CR Mata Unila

22
PENDAHULUAN Latar Belakang Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab terjadinya cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva. Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Benda asing dapat merangsang timbulnya reaksi inflamasi, mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan kemudian menyebabkan udem pada kelopak mata, konjungtiva dan kornea. Sel darah putih juga dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada kamera okuli anterior dan terdapat infiltrate kornea. Jika tidak dihilangkan, benda asing dapat menyebabkan infeksi dan nekrosis jaringan. Beberapa benda yang dapat mengenai seperti serpihan kayu, logam, plastik, serpihan daun, atau pasir. Trauma biasanya terjadi pada cuaca berangin atau bekerja dengan benda yang dapat menimbulkan angin. Untuk benda asing yang berasal dari serangga atau tumbuh-tumbuhan, memerlukan perhatian khusus karena dapat meningkatkan risiko infeksi serta bersifat antigenik yang dapat menimbulkan reaksi inflamasi kornea. Tujuan

description

tugas case report clinical scient session

Transcript of CR Mata Unila

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab terjadinya cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva. Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Benda asing dapat merangsang timbulnya reaksi inflamasi, mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan kemudian menyebabkan udem pada kelopak mata, konjungtiva dan kornea. Sel darah putih juga dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada kamera okuli anterior dan terdapat infiltrate kornea. Jika tidak dihilangkan, benda asing dapat menyebabkan infeksi dan nekrosis jaringan.Beberapa benda yang dapat mengenai seperti serpihan kayu, logam, plastik, serpihan daun, atau pasir. Trauma biasanya terjadi pada cuaca berangin atau bekerja dengan benda yang dapat menimbulkan angin. Untuk benda asing yang berasal dari serangga atau tumbuh-tumbuhan, memerlukan perhatian khusus karena dapat meningkatkan risiko infeksi serta bersifat antigenik yang dapat menimbulkan reaksi inflamasi kornea.Tujuan

Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik dokter muda di SMF Ilmu Penyakit Mata RSUD Jenderal Ahmad Yani Kota Metro.STATUS PENDERITA

Masuk RSAY

: 18 Desember 2014

Pukul

: 11.30 WIB1. IDENTITAS PASIEN

Nama: An. Vidya Kurniati Umur: 11 tahun

Jenis Kelamin: Perempuan Suku Bangsa: Jawa Alamat: 21 C Metro Pekerjaan : Pelajar (SD) Agama: Islam2. ANAMNESISAutoanamnesis dilakukan pada tanggal 18 Desember 2014, pukul 11.30 WIB

Keluhan utama

: Mata kiri terasa mengganjal Keluhan tambahan

: Mata kiri kemerahan dan terasa gatal Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang diantar oleh Ibu-nya ke Poliklinik Mata RS. A. Yani, Metro dengan keluhan mata kirinya terasa mengganjal sejak 2 minggu SMRS. Pasien juga merasakan mata kiri memerah dan terasa gatal. Pasien tidak merasa pernah mengalami kelilipan atau mata terbentur. Pandangan kabur (-), cekot-cekot (-), pusing (-) dan silau (-). Pasien tidak berani mengucek matanya. Pasien mengaku sebelumnya belum menggunakan obat apapun untuk mengatasi keluhannya tersebut. Riwayat Penyakit Dahulu:Riwayat alergi obat (-)

3. PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis

Keadaan umum: Baik

Kesadaran: Compos mentis

Nadi: 80 x/menit

RR: 24/menit

Suhu: 36,5 C

Sistem Kardiovaskuler: dalam batas normal Sistem respirasi: dalam batas normal Kulit: dalam batas normal Ekstremitas: dalam batas normalSTATUS OFTALMOLOGIS

Oculi DekstraOculi Sinistra

6/7,5Visus6/7,5

Tidak DilakukanKoreksiTidak Dilakukan

Dalam batas normalSupersiliaDalam batas normal

Edem (-), Spasme (-)Palpebra SuperiorEdem (-), Spasme (-)

Edem (-), Spasme (-)Palpebra InferiorEdem (-), Spasme (-)

Dalam batas normalSiliaDalam batas normal

Orthoforia

Eksoftalmus (-),

Strabismus (-)Bulbus OculiOrthoforia

Eksoftalmus (-),

Strabismus (-)

Baik ke segala arahGerak Bola MataBaik ke segala arah

Injeksi Konjungtiva (-)Conjungtiva BulbiInjeksi Konjungtiva (-)

Sekret (-)Conjungtiva FornicesSekret (-)

Hiperemi (-),

Sikatrik (-)Conjungtiva PalpebraHiperemi (+),

Sikatrik (-)

Siliar Injeksi (-)ScleraSiliar Injeksi (-)

Jernih,

Infiltrat (-),

Ulkus (-)KorneaJernih,

Infiltrat (-),

Ulkus (-),

Tampak Corpus Alienum berwarna hitam, berukuran 0,2mm x 0,1mm

Kedalaman cukup, beningCamera Oculi AnteriorKedalaman cukup, bening

Kripta (+),

Warna: CoklatIrisKripta (+),

Warna: Coklat

Bulat, regular,

sentral, ( 3 mm,

Reflek cahaya (+)PupilBulat, regular,

sentral, ( 3 mm,

Reflek cahaya (+)

Shadow test (-)Shadow testShadow test (-)

JernihLensaJernih

Tidak DiperiksaFundus RefleksTidak Diperiksa

Tidak DiperiksaCorpus VitreumTidak Diperiksa

T dig NTensio OculiT dig N

Dalam batas normalSistem Canalis LakrimalisDalam batas normal

4. DIAGNOSIS KERJA

Corpus Alienum Kornea Okuli Sinistra5. PENATALAKSANAAN/TERAPI

a. Pengeluaran benda asing irigasi NaCl 0,9% steril

menggunakan cotton bud secara halus menggunakan jarum halusb. Gentamicin ED 1 tetes tiap 4 jam OS

c. Asam mefenamat 2x500mg

d. Edukasi pasien

Mengenai penyakit dan komplikasinya.

Kontrol kembali untuk mengetahui adakah komplikasi.

6. PROGNOSIS Quo ad vitam

: bonam

Quo ad functionam: dubia ad bonam

Quo ad sanationam: bonam

TINJAUAN PUSTAKAKORNEA

Anatomi dan Histologi Kornea

Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas 5 lapis :

1. Epitel Epitel kornea merupakan lapis paling luar kornea dengan tebal 50 m dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk.Bagian terbesar ujung saraf kornea berakhir pada epitel ini.Setiap gangguan epitel akan memberikan gangguan sensibilitas kornea berupa rasa sakit atau mengganjal. Daya regenerasi epitel cukup besar, sehingga apabila terjadi kerusakan akan diperbaiki dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut.2. Membran BowmanMembran bowman yang terletak di bawah epitel merupakan suatu membrane tipis yang homogen terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang mempertahankan bentuk kornea. Bila terjadi kerusakan pada membrane bowman maka akan berakhir dengan terbentuknya jaringan parut.3. StromaMerupakan lapisan yang paling tebal dari kornea dan terdiri atas jaringan kolagen yang tersusun dalam lamel-lamel dan berjalan sejajar dengan permukaan kornea.Di antara serat-serat kolagen ini terdapat matriks. Stroma bersifat higroskopis yang menarik air dari bilik mata depan. Kadar air di dalam stroma kurang lebih 70%. Kadar air dalam stroma relative tetap yang diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan penguapan oleh epitel. Apabila fungsi sel endotel kurang baik maka akan terjadi kelebihan kadar air, sehingga timbul sembab kornea (edema kornea). Serat di dalam stroma demikian teratur sehingga memberikan gambaran kornea yang transparan atau jernih. Bila terjadi gangguan dari susunan serat di dalam stroma seperti edema kornea dan sikatriks kornea akan mengakibatkan sinar yang melalui kornea terpecah dan kornea terlihat keruh.

4. Membran DescementMerupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat, tidak berstruktur dan bening, terletak di bawah stroma.Lapisan ini merupakan pelindung atau barrier infeksi dan masuknya pembuluh darah.

5. EndotelTerdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting untuk mempertahankan kejernihan kornea.Sel endotel adalah sel yang mengatur cairan di dalam stroma kornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi sehingga bila terjadi kerusakan, endotel tidak akan normal lagi. Endotel dapat rusak atau terganggu fungsinya akibat trauma bedah, penyakit intraocular.Usia lanjut akan mengakibatkan jumlah endotel berkurang.Kornea tidak mengandung pembuluh darah, jernih dan bening, selain sebagai dinding, juga berfugsi sebagai media penglihatan. Dipersarafi oleh nervus V.Fisiologi korneaKornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh strukturnya yang uniform, avaskuler dan deturgesensi. Deturgesensi atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea, dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel. Dalam mekanisme dehidrasi ini, endotel jauh lebih penting daripada epitel, dan kerusakan kimiawi atau fisis pada endotel berdampak jauh lebih parah daripada kerusakan pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya, kerusakan pada epitel hanya menyebabkan edema stroma kornea lokal sesaat yang akan meghilang bila sel-sel epitel telah beregenerasi. Penguapan air dari lapisan air mata prekorneal menghasilkan hipertonisitas ringan lapisan air mata tersebut, yang mungkin merupakan faktor lain dalam menarik air dari stroma kornea superfisial dan membantu mempertahankan keadaan dehidrasi.

Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya, dalam perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel dan seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah. Biasan cahaya terutama terjadi di permukaan anterior dari kornea. Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea, segera mengganggu pembentukan bayangan yang baik di retina. Oleh karenanya kelainan sekecil apapun di kornea, dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat terutama bila letaknya di daerah pupil.CORPUS ALIENUMDefinisi

Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab terjadinya cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva. Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu corpus alienum masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari isi bola mata.

Oleh karena itu, perlu cepat mengenali benda tersebut dan menentukan lokasinya di dalam bola mata untuk kemudian mengeluarkannya. Benda yang masuk ke dalam bola mata dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu :1) Benda logam, seperti emas, perak, platina, timah, besi tembaga2) Benda bukan logam, seperti batu, kaca, bahan pakaian

3) Benda inert, adalah benda yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak menimbulkan reaksi jaringan mata, jika terjadi reaksinya hanya ringan dan tidak mengganggu fungsi mata. Contoh : emas, platina, batu, kaca, dan porselin

4) Benda reaktif, terdiri dari benda-benda yang dapat menimbulkan reaksi jaringan mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh : timah hitam, seng, nikel, alumunium, tembaga

Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam bola mata tergantung dari :

a. Besarnya corpus alienum,b. Kecepatan masuknya,

c. Ada atau tidaknya proses infeksi,

d. Jenis bendanya.

Patofisiologi

Benda asing pada kornea dapat terjadi dimana saja, biasanya tanpa disengaja. Mekanisme trauma dapat membantu membedakan trauma superfisial atau dalam (intraokular). Beberapa benda yang dapat mengenai seperti serpihan kayu, logam, plastik, serpihan daun, atau pasir. Trauma biasanya terjadi pada cuaca berangin atau bekerja dengan benda yang dapat menimbulkan angin.Untuk benda asing yang berasal dari serangga atau tumbuh-tumbuhan, memerlukan perhatian khusus karena dapat meningkatkan risiko infeksi serta bersifat antigenik yang dapat menimbulkan reaksi inflamasi kornea. Oleh sebab itu pada pasien seperti ini harus dilakukan follow up ketat untuk komplikasi infeksi.Benda asing pada kornea biasanya terdapat pada lapisan epiel atau stroma. Keadaan ini dapat menyebabkan reaksi inflamasi sehingga terjadi dilatasi pembuluh darah di sekitarnya, serta udem palpebra, konjungtiva, dan kornea. Jika tidak segera dikeluarkan hal ini akan menyebabkan infeksi dan atau nekrosis jaringan.Defek pada epitel kornea merupakan tempat masuknya mikroorganisme ke dalam lapisan stroma kornea yang akan menyebabkan ulserasi. Selama fase inisial, sel epitel dan stroma pada area defek akan terjadi udem dan nekrosis. Sel-sel neutrofil mengelilingi ulkus dan menyebabkan nekrosis lamela stroma. Difusi sitokin ke posterior (kamera okuli anterior) menyebabkan terbentuknya hipopion. Toksin dan enzim yang dihasilkan bakteri dapat merusak substansi kornea. Bakteri yang pada umumnya dijumpai adalah streptococcus, pseudomonas, enterobactericeae, dan staphylococcus sp.Penyebab

Penyebab cedera mata pada pemukaan mata adalah :

a. Percikan kaca, besi, keramikb. Partikel yang terbawa angin

c. Ranting pohon

d. Dan sebagainya

Gambaran Klinik

Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, mata merah dan mata berair banyak. Dalam pemeriksaan oftalmologi, ditemukan visus normal atau menurun, adanya injeksi konjungtiva atau injeksi silar, terdapat benda asing pada bola mata, fluorescein (+).

Diagnosis Diagnosis corpus alienum dapat ditegakkan dengan :

1. Anamnesis

Aktivitas pasien, keadaan lingkungan, waktu dan mekanisme trauma. Gejala klinis yang mungkin dikeluhkan pasien seperti nyeri, sensasi mengganjal, fotofobia, air mata yang mengalir terus, dan mata merah.2. Pemeriksaan fisik

Tajam penglihatan normal atau menurun, injeksi konjungtiva, injeksi silier, tampak benda saing di mata, rust ring (terutama jika logam tertanam sudah beberapa jam atau hari), defek epitel yang jelas dengan penggunaan fluoresens, udem kornea.

3. Pemeriksaan laboratorium

Diperlukan jika ada infeksi/ulkus kornea atau curiga adaya benda asing intraokular. Kultur dan sensitivitas tes digunakan pada kasus infeksi atau ulkus. CT scan, B-scan ultrasound, dan ultrasound biomicroscopy dapat digunakan jika ada kecurigaan benda asing intraokular.

Penatalaksanaan

Tujuan dari penatalaksanaan adalah mengurangi nyeri, mencegah infeksi, dan mencegah kerusakan fungsi yang permanen. Benda asing yang terletak di permukaan kornea dapat dihilangkan dengan berbagai cara seperti usapan cotton bud secara halus, menggunakan jarum spuit 1 cc atau menggunakan magnet. Setiap pasien dengan benda asing di kornea dilakukan dengan langkah-langkah penatalaksanaan awal sebagai berikut :

1. Periksa tajam penglihatan sebelum dan sesudah pengangkatan.

2. Berikan anestesi topikal pada mata yang terkena.

3. Cobalah mengeluarkan benda asing dengan irigasi NaCl 0,9% steril.

4. Cobalah menggunakan cotton bud secara halus.

5. Cobalah menggunakan jarum halus.

6. Pengangkatan benda asing harus dilakukan dengan bantuan slit lamp.

7. Jika tidak berhasil segera rujuk ke dokter mata.

8. Berikan antibiotik topikal untuk profilaksis 4x1 hari sampai regenerasi epitel.

9. Berikan analgetik topikal.

10. Reevaluasi dalam 24 jam untuk melihat tanda-tanda infeksi dan ulkus kornea.Indikasi rujuk

1. Benda asing sulit dikeluarkan

2. Terbentuk formasi rust ring pada kornea

3. Ada tanda-tanda perforasi bola mata

4. Ada tanda pembentukan ulkus kornea seperti kabur pada dasar defek, noda pada tes fluorosensi bertahan >72 jam

5. Defek pada bagian sentral kornea

6. Hyfema

7. Kerusakan kornea difus

8. Laserasi kornea atau sklera

9. Udem kelopak mata

10. Perdarahan subkonjungtiva yang difus

11. Bentuk pupil yang abnormal

12. Kamera okuli anterior yang dalamPada kasus tanpa komplikasi dimana benda asing dapat dikeluarkan, dapat diberikan antibiotik spektrum luas dan obat-obatan cycloplegic. Jika terjadi komplikasi ulkus maka penanganannya seperti ulkus kornea.Penanganan lebih lanjut pada benda asing yang sulit dikeluarkan harus dilakukan oleh dokter spesialis mata. Sebelum mengeluarkan benda asing, seorang klinisi harus menilai seberapa dalam penetasi kornea, jika mencapai kamera okuli anterior pengangkatan harus dilakukan di kamar operasi dengan alat pembesar yang cukup, penerangan, anestesi dan peralatan yang cukup.

PencegahanPencegahan agar tidak masuknya benda asing ke dalam mata, baik dalam bekerja atau berkendara, maka perlu menggunakan kaca mata pelindung.

Komplikasi1. Rust ring :

Biasanya terjadi jika benda asing tersebut adalah besi, onsetnya 2-4 jam pertama dan komplit dalam 8 jam. Dapat dibuang dengan bantuan slit lamp menggunakan jarum halus ataupun burr.

Rust Ring

2. Infeksi kornea

Terjadi jika dibiarkan lebih 2-4 hari, menyebabkan terbentuk ulkus dan jaringan parut. Hal ini memerlukan terapi antibiotik topikal yang agresif dan penanganan dokter mata lebih lanjut.3. Perforasi bola mata pada trauma yang disebabkan logam atau kecepatan tinggi bisa juga telah terjadi ulkus yang tidak ditangani, hal ini memerlukan terapi pembedahan.

PEMBAHASAN

1. Apakah diagnosis sudah tepat ?

Ya, tepat

Alasannya:

Diagnosis ditetapkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Pada anamnesis didapatkan :

Pasien datang dengan keluhan mata kirinya terasa mengganjal sejak 2 minggu SMRS. Pasien juga merasakan mata kiri memerah dan terasa gatal. Pasien tidak merasa pernah mengalami kelilipan atau mata terbentur. Pada pemeriksaan fisik ditemukan conjungtiva palpebra hiperemis dan pada kornea tampak gambaran benda asing berwarna hitam berukuran 0,2mm x 0,1mm. Hal ini sesuai dengan gejala dari benda asing pada mata dimana diketahui bahwa gejala yang ditimbulkan dapat berupa rasa nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, mata merah dan mata berair banyak. Dalam pemeriksaan oftalmologi, ditemukan visus normal atau menurun, adanya injeksi konjungtiva atau injeksi silar, terdapat benda asing pada bola mata, fluorescein (+).

2. Apakah tatalaksana terapi sudah tepat?

Ya, tepat

Alasannya:

Tujuan dari penatalaksanaan adalah mengurangi nyeri, mencegah infeksi, dan mencegah kerusakan fungsi yang permanen. Benda asing yang terletak di permukaan kornea dapat dihilangkan dengan berbagai cara seperti usapan cotton bud secara halus, menggunakan jarum spuit 1 cc.3. Apakah prognosis sudah tepat?Ya, tepat.

Alasannya:

Umumnya prognosis pasien dengan corpus alienum kecil pada mata dengan tindakan dan perawatan yang tepat adalah baik.CASE REPORTCORPUS ALIENUM KORNEAOleh :Rizki Putra Sanjaya, S.Ked

(0918011097)

PEMBIMBING :

dr. H. Yul Khaizar, Sp.MSMF ILMU PENYAKIT MATARSU JENDERAL AHMAD YANI METRO

DESEMBER 2014KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus kedokteran Ilmu Penyakit Mata CORPUS ALIENUM KORNEA dalam rangka menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. H. Yul Khaizar Sp.M sebagai pembimbing laporan kasus saya selama di Rumah Sakit Umum Jend. Ahmad Yani Metro. Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna sehingga setiap kritik dan saran untuk pengembangan makalah ini sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan hasil studi kasus ini dan sebagai bekal penulis di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis juga berharap kiranya laporan hasil studi kasus ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Bandar Lampung, Desember 2014

Penulis

Rizki Putra Sanjaya, S.kedDAFTAR PUSTAKA

1. Bruce James, Chris Chew, Anthony Bron. 2006. Lecture Notes Oftalmologi. Edisi Kesembilan. Erlangga: Jakarta. 2. Ilyas, Sidharta. 2006. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.3. Lang, Gerhad K. 2000. Conjungtiva.In: Ophtalmology A Pocket Textbook Atlas. Thieme Stutgart: New York.4. Nurwasis, dkk.2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Bagian Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Penerbit Airlangga: Surabaya.5. Suhardjo, Hartono. Ilmu Kesehatan Mata. Edisi Pertama. Bagian Ilmi Penyakit Mata FK UGM: Yogyakarta.6. Vaughan, Daniel G. 2002. Oftalmologi Umum. Jakarta: Widya Medika7. Voughan & Asbury. 2010. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC