CR Glaukoma Rizka

27
STATUS MATA I. Identitas Nama : Tn. H Umur : 51 tahun Jenis kelamin : laki-laki Pekerjaan : Petani Alamat : Sepang Jaya, Bandar Lampung Masuk RSAM : 20 Januari 2012 II. Anamnesa Keluhan utama : Mata kanan tidak bisa melihat disertai tanda peradangan sejak 1 bulan lalu. Keluhan tambahan : perasaan sakit pada kedua bola mata, sakit dikepala, rasa mual dan ingin muntah Riwayat penyakit sekarang Pasien datang ke poli mata RSAM dengan keluhan mata kanan tidak bisa melihat disertai tanda peradangan sejak ± 1 bulan yang lalu, pasien mengaku kedua bola matanya terasa sakit. Pasien mengaku pada awalnya merasakan sakit kepala hebat, disertai perasaan mual, dan ingin muntah. Kemudian pasien meminum obat sakit kepala yang dibeli di warung. Setelah meminum obat dari warung sakit kepala yang dirasakan pasien sedikit berkurang, tetapi pengelihatannya menjadi kabur sampai tidak bisa melihat keesokan harinya. Pasien tidak berobat ke dokter, dan hanya meminum obat yang dia beli sendiri diwarung. Tetapi sakit kepala yang ia rasakan tidak kunjung

Transcript of CR Glaukoma Rizka

Page 1: CR Glaukoma Rizka

STATUS MATA

I. Identitas

Nama : Tn. HUmur : 51 tahun Jenis kelamin : laki-lakiPekerjaan : PetaniAlamat : Sepang Jaya, Bandar LampungMasuk RSAM : 20 Januari 2012

II. Anamnesa

Keluhan utama : Mata kanan tidak bisa melihat disertai tanda peradangan sejak 1 bulan lalu.

Keluhan tambahan : perasaan sakit pada kedua bola mata, sakit dikepala, rasa mual dan ingin muntah

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke poli mata RSAM dengan keluhan mata kanan tidak bisa melihat disertai tanda peradangan sejak ± 1 bulan yang lalu, pasien mengaku kedua bola matanya terasa sakit. Pasien mengaku pada awalnya merasakan sakit kepala hebat, disertai perasaan mual, dan ingin muntah. Kemudian pasien meminum obat sakit kepala yang dibeli di warung. Setelah meminum obat dari warung sakit kepala yang dirasakan pasien sedikit berkurang, tetapi pengelihatannya menjadi kabur sampai tidak bisa melihat keesokan harinya. Pasien tidak berobat ke dokter, dan hanya meminum obat yang dia beli sendiri diwarung. Tetapi sakit kepala yang ia rasakan tidak kunjung hilang, walaupun tidak sehebat sakit kepala yang ia rasakan seperti pada awal kejadian, mata kanan pasien pun tetap merah dan sering berair sehingga pasien memutuskan untuk memeriksakan diri ke RSAM. Penyakit kencing manis, dan tekanan darah tinggi disangkal pasien. Pasien menyangkal riwayat trauma di kepala.

Riwayat penyakit dahulu

Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya. Penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi disangkal pasien.

Page 2: CR Glaukoma Rizka

Riwayat penyakit keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti ini. Riwayat DM, dan hipertensi dalam keluarga disangkal

Page 3: CR Glaukoma Rizka

III. Status oftalmologis

Ocular dextra Ocular sinistra

6/606/60Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukanTidak dilakukan

Kedudukan NormalKedudukan NormalTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan Tidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan

Hiperemis (+)Hiperemis (+)

HHiperemis (-)iperemis (-)

Hiperemis (+)Hiperemis (+)Anikterik, hiperemisAnikterik, hiperemisOedem, keruh, arcusOedem, keruh, arcus

senil (+)senil (+)

dangkaldangkal

Gambaran kripta tidakGambaran kripta tidak jelasjelas

MMidriasisidriasis, sentral, RC , sentral, RC (-)(-)

JernihTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukan

N+2N+2Tidak ada kelainan

VISUSVISUSKOREKSIKOREKSI

SKIASKOPISKIASKOPISENSUS KOLORISSENSUS KOLORIS

BULBUS OCULIBULBUS OCULI SUPER CILIASUPER CILIA

PARESE/PARALYSEPARESE/PARALYSEPALPEBRA SUPERIORPALPEBRA SUPERIORPALPEBRA INFERIORPALPEBRA INFERIOR

CONJUNGTIVACONJUNGTIVA PALPEBRAPALPEBRA

CONJUNGTIVACONJUNGTIVA FORNICESFORNICES

CONJUNGTIVA BULBICONJUNGTIVA BULBISCLERASCLERACORNEACORNEA

CAMERA OCULI CAMERA OCULI ANTERIORANTERIOR

IRISIRIS

PUPILPUPIL

LENSALENSAFUNDUS REFLEKSFUNDUS REFLEKSCORPUS VITREUMCORPUS VITREUM

TENSIO OCULITENSIO OCULISISTEM CANALISSISTEM CANALIS

LACRIMALISLACRIMALIS

00 Tidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukan

Kedudukan NormalKedudukan NormalTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainanTidak ada kelainan

HHiperemis (-iperemis (-))

HHiperemis (-)iperemis (-)

Hiperemis (-)Hiperemis (-)AnikterikAnikterik

Jernih, arcus senil (+)Jernih, arcus senil (+)

sedangsedang

Gambaran kripta baik,

Midriasis, bulat,Midriasis, bulat, sentral, RC(+)sentral, RC(+)

JernihTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukan

Tidak ada kelainanTidak ada kelainan

Page 4: CR Glaukoma Rizka

IV. Resume

Pasien datang ke poli mata RSAM dengan keluhan mata kanan tidak bisa melihat disertai tanda peradangan sejak ± 1 bulan yang lalu, pasien mengaku kedua bola matanya terasa sakit. Pasien mengaku pada awalnya merasakan sakit kepala hebat, disertai perasaan mual, dan ingin muntah. Penyakit kencing manis, dan tekanan darah tinggi disangkal pasien. Pasien menyangkal riwayat trauma di kepala.

V. Pemeriksaan anjuran

- Tonometri aplanasi - Funduskopi- Kampimetri- Test provokasi- Gonioskopi

VI. Diagnosis banding

- Keratitis - uveitis

VII. Diagnosis kerja

- Glaukoma akut OD

VIII. Penatalaksanaan

1. Bed Rest

2. Medikamentosa

Segera turunkan tekanan intraokuler dengan pemberian:

·         Timolol 0,50 % tetes mata, 2 kali 1 tetes tiap 4 jam

. Pilocarpine 2% ED gtt 3 kali sehari ODS

·         Glaukon 250 mg tab, 3 - 4 kali sehari. Berdasarkan TIO yang ingin diturunkan

. KSR tab ,1 kali sehari

Page 5: CR Glaukoma Rizka

IX. Prognosa

Quo ad vitam : dubia ad malamQuo ad fungsionam : dubia ad malam

Quo ad Sanationam : dubia ad bonam

Page 6: CR Glaukoma Rizka

G L A U K O M A

Glaukoma berasal dari kata Yunani “ Glaukos ” yang berarti hijau kebiruan,

yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.

Kelainan mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata,

atropi saraf optik dan menciutnya lapang pandang.

Pada kebanyakan orang, kerusakan syaraf mata ini disebabkan oleh

peningkatan tekanan di dalam bola mata sebagai akibat adanya hambatan

sirkulasi atau pengaliran cairan bola mata (cairan jernih yang membawa

oksigen, gula dan nutrient/zat gizi penting lainnya ke bagian-bagian mata

dan juga untuk mempertahankan bentuk bola mata). Pada sebagian pasien

kerusakan syaraf mata bisa juga disebabkan oleh suplai darah yang kurang

ke daerah vital jaringan nervus opticus, adanya kelemahan struktur dari

syaraf atau adanya masalah kesehatan jaringan syaraf.

Page 7: CR Glaukoma Rizka

Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intraokular ini

disebabkan :

Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar

Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau

di celah pupil

Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya

cacat lapang pandang dan kerusakan anatomi berupa ekskavasi

(penggaungan) serta degenerasi papil saraf optik, yang dapat berakhir

dengan kebutaan.

Ekskavasi glaukomatosa, penggaungan atau ceruk papil saraf optik akibat

glaukoma merupakan gejala glaukoma yang mengakibatkan kerusakan

pada saraf optik. Luas atau dalamnya ceruk ini pada glaukoma kongenital

dipakai sebagai indikator progresivitas glaukoma.

Klasifikasi Glaukoma

Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut :

1. Glaukoma Primer

Glaukoma sudut terbuka (glaukoma simpleks)

Glaukoma sudut sempit

2. Glaukoma Kongenital

Primer atau infantil

Menyertai kelainan kongenital lainnya

3. Glaukoma Sekunder

Perubahan lensa

Kelainan uvea

Trauma

Bedah

Rubeosis

Steroid dan lainnya

4. Glaukoma Absolut

Page 8: CR Glaukoma Rizka

Dari pembagian tersebut dapat dikenal glaukoma dalam bentuk – bentuk :

1. Glaukoma sudut sempit primer dan sekunder (dengan blokade pupil atau

tanpa blokade pupil) ;

2. Glaukoma sudut terbuka primer dan sekunder ;

3. Kelainan pertumbuhan, primer (kongenital, infantil, juvenil), sekunder

kelainan pertumbuhan lain pada mata.

Keempat jenis glaukoma di tandai dengan peningkatan tekanan didalam

bola mata dan karenanya semuanya bisa menyebabkan kerusakan saraf

optikus yang progresif.

PENYEBAB

Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut

humor aqueus. Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik

posterior melewati pupil masuk kedalam bilik anterior lalu mengalir dari

mata melalui suatu saluran. Jika aliran cairan ini terganggu (biasanya

karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik

anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan. Peningkatan tekanan

intra okular akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di

bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang

sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami

kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata.

Yang pertama terkena adalah lapng pandabg tepi, lalu diikuti oleh lapang

Page 9: CR Glaukoma Rizka

pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa

menyebabkan kebutaan.

Glaukoma Primer

Glaukoma dengan etiologi tidak pasti, di mana tidak didapatkan kelainan

yang merupakan penyebab glaukoma.

Glaukoma ini didapatkan pada orang yang telah memiliki bakat bawaan

glaukoma, seperti :

1. Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau

susunan anatomis bilik mata yang menyempit ;

2. Mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan

(goniodisgenesis), berupa trabekulodisgenesis, iridodisgenesis dan

korneodisgenesis dan yang paling sering berupa trabekulodisgenesis

dan goniodisgenesis.

Trabekulodisgenesis adalah :

Barkan menemukan membran yang persisten menutupi permukaan

trabekula.

Iris dapat berinsersi pada permukaan trabekula tepat pada sklerap spur

atau agak lebih ke depan.

Goniodisgenesis

Glaukoma primer bersifat bilateral, yang tidak selalu simetris dengan sudut

bilik mata terbuka ataupun tertutup, pengelompokan ini berguna untuk

penatalaksanaan dan penelitian. Untuk setiap glaukoma diperlukan

pemeriksaan gonioskopi.

Glaukoma sudut terbuka

Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus

terbuka, tetapi cairan dari bilik mata anterior mengalit terlalu lambat.

Secara bertahap tekanan intra okular akan meningkat (hampir selalu pada

Page 10: CR Glaukoma Rizka

kedua mata) dan menyebabkan kerusakan saraf optikus, serta penurunan

fungsi penglihatan yang progresif. Hilangnya fungsi penglihatan di mulai

pada tepi lapang pandang dan jika tidak diobati pada akhirnya akan

menjalar ke seluruh bagian lapang pandang, menyebabkan kebutaan.

Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35 tahun, tetapi kadang

terjadi pada anak-anak. Penyakit ini cenderung diturunkan dan paling sering

ditemukan pada penderita diabetes atau miopia. Glaukoma sudut terbuka

lebih sering terjadi dan biasanya penyakit ini lebih berat jika diderita oleh

orang kulit hitam.

Pada awalnya, peningkatan tekanan di dalam mata tidak menimbulkan

gejala, lama-lama timbul gejala berupa:

- Penyempitan lapang pandang tepi

- Sakit kepala ringan

- Gangguan penglihatan yang tidak jelas (misalnya melihat lingkaran di

sekeliling cahaya lampu atau sulit beradaptasi pada kegelapan)

Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang pandang yang

menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda yang terletak I sisi lain

ketika penderita melihat lurus ke depan. (disebut penglihatan terowongan)

Glaukoma sudut terbuka mungkin menimbulkan gejala setelah terjadinya

kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

Glaukoma sudut tertutup

Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor

aqueus terhalang oleh iris. Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil

Page 11: CR Glaukoma Rizka

(misalnya cahaya redup, tetes mata midriatika atau obat tertentu) bisa

menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena tehalang oleh iris. Iris bisa

menggesr kedepan dan secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus

sehingga terjadi peningkatan intra okular secara mendadak.

Glaukoma akut lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara

alami akan melebar di bawah cahaya yang redup.

Episode akut glaukoma sudut tertutup menyebabkan:

- Penurunan fungsi penglihatan yang ringan

- Terbentuknya limgkaran berwarna di sekeliling cahaya (Halo)

- Nyeri pada mata dan kepala

Gejala tersebut berlangsung hanya beberapa jam sebelum terjadinya

serangan lebih lanjut. Serangan lanjutan menyebabkan hilangnya fungsi

penglihatan secara mendadak dan nyeri mata yang berdenyut. Penderita

juga mengalami mual dan muntah. Kelopak mata membengkak, mata berair

dan merah. Pupil melebar dan tidak mengecil jika diberi sinar yang terang.

Sebagian besar gejala akan menghilang setelah pengobatan, tetapi

serangan tersebut bisa berulang. Setiap serangan susulan akan semakin

mengurangi lapang pandang penderita.

Glaukoma kongenitalis

Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan pada

saluran humor aqueus.

Glaukoma kongenitalis seringkali diturunkan.

GLAUKOMA SEKUNDER AKIBAT KATARAK

Page 12: CR Glaukoma Rizka

Glaukoma sekunder

Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat:

Infeksi

Peradangan

Tumor

Katarak yang meluas

Penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor Aqueus dari bilik anterior

KATARAK

Adalah kekeruhan pada lensa

Klasifikasi katarak:

- Katarak developmental

- Katarak degenerative

- Katarak komplikata

- Katarak traumatik

Berdasarkan stadumnya katarak dibagi menjadi 4 stadium:

1. Stadium Insipiens

Stadium paling dini, belum menimbulkan penurunan visus, dan dengan

koreksi, visus masih dapat mencapai 5/5-5/6. Kekeruhan terutama pada

bagian perifer, berupa bercak-bercak seperti jari-jari roda yang disebut

sebagai spokes of wheel.

2. Stadium Imatur

Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa, kekeruhan terutama

di bagian posterior lensa. Pada saat pemeriksaan didapatkan shadow

test (+)

3. Stadium Matur

Lensa telah keruh seluruhnya, lensa tampak seperti mutiara.

Pemeriksaan didapatkan shadow test (-)

4. Stadium Hipermatur

Korteks lensa yang konsistensinya seperti bubur telah mencair, dan oleh

karena kapsul lensa sudah rusak dan menjadi lebih permeabel, maka isi

Page 13: CR Glaukoma Rizka

korteks dapat keluar sehingga lensa menjadi kempes, keadaan ini

disebut sebagai katarak morgagni, didapatkan iris yang termulan,

kamera okuli anterior menjadi sangat dalam.

Pada Katarak sering terjadi glaukoma sekunder, prosesnya:

Fakotopik

Oleh karena proses Intumesensi, yaitu penyerapan cairan kamera okuli

anterior (coa) oleh lensa, sehingga lensa menjadi cembung dan iris

terdorong kedepan, coa menjadi dangkal, aliran coa tak lancar

sedangkan produksi humor aqueus terus berlangsung, sehingga tekanan

intraokuler meninggi dan menimbulkan glaukoma. Hal ini tidak selalu

terjadi, umumnya pada stadium katarak imatur.

Fakolitik

- Lensa yang keruh, jika kapsulnya menjadi rusak, substansi lensa yang

keluar akan diresorbsi oleh serbukan fagosit atau makrofage yang

banyak di coa, serbukan ini sedemikian banyaknya sehingga dapat

menyumbat sudut coa dan menyebabkan glaukoma

- Penyumbatan dapat pula oleh karena substansi lensa sendiri yang

menumpuk di sudut coa, terutama bagian kapsul lensa, dan

menyebabkan exfolation glaukoma.

Fakotoksik

Substansi lensa di coa merupakan zat toksik bagi mata (protein asing)

sehingga terjadi reaksi alergi dan timbullah uveitis. Uveitis ini dapat

menyebabkan glaukoma

Terapi

Glaukomanya diobati seperti glaukoma akut, dan bila tekanan

intraokulernya sudah turun/tenang, lensanya dikeluarkan.

Glaukoma Simpleks

Glaukoma simpleks adalah glaukoma yang penyebabnya tidak diketahui.

Merupakan suatu glaukoma primer yang ditandai dengan sudut bilik mata

Page 14: CR Glaukoma Rizka

terbuka. Glaukoma simpleks ini diagnosisnya dibuat bila ditemukan

glaukoma pada kedua mata pada pemeriksaan pertama, tanpa ditemukan

kelainan yang dapat merupakan penyebab.

Pada umumnya glaukoma simpleks ditemukan pada usia lebi dari 40 tahun,

walaupun penyakit ini kadang – kadang ditemukan pada usia muda. Diduga

glaukoma simpleks diturunkan secara dominan atau resesif pada kira – kira

50 % penderita, secara genetik penderitanya adalah homozigot. Terdapat

pada 99 % penderita glaukoma primer dengan hambatan pengeluaran

cairan mata (akuos humor) pada jalinan trabekulum dan kanal Schlemm.

Terdapat faktor resiko pada seseorang untuk mendapatkan glaukoma

seperti diabetes melitus dan hipertensi, kulit berwarna dan miopia. Bila

pengaliran cairan mata (akuos humor) keluar di sudut bilik mata normal

maka ini disebut glaukoma hipersekresi.

Ekskavasi papil, degenarasi papil dan gangguan lapang pandang dapat

disebabkan langsung atau tidak langsung oleh tekanan bola mata pada

papil saraf optik dan retina atau pembuluh darah yang memperdarahinya.

Mulai timbulnya gejala glaukoma simpleks ini agak lambat yang kadang –

kadang tidak disadari oleh penderita sampai akhirnya berlanjut dengan

kebutaan. Pada keadaan ini glaukoma simpleks tersebut berakhir dengan

glaukoma absolut.

Pada glaukoma simpleks tekanan bola mata sehari – hari tinggi atau lebih

dari 20 mmHg. Mata tidak merah atau tidak terdapat keluhan, yang

mengakibatkan terdapat gangguan susunan anatomis dan fungsi tanpa

disadari oleh penderita. Akibat tekanan tinggi akan terbentuk atropi papil

disertai dengan ekskavasio glaukomatosa.

Gangguan saraf optik akan terlihat sebagai gangguan fungsinya berupa

penciutan lapang pandang. Pada waktu pengukuran bila didapatkan

tekanan bola mata normal sedang terlihat gejala gangguan fungsi saraf

optik seperti glaukoma mungkin akibat adanya variasi diurnal. Patut

dipikirkan kemungkinan pengukuran tekanan dilakukan dalam kurva rendah

daripada variasi diurnal. Dalam keadaan maka dilakukan uji provokasi

minum air,pilokarpin, uji variasi diurnal dan provokasi steroid. Glaukoma

Page 15: CR Glaukoma Rizka

primer yang kronis dan berjalan lambat sering tidak ketahui bila mulainya,

karena keluhan pasien amat sedikit atau samar.

Misalnya mata sebelah terasa berat, kepala pening sebelah, kadang –

kadang penglihatan kabur dengan anamnesa tidak khas. Pasien tidak

mengeluh adanya halo dan memerlukan kaca mata koreksi untuk presbiopia

lebih kuat dibanding usianya. Kadang – kadang tajam penglihatan tetap

normal sampai keadaan glaukomanyua sudah berat.

Bila diagnosis sudah dibuat maka penderita sudah harus memakai obat

seumur hidup untuk mencegah kebutaan. Tujuan pengobatan pada

glaukoma simpleks adalah untuk memperlancar pengeluaran cairan mata

(akuos humor) atau usaha untuk mengurangi produksi cairan mata (akuos

humor).

Diberikan pilokarpin tetes mata 1 – 4 % dan bila perlu ditambah dengan

asetazolamid 3 kali satu hari. Bila dengan penobatan tekanan bola mata

masih belum terkontrol atau kerusakan papil saraf optik berjalan terus

disertai debfa penciutan kampus progresif maka dilakukan pembedahan.

Pengobatan glaukoma simpleks :

Bila tekanan 21 mmHg sebaiknya dikontrol rasio C/D, periksa lapang

pandangan sentral, temukan titik buta yang meluas dan skotoma

sekitar titik fiksasi.

Bila tensi 24 – 30 mmHg, kontrol lebih ketat dan lakukan pemeriksaan di

atas bila masih dalam batas - batas normal mungkin suatu hipertensi

okuli.

Bila sudah dibuat diagnosis glaukoma di mana tekanan mata di atas 21

mmHg dan terdapat kelainan pada lapang pandangan dan papil maka

berikan polikarpin 2 % 3 kali sehari. Bila pada kontrol tidak terdapat

perbaikan, ditambahkan timolol 0,25 % 1 – 2 dd sampai 0,5 %,

asetazolamida 3 kali 250 mg atau epinefrin 1 – 2 %, 2 dd. Obat ini dapat

diberikan dalam bentuk kombinasi untuk mendapatkan hasil yang efektif.

Bila pengobatan tidak berhasil maka dilakukan trabekulektomi laser atau

pembedahan trabekulektomi. Prognosis sangat tergantung pada penemuan

Page 16: CR Glaukoma Rizka

dan pengobatan dini. Pembedahan tidak seluruhnya menjamin

kesembuhan mata.

Tindakan pembedahan merupakan tindakan untuk membuat filtrasi cairan

mata (akuos humor) keluar bilik mata dengan operasi Scheie,

trabekulektomi dan iridenkleisis. Bila gagal maka mata akan buta total.

Pada glaukoma simpleks ditemukan perjalanan penyakit yang lama akan

tetapi berjalan terus sampai berakhir dengan kebutaan yang sebut sebagai

glaukoma absolut. Karena perjalanan penyakit demikian maka glaukoma

simpleks disebut sebagai maling penglihatan.

Anjuran dan Keterangan Pada Penderita Glaukoma Primer Sudut

Terbuka

Penyakit ini tidak nyata dipengaruhi emosi

Olah raga merendahkan tekanan bola mata sedikit

Minum tidak boleh sekaligus banyak, karena dapat menaikkan tekanan

Tekanan darah naik cepat akan menaikkan tekanan bola mata

Tekanan darah tinggi lama bila diturunkan cepat akan mengakibatkan

bertambah terancamnya saraf mata oleh tekanan mata

Penderita memerlukan pemeriksaan papil saraf optik dan lapang pandangan

6 bulan satu kali. Bila terdapat riwayat keluarga glaukoma, buta, miopia

tinggi, anemia, hipotensi, mata satu atau menderita diabetes melitus, maka

kontrol dilakukan lebih sering.

Diagnosis banding glaukoma sudut terbuka adalah glaukoma bertekanan

rendah, glaukoma sudut tertutup kronik, glaukoma sekunder dengan sudut

terbuka, dan glaukoma dibangkitkan steroid.

Glaukoma (Martin Doyle)

GL Sudut Tertutup

GL Simpleks GL Infantil

Serangan Dekade ke 5 Dekade ke 6 Bayi

Page 17: CR Glaukoma Rizka

Tipe

penderita

Emosional Anteriosklerotik Lk > Pr

B.M.D Dangkal Normal Dalam sekali

Sudut B.M.D Sempit Biasa terbuka Kel. Kongenit

Halo + serangan - -

Papil Ekskavasi bila

lanjut

+ dini Dalam sekali

Tekanan Naik bila

diprovokasi

Variasi diurnal

tinggi

Tinggi

Kampus + bila lanjut Bjerrum, kontriksi -

Pengobatan Dini, indektomi Obat, bila gagal,

filtr

Goniotomi

Orogosis Dini, baik Sedang / buruk Buruk

Glaukoma Absolut

Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma (sempit / terbuka) di

mana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan

gangguan fungsi lanjut.

Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi

dengan ekskavasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa

sakit.

Sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah

sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris, keadaan

ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.

Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada

badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alkohol retrobulbar atau

melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak berfungsi dan

memberikan rasa sakit.

Page 18: CR Glaukoma Rizka

DIAGNOSA

Pemeriksaan mata yang biasa dilakukan adalah:

Pemeriksaan dengan Oftalmoskop, menunjukkan adanya perubahan

pada saraf optikus akibat glaukoma.

Pengukuran tekanan intraokuler dengan tonometri

Tekanan intraokuler yang normal berkisar antara 15-20 mmHg.

Umumnya tekana 24,4 mmHg masih dianggap batas tertinggi. Tekanan

22 mmHg dianggap high normal, dan kita harus waspada.

Kadang glakoma terjadi pada tekanan yang normal.

Pengukuran lapang pandang

Ketajaman penglihatan

Tes refraksi

Respon refleks pupil

Pemeriksaan slit lamp

Pemeriksaan gonioskopi (untuk mengamati saluran humor aqueus)

PENGOBATAN

Penanganan termasuk:

Tetes mata: cara ini merupakan yang paling umum dan sering dan

harus dilakukan secara teratur. Sebagian pasien akan mendapatkan

respon yang baik dari suatu obat, sementara yang lainnya bisa tidak

mendapatkan respon, namun pemilihan pengobatan harus

disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan tipe glaukomanya.

Laser (laser trabeculoplasty): ini dilakukan jika obat tetes mata tidak

menghentikan kerusakan penglihatan. Pada kebanyakan kasus, meski

telah dilakukan tindakan laser ini, obat tetes mata tetap harus

diberikan. Tindakan laser ini tidak memerlukan pasien untuk dirawat

di rumah sakit.

Pembedahan (trabeculectomy) : ini dilakukan jika tetes mata dan

penanganan dengan laser gagal untuk dapat mengontrol tekanan

bola mata. Sebuah saluran dibuat untuk memungkinkan cairan mata

Page 19: CR Glaukoma Rizka

mengalir keluar. Tindakan ini dapat menyelamatkan sisa penglihatan

yang ada tapi tidak memperbaiki pandangan

Glaukoma sudut terbuka

Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka.

Obat yang pertama diberikan adalah Beta-blocker (misalnya timolol maleat,

betaksolol, karteolol, levobunolol atau metipranolol) yang kemungkinan

akan megurangi pembentukan humor aqueus. Juga dapat diberikan

pilokarpin (miotikum) untuk memperkecil pupil dan meningkatkan

pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan humor aqueus).

Obat lainnya yang juga diberikan adlah epinefrin, dipiverin dan karbakol

(untuk memperbaiki pengaliran atau mengurangi pembentukan humor

aqueus).

Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek

sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan

pembedahan untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.

Digumakan sinar laser umtuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan

pembedahan utuk memotong sebagian iris (iridotomi).

Glaukoma sudut tertutup

Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan

serangan glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase

(misalnya Asetazolamid). Tetes mata pilokarpin menybabkan pupil miosis,

sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat. Untuk

mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta-blocker.

Setelah suatu serangan, pemberian pilokarpin dan beta-blocker serta

karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan. Pada kasus yang berat,

untuk mengurangi tekanan iasanya diberikan manitol intravena.

Terapi laser untuk membuat lbang pada iris akan membantu mencegah

serangan berikutnya dan sering kali menyembuhkan penyakit secara

permanen. Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan

pembedahan untuk membuat lubang pada iris. Jika kedua mata memiliki

saluranyang sempit, maka kedua mata diobati meskipun serangan hanya

terjadi pada salah satu mata.

Page 20: CR Glaukoma Rizka

Glaukoma Kongenitalis

Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan

PENCEGAHAN

Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut

terbuka. Jika penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi

penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan pengobatan. Orang-orang

yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya

menjalani pemeriksaanmata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya

menjalani iridotomi untuk mencegah serangan akut.

DAFTAR PUSTAKA

Asbury Taylor, Sanitato James J. Trauma, dalam Vaughan Daniel G, Abury Taylor, Eva Paul

Riordan. 2000. Oftalmologi Umum Edisi 14. Widya Medika: Jakarta.

Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran . Edisi 25. EGC: Jakarta.

Page 21: CR Glaukoma Rizka

Ilyas Sidharta, Prof, dr, DSM. 2008. Ilmu Penyakit Mata Edisi ketiga Cetakan V. Balai Penerbit

FKUI: Jakarta.

James, B, dkk. 2002. Oftalmologi. Edisi 9. Erlangga: Jakarta.

Wijaya, N. 1993. Ilmu Penyakit Mata.. Edisi revisi 6. KDT: Jakarta.

Page 22: CR Glaukoma Rizka