results of this research

shows that street children handling on Tangerang Regency has not been optimal.

Researcher suggests that the government have to make structured and targeted

program, have to cooperate well with the related Regional Apparatus such as the

doing work agreement, Central Government must build a special intitution for

street children in Banten Province, there should be a change of Regional

Regulation number 12 in 2007 such as guidance and technical things.

Keywords :, Handling, Social Walfare Problem

Page 4: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi
Page 5: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi
Page 6: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi
Page 7: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,

Alhamdulillah Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu

Wata”ala yang telah menganugrahi limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada

seluruh umat di bumi, Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Besar

Muhammad Shallahu’alaihi Wassalam sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal penelitian skripsi ini yang berjudul “Critical Policy Analysis Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial dalam Penanganan Anak Jalanan Studi Kasus Kabupaten

Tangerang”.

Proposal penelitian skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat tugas akhir

Studi Strata Satu (S1) untuk mendapat gelar kesarjanaan pada Konsentrasi

Kebijakan Publik Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tentunya banyak

dukungan dari semua pihak baik moril maupun materil. Oleh sebab itu, maka pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. Bapak DR. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 8: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

ii

3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

6. Ibu Listyaningsih, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

7. Bapak Riswanda, Ph.D Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam mengembangkan pemikiran

kepada penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

8. Ibu Ima Maesaroh, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu

menyempatkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan

memberikan masukan terhadap penelitian penulis.

9. Bapak Dr. Abdul Apip, sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang

telah mengarahkan dan memberi dukungan agar terus stabil dan

meningkatkan kualitas maupun kuantitas semasa perkuliahan di setiap

semester.

Page 9: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

iii

10. Kepada seluruh Dosen dan Staff Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa yang tidak bisa Saya sebutkan satu persatu, yang telah

membekali ilmu selama perkuliahan dan membantu dalam

memberikan informasi selama proses perkuliahan.

11. Terimakasih banyak untuk Papah, Mamah maafkan zazah belum bisa

membahagiakan, untuk Bang Empi, Bang Oi, Ka Tatun, Dilah, yang

selalu memberikan semangat dan mengingatkan tidak boleh pesimis,

kepada belahan jiwa ku Fuji, Aulia, Wilda, Mila. Terimakasih kalian

yang sudah memberikan dukungan yang sangat amat berarti baik

secara moril maupun materil yang tidak akan tergantikan.

12. Kepada Dinas Sosial, Ibu Lili, dan Bapak Endang. Kepada Satuan

Polisi Pamong Praja yang sudah mengijinkan penulis untuk melakukan

penelitian dan sangat bersedia untuk dijadikan informan.

13. Kepada para sahabat yang dari Sekolah Dasar yang tempat berbagi

setiap suka dan duka, serta memberikan semangat dan motivasi, Firqha

Andjani, Fenni Pratiwi, dan Nelly Eviana.

14. Kepada para sahabat seperjuanganku yang menjadi partner dalam

memperoleh Gelar S1 yang selalu ada disaat suka maupun duka,

tempat dimana mengeluh, dan tempat diskusi apapun itu, yaitu Hanny

Minati , Mila Octafia, Yunita Rizky, Apriadalista Nurul Pertiwi, dan

Wulan Resti Fauziah.

Page 10: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

iv

15. Kepada teman-temen seperjuangan Angkatan 2013, khususnya kelas A

Administrasi Negara yang telah menjadi sumber kebahagiaan dan

selalu ada disaat duka selama menjalani perkuliahan yaitu Devi, Linda,

Dila, Adis, Asep, Delki, Winda, Lailliyah, Resty, Abha, Soli, Jumhari,

Satrio, Rifki, Kartiwa, Fardan, serta teman-teman lainnya.

16. Kepada geng Critical, yang selalu memberikan semangat dan tempat

berdiskusi segala ketidaktahuan dan pengetahuan kita.

17. Serta semua pihak yang terlibat dalam membantu penulis untuk

memberikan arahan, bimbingan, semangat, dan doa yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia yang tak luput dari

kesempurnaan yang tentunya memiliki keterbatasan yang terdapat kekurangan

dalam penyusunannya. Oleh sebab itu, penulis meminta maaf apabila ada

kesalahan dan kekurangan dalam proposal penelitian ini. Penulis mengharapkan

segala masukan baik kritik maupun saran dari pembaca yang dapat membangun

demi penyempurnaan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,

Serang, Maret 2017

Penulis

Faizah Noor

Page 11: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

v

Page 12: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

“Jangan menunggu; tidak akan pernah ada waktu yang tepat. Mulailah di

mana pun Anda berada, dan bekerja dengan alat apa pun yang Anda

miliki. Peralatan yang lebih baik akan ditemukan ketika Anda

melangkah.” – Napoleon Hill

”Lisan orang yang berakal berada di belakang hatinya. Jika ia hendak berkata, ia berpikir. Jika itu baik baginya maka ia berbicara, tapi jika tidak, ia diam.

Sedangkan hati orang bodoh berada di belakang lisannya, jika ia ingin bicara, ia bicara, tak peduli pembicaraannya itu bermanfaat atau madharat baginya.”

(Hasan Al Bashri)

PERSEMBAHAN: “Skripsi ini buat mamah, papah, bang empi, bang oi, kaka, dilong, dan ke empat mutiaraku, terimakasih atas semua dukungan nya. Semoga kita semua bahagia dunia akhirat. Aamiin Allahuma Aamiin”

Page 13: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

ABSTRACT

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR ORISINALITAS

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................. 15

1.3 Batasan Masalah ................................................................... 16

1.4 Rumusan Masalah ................................................................ 16

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................. 17

1.6 Manfaat Penulisan ................................................................. 17

1.6.1 Manfaat Praktis .......................................................... 17

Page 14: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

vi

1.6.2 Manfaat Teoritis ........................................................ 17

1.7 Sistematika Penulisan ........................................................... 18

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori ..................................................................... 23

2.1.1. Pengertian Kebijakan ............................................... 24

2.1.2. Pengertian Kebijakan Publik ..................................... 26

2.1.3. Critical System Thinking ......................................... 29

2.1.4. Pengertian Anak Jalanan .......................................... 39

2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................ 45

2.3 Kerangka Berfikir Penelitian ................................................ 47

2.4 Asumsi Dasar ....................................................................... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ................................................................. 51

3.2 Fokus Penelitian .................................................................... 52

3.3 Lokasi Penelitian ................................................................. 53

3.4 Fenomena yang diamati ....................................................... 54

3.4.1 Definisi Konsep .......................................................... 54

3.4.1 Definisi Operasional ................................................... 55

3.5 Instrumen Penelitian ............................................................ 577

Page 15: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

vii

3.6 Informan Penelitian .............................................................. 59

3.7 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ............................... 61

3.8 Uji Keabsahan Data ............................................................. 71

3.9 Jadwal Penelitian ................................................................. 74

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ..................................................... 75

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Tangerang ............................ 75

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Sosial Kabupaten Tangerang ....... 77

4.2 Deskripsi Informan Penelitian ................................................ 79

4.3 Critical Policy Analysis Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun

2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS) Kabupaten Tangerang ............................................. 81

4.4 Deskripsi Data ........................................................................ 91

4.5 Analisa Data Penelitian .......................................................... 92

4.5.1 Sources of motivation (Sumber Motivasi) .......................... 92

4.5.1.1 Stakeholder (Pihak Yang Terlibat) ................................... 93

4.5.1.2 Purpose (Tujuan) .............................................................. 98

4.5.1.3 Measure of improvement (Ukuran Perbaikan) ................. 101

4.5.2 Sources of power (Sumber Kekuatan) ................................. 107

4.5.2.1. Decision-maker (Pembuat Keputusan) ............................ 107

4.5.2.2 Resources (Sumber Daya) ................................................ 113

4.5.2.3 Decision environment (Keputusan Lingkungan) ............ 114

Page 16: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

viii

4.5.3 Sources of Knowledge (Sumber Pengetahuan) .................... 117

4.5.3.1 Professional (Tenaga Ahli) ............................................... 117

4.5.3.2 Expertise (Keahlian) ......................................................... 120

4.5.3.3 Guarantee (Jaminan) ........................................................ 123

4.5.4 Sources of legitimation (Sumber Pengesahan) .................... 123

4.5.4.1 Witness ............................................................................. 124

4.5.4.2 Emancipation ................................................................... 129

4.5.4.3 Word View ........................................................................ 130

4.6 Pembahasan ............................................................................ 136

4.6.1 Sources of motivation (Sumber motivasi) ........................... 137

4.6.2 Sources of power (Sumber kekuatan) .................................. 144

4.6.3 Sources of Knowledge (Sumber Pengetahuan ..................... 147

4.6.4 Sources of Legitimation (Sumber Pengesahan) ................... 148

BAB IV PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................. 165

5.2 Saran ....................................................................................... 168

DAFTAR PUSAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 17: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

ix

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1.1 Pertumbuhan Anak Jalanan di Provinsi Banten ............................. 5

Grafik 1.2 Jumlah Anak Jalanan Kabupaten Tangerang Tahun 2013 – Tahun

2016 .............................................................................................. 9

Grafik 1.1 Perkiraan Jumlah Anak Jalanan di Indonesia ............................... 6

Grafik 1.2 Pertumbuhan Anak Jalanan di Banten .......................................... 35

Page 18: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 The Eternal Triangle of Boundary Judgments ............................ 33

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ........................................................................ 50

Gambar 3.1 Analisis Data Miles dan Huberman ............................................ 71

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Sosial Kabupaten Tangerang ............ 80

Gambar 4.2 Kerangka Berfikir Boundary Judgments ..................................... 128

Page 19: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan Penduduk berdasarkan Provinsi Indonesia ....... 5

Tabel 1.2 Jumlah Anak Jalanan Berdasarkan Kabupaten/Kota Provinsi

Banten Tahun 2015 – 2016 .......................................................... 7

Tabel 1.3 Program Prioritas Dinas Sosial Kabupaten Tangerang Tahun 2016 11

Tabel 2.1 Boundary Categories .................................................................... 34

Tabel 2.2 Panduan Pertanyaan Kritis ........................................................... 36

Tabel 3.1 Informan Penelitian ...................................................................... 61

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ................................................................... 66

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian .......................................................................... 74

Tabel 4.1 Daftar Informan Penelitian ........................................................... 84

Tabel 4.2 Sasaran Kebijakan Dinas Sosial Bagi Penyandang Masalah

Kesejahteran Sosial ...................................................................... 131

Tabel 4.3 Program Prioritas Dinas Sosial Kabupaten Tangerang terhadap

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ................................. 133

Tabel 4.4 Data Anak Jalanan Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi

Banten Tahun 2017 ..................................................................... 134

Tabel 4.5 Temuan Lapangan ....................................................................... 143

Tabel 4.6 Temuan Lapangan Sebetulnya dan Seharusnya ........................... 153

Page 20: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Member Check

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 4 Catatan Bimbingan

Lampiran 5 Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Penyandang

Masalah Kesejahteraan Kabupaten Tangerang

Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup

Page 21: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, sebagai

negara berkembang Indonesia masih dalam taraf pembangunan berkelanjutan dari

semua aspek, aspek ekonomi, aspek sosial, aspek budaya, untuk mencapai tujuan

Negara yang telah tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu

melindungi segenap bangsa Indonesia, dan seluruh tumpah darah Indonesia dan

untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Namun untuk mencapai tujuan Negara banyak permasalahan yang harus diatasi,

diantaranya yakni masalah sosial. Masalah sosial memang menjadi perhatian

khusus bagi pemerintah untuk menjadikan warga negara lebih sejahtera secara

mental maupun fisik, dan memberikan hak-hak yang memang semestinya

didapatkan oleh seluruh kalangan umur, tidak terkecuali yakni anak-anak.

Dalam perjalanan hidupnya menuju kedewasaan, anak mendapatkan

banyak tantangan, baik dalam bentuk fisik, mental, maupun sosial, oleh karena

itu, anak perlu mendapatkan perlindungan. Pada dasarnya anak adalah amanah

dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan

martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak merupakan tunas sumber potensi dan

generasi muda penerus perjuangan cita-cita bangsa dimasa yang akan datang, oleh

karena itu sebagai pemerintah haruslah memberikan penghidupan yang layak

untuk menunjuang kebutuhannya.

Page 22: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

2

Anak-anak seharus diberi penghidupan layak dan jangan sampai putus

sekolah, penghidupan yang layak dalam hal pendidikan, kesehatan, tempat hidup

dan lainnya yang harus anak dapatkan. Kenyataannya, 50% dari anak-anak yang

lulus Sekolah Dasar diteliti ironisnya tidak dapat melanjutkan ke tingkat sekolah

menengah. Indonesia termasuk dalam salah satu tingkat kemiskinan tertinggi di

Asia – 70% anak-anak yang tinggal di daerah pedesaan berhadapan dengan resiko

bertumbuh dalam kemiskinan. Harus dipastikan semua anak mendapatkan awal

kehidupan yang terbaik. Walaupun kedua orangtua bekerja keras untuk

memberikan kesempatan bagi anak-anaknya, mereka tetap mengalami kelaparan

dan berhenti bersekolah untuk membantu keluarganya. Kemiskinan merupakan

salah satu penyebab mengapa orangtua menempatkan anak mereka di lembaga

penitipan anak. Lembaga-lembaga tersebut bertujuan untuk merawat anak-anak

yang rentan, yatim piatu dan anak-anak yang dibuang. Namun sebagian besar

berasal dari keluarga miskin dengan harapan menempatkan mereka di lembaga

untuk memberikan masa depan yang lebih baik karena pendidikan mereka

terjamin (SaveTheChildrenIndonesia (2015), 9 November 2016).

Pemerintah sudah berkeharusan mengadakan program-program dan

melakukan upaya agar menempatkan anak untuk mendapatkan masa depan yang

lebih cerah. Menurut Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan

Undang-undang Nomor 23 Tentang Perlindungan Anak disebutkan dalam Pasal 1

point 2 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak-

haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal

sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan

Page 23: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

3

dari kekerasan dan diskriminasi. Hal ini harus didapat oleh seluruh anak, termasuk

anak jalanan.

Bahwa anak jalanan adalah komunitas dimana seluruh anggotanya berusia

dibawah umur, tidak terikat dengan keluarga tertentu dan hidup dan tumbuh di

jalanan. Soedijar (1989) juga memberikan definisi :

“bahwa anak jalanan adalah berusia diantara tujuh hingga lima belas

tahun yang mana mereka memilih untuk mencari penghasilan di jalanan,

yang tidak jarang menimbulkan konflik ketenangan, ketentraman dan

kenyamanan orang lain di sekitarnya, serta tidak jarang membahayakan

dirinya sendiri.”

Pada tahun 2014 kala itu Menteri Sosial Republik Indonesia Salim Segaf

Al-Jufri mengakui jumlah anak terlantar di Indonesia mencapai 5,4 juta orang.

Ironisnya baru sekitar 200.000 anak terlantar yang ditangani oleh pemerintah.

Namun Kementerian Sosial mencanangkan sebuah gerakan, akhir tahun 2014 ini

Indonesia bebas dari anak jalanan. Angka anak jalanan terus meningkat dari tahun

ke tahun hingga mencapai 5,4 juta orang. Meski demikian, Kementerian Sosial

Republik Indonesia menegaskan bahwa akhir tahun 2014 ini Indonesia akan bebas

dari masalah anak jalanan. Hal ini karena sejak tahun 2011 Kementerian Sosial

Republik Indonesia telah melakukan penanganan sekitar 80 persen anak jalanan.

Artinya saat ini masih tersisa 20 persen lagi anak jalanan yang belum tertangani.

Untuk menuntaskan anak terlantar ini diperlukan dana yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Selain itu diharapkan

Provinsi, Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia dapat mengalokasikan dana

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk menangani masalah

Page 24: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

4

anak terlantar.(Tribunnews (2013). 2014 : Indonesia Bebas dari Anak Jalanan?,

10 Nov 2016)

Sama halnya seperti Menteri Sosial Republik Indonesia sebelumnya,

Salim Segaf Al-Jufri pada tahun 2013. Tahun 2016 Menteri Sosial Republik

Indonesia yakni Khofifah Parawansa, kembali mendeklarasikan bahwa tahun

2017 Indonesia akan bebas anak jalanan seperti halnya dikutip dari suatu media

bahwa akhir 2017 Indonesia ditargetkan akan bebas anak jalanan dengan jumlah

anak jalanan pada tahun 2016 . (Tribunnews (2016). Mensos Targetkan 2017

Indonesia Bebas Anak Jalanan. 11 November 2016).

Jumlah anak jalanan diperkirakan semakin meningkat, bahwa anak jalanan

di Indonesia mengalami peningkatan jumlah anak jalanan terus meningkat. Saat

ini tercatat di Kementerian Sosial (Kemensos) mencapai sekitar 4,1 juta jiwa.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyebutkan jumlah anak jalanan

meningkat 100% dibandingkan dengan tahun 2015. Semua itu ditampung di 6

Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) di seluruh Indonesia, belum lagi

ditambah dengan jumlah anak jalanan yang tersebar di jalan dan belum terkena

penanganan. (JawaPos (2016). Jumlah Anak Jalanan Meningkat Jadi 4,1 Juta. 11

Nov 2016).

Latar belakang peneliti memilih Provinsi Banten dikarenakan Provinsi

Banten merupakan provinsi yang berdekatan dan menjadi penyokong Ibukota

Indonesia yakni Jakarta, serta Provinsi Banten merupakan provinsi yang

mempunyai pelabuhan Merak, dimana pelabuhan yang menjadi penyeberangan

Page 25: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

5

antara pulau Jawa dan Sumatera, yang dijadikan pusat transit yang setiap

mengalami pertumbuhan penduduk yang signifikan. Dari data terakhir yakni

berikut adalah data laju pertumbuhan. Berdasarkan dari Badan Pusat Statistik

(2017) dalam Laju Pertumbuhan Penduduk 2010-2015 bahwa Indonesia

mempunyai 9 (sembilan) laju pertumbuhan penduduk tertinggi, yakni Aceh 2,03,

Sulawesi Tenggara 2,18, Maluku Utara 2,18, Kalimantan Tengan 2,36, Riau 2,62,

Papua 2,63, Kalimantan Timur 2,64, Banten 2,78, dan Kepulauan Riau 3,11.

Hanya Provinsi Banten wilayah yang berada di pulau jawa dan Provinsi yang

berdekatan dengan Ibukota Indonesia yang memiliki laju pertumbuhan penduduk

cukup tinggi yakni pada posisi ke 8 (delapan) di wilayah Indonesia yakni dengan

angka 2,78. Berikut merupakan drafik pertumbuhan anak jalanan di Provinsi

Banten tahun 2011-2014 :

Grafik 1.1 Pertumbuhan Anak Jalanan di Provinsi Banten

(Sumber : Dinas Sosial Provinsi Banten 2016)

Berdasarkan gambar grafik di atas, selama tahun 2011 sampai tahun 2014,

jumlah anak jalanan di Banten data menunjukan bahwa pertumbuhan secara

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

2011 2012 2013 2014

Laki-laki

Perempuan

Total

Page 26: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

6

fluktuatif. Pada tahun 2011, jumlah anak jalanan cukup tinggi yaitu di atas 1.628

orang dengan jumlah anak perempuan 348 dan anak laki-laki sebanyak 1296.

Pada tahun 2012, jumlah anak jalanan menurun cukup drastis hampir setengahnya

dari keadaan tahun 2011 yaitu menjadi 873 orang dengan jumlah anak perempuan

sebanyak 217 dan anak laki-laki 674. Jumlah anak jalanan tahun 2013 mengalami

peningkatan yakni jumlah anak perempuan sebanyak 170 dan anak laki-laki 797

dengan total anak jalanan berjumlah 1.076 orang, kemudian berkurang lagi

menjadi 889 orang pada tahun 2014.

Kabupaten Tangerang merupakan daerah yang stategis dijadikannya pusat

transit dan urbanisasi, selain itu Kabupaten Tangerang merupakan sektor industri

dan manufaktur. Kabupaten Tangerang memiliki 29 Kecamatan. Dari data Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil bahwa pada tahun 2016 jumlah penduduk

Kabupaten Tangerang berjumlah 3.249.328 jiwa yang terdiri dari 1.679.163 laki

laki dan 1.570.165 perempuan. Hal ini tidak menimbulkan dampak yang positif

terdapat pula dampak positifnya artinya hal ini juga akan menimbulkan masalah,

bagi individu yang tidak mampu bersaing maka akan menjadi kendala dalam

kesejahteraan hidupnya, masalah yang timbul yakni kemiskinan, pengangguran,

kriminalitas dan lainnya, serta menjadikan individu yang tidak mampu bersaing

akan menimbulkan masalah sosial seperti, adanya gelandangan, pengemis, serta

anak jalanan. Dibawah ini merupakan tabel jumlah anak jalanan berdasarkan

Kabupaten/Kota Provinsi Banten :

Page 27: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

7

Tabel 1.2 Jumlah Anak Jalanan Berdasarkan Kabupaten/Kota Provinsi

Banten Tahun 2015 - 2016

No. Kabupaten/Kota

Ketelantaran

Anak Jalanan

Tahun 2015 Tahun 2016

(L) (P) Jumlah (L) (P) Jumlah

1

Kabupaten

Pandeglang 173 128 301 0 0 0

2

Kabupaten

Lebak 64 81 145 68 16 84

3

Kabupaten

Tangerang 387 278 585 75 17 92

4

Kabupaten

Serang 55 45 100 109 23 132

5 Kota Tangerang 86 93 179 42 7 49

6 Kota Cilegon 4 5 9 14 1 15

7 Kota Serang 65 30 95 151 30 181

8

Kota Tangerang

Selatan 221 198 419 0 3 3

Jumlah 975 858 1833 459 97 556

(Sumber : Dinas Sosial Provinsi Banten, 2017)

Berdasarkan data jumlah anak jalanan Kabupaten/Kota Provinsi Banten,

pada tahun 2015 jumlah anak jalanan sebanyak 1.833 anak, tahun 2016 berjumlah

556 anak, dan berdasarkan laporan akhir pada bulan Juli bahwa jumlah anak

jalanan sebanyak 361. Meskipun data menunjukan penurunan jumlah dari tahun

2015-2017 namun tidak dapat dipastikan jumlah anak jalanan akan terus menurun,

dikarenakan anak jalanan sendiri yang berpindah-pindah tempat

(nomaden).(sumber : Observasi Awal. Arini. Supervisor Satuan Bakti Pekerja

Sosial Provinsi Banten, 14 April 2017).

Data pada tabel 1.2 menunjukan bahwa Kabupaten Tangerang merupakan

daerah yang memiliki jumlah angka yang paling tinggi, yakni pada tahun 2015

Page 28: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

8

585 anak, tahun 2016 sebanyak 92 anak. Pada tabel di atas menunjukan pada

tahun 2016 Kabupaten Tangerang merupakan jumlah ketiga tertinggi yakni yang

pertama Kota Serang sebanyak 181 jiwa, Kabupaten Serang 132, dan Kabupaten

Tangerang sebanyak 92 jiwa.

Pemerintah Kabupaten Tangerang telah membuat peraturan yang

bertujuan untuk menangani masalah ini yakni dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Tangerang Nomor 12 tahun 2007 tentang Perlindungan Sosial Bagi Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial yang dinyatakan dalam pasal 2 dalam point 1

bahwa Peraturan Daerah tentang perlindungan sosial bagi penyandang masalah

kesejahteraan sosial dimaksudkan untuk dijadikan pedoman dalam upaya

memberikan perlindungan dan jaminan sosial dengan menjunjung tinggi Hak

Asasi Manusia dan dalam point 2 yaitu perlindungan sosial adalah upaya

Pemerintah dan atau Masyarakat sebagai wujud jaminan, pemeliharaan dan

peninggkatan kesejahteraan sosial bagi warga negara sesuai harkat dan martabat

manusia, yang meliputi :

a. Hak untuk hidup dan berkembang dengan layak.

b. Hak untuk mendapat keamanan dan ketertiban.

c. Hak untuk melaksanakan aktivitas dalam kehidupan.

d. Hak memperoleh jaminan kesehatan.

e. Hak memperoleh jaminan pendidikan.

Kemudian tercamtum pula di pasal 9 yang berbunyi, termasuk Kelompok

Keterlantaran, yaitu: yang terdapat di point 3 : “Anak Jalanan yaitu anak yang

berusia 5 sampai dengan dibawah 18 tahun dan belum pernah menikah yang

menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan atau

Page 29: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

9

berkeliaran di jalanan atau di tempat-tempat umum”. Berikut merupakan jumlah

anak jalanan di Kabupaten Tangerang :

Grafik 1.2 Jumlah Anak Jalanan Kabupaten Tangerang

Tahun 2013 – Tahun 2016

(Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Tangerang 2016)

Berdasarkan gambar grafik 1.2, menjelaskan bahwa pada tahun 2013 dengan

jumlah 350 anak, tahun 2014 sebanyak 131 anak, tahun 2015 sebanyak 585 anak

dan pada tahun 2016 berjumlah 92 anak. Data ini menunjukkan ketidakstabilan

data. Peningkatan Anak Jalanan ini bertolak belakang atau tidak sesuai dalam

yang terdapat di Pasal 4 Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 yaitu :

1. Perlindungan Sosial dapat dilakukan berupa tindakan-tindakan yang

bersifat pencegahan (preventif), penyelematan (persuasif), pemeliharaan

(refresif), dan pemulihan (rehabilitatif) terhadap para penyandang masalah

kesejahteraan sosial.

2. Perlindungan Sosial dalam upaya Pencegahan (preventif) yaitu tindakan

yang ditujukan untuk mencegah timbul dan meluasnya populasi dan

penyebaran Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.

0

100

200

300

400

500

600

20132014

20152016

Page 30: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

10

3. Perlindungan Sosial dalam pemahaman Penyelamatan (persuasif) yaitu

tindakan yang ditujukan dalam melakukan penanggulangan secara

langsung terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.

4. Perlindungan Sosial dalam pemahaman Pemeliharaan (refresif) yaitu

tindakan yang ditujukan untuk mengurangi dan membatasi

berkembangnya dan atau meluasnya penyebaran Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial.

5. Perlindungan Sosial dalam pemahaman Penyembuhan (rehablititatif) yaitu

tindakan yang ditujukan untuk menyembuhkan, memulihkan dan

mengembalikan keberfungsian fisik, psikis, mental, dan sosial Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial, sehingga mereka mampu melaksanakan

fungsi sosialnya secara normal dalam masyarakat.

Pertama, belum terstrukturnya penanganan anak jalanan secara rinci dan jelas.

Program yang diberikan oleh Dinas Sosial Kabupaten Tangerang kepada program

anak yakni hanya baru melalui Anak Terlantar. Dalam Peraturan Daerah Nomor

12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kabupaten

Tangerang, dalam pasal 9 anak terlantar dan anak jalanan secara penanganan dan

pengertian dipisahkan yakni : Pasal 9 (point 2) anak terlantar adalah anak yang

berusia 5 (lima) sampai dengan dibawah 18 (delapan belas) tahun dan belum

pernah menikah yang karena sebab tertentu karena beberapa kemungkinan

(miskin atau tidak mampu), salah seorang atau kedua orang taunya sakit, salah

seorang atau kedua orang tuanya meninggal dunia, sehingga terganggunya

kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani, rohani, dan

sosial. Sedangkan pasal 9 (point 3) menjelaskan bahwa anak jalanan adalah anak

yang berusia 5 (lima) sampai dengan dibawah 18 (delapan belas) tahun dan belum

pernah menikah yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari

nafkah dan atau berkeliaran di jalanan dan di tempat-tempat umum.

Menurut Observasi awal yang dilakukan peneliti bahwa Dinas Sosial,

belum melakukan upaya yang maksimal untuk penanganan anak jalanan di

Page 31: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

11

kabupaten tangerang ini, karena banyak kendala, yang baru dilakukan oleh Dinas

Sosial yakni bekerjasama dengan panti-panti swasta, dan hanya baru penanganan

atau bantuan kepada anak terlantar. Anak terlantar yang ditangani oleh Dinas

Sosial juga adalah anak terlantar yang sudah ada di dalam panti yang dititipkan

oleh keluarga mereka.(Observasi awal. 20 September 2016).

Program atau bantuan kepada anak jalanan belum dilakukan dan belum

terstruktur dengan baik dan jelas, baik mengenai anggaran maupun program yang

dilakukan, hal ini juga dikatakan oleh Bapak Sobari Pengurus Yayasan Hikmah

Syahadah. Yayasan Hikmah Syahadah adalah merupakan salah satu panti yang

bekerjasama dengan Dinas Sosial mengenai penanganan anak terlantar. Yang

berperan sebagai pengurus anak-anak terlantar, yang bekerja sama dengan Dinas

Sosial Kabupaten Tangerang, Dinas Sosial juga sering melakukan kegiatan untuk

melatih anak-anak terlantar. Namun belum ada anak jalanan yang dititipkan oleh

Dinas Sosial untuk dilakukan pembinaan atau pemulihan. (Observasi awal. 2

November 2016).

Tabel 1.3 Program Prioritas Dinas Sosial Kabupaten Tangerang

Tahun 2016

No. Program Prioritas

1 Pemberdayaan Fakir Miskin, Keluarga Adat Terpencil dan PMKS lainnya

2 Pelayanan dan rehabilitasi sosial

3 Pembinaan anak terlantar

4 Pembinaan Panti Asuhan dan jompo

5 Pembinaan eks penyandang penyakit sosial

6 Pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial

Page 32: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

12

(Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Tangerang 2016)

Berdasarkan tabel di atas membuktikan bahwa belum ada program dari

dinas sosial untuk menjadi anak jalanan sebagai sasaran program prioritas, maka

dari itu program untuk anak jalanan tidak jelas dan tidak terarah.

Kedua, Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama antar (OPD)

Organisasi Perangkat Daerah yang terkait. Oleh karena itu yakni penanganan dan

pembinanaan anak jalanan di kabupaten tangerang belum optimal, baik yang

dilakukan oleh Dinas Kesejahteraan Sosial maupun yang dilakukan oleh instansi

terkait lainnya, hal ini juga disebabkan kurangnya kerjasama dan koordinasi antar

dinas pemerintah maupun nonpemerintah. Hal ini dipertegas dengan wawancara

yang peneliti lakukan dengan Kepala Seksi Pelayanan Sosial Anak dan Lansia,

Dinas Sosial pada pra penelitian anak jalanan adalah masalah Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial yang paling sulit ditangani, Dinas Sosial mengakui

dalam melakukan penanganan anak jalanan inikami belum optimal, masih lemah

terkait dengan data dan dengan program yang kami berikan. Karena kurangnya

koordinasi antar dinas, seperti Satuan Polisi Pamong Praja, Organisasi swasta lain

serta dinas lainnya, terlebih lagi dengan jumlah anak jalanan yang setiap tahunnya

yang terus bertambah, dan juga anak jalanan yang berpindah-pindah (nomaden).

(Observasi awal. 20 September 2016)

Hal yang serupa maknanya dengan yang dikatakan oleh Petugas Satuan

Polisi Pamong Praja Kabupaten Tangerang Bapak Agus Setiawan. Bahwa Satuan

9 Penyuluhan dan Penanggulangan Korban Bencana Alam

8 Program peningkatan kesadaran akan nilai-nilai keagamaan dan kepahlawanan

9 Program Pemakaman

Page 33: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

13

Polisi Pamong Praja Kabupaten Tangerang hanya merazia disekitar pusat

pemerintahan Kabupaten Tangerang saja, dikarenakan banyaknya aduan dari para

staf pusat pemerintahan dan para pimpinan. Satpol PP hanya melakukan

penanganan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) atau tempat anak jalanan terjaring

razia. Tindakan yang dilakukan Satpol PP berupa larangan secara tegas bahwa

anak jalanan tidak boleh melakukan kegiatannya seperti mengamen di jalan pusat

pemerintahan Kabupaten Tangerang, petugas Satpol PP hanya memberikan

teguran dan memberikan sanksi ringan berupa push up, para anak jalanan yang

terjaring razia juga diminta untuk melakukan pengisian Berkas Acara

Pemeriksaan (BAP) di tempat, dan setelah itu anak jalanan dilepaskan tidak

terjadi penindakan lebih lanjut. Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) tersebut

bertujuan untuk data bagi Satpol PP sendiri guna penindakan selanjutnya jika

anak jalanan tersebut kembali terjaring razia, akan dipanggil kedua orang tuanya.

Selama ini belum ada pelaporan dari Satpol PP kepada Dinas Sosial terkait jumlah

anak jalanan yang terjaring maupun kerjasama dari kedua instansi untuk

melakukan penangkapan atau penanganan terhadap anak jalanan. Hal ini juga

dipertegas oleh pernyataan dari Lili Amalia pada observasi awal yakni Dinas

Sosial belum melakukan kerjasama dengan satpol pp terkait dengan menertiban

anak jalanan.(Observasi Awal. 20 September 2016)

Ketiga, Permasalahan anak jalanan ini juga terjadi di Kabupaten

Tangerang dan tentunya merupakan tanggung jawab bagi pemerintah berdasarkan

Undang-Undang dan Peraturan Daerah yang ada. Namun Peraturan Daerah

tersebut sudah ada sejak tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan

Page 34: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

14

Sosial, namun sampai sekarang dirasa kurang optimalnya kerja dari pemerintah

dikarenakan belum adanya panti khusus untuk pembinaan anak jalanan.

Dikutip dari Kabar 6 : demi menekan tingginya angka anak jalanan (anjal)

di Kabupaten Tangerang, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tangerang berencana

menyediakan rumak singgah untuk anak jalanan Kepala Bidang Rehabilitasi

Sosial pada Dinas Sosial Kabupaten Tangerang, Endang Waryo mengatakan,

persoalan anak jalanan menjadi perhatian serius pihaknya, terlebih melihat angka

anak jalanan (anjal) yang tiap tahunnya meningkat. Makanya Dinas Sosial

berencana menyediakan rumah singgah. Sekaligus memberdayakan kreatifitas

yang mereka miliki ke arah positif dan memberikan anak jalanan pendidikan yang

seharusnya mereka dapatkan. (Sumber : Kabar6. Dinsos Kabupaten Tangerang

Siapkan Rumah Singgah Untuk Anjal. Diakses Tanggal 18 September 2016)

Namun sampai saat ini rumah singgah khusus anak untuk anak jalanan

belum terealisasi. Belum adanya panti atau rumah singgah khusus anak jalanan,

terkait beberapa kendala. Yang pertama belum adanya anggaran, kedua anak

jalanan sulit untuk dibina ataupun ditangani. Dinas sosial baru melakukan

pendataan dan bila memungkinkan baru melakukan program atau kegiatan untuk

anak jalanan yang waktunya tidak dapat dipastikan kapan. (Observasi awal. 20

September 2016)

Keempat, masih banyaknya kekurangan di dalam Peraturan Daerah Nomor

12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Seperti belum

adanya petunjuk pelaksana dan teknis, dan stakeholder mana saja yang

Page 35: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

15

bertanggung jawab dalam penanganannya. Hal ini diperkuat oleh pernyataan oleh

Lili Amaliyah Kepala Seksi Kesejahteraan Anak dan Lansia, bahwa dalam

peraturan daerah ini belum ada petunjuk pelaksana dan teknis, serta tidak adanya

SOP (Standar Operasional Prosedur), belum adanya Petunjuk Pelaksana dan

Teknis, serta belum adanya Peraturan bupati sebagai bentuk terusan dari tata cara

pelaksanaan peraturan daerah terkait. Serta sejak tahun 2007 sampai tahun 2016

belum adanya Petunjuk Pelaksana dan Petunjuk Teknis untuk

mengimplementasikan Peraturan Daerah tentang Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Berdasarkan paparan yang telah peneliti jabarkan, maka dari itu peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian ini, yang berkenaan dengan judul penelitian

yakni “Critical Policy Analysis Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007

tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kabupaten Tangerang

(Studi Kasus : Anak Jalanan)”

1.2 Identifkasi Masalah

1. Tidak terstukrurnya penanganan anak jalanan dengan baik dan jelas.

2. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama antar (OPD) Organisasi

Perangkat Daerah yang terkait.

3. Tidak adanya panti khusus pembinaan atau penanganan untuk anak

jalanan.

4. Masih banyaknya kekurangan di dalam Peraturan Daerah Nomor 12

Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Seperti

Page 36: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

16

belum adanya Peraturan Bupati sebagai bentuk Tata Cara Pelaksanaan

Lanjutan.

1.3 Batasan Masalah

Bahwa dalam penelitian ini peneliti akan membatasi ruang lingkup

permasalahan penelitian yakni yang berkaitan atau fokus kepada dengan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dalam Penanganan Anak Jalanan di

Kabupaten Tangerang yang memfokuskan penelitian kepada Anak Jalanan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian sebelumnya yang telah peneliti tetapkan,

maka penelitian dapat merumuskan masalah adalah Bagaimana Peraturan Daerah

Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dalam

Penanganan Anak Jalanan di Kabupaten Tangerang?

1.5 Tujuan Penelitian

Bahwa peneliti mempunyai tujuan dalam penelitian ini yakni yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui secara kritis Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

dalam Penanganan Anak Jalanan di Kabupaten Tangerang.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

a. Menambah pengetahuan dibidang sosial melalui penelitian yang

dilaksanakan, sehingga diharapkan akan memberi kontribusi pemikiran

Page 37: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

17

khususnya bagi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

b. Sebagai bahan pemahaman, pembelajaran, serta penelitian terdahulu

bagi peneliti maupun mahasiswa lain untuk melakukan penelitian yang

lebih mendalam dimasa yang akan datang.

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan saran guna

mengambil langkah selanjutnya untuk kebijakan yang tepat untuk

menyelesaikan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yaitu Anak

Jalanan di Kabupaten Tangerang.

b. Bagi Anak Jalanan

Peneliti mengharapkan anak jalanan mendapatkan Haknya selayaknya

hak anak seperti yang diundang-undangkan.

c. Bagi Peneliti

Memberikan pengetahuan, wawasan, dan pemahaman yang lebih bagi

peneliti dan memberikan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu dan

teori yang sudah dipelajari selama ini.

d. Bagi Masyarakat

Peneliti mengharapkan peneliti memberikan informasi yang lebih

tentang penelitian ini dan masyarakat dapat memahami bahwa

masyarakat bertanggungjawab juga dalam Penanganan Anak Jalanan

di Kabupaten Tangerang.

Page 38: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

18

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah

sebagai betikut :

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri atas Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian.

1.1 Latar Belakang

Menjelaskan hal-hal yang menjadi ketertarikan peneliti mengenai objek

yang diteliti yang tentunya akan relevan dengan judul skripsi yang

diajukan, bermula dari lingkup yang umum, sampai mengkhususkan

kepada permasalahan terjadi, hal ini digambarkan dari penelitian awal

yang peneliti lakukan.

1.2 Identifikasi Masalah

Mendeteksi fenomena atau aspek yang menjadi permasalahan yang

berkaitan dengan tema atau judul penelitian maupun variabel yang akan

diteliti.

1.3 Batasan Masalah

Menetapkan masalah yang paling penting atau berkaitan dengan fokus

penelitian agar masalah yang diteliti tidak menjadi bias. Batasan masalah

biasanya berupa atau dalam bentuk pernyataan.

Page 39: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

19

1.4 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yakni mendefinisikan masalah yang telah ditetapkan

peneliti dalam bentuk pertanyaan dan akan dijawab oleh hasil penelitian.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian untuk menjawab rumusan penelitian maka dari itu harus

sejalan dengan rumusan masalah. Tujuan penelitian untuk mengungkapkan

sasaran yang hendak dicapai dalam penelitian.

1.6 Manfaat Penelitian

Dalam Manfaat Penelitian terdapat dua sudut pandang, yakni manfaat

teoritis dan manfaat praktis.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan adalah susunan atau urutan penulisan skripsi secara

menyeluruh yang terdiri atas BAB I PENDAHULUAN, BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR, BAB III METODELOGI

PENELIAN, BAB IV HASIL PENELITIAN, BAB V PENUTUP

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

2.1 Deskripsi Teori

Mengkaji teori-teori dan konsep-konsep yang relevan yang berkaitan

dengan fokus penelitian secara rapi dan teratur sebagaimana semestinya.

Yang nantinya teori dan konsep tersebut akan dipilih yang paling sesuai

untuk dijadikan sebagai alat analisa.

2.2 Penelitian Terdahulu

Page 40: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

20

Penelitian terdahulu merupakan kajian ilmiah berupa skripsi, tesis, jurnal

ilmiah, maupun desertasi yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan gambaran alur pemikiran peneliti sebagai

keberlanjutan dari kajian teori, yang dibuat dalam bentuk skema untuk

mempermudah pembaca untuk memahaminya.

2.4 Asumsi Dasar

Merupakan jawaban sementara berdasarkan atas temuan pada saat pra

penelitian dengan kajian teori pada penelitian yang digunakan sebagai

dasar argumentasi.

BAB III Metodelogi Penelitian

4.1 Metode Penelitian

Menjelaskan metode yang akan digunakan peneliti dalam penelitiannya

4.2 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif, maka

dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri yang menjadi instrumen

penelitian.

4.3 Informan Penelitian

Dalam melakukan penelitian dan penggalian data dilapangan, peneliti

membutuhkan narasumber diwawancari. Penentuan informan penelitian

dapat dilakukan dengan teknik purposive atau dengan teknik snowball

sampling.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Page 41: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

21

Menjelaskan teknik yang digunakan untuk wawancara secara mendalam

mendalam, dengan observasi secara berpartisipasi atau tidak berpartisipasi,

dokumen maupun pustaka.

4.5 Teknik Analisis Data

Pada Teknik Analisis Data teknik pengolahan data ke dalam bentuk yang

lebih sederhana agar mudah dipahami pembaca, dapat menggunakan kode

dan berdasarkan kategorisasi data, sehingga dapat dijadikan sebagai akhir

penelitian.

4.6 Uji keabsahan Data

Uji Keabsahan data diperlukan dalam sebuah penelitian. Uji keabsahan

data dapat dilakukan dengan triangulasi, member check, atau dengan cara

lainnya.

4.7 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat atau locus penelitian dilakukan,

penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.

4.8 Jadwal Penelitian

Menggambarkan tentang tahapan waktu yang dilakukan dalam penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

1.1 Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian dengan jelas,

seperti lokasi penelitian dilakukan, struktur organisasi yang berkaitan

dengan populasi, serta hal lainnya yang berkenaan dengan objek

penelitian.

Page 42: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

22

1.2 Hasil Penelitian

Menggambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, yang telah

diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data yang

telah ditentukan.

1.3 Pembahasan

Melakukan pembahasan lebih lanjut dan mendalam yang bersumber dari

hasil analisis data dan wawancara secara mendalam

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Memberikan kesimpulan terhadap hasil akhir penelitian yang telah

dilakukan secara singkat dan Jelas

5.2 Saran

Memberikan rekomendasi dari hasil penelitian terhadap sumbangan

pemikiran, terhadap kebijakan secara teoritis maupun praktis.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 43: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

23

BAB II

DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR

DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Menurut Silalahi (2010 : 90) bahwa definisi deskripsi teori adalah satu set

atau seperangkat konstruk (variabel) yang saling berhubungan, definisi dan

proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan

merinci hubungan-hubungan diantara variabel dengan tujuan menjelaskan dan

memprediksi gejala itu. Selain itu deskripsi teori merupakan suatu rangkaian yang

mengungkapkan suatu fenomena atau realitas tertentu yang dirangkum menjadi

suatu konsep gagasan, pandangan, sikap dan cara-cara yang pada dasarnya

merungaikan nilai-nilai serta maksud dan tujuan tertentu yang teraktualisasi dalam

proses hubungan situasional, hubungan kondisional, atau hubungan fungsional

diantara hal-hal yang terekam dari fenomena atau realtitas tertentu. Dalam

deskripsi teori, peneliti akan melakukan kajian teori yang relevan dengan

permasalahan dalam penelitian, kemudian peneliti akan menyusun secara teratur,

yang akan digunakan untuk asumsi penelitian.

Dengan demikian menurut penjelasan di atas dapat disimpulkan oleh

peneliti, bahwa deskripsi teori merupakan serangkaian penyajian gagasan yang

digunakan untuk penelitian, yang bertujuan untuk dapat menjawab suatu

permasalahan yang terjadi.

Page 44: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

24

2.1.1 Pengertian Kebijakan

Pada penelitian ini yakni yang berjudul Critical Policy Analysis Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial Kabupaten Tangerang yang berfokus pada Anak Jalanan, sudah dapat

dipastikan bahwa peraturan tersebut merupakan output dari sebuah kebijakan,

maka agar dapat dipahami secara mendalam sebaiknya peneliti memaparkan

beberapa pengertian dari kebijakan menurut beberapa ahli, sebagai berikut :

Menurut Ealau dan Prewit (dalam Suharto (2010:7)), kebijakan adalah

sebuah ketetapan yang berlaku yang diciririkan oleh perilaku yang konsisten dan

berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang mentaatinya (yang terkena

kebijakan itu).

Menurut Jones (dalam Winarno (2007:17) istilah kebijakan (policy term)

digunakan dalam prakter sehari-hari akan tetapi digunakan untuk menggantikan

kegiatan atau keputusan yang sangat berbeda. Istilah ini sering dipertukarkan

dengan tujuan (goals), keputusan (decission), standar, proposal, dan grand design.

Titmuss (Dalam Suharto (2010:7)) mendefinisikan kebijakan sebagai

prinsip-prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan kepada tujuan-tujuan

tertentu.

“Kebijakan senantiasa berorientasi kepada masalah (problem-problem)

dan berorientasi kepada (action-oriented). Dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip-

prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara

terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu”

Page 45: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

25

Sedangkan Suharto (2010:7) mencoba mendefinisikan kebijakan lainnya

diungkapkan, yang menjelaskan bahwa :

“Kebijakan (policy) adalah sebuah instrumen pemerintah, bukan saja

dalam arti government yang hanya menyangkut aparatur negara,

melainkan pula governance yang menyentuh pengelolaan sumber daya

publik. Kebijakan pada intinya merupakan keputusan-keputusan atau

pilihan-pilihan tindakan yang secara langsung mengatur pengelolaan dan

pendistribusian sumber daya alam, finansial dan manusia demi

kepentingan publik, yakni rakyat banyak, penduduk, masyarakat atau

warga negara”

Bahwa kebijakan merupakan alat yang digunakan pemerintah untuk

kepentingan masyarakat banyak. Definisi kebijakan dikemukakan oleh Lasswell

(dalam Agustino (2012):

“Kata kebijakan (policy) pada umumnya dipakai untuk menunjukan

pilihan terpenting yang diambil baik dalam kehidupan organisasi atau

privat. Kebijakan bebas dari konotasi yang dicakup dalam kata politis

(political) yang sering kali diyakini mengandung makna keberpihakan dan

korupsi”.

Kebijakan bukan hanya digunakan oleh seluruh aspek kehidupan yang

pada dasarnya kata “kebijakan” merupakan suatu tindakan yang terhindar arti dari

pemikiran yang negatif.

Penggunaan istilah “kebijakan” dalam pengertian modern menurut

Hogwood dan Gunn (dalam Parsons 2008: 15) adalah:

a. sebagai label untuk sebuah bidang aktivitas

b. sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yang diharapkan

c. sebagai proposal spesifik

d. sebagai keputusan pemerintah

e. sebagai otorisasi formal

Page 46: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

26

f. sebagai sebuah program

g. sebagai output

h. sebagai “hasil” (outcome)

i. sebagai teori atau model

j. sebagai sebuah proses.

Dari beberapa definisi kebijakan menurut beberapa ahli diatas, maka

peneliti dapat menyimpulkan bahwa kebijakan adalah rangkaian konsep pokok

yang menjadi garis besar atau suatu tindakan yang diputuskan baik yang

dilakukan oleh organisasi privat (swasta) maupun non-privat (pemerintah), untuk

melaksanaan suatu pekerjaan yang mengandung program untuk mencapai tujuan,

dan harus dipatuhi.

2.1.2 Pengertian Kebijakan Publik

Definisi mengenai kebijakan publik ditawarkan oleh Friedrich (dalam

Agustino (2008:7)) yakni :

“Serangkaian tindakan atau kegiatan yang diusulkan oleh seseorang,

sekelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana

terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan dan kemungkinan-

kemungkinan (kesempatan-kesempatan) dimana kebijakan tersebut

diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang

dimaksud”.

Menurut Heidenheimer et.al (dalam Parsons 2008: xi) menyatakan bahwa

kebijakan publik merupakan studi tentang “bagaimana, mengapa, dan apa efek

dari tindakan aktif (action) dan pasif (inaction) pemerintah”. Menurut Dye (dalam

Wibawa (2011:2) kebijakan publik merupakan “whatever government choose to

do or not to do” yakni (apapun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau

tidak dilakukan).

Page 47: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

27

Dari pengertian diatas bahwa kebijakan publik merupakan latar belakang

keputusan atau kebijakan tersebut dipilih oleh pemerintah, baik pemerintah

melakukan suatu tindakan mengeluarkan (output) suatu produk kebijakan,

ataupun pemerintah tidak melakukan suatu tindakan (pasif).

Karakteristik khusus dari kebijakan publik telah dirumuskan oleh Easton

(dalam Agustino (2012) :

“Sebagai otoritas dalam sistem politik yaitu : para senior, kepala tinggi,

eksekutif, legislatif, para hakim, administrator, penasehat, para raja, dan

sebagainya. Bahwa mereka-mereka yang berotoritas dalam sistem politik

dalam rangka memformulasikan kebijakan itu adalah orang-orang yang

terlibat dalam urusan sistem politik sehari-hari dan mempunyai tanggung

jawab dalam suatu masalah tertentu dimana pada satu titik mereka diminya

untuk mengambil keputusan dikemudian hari kelak diterima serta

mengikat sebagian besar anggota masyarakat selama waktu tertentu”.

Sedangkan menurut Lemieux (dalam Wahab (2012:15) memberikan

penjelasan bahwa kebijakan publik merupakan produk aktivitas-aktivitas yang

dimaksudkan untuk memecahkan masalah-masalah publik yang terjadi di

lingkungan tertentu yang dilakukan oleh aktor-aktor politik yang hubungannya

terstruktur.

Menurut Anderson (dalam Wasliman 2015: 35) menyatakan bahwa,

“Public policies are those policies developed by government bodies and

officials”. (Kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dikembangkan oleh

badan dan pejabat pemerintah). Konsep kebijakan publik menurut Anderson

(dalam Winarno 2007: 20) memiliki beberapa implikasi yaitu sebagai berikut:

Page 48: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

28

1. Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai

tndakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan, bukan perilaku yang

serampangan.

2. Kebijakan publik merupakan arah atau pola tindakan yang dilakukan oleh

pemerintah, bukan keputusan tersendiri.

3. Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh

pemerintah jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk

dilakukan.

4. Kebijakan publik diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan

tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu, atau

bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan-keputusan pemerintah

untuk tidak melakukan sesuatu.

5. Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti positif didarkan pada

peraturan perundang-undangan yang bersifat mengikat dan memaksa.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa kebijakan publik adalah

kegiatan yang dilakukan pemerintah sebagai pembuat kebijakan yang memiliki

tujuan yang baik demi mensejahterakan warganya yang dikeluarkannya sebuah

kebijakan atau keputusan, yang sifatnya mengikat dan memaksa, di mana tindakan

yang dipilih pemerintah adalah untuk memecahkan masalah publik.

Dalam Suharto (2012) ada beberapa konsep kunci untuk lebih memahami

berbagai definisi dalam kebijakan publik :

1. Tindakan pemerintah yang berwenang. Kebijakan publik adalah suatu

tindakan yang dibuat dan diimplementasikan oleh badan pemerintah

yang memiliki kewenangan hukum , politisi, dan finansial, untuk

melakukannya.

2. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata. Kebijakan

publik berupaya memberikan solusi atas permasalahan dan kebutuhan

yang berkembang di masyarakat.

3. Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan. Dalam hal

kebijakan publik biasanya bukanlah keputusan yang tunggal melainkan

terdapat keputusan-keputusan atau pilihan lain pada tindakan atau

stratergi yang telah disiapkan untuk mencapai pada orientasi tujuan

tertentu demi kepentingan publik.

4. Sebuah keputusan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan

sesuatu. Segala hal yang berhubungan dengan kebijakan publik pada

umumnya merupakan tindakan untuk memecahkan masalah sosial.

Akan tetapi, kebijakan publik pula yang telah dirumuskan mampu

Page 49: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

29

menjawab masalah sosial yang terjadi melalui kerangka kebijakan

yang sudah ada sehingga tidak memerlukan tindakan lagi.

5. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seseorang atau beberapa orang

aktor. Kebijakan publik berisi sebuah langkah atau rencana tindakan

yang telah dirumuskan melalui sebuah justifikasi atau pernyataan,

bukan sebuah maksud yang belum dirumuskan.

Dengan demikian dari beberapa definisi tersebut, peneliti dapat simpulkan

bahwa kebijakan publik merupakan suatu tindakan yang ambil oleh pemerintah

yang mempunyai otoritas dari beberapa alternatif-alternatif tertentu, yang

dirumuskan dari proses formulasi lalu di implementasikan dan akan di evaluasi.

Ruang lingkup yang dalam studi kebijakan publik memiliki makna dalam arti

yang luas, mencakup berbagai sektor sepeti ekonomi, budaya, sosial, politik,

hukum dan sebagainya. Yang berupa Peraturan Presiden, Peraturan Pemerintah,

Peraturan Menteri, Peraturan Gubernur, termasuk Peraturan Daerah

Kabupaten/Kota. Kebijakan publik ini bertujuan untuk memecahkan masalah

publik, yang berbentuk tertulis atau resmi oleh seluruh masyarakat tidak

terkecuali atau sifatnya memaksa.

2.1.3 Pengertian Critical System Thinking

Untuk dapat menjawab dan memahami permasalahan pada sebuah

kebijakan secara komprehensif yang dilihat dari berbagai sudut pandang atau

kacamata yakni yang berkaitan dengan aspek kebijakan tersebut, maka peneliti

menggunakan pendekatan critical system thinking. Melalui critical system

thinking maka akan menghasilkan suatu penelitian kebijakan yang baik dan

relevan dan tentunya memberikan jawaban terhadap permasalahan kebijakan yang

ada.

Page 50: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

30

Menurut Ulrich (dalam Riswanda 2016: a,b) menyatakan bahwa critical

system thinking adalah:

“sebuah paradigma alternatif penggalian, pemahaman, pengolahan dan

penafsiran data penelitian menggunakan rangka pikir „critical heuristics‟.

Di mana critical system thinking sebagai sebuah proses berdialektika,

berdiskusi, serta melakukan refleksi pada pencarian „meanings‟ alternatif

diantara kemajemukan, dan sisi lainnya antara asumsi, nilai, dan sudut

pandang dalam konteks penelitian kualitatif. Dengan sinergi penyajiannya

pada kontruksi argument penelitian. Untuk kemudian dijadikan dasar

membangun argument penelitian dan mendesain kerangka teoritis di

dalamnya. Rangka pikir tersebut dapat digunakan di semua fase kajian

kebijakan-formulasi, implementasi, dan evaluasi”.

Bahwa critical system thinking digunakan untuk meningkatkan suatu

pemahaman yang lebih terhadap permasalahan kebijakan melalui rangka berfikir

dan paradigma, yang diharapkan mampu untuk berfikir secara kritis terhadap

makna atau nilai yang terjadi dalam penelitian kualitatif, dan akan dijadikan

sebagai dasar untuk memberikan argumentasi agar dapat lebih tajam dalam

mengupas berbagai aspek yang berkaitan dengan penelitian kebijakan. Kemudian

berfikir secara kritis juga dalam hal ini dapat membantu peneliti untuk dapat

memberikan relevansi antara fakta dan nilai yang terkandung dalam suatu

penelitian kebijakan yang dilakukan, yang dapat dilihat dari formulasi,

implementasi atau evaluasi kebijakan.

Tujuan Critical system thinking menurut Ulrich (dalam Riswanda 2016)

adalah :

“Tujuannya adalah pertama, untuk meningkatkan „kritis‟ (reflektif)

kompetensi tidak hanya terlatih professional dalam pengambilan

keputusan, melainkan juga orang-orang biasa. Kedua, praktik reflektif

tidak dapat dijamin dengan cara teori saja, tetapi memerlukan dukungan

„heuristik‟ dalam bentuk pertanyaan dan argumentasi yang membuat

perbedaan dalam praktik. Ketiga, berpikir kritis dapat memberikan kita

Page 51: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

31

dengan titik awal yang berguna untuk memahami persyaratan metodologis

pendekatan semacam itu untuk praktik reflektif”.

Tujuan lain dari critical system thinking ini adalah „voice of the voiceless‟.

Maksud „voice‟ menurut Riswanda (2016: 5) adalah para individu atau pihak

tertentu dalam masyarakat yang selama ini terpinggirkan atau tidak mendapatkan

tempat dalam proses pembuatan kebijakan.

Selama ini dalam pengambilan kebijakan (formulasi), implementasi, dan

evaluasi masyarakat tidak dilibatkan untuk memberikan „voice‟ (suara) mereka

terhadap suatu permasalahan kebijakan. Diharapkan dengan adanya „voice of the

voiceless‟ maka ada tempat untuk melihat kebijakan dengan cara yang lain, seperti

unsur budaya, sosial, ekonomi, persepsi masyarakat lokal, dan cara pandang yang

berbeda masyarakat yang sesuai dengan latar belakangnya saat menyikapi

permasalahan sosial tertentu.

Dalam Riswanda (2016) menyatakan bahwa:

“Melalui „narrative dialogue‟ atau „percakapan naratif‟ dapat

menunjukkan nilai-nilai sosial kemasyarakatan bercampur dan berbaur

yang dapat memperlihatkan asumsi dari suara individu yang terpinggirkan

yang dapat membentuk konstruksi sebuah kebijakan. Kutipan percakapan

tersebut merupakan refleksi kritis untuk menemukan akar masalah

kebijakan melalui nilai-nilai, dan emosi pengalaman hidup secara

kompleks. Sehingga penelitian kualitatif dapat diperkaya dengan nuansa

atau atmosfir dari percakapan naratif dengan narasumber dengan

menggunakan „kacamata persepsi‟ atau dari sudut pandang narasumber

yang mewakili suara individu”.

Jadi, dalam penelitian critical systems thinking peneliti menggunakan

wawancara secara mendalam “indept interview” secara naratif yang bertujuan

untuk dapat mengetahui makna dari respon informan dengan „kacamata‟ (sudut

pandang) yang berbeda terhadap suatu fenomena dari sebuah kebijakan dimana

Page 52: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

32

respon tersebut bisa memberikan pandangan kepada peneliti mengenai penyebab

permasalahan kebijakan yang terjadi, serta memberikan gambaran dari emosi,

pengalaman hidup, dan pandangan individu, ini dapat memberikan pemahaman

kepada peneliti fakta yang terjadi di lapangan.

Critical system thinking ini menjelaskan bahwa cara berpikir kritis dengan

rangka pikir menggunakan segitiga abadi (the eternal triangle of boundary

judgments). Dengan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada proses

kebijakan, maka dapat membantu dengan menegaskan relevansi beberapa fakta

dan nilai yang dibedakan dari lensa atau kacamata orang yang latar belakangnya

berbeda.

Dengan mengajukan penjelasan dari suatu permasalahan kebijakan secara

akurat, serta mengedapankan sebuah resolusi kebijakan yang berasal dari

pemahaman fakta dan nilai dengan cara systemic triangulation diharapkan dapat

memberikan suatu hasil penelitian kebijakan yang akurat dan relevan. Berupa

sebuah resolusi kebijakan yang komprehensif yang mencerminkan keberagaman

aspek serta sudut pandang yang dipakai dalam memahami suatu fenomena

penelitian (Riswanda, 2016). Berikut adalah gambar segitiga abadi (the eternal

triangle of boundary judgments):

Page 53: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

33

Gambar 2.1

The Eternal Triangle of Boundary Judgments

Sumber: Ulrich (dalam Riswanda 2016: 3)

Menurut Riswanda (2016: 3) :

“menyatakan bahwa boundary judgments memberikan pesan pada peneliti

bahwa prinsip dasar metodologi penelitian dengan pendekatan kualitatif

merupakan refleksi dari konsep boundary judgments. Pemahaman sistem

digunakan sebagai acuan rangka pikir dari sudut pandang seseorang yang

membentuk kontuksi dasar dari kebijakan.

Menurut Ulrich (dalam Riswanda 2016: 3) menyatakan bahwa

“pada penelitian dengan menggunakan „the eternal triangle‟ maka peneliti

berpikir kritis dengan mengaitkan dan memilah mana „facts‟ (realitas

fenomena) dan mana „values‟ (norma, nilai), sehingga ketiganya tidak

dapat dipahami secara terpisah yang pada akhirnya dapat menentukan

bagaimana hasil penelitian dengan memetakan relevansi, keterhubungan,

saling keterkaitan ataupun sebaliknya diantara kedua hal tersebut.”

Bahwa dengan „the eternal triangle‟ fakta fact‟) dan nilai („values‟) yang

realitas yang terjadi dilapangan tidak dapat terpisah karena saling berhubungan,

untuk melihat fakta dan nilai yang terjadi dilapangan, maka peneliti harus

menentukan informan dengan kacamata atau latar belakang peneliti yang berbeda,

yang diharapkan akan menjadikan resolusi bagi kebijakan yang menjadi masalah.

Boundary Judgments

“SISTEM”

“FAKTA-FAKTA” “NILAI-NILAI”

Observasi Evaluasi

Page 54: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

34

Untuk setiap masalah batas dasar, Critical System Thinking memberikan

tiga kategori:

1. Masing-masing kelompok mengacu pada jenis utama dari stakeholder,

yaitu orang yang bersangkutan dengan situasi baik karena mereka

terpegaruh.

2. Mengacu pada jenis utama perhatian kita kaitkan dengan pemangku

kepentingan yang bersangkutan.

3. Mengacu pada jenis utama dari kesulitan yang mungkin timbul

sehubungan dengan kekhawatiran yang bersangkutan.

Berikut adalah rangka penelitian untuk memetakan siapa yang terlibat

dalam pengambilan keputusan, dan siapa yang terkena dampak akhir dari produk

keputusan kebijakan :

Tabel 2.1

Boundary Categories

Batas Kategori Batas Persoalan

1. Stakeholder

2. Purpose Sources of motivation

3. Measure of improvement Sistem referensi

(sistem perhatian)

4. Decision-maker yang menentukan

5. Resources Sources of power Yang terlibat pengamatan (* fakta *)

6. Decision environment dan evaluasi (* nilai *)

dianggap relevan ketika

7. Professional datang untuk menilai

8. Expertise Sources of knowledge manfaat atau cacat dari

9. Guarantee proposisi

10. Witness

11. Emancipation Sources of legitimation Yang terpengaruh

12. World view

Sumber:Ulrich (dalam Riswanda 2016: 9).

Dalam tabel „Boundary Categories‟ terdapat empat dimensi yang menjadi

fokus dalam kajian kebijakan publik. Dimensi tersebut adalah sources of

Page 55: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

35

motivation (sumber motivasi), sources of power (sumber kekuatan), sources of

knowledge (sumber pengetahuan), dan sources of legitimation (sumber

pengesahan).

Menurut Riswanda (2016: 9-10) keempat dimensi ini :

“membentuk „policy circle‟ yaitu lini garis lingkaran dari kebijakan publik

yang terdiri dari formulasi, analisis, implementasi, dan evaluasi. Critically

boundary questions menyediakan dua belas panduan pertanyaan kritis

yang dapat dijadikan sebagai arahan bagi peneliti kebijakan dalam

melakukan pendalaman pada penelitian. Dengan melibatkan kedua

selektivitas empiris dan normatif yaitu apa yang sebetulnya (fakta aktual di

lapangan) dengan apa yang seharusnya terjadi pada tataran ideal.

Dari „Boundary Categories‟ sanalah peneliti dapat melihat perbedaan nilai

dari sudut pandang pemerintah maupun non pemerintah (melihat kacamata dari

latar belakang informan yang berbeda), sehingga dapat memaparkan realita yang

terjadi dari adanya suatu kebijakan, seperti siapa yang terlibat, siapa yang terkena

dampak, idealnya seperti apa, hasilnya bagaimana, dan apa tujuan yang hendak

dicapai dari kebijakan tersebut..

Untuk mengupas suatu permasalahan kebijakan dengan menggunakan

critical systems thinking peneliti menggunakan critically boundary questions

yang menyediakan dua belas panduan pertanyaan kritis yang dapat dijadikan

sebagai pedoman bagi peneliti kebijakan dalam melakukan pendalaman pada

penelitian. Dengan melibatkan kedua selektivitas empiris dan normatif yaitu apa

yang sebetulnya (fakta aktual di lapangan) dengan apa yang seharusnya terjadi

pada tataran ideal (Riswanda, 2016).

Page 56: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

36

Tabel 2.2

Panduan Pertanyaan Kritis

No. Sebetulnya

(temuan fakta actual di lapangan)

Seharusnya

(pada tataran ideal)

1. Siapa atau pihak mana yang secara

factual menjadi pemangku

kepentingan pada sebuah

permasalahan kebijakan?; Pihak

mana, dalam lingkup permasalahan

tersebut, yang suara kepentingannya

mewakili atau terwakili oleh

kelompok tertentu dalam

masyarakat, termasuk didalamnya

memuat nilai-nilai, tujuan, dan

keinginan per individu maupun

golongan?; Kepentingan pihak

mana yang sebetulnya terlayani/

terfasilitasi/ terwakili/ tercermin

dalam sebuah produk kebijakan?

baik berupa UU, PP, Perda, dan

seterusnya. Pihak mana di

masyarakat, dalam lingku kelompok

target kebijakan yang mungkin tidak

merasakan manfaat dari keputusan/

produk kebijakan tersebut, namun

menanggung dampak eksekusi

ataupun memiliki potensi untuk

menanggung akses dampaknya.

Siapa atau pihak mana yang

seharusnya menjadi pemangku

kepentingan dari kebijakan untuk di

formulasi-kan atau dikaji ulang?;

Siapa atau pihak mana yang

seharusnya secara factual menjadi

pemangku kepentingan pada sebuah

permasalahan kebijakan?; Pihak

mana dalam lingkup permasalahan

tersebut yang suara kepentingannya

mewakili atau terwakili.

2. Apa sebetulnya tujuan dari

rancangan kebijakan terkait

permasalahan publik di mana

kebijaan tersebut berpijak? Hal ini

ditinjau dari konsekuensi factual

dikeluarkannya kebijakan tersebut,

bukan hanya dari pernyataan

tertulis-strategis suatu kebijakan

publik.

Apa yang seharusnya menjadi tujuan

dari keebijakan dengan kata lain apa

yang seharusnya menjadi capaian

tujuan kebijakan untuk menjangkau

kepentingan semua pemangku

kepentingan?

3. Berdasarkan konsekuensi rancangan

kebijakan di atas, apa sebetulnya

yang menjadi tolak ukur

keberhasilan kebijakan?

Apa yang seharusnya menjadi tolak

ukur keberhasilan kebijakan?

Page 57: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

37

4.

Siapa atau pihak mana secara

faktual menjadi pembuat kebijakan

dan penentu perubahan ukuran

keberhasilan kebijakan?

Siapa atau pihak mana seharusnya

menjadi pembuat kebijakan? Pihak

mana yang seharusnya memiliki

power perubahan tolak ukur

perbaikan kebijakan?

5. Apa sebetulnya yang menjadi (pra)

kondisi suksesnya formulasi dan

implementasi kebijakan? Apakah

(pra) kondisi ini sepenuhnya

dikontrol oleh pembuat kebijakan?

Seharusnya seberapa besar kontrol

pembuat kebijakan terhadap

sumberdayaa dan (penanganan)

keterbatasan-keterbatasan

penyediannya?

6. Kondisi apa saja yang secara factual

berada di luar kontrol pembuat

kebijakan? Impikasi apa yang

sebetulnya terjadi paada masalah

kebijakan saat pembuat kebijakan

tidak memiliki kontrol pada kondisi

tertentu dalam lingkup

permasalahan kebijakan?

Sumberdaya dan kondisi apa saja

yang seharusnya menjadi bagian

dari pengaturan (pelaksanaan

kebijakan?

7. Siapa atau pihak mana saja yang

sebetulnya dilibatkan sebagai

formulator kebijakan, terkait

permasalahan publik sebagai target

solusi kebijakan tersebut?

Siapa atau pihak mana saja yang

seharusnya dilibatkan sebagai

formulator dalam sistem pembuatan

kebijakan?

8. Siapa atau pihak mana yang

dilibatkan sebagai “pakar” jenis

kepakaran seperti apa dan peran apa

yang diberikan pada para “pakar”

tersebut terkait konteks pembuatan

keputusan kebijakan dan fokus

permasalahan publik berjalan?

Jenis kepakaran seperti apa yang

seharusnya dilibatkan dalam

formulasi kebijakan? Siapa atau

pihak mana saja seharusnya yang

terlibat sebagai “pakar” dan pada

aspek mana saja kepakaran mereka

diletakkan dalam proses pembuatan

keputusan kebijakan?

9. Di mana dan bagaimana sebetulnya

pihak yang dilibatkan dalam sistem

mendapatkan jaminan keberhasilan

perencanaan kebijakan. Hal ini

dapat ditinjau dari kompetensi

teoritis “pakar” yang terlibat,

kesepakatan para “pakar” tersebut

dala validitas data empiris yang

digunakan sebagai dasar

pertimbangan kebijakan, dukugan

politik keterwakilan kelompok

kepentingan terpaut isu kebijakan.

Selanjutnya, tinjuauan penelitian

dapat melihat seberapa jauh

kontribusi kepakaran tersebut

Siapa atau pihak mana yang

seharusnya dilibatkan sebagai

penjamin mutu formulasi kebijakan,

di mana formulator nantinya dapat

mencari tolak ukur kesuksesan dan

perbaikan kebijakan pada tataran

implementasi?

Page 58: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

38

memberikan jaminan suksesnya

pelaksanaan kebijakan?

10. Siapa atau pihak mana diantaranya

mereka yang terlibat mewakili suara

those affected? Siapa saja kemudian

diantara pihak terkena dampak yang

justru tidak dilibatkan dalam

pengambilan keputusan kebijakan?

Siapa atau pihak mana diantara

those affected, yang seharusnya

dilibatkan karena mewakili

kemungkinan terkena dampak dari

rancangan atau hasil keputusan

kebijakan?

11. Apakah the affected diberikan

kesempatan untuk menyuarakan dan

menentukan kepentingan mereka

sendiri, terlepas dari pendapat para

“pakar” menyangkut solusi

kebijakan berjalan? Apakah arti

kualitas hidup bagi mereka? Apakah

the affected pada kenyataannya

hanya menjadi “alat” pencapaian

tujuan dari pihak di luar lingkaran

solusi keputusan kebijakan?

Seberapa jauh dan dengan cara apa

seharusnya the affected diberikan

kesempatan untuk lepas dari lingkup

pengaruh the involved dalam

pengambilan keputusan san

eksekusi kebijakan?

12. Apakah sebetulnya world view

terpaut isu kebijakan publik yang

dihadapi? Apakah pandangan ini

merupakan atau menjadi lensa

pandang (sebagian dari) the

involved dan (sebagian dari) the

affected?

Pijakan world view apa yang

seharusnya menjadi nilai tumpuan

sistem pembuatan kebijakan? Nilai

tumpuan ini, pada tatanan ideal,

mewakili nilai-nilai yang dimiliki

oleh the involved dan the affected?

Sumber: Diterjemahkan, diadapsi dan dimodifikasi dari Midgley, G. (2000)

Systemic Intervention: Philosophy, Methodology and Practice. New York: Kluwer

Academic, hal. 141, dalam Riswanda. 2016. Metode Penelitian Kebijakan.

Panduan pertanyaan kritis di atas menggambarkaan pendalaman masalah

kebijakan multi-layered dan multi dimensi melalui explorasi sudut pandang multi-

lenses, yang nantinya akan peneliti kembangkan lagi di pedoman wawancara

sesuai dengan focus penelitian yakni pendalaman akar masalah kebijakan pada

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial dalam Penanganan Anak Jalanan Studi Kasus di Kabupaten

Tangerang yang diharapkan akan menemukan solusi kebijakan berpijak pada

prinsip socially just, mengedepankan critical system thinking and practice.

Page 59: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

39

2.1.4 Pengertian Anak Jalanan

Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan

Anak dalam Pasal 1 seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,

termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Menurut Soedijar (1989) memberikan definisi, bahwa anak jalanan adalah

berusia diantara tujuh hingga lima belas tahun yang mana mereka memilih untuk

mencari penghasilan di jalanan, yang tidak jarang menimbulkan konflik

ketenangan, ketentraman dan kenyamanan orang lain di sekitarnya, serta tidak

jarang membahayakan dirinya sendiri.

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 12 tahun 2007

tentang PMKS yang tercamtum di pasal 9 yang berbunyi, termasuk Kelompok

Keterlantaran, yaitu: yang terdapat di point 3 : Anak Jalanan yaitu anak yang

berusia 5 sampai dengan dibawah 18 tahun dan belum pernah menikah yang

menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan atau

berkeliaran di jalanan atau di tempat-tempat umum.

Menurut Davies (1994 : 69) anak jalanan dapat dikelompokkan menjadi 2

(dua) macam, yaitu :

1. Kategori anak jalanan on the street/road yakni anak-anak yang ada di

jalanan, tetapi hanya sesaat dijalanan, dan meliputi dua kelompok yaitu

kelompok dari luar kota dan dari dalam kota

2. Kategori anak jalanan of the street/road yakni anak-anak yang

memang tumbuh di jalanan, dan sebagian waktunya dijalanan, tidak

Page 60: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

40

mempunyai rumah, dan jarang atau tidak pernah kontak dengan

keluarganya.

Ahli lain yakni Bagong Suyanto (2010) menyatakan anak jalanan, anak

gelandangan atau eufemistis yakni sebagai anak mandiri, sesungguhnya mereka

adalah anak-anak yang tersisih, marginal, dari perlakukan kasih sayang karena

kebanyakan dalam usia yang relatif dini sudah harus berhadapan dengan

lingkungan kota yang keras dan tidak bersahabat.

Menurut Bagong Suyanto (2010) terdapat pula perbedaan-perbedaan anak

jalanan, yakni sebagai berikut :

1. Children on the street adalah anak jalanan yang kadang-kadang saja

kembali kepada orang tuanya. Anak jalanan ini pada umunya

menghabiskan sebagian waktunya di luar rumah, tetapi mereka masih

mempunyai hubungan dengan keluarganya. Kategori anak jalanan

children on the street ini kerena mereka masih memiliki orang tua

ataupun keluarga yang setiap waktu dan kapanpun dapat kembali ke

rumah serta mereka masih membutuhkan keluarga. Artinya masih ada

yang memperhatikan segala aktivitas yang dilakukan mereka. Bisa

dikatakan mereka turun ke jalan hanya mengikuti temannya atau

pengaruh dari lingkungan sosial tempat tinggal mereka.

2. Children of the street adalah anak yang benar-benar hidup dan bekerja

di jalan dan terlantar dan telah lari dari keluarga. Anak ini memang

benar-benar tinggal di jalan serta mereka sudah lepas dari orang

Page 61: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

41

tuanya. Pada umumnya anak ini disebut anak gelandangan. Anak

jalanan yang dimaksud Clildren of the Street adalah anak yang

menghabiskan seluruh waktunya untuk hidup di jalan dengan

melakukan berbagai aktifitas. Bisa dikatakan dari sejak lahir anak ini

sudah berada di jalan, serta mereka tidak memiliki tempat tinggal yang

menetap atau bisa dikatakan mereka sering berpindah-pindah dari satu

tempat ke tempat yang lainnya untuk berlindung, maka sangat wajar

apabila mereka dijuluki anak gelandangan.

3. Children from families of the street : anak yang dari keluarga yang

sehari-hari hidup di jalan. Kategori anak jalanan ini memang dari

keluarga yang hidupnya di jalan sebagai tempat tinggal mereka.

Artinya mereka sudah tidak asing lagi dengan kehidupan sehari-hari

yang mereka alami. Karena dari kecil hingga besar mereka sudah biasa

mengalami serta menyaksikan kehidupan di jalan yang penuh

penderitaan. Mereka sangat identik dengan suasana lingkungan jalanan

yang panas dan penuh polusi udara.

Bahwa berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa perbedaan atau

kategori anak jalanan, yaitu anak jalanan yang memang kesehariannya hidup

dijalanan dan tidak memiliki tempat tinggal serta keluarga, dan anak jalanan yang

masih memiliki keluarga dan sebagian waktunya dijalanan tetapi hanya untuk

memenuhi kebutuhan sosial maupun ekonominya, dan memang dari keluarga

yang hidupnya di jalan sebagai tempat tinggal mereka, dan menjadikan anak

menjadi anak jalanan.

Page 62: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

42

Menurut Susilo Singgih (2005) bahwa anak jalanan tinggal dijalan karena

dicampakkan atau tercampakan dari keluarganya yang tidak mampu menanggung

beban karena kemiskinan dan kehancuran keluarganya. Seringkali anak jalanan

menghadapi resiko pemerasan, kekerasan fisik maupun seksual, kecelakaan lalu

lintas, penyalahgunaan obat, dan kejadian lain yang dapat menjadikan dirinya

merasa terasingkan.

Menurut Sudrajat (1996) ada beberapa ciri-ciri fisik anak jalanan secara

umum, antara lain :

1. Berada di tempat umum yakni seperti di pertokoan, tempat kemacetan lalu

lintas, pasar, selama 3 (tiga) sampai 24 (dua puluh empat) jam dalam

sehari.

2. Berpendidikan rendah, yakni sebagian besar putus sekolah dan hanya

sebagian kecil lulus Sekolah Dasar.

3. Berasal dari keluarga yang tidak mampu (sebagian dari mereka kaum

urbanisasi)

4. Melakukan aktivitas ekonomi, artinya mereka bekerja pada sektor

informal

Menurut Muhsin (2005) menyebutkan ada beberapa model penanganan

anak jalanan antara lain :

a. Program Berbasis Jalanan (Street Based Program)

Merupakan penanganan anak jalanan ditempat anak jalanan itu tinggal,

kemudian para steet educator datang kepada para anak jalanan untuk

Page 63: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

43

berdialog, mendampingi mereka bekerja, memahami dan menerima

situasinya, serta menempatkan diri sebagai teman. Teknis pelaksanaan

penanganan model tersebut adalah para anak jalanan dalam durasi waktu

tertentu diberikan materi pendidikan dan keterampilan, di samping itu

anak jalanan juga memperoleh kehangatan hubungan dan perhatian yang

dapat menumbuhkan kepercayaan satu sama lain yang berguna untuk

pencapaian tujuan intervensi. Dalam penanganan ini prinsip pendekatan

yang dipakai adalah “asih, asah, dan asuh”. Model penanganan berbasis

jalanan ini, seorang pekerja sosial (PEKSOS) harus bisa cepat

menyesuaikan diri dengan kondisi kehidupan para anak jalanan. Karena

peran pekerja sosial sebagai pendamping dituntut dapat memberikan rasa

nyaman serta memperoleh kepercayaan dari anak jalanan.

b. Program Berbasis Lembaga (Center Based Program)

Pendekatan dan penanganan anak jalanan di lembaga atau panti. Anak-

anak yang masuk dalam program ini ditampung dan diberikan pelayana di

lembaga atau panti, seperti ketika saat malam hari diberikan makanan dan

perlindungan, serta perlakuan yang hangat dan bersahabat dari pekerja

sosial. Dalam panti atau lembaga anak jalanan disediakan pelayanan

pendidikan, ketrampilan, kebutuhan dasar, kesehatan, kesenian dan

pekerjaan bagi anak jalanan. Dengan adanya pelayanan-pelayanan yang

diberikan panti atau lembaga tersebut diharapkan anak jalanan bisa

mengembangkan segala bakat dan kemampuanyang telah mereka miliki.

Page 64: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

44

Sehingga mereka dapat mempunyai skill atau keterampilan untuk bekerja

atau membuka usaha secara mandiri pada saat kembali ke masyarakat

c. Program Berbasis Masyarakat (Community BasedProgram)

Program berbasis masyarakat merupakan model penanganan yang

melibatkan seluruh potensi masyarakat, terutama keluarga atau orang tua

anak jalanan. Pendekatan ini bersifat preventif, yakni dengan cara

mencegah anak agar tidak masuk dan terjerumus dalam kehidupan di

jalan. Keluarga diberikan kegiatan penyuluhan tentang pengasuhan anak

dan upaya untuk meningkatkan tarafhidup, sementara anak-anak mereka

diberi kesempatan memperoleh pendidikan formal maupun informal,

pengisian waktu luang, dankegiatan lain yang bermanfaat. Pendekatan ini

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat agar

sanggup melindungi, mengasuh dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya

secara mandiri.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa terdapai 3 (tiga) model penanganan

anak jalanan yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah.

Yang Pertama Program Berbasis Jalanan (Street Based Program) yakni

penanganan anak jalanan ditempat anak jalanan itu tinggal, kemudian melakukan

pendekatan dan datang kepada para anak jalanan untuk berdialog, mendampingi

mereka bekerja, memahami dan menerima situasinya, serta menempatkan diri

sebagai teman. Kedua, Program Berbasis Masyarakat (Community Based

Program) yaitu pendekatan dan penanganan anak jalanan di lembaga atau panti.

Page 65: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

45

Anak-anak yang masuk dalam program ini ditampung dan diberikan pelayanan di

lembaga atau panti, seperti ketika saat malam hari diberikan makanan dan

perlindungan, dan diberikan ketrampilan, kebutuhan dasar, kesehatan, kesenian

dan pekerjaan bagi anak jalanan. Ketiga yaitu program Berbasis Masyarakat

(Community Based Program) penanganan yang melibatkan seluruh potensi

masyarakat, terutama keluarga atau orang tua anak jalanan yang bertujuan

mencegah anak agar tidak masuk dan terjerumus dalam kehidupan di jalan.

Keluarga diberikan kegiatan penyuluhan tentang pengasuhan anak dan upaya

untuk meningkatkan taraf hidup.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan hasil atau kajian dari penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti lain, yang dapat diambil dari berbagai

sumber seperti skripsi, tesis, jurnal bahkan desertasi. Adapun penelitian terdahulu

yang peneliti ambil yang berkaitan tentang “Critical Policy Analysis Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Kabupaten Tangerang (Studi Kasus : Anak Jalanan)” yaitu penelitian Skripsi yang

berjudul tentang Evaluasi Penanganan Anak Jalanan di Kota Cilegon yang

dilakukan oleh Yayang Muchamad Widiyatmoko Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, penelitian ini bertujuan untuk

mengevaluasi penanganan anak jalanan pada Dinas Sosial di Kota Cilegon.

Penelitian ini menggunakan teori Evaluasi dari William N. Duun. Hasil

penelitian ini yaitu dalam penanganan anak jalanan yang dilakukan oleh Dinas

Page 66: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

46

Sosial di Kota Cilegon terdapat beberapa masalah, pelatihan yang diberi kurang

variatif, pelatihan yang dilakukan untuk anak jalanan dalam waktu yang singkat,

yakni satu minggu dalam setahun, pelatihan yang diberikan hanya setengah dari

jumlah anak jalanan yang ada, pelatihan diberikan kepada anak jalanan adanya

kuota atau batas maksimal orang, sehingga anak-anak jalanan lainnya harus

menunggu giliran, sering terjadi perbedaan persepsi antara pemerintah dan anak

jalanan.

Penelitian kedua dilakukan oleh Dysa Restiani Program Studi

Kesejahteraan Sosial, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2014 dengan judul penelitian

Strategi Pelayananan Sosial Anak Jalanan Melalui Pendampingan Luar Lembaga,

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan apa saja yang dilakukan oleh

Social Development Center For Street Children-Bambu apus Jakarta Timur, untuk

mengetahui hasil dan manfaat dalam pelayanan sosial terhadap anak jalanan,

untuk mengetahui dalam membuat program yang diberikan ada faktor

penghambat atau tidak

Hasil yang diberikan dalam penelitian ini adalah program pendampingan

luar lembaga dibentuk untuk membantu anak jalanan di daerah agar bisa

bersekolah kembali, mengajarkan orang tua untuk mengasuh anak dengan benar

agar anak tersebut tidak kembali turun ke jalanan. Faktor pendukung untuk

melakukan program ini seperti motivasi dan kemitraan yang membantu

berjalannya program yang diberikan. Faktor penghambat program ini yakni

Page 67: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

47

berkenaan dengan penurunan dana yang diberikan oleh Kementrian Sosial dan

susahnya mendidik anak jalanan agar bersedia mengikuti program yang diberikan.

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Kerangka pemikiran merupakan penjelasan alur berpikir peneliti dalam

penelitian dalam menjelaskan permasalahan penelitian. Maka dari itu peneliti

membuat kerangka berpikir sebagai berikut:

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah “Critical Policy

Analysis Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial Kabupaten Tangerang (Studi Kasus : Anak Jalana)”. Dengan

demikian, peneliti mendeskripsikan tentang Paraturan Daerah tentang Penyandang

Masalah Kesejahteraan yang mengambil studi kasus tentang Anak Jalanan

tersebut dengan apa yang terjadi sebenarnya di lapangan, dan peneliti

menggambarkan kebenaran yang terjadi di lapangan dengan konsep yang dibuat

oleh pemerintah. Hasil dari dilakukannya hal tersebut adalah masih terdapat

masalah dalam penanganan anak jalanan di Kabupaten Tangerang, serta Hak-hak

anak harus terpenuhi dalam penanganan yang dilakukan oleh pemerintah.

Dari berbagai permasalahan diatas, peneliti mengkajinya dengan Critical

System Thinking yang dirumuskan oleh Gerald Midgley. Teori tersebut

merupakan sebuah paradigma yang dianggap relevan sehingga dapat digunakan

sesuai dengan situasi dan kondisi di mana penelitian dilakukan. Teori tersebut

merupakan sebuah paradigma berpikir dengan melihat masalah dari sudut

pandang yang variatif. Dari sanalah dapat melihat perbedaan nilai dari sudut

pandang pemerintah dan non pemerintah, sehingga dapat memaparkan realita

Page 68: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

48

yang terjadi, seperti siapa yang terlibat, siapa yang terkena dampak, idealnya

seperti apa, hasilnya, dan tujuannya.

Page 69: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

49

Ulrich (dalam Riswanda 2016:

9). Boundary Categories 4

(empat) dimensi:

1. sources of motivation

(sumber motivasi),

2. sources of power (sumber

kekuatan)

3. sources of knowledge

(sumber pengetahuan)

4. sources of legitimation

(sumber pengesahan).

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir

Boundary Judgments

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007

tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial Kabupaten Tangerang (Anak Jalanan)

System (Sistem)

Hasil (Output) yang diharapkan :

1. Tidak terstukrurnya penanganan anak jalanan dengan

baik dan jelas.

2. Optimalnya koordinasi dan kerjasama antar Organisasi

Perangkat Daerah yang terkait.

3. Adanya panti khusus pembinaan atau penanganan

untuk anak jalanan.

4. Dibuatnya Perubahan pada Peratuuran Daerah

Facts (Fakta) Values (Nilai)

1. Tidak terstukrurnya penanganan anak jalanan

dengan baik dan jelas.

2. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama

antar Organisasi Perangkat Daerah yang terkait.

3. Tidak adanya panti khusus pembinaan atau

penanganan untuk anak jalanan.

4. Masih banyaknya kekurangan di dalam Peraturan Daerah ini

Seperti belum adanya Peraturan Bupati sebagai Tata Cara Lanjutan

Pelaksanaan Kebijakan

Page 70: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

50

2.3 Asumsi Dasar

Berdasarkan kerangka berpikir di atas bahwa dalam penelitian ini, peneliti

berasumsi bahwa Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang

Masalah Kesejahteraan Kabupaten Tangerang dalam pasal 9 yang berbunyi,

termasuk Kelompok Keterlantaran, yaitu: yang terdapat di point 3 : Anak Jalanan

yaitu anak yang berusia 5 sampai dengan dibawah 18 tahun dan belum pernah

menikah yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan

atau berkeliaran di jalanan atau di tempat-tempat umum dalam memberikan

kesejahteraan yang pemerintah berikan belum optimal yang didasari oleh masalah

yang peneliti jabarkan di latar belakang penelitian ini, maka peneliti mengambil

judul atau fokus penelitian yaitu “Critical Policy Analysis Peraturan Daerah

Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang

memfokuskan kepada penanganan anak Jalanan.”

Page 71: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

51

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong 2007 : 4) metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-

orang atau perilaku yang diamati. Beberapa pendapat dari ahli lain diantaranya :

Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2012) manyatakan bahwa:

“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti kondisi objek yang alamiah dimana penelti berperan

sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif, dan hasil

penelitiannya lebih menekankan pada makna generalisasi”

Sedangkan menurut Irawan (2006) yang menyatakan :

“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang cenderung

bers ifat deskriptif, naturalistik, dan berhubungan dengan “sifat data”

yang murni kualitatif. Temuan dalam penelitian kualitatif bersifat kasustik,

unik, dan tidak dimaksudkan untuk digeneralisasikan ke konteks lain,

instrumen pengumpulan dara dalam metode kualitaif tifak bersifat

terstruktur, terfokus, “riged” dan spesifik, seperti dalam penelitian

kuantitatif, tetapi lebih bersifat longgar, fleksibel, dan dapat berubah

sewaktu-waktu”

Satori dan Komariah (2009:25) menyatakan bahwa metode penelitian

kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkapkan situasi sosial

tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata

Page 72: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

52

berdasarkan teknik pengumpulan dengan analisis data yang relevan yang

diperoleh dari situasi alamiah.

Menurut Denzim dan Lincol (dalam Moleong (2007) : 5) bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian dengan menggunakan latar belakang ilmiah dengan

maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan yang

melibatkan berbagai metode yang ada. Bahwa dengan berbagai definisi penelitian

kualitatif yang ada, bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menggunakan wawancara secara mendalam dengan narasumber untuk

menafsirkan atau memahami sikap atau pandangan seseorang terhadap suatu

fenomena untuk digunakan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek penelitian berdasarkan fakta-

fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian diperoleh dari beberapa pencarian ilmu yang dilakukan

peneliti. Dalam penelitian ini peneliti kulalitatif memfokuskan objek penelitian

untuk mempertajam analisis peneliti. Menurut Spradley (dalam Sugiyono 2012 :

2008) menyatakan bahwa “A focused refer to a single cultural domain or a few

relected domain”. Bahwa fokus merupakan domain tunggal atau beberapa domain

yang terkait dari situasi sosial.

Pada penelitian ini peneliti menentukan fokus berdasarkan situasi sosial

dalam hal ini tentang tingkat kebaruan atau fenomena yang sedang terjadi di

masyarakat. Fenomena yang terjadi di masyarakat dapat memberikan peneliti

Page 73: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

53

pengetahuan secara mendalam dan lebih luas tentang objek penelitian. Maka

dalam penelitian ini peneliti akan mengambil fokus penelitian mengenai Critical

Analysis Policy Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial Kabupaten Tangerang (Anak Jalanan).

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian menjelaskan tentang tempat atau locus penelitian, serta

latar belakang peneliti mengambil tempat peneitian tersebut. Maka penelitian

dengan judul “Critical Policy Analysis Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007

tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (Anak Jalanan) ini dilakukan

di Kabupaten Tangerang, yakni yang menjadi Unit Pelaksana Teknis atas

peraturan daerah tersebut adalah Dinas Sosial. Peneliti mengambil Locus di

Kabupaten Tangerang dikarenakan masih banyak anak jalanan yang didapati di

Kabupaten Tangerang, dan peneliti menemukan beberapa masalah yakni

diantaranya : tidak terstukrurnya penanganan anak jalanan dengan baik dan jelas,

belum optimalnya koordinasi dan kerjasama antar (OPD) Organisasi Perangkat

Daerah yang terkait, tidak adanya panti khusus pembinaan atau penanganan untuk

anak jalanan, masih banyaknya kekurangan di dalam Peraturan Daerah Nomor 12

Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Seperti belum

adanya SOP (Standar Operasional Prosedur), dan stakeholder mana saja yang

bertanggung jawab dalam penanganannya.

Page 74: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

54

3.4 Fenomena yang diamati

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual merupakan bagian dari definisi-definisi yang berisi

penjelasan dari konsep yang digunakan agar tidak ada perbedaan penafsiran antara

peneliti dan pembaca, sehingga perlu adanya keselarasan pemahaman. Konsep

yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Critical System Thinking (CST)

Menurut Ulrich (dalam Riswanda 2016: a,b) menyatakan bahwa critical system

thinking adalah sebuah paradigma alternatif penggalian, pemahaman,

pengolahan dan penafsiran data penelitian menggunakan rangka pikir „critical

heuristics‟.

2. Anak Jalanan

Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 12 tahun 2007 tentang PMKS

yang tercamtum di pasal 9 yang berbunyi, termasuk Kelompok Keterlantaran,

yaitu: yang terdapat di point 3 : Anak Jalanan yaitu anak yang berusia 5 sampai

dengan dibawah 18 tahun dan belum pernah menikah yang menghabiskan

sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran di jalanan

atau di tempat-tempat umum.

Page 75: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

55

3. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial adalah Perorangan, Keluarga, dan

Kelompok Masyarakat yang karena sebab-sebab tertentu tidak dapat

melaksanakan seluruh atau sebagian fungsi dan peranan sosialnya, sehingga

tidak dapat terpenuhi kebutuhan dasar, minimum baik rohani, jasmani maupun

sosialnya.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjabaran konsep atau objek yang digunakan

penelitian dalam rincian yang terukur berdasarkan indikator penelitian. Dalam

penelitian ini menggunakan Boundary Categories menurut Ulrich (dalam

Riswanda 2016: 9), yaitu:

1. Sources of motivation (Sumber motivasi), adalah suatu sumber yang dalam

situasi dan kondisi penanganan anak jalanan yang dijadikan sebagai

gambaran kekuatan guna tercapainya penanganan anak jalanan yang

maksimal.

a. Stakeholder, pihak yang terlibat dalam penelitian ini adalah seluruh

yang terkait dalam penelitian ini.

b. Purpose (Tujuan), yaitu sasaran yang ingin dicapai dari kebijakan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial khususnya anak jalanan.

c. Measure of improvement (Ukuran perbaikan), yaitu yang dijadikan

patokan atau standar keberhasilan penanganan anak jalanan.

Page 76: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

56

2. Sources of power (Sumber kekuatan), adalah suatu sumber yang menjadi

kelebihan atau kekuatan untuk penanganan anak jalanan guna mencapai

sebuah keberhasilan.

a. Decision-maker (Pengambilan keputusan), yaitu pihak yang

menjadi pembuat kebijakan dalam penanganan anak jalanan dan

pihak yang mengambil keputusan.

b. Resources (Sumber daya), yaitu potensi yang dimiliki Dinas sosial

dalam mengelola penanganan anak jalanan.

c. Decision environment (Keputusan lingkungan), yaitu kondisi yang

berada di luar kontrol lingkup Dinas sosial.

3. Sources of knowledge (Sumber pengetahuan), adalah suatu sumber yang

dijadikan sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan tentang penanganan

anak jalanan.

a. Professional (Tenaga ahli), yaitu seseorang yang dianggap sebagai

sumber terpercaya berdasarkan keahlian yang dimiliki dalam

menilai dan memutuskan sesuatu terkait penanganan anak jalanan.

b. Expertise (Keahlian), yaitu kemampuan dalam menangani

penanganan anak jalanan.

c. Guarantee (Jaminan), yaitu pihak yang dilibatkan dan berkontribusi

dalam penanganan anak jalanan.

4. Sources of legitimation (Sumber pengesahan), merupakan legitimasi dari

badan-badan yang menanangani penanganan anak jalanan.

Page 77: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

57

a. Witness, yaitu orang yang seharusnya terkena efek atau dampak dari

adanya kebijakan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial).

b. Emancipation, yaitu orang yang selama ini tidak terlibat dalam

pembuatan kebijakan.

c. World view (Pandangan dunia), yaitu pandangan secara universal

terhadap persoalan anak jalanan. Yakni peneliti melihan pandangan

atau persepsi Save Street Children, Media, dan Tokoh Masyarakat.

3.5 Istrumen Penelitian

Menurut Moleong (2007) pencari tahu alamiah dalam hal ini yakni peneliti

dalam pengumpulan data lebih banyak bergantung pada dirinya sebagai alat

pengumpulan data. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong :

2007) menurutnya :

“Sebagai peneliti kualitatif, tugas anda adalah menembus pengertian akal

sehat tentang kebenaran dan kenyataan, apa yang kelihatannya keliru atau

tidak konsisten menurut perspektif dan logika anda, mungkin menurut

subyek anda tidak demikian, dan kendati anda tidak harus sependapat

dengan pandangan subyek terhadap dunia ini, dapat mengetahui,

menerima, dan menyajikan pandangan mereka itu sebagaimana mestinya”

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti itu

sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi”

seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke

lapangan. Maka yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi

diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kulalitatif, penguasaan teori dan

Page 78: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

58

wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki

lapangan (dalam Sugiyono, 2012 : 59).

Peneliti mengumpulkan dua jenis data, yakni merupakan data sekunder

dan data sekunder. Peneliti sendiri merupakan key instrument dalam penelitian

kualitatif, dikarenakan peneliti dapat merasakan, mengalami, melihat sendiri

objek atau subjek yang diteliti, selain itu peneliti juga mampu menentukan saat

kapan penyimpulan data telah mencukupi, data telah jenuh dan kapan penelitian

dapat dihentikan dan peneliti juga dapat langsung melakukan pengumpulan data,

melakukan refleksi secara terus-menerus dan secara gradual membangun

pehamanan yang tuntas mengenai suatu hal.

Bahwa pada penelitian ini, peneliti merupakan sebagai instrumen

Participant Non-Observer (Observasi Non-Partisipan). Observasi Non-Partisipan

adalah di mana observer tidak ikut dalam kehidupan orang yang akan diobservasi,

dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat. Dalam penelitian ini jenis

data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah

data yang berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati dari hasil

wawancara dan observasi. Sedangkan data sekunder adalah data yang dijadikan

sebagai data tambahan untuk memperkuat penelitian, seperti dokumen, gambar,

rekaman, dan lain-lai. Adapun alat pendukung dalam penelitian yaitu panduan

wawancara, buku catatan, dan handphone.

Page 79: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

59

3.6 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi yang

diperlukan peneliti selama proses penelitian. Informan ini terbagi menjadi dua

yakni informan kunci (key informan) dan informan sekunder (secondary

informan). Menurut Patton (dalam Denzin 2009 : 209), alasan logis di balik teknik

purposive dalam penelitian kualitatif merupakan prasyarat bahwa informan yang

telah dipilih sebaiknya memiliki informasi yang kaya (rich information), adapun

dalam penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

yaitu teknik pengambilan data dari informan dengan pertimbangan bahwa orang

yang dijadikan informan penelitian merupakan orang yang mengetahui tentang

obyek penelitian, sehingga memudahkan peneliti untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan. Selanjutnya dalam pelaksanaannya peneliti akan menggunakan teknik

Snowball yakni disesuaikan dengan kondisi atau situasi yang terjadi di lapangan.

Adapun informan penelitian ini peneliti pilih berdasarkan judul penelitian Critical

Policy Analysis Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (Study Kasus : Anak jalanan) adalah sebagai

berikut :

Page 80: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

60

Tabel 3.1

Informan Penelitian

No. Informan Keterangan Kode Kategori

Informan

1. Kepala Bagian Perundang-

Undangan Sekretariat Daerah

Bagian Hukum

Key Informan I1,1

Pilar

Pemerintah

2. Surpervisor Satuan Bakti

Pekerja Sosial Dinas Sosial

Provinsi Banten

Key Informan I2,1

3. Kepala Seksi Kesejahteraan

Anak dan Lanjut Usia Dinas

Sosial, Kabupaten Tangerang

Key Informan I3,1

4. Kepala Seksi Pengelolaan Data

PMKS dan PSKS Dinas Sosial,

Kabupaten Tangerang

Key Informan I3,2

5. Satuan Bakti Pekerja Sosial,

Kabupaten Tangerang

Key Informan I3,3

6. Kepala Seksi Keamanan dan

Ketertiban Umum Satuan Polisi

Pamong Praja

Key Informan I4,1

7. Komanda Kompi Satuan Polisi

Pamong Praja

Key Informan I4,2

Page 81: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

61

8. Pelaksana Tugas Operasi dan

Pengendalian Satuan Polisi

Pamong Praja Kabupaten

Tangerang

Key Informan I.8

9. Kepala Tenaga Kerja Sosial

Kecamatan Kabupaten

Tangerang

Key Informan I5,1

10. Yayasan Hikmah Syaidah Key Informan I6,1

Pilar non-

Pemerintah

11. Anak Jalanan Kabupaten

Tangerang

Key Informan I7,1

I7,2

I7,3

12. Organisasi Save Street Children Second Informan I8,1

13. Media Second Informan I9,1

I9,2

14. Tokoh Masyarakat, Lembaga

Swadaya Masyarakat Gapura

Second Informan I10,1

(Sumber : Peneliti, 2016)

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan data merupakan langkah yang paling strategis dan

penting dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah

menepatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian

tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar terhadap yang sudah

Page 82: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

62

ditetapkan (Sugiyono, 2012 : 63). Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Irawan,

2006 : 73) analisis data kualitatif adalah :

“Analisis data adalah proses mencari dan mengatur secara sistematis

transkip interview, catatan dilapangan, dan bahan-bahan lain yang anda

dapatkan, yang kesemuanya itu, anda kumpulkan untuk meningkatkan

pemahaman anda (terhadap suatu fenomena) yang membantu anda untuk

mempresentasikan penemuan anda kepsa orang lain”.

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan

sekunder. Sebagai data primer dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan

atau perilaku orang-orang yang diamati dari hasil wawancara serta observasi yang

dilakukan. Sedangkan data sekunder yang didapatkan berupa dokumen tertulis,

gambar atau foto.

1. Observasi

Observasi dapat dikatakan sebagai teknik pengumpulan data yang paling

utama dalam penelitian kualitatif. Observasi adalah pengamatan terhadap

suatu obyek yang diteliti baik secara langsung ataupun tidak langsung

untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian (Satori

dan Komariah:2009,105). Pengamatan secara langsung yakni peneliti

terjun secara langsung ke lapangan dan melibatkan seluruh pancaindra,

sedangkan pengamatan tidak langsung adalah pengamatan yang

menggunakan alat bantu seperti visual atau audiovisual.

Menurut Soehartono (2004 : 70) bahwa observasi partisipan yakni peneliti

terlibat dengan kegiatan sehari-hari objek atau subjek yang sedang diteliti

atau yang digunakan sebagai sumber penelitian, atau pengamat ikut serta

dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau

Page 83: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

63

diamati, dan seolah-olah merupakan bagian dari mereka. Sedangkan Black

dan Champion (2005 : 289) menyatakan bahwa dalam observasi

nonpartisipan peranan dalam tingkah laku peneliti dalam kegiatan-

kegiatan yang berkenaan dengan kelompok yang diamati kurang dituntut,

observasi nonpartisipan merupakan suatu prosedur yang dengannya

peneliti mengamati tingkah laku orang lain dalam keadaan alamiah, tetapi

peneliti tidak melakukan partisipasi terhadap kegiatan yang diamati.

Dalam penelitian ini peneliti akan memakai observasi nonpartisipan atau

nonparticipant observation.

2. Wawancara

Metode wawancara dalam penelitian kualitatif yakni dengan sifat

mendalam (in depth interview). Stainback dalam Satori dan Komariah

(2009:130) menjelaskan bahwa dengan wawancara peneliti akan

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dan

mengintepretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak

bisa ditemukan dalam proses observasi.

Irawan (2006:70) menyatakan bahwa wawancara gabungan antara ilmu

dan seni. Wawancara juga merupakan teknik yang tidak mudah digunakan,

namun apabila dilakukan dengan baik, maka wawancara akan memberikan

peneliti daya yang berguna untuk penelitiannya. Selain itu, dengan

semakin berkembangnya jaman, wawancara dapat dilakukan dengan cara

jarak jauh, dengan menggunakan telepon, internet atau teknologi lainnya.

Page 84: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

64

Menurut Moleong (2007 : 190) wawancara tidak terstruktur adalah

wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang hanya digunakan berupa

garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan. Wawancara semacam ini

digunakan untuk menentukan informasi yang bukan baku atau informan

tunggal. Responden biasanya atas mereka yang terpilih saja karena atas

sifat-sifatnya yang khas.

Wawancara secara mendalam atau indepth interview adalah data

yang diperoleh yang terdiri dari kutipan langsung dari informan tentang

pengalaman, pendapat, perasaan dan pengetahuan informan penelitian.

Wawancara dilakukan dengan cara mempersiapkan terlebih dahulu

berbagai keperluan yang dibutuhkan yaitu penentuan informan, kriteria

informan dan pedoman wawancara disusun dengan rapih dan dipahami

terlebih dahulu oleh peneliti dan peneliti sebelum melakukan wawancara

melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Menerangkan kegunaan serta tujuan dari penelitian.

b. Menjelaskan alasan informan terpilih untuk diwawancarai.

c. Menjelaskan situasi atau badan yang melaksanakan.

Dalam Penelitian ini pedoman wawancara berpijak pada pemilihan

relevansi „facts‟ dan „values‟ memuat dimensi empiris sekaligus dimensi

normatif muatan sebuah kebijakan. Pemahaman „sistem‟ disini hendaknya

sebagai „sistem‟ acuan rangka pikir pada saat memandang kemajemukan

sudut pandang pembentuk kontruksi dasar dari kebijakan itu sendiri.

Page 85: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

65

Tabel 3.2

Pedoman Wawancara

No. Dimensi Teori Indikator Informan

1. Sumber

motivasi

1. Siapa atau pihak mana yang

secara faktual yang

memproduk kebijakan yakni

Perda Nomor 12 Tahun 2007

tentang Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial?

2. Siapa saja yang terlibat dalam

pembuatan kebijakan yakni

Perda Nomor 12 Tahun 2007

tentang Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial?

3. Siapa yang menjadi pelaksana

dari kebijakan yakni Perda

Nomor 12 Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial?

4. Siapa yang mengawasi

penyelenggaraan Perda Nomor

12 Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial?

5. Bagaimana pengawasan yang

dilakukan untuk Perda Nomor

12 Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial?

6. Apa tujuan dan manfaat adanya

kebijakan yakni Perda Nomor

12 Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial?

7. Siapa yang menjadi sasaran

Perda Nomor 12 Tahun 2007

tentang Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial?

8. Siapa yang terkena dampak

dari Perda Nomor 12 Tahun

2007 tentang Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial?

9. Siapa yang harusnya terlayani

dari adanya kebijakan yakni

Perda Nomor 12 Tahun 2007

1. Bagian

Perundang-

Undangan

Sekretarian

Daerah

2. Dinas Sosial

3. Satuan Polisi

Pamong Praja

Page 86: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

66

tentang Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial?

10. Apa yang menjadi kendala

dalam penyelenggaraan Perda

Nomor 12 Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial?

11. Pihak mana yang bertanggung

jawab dalam menangani anak

jalanan?

12. Apakah Perda Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial

kebijakan pemasyarakatan

sudah memberikan pengaruh

terhadap kesejahteraan anak

jalanan?

13. Apa yang menjadi tolak ukur

keberhasilan Perda Nomor 12

Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial?

14. Apa yang menjadi kendala

dalam penanganan anak

jalanan?

15. Upaya apa saja yang dilakukan

dalam memberikan pembinaan

atau penanganan untuk anak

jalanan?

2. Sumber

kekuatan

16. Siapa yang memiliki power

perubahan tolak ukur Perda

Nomor 12 Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial?

17. Mengapa tidak ada atau tidak

dibuatnya peraturan daerah

khusus untuk penanganan anak

jalanan?

18. Siapa yang berwenang dalam

pengambilan keputusan terkait

penanganan Anak Jalanan?

19. Seperti apa peran Dinas

Kesejahteraan Sosial dalam

memberikan penanganan yang

tepat untuk anak jalanan?

20. Apa saja yang dilakukan dalam

memberikan penanganan atau

1. Dinas Sosial

2. Save street

children

3. Dinas Sosial

Provinsi

4. Yayasan

Hikmah

Syaidah

Page 87: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

67

pembinaan kepada anak

jalanan?

21. Pihak mana saja yang

bekerjasama dengan Dinas

Kesejahteraan Sosial dalam

melakukan penanganan

terhadap anak jalanan?

22. Apakah penanganan yang

dilakukan telah diberikan

secara maksimal?

23. Apa saja yang dilakukan Dinas

Kesejahteraan Sosial dalam

mengatasi permasalahan yang

terjadi?

24. Apakah Perda Nomor 12

Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial didukung

oleh sumberdaya yang

memadai?

25. Siapa yang mengawasi

berjalannya Perda Nomor 12

Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

khususnya tentang anak

jalanan?

26. Apa peran Dinas Sosial

Provinsi dalam mengawasi

penanganan anak jalanan?

27. Bagaimana pengawasan yang

dilakukan?

28. Apa hasil yang diperoleh dari

monev?

3. Sumber

pengetahuan

29. Apakah pihak-pihak yang

dilibatkan dalam pembuatan

dan penegakan memiliki

kemampuan untuk

melaksanakan perda 12 tahun

2007 tentang PMKS?

30. Siapa atau pihak mana yang

dilibatkan sebagai pihak yang

memiliki kemampuan (ahli )

dalam menangani

permasalahan anak jalanan

ini?

1. Tenaga Kerja

Sosial

Kecamatan

2. Dinas Sosial

3. Bagian

Perundang-

Undangan

Sekretarian

Daerah

4. Satuan Bakti

Pekerja Sosial

Kabupaten

Page 88: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

68

31. Apa faktor pendukung dan

faktor penghambat dalam

perumusan Perda Nomor 12

Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial?

32. Bagaimana cara penanganan

yang tepat untuk anak jalanan?

33. Apakah Perda Nomor 12

Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial akan

dapat menyelesaikan

permasalahan yang terjadi

yakni penanganan anak

jalanan?

34. Apa solusi yang ditawarkan

dari perumusan Perda Nomor

12 Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial untuk

menangani permasalahan?

35. Apa jaminan keberhasilan

Perda No 12 Tahun 2007

tentang PMKS ini ?

Tangerang

4. Sumber

pengesahan

36. Apakah ada atau tidak wadah

yang digunakan sebagai tempat

untuk menyuarakan pendapat

anak jalanan?

37. Bagaimana latar belakang

kenapa anak jalanan bisa turun

ke jalanan?

38. Apakah saudara mengetahui

perda tentang PMKS dan

bagaimana dampak yang

dirasakan?

39. Apa peran Save Street Children

dalam keikutsertaan untuk

penanganan anak jalanan?

40. Apa peran Saudara dalam

keikutsertaan untuk

penanganan anak jalanan?

41. Seberapa sering pemberitaan

tentang anak jalanan di

beritakan?

42. Apa persepsi Save Street

1. Anak Jalanan

2. Save Street

Children

3. Media

4. Tokoh

Masyarakat

Page 89: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

69

Children tentang Penanganan

Anak Jalanan di Kabupaten

Tangerang?

43. Apa persepsi media terkait

penanganan anak jalanan di

Kabupaten Tangerang?

44. Apa peran media dalam

keikutsertaan terkait isu-isu

anak jalanan?

45. Apa harapan saudara kedepan

terkait penanganan anak

jalanan dalam Perda PMKS di

Kabupaten Tangerang?

46. Menurut Saudara penanganan

yang dilakukan pemerintah

sudah maksimal atau belum?

Sumber: Peneliti, 2017.

3. Studi Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2008 : 240) bahwa dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berupa tulisan harian, cerita,

biografi, harian, peraturan kebijakan dan lainnya. Dokumen yang berupa

gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lainnya. Studi

dokumentasi merupakan salah satu sumber data sekunder, yang diperlukan

dalam sebuah penelitian. Jadi, tudi dokumentasi dapat diartikan sebagai

teknik pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis yang diterbitkan

oleh lembaga-lembaga yang menjadi objek penelitian, baik berupa

prosedur, peraturan tertulis, gambar, laporan hasil pekerjaan, serta berupa

foto ataupun dokumen.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

memperoleh dari, buku, karya ilmiah, media massa, teks book, artikel,

Page 90: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

70

jurnal, koran, dan sumber-sumber tertulis lainnya yang dapat menambah

atau mendukung sumber penelitian.

Menurut Bogdan dan Biklen dalam Irawan (2006:73) bahwa analisis data

adalah proses mencari dan mengatur secara sistematis transkip interview, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain yang peneliti dapatkan, yang semuanya peneliti

kumpulkan untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang obyek penelitian dan

membantu peneliti dalam menpresentasikan penemuan pada orang lain.

Untuk menganalisa data kualitatif tersebut, peneliti menggunakan teori

Miles & Huberman (dalam Moleong (2007)) yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.1

Analisis Data Miles dan Huberman

1. Data Collection (Pengumpulan data)

Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang

sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan

dilaksanakan tersebut. Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya

Data Collection Data Display

Data Reduction Conclusion

Drawing/Verifyin

g

Page 91: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

71

merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan

dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data

diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk

mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi

penelitian sesuai dengan lingkup penelitian.

2. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola dan temanya. Dengan

demikian data yang sudah direduksi, akan memberikan gambaran yang lebih

jelas, dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan.

3. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplay data.

Penyajian data dapat dilakukan secara sistematis dan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori dan selanjutnya, yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam metode kualitatif adalah dengan teks

yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkanapa

yang telah dipahami.

4. Conclusion Drawing/Verivication (Penarikan Kesimpulan)

Menganalisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang dikemukakan masih

Page 92: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

72

bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti dan

data-data yang kuat yang mendukung pada tahap-tahap pengumpulan data

selanjutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal

sudah didukung oleh data-data dan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat

peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.8 Uji Keabsahan Data

Pada Uji Keabsahan Data, dalam penelitian ini peneliti menerapkan

metode triangulasi. Metode ini digunakan sebagai alat untuk menguji apakah data

hasil penelitian yang telah dikumpulkan terdapat perbedaan atau tidak, sehingga

dapat diketahui data tersebut dianggap absah atau tidak. Dalam Sugiyono

(2012:173) terdapat tiga teknik triangulasi yakni triangulasi sumber, triangulasi

tekni, dan triangulasi waktu. Berikut adalah tiga teknik tersebut, yaitu:

a. Triangulasi sumber, yaitu dengan mengecek data yang sudah diperoleh

dari berbagai hasil sumber. Data tersebut kemudian dipilah dan dipilih dan

disajikan dalam bentuk tabel matriks. Data dari sumber yang berbeda

dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, berbeda,

dan mana yang lebih spesifik.

b. Triangulasi teknik, dapat dilakukan dengan melakukan cek data dari

berbagai macam teknik pengumpulan data. Misalnya dengan

menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.

Data dari ketiga teknik tersebut dibandingkan, adakah konsistensi. Jika

berbeda, maka dapat dijadikan catatan dan dilakukan pengecekan

selanjutnya mengapa data bisa berbeda.

c. Triangulasi Waktu : Yaitu dengan mengecek kredibilitas data dengan

waktu yang berbeda, peneliti dapat mengecek konsistensi, kedalaman, dan

ketepatan suatu data.

Penelitian ini menggunakan dua teknik triangulasi pendekatan untuk

menguji keabsahan data dari hasil penelitian di lapangan, yaitu triangulasi sumber.

Page 93: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

73

Teknik triangulasi teknik, peneliti melakukan cek data dari berbagai sumber, yaitu

wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

Peneliti juga menggunakan member check dalam menguji keabsahan data.

Member check dilakukan dengan mengecek data yang diperoleh kepada informan

penelitian. Mengecek Ulang (Member Check) adalah data yang peneliti peroleh

harus diakui dan diterima kebenarannya oleh sumber informasi serta harus

dibenarkan oleh informan lainnya. Member Check adalah pengecekan data yang

diperoleh peneliti kepada informan. Tujuannya adalah untuk mengetahui

kesesuaian data yang diberikan oleh pemberi data. Apabila para pemberian data

sudah menyepakati data yang diberikan maka data tersebut valid dan kredibel.

(Satori dan Komariah, 2009:172)

3.9 Jadwal Penelitian

Penelitian ini yakni dengan Judul Critical Policy Analysis Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

dalam Penanganan Anak Jalanan di Kabupaten Tangerang. Sedangkan waktu

penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut :

Page 94: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

74

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

No

.

Tahapan Waktu Penelitian

Penelitian 9 10 11 12

1

2

3

4

5 6

7

8

9 10

2016 2017

1. Pengajuan

Judul

2. Observasi

Awal

3. Pembuatan

Proposal

4. Bimbingan,

perbaikan

Poposal

5. Seminar

Proposal

6. Revisi

Proposal

7. Wawancara

8. Penyusunan

Hasil

Penilitian

9. Sidang

Skripsi

Page 95: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi objek penelitian menjelaskan tentang objek penelitian secara

jelas, yakni lokasi penelitian, struktur organisasi, tugas, dan hal-hal lainnya yang

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Berikut adalah penjelasannya :

4.1.1 Gambaran Umum Locus Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tangerang, Kabupaten Tangerang

adalah sebuah Kabupaten yang berada di Provinsi Banten, yang ibukotanya adalah

Tigaraksa, yang dipimpin oleh seorang Bupati Ahmad Zaki Iskandar, Kabupaten

Tangerang terletak di sebelah barat Jakarta dengan peta lokasi pada 6º00-6º00

Lintang Selatan dan 106º20-106º43 Bujur Timur.

Kabupaten Tangerang memiliki 29 Kecamatan. Dari data Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil bahwa pada tahun 2016 jumlah penduduk

Kabupaten Tangerang berjumlah 3.249.328 jiwa yang terdiri dari 1.679.163 laki

laki dan 1.570.165 perempuan. Perekonomian Kabupaten Tangerang didominasi

oleh industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran. Kegiatan industri

merupakan yang paling mencolok di Kabupaten Tangerang ini, karena banyak

pabrik-pabrik, yang menyita lebih dari 50 persen potensi ekonomi daerah

setempat memberi peran yang tidak sedikit terhadap daerah lain, terutama yang

menyangkut distribusi manusia dan barang, dan sektor lainnya, tetapi hal ini juga

Page 96: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

76

dapat menimbulkan masalah seperti kemacetan, polusi, adanya gelandangan,

pengemis, serta anak jalanan. Maka dari itu untuk mengatur dan kesejahteraan

Pemerintah Kabupaten Tangerang mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 12

Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Kabupaten Tangerang yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup

penyandang masalah kesejahteraan agar hidup secara mandiri.

a. Visi Pemerintah Kabupaten Tangerang

“Masyarakat Kabupaten Tangerang Yang Cerdas, Makmur, Religius dan

Berwawasan Lingkungan”.

b. Misi Pemerintah Kabupaten Tangerang

Peningkatan pemerataan dan akses pelayanan pendidikan untuk

mewujudkan masyarakat yang cerdas

Meningkatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat

Pengembangan ekonomi daerah yang berbasis industri, usaha mikro kecil

dan menengah untuk meningkatkan daya beli dan kemakmuran

masyarakat.

Penciptaan iklim investasi dan usaha yang kondusif bagi pertumbuhan

ekonomi dan mengurangi pengangguran

Peningkatan nilai-nilai agama dalam penyelenggaraan pemerintahan serta

kehidupan bermasyarakat menuju masyarakat yang religius

Page 97: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

77

Peningkatan pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar di setiap desa

yang merujuk pada prinsip pengembangan tata ruang dan lingkungan

pemukiman yang lestari, hijau, indah, nyaman dan sehat.

Mewujudkan birokrasi pemerintahan yang bersih, professional,

berwibawa, amanah, transparan dan bertanggung jawab.

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Sosial Kabupaten Tangerang

a. Visi Dinas Sosial Kabupaten Tangerang

“Terwujudnya Perlindungan dan Pelayanan Sosial yang Prima Menuju

Masyarakat Kabupaten Tangerang yang Sejahtera dan Religius”.

b. Misi Dinas Sosial Kabupaten Tangerang

Peningkatan upaya pemberdayaan masyarakat dan kelembagaan sosial dalam

mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Meningkatkan Pembinaan kehidupan beragama, fasilitasi sarana dan

prasarana keagamaan untuk mewujudkan masyarakat yang religius.

Meningkatkan pembinaan, pemeliharaan, pemulihan dan mengembangkan

kesejahteraan sosial masyarakat.

Mewujudkan pelayanan prima di bidang Kesejahteraan Sosial melalui upaya

pencegahan, pengendalian dan mengatasi permasalahan kemiskinan dan

penyakit- penyakit sosial.

Page 98: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

78

c. Tujuan Dinas Sosial Kabupaten Tangerang

Meningkatkan nilai-nilai agama dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

kehidupan bermasyarakat menuju masyarakat yang religius.

Meningkatkan pelayanan sosial dasar, berdasarkan atas azas adil, terutama

bagi kelompok masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial, yang

meliputi kelompok masyarakat miskin, tuna wisma, tuna susila, penyandang

cacat, anak serta lanjut usia terlantar dan korban bencana serta dan korban

penyalahgunaan obat terlarang.

Meningkatkan partisipasi sosial kemasyarakatan untuk menangani masalah

sosial melalui peningkatan kapabilitas aparatur, masyarakat, organisasi sosial,

lembaga-lembaga sosial dan kepedulian dunia usaha.

Menurut Peneliti Visi, Misi dan Tujuan Dinas Sosial menjadikan Dinas Sosial

sebagai pelaksana Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Tangerang. Yang

diharapkan mampu untuk meningkatan Sumber daya manusia, aparatur, pekerja

sosial dan organisasi sosial. Melakukan penataan manajemen pelayanan

kesejahteraan sosial. Meningkatan perlindungan kesejahteraan sosial masyarakat.

Serta mengembangkan sistem kerjasama dalam penanganan kesejahteraan sosial

masyarakat. Keberhasilan kebijakan tersebut dapat dilihat dari beberapa hal

meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup Masyarakat

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), serta memulihkan fungsi

sosial dalam rangka mencapai kemandirian, meningkatkan kemampuan,

kepedulian dan tanggung jawab.

Page 99: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

79

4.2 Deskripsi Informan Penelitian

Deskripsi Informan merupakan bagian untuk menjelaskan informan atau

narasumber orang yang dianggap mengetahui terkait masalah dalam penelitian,

adapun dalam penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive yaitu teknik pengambilan data dari informan dengan pertimbangan

bahwa orang yang dijadikan informan penelitian merupakan orang yang

mengetahui tentang obyek penelitian, dan teknik snowball yakni disesuaikan

dengan kondisi atau situasi yang terjadi di lapangan sehingga memudahkan

peneliti untuk mendapatkan data dan informasi penelitian dan dapat menjawab

rumusan masalah yang ada.

Berdasarkan lokasi penelitian yakni di Kabupaten Tangerang, peneliti

menetapkan informan yakni Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten

Tangerang, Dinas Sosial Kabupaten Tangerang, Dinas Sosial Provinsi Banten,

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tangerang, Tenaga Kerja Sosial

Kecamatan (TKSK) Kabupaten Tangerang, Satuan Bakti Pekerja Sosial, Yayasan

Hikmah Syaidah, Anak Jalanan, Save Street Children (SSC), Media yaitu

Tribunnews dan Satelitnews, serta LSM Gapura sebagai Tokoh Masyarakat. Agar

lebih jelas berikut deskripsi informan dalam penelitian ini :

Page 100: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

80

Tabel 4.1

Daftar Informan Penelitian

No. Kategori Informan Nama

Informan

Jabatan Kode

Informan

Keterangan

1. Pemerintahan Sekretariat

Daerah Bagian

Hukum

M. Yusuf

Syafrudin

Kepala Bagian

Perundang-

Undangan

I1,1 Key

Informan

Dinas Sosial

Provinsi

Banten

Arini

Rohmah

Surpervisor

Satuan Bakti

Pekerja Sosial

Provinsi

Banten

I2,1 Key

Informan

Dinas Sosial

Kabupaten

Tangerang

Lili

Amaliyah

Kepala Seksi

Kesejahteraan

Anak dan

Lansia

I3,1 Key

Informan

Endang

Ramdani

Kepala Seksi I3,2 Key

Informan

Indri Satuan Bakti

Pekerja Sosial

Kabupaten

Tangerang

I3,3 Key

Informan

Satuan Polisi

Pamong Praja

Kabupaten

Tangerang

M. Sahdan Kepala Seksi

Keamanan dan

Ketertiban

Umum

I4,1 Key

Informan

Muhamad

Yusuf

Komandan

Kompi

I4,2

Key

Informan

Agus

Setiawan

Pelaksana

Tugas Operasi

dan

Pengendalian

I4,3 Key

Informan

Tenaga Kerja

Sosial

Kecamatan

Kabupaten

Tangerang

Ahmad

Aynudin

Kepala Tenaga

Kerja Sosial

Kecamatan

I5,1 Key

Informan

Yayasan

Hikmah

Syaidah

Sobari Petugas I6,1 Key

Informan

2. Non

Pemerintah

Anak Jalanan Indra Anak Jalanan I7,1 Key

Informan

Dedeh Anak Jalanan I7,2 Key

Page 101: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

81

Informan

Noval Anak Jalanan I7,3 Key

Informan

Organisasi

Save Sreet

Children

(SSC)

Olivia

Resti

Petugas Aktif I8,1 Secondary

Informan

Media

Tribunnews

dan

Satelitnews

Faris Wartawan

Tribunnews

I9,1 Secondary

Informan

Dedi

Maksudi

Pemimpin

Redaksi

Satelitnews

I9,2 Secondary

Informan

Tokoh

Masyarakat

Agus

Salim

Lembaga

Swadaya

Masyarakat

Gapura

I10,1 Secondary

Informan

(Sumber : Peneliti 2017)

4.3. Critical Policy Analysis Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Kabupaten Tangerang

Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2007 tentang Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) Kabupaten Tangerang diharapkan dapat menjadi

solusi bagi penyandang masalah kesejahteraan, dengan sasaran perorangan,

keluarga dan masyarakat yang merupakan penyandang masalah kesejahteraan

sosial, dengan tujuan yaitu untuk lebih mensejahterakan penyandang

kesejahteraan lebih mandiri, dan dapat hidup lebih baik secara materil maupun

non materil dan dapat meningkatkan taraf hidupnya Namun pada kenyataannya

payung hukum atau aturan dasar penanganan penyandang masalah kesejahteraan

sosial ini yakni Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 masih terdapat

kekurangan, serta belum dapat menyelesaikan permasalahan kesejahteraan sosial

di Kabupaten Tangerang.

Page 102: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

82

Berdasarkan penelitian dilapangan dan analisis peneliti, bahwa dalam

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) masih terdapat beberapa kekurangan, diantaranya

sebagai berikut :

1. Tidak Dijelaskannya Isi (Beberapa Pasal) Peraturan Daerah Secara Jelas

dan Merinci

Pertama, tidak adanya kejelaskan bentuk penanganan dan pembinaan

secara jelas dan rinci untuk masing-masing penyandang masalah kesejahteraan

sosial sesuai dengan latar belakang atau permasalahan sosial yang mereka alami,

tentunya hal ini diperlukan dikarenakan mereka mempunyai latar belakang

masalah sosial yang berbeda-beda dan tentunya cara penanganan yang

dilakukanpun harus berbeda sesuai dengan kebutuhan mereka. Serta tidak adanya

tolak ukur sejauhmana kebijakan atau program yang diberikan kepada

penyandang masalah kesekajteraan sosial telah berhasil dan peraturan daerah ini

dapat menjadikan penyandang masalah kesejahteraan sosial berkurang serta dapat

meningkatkan taraf kehidupannya.

Kedua yakni tidak dijelaskan siapa yang melaksanakan Peraturan Daerah

Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Program,

serta tidak adanya keterangan tentang tugas masing-masing pelaksana.

Page 103: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

83

Gambar 4.1

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini tidak dijelaskan siapa pelaksana, dan tugas

masing-masing pelaksana, dari BAB I Ketentuan Umum sampai terakhir yakni

BAB VI Ketentuan Penutup tidak dijelaskan secara rinci dan gamblang,

sedangkan dalam sebuah peraturan sebagai dasar sebuah program, kejelasan dan

rincian sangat penting, agar peraturan daerah dapat berjalan secara optimal dan

baik. Terlebih lagi dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tidak adanya

Petunjuk Pelaksana dan Petunjuk Teknis. Dalam peraturan daerah ini hanya

ditulis Dinas yakni Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Tangerang, dari hasil

penelitian yang dilakukan peneliti bahwa Dinas Sosial merupakan pelaksana

dalam Peraturan daerah ini. Namun tidak dijelaskan hubungan dan bentuk

kerjasama serta keterkaitan Dinas Sosial dalam unsur-unsur di bawah ini :

Page 104: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

84

Gambar 4.2

Pasal 1

Berdasarkan hasil penelitian pula bahwa Dinas Sosial hanya melakukan

beberapa kegiatan atau bekerja sama dengan beberapa yayasan, yakni Yayasan

Hikmah Syaidah dan Panti Jayanti yang berfungsi sebagai sarana partisipasi

masyarakat dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial. Serta Tenaga Kerja

Sosial Kecamatan atau Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat yang berada di

29 (dua puluh sembilan) Kecamatan di Kabupaten Tangerang melakukan

pendataan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial, serta melakukan

investigasi terhadap penyandang masalah kesejahteraan yang akan dikenai

program atau yang seharusnya terkena program/. Dalam unsur diatas yakni

Karang Taruna dan Badan organisasi atau lembaga pemerintah atau swasta belum

ikutserta atau belum optimalnya peran pada masing-masing unsur dalam

melakukan penanganan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial di

Kabupaten Tangerang.

Page 105: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

85

Gambar 4.3

Pasal 5

Ketiga, Pada Pasal 5 yakni pada ayat (1) “Pelayanan dan perlindungan

sosial sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan daerah Kabupaten

Tangerang adalah juga pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat

seluruhnya sebagai upaya perbaikan tingkat hidup yang berkeadilan sosial.” (2)

Bahwa berdasarkan pemaparan diatas, dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun

2007 tidak dijelaskan bentuk pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah daerah

terkait serta siapa saja pemerintah daerah yang berperan dalam melakukan

pelayanan dan perlindungan sosial. Kemudian bentuk tolak ukur keberhasilan

dalam pelayanan dan perlindungan sosial ini yang dapat dijadikan sebagai bentuk

landasan dalam pembangunan daerah. Dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun

2007 ini tidak dijelaskan pula golongan atau kriteria yang termasuk masyarakat

yang seharusnya diberikan pelayanan dan diberikan perlindungan sosial oleh

pemerintah daerah, hal ini dapat menyebabkan salah sasaran dalam melakukan

pelayanan terhadap masyarakat yang dipilih. Selanjutnya sejauhmana pelayanan

Page 106: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

86

dan perlindungan sosial ini dapat dikatakan telah sesuai dengan acuan pada

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009.

Dalam point (2) menyebutkan “Pelayanan dan Perlindungan sosial

dilaksanakan bersama Pemerintah dengan masyarakat.” Tidak dijelaskan

pelayanan seperti apa yang masyarakat lakukan, serta sejauhmana masyarakat

berperan dalam pelayanan dan perlindungan sosial, dan tidak dijelaskan bahwa

masyarakat golongan atau secara universal dalam melakukan pelayanan, tentunya

tidak semua masyarakat dapat dan bersedia melakukan pelayanan dan

perlindungan sosial, tidak sedikit masyarakat yang acuh kepada sesama makhluk

sosial.

Gambar 4.4

Pasal 15

Selanjutnya pada Pasal 15 yakni “Usaha-usaha kesejahteraan sosial bagi

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dilaksanakan dengan

menggali, memanfaatkan serta mendayagunakan potensi dan Sumber

Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang ada di masyarakat, yaitu :1. Tenaga

Kesejahteraan Sosial Masyarakat, 2. Karang Taruna, 3.Panti-panti Sosial, 4.

Page 107: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

87

Organisasi Sosial Masyarakat, 5. Organisasi Sosial Wanita, 6.Organiasi Profesi.

Dalam pasal tersebut bahwa tidak dijelaskan bentuk usaha seperti apa dan tugas

yang seharusnya dilakukan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS), serta landasan dijadikannya 1. Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat,

2. Karang Taruna, 3.Panti-panti Sosial, 4. Organisasi Sosial Masyarakat, 5.

Organisasi Sosial Wanita, 6.Organiasi Profesi sebagai Potensi dan Sumber

Kesejahteraan Sosial (PSKS).

2. Belum adanya Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pelaksanaan

Dalam sebuah peraturan akan lebih baik jika sebuah peraturan tersebut

telah dijelaskan secara rinci dalam memaparkan suatu aturan dan tata cara

penanganan yang bisa dijadikan pedoman bagi pihak terkait sebagai pelaksana

kebijakan pembahasan mengenai suatu aturan pada suatu kebijakan haruslah

mendalam dan merinci serta fokus membahas suatu topik permasalahan yang

hendak diselesaikan, namun jika belum jelas akan dijelaskan dalam bentuk

peraturan lain sebagai bentuk terusan kebijakan agar kebijakan dapat berjalan

dengan optimal dan dapat menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan

permasalahan yang ada dalam pelaksanaan. Berdasarkan pada Peraturan Daerah

Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS) di Kabupaten Tangerang terdapat beberapa pasal dalam tata cara

pelaksanaan yang seharusnya dijelaskan dalam Peraturan Bupati.

Page 108: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

88

Gambar 4.6

Berdasarkan gambar di atas bahwa dinyatakan tata cara pelaksanaan

sebagai keterangan dan penjelasan lebih lanjut terhadap peraturan daerah diatur

dalam Peraturan Bupati, namun hasil lapangan yang peneliti temukan bahwa

sampai saat ini belum adanya Peraturan Bupati sebagai bentuk lanjutan tata

cara pelaksanaan dan penjelasan lain dalam mengimplementasikan peraturan

daerah ini padahal Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah Kesejahteraan (PMKS) di Kabupaten Tangerang ini telah

disahkan dan diimplementasikan sejak tahun 2007. Menurut peneliti, sekitar 10

(sepuluh) tahun Peraturan Bupati tidak dibuat, dan belum adanya perubahan

terhadap peraturan daerah terkait, dan dalam implementasinya Dinas Sosial

sekarang ini hanya dapat melakukan atau memprioritaskan 9 (sembilan)

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), Peraturan Daerah Nomor

12 tahun 2007 belum cukup dijadikan sebagai landasan dalam melakukan

pelaksanaan secara optimal serta masih membutuhkan Peraturan Bupati agar

lebih jelas dan rinci.

Page 109: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

89

3. Tidak adanya Bentuk Pengawasan serta Evaluasi terhadap Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial yang telah mendapatkan Program dan

Pengawasan dan Evaluasi terhadap Pelaksana Program

Sebuah Peraturan Daerah sudah seharusnya diadakan Pengawasan dalam

implementasinya serta Evaluasi agar meminimalisir kesalahan dalam

pelaksanaannya. Dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah Kesejahteraan (PMKS) di Kabupaten Tangerang, tidak

terdapat bentuk pengawasan, siapa yang mengawasi, serta bentuk evaluasi

terhadap penyandang masalah kesejahteraan yang telah mendapatkan program.

Aturan tersebut diperlukan agar dapat diberikannya sanksi terhadap

penyandang masalah kesejahteraan yang tidak melakukan atau memanfaatkan

program dengan baik, serta program dapat segera diberikan kepada

penyandang masalah kesejahteraan yang lain yang lebih membutuhkan atau

lebih berhak menerima bantuan program. Evaluasi juga diperlukan serta bentuk

evaluasi dengan tujuan agar evaluasi ini dapat dijadikan sebagai input terhadap

kebijakan atau program yang akan datang agar lebih baik.

Pengawasan terhadap Pelaksana Peraturan Daerah juga sangat penting,

yang merupakan bentuk pengendalian dalam penyelenggaraaan program agar

seluruh intrumen pelaksana dapat melakukan tanggung jawab sesuai dengan

prosedur agar berjalan secara efektif, dengan pengawasan menilai hasil laporan

dan data sebagai bentuk gambaran atas kegiatan yang sebenarnya berlangsung

atau tidak. Serta program atau peraturan daerah yang telah dilaksanakan

berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. Selanjutnya

Page 110: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

90

dilakukannya evaluasi terhadap pelaksana Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun

2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ini dapat mengetahui

kritik tentang tujuan dan sasaran apakan telah sesuai dengan keadaan fenomena

yang terjadi, agar alternatif-alternatif kebijakan yang dihasilkan dapat

mengurangi tingkat kegagalan peraturan daerah.

4.4 Deskripsi Data

Deskripsi data adalah merupakan uraian mengenai data yang didapatkan

dari hasil penelitian berlangsung. Untuk mendapatkan data penelitian ini

mendapatkan hasil penelitian dengan menggunakan metode kualitatif sehingga

data yang didapatkan bersifat kualitatif eksploratif. Penelitian ini menggunakan

teori Critical System Thinking menurut Ulrich (dalam Riswanda 2016: a,b)

menyatakan bahwa critical system thinking adalah sebuah paradigma alternatif

penggalian, pemahaman, pengolahan dan penafsiran data penelitian menggunakan

rangka pikir „critical heuristics‟, yang memfokuskan pada 4 (empat) aspek yaitu

Sources of motivation (Sumber motivasi), Sources of power (Sumber kekuatan),

Sources of knowledge (Sumber pengetahuan), Sources of legitimation (Sumber

pengesahan). Teori ini adalah sebuah paradigma berfikir dengan melihat sudut

pandang dari informan yang berbeda latar belakang (pemerintah dan non-

pemerintah), dan menggunakan teknik lain dalam mendapatkan data seperti

mencari jurnal, media cetak maupun elektronik, dan lainnya. Sehingga

mendapatkan data yang lebih kompleks. Peneliti memaparkan data dan informasi

secara kritis yang akhirnya akan menghasilkan penelitian yang bersifat naratif.

Critical System Thinking dapat memaparkan fakta (fact) dan nilai (norm) yang

Page 111: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

91

selama ini tersembunyi atau belum tersentuh kenyataannya, yaitu apa tujuan

sesungguhnya yang ingin dicapai, bagaimana keadaan yang terjadi dan apa yang

seharusnya terjadi.

Seperti penelitian kualitatif lainnya, penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data yakni dengan cara wawancara, observasi, studi dokumentasi

dan studi pustaka, selanjutnya peneliti melakukan beberapa cara selama penelitian

ini berlangsung untuk mempermudah dalam memperoleh informasi dan data,

dimulai dari pengumpulan data mentah dengan bantuan catatan lapangan, kamera

dan alat perekam, lalu transkip data merupakan kegiatan mengubah hasil

wawancara berupa rekaman menjadi bentuk tertulis seperti adanya tanpa pendapat

peneliti

Berdasarkan bab yang telah di paparkan sebelumnya, untuk menganalisa

data kualitatif peneliti menggunakan model interaktif yang dikembangkan oleh

Miles dan Hubermen, yaitu Data Collection (Pengumpulan data), Data Reduction

(Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data), dan Conclusion

Drawing/Verivication (Penarikan Kesimpulan). Selanjutnya untuk mempermudah

menganalisa peneliti melakukan pembuatan koding yang akhirnya penarikan

kesimpulan atas data yang telah didapatkan, penarikan kesimpulan ini diambil jika

data atau informasi yang dihasilkan telah bersifat jenuh yang artinya telah terjadi

pengulangan dari data dan informasi tersebut dari beberapa informan . Berikut

merupakan kode-kode yang terdapat dalam analisis data penelitian ini yaitu:

1. Kode I : item informan

Page 112: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

92

2. Kode Q (Question) : item pertanyaan

3. Kode A (Answer) : item jawaban

Setelah itu, temuan pada tahap analisis sebelumnya untuk menguji

keabsahan data peneliti menggunakan metode triangulasi sumber dan triangulasi

teknik dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama namun dengan tekik

yang berbeda, langkah terakhir yaitu member check melakukan pengecekan ulang

kembali atas data yang telah didapat.

4.5 Analisa Data Penelitian

Penelitian yang berjudul Critical Policy Analysis Peraturan Daerah Nomor

12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dalam

Penanganan Anak Jalanan Studi Kasus di Kabupaten Tangerang menggunakan

teori Critical System Thinking menurut Ulrich (dalam Riswanda 2016: a,b)

menyatakan bahwa critical system thinking adalah sebuah paradigma alternatif

penggalian, pemahaman, pengolahan dan penafsiran data penelitian menggunakan

rangka pikir „critical heuristics‟, yang memfokuskan pada 4 (empat) aspek yaitu

Sources of motivation (Sumber motivasi), Sources of power (Sumber kekuatan),

Sources of knowledge (Sumber pengetahuan), Sources of legitimation (Sumber

pengesahan).

4.4.1 Sources of motivation (Sumber Motivasi)

Sources of motivation (Sumber motivasi), adalah suatu sumber yang dalam

situasi dan kondisi penanganan anak jalanan yang dijadikan sebagai gambaran

kekuatan guna tercapainya tujuan penanganan anak jalanan yang maksimal dalam

Page 113: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

93

Peraturan Daerah yang ada. Sumber motivasi merupakan tahapan atau latar

belakang dari dibuatnya sebuah kebijakan yang menjelaskan stakeholder pihak

mana yang terlibat dari sebuah kebijakan dalam pembuatan dan implementasinya,

purpose yakni tujuan dibuatnya kebijakan, dan measure of improvement adalah

ukuran perbaikan atau tolak ukur seberapa jauh keberhasilan dari kebijakan

tersebut. Dalam penelitian ini Sources of motivation (Sumber motivasi) dijelaskan

sebagai kontruksi dasar kebijakan dalam peraturan daerah untuk mengetahui

penanganan anak jalanan di Kabupaten Tangerang.

4.5.1.1 Stakeholder (Pihak Yang Terlibat)

Stakeholder adalah pihak yang terlibat dalam sebuah kebijakan, yakni

pihak mana yang secara faktual memproduksi kebijakan, siapa yang menjadi

pelaksana sebuah kebijakan, apa yang sebenarnya menjadi sasaran kebijakan dan

hal-hal lainnya. Dalam pembuatan peraturan daerah yang menjadi fokus penelitian

melibatkan stakeholder untuk memberikan solusi dan menjawab permasalahan

yang ada yaitu memberikat input terhadap penangananan anak jalanan. Berikut

adalah pernyataan dari informan 1.1 :

“Tentunya adalah lembaga legislatif saat itu, seperti DPRD dan disahkan

kepada daerah, yang tidak melibatkan atau tidak ada campur tangan dan

masukan dari penyandang masalah kesejahteraan maupun lembaga

swadaya masyarakat yang bergerak di kesejahteraan manusia, dan tidak

melibatkan dinas sosial, dinas sosial hanya sebagai pelaksana

kebijakan,.”(wawancara dengan informan 1.1).

Berdasarkan wawancara dengan informan 1.1 di atas dapat diketahui

bahwa pihak yang memproduksi Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang

Page 114: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

94

PMKS adalah DPRD yang tidak melibatkan penyandang masalah kesejahteraan

maupun dinas sosial hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 3.1 :

“kita dinas sosial tidak mampu untuk memproduksi kebijakan karena

sudah ada kewenangannya masing-masing, perda PMKS ini juga kami

tidak ajukan karena memakan banyak waktu, kita hanya menerima tugas

atas apa yang telah dibuat sama pemerintah daerah.”(wawancara dengan

informan 1.3 )

Dijelaskan dari pernyataan informan di atas bahwa secara jelas yang

membuat kebijakan tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial adalah

DPRD, tidak ada campur tangan dari Dinas Sosial maupun input dari Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial.

“Peraturan daerah ya DPRD yang buat, tidak ada lagi yang bisa buat

kecuali ada usulan trus disahin sama kepala daerah, waktu itu adalah

H.Ismet Iskandar.”(wawancara dengan informan 1.1)

Berdasarkan jawaban dari ketiga informan di atas dapat disimpulkan

bahwa pihak yang secara faktual memproduksi kebijakan adalah pemerintah

daerah setempat yakni Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten

Tangerang dan disahkan oleh Kepala Daerah Kabupaten Tangerang pada masa

jabatan tahun tersebut.

Setelah dibuat dan disahkan menjadi peraturan daerah, peraturan daerah

tersebut akan diimplementasikan dan diterapkan secara universal. Stakeholder

yang menjadi implementor dalam peraturan daerah ini yaitu menurut informan

3.1:

Page 115: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

95

“kami dinas sosial yang menjalankan yang mengoperasikan peraturan

daerah tersebut, ada 26 PMKS dalam peraturan daerah nomor 12 tahun

2007, kami yang melaksanakannya,”(wawancara dengan informan 3.1)

Hal demikian juga disampaikan oleh informan 3.2:

“Kita sebagai OPD (Organisasi Perangkat Daerah) sekaligus sebagai UPT

(Unit Pelaksana Teknis) terhadap perda PMKS. Selain kami tidak ada lagi

yang melaksanakan, palingan satpol pp melakukan penertiban-

penertiban.”(wawancara dengan informan 3.2)

Berdasarkan pemaparan dari informan di atas bahwa yang melaksanakan

dari Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 adalah Dinas Sosial. Selanjutnya

yang bukan menjadi pelaksana Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007

melainkan Peraturan Daerah tentang Ketertiban dan Keamanan :

“Kalau Satpol PP tidak melaksanakan perda nomor 12 tahun 2007 tetapi

kita sebagai UPT dari perda ketertiban dan keamanan, yang tugasnya

menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat, diantaranya pedagang kaki

lima, PSK, dan juga anak jalanan jika meresahkan masyarakat. Mereka

semua kita bawa ke kantor untuk dilakukan pendataan yakni nulis BAP,

BAP itu Berkas Acara Pemeriksaan, jika mereka terjaring lagi kita akan

panggil orangtuanya, lalu kita serahkan dan buat surat

perjanjian.”(wawancara dengan informan 4.2)

Berdasarkan keterangan di atas bahwa Satuan Polisi Pamong Praja ikut

menertibkan anak jalanan namun tidak berlandaskan hukum Peraturan Daerah

Nomor 12 tahun 2007 tetapi berlandaskan kepada Peraturan Daerah tentang

Ketertiban dan Keamanan Masyarakat karena anak jalanan di nilai mengganggu

kenyamanan dan ketertiban masyarakat. Informan 4.3 juga memaparkan hal yang

serupa :

“Kita melakukan penertiban anak jalanan, bukan hanya anjal, tetapi

bangunan yang tidak memiliki ijin, pedagang kaki lima, dan juga bahkan

anak sekolah yang tawuran maupun bolos sekolah kami tertibkan, karena

mereka semua dianggap mengganggu kenyamanan dan ketertiban umum,

setelah itu kami data di BAP (Berita Acara Pemeriksaan) yang nantinya

Page 116: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

96

kami buat laporan, kami merazia mereka itu tidak ada jadwal khusus dan

disekitaran pusat pemerintahan saja, kenapa kita dipusat pemerintahan

saja, karena di masing-masingkecamatan sudah ada satpol ppnya masing-

masing, terkecuali kalau urgent, misal pengamanan dadap, nah itu kita

seluruh satpol pp kabupaten tangerang gabung. Dalam setahun kegiatan

patroli dilakukan sebanyak 250 kali, dan setiap bulan tim operasi

pengendalian dan penertiban akan melakukan patroli sebanyak 21 kali,

kalu kami merazia apa saya yang mengganggu kenyamanan kita amankan,

jadi tidak ada jadwal hari ini merazia anak jalanan atau yang lainnya.”

(wawancara dengan informan 4.3)

Bahwa Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) juga menertibkan anak

jalanan, namun tidak mempunyai jadwal secara khusus, yaitu sesuai dengan

situasi dan kondisi saat dilapangan, jadi jika saat melakukan razia terdapat anak

jalanan, maka satpol pp melakukan razia dan penertiban, SATPOL PP melakukan

Kabupaten Tangerang melakukan razia kepada anak jalanan hanya di pusat

pemerintahan daerah Kabupaten Tangerang yakni Tigaraksa, karena mereka

menganggap jika anak jalanan yang di kecamatan lain sudah ada SATPOL PP di

masing-masing kecamatan dan anak jalanan merupakan tangggung jawab dinas

sosial.

Dijelaskan dari wawancara di atas dijelaskan bahwa dinas sosial

merupakan unsur pelaksana dari peraturan daerah nomor 12 tahun 2007 tentang

penyandang masalah kesejahteraan sosial, satuan polisi pamong praja juga

menertibkan anak jalanan, namun tidak berdasarkan peraturan daerah tentang

PMKS, yaitu peraturan daerah tentang ketertiban dan keamanan masyarakat.

Peraturan daerah harus dilakukan pengawasan agar sesuai dengan tujuan

awal dan diharapkan tidak adanya kesalahan yang dilakukan. Pengawan

seharusnya dilakukan oleh instansi-instansi terkait agar kebijakan yang

Page 117: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

97

diimplementasikan berjalan dengan baik. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007

tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan ini diawasi oleh Kepala Dinas Sosial,

melalui bukti pelaporan atau kegiatan yang dilakukan. Hal ini dipaparkan oleh

informan berikut.

“pengawasan yang dilakukan oleh kepala dinas masing-masing, dalam hal

ini yakni tentang PMKS yang melaksanakannya yaitu dinas sosial, jadi

yang melakukan pengawasan yakni kepala dinas sosial, kalau kami tidak

melakukan pengawasan, dan juga seharusnya masyarakat merupakan

pengawas yang real dalam implementasi kebijakan tersebut.”(wawancara

dengan informan 1.1)

Hal serupa juga dijelaskan oleh informan 3.1 :

“untuk PMKS kita itu diawasi sama Sosial Provinsi dan juga diawasi sama

Kepala Dinas, Dinas Sosial itu sendiri”(wawancara dengan informan 3.1)

Dari wawancara 2 (dua) diatas dapat disimpulkan bahwa yang melakukan

pengawasan adalah Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tangerang dan diawasi juga

oleh Dinas Sosial Provinsi Banten.

Jadi berdasarkan penjelasan dari semua informan di atas, dapat

disimpulkan bahwa yang memproduksi Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007

tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kabupaten Tangerang yakni

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang pada tahun 2007 dan

disahkan oleh Kepala Daerah yang pada saat itu menjabat yakni H. Ismet

Iskandar. Dinas Sosial Kabupaten Tangerang merupakan UPT (Unit Pelaksana

Teknis) dari peraturan daerah ini, Satuan Polisi Pamong Praja juga merupakan

Unit penertiban, namun tidak berlandaskan peraturan daerah tentang PMKS

(Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) melainkan Peraturan Daerah tentang

Ketertiban dan Keamanan Masyarakat. Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala

Page 118: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

98

Dinas Sosial yang berbentuk Laporan saja dan tidak diawasi oleh badan legislatif

lainnya.

4.5.1.2 Purpose (Tujuan)

Dalam sebuah kebijakan atau peraturan daerah tujuan merupakan salah

satu bagian yang penting, pada saat dibuatnya kebijakan ada maksud dan tujuan

yang hendak dicapai, yaitu sebagai sasaran sebuah kebijakan dibuat. Pemerintah

mengeluarkan alternatif-alternatif tertentu yang dibuat dalam produk kebijakan

atau peraturan daerah yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang

ada dan untuk mensejahterakan rakyat, demi penghidupan yang lebih baik. Maka

tujuan dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Kabupaten tangerang adalah :

“tentu saja dibuatnya kebijakan PMKS ini betujuan untuk lebih

menyejahterakan rakyat, yaitu penyandang masalah kesejahteraan sosial,

diharapkan kita sebagai pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan

kesejahteraan seperti kemiskinan, rehabilitasi dan lainnya. Dan dengan

adanya perda ini kami harap masyarakat lebih mandiri”(wawancara

dengan informan 1.1)

Peneliti mendapat penjelasan yakni tujuan dibuatnya Peraturan daerah

Nomor 12 Tahun 2007 yakni betujuan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat

Kabupaten Tangerang lebih sejahtera melalui program-program yang ada. Adanya

tujuan dari sebuah kebijakan sudah pasti memiliki sasaran yang hendak dicapai

agar kebijakan terarah dan jelas, siapa saja target yang menjadi objek kebiajakan

Penjelasan mengenai sasaran peraturan ini yaitu digambarkan oleh Kepala Seksi

Kesejahteraan Anak dan Lansia, Lili Amalia :

Page 119: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

99

“Sasaran Kebijakan dari perda PMKS ini yaitu tentunya orang-orang yang

benar membutuhkan kesejahteraan yang lebih baik, atau dikatakan

hidupnya terpuruk. Dalam pasal 7 perda PMKS disebutkan bahwa yang

menjadi sasaran yakni perorangan, keluarga, dan masyarakat yang

memang penyandang masalah kesejahteraan sosial, potensi dan sumber

kesejahteraan yang mendukung, lembaga sosial dan organisasi sosial yang

berada dalam masyarakat, yaitu seperti kelompok kemiskinan,

ketelantaran ketunaan, penyimpangan sosial, disabilitas, diskriminasi, dan

lainnya yang menjadi sasarannya”.(wawancara dengan informan 3.1)

Hal yang senada juga disampaikan oleh Informan 3.2 :

“sasaran yang semua masyarakat yaitu baik itu orang, keluarga, kelompok

atau lainnya yang menjadi bagian dari penyandang masalah kesejahteraan

sosial”.(wawancara dengan informan 3.2 )

Berdasarkan dengan keterangan informan diatas bahwa sasaran Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 2007 yakni terkandung dalam pasal 7 yaitu perorangan,

keluarga maupun masyarakat yang menjadi panyandang masalah kesejahteraan

sosial.

Pemerintah merupakan aparatur negara yakni sudah seharusnya

pemerintah melayani masyarakat dengan baik, maka yang terlayani dengan perda

ini adalah :

“yang terlayani harusnya semua masyarakat yang menjadi kriteria

penyandang masalah kesejahteraan sosial tidak terkecuali, kami dinas

sosial mempunyai harapan terhadap sasaran-sasaran PMKS, namun

program yang baru terstuktur hanya 9 PMKS diantaranya pemberdayaan

fakir miskin, keluarga adat terpencil, pelayanan dan rehabilitasi social,

pembinaan anak terlantar, pembinaan eks penyandang penyakit social,

penyuluhan dan penanggulangan korban bencana alam dan lainnya. Kami

berharap setiap tahunnya akan terus bertambah sesuai dengan anggarannya

masing-masing.”(wawancara dengan 3.2)

Bahwa berdasarkan dengan keterengan informan di atas memaparkan yang

menjadi fokus pelayanan yakni seluruh penyandang masalah kesejahteraan sosial,

Page 120: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

100

namun yang baru terstuktur dan menjadi fokus baru hanya 9 (sembilan) PMKS

dari 26 (dua puluh enak) PMKS.

Dari sebuah kebijakan akan menimbulkan dampak yakni dampak positif

maupun dampak negatif. Maka pengaruh atau dampak tersebut akan dirasakan

kepada masyarakat yang terkena program :

“seharusnya dirasakan oleh seluruh penyandang masalah kesejahteraan,

misal jika penyandang kesejahteraan kita berikan program PKH, itu

diharapkan bisa lebih mnyejahterakan keluarga tersebut”.(wawancara

dengan 3.1)

Dampak dari peraturan daerah Nomor 12 tahun 2007 menurut Informan

3.1 yakni dirasakan oleh seluruh penyandang masalah kesejahteraan sosial yang

sudah dikenai program.

Berdasarkan keterangan dan penjelasan dari semua informan di atas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari dibuatnya Peraturan Daerah Nomor 12

tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di

Kabupaten Tangerang yakni bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat

yang mengalami masalah kesejahteraan, diharapkan masyarakat dapat taraf

hidupnya melalui program-program yang ada yang sudah dibentuk atau dibuat

oleh dinas sosial. Sasaran dari peraturan daerah ini adalah seluruh masyarakat

yang mengalami masalah kesejahteraan sosial, yakni yang terkandung dalam pasal

7 dalam peraturan daerah penyandang masalah kesejahteraan sosial adalah

perorangan, keluarga, dan masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS), potensi dan kesejahteraan sosial yang mendukung, lembaga sosial dan

organisasi sosial dalam masyarakat yang terdiri dari kelompok kemiskinan,

Page 121: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

101

kelompok ketelantaran, kelompok ketunaan dan penyimpangan sosial, kelompok

kecacatan, kelompok bencana alam, kelompok masalah psokologis, korban tidak

kekerasan dan kelompok adat terpencil. Yang baru terlayani dan terkena dampak

serta menjadi fokus yakni hanya baru 9 (sembilan) penyandang masalah

kesejahteraan sosial dari 26 PMKS yang ada.

4.5.1.3 Measure of improvement (Ukuran Perbaikan)

Ukuran perbaikan adalah suatu tolak ukur keberhasilan atau perubahan ke

arah yang lebih baiknya suatu kebijakan, tolak ukur atau ukuran perbaikan ini

dilihat dari pencapaian target atau tujuan yang hendak dicapai. Yang dapat dilihat

dari point-point tertentu untuk menentukan bagaimana dan seperti apa ukuran

perbaikan dalam suatu peraturan daerah. Dalam peraturan daerah yang menjadi

fokus penelitian, dapat dilihat apakah program sudah berjalan dengan ukuran-

ukuran yang diharapkan atau belum berjalannya program dengan sempurna.

Dalam peraturan daerah ini ada tolak ukur tersendiri yakni yang menjadi

patokannya ukuran keberhasilan.

“tolak ukur dari perda PMKS ini adalah ya jika seluruh peyandang

kesejahteraan dapat merasakan dampak positif dari program, dan

seluruhnya mereka dapat hidup mandiri, serta peningkatan jumlah sasaran

program dan seluruhnya bisa tercapai” (wawancara dengan informan 3.2)

Dari wawancara diatas menjelaskan bahwa dalam ukuran perbaikan dalam

peturan daerah ini adalah seluruh penyandang masalah kesejahteraan sosial

merasakan dampak positif. Hal yang serupa dikatakan oleh Lili Amalia :

Page 122: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

102

“perda ini karena ini perda tentang penyandang masalah kesejahteraan

sosial dapat dikatakan berhasil kalau seluruh penyandang kesejahteraan

sosial sudah tersentuh oleh program yang kami buat, atau semuanya yaitu

26 PMKS menjadi prioritas kami, dan tentunya mereka sudah dapat

dikatan mandiri secara mental maupun kehidupan”(wawancara dengan

informan 3.1)

Berdasarkan keterangan diatas, menunjukan bahwa ukuran perbaikan atau

tingkat keberhasilan Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2007 yakni jika seluruh

penyandang masalah kesejahteraan sosial sebanyak 26 (dua puluh enam) menjadi

fokus atau menjadi prioritas program dinas sosial, dan juga mereka dapat hidup

mandiri atau lebih baik secara mental maupun kehidupan.

Dalam penyelenggaraan peraturan daerah nomor 12 tahun 2007 ini adanya

terkait kendala dalam penyelenggaraannya, hal ini disampaikan oleh informan 3.1

yaitu Lili Amalia :

“Kendala yang dialami kami dalam permasalahan penyandang masalah

kesejahteraan sosial yakni tidak adanya SOP (Standar Operasional

Prosedur) dalam perda ini”(wawancara dengan informan 3.1)

Hal yang serupa juga dijelaskan oleh informan 3.2 :

“Perda PMKS ini belum ada SOP, jadi kita susah untuk menjalankan

seluruhnya, kendala lain yakni terkait juga dengan anggaran, anggaran kita

belum memadai untuk menangani seluruh PMKS”(wawancara dengan

informan 3.2)

Bahwa berdasarkan dengan pernyataan diatas kendala yang dihadapi yakni

terkait dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 yakni tidak adanya SOP

(Standar Operasional Prosedur) dan tidak adanya anggaran yang memadai.

Hal lain disampaikan oleh informan Indri, Satuan Bakti pekerja sosial,

yang mengungkapkan :

Page 123: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

103

“Waktu itu pernah dilakukan rapat koordinasi oleh bupati oleh seluruh

dinas terkait mengenai Perda nomor 12 tahun 2007 ini, semua dinas cepat

bergerak atau bersemangat dalam melakukan penanganan terhadap seluruh

penyandang masalah kesejahteraan sosial, tetapi lambat laut setelah

beberapa hari rapat selesai semangat mereka redup dan akan saling

melempar tanggung jawab atas penangannya, dan juga termasuk dinas

sosial, mereka menganggap anak jalanan susah dikendalikan, padahal anak

jalanan itu mempunyai kreatifitas jika di asah dan dibina dengan baik,

didalam dinas sendiri saja sudah ada kendalanya.”(wawancara dengan

informan 3.3).

Bahwa berdasarkan dengan pernyataan diatas kendala dalam pelaksanakan

Peraturan Daerah tentang PMKS ini dimulai dari dinas sendiri, bahwa jika

digerakan dan diatur secara rapih dan terarah mengenai kebijakan dan juga

program dan ditegaskan kepala aparatur negara yang menjadi implementor

Peraturan Daerah ini dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan dengan keterangan tersebut, bahwa peneliti mencoba

menanyakan siapa yang menjadi penanggung jawab atas peraturan daearah ini :

“sebenernya kalau perda PMKS ya kami sebagai dinas sosial yang menjadi

penanggung jawab atas perda, karena kami sebagai UPT (Unit Pelaksana

teknis).”(wawancara dengan Informan 3.3)

Hal yang berbeda diungkapkan oleh Informan 3.1 namun berbeda makna :

“Dinas sosial tidak bisa menangani permasalahan anak jalanan ini seorang

ini, apa lagi hanya saya saja, harus adanya kerja sama antar dinas, yakni

dinas pendidikan, dinas kesehatan, satpol pp dan dinas-dinas lainnya. Jadi

hal ini adalah tanggung jawab bersama dan tidak bisa menyerahkan

permasalahan anak jalanan hanya kepada dinas sosial”(wawancara dengan

informan 3.1)

Bahwa yang menjadi penanggung jawab atas peraturan daerah ini adalah

dinas sosial, karena dinas sosial merupakan pelaksana, namun Dinas sosial tidak

dapat menangani anak jalanan sendirian, harus multi yakni artinya dilakukan oleh

seluruh yang terkait, yaitu dinas-dinas lainnya.

Page 124: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

104

Anak jalanan merupakan anak yang sudah terbiasa hidup dijalanan, karena

sebagian besar waktunya dalam 24 (dua puluh empat) jam dihabiskan dijalanan.

Maka ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam penanganan anak jalanan di

Kabupaten Tangerang :

“Dinas Sosial kesulitan mendata atau melakukan upaya tersebut karena

anak jalanan yang nomaden tidak menetap di satu lokasi, mereka sering

berpindah-pindah dalam melakukan kegiatan mereka seperti mengamen

atau lainnya, sehingga sulit untuk melakukan pendataan. Anak jalanan

juga terkesan anti pemerintah, mereka sulit didekati, jika ingin didekati

saja mereka sudah kabur, memang pada dasarnya anak jalanan itu sulit

diatur.”(wawancara dengan informan 3.2)

Berdasarkan dengan fakta atas keterangan diatas yaitu menjeladkan

kendala yang dihadapi dalam penanganan anak jalanan yakni karena keberadaan

anak jalanan yang nomaden yang tidak menetap di satu lokasi. Hal demikian juga

disampaikan oleh informan 4.1 :

“kendala ngadepin anjal yaitu karena mereka sering berpindah-pindah,

sekarang misalkan mereka ditempat A, kita razia ditempat A, besoknya

pindah ke tempat B, tapi tidak menutup kemungkinan mereka akan

kembali lagi ke tempat A karena lebih ramai”(wawancara dengan

informan 4.1)

Hal lain disampaikan oleh perspektif 4.2 :

“Kendalanya kalau kita merazia anak jalanan, gepeng, waria, wanita tuna

susila, kita tidak boleh kasar dan semena-mena karena itu melanggar Hak

Asasi Manusia mereka, terkecuali mereka melawan, mau tidak mau kita

mengambil tindakan.”(wawancara dengan informan 4.2)

Yakni berdasarkan dengan keterangan informan dari di atas yakni oleh

kedua satuan polisi pamong praja, terkait kendala dalam penanganan anak jalanan

adalah sulitnya merazia karena anak jalanan yang perpindah-pindah tempat, serta

Page 125: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

105

satuan polisi pamong praja tidak bisa merazia secara kasar, karena itu akan

melanggar Hak Asasi Manusia.

Kendala yang dihadapi oleh TKSK (Tenaga Kerja Sosial Kecamatan)

yakni sulitnya mendata anak jalanan dikarenakan mereka yang berpindah-pindah

dan mereka sulit untuk didekati :

“hal yang menjadi kendala itu pertama mereka itu sulit untuk didekati,

jangankan untuk diajak ngobrol mereka itu asing dengan kita, kalau

anggota kami melakukan pendataan pakai baju resmi, misal baju dinas.

Mereka langsung kabur, kayanya di pikiran mereka kita itu musuh. Terus

sulitnya mendata mereka karena mereka pindah-pindah. Kadang mereka di

tempat misal dipasar cikupa, belum tentu mereka dipasar cikupa lagi, bisa

saja mereka ke tempat c. Sedangkan itu membuat double

data.”(wawancara dengan Informan 5.1)

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa karena anak jalanan yang sering

berpindah-pindah menjadikan data anak jalanan ini menjadi rangkap, artinya anak

jalanan yang sudah didata di tempat A yang berpindah ke tempat B, dan didata

kembali oleh TKSK (Tenaga Kerja Sosial Kecamatan) Kabupaten Tangerang.

Kendala lain disampaikan oleh kedua Satuan Bakti Pekerja Sosial yakni

Indri Satuan Bakti Pekerja Sosial Kabupaten Tangerang dan Arini yaitu Satuan

Bakti Pekerja Sosial Provinsi Banten :

“Kendala utama dalam penanganan anak jalanan yakni tidak adanya panti

khusus anak jalanan, anak jalanan sudah sulit untuk diatur seharusnya kita

mempunyai panti khusus untuk membina mereka (anak jalanan), yang kita

punya hanya sekarang hanya yayasan, tetapi itu bukan milik pemerintah

milik perorangan”(wawancara dengan Informan 3.3)

Keterangan serupa juga disampaikan oleh Arini yaitu Satuan Bakti Pekerja

Sosial Provinsi Banten :

Page 126: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

106

“Provinsi banten belum mempunyai panti khusus untuk membina anak

jalanan, memang seharusnya pemerintah pusat membuatkan panti khusus

minimal pantinya ada di Provinsi Banten, selama ini jika memang anak

jalanan harus dikirim atau mendapatkan rehabilitasi sosial akan di kirim ke

PSBK (Panti Sosial Bina Karya) yang adanya di Bekasi Timur. Itupun

belum efektif, karena seluruh dipulau jawa mengirimnya

kesitu.”(wawancara dengan informan 2.1)

Kendala lain dalam penanganan anak jalanan yakni belum adanya panti

khusus baik di Kabupaten Tangerang maupun di Provinsi Banten, untuk

menangani dan membina anak jalanan. Jika memang anak jalanan harus dikirim

dan mendapat rehabilitasi yakni akan dikirim ke PSBK (Panti Sosial Bina Karya)

di Bekasi Timur.

Pemerintah harus melakukan upaya dalam pembinaan dan penanganan

anak jalanan, berikut adalah pemaparannya :

“Jujur saya katakan, bahwa belum ada program prioritas di Kabupaten

yang dilakukan oleh dinas sosial untuk melakukan penanganan anak

jalanan, kami hanya melakukan upaya yakni pendataan, dan jika ada event

tertentu kami melakukan pembinaan, tetapi ini tidak terstruktur, artinya

tidak ada acara setiap tahunnya untuk penanganan dan pembinaan, hanya

sesekali saja.”(wawancara dengan informan 3.1)

Bahwa belum adanya program secara terstruktur dan terencana dalam

pembinaan dan penanganan anak jalanan.

“dinas sosial hanya memfokuskan kepada 9 PMKS, tetapi anak jalanan

belum termasuk dalam pembinaannya, hanya kadang-kadang jika kita

melakukan kegiatan buat anak terlantar di yayasan kita mengundang

beberapa orang diantara mereka, seperti nyablon, buat gantungan kunci,

dulu batu akik.” (wawancara dengan informan 3.3)

Seperti sesuai dengan keterangan informan 3.1 bahwa pembinaan dan

penanganan yang dilakukan dinas sosial hanya sesekali yaitu pada saat melakukan

program untuk anak terlantar dan dinas sosial mengundang beberapa orang

Page 127: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

107

diantara anak jalanan, dan mereka melakukan kegiatan seperti menyablon dan

juga membuat gantungan kunci. Endang Ramdhani juga menyampaikan :

“untuk anak jalanan kita hanya sebatas pendataan untuk saat

ini.”(wawancara dengan informan 3.2).

4.5.2 Sources of power (Sumber Kekuatan)

Dalam dimensi ini, Sources of power atau Sumber Kekuatan yang

dimaksud adalah suatu sumber yang menjadi kelebihan suatu kebijakan untuk

mencapai keberhasilan dari suatu kebijakan. Jadi Sumber kekuatan dijelaskan

sebagai adanya Peraturan Daerah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS) yang memuat, keputusan, sumber daya dan keputusan lingkungan.

4.4.2.1. Decision-maker (Pembuat Keputusan)

Dalam hal ini yakni pembuat keputusan, keputusan atau tindakan diambil

dari beberapa pertimbangan yang telah dipetakan. Dalam suatu organisasi

pembuat keputusan atau mengambil langkah atas tindakan selanjutnya merupakan

hal yang penting, karena akan memberikan pengaruh terhadap semua aspek.

Membuat sebuah keputusan diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan

yang ada dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian dalam

penelitian ini dijelaskan pihak yang menjadi pembuat keputusan dalam

penanganan anak jalanan :

“yang membuat kebijakan dalam penanganan anak jalanan yaitu Bapak

kepala.”(wawancara dengan Informan 3.1)

Hal yang serupa juga dinyatakan oleh Informan 3.2 :

Page 128: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

108

“sebenernya program itu yang buat kita dinas sosial dengan melakukan

raker, kita melihat potensi mana yang seharusnya kita selesaikan terlebih

dahulu dan bisa dengan cepat selesainya, jadi kita tentukan bareng-bareng

bersama Bapak Kepala dan staf terkait lainnya.:(wawancara dengan

Informan 3.2)

Bahwa berdasarkan dengan keterangan Informan di atas yang membuat

kebijakan atas penanganan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial

serta dalam kebijakan dalam penanganan anak jalanan dilakukan oleh Dinas

Sosial melalui rapat kerja yang dilakukan oleh Kepala Dinas Sosial dan disertai

oleh seluruh staf terkait, serta pembuat kebijakan atas penanganan ini yakni

dilakukan oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tangerang. Dalam sebuah

kebijakan harus adanya tolak ukur atau ukuran untuk dijadikan acuan. Menurut

informan 3.4 tolak ukur perubahan yakni jika semua sasaran PMKS telah terkenai

program atau menjadi program prioritas.

“perubahan tolak ukur tentang PMKS itu jika semua sasaran PMKS telah

terkenai program dan telah mendapatkan semua kebtuhan hidupnya dan dapat

meningkatkan taraf kehidupannya.” (wawancara dengan informan 3.4)

Peraturan atau kebijakan diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan

sosial secara fokus. Seperti penanganan anak jalanan harus ditangani secara

serius, namun menurut Informan yang ada pembuatan peraturan khusus

penanganan anak jalanan tidak diperlukan :

“Kami belum buat, karena menurut kami tidak perlu dipisah antara PMKS

dan anak jalanan, karena anak jalanan sendiri bagian PMKS juga. kita

yakin tanpa perda baru kita bisa menyelesaikan permasalahan anak jalanan

di kabupaten tangerang.” (wawancara dengan Informan1.1)

Berdasarkan penjelasan di atas, sekarang ini peraturan daerah untuk

penanganan anak jalanan tidak perlu dibuat, dikarenakan anak jalanan merupakan

Page 129: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

109

bagian dari Penyandang Masalah Kesejahteraan sosial sendiri. Pemerintah juga

yakin bahwa dengan tidak dibuatnya peraturan daerah tentang anak jalanan, anak

jalanan dapat diatasi di kabupaten tangerang.

“Kami dinas sosial belum bisa ngajuin peraturan daerah khusus buat anjal,,

soalnya waktu dan biaya juga yang panjang, kan sudah ada kewenangan

dan tugas nya masing-masing.” (wawancara dengan Informan 3.1)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa dinas sosial belum

mampu mengusulkan peraturan daerah khusu penanganan anak jalanan, karena

ada pihak lain atau stakeholder lain yang sudah berkewenangan membuat

peraturan tersebut. Dalam suatu kebijakan, ada pihak yang berwenang dalam

pengambilan keputusan terkait penanganan anak jalanan :

“Program yang kita buat berdasarkan program yang diberikan oleh pusat

maupun provinsi, dan juga program sendiri yang kita buat atas dasar

peraturan daerah. Dalam pengambilan keputusan terkait penanganan anak

jalanan yakni dilakukan oleh kita, yakni kita mengadakan raker dulu, abis

itu diputuskan oleh kepala Dinas Sosial.” (wawancara dengan Informan

3.4).

Dalam sebuah kebijakan peran pihak yang menjadi pelaksana sangat

diperlukan guna menjadikan suatu kebijakan tersebut dapat berhasil. Peran

tersebut dapat terlihat dari pelaksanaan kebijakan, yakni kebijakan tersebut

banyak menimbulkan masalah, atau masalah tersebut dapat teratasi. Optimalnya

sebuah peran dan keseriusan implementor sangat diperlukan. Dalam penelitian ini

peran implementor yakni Dinas Sosial dapat dikatakan belum optimal :

“selama saya menjadi saktipeksos di Kabupaten Tangerang ini, saya rasa

belum melakukan kegiatan atau program secara khusus untuk anak

jalanan, hanya saja jika kita melakukan program untuk anak terlantar,

maka beberapa orang anak jalanan kita akan undang, kegiatan yang kita

lakukan menyablon, atau membuat gantungan kunci.”(wawancara dengan

Informan 3.3)

Page 130: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

110

Hal ini ini juga dijelaskan oleh Informan 3.1 :

“kalau program khusus, belum ada. Artinya kita membuat program atau

kegiatan yang memang kami peruntukan untuk anak jalanan itu memang

belum. Terkadang jika kita melakukan kegiatan di panti, kami

mengundang mereka, palingan satu sampai 10 orang, itupun kalau

ada.”(wawancara dengan Informan 3.1)

Bahwa berdasarkan dengan penjelasan 2 (dua) informan di atas

menyebutkan bahwa Dinas Sosial belum melakukan upaya yang maksimal dalam

penanganan dan pembinaan terhadap anak jalanan, yang dilakukan pemerintah

hanya mengundang beberapa anak jalanan, untuk menghadiri dan ikut serta dalam

program atau kegiatan yang sebenarnya diperuntukan oleh anak terlantar yang ada

di panti. Hal lain dinyatakan oleh Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK) :

“Belum optimal, sekarang kami hanya melakukan pendataan dan setelah

itu kita laporkan kepada Dinas Sosial Kabupaten. Di setiap kecamatan

terdapat 1 TKSK, hanya saja yang aktif dan menjadi anggota hanya 10, itu

menjadikan kita kurang optimal, dalam pendataan saja saya menyadari

belum maksimal, karena kurangnya juga tenaga ahli.”(wawancara dengan

Informan 5.1)

Bahwa yang peran dilakukan Tenaga Kerja Sosial Kecamatan belum

optimal, dikarenakan sekarang ini hanya melakukan kegiatan berupa pendataan

terhadap anak jalanan. Belum optimalnya kinerja ini dikarenakan kurangnya

tenaga ahli dalam pendataan, yakni terdapat 1 (satu) TSKS di setiap kecamatan di

Kabupaten Tangerang, tetapi hanya 10 yang aktif. Jadi dapat dikatakan peran

terhadap penanganan yang dilakukan pemerintah belum optimal .

Penanganan anak jalanan harus dilakukan secara serius dan secara

strategis, jadi pemerintah harus memastikan kebijakan yang tepat dan berguna

yang menjadikan penanganan anak jalanan ini berhasil. Jadi menurut Yayasan

Page 131: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

111

Hikmah Syaidah mencoba memberikan cara agar menjadikan anak jalanan dapat

dibina dan tidak lagi turun ke jalanan :

“Sebenernya kalau di panti ada anak jalanan, sama seperti anak anak di

panti kita, tidak ada perbedaan. Pertama kita berikan ilmu agama dulu, kita

kuatin agamanya kita didik akhlak mereka, kita suruh shalat, ngaji, kalau

tidak bisa ngaji kita ajarin, renungan malam, terus jika salah kita berikan

hukuman, tapi yang tidak bikin mereka jadi malah tidak betah. Selanjutnya

kita ajarin belajar misal baca tulis, yang penting mereka punya bekal

pengetahuan, trus kita latih misal bengkel, batu akik, bikin tas dari

bungkus kopi kalo yang perempuan.”(wawancara dengan Informan 6.1)

Berdasarkan dengan penjelasan Informan di atas bahwa terdapat beberapa

cara untuk dilakukan pembinaan dan penanganan anak jalanan, yakni didasari

dengan spiritual, yang dibina secara religi. Selanjutnya akan diberi keterampilan,

seperti membuat batu akik, dan juga membuat tas dari bahan bekas sebagai daur

ulang.

Dalam implementasi pada sebuah kebijakan, adanya keterkaitan beberapa

organisasi untuk mendukung berjalannya program. Kerjasama dilakukan untuk

mempermudah pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.

Semakin baiknya dan semakin banyaknya keterkaitan organisasi dalam suatu

kebijakan, maka semakin berhasil pula kebijakan tersebut. Dalam penanganan

anak jalanan ini Dinas Sosial juga melakukan beberapa kerjasama dengan

instantsi :

“kami kerjasama dengan beberapa instansi, pertama yaitu yayasan hikmah

syaidah yang ada di desa kedondong dan juga sama panti jayanti itu untuk

eks narkoba dan PSK.”(wawancara dengan Informan 3.2).

Hal demikian juga disampaikan oleh Informan 6.1 :

Page 132: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

112

“ya Dinas Sosial sering kerjasama dengan kami, kalau Dinas Sosial

melakukan program untuk anak terlantar, anak-anak kami sering selalu

dijadikan target sasaran.”(wawancara dengan Informan 6.1)

Untuk merehabilitasi dan melakukan pembina penyandang masalah

kesejahteraan yakni dinas sosial melakukan kerjasama dengen beberapa panti

yaitu panti yang berada di Jayanti, yakni panti eks narkoba dan juga eks pekerja

seks komersial, yang kedua yakni Yayasan Hikmah Syaidah yaitu panti anak

terlantar dan panti untuk ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa). Dinas sosial

belum melakukan kerjasama yang optimal kepada dinas lain dalam penanganan

anak jalanan, yakni seperti belum pernah berkoordinasi kepada satuan polisi

pamong praja dalam melakukan penertiban anak jalanan.

Maka dapat disimpulkan penanganan yang dilakukan pemerintah yakni

Dinas Sosial terhadap masalah kesejahteraan termasuk dalam penanganan anak

jalanan dapat dikatakatan belum maksimal :

“kami mengakui bahwa dalam melakukan penanganan terhadap anak

jalanan belum maksimal.”(wawancara dengan Informan 3.2)

Hal tersebut juga dikatakan oleh Indri :

“belum maksimal.”(wawancara dengan Informan 6.1)

Kepala Seksi Kesejahteraan Anak dan Lansia juga memberikan jawaban :

“belum maksimal, penanganan dan penyelesaian kita dikatakan sudah

maksimal apabila seluruh masalah kesejahteraan telah kita tangani dan

mereka hidup mandiri.”(wawancara dengan Informan 3.1)

Menurut intansi pemerintah sendiri yakni yang menjadi implementor dalam

peraturan daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah

Page 133: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

113

Kesejahteraan Sosial menjawab bahwa penanganan atau upaya yang dilakukan

belum maksimal, kinerja dapat dikatakan maksimal ketika seluruh masalah

kesejahteraan dapat terselesaikan.

4.5.2.2 Resources (Sumber Daya)

Sumber daya sangat diperlukan dalam sebuah kebijakan, karena jika

sebuah kebijakan di dukung dengan sumber daya yang ada, maka kebijakan

tersebut dalam berjalan secara baik dan dapat meminimalisir kegagalan dalam

implementasi kebijakan tersebut. Sumber daya yang dimaksud yakni manusia

sebagai implementor atau pelaksana, anggaran, sarana dan prasarana. Jika terdapat

kekurangan dalam sebuah kebijakan maka akan berdampak pada keberhasilan

kebijakan. Maka suatu kebijakan harus didukung oleh seluruh sumber daya yang

ada. Tentunya dalam penanganan anak jalanan yang terdapat dalam Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tenang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

sumber daya juga hal yang penting, namun pada kenyataannya sumber daya yang

ada belum maksimal.

“Sumber daya untuk keberhasilan perda masih banyak ya kekurangan,

anggaran yang diberikan pun kurang, pegawai maupun orang yang ikut

terlibat juga belum cukup untuk penanganan anak jalan, apa lagi anak

jalanan yang berpindah-pindah dan sulit diatur, kita belum bisa

menanganinya.”(wawancara dengan Informan 3.3)

Berdasarkan keterangan diatas bahwa sumber daya masih menjadi

masalah dalam penanganan anak jalanan di Kabupaten Tangerang. Anggaran yang

diberikan belum mampu memenuhi dalam penanganan anak jalanan, dan sumber

Page 134: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

114

daya manusia yang ada belum mencukupinya dengan lagi anak jalanan yang

berpindah-pindah.

“kalo ngomongin sumber daya masih banyak kekurangannya, pertama kita

tidak ada panti khusus, rumah singgah juga tidak ada, anggaran yang

diberikan pemerintah masih kurang untuk penanganan seluruh PMKS

apalagi anak jalanan.”(wawancara dengan 3.2)

Bahwa salah satu kekurangan dalam sumber daya ini berkaitan dengan

sarana dan prasarana, yakni belum adanya panti khusus ataupun rumah singgah

untuk anak jalanan, serta anggaran yang diberikan pun belum memadai. Hal

tersebut juga disampaikan oleh Surpervisor Satuan Bakti Pekerja Sosial Provinsi

Banten :

“ya sayangnya kita belum ada panti khusus anak jalanan, kalau kita mau

ngirim anak jalanan kita baru ngirim ke bekasi timur ke PSBK Panti Sosial

Bina Karya, tetapi itu juga belum efektif” (wawancara dengan Informan

2.1)

Jadi sumber daya yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan, anggaran

yang belum tercukupi, masih kurangnya sumber daya manusia, dan belum adanya

saran dan prasarana yang seharunya ada, yakni panti khusus anak jalanan di

Kabupaten Tangerang maupun di Provinsi Banten. Hal ini memngaruhi dalam

penyelesaian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial terutama dalam

penanganan anak jalanan di Kabupaten Tangerang.

4.5.2.3 Decision environment (Keputusan Lingkungan)

Keputusan lingkungan atau Decision environment dalam kebijakan publik

dapat memengaruhi dalam pengambilan keputusan, sebab dari lingkunganlah para

Page 135: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

115

aktor dapat membuat alternatif-alternatif kebijakan lain untuk dijadikan bahan

kebijakan yang akan datang. Bahwa dalam penelitian ini dalam keputusan

lingkungan juga memberikan pengaruh kepada kebijakan yakni peraturan daerah

Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dalam

penanganan anak jalanan , yaitu :

“kalau berdasarkan dengan dengan kepurtusan terhadap fenomena yang

terjadi dilapangan kita belum yah, maksudnya keputusan itu dibuat kan

efeknya ke arah yang positif, tetapi jika nantinya ke arah yang lebih

negatif kan bisa berdampak juga bagi semuanya, misal kalau kita

menemukan anak jalanan di jalan, kita tidak bisa langsung membuat

keputusan langsung tangkep dan bina, semuanya harus didasari dengan

program yang sudah dibuat.”(wawancara dengan Informan 3.2)

Berdasarkan dengan keterangan di atas dalam membuat keputusan

berdasarkan dengan fenomena di lingkungan pemerintah belum melakukan upaya

yang maksimal, yang artinya pemerintah belum melakukan keputusan

berdasarkan apa yang terjadi dilapangan. Keputusan terhadap fenomena

dilingkungan juga sama halnya dengan Informan 1.1 :

“kita tidak bisa melakukan keputusan terhadap lingkungan secara

langsung, harus sesuai dengan proseudur yang ada, kan masalahnya juga

belum urgent, jadi masih bisa dipakai peraturan sebelumnya.” (wawancara

dengan Informan 1.1)

Setiap kebijakan sangat diperlukan pengawasan untuk meminimalisir

kesalahan yang terjadi dan agar dapat mengetahui apakah peraturan daerah

tersebut dapat berjalan dengan baik atau tidak, serta untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Hal ini sama dengan penyelenggaraan kebijakan tentang

kesejahteraan sosial :

Page 136: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

116

“pengawasan terhadap program tentang PMKS yang pastinya diawasi oleh

kepala dinas sosial, berupa laporan program, rapat kerja, badan terkait lainnya

juga seperti Dinas Sosial Provinsi. Kalau Dinas Sosial Provinsi kita setiap tiga

bulan sekali atau enam bulan sekali kita monev.”(wawancara dengan informan

3.1)

Berdasarkan Informan 3.1 dapat diketahui bahwa yang menjadi pengawas

atas kebijakan tentang kesejahteraan yakni dilakukan oleh Kepala Dinas

Sosial dan instansi lain yakni Dinas Sosial Provinsi melalui monitoring dan

evaluasi. Hal ini juga disampaikan oleh Informan 2.1 :

“kita melakukan pengawasan tentunya, kita melakukan monev, dan juga

bukti pelaporan program, terus bukti pelaporan pendataan Dinas Sosial

Kabupaten/Kota.”(wawancara dengan Informan 2.1)

Peran yang dimiliki oleh Dinas Sosial Provinsi yakni menyampaikan

program, membuat pelatihan, serta meneruskan program yang telah disampaikan

oleh Kementrian :

“peran kita sebagai pengawas, penerus penyampaian program, kita juga

yang membuat pelatihan terhadap pegawai dinas sosial maupun

saktipeksos dengan kerjasama sama Kemensos, dan juga ya itu kita

melakukan monev. Terkadang juga kita melakukan kunjungan terhadap

data yang telah terkena program. Kalau apa tujuan monev, kita dapat

mengetahui kinerja dinas sosial Kabupaten/Kota dan juga menjadi

pertimbangan kebijakan yang akan datang”(wawancara dengan Informan

2.1)

Jadi, berdasarkan penjelasan di atas bahwa ada beberapa peran yang

dilakukan oleh dinas sosial, yakni Dinas Sosial Provinsi berperan sebagai penerus

penyampaian program yang diberikan Kementerian Sosial yang diteruskan kepada

Dinas Sosial yang berada di Kabupaten/Kota di Provinsi Banten serta memberikan

pelatihan kepada anggota Dinas Sosial tersebut. Kemudian Dinas Sosial Provinsi

juga melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program-program yang ada dan

Page 137: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

117

melalui data hasil laporan, monitoring dilakukan setiap tiga bulan sekali.

Pengawasan yang dilakukan sesekali Dinas Sosial provinsi banten mengunjungi

penyandang masalah kesejahteraan yang sudah ada dalam data. Hasil yang

diperoleh dari monitoring dan evaluasi ini berguna untuk kebijakan yang akan

datang, dan untuk mengetahui apa yang menjadi kendala dalam implementasi

program, dan mengetahui bagaimanan kinerja dinas sosial lainnya.

4.5.3 Sources of Knowledge (Sumber Pengetahuan)

Sumber pengetahuan yakni Sources of Knowledge terdiri atas Professional

(Tenaga Ahli), Expertise (Keahlian) dan Guarantee (Jaminan). Sudah seharusnya

sebuah kebijakan dibuat atas dasar pertimbingan-pertimbingan dan pengetahuan-

pengetahuan dari pakar yang mengerti tentang kebijakan yang akan dibuat.

Sehingga kebijakan dapat berjalan dengan baik karena telah diketahui bagaimana

mestinya oleh, dan dapat meminimalisir kesalahan yang ada karena kebijakan

yang dihasilkan adalah kebijakan yang berkualitas.

4.5.3.1 Professional (Tenaga Ahli)

Tenaga ahli atau Professional adalah seseorang atau sekelompok orang

yang dianggap sebagai sumber terpercaya berdasarkan keahlian dan pengetahuan

yang dimiliki dalam menilai atau mengetauhi cara penyelesaian permasalahan

anak jalanan secara baik. Serta tenaga ahli merupakan pihak yang berperan dalam

pelaksana kebijakan :

“Satuan bakti pekerja sosial adalah perorangan yang diberikan perintah

sama kementrian untuk melakukan penanganan atau membantu

Page 138: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

118

pemerintah daerah terkait penanganan terhadap penyandang masalah

sosial, ya kami tentunya mengetahui bagaimana cara penanganan yang

tepat sesuai dengan buku saku.” (wawancara dengan Informan 3.3).

Hal lain diungkapkan oleh pelaksana progam yakni Dinas Sosial :

“sebenernya ya kita sesuai dengan perda dan program yang kita buat, kita

melaksanakannya sesuai dengan aturan tidak bisa sembarangan, kita

sebagai pelaksana tentunya kita tau cara penanganan yang tepat, namun

kita itu terbatas dengan sarana, dan sumberdaya.” (wawancara dengan

Informan 3.2)

Berdasarkan dengan hasil lapangan berdasarkan wawancara di atas di atas

bahwa Satuan Bakti Pekerja Sosial dan Dinas Sosial merupakan unsur yang

mengetahui cara penanganan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial

termasuk dalam penanganan anak jalanan, yang didasari oleh peratuan daerah

yakni Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2007 tentang Penyang Masalah

Kesejahteraan Sosial, serta buku saku yang dimiliki oleh satuan bakti pekerja

sosial yang diberikan dari Kementrian Sosial Republik Indonesia.

Menurut informan 1.1 terkait dengan peran dalam merumuskan peraturan daerah

nomor 12 tahun 2007 diantaranya :

“Ya memang kita sebagai pemerintah sangat berperan membuat kebijakan

tentang penyadang masalah kesejahteraan sosial, sudah menjadi

kewenangan dan tugas kami untuk memproduksi kebijakan dan kami juga

bekerjasama dengan DPRD”(wawancara dengan Informan 1.1)

Bahwa yang memproduksi kebijakan atas peraturan daerah Nomor 12

Tahun 2007 adalah Dewan Perwakilan Rakyat dan Bagian Perundang-Undangan

Sekretariat Daerah.

“tergantung apa dulu yang kita buat, terkadang kita melibatkan akademisi

dan Organisasi terkait program, tetapi untuk PMKS ini kami tidak

melibatkannya.”(wawancara dengan Informan 1.1)

Page 139: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

119

Hal demikian juga disampaikan oleh Informan 3.1 :

“Kami Dinas Sosial tidak diikut sertakan dalam input peraturan daerah

ini.”(wawancara dengan Informan 3.1)

Dinas Sosial tidak diikutsertakan dalam pembuatan peraturan daerah

Nomor 12 Tahun 2007 ini, yang merumuskan peraturan daerah ini adalah pihak

yang berwenang yakni Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan juga Bagian

Perundang-Undangan.

4.5.3.2 Expertise (Keahlian)

Keahlian atau Expertise yaitu merupakan seseorang atau pihak yang

mempunyai kemampuan dalam menangani Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun

2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang bertujuan untuk

mengatasi permasalahan yang terjadi. Seperti yang disampaikan oleh Satuan Bakti

Pekerja Sosial Kabupaten Tangerang :

“Penanganan anak jalanan ini sebenarnya susah susah gampang, waktu

saya di Yogyakarta saya sangat akrab dengan anak jalanan, karena

memang didukung oleh pemerintahnya, terus kita bisa lihat anak

kolong langit di Tangerang, mereka sudah maju, dan dapat dibilang

mereka sedikit demi sedikit dapat menangani anak jalanan. menurut

saya penanganan yang tepat itu dimulai dari masyarakat itu sendiri,

misalkan suatu masyarakat atau lembaga masyarakat atau suatu

organisasi yang peduli terhadap keberadaan anak jalanan, mereka bisa

membuat atau kerja sama untuk membuat rumah singgah. Rumah

singgah disini masih mempersilahkan anak jalanan mengamen dan

melakukan aktivitas mereka seperti biasanya tetapi anak jalanan

diberikan misal pelatihan, atau skill lain yang nantinya bisa menjadi

bekal mereka ketika mereka memutuskan untuk tidak ke jalanan lagi,

mereka bisa diajarkan musik, atau kegiatan lain yang anak jalanan itu

sukai. Baru dimulai dari situ kita dapat bekerjasama dengan

pemerintah, kita bisa buka ruang ke pemerintah, misal minta bantuan

dana, atau hal lainnya yang bisa mendukung kegiatan kita. Kalau kita

mengandalkan pemerintah saja ya memang anak jalanan tanggung

jawab pemerintah, tetapi jika kita mengandalkan pemerintah saja,

Page 140: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

120

permasalahan anak jalanan akan sulit diatasi, bahkan akan sangat

lambat.” (wawancara dengan Informan 3.3)

Menurut Indri Satuan Bakti pekerja sosial, Kabupaten Tangerang di atas,

penangan anak jalanan yang tepat harus didasari oleh masyarakat sekitar, yakni

lembaga masyarakat atau organisasi lain yang menaungi tentang anak saling

bekerja sama untuk membuat rumah singah untuk anak jalanan, rumah singgah

yang tidak membatasi anak jalanan untuk melakukan aktifitas mereka sehari-hari

tetapi justru memberikan kemampuan atau keterampilan kepada mereka secara

lebih. Menurut informan 3.3 di atas, bahwa jika masyarakat mengandalkan

pemerintah, maka penanganan anak jalanan akan berlangsung secara lambat.

Terkait dengan penanganan anak jalanan yang belum dilakukan secara maksimal

beberapa pendapat memberikan penjelasan terkait dengan solusi yang ditawarkan:

“solusi ya, menurut saya harus adanya keseriusan dari pemerintah, misal

pemerintah memang benar-benar menyadari bahwa anak jalanan ini

memang urgent, pemerintah buat program-program yang dijadikan strategi

untuk penanganan anak jalanan ini.”(wawancara dengan Informan 5.1)

Berdasarkan wawancara di atas yaitu pemerintah harus mempunyai

keseriusan dalam penanganan anak jalanan, serta membuat langkah atau program

yang strategis guna penanganan anak jalanan.

“saran saya solusinya adalah harus benar-benar dituntaskannya anak

jalanan ini, dibuatnya perubahan atas peraturan daerah, kalau perlu

membuat perda khusus anjal biar fokus, dibuatnya SOP , kemudian

ditambahnya sumber daya di semua aspek seperti anggaran maupun

sumber daya manusia.”(wawancara dengan Informan 3.3)

Bahwa keterangan informan di atas, adanya perubahan atas peraturan

daerah yang bertujuan untuk menjadi pembaharuan, dan lebih memfokuskan

pemerintah untuk penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial, terutama

Page 141: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

121

dalam penanganan anak jalanan. Seperti dibuatnya SOP (Standar Operasional

Prosedur) serta sumber daya yang menjadi penyokong dan pendukung

keberhasilan program harus ditambah, seperti anggaran maupun sumber daya

manusia. Dalam penelitian ini bahwa terdapat beberapa hambatan dalam

penyelesaian penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial, yakni yang

berasal dari masyarakat yang terkena program sendiri :

“terkadang orang-orang yang sudah kita berikan program itu juga

dijadikan ajimumpung sama mereka, program yang kita berikan itu

disalahgunakan, misal PKH (Program Keluarga Harapan) mereka kadang

memakai bantuan yang kita kasih ke hal-hal yang tidak

seharusnya.”(wawancara dengan Informan 3.1)

Menurut Indorman diatas faktor penghambat juga berasal dari penyandang

masalah kesejahteraan sosial sendiri, misal jika dalam Program Keluarga Harapan

(PKH) terkadang situasi ini dimanfaatkan oleh keluarga yang ada karena mereka

menganggap sebagai ajimumpung.

“Kadang kita sudah berikan bantuan kepada eks PSK, kita berikan

pelatihan misal salon, kita kasih peralatan salon, tetapi itu tidak bertahan

lama, kadang mereka jual peralatannya. “(wawancara dengan Informan

3.2)

Berdasarkan keterangan di atas bahwa penyandang masalah kesejahteraan

sosial menyalahgunakan bantuan yang telah diberikan pemerintah, sebagai contoh

eks Pekerja Seks Komersial yang telah diberikan pelatihan untuk keterampilan

mereka seperti salon, dan telah diberikan bantuan berupa peralatan salon, namun

hal ini tidak berlangsung lama, mereka menjual peralatan-peralatan tersebut.

Penanganan yang diberikan dalam menjawab semua permasalahan yang

terjadi yakni dijelaskan oleh Satuan Bakti Pekerja Sosial :

Page 142: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

122

“untuk meminimalisir hal-hal yang menjadi permasalahan, kami

melakukan sidak, misalkan sesudah diberikan pelatihan dan bantuan

kepada mereka, dengan data yang ada kita menemui tanpa melakukan

pemberitahuan terlebih dahulu, kita melakukan ini agar kita juga

mengetahui apakah pelatihan yang kita berikan memberi dampak atau

tidak kepada mereka.”(wawancara dengan Informan 3.3)

Berdasarkan dengan penjelasan di atas, untuk mencegah penyalahgunaan

tersebut, dan meminimalisir kegagalan program, Dinas Sosial melakukan

pengecekan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial yang telah

diberikan program bantuan dan pelatihan, serta agar dapat diketahui program yang

diberikan berhasil dan memberi dampak kepada mereka.

4.5.3.3 Guarantee (Jaminan)

Guarantee atau Jaminan yang dimaksud pada penelitian ini jaminan yakni

yang diberikan oleh pihak yang dilibatkan dan berkontribusi dalam pelaksanaan

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial yang berkaitan dengan langkah yang akan dilakukan untuk

diberikan kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial. Untuk mengetahui

jaminan apa yang bisa diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam penanganan

penyandang masalah kesejahteraan khususnya dalam penanganan anak jalanan di

Kabupaten Tangerang peneliti menayakan kepada beberapa Informan yaitu

dengan Informan 3.1 :

“jaminan yang kita berikan saya rasa kita belum bisa menjamin

keberhasilan program atau peraturan daerah ini yah, kan sudah saya

jelaskan kita hanya baru memprioritaskan 9 PMKS, saya sebagai pribadi

belum bisa menjaminkan penanganan secara maksimal.” (wawancara

dengan Informan 3.1)

Page 143: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

123

Bahwa berdasarkan dengan keterangan informan di atas sebagai pribadi

yakni Kepala Seksi Kesejahteraan Anak dan Lanjut Usia Dinas Sosial, Kabupaten

Tangerang belum dapan menjaminkan sesuatu dalam bentuk penanganan secara

maksimal yang akan diberikan kepada penyandang masalah kesejahteraan

dikarenakan Dinas Sosial sendiri hanya baru dapat memprioritaskan 9 (sembilan)

penyandang masalah kesejahteraan sosial untuk diberikan program. Berdasarkan

dengan keterangan informan 5.1 yaitu :

“Kalau saya bilang dalam dalam peraturan daerah ini dan dalam

pelaksanaannya belum bisa dijamin dalam penyandang masalah

kesejahteraan, belum adanya jaminan keberhasilan program yang

diberikan oleh pemerintah. Dikarenakan dalam penanganan anak jalanan,

maka belum adanya kejelasan program yang diberikan pemerintah, dalam

penanganan terhadap masalah kesejahteraan, sumber daya yang ada belum

memadai.”(wawancara dengan Informan 5.1)

Dalam pemaparan diatas dalam Peraturan Daerah yakni Peraturan Daerah

Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dalam

pelaksanaannya belum dapat dijamin, dikarenakan dalam penanganan anak

jalanan belum adanya kejelasan program serta dalam penanganan penyandang

masalah kesejahteraan lainnya masih terdapat beberapa kendala, yakni salah

satunya belum terdapatnya sumber daya yang memadai.

4.5.4 Sources of legitimation (Sumber Pengesahan)

Sumber Pengesahan atau Sources of legitimation yakni legitimasi atau

pengesahan dari orang-orang yang mempunyai kewenangan yang menjadi bagian

atau yang menangani penanganan anak jalanan tetapi non pemerintah. Legitimasi

bertujuan untuk melihat „kacamata‟ atau sudut pandang dari latar belakang yang

Page 144: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

124

berbeda. Sources of legitimation diantaranya yakni witness, emancipation, word

view. Maka dari berbagai sudut pandang diharapkan mampu memberikan

informasi yang berbeda untuk penelitian ini, dan menjadi input bagi pemerintah

bagi kebijakan selanjutnya.

4.5.4.1 Witness

Witness dalam penelitian ini adalah saksi atau orang yang seharusnya

terkena efek atau dampak adanya peraturan daerah nomor 12 tahun 2007,

sehubungan dengan konteks fokus penelitian ini yaitu penanganan anak jalanan,

maka peneliti mencoba apa saja yang seharusnya ada dalam penanganan anak

jalanan, yaitu yang diperlukan yakni wadah atau tempat untuk menampung

aspirasi, keluhan dan juga pengaduan. Berikut adalah penjelasan yang

diungkapkan oleh informan 7.2 :

“kalau wadah untuk pengaduan belum ada, paling kita curhat sesama

anak-anak aja, ”(wawancara dengan informan 7.2)

Dikatakan oleh informan 7.2 bahwa belum adanya tempat atau pengaduan

seperti yang diharapkan, keterangan yang demikian juga disampakan oleh Noval,

yakni I7,3 :

“tidak ada”(wawancara dengan informan 7.3)

Hal yang serupa juga dikatakan oleh informan 7.1 :

“tidak ada sih, tidak ada yang namanya tempat pengaduan, kita ga ada

komunitasnya, kita ngamen ya ngamen sendiri buat kita sendiri buat

keluarga, saya pernah ke anak kolong langit di tangerang, cuma di daerah

kita belum ada, boro-boro dari pemerintah.”(wawancara dengan informan

7.1)

Page 145: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

125

Berdasarkan penjelasan di atas dari ketiga anak jalanan yaitu tidak ada

tempat pengaduan atau wadah untuk menampung aspirasi atau keluhan anak

jalanan di Kabupaten Tangerang.

“kita Save Street Children belum mampu menjangkau anak-anak di

Kabupaten Tangerang, karena banyaknya hal seperti dana, sumber daya

manusia, dan hal lainnya, jadi kami belum bisa membuka wadah

pengaduan atau keluh kesah anak jalanan di Kabupaten tangerang.”

(wawancara dengan Informan 8.1)

Pemerintah juga belum mempunyai wadah pengaduan untuk anak jalanan

seperti yang dikatakan oleh I3,1 :

“Dinsos belum mempunyai wadah aspirasi.”(wawancara dengan Informan

3.1 pada tanggal )

Bahwa dari gambaran informan-informan di atas belum dan tidak adanya

wadah aspirasi untuk keluh kesah atau tempat untuk menyarakan pendapat yang

disediakan oleh pemerintah maupun non pemerintah, para anak jalanan hanya

menyampaikan keluh kesah mereka kesesama anak jalanan.

Anak jalanan mempunyai latar belakang yang berbeda-beda alasan mereka

turun ke jalan yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah

dan atau berkeliaran di jalanan atau di tempat-tempat umum. Seperti yang

diutarakan oleh Indra Informan 7.1 :

“Saya punya adik 2, yang satu kelas 6, satu lagi baru 1 tahun, saya tidak

ingin mereka seperti saya, saya ingin mereka sekolah tinggi, biar bisa

banggain kedua orang tua saya. Mangkanya saya sebagai anak tertua, saya

rasa itu udah jadi tanggung jawab saya buat nyari nafkah. Bapak saya kuli

bangunan, itupun kalo ada yang manggil atau nyuruh betulin rumah, kalo

tidak bapak saya jual makanan seperti gorengan, yang penghasilannya

tidak seberapa, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam

keluarga, ibu saya tidak kerja di rumah saja mengasuh adik. Saya ngamen

atas dasar kemauan saya sendiri, selain saya nambah temen, saya juga bisa

Page 146: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

126

dapet penghasilan. Orang tua saya mengetahui kalau saya mengamen,

namun tidak memperbolehkan dan tidak juga melarang, namanya orang

tua mana ada sih yang menginginkan anaknya putus sekolah dan malah

ngamen, saya juga suka sedih kalau diomongin sama tetangga-tetangga

belum lagi kalau saya ngamen suka diomelin, saya tidak berani ngelawan

soalnya takut diaduin sama polisi.”(wawancara dengan informan 7.1)

Berdasarkan keterangan dari informan diatas latar belakang anak jalanan

turun ke jalan karena keterbatasan ekonomi, karena terpuruknya ekonomi yang

mengharuskan anak mencari nafkah ke jalanan, dan orang tuanya pun mengetahui

bahwa anaknya mencari nafkah di jalanan.

Hal yang serupa juga disampaikan oleh Informan 7.2 yaitu :

“saya kadang ngamen, kadang juga jualan gorengan kalau tidak koran, tapi

paling sering ngamen, soalnya saya butuh uang, orang tua tinggal ibu

soalnya bapak sudah meninggal, ibu jadi tukang cuci saya punya adik satu

umurnya 4 tahun, gaji ibu tidak cukup buat makan dan keperluan sehari-

hari, sekolah katanya gratis tapi masih banyak keperluan lain, kaya beli

buku, beli seragam, terus ada lagi renang, ke GOR (Gedung olahraga) dan

lainnya, itu aja udah pakai uang, saya kasian sama ibu saya, saya mutusin

buat berhenti sekolah. Tapi saya niat kalau nanti ada rejeki saya mau

ngelanjutin sekolah, kan ngambil paket bisa katanya, saya ngamen biasaya

dari jam 7, 1, dan jam 4 sampai jam 7 malam, soalnya itu jam-jamnya

macet.”(wawancara dengan informan 7.2)

Dari hasil wawancara di atas menunjukan alasan informan 7.2 menjadi

anak jalanan dilatarbelakangi keterpurukan ekonomi, informan tersebut putus

sekolah karena masih banyaknya kebutuhan diluar uang SPP sekolah yang

mengaharuskan informan tersebut membayar, jadi informan memutuskan untuk

berhenti sekolah.

“Saya hoby menyanyi, saya coba-coba nyanyi ikut temen ngamen di jalan,

setelah beberapa lama saya nyaman, dapat uang juga pulang ke rumah,

yaudah saya terusin aja ngamen setiap pulang sekolah, abis itu kelamaan

saya males sekolah, makin lama pelajaran semakin susah, saya mulai

Page 147: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

127

bolos-bolos sekolah, orang tua saya di panggil ke sekolah, saya diberikan

peringatan suruh masuk, saya tetep saja mau ngamen, akhirnya saya

memutuskan untuk berhenti sekolah dan fokus ke ngamen, orang tua tau

tapi tidak ngomong apa-apa”(wawancara dengan informan 7.3)

Penjelasan yang berbeda disampaikan oleh Informan 7.3 di atas bahwa

anak jalanan tersebut turun ke jalan bukan didasari oleh kebutuhan ekonomi,

namun memang dari anak tersebut malas sekolah dan ingin kebebasan, kurangnya

perhatian dari orang tua juga menjadi faktornya, karena orang tua informan tidak

melakukan upaya saat anaknya tidak melanjutkan sekolah dan malah menjadi

anak jalanan.

Jadi berdasarkan semua keterangan dari informan di atas, dapat diambil

kesimpulan bahwa sebagian besar keterbatasan faktor ekonomi yang

melatarbelakangi anak turun ke jalanan, tetapi bukan hanya faktor ekonomi faktor

coba-coba atau faktor lingkungan juga memengaruhi anak turun ke jalan. Hal

yang juga menarik yakni dari semua informan di atas, orang tua atau keluarga

mengetahui anak menjadi anak jalanan, atau sering berkeliaran ke jalan, dan orang

tua tidak melakukan upaya yang maksimal untuk mendidik dan membina anak.

Bahkan ketiga informan diatas tidak bersekolah atau putus sekolah, karena

mereka mengganggap tidak bisa membagi waktu antara mengamen atau bekerja

dan bersekolah.

Peraturan daerah nomor 12 tahun 2007 telah sah sejak tahun tersebut,

namun pada kenyataannya masih banyak yang belum mengetahui tentang adanya

peraturan daerah tersebut, dan tidak mengetahui bahwa anak jalanan merupakan

hal menjadi bagian dari penanganan peraturan daerah, dampak yang dirasakan

Page 148: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

128

juga belum tercapai oleh anak jalanan sendiri. Seperti hal yang disampaikan oleh

informan berikut :

“tidak tahu bahwa ada perda yang ngatur kita (anak jalanan).” (wawancara

dengan informan 7.3)

Hal yang serupa juga disampaikan oleh informan 7.2 :

“tidak, saya taunya sama satpol pp tidak boleh ngamen di lampu merah

pemda, jadi tidak ada dampaknya.”(wawancara dengan informan 7.2)

Bahwa berdasarkan keterangan informan diatas tidak diketahuinya

peraturan daerah tentang penyandang masalah ksejahteraan sosial, dan informan

7.2 mengatakan hanya mengetahui bahwa tidak boleh mengamen di lampu merah

pusat pemerintahan daerah.

“tidak tahu, saya pengennya kalaupun diberikan pembinaan sama dinas

sosial, saya ingin dibina secara serius, setelah itu diberikan modal agar

saya bisa membuka usaha, jadi dampaknya bisa bantu keluarga saya, kalau

sekarang belum ada dampak apa-apa”(wawancara dengan informan 7.1)

Informan diatas juga tidak mengetahui peraturan daerah tentang PMKS,

belum ada dampak dari Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2007 ini, jika memang

ada, informan ingin dibina secara serius dan diberikan modal usaha. Hal yang

berbeda juga disampaikan oleh Agus Salim tokoh masyarakat LSM Gapura :

“saya sudah tahu tentang perda ini, cuma dalam penanganan anak jalanan,

saya kira belum ada usaha yang maksimal yang dilakukan pemerintah, jadi

saya yakin belum ada dampak yang dirasakan oleh anak jalanan, palingan

hanya penertiban.”(wawancara dengan informan 10.1)

Jadi dapat disimpulakan bahwa sebagian besar terutama anak jalanan

belum mengetahui tentang Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), hanya Informan 10.1 sebagai

tokoh masyarakat yakni dari LSM Gapura yang mengetahui perda tersebut.

Page 149: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

129

Dampak positif yang diharapkan juga belum didapat oleh seluruh anak jalanan

yang diwawancarai, jika memang anak jalanan menjadi penanganan dalam

peraturan daerah, anak jalanan ingin dibina secara serius dan mendapatkan modal

usaha.

4.5.4.2 Emancipation

Emansipasi adalah usaha atau peran yang dilakukan orang-orang terkait

untuk mendapatkan hak atau upaya untuk penanganan anak jalanan, yaitu dalam

hal ini yaitu peran atau upaya apa yang dilakukan oleh Save Street Children,

Media, dan juga Tokoh masyarakat.

“Save Street Children belum melakukan upaya yang maksimal dengan

keberadaan anak jalanan ini, kita hanya baru sekedar pengajaran dan juga

bakti sosial, hal ini dikarenakan banyak faktor, yakni anggaran, waktu, dan

juga pengajar yang masih banyaknya adalah mahasiswa, kita belum bisa

menjangkau daerah kabupaten tangerang, karena kita yang berada di

pondok ranji juga hanya baru sekitaran daerah tangsel saja, kita juga

belum bekerja sama dengan pemerintah, karena untuk menjangkau

pemerintah susah.” (wawancara dengan informan 8.1)

Berdasarkan gambaran melalui informan di atas, bahwa Save Street

Children belum berperan maksimal, tentunya hanya baru sebatas pengajaran dan

juga bakti sosial, karena keterbatasan anggaran, waktu dan sumber daya yang ada.

Organisasi yang menaungi anak jalanan ini juga belum menyentuh kabupaten

tangerang, dan belum adanya kerjasama antara Save Street Children dan

pemerintah.

“kita hanya baru sekedar memberikan bakti sosial kepada anak jalanan,

waktu itu kita bagi-bagi baju-baju bekas, kita tidak bisa melangkahi

pemerintah yang sudah menjadi kewenangannnya.”(wawancara dengan

10.1)

Page 150: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

130

Dari media peneliti mendapat penjelasan sebagai berikut :

“kita tidak punya jadwal tersendiri mengenai pemberitaan tentang anak

jalanan, palingan hanya kalau ada penertiban besar-besaran baru kita liput

dan beritakan.”(wawancara dengan informan 9.)

Hal yang serupa juga dikatakan oleh Dedi Maksudi, Pemimpin Redaksi

Satelitnews :

“Susah sih kalau pemberitaan tentang anak jalanan, biasanya wartawan

kami setiap harinya mencari berita, nah anak jalanan itu susah kita

beritakan, pertama karena memang tidak adanya program dari pemerintah,

kalau ada program besar baru kita beritakan, terus anak jalanan susah kita

dekati, jadi kalau kita mau buat berita tentang anak jalanan, sumber intinya

susah.”(wawancara dengan informan 9.2)

Jadi berdasarkan keterangan dari informan-informan diatas dapat ditarik

kesimpulan, sebagai non pemerintah bahwa belum adanya peran, usaha maupun

upaya yang maksimal dalam penanganan anak jalanan. Hal yang dilakukan hanya

sebagai bakti sosial, dan juga belum adanya kerjasama dengan pemerintah.

Pemberitaan media juga tidak sering, hanya jika ada kegiatan-kegiatan besar

tertentu yang dilakukan suatu lembaga atau instansi pemerintah dikarenakan anak

jalanan sulit untuk didekati.

4.5.4.3 Word View

Pandangan dunia atau Word View adalah pandangan secara umum dari

informan-informan yang sudah ditetapkan terhadap penanganan anak jalanan di

Kabupaten Tangerang. Dari berbagai sudut pandang yang ada yang tidak

ditemukan dari sudut pandang pemerintah. Dalam hal ini Save Street Children

memberikan persepsinya terkait penanganan anak jalanan :

Page 151: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

131

“menurut saya sebagai humas Save Street Children anak jalanan harusnya

dirangkul oleh semua golongan, masyarakat secara universal maupun

pemerintah, karena dari banyaknya faktor, mereka adalah korban dari

ketidakberdayaan, baik ekonomi maupun dari lingkungan keluarga,

kasihan mereka harusnya kita sayangi, jika mereka normal mereka juga

ingin kehidupan yang layak, yang tidak mengamen, panas-panasan,

mereka juga ingin sekolah dan bermain seperti anak-anak seusia

mereka.”(wawancara dengan informan 8.1)

Menurut Informan diatas bahwa anak jalanan seharusnya dirangkul oleh

golongan tidak terkecuali, karena anak jalanan merupakan korban dari ketidak

berdayaan ekonomi maupun dari keluarga.

“anak jalanan merupakan kunci dari suatu negara, kalau tidak ada lagi

anak jalanan di Indonesia, saya dapat katakan bahwa Indonesia negara

maju. Karena dengan tidak adanya anak jalanan, berarti sudah tidak

adanya rakyat miskin.”(wawancara dengan informan 9.1)

Berdasarkan keterangan dari Faris, Informan 9.1 diatas bahwa anak

jalanan merupakan kunci bagi negara Indonesia, jika sudah tidak ada lagi anak

jalanan di Indonesia, maka dapat diakatakan Indonesia adalah negara maju, karena

kemiskinan sudah tidak ada. Persepsi lain dipaparkan oleh informan 9.2 :

“anak jalanan itu merupakan tunas bangsa, jika mereka sekrang sudah

hidup keras dijalanan, maka bagaimana pandangan mereka nanti. Ada dua

kemungkinan, yang pertama menjadiin mereka mandiri dan kuat

mengahadapi kehidupan, dan juga dapat ngejadiin mereka itu susah diatur,

karena kehidupan mereka yang bebas, jadi harus cepat

ditangani.”(wawancara dengan informan 9.2)

Bahwa berdasarkan keterangan diatas, dikarenakan anak jalanan sebagian

besar kehidupan sehari-harinya berada di jalanan, ada dua kemungkinan yang

terjadi, pertama menjadikan mereka mandiri dan kuat mengahadapi kehidupan,

dan kedua membuat anak jalanan sulit diatur, karena kehidupan mereka yang

bebas.

Page 152: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

132

“ya kadang kasian dengan anak jalanan, masih kecil belum cukup umur

kadang mereka sudah kerja cari uang panas-panasan pula, tetapi kadang

saya juga mikir, kalau mereka misal mengamen dikasih uang, mereka

nanti kebiasaan.”(wawancara dengan informan 10.1)

Berdasarkan pemaparan oleh informan 10.1 diatas, persepsi informan

mengenai anak jalanan, terkadang anak jalanan harus dikasihani karena mereka

belum cukup umur untuk mencari uang, tetapi terkadang jika diberi uang, mereka

bisa menjadi terbiasa dan malas untuk bekerja yang lebih baik dan malas untuk

bersekolah, karena telah mendapat penghasilan.

Sebagai masyarakat tentunya memiliki harapan yang ditujukan kepada

pemerintah agar permasalahan penanganan anak jalanan di Kabupaten Tangerang

bisa berjalan lebih baik. Seperti yang diungkapkan Olivia Resti, Humas Save

Street Chidren :

“harapan saya pemerintah melakukan penanganan dengan serius, karena

mereka (anak jalanan) merupakan penerus bangsa, mereka juga memiliki

hak untuk diberi penghidupan yang layak, cari cara penanganan yang tepat

dari semua aspek agar anak jalanan tidak kembali lagi ke jalanan. ”

(wawancara dengan informan 8.1)

Hal yang serupa diungkapkan oleh Informan 10.1 yaitu Agus Salim :

“ya pemerintah yang memang stakeholder harus serius dalam penanganan

anak jalanan ini, karena jika tidak, saya yakin makin banyaknya anak-anak

yang menjadi anak jalanan, karena perpindahan penduduk misal pada saat

lebaran, karena ketidaksiapan keluarga menyebabkan anak-anak terlantar

secara psikis maupun ekonomi”(wawancara dengan informan 10.1)

Dari penjelasan kedua informan di atas mereka berharap pemerintah serius

dalam penanganan anak jalanan, melalui program-program yang ada. Jika tidak

cepat ditangani, diyakini keberadaan anak jalanan akan terus bertambah,

Page 153: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

133

berhubungan dengan jumlah penduduk yang meningkat, anak jalanan adalah

penerus bangsa yang harus mendapatkan penghidupan yang layak.

“saya tau anak jalanan itu nomaden, yakni berpindah-pindah dan sulit

diatur jadi harus ada strategi jitu yang tepat yang dilakukan pemerintah

untuk penanganannya, pemerintah bisa mengadopsi cara-cara alternatif

yang negara lain miliki dalam penanganan anak jalanan”(wawancara

dengan informan 9.1)

Dikatakan bahwa pemerintah harus mempunyai strategi yang tepat, agar

mampu melakukan penanganan terhadap anak jalanan yang sulit untuk ditangani.

“harapan saya ya biar indonesia bebas anak jalanan seperti yang

dicanangkan oleh ibu Menteri Khofifah.”(wawancara dengan informan

9.2)

Bahwa harapan dari informan 9.2 yakni Dedi Maksudi yaitu Indonesia

bebas anak jalanan seperti yang dicanangkan oleh Menteri Sosial.

Sebagai non-pemerintah dan dari sudut pandang latar belakang yang

berbeda, memberikan tanggapan sudah maksimalkah upaya yang dilakukan

pemerintah dalam penanganan anak jalanan di Kabupaten Tangerang. Berikut

adalah tanggapannya :

“dilihat dari masih banyaknya anak jalanan, pemerintah dapat dikatakan

belum maksimal dalam penangan anak jalanan.”(wawancara dengan

informan 10.1)

Hal yang serupa diungkapkan oleh informan 9.1 :

“tentunya belum maksimal.”(wawancara dengan informan 9.1)

Berdasarkan keterangan informan diatas dikatakan bahwa penanganana

anak jalanan di Kabupaten Tangerang yang dilakukan pemerintah yakni belum

maksimal.

Page 154: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

134

“pemerintah belum maksimal untuk nanganin anak jalanan, pemerintah

harus lebih bekerja keras lagi.”(wawancara dengan informan 8.1)

Dari media Satelitnews, yakni Dedi Maksudi sebagai Pemimpin Redaksi

menyampaikan :

“upaya yang dilakukan pemerintah belum maksimal, pemerintah harusnya

memberikan terobosan baru, media sebagai social control akan terus

melihat bagaimana perkembangan penanganan anak jalanan yang

ada.”(wawancara dengan informan 9.2)

Jadi dapat disimpulkan dari jawaban semua informan diatas, bahwa

penanganan yang dilakukan pemerintah terhadap anak jalanan belum maksimal,

dikarenakan masih banyaknya jumlah anak jalanan, pemerintah diharapkan

bekerja secara maksimal, dan media sebagai kontrol sosial akan terus melihat

perkembangan anak jalanan ini

Dari beberapa jawaban atas deskripsi data yang telah peneliti sampaikan di

atas, ada beberapa jawaban atau pernyataan yang menarik yang menjadikan nilai-

nilai yang menjadikan warna dalam penelitian, ini bertentangan dengan nilai-nilai

sosial yang ada. Sebagai penelitian kualitatif peneliti berusaha memahami narasi

dari responden dari sudut pandang yang berbeda.

“kalau program khusus, belum ada. Artinya kita membuat program atau

kegiatan yang memang kami peruntukan untuk anak jalanan itu memang

belum. Terkadang jika kita melakukan kegiatan di panti, kami

mengundang mereka, palingan satu sampai 10 orang, itupun kalau

ada.”(wawancara dengan Dinas Sosial)

Bahwa hal ini menunjukan sejak disahkannya peraturan daerah ini pada

tahun 2007 belum ada penanganan anak jalanan yang dilakukan secara optimal,

bahkan dapat diakatakan anak jalanan belum tersentuh program. Yang dilakukan

hanya mengundang beberapa dari anak jalanan untuk ikut serta dalam program

Page 155: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

135

yang diberikan khusus kepada anak terlantar. Program yang diberikanpun hanya

berlangsung singkat, yaitu selama satu sampai dua hari saja.

Page 156: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

136

Ulrich (dalam Riswanda

2016: 9). Boundary

Categories 4 (empat)

dimensi: 1. sources of motivation

(sumber motivasi),

2. sources of power (sumber

kekuatan)

3. sources of knowledge

(sumber pengetahuan)

4. sources of legitimation

(sumber pengesahan).

4.6 Pembahasan

Gambar 4.1

Boundary Judgments

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007

tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial Kabupaten Tangerang (Anak Jalanan)

System (Sistem)

Hasil (Output) yang diharapkan :

1. Tidak terstukrurnya penanganan anak jalanan dengan

baik dan jelas.

2. Optimalnya koordinasi dan kerjasama antar Organisasi

Perangkat Daerah yang terkait.

3. Adanya panti khusus pembinaan atau penanganan

untuk anak jalanan.

4. Dibuatnya Perubahan pada Peratuuran Daerah

Facts (Fakta) Values (Nilai)

1. Tidak terstukrurnya penanganan anak jalanan

dengan baik dan jelas.

2. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama

antar Organisasi Perangkat Daerah yang terkait.

3. Tidak adanya panti khusus pembinaan atau

penanganan untuk anak jalanan.

4. Masih banyaknya kekurangan di dalam Peraturan Daerah ini

Seperti belum adanya Peraturan Bupati sebagai Tata Cara Lanjutan

Pelaksanaan Kebijakan

Page 157: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

137

Berdasarkan dengan kerangka berfikir pada gambar 4.2 di atas pada

penelitian ini dengan judul Critical Policy Analysis Peraturan Daerah Nomor 12

Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dalam

Penanganan Anak Jalanan di Kabupaten Tangerang. Maka peneliti akan

menuangkan hasil penelitian ke dalam pembahasan. Pembahasan hasil penelitian

adalah isi dari hasil analisis data dab fakta yang peneliti dapatkan atau temukan

dilapangan dan selanjutnya akan disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan

dalam penelitian. Peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang didapat selama

penelitian berlangsung secara naratif. Berikut adalah paparannya :

4.6.1 Sources of motivation (Sumber motivasi)

Dalam penelitian ini merupakan hal dasar dalam peraturan daerah tentang

penyandang masalah kesejahteraan sosial dalam penanganan anak jalanan, yakni

pihak mana yang secara faktual memproduksi kebijakan, siapa saja yang terlibat,

implementor, dan bagaimana cara pengawasan dan siapa yang mengawasi

kebijakan. Dalam sebuah kebijakan tentunya memiliki tujuan dan manfaat adanya

kebijakan, sasaran, dampak, siapa yang harusnya terlayani. Dalam sebuah

kebijakan adanya tolak ukur perbaikan dan kendala penyelenggaraan Perda

Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, pihak

yang bertanggung jawab dalam menangani anak jalanan dan apa yang menjadi

kendala dalam penanganan anak jalanan serta upaya apa yang dilakukan

pemerintah dalam menanganinya.

Page 158: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

138

Dari hasil lapangan, peneliti menemukan beberapa fakta yaitu „fact‟ antara

lain : Pertama yaitu di Sumber motivasi terdapat Stakeholder atau pihak-pihak

yang terlibat dalam membuat peraturan daerah yang enjadi fokus penelitian

yakni Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 yaitu Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Pada saat itu yang merumuskan perda, yakni Peraturan Daerah

Kabupaten Tangerang Nomor 12 tahun 2007 tentang PMKS yang tercamtum di

pasal 9 yang berbunyi, termasuk Kelompok Keterlantaran, yaitu: yang terdapat

di point 3 : Anak Jalanan yaitu anak yang berusia 5 sampai dengan dibawah 18

tahun dan belum pernah menikah yang menghabiskan sebagian besar waktunya

untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran di jalanan atau di tempat-tempat

umum, dan disahkan oleh Kepala Daerah pada saat itu oleh Bupati H. Ismet

Iskandar. Karena DPRD merupakan instansi yang berwenang dalam

memproduksi sebuah kebijakan. Selanjutnya yakni pihak yang terlibat dalam

pembuatan kebijakan, bahwa pada saat itu tidak ada campur tangan dari pihak

luar, yakni seperti Dinas Sosial, Dinas sosial tidak diikut sertakan dalam

perumusan peraturan ini. Unsur pelaksana teknis atau UPT dari kebijakan ini

adalah Dinas Sosial sebagai pelaksana dari peraturan daerah ini. Satuan Polisi

Pamong Praja juga sebagai unsur pelaksana, namun bukan atau tidak

berlandaskan Peraturan Daerah tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial, tetapi berlandaskan Peraturan daerah tentang Ketertiban dan

Ketentraman Umum masyarakat, karena dianggap anak jalanan menganggu

kenyamanan masyarakat.

Page 159: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

139

Kedua, pengawasan terhadap peraturan ini dilakukan oleh Kepala Dinas

Sosial melalui bukti pelaporan kegiatan, dan juga dilakukan oleh Dinas Sosial

Provinsi Banten melalui monitoring dan evaluasi yang dilakukan 3 (tiga) bulan

sekali, serta bukti pelaporan terkait data yang diserahkan Dinas Sosial

Kabupaten Tangerang. Masyarakat juga merupakan pengawas yang real,

artinya masyarakat juga harus mengawasi berjaannya perda apakah sudah

sesuai dengan yang sudah seharusnya.

Ketiga, tujuan dibuatnya peraturan daerah ini yaitu untuk lebih

mensejahterakan penyandang kesejahteraan lebih mandiri, dan dapat hidup lebih

baik secara materil maupun non materil.

Keempat, terkandung dalam sasaran Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun

2007 yakni terkandung dalam pasal Dalam pasal 7 perda PMKS disebutkan

bahwa yang menjadi sasaran yakni perorangan, keluarga, dan masyarakat yang

memang penyandang masalah kesejahteraan sosial, potensi dan sumber

kesejahteraan yang mendukung, lembaga sosial dan organisasi sosial yang berada

dalam masyarakat, yaitu seperti kelompok kemiskinan, ketelantaran ketunaan,

penyimpangan sosial, disabilitas, diskriminasi, dan dan komunitas adat terpencil.

Berikut adalah sasaran Dinas Sosial Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial :

Page 160: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

140

Tabel 4.2

Sasaran Kebijakan Dinas Sosial Bagi Penyandang Masalah

Kesejahteran Sosial

NO. PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN

SOSIAL

1. FAKIR MISKIN 2. PEREMPUAN RAWAN SOSIAL EKONOMI 3. KELUARGA BERMASALAH SOSIAL PSIKOLOGIS

4. KOMUNITAS ADAT TERPENCIL 5. ANAK BALITA TERLANTAR 6. ANAK TERLANTAR 7. ANAK YANG MEMERLUKAN PERLINDUNGAN

KHUSUS

8. ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM , 9. ANAK JALANAN ,

10. ANAK DENGAN KEDISABILITASAN (ADK) 11. ANAK YANG MENJADI KORBAN TINDAK

KEKERASAN ATAU DIPERLAKUKAN SALAH

12. LANJUT USIA TERLANTAR 13. GELANDANGAN 14. PENGEMIS

15. PEMULUNG

16. BEKAS WARGA BINAAN LEMBAGA

PEMASYARAKATAN

18. KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

19. TUNA SUSILA

20. ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA)

21. KELOMPOK MINORITAS

22. PENYANDANG DISABILITAS

23. KORBAN TINDAK KEKERASAN

24. PEKERJA MIGRAN BERMASALAH SOSIAL

25. KORBAN BENCANA ALAM

26. KORBAN BENCANA SOSIAL

(Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Tangerang 2017)

Page 161: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

141

Berdasarkan data pada tabel di atas bahwa sasaran Penyandang Masalah

Ksejahteraan Sosial Kabupaten Tangerang yang terdapat dalam Peraturan Daerah

Nomor 12 Tahun 2007 yaitu 26 sasaran.

Kelima, dampak dengan adanya peraturan daerah ini yaitu otomatis

mereka yang sudah terkena program dari Dinas Sosial. Mereka akan mendapatkan

dampak postif maupun manfaat terhadap program yang telah dijalankan.

Pemerintah sebagai pelayanan dan perlindungan sosial bagian yang tidak

terpisahkan dari pembangunan daerah serta sebagai pembangunan manusia dan

juga masyarakat sebagai upaya perbaikan tingkat hidup yang berkeadilan sosial,

yakni yang terlayani dengan adanya peraturan daerah ini adalah orang-orang yang

sebagai penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Ukuran Perbaikan dari Peraturan daerah ini, jika seluruh Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial telah mendapatkan penanganan yang tepat dari

pemerintah, dan masyarakat terutama penyandang masalah kesejahteraan dapat

meningkatkan taraf hidupnya. Serta sasaran penanganan masalah kesejahteraan

dapat meningkat setiap tahunnya. Berikut adalah program prioritas Dinas Sosial :

Tabel 4.3

Program Prioritas Dinas Sosial Kabupaten Tangerang terhadap Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial

No. Program Prioritas

1. Pemberdayaan fakir miskin, keluarga adat terpencil.

2. Pelayanan dan rehabilitasi social.

Page 162: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

142

3. Pembinaan anak terlantar

4. Pembinaan Panti Asuhan dan jompo

5. Pembinaan eks penyandang penyakit social

6. Pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan social

7. Penyuluhan dan Penanggulangan Korban Bencana

Alam

8. Program peningkatan kesadaran akan nilai-nilai

keagamaan dan kepahlawanan

9. Program Pemakaman

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa program yang diberikan

terhadap penyandang masalah kesejahteraan belum tersentuh semuanya, sejak

disahkan dan diimplementasikan dari tahun 2007 namun baru 9 (sembilan) PMKS

yang baru terkena program atau menjadi prioritas. Hal ini menunjukan bahwa

ukuran perbaikan dari peraturan daerah ini belum berjalan secara optimal. Ukuran

perbaikan lain dalam penanganan anak jalanan ini yakni berkurangnya jumlah

anak jalanan, dan dari data di atas anak jalanan belum menjadi prioritas. Dari data

dibawah ini juga menunjukan jumlah anak jalanan yang belum bisa terkendali,

artinya masih cukup tinggi.

Tabel 4.4

Data Anak Jalanan Berdasarkan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten

Tahun 2017

No. Kabupaten/Kota

Ketelantaran

Anak Jalanan

Tahun 2017

(L) (P) Jumlah

1

Kabupaten

Pandeglang 19 2 21

2

Kabupaten

Lebak 10 10 20

3

Kabupaten

Tangerang 96 45 141

4

Kabupaten

Serang 63 54 117

Page 163: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

143

5 Kota Tangerang 23 8 31

6 Kota Cilegon 0 2 2

7 Kota Serang 15 13 28

8

Kota Tangerang

Selatan 0 1 1

Jumlah 226 135 361

(Sumber : Dinas Sosial Provinsi Banten, 2017)

Berdasarkan hasil dari data 4.4 yakni jumlah anak jalanan berdasarkan

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten menunjukan pada tahun 2017 Kabupaten

Tangerang merupakan yang paling tinggi dibandingkan Kabupaten dan Kota

lainnya. Yakni dengan jumlah laki-laki 96 orang dan perempuan sebanyak 45

orang yang keseluruhan berjumlah 141 orang. Hal ini membuktikan bahwa

penanganan anak jalanan di Kabupaten Tangerang belum berhasil.

Keenam, berdasarkan peraturan yang ada bahwa yang menjadi

penanggung jawab atas peraturan daerah dan penanganan anak jalanan ini adalah

Dinas Sosial, karena dinas sosial merupakan unsur pelaksana dan sekaligus

menjadi penanggungjawab perda.

Ketujuh, adanya kendala yang dihadapi baik dalam peraturan daerah

maupun dalam penanganan anak jalanan yaitu dalam peraturan daerah belum

adanya SOP (Standar Operasional Prosedur) jadi dalam membuat program yang

ada, belum ada standar tersendiri apakah program sudah dikatakan berhasil atau

belum, belum adanya program khusus tentang penanganan anak jalanan.

Selanjutnya kendala yang terjadi yakni dari OPD (Organisasi Perangkat Daerah

sendiri, kurangnya koordinasi yang dilakukan, sebagai contoh Satuan Polisi

Pamong Praja merazia dan menertibkan anak jalanan bukti pelaporannya tidak

Page 164: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

144

dilaporkan kepada dinas sosial. Dinas sosial tidak dapat menangani anak jalanan

secara sendirian, harus multi penanganan, artinya dilakukan oleh seluruh Dinas

terkait, yakni Dinas Sosial, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Pendidikan dan

dinas lainnya termasuk masyarakat. Harus melakukan kerjasama agar penanganan

anak jalanan berjalan secara optimal. Kendala lain dalam penanganan anak

jalanan yakni sulitnya mendata dan melakukan pembinaan kepada anak jalanan

karena mereka nomaden yakni berpindah-pindah tempat dan mereka sulit untuk

diatur karena kehidupan mereka yang bebas. Kemudian yang menjadi kendala

adalah belum adanya panti khusus pembinaan anak jalanan baik di Kabupaten

Tangerang maupun di Provinsi Banten, anak jalanan yang memang harus

membutuhkan pembinaan atau rehabilitasi akan dikirim ke PSBK yakni Panti

Sosial Bina Karya yang berada di Bekasi Timur.

4.6.2 Sources of power (Sumber kekuatan)

Sumber kekuatan mengungkapkan tentang adanya kekuatan dari adanya

peraturan, yakni dalam peraturan daerah tentang Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial dalam penanganan anak jalanan di Kabupaten Tangerang.

Dari hasil peneliti dapatkan dalam penelitian di lapangan bahwa sumber kekuatan

dalam penelitian ini dikatakan belum maksimal. Pertama, bahwa peraturan daerah

ini yakni kekuatan tolak ukur yakni seluruh penyandang masalah kesejahteraan

sosial telah mendapatkan yakni pemerintah telah berhasil mengupayakan dan

mengimplementasikan program dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan,

membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial

dalam rangka mewujudkan pola hidup yang mandiri.

Page 165: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

145

Kedua, belum adanya peraturan daerah khusus penanganan anak jalanan di

Kabupaten Tangerang, dikarenakan belum ada usulan dari pihak-pihak tertentu.

Dinas sosial tidak bisa mengajukan tentang peraturan daerah baru terkait

penanganann anak jalanan, karena akan memakan waktu dan biaya yang tidak

sedikit. Jika ada peraturan daerah khusus penanganan anak jalanan, maka

penanganan terhadap anak jalanan dapat berjalan lebih optimal. Kemudian yang

berwenang dalam mengambil keputusan tentang anak jalanan adalah dinas sosial,

seharusnya dinas sosial membuat program yang ditujukan kepada anak jalanan.

Ketiga, dinas sosial belum melakukan upaya yang maksimal, dan belum

mengoptimalkan program yang ada kepada anak jalanan, artinya peran yang

dilakukan oleh dinas sosial dalam penanganan anak jalanan belum berjalan

dengan baik. Yang dilakukan pemerintah yakni dinas sosial hanya melakukan

pelatihan atau program khusus kepada kategori anak, yakni anak terlantar yang

sudah berada di panti dan mengundang beberapa anak jalanan untuk melakukan

pelatihan selama sehari sampai dua hari seperti menyablon, membuat gantungan

kunci dan lainnya. Upaya yang dilakukan dalam penanganan anak jalanan saat ini

di Kabupaten Tangerang hanya baru sebatas pendataan yang dilakukan oleh

TKSK (Tenaga Kerja Sosial Kecamatan) dan dilaporkan kepada Dinas Sosial.

Keempat, dengan melakukan program yang didasari oleh Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 2007 dan untuk penanganan anak jalanan di Kabupaten

Tangerang, dinas sosial bekerjasama dengan berbagai pihak. Yakni panti yang

berada di Jayanti, yakni panti eks narkoba dan juga eks pekerja seks komersial,

yang kedua yakni Yayasan Hikmah Syaidah yaitu panti anak terlantar dan panti

Page 166: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

146

untuk ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa). Dinas sosial belum melakukan

kerjasama yang optimal kepada dinas lain dalam penanganan anak jalanan, yakni

seperti belum pernah berkoordinasi kepada satuan polisi pamong praja dalam

melakukan penertiban anak jalanan.

Kelima, penanganan anak jalanan harus didukung dengan sumberdaya,

bahkan sumberdaya yang ada belum memadai untuk penanganan anak jalanan,

yakni dalam hal anggaran, maupun sumber daya manusia yang ada. Anggaran

yang ada belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh PMKS dan juga

untuk penanganan anak jalanan, dalam hal sumber daya manusia juga masih

kekurangan, yakni yang paling penting yakni terkait dengan sarana dan prasarana

yakni di Kabupaten Tangerang maupun di Provinsi Banten belum ada panti

khusus untuk anak jalanan.

Keenam, dalam hal ini Dinas Sosial Provinsi berperan sebagai penerus

penyampaian program yang diberikan oleh pemerintah pusat yaitu Kementerian

Sosial yang diteruskan kepada Dinas Sosial yang berada di Kabupaten/Kota di

Provinsi Banten serta memberikan pelatihan kepada Dinas Sosial

Kabupaten/Kota. Dinas Sosial Provinsi juga melakukan monitoring dan evaluasi

terhadap program-program yang ada. Monitoring dilakukan setiap tiga bulan

sekali, dan evaluasi dilakukan berbentuk laporan yang diberikan oleh Dinas Sosial

Kabupaten/Kota. Pengawasan yang dilakukan sesekali Dinas Sosial provinsi

banten mengunjungi penyandang masalah kesejahteraan yang sudah ada dalam

data yang berada di Kabupaten/Kota. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan

evaluasi ini berguna untuk kebijakan yang akan datang, dan untuk mengetahui apa

Page 167: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

147

yang menjadi kendala dalam implementasi program, dan mengetahui bagaimanan

kinerja dinas sosial lainnya.

Ketujuh, yakni jika terdapat anak jalanan di Yayasan Hikmah Syaidah

akan diperlalkukan sama dengan anak terlantar yakni diberikan ilmu agama serta

perbaikan akhlak anak jalanan, seperti shalat, mengaji, Kemudian diberikan

pengajaran seperti membaca dan menulis. Serta diberikan pelatihan seperti

perbengkelan, membuat batu akik dan lainnya.

4.6.3 Sources of Knowledge (Sumber Pengetahuan)

Sumber pengetahuan merupakan orang-orang dianggap mengetahui

program atau kebijakan yang ada yakni yang terdiri dari Professional (Tenaga

Ahli), Expertise (Keahlian), Guarantee (Jaminan) Pertama, bahwa sumber

pengetahuan sangat penting disertakan dalam pembuatan kebijakan agar kebijakan

yang diproduksi dapat berkualitas dan dapat meminimalisir kesalahan pada saat,

formulasi, implementasi, dan evaluasi program. Dalam peraturan ini sumber

pengetahuan tidak diikutsertakan dalam perumusan atau pada tahap formulasi.

Hanya stakeholder terkait saja yang memproduksi kebijakan.

Kedua, faktor pendukung dan faktot penghambat harus dijelaskan atau

dipaparkan dalam peraturan daerah ini. Yakni faktor pendukung peraturan daerah

ini yakni dan faktor penghambat yakni anggaran, manusia atau penyandang

masalah kesejahteraan sosial sendiri, misal jika dalam Program Keluarga Harapan

(PKH) terkadang situasi ini dimanfaatkan oleh keluarga yang ada karena mereka

menganggap sebagai ajimumpung.

Page 168: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

148

Ketiga, solusi yang ditawarkan oleh harus dituntaskannya penanganan ini,

yakni dibuatkannya adanya keseriusan pemerintah dalam membuat startegi

panganan, serta melakukan perubahan atas peraturan daerah yang terkait,

dibuatnya SOP (Standar Operasional Prosedur) agar mengetahui sejauh mana

kebijakan dapat berhasil. Dibuatnya program yang teratur dan terarah yang

menyangkut semua aspek yakni anggaran maupun sumber daya manusia, dan

dibuatkannya panti khusus untuk membina anak jalanan.

Keempat, penangan anak jalanan yang tepat harus didasari oleh

masyarakat sekitar, yakni lembaga masyarakat atau organisasi lain yang menaungi

tentang anak saling bekerja sama untuk membuat rumah singah untuk anak

jalanan, rumah singgah yang tidak membatasi anak jalanan untuk melakukan

aktifitas mereka sehari-hari tetapi justru memberikan kemampuan atau

keterampilan kepada mereka secara lebih, serta bahwa jika masyarakat

mengandalkan pemerintah saja, maka penanganan anak jalanan akan berlangsung

secara lambat.

4.6.4 Sources of Legitimation (Sumber Pengesahan)

Sumber Pengesahan merupakan „kacamata‟ atau persepsi dari sudut

pandang yang berbeda yakni non pemerintah. Sumber pengesahan terdiri dari

Witness, Emancipation, dan Word View. Yakni organisasi yang menaungi anak

jalanan non pemerintah yaitu Save Street Children, Media yakni Media

Tribunnews dan Satelitnews, dan juga dari tokoh masyarakat yakni Lemabaga

Swadaya Masyarakat Gapura.

Page 169: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

149

Pertama, belum adanya wadah atau tempat menampung aspirasi atau keluh

kesah, keinginan dan harapan anak jalanan yang dilakukan pemerintah maupun

non pemerintah, anak jalanan sekarang ini hanya baru menyampaikan

permasalahan hidupnya hanya disekitar anak-anak jalanan itu sendiri.

Kedua, latar belakang anak jalanan pada umumnya adalah dikarenakan

faktor keterbatasan ekonomi, karena mereka mau tidak mau harus membantu

kehidupan keuarganya dengan cara bekerja agar bisa memenuhi kehidupan

mereka sehari-hari. Selain latar belakang ekonomi yaitu terbiasanya karena faktor

lingkungan yang menjadikan anak menjadi anak jalanan. Sebagian besar anak

jalanan memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah dan karena mereka tidak

bisa membagi waktu antara sekolah dan bekerja. Fakta menarik dari latar

belakang anak jalanan ini adalah mereka mengamen ataupun bekerja dan

menghabiskan sebagian waktunya di jalanan yaitu diketahui oleh orang tua

mereka masing-masing.

Ketiga, peraturan daerah nomor 12 tahun 2007 belum banyak diketahui

oleh anak jalanan, mereka tidak mengetahui bahwa ada peraturan daerah yang

mengatur kesejahteraan mereka, harapan mereka jika memang ada peraturan,

yakni pemerintah membina secara serius agar mereka mempunyai keahlian, dan

mereka diberikan modal untuk membuka usaha.

Keempat, sebagai non pemerintah media maupun lembaga yang menaungi

anak jalanan, yakni Media Tribunnews dan Satelitnews serta Save Street Children

belum berberan secara signifikan. Dalam pemberitaan yakni yang dilakukan oleh

Page 170: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

150

kedua media tersebut, belum adanya pemberitaan tentang secara berkelanjutan,

media hanya memberitakan jika ada program besar yang dilakukan pemerintah.

Selanjutnya media secagai “social control” yakni kontrol sosial, memdia terus

memantau tentang perkembangan penanganan anak jalanan. Save Street Children

juga belum melakukan upaya yang maksimal, yakni belum adanya kerjasama

dengan pemerintah atau dengan lembaga lain, Save Street Children hanya baru

melakukan pengajaran dan bakti sosial kepada anak jalanan dan yang paling

krusial adalah belum adanya Save Street Children di Kabupaten Tangerang. Peran

yang juga belum melihat sigfikan yakni belum dilakukan oleh tokoh masyarakat

sekitar, lembaga swadaya masyarakat hanya baru melakukan bakti sosial, dan

menganggap tidak boleh melangkahi pemerintah sebagai pemegang kewenangan.

Kelima, persepsi dari pandangan non pemerintah ini menyebutkan bahwa

sebaiknya anak jalanan harus cepat terselesaikan, jika tidak akan terus bertambah

karena banyaknya urbanisasi dan tingkat pertumbuhan penduduk yang semakin

meningkat. Anak jalanan merupakan penerus bangsa, mereka harus dilindungi dan

diberikan kesejahteraan, karena mereka merupakan korban dari ketidakberdayaan

keluarga terutama secara ekonomi.

Keenam, penanganan yang dilakukan pemerintah terhadap penanganan

anak jalanan di Kabupaten Tangerang diungkapkan belum maksimal, dikarenakan

masih banyknya anak jalanan di Indonesia. Yang dicanangkan Meneteri Khofifah

yakni Indonesia bebas anak jalanan pada tahun 2017 dirasa belum mampu atau

belum berhasil. Pemerintah diharapkan mampu menangani permaslaah ini dengan

Page 171: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

151

serius dan harus mempunyai strategi yang baik agar dapat menangani anak

jalanan secara maksimal dan keseluruhan.

Tabel 4.5

Temuan Lapangan

Boundary Categoried, Ulrich (dalam Riswanda 2016:9)

Dimensi Temuan Lapangan

Sources of motivation (Sumber motivasi 1. Pihak yang memproduksi Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah Kesejahteraan

dalam penanganan anak jalanan di

Kabupaten Tangerang, yakni belum

dilakukan oleh Dewan Perkalian

Rakyat Daerah pada saat itu dan

disahkan oleh Kepala Daerah.

2. Pihak yang terlibat pada saat

perumusan kebijakan yakni hanyalah

instansi yang terkait pada saat itu

yakni DPRD, tidak melibatkan

akademisi maupun pihak luar lainnya.

3. Pihak yang terlibat dalam pelaksana

peraturan ini adalah Dinas Sosial, dan

Page 172: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

152

Satuan Polisi Pamong Prajam namun

SATPOL PP tidak berlandaskan

Peraturan daerah tentang PMKS,

melainkan peraturan daerah tentang

ketertiban dan keamanan masyarakat.

4. Pihak yang mengawasi peraturan

daerah ini seharusnya oleh masyarakat

real, dan program-program yang

terlaksana diawasi oleh kepala dinas

sosial berbentuk pelaporan hasil

kegiatan dan oleh dinas sosial provinsi

yang berbentuk monitoring dan

evaluasi serta dalam bentuk pelaporan

data.

5. Tujuan dan manfaat adanya peraturan

ini adalah meningkatkan taraf hidup

masyarakat terutama penyandang

masalah kesejahteraan sosial, serta

masyarakat dapat memanfaatkan

program agar hidup lebih mandiri.

6. Sasaran peraturan daerah nomor 12

tahun 2007 ini yaitu seluruh

Penyandang Masalah kesejahteraan

Page 173: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

153

sosial yakni ada 26 PMKS, baik

perorangan, maupun kelompok, yakni

kelompok kemiskinan, ketunaan,

ketelantaran, kelompok adat terpencil,

kelompok penyimpangan sosial,

korban bencana alam dan lainnya.

7. Yang terkena dampak dengan adanya

peraturan ini yakni tentunya dampak

positif, dengan adanya peraturan

daerah ini yakni masyarakat yang

sudah tersentuh atau sudah terkena

program kesejahteraan.

8. Pihak yang terlayani adalah seluruh

masyarakat penyandang masalah

kesejahteraan sosial.

9. Kendala dalam penyelenggaraan

peraturan daerah yang menjadi fokus

penelitian adalah belum adanya SOP

(Standar Operasional Prosedur)

sehingga tidak mengetahui sejauh

mana kebijakan dikatakan berhasil,

dan tidak optimalnya fungsi

koordinasi antar OPD (Organisasi

Page 174: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

154

Perangkat Daerah) yang ada, dan

seharusnya penanganan anak jalanan

dilakukan secara multi artinya tidak

bisa dilakukan oleh satu Dinas. serta

belum adanya panti khusus

pembinaan anak jalanan

10. Pihak yang tertanggung jawab yakni

Dinas Sosial karena Dinas Sosial

merupakan Unit Pelaksana Teknis

(UPT).

11. Yang menjadi tolak ukur

keberhasilan program yakni

meningkatnya keberhasilaan atau

sasaran penyandang masalah

kesejahteraan, sekarang ini belum

dapat dikatakan berhasil karena

sekarang baru 9 PMKS yang menjadi

prioritas utama.

12. Dinas sosial belum melakukan upaya

yang maksimal hanya sebatas

pendataan anak jalanan dan

mengundang anak jalanan ke program

yang diperuntuk untuk anak terlantar

Page 175: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

155

13. Kendala yang dihadapi dalam

penanganan anak jalanan yakni anak

jalanan yang berpindah-pindah tempat

dan sulit diatur karena kehidupan

mereka bebas.

Sources of Power (Sumber Kekuatan) 1. Pihak yang menjadi kekuatan tolak

ukur keberhasilan peraturan derah ini

yakni seluruh PMKS merasakan

program yang dibuat oleh pemerintah

dan dapat meningkatkan kualitas hidup

mereka.

2. Dinas sosial tidak mampu

mengajukan peraturan daerah khusus

pananganan anak jalanan karena

keterbatasan waktu dan biaya.

3. Peran yang dilakukan pemerintah

kabupaten tangerang yakni dinas sosial

belum optimal, penanganan

permasalahan yang terjadi juga belum

melakukan peran yang signifikan, yang

dilakukan hanya baru sekedar mendata

dan mengundang beberapa anak jalanan

untuk mengikuti program yang

Page 176: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

156

diperuntukan untuk anak jalanan.

4. Pihak yang baru bekerjasama dengan

dinas sosial yakni panti yang berada di

Jayanti, yakni panti eks narkoba dan

juga eks pekerja seks komersial, yang

kedua yakni Yayasan Hikmah Syaidah

yaitu panti anak terlantar dan panti

untuk ODGJ (Orang Dengan Gangguan

Jiwa).

5. Dinas Sosial Provinsi berperan

sebagai penerus program yang

diberikan oleh pemerintah pusat yang

diteruskan kepada Dinas Sosial yang

berada di Kabupaten/Kota di Provinsi

Banten. Dinas Sosial Provinsi juga

melakukan monitoring dan evaluasi

terhadap program-program yang ada.

Monitoring dilakukan setiap tiga bulan

sekali, dan evaluasi dilakukan

berbentuk laporan yang diberikan oleh

Dinas Sosial Kabupaten/Kota.

Pengawasan yang dilakukan sesekali

Dinas Sosial provinsi banten

Page 177: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

157

mengunjungi penyandang masalah

kesejahteraan yang sudah ada dalam

data yang berada di Kabupaten/Kota.

Hasil yang diperoleh dari monitoring

dan evaluasi ini berguna untuk

kebijakan yang akan datang, dan untuk

mengetahui apa yang menjadi kendala

dalam implementasi program, dan

mengetahui bagaimanan kinerja dinas

sosial lainnya.

Sources of Knowledge (Sumber

Pengetahuan)

1. Dalam peraturan ini sumber

pengetahuan tidak diikutsertakan

dalam perumusan atau pada tahap

formulasi. Hanya stakeholder terkait

saja yang memproduksi kebijakan.

2. Faktor pendukung dan faktot

penghambat harus dijelaskan atau

dipaparkan dalam peraturan daerah

ini. Yakni faktor pendukung

peraturan daerah ini yakni adanya

sasaran yang dicapai yaitu cukup

banyaknya penyandang masalah

Page 178: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

158

kesejahteraan sosial dan faktor

penghambat yakni anggaran,

manusia atau penyandang masalah

kesejahteraan sosial sendiri, misal

jika dalam Program Keluarga

Harapan (PKH) terkadang situasi ini

dimanfaatkan oleh keluarga yang

ada karena mereka menganggap

sebagai ajimumpung.

3. solusi yang ditawarkan oleh harus

dituntaskannya penanganan ini,

yakni dibuatkannya perubahan atas

peraturan daerah yang terkait,

dibuatnya SOP (Standar Operasional

Prosedur) agar mengetahui sejauh

mana kebijakan dapat berhasil.

Dibuatnya program yang teratur dan

terarah yang menyangkut semua

aspek yakni anggaran maupun

sumber daya manusia, dan

dibuatkannya panti khusus untuk

membina anak jalanan.

Sources of Legitimation (Sumber 1. Belum ada wadah untuk menampung

Page 179: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

159

Pengesahan suara atau keluhkesah serta keinginan

anak jalanan.

2. Latar belakang anak jalanan faktor

utamza yaitu keterbatasan ekonomi dan

selanjutnya yaitu faktor lingkungan

sekitar keluarga dan teman.

3. Anak jalananyang seharusnya

terkena program tidak mengetahui

tentang peraturan daerah tentang PMKS

yang mengatur kesejahteraan mereka,

dan mereka tidak merasakan dampat

apapun dengan adanya peraturan daerah

ini.

4. Belum adanya peran yang secara

maksimal dari non pemerintah,

pemberitaan yang dilakukan hanya

sekedar jika ada program besar mengenai

penanganan anak jalanan, dan yang di

lakukan Save Street Children baru

melakukan pengajaran dan bakti sosial

5. Persepsi non pemerintah mengenai

permasalahan anak jalanan ini yaitu anak

jalanan merupakan korban ketidak

Page 180: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

160

berdayaan ekonomi keluarga, dan anak

jalanan harus secepatnya ditangani

sebelum semakin bertambahnya jumlah

anak jalanan yang semakin meningkat.

6. Harapan dari sumber pengesahan,

yakni mereka menginginkan Indonesia

bebas dari anak jalanan, serta anak-anak

tersebut mendapatkan penghidupan yang

layak secara materil maupun non materil.

Pemerintah harus serius dan benar-benar

bekerja keras terhadap penanganan anak

jalanan ini.

Page 181: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

161

Tabel 4.6

Temuan Lapangan

Sebetulnya dan Seharusnya

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial dalam Penanganan Anak Jalanan

No. Sebetulnya Seharusnya

1. Pelaksana maupun akademisi tidak terlibat

dalam perumusan kebijakan

Pelaksana maupun

akademisi terlibat dalam

perumusan kebijakan

2. Tidak ada koordinasi antara Dinas Sosial dan

Satuan Polisi Pamong Praja dalam

melakukan penertiban

koordinasi antara Dinas

Sosial dan Satuan Polisi

Pamong Praja dalam

melakukan penertiban

berjalan dengan baik

3. Program prioritas Dinas Sosial hanya 9

(sembilan) belum termasuk anak jalanan

Seluruh penyandang

masalah kesejahteraan

yakni sebanyak 26 (dua

puluh enam) menjadi

prioritas kebijakan

4. Belum adanya panti khusus pembinaan anak

jalanan di Kabupaten Tangerang maupun di

Provinsi Banten

Tersedianya panti khusus

pembinaan anak jalanan

minimal di Provinsi Banten

5. Tidak adanya rumah singgah untuk anak

jalanan

Minimal terdapatnya rumah

singgah untuk anak jalanan

6. Tidak adanya SOP (Standar Operasional

Prosedur)

Adanya SOP (Standar

Operasional Prosedur) agar

dapat berjalan dengan baik

7. Anak jalanan belum merasakan dampak

tentang penyelesaian penyandang masalah

kesejahteraan

Kesulitan masalah anak

jalanan dapat teratasi dan

merasakan dampak

positifnya

8. Belum adanya Lembaga swasta yang

bergerak menaungi anak

Adanya lembaga yang

menaungi permasalah anak

9. Pemerintah belum melakukan upaya yang

maksimal dalam penanganan anak jalanan

yang dapat di contoh dari kebijakan daerah

lain yang telah berhasil melakukan

penanganan anak jalanan

Pemerintah telah melakukan

upaya yang maksimal, dapat

dicontoh dari daerah lain

melalui model penanganan

anak jalanan

Sumber : Peneliti, 2017.

Page 182: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

162

No. Sebetulnya

(temuan fakta actual di lapangan)

Seharusnya

(pada tataran ideal)

1. Pihak yang memproduksi peraturan

daerah ini hanyalah pemerintah

yang berwenang, dan disahkan oleh

Kepala Daerah.

Pihak yang seharusnya terlibat

dalam pembuatan kebijakan

seharusnya unsur pelaksana yakni

Dinas Sosial, Akademisi, maupun

dan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial itu sendiri.

2. Tujuan peraturan daerah tenyang

penyandang masalah kesejahteraan

ini adalahmemberikan perlindungan

serta kesejahteraan bagi penyandang

masalah kesejahteraan, menjadikan

masyarakat mandiri memenuhi

kebutuhan hidupnya dan dapat

meningkatkan taraf kehidupannya

Memberikan perlindungan serta

kesejahteraan bagi penyandang

masalah kesejahteraan, menjadikan

masyarakat mandiri memenuhi

kebutuhan hidupnya dan dapat

meningkatkan taraf kehidupannya

3. Hal yang menjadi tolak ukur

keberhasilan program yaitu semua

penyandang masalah kesejahteraan

adalah seluruh penyandang masalah

kesejahteraan sosial telah terkenai

atau mendapatkan program

kesejahteraan

Yang menjadi tolak ukur

keberhasilan program yaitu semua

penyandang masalah kesejahteraan

semua aspek yakni sumber daya

yang ada harus lengkap atau cukup,

program yang diberikan pemerintah

menyeluruh kepada seluruh kategori

penyandang masalah kesejahteraan,

program berjalan dengan baik. Serta

memberikan dampak positif bagi

masyarakat.

4.

Sasaran utama dan menjadi program

prioritas pemerintah dalam hal ini

yakni Dinas Sosial hanya 9

(sembilan) Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

Dalam hal ini yang seharusnya

menjadi sasaran dan menjadi

program prioritas 26 (dua puluh

enam) Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

5. Yang terkena layanan atau yang

baru terlayani hanyalah penyandang

masalah kesejahteraan yang terkena

program

Seluruh penyandang kesejahteraan

merasa terlayani atas program yang

diberikan pemerintah.

6. Anggaran yang dimiliki belum

mampu untuk memenuhi seluruh

penyelesaian penyandang masalah

kesejahteran. Dalam hal sumber

Sumber daya yang harus terpenuhi

yaitu anggaran, sumber daya

manusia seperti tenaga ahli, dan

juga sarana dan prasarana.

Page 183: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

163

daya manusia, juga kurang, yakni

tenaga ahli seperti Satuan Bakti

Pekerja Sosial, Tenaga Kerja Sosial

Masyarakat dan lainnya.

7. Dinas Sosial merupakan unsur

pelaksana atas Peraturan Daerah

Nomor 12 Tahun 2007

Pelaksana atas kebijakan ini adalah

seluruh OPD (Organisasi Perangkat

Daerah) yang terkait dan

berfungsinya koordinasi dengan baik

yakni dilakukan penertiban oleh

Satuan Polisi Pamong Praja dan

dibina oleh Dinas Sosial.

8. Pihak yang bertanggung jawab atas

peraturan daerah dalam

penyelesaian atau penanganan

terhadap penanganan anak jalanan

ini adalah Dinas Sosial

Pihak yang bertanggung jawab atas

penanganan terhadap penanganan

anak jalanan ini adalah Dinas Sosial,

masyarakat umum, dan juga

organisasi yang menaungi atau

melindungi anak

9. Dinas Sosial belum melakukan

upata yang maksimal, hanya

melakukan program terhadap anak

terlantar dan mengundang beberapa

anak jalanan untuk ikutserta dalam

kegiatan tersebut selama satu atau

dua hari. Kemudian hanya

melakukan pendataan atas laporan

Tenaga Kerja Sosial Kecamatan

Upaya yang dilakukan pemerintah

telah optimal, yakni program yang

diberikan secara terarah dan

terstruktur serta mendapat anggaran

untuk penanganan anak jalanan,

melakukan pembinaan dan

memberikan keterampilan kepada

anak jalanan.

10. Pihak yang berwenang mengambil

keputusan atas penanganan anak

jalanan yakni Kepala Dinas Sosial

Pihak yang berwenang mengambil

keputusan atas penanganan anak

jalanan yakni Kepala Dinas Sosial

11. Tidak terdapat rumah singgah atau

panti khusus anak jalanan dan tidak

terdapatnya wadah atau

penampungan untuk „voice‟ bagi

mereka

Terdapatnya rumah singgah atau

panti khusus anak jalanan, agar

dapat dibina secara fokus, dan

terdapatnya wadah atau

penampungan bagi mereka (anak

jalanan), seperti aspirasi,

keluhkesah, atau pengaduan

terhadap kriminalitas yang mereka

dapatkan dijalanan.

12. Tidak ada pemberitaan rutin, hanya

sesekali dilakukan pemberitaan

Media merupakan unsur yang

penting karena mempublikasikan

Page 184: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

164

tentang anak jalanan oleh Media,

dan Organisasi yang menaungi anak

jalanan belum menjangkau

Kabupaten Tangerang.

dan menjadi sorotan bagi publik.

Media terus memantau terhadap isu

krusial termasuk anak jalanan dan

memberikan penayangan yang rutin.

Organisasi yang menaungi anak

jalanan menjangkau ke daerah yang

lebih luas termasuk daerah

Kabupaten Tangerang.

(Sumber : Peneliti, 2017)

Page 185: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

165

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dilapangan dan hasil penelitian yang sudah

peneliti paparkan sebelumnya, maka kesimpulan akhir skripsi dengan judul

Critical Policy Analysis Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2007 tentang

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dalam penanganan anak

jalanan di Kabupaten Tangerang, bahwa penanganan belum berjalan secara

optimal, dikarenakan masih banyak masalah yan timbul dan belum dapat

terselesaikan dengan baik. Mengenai Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007

tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten

Tangerang, berdasarkan analisis peneliti masih terdapat beberapa kekurangan

dalam peraturan daerah yang tertulis tersebut, yaitu diantaranya ; belum adanya

petunjuk pelaksana dan teknis dalam peraturan daerah ini, tidak adanya kejelasan

secara rinci dan jelas pelaksana peraturan daerah ini, serta belum adanya rincian

secara jelas tugas masing-masing pelaksana, tidak dijelaskannya bentuk pelayanan

yang harus dilakukan oleh masing-masing pelaksana serta bentuk sanksi jika

menyalahi aturan, tidak dijelaskannya penanganan yang baik atau yang sesuai

untuk masing-masing penyandang masalah kesejahteraan sosial serta tolak ukur

atau ukuran keberhasilan untuk penanganan masing-masing penyandang masalah

kesejahteraan sosial untuk dikatakan bahwa penanganan yang dilakukan oleh

pelaksana telah dikatakan berhasil dan bentuk keberhasilan program untuk

Page 186: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

166

penyandang masalah sosial, tidak dijelaskan bentuk evaluasi terhadap penyandang

masalah sosial dan waktu yang evaluasi. Berdasarkan analisis peneliti dan hasil

penelitian di lapangan, di dalam peraturan daerah hal-hal yang belum dijelaskan

seperti bentuk bantuan sosial, upaya pemulihan dan lainnya ditulis akan dijelaskan

pada Peraturan Bupati, namun sampai saat ini belum ada peraturan Bupati yang

mengatur keberlanjutan peraturan daerah ini.

Hal lain yang peneliti simpulkan dengan menggunakan Boundary

Categories menurut Ulrich (dalam Riswanda :2016), yaitu dengan melakukan

kebijakan publik berpijak pada 4 (empat) dimensi, yakni ; Sources of Motivation

(Sumber Motivasi), Sources of Power (Sumber Kekuatan), Sources of Knowledge

(Sumber Pengetahuan), dan Sources of Legitimation (Sumber Pengesahan).

1. Sources of motivation (Sumber motivasi) yang terdiri dari Stakeholder,

Purpose, dan Measure of improvement. Dapat disimpulkan bahwa dalam

yang memproduksi kebijakan yakni Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan

disahkan oleh Kepala Daerah pada Saat itu dengan tujuan dibuatnya

peraturan daerah ini yaitu untuk lebih mensejahterakan penyandang

kesejahteraan lebih mandiri, dan dapat hidup lebih baik secara materil

maupun non materil dan dapat meningkatkan taraf hidupnya. Serta ukuran

perbaikan keberhasilan yakni seluruh Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial telah mendapatkan penanganan yang tepat dari pemerintah, dan

masyarakat terutama penyandang masalah kesejahteraan dapat

Page 187: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

167

meningkatkan taraf hidupnya. Serta sasaran penanganan masalah

kesejahteraan dapat meningkat setiap tahunnya.

2. Sources of power (Sumber kekuatan) yang terdiri dari Decision-maker,

Resorces, Decision environment. Bahwa dalam Decision-maker atau yang

mengambil keputusan dalam penanganan anak jalanan yakni Kepala Dinas

Sosial, Resorces atau sumber daya dalam peraturan daerah ini khusunya

dalam penanganan anak jalanan, masih banyak kekurangan atau kendala,

yaitu belum adanya anggaran untuk menopang program secara

keseluruhan, serta sumberdaya manusia belum mencukupi untuk

penanganan anak jalanan maupun dalam penyelesaian untuk penyandang

masalah kesejahteraan sosial lainnya, dan belum adanya panti khusus

untuk penanganan dan pembinaan anak jalanan di Kabupaten Tangerang

maupun di Provinsi Banten. Serta dalam Decision environment (keputusan

lingkungan) bahwa yang dilakukan pelaksana dalam melakukan

penanganan belum maksimal, artinya pembuat keputusan belum

melakukan upaya terhadap fenomena yang terjadi dilingkungan sekitar.

3. Sources of knowledge (Sumber pengetahuan), dalam hal ini sumber

pengetahuan terdiri atas Professional, Expertise, dan Guarantee. Dalam

Professional yakni tenaga ahli yakni dilakukan oleh Satuan Bakti Pekerja

Sosial, (Saktipeksos), dilakukan pendataan oleh Tenaga Kerja Sosial

Kecamatan, Dinas Sosial, dan Yayasan Hikmah Syaidah, bahwa dalam

melakukan penanganan dapat dilakukan oleh pelaksana, namun belum

optimal. Selanjutnya bahwa jaminan dalam program ini yaitu terdapatnya

Page 188: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

168

beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pelaksana program, dan

disinyalir dapat menyelesaikan masalah kesejahteraan dan dalam

penanganan anak jalanan. Belum adanya jaminan dalam peraturan daerah

ini dan dalam pelaksanaannya, belum adanya jaminan keberhasilan

program yang diberikan oleh pemerintah. Dikarenakan dalam penanganan

anak jalanan, maka belum adanya kejelasan program yang diberikan

pemerintah, dalam penanganan terhadap masalah kesejahteraan, sumber

daya yang ada belum memadai.

4. Sources of legitimation (Sumber pengesahan), yang terdiri dari Witness,

Emancipation, serta Word View. Bahwa dalam peraturan daerah ini

seharusnya anak jalanan terkena dampak, namun anak jalanan tidak

merasakan dampak positif terhadap kesejahteraan mereka, dan mereka

tidak melakukan dampak negatif pula, hanya beberapa diantara mereka

terkena razia Satuan Polisi Pamong Praja. Selanjutnya terhadap

permasalahan anak jalanan ini seharusnya pemerintah melakukan stategi

yang sesuai agar penanganana anak jalanan dapat dilakukan dengan serius

oleh pemerintah terkait. Selanjutnya pandangan terhadap penanganan anak

jalanan ini belum dilakukan secara maksimal oleh pemerintah,

dikarenakan masih banyaknya terdapat anak jalanan di Kabupaten

Tangerang dan dapat dikatakan kehidupan mereka belum sejahtera.

5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan pemaparan di atas, peneliti memberikan

saran untuk menjadi masukan dan pertimbangan untuk kebijakan selanjutnya

Page 189: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

169

dalam Penanganan Anak Jalanan di Kabupaten Tangerang, adapun saran-saran

yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut :

1. Dinas Sosial Kabupaten Tangerang harus membuat program yang

terstruktur dan terarah mengenai program apa yang harus dilakukan,

waktu, anggaran, sumberdaya manusia atau tenaga ahli dan lainnya,

untuk melakukan penanganan serta melakukan pembinaan kepada

anak jalanan. Penanganan yang dilakukan bisa melalui beberapa cara

yakni yang di pusatkan di “jalan”, dimana anak jalanan tersebut biasa

melakukan kegiatannya, tetapi pemerintah melakukan pendekatan.

Yang kedua, penanganan anak jalanan di fokuskan pada pemberian

bantuan sosial atau pemberdayaan keluarga dan memberikan

pengertian kepada keluarga untuk mencegah anaknya untuk tidak

kembali ke jalanan.

2. Harus dan kerjasama yang dilakukan adanya koordinasi oleh Dinas

Sosial dan Satuan Polisi Pamong Praja serta Organisasi Perangkat

Daerah (OPD) lain, melakukan rapat kerja cara penanganan dan

merazia secara tepat tanpa kekerasan, melaporkan data jumlah dan

latar belakang, dan melakukan monitoring dan evaluasi.

3. Pemerintah pusat harus membangun panti khusus untuk anak jalanan,

agar pembinaan yang dilakukan bisa secara maksimal. Minimal

Provinsi Banten mempunyai panti khusus anak jalanan. Agar

pembinaan dapat lebih terarah, panti harus layak tersedianya sarana

Page 190: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

170

dan prasarana yang baik agar jika anak jalanan keluar dari panti

tersebut, mereka mempunyai keterampilan dan tidak kembali ke jalan.

4. Pemerintah harus melakukan perubahan terhadap Peraturan Daerah

Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial, dengan melibatkan akademisi, dinas sosial karena dinas sosial

merupakan pelaksana dari kebijakan, dan juga penyandang masalah

kesejahteraan, agar dapat diketahui cara penanganan yang tepat untuk

menjawab permasalahan yang ada.

Page 191: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

DAFTAR PUSTAKA

A, Soedijar,. 1989. Pofil Anak Jalanan di DKI. Jakarta : Media Informatika

Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta

Agustino, Leo. 2012. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta

Black A dan Champion, J Dean. 2005. Metode & Masalah Penelitian Sosial. PT.

Refika Aditama

Davies, Peter. 1994. Hak-hak Asasi Manusia. Jakarta : Yayasan Obor

Denzin, K Norman & Yoanna, S, Lincoln. 2009. Handbook of Qualitative

Research. Yogyakarta. Pustaka Belajar

Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu

Sosial. Jakarta : DIA Fisip UI

Muhsin, Kalida. 2005. Sahabatku Anak Jalanan. Yogyakarta : Arief Press

Moleong, Lexy J. 2007. Metodelogi Penelitian Kualitiatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Parsons, Wayne. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan,

terj. Santoso, Tri Wibowo Budi (Jakarta, 2008).

Riswanda. 2016. Metode Penelitian Kebijakan (Publik): Critical Systemic

Discourse dalam Analisis Penelitian Kualitatif Kontemporer,

Handbook Metodologi Penelitian Kualitatif, CPMS Universitas

Parahyangan- Asosiasi Peneliti Kualitatif Indonesia (APKI).

Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung

: Alfabeta

Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung : Refika Aditama

Singgih, Susilo. 2005. Sumbangan Penghasilan Kerja Anak Jalanan Terhadap

Ekonomi Keluarga di Kota Surabaya, Malang & Mojokerto. Malang :

Letlitum

Soehartono, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

Sudrajat, Tata. 1996. Anak Jalanan & Masalah Sehari-hari Sampai Ke

Bijaksanaan. Bandung : Yayasan Akatiga

Page 192: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Suharto, Edi. 2010. Analisis Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta

Suharto, Edi. 2012. Analisis Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta

Suharto, Edi. 2012. Kebijakan Sosial Sebagai Publik . Bandung : Alfabeta

Suyanto, Bagong. 2010. Masalah Sosial Anak. Jakarta : Kencana

Wahab, Solihin Abdul. 2012. Analisis Kebijakan : Dari Formulasi ke Penyusunan

Model-Model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi Aksara

Wasliman, lim. 2015. Kebijakan Pendidikan Dari Filosofi Ke Implementasi.

Bandung : Pustaka Setia.

Wibawa, Samodra. 2011. Politik Perumusan Kebijakan Publik. Yogyakarta :

Graha Ilmu

Winarno, B. 2007. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Yogyakarta : Media

Persada

Dokumen:

Badan Pusat Statistik. 2015. Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia.

Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. 2014. Profil Anak Provinsi Banten 2014.

Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 12 tahun 2007 tentang

Perlindungan Sosial Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000 Tentang

Perlindungan Anak

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Perlindungan Anak

Sumber :

Restiani, Dysa. 2014. Strategi Pelayananan Sosial Anak Jalanan Melalui

Pendampingan Luar Lembaga. Program Studi Kesejahteraan Sosial,

Page 193: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26194/1/DYSA

%20RESTIANI-FDK.pdf. Tanggal Akses 2 Februari 2017

Widiyatmoko, Yayang Muchamad. 2012. Skripsi Evaluasi Penanganan Anak

Jalanan di Kota Cilegon. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Jawa Pos. 2016. Jumlah Anak Jalanan meningkat jadi 4,1 juta.

http://www.jawapos.com/read/2016/03/29/22330/jumlah-anak-jalanan-

meningkat-jadi-41-juta/1. Tanggal Akses 11 November 20116

Kabar 6. 2015. Dinsos Tangerang Siapkan Rumah Singgah Untuk Anjal.

www.kabar6.com/tangerang/kabupaten/11597-dinsos-tangerang-

siapkan-rumah-singgah-anjal/. Tanggal Akses 18 September 2016

Save The Children Indonesia. Anak Indonesia . http://www.savethechildren.or.id/.

Tanggal Akses 9 September 2016.

Tribunews. 2013 .Mensos Targetkan 2014 Indonesia Bebas Anak Jalanan.

http://www.tribunnews.com/nasional/2013/12/24/mensos-targetkan-

2014-

indonesia-bebas-anak-jalanan. Tanggal Akses 9 Desember 2016

Prakoso, Amriyono. 6 Oktober 2016 . Mensos targetkan 2017 Indonesia bebas

anak jalanan. http://www.tribunnews.com/nasional/2016/11/27/mensos-

targetkan-2017-indonesia-bebas-anak-jalanan . Tanggal Akses 11

November 2016

Page 194: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

(Gambar Kegiatan Yayasan Hikmah Syaidah)

(Satuan Polisi Pamong Praja Menginterogasi Anak Jalanan)

Page 195: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

(Satuan Polisi Pamong Praja melakukan Penegasan)

(Wawancara dengan Pengurus Yayasan Hikmah Syaidah)

Page 196: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

(Tempat Belajar membuat Batu Akik, dan Bengkel, Yayasan Hikmah Syahadah)

(Setelah diwawancarai Indra melanjutkan

aktivitasnya)

Page 197: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

(Wawancara dengan Informan Ibu Lili Amalia)

(Selesai Wawancara dengan Informan Bapak Endang Ramdhani)

Page 198: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

(Wawancara dengan Ketua Tenaga Kerja Kesejahteraan Sosial)

Page 199: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi
Page 200: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi
Page 201: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi
Page 202: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi
Page 203: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi
Page 204: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi
Page 205: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi
Page 206: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi
Page 207: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi
Page 208: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi
Page 209: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi
Page 210: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi
Page 211: CRITICAL POLICY ANALYSIS PERATURAN DAERAH NOMOR …repository.fisip-untirta.ac.id/941/1/CRITICAL POLICY ANALYSIS... · Faizah Noor 6661130405 FAKULTAS ... Proposal penelitian skripsi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Faizah Noor

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Agama : Islam

4. Status : Belum Menikah

5. Alamat Rumah : Kp. Bubulak Mekar Barti Rt :002

Rw:03, Kelurahan Mekar Bakti,

Kecamatan Panongan, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten

6. E-mail : [email protected]

7. Nama Ayah : Sofyan Noor

8. Nama Ibu : Darawati

9. Riwayat Pendidikan : - SD : SDN 4 Cikupa (2001-2007)

- SMP : SMPN 2 Cikupa (2007-2010

- SMA : SMAN 3 Kabupaten

Tangerang (2010-2013)

- Perguruan Tinggi : Fisip UNTIRTA

Ilmu Administrasi Negara (2013-2017)