COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

17
i COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN “OTAK, PENDIDIKAN, DAN BERPIKIR/KOGNITIF" Dosen Pengampu: Bapak Jumiatmoko, S.Pd., M.Pd. Disusun oleh : Kelompok 4 - Nabilla Nurru Latifa (K8120048) - Puspa Ningrum Mustika N. (K8120057) - Salsabila Savina Putri (K8120066) - Tasya Zahrotul Aulia (K8120072) - Ummi Masyithoh (K8120075) - Marisa Chellyana (N0121697) - Nia Windaliani (1905112178) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2021

Transcript of COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

Page 1: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

i

COVER

MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

“OTAK, PENDIDIKAN, DAN BERPIKIR/KOGNITIF"

Dosen Pengampu: Bapak Jumiatmoko, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 4

- Nabilla Nurru Latifa (K8120048)

- Puspa Ningrum Mustika N. (K8120057)

- Salsabila Savina Putri (K8120066)

- Tasya Zahrotul Aulia (K8120072)

- Ummi Masyithoh (K8120075)

- Marisa Chellyana (N0121697)

- Nia Windaliani (1905112178)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021

Page 2: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr, Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran serta

melimpahkan rahmat-Nya dlam pengerjaan makalah ini sehingga berjalan dengan baik.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini untuk memenuhi tugas dosen pengampu

pada bidang Neurosain Pendidikan dalam Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

mengenai Otak, Pendidikan, dan Berpikir/Koginitf. Semoga makalah ini dapat memeberikan

wawasan yang lebih luas kepada pembaca meskipun di dalam penyususnan makalahnya masih

banyak kekurangan.

Penulis menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Olek

karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan

makalah ini. Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, 6 November 2021

Penulis

Page 3: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

iii

DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1

C. Tujuan ............................................................................................................................ 2

D. Manfaat .......................................................................................................................... 2

BAB II ....................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

A. Pengertian Otak, Pendidikan, dan Kognitif ............................................................... 3

1. Otak ............................................................................................................................. 3

2. Pendidikan ................................................................................................................... 4

3. Kognitif ....................................................................................................................... 6

B. Implementasi pendidikan, dan kognitif ...................................................................... 7

C. Hubungan Antara Otak, Pendidikan, dan Berpikir/Kognitif .................................. 8

1. Hubungan Antara Otak dan Pendidikan ...................................................................... 8

2. Hubungan Antara Otak dan Berpikir/Kognitif .......................................................... 10

BAB III .................................................................................................................................... 13

PENUTUP ............................................................................................................................... 13

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 13

B. Saran ............................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

Page 4: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini merupakan satuan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan pada anak usia 0-6 tahun. Tujuan utamanya adalah

mempersiapkan anak usia dini unuk belajar kejenjang selanjutnya yaitu sekolah dasar.

Pada usia 0-6 tahun anak sedang mengalami masa golden age. Pada usia dini inilah sangat

cocok sekali kita sebagai calon guru untuk tahu akan memberikan stimulasi yang tepat

untuk anak itu seperti apa. Pendidikan anak usia dini bisa membantu anak belajar

bersosialisasi saat anak berada diluar lingkungan sekolah. Pendidikan yang dilakukan oleh

guru kepada anak juga bisa membantu anak dalam mengembangkan potensi, pola pikir

dan tingkah laku anak.

Pada lembaga PAUD ada 6 aspek perkembangan yang perlu dikembangkan. Salah satu

aspek perkembangan yaitu aspek perkembangan kognitif pada anak ini penting untuk guru

stimulasi. Arti kognitif sendiri erat kaitannya dengan kecerdasan. Untuk lebih luas lagi kita

mengenal kognitif berkaitan dengan tingkah laku individu dan pola pikir individu dalam

memecahkan masalah. Jika kita membahas mengenai kognitif maka kaitannya dengan

otak.

Otak merupakan organ yang posisinya berada dibagian atas tubuh manusia yaitu

didalam kepala. Otak juga berfungsi mengatur aktivitas sehari-hari kita dalam melakukan

aktivitas. Otak juga berfungsi untuk mengatur emosi, berpikir dan bagaimana kita

bertingkah laku. Jadi, saat kita menstimulasi otak maka dengan itu juga perkembangan

kognitif akan berkembang. Berdasarkan latar belakang yang kami paparkan makalah ini

membahas mengenai keterkaitan antara pendidikan, otak dan juga kognitif.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu antara

lain:

1. Apa pengertian dari otak, pendidikan dan berpikir/kognitif?

2. Bagaimana implementasi dari berpikir/kognitif terhadap pendidikan anak usia

dini?

Page 5: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

2

3. Apa hubungannya antara otak, pendidikan dan berpikir/kognitif?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan di atas, tujuan penulisan makalah

ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian otak, pendidikan, dan kognitif.

2. Memahami implementasi dari berpikir/kognitif terhadap pendidikan anak usia dini.

3. Memahami hubungan antara otak, berpikir/kognitid dan pendidikan.

D. Manfaat

Dari latar belakang, rumusan masalah dan tujuan dari makalah ini pembaca dapat

mengerti mengenai hakikat otak, pendidikan, berpikir lalu bagaimana implementasi

ketiganya serta hubungan dari otak, pendidikan dan berpikir bagi anak usia dini.

Page 6: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Otak, Pendidikan, dan Kognitif

1. Otak

Otak adalah organ yang luar biasa, bekerja mengkoordinasikan seluruh yang

terjadi di dalam tubuh kita, kepribadian, metabolisme, tekanan darah, emosi,

hormon, ingatan , bekerja melebihi komputer manapun didunia ini. Kelainan kecil

pada otak akan mempengaruhi aktifitas tubuh, karenanya kita harus selalu menjaga

nutrisinya dan menjaga kesehatannya dan mengembangkannya. Otak adalah salah

satu organ yang paling kompleks dalam tubuh manusia. Organ ini tersusun dari

sejumlah jaringan pendukung dan miliaran sel saraf yang saling terhubung. Otak

dilindungi oleh lapisan pembungkus yang disebut selaput otak (meninges) dan

tulang tengkorak, serta terhubung ke saraf tulang belakang

Otak sebenarnya disusun oleh 100 miliar sel-sel otak (neuron) dan 100 triliun

sel pendukung (sel glia). Jumlah yang sangat spektakuler ini mungkin melebih

galaksi yang ada di alam semesta. Hasil interaksinya membentuk pikiran,

pengalaman dan pribadi manusia. Jika seseorang mendapatkan tambahan informasi

baru maka sel-sel saraf ini secepat mungkin akan membentuk koneksi satu dengan

yang lainnya untuk menyimpan atau memperkuat informasi tersebut. Ada bagian

otak yang disebut amygdala yang tumbuh mencapai puncaknya pada usia 4 tahun.

Amygdala ini berkaitan dengan penyimpanan memori emosi/rasa. Karena itu

potensi otak anak usia dini akan tercapai optimal apabila rangsangan yang

diberikan adalah berupa rangsangan yang diberikan dengan nuansa emosi yang

baik seperti kegiatan bermain. Pengalaman-pengalaman di usia tersebut akan

terpatri dan kuat.

Otak merupakan pusat kecedasan. Otak berfungsi untuk berpikir, mengontrol

emosi dan aktivitas gerak tubuh. Dengan demikian apabila kita mampu memahami

perkembangan otak manusia, maka kita akan mampu memahami perkembangan

manusia. Demikian halnya pada anak usia dini, dengan memahami perkembangan

otak anak usia dini, maka dapat memahami cara mengoptimalkan potensi yang ada

pada anak usia dini.

Page 7: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

4

Pertumbuhan otak pada usia dini sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Sesudah lahir, kegiatan otak dipengaruhi dan tergantung pada kegiatan sel syaraf

dan cabang-cabangnya dalam membentuk sambungan antar sel syaraf. Melalui

persaingan alami, sambungan yang tidak atau jarang digunakan akan mengalami

kematian. Pemantapan sambungan terjadi apabila sel syaraf mendapat informasi

yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik hingga membentuk sambungan-

sambungan sel syaraf baru. Kualitas kemampuan otak dalam menyerap dan

mengolah informasi tergantung dari banyaknya neuron yang membentuk unit-unit.

Otak individu mulai berkembang secara gradual pada saat berusia 2 minggu

setelah pembuahan, berkembang dari tabung panjang menjadi sekelompok sel

berbentuk bulat. Sembilan bulan kemudian bayi lahir dengan otak dan system saraf

yang berisi hampir 100 milyar sel saraf. Otak bayi itu sudah berisi hampir semua

sel saraf yang akan dimiliki sepanjang kehidupannya. Namun pola penyambungan

antar sel-sel itu masih harus dimantapkan karena pada saat lahir dan pada masa

bayi keterkaitan antar sel itu masih lemah. Menginjak usia 2 tahun, saling

keterkaitan antar sel-sel saraf meningkat drastis seiring dengan perkembangan

bagian sel saraf penerima (dendrit).

Pentingnya stimulasi pada perkembangan otak anak usia dini harus menjadi

perhatian pendidik dan juga orang tua. Pertumbuhan otak tidak akan sama dengan

pertumbuhan fisik, sel saraf otak tidak dapat bertambah lagi jumlahnya setelah

lahir. Tapi jumlah hubungan antar sel saraf otak akan terus berlangsung. Jumlah

hubungan sel saraf ini sangat bergantung pada stimulasi yang diberikan.

Dari penjelasan diatas bahwa pendekatan perkembangan otak sangat

dibutuhkan dalam pembelajaran anak usia dini. Agar anak-anak berkembang secara

optimal. Adanya pengetahuan mengenai perkembangan otak pada pendidik

maupun orang tua akan sangat membantu dalam pendidikan anak usia dini.

Sehingga stimulasi-stimulasi yang digunakan tepat dan efektif dalam

mengembangkan otak anak usia dini. Sehingga target pembelajaran pada anak usia

dini dapat terwujudkan.

2. Pendidikan

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan dimaknai sebagai upaya

yang dilakukan secara sadar dan terencana yang bertujuan untuk menciptakan

Page 8: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

5

kegiatan pembelajaran dimana peserta didik dapat secara aktif mengoptimalkan

potensi yang dimilikinya agar terciptanya pribadi yang religius, dapat

mengendalikan diri, berkepribadian baik, cerdas, dan berakhlak mulia, serta

terampil dalam kehidupan sehari-hari, dalam masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan humanisasi, yaitu berupa usaha memanusiakan manusia

dalam konteks memberikan bantuan kepada manusia atau peserta didik supaya

dapat hidup selaras dengan fitrah kemanusiaannya,mampu menjadi pribadi yang

mantap merupakan sifat dari pendidikan (Wahyudin, 2008).

Mahmud Yunus dan Martinus Jan Langeveld mendefenisikan pendidikan

sebagai bagian upaya yang dilakukan secara sengaja bertujuan agar memberikan

pengaruh serta bantuan terhadap peserta didik dengan tujuan untuk

mengoptimalkan kemampuan intelektual, fisik dan akhlak (rohani) yang nantinya

dapat membawa peserta didik kepada maksud dan cita-cita yang diinginkannya,

serta mendapatkan hidup yang bahagia dan segala hal yang diperbuatnya mampu

memberikan manfaat bagi dirinya sendiri, lingkungan, agama, dan bangsa. Ki

Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan nasional Indonesia menyatakan bahwa

pendidikan adalah suatu tuntutan dalam berlangsungnya tumbuh kembang anak,

maksud dari pendidikan tersebut yakni mengarahkan seluruh fitrah yang terdapat

pada peserta didik supaya mereka mampu memperoleh keselamatan dan

kebahagiaan (Haryanto, 2012).

Menurut Heidjrachman dan Husnan (1997) menyatakan bahwa pendidikan

merupakan bentuk usaha bertujuan meningkatkan pengetahuaan seseorang

mengenai sesuatu dimana termuat di dalamnya pengoptimalan penguasaan teori

dan praktik, kemampuan mengambil keputusan dan menemukan solusi dari

problema yang dialami dalam usaha memperoleh apa yang menjadi tujuannya, baik

persoalan dalam hal dalam dunia pendidikan maupun persoalan-persoalan yang

muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Dapat dipahami bahwa pendidikan bermakna sebagai bentuk upaya manusia

dalam menumbuh kembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun

rohani dari lahir selaras dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

kebudayaan. Seorang “calon” manusia akan dapat menjadi manusia seutuhnya

dapat diwujudkan melalui pendidikan yang dilakukan oleh manusia lainnya untuk

menerima sesuatu yang baru.

Page 9: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

6

3. Kognitif

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan dimaknai sebagai upaya

yang dilakukan secara sadar dan terencana yang bertujuan untuk menciptakan

kegiatan pembelajaran dimana peserta didik dapat secara aktif mengoptimalkan

potensi yang dimilikinya agar terciptanya pribadi yang religius, dapat

mengendalikan diri, berkepribadian baik, cerdas, dan berakhlak mulia, serta

terampil dalam kehidupan sehari-hari, dalam masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan humanisasi, yaitu berupa usaha memanusiakan manusia

dalam konteks memberikan bantuan kepada manusia atau peserta didik supaya

dapat hidup selaras dengan fitrah kemanusiaannya,mampu menjadi pribadi yang

mantap merupakan sifat dari pendidikan (Wahyudin, 2008).

Mahmud Yunus dan Martinus Jan Langeveld mendefenisikan pendidikan

sebagai bagian upaya yang dilakukan secara sengaja bertujuan agar memberikan

pengaruh serta bantuan terhadap peserta didik dengan tujuan untuk

mengoptimalkan kemampuan intelektual, fisik dan akhlak (rohani) yang nantinya

dapat membawa peserta didik kepada maksud dan cita-cita yang diinginkannya,

serta mendapatkan hidup yang bahagia dan segala hal yang diperbuatnya mampu

memberikan manfaat bagi dirinya sendiri, lingkungan, agama, dan bangsa. Ki

Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan nasional Indonesia menyatakan bahwa

pendidikan adalah suatu tuntutan dalam berlangsungnya tumbuh kembang anak,

maksud dari pendidikan tersebut yakni mengarahkan seluruh fitrah yang terdapat

pada peserta didik supaya mereka mampu memperoleh keselamatan dan

kebahagiaan (Haryanto, 2012).

Menurut Heidjrachman dan Husnan (1997) menyatakan bahwa pendidikan

merupakan bentuk usaha bertujuan meningkatkan pengetahuaan seseorang

mengenai sesuatu dimana termuat di dalamnya pengoptimalan penguasaan teori

dan praktik, kemampuan mengambil keputusan dan menemukan solusi dari

problema yang dialami dalam usaha memperoleh apa yang menjadi tujuannya, baik

persoalan dalam hal dalam dunia pendidikan maupun persoalan-persoalan yang

muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Dapat dipahami bahwa pendidikan bermakna sebagai bentuk upaya manusia

dalam menumbuh kembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun

Page 10: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

7

rohani dari lahir selaras dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

kebudayaan. Seorang “calon” manusia akan dapat menjadi manusia seutuhnya

dapat diwujudkan melalui pendidikan yang dilakukan oleh manusia lainnya untuk

menerima sesuatu yang baru.

B. Implementasi pendidikan, dan kognitif

Pendekatan perkembangan kognitif memandang bahwa peserta didik merupakan

individu yang memiliki potensi kognitif yang sedang dan akan terus tumbuh dan

berkembang. Karena itu, melalui pendekatan ini peserta didik didorong untuk

membiasakan berfikir aktif tentang seputar masalah-masalah moral yang hadir di

sekeliling mereka, dimana peserta didik dilatih untuk belajar dalam membuat keputusan-

keputusan moral. Oleh karena itu, individu dapat mengembangkan pengetahuannya

sendiri. Artinya adalah pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu dapat dibentuk oleh

individusendiri melalui interaksi dengan lingkungan yang terus-menerus dan selalu

berubah.

Dalam berinteraksi dengan lingkungan, individu mampu beradaptasi dan

mengorganisasikan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan dalam struktur

kognitifnya, pengetahuan, wawasannya dan pemahamannya semakin berkembang.

Individu juga mampu memodivikasi pengalaman yang diperoleh melalui lingkungan,

sehingga melahirkan pengetahuan atau temuan-temuan baru. Oleh karena itu, proses

pendidikan bukan hanya sekedar transfer of knowledge, tetapi juga bagaimana merangsang

struktur kognitif inadividu mampu melahirkan pengetahuan dan temuan-temuan baru.

Kedua, perlu adanya individualisasi dalam pembelajaran. Artinya, dalam proses

pembelajaran, perlakuan terhadap individu harus didasarkan pada perkembangan

kognitifnya. kunci keberhasilan dalam belajar terletak pada kebermaknaan bahan ajar yang

diterima atau yang dipelajari oleh siswa. Dalam proses pembelajaran guru harus mampun

memberikan sesuatu yang bermakna bagi siswa.

Belajar dengan menghafal dan ceramah dapat menemukan sesuatu yang bermakna, asal

dilakukan secara sistematis, menjelaskan dan menghubungkan antara konsep yang satu

dengan konsep lainnya, menguhubungkan konsep yang baru dengan konsep yang telah

dimiliki oleh siswa. Sebaliknya, belajar penemuan akan menjadi kurang bermakna, apa

bila dilakukan dengan coba-coba dan tidak sistematis. Kedua, belajar bermakna akan

berhasil apabila ada motivasi intrinsik dari dalam diri siswa. Dengan adanya motivasi

Page 11: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

8

intrinsik ini akan menumbuhkan minat dalam diri individu, dan menggerakkan individu

untuk mempersiapkan diri untuk belajar, baik mempersiapkan diri secara fisik maupun

psikis.

C. Hubungan Antara Otak, Pendidikan, dan Berpikir/Kognitif

1. Hubungan Antara Otak dan Pendidikan

Otak adalah fungsi paling fundamental di dalam proses berfikir. Banyak temuan

dari riset otak yang memiliki peranan penting bagi pendidikan dan perkembangan

anak, yaitu:

1) Pada saat perkembangan awal anak, dimana studi menemukan bahwa jumlah

rangsangan sejak dini dalam perkembangan anak terkait dengan jumlah

koneksi syyaraf atau synapses, yang merupakan dasar untuk pembelajaran dan

daya ingat yang lebih tinggi, temuan bahwa kapasitas otak tidak ditentukan

sejak lahi rtetapi dipengaruhi oleh pengalaman dini telah mempunyai dampak

yang sangat mengembirakan terhadap dunia riset dan kebijakan pendidikan

masa anak usia dini. Lebih jauh suatu riset menyatakan bahwa pelatiha yang

bercakupan luas dapat mengubah struktur otak, bahkan hingga masa dewasa.

2) Pada usia 18 bulan, bayi menghasilkan sangat banyak syaraf dan koneksi antar

syaraf-syaraf. Setelah masa itu bayi mulai kehilangan syaraf tersebut. Apa

yang terjadi ialah bahwa otak membuang koneksikoneksi yang tdiak

digunakan, sehingga koneksi yang tersisa akan bekerka efesien dan

terorganisir dengan baik. Proses ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan

dimana anak itu tinggal, dan terus hingga awal masa anak-anak, kelihatan otak

atau kerentanannya untuk berubah oleh lingkungan berlangsung paling tinggi

pada usia paling dini dan berkurang lama kelamaan.

3) Dalam riset otak ialah penemuan bahwa ketika seseorang memperoleh

pengetahuan dan kemampuan otaknya menjadi mangkin efesien. (Slavin,

2008:234-235)

Dengan demikian, temuan penelitian di atas mengenai riset otak memperkuat

kesimpulan bahwa otak bukanlah lemari arsip untuk fakta dan kemampuan malainkan

terlibat dalam proses pengorganisasian informasi untuk membuatnya dapat diakses

dan digunakan lebih mudah. Proses pembuangan koneksi dan dengan selektif

mengabaikan atau menyingkirkan informasi dan juga proses membuat koneksi yang

Page 12: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

9

teratur diantara informasi, mempunyai peran yang sama-sama penting atau barangkali

lebih penting dengan menambah informasi, kemajuan dalam risest otak benar-benar

secara alami telah menghasilkan seruan penerapan pada praktik pendidikan. Oleh

karena itu, pendidikan sangat mempengaruhi perkembangnya agar tumbuh dengan

optimal.

Sebagaimanan tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara

(1977:303) yaitu usaha pendidikan ditujukan kepada: 1) halusnya budi, 2) cerdasnya

otak dan sehatnya badan, ketiga usaha itu akan menjadikan lengkap dan larasnya

hidup manusia di dunia. Lebih lanjut, beberapa jurnalis menegaskan bahwa pendidik

harus menengok pada ilmu syaraf untuk menjawab pertanyaan seperti bagaimana cara

terbaik mengajar anak berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan otak. Riset

menemukan bahwa salah satu alat prediksi yang paling ampuh tentang dampak guru

terhadap anak ialah keyakinan bahwa apa yang ia kerjakan menghasilkan sesuatu yang

berbeda, keyakinan ini yang disebut daya hasil guru (teacher afficacy) adalah inti dari

makna apa seorang guru yang intensional, guru yang yakin bahwa keberhasilan di

sekolah hampir seluruhnya terjadi akibat kecerdasan bawaan anak, lingkungan rumah

atau faktor lain yang tidak dapat dipengaruhi guru, tidak mungkin mnegajar dengan

cara yang sama dengan orang-orang yang yakin bahwa upaya mereka sendiri adalah

kunci pembelajaran anak, guru yang intensional yaitu orang yag mempunyai

keyakinan kuat terhadap daya hasilnya, memepunyai kemungkinan yang lebih besar

mengarakan upaya yang konsisten untuk bertahan dihadapan rintangan dan untuk

terus mencoba tanpa lelah hingga setiap anak berhasil, guru intensional mencapai rasa

daya hasil dengan terus menerus menilai hasil pengajaran mereka, terus menerus

mencoba strategi-strategi baru apabila pengajaran pertama mereka tidak berhasil dan

tersu menerus mencari gagasan dari rekan kerja, buku, majalah, loka karya dan

sumber-sumber lain untuk memperkaya dan memperkokoh keterampilan mengajar

mereka. (Slavin, 2008:9) Salah satu ahli ilmu saraf terkemuka bahkan memberitahu

pada pendidik bahwa meski otak anak-anak mendapatkan banyak informasi pada

tahun-tahun awal, sebagian besar proses belajar terjadi setelah formasi synaptic

menjadi stabil, yakni setelah usia sepuluh tahun. (GoldmanRakic dalam Santrock,

2007:46).

Page 13: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

10

2. Hubungan Antara Otak dan Berpikir/Kognitif

Semua orang sesungguhnya terdapat suatu hal yang bermanfaat bagi manusia jika

manusia mampu menggunakan akalnya (kognitif) untuk memikirkan hal itu. Jadi,

ketika anak sudah mampu menggunakan konsep berfikirnya maka tugas pendidikan

untuk mengembangkannya. Tanpa kognitif, sulit bagi seorang anak mampu berfikir.

Tanpa kemampuan berfikir mustahil seorang anak dapat memahami, meyakini dan

mengaplikasikan hal-hal yang ia tangkap dari sekitarnya baik berupa materi pelajaran,

pesan-pesan moral dari lingkungan keluarga maupun teman sebaya. sistem

perkembangan otak merupakan sebuah interaksi yang sangat kompleks antara faktor

genetik dan stimulasi dari lingkungan. Pengalaman yang diperoleh oleh anak dari

interaksi dengan lingkungannya akan menstimulasi terbentuknya hubungan-hubungan

yang kompleks antar sel-sel saraf dan antar bagian-bagian otak (sinaps) sehingga

dengan berjalannya waktu anak akan mampu mengerti dan melaksanakan aktivitas-

aktivitas yang semakin kompleks. Konsep dan pengembangan otak untuk

meningkatkan kreatifitas anak yang mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Seorang ahli mengatakan bahwa pengalaman anak pada saat usia dini memiliki

pengaruh yang sangat menentukan terhadap arsitektur otak dan kapasitas otak dewasa,

kemampuan untuk belajar serta kapasitas untuk mengendalikan emosi. Perlu diketahui

bahwa perkembangan otak individu anak tidak linear, ada waktu-waktu terbaik untuk

mempelajari jenis-jenis pengetahuan dan kecakapan yang berbeda. Perkembangan

otak anak yang sedang tumbuh melalui tiga tahapan, mulai dari otak primitif (action

brain), otak limbik (feeling brain), dan akhirnya ke neocortex (atau disebut juga

thought brain, otak pikir). Meski saling berkaitan, ketiganya punya fungsi sendiri-

sendiri:

1) Otak primitif mengatur fisik kita untuk bertahan hidup, mengelola gerak

refleks, mengendalikan gerak motorik, memantau fungsi tubuh, dan

memproses informasi yang masuk dari pancaindera. Saat menghadapi

ancaman atau keadaan bahaya, bersama dengan otak limbik, otak primitive

menyiapkan reaksi "hadapi atau lari" (fight or flight response) bagi tubuh.

2) Otak limbik memproses emosi seperti rasa suka dan tidak suka, cinta dan

benci. Otak ini sebagai penghubung otak pikir dan otak primitif. Maksudnya,

otak primitif dapat diperintah mengikuti kehendak otak pikir, di saat lain otak

Page 14: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

11

pikir dapat "dikunci" untuk tidak melayani otak limbik dan primitif selama

keadaan darurat, yang nyata maupun yang tidak. Sedangkan otak pikir, yang

merupakan bentuk daya piker tertinggi dan bagian otak yang paling objektif,

menerima masukan dari otak primitif dan otak limbik. Namun, ia butuh waktu

lebih banyak untuk memproses informasi, termasuk image, dari otak primitif

dan otak limbic.

3) Otak pikir juga merupakan tempat bergabungnya pengalaman, ingatan,

perasaan, dan kemampuan berpikir untuk melahirkan gagasan dan tindakan.

Myelinasi saraf otak berlangsung secara berurutan, mulai dari otak primitif,

otak limbik, dan otak pikir. Jalur syaraf yang makin sering digunakan

membuat myelin makin menebal. Makin tebal myelin, makin cepat impuls

syaraf atau perjalanan sinyal sepanjang "urat" syaraf. Karena itu, anak yang

sedang tumbuh dianjurkan menerima masukan dari lingkungan sesuai dengan

perkembangannya. Di samping itu, anak juga membutuhkan pengalaman yang

merangsang pancaindera. Namun, indera mereka perlu dilindungi dari

rangsangan yang berlebihan karena anak-anak itu ibarat spon. Rangsangan dan

perkembangan indera itu pada gilirannya akan mengembangkan bagian

tertentu dari otak primitif yang disebut reticular activating system (RAS). RAS

ini pintu masuk tempat kesan yang ditangkap setiap indera saling

berkoordinasi sebelum diteruskan ke otak pikir. RAS merupakan wilayah di

otak yang membuat kita mampu memusatkan perhatian.

Perkembangan otak ini meliputi perkembangan sinaps (jalinan saraf satu dengan

yang lainnya) yang menghubungkan sel-sel saraf yang membangun sirkuit di otak,

peningkatan ukuran sel-sel saraf, peningkatan jumlah sel-sel penunjang, serta

pembentukan selubung saraf. Perkembangan otak terjadi dengan pesat sejak dalam

kandungan dan dilanjutkan setelah lahir pada tahun-tahun pertama kehidupan.

Perkembangan otak pada usia dini sangat menakjubkan karena dari sekitar 100

miliar sel saraf yang dibawa bayi saat lahir akan terbentuk sekitar 1000 triliun

sinaps pada saat ia berusia 3 tahun atau sekitar 2 juta sinaps/detik.

Mengenai fungsi otak, dapat dibedakan berdasarkan kedua belahan otak tersebut,

yaitu belahan kiri dan kanan. Berikut fungsi otak kiri dan otak kanan.

Page 15: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

12

1) Otak Kiri: berfikir rasional. Ilmiah, logis, kritis, linear, analitis, refensial dan

konvergen. Berkaitan erat dengan kemampuan belajar membaca, berhitung

(matematika), dan bahasa.

2) Otak Kanan: berfikir holistik, nonlinear, non-verbal, intuitif, imajinatif, non

refensial, divergen dan bahkan mistik.

Page 16: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan demikian dapat disimpulkan bawa otak, pendidikan, dan kognitif memiliki

hubungan satu sama lain. Pertumbuhan otak pada anak usia dini sangat mempengaruhi

tumbuh kembang anak. Anak perlu mendapat lingkungan yang merangsang pertumbuhan

otak dan selalu mendapatkan stimulasi yang tepat sesuai dengan usianya. Pengetahuan

yang dimiliki oleh setiap individu atau masing masing anak dapat dibentuk melalui

interaksi dengan lingkungan. Dalam berinteraksi dengan lingkungan, anak mampu

beradaptasi sehingga melahirkan pengetahuan yang baru bagi anak tersebut.

Perkembangan otak terjadi dengan pesat sejak dalam kandungan dan dilanjutkan setelah

lahir pada tahun-tahun pertama kehidupan. Pendidikan bagi anak usia dini merupakan

vondasi atau dasar pentingnya tumbuh kembang anak bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak selanjutnya. Kognitif memiliki pengertian sebagai cara bagaimana

anak usia dini menggambarkan pengalaman mengenai dunia dan bagaimana

mengorganisasi pengalaman mereka secara baik sesuai dengan usianya.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai otak,

pendidikan, dan berpikir bagi siapa saja yang membacanya. Perkembangan otak dan

pemikiran anak usia dini diharapkan sesuai dengan sasaran usianya. Hal ini mengharuskan

guru mempelajari dan mengetahui mengenai perkembangan otak, berpikir, dan kognitif

sehingga dapat menciptakan lingkungan yang baik, yaitu dapat merangsang stimulasi pada

anak. Selain itu, guru dalam melakukan proses belajar mengajar, diharapkan dapat

mengaitkan dan menyatukan antara latihan berpikir otak dengan penguasaan pengetahuan

atau pendidikan pada anak usia dini.

Page 17: COVER MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

14

DAFTAR PUSTAKA

Fitri, H., & Sembiring, A. K. (2018). Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Di Tinjau

Dari Tingkat Pendidikan Ibu Di Paud Kasih Ibu Kecamatan Rumbai. PAUD Lectura:

Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1 (2).

Jazariyah. (2017). Signifikansi Brain Based Learning Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal

Pendidikan Islam, 11 (1) 1–24.

Juwantara, R. A. (2019). Analisis Teori Perkembangan Kognitif Piaget Pada Tahap Anak Usia

Operasional Konkret 7-12 Tahun Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Ilmiah

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 9 (1) 27-34.

Kesuma, U., & Istiqomah, K. (2019). Perkembangan Fisik Dan Karakteristiknya Serta

Perkembangan Otak Anak Usia Pendidikan Dasar. Madaniyah,, 9 (2) 217-236.

Khadijah, K. (2016 ). Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini.

Khiyarusoleh, U. (2016). Konsep Dasar Perkembangan Kognitif Pada Anak Menurut Jean

Piaget. Jurnal Dialektika Jurusan PG , 5 (1).

Zuhdi, A., Firman, F., & Ahmad, R. (2021). The Importance Of Education For Humans.

SCHOULID: Indonesian Journal Of School Counseling, 6 (1) 22-34.