Critical App Autisme (Autosaved)

19
EVIDENCE BASED MEDICINE Skenario Dina, seorang anak berumur 3 tahun dibawa ibunya ke Rumah Sakit A. Ibu mengatakan anaknya sejak lahir jarang menangis, tidak ada kontak mata dengan orang sekitarnya dan jarang mengeluarkan kata- kata yang berarti. Ibu mulai merasa khawatir karena kebiasaan Dina yang tidak mau bersosialisasi dengan lingkungannya, hanya sibuk bermain dengan hal-hal yang menarik perhatiannya sendiri, tidak suka untuk mempelajari hal-hal yang baru dan masih sulit untuk mengucapkan kata perkata. Ibu membawa Dina untuk berkonsultasi dengan dokter. Kemudian dokter melakukan anamnesis dan beberapa pemeriksaan untuk mendukung diagnosa. Dokter mengatakan bahwa keluhan-keluhan yang dialami Dina selama ini disebut dengan gangguan perilaku pada autisme. Dokter menyarankan agar Dina melakukan beberapa terapi lanjutan salah satunya dengan terapi medikamentosa berupa pemberian risperidone. Ibu mendapat beberapa informasi dari kerabat terdekat mengenai pengobatan autisme dengan pemberian obat SSRI. Ibu menanyakan kepada Dokter apakah pemberian obat antipsikotik elebih efektif dan lebih aman dibandingkan dengan pemberian SSRI dalam mengurangi ganguan perilaku pada anaknya. Kemudian dokter mencari tahu dengan membaca beberapa literatur. Foreground Question : Apakah obat antipsikotik lebih efektif dan lebih aman daripada SSRI dalam mengobati autisme? P : Dina umur 3 tahun dengan gangguan perilaku autisme I : Pemberian obat SSRI C : Pemberian obat antipsikotik O : Risperidone lebih efektif dan lebih aman daripada haloperidol dalam pengobatan autism

description

autism

Transcript of Critical App Autisme (Autosaved)

Page 1: Critical App Autisme (Autosaved)

EVIDENCE BASED MEDICINE

Skenario

Dina, seorang anak berumur 3 tahun dibawa ibunya ke Rumah Sakit A. Ibu mengatakan anaknya sejak lahir jarang menangis, tidak ada kontak mata dengan orang sekitarnya dan jarang mengeluarkan kata-kata yang berarti. Ibu mulai merasa khawatir karena kebiasaan Dina yang tidak mau bersosialisasi dengan lingkungannya, hanya sibuk bermain dengan hal-hal yang menarik perhatiannya sendiri, tidak suka untuk mempelajari hal-hal yang baru dan masih sulit untuk mengucapkan kata perkata. Ibu membawa Dina untuk berkonsultasi dengan dokter. Kemudian dokter melakukan anamnesis dan beberapa pemeriksaan untuk mendukung diagnosa. Dokter mengatakan bahwa keluhan-keluhan yang dialami Dina selama ini disebut dengan gangguan perilaku pada autisme. Dokter menyarankan agar Dina melakukan beberapa terapi lanjutan salah satunya dengan terapi medikamentosa berupa pemberian risperidone. Ibu mendapat beberapa informasi dari kerabat terdekat mengenai pengobatan autisme dengan pemberian obat SSRI. Ibu menanyakan kepada Dokter apakah pemberian obat antipsikotik elebih efektif dan lebih aman dibandingkan dengan pemberian SSRI dalam mengurangi ganguan perilaku pada anaknya. Kemudian dokter mencari tahu dengan membaca beberapa literatur.

Foreground Question : Apakah obat antipsikotik lebih efektif dan lebih aman daripada SSRI dalam

mengobati autisme?

P : Dina umur 3 tahun dengan gangguan perilaku autisme

I : Pemberian obat SSRI

C : Pemberian obat antipsikotik

O : Risperidone lebih efektif dan lebih aman daripada haloperidol dalam pengobatan autism

Keyword : autism, comparison therapy, SSRI treatment

Pemilihan situs : www.ebscohost.com

Hasil pencarian : Sebanyak 8 artikel

Limitation : Last 5 year, full article

Artikel yang dipilih :

“ Pharmacologic Treatment For The Behavioral Symptoms Associated With Autism Spectrum Disorders Across The Lifespan ”

Page 2: Critical App Autisme (Autosaved)

Critical Appraisal

I. Pendahuluan Penelitian

Penelitian berjudul “Pharmacologic Treatment For The Behavioral Symptoms Associated With Autism Spectrum Disorders Across The Lifespan” berlandaskan keinginan untuk mengetahui beberapa hal penting yang dapat berpengaruh bagi masyarakat dan kalangan medis. Penelitian ini menjelaskan mengenai pengobatan farmakologi yang dapat diberikan untuk mengurangi kelainan perilaku pada gangguan spektrum autisme, baik pada anak remaja maupun dewasa. Gangguan perilaku yang termasuk dalam penelitian ini yaitu perilaku streotipik, repetitif, irritabilitas, agresifitas, hiperaktivitas, gangguan pusat perhatian serta gangguan dalam bidang sosial. Pengobatan yang akan diberikan yaitu SSRI, antipsikotik atypical maupun typical dan obat psikostimulan dengan beberapa metode yang berbeda.

II. Landasan Teori

Autisme

Autisme merupakan suatu jenis gangguan perkembangan pada anak yang sifatnya kompleks dan berat, biasanya telah terlihat sebelum anak berumur 3 tahun. Gejala gangguan autistik mulai terlihat sebelum anak berusia 3 tahun, terdiri dari gangguan interaksi, komunikasi, dan perilaku. Diagnosis gangguan autistik ditegakkan berdasarkan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders atau DSM-IV.

Etiologi gangguan autistik yang tepat belum diketahui dan mungkin bersifat multifaktorial. Beberapa faktor yang banyak diteliti adalah faktor genetik, neuroanatomi, dan neurotransmiter. Di antara beberapa neurotransmiter, serotonin atau 5-hydroxytryptamine (5HT) merupakan neurotransmiter yang paling sering diteliti, karena berbagai penelitian secara konsisten menunjukkan adanya hiperserotonemia pada sebagian besar anak dengan gangguan autistik.

Pada anak gangguan autisme mengalami kelainan neurobiologis pada susunan saraf pusat. Kelainan ini berupa pertumbuhan sel otak yang tidak sempurna pada beberapa bagian otak. Ditemukan adanya kerusakan yang khas di dalam otak pada daerah system limbic yang berfungsi sebagai pusat emosi. Maka, pada umumnya anak autis tidak dapat mengendalikan emosinya, sering agresif terhadap orang lain dan diri sendiri, atau sangat pasif seolah- olah tidak mempunyai emosi. Selain itu muncul pula perilaku yang berulang-ulang (stereotipik) dan hiperaktivitas. Autisme tidak dapat disembuhkan (not curable) namun dapat di terapi (treatable).

A. Penanganan

Page 3: Critical App Autisme (Autosaved)

Penanganan pada anak autisme ditujukan terutama untuk mengurangi atau menghilangkan masalah gangguan tingkah laku, meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangannya terutama dalam penguasaan bahasa dan keterampilan menolong diri.

Supaya tujuan tercapai dengan baik diperlukan suatu program penanganan menyeluruh dan terpadu dalam suatu tim yang terdiri dari; tenaga medis antara lain dokter saraf dan dokter anak, tenaga pendidik, tenaga terapis seperti ahli terapi wicara dan ahli terapi okupasi.

Beberapa penanganan yang telah dikembangan untuk membantu anak autisme antara lain;

1. Terapi Tingkah laku

Berbagai jenis terapi tingkah laku telah dikembangkan untuk mendidik penyandang autisme, mengurangi tingkah laku yang tidak lazim dan menggantinya dengan tingkah laku yang bisa diterima dalam masyarakat. Terapi ini sangat penting untuk membantu penyandang autisme untuk lebih bisa menyesuaikan diri dalam masyarakat.

2. Terapi wicara

Terapi wicara seringkali masih tetap dibutuhkan untuk memperlancar bahasa anak. Menerapkan terapi wicara pasda anak autisme berbeda daripada anak lain. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang cukup mendalam tentang gangguan bicara pada anak autisme

3. Pendidikan kebutuhan khusus

Pendidikan pada tahap awal diterapkan satu guru untuk satu anak. Cara ini paling efektif karena anak sulit memusatkan perhatiannya dalam suatu kelas yang besar. Secara bertahap anak dimasukan dalam kelompok kelas untuk dapat mengikuti pembelajaran secara klasikal. Penggunaan guru pendamping sebaiknya tidak terlalu dominan, yang diharapkan adalah anak dengan gangguan autisme dapat secara terus menerus belajar dengan anak-anak lainnya dalam satu pembelajaran bersama. Pola pendidikan yang terstruktur baik di sekolah maupun di rumah sangat diperlukan bagi anak ini. Mereka harus dilatih untuk mandiri, terutama soal bantu diri. Maka seluruh keluarga di rumah harus memakai pola yang sama agar tidak membingungkan anak.

4. Terapi okupasi

Sebagian individu dengan gangguan autisme mempunyai perkembangan motorik terutama motorik halus yang kurang baik. Terapi okupasi diberikan untuk membantu menguatkan, memperbaiki koordinasi dan keterampilan otot halus seperti tangan. Otot jari tangan penting dilatih terutama untuk persiapan menulis dan melakukan segala pekerjaan yang membutuhkan keterampilan motorik halus.

5. Terapi medikamentosa (obat)

Page 4: Critical App Autisme (Autosaved)

Pada keadaan tertentu individu dengan gangguan autisme mempunyai beberapa gejala yang menyertai gangguan autisme, seperti perilaku agresif atau hiperaktivitas. Pada individu dengan keadaan demikian dianjurkan untuk menggunakan pemberian obat-obatan secara tepat. Penggunaaan obat-obat yang digunkan biasanya dilakukan dengan cermat agar memperoleh pengaruh positif terhadap perkembangan anak.

III. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian ini dengan menggunakan meta-analisis, yaitu dengan teknik statistika yang dimaksudkan untuk menggabungkan dua atau lebih penelitian orisinil yang dapat digabungkan. Meta-analisis dapat dipandang sebagai bagian dari review article yang dilakukan secara sistematis (disebut systematic review) yang menggunakan analisis statistika formal.

Salah satu keuntungan meta-analisis adalah diperoleh 'studi baru' dengan jumlah subyek yang besar sehingga dapat ditarik kesimpulan yang lebih definitif. Kelemahannya terletak pada masalah teknis yakni penggunaan statistika yang tepat untuk penggabungan data.

Tujuan dari meta-analisis yaitu untuk memperoleh estimasi effect-size, melakukan inferensi dari data sampel ke populasi baik dengan uji hipotesis maupun interval kepercayaan, melakukan kontrol terhadap variable yang potensial. Kekuranganya metode ini bersifat naratif, tidak dibuat dengan sistematis, kurang dilakukan telaah kritis dan evaluasi sistematis terhadap kualitas artikel.

IV. Pembahasan Jurnal

Tabel 1. Pengobatan dengan anti depresan

Page 5: Critical App Autisme (Autosaved)

A. Clomipramine Termasuk golongan anti depresan trisiklik yang mempunyai mekanisme kerja

menghambat reuptake noradrenalin dan serotonin yang menuju pre-sinaps.

Clompimpramine dibuktikan dengan “double-blind placebo controlled” memiliki

efektifitas dalam pengobatan perilaku pengulangan dan streotipik pada gangguan

spektrum autisme dan dapat mengurangi agresi dan hiperaktivitas. Tetapi juga memiliki

beberapa efek samping yang signifikan.

Penelitian Gordon, 1993

Page 6: Critical App Autisme (Autosaved)

Penelitian Ramington, 2001

Beberapa efek samping pada pemberian Clomipramine

B. Fluvoxamine Termasuk golongan SSRI yang mekanisme kerja nya untuk memblok reuptake dari

serotonin. Obat ini memiliki efektifitas yang minimal dan kurang toleransi terhadap anak dan

remaja dengan gangguan spektrum autisme

Penelitian Sugie, 2005

Penelitian McDougle,1996

Page 7: Critical App Autisme (Autosaved)

Efek samping pemberian Fluvoxamine

C. Fluoxetine Pada percobaan double-blind, placebo controlled pengobatan fluoxetine lebih efektif

dalam mengurangi perilaku repetitif pada remaja dan dewasa, tetapi tidak efektif pada anak autisme

Penelitian Hollander, 2005

Penelitian Hollander, 2012

D. Sertraline

Page 8: Critical App Autisme (Autosaved)

Pada percobaan open-label, ditemukan adanya peningkatan signifikan dalam mengurangi gejala repetitif dan agresifitas pada autisme dewasa

Obat ini lebih efektif dalam mengontrol gangguan perilaku autisme pada dewasa dibandingkan anak autisme dan juga memiliki banyak efek samping pada anak. Obat ini memerlukan perhatian lanjut pada pasien gangguan hati, kehamilan dan menyusui

E. Citalopram Memiliki efek yang terbatas dalam mengontrol gangguan perilaku pada anak dan dewasa

dengan gangguan spectrum autisme. Juga memiliki beberapa efek samping

Penelitian King, 2009

Page 9: Critical App Autisme (Autosaved)

F. Mirtazapine Termasuk obat anti depresan atipikal dengan mekanisme kerja menghambat reseptor

serotonin dan α-2 adrenergik Dalam percobaan dengan “open-label” ditemukan respon dalam megurangi gangguan

perilaku dan memiliki efek samping yang minimal

II. Table 2. Pengobatan dengan Obat Antipsychotics

Antipsikotik memiliki mekanisme kerja memblokade reseptor dopamine dan serotonin sehingga dapat mengurangi gangguan perilaku pada autism. Antipsikotik dibagi menjadi antipsikotik atypical (risperidone, olanzapine) dan antipsikotik typical (haloperidol, clozapine)

Page 10: Critical App Autisme (Autosaved)

A. Haloperidol Termasuk dalam antipsikotik typical yang memiliki efektifitas pada pengobatan autisme

jangka pendek maupun jangka panjang pada anak maupun dewasa.

Page 11: Critical App Autisme (Autosaved)

Pengobatan haloperidol lebih efektif dalam mengobati hiperaktivitas dan irritabilitas dibandingkan dengan clomipramine tetapi kurang efektif jika diberikan untuk jangka panjang dibandingkan dengan risperidone.

B. Pimozide Termasuk antipsikotik typical yang efektif dalam mengobati ganguan ekskresi dan

gangguan tidur pada anak autisme Pada penelitian “double blind” pimozide memiliki efektifitas yang sama bila

dibandingkan dengan haloperidol dalam mengobati gangguan perilaku

C. Clozapine Termasuk antipsikotik typical yang terbukti efektif dan toleransi baik pada

penelitian retrospective terhadap agresifitas dan irritabilitas autisme pada anak, remaja maupun dewasa

Page 12: Critical App Autisme (Autosaved)

D. Risperidone Termasuk antipsikotik atypical yang terbukti efektif pada penelitian “double blind

placebo controlled ” dalam mengobati irritabilitas pada anak dan remaja dan juga memiliki beberapa efek samping

Page 13: Critical App Autisme (Autosaved)

E. Olanzapine Termasuk antipsikotik atypical yang terbukti efektif pada anak autism dan memiliki

beberapa efek samping

Pada penelitian “open label” ditemukan perubahan yang signifikan pada hiperaktivitas, streotipik, reaksi afektual, respon sensorik pada anak dan dewasa tetapi tidak ada perubahan pada perilaku repetitive

Pada penelitian “double blind” tidak terdapat perubahan signifikan terhadap perilaku repetitive maupun agresi.

Aripiprazole

Efektif pada pengobatan iritabilitas pada anak dan remaja dengan autism yang dibuktikan dengan metode “double blind placebo controlled”

Page 14: Critical App Autisme (Autosaved)

Table III. Pengobatan terhadap gejala hiperaktivitas dan gangguan perhatian

A. Methylphenidate Pada penelitian “double blind” methylphenidate memiliki efektifitas pada hiperaktivitas

walaupun juga terdapat efek samping

B. Atomoxetine Mekanisme kerja untuk menghambat pengambilan selektif norepinefrin sehingga dapat

mengurangi hiperaktivitas dan gangguan perhatian pada anak dan remaja

Page 15: Critical App Autisme (Autosaved)

Efek samping yang dapat ditimbulkan

Kesimpulan

Pada penelitian ini ditemukan bahwa SSRI lebih efektif dalam pengobatan perilaku

repetitif pada dewasa dan remaja dibandingkan pada anak

Pengobatan dengan antipsikotik atipikal terbukti efektif untuk mengurangi irritabilitas

pada anak remaja dan dewasa pada gangguan spektrum autisme

Hiperaktivitas dan gangguan pusat perhatian dapat diberikan dengan obat psikostimulan,

dapat bermanfaat tetapi kurang efektif dan juga menimbulkan efek samping lebih

Page 16: Critical App Autisme (Autosaved)