Creeping Eruption (1)

35
PENDAHULUAN Cutaneus Larva Migran (CLM) adalah penyakit infeksi kulit parasit yang sudah dikenal sejak tahun 1874. Awalnya ditemukan pada daerah-daerah tropikal dan subtropikal beriklim hangat, saat ini karena kemudahan transportasi keseluruh bagian dunia, penyakit ini tidak lagi dikhususkan pada daerah-daerah tersebut. Creeping itch atau rasa gatal yang menjalar, merupakan karakteristik utama dari CLM. Pemeliharaan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing jika tidak diimbangi dengan pemahaman yang baik tentang penyebaran penyakit dapat meningkatkan resiko penularan penyakit dari hewan ke hewan lain atau ke manusia lain. Ditambah lagi dengan banyak nya hewan yang hidup liar dan tidak mempunyai majikan, sehingga angka penularan penyakit akan meningkat.

description

mm

Transcript of Creeping Eruption (1)

Page 1: Creeping Eruption (1)

PENDAHULUAN

Cutaneus Larva Migran (CLM) adalah penyakit infeksi kulit parasit

yang sudah dikenal sejak tahun 1874. Awalnya ditemukan pada daerah-

daerah tropikal dan subtropikal beriklim hangat, saat ini karena

kemudahan transportasi keseluruh bagian dunia, penyakit ini tidak lagi

dikhususkan pada daerah-daerah tersebut. Creeping itch atau rasa gatal

yang menjalar, merupakan karakteristik utama dari CLM.

            Pemeliharaan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing jika

tidak diimbangi dengan pemahaman yang baik tentang penyebaran

penyakit dapat meningkatkan resiko penularan penyakit dari hewan ke

hewan lain atau ke manusia lain. Ditambah lagi dengan banyak nya

hewan yang hidup liar dan tidak mempunyai majikan, sehingga angka

penularan penyakit akan meningkat.

            Invasi ini sering terjadi pada anak-anak terutama yang sering

berjalan tanpa alas kaki,atau yang sering berhubungan dengan tanah atau

pasir. Demikian pula para petani atau tentara sering mengalami hal yang

sama. Penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis atau subtropis  yang

hangat dan lembab misalnya di Afrika, Amerika Selatan dan Barat di

Indonesia pun banyak dijumpai.

            Faktor resiko utama bagi penyakit ini adalah kontak dengan tanah

lembab atau berpasir, yang telah terkontaminasi dengan feces anjing atau

kucing. Penyakit ini lebih sering dijumpai pada anak-anak dibandingkan

Page 2: Creeping Eruption (1)

pada orang dewasa. Pada orang dewasa, faktor resiko nya adalah pada

tukang kebun, petani, dan orang-orang dengan hobi atau aktivitas yang

berhubungan dengan tanah lembab dan berpasir. CLM dapat diterapi

dengan beberapa cara yang berbeda, yaitu: terapi sistemik (oral) atau

terapi topikal. Berdasarkan beberapa penelitian yang ada terapi sistemik

merupakan terapi yang terbaik karena tingkat keberhasilannya lebih baik

daripada terapi topical.

Page 3: Creeping Eruption (1)

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar

tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit

beratnya sekitar 16% berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7-3,6 kg

dan luasnya sekitar 1,5-1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai

0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit

tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian

medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan,

telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.

Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan

luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari

ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah

dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.

1. Epidermis

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari

epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans

dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di

tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis

hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-

Page 4: Creeping Eruption (1)

6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas

sampai yang terdalam).

1.   Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas

dan berganti.

2.   Stratum Lusidum. Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada

kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit

tipis.

3.  Stratum Granulosum. Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng

yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar

yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya

akan histidin. Terdapat sel Langerhans.

4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan

tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan

penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap

efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan

dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak

tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai

lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.

5.   Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis

yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis

secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke

permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan

satu lapis sel yang mengandung melanosit.

Page 5: Creeping Eruption (1)

Fungsi Epidermis: Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D

dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan

pengenalan alergen (sel Langerhans).

 2. Dermis

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering

dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong

epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya

bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.

Dermis terdiri dari dua lapisan :

Lapisan papiler: tipis mengandung jaringan ikat jarang.

Lapisan retikuler: tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang

dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat

dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali

dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan

dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit

terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput.

Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga

mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar

sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya

derivat epidermis di dalam dermis.

Page 6: Creeping Eruption (1)

Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi,

menahan shearing forces dan respon inflamasi.

3. Subkutis

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri

dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang

menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya.

Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan

keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis

untuk regenerasi.

Fungsi Subkutis atau hipodermis: melekat ke struktur dasar, isolasi

panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock

absorber.

CREEPING ERUPTION

DEFINISI 

Creeping eruption adalah kelainan kulit khas berupa garis lurus

atau berkelok-kelok, progresif, akibat larva yang kesasar. Sedangkan

creeping eruption, istilah ini digunakan pada kelainan kulit yang

merupakan peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul

dan progresif, disebabkan oleh invansi larva cacing tambang yang berasal

dari anjing dan kucing. Cutaneous larva migrans dapat juga disebut

Page 7: Creeping Eruption (1)

creeping eruption, dermatosis linearis migrans, sandworm disease (di

Amerika Selatan larva sering ditemukan ditanah pasir atau di pantai), atau

strongyloidiasis (creeping eruption pada punggung).

          Penyebabnya adalah cacing tambang yang biasa hidup di dalam

tubuh kucing atau anjing, yaitu ancylostoma braziliensis dan ancylostoma

caninum. Telur cacing masuk ke tubuh manusia melalui kontak kulit

dengan telur yang berada di kotoran anjing atau kucing.

ETIOLOGI

Etiologi umum dan di mana parasit dari kulit larva migrans (CLM) yang

paling sering ditemukan adalah sebagai berikut:

braziliense Ancylostoma (cacing tambang dan domestik anjing liar dan

kucing) adalah penyebab paling umum. Hal ini dapat ditemukan di

Amerika Serikat tengah dan selatan, Amerika Tengah, Amerika

Selatan, dan Karibia.

Ancylostoma caninum (cacing tambang anjing) ditemukan di Australia.

Uncinaria stenocephala (cacing tambang anjing) ditemukan di Eropa.

Page 8: Creeping Eruption (1)

Bunostomum phlebotomum (ternak cacing tambang)

Penyebab yang lebih jarang ditemukan adalah:

Ancylostoma ceylonicum dan Ancylostoma tubaeforme (kucing)

Necator americanus dan Ancylostoma duodenale (manusia)

Strongyloides papillosus (kambing) dan Strongyloides westeri (kuda)

Pelodera (Rhabditis) strongyloides

Castrophillus (the horse bot fly) dan cattle fly (Lalat)

Epidemologi

Creeping eruption adalah penyakit infeksi parasit yang jarang

terjadi, dan ditemukan pada daerah tropis atau subtropis yang hangat dan

lembab. Penyakit ini dapat mengenai semua jenis kelamin dan umur.

Dinilai kedua antara infeksi cacing kremi dinegara maju. misalnya di

Afrika, Amerika Selatan dan Barat, terutama Amerika Serikat bagian

tenggara, Karibia, Afrika, Amerika Selatan, Amerika Pusat, India, dan Asia

Tenggara, di Indonesia pun banyak dijumpai. Infestasi lebih sering ditemukan

saat ini karena tingginya mobilitas dan tamasya.

Page 9: Creeping Eruption (1)

 Patogenesis

Creeping eruption disebabkan oleh berbagai spesies Uncinaria

(cacing tambang) binatang yang didapat dari kontak kulit langsung dengan

tanah yang terkontaminasi feses anjing atau kucing. Hospes normal

cacing tambang ini adalah kucing dan anjing. Telur cacing diekskresikan

kedalam feses, kemudian menetas pada tanah berpasir yang hangat dan

lembab. Kemudian terjadi pergantian bulu dua kali sehingga menjadi

bentuk infektif (larva stadium tiga) (Gambar 1).

Page 10: Creeping Eruption (1)

Gambar 1. Siklus hidup larva

 

Manusia yang berjalan tanpa alas kaki terinfeksi secara tidak

sengaja oleh larva dimana larva menggunakan enzim protease untuk

menembus melalui folikel, fisura atau kulit intak. Setelah penetrasi stratum

korneum, larva melepas kutikelnya. Biasanya migrasi dimulai dalam waktu

beberapa hari. Larva stadium tiga menembus kulit manusia dan

bermigrasi beberapa sentimeter perhari, biasanya antara stratum

germinativum dan stratum korneum. Larva ini tinggal di kulit berjalan-jalan

tanpa tujuan sepanjang dermoepidermal. Hal ini menginduksi reaksi

inflamasi eosinofilik setempat. Setelah beberapa jam atau hari akan timbul

gejala di kulit. Larva bermigrasi pada epidermis tepat di atas membran

basalis dan jarang menembus ke dermis. Manusia merupakan hospes

Page 11: Creeping Eruption (1)

aksidental dan larva tidak mempunyai enzim kolagenase yang cukup

untuk penetrasi membran basalis sampai ke dermis. Sehingga penyakit ini

menetap di kulit saja. Enzim proteolitik yang disekresi larva menyababkan

inflamasi sehingga terjadi rasa gatal dan progresi lesi. Meskipun larva

tidak bisa mencapai intestinum untuk melengkapi siklus hidup, larva sering

kali migrasi ke paru-paru sehingga terjadi infiltrate pada paru. Pada pasien

dengan keterlibatan paru-paru didapatkan larva dan eosinofil pada sputumnya.

Kebanyakan larva tidak mampu menembus lebih dalam dan mati setelah

beberapa hari sampai beberapa bulan.

Gejala Klinis

Masuknya larva ke kulit biasanya disertai rasa gatal dan panas.

Mula – mula , pada point of entry, akan timbul papul, kemudian diikuti oleh

bentuk yang khas, yakni lesi berbentuk linear atau berkelok – kelok

(snakelike appearance – bentuk seperti ular) yang terasa sangat gatal,

menimbul dengan lebar 2 – 3 mm, panjang 3 – 4 cm dari point of entry,

dan berwarna kemerahan. Adanya lesi papul yang eritematosa ini

Page 12: Creeping Eruption (1)

menunjukkan larva tersebut telah berada dikulit selama beberapa jam

atau hari4. Rasa gatal dapat timbul paling cepat 30 menit setelah infeksi,

meskipun pernah dilaporkan late onset dari CLM.

Perkembangan selanjutnya papul merah ini menjalar seperti

benang berkelok- kelok, polisiklik, serpiginosa, menimbul dan membentuk

terowongan (burrow), mencapai panjang beberapa sentimeter dan

bertambah panjang beberapa milimeter atau beberapa sentimeter setiap

harinya (Gambar 2). mumnya pasien hanya memiliki satu atau tiga

lintasan dengan panjang 2 – 5 cm. Rasa gatal biasanya lebih hebat pada

malam hari, sehingga pasien sulit tidur. Rasa gatal ini juga dapat berlanjut,

meskipun larva telah mati.

Terowongan yang sudah lama, akan mengering dan menjadi

krusta, dan bila pasien sering menggaruk, dapat menimbulkan iritasi yang

rentan terhadap infeksi sekunder. Larva nematoda dapat ditemukan

terperangkap dalam kanal folikular, stratum korneum atau dermis

Tempat predileksi adalah di tempat – tempat yang kontak langsung

dengan tanah, baik saat beraktivitas, duduk, ataupun berbaring, seperti di

tungkai, plantar, tangan, anus, bokong dan paha juga di bagian tubuh di

mana saja yang sering berkontak dengan tempat larva berada.

Page 13: Creeping Eruption (1)

 

Gambar 2. Creeping eruption pada kaki

Creeping eruption yang disebabkan oleh Gnathostoma

(gnathostomiasis) manifestasi klinis bervariasi tergantung pada organ

yang terlibat, saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin, ginjal,

paru-paru, otak, mata dan telinga dapat dibuat. Kulit adalah organ yang

paling sering terlibat dan lebih mudah untuk mendeteksi:

1)      Bentuk peradangan atau migrasi panniculitis dengan intensitas yang

bervariasi. Hal ini ditandai dengan eritematosa, edematous, circular

atau irregular, plak meninggi perlahan-lahan. Permukaan yang hangat,

nyeri atau rasa terbakar dengan kulit kemerahan, dan mereka dapat

berpindah 1-5 cm per hari (Gambar 3). Lesi menghilang secara

spontan (minggu, bulan atau tahun) atau dengan pengobatan, dan

mereka secara berkala muncul kembali di daerah sekitarnya atau jauh

dari tempat sebelumnya. Yang paling sering terpajan yaitu perut

tungkai atas dan bawah, leher dan wajah.

2)      Bentuk permukaan atau track serpiginous yang muncul irregular,

berkelok-kelok disertai dengan reaksi inflamasi ringan (Gambar 4).

Page 14: Creeping Eruption (1)

Gambar 3. Migrasi Panniculitis oleh Gnasthostoma

Gambar 4. Superficial Gnathostomiasis

Pseudofurunculous berukuran kecil, terdapat plak inflamasi

superfisial dengan nekrosis sentral. Larva migrans karena Strongyloides

(anguillulidos) fase ini ditandai dengan larva currens sistemik,

berkembang pesat (5 sampai 15 cm / jam) lesi seperti ular dapat

menghilang secara spontan dalam hitungan jam. Larva sering ditemukan

disekitar anus dan daerah glutealis, lumbal, pelvis dan thorax. Lesi kulit

disertai rasa gatal dan kadang-kadang ruam papular, pseudourticarial.

Page 15: Creeping Eruption (1)

Pada pasien dengan imunosupresi atau pada mereka dengan terapi

steroid berkepanjangan, mungkin mempercepat pertumbuhan larva dan

dewasa dengan invasi besar viseral. Larva migrans disebabkan oleh larva

lalat juga dikenal sebagai migratory myasis. Jenis Gasterophylus adalah

agen penyebab utama, dan G. spesies intestinalis, G. haemorrhoidalis

dan G. precorum antara lain paling sering terlibat. Ini adalah parasit

normal lambung dan rektum kuda. Pada manusia larva membuat

terowongan didalam epidermis dan berbentuk linear sampai 1-2 cm per

hari. Vesikel dan lecet dapat ditemukan. Pruritus dan aktivitas larva lebih

sering terjadi pada malam hari.

Patofisiologi

Telur parasit dalam kotoran binatang yang terinfeksi cacing tambang

( anjing dan kucing) dilepaskan ke tanah, lumpur dan pasir hingga menjadi

larva. Manusia mendapatkan infeksi apabila larva infektif dari tanah

menembus kulit. Biasanya larva ini merupakan stadium tiga siklus

hidupnya. Pada Manusia, bila tanah, lumpur dan pasir yang

terkontaminasi kotoran tadi kontak dengan kulit, larva akan berpenetrasi

kekulit manusia dan memulai migrasinya pada epidermis bagian bawah

melalui folikel rambut atau kulit yang terluka. Larva ini tidak dapat

mengadakan penetrasi ke dermis manusia, maka tidak dapat terjadi siklus

hidup yang normal. Manusia merupakan hospes yang tidak tepat bagi

larva tersebut, sehingga larva akhirnya akan mati. Masa inkubasi dapat

Page 16: Creeping Eruption (1)

terjadi beberapa hari dan penyakit ini dapat berlangsung beberapa minggu

sampai beberapa bulan bila tidak diobati.

Pada binatang, larva dapat berpenetrasi lebih dalam sampai lapisan

dermis serta menginfeksi darah dan jaringan limpha. Cacing tambang

yang sampai lumen usus akan bereproduksi menghasilkan lebih banyak

telur lalu dieksresikan melalui feces dan mulailah siklus baru.

Diagnosis

Anamnesis

Masuknya larva ke kulit biasanya disertai dengan rasa gatal dan

panas pada kulit yang terkena. Rasa gatal biasanya lebih hebat pada

malam hari. Predileksi tersering berada di daerah siku,tangan, bokong dan

kaki, lokasi tubuh yang paling sering kontak dengan tanah. Jarang

ditemukan pada wajah. Biasanya ada riwayat kontak dengan tanah secara

langsung.

Pemeriksaan Fisis

Pada pemeriksaan fisik ditemukan kelainan kulit berupa papul pada

awalnya, kemudian di ikuti bentuk yang khas yaitu berbentuk linier atau

berkelok-kelok, menimbul degan diameter 2-3 mm, dan

berwarnakemerahan, selanjunya membentuk terowongan (burrow)

mencapai panjang beberapa cm. Tempat predileksi di tungkai, telapak

Page 17: Creeping Eruption (1)

kaki, tangan anus, bokong dan paha atau bagian tubuh yang kontak

dengan tempat larva berada.

Pemeriksaan Penunjang

Biopsi sedikit membantu bila ada sisa reaksi inflamasi pada lokasi

gigitan parasit. Walaupun demikian, hal tersebut dapat dicoba setelah

pemberian pengobatan yang melumpuhkan organisme. Biopsi kulit

menunjukkan lubang yang disebabkan oleh parasit pada epidermis, dilihat

pada hasil biopsy pasien. Vesikel intraepidermal mengandung beberapa

eosinofil dan spongiosis yang menyebar dapat juga dilihat. Di dermis,

infiltrate inflamasi yang terlihat tersusun atas limfosit, sel plasma, histiosit

dan banyak eosinofil.

Pada Gnathostomiasis terdapat moderate leukocytosis dengan

eosinofil diatas 20%, terutama dengan keterlibatan visceral. Biopsy bisa

dilakukan setelah pengobatan dengan Albendazole yang dapat

menstimulasi perpindahan Gnathostoma ke permukaan kulit.

Diagnosis Banding

Scabies

Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan

sensitasi terhadap sarcoptes scabiei var. hominis dan produknya. Cara

penularan bisa melalui kontak langsung (kontak dengan kulit), misalnya

berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Dan melalui kontak

Page 18: Creeping Eruption (1)

tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal

dan lain-lain.

 

Gambar 5. Scabies

Scabies memiliki gejala klinis seperti pruritus nocturnal, adanya

terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna

putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata

panjang 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel

(Gambar 5). Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik.

Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini. Penyakit ini

menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah

keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Dengan

melihat adanya terowongan harus dibedakan dengan scabies. Pada

scabies terowongan yang terbentuk tidak akan sepanjang seperti pada

creeping eruption.

Page 19: Creeping Eruption (1)

 

Herpes Zoster

Gambar 6. Herpes zoster

Bila invasi larva yang multiple timbul serentak papul-papul lesi dini

sering menyerupai herpes zoster stadium permulaan. Herpes zoster

adalah penyakit yang yang disebabkan infeksi virus varisela zoster yang

menyerang kulit dan mukosa (Gambar 6). Infeksi ini merupakan reaktivasi

virus yang terjadi setelah reaksi primer. Kadang-kadang infeksi primer

berlangsung subklinis. Frekuensi pada pria dan wanita sama, lebih sering

mengenai usia dewasa.

Daerah yang sering terkena adalah daerah torakal. Terdapat gejala

prodromal sistemik seperti demam, pusing, malaise. Sedangkan gejala

lokal nyeri otot-tulang, gatal, pegal dan sebagainya. Disamping gejala kulit

berupa papul yang timbul serentak dijumpai pembesaran kelenjar getah

bening regional. Lokalisasi unilateral dan bersifat dermatomal sesuai

tempat persarafan.

Page 20: Creeping Eruption (1)

Insect bite

Insect bite merupakan kelainan kulit yang disebabkan oleh gigitan

dari hewan. Kelainan kulit disebabkan oleh masuknya zat farmakologis

aktif dan sensitasi antigen dari hewan tersebut. Dalam beberapa benit

akan muncul papul persisten yang seringkali disertai central hemmoragic

punctum. Reaksi bullosa sering terjadi pada kaki anak-anak. Pada

permulaan timbulnya creeping eruption akan ditemukan papul yang

menyerupai insect bite (Gambar 7).

 

Gambar 7. Insect bite

Tinea Corporis

Tinea corporis merupakan infeksi jamur golongan dermatofita

(berbagai spesies Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton) pada

badan, tungkai dan lengan dan mempunyai gambaran morfologi yang

khas (Gambar 8.). Pasien merasa gatal dan kelainan umumnya berbentuk

bulat, berbatas tegas, terdiri atas macam-macam effloresensi kulit

Page 21: Creeping Eruption (1)

(polimorf) dengan bagian tepi lesi lebih jelas tanda peradangannya dari

pada bagian tengah. Beberapa lesi dapat bergabung dan membentuk

gambaran polisiklik. Lesi dapat meluas dan member gambaran yang tidak

khas terutama pada pasien imunodefisiensi.

Gambar 8. Tinea Corporis

Prognosis

Prognosis penyakit ini biasanya baik dan merupakan penyakit self-

limited, dimana larva akan mati dan lesi membaik dalam waktu 4-8

minggu. Dengan pengobatan progresi lesi dan rasa gatal akan hilang

dalam waktu 48 jam.

Page 22: Creeping Eruption (1)

Komplikasi

Ekskoriasi dan infeksi sekunder oleh bakteri akibat garukan. Infeksi

umum disebabkan oleh streptococcus pyogenes. Bisa juga terjadi selulitis

dan reaksi alergi.

Mortalitas

Mortalitas karena penyakit ini belum pernah dilaporkan.

Kebanyakan kasus larva migran sembuh sendiridengan atau tanpa

pengobatan, dan tanpa diikuti efek samping jangka panjang apapun.

Morbiditas

Morbiditas dikaitkan dengan pruritus hebat dan kemungkinan

infeksi bakterial sekunder. Sangat jarang sekali, dapat terjadi migrasi ke

jaringan dalam, seperti ke paru dan usus, yang dapat menyebabkan

penumonitis (Loeffler’s Syndrome), enteritis, myositis (nyeri otot)

Langkah – Langkah Pencegahan

-     Amerika serikat, telah dilakukan de-worming atau pemberantasan

cacing pada anjing dan kucing, dan terbukti mengurangi secara

signifikan insiden penyakit ini5

Page 23: Creeping Eruption (1)

-     Larva cacing umumnya menginfeksi tubuh melalui kulit kaki yang tidak

terlindungi, karena itu penting sekali memakai alas kaki, dan

menghindari kontak langsung bagian tubuh manapun dengan tanah.

Penatalaksanaan

Modalitas topikal seperti spray etilklorida, nitrogen cair, fenol, CO2 snow,

piperazine citrate, dan elektrokauter umumnya tidak berhasil sempurna,

karena larva sering tidak lolos atau tidak mati. Demikian pula kemoterapi

dengan klorokuin, dietiklcarbamazine dan antimony jugatidak berhasil.

Terapi pilihan saat ini adalah dengan preparat antihelmintes baik topikal

maupun sistemik.

Sistemik (Oral)

1.    Tiabendazol (Mintezol), antihelmintes spektrum luas. Dosis 50

mg/kgBB/hari, sehari 2 kali, diberikan berturut – turut selama 2 hari.

Dosis maksimum 3 gram sehari, jika belum sembuh dapat diulangi

setelah beberapa hari. Sulit didapat. Efek sampingnya mual, pusing,

dan muntah.

2.       Solusio topikal tiabendazol dalam DMSO, atau suspensi tiabendazol

secara oklusi selama 24 – 48 jam. Dapat juga disiapkan pil tiabendazol

yang dihancurkan dan dicampur dengan vaseline, di oleskan tipis pada

lesi, lalu ditutup dengan band-aid/kasa. Campuran ini memberikan

Page 24: Creeping Eruption (1)

jaringan kadar antihelmints yang cukup untuk membunuh parasit,

tanpa disertai efek samping sistemik.

3.       Albendazol (Albenza), dosis 400mg dosis tunggal, diberikan tiga hari

berturut – turut.

4.    Ivermectin (Stromectol) dosis tunggal 200 ug/kg BB. Ivermectin

merupakan antiparasit semi sintetik makrosiklik yang berspektrum luas

terhadap nematoda. Cara kerjanya dengan menghasilkan paralisis

flaksid melalui pengikatan kanal klorida yang diperantarai glutamat.

Merupakan drug of choice karena keamanan,toksisitas rendah dan

dosis tunggal.

Agen Pembeku Topikal

1.    Cryotherapy dengan CO2 snow (dry ice) dengan penekanan selama 45

detik sampai 1 menit, selama 2 hari berturut – turut.

2.   Nitrogen liquid

3.   Kloretil spray, yang disemprotkan sepanjang lesi. Agak sulit karena

tidak diketahui secara pasti dimana larva berada, dan bila terlalu lama

dapat merusak jaringan disekitarnya.

4.   Direkomendasikan pula penggunaan Benadryl atau krim anti gatal

(Calamine lotion atau Cortisone) untuk mengurangi gatal.

Page 25: Creeping Eruption (1)

Daftar Pustaka

1.       Anonymous. Cutaneous Larva Migrans: The Creeping Eruption.

Diunduh dari

2.       Jusych, LA. Douglas MC.Cutaneous Larva Migrans: Overview,

Treatment and Medication. Diunduh dari www.emedicine.com. Pada

tanggal 29 Desember 2009. Update terakhir 20 November 2009.

3.       Anonymous. Clinical Presentation in Humans. Diunduh dari

www.stanford.edu/group/parasites/parasites2002/cutaneous_larva_migran

s/clinical%20presentation.html  pada tanggal 29 Desember 2009

4.       Aisah S. Creeping Eruption dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.

Edisi Kelima. Penerbit Fakultas Kedokteran FKUI. 125-6 (2007)

5.       Dugdale,DC. Diunduh dari

www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001454.htm

Update terakhir 12 Maret 2008

6.       Anonymous. Cutaneous Larva Migrans. Diunduh dari

www.en.wikipedia.org/wiki/Cutaneous_larva_migrans