COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi...

141
PUSLITBANG SUMBER DAYA DAN PELAYANAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 LAPORAN PENELITIAN Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris pada Panti Sehat di Kabupaten/ Kota di Jawa dan Bali

Transcript of COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi...

Page 1: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

PUSLITBANG SUMBER DAYA DAN PELAYANAN KESEHATANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATANKEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIATAHUN 2019

LAPORAN PENELITIANKeamanan Modalitas PelayananKesehatan Tradisional Empirispada Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali

Page 2: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

Laporan Penelitian

Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris pada Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali

Kode Satker Tahun Usulan Sumber Dana Nomor Urut Usulan

0 2 1 8 0 1 0 0 2

Penyusun: Ondri Dwi Sampurno

Lucie Widowati Delima

Nurhayati Hadi Siswoyo

Frans Suhariyanto Hadjar Siswantoro Annisa Rizky Afrilia

Cicih Opitasari Nurfi Afriansyah

Tri Wahyuni Lestari Lusitawati

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

2019

Page 3: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

i

SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN

Page 4: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

ii

Page 5: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

iii

SURAT PERSETUJUAN ETIK

Page 6: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

iv

SUSUNAN TIM PENELITI

Page 7: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

v

Page 8: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

vi

Didik Subagiyo, S.Kep, Ners

Tri Sumyati, SKM

Page 9: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

vii

Page 10: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

viii

LEMBAR PERSETUJUAN

Page 11: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

ix

PRAKATA Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayahNya penelitian Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Empiris pada Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali, dan laporan penelitiannya telah dapat diselesaikan dengan baik. Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat komunitas. Laporan ini berisi pendahuluan, metode penelitian, etik penelitian, hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan dan rekomendasi serta daftar pustaka. Kami menyampaikan terima kasih kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan (Pusat 2) atas arahan, masukan dan dukungan untuk terselenggaranya penelitian ini. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Panitia Pembina Ilmiah Pusat 2, Pejabat Pembuat Komitmen Penelitian Bidang, Kepala Bidang Penelitan Pelayanan Kesehatan, Kepala Sub Bidang Penelitian Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Penunjang, tim peneliti dari Pusat 2, tim peneliti daerah dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota lokus penelitian, para pakar dan nara sumber baik dari Pusat maupun daerah, dan responden Penyehat Tradisional serta semua pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung atas dukungan dan kerjasama yang sangat baik, sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan protokol. Kami menyadari bahwa dalam hal keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional dapat ditinjau dari pendekatan yang lain. Untuk itu, kami terbuka menerima masukan untuk pengembangan lebih lanjut baik untuk mempertajam dalam pembahasan maupun untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.

Ketua Pelaksana

Page 12: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

x

RINGKASAN EKSEKUTIF

Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris pada Panti Sehat

di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali

Ondri Dwi Sampurno, Lucie Widowati, Delima, Nurhayati, Hadi Siswoyo, Frans

suhariyanto, Hadjar Siswantoro, Annisa Rizky Afrilia, Cicih Opitasari, Nurfi Afriansyah,

Tri Wahyuni Lestari, Lusitawati

Pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional di Indonesia cenderung meningkat. Hasil

Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa proporsi rumah tangga yang memanfaatkan

pelayanan kesehatan tradisional sebesar 30,4%. Sementara hasil Riskesdas tahun 2018

menunjukkan bahwa proporsi pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional pada

penduduk semua umur sebesar 31,4%. Pelayanan kesehatan tradisional 98,5% diberikan

oleh penyehat tradisional (Hattra).

Proporsi Hattra yang memperoleh Surat Terdaftar Penyehat Tradisional (STPT) masih

sangat rendah. Berdasarkan data rekapitulasi tahun 2017 Direktorat Pelayanan Kesehatan

Tradisional, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI,

jumlah Hattra di Jawa dan Bali sebanyak 56.793 Hattra. Dari sejumlah Hattra tersebut

yang telah memiliki STPT sebanyak 2.759 Hattra atau 4,86%. Gambaran ini

menunjukkan bahwa sebagian besar pelayanan kesehatan tradisional empiris di

masyarakat belum diekplorasi keamanannya. Dengan demikian perlu mendapatkan

perhatian dalam perlindungan masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan

tradisional empiris.

Penilaian teknis terhadap metode dan teknik dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan

tradisional yang diterapkan dilakukan menggunakan Form Instrumen Penilaian Teknis

Penyehat Tradisional (Perorangan) Rekomendasi Penerbitan STPT sebagaimana terdapat

dalam lampiran Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) nomor 61 tahun 2016 tentang

Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris. Dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016

tersebut, pengeluaran rekomendasi keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional

empiris didasarkan hasil penilaian teknis terhadap cara perawatan.

Penilaian keamanan pelayanan kesehatan tradisional empiris tidak hanya didasarkan cara

perawatan. Modalitas pelayanan kesehatan tradisional mencakup Hattra, cara perawatan

dan sarana. Penilaian terhadap modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris harus

dilakukan baik sendiri maupun bersama antara Hattra, cara perawatan dan sarana. Pada

pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan, apabila alat yang digunakan

memiliki kualitas baik tetapi digunakan oleh Hattra yang tidak memiliki dasar teori dan

keahlian yang baik, maka akan berpotensi pada keamanan. Demikian pula pada

pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan, apabila ramuan dibuat di sarana yang

sanitasinya tidak baik dan diberikan oleh Hattra yang tidak memahami kerasionalan

ramuan, maka juga akan berpotensi risiko keamanan.

Page 13: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

xi

Tujuan umum penelitian Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris

pada Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali yaitu untuk memperoleh bukti

empiris modalitas pelayanan kesehatan empiris pada panti sehat. Adapun tujuan khusus

penelitian ini yaitu untuk memotret teknis penilaian keamanan modalitas pelayanan

kesehatan tradisional empiris pada panti sehat yang dilakukan oleh Dinkes

Kabupaten/Kota saat ini, mengembangkan instrumen penilaian keamanan modalitas

pelayanan kesehatan tradisional empiris, menguji validitas dan reliabilitas instrumen

penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris, dan menganalisis

keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat.

Proporsi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang menggunakan form penilaian teknis

sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 sebesar 75% dari 12 Dinas

Kesehatan Kabuptan/Kota yang terpilih sebagai lokus. Alasan Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota yang belum menggunakan form penilain teknis sebagaimana dalam

lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 oleh karena belum ada koordinasi bersama sehingga

masih menggunakan PMK nomor 1076 tahun 2002. Di samping itu, Hattra tidak bisa

memenuhi kriteria yang ada didalam form penilaian teknis sebagaimana dalam lampiran

PMK nomor 61 tahun 2016.

Pengembangan instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional

empiris diperlukan untuk dapat menilai secara obyektif dan memiliki persepsi yang sama

antar penilai maupun antar Kabupaten/Kota. Instrumen penilaian keamanan ini tidak

hanya berdasarkan cara perawatan saja, tetapi secara bersama yang mencakup Hattra,

Cara Perawatan dan Sarana. Pengembangan instrumen penilaian modalitas keamanan

pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat ini dilakukan melibatkan pakar

di bidang pelayanan kesehatan tradisional, dan tetap mengacu pada PMK nomor 61 tahun

2016 tentang Pelayanan Kesehatan tradisional Empiris maupun peraturan perundangan

lainnya yang terkait.

Instrumen penilaian keamanan modalitas Pelayanan Kesehatan tradisional Empiris pada

panti sehat berisi 48 parameter. Parameter yang ada dalam instrumen ini telah melalui

pengujian validitas dan reliabilitas sebelum digunakan untuk penilaian terhadap Hattra

yang ada di lapangan. Nilai keamanan dihitung secara matematis berdasarkan skoring dan

bobot. Skoring untuk mengkuantitatifkan setiap parameter sesuai tingkatan temuan.

Pembobotan merupakan metode analisis yang melibatkan semua variabel secara bersama-

sama dengan cara memberi bobot pada masing-masing variabel tersebut. Selanjutanya

ditetapkan nilai cut off aman. Hasil analisis kurva Receiver Operating Characteristic

(ROC) dengan membandingkan pengamatan potensi keamanan oleh peneliti dengan hasil

penilaian keamanan menggunakan instrumen diperoleh Nilai aman jika ≥ 77,7650.

Adapun sensitivitas dan spesifisitas instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan

kesehatan tradisional empiris ini yaitu 70% dan 57,6%.

Mengacu pada nilai cut off aman ≥ 77,7650 diketahui ada berturut-turut 77,4 %, 60,5%,

76,5% dan 61% modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan yang

diselenggarakan oleh Hattra Keterampilan yang ada STPT, Hattra Keterampilan yang

Page 14: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

xii

tidak ada STPT, Hattra Ramuan yang ada STPT, dan Hattra Ramuan yang tidak ada

STPT, didapatkan nilai ≥ 77,7650 atau aman.

Instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris ini

tidak hanya dapat menilai keamanan, namun juga dapat mengetahui paramater yang

dinilai belum memenuhi syarat. Hal ini akan menjadi bahan dasar pembinaan oleh

Drektorat Pelayanan Kesehatan Tradisional maupun Dinkes Kabupaten/Kota. Hattra yang

tidak memiliki STPT dengan nilai di atas cut off aman untuk dapat diarahkan guna proses

perolehan STPT, sedangkan Hattra yang tidak memiliki STPT yang nilainya di bawah cut

off direkomendasikan untuk dilakukan pembinaan mengacu pada parameter yang skor

penilaiannya rendah.

Page 15: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

xiii

ABSTRAK Proporsi pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional empiris cenderung meningkat

sementara proporsi Hattra yang memiliki STPT sangat kecil dan belum ada gambaran

proporsi keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat di

masyarakat. Penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris

mengacu PMK nomor 61 tahun 2016 tentang pelayanan kesehatan tradisional hanya

didasarkan pada cara perawatan pelayanan kesehatan tradisional empiris sementara

keamanan dipengaruhi baik sendiri maupun bersama Hattra, cara perawatan dan sarana

serta alat & teknologi. Peneltian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris keamanan

modalitas pelayanan kesehatan empiris pada panti sehat.

Telah dikembangkan instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan

tradisional empiris dengan melibatkan pakar di bidang pelayanan pengobatan tradisional.

Parameter dalam instrumen diuji validitasnya menggunakan Product moment dari Karl

Pearson dan reliabilitasnya menggunakan Cronbach alpha. Nilai keamanan dihitung

secara matematis dengan skoring dan pembobotan serta dihitung nilai cut off aman

menggunakan analisis kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) dengan

membandingkan hasil pengamatan dengan hasil penilaian keamanan menggunakan

instrumen. Penilaian dilakukan dengan kunjungan ke 15 panti sehat atau 15 Hattra untuk

setiap Kabupaten/kota. Pada panti sehat berkelompok diambil 1 orang Hattra. Hattra yang

terpilih mencakup: Hattra yang memiliki STPT dan belum memiliki STPT untuk

modalitas keterampilan, ramuan dan kombinasi yang dipilih secara proporsional

purposive sampling. Lokus penelitian di 12 Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali yang

dipilih berdasarkan data jumlah Hattra tercatat.

Proporsi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang menggunakan form penilaian teknis

sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 sebesar 75% dari 12 Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota yang terpilih sebagai lokus. Validitas parameter dalam

instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris

diperoleh r hitung > r tabel (0,32) dan reliabilitasnya koefisien Cronbach Alpha sebesar

0,957. Nilai aman jika ≥ 77,650 dengan sensitivitas dan spesifisitas instrumen penilaian

keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris ini yaitu 70% dan 57,6%.

Gambaran keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris di 12 Kabupaten

kota di Jawa dan Bali, mengacu pada nilai cut off aman ≥ 77,7650 diketahui berturut-turut

terdapat 77,4 %, 60,5%, 76,5% dan 61% modalitas pelayanan kesehatan tradisional

empiris keterampilan yang diselenggarakan oleh Hattra Keterampilan yang ada STPT,

Hattra Keterampilan yang tidak ada STPT, Hattra Ramuan yang ada STPT, dan Hattra

Ramuan yang tidak ada STPT, didapatkan nilai ≥ 77,7650 atau aman. Terhadap Hattra

yang tidak ada STPT dengan nilai di atas cut off direkomendasikan untuk dapat diarahkan

untuk proses STPT dan terhadap Hattra yang tidak ada STPT yang nilainya di bawah cut

off direkomendasikan untuk dapat diarahkan untuk pembinaan mengacu pada butir

penilaian yang skornya rendah.

Kata kunci: keamanan, modalitas, kesehatan tradisional, panti sehat

Page 16: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

xiv

DAFTAR ISI

SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN ................................................................................... i

SURAT PERSETUJUAN ETIK ........................................................................................... iii

SUSUNAN TIM PENELITI .................................................................................................. iv

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................................. viii

PRAKATA ................................................................................................................................... ix

RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................................... x

ABSTRAK ................................................................................................................................ xiii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................xiv

DAFTAR TABEL .....................................................................................................................xvi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................................xix

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 A. Latar Belakang ......................................................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah Penelitian ...................................................................................... 3 C. Pertanyaan Penelitian .......................................................................................................... 3 D. Tujuan Penelitian ................................................................................................................... 3 E. Manfaat Penelitian ................................................................................................................. 3

a. Pemerintah ................................................................................................................................................. 3 b. Masyarakat ................................................................................................................................................ 4 c. Peneliti ........................................................................................................................................................ 4

F. Luaran Penelitian .................................................................................................................... 4

BAB II. METODE PENELITIAN ......................................................................................... 5 A. Kerangka Konsep .................................................................................................................... 5 B. Definisi Operasional Variabel ........................................................................................... 5 C. Disain penelitian ..................................................................................................................... 6 D. Tempat dan Waktu ................................................................................................................ 6 E. Populasi dan Sampel ............................................................................................................. 6

a. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................................................................................... 6 b. Besar sampel ............................................................................................................................................. 7 c. Cara Pemilihan Sampel ......................................................................................................................... 7

F. Instrumen Pengumpul Data ............................................................................................. 7 G. Bahan dan Prosedur pengumpul data ........................................................................ 7 H. Izin Penelitian .......................................................................................................................... 9 I. Pengolahan dan Analisis Data .......................................................................................... 9

BAB III. ETIK PENELITIAN ............................................................................................ 11

Page 17: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

xv

BAB IV. HASIL PENELITIAN .......................................................................................... 12 A. Potret penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional

empiris pada panti sehat yang sudah ada ...................................................................... 12 B. Pengembangan instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan

kesehatan tradisional empiris pada panti sehat ......................................................... 13 C. Validitas dan reliabilitas instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat ................................. 15 D. Keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada

panti sehat ....................................................................................................................................... 21

BAB V. PEMBAHASAN ....................................................................................................... 36 A. Potret penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional

empiris pada panti sehat yang sudah ada ...................................................................... 36 B. Pengembangan instrument penilaian keamanan modalitas pelayanan

kesehatan tradisional empiris pada panti sehat ......................................................... 37 C. Validitas dan reliabilitas instrumen penilaian keamanan modalitas

pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat ................................. 38 D. Keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat ....................................................................................................................................... 38

BAB VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ......................................................... 42

BAB VII. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 44

Page 18: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

xvi

DAFTAR TABEL Tabel 1. Perubahan parameter yang disesuaikan dengan masukan pakar .............. 13

Tabel 2. Hasil analisis reliabilitas parameter dalam instrumen penilaian modalitas

yankestrad empiris pada panti sehat .................................................................... 15

Tabel 3. Hasil analisis validitas parameter penilaian penyehat tradisional (Hattra)

dalam instrumen penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti

sehat (N=36, dua arah dengan P-0,05) .................................................................. 16

Tabel 4. Hasil analisis validitas parameter penilaian cara perawatan keterampilan

dalam instrumen penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti

sehat (N=36, dua arah dengan P=0,05) ................................................................. 17

Tabel 5. Hasil analisis validitas parameter penilaian cara perawatan ramuan dalam

instrumen penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat

(N=36, dua arah dengan P=0,05) ........................................................................... 18

Tabel 6. Hasil analisis validitas parameter penilaian sarana dalam instrumen

penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat (N=36, dua

arah dengan P=0,05) ............................................................................................... 19

Tabel 7. Hasil konfirmasi pakar untuk parameter yang tidak valid ......................... 20

Tabel 8. Karakteristik sampel penyehat tradisional (Hattra) (N=183) ..................... 21

Tabel 9. Proporsi (%) kesesuaian Hattra terhadap parameter penilaian Hattra

menurut kepemilikan STPT................................................................................... 22

Tabel 10. Proporsi (%) cara perawatan oleh Hattra menurut kepemilikan STPT .. 23

Tabel 11. Proporsi (%) kesesuaian cara perawatan keterampilan dengan alat

kesehatan tradisional empiris oleh Hattra terhadap parameter penilaian cara

perawatan keterampilan dengan alat kesehatan tradisional empiris manurut

kepemilikan STPT .................................................................................................. 24

Tabel 12. Proporsi (%) kesesuaian cara perawatan keterampilan tanpa alat

kesehatan tradisional empiris oleh Hattra terhadap parameter penilaian cara

perawatan keterampilan tanpa alat kesehatan tradisional empiris menurut

kepemilikan STPT .................................................................................................. 25

Tabel 13. Proporsi (%) kesesuaian cara perawatan ramuan pabrikan oleh Hattra

terhadap parameter penilaian cara perawatan ramuan pabrikan menurut

kepemilikan STPT .................................................................................................. 26

Tabel 14. Proporsi (%) kesesuaian cara perawatan ramuan racikan sendiri oleh

Hattra terhadap parameter penilaian cara perawatan ramuan racikan sendiri

menurut kepemilikan STPT................................................................................... 27

Tabel 15. Proporsi (%) kesesuaian sarana panti sehat terhadap parameter penilaian

sarana panti sehat menurut kepemilikan STPT .................................................. 29

Tabel 16. Hasil penilaian 10 peneliti terhadap terhadap perbandingan variabel

dikaitkan dengan keamanan yankestrad empiris sebagai dasar perhitungan

bobot masing-masing variabel menggunakan metode Analytical Hierarchy

Process (AHP) .......................................................................................................... 30

Tabel 17. Hasil perhitungan bobot dengan metode AHP ............................................ 31

Tabel 18. Nilai keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat menurut

kepemilikan STPT .................................................................................................. 31

Tabel 19. Nilai cut off aman modalitas yankestrad empiris pada panti sehat .......... 32

Page 19: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

xvii

Tabel 20. Proporsi (%) keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat

dengan nilai cut off aman ≥77,7650 menurut kepemilikan STPT ...................... 33

Tabel 21. Nilai alternatif cut off aman modalitas yankestrad empiris pada panti

sehat .......................................................................................................................... 34

Tabel 22. Proporsi (%) keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat

dengan nilai cut off ≥80,8850 menurut kepemilikan STPT ................................ 35

Page 20: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

xviii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kurva ROC perbandingan pengamatan langsung potensi keamanan

oleh peneliti dengan hasil penilaian keamanan menggunakan instrumen

penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat, AUC =

0,703.......................................................................................................................... 32

Gambar 2. Kurva ROC perbandingan kepemilikan STPT Hattra/Rekomendasi

aman dengan hasil penilaian keamanan menggunakan instrumen penilaian

keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat, AUC=0,674 .......... 34

Page 21: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

xix

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Form instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan

tradisional empiris ramuan pada panti sehat 46

Lampiran 2. Pedoman pengisian instrumen penilaian modalitas pelayanan

kesehatan tardisional empiris pada panti sehat 55

Lampiran 3. Form instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan

tradisional empiris keterampilan pada panti sehat 71

Lampiran 4. Pedoman pengisian instrumen penilaian keamanan modalitas

pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat 79

Lampiran 5. Form instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan

tradisional empiris kombinasi pada panti sehat 90

Lampiran 6. Pedoman pengisian instrumen penilaian keamanan modalitas

pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat 100

Page 22: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional di Indonesia cenderung meningkat.

Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa proporsi rumah tangga yang

memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional sebesar 30,4%1. Sementara hasil

Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa proporsi pemanfaatan pelayanan

kesehatan tradisional pada penduduk semua umur sebesar 31,4%2. Pelayanan

kesehatan tadisional 98,5% diberikan oleh penyehat tradisional (Hattra)2.

Pelayanan kesehatan tradisional oleh Hattra dinamakan sebagai pelayanan kesehatan

tradisional empiris. Tempat yang digunakan untuk melakukan perawatan kesehatan

tradisional empiris dinamakan panti sehat3. Pelayanan kesehatan tradisional empiris

merupakan penerapan pelayanan kesehatan tradisional yang manfaat dan keamanan

terbukti secara empiris3. Bukti empiris adalah informasi yang membenarkan suatu

kepercayaan dalam kebenaran atau kebohongan suatu klaim empiris4. Bukti empiris

(juga data empiris, indra pengalaman, pengetahuan empiris, atau a posteriori) adalah

suatu sumber pengetahuan yang diperoleh dari observasi atau percobaan.

Bukti empiris keamanan pelayanan kesehatan tradisional empiris menjadi penting

dalam upaya perlindungan masyarakat. Hattra yang akan melakukan pelayanan

kesehatan tradisional empiris wajib memiliki STPT yang dikeluarkan oleh Dinas

Kesehatan (Dinkes) Kabupaten/Kota3. Salah satu persyaratan untuk memperoleh

STPT, Hattra wajib terlebih dahulu memperoleh surat rekomedasi dari Dinkes

Kabupaten/Kota. Rekomendasi ini dikeluarkan apabila hasil penilaian teknis

terhadap Hattra atas cara perawatan pelayanan kesehatan tradisional empiris termasuk

ramuan dan alat yang digunakan, dinyatakan aman.

Penilaian teknis terhadap metode dan teknik dalam penyelenggaraan pelayanan

kesehatan tradisional yang diterapkan dilakukan menggunakan Form Instrumen

Penilaian Teknis Penyehat Tradisional (Perorangan) Rekomendasi Penerbitan STPT

sebagaimana terdapat dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 tentang Pelayanan

Kesehatan Tradisional Empiris. Penilaian dilakukan oleh Dinkes Kabupaten/kota

dengan membentuk tim penilai yang unsurnya meliputi: a. tokok masyarakat; b.

asosiasi Penyehat Tradisional empiris terkait; dan Dinkes kabupaten/Kota. Selain

unsur dalam tim penilai teknis tersebut, Dinkes Kabupaten/Kota dapat melibatkan

pakar bidang kesehatan tradisional empiris atau orang yang memiliki pengetahuan di

bidang kesehatan tradisional3. Dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 tersebut,

pengeluaran rekomendasi keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional

empiris didasarkan hasil penilaian teknis terhadap cara perawatan.

Penilaian keamanan pelayanan kesehatan tradisional empiris tidak hanya didasarkan

cara perawatan. Modalitas pelayanan kesehatan tradisional mencakup Hattra, cara

perawatan dan sarana. Penilaian terhadap modalitas pelayanan kesehatan tradisonal

empiris harus dilakukan baik sendiri maupun bersama antara Hattra, cara perawatan

Page 23: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

2

dan sarana. Pada pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan, apabila alat

yang digunakan memiliki kualitas baik tetapi digunakan oleh Hattra yang tidak

memiliki dasar teori dan keahlian yang baik, maka akan berpotensi pada keamanan5.

Demikian pula pada pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan, apabila ramuan

dibuat di sarana yang sanitasinya tidak baik dan diberikan oleh Hattra yang tidak

memahami kerasionalan ramuan, maka juga akan berpotensi risiko keamanan6,7,8,.

Proporsi Hattra yang memperoleh STPT masih sangat rendah. Berdasarkan data

rekapitulasi tahun 2017 dari Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional, Direktorat

Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, jumlah Hattra di Jawa dan

Bali sebanyak 56.793 Hattra. Dari sejumlah Hattra tersebut yang telah memiliki

STPT sebanyak 2.759 Hattra atau 4,86%9. Gambaran ini menunjukkan bahwa

sebagian besar pelayanan kesehatan tradisional empiris di masyarakat belum

diketahui keamanannya. Dengan demikian perlu mendapatkan perhatian dalam upaya

perlindungan masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional

empiris.

Dinkes Kabupaten/Kota mengeluarkan STPT dikelola secara pasif. Untuk

memperoleh STPT, Hattra harus mengajukan permohonan baik rekomendasi maupun

STPT ke Dinkes Kabupaten/Kota. Hattra yang belum memiliki STPT hanya

mencatatkan keberadaannya di Dinkes Kabupaten/Kota. Dinkes Kabupaten/Kota

belum secara aktif melakukan penapisan keamanan pelayanan kesehatan tradisional

empiris di wilayahnya.

Dinkes Provinsi memiliki Unit Pelaksana Fungsional (UPF) yaitu Sentra

Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T). Mengacu pada PMK

90 tahun 2013 tentang SP3T, salah satu tugas fungsi SP3T yaitu melakukan

penapisan melalui pengkajian, penelitian, dan/atau pengujian terhadap metode,

bahan/obat tradisional dan alat kesehatan tradisional, yang sedang berkembang

dan/atau banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Mengingat pembinaan SP3T

dibawah Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional yang tupoksi bukan penelitian,

saat ini sedang dilakukan revisi PMK yaitu Sentra Pengembangan dan Penerapan

Pengobatan Tradisional (SP3T). Pada revisi PMK 90 tahun 2013 tersebut terjadi

perubahan nomenklatur, struktur organisasi dan tugas fungsi sehingga SP3T dapat

melaksanakan penapisan sesuai kaidah ilmiah dan hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan dalam mendukung pengembangan pelyanan kesehatan

tradisional10. Dengan perubahan tugas fungsi SP3T, dalam pertemuan antara

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Badan Litbangkes dengan

Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional, Ditjen Yankes dalam rapat disepakati

perlu dikembangkan instrumen penilaian yang dapat digunakan oleh SP3T untuk

melakukan penilaian atau penapisan keamanan pelayanan kesehatan tradisional

empiris pada panti sehat di provinsi wlayah kerjanya11.

Dalam rangka perlindungan masyarakat terhadap keamanan pelayanan kesehatan

tradisonal empiris di panti sehat, diperlukan eksplorasi keamanan yang ada di

masyarakat. Penilaian keamanan menggunakan instrumen penilaian keamanan yang

Page 24: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

3

valid dan reliabel untuk memberikan hasil penilaian yang obyektif dan hasil penilaian

yang tidak bevariasi antar penilai.

B. Perumusan Masalah Penelitian a. Proporsi pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional empiris cenderung

meningkat sementara proporsi Hattra yang memiliki STPT sangat kecil dan belum

ada gambaran proporsi keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional

empiris pada panti sehat di masyarakat

b. Penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris hanya

didasarkan pada cara perawatan pelayanan kesehatan tradisional empiris

sementara keamanan dipengaruhi baik sendiri maupun bersama Hattra, cara

perawatan dan sarana serta alat & teknologi

c. Instrumen penilaian teknis penyehat tradisional yang ada dalam lampiran PMK

nomor 61 tahun 2016 belum disertai dengan panduan untuk menghindari faktor

subyektif penilai dan variasi hasil penilaian

d. Instrumen penilaian teknis penyehat tradisional yang ada dalam lampiran PMK

nomor 61 tahun 2016 belum dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas

C. Pertanyaan Penelitian a. Apakah instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional

empiris pada panti sehat valid dan reliabel?

b. Seberapa besar proporsi keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional

empiris pada panti sehat di masyarakat di Jawa?

D. Tujuan Penelitian Umum:

Memperoleh bukti empiris keamanan modalitas pelayanan kesehatan empiris pada

panti sehat

Khusus:

a. memotret penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris

pada panti sehat yang sudah ada,

b. mengembangkan instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan

tradisional empiris pada panti sehat

c. menguji validitas, reliabilitas produk pengembangan instrumen penilaian

keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat

d. Menganalisis keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada

panti sehat

E. Manfaat Penelitian

a. Pemerintah

1. Instrumen penilaian dan penapisan keamanan modalitas pelayanan kesehatan

tradisional pada panti sehat oleh SP3T

2. Instrumen penilaian untuk dasar pemberian rekomendasi perolehan STPT oleh

Dinkes Kabupaten/Kota

Page 25: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

4

3. Dasar materi pembinaan oleh Kementerian Kesehatan c.q Direktorat

Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris dan Dinkes Kabupaten/Kota.

b. Masyarakat

Dasar jaminan keamanan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional

empiris

c. Peneliti

Hak Cipta produk instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan

tradisional pada Panti Sehat.

F. Luaran Penelitian a. Produk Instrumen Penilaian Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan

Tradisional Empiris pada Panti Sehat (Hak Cipta HKI)

b. Produk informasi Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris

pada Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali

Page 26: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

5

BAB II. METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Penyehat Tradisional, Cara Perawatan, dan Sarana secara sendiri-sendiri atau

bersama-sama merupakan faktor yang mempengaruhi keamanan modalitas

pelayanan kesehatan tradisional empiris.

B. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Parameter

1 Keamanan Modalitas pelayanan kesehatan

tradisional tidak memiliki potensi

risiko terjadinya masalah

kesehatan.

2 Penyehat

tradisional

Setiap orang yang melakukan

pelayanan kesehatan tradisional

empiris yang pengetahuan dan

keterampilannya diperoleh melalui

pengalaman turun temurun atau

pendidikan non formal

Kompetensi

Keterampilan

Fisik

Sikap

Perilaku

Penyehat Tradisional

1. Kompetensi

2. Keterampilan

3. Fisik

4. Sikap

5. Perilaku

Cara Perawatan

1. Metode

2. Alat kesehatan

tradisional

3. Bahan Ramuan

4. Dokumentasi

Sarana

1. Bangunan

2. Sanitasi dan

higienie

3. Peralatan

penunjang

Keamanan Modalitas

Pelayanan Kesehatan

Tradsional Empiris

Page 27: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

6

3 Cara

Perawatan

Cara pelayanan kesehatan

tradisional empiris yang dapat

berupa keterampilan, ramuan dan

atau kombinasi

Metode

Alat kesehatan

tradisional

Bahan Ramuan

Dokumentasi

4 Sarana Sarana yang digunakan

penyelenggaraan pelayanan

kesehatan tradisional empiris

Bangunan

Sanitasi dan

Hygiene

Peralatan penunjang

C. Disain penelitian Observasional, Cross Sectional

D. Tempat dan Waktu Tempat penelitian:

Panti Sehat di Tangerang, Jakarta Timur, Bandung, Semarang, Solo, Purwokerto,

Yogyakarta, Surabaya, Malang, Sidoarjo, Denpasar, Badung

Pemilihan tempat didasarkan pada Kota yang memiliki jumlah Hattra tercatat di

Dinkes Kabupaten/Kota

Waktu Penelitian:

Januari – Desember 2019

E. Populasi dan Sampel

a. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Uji Validitas dan Uji reliabilitas instrumen penilaian

Kriteria inklusi:

Pakar bidang kesehatan tradisional empiris atau orang yang memiliki

pengetahuan di bidang kesehatan tradisional dapat berasal dari lembaga

pendidikan, lembaga penelitian, Dinkes Kabupaten/Kota dan atau Asosiasi

penyehat tradisional

Kriteria Eksklusi:

Pakar yang tidak bersedia diikutsertakan sebagai subyek uji validitas dan

reliabilitas

Penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada

panti sehat

Kriteria inklusi:

Penyehat tradisional yang terdaftar/tercatat di Dinkes Kabupaten/Kota

Kriteria Eksklusi:

Penyehat tradisional yang tidak bersedia diikutsertakan sebagai subyek

penelitian

Page 28: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

7

b. Besar sampel

Uji Validitas dan Uji reliabilitas

30 orang pakar (untuk memenuhi persyaratan minimal uji normalitas)

Proporsi keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada

panti sehat

Besar sampel dihitung menggunakan rumus12:

Z21-α P(1-P)

N = --------------------

d2

Mengingat belum ada data proporsi keamanan modalitas pelayanan kesehatan

tradisional empris, digunakan besar sampel terbesar yaitu dengan P = 0,5.

Pada penelitian ini digunakan d = 10% dan tingkat kepercayaan 95%,

didapatkan besar sampel minimal n = 96 Hattra/panti sehat

c. Cara Pemilihan Sampel

Pemilihan sampel pakar untuk uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan

pemilihan secara purposive

Pemilihan sampel hattra untuk penilaian keamanan modalitas pelayanan

kesehatan tradisional empiris dilakukan secara proportional purposive

sampling berdasarkan daftar yang dimiliki oleh Dinkes Kabupaten/kota.

Setiap Kabupaten/Kota dipilih paling banyak 15 Hattra/panti sehat.

F. Instrumen Pengumpul Data a. Instrumen untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas pernyataan pada

instrument penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris

b. Instrumen Penilaian Keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris

G. Bahan dan Prosedur pengumpul data a. Rapat koordinasi teknis (rakornis)

Rapat koordinasi teknis dilakukan dengan mengundang seluruh Dinkes

kabupaten/kota yang menjadi tempat penelitian, Direktorat Pelayanan Kesehatan

Tradisional, Asosiasi terkait Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris, dan

beberapa pakar di bidang pengobatan tradisional serta peneliti. Dalam rakornis

disosialisasikan kegiatan penelitian ini dan koordinasi teknis dengan Dinkes

Kabupaten Kota untuk dukungan dan fasilitasi serta membuat rencana tindak

lanjut agenda pelaksanaan dan pengumpulan data penelitian. Dalam Rakornis ini

juga diperoleh luaran konfirmasi data Hattra dari 12 Kabupaten/kota, dan daftar

nama peneliti daerah dari 12 Kabupaten/Kota yang terpilih sebagai lokasi

penelitian.

b. Disain pengembangan instrumen penilaian keamanan dan penyusunan

panduan instrumen.

Disain dilakukan dengan pertemuan yang melibatkan pakar bidang pelayanan

kesehatan tradisional empiris atau orang yang memiliki pengetahuan di bidang

kesehatan tradisional dapat berasal dari lembaga pendidikan, lembaga penelitian,

Page 29: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

8

ataupun Asosiasi penyehat tradisional. Pertemuan dilakukan beberapa kali, untuk

mendapatkan draft instrument penilaian keamanan pelayanan kesehatan tradisonal

empiris yang telah diurai dalam pernyataan dari masing-masing variabel; dan

draft panduan yang mendefinisikan masing-masing pernyataan yang ada.

Selanjutnya dalam tahap ini juga dibuat instrumen penilaian keamanan yang telah

dilengkapi pernyataan sesuai hasil masukan pakar dengan ditambahkan skoring

skala Linkert pada setiap pernyataan penilaian (5=sangat setuju; 4=setuju;

3=netral; 2=tidak setuju; 1=sangat tidak setuju).

c. Rapat konsolidasi teknis (rakontek).

Rakontek tim peneliti daerah dilakukan di Dinkes Kabupaten/Kota lokasi

penelitian masing-masing. Rakontek bertujuan untuk mengeksplorasi tata laksana

penilaian teknis penyehat tradisional yang dilakukan oleh Dinkes Kabupaten/Kota

masing-masing, termasuk permasalahan dan kendala dalam penilaian keamanan

menggunakan form instrumen penilaian teknis penyehat tradisional sebagaimana

pada lampiran PMK nomor 61 tahun 2016. Luaran rapat konsolidasi teknis ini

menjadi bahan teknis operasional dalam penilaian keamanan modalitas pelayanan

kesehatan tradisional empiris di lapangan.

d. Uji validitas dan uji reliabilitas instrumen penilaian keamanan Instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris

didistribusikan dalam pertemuan dengan pakar bidang pelayanan kesehatan

tradisional empiris atau orang yang memiliki pengetahuan di bidang kesehatan

tradisional. Pakar dapat berasal dari lembaga pendidikan, lembaga penelitian,

ataupun Asosiasi penyehat tradisional sebanyak 3 orang di masing-masing

Kabupaten/Kota atau total 36 orang. Pertemuan pakar diselenggarakan di

Kabupaten/Kota lokasi penelitian bersamaan dengan rapat konsolidasi teknik.

Pakar terpilih untuk validasi dan reliabilitas instrumen penilaian berbeda dengan

pakar saat mengembangkan instrumen. Skor yang diberikan oleh pakar dianalisis

validitas dan reliabilitas. Untuk parameter yang tidak valid, dilakukan konfirmasi

kepada beberapa pakar terpilih untuk mendapat masukan terkait perubahan

parameter yang tidak valid untuk dilakukan perubahan redaksional atau

dihilangkan.

e. Uji coba instrumen penilaian keamanan.

Instrumen penilaian keamanan modalitas keamanan pelayanan kesehatan

tradisional empiris pada panti sehat, yang telah terpenuhi validitas dan

reabilitasnya, digunakan uji coba instrumen penilaian keamanan modalitas

yankestrad empiris dengan mengunjungi 15 Panti sehat di 1 Kab/Kota yaitu Kota

Bogor. Dasar pemilihan Kota Bogor karena adanya perpaduan empiris budaya

Sunda dan Jawa dan mudah dijangkau dari Jakarta serta menyesuaikan

ketersediaan anggran. Uji coba diperlukan untuk mencermati pemahaman

responden terhadap setiap parameter penilaian keamanan, mendapatkan strategi

dalam melakukan observasi, dan mendapatkan lama waktu yang diperlukan

untuk melakukan penilaian menggunakan instrument penilaian keamanan.

f. Pengumpulan data penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan

tradisional empiris pada panti sehat. Pengumpulan data dilakukan berkunjung ke hattra di panti sehat terpilih di 12

Kabupaten/Kota yang menjadi lokasi penelitian masing-masing Kabupaten/Kota.

Page 30: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

9

Jumlah panti sehat yang dikunjungi sebanyak 15 panti sehat atau 15 hattra. Pada

panti sehat berkelompok diambil 1 orang hattra. Hattra yang terpilih mencakup:

hattra yang memiliki STPT dan belum memiliki STPT untuk modalitas

keterampilan, ramuan dan kombinasi yang dipilih secara proporsional purposive

sampling.

H. Izin Penelitian Izin penelitian diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat penelitian.

I. Pengolahan dan Analisis Data Data diolah dan dianalis menggunakan program SPSS.

a. Uji validitas Instrumen penilaian menggunakan rumus Product Moment dari Karl

Pearson. Jika r hitung > r tabel, maka pengujian tersebut valid13.

b. Uji reliabilitas instrumen penilaiann menggunakan rumus Cronbach Alpha.

Sebuah faktor dinyatakan reliabel jika koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari

0,613.

Berikut dummy tabel untuk analisis validitas dan reliabilitas P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P… Total

R1

R2

R3

R4

R5

R6

R7

R8

R9

R10

R…

P= parameter

R= responden

c. Kategori keamanan dianalisis menggunakan metode skoring dan pembobotan.

Skoring untuk mengkuantitatifkan setiap parameter sesuai tingkatan temuan.

Pembobotan merupakan metode analisis yang melibatkan semua variabel secara

bersama-sama dengan cara memberi bobot pada masing-masing variabel

tersebut14, 15,16, 17. Perhitungan Besar pembobotan digunakan metode Metode

Perhitungan Pasangan. Metode ini pada awalnya dikembangkan oleh Saaty

(1980) untuk keperluan proses analitik hirarki (Analytic Hierarchy

process/AHP). Bobot parameter ditentukan dengan cara normalisasi vektor

eigen, yang diasosiasikan dengan nilai eigen maksimum pada suatu matriks

rasio18. Prediksi Cut off aman-tidak dianalisis menggunakan Kurva Receiver

Operating Characteristic (ROC).

Page 31: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

10

Berikut dummy untuk analisis penilaian keamanan menggunakan skoring dan

pembobotan

No Parameter Penilaian

Skor 2 Skor 1 Nilai

Maksimu

m

(1) (2) (3) (4) (5)

Penyehat Tradisional (Hattra)

1 Hattra memiliki sertifikat kompetensi

2 Hattra terdaftar sebagai anggota

asosiasi

3 Hattra dalam kondisi sehat

4 …..

Total nilai Hattra

Cara Perawatan

1 Cara perawatan sesuai dengan SOP

2 Ramuan pabrikan ada izin edar

3 Alat kesehatan tradisional ada izin

edar

4 …..

Total nilai Cara Perawatan

Sarana

1 Ukuran ruang pelayanan

2 Pintu ruang pelayanan tidk terkunci

3 Tersedian sarana cuci tangan

4 …..

Total nilai Sarana

Poin penilaian Skor Riil Skor

maksimal

Skor total

Bobot

Nilai

(1) (2) (3) =

(1):(2)

(4) (5)

=(3)x(4)x100

Penyehat

tradisional

X

Cara

perawatan

Y

Sarana Z

Nilai total X+Y+Z

d. Analisis desktiptif proporsi penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris

pada Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali.

Page 32: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

11

BAB III. ETIK PENELITIAN

Protokol Penelitian Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris

pada Panti Sehat di Jawa dan Bali, diajukan permohonan kaji etik kepada Komisi Etik

Penelitian Kesehatan (KEPK) Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan

(Badan Litbangkes). Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan etik

dari KEPK Badan Litbangkes. Berdasarkan hasil kaji etik KEPK Badan Litbangkes,

penelitian ini diberikan surat pembebasan etik (Ethical Exemption) oleh Ketua KEPK

Badan Litbangkes nomor LB.02.01/2/KE.099/2019 tanggal 26 Maret 2019. Masa

berlaku surat pembebasan etik ini adalah 26 Maret 2019 s/d 26 Maret 2020.

Page 33: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

12

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Potret penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat yang sudah ada

a. Proporsi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang menggunakan form penilaian

teknis sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 sebesar 75% dari

12 Dinas Kesehatan Kabuptan/Kota yang terpilih sebagai lokus.

Dinas Kabupaten/Kota yang telah menggunakan form penilaian teknis

sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 yaitu Malang,

Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Bandung, Banyumas, Jakarta Timur, Sidoarjo,

Solo; sedangkan Tangerang, Badung dan Semarang belum menggunakan form

tersebut

b. Alasan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang belum menggunakan form

penilain teknis sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 sebagai

berikut:

1. Belum ada koordinasi bersama sehingga masih menggunakan KMK nomor

1076 tahun 2003

2. Hattra tidak bisa memenuhi kriteria yang ada didalam form penilaian teknis

sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016

c. Kendala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam teknis penilaian menggunakan

form penilaian teknis sebagaimana dalam lampiran PMK 61/2016 sebagai berikut:

1. Pengawasan/pembinaan panti sehat berkelompok dari seksi yang berbeda

dalam struktur Dinas Kesehatan Kabupaten/kota sehingga sulit untuk

mengetahui kesesuaian operasional sehari-hari dengan PMK nomor 61 tahun

2016

2. Dalam penafsiran penilaian masih bersifat subyektif

3. Parameter pada form penilaian sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61

tahun 2016 terlalu umum dan subyektif sehingga agak susah untuk menilainya

4. Terkait dengan definisi operasional dari penilaian aman dan tidak aman

5. Banyaknya hattra yang tidak memenuhi persyaratan pada waktu penilaian

6. Dalam hal cara perawatan kadang ragu untuk menentukan bila ada tenaga

kesehatan berpraktek tradisional

d. Dalam teknis penilaian menggunakan form penilaian teknis sebagaimana dalam

lampiran PMK nomor 61 tahun 2016, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota telah

membentuk tim untuk melakukan survai ke lokasi hattra dan memberikan saran

untuk tindak lanjut penerbitan rekomendasi ataupun STPT. Tim dimaksud ada

yang hanya dibentuk sebagai surat tugas dan ada yang ditetapkan dalam bentuk

SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Anggota tim penilai bervariasi antar Dinas Kesehatan Kabupten/Kota. Adapun

gambaran anggota tim, sebagai berikut:

1. Tim penilai dengan anggota dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yaitu seksi

SDM, seksi yansustrad, dan dari Puskesmas di wilayah hattra berada

Page 34: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

13

2. Tim Pembina dan monitoring dari Dinkes Kabupaten/Kota sekaligus sebagai

tim penilai.

3. Tim penilai dengan anggota seluruhnya dari Dinas Kesehatan kabupaten/Kota

yaitu bidang pelayanan kesehatan primer (JPRK), kesehatan masyarakat

(kesling), sumber daya kesehatan (farmalkes).

4. Tim penilai dengan anggota dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yaitu Seksi

Pelayanan Kesehatan Tradisional; dari Asosiasi Penyehat Tradisional; dari

Puskesmas; dan dari Tokoh masyarakat

5. Tim penilai dengan anggota seluruhnya dari Dinas Kesehata Kabupaten/Kota

yaitu seksi fayankes dan peningkatan mutu, seksi pelayanan kesehatan dasar,

seksi pelayanan kesehatan rujukan, seksi farmasi makmin dan perbekes, seksi

kesehatan keluarga dan gizi, dan seksi kesehatan lingkungan

e. Proporsi permohonan yang masuk yang dapat diberikan rekomendasi teknis aman

berkisar 95 – 100%.

B. Pengembangan instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat Dasar disain untuk pengembangan instrumen penilaian modalitas keamanan

pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat mengacu pada PMK nomor

61 tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan tradisional Empiris. Di samping itu juga

mengacu pada peraturan perundangan lainnya yang terkait.

Perubahan parameter dari disain awal dalam instrumen untuk penilaian keamanan

modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat sesuai masukan

pakar seperti terlihat pada tabel 1. Ada parameter yang dihilangkan, ada parameter

tambahan baru dan parameter yang tidak mengalami perubahan dari disain awal.

Tabel 1. Perubahan parameter yang disesuaikan dengan masukan pakar

Page 35: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

14

No Parameter awal Butir pernyaatan perubahan

I Penyehat Tradisional (Hattra)

1 Hattra memiliki surat magang dihilangkan*)

2 Hattra berpenampilan fisik sehat Hattra memiliki sehat fisik dan mental

3 Hattra tidak memiliki cacat tubuh dihilangkan*)

4 Perilaku Hattra dalam pembudayaan

hidup bersih

Hattra rutin mencuci tangan dengan

sabun dan air bersih

Hattra berpenampilan rapi dan bersih *)

5 - **) Hattra memberikan konseling terhadap

gangguan kesehatan*)

6 - **) Hattra melakukan pelayanan kesehatan

tradisional empiris untuk promotif dan

preventif*)

II Cara Perawatan

A Keterampilan dengan alat

- ***)

B Keterampilan tanpa alat

- **) Cara perawatan tidak dilakukan pada

kelompok berisiko (ibu hamil dan

manula)

- **) Cara perawatan tidak dilakukan dengan

cara penekanan yang terlalu dalam dan

kencang (penekanan berlebihan)

- **) Bahan pelicin yang digunakan tersimpan

dalam wadah yang terhindar potensi

pencemaran*)

- **) Cara perawatan dengan energi dan olah

pikir dilakukan tanpa memberikan

sugesti berlebihan*)

C Ramuan produksi pabrikan

- ***)

D Ramuan racikan sendiri

- **) Ramuan racikan dibuat sesuai dengan

prosedur operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan*)

III Sarana

-**) Tersedia dokumen catatan klien*)

-**) Wadah tempat penyimpanan bahan baku

racikan diberikan label dan tertulis nama

bahan baku racikan*)

Keterangan: *) disepakati masuk dalam instrumen **) belum ada pernyataan ***) tidak ada perubahan

Page 36: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

15

C. Validitas dan reliabilitas instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat

Jumlah parameter dalam instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan

kesehatan tradisional empiris pada panti sehat setelah mendapat masukan dari hasil

pakar total terdapat 49 parameter.

Hasil uji reliabilitas menggunakan Cronbach's Alpha dari penilaian 36 orang pakar di

bidang pelayan kesehatan tradisional empiris dari 12 Kabupaten/Kota (tidak termasuk

pakar yang dilibatkan dalam pengembangan instrument) terhadap 49 parameter dalam

instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris

pada panti sehat, seperti terlihat pada tabel 2. Koefisien Cronbach's Alpha

berdasarkan parameter yang dinilai dan koefisien Cronbach's Alpha diperoleh nilai

>0,6. Dengan demikian parameter dalam instrumen penilaian keamanan modalitas

pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat dinyatakan reliabel.

Tabel 2. Hasil analisis reliabilitas parameter dalam instrumen penilaian

modalitas yankestrad empiris pada panti sehat

Statistik

reliabilitas

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha berdasarkan

parameter yang dinilai Jumlah parameter

0.945749719 0.957129686 49

Hasil uji validitas dua arah dengan P = 0,05 menggunakan Product moment dari

penilaian 36 orang pakar di bidang pelayan kesehatan tradisional empiris dari 12

Kabupaten/Kota (tidak termasuk pakar yang dilibatkan dalam pengembangan

instrument) terhadap parameter dalam instrumen penilaian keamanan modalitas

pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat, pada aspek Hattra, seperti

terlihat pada tabel 3. Terdapat 4 dari 6 parameter yang nilai r hitung < r tabel atau

dinilai tidak valid.

Page 37: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

16

Tabel 3. Hasil analisis validitas parameter penilaian penyehat tradisional

(Hattra) dalam instrumen penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris

pada panti sehat (N=36, dua arah dengan P-0,05)

Pernyataan Hasil r hitung Hasil r tabel

(a) Keterangan

Hattra memiliki sertifikat

kompetensi 0.346020022 0,3291 Valid

Hattra terdaftar sebagai

anggota asosiasi 0.326220081 0,3291 Tidak Valid

Hattra dalam kondisi sehat

fisik dan mental 0.253047434 0,3291 Tidak Valid

Hattra berpenampilan rapi

dan bersih 0.294230588 0,3291 Tidak Valid

Hattra memberikan konseling

terhadap gangguan kesehatan

klien

0.232023621 0,3291 Tidak Valid

Hattra melakukan pelayanan

kesehatan tradisional empiris

terbatas promotif dan

preventif

0.383146845 0,3291

Valid

Hasil uji validitas dua arah dengan P = 0,05 menggunakan Product moment dari

penilaian 36 orang pakar di bidang pelayanan kesehatan tradisional empiris dari 12

Kabupaten/Kota (tidak termasuk pakar yang dilibatkan dalam pengembangan

instrument) terhadap parameter dalam instrumen penilaian keamanan modalitas

pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat, pada aspek Cara

Perawatan Keterampilan, seperti terlihat pada tabel 4. Terdapat 1 dari 11 parameter

yang nilai r hitung < r tabel atau dinilai tidak valid.

Page 38: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

17

Tabel 4. Hasil analisis validitas parameter penilaian cara perawatan

keterampilan dalam instrumen penilaian keamanan modalitas yankestrad

empiris pada panti sehat (N=36, dua arah dengan P=0,05)

Pernyataan Hasil r

hitung

Hasil r tabel

(a) Keterangan

Cara perawatan keterampilan dengan alat

kesehatan tradisional empiris yang

dilakukan sesuai dengan prosedur

operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan

0.419193565 0,3291

Valid

Alat kesehatan tradisional empiris yang

digunakan tidak termasuk alat kedokteran

dan penunjang dagnostik kedokteran,

kecuali tensimeter digital

0.289179934 0,3291

Tidak Valid

Alat kesehatan tradisional empiris yang

digunakan tidak mengandung obat 0.401662608 0,3291

Valid

Alat kesehatan tradisional empiris yang

digunakan tidak bersifat invasif 0.389050408 0,3291

Valid

Alat kesehatan tradisional empiris yang

digunakan memiliki sertifikat produksi 0.458646784 0,3291

Valid

Alat kesehatan tradisional empiris yang

digunakan dilakukan pemeliharaan secara

rutin

0.664813618 0,3291

Valid

Alat kesehatan tradisional import

memiliki izin edar 0.347259806 0,3291

Valid

Cara perawatan keterampilan tanpa alat

yang dilakukan sesuai dengan prosedur

operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan

0.605479794 0,3291

Valid

Bahan pelicin yang digunakan tersimpan

dalam wadah yang terhindar potensi

pencemaran

0.384238026 0,3291

Valid

Cara perawatan dengan energi dan olah

pikir dilakukan tanpa memberikan sugesti

berlebihan

0.396278673 0,3291

Valid

Cara perawatan tidak dilakukan pada

bagian tubuh yang berisiko (bagian tubuh

yang mengalami peradangan, infeksi kulit,

patah tulang, luka terbuka, luka bakar,

varises atau di atas lokasi tumor/kanker)

0.447554261 0,3291

Valid

Hasil uji validitas dua arah dengan P = 0,05 menggunakan Product moment dari

penilaian 36 orang pakar di bidang pelayan kesehatan tradisional empiris dari 12

Kabupaten/Kota (tidak termasuk pakar yang dilibatkan dalam pengembangan

instrument) terhadap parameter dalam instrumen penilaian keamanan modalitas

pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat, pada aspek Cara

Perawatan Ramuan, seperti terlihat pada tabel 5. Keseluruhan parameter nilai r

hitung > r tabel atau dinilai valid.

Page 39: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

18

Tabel 5. Hasil analisis validitas parameter penilaian cara perawatan ramuan

dalam instrumen penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti

sehat (N=36, dua arah dengan P=0,05)

Pernyataan Hasil r

hitung

Hasil r

tabel

(a)

Keterangan

Cara perawatan dengan ramuan produksi

pabrikan yang dilakukan sesuai dengan prosedur

operasional baku yang tertulis/didokumentasikan

0.633945915 0,3291

Valid

Ramuan produksi pabrikan yang digunakan telah

memiliki izin edar dari Badan POM RI 0.457171865 0,3291

Valid

Bentuk sediaan dari ramuan produksi pabrikan

tidak diubah ke bentuk sedian lain 0.540489573 0,3291

Valid

Cara perawatan dengan ramuan racikan sendiri

yang dilakukan sesuai dengan prosedur

operasional baku yang tertulis/

didokumentasikan

0.579899283 0,3291

Valid

Ramuan racikan dibuat sesuai dengan prosedur

operasional baku yang tertulis/didokumentasikan 0.687190286 0,3291

Valid

Bahan ramuan sendiri mempunyai asal usul yang

jelas 0.557297968 0,3291

Valid

Ramuan racikan sendiri tidak menggunakan etil

alcohol lebih dari 1% 0.256348973 0,3291

Valid

Ramuan racikan sendiri tidak menggunakan

bahan kimia obat yang merupakan hasil isolasi

atau sintetik berhasiat obat, narkotika dan

psikotropika

0.62800079 0,3291

Valid

Ramuan racikan sendiri tidak menggunakan

tanaman obat yang dilarang sesuai peraturan

yang berlaku

0.69209182 0,3291

Valid

Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam

bentuk sediaan tetes mata 0.53589453 0,3291

Valid

Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam

bentuk sediaan kapsul 0.483825764 0,3291

Valid

Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam

bentuk sediaan intra vaginal 0.630096309 0,3291

Valid

Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam

bentuk sediaan parenteral 0.630096309 0,3291

Valid

Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam

bentuk sediaan suppositoria 0.534062033 0,3291

Valid

Ramuan racikan sendiri tidak boleh dicampur

dengan ramuan produksi pabrikan 0.418161628 0,3291

Valid

Label pada kemasan ramuan racikan sendiri

hanya memuat identitas klien, keterangan cara

penggunaan/pemakaian, dan tidak boleh

menambahkan keterangan khasiat atau

keterangan lain

0.595498401 0,3291

Valid

Page 40: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

19

Hasil uji validitas dua arah dengan P = 0,05 menggunakan Product moment dari

penilaian 36 orang pakar di bidang pelayan kesehatan tradisional empiris dari 12

Kabupaten/Kota (tidak termasuk pakar yang dilibatkan dalam pengembangan

instrument) terhadap parameter dalam instrumen penilaian keamanan modalitas

pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat, pada aspek Sarana, seperti

terlihat pada tabel 6. Keseluruhan parameter nilai r hitung > r tabel atau dinilai valid.

Tabel 6. Hasil analisis validitas parameter penilaian sarana dalam instrumen

penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat (N=36, dua

arah dengan P=0,05)

Pernyataan Hasil r hitung Hasil r

tabel (a) Keterangan

Ruang pelayanan memenuhi persyaratan lingkungan

sehat 0.584839347 0,3291

Valid

Ruang pelayanan memiliki pencahayaan yang cukup 0.574643599 0,3291 Valid

Ruang pelayanan bersifat permanen (tidak

berpindah-pindah tempat dan tidak bergabung fisik

dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya)

0.593430291 0,3291

Valid

Pintu ruang pelayanan tidak terkunci 0.675886432 0,3291 Valid

Ukuran ruang pelayanan minimal 2 x 2,5 M 0.676695844 0,3291 Valid

Ruang pelayanan yang lebih dari satu tempat tidur

harus ada sekt dengan tinggi 25 cm dari lantai dan

50 cm dari plafon (untuk yang menggunakan matras

sekat sampai ke lantai

0.700410697 0,3291

Valid

Tersedia ruang tunggu yang terpisah dari ruang

pelayanan 0.811445387 0,3291

Valid

Tersedia toilet/WC yang terpisah dari ruang

pelayanan 0.834035577 0,3291

Valid

Tersedia sarana untuk cuci tangan 0.842181178 0,3291 Valid

Tersedia dokumen catatan klien 0.774835534 0,3291 Valid

Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan

sendiri tahan terhadap pengaruh cuaca 0.823963751 0,3291

Valid

Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan

sendiri dapat mencegah masuknya rembesan dan

bersarangnya serangga, binatang pengerat, burung

atau binatang lainnya

0.821997147 0,3291

Valid

Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan

sendiri memenuhi hygiene dan sanitasi agar tidak

tercemar dengan kuman non pathogen atau

pencemaran khamer, jamur dan bakteri

0.755125124 0,3291

Valid

Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan

sendiri memiliki alas yang berjarak dengan tanah

atau lantai agar simplisia tidak bersentuhan dengan

tanah atau lantai

0.76765353 0,3291

Valid

Suhu Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan

racikan sendiri dikondisikan sesuai dengan simplisia 0.784793809 0,3291

Valid

Wadah tempat penyimpanan bahan baku racikan

diberikan label dan tertulis nama bahan baku racikan 0.729832782 0,3291

Valid

Parameter yang tidak valid dilakukan konfirmasi ke pakar di bidang pelayanan

kesehatan tradisional empiris. Hasil konfirmasi terhadap 5 parameter tidak valid

Page 41: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

20

seperti pada tabel 7. Dari 5 butir yang tidak valid, 1 parameter tetap dicantumkan, 3

parameter diubah redaksinya, dan 1 parameter dihilangkan.

Tabel 7. Hasil konfirmasi pakar untuk parameter yang tidak valid

No Parameter awal Butir pernyaatan konfirmasi pakar

1 Hattra terdaftar sebagai anggota

asosiasi

Hattra terdaftar sebagai anggota asosiasi

(tetap)

2 Hattra dalam kondisi sehat fisik dan

mental

Hattra dalam kondisi sehat

3 Hattra berpenampilan rapi dan bersih Hattra berperilaku hidup bersih dan sehat

4 Hattra memberikan konseling terhadap

gangguan kesehatan klien

Hattra terdaftar sebagai anggota

asosiasi

- (dihilangkan)

5 Alat kesehatan tradisional empiris

yang digunakan tidak termasuk alat

kedokteran dan penunjang dagnostik

kedokteran, kecuali tensimeter digital

Alat kesehatan tradisional empiris yang

digunakan tidak termasuk alat kedokteran

dan penunjang dagnostik kedokteran

.

Page 42: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

21

D. Keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat

Tabel 8. Karakteristik sampel penyehat tradisional (Hattra) (N=183)

No Karakateristik responden Penyehat Tradisional (Hattra) N (%)

1 Jenis kelamin

a. Laki-laki 122 (66,7)

b. Perempuan 61(33,3)

2 Umur

a. 20 – 49 tahun 107(58,5)

b. 50 – 79 tahun 76(41,5)

3 Pendidikan

a. Tidak sekolah 1 (0,5)

b. Tidak tamat SD 3 (1,6)

c. Tamat SD 18 (9,8)

d. Tamat SMP 20 (10,9)

e. Tamat SMA 87 (47,5)

f. D1 1 (0,5)

g. D2 1 (0,5)

h. D3 Kesehatan 3 (1,6)

i. D3 Non Kesehatan 2 (1,1)

j. S1 Kesehatan 4 (2,2)

k. S1 non Kesehatan 34 (18,6)

l. S2 Kesehatan 1 (0,5)

m. S2 non Kesehatan 7 (3,8)

n. S3 1 (0,5)

4 Kepemilikan STPT

a. KMK nomor 1076 tahun 2003 Keterampilan 7(3,8)

b. KMK nomor 1076 tahun 2003 Ramuan 5 (2,7)

c. PMK nomor 61 tahun 2016 Keterampilan 46(25,1)

d. PMK nomor 61 tahun 2016 Ramuan - 9 (4,9)

e. PP nomor 103 tahun 2014 Keterampilan 9 (4,9)

f. PP nomor 103 tahun 2014 Ramuan 3 (1,6)

g. Kadaluarsa KMK 1076 tahun 2003 Keterampilan 12 (6,6)

h. Kadaluarsa KMK 1076 tahun 2003 Ramuan 3 (1,6)

i. Tidak memiliki STPT Keterampilan 74 (40,4)

j. Tidak memiliki STPT Ramuan 15 (8,2)

5 Jenis modalitas yankestrad yang diselenggarakan Hattra

a. Keterampilan teknik manual 96 (52,5)

b. Keterampilan teknik energi 5 (2,7)

c. Keterampilan teknik olah pikir 8 (4,4)

d. Ramuan 27 (14,8)

e. Kombinasi 1 (0,5)

f. Keterampilan teknik manual dan ramuan 13 (7,1)

g. Keterampilan teknik manual dan keterampilan teknik energi 3 (1,6)

h. Keterampilan teknik manual dan keterampilan teknik olah pikir 1 (0,5)

i. Keterampilan teknik energi dan keterampilan teknik olah pikir 1 (0,5)

j. Keterampilan teknik manual > 1 21 (11,5)

k. Keterampilan teknik manual >1 dan ramuan 6 (3,3)

l. Keterampilan teknik manual > 1 dan keterampilan teknik energi 1 (0,5)

6 Jenis modalitas yankestrad utama yang dinilai

a. Keterampilan teknik manual 124 (67,8)

b. Keterampilan teknik energi 7 (3,8)

c. Keterampilan teknik olah pikir 8 (4,4)

d. Ramuan 43 (23,5)

e. Kombinasi 1 (0,5)

Page 43: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

22

Gambaran karakteristik sampel Hattra yang menyelenggarakan modalitas pelayanan

kesehatan tradisional empiris pada panti sehat, seperti pada tabel 8 di atas

Berdasarkan proporsi terbesar, modalitas yankestrad empiris diselenggarakan oleh

66,7% Hattra laki-laki, 58,5% berumur 20 – 49 tahun, 57,5% berpendidikan SMA,

dari Hattra yang tidak memiliki STPT 40,4% merupakan Keterampilan. Jenis

modalitas yankestrad empiris yang diselenggarakan 52,5% Keterampilan teknik

manual. penilaian keamanan dilakukan pada jenis modalitas yankestrad empiris

utama yang diselenggarakan oleh Hattra dimana 67,8% keterampilan teknik manual.

Kepemilikan STPT selanjutnya dikelompokkan menjadi:

a. “Ada STPT Keterampilan” (gabungan KMK nomor 1076 tahun 2003

Keterampilan, PMK nomor 61 tahun 2016 Keterampilan, dan PP 103 tahun

2014 keterampilan);

b. “Tidak ada STPT Keterampilan” (gabungan kadaluarasa KMK nomor 1076

tahun 2003 Keterampilan, Tidak memiliki STPT Keterampilan);

c. “Ada STPT Ramuan (gabungan KMK nomor 1076 tahun 2003 Ramuan, PMK

nomor 61 tahun 2016 Ramuan, dan PP 103 tahun 2014 Ramuan);

d. “Tidak ada STPT Ramuan” (gabungan kadaluarasa KMK nomor 1076 tahun

2003 Ramuan, Tidak memiliki STPT Ramuan)

Proporsi kesesuaian Hattra dengan parameter penilaian keamanan modalitas

yankestrad empiris pada Hatrra penyelenggara yankestrad empiris pada panti sehat

menurut kepemilikan STPT seperti pada tabel 9.

Tabel 9. Proporsi (%) kesesuaian Hattra terhadap parameter penilaian Hattra

menurut kepemilikan STPT

No Parameter Hattra Keterampilan Hattra Ramuan

Ada STPT

(N = 62)

Tidak Ada

STPT

(N = 86)

Ada STPT

(N = 17)

Tidak Ada

STPT

(N = 18)

1 Hattra memiliki sertifikat

kompetensi

53,2 26,7 70,6 27,8

2 Hattra terdaftra sebagai

anggota asosiasi

62,9 22,1 76,5 50

3 Hattra dalam kondisi

sehat

95,2 81,4 88,2 94,4

4 Hattra berperilaku hidup

sehat dan bersih

54 73,3 88,2 77,8

5 Hattra melakukan

yankestrad empiris

terbatas promotif &

preventif

40,3 57 11,8 11,1

Pada Hattra Keterampilan yang ada STPT, proporsi tertinggi kesesuaian terhadap

parameter penilaian yaitu pada parameter “Hattra dalam kondisi sehat” (95,2%).

Page 44: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

23

Gambaran yang sama pada Hattra Keterampilan yang tidak ada STPT (81,4%).

Pada Hattra Ramuan yang ada STPT proporsi tertinggi kesesuaian terhadap parameter

penilaian yaitu pada “Hattra dalam kondisi sehat “ (88,2%) dan “Hattra berperilaku

hidup sehat dan bersih” (88,2%).

Pada Hattra Ramuan yang tidak ada STPT proporsi kesesuaian tertinggi terhadap

parameter penilaian yaitu pada “Hattra dalam kondisi sehat” (94,4%).

Proporsi cara perawatan oleh Hattra dalam penyelenggaraan modalitas yankestrad

empiris pada panti sehat yang ditinjau menurut kepemilikan STPT seperti tabel 10.

Tabel 10. Proporsi (%) cara perawatan oleh Hattra menurut kepemilikan STPT

No Cara Perawatan Hattra Keterampilan Hattra Ramuan

Ada STPT

(N = 62)

Tidak Ada

STPT

(N = 86)

Ada STPT

(N = 17)

Tidak Ada

STPT

(N = 18)

1 Keterampilan dengan alat

kesehatan tradisional

35,5 19,8 0 5,6

2 Keterampilan tanpa alat

kesehatan tradisional

85,5 91,9 5,9 0

3 Ramuan pabrikan 3,2 3,5 35,3 38,9

4 Ramuan racikan sendiri 8,1 2,3 70,6 77,8

Cara perawatan oleh Hattra Keterampilan yang ada STPT dalam penyelenggaraan

modalitas yankestrad empiris keterampilan pada panti sehat, proporsi tertinggi

dilakukan dengan cara keterampilan tanpa alat (85,5%).

Pada Hattra Keterampilan yang tidak ada STPT, proporsi tertinggi dilakukan dengan

cara keterampilan tanpa alat (91,9%).

Pada cara perawatan oleh Hattra Ramuan yang ada STPT dalam penyelenggaraan

modalitas yankestrad empiris ramuan pada panti sehat, proporsi tertinggi dilakukan

dengan cara ramuan racikan sendiri (70,6%).

Pada Hattra Ramuan yang tidak ada STPT, proporsi tertinggi dilakukan dengan cara

ramuan racikan sendiri (77,8%).

Proporsi kesesuaian cara perawatan keterampilan dengan alat kesehataran tradisional

terhadap butir penilaian yang dilakukan oleh Hattra menurut kepemilikan STPT

seperti terlihat pada tabel 11.

Page 45: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

24

Tabel 11. Proporsi (%) kesesuaian cara perawatan keterampilan dengan alat

kesehatan tradisional empiris oleh Hattra terhadap parameter penilaian cara

perawatan keterampilan dengan alat kesehatan tradisional empiris manurut

kepemilikan STPT

No Parameter Hattra Keterampilan Hattra Ramuan

Ada STPT

(N = 22)

Tidak Ada

STPT

(N = 17)

Ada STPT

(N = 0)

Tidak Ada

STPT

(N = 1)

1 Cara perawatan

keterampilan dgn alkes

tradisional empiris sesuai

dengan SOP

18,2 5,9 - 0

2 Alkes tradisional empiris

dilakukan pemeliharaan

secara rutin

38,9 23,5 - 0

3 Alkes tradisional empiris

tidak termasuk alat

kedokteran dan penunjang

diagnostic

81,8 76,5 - 100

4 Alkes tradisional tidak

mngandung obat

95,4 94,1 - 100

5 Alkes tradisional empiris

tidak bersifat invasif

95,4 94,1 - 100

6 Alkes tradisional

memiliki sertifikat

produksi

0 5.9 - 0

7 Alkes tradisional empiris

memiliki izin edar

0 0 - 0

Keterangan: *) N mengacu pada tabel 10.

Pada Hattra Keterampilan yang ada STPT, proporsi kesesuaian tertinggi cara

perawatan keterampilan dengan alat kesehatan tradisional empiris oleh Hattra

terhadap parameter penilaian cara perawatan keterampilan dengan alat kesehatan

tradisional empiris, yaitu pada parameter “Alkes tradisional tidak mngandung obat”

(95,4%) dan “Alkes tradisional empiris tidak bersifat invasive” (95,4%).

Pada Hattra Keterampilan yang tidak ada STPT, proporsi kesesuaian tertinggi cara

perawatan keterampilan dengan alat kesehatan tradisional empiris oleh Hattra

terhadap parameter penilaian cara perawatan keterampilan dengan alat kesehatan

tradisional empiris, yaitu pada parameter “Alkes tradisional tidak mngandung obat”

(94,1 %) dan “Alkes tradisional empiris tidak bersifat invasive” (94,1%).

Pada Hattra Ramuan yang ada STPT, Hattra ramuan tidak melakukan cara perawatan

keterampilan dengan alat kesehatan tradisional empiris.

Pada Hattra Ramuan yang tidak ada STPT, ada 1 orang Hattra ramuan melakukan

cara perawatan keterampilan dengan alat kesehatan tradisional empiris.

Proporsi kesesuaian cara perawatan keterampilan tanpa alat kesehatan tradisional

empiris terhadap parameter penilaian cara perawatan keterampilan tanpa alat

kesehatan tradisional empiris menurut kepemilikan STPT seperti pada tabel 12.

Page 46: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

25

Tabel 12. Proporsi (%) kesesuaian cara perawatan keterampilan tanpa alat

kesehatan tradisional empiris oleh Hattra terhadap parameter penilaian cara

perawatan keterampilan tanpa alat kesehatan tradisional empiris menurut

kepemilikan STPT

No Parameter Hattra Keterampilan Hattra Ramuan

Ada STPT

(N = 53)

Tidak Ada

STPT

(N = 79)

Ada STPT

(N = 1)

Tidak Ada

STPT

(N = 0)

1 Cara perawatan

keterampilan tanpa alkes

tradisional sesuai dengan

SOP

22,6 16,4 0 -

2 Bahan pelicin yang

digunakan terhindar

potensi pencemaran

80,8 75 100 -

3 Cara perawatan dengan

energi dan olah pikir

dilakukan tanpa

memberikan sugesti

berlebihan

86,7 72,2 100 -

4 Cara perawatan tidak

dilakukan padabagian

tubuh yang berisiko

75,5 80,8 100 -

Keterangan: *) N mengacu pada tabel 10.

Pada Hattra Keterampilan yang ada STPT, proporsi kesesuaian tertinggi cara

perawatan keterampilan tanpa alat kesehatan tradisional empiris oleh Hattra terhadap

parameter penilaian cara perawatan keterampilan tanpa alat kesehatan tradisional

empiris, yaitu pada parameter “Cara perawatan dengan energi dan olah pikir

dilakukan tanpa memberikan sugesti berlebihan” (86,7%).

Pada Hattra Keterampilan yang tidak ada STPT, proporsi kesesuaian tertinggi cara

perawatan keterampilan tanpa alat kesehatan tradisional empiris oleh Hattra terhadap

parameter penilaian cara perawatan keterampilan tanpa alat kesehatan tradisional

empiris, yaitu pada parameter “Cara perawatan tidak dilakukan padabagian tubuh

yang berisiko” (80,8%).

Pada Hattra Ramuan yang ada STPT, hanya ada 1 orang Hattra ramuan yang

melakukan cara perawatan keterampilan tanpa alat kesehatan tradisional empiris.

Pada Hattra Ramuan yang tidak ada STPT, tidak ada Hattra ramuan yang melakukan

cara perawatan keterampilan dengan alat kesehatan tradisional empiris.

Proporsi kesesuaian cara perawatan Ramuan pabrikan oleh Hattra terhadap parameter

penilaian cara perawatan ramuan pabrikan menurut kepemilikan STPT seperti pada

tabel 13.

Page 47: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

26

Tabel 13. Proporsi (%) kesesuaian cara perawatan ramuan pabrikan oleh

Hattra terhadap parameter penilaian cara perawatan ramuan pabrikan

menurut kepemilikan STPT

No Parameter Hattra Keterampilan Hattra Ramuan

Ada STPT

(N = 2)

Tidak Ada

STPT

(N = 3)

Ada STPT

(N = 6)

Tidak Ada

STPT

(N = 7)

1 Cara perawatan dengan

ramuan produksi pabrikan

yang dilakukan sesuai

SOP

100

0

66,7

14,3

2 Ramuan produksi

pabrikan yang digunakan

telah memiliki izin

edardari BPOM RI

50

33,3

66,7

42,8

3 Bentuk sediaan dari

ramuan produksi pabrikan

tidak diubah kebentuk

sediaan lain

100

100

66,7

100

Keterangan: *) n mengacu pada tabel 10.

Pada Hattra Keterampilan yang ada STPT, ada 2 orang Hattra Keterampilan yang

juga melakukan cara perawatan Ramuan pabrikan. Proporsi kesesuaian tertinggi cara

perawatan ramuan pabrikan oleh Hattra keterampilan terhadap parameter penilaian

cara perawatan ramuan pabrikan, yaitu pada parameter “Cara perawatan dengan

ramuan produksi pabrikan yang dilakukan sesuai SOP” (100%) dan “Bentuk sediaan

dari ramuan produksi pabrikan tidak diubah kebentuk sediaan lain” (100%).

Pada Hattra Keterampilan yang tidak ada STPT, ada 3 orang Hattra keterampilan

yang juga melakukan cara perawatan ramuan pabrikan. Proporsi kesesuaian tertinggi

cara perawatan ramuan pabrikan oleh Hattra keterampilan terhadap parameter

penilaian cara perawatan ramuan pabrikan, yaitu pada parameter “Bentuk sediaan dari

ramuan produksi pabrikan tidak diubah kebentuk sediaan lain” (100%).

Pada Hattra Ramuan yang ada STPT, proporsi kesesuaian tertinggi cara perawatan

ramuan pabrikan oleh Hattra ramuan terhadap parameter penilaian cara perawatan

ramuan pabrikan, yaitu pada parameter “Cara perawatan dengan ramuan produksi

pabrikan yang dilakukan sesuai SOP” (66,7%), “Ramuan produksi pabrikan yang

digunakan telah memiliki izin edardari BPOM RI” (66,7%), dan “Bentuk sediaan dari

ramuan produksi pabrikan tidak diubah kebentuk sediaan lain” (66,7%).

Pada Hattra Ramuan yang tidak ada STPT, proporsi kesesuaian tertinggi cara

perawatan ramuan pabrikan oleh Hattra ramuan terhadap parameter penilaian cara

perawatan ramuan pabrikan, yaitu pada parameter “ Bentuk sediaan dari ramuan

produksi pabrikan tidak diubah kebentuk sediaan lain” (100%).

Proporsi kesesuaian cara perawatan Ramuan racikan sendiri oleh Hattra terhadap

parameter penilaian cara perawatan ramuan racikan sendiri menurut kepemilikan

STPT seperti pada tabel 14.

Page 48: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

27

Tabel 14. Proporsi (%) kesesuaian cara perawatan ramuan racikan sendiri oleh

Hattra terhadap parameter penilaian cara perawatan ramuan racikan sendiri

menurut kepemilikan STPT

No Parameter Hattra Keterampilan Hattra Ramuan

Ada STPT

(N = 5)

Tidak Ada

STPT

(N = 2)

Ada STPT

(N = 12)

Tidak Ada

STPT

(N = 14)

1 Cara perawatan dengan

ramuan racikan sendiri

sesuai dengan SOP

0

0

25

14,3

2 Ramuan racikan dibuat

sesuai dengan SOP

20 0 33,3 21,4

3 Bahan ramuan sendiri

mempunyai asal usul yang

jelas

60 100 50 28,6

4 Ramuan racikan sendiri tidak

menggunakan etil alkohol

lebih dari 1%

80 100 91,7 85,7

5 Ramuan racikan sendiri tidak

menggunakan bahan kimia

obat

80 100 91,7 92,8

6 Ramuan racikan sendiri tidak

menggunakan tanaman obat

yang dilarang

60 100 83,3 64,3

7 Ramuan racikan sendiri tidak

diberikan dalam bentuk

sediaan tetes mata

80 50 100 92,6

8 Ramuan racikan sendiri tidak

diberikan dalam bentuk

sediaan kapsul

60 50 91,7 85,7

9 Ramuan racikan sendiri tidak

diberikan dalam bentuk

sediaan intra vagina

100 100 100 92,6

10 Ramuan racikan sendiri tidak

diberikan dalam bentuk

sediaan parenteral

100 100 100 92,6

11 Ramuan racikan sendiri tidak

diberikan dalam bentuk

sediaan suppositoria

100 100 100 100

12 Ramuan racikan sendiri tidak

boleh dicampur dengan

ramuan produksi pabrikan

100 100 83,3 92,6

13 Label pada kemasan ramuan

racikan sendiri hanya

memuat identitas klien,

keterangan cara penggunaan,

dan tidak boleh

menambahkan keterangan

khasiat atau keterangan lain

40 0 50 42,8

Keterangan: *) N mengacu pada tabel 10.

Pada Hattra Keterampilan yang ada STPT, ada 5 orang Hattra Keterampilan yang

juga melakukan cara perawatan ramuan racikan sendiri. Proporsi kesesuaian tertinggi

cara perawatan ramuan pabrikan oleh Hattra keterampilan terhadap parameter

penilaian cara perawatan ramuan racikan sendiri, yaitu pada parameter “Ramuan

racikan sendiri tidak diberikan dalam bentuk sediaan intra vagina” (100%), Ramuan

Page 49: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

28

racikan sendiri tidak diberikan dalam bentuk sediaan parenteral (100%), Ramuan

racikan sendiri tidak diberikan dalam bentuk sediaan suppositoria (100%), dan

“Ramuan racikan sendiri tidak boleh dicampur dengan ramuan produksi pabrikan”

(100%).

Pada Hattra Keterampilan yang tidak ada STPT, ada 2 orang Hattra keterampilan

yang melakukan cara perawatan ramuan racikan sendiri. Proporsi kesesuaian tertinggi

cara perawatan ramuan racikan sendiri oleh Hattra keterampilan terhadap parameter

penilaian cara perawatan ramuan pabrikan, yaitu pada parameter “Bahan ramuan

sendiri mempunyai asal usul yang jelas” (100%), “Ramuan racikan sendiri tidak

menggunakan etil alkohol lebih dari 1%”(100%), “Ramuan racikan sendiri tidak

menggunakan bahan kimia obat” (100%), “Ramuan racikan sendiri tidak

menggunakan tanaman obat yang dilarang” (100%), “Ramuan racikan sendiri tidak

diberikan dalam bentuk sediaan intra vagina” (100%), “Ramuan racikan sendiri tidak

diberikan dalam bentuk sediaan parenteral” (100%), “Ramuan racikan sendiri tidak

diberikan dalam bentuk sediaan suppositoria” (100%), dan “Ramuan racikan sendiri

tidak boleh dicampur dengan ramuan produksi pabrikan” (100%).

Pada Hattra Ramuan yang ada STPT, proporsi kesesuaian tertinggi cara perawatan

ramuan racikan sendiri oleh Hattra ramuan terhadap parameter penilaian cara

perawatan ramuan racikan sendiri, yaitu pada parameter “Ramuan racikan sendiri

tidak diberikan dalam bentuk sediaan intra vagina” (100%), “Ramuan racikan sendiri

tidak diberikan dalam bentuk sediaan parenteral” (100%), dan “Ramuan racikan

sendiri tidak diberikan dalam bentuk sediaan suppositoria” (100%).

Pada Hattra Ramuan yang tidak ada STPT, proporsi kesesuaian tertinggi cara

perawatan ramuan racikan sendiri oleh Hattra ramuan terhadap parameter penilaian

cara perawatan ramuan racikan sendiri, yaitu pada parameter “Ramuan racikan

sendiri tidak diberikan dalam bentuk sediaan suppositoria” (100%).

Proporsi kesesuaian sarana panti sehat terhadap parameter penilaian sarana panti

sehat menurut kepemilikan STPT seperti pada tabel 15.

Page 50: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

29

Tabel 15. Proporsi (%) kesesuaian sarana panti sehat terhadap parameter

penilaian sarana panti sehat menurut kepemilikan STPT

No Parameter Hattra Keterampilan Hattra Ramuan

Ada STPT

(N = 62)

Tidak Ada STPT

(N = 86)

Ada STPT

(N = 17)

Tidak Ada

STPT

(N = 18)

1 Ruang pelayanan memenuhi

persyaratan lingkungan sehat

87,1 66,3 82,4 55,6

2 Ruang pelayanan memiliki

pencahayaan yang cukup

90,3 72,1 82,4 61,1

3 Ruang pelayanan bersifat

permanen 75,8 66,3 94,1 66,7

4 Pintu ruang pelayanan tidak

terkunci 83,9 75,6 94,1 66,7

5 Ukuran ruang pelayanan minimal 2

x 2,5 M 83,9 73,3 82,4 72,2

6 Ruang pelayanan yang lebih dari

satu tempat tidur harus ada sekat

35,5 53,5 85,7 42,9

7 Tersedia ruang tunggu yang

terpisah dari ruang pelayanan

79 68,6 82,4 72,2

8 Tersedia toilet/WC yang terpisah

dari ruang pelayanan

83,9 77,9 88,2 77,8

9 Tersedia sarana untuk cuci tangan 56,5 38,4 64,7 38,9

10 Tersedia dokumen catatan klien 54,8 24,4 52,9 44,4

11 Ruang peracikan dan

penyimpanan ramuan racikan

sendiri tahan terhadap pengaruh

cuaca

40* 50** 80*** 77,8****

12 Ruang peracikan dan

penyimpanan ramuan racikan

sendiri dapat mencegah masuknya

rembesan dan bersarangnya

serangga, binatang pengerat,

burung atau binatang lainnya

40* 50** 70*** 40****

13 Ruang peracikan dan

penyimpanan ramuan racikan

sendiri memenuhi hygiene dan

sanitasi

40* 50** 80*** 40****

14 Ruang peracikan dan

penyimpanan ramuan racikan

sendiri memiliki alas yang

berjarak dengan tanah atau lantai

40* 50** 80*** 40****

15 Suhu Ruang peracikan dan

penyimpanan ramuan racikan

sendiri dikondisikan sesuai dengan

simplisia

40* 50** 80*** 33,3****

16 Wadah tempat penyimpanan bahan

baku racikan diberikan label dan

tertulis nama bahan baku racikan

20* 100** 60*** 26,7****

Keterangan: * Hattra keterampilan ada STPT yang memberikan ramuan racikan sendiri (N= 5) ** Hattra keterampilan tidak ada STPT yang memberikan racikan sendiri (N = 2) *** Hattra Ramuan ada STPT yang memberikan ramuan racikan sendiri (N = 12) **** Hattra Ramuan ada STPT yang memberikan ramuan racikan sendiri (N = 14)

Pada Hattra Keterampilan yang ada STPT, proporsi kesesuaian tertinggi sarana panti

sehat terhadap parameter penilaian sarana panti sehat, yaitu pada parameter “Ruang

pelayanan memiliki pencahayaan yang cukup” (90,3%).

Page 51: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

30

Pada Hattra Keterampilan yang tidak ada STPT, proporsi kesesuaian tertinggi sarana

panti sehat terhadap parameter penilaian sarana panti sehat, yaitu pada parameter

“Wadah tempat penyimpanan bahan baku racikan diberikan label dan tertulis nama

bahan baku racikan” (100%). Ada 2 orang Hattra Keterampilan tidak ada STPT yang

memberikan ramuan racikan sendiri.

Pada Hattra Ramuan yang ada STPT, proporsi kesesuaian tertinggi saran panti sehat

terhadap parameter penilaian sarana panti sehat, yaitu pada parameter “Ruang

pelayanan bersifat permanen” (94,5%), dan “Pintu ruang pelayanan tidak terkunci

(94,5%).

Pada Hattra Ramuan yang tidak ada STPT, proporsi kesesuaian tertinggi sarana panti

sehat terhadap parameter penilaian sarana panti sehat, yaitu pada butir “pernyataan

“Tersedia toilet/WC yang terpisah dari ruang pelayanan” (77,8%), dan “Ruang

peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri tahan terhadap pengaruh cuaca”

(77,8%).

Sebagai dasar perhitungan bobot Hattra, Cara perawatan dan Sarana menggunakan

metode Analytical Hierarchy Process (AHP), masing-masing peneliti yang terlibat

dalam penelitian ini menilai besaran urgensi terhadap keamanan dengan

membandingkan antara Hattra : Cara Perawatan; Hattra : Sarana; dan Cara Perawatan

: Sarana. Besaran perbandingan seperti terlihat pada tabel 16.

Tabel 16. Hasil penilaian 10 peneliti terhadap terhadap perbandingan variabel

dikaitkan dengan keamanan yankestrad empiris sebagai dasar perhitungan

bobot masing-masing variabel menggunakan metode Analytical Hierarchy

Process (AHP)

No Penilai Hattra : Cara

Perawatan

Hattra : Sarana Cara Perawatan :

Sarana

1 Peneliti 1 30 : 70 40 : 60 60 : 40

2 Peneliti 2 30 : 70 60 : 40 70 : 30

3 Peneliti 3 40 : 60 60 : 40 70 : 30

4 Peneliti 4 40 : 60 60 : 40 70 : 30

5 Peneliti 5 40 : 60 60 : 40 70 : 30

6 Peneliti 6 40 : 60 70 : 30 70 : 30

7 Peneliti 7 40 : 60 50 : 50 60 : 40

8 Peneliti 8 40 : 60 60 : 40 60 : 40

9 Peneliti 9 30 : 70 70 : 30 50 : 50

10 Peneliti 10 40 : 60 70 : 30 70 : 30

Total 370 : 630 600 : 400 650 : 350

Dari 10 orang peneliti total besaran urgensi terhadap keamanan diperoleh Hattra :

Cara Perawatan = 370 : 630; Hattra : Sarana = 600: 400; dan Cara Perawatan : Sarana

= 650 : 350.

Mengacu pada total besaran urgensi terhadap keamanan pada tabel 16, dengan

metode AHP dihitung menggunakan matriks rasio, diperoleh seperti pada tabel 17.

Page 52: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

31

Tabel 17. Hasil perhitungan bobot dengan metode AHP

Hattra Cara Perawatan Sarana

0,32 0,43 0,25

Bobot Hattra, Cara perawatan dan Sarana terhadap keamanan modalitas pelayanan

kesehatan tradisional empiris berturut-turut: 0,32, 0,43 dan 0,25.

Nilai keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dihitung secara

bersama Hattra, Cara Perawatan dan Sarana dengan menjumlahkan antara hasil

perkalian total skor dengan bobot Hattra, hasil perkalian total skor dengan bobot Cara

Perawatan dan hasil perkalian total skor dengan bobot Sarana. Nilai keamanan

modalitas pelayanan kesehatan tadisional empiris pada panti sehat menurut

kepemilikan STPT sperti terlhat pada tabel 18.

Tabel 18. Nilai keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat

menurut kepemilikan STPT

No Nilai Hattra Keterampilan Hattra Ramuan

Ada STPT

(N = 62)

Tidak Ada

STPT

(N = 86)

Ada STPT

(N = 17)

Tidak Ada

STPT

(N = 18)

1 Minimimum 64,6 53,20 69,65 63,57

2 Maksimum 100 100 96,80 91,10

3 Rerata 83,04 78,18 85,60 78,59

Nilai keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan oleh

Hattra Keterampilan yang ada STPT pada panti sehat berkisar 64, 6 – 100 dengan

rerata 83,04.

Nilai keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan oleh

Hattra Keterampilan yang tidak ada STPT pada panti sehat berkisar 53,20 – 100

dengan rerata 78,18.

Nilai keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan oleh

Hattra Ramuan yang ada STPT pada panti sehat berkisar 69,65 – 96,80 dengan rerata

85,60.

Nilai keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan oleh

Hattra Ramuan yang tidak ada STPT pada panti sehat berkisar 63,57 – 91,10 dengan

rerata 78,59

Hasil pengamatan langsung potensi keamanan oleh peneliti terhadap pelayanan

kesehatan tradisional empiris terhadap 183 Hattra yang dinilai diperoleh 150 potensi

aman dan 33 potensi tidak aman.

Nilai cut off keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat diperoleh dari

analisis menggunakan kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) dihitung

dengan membandingkan pengamatan langsung potensi keamanan oleh peneliti

Page 53: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

32

dengan hasil penilaian keamanan menggunakan instrumen penilaian keamanan

modalitas yankestrad empiris pada panti sehat. Nilai cut off didasarkan pada nilai

AUC dari kurva yang diperoleh. Kurva ROC dan Nilai cut off keamanan modalitas

yankestrad empiris pada panti sehat seperti terlihat pada gambar 1 dan tabel 19.

Gambar 1. Kurva ROC perbandingan pengamatan langsung potensi keamanan

oleh peneliti dengan hasil penilaian keamanan menggunakan instrumen

penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat, AUC =

0,703

Tabel 19. Nilai cut off aman modalitas yankestrad empiris pada panti sehat

Nilai aman jika ≥ sensitivitas spesifisitas

77,7650 0,700 0,576

Modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat dinyatakan aman

apabila nilainya ≥77,7650. Sensitivitas dan Spesifisitas instrumen penilaian keamanan

Page 54: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

33

modalitas yankestrad empiris dengan nilai cut off tersebut diperoleh sebesar 70% dan

57,6%.

Proporsi keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti

sehat menurut kepemilikan STPT berdasarkan nilai cut off ≥77,7650 seperti pada

tabel 20.

Tabel 20. Proporsi (%) keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti

sehat dengan nilai cut off aman ≥77,7650 menurut kepemilikan STPT

No Keamanan Hattra Keterampilan Hattra Ramuan

Ada STPT

(N = 62)

Tidak Ada

STPT

(N = 86)

Ada STPT

(N = 17)

Tidak Ada

STPT

(N = 18) 1 ≥ 77,7650 (aman) 77,4 60,5 76,5 61,1

2 < 77,7650 (tidak aman) 22,6 39,5 23,5 38,9

Proporsi modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan pada panti

sehat yang diselenggarakan oleh Hatrra Keterampilan yang ada STPT yang aman

yaitu 77,4%.

Proporsi modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan pada panti

sehat yang diselenggarakan oleh Hatrra Keterampilan yang tidak ada STPT yang

aman yaitu 60,5%.

Proporsi modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan pada panti sehat

yang diselenggarakan oleh Hatrra Ramuan yang ada STPT yang aman yaitu 76,5%.

Proporsi modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan pada panti sehat

yang diselenggarakan oleh Hatrra Ramuan yang tidak ada STPT yang aman yaitu

61,1%.

Berdasarkan kepemilikan STPT Hattra dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan

tradisional empiris pada panti sehat, terhadap 183 Hattra terdapat 79 Hattra yang ada

STPT atau telah memiliki rokemendasi aman dari Dinkes Kabupaten/Kota dan

terdapat 104 yang tidak ada STPT atau belum ada rekomendasi aman.

Nilai cut off keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat diperoleh dari

analisis menggunakan kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) dihitung

dengan membandingkan kepemilikan STPT Hattra/rekomendasi aman dengan hasil

penilaian keamanan menggunakan instrumen penilaian keamanan modalitas

yankestrad empiris pada panti sehat. Nilai cut off didasarkan pada nilai AUC dari

kurva yang diperoleh. Kurva ROC dan Nilai cut off keamanan modalitas yankestrad

empiris pada panti sehat seperti terlihat pada gambar 2 dan tabel 21.

Page 55: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

34

Gambar 2. Kurva ROC perbandingan kepemilikan STPT Hattra/Rekomendasi

aman dengan hasil penilaian keamanan menggunakan instrumen penilaian

keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat, AUC=0,674

Tabel 21. Nilai alternatif cut off aman modalitas yankestrad empiris pada panti

sehat

Nilai aman jika ≥ sensitivitas spesifisitas

80,8850 0,671 0,558

Modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat dinyatakan aman

apabila nilainya ≥80,8850. Sensitivitas dan Spesifisitas instrumen penilaian keamanan

modalitas yankestrad empiris dengan nilai cut off tersebut diperoleh sebesar 67,1%

dan 55,8%.

Proporsi keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti

sehat menurut kepemilikan STPT berdasarkan nilai cut off ≥80,8850 seperti pada

tabel 22.

Page 56: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

35

Tabel 22. Proporsi (%) keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti

sehat dengan nilai cut off ≥80,8850 menurut kepemilikan STPT

No Keamanan Hattra Keterampilan Hattra Ramuan

Ada STPT

(N = 62)

Tidak Ada

STPT

(N = 86)

Ada STPT

(N = 17)

Tidak Ada

STPT

(N = 18)

1 ≥ 80,8850 (aman) 64,5 44,2 76,5 44,4

2 < 80,8850 (tidak aman) 35,5 55,8 23,5 55,6

Proporsi modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan pada panti

sehat yang diselenggarakan oleh Hatrra Keterampilan yang ada STPT yang aman

yaitu 64,5%.

Proporsi modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan pada panti

sehat yang diselenggarakan oleh Hatrra Keterampilan yang tidak ada STPT yang

aman yaitu 44,2%.

Proporsi modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan pada panti sehat

yang diselenggarakan oleh Hatrra Ramuan yang ada STPT yang aman yaitu 76,5%.

Proporsi modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan pada panti sehat

yang diselenggarakan oleh Hatrra Ramuan yang tidak ada STPT yang aman yaitu

44,4%.

Page 57: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

36

BAB V. PEMBAHASAN

A. Potret penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat yang sudah ada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali belum semua menggunakan PMK

nomor 61 tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris dalam

melakukan penilaian teknis terutama terkait dengan keamanan. Beberapa Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota menggunakan KMK nomor 1076 tahun 2003 tentang

Penyelenggaraa Pengobatan Tradisional atau bahkan ada beberapan dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota yang menggunakan PP 103 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan

Tradisional.

PP 103 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional ditetapkan untuk

melaksanakan ketentuan pasal 59 ayat (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan. Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9, Pasal 23, Pasal 26 ayat

(3), Pasal 39 ayat (8), dan Pasal 57 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun

2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional, perlu menetapkan Peraturan Menteri

Kesehatan tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris. Sebagai tindak lanjut

hal ini, ditetapak PMK nomor 61 tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan

Tradisional Empiris. PMK nomor 61 tahun 2016 ini mulai berlaku 17 November

2016. Pada pasal 45 dinyatakan bahwa pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku,

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang

Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Dengan demikian sejak 17 November 2016 pengaturan terkait pelayanan tradisional

empiris mengacu pada PMK nomor 61 tahun 2016.

Beberapa dinas kesehatan Kabupaten/Kota belum menggunakan form penilain teknis

sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 menyatakan alasannya

bahwa belum ada koordinasi bersama sehingga masih menggunakan KMK nomor

1076 tahun 2003; dan Hattra tidak bisa memenuhi kriteria yang ada di dalam form

penilaian teknis sebagaimana dalam lampiran PMK nomor 61 tahun 2016. Adapun

perbedaan antara PMK nomor 1076 tahun 2002 dengan PMK nomor 61 tahun 2016

terkait dengan penilaian teknis diantarnya:

a. Penggunaan istilah Pengobat Tradisional pada KMK nomor 1076 tahun 2003; dan

Penyehat Tradisional (Hattra) pada PMK nomor 61 tahun 2016;

b. Pengobat tradisional diklasifikasikan dalam 4 jenis yaitu keterampilan, ramuan,

pendekatan agama dan supranatural pada KMK nomor 1076 tahun 2003 dan

Pelayanan kesehatan tradisional empiris dikelompokkan berdasarkan

pelayanannya meliputi keterampilan, ramuan dan kombinasi dengan memadukan

antara penggunaan ramuan dan keterampilan.

c. Pendekatan agama dan supranatural pada KMK 1076 tahun 2003, untuk

pendekatan agama, diperlukan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Departemen

Agama Kabupaten/Kota, sedangkan pendekatan supranatural dikeluarkan oleh

Kejaksaan setempat, sebelum Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengeluarkan

Page 58: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

37

STPT. Sementara dalam PMK nomor 61 tahun 2016, untuk penedakatan agama

dan supranatural tidak ada ketentuan yang mengatur untuk ini.

B. Pengembangan instrument penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat Dalam pengembangan instrumen penilaian keamanan pelayanan kesehatan tradisional

empiris ada 2 parameter awal yang dihilangkan yaitu dan ada 8 parameter baru yang

ditambahkan.

Dua parameter yang dihilangkan dalam instrumen peniaian seperti pada tabel 1 yaitu

“Hattra memiliki surat magang” dan “Hattra tidak memiliki cacat tubuh”. Terkait

dengan parameter “Hattra memiliki surat magang”, ini diambil dari PMK nomor 61

tahun 2016 pasal 5 butir 1 (g) surat rekomendasi dari asosiasi sejenis atau surat

keterangan dari tempat kegiatan magang. Dalam lampiran VII PMK nomor 61 tahun

2016 pada form penilaian teknis Hattra, pada A.1.a asal ilmu dan pengetahuan

kesehatan tradisional turun temurun diperlukan bukti surat magang. Informasi dari

asosiasi yang ada, sejauh ini yang dikeluarkan hanya surat rekomendasi dari asosiasi,

terkait dengan Hattra yang telah menjadi anggota asosiasi dan belum pernah ada

asosiasi yang mngeluarkan surat magang.

Parameter lainnya yang dihilangkan yaitu “Hattra tidak memiliki cacat tubuh”.

Parameter ini mengacu pada PMK nomor 61 tahun 2016 lampiran VII pada A.2 butir

1 terkait dengan tampilan fisik untuk menilai Sehat Jasmani. Cacat tubuh tidak

berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan tardisional. Banyak Hattra melakukan

modalitas keterampilan pijat tuna netra, ataupun ada cacat tangan daoat

menyelenggarakan pelayanan tradisional empiris keterampilan dengan baik.

8 parameter baru yang ditambahkan dalam saat pengembangan instrumen awal

terlihat seperti pada tabel 1. Dari 8 tambahan terdapat 2 butir yang tidak tercantum

dalam PMK nomor 61 tahun 2016 yaitu “Hattra memberikan konseling terhadap

gangguan kesehatan”, “Cara perawatan dengan energi dan olah pikir dilakukan tanpa

memberikan sugesti berlebihan”, dan “Ramuan racikan dibuat sesuai dengan prosedur

operasional baku yang tertulis/didokumentasikan”. Pada keterampilan energi dan olah

pikir penilaian keamanan tidak dimungkinkan penilaian keamanan secara observasi

secara langsung. Pengamatan yang dilakukan secara langsung terkait keamanan cara

perawatan keterampilan energi dan olehpikir, sesuai masukan dari asosiasi yaitu

dengan pengamatan sugesti yang diberikan. Seperti diuraikan dalam pedoman

penilaian pada lampiran 3,5 dan 7, sugesti yang diberikan pada pelayanan kesehatan

tradisional empiris berisi nasihat atau ajakan keikhlasan, yang bertujuan agar klien

optimis terhadap hasil terapi. Sugesti yang berlebihan, yakni memberi informasi

kepada klien bahwa klien akan diterapi dengan energi yang berasal dari kekuatan

mistis yang di luar kemampuan akal manusia.

Page 59: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

38

C. Validitas dan reliabilitas instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat Pada tabel 2. Koefisien Cronbach's Alpha berdasarkan parameter yang dinilai dan

koefisien Cronbach's Alpha diperoleh nilai >0,6. Cronbach's Alpha adalah ukuran

konsistensi internal, yaitu sebeberapa dekat terkait satu set parameter sebagai

kelompok. Ini sebagai ukuran skala reliabilitas. Aturan umum bahwa realibilitas baik

bila >0,6 dan semakin tinggi reliabilitas semakin baik atau semakin tinggi internal

konsistensi.22,23.

Pada tabel 3,4,5 dan 6 diperoleh gambatan bahwa ada 5 parameter dari 49 parameter

penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris yang r hitung

< r tabel atau tidak valid setelah diuji dengan Pearson Product Moment dua arah

dengan p = 0,05, N=36. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kevalidan atau

kesesuaian parameter yang digunakan untuk memperoleh data keamanan dari para

Hattra. Terhadap 5 parameter dari 49 parameter penilaian keamanan modalitas

pelayanan kesehatan tradisional empiris diuji kembali dengan Pearson Product

Moment satu arah dengan p = 0,05, N=36, diketahui hanya ada 2 parameter yang

tidak valid diantarnya 1 parameter “Hattra memberikan konseling terhadap gangguan

kesehatan klien”. Dengan melakukan konfirmasi kepada sebagaian pakar yang

sebelumnya terlibat dalam menguji validitas terhadap 5 parameter yang tidak valid,

dinyatakan parameter “Hattra memberikan konseling terhadap gangguan kesehatan

klien” dikeluarkan dan 4 parameter lainnya dilakukan koreksi kalimatnya untuk

mempertajam keterkaitan dengan aspek keamanan.

D. Keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat Karakteristik Hattra sebagian besar ada laki-laki, berumur 20-49 tahun dan

berpendidikan SMA (tabel 8). Hal ini terkait dengan perolehan pengetahuan dan

keterampilan sebagai Hattra yang memberikan pelayanan kesehatan tradisional

empiris. Sebagaimana pasal 3 PMK nomor 61 tahun 2016, dinyatkan bahwa Hattra

penyelenggaran pelayanan kesehatan tradisional empiris, dilaksanakan oleh Hattra

berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun atau

melalui pendidikan non formal. Pengetahuan dan keterampilan secara turun temurun

diperoleh melalui magang pada Hattra senior yang telah memiliki pengalaman

memberikan pelayanan kesehatan tradisional empiris secara aman dan bermanfaat

paling sedikit 5 (lima) tahun. Pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari

pendidikan non formal diperoleh melalui pelatihan atau kursus yang dibuktikan

dengan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi

(LSK) yang menjadi mitra dan diakui oleh Instansi Pembinaan Kursus dan Pelatihan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pengaturan terkait Hattra yang dapat diperoleh melalui jalur magang, sejauh ini

belum ada. Jalur yang berkembang yaitu melalui Lembaga Kursus dan Pelatihan

Page 60: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

39

(LPK) yang dikoordinasikan melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Namun demikian Hattra yang memiliki sertifikat kompetensi berkisar 53,2 – 70,6%

pada Hattra yang memiliki STPT dan 26,7 – 27,8% pada Hattra yang tidak memiliki

STPT (tabel 9). Hal ini dimungkinkan jumlah LPK dengan LSK belum berimbang

ataupun biaya, sehingga banyak peserta LPK yang belum terfasilitasi memperoleh

sertifikat kompetensi.

Jenis modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris oleh Hattra sebagian besar

lebih dari 1 jenis modalitas (tabel 8). Dalam KMK nomor 1076 tahun 2003 tidak ada

ketentuan bahwa 1 pengobat tradisional dibatasi hanya 1 jenis pengobatan tradisional,

sedangkan pada PMK nomor 61 tahun 2016 pada pasal 4 ayat 2 Penyehat Tradisional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat memiliki 1 (satu) STPT. Hal ini

diperjelas pada pasal 17 PMK nomor 61 tahun 2016, Hattra hanya dapat memberikan

pelayanan kesehatan tradisional empiris sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya

dan dalam hal Hattra berhalangan, pemberian pelayanan kesehatan tradisional tidak

dapat digantikan Hattra lainnya.

Dalam penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris, Hattra,

sebelum dilakukan penilaian maka perlu diskusi dengan Hattra, sesuai ketentuan yang

ada sebagaimana PMK nomor 61 tahun 2016, Hattra sudah harus memilih dan

menetapkan 1 jenis modalitas yang akan diarahkan untuk perolehan STPT. Hal ini

ternyata tidak mudah bagi Hattra yang memang sudah lama melakukan dua jenis

modalitas bersamaan. Pada tabel 10 terlihat Hattra Keterampilan yang memiliki STPT

Keterampilan masih ditemukan melakukan cara perawatan keterampilan dicampur

dengan pemberian ramuan baik ramuan pabrikan maupun ramuan racikan sendiri.

Demikian pula pada Hattra Ramuan yang memiliki STPT Ramuan melakukan cara

perawtan ramuan dicampur dengan Keterampilan baik tanpa alat maupun dengan alat

kesehatan tradisional empiris.

Dalam PMK nomor 61 tahun 2016 terdapat 1 kelompok pelayanan kesehatan

tradisional yang dinamakan kombinasi dengan memadukan antara penggunaan

ramuan dan keterampilan. Namun dalam hal ini berbeda antara pengertian kombinasi

Keterampilan-Ramuan dengan campuran Keterampilan-Ramuan. Sesuai PMK nomor

61 tahun 2016 pasal 16 ayat 2, pelayanan kesehatan tradisional empiris kombinasi

merupakan satu kesatuan cara pelayanan kesehatan tradisional empiris berdasarkan

teori dan praktik menyeluruh dan lengkap yang berakar dari 1 (satu) tradisi budaya

asli tertentu. Mengacu pada surat Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan nomor

YT.01.02/IV/3410/2019 tanggal 20 Agustus 2019 perihal pemberitahuan

perkumpulan/asosiasi Penyehat Tradisional sebagai pemberi rekomendasi STPT,

untuk modalitas kombinasi dikaitkan dengan Naturopatis.

Pemberian pelayanan kesehatan tradisional empiris oleh Hattra dalam rangka upaya

promotif dan preventif sebagaimana tertuang dalam pasal 17 ayat 1 PMK nomor 61

tahun 2016. Hattra yang memberikan pelayanan kesehatan tradisional empiris oleh

Hattra dalam rangka upaya promotif dan preventif berkisar 11,8 – 40,3% pada Hattra

Page 61: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

40

yang memilki STPT dan berkisar 11,1 – 57% pada Hattra yang tidak memiliki STPT

(tabel 9).

Hattra yang memiliki Prosedur Operasional Baku (POB/SOP) dalam memberikan

pelayanan kesehatan tradisional empiris berkisar 0 – 66,7% pada Hattra yang

memiliki STPT dan 0 – 16,4% pada Hattra yang tidak memiliki STPT (tabel 11,

12,13,14). Menurut Moekijat SOP adalah urutan langkah-langkah (atau pelaksanaan-

pelaksanaan pekerjaan) di mana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan dengan

apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di mana

melakukannya dan siapa yang melakukannya24. Tujuan adanya SOP dalam

pelayanan kesehatan tradisional empiris sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan

menilai pelaksanaan proses pelayanan kesehatan tradsional empiris bila terjadi

sesuatu yang tidak diinginkan, sehingga sifatnya melindungi Hattra25.

Label pada kemasan ramuan racikan sendiri hanya memuat identitas klien, keterangan

cara penggunaan, dan tidak boleh menambahkan keterangan khasiat atau keterangan

lain, berkisar 40 – 50% pada Hattra yang memilki STPT dan 0 – 42,8% pada Hattra

yang tidak memiliki STPT (tabel 15). Adanya larangan menambahkan keterangan

khasiat dalam label yang ditempelkan pada kemasan ramuan racikan sendiri, diatur

dalam PMK 61 tahun 2016 pasal 33 ayat 5. Larangan pencantuman keterangan

khasiat dikaitkan bukti empiris ataupun bukti ilmiah keamanan dan manfaat ramuan

racikan sendiri. Bukti empiris adalah informasi yang membenarkan suatu

kepercayaan dalam kebenaran atau kebohongan suatu klaim empiris4. Bukti ilmiah

manfaat mengacu pada prinsip Evidence Based Medicine. Bukti ilmiah tertinggi

diperoleh metode penelitian meta analisis26.

Dengan metoda Analytical Hyrarchy Process (AHP) diperoleh bobot parameter

Hattra, Cara Perawatan, dan Sarana berturut-turut: 0,32; 0,43; dan 0,25 (tabel 17).

Dalam kerangka konsep penelitian ini telah ditekankan bahwa Hattra, Cara Perawatan

dan Sarana, secara sendiri-sendiri dan secara bersama mempengaruhi keamanan

modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris. Untuk mengetahui berapa besar

konstribusi masing-masing parameter tersebut maka perlu dilakukan pembobotan.

Tujuan pembobotan parameter adalah untuk mengekspresikan seberapa besar

pengaruh suatu parameter terhadap parameter lainnya. Nilai penting suatu parameter,

dapat dilihat dari seberapa besar bobot yang diberikan untuknya dalam proses

penentuan keputusan. Normalisasi pembobotan biasanya dilakukan dengan cara

menjumlahkan bobot keseluruhan parameter sehingga diperoleh total nilai sebesar 18.

Nilai minimum dan maksimun keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional

empiris oleh Hattra Keterampilan dgn STPT dan tidak ada STPT 64,6 – 100 dan 53,2

– 100; sedangkan oelh Hattra Ramuan dengan dan tidak ada STPT 69,65 – 96,8 dan

63,57 – 91,10 (tabel 18). Nilai keamanan keamanan modalitas pelayanan kesehatan

tradisional empiris dihitung dengan menjumlahkan nilai bariabel Hattra, cara

perawatan dan sarana. Nilai masing-masing variabel dihitung dengan mengkalikan

antara hasil pembagian (jumlah skor setiap parameter dengan skor maksimal) dengan

bobot masing-masing variabel sesuai hasil perhitungan AHP.

Page 62: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

41

Prediksi nilai cut off keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris

pada pant sehat dihitung menggunakan analisis ROC (Receiver Operating

Characteristic). Analisis ROC adalah analisis yang digunakan untuk menilai

kemampuan suatu instrumenn, dalam hal ini ins trumen penilaian keamanan

modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris yang hasil pengukurannya berskala

kontinyu untuk mendeteksi aman menggunakan kurva yang disebut ROC. Penilaian

terhadap kemampuan suatu instrument dilakukan dengan menggunakan luas area

under curve (AUC). AUC meliputi keseluruhan area dibawah kurva yang terbentuk

dari semua koordinat sensitifitas dan 1 – spesifisitas. Nilai AUC berkisar 0 – 1,

semakin luas AUC maka semakin baik kemampuan suatu instrumen untuk

mendeteksi, dalam hal ini keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional

empiris. Kemampuan suatu instrument dinyatakan baik jika AUC ≥0,727,28.

Mempertimbangkan bahwa Gold Standart untuk pengukuran keamanan modalitas

pelayanan kesehatan tradisional empiris belum ada, maka digunakan dua alternatif

pembanding untuk dapat menentapkan cut off menggunakan ROC. Dua alternative

tersebut yaitu pengamatan langsung oleh peneliti terhadap keamanan modalitas

pelayanan kesehatan tradisional empiris dan berdasarkan kepemilikan STPT Hattra

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional empiris. Hattra yang telah

memiliki STPT telah mendapatkan rekomendasi aman dari Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. Berdasarkan pengamatan langsung, modalitas pelayanan kesehatan

tradisional empiris pada panti sehat dinyatakan aman apabila nilainya ≥77,7650.

Sensitivitas dan Spesifisitas instrumen penilaian keamanan modalitas yankestrad

empiris dengan nilai cut off tersebut diperoleh sebesar 70% dan 57,6%. Berdasarkan

kepemilikan STPT, modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti

sehat dinyatakan aman apabila nilainya ≥80,8850. Sensitivitas dan Spesifisitas

instrumen penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris dengan nilai cut off

tersebut diperoleh sebesar 67,1% dan 55,8%.

Hasil diskusi pakar dan jajaran Dinas Kesehatan di 12 Kabupaten/Kota tempat lokus

penelitian pada saat pembahasan hasil sementara, diperoleh masukan untuk tindak

lanjut implementasi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, digunakan cut off ≥77,7650.

Yang menjadi pertimbangan, nilai cut off ini mempunyai sensitifitas dan spesifisitas

lebih tinggi daripada cut off ≥80,8850; dan dengan nilai cut off ≥77,7650 akan lebih

banyak Hattra yang dapat masuk untuk dapat diproses rekomendasi keamanan untuk

perolehan STPT. Dalam pemberian rekomendasi aman modalitas pelayanan

kesehatan tradisional empiris, tetap memperhatikan butir-parameter dalam instrument

yang skor nya rendah.

Page 63: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

42

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Proporsi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang menggunakan form penilaian

teknis lampiran PMK nomor 61 tahun 2016 sebesar 75%.

2. Instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris

pada panti sehat berisi 48 parameter yang terdiri dari

a. 5 butir pernyatan penilaian Hattra,

b. 7 parameter penilaian cara perawatan keterampilan dengan alat kesehatan

tradisonal empiris,

c. 4 parameter penilaian cara perawatan keterampilan tanpa alat kesehatan

tradisional empiris,

d. 3 parameter penilaian cara perawatan ramuan pabrikan,

e. 13 parameter penilaian cara perawatan ramuan racikan sendiri, dan

f. 16 parameter penilaian sarana.

3. Reliabilitas parameter dalam instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan

kesehatan tradisional empiris pada panti sehat diperoleh koefisien Cronbach

Alpha sebesar 0,957 atau dinyatakan reliabel.

4. Validitas parameter dalam instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan

kesehatan tradisional empiris pada panti sehat diperoleh dari 44 dari 49 parameter

r hitung > r tabel (0,32) atau dinyatakan valid. Konfirmasi pakar, pada parameter

yang tidak valid, 4 butir dilakukan edit kalimat untuk memperjelas dan 1 butir

dihilangkan.

5. Proporsi keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris di

Kabupaten/kota di Jawa dan Bali, mengacu pada nilai cut off aman ≥ 77,7650

diketahui:

a. 77,4% Hattra Keterampilan yang ada STPT

b. 60,5% Hattra Keterampilan yang tidak ada STPT

c. 76,5% Hattra Ramuan yang ada STPT

d. 61% Hattra Ramuan yang tidak ada STPT

6. Proporsi keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris di

Kabupaten/kota di Jawa dan Bali, mengacu pada nilai cut off aman ≥ 80,8850

diketahui:

a. 64,5% Hattra Keterampilan yang ada STPT

b. 44,2% Hattra Keterampilan yang tidak ada STPT

c. 76,5% Hattra Ramuan yang ada STPT

d. 44,4% Hattra Ramuan yang tidak ada STPT

B. SARAN 1. Diperlukan sosialisasi PMK nomor 61 tahun 2016 ke Dinkes Kab/Kota utamanya

yang belum mengimplementasikan PMK nomor 61 tahun 2016 dan ke Hattra

yang ada terkait 1 hattra hanya diperbolehkan 1 modalitas pelayanan kesehatan

tradisional empiris.

Page 64: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

43

2. Diperlukan penetapan Hattra senior yang telah memiliki pengalaman memberikan

pelayanan kesehatan tradisional empiris secara aman dan bermanfaat paling

sedikit 5 (lima) tahun untuk dapat direkomendasikan mengeluarkan surat magang

kepada Hattra yang melalui jalur turun temurun.

3. Penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional empiris digunakan

cut off aman ≥ 77,7650. Hal ini didasarkan pada nilai sensitivitas dan spesifisitas

yang lebih tinggi dibandingkan cut off aman ≥ 80,8850.

4. Hattra yang tidak ada STPT dengan nilai di atas cut off aman direkomendasikan

untuk dapat diarahkan untuk proses STPT dan terhadap Hattra yang tidak ada

STPT yang nilainya di bawah cut off aman direkomendasikan untuk dilakukan

pembinaan mengacu pada parameter yang skornya rendah.

5. Diperlukan intensifikasi pembinaan pada Yankestrad empiris. Hal ini didasarkan

pada Hattra yang ada STPT diketahui ada parameter yang skornya rendah dan ada

yang nilainya di bawah cut off aman.

6. Penyelenggaraan workshop untuk Dinkes Kabupaten/Kota untuk implementasi

instrumen penilaian keamanan modalitas yankestrad empiris pada panti sehat baik

untuk proses pemberian rekomendasi STPT, penapisan dan pembinaan

7. Pengembangan aplikasi e-instrumen penilaian keamanan modalitas yankestrad

empiris pada panti sehat. Hal ini untuk dapat mempercepat proses pemberian

rekomendasi STPT.

Page 65: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

44

BAB VII. DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI,

Laporan Riskesdas tahun 2013, Kementerian Kesehatan RI, 2014

2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI ,

Laporan Sementara Riskesdas tahun 2018, Kementerian Kesehatan RI

3. Kementerian Kesehatan RI, Peraturan Menteri Kesehatan nomor 61 tahun 2016

tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris

4. https://id.wikipedia.org/wiki/Bukti_empiris diakses tanggal 18 Januari 2019

5. WHO, General Guidelines for Methodologies on Research and Evaluation of

Traditional Medicine, 2000

6. Kementerian Kesehatan RI, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makan

nomor HK.03.1.23.06.11.5629 tahun 2011 tentang persyaratan teknis cara

pembuatan obat tradisional yang baik, 2011

7. Badan POM RI, Pedoman Rasionalisasi Obat Tradisional, Volume 1, Direktorat

Obat Asi Indonesia, Badan POM RI, 2014

8. Lestari Handayani, Suharmiati, Cara Benar Meracik Obat Tradisional, AgroMedia,

2005

9. Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional, Ditjen Yankes, Kemekes RI Data

Rekapitulasi Hattra Per Provinsi Seluruh Indonesia s.d 2018, (unpublished), 2019

10. Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional, Ditjen Yankes, Kemekes RI, Draft

Petunjuk Teknis Penapisan Sentra Penapisan dan Pengembangan Penyehatan

Tradisioonal (SP3T), (unpublished), 2019

11. Notulen Rapat Pembahasan Revisi Permenkes nomor 90 tahun 2013 tentang SP3T

tanggal 29 Maret 2018

12. Lemeshow Stanley et al, Adequacy of Sample Size in Health Studies, John Wiley &

Sons, England, 1993

13. Azwar Saifudin, Reliabilitas dan validitas, Edisi 4, Penerbit Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, 2007

14. Riduwan, Belajar Mudah untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula, Alfabeta,

Bandung, 2009

15. Nirmala S, Ketentuan Penilaian Akreditasi Puskesmas, Pelatihan Akreditasi

Puskesmas, 2014

16. How to Calculate Weight average,

https://www.google.co.id/amp/s/m.wikihow.com/Calculate-Weighted-

Average%3famp=1 diakses tanggal 16 Januari 2019

17. Maloney, Lisa, How to Do a Weighted Score, Sciencing,

https://sciencing.com/weighted-score-10047404.html. 15 October 2018

18. Thomas L. Saaty, The Fundamentals of Decision Making and Priority Theory with

the Analytic Hierarchy Process, Vol. VI of the AHP Series, 478 pp., RWS Publ.,

2000 (revised)

19. Peraturan Pemerintah nomor 103 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan

Tradisional

20. Kementerian Kesehatan RI, Keputusan Menteri Kesehatan nomor

1076/MENKES/SK/VII tentang Pengobatan Tradisional.

Page 66: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

45

21. Surat Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan nomor YT.01.02/IV/3410/2019

tanggal 20 Agustus 2019 perihal pemberutahuan perkumpulan/asosiasi Penyehat

Tradisional sebagai pemberi rekomendasi STPT.

22. Cronbach’s alpha SPSS tutorial, www.open.ac.uk > cronbachs-alpha, diakses

tanggal 19 Desember 2019

23. What does Croncbach’s alpha mean? SPSS FAQ –IDRE Stas – UCLA,

https://stats.idre.ucla.edu > spss > what does Croncbach’s alpha mean, diakses

tanggal 19 Desember 2019

24. Moekijat, Administrasi Perkantoran, Mandar Maju, Bandung, 2008

25. Hartatik, Indah Puji, Buku Praktis mengembangkan SDM, Laksana, Jogjakarta,

2014.

26. Masic Izet, Miokovic Milan, Muhamedagic Belma, Evidence Based Medicine –

New Approaches and Challenges, Vol. 16 no 4 December 2008,

DOI:10.5455/aim.2008.16.219-225

27. Dahlan, M.S. Penelitian diagnostic dasar-dasar teoritis dan aplikasi dengan program

SPSS dan Stata, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, 2009

28. Hidayat Rahmat, Primasari Indira, Metodologi Penelitian Pssikodiagnostika,

Buletin Psikologi, Vol. 19, no 2, 2011, 81 - 92

Page 67: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

46

Lampiran 1. Form instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan

tradisional empiris ramuan pada panti sehat

INSTRUMEN PENILAIAN KEAMANAN

MODALITAS PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL EMPIRIS RAMUAN PADA PANTI SEHAT

Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Dan Pelayanan Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Jalan Percetakan Negara Nomor 29

Jakarta 10560

Page 68: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

47

Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Dan Pelayanan Kesehatan

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Jalan Percetakan Negara Nomor 29

Jakarta 10560

Penelitian Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris pada

Panti Sehat di 12 Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali

NASKAH PENJELASAN

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan pada

Tahun 2019 akan melakukan Penelitian Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan

Tradisional Empiris pada Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris keamanan modalitas pelayanan

kesehatan tradisional empiris pada panti sehat.

Observasi terhadap keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional pada

panti sehat Bapak/Ibu/Saudara dengan menggunakan instrumen penilaian membutuhkan

waktu kurang lebih 60 menit. Dimungkinkan juga diperlukan klarifikasi terhadap

parameter yang diobservasi. Hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk perbaikan

instrumen penilaian sebagai dasar pemberian rekomendasi perolehan STPT oleh Dinkes

Kabupaten/Kota, dan sebagai dasar materi pembinaan oleh Kementerian Kesehatan c.q

Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris dan Dinkes Kabupaten/Kota.

Untuk itu mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara mengizinkan kami untuk dapat

melakukan observasi modalitas pelayanan kesehatan tradisional pada panti sehat

Bapak/Ibu/Saudara.

Semua Informasi hasil penelitian ini akan dirahasiakan dan disimpan di Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Jakarta dan hanya

digunakan untuk pengembangan kebijakan program kesehatan dan pengembangan ilmu

pengetahuan.

Penelitian ini telah ditelaah dan disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan,

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Jakarta. Jika

Page 69: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

48

Bapak/Ibu/Sdr memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian ini, dapat

menghubungi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, Jalan Percetakan Negara Nomor 29, Jakarta 10560; Telepon (021)

4244375 dengan Kepala Sub Bidang Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Penunjang:

dr. Hadi Siswoyo, MEpid (Telp. 0813-9800-0996, email: [email protected]) atau

ketua pelaksana: drs. Ondri Dwi Sampurno, MSi.Apt (Telp. 0812-9942-953, email:

[email protected]).

Page 70: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

49

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan mengerti mengenai

Penelitian Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris pada

Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali yang dilakukan oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Saya mengerti bahwa partisipasi saya dilakukan secara sukarela dan saya dapat menolak

atau mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

........... , .....................................

Saksi Menyetujui

( ................................. ) ( ................................. )

Page 71: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

50

INSTRUMEN PENILAIAN KEAMANAN

PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL EMPIRIS PADA PANTI SEHAT

A. IDENTITAS PENYEHAT TRADISIONAL (HATTRA)

Nama

Umur

Pendidikan terakhir

Kepemilikan Surat

Terdaftar Pengobat

Tradisional (STPT)

1. Permenkes 1076/2003

1.1. Keterampilan

1.2. Ramuan

2. Permenkes 61/2016

2.1.Keterampilan

2.2.Ramuan

3. Expired Permenkes 1076/2003

3.1.Keterampilan

3.2.Ramuan

4. Expired Permenkes 61/2016

4.1.Keterampilan

4.2.Ramuan

5. Tidak memiliki

Jenis modalitas yang

dilakukan hattra saat

ini

1. Keterampilan

1.1.Teknik Manual

1.2.Teknik Energi

1.3.Teknik Olah Pikir

2. Ramuan

3. Kombinasi

Jenis Modalitas

Utama yang dinilai

1. Keterampilan

1.1.Teknil Manual

1.2.Teknik Energi

1.3.Teknik Olah Pikir

2. Ramuan

3. Kombinasi

Alamat

Kabupaten/Kota

RAMUAN

Page 72: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

51

Provinsi

B. PENILAI

Nama 1.

2.

Tanggal

Waktu Mulai: …………………………. Selesai:

………………………………..

Mohon diberikan tanda pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian dari masing-

masing parameter. Skor mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan.

Hitung Total skor pada setiap variabel.

C. PENYEHAT TRADISIONAL (HATTRA)

No Parameter Penilaian

Skor 2 Skor 1 Nilai

Maksimum

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Hattra memiliki sertifikat kompetensi

2 Hattra terdaftar sebagai anggota asosiasi

3 Hattra dalam kondisi sehat

4 Hattra berperilaku hidup bersih dan sehat

5 Hattra melakukan pelayanan kesehatan

tradisional empiris terbatas promotif dan

preventif

Total nilai Hattra 10

D. CARA PERAWATAN

No Parameter Penilaian

Skor 2 Skor 1 Nilai

Maksimum

(1) (2) (3) (4) (5)

I Ramuan produksi pabrikan

6 Cara perawatan dengan ramuan produksi

pabrikan yang dilakukan sesuai dengan

prosedur operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan

7 Ramuan produksi pabrikan yang

digunakan telah memiliki izin edar dari

Badan POM RI

Page 73: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

52

8 Bentuk sediaan dari ramuan produksi

pabrikan tidak diubah ke bentuk sediaan

lain

Total nilai Ramuan produksi pabrikan 6

II Ramuan racikan sendiri

9 Cara perawatan dengan ramuan racikan

sendiri yang dilakukan sesuai dengan

prosedur operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan

10 Ramuan racikan dibuat sesuai dengan

prosedur operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan

11 Bahan ramuan sendiri mempunyai asal

usul yang jelas

12 Ramuan racikan sendiri tidak

menggunakan etil alcohol lebih dari 1%

13 Ramuan racikan sendiri tidak

menggunakan bahan kimia obat yang

merupakan hasil isolasi atau sintetik

berhasiat obat, narkotika dan psikotropika

14 Ramuan racikan sendiri tidak

menggunakan tanaman obat yang dilarang

sesuai peraturan yang berlaku

15 Ramuan racikan sendiri tidak diberikan

dalam bentuk sediaan tetes mata

16 Ramuan racikan sendiri tidak diberikan

dalam bentuk sediaan kapsul

17 Ramuan racikan sendiri tidak diberikan

dalam bentuk sediaan intra vaginal

18 Ramuan racikan sendiri tidak diberikan

dalam bentuk sediaan parenteral

19 Ramuan racikan sendiri tidak diberikan

dalam bentuk sediaan suppositoria

20 Ramuan racikan sendiri tidak boleh

dicampur dengan ramuan produksi

pabrikan

21 Label pada kemasan ramuan racikan

sendiri hanya memuat identitas klien,

keterangan cara penggunaan/pemakaian,

dan tidak boleh menambahkan keterangan

khasiat atau keterangan lain

Total nilai Ramuan racukan sendiri 26

Page 74: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

53

E. SARANA

No Parameter Penilaian

Skor 2 Skor 1 Nilai

Maksimum

(1) (2) (3) (4) (5)

22 Ruang pelayanan memenuhi persyaratan

lingkungan sehat

23 Ruang pelayanan memiliki pencahayaan

yang cukup

24 Ruang pelayanan bersifat permanen (tidak

berpindah-pindah tempat dan tidak

bergabung fisik dengan tempat tinggal

atau unit kerja lainnya)

25 Pintu ruang pelayanan tidak terkunci

26 Ukuran ruang pelayanan minimal 2 x 2,5

M

27 Ruang pelayanan yang lebih dari satu

tempat tidur harus ada sekt dengan tinggi

25 cm dari lantai dan 50 cm dari plafon

(untuk yang menggunakan matras sekat

sampai ke lantai)

28 Tersedia ruang tunggu yang terpisah dari

ruang pelayanan

29 Tersedia toilet/WC yang terpisah dari

ruang pelayanan

30 Tersedia sarana untuk cuci tangan

31 Tersedia dokumen catatan klien

32 Ruang peracikan dan penyimpanan

ramuan racikan sendiri tahan terhadap

pengaruh cuaca

33 Ruang peracikan dan penyimpanan

ramuan racikan sendiri dapat mencegah

masuknya rembesan dan bersarangnya

serangga, binatang pengerat, burung atau

binatang lainnya

34 Ruang peracikan dan penyimpanan

ramuan racikan sendiri memenuhi

hygiene dan sanitasi agar tidak tercemar

dengan kuman non pathogen atau

pencemaran khamer, jamur dan bakteri

35 Ruang peracikan dan penyimpanan

ramuan racikan sendiri memiliki alas

yang berjarak dengan tanah atau lantai

agar simplisia tidak bersentuhan dengan

tanah atau lantai

Page 75: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

54

36 Suhu Ruang peracikan dan penyimpanan

ramuan racikan sendiri dikondisikan

sesuai dengan simplisia

37 Wadah tempat penyimpanan bahan baku

racikan diberikan label dan tertulis nama

bahan baku racikan

Total nilai Sarana 32

Page 76: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

55

Lampiran 2. Pedoman pengisian instrumen penilaian modalitas pelayanan

kesehatan tardisional empiris pada panti sehat

A. IDENTITAS PENYEHAT TRADISIONAL

Nama

Tuliskan nama Hattra yang akan dinilai

Umur

Tuliskan umur Hattra (dibulatkan dalam tahun ke atas)

Pendidikan terakhir

Tuliskan pendidikan formal Hattra

Kepemilikan Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT)

Isikan dalam kotak yang tersedia kepemilikan STPT Hattra saat penilaian dengan

nomor yang sesuai

Jenis modalitas yang dilakukan hattra saat ini

Keterampilan Teknis Manual, seperti Pijat refleksi, Pijat Tradisional, Akupresur,

bekam, akupuntur

Keterampilan teknik Energi, seperti Prana, Reiki

Keterampilan teknik Olah Pikir, seperti Hipnotis

Modalitas Kombinasi yaitu modalitas yang teknis sudah merupakan kombinasi

keterampilan dan ramuan, seperti Spa

Isikan dalam kotak yang tersedia Jenis modalitas yang dilakukan hattra saat ini

dengan nomor yang sesuai

Jenis modalitas utama yang dinilai

Modalitas utama adalah modalitas yang paling sering dilakukan oleh Hattra dalam

pelayanan kesehatan tradisional empiris.

Keterampilan Teknis Manual, seperti Pijat refleksi, Pijat Tradisional, Akupresur,

bekam, akupuntur

Keterampilan teknik Energi, seperti Prana, Reiki

Keterampilan teknik Olah Pikir, seperti Hipnotis

Modalitas Kombinasi yaitu modalitas yang teknis sudah merupakan kombinasi

keterampilan dan ramuan, seperti Spa

Isikan dalam kotak yang tersedia jenis modalitas utama yang dinilai dengan nomor

yang sesuai

Alamat

Tuliskan alamat tempat pelayanan kesehatan tradisional empiris Hattra yang dinilai

RAMUAN

Page 77: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

56

Kabupaten/Kota

Tuliskan nama Kabupaten/Kota lokasi tempat pelayanan kesehatan tradisional

empiris Hattra yang dinilai, dan tuliskan kode Kabupaten/Kota pada kotak yang

tersedia (sesuai kode BPS)

Provinsi

Tuliskan nama Provinsi lokasi tempat pelayanan kesehatan tradisional empiris Hattra

yang dinilai, dan tuliskan kode Provinsi pada kotak yang tersedia (sesuai kode BPS)

B. PENILAI

Nama

Tuliskan nama petugas yang melakukan penilaian

Tanggal

Tuliskan tanggal saat dilakukan penilaian

Waktu

Tuliskan waktu dimulai penilaian dan waktu selesai penilaian

C. PENYEHAT TRADISIONAL

Pernyataan 1. Hattra memiliki sertifikat kompetensi

Hattra pernah mengikuti pelatihan atau kursus yang dibuktikan dengan sertifikat

kompetensi yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK)/Lembaga

Kursus Pelatihan (LKP)/Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK) yang menjadi

mitra dan diakui oleh Instansi Pembinaan Kursus dan Pelatihan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Skor 2:

Hasil observasi, ada dokumen sertifikat dari LSK/LKP/LPK yang diakui (ada nomor

Pokok Sekolah Nasional/NPSN) dan kompetensi yang tercetak dalam sertifikat

sesuai dengan modalitas yang dilayankan hattra.

Skor 1:

Tidak ada dokumen sertifikat dari LSK/LKP/LPK yang diakui (tidak ada nomor

NPSN) dan kompetensi yang tercetak dalam sertifikat sesuai dengan modalitas yang

dilayankan hattra.

Page 78: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

57

Pernyataan 2. Hattra terdaftar sebagai anggota asosiasi

Hattra menjadi anggota asosiasi penyehat tradisional empiris yang dibuktikan dengan

adanya kartu anggota atau sertifikat keanggotaan yang dikeluarkan oleh asosiasi

penyehat tradisional empiris terkait.

Nama-nama asosiasi penyehat tradisional empiris yang diakui oleh Direktorat

Pelayanan Kesehatan Tradisional:

1. Aspetri: Asosiasi Pengobatan Tradisonal Ramuan Indonesia

2. AP3I: Asosiasi Praktisi Pijat Pengobat Indonesia

3. IKNI: Ikatan Naturopati Indonesia

4. ARSI: Asosiasi Reiki Seluruh Indonesia

5. PBI: Perkumpulan Bekam Indonesia

6. APALI: Andalan Penyembuh Alternatif Indonesia

7. PerP4RI: Perkumpulan Persaudaraan Pelaku dan Pemerhati Pijat Refleksi

Indonesia

8. P3AI: Persaudaraan Pelaku dan Pemerhati Indonesia

9. ASTI: Asosiasi Spa Terapis Indonesia

Skor 2:

Hasil observasi, Ada dokumen kartu anggota atau sertifikat keanggotaan yang

dikeluarkan oleh asosiasi penyehat tradisional empiris sesuai dengan modalitas yang

dilayankan.

Skor 1:

Tidak ada dokumen kartu anggota atau sertifikat keanggotaan yang dikeluarkan oleh

asosiasi penyehat tradisional empiris sesuai dengan modalitas yang dilayankan.

Pernyataan 3. Hattra dalam kondisi sehat

Hattra tidak menderita penyakit yang dapat menghambat pelayanan atau

membahayakan klien dan berkomunikasi dengan baik.

Skor 2:

Hasil observasi, ada dokumen surat keterangan sehat dari dokter dan atau dinilai sehat

fisik dan mampu berkomunikasi dengan baik menurut pengamatan penilai, tidak

menghambat pelayanan dan tidak membahayakan klien.

Skor 1:

Tidak ada dokumen surat keterangan sehat dari dokter dan dinilai tidak sehat fisik dan

tidak mampu berkomunikasi dengan baik menurut pengamatan penilai, dapat

menghambat pelayanan dan membahayakan klien.

Pernyataan 4. Hattra berperilaku hidup sehat dan bersih

Hattra berperilaku hidup sehat dan bersih dengan berpakaian rapi dan bersih,

memakai masker, dan melakukan cuci tangan setelah melakukan pelayanan kepada

klien.

Skor 2:

Hasil observasi, hattra berpakaian rapi dan bersih, memakai masker, dan melakukan

cuci tangan setelah melakukan pelayanan kepada klien.

Page 79: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

58

Skor 1:

Hattra tidak berpakaian rapi dan bersih, tidak memakai masker, dan tidak melakukan

cuci tangan setelah melakukan pelayanan kepada klien.

Pernyataan 5. Hattra melakukan pelayanan kesehatan tradisional empiris

terbatas promotif dan preventif

Hattra melakukan cara pemeriksaan pelayanan kesehatan tradisional didasarkan pada

kemampuan wawancara, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan serta

dapat dibantu dengan alat dan teknologi yang bekerja sesuai dengan konsep kesehatan

tradisional empiris yang bersifat promotif, preventif, dan tidak kuratif.

Contoh tindakan promotif preventif: meningkatkan stamina, kebugaran, relaksasi, dan

memelihara kesehatan tubuh.

Skor 2:

Ada dokumen pencatatan cara pemeriksaan yang didasarkan pada kemampuan

wawancara, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan serta dapat dibantu

dengan alat dan teknologi yang bekerja sesuai dengan konsep kesehatan tradisional

empiris yang bersifat promotif, preventif, dan tidak kuratif.

Skor 1:

Ada dokumen pencatatan cara pemeriksaan yang didasarkan pada kemampuan

wawancara, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan serta dapat dibantu

dengan alat dan teknologi yang bekerja sesuai dengan konsep kesehatan tradisional

empiris yang bersifat kuratif atau tidak ada dokumen pencatatan hasil wawancara dan

pemeriksaan.

D. CARA PERAWATAN

I. RAMUAN PRODUKSI PABRIKAN

Pernyataan 6. Cara perawatan dengan ramuan produksi pabrikan yang

dilakukan sesuai dengan prosedur operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan

Prosedur operasional baku cara perawatan dengan ramuan produksi pabrikan adalah

dokumen yang berkaitan dengan tata laksanan pelayanan kesehatan tradisional

empiris ramuan dengan produksi pabrikan yang dilakukan secara kronologis untuk

melakukan perawatan yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang paling efektif dari

Penyehat Tradisional (Hattra) ramuan menggunakan produksi pabrikan.

Skor 2:

Hasil Observasi, ada dokumen prosedur operasional baku cara perawatan kesehatan

dengan ramuan produksi pabrikan dan lengkap mulai penetapan kondisi klien dan

tindakan yang diberikan

Skor 1:

Tidak ada dokumen prosedur operasional baku

Page 80: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

59

Pernyataan 7. Ramuan produksi pabrikan yang digunakan telah memiliki izin

edar dari Badan POM RI

Kemasan ramuan produksi pabrikan yang digunakan oleh Hattra tercantum nomor

izin edar dari Badan POM RI berupa TR atau TI (tidak berlaku untuk PIRT atau

lainnya)

Skor 2:

Hasil Observasi, seluruh Ramuan produksi pabrikan yang digunakan oleh Hattra,

pada kemasannya tercantum nomor izin edar dari Badan POM

Skor 1:

Ada ≥1 Ramuan produksi pabrikan yang digunakan oleh Hattra, pada kemasannya

tidak tercantum nomor izin edar dari Badan POM

Pernyataan 8. Bentuk sediaan dari ramuan produksi pabrikan tidak diubah ke

bentuk sedian lain

Ramuan produksi pabrikan yang digunakan oleh Hattra dalam bentuk sediaan yang

sesuai dengan bentuk sediaan seperti yang tercantum pada kemasan ramuan produksi

pabrikan; ramuan produksi pabrikan tidak dilakukan peracikan kembali oleh Hattra.

Skor 2:

Hasil observasi, seluruh Ramuan produksi pabrikan yang digunakan oleh Hattra

sesuai dengan bentuk sediaan seperti yang tercantum pada kemasannya dan tidak

dilakukan peracikan kembali

Skor 1:

Ada ≥1 Ramuan produksi pabrikan yang digunakan oleh hattra yang tidak sesuai

dengan bentuk sediaan seperti yang tercantum pada kemasannya atau diracik kembali

B. RAMUAN RACIKAN SENDIRI

Pernyataan 9. Cara perawatan dengan ramuan racikan sendiri yang dilakukan

sesuai dengan prosedur operasional baku yang tertulis/didokumentasikan

Ramuan racikan sendiri adalah satu atau gabungan bahan alam dapat berupa bagian

tanaman segar/kering/simplisia/ekstrak, mineral dan hewan yang diolah sendiri oleh

Hattra dengan peralatan sederhana. Prosedur operasional baku cara perawatan dengan

ramuan racikan sendiri adalah dokumen yang berkaitan dengan tata laksana

pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan dengan racikan sendiri yang

dilakukan secara kronologis untuk melakukan perawatan yang bertujuan untuk

memperoleh hasil yang paling efektif dari Hattra ramuan menggunakan ramuan

racikan sendiri.

Skor 2:

Hasil observasi, ada dokumen prosedur operasional baku cara perawatan kesehatan

dengan ramuan racikan sendiri dan lengkap mulai penetapan kondisi klien dan

tindakan yang diberikan

Skor 1:

Tidak ada dokumen prosedur operasional baku

Page 81: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

60

Pernyataan 10. Ramuan racikan sendiri dibuat sesuai dengan prosedur

operasional baku yang tertulis/didokumentasikan

Prosedur operasional baku pembuatan ramuan racikan sendiri adalah dokumen yang

berkaitan dengan rincian yang dilakukan secara kronologis untuk melakukan

pembuatan ramuan racikan sendiri yang bertujuan untuk memperoleh ramuan sendiri

yang bermutu.

Skor 2:

Hasil observasi, ada dokumen prosedur operasional baku pembuatan ramuan racikan

sendiri dan lengkap mulai perolehan bahan bahan baku dan penyajian ramuan racikan

sendiri

Skor 1:

Tidak ada dokumen prosedur operasional baku

Pernyataan 11. Bahan baku ramuan racikan sendiri mempunyai asal usul yang

jelas

Kejelasan asal usul bahan baku berkaitan dengan mutu bahan baku yang digunakan

untuk pembuatan ramuan racikan sendiri. Bahan baku yang diperoleh dari pasar,

tanaman liar atau hasil budidaya mempunyai perbedaan dalam konsistensi mutu.

Bahan baku ramuan racikan sendiri wajib memenuhi persyaratan mutu. Bahan baku

yang memenuhi persyaratan mutu memiliki dokumen mutu (certificate of Analysis)

yang dikeluarkan laboratorium yang diakui.

Skor 2:

Hasil observasi, ada dokumen mutu bahan baku yang digunakan untuk pembuatan

ramuan racikan sendiri.

Skor 1:

Tidak ada dokumen mutu bahan baku yang digunakan untuk pembuatan ramuan

racikan sendiri.

Pernyataan 12. Ramuan racikan sendiri tidak menggunakan etil alkohol lebih

dari 1%

Catatan atau dokumen formula menguraikan penggunaan etil alkohol dalam ramuan

racikan sendiri bentuk cairan yang dibuat oleh Hattra tidak melebihi 1% dari total

volume ramuan

Skor 2:

Hasil observasi, catatan atau dokumen formula menguraikan penggunaan etil alkohol

dalam ramuan racikan sendiri bentuk cairan yang dibuat oleh Hattra tidak melebihi

1% dari total volume ramuan

Skor 1:

Catatan atau dokumen formula menguraikan penggunaan etil alkohol dalam ramuan

racikan sendiri yang dibuat oleh Hattra melebihi 1% dari total volume ramuan

Page 82: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

61

Pernyataan 13. Ramuan racikan sendiri tidak menggunakan bahan kimia obat

yang merupakan hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat, narkotika dan

psikotropika

Bahan kimia obat atau sintetik berkhasiat obat, narkotika dan psikotropika adalah

bahan baku hasil sintesis kimiawi atau produk jadinya yang digolongkan sebagai

obat. Ramuan obat tradisional dilarang ditambahkan bahan kimia obat, narkotika dan

psikotropika. Penambahan bahan kimia obat dalam ramuan obat tradisional dapat

menimbulkan interaksi antara obat dengan ramuan obat tradisional.

Skor 2:

Hasil observasi. tidak dbutirukan kemasan bahan kimia obat atau sintetik berkhasiat

obat, narkotika dan psikotropika di ruang peracikan/pembuatan ramuan racikan

sendiri.

Skor 1:

Dbutirukan kemasan bahan kimia obat atau sintetik berkhasiat obat, narkotika dan

psikotropika di ruang peracikan/pembuatan ramuan racikan sendiri.

Pernyataan 14. Ramuan racikan sendiri tidak menggunakan tanaman obat yang

dilarang sesuai peraturan yang berlaku

Dokumen daftar tanaman obat untuk ramuan racikan sendiri yang digunakan oleh

Hattra tidak terdapat nama tanaman obat yang dilarang yaitu

1. Abri semen (biji saga) 2. Aconiti herba (herba akonitum)

3. Adonidis vernalis herba (herba

adonidis)

4. Arcangelica flava

5. Aristolochia 6. Artemisiae folium (daun artemisia)

7. Belladonae herba (herba belado) 8. Berberis sp

9. Cataranthus roseus (tapak dara), 10. Chelidonium majus

11. Cinchonae cortex (kulit batang kina) 12. Colchici semen (biji kolkhisi)

13. Colocinthidis semen 14. Colocinthindis fructus

15. Coptis sp 16. Crotonis semen

17. Crotonis oleum 18. Datura semen (biji kecubung)

19. Digitalis folium (daun digitalis) 20. Ephedra herba (herba efedra)

21. Filicis rhizome (akar filisis) 22. Gandarusa

23. Gummi gutti (gum resin) 24. Hydrastidis rhizome (akar

hidrastis)

25. Hypericum perforatum herba (St.

John’s wort/Klamath weed)

26. Hyoscyami folium (daun hiosiami)

27. Lantanae folium (daun tembelekan) 28. Lobelia herba (herba lobelia)

29. Mahonia sp, 30. Methystici folium (daun wati/kava-

kava)

31. Mitragynae folium (daun kratom) 32. Nerii folium (daun oleander)

33. Nerii fructus (buah oleander) 34. Pinneliae tuber

35. Phellodendron sp 36. Podophylli rhizome (akar

podofilum)

37. Podophylli resin (damar podofilum) 38. Sabadillae semen (biji sabadila)

39. Scammoniae radix (akar skamonia) 40. Scammoniae semen (biji skamonia)

Page 83: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

62

41. Scillae bulbus (umbi skila) 42. Strophanthi semen (biji strofanti)

43. Strychni semen (biji strihni) 44. Strychni radix (akar strihni)

45. Symphytum folium (daun confrey) 46. Tinosporae radix (akar brotowali),

Skor 2:

Hasil Observasi, catatan atau dokumen formula tidak dbutirukan tanaman obat yang

dilarang.

Skor 1:

Catatan atau dokumen formula dbutirukan tanaman obat yang dilarang.

Pernyataan 15. Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam bentuk sediaan

tetes mata

Tetes mata adalah sediaan steril yang berupa larutan atau suspensi yang digunakan

dengan cara meneteskan sediaan pada selaput lender mata dari bola mata. Sediaan

tetes mata hanya dapat dibuat di fasilitas yang tersertifikasi cara pembuatan yang baik

untuk sediaan steril. Fasilitas untuk pembuatan ramuan racikan sendiri oleh Hattra

tidak memenuhi syarat untuk membuat sediaan tetes mata.

Skor 2:

Hasil observasi, di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan

racikan sendiri tidak melakukan pembuatan sediaan tetes mata dan/atau tidak

dbutirukan sediaan ramuan tetes mata racikan sendiri

Skor 1:

Di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan racikan sendiri

melakukan pembuatan sediaan tetes mata dan/atau dbutirukan sediaan ramuan tetes

mata racikan sendiri

Pernyataan 16. Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam bentuk sediaan

kapsul

Ramuan dalam bentuk sediaan kapsul hanya dapat berisi ekstrak. Sediaan kapsul

hanya dapat dibuat oleh tenaga kefarmasian di fasilitas yang tersertifikasi cara

pembuatan yang baik untuk sediaan kapsul. Hattra dan fasilitasnya tidak memenuhi

syarat untuk membuat sediaan kapsul.

Skor 2:

Hasil observasi, di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan

racikan sendiri tidak melakukan pembuatan sediaan kapsul dan/atau tidak dbutirukan

sediaan ramuan kapsul racikan sendiri

Skor 1:

Di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan racikan sendiri

melakukan pembuatan sediaan kapsul dan/atau dbutirukan sediaan ramuan kapsul

racikan sendiri

Page 84: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

63

Pernyataan 17. Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam bentuk sediaan

intra vaginal

Sediaan intra vaginal adalah sediaan setengah padat yang pemberiannya melalui

vagina. Ramuan dalam bentuk sediaan intra vaginal hanya dapat dibuat oleh tenaga

kefarmasian di fasilitas yang tersertifikasi cara pembuatan yang baik untuk sediaan

intra vaginal. Hattra dan fasilitasnya tidak memenuhi syarat untuk membuat sediaan

intra vaginal.

Skor 2:

Hasil observasi, di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan

racikan sendiri tidak melakukan pembuatan sediaan intra vaginal dan/atau tidak

dbutirukan sediaan intra vaginal

Skor 1:

Di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan racikan sendiri

melakukan pembuatan sediaan intra vaginal dan/atau dbutirukan sediaan intra vaginal

Pernyataan 18. Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam bentuk sediaan

parenteral

Sediaan parenteral atau dikenal sebagai injeksi adalah sediaan steril berupa larutan,

emulsi, suspensi, atau serbuk yang harus disuspensikan lebih dahulu sebelum

digunakan secara perenteral, suntikan dengan cara menembus, atau merobek jaringan

dalam atau melalui kulit atau selaput. Ramuan racikan sendiri dalam bentuk sediaan

parenteral hanya dapat dibuat oleh tenaga kefarmasian di fasilitas yang tersertifikasi

cara pembuatan yang baik untuk sediaan steril. Hattra dan fasilitasnya tidak

memenuhi syarat untuk membuat bentuk sediaan parenteral.

Skor 2:

Hasil observasi, di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan

racikan sendiri tidak melakukan pembuatan sediaan parenteral dan/atau tidak

dbutirukan sediaan parenteral

Skor 1:

Di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan racikan sendiri

melakukan pembuatan sediaan suppositoria dan/atau dbutirukan sediaan parenteral

Pernyataan 19. Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam bentuk sediaan

suppositoria

Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan

melalui rectal, vagina atau saluran kencing. Ramuan dalam bentuk sediaan

suppositoria hanya dapat dibuat oleh tenaga kefarmasian di fasilitas yang tersertifikasi

cara pembuatan yang baik untuk sediaan suppositoria. Hattra dan fasilitasnya tidak

memenuhi syarat untuk membuat sediaan suppositoria.

Skor 2:

Hasil observasi, di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan

racikan sendiri tidak melakukan pembuatan sediaan suppositoria dan/atau tidak

dbutirukan sediaan ramuan suppositoria racikan sendiri

Page 85: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

64

Skor 1:

Di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan racikan sendiri

melakukan pembuatan sediaan suppositoria dan/atau dbutirukan sediaan suppositoria

Pernyataan 20. Ramuan racikan sendiri tidak boleh dicampur dengan ramuan

produksi pabrikan

Ramuan racikan sendiri yang dibuat oleh Hattra tidak menggunakan bahan yang

berasal dari mengoplos ramuan produksi pabrikan.

Skor 2:

Hasil observasi, Hattra tidak melakukan pembuatan ramuan racikan sendiri dengan

menggunakan bahan yang berasal dari mencampur/mengoplos ramuan produksi

pabrikan

Skor 1:

Hattra melakukan pembuatan ramuan racikan sendiri dengan menggunakan bahan

yang berasal dari mencampur/mengoplos ramuan produksi pabrikan

Pernyataan 21. Label pada kemasan ramuan racikan sendiri hanya memuat

identitas klien, keterangan cara penggunaan/pemakaian, dan tidak boleh

menambahkan keterangan khasiat atau keterangan lain

Label kemasan ramuan racikan sendiri yang diberikan kepada klien hanya memuat

identitas klien, keterangan cara penggunaan/pemakaian, dan tidak boleh

menambahkan keterangan khasiat atau keterangan lain

Skor 2:

Hasil observasi, Label kemasan ramuan racikan sendiri yang diberikan kepada klien

hanya memuat identitas klien, keterangan cara penggunaan/ pemakaian

Skor 1:

Label kemasan ramuan racikan sendiri yang diberikan kepada klien menambahkan

keterangan khasiat

E. SARANA

Pernyataan 22. Ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan lingkungan sehat.

Ruang pelayanan (ruang kerja bagi hattra) dapat disamakan dengan ruang kerja

perkantoran. Sesuai dengan Permenkes No. 48 tahun 2016 tentang K3 Perkantoran,

lingkungan kerja di perkantoran harus memenuhi persyaratan yaitu aman dan sehat.

Ruang pelayanan tersebut disamping harus aman ( bangunan kokoh / permanen ) juga

harus bebas dari bahaya fisik, kimia dan biologi. Minimal ruang pelayanan sebaiknya

bersifat permanen , cukup pencahayaan , tidak berisik / bising, cukup ventilasi udara

artinya ada pertukaran udara, suhunya nyaman serta tidak lembab.

Skor 2:

Hasil observasi, Ruang pelayanan tidak berisik, tenang dan dilengkapi dengan

pengaturan udara yang baik (adanya: AC atau “exhaust fan “ atau jendela yang

memadai).

Page 86: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

65

Skor 1:

Ruang pelayanan berisik, tidak tenang dan tidak dilengkapi dengan pengaturan udara

yang baik (adanya: AC atau “exhaust fan “ atau jendela yang memadai).

Pernyataan 23. Ruang pelayanan yang memiliki pencahayaan yang cukup

Nilai Batas Ambang (NAB) sesuai Kep-Menkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002

menentukan intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux. Sedangkan sesuai

dengan Permenkes No. 48 thn 2016 tentang K3 Perkantoran, kebutuhan “visual

performance dan harapan pemakai ruangan kantor intensitas pencahayaan harus

terpenuhi untuk menunjang kinerja, rasa nyaman, kesehatan, dan tidak

mengakibatkan gangguan kesehatan. Untuk kenyamanan mata disyaratkan

pencahayaan 300-500 lux, pekerjaan menggambar 500 lux, meeting room 300 lux,

resepsionis 300 lux, koridor 100 lux, arsip 200 lux.

Skor 2:

Hasil observasi, pencahayaan di ruang pelayanan memadai untuk melaksanakan

pelayanan kesehatan tradisional dengan baik

Skor 1:

Bila pencahayaan di ruang pelayanan tidak memadai

Pernyataan 24. Ruang pelayanan bersifat permanen (tidak berpindah-pindah

tempat dan tidak bergabung fisik dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya)

Ruang pelayanan untuk hattra sebaiknya bersifat permanen, artinya tempat pelayanan

tersebut tersendiri, tidak bergabung secara fisik dengan tempat tinggal atau ruang

kerja lainnya. Disamping itu tempat pelayanan tersebut dapat memberikan rasa aman

dan nyaman, artinya dapat memberikan sifat “privacy” dan perlindungan terhadap

orang yang berada didalamnya ( bangunan kokoh ).

Skor 2:

Hasil observasi. Ruang Pelayanan bersifat permanen, tersendiri tak bergabung

dengan tempat tinggal atau ruang kerja lainnya

Skor 1:

Bila Ruang Pelayanan bersifat tidak permanen/berpindah-pindah dan bergabung

dengan tempat tinggal atau ruang kerja lainnya .

Pernyataan 25. Pintu ruang pelayanan tidak terkunci

Pintu ruang pelayanan tidak terkunci bertujuan untuk meningkatkan keamanan klien

dan tidak menimbulkan kesan negatif penyalahgunanaan panti sehat. Pintu ruangan

bisa berupa pintu pada umumnya atau tirai.

Skor 2:

Hasil observasi, ada pintu ruangan pelayanan dan pada saat pelayanan dalam keadaan

tertutup namun tidak terkunci atau ada tirai

Skor 1:

Apabila ada pintu ruangan pelayanan, namun saat pelayanan dalam keadaan terkunci.

Page 87: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

66

Pernyataan 26. Ukuran ruang pelayanan minimal 2 x 2,5 M Ruang pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan jenis pelayanan kesehatan tradisional

yang diberikan. Ukuran ruang pelayanan sekurang-kurangnya 2 x 2,5 m.

Skor 2:

Hasil observasi, ruang pelayanan berukuran minimal lebar 2 m dan panjang 2,5 m.

Skor 1:

Apabila ruang pelayanan berukuran lebar kurang dari 2 m dan panjang kurang dari

2,5 m.

Pernyataan 27. Ruang pelayanan yang lebih dari satu tempat tidur harus ada

sekat/tirai dengan tinggi 25 cm dari lantai dan 50 cm dari plafon (untuk yang

menggunakan matras sekat sampai ke lantai)

Apabila ruang pelayanan memiliki lebih dari satu tempat tidur, maka diperlukan ada

sekat/tirai untuk memisahkan diantara tempat tidur tersebut.

Skor 2:

Hasil observasi, ruang pelayanan yang lebih dari satu tempat tidur harus ada

sekat/tirai dengan tinggi 25 cm dari lantai dan 50 cm dari plafon (untuk yang

menggunakan matras sekat sampai ke lantai).

Skor 1:

Apabila ruang pelayanan yang memiliki lebih dari satu tempat tidur terdapat

sekat/tirai dengan tinggi lebih dari 25 cm dari lantai dan lebih dari 50 cm dari plafon

(untuk yang menggunakan matras sekat tidak sampai ke lantai).

Pernyataan 28. Tersedia ruang tunggu yang terpisah dari ruang pelayanan

Panti sehat berkewajiban menyediakan ruang tunggu dan ruang pelayanan yang

memenuhi persyaratan sanitasi dan hygiene, ventilasi, dan pencahayaan yang cukup,

serta terpisah oleh sekat baik permanen/ dinding tembok maupun non-permanen

sehingga terjaga kerahasiaan dan kenyamanan klien pada saat dilakukan pemeriksaan

oleh hattra di ruang pelayanan dari pengunjung lainnya di ruang tunggu. Sekat

permanen adalah partisi yang dibuat khusus dan tidak dapat dipindahtempatkan

kecuali dengan dibongkar. Sedangkan sekat non-permanen adalah partisi yang

bentuk, ukuran dan modelnya fleksibel dan mudah dipindah-pindahkan.

Skor 2:

Hasil observasi, ada sekat permanen yang memisahkan ruang tunggu dengan ruang

pelayanan.

Skor 1:

Ada sekat tidak permanen yang memisahkan ruang tunggu dengan ruang pelayanan.

Pernyataan 29. Tersedia toilet/WC yang terpisah dari ruang pelayanan

Panti sehat berkewajiban menyediakan toilet/ WC yang terpisah dari ruang pelayanan

agar kenyamanan klien terjamin.

Page 88: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

67

Skor 2:

Hasil observasi, ada sekat permanen yang memisahkan toilet/ WC dari ruang

pelayanan.

Skor 1:

Ada sekat tidak permanen yang memisahkan toilet/ WC dari ruang pelayanan.

Pernyataan 30. Tersedia sarana untuk cuci tangan

Panti sehat berkewajiban menyediakan sarana untuk cuci tangan yang memenuhi

persyaratan yaitu menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun.

Skor 2:

Hasil observasi. ada sarana untuk cuci tangan yang memenuhi persyaratan yaitu

menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun.

Skor 1:

Ada sarana untuk cuci tangan yang tidak memenuhi persyaratan yaitu tidak

menggunakan air bersih yang mengalir tanpa sabun.

Pernyataan 31. Tersedia dokumen catatan klien

Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional empiris penyehat tradisional

wajib melakukan pencatatan dan pelaporan. Pencatatan yang dimaksud terdiri atas

catatan identitas dan riwayat pelayanan kesehatan klien selama di Panti Sehat.

Pedoman isi catatan klien dapat meliputi:

a. Identitas klien yang berisi nama, umur, jenis kelamin dan alamat

b. Kunjungan baru dan kunjungan lama

c. Keluhan klien

d. Tindakan yang dilakukan, termasuk obat tradisional yang diberikan

e. Keterangan meliputi nasihat, anjuran atau keterangan lain yang diperlukan

Skor 2:

Hasil observasi, tersedia dokumen catatan klien.

Skor 1:

Tidak tersedia dokumen catatan klien.

Pernyataan 32. Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri

tahan terhadap pengaruh cuaca

Panti sehat berkewajiban menyediakan ruang peracikan dan ruang penyimpanan

ramuan racikan tersendiri. Maka sesuai Peraturan Kepala BPOM Nomor

HK.03.1.23.06.11.5629 Tahun 2011, tentang Persyaratan Teknis Cara Pembuatan

Obat Tradisional Yang Baik, diharapkan ruang penyimpanan memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

a. Area penyimpanan hendaklah rapi dan bersih.

b. Konstruksi area penyimpanan tergantung dari bahan yang akan disimpan. Area

hendaklah diberi penandaan yang baik dan bahan hendaklah disimpan sedemikian

rupa untuk menghindarkan resiko kontaminasi silang. Hendaklah ditetapkan dan

diberi tanda suatu area karantina untuk semua bahan yang baru datang.

Page 89: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

68

c. Tata letak area penyimpanan hendaklah sedemikian rupa untuk memungkinkan

pemisahan bahan dari berbagai kategori secara efektif dan teratur serta

memungkinkan rotasi stok.

d. Untuk melindungi bahan yang disimpan dan untuk mengurangi resiko serangan

hama hendaklah diberi batas durasi penyimpanan semua bahan yang tidak

terbungkus.

e. Bahan segar yang baru tiba hendaklah diproses sedini mungkin kecuali ditetapkan

lain. Bila diperlukan, bahan tersebut hendaklah disimpan pada suhu antara 2C

dan 8C.

f. Jika bahan disimpan dalam bentuk ruahan, untuk mengurangi risiko pembentukan

kapang atau fermentasi dianjurkan agar menyimpannya di ruangan atau di dalam

wadah yang diventilasi dengan baik.

g. Bahan hendaklah tidak diletakkan di lantai meskipun dimasukkan ke dalam tong

fiber, kantong atau kotak dan hendaklah penyimpanannya diberi cukup ruang

untuk memungkinkan pembersihan dan pemeriksaan.

h. Penyimpanan bahan awal, ekstrak, tingtur dan sediaan lain mungkin memerlukan

kondisi khusus untuk kelembaban dan suhu atau perlindungan terhadap cahaya.

i. Bahan awal, termasuk bahan mentah, hendaklah disimpan di area kering yang

dijaga terhadap kelembaban dan diproses menurut prinsip “pertama masuk,

pertama keluar” (FIFO).

j. Area terpisah dan terkunci hendaklah disediakan untuk penyimpanan bahan dan

produk yang ditolak atau yang ditarik kembali atau yang dikembalikan.

k. Bahan pengemas cetakan merupakan bahan yang kritis karena menyatakan

kebenaran produk menurut penandaannya.

Skor 2:

Hasil observasi, Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri memadai

untuk tahan terhadap pengaruh cuaca (dalam ruangan yang tidak lembab dan tidak

terkena sinar matahari langsung).

Skor 1:

Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri tidak tahan terhadap

pengaruh cuaca (dalam ruangan yang lembab dan terkena sinar matahari langsung).

Pernyataan 33. Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri

dapat mencegah masuknya rembesan dan bersarangnya serangga, binatang

pengerat, burung atau binatang lainnya

Panti sehat berkewajiban menyediakan ruang peracikan dan ruang penyimpanan

ramuan racikan sendiri dapat mencegah masuknya rembesan dan bersarangnya

serangga, binatang pengerat, burung atau binatang lainnya. Maka sesuai Peraturan

Kepala BPOM Nomor HK.03.1.23.06.11.5629 Tahun 2011 tentang Persyaratan

Teknis Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik, untuk melindungi bahan yang

disimpan dan untuk mengurangi resiko serangan hama hendaklah diberi batas durasi

penyimpanan semua bahan yang tidak terbungkus.

Page 90: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

69

Skor 2:

Hasil observasi, ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri memadai

untuk dapat mencegah masuknya rembesan dan bersarangnya serangga, binatang

pengerat, burung atau binatang lainnya.

Skor 1:

Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri dbutirukan bekas

rembesan air atau sarang serangga, binatang pengerat, burung atau binatang lainnya.

Pernyataan 34. Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri

memenuhi hygiene dan sanitasi agar tidak tercemar dengan kuman non

pathogen atau pencemaran khamir, jamur dan bakteri

Prosedur rutin yang dilakukan untuk menjamin ruangan bersih dari barang-barang

infeksius, berbahaya, debu dan kotoran berupa rutinitas dalam menyapu dan

mengepel ruangan, membersihkan lubang angin, membersihkan jendela setiap hari,

rutinitas membersihkan pendingin ruangan (AC) bila ada minimal 3 bulan sekali (ada

jadwal tertulis). Seluruh bangunan dan fasilitas area penyimpanan dan lingkungan

sekeliling bangunan hendaklah dirawat dalam kondisi bersih dan rapi. Kondisi

bangunan hendaklah ditinjau secara teratur dan diperbaiki di mana perlu. Perbaikan

dan perawatan bangunan dan fasilitas hendaklah dilakukan hati-hati agar kegiatan

tersebut tidak memengaruhi mutu ramuan

Skor 2:

Hasil observasi, lantai bersih, berwarna terang dan ruangan tercium wangi

desinfektan. Pada swab lemari/ meja tempat penyimpanan ramuan, lubang angin,

jendela, kipas angin dan AC (bila ada) menggunakan tissue tidak ada debu yang

menempel. Terdapat jadwal membersihkan AC tertulis. Ruangan dalam keadaan rapi

dan tidak ada kerusakan.

Skor 1:

Lantai kotor dan ruangan tercium wangi tidak enak. Pada swab lemari/ meja tempat

penyimpanan ramuan, lubang angina, jendela, kipas angin dan AC (bila ada)

menggunakan tissue kotor dan banyak debu yang menempel. Ruangan berantakan

dan dbutirukan banyak kerusakan.

Pernyataan 35. Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri

memiliki alas yang berjarak dengan tanah atau lantai agar simplisia tidak

bersentuhan dengan tanah atau lantai

Suatu prosedur penyimpanan untuk mencegah pencemaran bahan ramuan dari zat-zat

yang berpotensi menimbulkan kontaminasi yang berasal dari lantai.

Skor 2:

Hasil observasi, ramuan disimpan dalam lemari/meja khusus untuk menyimpan

ramuan agar tidak bersentuhan langsung dengan lantai. Bagian bawah lemari/ meja

terbuka agar mudah disapu/ dipel.

Skor 1:

ramuan disimpan bersentuhan dengan lantai. Walaupun disimpan dalam tong/ wadah

yang tertutup.

Page 91: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

70

Pernyataan 36. Suhu Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan

sendiri dikondisikan sesuai dengan simplisia Usaha dalam mengendalikan suhu ruangan agar bahan ramuan tidak terkena panas

yang mempercepat kerusakan.

Skor 2:

Hasil observasi, ruangan penyimpanan ramuan racikan sendiri dikondisikan sesuai

dengan simplisia, seperti simplisia tertentu perlu suhu dingin maka dipasang

pendingin ruangan (AC).

Skor 1:

Ruangan penyimpanan ramuan racikan sendiri tidak dikondisikan sesuai dengan

simplisia, misalnya simplisia perlu suhu dingin namun tidak terpasang AC, tidak

mempunyai ventilasi yang cukup, yaitu luas lubang ventilasi (pintu, jendela, lubang

angin) 1/9 luas lantai atau lebih.

Ruangan penyimpanan ramuan racikan sendiri tidak dikondisikan sesuai dengan

simplisia.

Pernyataan 37. Wadah tempat penyimpanan bahan baku racikan diberikan

label dan tertulis nama bahan baku racikan

Penilaian terhadap wadah tempat penyimpanan bahan baku racikan. Label yang

dimaksud adalah uraian yang menjelaskan isi bahan baku racikan dalam wadah.

Skor 2:

Hasil observasi, wadah tempat penyimpanan bahan baku racikan diberikan label dan

tertulis nama bahan baku racikan.

Skor 1:

Wadah tempat penyimpanan bahan baku racikan tidak diberikan label dan tidak

tertulis

Page 92: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

71

Lampiran 3. Form instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan

tradisional empiris keterampilan pada panti sehat

INSTRUMEN PENILAIAN KEAMANAN

MODALITAS PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL EMPIRIS KETERAMPILAN PADA PANTI SEHAT

Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Dan Pelayanan Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Jalan Percetakan Negara Nomor 29

Jakarta 10560

Page 93: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

72

Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Dan Pelayanan Kesehatan

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Jalan Percetakan Negara Nomor 29

Jakarta 10560

Penelitian Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris pada

Panti Sehat di 12 Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali

NASKAH PENJELASAN

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan pada

Tahun 2019 akan melakukan Penelitian Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan

Tradisional Empiris pada Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris keamanan modalitas pelayanan

kesehatan tradisional empiris pada panti sehat.

Observasi terhadap keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional pada

panti sehat Bapak/Ibu/Saudara dengan menggunakan instrument penilaian membutuhkan

waktu kurang lebih 60 menit. Dimungkinkan juga diperlukan klarifikasi terhadap

parameter yang diobservasi. Hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk perbaikan

instrument penilaian sebagai dasar pemberian rekomendasi perolehan STPT oleh Dinkes

Kabupaten/Kota, dan sebagai dasar materi pembinaan oleh Kementerian Kesehatan c.q

Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris dan Dinkes Kabupaten/Kota.

Untuk itu mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara mengizinkan kami untuk dapat

melakukan observasi modalitas pelayanan kesehatan 72 radicional pada panti sehat

Bapak/Ibu/Saudara.

Semua Informasi hasil penelitian ini akan dirahasiakan dan disimpan di Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Jakarta dan hanya

digunakan untuk pengembangan kebijakan program kesehatan dan pengembangan ilmu

pengetahuan.

Penelitian ini telah ditelaah dan disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan,

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Jakarta. Jika

Page 94: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

73

Bapak/Ibu/Sdr memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian ini, dapat

menghubungi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, Jalan Percetakan Negara Nomor 29, Jakarta 10560; Telepon (021)

4244375 dengan Kepala Sub Bidang Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Penunjang:

dr. Hadi Siswoyo, Mepid (Telp. 0813-9800-0996, email: [email protected]) atau

ketua pelaksana: drs. Ondri Dwi Sampurno, Msi.Apt (Telp. 0812-9942-953, email:

[email protected]).

Page 95: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

74

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan mengerti mengenai

Penelitian Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris pada

Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali yang dilakukan oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Saya mengerti bahwa partisipasi saya dilakukan secara sukarela dan saya dapat menolak

atau mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

…........ , …..................................

Saksi Menyetujui

( ….............................. ) ( ….............................. )

Page 96: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

75

INSTRUMEN PENILAIAN KEAMANAN

PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL EMPIRIS PADA PANTI SEHAT

A. IDENTITAS PENYEHAT TRADISIONAL (HATTRA)

Nama

Umur

Pendidikan terakhir

Kepemilikan Surat

Terdaftar Pengobat

Tradisional (STPT)

6. Permenkes 1076/2003

1.3. Keterampilan

1.4. Ramuan

7. Permenkes 61/2016

2.3.Keterampilan

2.4.Ramuan

8. Expired Permenkes 1076/2003

3.3.Keterampilan

3.4.Ramuan

9. Expired Permenkes 61/2016

4.3.Keterampilan

4.4.Ramuan

10. Tidak memiliki

Jenis modalitas yang

dilakukan hattra saat

ini

4. Keterampilan

1.4.Teknik Manual

1.5.Teknik Energi

1.6.Teknik Olah Pikir

5. Ramuan

6. Kombinasi

Jenis Modalitas

Utama yang dinilai

4. Keterampilan

1.4.Teknil Manual

1.5.Teknik Energi

1.6.Teknik Olah Pikir

5. Ramuan

6. Kombinasi

Alamat

Kabupaten/Kota

KETERAMPILAN

Page 97: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

76

Provinsi

B. PENILAI

Nama 1.

2.

Tanggal

Waktu Mulai: …………………………. Selesai:

………………………………..

Mohon diberikan tanda pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian dari masing-

masing parameter. Skor mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan.

Hitung Total skor pada setiap variabel.

C. PENYEHAT TRADISIONAL (HATTRA)

No Parameter Penilaian

Skor 2 Skor 1 Nilai

Maksimum

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Hattra memiliki sertifikat kompetensi

2 Hattra terdaftar sebagai anggota asosiasi

3 Hattra dalam kondisi sehat

4 Hattra berperilaku hidup dan bersih

5 Hattra melakukan pelayanan kesehatan

tradisional empiris terbatas promotif dan

preventif

Total nilai Hattra 10

D. CARA PERAWATAN

No Parameter Penilaian

Skor 2 Skor 1 Nilai

Maksimum

(1) (2) (3) (4) (5)

I Keterampilan dengan alat kesehatan

tradisional empiris

6 Cara perawatan keterampilan dengan alat

kesehatan tradisional empiris yang

dilakukan sesuai dengan prosedur

Page 98: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

77

operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan

7 Alat kesehatan tradisional empiris yang

digunakan tidak termasuk alat kedokteran

dan penunjang dagnostik kedokteran

8 Alat kesehatan tradisional empiris yang

digunakan tidak mengandung obat

9 Alat kesehatan tradisional empiris yang

digunakan tidak bersifat invasif

10 Alat kesehatan tradisional empiris yang

digunakan memiliki sertifikat produksi

11 Alat kesehatan tradisional empiris yang

digunakan dilakukan pemeliharaan secara

rutin

12 Alat kesehatan tradisional import memiliki

izin edar

Total Nilai Keterampilan dengan alat 14

No Parameter Penilaian

Skor 2 Skor 1 Nilai

Maksimum

(1) (2) (3) (4) (5)

II Keterampilan tanpa alat kesehatan

tradisional empiris

13 Cara perawatan keterampilan tanpa alat

yang dilakukan sesuai dengan prosedur

operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan

14 Bahan pelicin yang digunakan tersimpan

dalam wadah yang terhindar potensi

pencemaran

15 Cara perawatan dengan energi dan olah

pikir dilakukan tanpa memberikan sugesti

berlebihan

16 Cara perawatan tidak dilakukan pada

bagian tubuh yang berisiko (bagian tubuh

yang mengalami peradangan, infeksi kulit,

patah tulang, luka terbuka, luka bakar,

varises atau di atas lokasi tumor/kanker)

Total nilai Keterampilan tanpa alat 8

Page 99: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

78

E. SARANA

No Parameter Penilaian

Skor 2 Skor 1 Nilai

Maksimum

(1) (2) (3) (4) (5)

17 Ruang pelayanan memenuhi persyaratan

lingkungan sehat

18 Ruang pelayanan memiliki pencahayaan

yang cukup

19 Ruang pelayanan bersifat permanen (tidak

berpindah-pindah tempat dan tidak

bergabung fisik dengan tempat tinggal

atau unit kerja lainnya)

20 Pintu ruang pelayanan tidak terkunci

21 Ukuran ruang pelayanan minimal 2 x 2,5

M

22 Ruang pelayanan yang lebih dari satu

tempat tidur harus ada sekt dengan tinggi

25 cm dari lantai dan 50 cm dari plafon

(untuk yang menggunakan matras sekat

sampai ke lantai)

23 Tersedia ruang tunggu yang terpisah dari

ruang pelayanan

24 Tersedia toilet/WC yang terpisah dari

ruang pelayanan

25 Tersedia sarana untuk cuci tangan

26 Tersedia dokumen catatan klien

Total nilai Sarana 20

Page 100: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

79

Lampiran 4. Pedoman pengisian instrumen penilaian keamanan modalitas

pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat

A. IDENTITAS PENYEHAT TRADISIONAL

Nama

Tuliskan nama Hattra yang akan dinilai

Umur

Tuliskan umur Hattra (dibulatkan dalam tahun ke atas)

Pendidikan terakhir

Tuliskan pendidikan formal Hattra

Kepemilikan Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT)

Isikan dalam kotak yang tersedia kepemilikan STPT Hattra saat penilaian dengan

nomor yang sesuai

Jenis modalitas yang dilakukan hattra saat ini

Keterampilan Teknis Manual, seperti Pijat refleksi, Pijat Tradisional, Akupresur,

bekam, akupuntur

Keterampilan teknik Energi, seperti Prana, Reiki

Keterampilan teknik Olah Pikir, seperti Hipnotis

Modalitas Kombinasi yaitu modalitas yang teknis sudah merupakan kombinasi

keterampilan dan ramuan, seperti Spa

Isikan dalam kotak yang tersedia Jenis modalitas yang dilakukan hattra saat ini

dengan nomor yang sesuai

Jenis modalitas utama yang dinilai

Modalitas utama adalah modalitas yang paling sering dilakukan oleh Hattra dalam

pelayanan kesehatan tradisional empiris.

Keterampilan Teknis Manual, seperti Pijat refleksi, Pijat Tradisional, Akupresur,

bekam, akupuntur

Keterampilan teknik Energi, seperti Prana, Reiki

Keterampilan teknik Olah Pikir, seperti Hipnotis

Modalitas Kombinasi yaitu modalitas yang teknis sudah merupakan kombinasi

keterampilan dan ramuan, seperti Spa

Isikan dalam kotak yang tersedia jenis modalitas utama yang dinilai dengan nomor

yang sesuai

Alamat

Tuliskan alamat tempat pelayanan kesehatan tradisional empiris Hattra yang dinilai

KETERAMPILAN

Page 101: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

80

Kabupaten/Kota

Tuliskan nama Kabupaten/Kota lokasi tempat pelayanan kesehatan tradisional

empiris Hattra yang dinilai, dan tuliskan kode Kabupaten/Kota pada kotak yang

tersedia (sesuai kode BPS)

Provinsi

Tuliskan nama Provinsi lokasi tempat pelayanan kesehatan tradisional empiris Hattra

yang dinilai, dan tuliskan kode Provinsi pada kotak yang tersedia (sesuai kode BPS)

B. PENILAI

Nama

Tuliskan nama petugas yang melakukan penilaian

Tanggal

Tuliskan tanggal saat dilakukan penilaian

Waktu

Tuliskan waktu dimulai penilaian dan waktu selesai penilaian

C. PENYEHAT TRADISIONAL

Pernyataan 1. Hattra memiliki sertifikat kompetensi

Hattra pernah mengikuti pelatihan atau kursus yang dibuktikan dengan sertifikat

kompetensi yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK)/Lembaga

Kursus Pelatihan (LKP)/Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK) yang menjadi

mitra dan diakui oleh Instansi Pembinaan Kursus dan Pelatihan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Skor 2:

Hasil observasi, ada dokumen sertifikat dari LSK/LKP/LPK yang diakui (ada nomor

Pokok Sekolah Nasional/NPSN) dan kompetensi yang tercetak dalam sertifikat

sesuai dengan modalitas yang dilayankan hattra.

Skor 1:

Tidak ada dokumen sertifikat dari LSK/LKP/LPK yang diakui (tidak ada nomor

NPSN) dan kompetensi yang tercetak dalam sertifikat sesuai dengan modalitas yang

dilayankan hattra.

Page 102: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

81

Pernyataan 2. Hattra terdaftar sebagai anggota asosiasi

Hattra menjadi anggota asosiasi penyehat tradisional empiris yang dibuktikan dengan

adanya kartu anggota atau sertifikat keanggotaan yang dikeluarkan oleh asosiasi

penyehat tradisional empiris terkait.

Nama-nama asosiasi penyehat tradisional empiris yang diakui oleh Direktorat

Pelayanan Kesehatan Tradisional:

1. Aspetri: Asosiasi Pengobatan Tradisonal Ramuan Indonesia

2. AP3I: Asosiasi Praktisi Pijat Pengobat Indonesia

3. IKNI: Ikatan Naturopati Indonesia

4. ARSI: Asosiasi Reiki Seluruh Indonesia

5. PBI: Perkumpulan Bekam Indonesia

6. APALI: Andalan Penyembuh Alternatif Indonesia

7. PerP4RI: Perkumpulan Persaudaraan Pelaku dan Pemerhati Pijat Refleksi

Indonesia

8. P3AI: Persaudaraan Pelaku dan Pemerhati Indonesia

9. ASTI: Asosiasi Spa Terapis Indonesia

Skor 2:

Hasil observasi, Ada dokumen kartu anggota atau sertifikat keanggotaan yang

dikeluarkan oleh asosiasi penyehat tradisional empiris sesuai dengan modalitas yang

dilayankan.

Skor 1:

Tidak ada dokumen kartu anggota atau sertifikat keanggotaan yang dikeluarkan oleh

asosiasi penyehat tradisional empiris sesuai dengan modalitas yang dilayankan.

Pernyataan 3. Hattra dalam kondisi sehat

Hattra tidak menderita penyakit yang dapat menghambat pelayanan atau

membahayakan klien dan berkomunikasi dengan baik.

Skor 2:

Hasil observasi, ada dokumen surat keterangan sehat dari dokter dan atau dinilai sehat

fisik dan mampu berkomunikasi dengan baik menurut pengamatan penilai, tidak

menghambat pelayanan dan tidak membahayakan klien.

Skor 1:

Tidak ada dokumen surat keterangan sehat dari dokter dan dinilai tidak sehat fisik dan

tidak mampu berkomunikasi dengan baik menurut pengamatan penilai, dapat

menghambat pelayanan dan membahayakan klien.

Pernyataan 4. Hattra berperilaku hidup sehat dan bersih

Hattra berperilaku hidup sehat dan bersih dengan berpakaian rapi dan bersih,

memakai masker, dan melakukan cuci tangan setelah melakukan pelayanan kepada

klien.

Skor 2:

Hasil observasi, hattra berpakaian rapi dan bersih, memakai masker, dan melakukan

cuci tangan setelah melakukan pelayanan kepada klien.

Page 103: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

82

Skor 1:

Hattra tidak berpakaian rapi dan bersih, tidak memakai masker, dan tidak melakukan

cuci tangan setelah melakukan pelayanan kepada klien.

Pernyataan 5. Hattra melakukan pelayanan kesehatan tradisional empiris

terbatas promotif dan preventif

Hattra melakukan cara pemeriksaan pelayanan kesehatan tradisional didasarkan pada

kemampuan wawancara, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan serta

dapat dibantu dengan alat dan teknologi yang bekerja sesuai dengan konsep kesehatan

tradisional empiris yang bersifat promotif, preventif, dan tidak kuratif.

Contoh tindakan promotif preventif: meningkatkan stamina, kebugaran, relaksasi, dan

memelihara kesehatan tubuh.

Skor 2:

Ada dokumen pencatatan cara pemeriksaan yang didasarkan pada kemampuan

wawancara, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan serta dapat dibantu

dengan alat dan teknologi yang bekerja sesuai dengan konsep kesehatan tradisional

empiris yang bersifat promotif, preventif, dan tidak kuratif.

Skor 1:

Ada dokumen pencatatan cara pemeriksaan yang didasarkan pada kemampuan

wawancara, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan serta dapat dibantu

dengan alat dan teknologi yang bekerja sesuai dengan konsep kesehatan tradisional

empiris yang bersifat kuratif atau tidak ada dokumen pencatatan hasil wawancara dan

pemeriksaan.

D. CARA PERAWATAN

I. KETERAMPILAN DENGAN ALAT.

Pernyataan 6. Cara perawatan keterampilan dengan alat kesehatan tradisional

empiris yang dilakukan sesuai dengan prosedur operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan.

Prosedur operasional baku cara perawatan keterampilan dengan alat kesehatan

tradisional empiris adalah dokumen (lembaran, buku dari LKP, atau buku lainnya)

yang berkaitan dengan tata laksana pelayanan kesehatan tradisional empiris

keterampilan dengan alat kesehatan tradisional empiris yang dilakukan secara

kronologis untuk melakukan perawatan yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang

paling efektif dari hattra keterampilan dengan alat kesehatan tradisional empiris.

Skor 2:

Hasil observasi, ada dokumen prosedur operasional baku cara perawatan kesehatan

dengan alat kesehatan tradisional empiris dan lengkap mulai dari penetapan kondisi

klien dan tindakan yang diberikan.

Skor 1:

Tidak ada dokumen prosedur operasional baku.

Page 104: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

83

Pernyataan 7. Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan tidak

termasuk alat kedokteran dan penunjang diagnostik kedokteran.

Alat kesehatan tradisional empiris adalah alat dan teknologi yang bekerja sesuai

dengan konsep kesehatan tradisional empiris dan tidak termasuk alat kedokteran dan

penunjang diagnostik kedokteran.

Contoh: alat kerokan, kayu pijat, moksa, kop bekam kering, batu panas dll.

Skor 2:

Hasil observasi, Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan tidak merupakan

alat kedokteran dan penunjang diagnostik kedokteran.

Skor 1:

Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan merupakan alat kedokteran dan

penunjang diagnostik kedokteran.

Pernyataan 8. Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan tidak

mengandung obat.

Alat kesehatan tradisional adalah instrumen, mesin, piranti lunak, dan/atau bahan lain

yang tidak mengandung obat, yang digunakan oleh Hattra untuk pelayanan kesehatan

tradisional empiris..

Skor 2:

Hasil observasi, Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan tidak

mengandung obat.

Skor 1:

Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan mengandung obat.

Pernyataan 9. Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan tidak bersifat

invasif.

Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan oleh hattra tidak mempengaruhi

keutuhan jaringan atau melukai tubuh klien.

Contoh pelayanan yang menggunakan alat invasif adalah akupunktur dan bekam

basah.

Skor 2:

Hasil observasi, Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan tidak bersifat

invasif.

Skor 1:

Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan bersifat invasif.

Pernyataan 10. Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan memiliki

sertifikat produksi.

Sertifikat produksi adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh produsen terkait spesifikasi

alat tersebut.

Page 105: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

84

Skor 2:

Hasil observasi, Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan memiliki

sertifikat produksi atau spesifikasi.

Skor 1:

Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan tidak memiliki sertifikat produksi

atau spesifikasi.

Pernyataan 11. Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan dilakukan

pemeliharaan secara rutin.

Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan dilakukan pengecekan fungsi alat

secara rutin oleh hattra atau pihak ketiga.

Skor 2:

Hasil observasi, Ada dokumen pemeliharaan alat kesehatan tradisional secara rutin.

Skor 1:

Tidak ada dokumen pemeliharaan alat kesehatan tradisional secara rutin.

Pernyataan 12. Alat kesehatan tradisional impor memiliki izin edar.

Izin edar alat kesehatan adalah izin untuk alat kesehatan yang diproduksi oleh

produsen atau diimpor, yang akan diedarkan di wilayah negara Republik Indonesia,

berdasarkan penilaian terhadap keamanan, mutu dan kemanfaatan.

Skor 2:

Hasil observasi, Alat kesehatan tradisional impor yang digunakan memiliki nomer

izin edar.

Skor 1:

Alat kesehatan tradisional impor yang digunakan tidak memiliki izin edar.

II. KETERAMPILAN TANPA ALAT.

Pernyataan 13. Cara perawatan keterampilan tanpa alat yang dilakukan sesuai

dengan prosedur operasional baku yang tertulis/ didokumentasikan (telaah

dokumen).

Prosedur operasional baku cara perawatan keterampilan tanpa alat adalah dokumen

(SOP, buku dari LKP, atau buku lainnya) yang berkaitan dengan tata laksana

pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan yang dilakukan secara

kronologis untuk melakukan perawatan yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang

paling efektif dari hattra keterampilan tanpa alat.

Keterampilan tanpa alat dapat berupa: (1) teknik manual, yakni dilakukan dengan

menggunakan manipulasi dan gerakan dari satu atau beberapa bagian tubuh; (2)

teknik energi, yaitu dilakukan dengan menggunakan energi, baik dari luar maupun

dari dalam tubuh itu sendiri; (3) teknik oleh pikir, yakni dilakukan dengan

menggunakan teknik perawatan yang memanfaatkan kemampuan pikiran.

Page 106: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

85

Skor 2:

Hasil observasi, Ada dokumen prosedur operasional baku cara perawatan kesehatan

dengan alat kesehatan tradisional empiris dan lengkap mulai penetapan kondisi klien

dan tindakan yang diberikan.

Skor 1:

Tidak ada dokumen prosedur operasional baku.

Pernyataan 14. Bahan pelicin yang digunakan tersimpan dalam wadah yang

terhindar potensi pencemaran.

Bahan pelicin yang digunakan untuk pemijatan dapat berupa minyak atau cream.

Minyak dapat berupa bahan dasar minyak kelapa asli atau biasanya mengandung

herbal yang dapat memberi efek relaksasi, aromaterapi.

Minyak atau cream yang digunakan untuk memijat harus bersih, tidak bau, tidak

menyebabkan alergi dan tidak tercemar. Disarankan untuk menggunakan wadah kecil

dengan porsi minyak/cream secukupnya saat akan melakukan pemijatan.

Skor 2:

Hasil observasi, Minyak atau cream tersimpan dalam wadah utama yang tertutup,

penggunaanya tidak langsung mengambil dari wadah utama dan sisa cream yang

tidak terpakai tidak dituang kembali ke wadah utama.

Skor 1:

Minyak atau cream tersimpan dalam wadah utama yang terbuka atau langsung

mengambil dari wadah utama dan atau menuang kembali sisa cream ke wadah utama.

Pernyataan 15. Cara perawatan dengan energi dan olah pikir dilakukan tanpa

memberikan sugesti berlebihan.

Sugesti yang diberikan pada pelayanan kesehatan tradisional empiris berisi nasihat

atau ajakan keikhlasan, yang bertujuan agar klien optimis terhadap hasil terapi.

Sugesti yang berlebihan, yakni memberi informasi kepada klien bahwa klien akan

diterapi dengan energi yang berasal dari kekuatan mistis yang di luar kemampuan

akal manusia. Energi yang digunakan untuk terapi dapat dijelaskan dengan kaidah

ilmiah.

Skor 2:

Hasil wawancara pada hattra mengenai sugesti yang diberikan bersifat mengarahkan

klien untuk berpikir positif, optimis, menerima kondisinya dengan ikhlas.

Skor 1:

Memberi informasi kepada klien bahwa klien akan diterapi dengan energi yang

berasal dari kekuatan mistis yang di luar kemampuan akal manusia.

Page 107: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

86

Pernyataan 16. Cara perawatan tidak dilakukan pada bagian tubuh yang

berisiko.

Cara perawatan tidak dilakukan pada bagian tubuh yang berisiko seperti pada pabgin

tubuh mengalami peradangan, infeksi kulit, patah tulang, luka terbuka, luka bakar,

varises atau di atas lokasi tumor/kanker).

Skor 2:

Hasil wawancara pada hattra dalam cara perawatan tidak dilakukan pada bagian

tubuh yang yang berisiko

Skor 1:

Hasil wawancara pada hattra dalam cara perawatan dilakukan pada tubuh yang

berisiko.

E. SARANA

Pernyataan 17. Ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan lingkungan sehat.

Ruang pelayanan (ruang kerja bagi hattra) dapat disamakan dengan ruang kerja

perkantoran. Sesuai dengan Permenkes No. 48 tahun 2016 tentang K3 Perkantoran,

lingkungan kerja di perkantoran harus memenuhi persyaratan yaitu aman dan sehat.

Ruang pelayanan tersebut disamping harus aman ( bangunan kokoh / permanen ) juga

harus bebas dari bahaya fisik, kimia dan biologi. Minimal ruang pelayanan sebaiknya

bersifat permanen , cukup pencahayaan , tidak berisik / bising, cukup ventilasi udara

artinya ada pertukaran udara, suhunya nyaman serta tidak lembab.

Skor 2:

Hasil observasi, Ruang pelayanan tidak berisik, tenang dan dilengkapi dengan

pengaturan udara yang baik (adanya: AC atau “exhaust fan “ atau jendela yang

memadai).

Skor 1:

Ruang pelayanan berisik, tidak tenang dan tidak dilengkapi dengan pengaturan udara

yang baik (adanya: AC atau “exhaust fan “ atau jendela yang memadai).

Pernyataan 18. Ruang pelayanan yang memiliki pencahayaan yang cukup

Nilai Batas Ambang (NAB) sesuai Kep-Menkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002

menentukan intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux. Sedangkan sesuai

dengan Permenkes No. 48 thn 2016 tentang K3 Perkantoran, kebutuhan “visual

performance dan harapan pemakai ruangan kantor intensitas pencahayaan harus

terpenuhi untuk menunjang kinerja, rasa nyaman, kesehatan, dan tidak

mengakibatkan gangguan kesehatan. Untuk kenyamanan mata disyaratkan

pencahayaan 300-500 lux, pekerjaan menggambar 500 lux, meeting room 300 lux,

resepsionis 300 lux, koridor 100 lux, arsip 200 lux.

Skor 2:

Hasil observasi, pencahayaan di ruang pelayanan memadai untuk melaksanakan

pelayanan kesehatan tradisional dengan baik

Page 108: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

87

Skor 1:

Bila pencahayaan di ruang pelayanan tidak memadai

Pernyataan 19. Ruang pelayanan bersifat permanen (tidak berpindah-pindah

tempat dan tidak bergabung fisik dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya)

Ruang pelayanan untuk hattra sebaiknya bersifat permanen, artinya tempat pelayanan

tersebut tersendiri, tidak bergabung secara fisik dengan tempat tinggal atau ruang

kerja lainnya. Disamping itu tempat pelayanan tersebut dapat memberikan rasa aman

dan nyaman, artinya dapat memberikan sifat “privacy” dan perlindungan terhadap

orang yang berada didalamnya ( bangunan kokoh ).

Skor 2:

Hasil observasi. Ruang Pelayanan bersifat permanen, tersendiri tak bergabung

dengan tempat tinggal atau ruang kerja lainnya

Skor 1:

Bila Ruang Pelayanan bersifat tidak permanen/berpindah-pindah dan bergabung

dengan tempat tinggal atau ruang kerja lainnya .

Pernyataan 20. Pintu ruang pelayanan tidak terkunci

Pintu ruang pelayanan tidak terkunci bertujuan untuk meningkatkan keamanan klien

dan tidak menimbulkan kesan negatif penyalahgunanaan panti sehat. Pintu ruangan

bisa berupa pintu pada umumnya atau tirai.

Skor 2:

Hasil observasi, ada pintu ruangan pelayanan dan pada saat pelayanan dalam keadaan

tertutup namun tidak terkunci atau ada tirai

Skor 1:

Apabila ada pintu ruangan pelayanan, namun saat pelayanan dalam keadaan terkunci.

Pernyataan 21. Ukuran ruang pelayanan minimal 2 x 2,5 M

Ruang pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan jenis pelayanan kesehatan tradisional

yang diberikan. Ukuran ruang pelayanan sekurang-kurangnya 2 x 2,5 m.

Skor 2:

Hasil observasi, ruang pelayanan berukuran minimal lebar 2 m dan panjang 2,5 m.

Skor 1:

Apabila ruang pelayanan berukuran lebar kurang dari 2 m dan panjang kurang dari

2,5 m.

Pernyataan 22. Ruang pelayanan yang lebih dari satu tempat tidur harus ada

sekat/tirai dengan tinggi 25 cm dari lantai dan 50 cm dari plafon (untuk yang

menggunakan matras sekat sampai ke lantai)

Apabila ruang pelayanan memiliki lebih dari satu tempat tidur, maka diperlukan ada

sekat/tirai untuk memisahkan diantara tempat tidur tersebut.

Page 109: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

88

Skor 2:

Hasil observasi, ruang pelayanan yang lebih dari satu tempat tidur harus ada

sekat/tirai dengan tinggi 25 cm dari lantai dan 50 cm dari plafon (untuk yang

menggunakan matras sekat sampai ke lantai).

Skor 1:

Apabila ruang pelayanan yang memiliki lebih dari satu tempat tidur terdapat

sekat/tirai dengan tinggi lebih dari 25 cm dari lantai dan lebih dari 50 cm dari plafon

(untuk yang menggunakan matras sekat tidak sampai ke lantai).

Pernyataan 23. Tersedia ruang tunggu yang terpisah dari ruang pelayanan

Panti sehat berkewajiban menyediakan ruang tunggu dan ruang pelayanan yang

memenuhi persyaratan sanitasi dan hygiene, ventilasi, dan pencahayaan yang cukup,

serta terpisah oleh sekat baik permanen/ dinding tembok maupun non-permanen

sehingga terjaga kerahasiaan dan kenyamanan klien pada saat dilakukan pemeriksaan

oleh hattra di ruang pelayanan dari pengunjung lainnya di ruang tunggu. Sekat

permanen adalah partisi yang dibuat khusus dan tidak dapat dipindahtempatkan

kecuali dengan dibongkar. Sedangkan sekat non-permanen adalah partisi yang

bentuk, ukuran dan modelnya fleksibel dan mudah dipindah-pindahkan.

Skor 2:

Hasil observasi, ada sekat permanen yang memisahkan ruang tunggu dengan ruang

pelayanan.

Skor 1:

Ada sekat tidak permanen yang memisahkan ruang tunggu dengan ruang pelayanan.

Pernyataan 24. Tersedia toilet/WC yang terpisah dari ruang pelayanan

Panti sehat berkewajiban menyediakan toilet/ WC yang terpisah dari ruang pelayanan

agar kenyamanan klien terjamin.

Skor 2:

Hasil observasi, ada sekat permanen yang memisahkan toilet/ WC dari ruang

pelayanan.

Skor 1:

Ada sekat tidak permanen yang memisahkan toilet/ WC dari ruang pelayanan.

Pernyataan 25. Tersedia sarana untuk cuci tangan

Panti sehat berkewajiban menyediakan sarana untuk cuci tangan yang memenuhi

persyaratan yaitu menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun.

Skor 2:

Hasil observasi. ada sarana untuk cuci tangan yang memenuhi persyaratan yaitu

menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun.

Page 110: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

89

Skor 1:

Ada sarana untuk cuci tangan yang tidak memenuhi persyaratan yaitu tidak

menggunakan air bersih yang mengalir tanpa sabun.

Pernyataan 26. Tersedia dokumen catatan klien

Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional empiris penyehat tradisional

wajib melakukan pencatatan dan pelaporan. Pencatatan yang dimaksud terdiri atas

catatan identitas dan riwayat pelayanan kesehatan klien selama di Panti Sehat.

Pedoman isi catatan klien dapat meliputi:

a. Identitas klien yang berisi nama, umur, jenis kelamin dan alamat

b. Kunjungan baru dan kunjungan lama

c. Keluhan klien

d. Tindakan yang dilakukan, termasuk obat tradisional yang diberikan

e. Keterangan meliputi nasihat, anjuran atau keterangan lain yang diperlukan

Skor 2:

Hasil observasi, tersedia dokumen catatan klien.

Skor 1:

Tidak tersedia dokumen catatan klien.

Page 111: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

90

Lampiran 5. Form instrumen penilaian keamanan modalitas pelayanan kesehatan

tradisional empiris kombinasi pada panti sehat

INSTRUMEN PENILAIAN KEAMANAN

MODALITAS PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL EMPIRIS KOMBINASIPADA PANTI SEHAT

Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Dan Pelayanan Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Jalan Percetakan Negara Nomor 29

Jakarta 10560

Page 112: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

91

Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Dan Pelayanan Kesehatan

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Jalan Percetakan Negara Nomor 29

Jakarta 10560

Penelitian Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris pada

Panti Sehat di 12 Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali

NASKAH PENJELASAN

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan pada

Tahun 2019 akan melakukan Penelitian Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan

Tradisional Empiris pada Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris keamanan modalitas pelayanan

kesehatan tradisional empiris pada panti sehat.

Observasi terhadap keamanan modalitas pelayanan kesehatan tradisional pada

panti sehat Bapak/Ibu/Saudara dengan menggunakan instrumen penilaian membutuhkan

waktu kurang lebih 60 menit. Dimungkinkan juga diperlukan klarifikasi terhadap

parameter yang diobservasi. Hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk perbaikan

instrumen penilaian sebagai dasar pemberian rekomendasi perolehan STPT oleh Dinkes

Kabupaten/Kota, dan sebagai dasar materi pembinaan oleh Kementerian Kesehatan c.q

Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris dan Dinkes Kabupaten/Kota.

Untuk itu mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara mengizinkan kami untuk dapat

melakukan observasi modalitas pelayanan kesehatan tradisional pada panti sehat

Bapak/Ibu/Saudara.

Semua Informasi hasil penelitian ini akan dirahasiakan dan disimpan di Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Jakarta dan hanya

digunakan untuk pengembangan kebijakan program kesehatan dan pengembangan ilmu

pengetahuan.

Penelitian ini telah ditelaah dan disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan,

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Jakarta. Jika

Bapak/Ibu/Sdr memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian ini, dapat

Page 113: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

92

menghubungi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, Jalan Percetakan Negara Nomor 29, Jakarta 10560; Telepon (021)

4244375 dengan Kepala Sub Bidang Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Penunjang:

dr. Hadi Siswoyo, MEpid (Telp. 0813-9800-0996, email: [email protected]) atau

ketua pelaksana: drs. Ondri Dwi Sampurno, MSi.Apt (Telp. 0812-9942-953, email:

[email protected]).

Page 114: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

93

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan mengerti mengenai

Penelitian Keamanan Modalitas Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris pada

Panti Sehat di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali yang dilakukan oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Saya mengerti bahwa partisipasi saya dilakukan secara sukarela dan saya dapat menolak

atau mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

........... , .....................................

Saksi Menyetujui

( ................................. ) ( ................................. )

Page 115: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

94

INSTRUMEN PENILAIAN KEAMANAN

PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL EMPIRIS PADA PANTI SEHAT

A. IDENTITAS PENYEHAT TRADISIONAL (HATTRA)

Nama

Umur

Pendidikan terakhir

Kepemilikan Surat

Terdaftar Pengobat

Tradisional (STPT)

11. Permenkes 1076/2003

1.5. Keterampilan

1.6. Ramuan

12. Permenkes 61/2016

2.5.Keterampilan

2.6.Ramuan

13. Expired Permenkes 1076/2003

3.5.Keterampilan

3.6.Ramuan

14. Expired Permenkes 61/2016

4.5.Keterampilan

4.6.Ramuan

15. Tidak memiliki

Jenis modalitas yang

dilakukan hattra saat

ini

7. Keterampilan

1.7.Teknik Manual

1.8.Teknik Energi

1.9.Teknik Olah Pikir

8. Ramuan

9. Kombinasi

Jenis Modalitas

Utama yang dinilai

7. Keterampilan

1.7.Teknil Manual

1.8.Teknik Energi

1.9.Teknik Olah Pikir

8. Ramuan

9. Kombinasi

Alamat

Kabupaten/Kota

KOMBINASI

Page 116: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

95

Provinsi

B. PENILAI Nama 1.

2.

Tanggal

Waktu Mulai: …………………………. Selesai:

………………………………..

Mohon diberikan tanda pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian dari masing-

masing parameter. Skor mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan.

Hitung Total skor pada setiap variabel.

C. PENYEHAT TRADISIONAL (HATTRA) No Parameter Penilaian

Skor 2 Skor 1 Nilai

Maksimum (1) (2) (3) (4) (5)

1 Hattra memiliki sertifikat kompetensi

2 Hattra terdaftar sebagai anggota asosiasi

3 Hattra dalam kondisi sehat

4 Hattra berperilaku hidup bersih dan sehat

5 Hattra melakukan pelayanan kesehatan

tradisional empiris terbatas promotif dan

preventif

Total nilai Hattra 10

D. CARA PERAWATAN No Parameter Penilaian

Skor 2 Skor 1 Nilai

Maksimum

(1) (2) (3) (4) (5)

I Keterampilan dengan alat kesehatan

tradisional empiris

6 Cara perawatan keterampilan dengan alat

kesehatan tradisional empiris yang

dilakukan sesuai dengan prosedur

operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan

Page 117: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

96

7 Alat kesehatan tradisional empiris yang

digunakan tidak termasuk alat kedokteran

dan penunjang dagnostik kedokteran

8 Alat kesehatan tradisional empiris yang

digunakan tidak mengandung obat

9 Alat kesehatan tradisional empiris yang

digunakan tidak bersifat invasif

10 Alat kesehatan tradisional empiris yang

digunakan memiliki sertifikat produksi

11 Alat kesehatan tradisional empiris yang

digunakan dilakukan pemeliharaan secara

rutin

12 Alat kesehatan tradisional import memiliki

izin edar

Total Nilai Keterampilan dengan alat 14

No Parameter Penilaian

Skor 2 Skor 1 Nilai

Maksimum

(1) (2) (3) (4) (5)

II Keterampilan tanpa alat kesehatan

tradisional empiris

13 Cara perawatan keterampilan tanpa alat

yang dilakukan sesuai dengan prosedur

operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan

14 Bahan pelicin yang digunakan tersimpan

dalam wadah yang terhindar potensi

pencemaran

15 Cara perawatan dengan energi dan olah

pikir dilakukan tanpa memberikan sugesti

berlebihan

16 Cara perawatan tidak dilakukan pada

bagian tubuh yang berisiko (bagian tubuh

yang mengalami peradangan, infeksi kulit,

patah tulang, luka terbuka, luka bakar,

varises atau di atas lokasi tumor/kanker)

Total nilai Keterampilan tanpa alat 8

Page 118: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

97

No Parameter Penilaian

Skor 2 Skor 1 Nilai

Maksimum (1) (2) (3) (4) (5)

III Ramuan produksi pabrikan

17 Cara perawatan dengan ramuan produksi

pabrikan yang dilakukan sesuai dengan

prosedur operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan

18 Ramuan produksi pabrikan yang

digunakan telah memiliki izin edar dari

Badan POM RI

19 Bentuk sediaan dari ramuan produksi

pabrikan tidak diubah ke bentuk sediaan

lain

Total nilai Ramuan produksi pabrikan 6

IV Ramuan racikan sendiri

20 Cara perawatan dengan ramuan racikan

sendiri yang dilakukan sesuai dengan

prosedur operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan

21 Ramuan racikan dibuat sesuai dengan

prosedur operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan

22 Bahan ramuan sendiri mempunyai asal

usul yang jelas

23 Ramuan racikan sendiri tidak

menggunakan etil alcohol lebih dari 1%

24 Ramuan racikan sendiri tidak

menggunakan bahan kimia obat yang

merupakan hasil isolasi atau sintetik

berhasiat obat, narkotika dan psikotropika

25 Ramuan racikan sendiri tidak

menggunakan tanaman obat yang dilarang

sesuai peraturan yang berlaku

26 Ramuan racikan sendiri tidak diberikan

dalam bentuk sediaan tetes mata

27 Ramuan racikan sendiri tidak diberikan

dalam bentuk sediaan kapsul

28 Ramuan racikan sendiri tidak diberikan

dalam bentuk sediaan intra vaginal

29 Ramuan racikan sendiri tidak diberikan

dalam bentuk sediaan parenteral

30 Ramuan racikan sendiri tidak diberikan

dalam bentuk sediaan suppositoria

Page 119: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

98

31 Ramuan racikan sendiri tidak boleh

dicampur dengan ramuan produksi

pabrikan

32 Label pada kemasan ramuan racikan

sendiri hanya memuat identitas klien,

keterangan cara penggunaan/pemakaian,

dan tidak boleh menambahkan keterangan

khasiat atau keterangan lain

Total nilai Ramuan racukan sendiri 26

E. SARANA No Parameter Penilaian

Skor 2 Skor 1 Nilai

Maksimum (1) (2) (3) (4) (5)

33 Ruang pelayanan memenuhi persyaratan

lingkungan sehat

34 Ruang pelayanan memiliki pencahayaan

yang cukup

35 Ruang pelayanan bersifat permanen (tidak

berpindah-pindah tempat dan tidak

bergabung fisik dengan tempat tinggal

atau unit kerja lainnya)

36 Pintu ruang pelayanan tidak terkunci

37 Ukuran ruang pelayanan minimal 2 x 2,5

M

38 Ruang pelayanan yang lebih dari satu

tempat tidur harus ada sekt dengan tinggi

25 cm dari lantai dan 50 cm dari plafon

(untuk yang menggunakan matras sekat

sampai ke lantai)

39 Tersedia ruang tunggu yang terpisah dari

ruang pelayanan

40 Tersedia toilet/WC yang terpisah dari

ruang pelayanan

41 Tersedia sarana untuk cuci tangan

42 Tersedia dokumen catatan klien

43 Ruang peracikan dan penyimpanan

ramuan racikan sendiri tahan terhadap

pengaruh cuaca

44 Ruang peracikan dan penyimpanan

ramuan racikan sendiri dapat mencegah

masuknya rembesan dan bersarangnya

serangga, binatang pengerat, burung atau

binatang lainnya

Page 120: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

99

45 Ruang peracikan dan penyimpanan

ramuan racikan sendiri memenuhi

hygiene dan sanitasi agar tidak tercemar

dengan kuman non pathogen atau

pencemaran khamer, jamur dan bakteri

46 Ruang peracikan dan penyimpanan

ramuan racikan sendiri memiliki alas

yang berjarak dengan tanah atau lantai

agar simplisia tidak bersentuhan dengan

tanah atau lantai

47 Suhu Ruang peracikan dan penyimpanan

ramuan racikan sendiri dikondisikan

sesuai dengan simplisia

48 Wadah tempat penyimpanan bahan baku

racikan diberikan label dan tertulis nama

bahan baku racikan

Total nilai Sarana 32

Page 121: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

100

Lampiran 6. Pedoman pengisian instrumen penilaian keamanan modalitas

pelayanan kesehatan tradisional empiris pada panti sehat

A. IDENTITAS PENYEHAT TRADISIONAL

Nama

Tuliskan nama Hattra yang akan dinilai

Umur

Tuliskan umur Hattra (dibulatkan dalam tahun ke atas)

Pendidikan terakhir

Tuliskan pendidikan formal Hattra

Kepemilikan Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT)

Isikan dalam kotak yang tersedia kepemilikan STPT Hattra saat penilaian dengan

nomor yang sesuai

Jenis modalitas yang dilakukan hattra saat ini

Keterampilan Teknis Manual, seperti Pijat refleksi, Pijat Tradisional, Akupresur,

bekam, akupuntur

Keterampilan teknik Energi, seperti Prana, Reiki

Keterampilan teknik Olah Pikir, seperti Hipnotis

Modalitas Kombinasi yaitu modalitas yang teknis sudah merupakan kombinasi

keterampilan dan ramuan, seperti Spa

Isikan dalam kotak yang tersedia Jenis modalitas yang dilakukan hattra saat ini

dengan nomor yang sesuai

Jenis modalitas utama yang dinilai

Modalitas utama adalah modalitas yang paling sering dilakukan oleh Hattra dalam

pelayanan kesehatan tradisional empiris.

Keterampilan Teknis Manual, seperti Pijat refleksi, Pijat Tradisional, Akupresur,

bekam, akupuntur

Keterampilan teknik Energi, seperti Prana, Reiki

Keterampilan teknik Olah Pikir, seperti Hipnotis

Modalitas Kombinasi yaitu modalitas yang teknis sudah merupakan kombinasi

keterampilan dan ramuan, seperti Spa

Isikan dalam kotak yang tersedia jenis modalitas utama yang dinilai dengan nomor

yang sesuai

Alamat

Tuliskan alamat tempat pelayanan kesehatan tradisional empiris Hattra yang dinilai

Kabupaten/Kota

KOMBINASI

Page 122: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

101

Tuliskan nama Kabupaten/Kota lokasi tempat pelayanan kesehatan tradisional

empiris Hattra yang dinilai, dan tuliskan kode Kabupaten/Kota pada kotak yang

tersedia (sesuai kode BPS)

Provinsi

Tuliskan nama Provinsi lokasi tempat pelayanan kesehatan tradisional empiris Hattra

yang dinilai, dan tuliskan kode Provinsi pada kotak yang tersedia (sesuai kode BPS)

B. PENILAI

Nama

Tuliskan nama petugas yang melakukan penilaian

Tanggal

Tuliskan tanggal saat dilakukan penilaian

Waktu

Tuliskan waktu dimulai penilaian dan waktu selesai penilaian

C. PENYEHAT TRADISIONAL

Pernyataan 1. Hattra memiliki sertifikat kompetensi

Hattra pernah mengikuti pelatihan atau kursus yang dibuktikan dengan sertifikat

kompetensi yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK)/Lembaga

Kursus Pelatihan (LKP)/Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK) yang menjadi

mitra dan diakui oleh Instansi Pembinaan Kursus dan Pelatihan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Skor 2:

Hasil observasi, ada dokumen sertifikat dari LSK/LKP/LPK yang diakui (ada nomor

Pokok Sekolah Nasional/NPSN) dan kompetensi yang tercetak dalam sertifikat

sesuai dengan modalitas yang dilayankan hattra.

Skor 1:

Tidak ada dokumen sertifikat dari LSK/LKP/LPK yang diakui (tidak ada nomor

NPSN) dan kompetensi yang tercetak dalam sertifikat sesuai dengan modalitas yang

dilayankan hattra.

Page 123: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

102

Pernyataan 2. Hattra terdaftar sebagai anggota asosiasi

Hattra menjadi anggota asosiasi penyehat tradisional empiris yang dibuktikan dengan

adanya kartu anggota atau sertifikat keanggotaan yang dikeluarkan oleh asosiasi

penyehat tradisional empiris terkait.

Nama-nama asosiasi penyehat tradisional empiris yang diakui oleh Direktorat

Pelayanan Kesehatan Tradisional:

1. Aspetri: Asosiasi Pengobatan Tradisonal Ramuan Indonesia

2. AP3I: Asosiasi Praktisi Pijat Pengobat Indonesia

3. IKNI: Ikatan Naturopati Indonesia

4. ARSI: Asosiasi Reiki Seluruh Indonesia

5. PBI: Perkumpulan Bekam Indonesia

6. APALI: Andalan Penyembuh Alternatif Indonesia

7. PerP4RI: Perkumpulan Persaudaraan Pelaku dan Pemerhati Pijat Refleksi

Indonesia

8. P3AI: Persaudaraan Pelaku dan Pemerhati Indonesia

9. ASTI: Asosiasi Spa Terapis Indonesia

Skor 2:

Hasil observasi, Ada dokumen kartu anggota atau sertifikat keanggotaan yang

dikeluarkan oleh asosiasi penyehat tradisional empiris sesuai dengan modalitas yang

dilayankan.

Skor 1:

Tidak ada dokumen kartu anggota atau sertifikat keanggotaan yang dikeluarkan oleh

asosiasi penyehat tradisional empiris sesuai dengan modalitas yang dilayankan.

Pernyataan 3. Hattra dalam kondisi sehat

Hattra tidak menderita penyakit yang dapat menghambat pelayanan atau

membahayakan klien dan berkomunikasi dengan baik.

Skor 2:

Hasil observasi, ada dokumen surat keterangan sehat dari dokter dan atau dinilai sehat

fisik dan mampu berkomunikasi dengan baik menurut pengamatan penilai, tidak

menghambat pelayanan dan tidak membahayakan klien.

Skor 1:

Tidak ada dokumen surat keterangan sehat dari dokter dan dinilai tidak sehat fisik dan

tidak mampu berkomunikasi dengan baik menurut pengamatan penilai, dapat

menghambat pelayanan dan membahayakan klien.

Pernyataan 4. Hattra berperilaku hidup sehat dan bersih

Hattra berperilaku hidup sehat dan bersih dengan berpakaian rapi dan bersih,

memakai masker, dan melakukan cuci tangan setelah melakukan pelayanan kepada

klien.

Skor 2:

Hasil observasi, hattra berpakaian rapi dan bersih, memakai masker, dan melakukan

cuci tangan setelah melakukan pelayanan kepada klien.

Page 124: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

103

Skor 1:

Hattra tidak berpakaian rapi dan bersih, tidak memakai masker, dan tidak melakukan

cuci tangan setelah melakukan pelayanan kepada klien.

Pernyataan 5. Hattra melakukan pelayanan kesehatan tradisional empiris

terbatas promotif dan preventif

Hattra melakukan cara pemeriksaan pelayanan kesehatan tradisional didasarkan pada

kemampuan wawancara, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan serta

dapat dibantu dengan alat dan teknologi yang bekerja sesuai dengan konsep kesehatan

tradisional empiris yang bersifat promotif, preventif, dan tidak kuratif.

Contoh tindakan promotif preventif: meningkatkan stamina, kebugaran, relaksasi, dan

memelihara kesehatan tubuh.

Skor 2:

Ada dokumen pencatatan cara pemeriksaan yang didasarkan pada kemampuan

wawancara, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan serta dapat dibantu

dengan alat dan teknologi yang bekerja sesuai dengan konsep kesehatan tradisional

empiris yang bersifat promotif, preventif, dan tidak kuratif.

Skor 1:

Ada dokumen pencatatan cara pemeriksaan yang didasarkan pada kemampuan

wawancara, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan serta dapat dibantu

dengan alat dan teknologi yang bekerja sesuai dengan konsep kesehatan tradisional

empiris yang bersifat kuratif atau tidak ada dokumen pencatatan hasil wawancara dan

pemeriksaan.

D. CARA PERAWATAN

I. KETERAMPILAN DENGAN ALAT.

Pernyataan 6. Cara perawatan keterampilan dengan alat kesehatan tradisional

empiris yang dilakukan sesuai dengan prosedur operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan.

Prosedur operasional baku cara perawatan keterampilan dengan alat kesehatan

tradisional empiris adalah dokumen (lembaran, buku dari LKP, atau buku lainnya)

yang berkaitan dengan tata laksana pelayanan kesehatan tradisional empiris

keterampilan dengan alat kesehatan tradisional empiris yang dilakukan secara

kronologis untuk melakukan perawatan yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang

paling efektif dari hattra keterampilan dengan alat kesehatan tradisional empiris.

Page 125: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

104

Skor 2:

Hasil observasi, ada dokumen prosedur operasional baku cara perawatan kesehatan

dengan alat kesehatan tradisional empiris dan lengkap mulai dari penetapan kondisi

klien dan tindakan yang diberikan.

Skor 1:

Tidak ada dokumen prosedur operasional baku.

Pernyataan 7. Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan tidak

termasuk alat kedokteran dan penunjang diagnostik kedokteran.

Alat kesehatan tradisional empiris adalah alat dan teknologi yang bekerja sesuai

dengan konsep kesehatan tradisional empiris dan tidak termasuk alat kedokteran dan

penunjang diagnostik kedokteran.

Contoh: alat kerokan, kayu pijat, moksa, kop bekam kering, batu panas dll.

Skor 2:

Hasil observasi, Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan tidak merupakan

alat kedokteran dan penunjang diagnostik kedokteran.

Skor 1:

Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan merupakan alat kedokteran dan

penunjang diagnostik kedokteran.

Pernyataan 8. Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan tidak

mengandung obat.

Alat kesehatan tradisional adalah instrumen, mesin, piranti lunak, dan/atau bahan lain

yang tidak mengandung obat, yang digunakan oleh Hattra untuk pelayanan kesehatan

tradisional empiris..

Skor 2:

Hasil observasi, Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan tidak

mengandung obat.

Skor 1:

Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan mengandung obat.

Pernyataan 9. Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan tidak bersifat

invasif.

Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan oleh hattra tidak mempengaruhi

keutuhan jaringan atau melukai tubuh klien.

Contoh pelayanan yang menggunakan alat invasif adalah akupunktur dan bekam

basah.

Skor 2:

Hasil observasi, Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan tidak bersifat

invasif.

Skor 1:

Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan bersifat invasif.

Page 126: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

105

Pernyataan 10. Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan memiliki

sertifikat produksi.

Sertifikat produksi adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh produsen terkait spesifikasi

alat tersebut.

Skor 2:

Hasil observasi, Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan memiliki

sertifikat produksi atau spesifikasi.

Skor 1:

Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan tidak memiliki sertifikat produksi

atau spesifikasi.

Pernyataan 11. Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan dilakukan

pemeliharaan secara rutin.

Alat kesehatan tradisional empiris yang digunakan dilakukan pengecekan fungsi alat

secara rutin oleh hattra atau pihak ketiga.

Skor 2:

Hasil observasi, Ada dokumen pemeliharaan alat kesehatan tradisional secara rutin.

Skor 1:

Tidak ada dokumen pemeliharaan alat kesehatan tradisional secara rutin.

Pernyataan 12. Alat kesehatan tradisional impor memiliki izin edar.

Izin edar alat kesehatan adalah izin untuk alat kesehatan yang diproduksi oleh

produsen atau diimpor, yang akan diedarkan di wilayah negara Republik Indonesia,

berdasarkan penilaian terhadap keamanan, mutu dan kemanfaatan.

Skor 2:

Hasil observasi, Alat kesehatan tradisional impor yang digunakan memiliki nomer

izin edar.

Skor 1:

Alat kesehatan tradisional impor yang digunakan tidak memiliki izin edar.

Page 127: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

106

II. KETERAMPILAN TANPA ALAT.

Pernyataan 13. Cara perawatan keterampilan tanpa alat yang dilakukan sesuai

dengan prosedur operasional baku yang tertulis/ didokumentasikan (telaah

dokumen).

Prosedur operasional baku cara perawatan keterampilan tanpa alat adalah dokumen

(SOP, buku dari LKP, atau buku lainnya) yang berkaitan dengan tata laksana

pelayanan kesehatan tradisional empiris keterampilan yang dilakukan secara

kronologis untuk melakukan perawatan yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang

paling efektif dari hattra keterampilan tanpa alat.

Keterampilan tanpa alat dapat berupa: (1) teknik manual, yakni dilakukan dengan

menggunakan manipulasi dan gerakan dari satu atau beberapa bagian tubuh; (2)

teknik energi, yaitu dilakukan dengan menggunakan energi, baik dari luar maupun

dari dalam tubuh itu sendiri; (3) teknik oleh pikir, yakni dilakukan dengan

menggunakan teknik perawatan yang memanfaatkan kemampuan pikiran.

Skor 2:

Hasil observasi, Ada dokumen prosedur operasional baku cara perawatan kesehatan

dengan alat kesehatan tradisional empiris dan lengkap mulai penetapan kondisi klien

dan tindakan yang diberikan.

Skor 1:

Tidak ada dokumen prosedur operasional baku.

Pernyataan 14. Bahan pelicin yang digunakan tersimpan dalam wadah yang

terhindar potensi pencemaran.

Bahan pelicin yang digunakan untuk pemijatan dapat berupa minyak atau cream.

Minyak dapat berupa bahan dasar minyak kelapa asli atau biasanya mengandung

herbal yang dapat memberi efek relaksasi, aromaterapi.

Minyak atau cream yang digunakan untuk memijat harus bersih, tidak bau, tidak

menyebabkan alergi dan tidak tercemar. Disarankan untuk menggunakan wadah kecil

dengan porsi minyak/cream secukupnya saat akan melakukan pemijatan.

Skor 2:

Hasil observasi, Minyak atau cream tersimpan dalam wadah utama yang tertutup,

penggunaanya tidak langsung mengambil dari wadah utama dan sisa cream yang

tidak terpakai tidak dituang kembali ke wadah utama.

Skor 1:

Minyak atau cream tersimpan dalam wadah utama yang terbuka atau langsung

mengambil dari wadah utama dan atau menuang kembali sisa cream ke wadah utama.

Page 128: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

107

Pernyataan 15. Cara perawatan dengan energi dan olah pikir dilakukan tanpa

memberikan sugesti berlebihan.

Sugesti yang diberikan pada pelayanan kesehatan tradisional empiris berisi nasihat

atau ajakan keikhlasan, yang bertujuan agar klien optimis terhadap hasil terapi.

Sugesti yang berlebihan, yakni memberi informasi kepada klien bahwa klien akan

diterapi dengan energi yang berasal dari kekuatan mistis yang di luar kemampuan

akal manusia. Energi yang digunakan untuk terapi dapat dijelaskan dengan kaidah

ilmiah.

Skor 2:

Hasil wawancara pada hattra mengenai sugesti yang diberikan bersifat mengarahkan

klien untuk berpikir positif, optimis, menerima kondisinya dengan ikhlas.

Skor 1:

Memberi informasi kepada klien bahwa klien akan diterapi dengan energi yang

berasal dari kekuatan mistis yang di luar kemampuan akal manusia.

Pernyataan 16. Cara perawatan tidak dilakukan pada bagian tubuh yang

berisiko.

Cara perawatan tidak dilakukan pada bagian tubuh yang berisiko seperti pada pabgin

tubuh mengalami peradangan, infeksi kulit, patah tulang, luka terbuka, luka bakar, varises

atau di atas lokasi tumor/kanker).

Skor 2:

Hasil wawancara pada hattra dalam cara perawatan tidak dilakukan pada bagian tubuh

yang yang berisiko Skor 1:

Hasil wawancara pada hattra dalam cara perawatan dilakukan pada tubuh yang

berisiko.

III. RAMUAN PRODUKSI PABRIKAN

Pernyataan 17. Cara perawatan dengan ramuan produksi pabrikan yang

dilakukan sesuai dengan prosedur operasional baku yang

tertulis/didokumentasikan

Prosedur operasional baku cara perawatan dengan ramuan produksi pabrikan adalah

dokumen yang berkaitan dengan tata laksanan pelayanan kesehatan tradisional

empiris ramuan dengan produksi pabrikan yang dilakukan secara kronologis untuk

melakukan perawatan yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang paling efektif dari

Penyehat Tradisional (Hattra) ramuan menggunakan produksi pabrikan.

Skor 2:

Hasil Observasi, ada dokumen prosedur operasional baku cara perawatan kesehatan

dengan ramuan produksi pabrikan dan lengkap mulai penetapan kondisi klien dan

tindakan yang diberikan

Skor 1:

Tidak ada dokumen prosedur operasional baku

Page 129: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

108

Pernyataan 18. Ramuan produksi pabrikan yang digunakan telah memiliki izin

edar dari Badan POM RI

Kemasan ramuan produksi pabrikan yang digunakan oleh Hattra tercantum nomor

izin edar dari Badan POM RI berupa TR atau TI (tidak berlaku untuk PIRT atau

lainnya)

Skor 2:

Hasil Observasi, seluruh Ramuan produksi pabrikan yang digunakan oleh Hattra,

pada kemasannya tercantum nomor izin edar dari Badan POM

Skor 1:

Ada ≥1 Ramuan produksi pabrikan yang digunakan oleh Hattra, pada kemasannya

tidak tercantum nomor izin edar dari Badan POM

Pernyataan 19. Bentuk sediaan dari ramuan produksi pabrikan tidak diubah ke

bentuk sedian lain

Ramuan produksi pabrikan yang digunakan oleh Hattra dalam bentuk sediaan yang

sesuai dengan bentuk sediaan seperti yang tercantum pada kemasan ramuan produksi

pabrikan; ramuan produksi pabrikan tidak dilakukan peracikan kembali oleh Hattra.

Skor 2:

Hasil observasi, seluruh Ramuan produksi pabrikan yang digunakan oleh Hattra

sesuai dengan bentuk sediaan seperti yang tercantum pada kemasannya dan tidak

dilakukan peracikan kembali

Skor 1:

Ada ≥1 Ramuan produksi pabrikan yang digunakan oleh hattra yang tidak sesuai

dengan bentuk sediaan seperti yang tercantum pada kemasannya atau diracik kembali

IV. RAMUAN RACIKAN SENDIRI

Pernyataan 20. Cara perawatan dengan ramuan racikan sendiri yang dilakukan

sesuai dengan prosedur operasional baku yang tertulis/didokumentasikan

Ramuan racikan sendiri adalah satu atau gabungan bahan alam dapat berupa bagian

tanaman segar/kering/simplisia/ekstrak, mineral dan hewan yang diolah sendiri oleh

Hattra dengan peralatan sederhana. Prosedur operasional baku cara perawatan dengan

ramuan racikan sendiri adalah dokumen yang berkaitan dengan tata laksana

pelayanan kesehatan tradisional empiris ramuan dengan racikan sendiri yang

dilakukan secara kronologis untuk melakukan perawatan yang bertujuan untuk

memperoleh hasil yang paling efektif dari Hattra ramuan menggunakan ramuan

racikan sendiri.

Skor 2:

Hasil observasi, ada dokumen prosedur operasional baku cara perawatan kesehatan

dengan ramuan racikan sendiri dan lengkap mulai penetapan kondisi klien dan

tindakan yang diberikan

Skor 1:

Tidak ada dokumen prosedur operasional baku

Page 130: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

109

Pernyataan 21. Ramuan racikan sendiri dibuat sesuai dengan prosedur

operasional baku yang tertulis/didokumentasikan

Prosedur operasional baku pembuatan ramuan racikan sendiri adalah dokumen yang

berkaitan dengan rincian yang dilakukan secara kronologis untuk melakukan

pembuatan ramuan racikan sendiri yang bertujuan untuk memperoleh ramuan sendiri

yang bermutu.

Skor 2:

Hasil observasi, ada dokumen prosedur operasional baku pembuatan ramuan racikan

sendiri dan lengkap mulai perolehan bahan bahan baku dan penyajian ramuan racikan

sendiri

Skor 1:

Tidak ada dokumen prosedur operasional baku

Pernyataan 22. Bahan baku ramuan racikan sendiri mempunyai asal usul yang

jelas

Kejelasan asal usul bahan baku berkaitan dengan mutu bahan baku yang digunakan

untuk pembuatan ramuan racikan sendiri. Bahan baku yang diperoleh dari pasar,

tanaman liar atau hasil budidaya mempunyai perbedaan dalam konsistensi mutu.

Bahan baku ramuan racikan sendiri wajib memenuhi persyaratan mutu. Bahan baku

yang memenuhi persyaratan mutu memiliki dokumen mutu (certificate of Analysis)

yang dikeluarkan laboratorium yang diakui.

Skor 2:

Hasil observasi, ada dokumen mutu bahan baku yang digunakan untuk pembuatan

ramuan racikan sendiri.

Skor 1:

Tidak ada dokumen mutu bahan baku yang digunakan untuk pembuatan ramuan

racikan sendiri.

Pernyataan 23. Ramuan racikan sendiri tidak menggunakan etil alkohol lebih

dari 1%

Catatan atau dokumen formula menguraikan penggunaan etil alkohol dalam ramuan

racikan sendiri bentuk cairan yang dibuat oleh Hattra tidak melebihi 1% dari total

volume ramuan

Skor 2:

Hasil observasi, catatan atau dokumen formula menguraikan penggunaan etil alkohol

dalam ramuan racikan sendiri bentuk cairan yang dibuat oleh Hattra tidak melebihi

1% dari total volume ramuan

Skor 1:

Catatan atau dokumen formula menguraikan penggunaan etil alkohol dalam ramuan

racikan sendiri yang dibuat oleh Hattra melebihi 1% dari total volume ramuan

Page 131: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

110

Pernyataan 24. Ramuan racikan sendiri tidak menggunakan bahan kimia obat

yang merupakan hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat, narkotika dan

psikotropika

Bahan kimia obat atau sintetik berkhasiat obat, narkotika dan psikotropika adalah

bahan baku hasil sintesis kimiawi atau produk jadinya yang digolongkan sebagai

obat. Ramuan obat tradisional dilarang ditambahkan bahan kimia obat, narkotika dan

psikotropika. Penambahan bahan kimia obat dalam ramuan obat tradisional dapat

menimbulkan interaksi antara obat dengan ramuan obat tradisional.

Skor 2:

Hasil observasi. tidak dbutirukan kemasan bahan kimia obat atau sintetik berkhasiat

obat, narkotika dan psikotropika di ruang peracikan/pembuatan ramuan racikan

sendiri.

Skor 1:

Dbutirukan kemasan bahan kimia obat atau sintetik berkhasiat obat, narkotika dan

psikotropika di ruang peracikan/pembuatan ramuan racikan sendiri.

Pernyataan 25. Ramuan racikan sendiri tidak menggunakan tanaman obat yang

dilarang sesuai peraturan yang berlaku

Dokumen daftar tanaman obat untuk ramuan racikan sendiri yang digunakan oleh

Hattra tidak terdapat nama tanaman obat yang dilarang yaitu

1. Abri semen (biji saga) 2. Aconiti herba (herba akonitum)

3. Adonidis vernalis herba (herba

adonidis)

4. Arcangelica flava

5. Aristolochia 6. Artemisiae folium (daun artemisia)

7. Belladonae herba (herba belado) 8. Berberis sp

9. Cataranthus roseus (tapak dara), 10. Chelidonium majus

11. Cinchonae cortex (kulit batang kina) 12. Colchici semen (biji kolkhisi)

13. Colocinthidis semen 14. Colocinthindis fructus

15. Coptis sp 16. Crotonis semen

17. Crotonis oleum 18. Datura semen (biji kecubung)

19. Digitalis folium (daun digitalis) 20. Ephedra herba (herba efedra)

21. Filicis rhizome (akar filisis) 22. Gandarusa

23. Gummi gutti (gum resin) 24. Hydrastidis rhizome (akar

hidrastis)

25. Hypericum perforatum herba (St.

John’s wort/Klamath weed)

26. Hyoscyami folium (daun hiosiami)

27. Lantanae folium (daun tembelekan) 28. Lobelia herba (herba lobelia)

29. Mahonia sp, 30. Methystici folium (daun wati/kava-

kava)

31. Mitragynae folium (daun kratom) 32. Nerii folium (daun oleander)

33. Nerii fructus (buah oleander) 34. Pinneliae tuber

35. Phellodendron sp 36. Podophylli rhizome (akar

podofilum)

37. Podophylli resin (damar podofilum) 38. Sabadillae semen (biji sabadila)

Page 132: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

111

39. Scammoniae radix (akar skamonia) 40. Scammoniae semen (biji skamonia)

41. Scillae bulbus (umbi skila) 42. Strophanthi semen (biji strofanti)

43. Strychni semen (biji strihni) 44. Strychni radix (akar strihni)

45. Symphytum folium (daun confrey) 46. Tinosporae radix (akar brotowali),

Skor 2:

Hasil Observasi, catatan atau dokumen formula tidak dbutirukan tanaman obat yang

dilarang.

Skor 1:

Catatan atau dokumen formula dbutirukan tanaman obat yang dilarang.

Pernyataan 26. Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam bentuk sediaan

tetes mata

Tetes mata adalah sediaan steril yang berupa larutan atau suspensi yang digunakan

dengan cara meneteskan sediaan pada selaput lender mata dari bola mata. Sediaan

tetes mata hanya dapat dibuat di fasilitas yang tersertifikasi cara pembuatan yang baik

untuk sediaan steril. Fasilitas untuk pembuatan ramuan racikan sendiri oleh Hattra

tidak memenuhi syarat untuk membuat sediaan tetes mata.

Skor 2:

Hasil observasi, di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan

racikan sendiri tidak melakukan pembuatan sediaan tetes mata dan/atau tidak

dbutirukan sediaan ramuan tetes mata racikan sendiri

Skor 1:

Di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan racikan sendiri

melakukan pembuatan sediaan tetes mata dan/atau dbutirukan sediaan ramuan tetes

mata racikan sendiri

Pernyataan 27. Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam bentuk sediaan

kapsul

Ramuan dalam bentuk sediaan kapsul hanya dapat berisi ekstrak. Sediaan kapsul

hanya dapat dibuat oleh tenaga kefarmasian di fasilitas yang tersertifikasi cara

pembuatan yang baik untuk sediaan kapsul. Hattra dan fasilitasnya tidak memenuhi

syarat untuk membuat sediaan kapsul.

Skor 2:

Hasil observasi, di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan

racikan sendiri tidak melakukan pembuatan sediaan kapsul dan/atau tidak dbutirukan

sediaan ramuan kapsul racikan sendiri

Skor 1:

Di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan racikan sendiri

melakukan pembuatan sediaan kapsul dan/atau dbutirukan sediaan ramuan kapsul

racikan sendiri

Page 133: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

112

Pernyataan 28. Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam bentuk sediaan

intra vaginal

Sediaan intra vaginal adalah sediaan setengah padat yang pemberiannya melalui

vagina. Ramuan dalam bentuk sediaan intra vaginal hanya dapat dibuat oleh tenaga

kefarmasian di fasilitas yang tersertifikasi cara pembuatan yang baik untuk sediaan

intra vaginal. Hattra dan fasilitasnya tidak memenuhi syarat untuk membuat sediaan

intra vaginal.

Skor 2:

Hasil observasi, di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan

racikan sendiri tidak melakukan pembuatan sediaan intra vaginal dan/atau tidak

dbutirukan sediaan intra vaginal

Skor 1:

Di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan racikan sendiri

melakukan pembuatan sediaan intra vaginal dan/atau dbutirukan sediaan intra vaginal

Pernyataan 29. Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam bentuk sediaan

parenteral

Sediaan parenteral atau dikenal sebagai injeksi adalah sediaan steril berupa larutan,

emulsi, suspensi, atau serbuk yang harus disuspensikan lebih dahulu sebelum

digunakan secara perenteral, suntikan dengan cara menembus, atau merobek jaringan

dalam atau melalui kulit atau selaput. Ramuan racikan sendiri dalam bentuk sediaan

parenteral hanya dapat dibuat oleh tenaga kefarmasian di fasilitas yang tersertifikasi

cara pembuatan yang baik untuk sediaan steril. Hattra dan fasilitasnya tidak

memenuhi syarat untuk membuat bentuk sediaan parenteral.

Skor 2:

Hasil observasi, di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan

racikan sendiri tidak melakukan pembuatan sediaan parenteral dan/atau tidak

dbutirukan sediaan parenteral

Skor 1:

Di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan racikan sendiri

melakukan pembuatan sediaan suppositoria dan/atau dbutirukan sediaan parenteral

Pernyataan 30. Ramuan racikan sendiri tidak diberikan dalam bentuk sediaan

suppositoria

Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan

melalui rectal, vagina atau saluran kencing. Ramuan dalam bentuk sediaan

suppositoria hanya dapat dibuat oleh tenaga kefarmasian di fasilitas yang tersertifikasi

cara pembuatan yang baik untuk sediaan suppositoria. Hattra dan fasilitasnya tidak

memenuhi syarat untuk membuat sediaan suppositoria.

Skor 2:

Hasil observasi, di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan

racikan sendiri tidak melakukan pembuatan sediaan suppositoria dan/atau tidak

dbutirukan sediaan ramuan suppositoria racikan sendiri

Page 134: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

113

Skor 1:

Di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan ramuan racikan sendiri

melakukan pembuatan sediaan suppositoria dan/atau dbutirukan sediaan suppositoria

Pernyataan 31. Ramuan racikan sendiri tidak boleh dicampur dengan ramuan

produksi pabrikan

Ramuan racikan sendiri yang dibuat oleh Hattra tidak menggunakan bahan yang

berasal dari mengoplos ramuan produksi pabrikan.

Skor 2:

Hasil observasi, Hattra tidak melakukan pembuatan ramuan racikan sendiri dengan

menggunakan bahan yang berasal dari mencampur/mengoplos ramuan produksi

pabrikan

Skor 1:

Hattra melakukan pembuatan ramuan racikan sendiri dengan menggunakan bahan

yang berasal dari mencampur/mengoplos ramuan produksi pabrikan

Pernyataan 32. Label pada kemasan ramuan racikan sendiri hanya memuat

identitas klien, keterangan cara penggunaan/pemakaian, dan tidak boleh

menambahkan keterangan khasiat atau keterangan lain

Label kemasan ramuan racikan sendiri yang diberikan kepada klien hanya memuat

identitas klien, keterangan cara penggunaan/pemakaian, dan tidak boleh

menambahkan keterangan khasiat atau keterangan lain

Skor 2:

Hasil observasi, Label kemasan ramuan racikan sendiri yang diberikan kepada klien

hanya memuat identitas klien, keterangan cara penggunaan/ pemakaian

Skor 1:

Label kemasan ramuan racikan sendiri yang diberikan kepada klien menambahkan

keterangan khasiat

E. SARANA

Pernyataan 33. Ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan lingkungan sehat.

Ruang pelayanan (ruang kerja bagi hattra) dapat disamakan dengan ruang kerja

perkantoran. Sesuai dengan Permenkes No. 48 tahun 2016 tentang K3 Perkantoran,

lingkungan kerja di perkantoran harus memenuhi persyaratan yaitu aman dan sehat.

Ruang pelayanan tersebut disamping harus aman ( bangunan kokoh / permanen ) juga

harus bebas dari bahaya fisik, kimia dan biologi. Minimal ruang pelayanan sebaiknya

bersifat permanen , cukup pencahayaan , tidak berisik / bising, cukup ventilasi udara

artinya ada pertukaran udara, suhunya nyaman serta tidak lembab.

Skor 2:

Hasil observasi, Ruang pelayanan tidak berisik, tenang dan dilengkapi dengan

pengaturan udara yang baik (adanya: AC atau “exhaust fan “ atau jendela yang

memadai).

Page 135: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

114

Skor 1:

Ruang pelayanan berisik, tidak tenang dan tidak dilengkapi dengan pengaturan udara

yang baik (adanya: AC atau “exhaust fan “ atau jendela yang memadai).

Pernyataan 34. Ruang pelayanan yang memiliki pencahayaan yang cukup

Nilai Batas Ambang (NAB) sesuai Kep-Menkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002

menentukan intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux. Sedangkan sesuai

dengan Permenkes No. 48 thn 2016 tentang K3 Perkantoran, kebutuhan “visual

performance dan harapan pemakai ruangan kantor intensitas pencahayaan harus

terpenuhi untuk menunjang kinerja, rasa nyaman, kesehatan, dan tidak

mengakibatkan gangguan kesehatan. Untuk kenyamanan mata disyaratkan

pencahayaan 300-500 lux, pekerjaan menggambar 500 lux, meeting room 300 lux,

resepsionis 300 lux, koridor 100 lux, arsip 200 lux.

Skor 2:

Hasil observasi, pencahayaan di ruang pelayanan memadai untuk melaksanakan

pelayanan kesehatan tradisional dengan baik

Skor 1:

Bila pencahayaan di ruang pelayanan tidak memadai

Pernyataan 35. Ruang pelayanan bersifat permanen (tidak berpindah-pindah

tempat dan tidak bergabung fisik dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya)

Ruang pelayanan untuk hattra sebaiknya bersifat permanen, artinya tempat pelayanan

tersebut tersendiri, tidak bergabung secara fisik dengan tempat tinggal atau ruang

kerja lainnya. Disamping itu tempat pelayanan tersebut dapat memberikan rasa aman

dan nyaman, artinya dapat memberikan sifat “privacy” dan perlindungan terhadap

orang yang berada didalamnya ( bangunan kokoh ).

Skor 2:

Hasil observasi. Ruang Pelayanan bersifat permanen, tersendiri tak bergabung

dengan tempat tinggal atau ruang kerja lainnya

Skor 1:

Bila Ruang Pelayanan bersifat tidak permanen/berpindah-pindah dan bergabung

dengan tempat tinggal atau ruang kerja lainnya .

Pernyataan 36. Pintu ruang pelayanan tidak terkunci

Pintu ruang pelayanan tidak terkunci bertujuan untuk meningkatkan keamanan klien

dan tidak menimbulkan kesan negatif penyalahgunanaan panti sehat. Pintu ruangan

bisa berupa pintu pada umumnya atau tirai.

Skor 2:

Hasil observasi, ada pintu ruangan pelayanan dan pada saat pelayanan dalam keadaan

tertutup namun tidak terkunci atau ada tirai

Skor 1:

Apabila ada pintu ruangan pelayanan, namun saat pelayanan dalam keadaan terkunci.

Page 136: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

115

Pernyataan 37. Ukuran ruang pelayanan minimal 2 x 2,5 M

Ruang pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan jenis pelayanan kesehatan tradisional

yang diberikan. Ukuran ruang pelayanan sekurang-kurangnya 2 x 2,5 m.

Skor 2:

Hasil observasi, ruang pelayanan berukuran minimal lebar 2 m dan panjang 2,5 m.

Skor 1:

Apabila ruang pelayanan berukuran lebar kurang dari 2 m dan panjang kurang dari

2,5 m.

Pernyataan 38. Ruang pelayanan yang lebih dari satu tempat tidur harus ada

sekat/tirai dengan tinggi 25 cm dari lantai dan 50 cm dari plafon (untuk yang

menggunakan matras sekat sampai ke lantai)

Apabila ruang pelayanan memiliki lebih dari satu tempat tidur, maka diperlukan ada

sekat/tirai untuk memisahkan diantara tempat tidur tersebut.

Skor 2:

Hasil observasi, ruang pelayanan yang lebih dari satu tempat tidur harus ada

sekat/tirai dengan tinggi 25 cm dari lantai dan 50 cm dari plafon (untuk yang

menggunakan matras sekat sampai ke lantai).

Skor 1:

Apabila ruang pelayanan yang memiliki lebih dari satu tempat tidur terdapat

sekat/tirai dengan tinggi lebih dari 25 cm dari lantai dan lebih dari 50 cm dari plafon

(untuk yang menggunakan matras sekat tidak sampai ke lantai).

Pernyataan 39. Tersedia ruang tunggu yang terpisah dari ruang pelayanan

Panti sehat berkewajiban menyediakan ruang tunggu dan ruang pelayanan yang

memenuhi persyaratan sanitasi dan hygiene, ventilasi, dan pencahayaan yang cukup,

serta terpisah oleh sekat baik permanen/ dinding tembok maupun non-permanen

sehingga terjaga kerahasiaan dan kenyamanan klien pada saat dilakukan pemeriksaan

oleh hattra di ruang pelayanan dari pengunjung lainnya di ruang tunggu. Sekat

permanen adalah partisi yang dibuat khusus dan tidak dapat dipindahtempatkan

kecuali dengan dibongkar. Sedangkan sekat non-permanen adalah partisi yang

bentuk, ukuran dan modelnya fleksibel dan mudah dipindah-pindahkan.

Skor 2:

Hasil observasi, ada sekat permanen yang memisahkan ruang tunggu dengan ruang

pelayanan.

Skor 1:

Ada sekat tidak permanen yang memisahkan ruang tunggu dengan ruang pelayanan.

Page 137: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

116

Pernyataan 40. Tersedia toilet/WC yang terpisah dari ruang pelayanan

Panti sehat berkewajiban menyediakan toilet/ WC yang terpisah dari ruang pelayanan

agar kenyamanan klien terjamin.

Skor 2:

Hasil observasi, ada sekat permanen yang memisahkan toilet/ WC dari ruang

pelayanan.

Skor 1:

Ada sekat tidak permanen yang memisahkan toilet/ WC dari ruang pelayanan.

Pernyataan 41. Tersedia sarana untuk cuci tangan

Panti sehat berkewajiban menyediakan sarana untuk cuci tangan yang memenuhi

persyaratan yaitu menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun.

Skor 2:

Hasil observasi. ada sarana untuk cuci tangan yang memenuhi persyaratan yaitu

menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun.

Skor 1:

Ada sarana untuk cuci tangan yang tidak memenuhi persyaratan yaitu tidak

menggunakan air bersih yang mengalir tanpa sabun.

Pernyataan 42. Tersedia dokumen catatan klien

Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional empiris penyehat tradisional

wajib melakukan pencatatan dan pelaporan. Pencatatan yang dimaksud terdiri atas

catatan identitas dan riwayat pelayanan kesehatan klien selama di Panti Sehat.

Pedoman isi catatan klien dapat meliputi:

f. Identitas klien yang berisi nama, umur, jenis kelamin dan alamat

g. Kunjungan baru dan kunjungan lama

h. Keluhan klien

i. Tindakan yang dilakukan, termasuk obat tradisional yang diberikan

j. Keterangan meliputi nasihat, anjuran atau keterangan lain yang diperlukan

Skor 2:

Hasil observasi, tersedia dokumen catatan klien.

Skor 1:

Tidak tersedia dokumen catatan klien.

Pernyataan 43. Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri

tahan terhadap pengaruh cuaca

Panti sehat berkewajiban menyediakan ruang peracikan dan ruang penyimpanan

ramuan racikan tersendiri. Maka sesuai Peraturan Kepala BPOM Nomor

HK.03.1.23.06.11.5629 Tahun 2011, tentang Persyaratan Teknis Cara Pembuatan

Obat Tradisional Yang Baik, diharapkan ruang penyimpanan memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

a. Area penyimpanan hendaklah rapi dan bersih.

Page 138: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

117

b. Konstruksi area penyimpanan tergantung dari bahan yang akan disimpan. Area

hendaklah diberi penandaan yang baik dan bahan hendaklah disimpan sedemikian

rupa untuk menghindarkan resiko kontaminasi silang. Hendaklah ditetapkan dan

diberi tanda suatu area karantina untuk semua bahan yang baru datang.

c. Tata letak area penyimpanan hendaklah sedemikian rupa untuk memungkinkan

pemisahan bahan dari berbagai kategori secara efektif dan teratur serta

memungkinkan rotasi stok.

d. Untuk melindungi bahan yang disimpan dan untuk mengurangi resiko serangan

hama hendaklah diberi batas durasi penyimpanan semua bahan yang tidak

terbungkus.

e. Bahan segar yang baru tiba hendaklah diproses sedini mungkin kecuali ditetapkan

lain. Bila diperlukan, bahan tersebut hendaklah disimpan pada suhu antara 2C

dan 8C.

f. Jika bahan disimpan dalam bentuk ruahan, untuk mengurangi risiko pembentukan

kapang atau fermentasi dianjurkan agar menyimpannya di ruangan atau di dalam

wadah yang diventilasi dengan baik.

g. Bahan hendaklah tidak diletakkan di lantai meskipun dimasukkan ke dalam tong

fiber, kantong atau kotak dan hendaklah penyimpanannya diberi cukup ruang

untuk memungkinkan pembersihan dan pemeriksaan.

h. Penyimpanan bahan awal, ekstrak, tingtur dan sediaan lain mungkin memerlukan

kondisi khusus untuk kelembaban dan suhu atau perlindungan terhadap cahaya.

i. Bahan awal, termasuk bahan mentah, hendaklah disimpan di area kering yang

dijaga terhadap kelembaban dan diproses menurut prinsip “pertama masuk,

pertama keluar” (FIFO).

j. Area terpisah dan terkunci hendaklah disediakan untuk penyimpanan bahan dan

produk yang ditolak atau yang ditarik kembali atau yang dikembalikan.

k. Bahan pengemas cetakan merupakan bahan yang kritis karena menyatakan

kebenaran produk menurut penandaannya.

Skor 2:

Hasil observasi, Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri memadai

untuk tahan terhadap pengaruh cuaca (dalam ruangan yang tidak lembab dan tidak

terkena sinar matahari langsung).

Skor 1:

Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri tidak tahan terhadap

pengaruh cuaca (dalam ruangan yang lembab dan terkena sinar matahari langsung).

Page 139: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

118

Pernyataan 44. Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri

dapat mencegah masuknya rembesan dan bersarangnya serangga, binatang

pengerat, burung atau binatang lainnya

Panti sehat berkewajiban menyediakan ruang peracikan dan ruang penyimpanan

ramuan racikan sendiri dapat mencegah masuknya rembesan dan bersarangnya

serangga, binatang pengerat, burung atau binatang lainnya. Maka sesuai Peraturan

Kepala BPOM Nomor HK.03.1.23.06.11.5629 Tahun 2011 tentang Persyaratan

Teknis Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik, untuk melindungi bahan yang

disimpan dan untuk mengurangi resiko serangan hama hendaklah diberi batas durasi

penyimpanan semua bahan yang tidak terbungkus.

Skor 2:

Hasil observasi, ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri memadai

untuk dapat mencegah masuknya rembesan dan bersarangnya serangga, binatang

pengerat, burung atau binatang lainnya.

Skor 1:

Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri dbutirukan bekas

rembesan air atau sarang serangga, binatang pengerat, burung atau binatang lainnya.

Pernyataan 45. Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri

memenuhi hygiene dan sanitasi agar tidak tercemar dengan kuman non

pathogen atau pencemaran khamir, jamur dan bakteri

Prosedur rutin yang dilakukan untuk menjamin ruangan bersih dari barang-barang

infeksius, berbahaya, debu dan kotoran berupa rutinitas dalam menyapu dan

mengepel ruangan, membersihkan lubang angin, membersihkan jendela setiap hari,

rutinitas membersihkan pendingin ruangan (AC) bila ada minimal 3 bulan sekali (ada

jadwal tertulis). Seluruh bangunan dan fasilitas area penyimpanan dan lingkungan

sekeliling bangunan hendaklah dirawat dalam kondisi bersih dan rapi. Kondisi

bangunan hendaklah ditinjau secara teratur dan diperbaiki di mana perlu. Perbaikan

dan perawatan bangunan dan fasilitas hendaklah dilakukan hati-hati agar kegiatan

tersebut tidak memengaruhi mutu ramuan

Skor 2:

Hasil observasi, lantai bersih, berwarna terang dan ruangan tercium wangi

desinfektan. Pada swab lemari/ meja tempat penyimpanan ramuan, lubang angin,

jendela, kipas angin dan AC (bila ada) menggunakan tissue tidak ada debu yang

menempel. Terdapat jadwal membersihkan AC tertulis. Ruangan dalam keadaan rapi

dan tidak ada kerusakan.

Skor 1:

Lantai kotor dan ruangan tercium wangi tidak enak. Pada swab lemari/ meja tempat

penyimpanan ramuan, lubang angina, jendela, kipas angin dan AC (bila ada)

menggunakan tissue kotor dan banyak debu yang menempel. Ruangan berantakan

dan dbutirukan banyak kerusakan.

Pernyataan 46. Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan sendiri

memiliki alas yang berjarak dengan tanah atau lantai agar simplisia tidak

bersentuhan dengan tanah atau lantai

Page 140: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat

119

Suatu prosedur penyimpanan untuk mencegah pencemaran bahan ramuan dari zat-zat

yang berpotensi menimbulkan kontaminasi yang berasal dari lantai.

Skor 2:

Hasil observasi, ramuan disimpan dalam lemari/meja khusus untuk menyimpan

ramuan agar tidak bersentuhan langsung dengan lantai. Bagian bawah lemari/ meja

terbuka agar mudah disapu/ dipel.

Skor 1:

ramuan disimpan bersentuhan dengan lantai. Walaupun disimpan dalam tong/ wadah

yang tertutup.

Pernyataan 47. Suhu Ruang peracikan dan penyimpanan ramuan racikan

sendiri dikondisikan sesuai dengan simplisia

Usaha dalam mengendalikan suhu ruangan agar bahan ramuan tidak terkena panas

yang mempercepat kerusakan.

Skor 2:

Hasil observasi, ruangan penyimpanan ramuan racikan sendiri dikondisikan sesuai

dengan simplisia, seperti simplisia tertentu perlu suhu dingin maka dipasang

pendingin ruangan (AC).

Skor 1:

Ruangan penyimpanan ramuan racikan sendiri tidak dikondisikan sesuai dengan

simplisia, misalnya simplisia perlu suhu dingin namun tidak terpasang AC, tidak

mempunyai ventilasi yang cukup, yaitu luas lubang ventilasi (pintu, jendela, lubang

angin) 1/9 luas lantai atau lebih.

Ruangan penyimpanan ramuan racikan sendiri tidak dikondisikan sesuai dengan

simplisia.

Pernyataan 48. Wadah tempat penyimpanan bahan baku racikan diberikan

label dan tertulis nama bahan baku racikan

Penilaian terhadap wadah tempat penyimpanan bahan baku racikan. Label yang

dimaksud adalah uraian yang menjelaskan isi bahan baku racikan dalam wadah.

Skor 2:

Hasil observasi, wadah tempat penyimpanan bahan baku racikan diberikan label dan

tertulis nama bahan baku racikan.

Skor 1:

Wadah tempat penyimpanan bahan baku racikan tidak diberikan label dan tidak

tertulis

Page 141: COVER LAPORAN PENELITIAN DAN KAJIAN - kemkes.go.id · Laporan penelitian ini memberikan informasi secara menyeluruh baik masukan, proses dan luaran dengan pendekatan kesehatan masyarakat