Cpo Narkotika
description
Transcript of Cpo Narkotika
1. NABULIZER
Nebulizer merupakan alat yang akan mengubah obat-obatan asma dari bentuk cairan (liquid) menjadi aerosol, sehingga dapat dengan mudah dihirup ke dalam paru-paru, seperti halnya bernapas biasa. Nebulizer biasanya cukup efektif digunakan untuk balita dan anak kecil, atau untuk penderita asma yang kesulitan menggunakan inhaler.
Banyak jenis obat-obatan asma yang bisa digunakan dengan nebulizer, baik itu untuk menghadapi serangan asma ataupun untuk mengontrol gejala-gejala asma. Jenis nebulizer ada yang berupa model rumahan/tabletop dan ada pula yang berupa portable (menggunakan baterai), sehingga lebih mudah untuk dibawa.
Umumnya pasien asma tidak membutuhkan nebulizer. Metode lain yang lebih umum adalah dengan menggunakan inhaler, dengan metode kerja yang kurang lebih sama dengan nebulizer namun lebih mudah untuk digunakan.
Untuk menggunakan nebulizer, anda harus mempersipkan:
Obat asma yang diberikan oleh dokter dengan dosis yang jelas Nebulizer cup (cangkir tempat anda memasukkan obat) Masker atau corong mulut Kompresor udara
Berikut adalah langkah-langkah dasar untuk mempersipkan dan menggunakan nebulizer:
1. Bersihkan tangan anda sebelum menggunakan nebulizer2. Isi nebulizer cup dengan obat yang telah diresepkan oleh dokter3. Hubungkan corong atau masker ke nebulizer cup4. Hubungkan selang dari kompresor ke nebulizer cup5. Letakkan corong atau masker ke mulut, lalu bernapaslah dengan mulut (jika
menggunakan corong) hingga obat dalam nebulizer cup habis. Biasanya obat dalam cup akan habis setelah 5-10 menit.
6. Setelah obat habis, bersihkan nebulizer cup dan corong atau masker dengan air, lalu keringkan untuk digunakan pada pengobatan berikutnya.
Tips:
Sebelum menghirup obat, posisikan duduk dengan dengan tegak di kursi yang cukup nyaman.
Bernapaslah dengan pelan dan dalam. Jika bisa, berikan jeda (menahan napas) 2-3 detik sebelum menghembuskan napas.
Selama proses berlangsung, jika obat menempel pada sisi nebulizer cup, anda bisa sedikit mengguncang pelan (menggunakan jari) cup agar obat (cairan) mengalir turun.
Anak kecil biasanya akan lebih nyaman jika menggunakan masker daripada corong. Menggunakan masker membuat pasien dapat bernapas dengan normal melalui hidung ataupun mulut.
Menggunakan nebulizer jenis portable kurang lebih sama dengan cara di atas, hanya saja anda tidak perlu mencolok nebulizer ke listrik untuk menjalankannya, karena alat portable menggunakan baterai. Model portable umumnya cukup kecil sehingga bisa dipegang selama penggunaan/pengobatan berlangsung.
2. INHALER
Bagaimana cara menggunakan inhaler yang benar?
1) Bukalah penutup ujung inhaler lalu kocok inhaler dengan kuat.
2) Genggam inhaler seperti contoh pada gambar. Tarik dan hembuskan nafas secara
perlahan
3) Pegang inhaler di depan mulut dengan kepala agak menengadah.Tempatkan ujung
inhaler di dalam mulut di atas lidah dan tutup inhaler dengan bibir Anda. Mulailah
menarik nafas perlahan dan tekan inhaler 1 kali bersamaan dengan menarik nafas
perlahan sedalam-dalamnya.
4) Tahan nafas Anda selama 10 detik atau selama mungkin yang Anda sanggup, sebelum
menghembuskan nafas perlahan untuk memastikan seluruh obat masuk ke saluran nafas
5) Jika dokter menyarankan lebih dari 1 kali pemakaian inhaler, maka tunggulah 1 menit
sebelum kembali mengocok inhaler dan mengulangi langkah pada poin 2,3,dan 4.
6) Setelah selesai, berkumurlah dahulu dengan air hangat.
7) Cuci dan bersihkan ujung inhaler dengan air hangat tiap hari.
Penting untuk Anda ketahui!
Simpan inhaler pada suhu sejuk, kering, terhindar dari cahaya
dengan mulut inhaler menghadap ke bawah.
Jangan hentikan penggunaan inhaler atau mengubah dosis
tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Konsultasikan pada dokter bila Anda akan mengkonsumsi obat-
obatan lain.
Laporkan pada dokter bila pengobatan tidak efektif. Jangan
sembarangan menggunakan inhaler melebihi dosis yang
diberikan dokter.
Efek samping seperti meningkatnya detak jantung, gemetar,
dan pusing umum terjadi. Bila efek samping tidak tertahankan
segera laporkan pada dokter atau apoteker.
3. SUPOSITORIA4. INSULIN
Cara Penggunaan Insulin PenLangkah 1 : Persiapkan insulin pen, lepaskan penutup insulin pen.
Langkah 2 : Hilangkan kertas pembungkus dan tutup jarum
A. Tarik kertas pembungkus pada jarum pen.
B. Putar jarum insulin ke insulin pen.
C. Lepaskan penutup jarum luar.
D. Lepaskan penutup luar jarum agar jarum tampak.
*Buang penutup jarum ke tempat sampah
Langkah 3 : Pertama insulin pen, pastiakan pen siap digunakan
1. Hilangkan udara di dalam pen melalui jarum. Hal ini untuk mengatur ketepatan pen dan jarum dalam mengatur dosis insulin. Putar tombol pemilih dosis pada ujung pen untuk 1 atau 2 unit (pengaturan dosis dengan cara memutar tobol).
2. Tahan pena dengan jarum mengarah ke atas. Tekan tombol dosis dengan benar sambil mengamati keluarnya insulin. Ulangi, jika perlu, sampai insulin terlihat di ujung jarum. Tombol pemutar harus kembali ke nol setelah insulin terlihat di dalam pen.
Langkah 4 : Aktifkan tombol dosis insulin (bisa diputar-putar sesuai keinginan).
Langkah 5 :Pilih lokasi bagian tubuh yang akan disuntikan.
Pastikan posisi nyaman saat menyuntikkan insulin pen. Hindari menyuntik disekitar pusar.
Langkah 6 : Suntikkan insulin
A. Genggam pen dengan 4 jari, latekkan ibu jari pada tombol dosis.
B. Cubit bagian kulit yang akan disuntik.
C. Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat. Lepaskan cubitan.
D. Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol dosis sampai berhenti (klep dosis akan kembali pada nol). Biarkan jarum di tempat selama 5-10 detik untuk membantu mencegah insulin dari keluar dari tempat injeksi.
Tarik jarum dari kulit. Kadang-kadang terlihat memar atau tetesan darah, tetapi itu tidak berbahaya. Bisa di usap dengan tissue atau kapas, tetapi jangan di pijat pada daerah bekas suntikan.
Langkah 7 : Persiapkan pen insulin untuk penggunaan berikutnya
Lepaskan tutup luar jarum dan putar untuk melepaskan jarum dari pen. Tempatkan jarum yang telah digunakan pada wadah yang aman (kaleng kosong). Buang ke tempat sampah jangan dibuang ditempat pendaurulang sampah
Bagian tubuh yang bisa dinjeksi insulin.
5. TETES MATA6. TETES TELINGA
NARKOTIKA
Narkotika Golongan I
Narkotika golongan satu hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggimengakibatkan
ketergantungan
Contoh: Heroin, Kokain, Opium, Ganja, Katinon, MDMDA/Ecstasy
Narkotika Golongan II
Narkotika golongan dua, berkhasiat untuk pengobatan digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: Morfin, Petidin, Fentanil, Metadon
Narkotika golongan III
Narkotika golongan tiga, berkhasiat untuk pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan
Contoh: Codein, Buprenorfin, Etilmorfin
Prekursor Narkotika adalah Zat atau bahan kimia yangdapat digunakan daam pembuatan narkotika.
Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 1997, narkoba jenis PSIKOTROPIKA dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:
Golongan I, mempunyai potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan
ketergantungan dan dinyatakan sebagai barang terlarang. Contoh: ekstasi (MDMA =
3,4-Methylene-Dioxy Methil Amphetamine), LSD (Lysergic Acid Diethylamid), dan
DOM.
Golongan II, mempunyai potensi yang kuat dalam menyebabkan ketergantungan.
Contoh: amfetamin, metamfeamin (sabu), dan fenetilin.
Golongan III, mempunyai potensi sedang dalam menyebabkan ketergantungan,
dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Contoh:
amorbarbital, brupronorfina, dan mogadon (sering disalahgunakan).
Golongan IV, mempunyai potensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan, dapat
digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Contoh: diazepam,
nitrazepam, lexotan (sering disalahgunakan), pil koplo (sering disalahgunakan), obat
penenang (sedativa), dan obat tidur (hipnotika).