Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan...

125

Transcript of Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan...

Page 1: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,
Page 2: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

Diterbitkan oleh:

BADAN PENDIDIKAN KRISTEN PENABUR (BPK PENABUR)

I S S N : 1412-2588

Jurnal Pendidikan Penabur (JPP) dapat dipakaisebagai medium tukar pikiran, informasi dan

penelitian ilmiah antar para pemerhati masalah pendidikan.

Penanggung JawabIr. Budi Tarbudin, MBA.

Pemimpin RedaksiProf. Dr. BP. Sitepu, M.A.

Sekretaris RedaksiRosmawati Situmorang

Dewan EditorProf. Dr. BP. Sitepu, M.A.

Prof. Dr. Theresia K. BrahimDr. Ir. Hadiyanto Budisetio, M.M.

Ir. Budyanto Lestyana, M.Si.Dra. Vitriyani Pryadarsina, M.Pd.

Dra. Mulyani

Alamat Redaksi :Jln. Tanjung Duren Raya No. 4 Blok E Lt. 5, Jakarta Barat 11470

Telepon (021) 5606773-76, Faks. (021) 5666968http://www.bpkpenabur.or.id

E-mail : [email protected]

Page 3: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

iJurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Jurnal Pendidikan PenaburNomor 17/Tahun ke-10/ Desember 2011

ISSN: 1412-2588

Daftar Isi i

Pengantar Redaksi ii - v

Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan melalui Metode Inkuiri,Niken Indraswati, 1-10

Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids, Anggiat Hisar, 11-25

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja GuruWidodo, 26-38

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal, Trisnowati Josiah, 39-55

Pembelajaran Menulis Berita dengan Menggunakan Media Foto sebagai Alat Bantu,Keke T. Aritonang, 56-68

Pusat Belajar Anak: Sebuah Alternatif untuk Pemenuhan Hak Belajar Anak di Kab. Sumba Barat,Yuli Kwartolo, 69-76

Mengurai Linguistikalitas Manusia dalam Proses Komunikasi, Eko Hadi Purnomo, 77-87

Tinjauan Kritis Terhadap Model Kepemimpinan di BPK PENABUR Jakarta,Djudjun Djaenudin Supriadi, 88-96

Isu Mutakhir: Pendidikan Karakter di Sekolah: Upaya Mencegah Perilaku Korupsi,

Mudarwan, 97-101

Resensi buku: Kemahiran Interpersonal untuk Guru, Yohanes Paiman, 102-108

Profil BPK PENABUR Bogor, Yohana Parwati, 109-115

Keterangan Tentang Penulis, 116-117

Page 4: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

ii Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pengantar Redaksi

eberapa tahun belakangan ini media elektronik dan media cetak menyuguhkan berbagai berita tentang kekerasan, korupsi, dan kesenjangan sosial/ekonomi yang menggejala di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Perilaku kekerasan

mencakup kekerasaan antara individu dan antara kelompok yang menimbulkan korban manusia, material, atau lingkungan. Kekerasaan itu muncul dalam bentuk pemaksaan kehendak dari satu individu kepada individu lainnya atau dari satu kelompok kepada kelompok masyarakat lainnya. Korupsi tampil dalam berbagai wujud dan bidang kehidupan, termasuk korupsi waktu, tenaga, uang, dan barang mulai dari jumlah yang kecil sampai yang amat besar. Kesenjangan sosial dan ekonomi terjadi dan kelihatan secara kasat mata dalam perilaku kehidupan sosial sehari-hari, khususnya di daerah perkotaan. Krisis moral yang demikian merupakan gejala-gejala penyakit sosial yang mengindikasikan semakin melemahnya perikemanusiaan, perikeadilan, toleransi, dan rasa saling menghormati di kalangan masyarakat. Kalau penyakit masyarakat yang demikian terus berkembang dan diabaikan oleh Pemerintah maka lambat laun masyarakat sendiri merasa hal yang demikian wajar dan biasa sehingga menjadi bagian dari budaya, sehingga tinggal menunggu waktu saja bangsa ini akan menghadapi dekadensi moral dan kehancuran masa depan.

Dilatarbelakangi oleh pemikiran seperti yang diuraikan di atas, belakangan ini ramai dibicarakan tentang identitas dan karakter bangsa Indonesia di era globalisasi yang semakin menggema dari hari ke hari. Banyak dikusi dan seminar dilaksanakan serta aneka gagasan dipublikasikan tentang pentingnya memperbaiki dan membangun karakter bangsa agar luput dari berbagai keterpurukan. Dalam konteks yang demikian, pendidikan ditoleh dan dianggap merupakan pemeran utama dan strategis serta bertanggung jawab atas mewabahnya penyakit sosial yang semakin kronis di kalangan masyarakat. Sistem pendidikan nasional yang dianut dan diterapkan selama ini dianggap belum dapat menghasilkan generasi yang memiliki karakter yang baik dan tangguh menghadapi berbagai situasi dan kondisi. Di sisi lain, pendidikan diyakini mampu memperbaiki dan membentuk karakter masyarakat dengan kemampuan serta ciri-ciri yang diidam-idamkan. Oleh karena itu, wajar pula kalau perilaku masyarakat seperti yang terlihat belakangan ini mengundang perhatian dan pertanyaan dikaitkan dengan sistem pendidikan nasional kita.

Dalam sistem pendidikan nasional, yang diatur dalam Undang- Undang No. 20 Tahun 2003, khususnya Pasal 3 disebutkan, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Sementara itu dalam pasal yang sama dinyatakan juga tujuan pendidikan nasional ialah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

B

Page 5: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

iiiJurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Secara tersurat dan tersirat, fungsi dan tujuan pendidikan nasional itu begitu luhur dan mulia serta memberikan harapan bahwa sistem pendidikan nasional kita akan menghasilkan manusia-manusia Indonesia yang memiliki karakter yang tidak hanya tangguh dan andal dalam kehidupan spiritual, tetapi juga cerdas secara intelektual dan emosional. Rumusan tujuan pendidikan nasional mencantumkan karakter atau ciri-ciri manusia Indonesia yang diharapkan dihasilkan oleh lembaga pendidikan.

Akan tetapi kenyataan yang kita saksikan, sistem pendidikan nasional belum mampu menempa sumber daya manusia yang unggul dengan karakter seperti yang dikehendaki. Bahkan terdapat berbagai gejala yang mengindikasikan, sumber daya manusia yang dihasilkan rentan terhadap serangan berbagai penyakit sosial yang mencederai kepribadian bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Pendidikan moral melalui mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan di pendidikan dasar dan menengah cenderung memberikan pengetahuan kognitif tentang agama dan tata cara hidup sebagai warga negara dan belum dapat sepenuhnya mengubah dan membentuk sikap dan perilaku peserta didik selaras dengan pengetahuan yang diperolehnya dalam kedua mata pelajaran itu.

Pembentukan sikap, watak, akhlak, dan budi pekerti atau sebagai bagian dari karakter manusia ternyata tidak dapat dipercayakan hanya pada mata pelajaran Agama dan Kewarganegaraan. Mengintegerasikan pendidikan karakter dalam semua mata pelajaran memang dapat memperbaiki kualitas kepribadian peserta didik, akan tetapi belum dapat memecahkan masalah pendidikan karakter secara mendasar. Karakter manusia dibentuk dan terbentuk tidak hanya melalui proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan pengalaman belajar di lingkungan lembaga pendidikan. Akan tetapi pendidikan di dalam keluarga dan masyarakat atau pendidikan informal kadang kala memberikan pengaruh lebih kuat daripada pendidikan formal atau nonformal. Nilai-nilai positif yang ditanamkan dan dikembangkan pada peserta didik di lembaga-lembaga pendidikan, akan luntur dan tererosi bahkan tidak mustahil terkikis habis oleh fenomena dan nilai-nilai yang bertentangan dan dipelajari oleh peserta didik dalam kehidupan sehari- hari di tengah-tengah keluarga dan masyarakat. Apalagi pengalaman belajar, jauh lebih lama dan lebih banyak diperoleh oleh peserta didik di luar lembaga pendidikan.

Sungguhpun pengaruh pendidikan dalam keluarga dan masyarakat tidak dapat diabaikan dalam membentuk karakter peserta didik, lembaga pendidikan perlu meningkatkan tata cara dan kualitas pendidikan karakter dengan memberikan pengalaman belajar yang seimbang antara teori dan perilaku setiap individu di lingkungan sekolah. Di samping dapat meneladani perilaku pendidik dalam berbagai hal, peserta didik juga diharapkan dapat saling belajar dan membelajarkan dalam berperilaku antar sesama di lingkungan sekolah. Pengalaman yang demikian menjadi unggulan dan catatan sejarah

Page 6: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

iv Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

dalam pendidikan yang dikelola oleh yayasan-yayasan Kristen pada masa lalu, sehingga menarik minat tidak hanya di kalangan tetapi juga di luar umat Kristen. Keunggulan dalam pendidikan karakter yang menjadi jati diri dan nilai lebih di sekolah-sekolah Kristen, khususnya di lingkungan BPK PENABUR, hendaknya terus dipertahankan dan dikembangakan di masa yang akan datang. Pemahaman, penghayatan, dan pengejawantahan nilai-nilai Kristiani di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan BPK PENABUR harus diwujudkan secara nyata dalam proses pembelajaran dan kegiatan sehari-hari di lingkungan sekolah.

Dunia kerja dewasa ini juga semakin mengutamakan kualitas karakter sumber daya manusia. Hal ini terlihat dalam berbagai iklan lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab, berkemauan keras, mandiri, serta kreatif. Aspek karakter ini diutamakan karena dianggap karakter menentukan kesuksesan seseorang di kemudian hari. Di samping itu, kekurangan kemampuan kognitif dan psikomotorik dapat diatasi melalui pendidikan dan pelatihan atau belajar di tempat pekerjaan, tetapi pembentukan karakter memerlukan proses dan waktu yang lama. Ada kesan bahwa orang yang memiliki karakter baik akan dapat mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotoriknya secara baik, akan tetapi kecerdasan yang tidak disertai dengan karakter yang baik dapat melatarbelakangi perbuatan-perbuatan yang merugikan tempat bekerja.

Pentingnya pendidikan karakter ini menggugah Redaksi Jurnal Pendidikan Penabur edisi ini untuk mengangkat isu ini sebagai ulasan sungguhpun difokuskan pada perilaku korupsi yang semakin menghebohkan akhir-akhir ini. Korupsi pada hakikatnya adalah salah satu perwujudan sifat-sifat buruk seperti serakah, keinginan cepat kaya, konsumerisme, egoisme, lemah mengendalikan nafsu, dan munafik. Sifat-sifat buruk itu dapat juga tampil dalam wujud lain seperti kekerasan, kesadisan, dan ketidakadilan. Oleh karena itu benih-benih sifat yang demikian perlu dihindari dan dimusnahkan sedini mungkin dalam diri setiap individu melalui pendidikan dalam keluarga, masyarakat, dan lembaga-lembaga pendidikan. Salah satu cara yang ampuh dalam pendidikan karakter ialah dengan berinteraksi dan menunjukkan perilaku yang pantas diteladani oleh orang lain.

Kepribadian juga merupakan salah satu persyaratan dalam jabatan profesi guru dan termasuk di dalamnya terdapat kemampuan inter-personal, kemampuan berinteraksi dengan peserta didik dan orang lain di luar dan di dalam lembaga pendidikan. Kemampuan berinteraksi itu meliputi antara lain kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, menghargai pendapat dan pekerjaan orang lain, serta menenggang rasa atau toleransi dalam perbedaan. Oleh karena kemampuan- kemampuan ini berkaitan erat dengan karakter guru, maka dalam Edisi ini dimuat ulasan buku tentang kemahiran interpersonal guru yang menarik untuk disimak.

Salah satu kelemahan peserta didik di semua jenis dan jenjang pendidikan yang juga berlanjut di tempat bekerja adalah kesulitan mengekspresikan gagasan dan perasaan secara kreatif dan

Page 7: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

vJurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

komunikatif. Kemampuan ini berkaitan dengan proses dan hasil pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa khususnya keterampilan berbicara dan menulis. Guru sering juga mengalami kesulitan bagaimana cara membuat peserta didik terampil dalam menulis kreatif. Salah satu alternatif yang ditawarkan oleh Keke T. Aritonang dalam tulisannya berjudul Pembelajaran Menulis Berita dengan Menggunakan Media Foto sebagai Alat Bantu, ialah dengan meng- gunakan gambar atau foto sebagai sumber inspirasi mengembangkan imaginasi dan kreativitas peserta didik dalam latihan menulis. Opini ini juga berkaitan dengan hasil penelitian tentang Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan Melalui Metode Inquiri yang ditulis oleh Niken Indraswati .

Selaras dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, berbagai media elektronik dipergunakan dalam proses pembelajaran. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa media itu sendiri tidak selalu menjamin meningkatnya kualitas proses dan hasil belajar. Pesan atau bahan pelajaran, pengemasan pesan, lingkungan pembelajaran, serta karakteristik peserta didik turut menentukan efektivitas penggunaan media pendidikan. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran perlu dilakukan seperti dicontohkan dalam tulisan Anggiat Hisar, dengan judul, Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids. Dalam menggunakan aneka sumber belajar untuk memungkinkan peserta didik belajar menurut gaya belajarnya masing-masing, diperlukan upaya-upaya khusus yang tidak hanya menyita waktu, pikiran dan tenaga dari pendidik/guru, tetapi juga diperlukan idealisme guru sebagai pendidik. Trisnowati Josiah menyajikan laporan penelitiannya berkaitan dengan guru yang ideal dengan judul tulisan Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Guru Ideal. Sementara itu Widodo melalui penelitiannya yang berkaitan dengan kinerja guru berkesimpulan bahwa perilaku dan kinerja guru tidak terlepas dari pengaruh gaya kepemimpinan, budaya organisasi serta motivasi kerja guru itu sendiri. Secara lebih spesifik, Djudjun Djaenudin Supriadi menyampaikan kajian kritisnya tentang model kepemimpinan di BPK PENABUR Jakarta yang dianggap memberikan pengaruh terhadap kinerja pendidik dan tenaga kependidikan BPK ENABUR Jakarta.

Melengkapi isi Edisi Desember 2011 ini diangkat pula tulisan Yuli Kwartolo tentang Pusat Belajar Anak sebagai sebuah alternatif untuk pemenuhan hak belajar anak di Kab. Sumba Barat, opini Eko Hadi Purnomo tentang linguistikalitas manusia dalam proses komunikasi sebagai uraian filosofis kebahasaan Manusia serta sebagai informasi ditampilkan pula Profil BPK PENABUR di Bogor.

Sehubungan dengan berakhirnya tahun 2011 ini, Redaksi juga menyampaikan ucapan “Selamat Natal dan Tahun Baru”. Dengan harapan tahun 2012 lebih baik dari tahun sebelumnya dan Tuhan selalu melimpahkan berkat dan rahmatNya kepada kita sekalian yang bekerja dalam bidang pendidikan yang juga merupakan ladang Tuhan. Amin.

Redaksi

Page 8: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

1Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan

Peningkatan Kemampuan Siswa dalam MenentukanPokok Pikiran Bacaan melalui Metode Inkuiri

Niken Indraswati*)

*) Mantan Guru SDK BPK PENABUR Jakarta

Penelitian

endahnya kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan, diduga menyebabkan siswasulit menentukan pokok pikiran bacaan. Penelitian ini mencoba memecahkan masalahtersebut melalui tindakan kelas dengan metode inkuiri. Langkah-langkah yang dilakukanmulai dari merumuskan masalah, merencanakan tindakan, melakukan eksperimen,

mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Dalam metode ini siswa mencariatau memahami informasi sehingga siswa mendapatkan jawabannya sendiri. Setelah melakukantiga siklus dengan penyempurnaan pada setiap siklus, penelitian ini membuktikan bahwa melaluimetode inkuiri siswa dapat meningkatkan kemampuan dan penguasaan konsep materi menentukanpokok pikiran bacaan karena siswa dapat bertukar pikiran dan terlibat langsung dalampembelajaran sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan. Disarankan agar gurumenerapkan metode inkuiri dalam mata pelajaran bahasa Indonesia maupun mata pelajaran lainuntuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan pokok pikiran bacaan.

Kata-kata kunci: bahasa, pemahaman bacaan, metode inkuiri, pokok pikiran.

Abstract

The low ability of the students in reading comprehension could be a strong reason why they find difficult toget the main ideas in a passage. The research attempts to solve the problem by applying inquiry method in aclassroom action research. The research was conducted in Grade 3 of BPK PENABUR Primary School, Bekasi,in 2010. After three cycles, it was found out that the students’ ability in reading comprehension was improvedsignificantly. This research concludes that inquiry method can make the students active in learning andimprove their learning achievement. The students also find learning interesting, joyful, and motivating. Theresearch recommends to use inquiry method in teaching Bahasa Indonesia and other subjects.

Key words: language, reading comprehension, inquiry method, main ideas

Abstrak

R

Pendahuluan

Dalam proses belajar, membaca merupakansalah satu kegiatan yang sangat penting karenamelalui membaca dapat diperoleh informasiyang diperlukan dalam menambah penge-

tahuan, keterampilan, serta perubahan sikap.Akan tetapi perolehan informasi melaluimembaca sangat tergantung pada pemahamanatas isi bacaan. Pemahaman itu dipengaruhi olehlatar belakang pengetahuan pembaca atas isibacaan, keterampilan, kebiasaan dan motivasimembaca. Keberhasilan memperoleh informasi

Page 9: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

2 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan

dari membaca dapat dilihat dari membuatkesimpulan atas isi bacaan secara tepat.

Di sekolah dasar, kemampuan membacamulai dikembangkan sejak kelas 1 sampaidengan kelas 6. Akan tetapi, kemampuanmembaca siswa belum seperti yang diharapkansehingga kegiatan membaca merupakan bebanbelajar dan tidak berkembang menjadi kebiasaanmembaca. Hal itu berlanjut sampai pendidikanyang lebih tinggi. Oleh karena itu, kemampuanmembaca siswa perlu diberikan dan ditingkat-kan mulai dari sekolah dasar.

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia disekolah dasar termasuk memberikan kemam-puan membaca sehingga siswa dapat memper-oleh informasi yang mereka perlukan secaracepat dan tepat. Di samping pengenalan huruf,kata dan kalimat salah satu tujuan membacaadalah tercapainya kemampuan siswa dalammenemukan pokok pikiran bacaan. Akan tetapi,ternyata belum semua siswa mampu mengung-kapkan pokok-pokok pikiran isi bacaan secaratepat. Pola pengungkapan pokok pikiran bacaanbelum sesuai dengan pola urutan maupunhubungan keterkaitan antaride yang terdapat didalam bacaan.

Rendahnya kemampuan siswa dalammemahami isi bacaan, diduga disebabkan olehstrategi pembelajaran yang belum mengarahpada upaya melayani kebutuhan perkembanganpsikologis siswa yang sedang berada pada tahapperkembangan kognitif “operational concrete” danperkembangan bahasanya berada pada tahap“creative”. Dengan demikian perlu ditelitibagaimana meningkatkan kemampuan siswadalam menemukan pokok pikiran bacaan.

Terdapat beberapa metode dalam membel-ajarkan siswa untuk memperoleh kemampuanmembaca seperti metode kolaboratif, metodekooperatif, metode pemecahan masalah, danmetode inkuiri. Dari metode-metode tersebutnampaknya metode inkuiri dianggap dapatmeningkatkan kemampuan siswa dalam mene-mukan pokok pikiran bacaan karena metode inimendorong siswa berpikir secara aktif dan kritisuntuk dapat menyimpulkan isi bacaan.

Berdasarkan uraian di atas maka masalahdalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut“Bagaimana meningkatkan kemampuan siswa

kelas III SDK BPK PENABUR Bekasi dalammenentukan pokok pikiran bacaan melaluimetode inkuiri?”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui(1) bentuk perencanaan pembelajaran menen-tukan pokok pikiran bacaan dan (2) perubahankemampuan siswa Kelas III SDK BPK PENABURBekasi setelah mengikuti pembelajaran menen-tukan pokok pikiran bacaan.

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaatsecara teoretis dan secara praktis. Secara teoretis,diharapkan melalui teori-teori yang digunakandalam penelitian dapat membekali parapembelajar bahasa Indonesia di sekolah dasar,khususnya bagi siswa. Secara praktis diharap-kan bermanfaat kepada (1) guru sebagaipengalaman berharga dalam menyusunperencanaan pembelajaran menentukan pokokpikiran bacaan serta sebagai bekal yang bergunauntuk penelitian lebih lanjut; dan (2) siswa dapatmeningkatkan kemampuan dalam menentukanpokok pikiran bacaan dan memotivasi siswauntuk meningkatkan belajar pokok pikiran.

Kajian Teoritis

Pengertian Pokok PikiranPokok pikiran adalah suatu hal yang dibahasatau diungkapkan dalam sebuah bacaan. Pokokpikiran diungkapkan dengan kata-kata ataufrase. Letak pokok pikiran di awal paragrafdisebut (deduktif), di akhir paragraf disebut(induktif), dan di awal dan di akhir paragrafadalah (deduktif-induktif). Dalam paragrafberjenis narasi dari deskripsi utama dapattersebar di seluruh kalimat. Kalimat pokokadalah kalimat yang inti dari ide atau gagasandari sebuah paragraf dan biasanya berisi suatupernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebihlanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimatpenjelas. Kalimat penjelas adalah kalimat yangmemberikan penjelasan tambahan atau detaildari rincian pokok suatu paragraf. Suatuparagraf yang baik adalah terdapat ide ataugagasan yang menarik dan diperlukan untukmerangkai keseluruhan tulisan serta kalimatyang satu dan yang lain saling berkaitan danberhubungan dengan wajar.

Page 10: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

3Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan

Hakikat Metode InkuiriInkuiri ialah suatu teknik atau cara yangdigunakan guru untuk mengajar di depan kelas,inkuiri mengandung proses mental yang lebihtinggi tingkatannya yaitu merumuskan masalah,merencanakan tindakan, melakukan ekspe-rimen, mengumpulkan dan menganalisis data,dan menarik kesimpulan. Metode inkuiri salahsatu strategi pembelajaran yang memungkinkanpara peserta didik mendapatkan jawabannyasendiri. Metode pembelajaran ini dalampenyampaian bahan pelajarannya tidak dalambentuk final dan tidak langsung. Artinya, dalammetode inkuiri peserta didik sendiri diberipeluang untuk mencari, meneliti danmemecahkan jawaban, menggunakan teknikpemecahan masalah.

Pendekatan dan strategi pembelajaran saatini diharapkan lebih menekankan agar siswadipandang sebagai subjek belajar. Konsep inibertujuan hasil pembelajaran lebih bermaknabagi siswa. Proses pembelajaran berlangsungalamiah , siswa ‘bekerja’ dan mengalami, bukanberupa transfer pengetahuan dari guru ke siswa.Salah satu metode untuk mewujudkan suasanabelajar yang demikian, adalah metode inkuiri.Pendidikan tidak lagi berpusat pada lembagaatau pengajar yang hanya mencetak lulusankurang berkualitas, tetapi berpusat pada pesertadidik.

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris yaitu in-quiry yang berarti pertanyaan atau pemeriksaan,penyelidikan. Inkuiri merupakan proses umumyang dilakukan manusia untuk mencari ataumemahami informasi. Model pembelajaran inimelatih siswa dalam proses untukmenginvestigasi dan menjelaskan suatufenomena yang tidak biasa. Model pembelajaranini mengajak siswa untuk melakukan hal yangserupa seperti para ilmuwan dalam usahamereka untuk mengorganisir pengetahuan danmembuat prinsip-prinsip.

Inkuiri merupakan tingkah laku yangterlibat dalam usaha manusia untukmenjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu.Dengan kata lain, inkuiri berkaitan denganaktivitas dan keterampilan aktif yang fokus padapencarian pengetahuan atau pemahaman untukmemuaskan rasa ingin tahu.

Pengajaran berdasarkan inkuiri (inquirybased teaching) adalah suatu strategi yangberpusat pada siswa (student centered strategy)dimana kelompok-kelompok siswa masuk kedalam suatu persoalan atau mencari jawabanterhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatuprosedur dan struktur kelompok yang digariskansecara jelas. Dalam hubungan ini perlu dibahaspendekatan generalisasi terhadap inkuiri yangdisebut inkuiri yang berpusat pada masalah(problem centered inquiry) yang terdiri atas duajenis, yaitu inkuiri yang berorientasi kepadapenemuan (discovery oriented inquiry) dan inkuiriberdasarkan kebijakan (policy based inquiry)

Proses belajar mengajar dengan modelinkuiri ditandai dengan ciri-ciri (1) menggu-nakan keterampilan proses, (2) jawaban yangdicari siswa tidak diketahui terlebih dahulu, (3)siswa berhasrat menemukan pemecahanmasalah, (4) suatu masalah ditemukan denganpemecahan siswa sendiri, (5) hipotesis dirumus-kan oleh siswa untuk membimbing percobaanatau eksperimen, (6) para siswa mengusulkancara-cara pengumpulan data dengan meng-adakan pengamatan, membaca atau mengguna-kan sumber lain, (7) siswa melakukan penelitiansecara individu atau kelompok untuk mengum-pulkan data yang diperlukan untuk mengujihipotesis tersebut, dan (8) siswa mengolah datasehingga mereka sampai pada kesimpulan.

Sasaran utama kegiatan pembelajaraninkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secaramaksimal dalam proses kegiatan belajar, (2)keterarahan kegiatan secara logis dan sistematispada tujuan pembelajaran, dan (3) mengembang-kan sikap percaya pada diri siswa tentang apayang ditemukan dalam proses inkuiri.

Kondisi umum yang merupakan syarattimbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa adalah(1) aspek sosial di kelas dan suasana terbukayang mengundang siswa berdiskusi, (2) inkuiriberfokus pada hipotesis, dan (3) penggunaanfakta sebagai bukti.

Peranan guru dalam pembelajaran inkuiriadalah sebagai (1) motivator, memberi rang-sangan agar siswa aktif dan bergairah berfikir;(2) fasilitator, menunujukkan jalan keluar jikasiswa mengalami kesulitan; (3) penanya,menyadarkan siswa dari kekeliruan yang merekabuat; (4) administrator, bertanggung jawab

Page 11: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

4 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan

terhadap seluruh kegiatan kelas;(5) pengarah,memimpin kegiatan siswa untuk mencapaitujuan yang diharapkan; dan (6) manajer,mengelola sumber belajar, waktu dan organisasikelas, dan (7) rewarder, memberi penghargaanpada prestasi yang dicapai siswa.

Kemampuan yang diperlukan untukmelaksanakan pembelajaran inkuiri adalah (1)mengajukan pertanyaan atau permasalahan, (2)merumuskan hipotesis, (3) mengumpulkan data,(4) analisis data, dan (5) membuat kesimpulan.

Tujuan atau kegunaan inkuiri antara lain(1) mengembangkan sikap, keterampilan siswauntuk mampu memecahkan masalah sertamengambil keputusan secara objektif danmandiri; (2) mengembangkan kemampuanberfikir para siswa yang terdiri atas serentetanketerampilan-keterampilan yang memerlukanlatihan dan pembiasaan; (3) melatih kemam-puan berfikir melalui proses dalam situasi yangbenar-benar dihayati; dan (4) mengembangkansikap ingin tahu, berfikir objektif, mandiri, kritis,analitis, baik secara individual maupunkelompok.

Keunggulan tehnik inkuiri adalah (1) dapatmembentuk dan mengembangkan “self-concept”pada diri siswa sehingga siswa dapat mengertitentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik, (2)membantu dalam menggunakan ingatan dantransfer pada situasi proses belajar yang baru,(3) mendorong siswa untuk berpikir dan bekerjaatas inisiatif sendiri, (4) mendorong siswa untukberpikir intuitif dan merumuskan hipotesasendiri, (5) situasi proses belajar menjadi lebihterangsang, (6) memberi kepuasan yang bersifatintrinsik, (7) siswa dapat menghindari siswa daricara-cara belajar yang tradisional, dan (8) dapatmemberi waktu siswa secukupnya sehinggamereka dapat mengasimilasi dan mengako-modasi informasi.

Metodologi Penelitian

Metode inkuiri merupakan metode pembelajaranyang berupaya menanamkan dasar-dasarberpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalamproses pembelajaran ini siswa lebih banyakbelajar sendiri dan mengembangkan kreativitasdalam memecahkan masalah. Siswa benar-

benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar.Peranan guru dalam pembelajaran denganmetode inkuiri adalah sebagai pembimbing danfasilitator. Tugas guru adalah memilih masalahyang perlu disampaikan kepada kelas untukdipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwamasalah yang akan dipecahkan dipilih olehsiswa. Tugas guru selanjutnya adalahmenyediakan sumber belajar bagi siswa dalamrangka memecahkan masalah. Bimbingan danpengawasan guru masih diperlukan, tetapiintervensi terhadap kegiatan siswa dalampemecahan masalah harus dikurangi.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakandi SDK PENABUR Bekasi untuk mata pelajaranBahasa Indonesia. Penelitian dilaksanakan padaawal semester 2 tahun ajaran 2009/2010, yaitubulan Februari sampai Maret 2010. Penentuanwaktu penelitian mengacu pada kalenderakademik sekolah, karena PTK memerlukanbeberapa siklus yang membutuhkan prosesbelajar mengajar yang efektif di kelas.

Penelitian Tindakan kelas ini dilakukanberdasarkan atas tahapan yang dikemukakanoleh Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atasperencanaan (planning), pelaksanaan tindakan(action), observasi (observation), dan refleksi (re-flection).

Penelitian tindakan kelas ini menggunakanstrategi pembelajaran Oemar Hamalik yangmenyatakan, pengajaran berdasarkan inkuiriadalah suatu strategi yang berpusat pada siswadan kelompok-kelompok siswa masuk ke dalamsuatu persoalan atau mencari jawaban terhadappertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedurdan struktur kelompok yang digariskan secarajelas. Dalam hubungan ini perlu dibahaspendekatan generalisasi terhadap inkuiri yangdisebut inkuiri yang berpusat pada masalahyang terdiri atas dua jenis, yakni inkuiri yangberorientasi ke pada penemuan dan inkuiriberdasarkan kebijakan.

Metode inkuiri terdiri atas tiga siklus dandisesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai,seperti apa yang telah dikemukakan padarumusan masalah. Secara lebih rinci, siklustersebut terdiri atas (1) siklus I, pemahamankonsep pokok pikiran yang tindakannya terdiriatas penanaman konsep perencanaan pembel-ajaran pokok pikiran dengan menggunakan

Page 12: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

5Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan

metode inkuiri, penanaman konsep pelaksanaanpembelajaran pokok pikiran dengan mengguna-kan metode inkuiri dan penanaman konseppenilaian keterampilan menentukan pokokpikiran dengan menggunakan metode inkuiri;(2) siklus II, pemahaman konsep keterampilanmenentukan pokok pikiran dengan mengguna-kan metode inkuiri yang tindakannya terdiriatas ujicoba konsep Rencana Pembelajaran (RP)dan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)perencanaan pembelajaran pokok pikirandengan menggunakan metode inkuiri, ujicobapelaksanaan konsep RP dan RPP pembelajaranpokok pikiran dengan menggunakan metodeinkuiri dan perbaikan skenario pembelajaranketerampilan menentukan pokok pikirandengan menggunakan metode inkuiri, (3) siklusIII, perubahan kemampuan siswa setelahmengikuti pembelajaran menentukan pokokpikiran yang tindakannya terdiri atas kemam-puan siswa sebelum mengikuti pembelajaranpokok pikiran melalui penggunaan metodeinkuiri dianalisis hasilnya berdasarkan hasilprates, kemampuan siswa selama mengikutipembelajaran pokok pikiran melaluipenggunaan metode inkuiri dianalisis hasilnyaberdasarkan proses, kemampuan siswa setelahmengikuti pembelajaran pokok pikiran melaluipenggunaan metode inkuiri dianalisis hasilnyaberdasarkan hasil pascates.

Prosedur yang ditempuh dalam penelitianpembelajaran ini, meliputi (1) kegiatan awal (prapenelitian pembelajaran) yang terdiri atasmenyusun dan memvalidasi instrumenpenelitian, membimbing guru dalam halmenyusun perencanaan dan langkah-langkahpelaksanaan pembelajaran, dan menentukanwaktu pelaksanaan observasi atas izin KepalaSDK BPK PENABUR Bekasi dan juga kesiapanguru untuk melaksanakan pembelajaran; (2)tahap pelaksanaan yang terdiri atas melaksa-nakan observasi terhadap pelaksanaanpembelajaran, mengumpulkan data hasilobservasi, mengolah data hasil observasi, danmembuat simpulan terhadap hasil pengolahandata untuk menjawab pokok permasalahanpenelitian; dan (3) tahap pelaporan yang terdiridari menyusun laporan hasil penelitian danmelaporkan hasil penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitianini mendorong siswa untuk berperan aktif danberpikir kritis dalam pembelajaran karena siswaharus menemukan sendiri kesimpulan dari teksbacaan. Dalam metode ini siswa diharapkanlebih percaya diri atas apa yang sudah ditemu-kannya. Sedangkan guru hanya mengamati,membimbing dan mengarahkan siswanya,karena pengajaran berdasarkan inkuiri adalahsuatu strategi yang berpusat pada siswa dankelompok siswa masuk ke dalam suatu persoal-an atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur danstruktur kelompok yang digariskan secara jelas.

Populasi yang menjadi subjek penelitianadalah guru dan siswa SDK BPK PENABURBekasi Kelas III tahun ajaran 2009/2010, denganperincian sebagaimana tertuang pada tabelberikut.1. Guru Bahasa Indonesia : 1 orang2. Siswa Kelas 3 : 36 orang

Dalam PTK ini akan dilihat indikatorkinerja (1) siswa melalui tes (rata rata nilai sikluspertama, kedua dan ketiga) dan melaluiObservasi (keaktifan siswa dalam proses belajarmengajar), dan (2) guru melalui observasi (hasilobservasi) dan analisis (hasil analisis)

Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas(1) siswa yang bertujuan untuk mendapatkandata tentang hasil belajar dan aktivitas siswadalam proses belajar mengajar; (2) guru yangbertujuan untuk melihat tingkat keberhasilanimplementasi pembelajaran dan hasil belajarmelalui metode inkuiri serta aktivitas siswadalam proses pembelajaran; dan (3) temanSejawat dan Kolaborator yang dimaksudkansebagai sumber data untuk melihat implementasiPTK secara komprehensif, baik dari sisi siswamaupun guru.

Data yang diperoleh yaitu berupa (1) bentukperencanaan pembelajaran dianalisis dengancara mendeskripsikan sesuai atau tidaksesuainya dengan kriteria perencanaan. Melaluicara ini akan diperoleh jawaban bagi pokokpermasalahan ke satu penelitian ini, yaitubagaimanakah bentuk perencanaan pembelajar-an pikiran pokok siswa melalui penggunaanmetode inkuiri di Kelas III SDK BPK PENABURBekasi; (2) langkah-langkah pelaksanaan

Page 13: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

6 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan

pembelajaran dianalisis dengan cara mendes-kripsikan kesesuaian setiap langkah pembel-ajaran pokok pikiran bacaan melalui pengguna-an metode inkuiri di Kelas III SDK BPK PENABURBekasi. Melalui cara ini akan diperoleh jawabanbagi pokok permasalahan kedua penelitian ini,yaitu bagaimanakah langkah-langkahpelaksanaan pembelajaran pikiran pokokbacaan melalui penggunaan metode inkuiri diKelas III SDK BPK PENABUR Bekasi; (3) hasilevaluasi pembelajaran baik prates maupunpascates, dideskripsikan dengan caramendeskripsikan hasil kedua tes tersebut secaraapa adanya. Melalui cara ini akan diperolehjawaban bagi pokok permasalahan ketigapenelitian ini, yaitu bagaimanakah perubahankemampuan siswa Kelas III SDK BPK PENABURBekasi setelah mengikuti pembelajar-an pokokpikiran melalui metode inkuiri.

Keberhasilan penggunaan suatu metodeapapun termasuk pula metode inkuiri, tidakakan lepas dari bantuan teknik-teknik penelitianyang mendukung proses pemecahan masalah.Oleh karena itu cukup bijak jika seorang penelitidapat berpikir bahwa pemilihan dan pengguna-an metode harus disertai pula dengan pemilihandan penggunaan teknik yang padu. Artinya,pemilihan dan penggunaan teknik penelitiansama pentingnya dengan pemilihan danpenggunaan metode. Tidak ada cara bagi seorangpeneliti, untuk itu kecuali berpikir bijak. Untukkepentingan penelitian ini digunakanlahbeberapa teknik yang meliputi teknik (1) studipustaka, (2) teknik observasi, (3) teknik pembel-ajaran, (4) teknik tes, dan (5) teknik analisis.Teknik studi pustaka dipergunakan untukmemperoleh berbagai informasi yang berhu-bungan erat dengan masalah yang diteliti,sehingga masalah yang diteliti semakin tampakjelas dan ilmiah. Beberapa instrumen yangdibutuhkan untuk teknik ini diantaranya buku,jurnal, majalah, dan lainnya. Teknik observesidapat mengetahui data sebagai bukti untukmenjawab pokok permasalahan. Data tersebutdiperoleh melalui pengamatan langsung disekolah. Instrumen yang digunakan untukpemerolehan data tersebut adalah lembarobservasi perencanaan dan pelaksanaanpembelajaran. Teknik pembelajaran dipilih sertadigunakan untuk menunjang keberhasilan

metode pembelajaran. Teknik tes digunakanuntuk mengetahui kemampuan siswa baik diawal pembelajaran dalam bentuk prates maupunsetelah pembelajaran dalam bentuk pascates.Instrumen yang digunakan adalah lembar soaltes. Teknik analisis dipilih dan digunakan untukmenganalisis ketiga data hasil dari penelitianpembelajaran. Data tersebut dianalisis terlebihdahulu, kemudian dideskripsikan secaraholistik, sehingga fenomena yang dicermatidapat memberikan gambaran yang jelas.Instrumen teknik ini bersifat kualitatif, sehinggatidak tampak angka-angka (kuantitatif).

Hasil dan Pembahasan Penelitian

Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yangberupa siklus-siklus pembelajaran yang dilaku-kan dalam proses belajar mengajar di kelas.Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukandalam tiga siklus sebagaimana pemaparan berikut.

Siklus Pertama (Pemahaman Konsep PokokPikiran)Dalam pelaksanaan siklus pertama ternyata (a)pada awalnya pelaksanaan belum sesuai denganrencana. karena sebagian siswa belum terbiasadalam kondisi belajar menentukan pokokpikiran dengan metode inkuiri dan sebagiansiswa belum memahami langkah-langkahbelajar pokok pikiran dengan metode inkuirisecara utuh dan menyeluruh; (b) rencanapresentasi kelompok belum bisa dilaksanakankarena keterbatasan waktu.

Untuk mengatasi kedua masalah di atas,guru memberikan penjelasan tentang metodeinkuiri dan menyuruh siswa bekerja danberdiskusi dalam kelompok. Pada akhir sikluspertama terlihat siswa mulai terbiasa dengankondisi belajar menentukan pokok pikirandengan metode inkuiri meskipun ada beberapasiswa yang masih mengantuk, berisik,menggangu siswa lain, corat-coret di kertas, dannyeletuk, tetapi minat, perhatian, dan partisipasisiswa sudah cukup baik, dan siswa kurangpercaya diri dalam membuat kesimpulanmenentukan pokok pikiran dengan metodeinkuiri yang mempunyai langkah-langkahtertentu. Di samping itu, kegiatan guru dalam

Page 14: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

7Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan

dalam penjelasan metode pembelajaran, pengua-saan kelas, dan teknik pembagian kelompokcukup baik, tetapi masih kurang dalammelakukan evaluasi, memberikan penghargaan,dan menentukan nilai individu dan kelompok.

Hasil evaluasi siklus pertama selainaktivitas guru dalam PBM, penguasaan siswaterhadap pembelajaran pun masih tergolongkurang karena siswa masih kurang percaya diri.Dari skor ideal, skor perolehan rata-rata hanyamencapai 64,72 atau 64,72%. Adapun hasilobservasi aktivitas siswa dalam PBM selamasiklus pertama dapat dilihat pada tabel 1.

Untuk memperbaiki kelemahan danmempertahankan keberhasilan yang sudahdicapai pada siklus pertama, maka pada sikluskedua dibuat perencanaan lebih intensifmemberikan bimbingan kepada siswa individumaupun kelompok yang mengalami kesulitanagar lebih dapat menentukan pokok pikiranbacaan, meningkatkan kepercayaan diri siswadalam membuat kesimpulan untuk menentukanpokok pikiran bacaan, memberi pengakuan ataupenghargaan (reward).

Siklus Kedua (Pemahaman Konsep Keteram-pilan Menentukan Pokok Pikiran denganMenggunakan Metode Inkuiri)Berdasarkan pengalaman dalam siklus pertama,dilakukan perbaikan dalam RP dan RPP untuk

awsiSialiNataD:1lebaTamatrePsulkiS

halmuJawsiS

ialiN latoT

1 78 78

51 57 5211

21 26 447

6 05 003

2 73 47

63 0332

atar-ataR 27.46

siklus kedua. Hasil siklus kedua menunjukkankegiatan guru dalam PBM selama siklus keduatergolong cukup baik dalam penjelasan materi.Guru sudah memberikan reward buat siswa yangmendapatkan nilai tertinggi dalam latihan soalevaluasi. Tetapi guru masih kurang memberikanbimbingan kepada siswa yang masih kesulitandalam menentukan pokok pikiran. Hasilevaluasi penguasaan siswa terhadap materimasih tergolong kurang walaupun ada sedikitpeningkatan sebesar 4,5% dalam rata-rata hasilevaluasi. Hasil evaluasi pada siklus keduaadalah rata-rata 69,22 atau 69,22%. Adapunkeberhasilan dan kegagalan yang diperolehpada siklus kedua ini adalah meningkatnya nilairata-rata hasil evaluasi siswa sebesar 4,5%. Rata-rata hasil evaluasi siswa siklus pertama sebesar64,72%, dan rata-rata hasil evaluasi siswa sikluskedua sebesar 69,22%, pemahaman konseppokok pikiran masih tergolong kurang dilihatdari hasil observasi yang menunjukkan masihada nilai yang menurun dari siklus pertama,siswa masih bingung dalam menentukan pokokpikiran karena guru kurang memberikanbimbingan pada siswa yang kesulitan dancontoh yang diberikan guru masih kurangsederhana, presentasi individu sudah dilaksana-kan tetapi presentasi kelompok belum dilaksana-kan karena keterbatasan waktu, dilihat dari hasilobservasi Aktivitas siswa dalam PBM masih adasiswa yang berisik, mengerjakan tugas lain,

awsiSialiNataD:2lebaTaudeKsulkiS

halmuJawsiS

ialiN latoT

9 78 387

21 57 009

6 26 273

8 05 004

1 73 73

63 2942

atar-ataR 22.96

Page 15: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

8 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan

berisik, mengganggu siswa lain, melamun, usil,dan corat-coret di kertas. Adapun hasil observasiaktivitas siswa dalam PBM selama siklus keduadapat dilihat pada tabel 2.

Siklus Ketiga (Perubahan Kemampuan SiswaSetelah Mengikuti Pembelajaran MenentukanPokok Pikiran)Perencanaan siklus ketiga didasarkan padahasil observasi dan evaluasi pada siklus kedua.Dalam siklus ketiga guru memberikan motivasikepada siswa untuk lebih fokus dan percaya diridalam pembelajaran menentukan pokok pikiran.Guru juga lebih intensif memberikan bimbinganuntuk siswa yang masih kesulitan dalammenentukan pokok pikiran bacaan, memberikancontoh yang sederhana sehingga siswa dapatlebih memahami pemahaman konsep tentangpokok pikiran, memberi pengakuan ataupenghargaan (reward) dan membuat instrumenpembelajaran yang lebih menarik lagi.

Hasil observasi pada siklus ketigamenunjukkan, kegiatan guru dalam PBM sudahcukup baik dalam penjelasan materi danpenguasaan kelas. Guru juga sudah melakukanpembagian kelompok dengan sangat baik,mengelola kegiatan diskusi dengan baik, sudahmembimbing siswa yang kesulitan, dan sudahmemberikan penghargaan untuk siswa baiksecara individu dan kelompok. Hasil evaluasipada siklus ketiga penguasaan siswa padamateri pembelajaran memiliki nilai rata-rata74,44 atau 74,44%. Hal ini menunjukkan adanyapeningkatan sebesar 5,22% dari siklus kedua danpeningkatan sebesar 9,72% dari siklus pertama.Hasil observasi aktivitas siswa selama PBMmenunjukkan siswa sudah lebih percaya diridalam menentukan pokok pikiran bacaan danfokus dalam menerima materi walaupun masihada siswa yang masih melamun dan corat-coretdi kelas tetapi tidak menggangu PBM dan tidakmenjadi masalah yang sangat berarti. Adapunkeberhasilan yang diperoleh pada siklus ketigaini adalah meningkatnya aktivitas siswa dalammelaksanakan evaluasi terhadap penguasaanmateri pembelajaran dalam menentukan pokokpikiran bacaan. Hal ini berdasarkan rata-ratahasil evaluasi 69,22 pada siklus keduameningkat menjadi 74,44 pada siklus ketiga.

Hasil observasi menunjukkan, guru intensifmembimbing siswa, terutama saat siswa meng-

alami kesulitan dalam menentukan pokokpikiran bacaan baik secara individu dankelompok. Kegiatan siswa dalam diskusikelompok memudahkan siswa untuk menentu-kan pokok pikiran bacaan karena mereka bisabertukar pikiran dan siswa juga sudah percayadiri menentukan pokok pikiran dan fokus dalammenerima materi walaupun masih ada siswayang masih melamun dan corat-coret di kelastetapi tidak menggangu PBM dan tidak menjadimasalah yang sangat berarti. Hal ini berpenga-ruh pada aktivitas siswa dalam menguasai kon-sep menentukan pokok pikiran bacaan sehinggadari siklus pertama ke siklus kedua adapeningkatan hasil evaluasi 4,5%, dan dari sikluskedua ke siklus ketiga ada peningkatan hasilevaluasi 5,22%. Adapun hasil observasi aktivitassiswa dalam PBM selama siklus ketiga dapatdilihat pada tabel 3.

Sedangkan grafik nilai rata-rata siswadapat dilihat pada gambar 1. Pada gambar 1diperlihatkan adanya peningkatan rata-ratasiswa dari siklus pertama ke siklus kedua dandari siklus kedua ke siklus ketiga.

Ini menunjukkan bahwa menggunakanmetode inkuiri dapat meningkatkan kemam-puan siswa dalam menentukan pokok pikiranbacaan.

awsiSialiNataD:3lebaTagiteKsulkiS

halmuJawsiS

ialiN latoT

6 001 006

01 78 078

7 57 525

4 26 842

8 05 004

1 73 73

63 0862

atar-ataR 44.47

Page 16: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

9Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan

Kesimpulan dan Saran

KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian tindakan kelasdapat disimpulkan bahwa penerapan belajardengan menggunakan metode inkuiri dapatmeningkatkan kemampuan siswa dalampenguasaan konsep materi menentukan pokokpikiran bacaan, menggunakan metode inkuirisiswa dapat bertukar pikiran sehingga siswaterlibat langsung dalam proses pembelajaran,penguasaan siswa dalam pembelajaranmenentukan pokok pikiran bacaan mengalamipeningkatan. Hal ini ditunjukkan dalam hasilrata-rata evaluasi 64,72(siklus pertama), 69,22(siklus kedua), dan 74,44(siklus ketiga), dalampenerapan belajar dengan menggunakan metodeinkuiri, siswa menemukan sendiri pokok pikiranbacaan berdasarkan penguasaan konsep materimenentukan pokok pikiran bacaan, danpenerapan belajar dengan menggunakan metodeinkuiri, pembelajaran bahasa Indonesiaterutama dalam menentukan pokok pikiran lebihmenyenangkan.

SaranTelah terbuktinya pembelajaran dengan menggu-nakan metode inkuiri dapat meningkatkankemampuan siswa dalam menentukan pokokpikiran bacaan dalam mata pelajaran bahasaIndonesia, maka kami sarankan dalam kegiatanbelajar mengajar guru diharapkan menjadikanpembelajaran dengan metode inkuiri sebagaisuatu alternatif dalam mata pelajaran bahasaIndonesia untuk meningkatkan kemampuansiswa dalam menentukan pokok pikiran bacaan,dan diharapkan kegiatan ini dapat dilakukansecara berkesinambungan dalam pelajaranbahasa Indonesia maupun pelajaran lain karenakegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagiguru dan siswa.

Daftar Pustaka

Ali, Mohamad. (1984). Guru dalam proses belajarmengajar. Bandung: Sinar Baru

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, & Supardi.(2006). Penelitian tindakan kelas.Jakarta: PT Bumi Aksara

66.00

68.00

70.00

72.00

74.00

76.00

Nila

i rat

a-ra

ta

Gambar 1: Hasil perolehan nilai rata-rata siswa

Page 17: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

10 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan

Budiningsih, Asri, C. (2005). Belajar dan pembel-ajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Datang, Frans Asisi. (2004). Belajar berbahasa In-donesia. Erlangga

Dirjen Dikdasmen. (2006). Pedoman penilaian hasilbelajar Sekolah Dasar. Depdiknas

Engkoswara. (1996). Pedoman penyusunan karyailmiah untuk angka kredit guru. Bandung:CV Karang Sewu

Garton, Janetta. (2005). Inquiry-based learning.Willard R-II School District, TechnologyIntegration Academy

Haury, L. David. (1993). Teaching Science ThroughInquiry. Columbus, OH: ERIC Clearinghousefor Science, Mathematics, and environmenteducation. (ED359048)

Kartadinata, Sunarko. (2006). Pedoman penulisankarya ilmiah. Bandung: UPI

Kusnandar, (2008). Langkah mudah penelitiantindakan kelas sebagai pengembangan profesiGuru. Jakarta: Rajawali Pers

Kusumah, Wijaya & Dwigatma, D. (2010).Mengenal penelitian tindakan kelas. Jakarta:CV. Indeks

Sagala, Syaiful.(2004). Konsep dan maknapembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sugono, Dendy. (1995). Lancar berbahasa Indone-sia 4. Jakarta: Depdiknas

Trimansyah, Bambang. (2004) Saya ingin mahirberbahasa Indonesia. Bandung: Grafindo

Zainal, Aqib, dkk. (2009). Penelitian tindakan kelasuntuk guru SD, SLB, dan TK. Bandung: CV.Yrama Widya

http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/10/penerapan-metode-inkuiri-dalam.html

http://www.alenatore.com/tag/penggunaan-metode-inkuiri

http://www.scribd.com/doc/22218401/Penerapan-Metode-Inquiry-dalam-upaya-meningkatkan-prestasi-belajar

http://agungprudent.wordpress.com/2009/05/16/model-pembelajaran-inkuiri/

http://zaifbio.wordpress.com/2009/06/20/strategi-pembelajaran-tak-langsung-metode-inkuiri/

Page 18: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

11Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids

Evaluasi PemanfaatanProgram Multimedia Pembelajaran MiKids

Anggiat Hisar*)

*) Kasi Evaluasi BPK PENABUR Jakarta

Penelitian

esadaran terhadap pentingnya pengembangan media pembelajaran pada saat ini harusdirealisasikan di dalam proses pembelajaran. Banyak usaha yang dapat dilakukan,misalnya pemanfaat media pembelajaran MiKids di jenjang TKK BPK PENABUR Jakarta.Di samping memahami penggunaannya, para guru pun patut berupaya mengembangkan

pengetahuan dan keterampilannya dalam penggunaan media tersebut. Melalui evaluasipemanfaatan program multimedia pembelajaran MiKids ini, dapat diketahui bagaimana mediapembelajaran ini lebih mengefektifkan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran.Evaluasi yang dilakukan merupakan bagian yang integral dari suatu proses untuk mengumpulkanbukti-bukti yang menunjukkan berapa banyak kontribusi (sumbangan) multi media pembelajaranMiKids terhadap keberhasilan dan keefektifan proses pembelajaran di jenjang TKK BPK PENABURJakarta.

Kata-kata kunci: media pembelajaran, multi media, MiKids

AbstractThe advancement of information and communication technology (ICT) has been benefitted to facilitate teach-ing and learning process. At present many schools and kindergartens are equipped with ICT devices andalthough the use of ICT does not automatically improve the instructions. The BPK Penabur Kindergartensin Jakarta have been using MiKids and this research aims at evaluating how effective the MiKids in improv-ing the instruction quality. The research was conducted in six Kindergartens of BPK Penabur in Jakarta.Data were collected by using observation technique and questionnaires and were analyzed statistically. Theresearch shows the benefits and some problems in using MiKids for the instructional usages at the Kindergar-ten. Based on the findings the research alaso provides a set of recommendations.

Key words: instructional media, multimedia, MiKids.

Abstrak

K

Pendahuluan

Mengintegrasikan teknologi dalam pembel-ajaran menjadi salah satu kebutuhan mendasardi dunia pendidikan sekarang ini. Salah satucara pengintegrasian teknologi denganpembelajaran adalah melalui pembelajarandengan multimedia (multimedia learning), namun

yang menjadi pertanyaan mendasar, yaitu: siapaatau pihak mana yang menyediakan multime-dia untuk pembelajaran? Apakah multimediayang tersedia cocok dengan kurikulum dankebutuhan pembelajaran?

Belum tentu semua multimedia sesuai untukkebutuhan pembelajaran dan karakteristiksiswa, oleh karena itu institusi pendidikanhendaknya mampu membuat multimedia bagi

Page 19: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

12 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids

kebutuhan pembelajaran dan sesuai kebutuhansiswanya. Secara singkat dapat dikatakan, dasarpertimbangan dalam pemilihan multimediaadalah terpenuhinya kebutuhan dan tercapai-nya tujuan pembelajaran. Jika tidak sesuaidengan kebutuhan dan tujuan, maka multime-dia tersebut tidak dapat digunakan.

Multimedia merupakan komponen yangdapat digunakan dalam mendukung prosespembelajaran. Pembelajaran akan berlangsungdengan baik, efektif, dan menyenangkan jikadidukung oleh media pembelajaran yang dapatmenarik minat dan perhatian siswa.

Salah satu multimedia yang digunakanpada jenjang TK adalah multimedia programMiKids yang digunakan sejak Agustus 2007.Pada awalnya, program MiKids diperkenalkanoleh Dr. Gerry Knowles B.A., M.A. (Cambridge),PhD. (Leeds) dan istrinya Dr. Zuraidah MohdDon B.A.(UM), M.A. (East Anglia), PhD. (UM)yang datang langsung ke TKK 11 BPK PENABURuntuk mempresentasikan program MiKids ini.Beberapa pertimbangan yang melandasidipilihnya program MiKids ini adalah (a) pro-gram ini dinilai bagus dan dapat membantu gurudan siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris;(b) jika sebelumnya, di TK kebanyakan hanyamengajarkan tentang vocabulary, program inidapat menjadi alat bantu untuk guru supayakurikulum di TK lebih terstruktur; (c) keadaanketika guru-guru bahasa Inggris di TK pada saatitu banyak yang ditarik karena adanya programTK Bilingual, maka program MiKids diharapkansebagai alat bantu khusus yang mampu mem-back up kekurangan kompetensi guru-guru yangbukan berlatar belakang bahasa Inggris (semuapengajar akan mendapatkan training); (d) sistempengajaran MiKids dinilai cocok untuk anak TK,karena mengajarkan anak-anak membacadengan menggunakan phonic; dan (e) inovasibaru, yang baik untuk siswa dan juga bisamembantu meningkatkan kemampuan bahasaInggris guru-guru di TK Nasional

Dengan berbagai pertimbangan itu, makapelaksanaan program MiKids diharapkan dapat(a) meminimalisasi kesalahan aksen-aksen guru,karena software ini menggunakan pengisi suaranative speaker sehingga membantu guru dalamhal ketepatan pronounciation dan juga ketepatanintonasinya; (b) membantu guru-guru dalam

persiapan dan pembelajaran bahasa Inggris dikelas; dan (c) membuat TK Nasional tidak terlaluketinggalan dengan TK Bilingual yang jugabelajar phonic dalam pembelajaran bahasaInggrisnya.

Identifikasi MasalahSejumlah maslah dapat diidentifikasi dalamkaitannya dengan program MiKids, sebagaiberikut.1. Dapatkah media yang digunakan mening-

katkan kemampuan siswa mencapai tujuanyang ditetapkan?

2. Apakah media yang digunakan cukupmemadai dengan memanfaat sumber belajarsecara efektif?

3. Apakah isi dari media sudah memenuhisyarat dalam menjelaskan materi yang akandisampaikan?

4. Apakah media yang digunakan mampumenjelaskan materi secara rinci padasiswa?

5. Apakah media yang digunakan telahmemuat seluruh informasi yang akandisampaikan?

6. Apakah media yang digunakan materinyapenting dan berguna bagi siswa?

7. Apakah media yang digunakan dapatmenarik minat siswa untuk belajar?

8. Apakah media yang digunakan materinyamutakhir?

9. Apakah media yang digunakan konsep dankecermatannya terjamin?

10. Apakah media yang digunakan memenuhistandar kualitas teknis?

11. Apakah media yang digunakan penyajian-nya memenuhi tata urutan yang teratur?

12. Apakah media yang digunakan penyajian-nya objektif?

13. Apakah media yang digunakan isinyamemenuhi standar?

Perumusan MasalahPenelitian ini membatasi masalah pemanfaatanMiKids pada keempat hal berikut.1. Seberapa besar efektivitas program MiKids

dalam kaitannya dengan pencapaianrencana yang sudah ditetapkan?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhikeberhasilan atau kegagalan program

Page 20: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

13Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids

MiKids (faktor pendukung dan faktorpenghambat) sebagai masukan dalampenyusunan program berikutnya?

3. Seberapa besar pengaruh program MiKidsterhadap kemampuan guru mengajarbahasa Inggris di jenjang TK?

4. Seberapa besar pengaruh program MiKidsterhadap kemampuan siswa belajar bahasaInggris di jenjang TK?

TujuanTujuan evaluasi program penggunaan multime-dia MiKids di jenjang TK, yaitu untukmengetahui (a) seberapa besar efektivitas pro-gram MiKids dalam kaitannya denganpencapaian rencana yang sudah ditetapkan; (b)faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilanatau kegagalan program MiKids (faktorpendukung dan faktor penghambat) sebagaimasukan dalam penyusunan programberikutnya; (c) seberapa besar pengaruh programMiKids terhadap kemampuan guru mengajarbahasa Inggris di jenjang TK; dan (d) seberapabesar pengaruh program MiKids terhadapkemampuan siswa belajar bahasa Inggris dijenjang TK.

TahapanTahapan yang dilakukan untuk melakukanEvaluasi Program MiKids, yaitu : Pertamapembuatan instrumen evaluasi program dalambentuk angket (kuesioner), panduan wawan-cara, dan lembar pengamatan. Kedua pengum-pulan data dilakukan dengan cara menyebarkaninstrumen, wawancara, dan pengamatan. Ketigapengolahan dan analisis data diolah dengancara dikelompokkan (klasifikasi) dan ditabulasiuntuk selanjutnya dianalisis guna menghasilkankesimpulan.

Kajian Teoritis

Kata media berasal dari bahasa Latin dan meru-pakan bentuk jamak dari kata medium yangsecara harafiah dapat diartikan sebagaiperantara atau pengantar. Menurut Heinich,Molenda, dan Russel diungkapkan bahwa me-dia is a channel of comunication. Derived from theLatin word for “between” the term refers “to any-

thing that carries information between a source and areceiver” (Sanjaya, 2008: 204).

Kedudukan media dalam komponenpembelajaran sangat penting bahkan sejajardengan metode pembelajaran, karena metodeyang digunakan dalam proses pembelajaranbiasanya menuntut media apa yang dapatdiintegrasikan dan diadaptasikan dengankondisi yang dihadapi. Maka kedudukan me-dia dalam suatu pembelajaran sangatlahpenting dan menentukan.

Dalam menentukan media pembelajaranperlu diperhatikan kriteria-kriteria sebagaiberikut.1. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran.

Artinya, sumber belajar yang dipilih atasdasar tujuan-tujuan pembelajaran yangsudah ditetapkan (ranah dan tingkat-annya).

2. Dukungan terhadap isi materi pelajaran.Artinya, materi pelajaran yang sifatnyafakta, prinsip, konsep, dan generalisasinyasangat memerlukan bantuan sumber belajaragar mudah dipahami siswa.

3. Kemudahan memperoleh sumber belajar.Artinya, sumber belajar yang diperlukanmudah diperoleh, baik yang tinggalmenggunakan maupun yang harus dibuatterlebih dahulu.

4. Keterampilan guru dalam menggunakan-nya. Apa pun sumber belajar yangdiperlukan, syarat utama adalah guru dapatmenggunakan dalam proses pembelajaran.Nilai dan manfaat yang diharapkan bukanpada sumber belajarnya, tetapi dampak daripenggunaan sumber belajar bagikebermaknaan bagi siswanya.

5. Tersedianya waktu untuk menggunakan-nya sehingga sumber belajar tersebut dapatbermanfaat bagi siswa selama prosespembelajaran berlangsung.

6. Sesuai dengan taraf berfikir siswa sehinggamakna yang terkandung di dalamnya dapatdipahami oleh siswa. (Rusman,2008 : 149)

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikandalam pemilihan media pembelajaran adalahsebagai berikut. Pertama, tujuan atau kompetensiapa yang akan dicapai dalam suatu kegiatanpembelajaran. Dari kajian tujuan ini bisa

Page 21: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

14 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids

dianalisis media apa yang cocok untuk mencapaitujuan tersebut. Kedua, materi pembelajaran (in-structional content), yaitu bahan atau kajian apayang akan diajarkan pada program pembel-ajaran tersebut. Pertimbangan lainnya, daribahan atau pokok bahasan tersebut sampaisejauh mana kedalaman yang harus dicapai.Dengan demikian kita bisa mempertimbangkanmedia apa yang sesuai untuk penyampaianbahan tersebut. Ketiga, familiaritas media dankarakteristik siswa/guru, yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan digunakan. Hallainnya karakteristik siswa baik secara kuanti-tatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri,dan kebiasaan lain) dari siswa terhadap mediayang digunakan. Keempat, adanya sejumlah me-dia yang bisa diperbandingkan karena pemilih-an media pada dasarnya adalah prosespengambilan keputusan dari sejumlah mediayang ada ataupun yang akan didesain ataudikembangkan. (Rusman,2008 : 157-158)

Secara sederhana kehadiran media dalamsuatu kegiatan pembelajaran memiliki nilai-nilaipraktis sebagai berikut.1. Media pembelajaran dapat mengatasi

keterbatasan pengalaman yang dimilikisiswa.

2. Media yang disajikan dapat melampauibatasan ruang kelas.

3. Media pembelajaran memungkinkan ada-nya interaksi antara peserta didik denganlingkungannya.

4. Media yang disajikan dapat menghasilkankeseragaman pengamatan siswa.

5. Secara potensial, media yang disajikansecara tepat dapat menanamkan konsepdasar yang konkret, benar, dan berpijak padarealitas.

6. Media dapat membangkitkan keinginan danminat baru.

7. Media mampu membangkitkan motivasidan merangsang peserta didik untuk belajar.

8. Media memberikan belajar secara integraldan menyeluruh dari yang konkret ke yangabstrak, dari yang sederhana ke yang rumit.(Rusman, 2008 :156)Dengan demikian penggunaan media

pembelajaran bisa merealisasikan suatu konsep“teaching less, learning more”. Artinya secaraaktivitas fisik bisa saja aktivitas kegiatan guru

di kelas dikurangi, karena ada sebagian tugasguru yang didelegasikan pada media, tetapitetap mengusung tercapainya produktivitasbelajar siswa.

Beberapa hasil penelitian yang menunjuk-kan dampak positif dari penggunaan mediasebagai bagian integral pembelajaran di kelasatau sebagai cara utama pembelajaran langsungsebagai berikut (Arsyad, 2002 : 21-23).1. Penyampaian pembelajaran menjadi lebih

baku. Setiap pelajar yang melihat ataumendengar penyajian melalui mediamenerima pesan yang sama. Meskipun paraguru menafsirkan isi pembelajaran dengancara yang berbeda-beda, dengan pengguna-an media ragam hasil tafsiran itu dapatdikurangi sehingga informasi yang samadapat disampaikan kepada siswa sebagailandasan untuk pengkajian, latihan danaplikasi lebih lanjut.

2. Pembelajaran bisa lebih menarik. Mediadapat diasosiasikan sebagai penarikperhatian dan membuat siswa tetap terjagadan memperhatikan. Kejelasan dan kerunt-utan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapatmenimbulkan keingintahuan menyebabkansiswa tertawa dan berpikir, yang kesemua-nya menunjukkan bahwa media memilikiaspek motivasi dan meningkatkan minat.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktifdengan diterapkannya teori belajar danprinsip-prinsip psikologis yang diterimadalam hal partisipasi siswa, umpan balik,dan penguatan.

4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukandapat dipersingkat karena kebanyakan me-dia hanya memerlukan waktu singkatuntuk mengantarkan pesan-pesan isipelajaran dalam jumlah yang cukup banyakdan kemungkinannya dapat diserap olehsiswa.

5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkanbilamana integrasi kata atau gambarsebagai media pembelajaran dapatmengkomunikasikan elemen-elemen penge-tahuan dengan cara yang terorganisasikandengan baik, spesifik dan jelas.

6. Pembelajaran dapat diberikan kapan ataudi mana diinginkan atau diperlukan

Page 22: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

15Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids

terutama jika media pembelajaran diran-cang untuk penggunaan secara individu.

7. Sikap positif siswa terhadap apa yangmereka pelajari dan terhadap proses belajardapat ditingkatkan.

8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebihpositif, beban guru untuk penjelasan yangberulang-ulang mengenai isi pelajarandapat dikurangi bahkan dihilangkansehingga ia dapat memusatkan perhatiankepada aspek penting lain dalam prosesbelajar mengajar, misalnya sebagaikonsultan atau penasihat siswa.Berdasarkan uraian di atas, beberapa

manfaat penggunaan media pembelajarandalam proses belajar mengajar, yaitu (a) dapatmemperjelas penyajian pesan dan informasisehingga dapat memperlancar dan meningkat-kan hasil belajar, (b) dapat meningkatkan danmengarahkan perhatian anak sehingga dapatmenimbulkan motivasi belajar, interaksi yanglebih langsung antara siswa dengan lingkung-annya, (c) kemungkinan siswa untuk belajarsendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan danminatnya, (d) dapat mengatasi keterbatasanindera, ruang dan waktu, (e) dapat memberikankesamaan pengalaman kepada siswa tentangperistiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta(f) kemungkinan terjadinya interaksi langsungdengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.

Walker dan Hess memberikan kriteriadalam mengkaji perangkat lunak media pembel-ajaran yang berdasarkan kepada kualitas.(Arsyad, 2002 : 175-176)1. Kualitas isi dan tujuan: ketepatan, kepen-

tingan, kelengkapan, keseimbangan, minat/perhatian, keadilan, dan kesesuaian dengansituasi siswa.

2. Kualitas instruksional: memberikan kesem-patan belajar, memberikan bantuan belajar,kualitas memotivasi, flesibilitas instruksio-nalnya, hubungan dengan program pembel-ajaran lainnya, kualitas sosial interaksiinstruksionalnya, kualitas tes danpenilaiannya, dapat memberi dampak bagisiswa, dapat membawa dampak bagi gurudan pembelajarannya.

3. Kualitas teknis: keterbacaan, mudahdigunakan, kualitas tampilan/tayangan,kualitas penanganan jawaban, kualitas

pengelolaan programnya, kualitas pendo-kumentasiannyaBerdasarkan kriteria di atas prinsip pokok

yang harus diperhatikan dalam pemanfaatanmedia pada setiap kegiatan belajar mengajaradalah bahwa media yang digunakan dandiarahkan untuk mempermudah siswa belajardalam upaya memahami materi pelajaran.Dengan demikian, penggunaan media harusdipandang dari sudut kebutuhan siswa.

Selain pertimbangan di atas, untuk memilihmedia dapat menggunakan pola seperti yanglain. Sejumlah pertimbangan dalam memilihmedia pembelajaran yang tepat dapatdirumuskan dalam ACTION, yaitu akronim dariaccess, cost, technology, interactivity, organizationdan novelty (Sanjaya, 2008 : 224.

Dalam mengembangkan kriteria pemilihanmedia sebaiknya disusun dalam bentukpertanyaan berdasarkan pertanyaan sepertiyang dikemukakan Erickson:1. Apakah materinya penting dan berguna

bagi siswa?2. Apakah dapat menarik siswa untuk belajar?3. Apakah ada kaitannya dan mengena secara

langsung dengan tujuan pembelajaran ?4. Bagaimana format penyajiannya diatur?

Apakah memenuhi tata urutan yangteratur?

5. Bagaimana dengan materinya, mutakhirdan autentik?

6. Apakah konsep dan kecermatannyaterjamin?

7. Apakah isi dan presentasinya memenuhistandar?

8. Apakah penyajiannya objektif?9. Apakah bahannya memenuhi standar

kualitas teknis?10. Apakah bahan tersebut sudah melalui

pemantapan uji coba atau validasi?(Rusman, 2008:158)Berdasarkan kesepuluh hal tersebut

dirumuskan kedalam kisi-kisi kuesioner untukguru yang terdiri dari ukuran indikator, yaitu:1. User Interface: ketepatan jenis dan ukuran

font, ketepatan sound effect, kemudahannavigasi dan kemudahan pengoperasian

2. Isi/Materi Software: kesesuaian gambar/ilustrasi, kualitas animasi, kesesuaiannarasi, ketepatan topik, konsistensi isi,

Page 23: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

16 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids

konsistensi tes/latihan, kejelasan uraianmateri, kejelasan contoh, kualitas latihan,ketepatan, egmentasi/ gradasi materi, unsurpemberian motivasi, dan hasil maksimal

3. Dampak: grammar, vocabulary, pronoun-ciation, listening

Metodologi

Riset ini menggunakan pendekatan gabungan,kuantitatif dan kualitatif secara paralel ataubersamaan.Populasi: jumlah populasi sebanyak 6 orang

guru pengajar MiKids.

Sampel: jumlah sampel sebanyak 6 orang gurupengajar MiKids.

Teknik Sampling: teknik sampling yang diguna-kan dalam penelitian ini adalah sensus.

Instrumen Pengambilan Data: dalam evaluasiprogram MiKids ini digunakan metodepengumpulan data antara lain Angket(Kuesioner), Wawancara (Interview),Pengamatan (Observasi), Dokumentasi

Teknik Pengambilan Data: teknik pengambilandata dilakukan dengan cara memintaresponden untuk mengisi kuesioner.

Teknik Analisis : Beberapa teknik yang akandigunakan dalam menganalis data antaralain: analisis deskriptif, dan regresi linearsederhana

uruGkutnurenoiseuKisiK-isiK:1lebaT

pesnoK/lebairaVlebairaV

isnemiD rotakidnI narukU alakS

margorPaidemitluM

sdiKiM

resUecafretnI

-

-

nadnalipmaTaraus

yldneirfresU

-

-

nadsinejnatapeteKtnofnaruku

natapeteK tceffednuos

lanidrO

lanidrO

--

isagivannahadumeKnahadumeK

naisarepognep

lanidrOlanidrO

iretam/isIerawtfos

isasilausiV -

-

--------

-

-

/rabmagnaiauseseKisartsuli

isaminasatilauK

isarannaiauseseKkipotnatapeteK

isiisnetsisnoKnahital/selisnetsisnoKiretamnaiarunasalejeK

hotnocnasalejeKnahitalsatilauK

/isatnemgesnatapeteKiretamisadarg

nairebmeprusnUisavitom

lamiskamlisaH

lanidrO

lanidrO

lanidrOlanidrOlanidrOlanidrOlanidrOlanidrOlanidrOlanidrO

lanidrO

lanidrO

iretaM/isI

-

-

nadkipoTisaran

nahitalnadseTisatnemgeS

isavitoM

kapmaD nauhategnePurug

----

rammarGyralubacoV

noitaicnuonorPgninetsiL

lanidrOlanidrOlanidrOlanidrO

Page 24: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

17Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids

Analisis DataAnalisis DeskriptifData yang diperoleh kuesioner tersebut diolahdengan menggunakan analisis deskriptifdengan bantuan software PASW 18 sehinggadapat dideskripsikan sebagai berikut.

Keterangan:F : FrequencyP : PercentVP: Valid PercentCP: Cumulative Percent

Tabel di atas menunjukkan, pemilihan jenisfont dalam multimedia MiKids adalah baik. Halitu ditunjukkan dengan persentase jawaban baikyaitu sebesar 66,7%.

Tabel di atas menunjukkan, pemilihanukuran font dalam multimedia MiKids adalahbaik. Hal itu ditunjukkan dengan persentasejawaban baik yaitu sebesar 66,7%.

tnoFnarukUnaaynatreP:3lebaTsdiKiMaidemitluMmalad

airetirK F P PV PC

pukuC 1 7.61 7.61 7.61

kiaB 4 7.66 7.66 3.38

kiaBtagnaS 1 7.61 7.61 0.001

latoT 6 0.001 0.001

naaynatreP:4lebaT tnoFtceffEdnuoSsdiKiMaidemitluMmalad

airetirK F P PV PC

kiaBkadiT 1 7.61 7.61 7.61

pukuC 2 3.33 3.33 0.05

kiaB 2 3.33 3.33 3.38

kiaBtagnaS 1 7.61 7.61 0.001

latoT 6 0.001 0.001

Tabel di atas menunjukkan, dalam halkualitas sound effect multimedia MiKids,sebagian guru menilai cukup dan sebagian lagimenilai baik. Hal itu ditunjukkan denganpersentase jawaban cukup dan baik yaitumasing-masing sebesar 33,3%.

Tabel di atas menunjukkan, kemudahannavigasi/ pemakaian tombol-tombol multime-dia MiKids adalah sangat baik. Hal ituditunjukkan dengan persentase jawaban sangatbaik yaitu sebesar 50%.

maladisagivaNnaaynatreP:5lebaTsdiKiMaidemitluM

airetirK F P PV PC

pukuC 1 7.61 7.61 7.61

kiaB 2 3.33 3.33 0.05

kiaBtagnaS 3 0.05 0.05 0.001

latoT 6 0.001 0.001

naaynatreP:6lebaT yldneirFresUsdiKiMaidemitluMmalad

airetirK F P PV PC

pukuC 2 3.33 3.33 3.33

kiaB 2 3.33 3.33 7.66

kiaBtagnaS 2 3.33 3.33 0.001

latoT 6 0.001 0.001

maladtnoFsineJnaaynatreP:2lebaTsdiKiMaidemitluM

airetirK F P PV PC

pukuC 1 7.61 7.61 7.61

kiaB 4 7.66 7.66 3.38

kiaBtagnaS 1 7.61 7.61 0.001

latoT 6 0.001 0.001

Page 25: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

18 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids

Tabel di atas menunjukkan, dalam halkemudahan pengoperasian multimediaMiKids, guru menilai sama rata antara cukup,baik dan sangat baik. Hal itu ditunjukkandengan persentase ketiga jawaban sama yaitusebesar 33,3%.

Tabel di atas menunjukkan, kesesuaiangambar dengan ilustrasi dalam multimediaMiKids adalah baik. Hal itu ditunjukkan denganpersentase jawaban baik yaitu sebesar 50%.

Tabel di atas menunjukkan, kualitasanimasi dalam multimedia MiKids adalah baik.Hal itu ditunjukkan dengan persentase jawabanbaik yaitu sebesar 50%.

naiauseseKnaaynatreP:7lebaTsdiKiMaidemitluMmaladrabmaG

airetirK F P PV PC

pukuC 2 3.33 3.33 3.33

kiaB 3 0.05 0.05 3.38

kiaBtagnaS 1 7.61 7.61 0.001

latoT 6 0.001 0.001

maladisaminAnaaynatreP:8lebaTsdiKiMaidemitluM

airetirK F P PV PC

pukuC 2 3.33 3.33 3.33

kiaB 3 0.05 0.05 3.38

kiaBtagnaS 1 7.61 7.61 0.001

latoT 6 0.001 0.001

Tabel di atas menunjukkan, kesesuaiannarasi dalam multimedia MiKids adalah baik.Hal itu ditunjukkan dengan persentase jawabanbaik yaitu sebesar 66,7%.

Tabel di atas menunjukkan, lagu-lagu yangdigunakan dalam multimedia MiKids menurutguru adalah cukup. Hal itu ditunjukkan denganpersentase jawaban cukup yaitu sebesar 50%.

Tabel di atas menunjukkan, pemilihantopik-topik yang diajarkan dalam multimediaMiKids adalah baik. Hal itu ditunjukkan denganpersentase jawaban baik yaitu sebesar 66,7%.

maladisaraNnaaynatreP:9lebaTsdiKiMaidemitluM

airetirK F P PV PC

pukuC 2 3.33 3.33 3.33

kiaB 4 7.66 7.66 0.001

latoT 6 0.001 0.001

maladugaL-ugaLnaaynatreP:01lebaTsdiKiMaidemitluM

airetirK F P PV PC

kiaBkadiT 2 3.33 3.33 3.33

pukuC 3 0.05 0.05 3.38

kiaB 1 7.61 7.61 0.001

latoT 6 0.001 0.001

kipoT-kipoTnaaynatreP:11lebaTsdiKiMaidemitluMmalad

airetirK F P PV PC

pukuC 2 3.33 3.33 3.33

kiaB 4 7.66 7.66 0.001

latoT 6 0.001 0.001

isIisnetsisnoKnaaynatreP:21lebaTsdiKiMaidemitluMmalad

airetirK F P PV PC

kiaBkadiT 1 7.61 7.61 7.61

pukuC 2 3.33 3.33 0.05

kiaB 3 0.05 0.05 0.001

latoT 6 0.001 0.001

Page 26: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

19Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids

Tabel di atas menunjukkan, konsistensi isidalam multimedia MiKids adalah baik. Hal ituditunjukkan dengan persentase jawaban baikyaitu sebesar 50%.

Tabel di atas menunjukkan, konsistensi tes/latihan dalam multimedia MiKids adalah baik.Hal itu ditunjukkan dengan persentase jawabanbaik yaitu sebesar 66,7%.

Tabel di atas menunjukkan, kejelasanuraian/penjelasan materi dalam multimediaMiKids adalah baik. Hal itu ditunjukkan denganpersentase jawaban baik yaitu sebesar 83,3%.

isnetsisnoKnaaynatreP:31lebaTsdiKiMaidemitluMmaladnahitaL/seT

airetirK F P PV PC

kiaBkadiT 1 7.61 7.61 7.61

pukuC 1 7.61 7.61 3.33

kiaB 4 7.66 7.66 0.001

latoT 6 0.001 0.001

Tabel di atas menunjukkan, kejelasancontoh-contoh dalam multimedia MiKids adalahbaik. Hal itu ditunjukkan dengan persentasejawaban baik yaitu sebesar 66,7%.

Tabel di atas menunjukkan, kualitas latihandalam multimedia MiKids adalah baik. Hal ituditunjukkan dengan persentase jawaban baikyaitu sebesar 50%.

Tabel di atas menunjukkan, gradasipenyajian materi dalam multimedia MiKidsadalah cukup. Hal itu ditunjukkan denganpersentase jawaban cukup yaitu sebesar 50%.

hotnoC-hotnoCnaaynatreP:51lebaTsdiKiMaidemitluMmalad

airetirK F P PV PC

pukuC 2 3.33 3.33 3.33

kiaB 4 7.66 7.66 0.001

latoT 6 0.001 0.001

-salejneP/naiarUnaaynatreP:41lebaTsdiKiMaidemitluMmaladiretaMna

airetirK F P PV PC

kiaBkadiT 1 7.61 7.61 7.61

kiaB 5 3.38 3.38 0.001

latoT 6 0.001 0.001

nahitaLsatilauKnaaynatreP:61lebaTsdiKiMaidemitluMmalad

airetirK F P PV PC

pukuC 2 3.33 3.33 3.33

kiaB 3 0.05 0.05 3.38

kiaBtagnaS 1 7.61 7.61 0.001

latoT 6 0.001 0.001

-ijaynePisadarGnaaynatreP:71lebaTsdiKiMaidemitluMmaladiretaMna

airetirK F P PV PC

kiaBkadiT 1 7.61 7.61 7.61

pukuC 3 0.05 0.05 7.66

kiaB 2 3.33 3.33 0.001

latoT 6 0.001 0.001

nairebmePnaaynatreP:81lebaTsdiKiMaidemitluMmaladisavitoM

airetirK F P PV PC

pukuC 4 7.66 7.66 7.66

kiaB 2 3.33 3.33 0.001

latoT 6 0.001 0.001

Page 27: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

20 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids

Tabel di atas menunjukkan, unsurpemberian motivasi dalam multimedia MiKidsadalah cukup. Hal itu ditunjukkan denganpersentase jawaban cukup yaitu sebesar 66,7%.

Tabel di atas menunjukkan, hasil maksimalyang diperoleh dalam proses pembelajarandengan multimedia MiKids adalah baik. Hal ituditunjukkan dengan persentase jawaban baikyaitu sebesar 66,7%.

Tabel di atas menunjukkan, pengaruh mul-timedia MiKids terhadap peningkatanpengetahuan grammar guru pengajar adalahbaik. Hal itu ditunjukkan dengan persentasejawaban baik yaitu sebesar 66,7%.

lamiskaMlisaHnaaynatreP:91lebaTaidemitluMmaladhelorepiDgnay

sdiKiM

airetirK F P PV PC

tagnaSkiaBkadit 1 7.61 7.61 7.61

pukuC 1 7.61 7.61 3.33

kiaB 4 7.66 7.66 0.001

latoT 6 0.001 0.001

naaynatreP:02lebaT rammarG maladsdiKiMaidemitluM

airetirK F P PV PC

kiaBkadiT 1 7.61 7.61 7.61

pukuC 1 7.61 7.61 3.33

kiaB 4 7.66 7.66 0.001

latoT 6 0.001 0.001

Tabel di atas menunjukkan, pengaruh mul-timedia MiKids terhadap peningkatan vocabu-lary guru pengajar adalah baik. Hal ituditunjukkan dengan persentase jawaban baikyaitu sebesar 83,3%.

Tabel di atas menunjukkan, pengaruh mul-timedia MiKids terhadap peningkatanpronounciation guru pengajar adalah baik. Halitu ditunjukkan dengan persentase jawaban baikyaitu sebesar 66,7%.

Tabel di atas menunjukkan, pengaruh mul-timedia MiKids terhadap kepekaan listeningguru pengajar adalah baik. Hal itu ditunjukkandengan persentase jawaban baik yaitu sebesar66,7%.

Hasil Observasi

Observasi terhadap program MiKids dilakukandengan mengunjungi sekolah-sekolah TK BPKPENABUR Jakarta yang menggunakan multime-dia MiKids. Kunjungan ini dilakukan untukmelihat dan mengamati secara langsungpenggunaan multimedia MiKids dankelengkapannya dalam kegiatan belajarmengajar di kelas.

naaynatreP:12lebaT yralubacoVsdiKiMaidemitluMmalad

airetirK F P PV PC

pukuC 1 7.61 7.61 7.61

kiaB 5 3.38 3.38 0.001

latoT 6 0.001 0.001

naaynatreP:22lebaT noitaicnuonorPsdiKiMaidemitluMmalad

airetirK F P PV PC

pukuC 2 3.33 3.33 3.33

kiaB 4 7.66 7.66 0.001

latoT 6 0.001 0.001

naaynatreP:32lebaT gninetsiL maladsdiKiMaidemitluM

airetirK F P PV PC

pukuC 2 3.33 3.33 3.33

kiaB 4 7.66 7.66 0.001

latoT 6 0.001 0.001

Page 28: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

21Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids

Observasi dilakukan sesuai jadwal yangsudah dikonfirmasi dengan pihak sekolah.

Dari observasi langsung dan wawancaradengan guru pengajar diperoleh umpan balikyang berguna untuk pengembanganpembelajaran bahasa Inggris di jenjang TK kedepan. Dalam observasi langsung ke sekolah,juga ditemukan faktor-faktor yang dapatmendukung atau menghambat pelaksanaanprogram MiKids di sekolah. Faktor-faktortersebut lebih bersifat eksternal.

Dalam pelaksanaannya di kelas, beberapafaktor yang mendukung program MiKids antaralain adalah (a) ruang multimedia, atau ruangkhusus yang cukup besar; (b) layar monitor yangbesar atau TV yang besar (> 21") sehinggatampilan multimedia MiKids terlihat jelas olehsiswa; dan (c) kreativitas guru untuk membuat

isavresbOlawdaJ:42lebaT

oNlaggnaTisavresbO

halokeSisakoL

1 1102teraM81 nanugnabmeP2KKT

2 1102teraM03 gnawaC8KKT

3 1102ieM4 ayaJoratniBKKT

4 1102ieM11 nredoMatoKKKT

5 1102ieM31 irahaSgnunuG7KKT

6 1102ieM61 akebabaJKKT

interaksi dengan siswa dengan bantuanmultimedia MiKids

Sedangkan faktor-faktor yang menghambatpelaksanaan program MiKids antara lain ialah(a) tidak tersedianya ruang multimedia atauruang khusus yang memadai untuk pembelajar-an dengan multimedia MiKids; (b) penggunaanlayar monitor komputer yang kecil (15"), sehing-ga kurang menarik perhatian siswa untuk fokuske monitor; dan (c) speaker active yang kurangmemadai, sehingga suara kurang jelas (khusus-nya untuk belajar pronounciation dan listening)

Pengaruh efektivitas program MiKids terha-dap pencapaian tujuan yang direncanakandapat dilihat pada tabel 25.

Tabel di atas menunjukkan, besarnya rata-rata pencapaian tujuan yang direncanakan danefektivitas program MiKids, adalah sebesar2.3357 dan rata-rata efektivitas program MiKidsadalah sebesar 2.2510, dan standar deviasivariabel pencapaian tujuan yang direncanakansebesar 0.74144 sedang untuk variabel efektivitasprogram MiKids sebesar 0.75736.

fitpirkseDkitsitatS:52lebaT

naeMtradnatSnoitaiveD

N

naujuTnaiapacnePsativitkefE

sdiKiMmargorP

7533.20152.2

44147.63757.

66

isaleroK:62lebaT

naiapacnePnaujuT

sativitkefEsdiKiMmargorP

nosraePnoitalerroC

naujutnaiapacnePsdiKiMmargorPsativitkefE

000.1817.

817.000.1

1(.giS eliat- )d naujutnaiapacnePsdiKiMmargorPsativitkefE

.450.

.450.

N naujutnaiapacnePsdiKiMmargorPsativitkefE

66

66

Page 29: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

22 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids

Tabel 26 menunjukkan,besar hubunganantara efektivitas program MiKids dan pencapai-an tujuan yang direncanakan adalah 0.718.Artinya hubungan antara kedua variabeltersebut kuat. Korelasi positif menunjukkanbahwa hubungan antara efektivitas programMiKids dan pencapaian tujuan yang diren-canakan adalah searah, artinya jika efektivitasprogram MiKids tinggi maka pencapaian tujuanyang direncanakan juga tinggi.

Tabel 27 menunjukkan, angka R squaresebesar 0.515. Angka R square juga disebutKoefisien Determinasi yang berfungsi untukmengetahui besarnyapersentase variabeltergantung pencapaiantujuan yang direnca-nakan dapat dipre-diksi dengan menggu-nakan variabel bebasefektivitas programMiKids. KoefisienDeterminasi digunkanuntuk menghitungbesarnya peranan ataupengaruh variabelbebas terhadap varia-bel tergantung.

Besar angka Koefi-sien Determinasi pada tabel di atas adalah 0.515atau sama dengan 51.5%. Angka tersebut berartibahwa sebesar 51.5% pencapaian tujuan yangdirencanakan yang terjadi dapat dijelaskandengan menggu-nakan variabel efektivitas pro-gram MiKids. Sedang sisanya, yaitu 48.5% harusdijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lain.

Pengaruh pelaksanaan program MiKidsterhadap kemampuan bahasa Inggris gurupengajar dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 28 menunjukkan,besarnya rata-rata kemampu-an bahasa Inggris gurupengajar dan pelaksanaanprogram MiKids, adalah2.3357 dan rata-rata pelaksa-naan program MiKids adalahsebesar 2.1817. SedangkanStandar Deviasi variabelkemampuan bahasa Inggrisguru pengajar sebesar 0.74144sedang untuk variabel

pelaksanaan program MiKids sebesar 0.69848.

Tabel 29 menunjukkan, besar hubunganantara pelaksanan program MiKids dan kemam-puan bahasa Inggris guru pengajar adalah 0.713.Artinya hubungan antara kedua variabeltersebut kuat. Korelasi positif menunjuk-kanbahwa hubungan antara pelaksanaan programMiKids dan kemampuan bahasa Inggris gurupengajar adalah searah, artinya jika programMiKids dilaksanakan maka akan ada pening-katan kemampuan bahasa Inggris guru pengajar.

isaleroK:92lebaT

naupmameKuruG

margorPsdiKiM

nosraePnoitalerroC

uruGnaupmameKsdiKiMmargorP

000.1317.

317.000.1

-1(.giS)deliat

uruGnaupmameKsdiKiMmargorP

.650.

650..

N uruGnaupmameKsdiKiMmargorP

66

66

ledoMnasakgniR:72lebaT

ledoM R erauqSRRdetsujdA

erauqSfororrE.dtSetamitsEeht

1 a817. 515. 493. 14775.

.a )tnatsnoC(:srotciderP sdiKiMmargorPsativitkefE,.b elbairaVtnednepeD naujutnaiapacneP:

fitpirkseDkitsitatS:82lebaT

naeMtradnatSnoitaiveD

N

naujutnaiapacneP 7533.2 44147. 6

sativitkefEsdiKiMmargorP 0152.2 63757. 6

Page 30: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

23Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids

Tabel 30 menunjukkan, angka R squaresebesar 0.508. Angka R square juga disebutKoefisien Determinasi yang berfungsi untukmengetahui besarnya persentase variabel tergan-tung kemamapuan guru yang dapat diprediksidengan menggunakan variabel bebas programMiKids. Koefisien Determinasi digunakan untukmenghitung besarnya peranan atau pengaruhvariabel bebas terhadap variabel tergantung.

Besar angka Koefisien Determinasi padatabel di atas adalah 0.508 atau sama dengan50.8%. Angka tersebut berarti bahwa sebesar50.8% pening-katan kemampuan bahasa Inggrisguru pengajar dapat dijelaskan denganmengguna-kan variabel pelaksanaan programMiKids. Sedang sisa-nya, yaitu 49.2% harusdijelas-kan oleh faktor-faktor penyebab lain.

Pengaruh pelaksanaan program MiKidsterhadap peningkatan kemampuan bahasaInggris siswa.

Tabel 31 menunjukkan, besarnya rata-ratakemampuan bahasa Inggris siswa dan pelak-

sanaan program MiKids,adalah 2.4995 dan rata-ratapelaksanaan program MiKidsadalah sebesar 2.1817. Sedang-kan Standar Deviasi variabelkemampuan bahasa Inggrissiswa sebesar 0.88370 sedanguntuk variabel pelaksanaanprogram MiKids sebesar0.69848

Tabel 32 menunjukkan, besar hubunganantara pelaksanaan program MiKids dankemampuan bahasa Inggris siswa adalah 0.798.

Artinya hubungan antara kedua variabeltersebut kuat. Korelasi positif menunjukkanbahwa hubungan antara antara pelaksanaanprogram MiKids dan kemampuan bahasaInggris siswa adalah searah, artinya jika pro-gram MiKids dilaksanakan maka akan adapeningkatan kemampuan bahasa Inggris siswa.

ledoMnasakgniR:03lebaT

ledoM R erauqSRRdetsujdA

erauqSfororrE.dtSetamitsEeht

1 817. a 805. 683. 71185.

.a )tnatsnoC(:srotciderP sdiKiMmargorP,.b :elbairaVtnednepeD uruGnaupmameK

fitpirkseDkitsitatS:23lebaT

naeMtradnatSnoitaiveD

N

awsiSnaupmameKsdiKiMmargorP

5994.27181.2

07388.84896.

66

isaleroK:13lebaT

naupmameKuruG

margorPsdiKiM

nosraePnoitalerroC

awsiSnaupmameKsdiKmargorP

000.1897.

897.000.1

)deliat-1(.giS awsiSnaupmameKsdiKmargorP

.820.

820..

N awsiSnaupmameKsdiKmargorP

66

66

Page 31: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

24 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids

Tabel 33 menunjukkan, angka R squaresebesar 0.637. Angka R square juga disebutKoefisien Determinasi yang berfungsi untukmengetahui besarnya persentase variabeltergantung kemampuan bahasa Inggris siswayang dapat diprediksi dengan menggunakanvariabel bebas pelaksanaan program MiKids.Koefisien Determinasi digunakan untukmenghitung besarnya peranan atau pengaruhvariabel bebas terhadap variabel tergantung.

Besar angka Koefisien Determinasi padatabel di atas adalah 0.637 atau sama dengan51.5%. Angka tersebut berarti bahwa sebesar63.7% peningkatan kemampuan bahasa Inggrissiswa dapat dijelaskan dengan menggunakanvariabel pelaksanaan program MiKids. Sedangsisanya, yaitu 36.3% harus dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lain.

Kesimpulan

Setelah melalui tahapan-tahapan yangdirencanakan antara lain pembuatan instrumen,pengumpulan data melalui observasi,wawancara dan kuesioner serta tahapanpengolahan dan analisis data, maka dapatdiambil beberapa kesimpulan yang dapatmenjawab tujuan dari evaluasi program MiKidssebagai berikut.1. Program MiKids telah memberi pengaruh

yang signifikan terhadap pencapaian tujuanyang direncanakan. Hal itu ditunjukkandengan besar angka Koefisien Determinasiadalah 0.515 atau sama dengan 51.5%.Angka tersebut berarti bahwa sebesar 51.5%pencapaian tujuan yang direncanakan yangterjadi dapat dijelaskan denganmenggunakan variabel efektivitas program

MiKids. Sedang sisanya,yaitu 48.5% harus dijelas-kan oleh faktor-faktorpenyebab lain.2. Beberapa faktor yangmendukung dan mengham-bat terlaksananya programMiKids dengan baik disekolah lebih cenderungbersifat eksternal. Dalam

pelaksanaannya di kelas, beberapa faktoryang mendukung program MiKids antaralain (a) ruang multimedia, atau ruangkhusus yang cukup besar; (b) layar monitoryang besar atau TV yang besar (>21")sehingga tampilan multimedia MiKidsterlihat jelas oleh siswa; dan (c) kreativitasguru untuk membuat interaksi dengan siswadengan bantuan multimedia MiKidsSedangkan faktor-faktor yang menghambatpelaksanaan program MiKids antara lain:(a) tidak tersedianya ruang multimedia atauruang khusus yang memadai untukpembelajaran dengan multimedia MiKids;(b) penggunaan layar monitor komputeryang kecil (15"), sehingga kurang menarikperhatian siswa untuk fokus ke monitor;dan (c) speaker active yang kurang memadai,sehingga suara kurang jelas (khususnyauntuk belajar pronounciation dan listening)

3. Pelaksanaan program MiKids telahmemberi pengaruh yang signifikanterhadap peningkatan kemampuan bahasaInggris guru pengajar. Hal itu ditunjukkandengan besar angka Koefisien Determinasiadalah 0.508 atau sama dengan 50.8%.Angka tersebut berarti bahwa sebesar 50.8%peningkatan kemampuan bahasa Inggrisguru pengajar dapat dijelaskan denganmenggunakan variabel pelaksanaan pro-gram MiKids. Sedang sisanya, yaitu 49.2%harus dijelaskan oleh faktor-faktorpenyebab lain.

4. Pelaksanaan program MiKids telahmemberi pengaruh yang signifikanterhadap peningkatan kemampuan bahasaInggris siswa. Hal itu ditunjukkan denganbesar angka Koefisien Determinasi adalah0.637 atau sama dengan 51.5%. Angka

ledoMnasakgniR:33lebaT

ledoM R erauqSRRdetsujdA

erauqSfororrE.dtSetamitsEeht

1 897. a 736. 745. 29495.

.a )tnatsnoC(:srotciderP sdiKiMmargorP,.b elbairaVtnednepeD awsiSnaupmameK:

Page 32: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

25Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids

tersebut berarti bahwa sebesar 63.7%peningkatan kemampuan bahasa Inggrissiswa dapat dijelaskan denganmenggunakan variabel pelaksanaan pro-gram MiKids. Sedang sisanya, yaitu 36.3%harus dijelaskan oleh faktor-faktorpenyebab lain.

Rekomendasi

Dari kesimpulan yang diambil dalam evaluasiprogram MiKids ini, dapat direkomendasikanbeberapa hal yang dapat digunakan sebagaiacuan dalam pengambilan keputusan untukpengembangan pembelajaran bahasa Inggris dijenjang TK BPK PENABUR Jakarta, antara lain:1. Program MiKids saat ini masih efektif

digunakan untuk mencapai tujuanpembelajaran bahasa Inggris di TKKNasional BPK PENABUR Jakarta antaralain dapat meningkatkan kemampuan danpengetahuan bahasa Inggris siswa sertasecara langsung juga dapat meningkatkankemampuan dan pengetahuan bahasaInggris guru pengajar.

2. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikanfaktor-faktor eksternal yang mendukungpelaksanaan program MiKids dengan baik,seperti faktor sarana dan prasarana. Faktor-faktor ini harus dapat dipenuhi sehinggatidak menjadi penghambat efektivitas pro-gram MiKids.

3. Jika dimungkinkan ada, perlu dicari pro-gram yang sejenis dengan program MiKids,sehingga dapat dijadikan pembanding.

Daftar Pustaka

Arends, I. Ricahar. (2008). Learning to teach:Belajar untuk mengajar. Jakarta: PustakaPelajar

Arsyad, Azhar. (2002). Media pembelajaran.Jakarta: Raja Grafindo Persada

http://www.sipacademyindia.com/Mikids.htm

Rusman. (2008). Manajemen kurikulum. Jakarta:Rajawali Pers

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan desainsistem pembelajaran. Jakarta: PrenadaMedia Group

Page 33: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

26 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, danMotivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru

Widodo*)

*) Guru SDK BPK PENABUR Tasikmalaya

Penelitian

eran kepemimpinan dalam organisasi penting karena merupakan proses seseorangmempengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan orang lain untuk melaksanakan pekerjaanguna mencapai tujuan. Dalam upaya membentuk lingkungan organisasi yang mendukungtercapainya keefektifan organisasi dan juga pekerja, diperlukan dukungan budaya

organisasi yang kuat. Budaya organisasi yang kuat akan mempengaruhi motivasi para anggotaorganisasi. Motivasi menjadi penting karena merupakan kekuatan psikologis yang dapatmenimbulkan tindakan yang memiliki arah dan terus-menerus untuk mencapai tujuan, sehinggaakan berpengaruh pada hasil kerja para anggota organisasi. Dengan latar belakang demikian,penelitian dilakukan di SD BPK PENABUR Tasikmalaya pada tahun 2011, untuk menguji pengaruhgaya kepemimpinan terhadap kinerja, pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja, dan pengaruhmotivasi kerja terhadap kinerja, serta secara simultan pengaruh gaya kepemimpinan, budayaorganisasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruhgaya kepemimpinan terhadap kinerja, pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja, dan pengaruhmotivasi kerja terhadap kinerja, serta secara simultan pengaruh gaya kepemimpinan, budayaorganisasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja. Diharapkan hasil penelitian dapat menjadimasukan para pihak dalam upaya meningkatkan pelayanannya, sehingga kualitas pendidikannyasemakin meningkat.

Kata-kata kunci: pengaruh, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, motivasi kerja, kinerja

AbstractLeadership role is important in organization, because it’s a human process to influence, motivate, and leadother to achieve organizational goal. To create the conducive organization environment, strong organiza-tional culture is needed. Strong organizational culture will influence worker’s motivation which is importantin achieving the organizational goal. This research was conducted to examine 1) the affects of leadership styleon performance, (2) the influences of organizational culture on performance, and the influences of workingmotivation on the teachers’ performance. The research also examined the affects of leadership style, organiza-tional culture, and working motivation simultaneusly on the teachers performance. The research took place inElementary School of BPK PENABUR Tasikmalaya in 2011. The results of the study prove that there areinfluence of leadership style on performance, the influence of organizational culture on performance, and theinfluence of working motivation on performance, and they simultaneously affects teachers’ performance. Theresult of the study could be beneficial in improving the school management, particulary at Elementry Schoolof BPK PENABUR.

Key words: influence, leadership style, organizational culture, working motivation, performance.

Abstrak

P

Page 34: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

27Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja

Pendahuluan

Pendidikan bagi bangsa yang ingin majudipandang sebagai suatu kebutuhan yangsangat penting, sama pentingnya dengankebutuhan pokok akan pangan – sandang –papan. Keluarga dalam lingkup yang kecilmaupun masyarakat dan bangsa dalam lingkupyang besar sangat membutuhkan pendidikanyang berkualitas bagi anak-anak dan generasimuda. Peran pendidikan menjadi sangat pentingbagi kelangsungan hidup dan kemajuan suatubangsa. Melalui pendidikan anak-anak dangenerasi muda dibekali hidupnya dengan nilai-nilai kemanusiaan, budaya, pengetahuan,keahlian, dan keterampilan yang sangatbermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara.Pendidikan memberikan harapan kepada setiapmanusia untuk meningkatkan hidup yang lebihbaik pada masa yang akan datang.

Kualitas pendidikan yang rendah menurutpakar kurikulum nasional dan Direktur ProgramPascasarjana Universitas Terbuka, UdinS.Winataputra, dikarenakan rendahnya kualitasdan profesionalisme guru. Minat guru membacasangat rendah, dan diperparah dengan masihbanyak guru yang belum mampu melakukanpenelitian sesuai dengan kode etik yang benar(docstoc.com, 2009). Masih sangat sedikit guruyang melakukan penelitian tindakan kelas (PTK)untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Paraguru tidak fokus pada bidang tugasnya, danmencari tambahan penghasilan di luar tugaspokok mengajar termasuk berbisnis dilingkungan sekolah tempat tugasnya. Para guruenggan melakukan evaluasi hasil pembelajaran,sehingga pembelajarannya setiap tahun samatanpa peningkatan. Para guru bertindak seolah-olah sebagai penabung yang tiap hari menabungpengetahuan dengan metode yang sama dansiswa sebagai buku tabungan yang siapmenerima catatan tabungan guru.

Direktur Tenaga Kependidikan DirektoratJenderal Peningkatan Mutu Pendidikan danTenaga Kependidikan (PMPTK), Surya Dharma,menyatakan bahwa sebagian besar sekolah diIndonesia dipimpin oleh kepala sekolah yangmemiliki kualitas rendah (lampungpost.com,2008). PMPTK melakukan uji kompetensi kepala

sekolah meliputi: kepribadian, sosial, supervisipendidikan, akademik, supervisi manajerial,evaluasi pendidikan, dan riset pendidikan.Hasilnya menunjukkan pada umumnya kepalasekolah tidak memiliki kemampuan supervisiyang berkualitas dan tidak memiliki kemampuanmanajerial mengelola sekolah secara profesional.Para kepala sekolah terkooptasi dengan birokrasikaku, politik, dan dicampuri bermacam-macamtitipan para pengambil kebijakan di atasnya.

Melihat kualitas pendidikan di Indonesiayang semakin memprihatinkan, banyak orangtua yang memiliki kemampuan keuangan yangbaik menyekolahkan anaknya di luar negeri atausekolah internasional. Tidak mengherankan bilabanyak sekolah internasional berdiri, karenatidak sedikit orang tua yang menyekolahkananaknya di sekolah tersebut meskipun biayanyatidak murah. BPK PENABUR merupakan salahsatu lembaga pendidikan swasta nasional yangterpanggil menyelenggarakan sekolah interna-sional, di samping sekolah yang biasa.

Kota Tasikmalaya dewasa ini berkembangpesat terutama di bidang ekonomi dibandingkandengan kota-kota di sekitarnya, bahkan kotaTasikmalaya memiliki potensi untuk semakinberkembang pada masa mendatang. Sebagaiwarga kota Tasikmalaya dan pendidik di BPKPENABUR Tasikmalaya, peneliti berharap BPKPENABUR Tasikmalaya mampu mengambilperan dalam meningkatkan pelayananpendidikan. Hal ini yang mendorong penelitimemilih penelitian di SDK BPK PENABURTasikmalaya, agar dapat memberikansumbangan untuk meningkatkan kualitaspelayanan dan kemampuan.

SDK BPK PENABUR Tasikmalaya setiaptahun mengalami kesulitan memperoleh murid.Jumlah murid baru yang mendaftar dan diterimatanpa seleksi di bawah kapasitas yang tersedia,dan sebagian besar berasal dari keluargaberpenghasilan menengah ke bawah. Murid-murid tersebut tidak sedikit yang bermasalahdalam belajar, malas, kurang disiplin, banyakhasil tes (ulangan) yang di bawah KKM (kriteriaketuntasan minimum), dan mengganggu ketikakegiatan belajar berlangsung. Keadaan tersebutmembawa dampak menurunnya kualitaspendidikan.

Page 35: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

28 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja

Kualitas berhubungan dengan kinerjasekolah dan kinerja para guru. Berdasarkanpenelitian pendahuluan dapat diidentifikasikanminat membaca guru SDK BPK PENABURTasikmalaya rendah dan kurang gemar menulis.Guru jarang membeli buku untuk memperkayasumber bahan ajar, sehingga sumber bahan ajarhanya mengandalkan buku pegangan siswa.Guru SDK BPK PENABUR Tasikmalaya tidakmelakukan pengembangan perencanaanpembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran,senang menunda pekerjaan, dan kurang relamelaksanakan tugas. Menurut pengakuanbeberapa orang guru, laporan pelaksanaan tugassering terlambat diserahkan, sehingga penggunalaporan tersebut kecewa. Tidak ada guru yangmelakukan remedial teaching, bila hasil tes tidakmemuaskan. Biasanya para guru memberikanhanya sekali tes perbaikan kepada siswa yangnilai tesnya di bawah kriteria ketuntasan mini-mum (KKM), dan dilaksanakan pada jamkegiatan belajar mengajar, sehingga mengurangijam efektif. Kenyataan tersebut menunjukkanpara guru SDK BPK PENABUR Tasikmalayacenderung kehilangan motivasi kerja dankurang mematuhi peraturan.

Apabila keadaan tersebut dibiarkan,kepemimpinan semakin tidak efektif, budayaorganisasi semakin lemah, dan para gurusemakin kehilangan motivasi, serta akansemakin menurunkan kinerja para guru.Menurunnya kinerja para guru akan berakibatmenurunnya kinerja organisasi. Gerakan spiralyang semakin menurun akan semakin sulituntuk dapat meningkatkan kinerja. Olehkarenanya penting dilakukan pengukuran danpengujian atas sinyalemen-sinyalemen tersebut.Apabila sinyalemen-sinyalemen tersebut benar,maka penting dilakukan perbaikan-perbaikangaya kepemimpinan, usaha-usaha meningkat-kan motivasi, dan memperkuat budayaorganisasi. Mengidentifikasi gaya kepemim-pinan, upaya-upaya memotivasi, dan upaya-upaya memperkuat budaya organisasi yangdapat meningkatkan kinerja guru secarakeseluruhan.

Keadaan seperti yang telah diuraikanmendorong perlunya melakukan penelitianberkaitan dengan masalah gaya kepemimpinan,budaya organisasi, motivasi kerja, dan kinerja

guru SDK BPK PENABUR Tasikmalaya.Diharapkan hasil penelitian dapat menjadimasukan dalam mengatasi akibat lebih burukyang mungkin timbul. Dengan demikian, sekolahBPK PENABUR Tasikmalaya dapat meningkat-kan pelayanannya, sehingga kualitaspendidikannya semakin meningkat. Selanjutnyadiharapkan SDK BPK PENABUR Tasikmalayasemakin mampu memuaskan para pelang-gannya, dan semakin mendapat kepercayaanmasyarakat Tasikmalaya. Adapun penelitian iniakan mengacu pada judul “ Pengaruh GayaKepemimpinan, Budaya Organisasi, danMotivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SDK BPKPENABUR Tasikmalaya”.

Berdasarkan uraian latar belakangpenelitian di atas dapat dirumuskan permasa-lahannya sebagai berikut.1. Bagaimana gaya kepemimpinan, budaya

organisasi, motivasi kerja, dan kinerja guruSDK BPK PENABUR Tasikmalaya?

2. Seberapa besar pengaruh gaya kepemim-pinan terhadap kinerja guru SDK BPKPENABUR Tasikmalaya?

3. Seberapa besar pengaruh budaya organisasiterhadap kinerja guru SDK BPK PENABURTasikmalaya?

4. Seberapa besar pengaruh motivasi kerjaterhadap kinerja guru SDK BPK PENABURTasikmalaya?

5. Seberapa besar pengaruh gaya kepemim-pinan, budaya organisasi dan motivasi kerjaterhadap kinerja guru SDK BPK PENABURTasikmalaya?

Kajian Teoritis

Kepemimpinan menurut McShane dan VonGlinow (2008:402), Leadership is influencing, mo-tivating, and enabling others to contribute toward theeffectiveness and success of the organizations of whichthey are members. Pemimpin juga menciptakanlingkungan kerja seperti alokasi sumber dayadan pola komunikasi sehingga para pekerjadapat mencapai tujuan organisasi dengan lebihmudah. Kepemimpinan yang efektif mampumempengaruhi anggota organisasi untukmelaksanakan pekerjaan guna mencapai tujuanorganisasi.

Page 36: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

29Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja

Teori jalur tujuan merupakan teorikepemimpinan yang dikembangkan olehRobert House didasarkan pada teori pengha-rapan dari motivasi yang berhubungan dengangaya kepemimpinan terhadap pekerja dan padasituasi tertentu (McShane dan Von Glinow,2008:408-409). Path goal theory mengidentifi-kasikan empat gaya kepemimpinan, yaitu: direc-tive (mengarahkan), supportive (memberikandukungan), participative (berpartisipasi), danachievement oriented (orientasi pada prestasi).

Pemimpin yang efektif mampu mengguna-kan ke empat gaya kepemimpinan tersebut padasituasi yang berbeda. Pada situasi tertentumenggunakan gaya directive, pada situasitertentu lainnya menggunakan gaya supportivedan participative. Dengan demikian pemimpin

harus pandai membaca situasi danmenggunakan gaya kepemimpinan yang sesuaidengan situasinya. Gaya kepemimpinansituasional ini cocok untuk anggota organisasidengan latar belakang yang berbeda-beda sepertiguru dan murid yang memerlukan perlakuanyang tepat pada situasi yang tepat.

Budaya organisasi menurut Robbins(2007:511), Organizational culture refers to a sys-tem of shared meaning held by members that distin-guishes the organization from other organizations.Menurut Robbins (2007:516), budaya sebagaitatanan sistem yang terus dikembangkan,meliputi empat fungsi. Pertama, budayamenciptakan pembedaan yang jelas antaraorganisasi yang satu dengan lainnya. Kedua,budaya memberikan identitas bagi anggota-

anggota organisasi. Ketiga, budaya mendorongtimbulnya komitmen pada sesuatu yang lebihluas daripada kepentingan dari pribadiseseorang. Keempat, budaya merupakan perekatsosial diantara sesama anggota organisasi.Robbins (2007:511-512) mengemukakan, bahwaada tujuh karakteristik primer yang secarabersama-sama menangkap hakikat budayaorganisasi. Ketujuh karakter tersebut yaitu:inovasi dan mengambil risiko, perhatian padarincian, orientasi hasil, orientasi manusia,orientasi tim, agresivitas, dan stabilitas. Denganmenilai ketujuh dimensi organisasi, orang akanmendapatkan gambaran yang majemukmengenai budaya suatu organisasi.

Budaya organisasi yang baik dan kuatberpotensi meningkatkan kinerja. Ada tiga

alasan budaya yang kuat mampu meningkatkankinerja, seperti ditunjukkan pada gambar 1.mengenai organizational culture and performance.Menurut McShane dan Von Glinow, budayaorganisasi yang kuat dapat memiliki pengaruhyang kuat dalam mempengaruhi anggota-anggota organisasi dalam membawa keberha-silan organisasi (McShane dan Von Glinow,2008:472). Kepemimpinan berperan dalammemperkuat dan mengubah budaya organisasi.a. Pendiri dan pemimpin menjadi teladan

dalam menjaga budaya organisasi.Pengaruh pendiri dan pemimpin melaluiketeladanannya akan memperkuat budayaorganisasi.

b. Sistem reward (pemberian penghargaan)disesuaikan dengan nilai-nilai budaya

Culture content fits environment

Moderately Strong culture

Adaptive culture

Gambar 1 : Organizational Culture and Performance

Sumber: Organizational Behavior (McShane dan Von Glinow, 2008:467 )

Page 37: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

30 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja

organisasi. Dengan demikian setiap anggo-ta organisasi mengetahui dengan jelasperilaku yang mendatangkan penghargaan.

c. Artifak-artifaknya sesuai atau sejalandengan kemajuan budaya yang berlaku dimasyarakat. Contohnya, dulu pengelolarumah sakit arogan, mereka beranggapanpasien membutuhkan rumah sakit. Padamasa sekarang dimana persaingan ketat,pandangan berubah yaitu rumah sakitmembutuhkan pasien.

d. Proses seleksi dan sosialisasi mengacu padakebutuhan organisasi. Calon pekerja yangdipilih adalah mereka yang memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan budayaorganisasi.

Motivasi kerja menurut Jones dan Goerge(2008:519 dan 617) “Motivation is psychologicalforces that determine the direction of a person’s levelof effort, and a person’s level of persistence”. Jonesdan George juga mengatakan, bahwa motivasimerupakan sentral manajemen, sebab menjelas-kan bagaimana orang berperilaku dan caramereka melakukan pekerjaan di dalamorganisasi. Motivasi ada yang berasal dari dalam(intrinsic) dan ada yang berasal dari luar (extrin-sic). Para pimpinan berusaha memiliki timdengan kinerja yang tinggi perlu memotivasianggotanya untuk bekerja mencapai tujuanorganisasi, mengurangi kemalasan, danmembantu timnya mengatasi konflik secaraefektif.

Motivasi kerja menurut Mc.Shane danVon Glinow (2008:134) ,”Motivation refers to theforces within a person that affect the direction, inten-sity, and persistence of voluntary behavior”.McShane dan Von Glinow juga mengatakan,bahwa motivasi merupakan salah satu dariempat faktor yang menggerakkan seseorangberperilaku dan menunjukan kinerjanya. Empatfaktor tersebut adalah: motivation, ability, role per-ception, and situational factors of individual behav-ior and results (MARS model). Menurut hasilpenelitian McClelland dalam McShane dan VonGlinow (2008:140-141) terdapat tiga kebutuhanyang mendorong motivasi, yaitu: Need for achieve-ment, need for affiliation, dan need for power.Kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhanditerima oleh kelompoknya, dan kebutuhanuntuk menduduki jabatan dapat mendorong

orang memiliki motivasi tinggi dalam melak-sanakan pekerjaan.

Kinerja menurut Wirawan (2009:5), adalahkeluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsiatau indikator-indikator suatu pekerjaan atausuatu profesi dalam waktu tertentu. Untukmengukur kinerja perlu menetapkan dimensi-dimensi kinerja yang kemudian dikembangkanmenjadi indikator-indikator kinerja. Indikatorkinerja digunakan untuk mengembangkaninstrumen evaluasi kerja yang kemudiandigunakan untuk mengukur kinerja seorangpegawai. Pengembangan dimensi dan indikatorkinerja dilaksanakan melalui analisis pekerjaan.Menurut Wirawan (2009:54-55) secara umumdimensi kinerja dapat dikelompokkan menjaditiga jenis, yaitu: hasil kerja, perilaku kerja, dansifat pribadi yang berhubungan denganpekerjaan.1. Hasil kerja

Hasil kerja merupakan keluaran kerja dalambentuk barang dan jasa yang dapat dihitungdan diukur kuantitas dan kualitasnya.Misalnya kuantitas hasil kerja seorangpegawai teller bank diukur seberapa banyaknasabah yang dilayaninya. Kualitas hasilkerjanya diukur seberapa tepat teller tersebutmemenuhi standar layanan nasabah atauseberapa puas nasabah yang dilayaninya.Kuantitas hasil kerja seorang pekerja pabrikrokok diukur seberapa banyak batang rokokyang berhasil dilinting setiap hari. Kualitashasil kerjanya seberapa baik hasil lintinganrokok memenuhi standar produksi atautidak.

2. Perilaku kerjaPerilaku kerja berkenaan dengan duaperilaku karyawan di tempat kerja yaituperilaku pribadi dan perilaku kerja.Perilaku pribadi merupakan perilaku yangtidak berhubungan dengan pekerjaan,misalnya: cara berjalan, cara berbicara, dansebagainya. Perilaku kerja merupakanperilaku pekerja yang berhubungan denganpekerjaan, misalnya: kerja keras, ramah,disiplin, dan sebagainya. Perilaku kerjadicantumkan dalam standar kinerja,prosedur kerja, kode etik, dan peraturanorganisasi. Perilaku kerja dapat dike-

Page 38: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

31Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja

lompokkan menjadi perilaku kerja umumdan khusus. Perilaku kerja umummerupakan perilaku yang diperlukansemua jenis pekerjaan, misalnya: loyal padaorganisasi, disiplin, dan bekerja keras.Perilaku kerja khusus diperlukan untukpekerjaan tertentu, misalnya: Satpam tegasdan tidak banyak bicara, penjual jasadituntut ramah dan selalu ceria ketikamelayani pelanggan. Sistem evaluasi kinerjayang menggunakan pendekatan perilakukerja di antaranya model Behaviorally An-chor Rating Scale (BARS), Behavior Observa-tion Scale (BOS), dan Behavior Expectation Scale(BES).

3. Sifat pribadi yang ada hubungannyadengan pekerjaan.Sifat pribadi yang berhubungan denganpekerjaan berkenaan dengan sifat pribadiyang dibawa sejak lahir dan diperoleh ketikadewasa dari pengalaman dalam pekerjaan.Sifat pribadi yang dinilai hanyalah sifatpribadi yang berhubungan dengan peker-

jaan, misalnya: penampilan, sikap terhadappekerjaan, jujur, dan cerdas. Sebagai contohseorang pramusaji di restoran dituntutuntuk memiliki sifat pribadi bersih, wangi,ramah, pandai bergaul, dan periang.Penyusunan evaluasi menggunakan sifatpribadi mudah dan universal, karena hanyamenentukan indikator sifat pribadi dandeskripsi level kinerja dalam bentuk katasifat dan angka.Hubungan kepemimpinan dan kinerja

didukung oleh hasil penelitian Shadare Olusuji,A. dan Hammed, T.Ayo melalui tesisnya yangberjudul: Influence of work motivation, leadershipeffectiveness, and time management on employeesperformance in some selected industries in ibadan,Oyo State, Nigeria pada tahun 2009, menyatakanbahwa ada hubungan pengaruh positif dansignifikan antara kepemimpinan dan kinerjapekerja

Hubungan budaya organisasi dengankinerja didukung oleh hasil penelitian Ojo Olumelalui tesisnya yang berjudul: Impact Assessment

Budaya Organisasi RobbinsInovasi dan keberanmengambil risiko Perhatian terhadapBerorientasi pada haBerorientasi pada mBerorientasi tim

Gaya KepemimpinanRobert Hous

Mengarahkan Memberi dukunganBerpartisipas Orientasi pada tujuan

Gambar 2: Model Penelitian

Page 39: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

32 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja

of Corporate Culture on Employee Job Performanceyang diterbitkan oleh Business Intelligence Journalbulan Agustus 2009 volume 2 nomor 2, menyata-kan bahwa terdapat hubungan positif antarabudaya organisasi dengan kinerja pekerjaperbankan di Nigeria. Hubungan antara budayaorganisasi dengan kinerja dapat dilihat padagambar 2.

Hubungan Motivasi dengan Kinerjadidukung oleh hasil penelitian Sher Kamal,Bakhtiar Khan, Bashir Muhammad Khan, danBat Ali Khan dalam tulisannya yang berjudul:Motivation and Impact on Job Performance tahun2009 di Pakistan, menyatakan bahwa terdapathubungan signifikan antara motivasi dengankinerja pekerja.

Hipotesis Penelitian

H0 = Tidak terdapat pengaruh gaya kepemimpi-nan terhadap kinerja guru SDK BPKPENABUR Tasikmalaya.

H1 = Terdapat pengaruh gaya kepemimpinanterhadap kinerja guru SDK BPKPENABUR Tasikmalaya

H0 = Tidak terdapat pengaruh budayaorganisasi terhadap kinerja guru SD BPKPENABUR Tasikmalaya.

H1 = Terdapat pengaruh budaya organisasiterhadap kinerja guru SDK BPKPENABUR Tasikmalaya.

H0 = Tidak terdapat pengaruh motivasi kerjaterhadap kinerja guru SDK BPKPENABUR Tasikmalaya.

H1 = Terdapat pengaruh motivasi kerjaterhadap kinerja guru SDK BPKPENABUR Tasikmalaya.

H0 = Tidak terdapat pengaruh gaya kepemimpi-nan, budaya organisasi, dan motivasi kerjaterhadap kinerja guru SDK BPKPENABUR Tasikmalaya.

H1 = Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan,budaya organisasi, dan motivasi kerjaterhadap kinerja guru SDK BPKPENABUR Tasikmalaya.

Variabel OperasionalVariabel operasional penelitian mengacukepada semua variabel dan indikator-indikatorvariabel yang terkandung di dalam hipotesispenelitian, yang dirumuskan sebagai berikut.

1. Variabel gaya kepemimpinan sebagaivariabel indipenden (X1) yang akan ditelu-suri melalui empat indikator, yaitu:mengarahkan, memberi dukungan, berparti-sipasi, dan orientasi pada tujuan, berdasar-kan pendapat Robert House.

2. Variabel budaya organisasi sebagai variabelindipenden (X2) yang akan ditelusurimelalui tujuh indikator, yaitu: inovasi dankeberanian mengambil risiko, perhatianterhadap detil, berorientasi pada hasil,berorientasi pada manusia, agresivitas, danstabilitas, berdasarkan pendapat Robbins.

3. Variabel motivasi kerja sebagai variabelindipenden (X3) yang akan ditelusurimelalui tiga indikator, yaitu: kebutuhanberprestasi, kebutuhan afiliasi, dankebutuhan kekuasaan, berdasarkanpendapat McClelland.

Jenis Sumber DataPenelitian ini menggunakan data primer dandata sekunder. Data primer merupakan datayang diperoleh dari hasil penelitian langsungsecara empirik kepada responden denganmenggunakan teknik pengumpulan data berupaobservasi, wawancara, maupun penyebarankuisioner. Data sekunder merupakan data yangdikumpulkan melalui hasil penelitian pihak lain.

Teknik Pengumpulan Data PrimerTeknik pengumpulan data primer dilaksanakansebagai berikut.1. Observasi terhadap SDK BPK PENABUR

Tasikmalaya2. Wawancara dengan Kepala SDK BPK

PENABUR Tasikmalaya berkaitan dengangaya kepemimpinan, budaya organisai,motivasi kerja, dan kinerja guru.

3. Mengumpulkan tanggapan melaluipenyebaran kuesioner kepada 20 orang guruSDK BPK PENABUR Tasikmalaya.Pertanyaan dalam kuisioner bersifattertutup dengan pilihan jawaban sudahdisediakan.

Teknik Pengumpulan Data SekunderData sekunder dikumpulkan melalui studikepustakaan guna mengumpulkan bahan-bahan berupa teori yang berasal dari buku,

Page 40: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

33Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja

jurnal, surat kabar, majalah, dan penelitian lainyang berhubungan dengan masalah yangsedang diteliti.

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)Uji F digunakan untuk mengetahui signifikanatau tidaknya suatu pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-samaterhadap suatu variabel dependen, denganketentuan sebagai berikut:H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara

gaya kepemimpinan, budaya organisasi,dan motivasi kerja terhadap kinerja.

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antaragaya kepemimpinan, budaya organisasi,dan motivasi kerja terhadap kinerja.

á : 5%

Uji F dilakukan dengan rumus sebagai berikut.Keterangan :R = Koefisien regresi bergandak = Jumlah dari variabel independenn = Jumlah anggota populasi

Hasil uji F kemudian dibandingkan denganF tabel yang didasarkan pada dk pembanding =k dan dk penyebut = (n-k-1) dengan tingkatsignifikan sebesar 5%. Hasil perbandingan Fhitung dengan F tabel dapat ditarik kesimpulandengan didasarkan pada persyaratan sebagaiberikut:1. Jika F hitung > F tabel, maka H1 diterima

atau H0 ditolak2. Jika F hitung d” F tabel, maka H1 ditolak

atau H0 diterima

Apabila hasilnya F hitung > F tabel, maka H1diterima atau H0 ditolak, berarti persamaanregresi linier berganda tersebut di atas dapatdigunakan untuk memprediksi kinerja karya-wan (Y).

Berdasarkan pengujian penelitianmenggunakan uji F dengan bantuan SPSS 16.0,hasilnya ditunjukkan melalui tabel 1 di bawah.

Berdasarkan hasil uji F yang ditunjukkanmelalui tabel 1, nilai F hitung sebesar 8,442 lebihbesar daripada F tabel 3,240 (Sincich, 2003:528)pada tingkat signifikasi 5%, maka H0 ditolak.Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwapada tingkat kepercayaan 95% sekurang-kurangnya ada satu diantara variabelindipenden gaya kepemimpinan, budayaorganisasi, dan motivasi kerja erat berpengaruhterhadap kinerja secara simultan.

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)Uji t digunakan untuk mengetahui signifikanatau tidaknya pengaruh variabel-variabelindependen secara parsial terhadap variabeldependen, dengan ketentuan sebagai berikut.H0 = maksudnya gaya kepemimpinan (X1)

tidak berpengaruh signifikan terhadapkinerja (Y)

H1 = maksudnya gaya kepemimpinan (X1)berpengaruh signifikan terhadap kinerja(Y)

H0 = maksudnya budaya organisasi (X2) tidakberpengaruh signifikan terhadap kinerja(Y)

H1 = maksudnya budaya organisasi (X2)berpengaruh signifikan terhadap kinerja(Y)

H0 = maksudnya motivasi kerja (X3) tidakberpengaruh signifikan terhadap kinerja(Y)

R² (n-k-1) F = k (1 – R²)

adapFijUnakanuggneMsisetopiHnaijugnePlisaH:1lebaTayalamkisaTRUBANEPKPBKDS

gnutiHF fd lebaTF amgiS nagnareteK nalupmiseK

244,8 3=1fd61=2fd

042,3 100,0 kalotid0H tapadreThuragnep

)nakifingis(

Page 41: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

34 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja

H1 = maksudnya motivasi kerja (X3)berpengaruh signifikan terhadap kinerja(Y)

á = 5%Uji t dilakukan menggunakan rumus

sebagai berikut.

Hasil uji t kemudian dibandingkan dengant tabel yang didasarkan pada derajad bebas =(n-k-1) dengan tingkat signifikan sebesar 5%.Hasil perbandingan t hitung dengan t tabeldapat ditarik kesimpulan dengan didasarkanpada persyaratan sebagai berikut.1. Jika t hitung > t tabel, maka H1 diterima atau

H0 ditolak2. Jika t hitung < t tabel, maka H1 ditolak atau

H0 diterima

Pengujian penelitian Sekolah-sekolah BPKPENABUR menggunakan uji t dengan bantuanSPSS 16.0, hasilnya ditunjukkan melalui tabel 2

Berdasarkan hasil peng-ujian yang ditunjukkanmelalui tabel 2, dapat disim-pulkan bahwa gaya kepe-mimpinan t hitung 2,865 > ttabel 2,101, sehingga H0ditolak dan H1 diterima.Artinya terdapat hubunganlinier antara gaya kepemim-pinan terhadap kinerja.

Budaya organisasi thitung sebesar 1,565 < dari t tabel 2,101, sehinggaH0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidakterdapat hubungan linier antara budayaorganisasi terhadap kinerja.

adnagreBisaleroKsisilanAlisaH:3lebaTayalamkisaTRUBANEPKPBKDSadap

ledoM R R erauqSRdetsujdA

erauqSehTfororrEdtS

etamitsE

1 ª387,0 316,0 045,0 78902,0

Motivasi Kerja t hitung sebesar 3,600 > t tabel2,101, sehingga H0 ditolak atau H1 diterima.Artinya memiliki hubungan linier antaramotivasi kerja terhadap kinerja.

Analisis Korelasi BergandaAnalisis Korelasi Berganda digunakan untukmengetahui tingkat hubungan variabel-variabelindependen secara bersama-sama (simultan)terhadap variabel dependen.

Hasil pengujian penelitian menggunakankorelasi berganda dengan bantuan SPSS 16.0ditunjukkan melalui tabel 3 di awah.

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 3tersebut , nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,783menunjukkan terdapat hubungan yang kuatantara gaya kepemimpinan, budaya organisasi,dan motivasi kerja terhadap kinerja. Koefisiendeterminan yang telah disesuaikan sebesar 0,613

menunjukkan, bahwa kontribusi gayakepemimpinan, budaya organisasi, dan motivasikerja terhadap kinerja sebesar 61,3%, sedangkan

sisanya sebesar 38,7% merupakan kontribusivariabel lain selain gaya kepemimpinan, budayaorganisasi, dan motivasi kerja.

bi

t = S(bi)

tijUnakanuggneMsisetopiHnaijugnePlisaH:2lebaTayalamkisaTRUBANEPKPBKDSadap

lebairaV gnutiht bD lebatt amgiS nagnareteK nalupmiseK

1X 568,2 81 010,0 kalotid0H nakifingiS

2X 565,1 81 101.2 531,0 amiretid0H nakifingiSkadiT

3X 006,3 81 200,0 kalotid0H nakifingiS

Page 42: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

35Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja

Analisis Korelasi ParsialAnalisis korelasi parsial digunakan untukmengetahui tingkat hubungan masing-masingvariabel independen terhadap variabeldependen.

Kuat lemahnya pengaruh gayakepemimpinan, budaya organisasi, motivasikerja, dan kinerja, digunakan kriteria (Sarwono,2007:170) sebagai berikut.0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak

ada)>0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat>0,5 – 0,75 : Korelasi kuat>0,75 – 1 : Korelasi sangat kuatJika angka signifikansi < 0,05: berarti korelasisignifikanJika angka signifikansi > 0,05 : berarti korelasitidak signifikan

Hasil pengujian penelitian menggunakananalisis korelasi parsial dengan bantuan SPSS16.0 ditunjukkan melalui tabel 4 do bawah ini.

Keterangan hasil analisis korelasi tabel 4.a. Korelasi antara Gaya Kepemimpinan dan

Budaya OrganisasiBerdasarkan perhitungan yangditunjukkan pada tabel tersebut di atas,diperoleh angka korelasi antara variabelgaya kepemimpinan dan budaya organisasisebesar 0,862. Artinya variabel gayakepemimpinan dan budaya organisasimemiliki korelasi kuat (signifikan) dansearah (karena hasilnya positif).Korelasinya signifikan, karena angkasignifikansi sebesar 0,000 < 0,05.

b. Korelasi antara Gaya Kepemimpinan danMotivasi KerjaBerdasarkan perhitungan yangditunjukkan pada tabel tersebut di atas,diperoleh angka korelasi antara variabelgaya kepemimpinan dan motivasi kerjasebesar 0,371. Artinya variabel gayakepemimpinan dan motivasi kerja memilikikorelasi cukup kuat (signifikan) dan searah(karena hasilnya positif). Korelasinya tidak

laisraPisaleroKsisilanAlisaH:4lebaTayalamkisaTRUBANEPKPBKDSadap

snoitalerroC

nanipmimepeK ayaduB isavitoM ajreniK

-mimepeKnanip

nosraePnoitalerroC

)deliat-2(.giSN

1

02

**628.

000.02

173.

701.02

*065.

010.02

ayaduB nosraePnoitalerroC

)deliat-2(.giSN

**628.

000.02

1

02

083.

890.02

643.

531.02

isavitoM nosraePnoitalerroC

)deliat-2(.giSN

173.

701.02

083.

890.02

1

02

**746.

200.02

ajreniK nosraePnoitalerroC

)deliat-2(.giSN

*065.

010.02

643.

531.02

**746.

200.02

1

02

.** .)deliat-2(level10.0ehttatnacifingissinoitalerroC.* .)deliat-2(level50.0ehttatnacifingissinoitalerroC

Page 43: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

36 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja

signifikan, karena angka signifikansisebesar 0,107 > 0,05.

c. Korelasi antara Gaya Kepemimpinan danKinerjaBerdasarkan perhitungan yang ditunjuk-kan pada tabel tersebut di atas, diperolehangka korelasi antara variabel gayakepemimpinan dan Kinerja sebesar 0,560.Artinya variabel gaya kepemimpinan dankinerja memiliki korelasi kuat (signifikan)dan searah (karena hasilnya positif).Korelasinya signifikan, karena angkasignifikansi sebesar 0,010 < 0,05. Hasilpenelitian tersebut sesuai dengan hasilpenelitian yang dilakukan oleh ShadareOlusuji A. dan Hammed T. Ayo (2009) yangmenyatakan ada pengaruh signifikan danpositif antara Kepemimpinan denganKinerja.

d. Korelasi antara Budaya Organisasi danMotivasi KerjaBerdasarkan perhitungan yang ditunjuk-kan pada tabel tersebut di atas, diperolehangka korelasi antara variabel budayaorganisasi dan motivasi kerja sebesar 0,380.Artinya variabel budaya organisasi danmotivasi kerja memiliki korelasi cukup kuat(signifikan) dan searah. Korelasinya tidaksignifikan, karena angka signifikansisebesar 0,098 > 0,05.

e. Korelasi antara Budaya Organisasi danKinerjaBerdasarkan perhitungan yangditunjukkan pada tabel tersebut di atas,

diperoleh angka korelasi antara variabelbudaya organisasi dan kinerja sebesar 0,346.Artinya variabel budaya organisasi danKinerja memiliki korelasi cukup kuat(signifikan) dan searah (karena hasilnyapositif). Korelasinya signifikan, karenaangka tidak signifikansi sebesar 0,135 > 0,05.Hasil penelitian tersebut tidak sesuaidengan hasil penelitian yang dilakukanoleh Ojo Olu (2009) yang menyatakan adapengaruh positif antara budaya organisasidengan kinerja.

f. Korelasi antara Motivasi Kerja dan KinerjaBerdasarkan perhitungan yangditunjukkan pada tabel tersebut di atas,diperoleh angka korelasi antara variabelmotivasi kerja dan kinerja sebesar 0,647.Artinya variabel Motivasi Kerja dan Kinerjamemiliki korelasi kuat (signifikan) dansearah (karena hasilnya positif).Korelasinya signifikan, karena angkasignifikansi sebesar 0,002 < 0,05. Hasilpenelitian tersebut sesuai dengan hasilpenelitian yang dilakukan oleh Sher Kamal,Bakhtiar Khan, Bashir Muhammad Khan,dan Bat Ali Khan (2009) yang menyatakanada pengaruh signifikan antara motivasidengan kinerja.Diagram jalur dari persamaan tersebut di

atas ditunjukkan melalui gambar 3 di bawah ini.Persamaan struktural berdasarkan

diagram jalur gambar 3 tersebut adalahsebagai berikut.

Y = 0,560X1 + 0,346X2 + 0,647X3 + €

Pyx1 0,560 €rx1x2 0,826 0,387

rx1,x3 0,371 Pyx2 0,346

rx2x3 0,380 Pyx3 0,647

Gambar 3: Diagram Jalur Korelasi SDK BPK PENABUR Tasikmalaya

Page 44: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

37Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja

Keterangan :1. Pengaruh variabel gaya kepemimpinan

terhadap kinerja sebesar 0,560 atau 56,0%.2. Pengaruh variabel budaya organisasi

terhadap kinerja sebesar 0,346 atau 34,6%.3. Pengaruh variabel motivasi kerja terhadap

kinerja sebesar 0,647 atau 64,7%4. Pengaruh variabel gaya kepemimpinan,

budaya organisasi, dan motivasi kerjaterhadap kinerja sebesar 0,613 atau 61,3%

5. Pengaruh variabel-variabel lain di luarmodel analisis jalur gambar 3 sebesar 0,387atau 38,7%

6. Pengaruh variabel gaya kepemimpinanterhadap budaya organisasi sebesar 0,826atau 82,6%.

7. Pengaruh variabel gaya kepemimpinanterhadap motivasi kerja sebesar 0,371 atau37,1%.

8. Pengaruh variabel budaya organisasiterhadap motivasi kerja sebesar 0,380 atau38,0%.

Kesimpulan

Gaya kepemimpinan, budaya organisasi, danmotivasi kerja secara bersama-sama memilikipengaruh terhadap kinerja guru SD BPKPENABUR Tasikmalaya sebesar 61,3%, danpengaruh lain di luar ketiga variabel independentersebut sebesar 38,7%.

Gaya kepemimpinan memiliki pengaruhterhadap kinerja guru SD BPK PENABURTasikmalaya sebesar 56,0%,

Budaya organisasi memiliki pengaruhterhadap kinerja guru SD BPK PENABURTasikmalaya sebesar 34,6%.

Motivasi kerja memiliki pengaruh terhadapkinerja guru SDK BPK PENABUR Tasikmalayasebesar 64,7%.Korelasi antara gaya kepemimpinan denganbudaya organisasi kuat dan positif; korelasiantara gaya kepemimpinan dengan motivasikerja cukup kuat dan positif;dan korelasi antarabudaya organisasi dengan motivasi kerja cukupkuat dan positif. Dari ketiga variabel independen,

motivasi kerja memiliki pengaruh paling besarterhadap kinerja.

Saran

Untuk meningkatkan kinerja guru-guru SD BPKPENABUR Tasikmalaya, sangat pentingmembangun budaya organisasi, meningkatkankepemimpinan agar semakin mampu mene-rapkan gaya kepemimpinannya sesuai situa-sinya, dan memperkuat motivasi kerja guru-guru.Gaya kepemimpinan yang perlu ditingkatkanterutama dalam mengarahkan khususnyamenetapkan sasaran yang tinggi, dan orientasipada tujuan meningkatkan kemampuanbawahan. Budaya organisasi yang perlu diting-katkan inovasi dan mengambil risiko khususnyakreativitas dan aspiratif, perhatian pada rinciankhususnya ketelitian kerja dan evaluasi kerja,orientasi hasil, dan agresivitas khususnyakompetisi. motivasi kerja yang perlu diting-katkan terutama kebutuhan berprestasikhususnya tanggung jawab dan keberanianmengambil risiko, dan kebutuhan berkuasa.

Daftar Pustaka

Dharma, Surya, (2008). Kualitas Kepala Sekolah diIndonesia rendah. Lampungpost.com

Jones, Gareth R. & George, Jennifer M., (2008).Contemporary management, fifth Edition.United States of America : McGRAW-HillInternational

Kamal, Sher, Bakhtiar Khan, Bashir MukammadKhan, & Khan Bat Ali. (2009). Motivationand impact on job performance. Pakistan:Universitas Gomal, Dera Ismail Khan(NWFP)

McShane, Steven L. & Von Glinow, Mary Ann,(2008). Organizational behavior, fourth edi-tion. United States of America : McGRAW-Hill International

Mc.Clave, James T., & Sincich, Terry, (2003). Afirst course in statistics. Eighth Edition,

Page 45: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

38 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja

Pearson Education, Inc. New Jersey: Up-per Saddle River

Olu, Ojo (2009). Impact Assessment of corporate cul-ture on employee job performance. BusinessIntelligence Journal - Agustus, 2009 Vol. 2No. 2 2 No 2 http://www.saycocorporativo.com /SayCo.Uk/BIJ /journal/Vol2 No2/articleg.pc

Olusuji, Shadare A., & Ayo, Hammed T. (2009).Influence of work motivation, leadership ef-fectiveness and time management on employ-ees’ performance in some selected industries

in ibadan, Oyo State, Nigeria. European Jour-nal of Economics, Finance and Administra-tion Sciences ISSN 1450-2275 Issue 16(2009) @ UeroJournals, Inc. 2009 http://www.uerojournals.com

Robbins, Stephen P. & Timothy, A. Judge (2007).Organizational behavior. Twelfth Edition.New Jersey : Pearson, Prentice Hall

Winataputra, Udin S., (2009). Kualitas pendidikandi Indonesia rendah. docstoc.com.

Wirawan, (2009). Evaluasi kinerja sumber dayamanusia. Jakarta: Salemba Empat

Page 46: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

39Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

Pemahaman dan Penerapan Ideologidalam Peran Guru Ideal

Trisnowati Josiah*)

*) Mantan Kepala Kantor BPK PENABUR Bandar Lampung

Penelitian

PK PENABUR memiliki ideologi dengan nilai-nilai dasar iman Kristiani, yang dirumuskandalam Core Business Pendidikan Kristen (CBPK). Inti pemahaman dari CBPK adalah pertemuanantara manusia dengan Tuhan melalui pelayanan pendidikan dalam proses belajarmengajar. Sebagai sekolah yang memiliki ideologi CBPK, BPK PENABUR merupakan

fenomena pendidikan yang menarik untuk diketahui, karena ia memiliki ideologi, dengan visi,misi, strategi (VMS) yang khas. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh ideologi terhadap peranguru di sekolah BPK PENABUR Bandar Lampung, pada tahun 2001 Penulis melakukan penelitiantentang pemahaman dan penerapan ideologi pada peran guru ideal, yaitu guru sebagai model,instruktur, pembimbing, orang tua dan gembala pada guru sekolah BPK PENABUR BandarLampung. Metode analisisnya adalah tabulatif komparatif, yang bersifat kualitatif. Dari hasilpenelitian penulis, peran guru ideal berpengaruh kuat bagi sekolah BPK PENABUR dalam mencapaiexcellence performance sumber daya manusianya di era globalisasi.

Kata-kata kunci : ideologi, guru, peran guru ideal

AbstractBPK PENABUR roots its ideology in the Christianity Faith formulated in Core Business Pendidikan Kristen(CBPK). The essence of CBPK is the “meeting” of Man and God as it is actualized in teaching and learningservice. With this CBPK ideology, BPK PENABUR is an interesting phenomena of education as it bringsspecific vision, mission and strategy (VMS). To know how this ideology effects its educators or teachers inBPK PENABUR of Bandar Lampung, in 2001, the writer conducted a research on understanding and impli-cating this ideology toward the role of ideal teacher, which is, teacher as a model, an instructor, an advisor, aparent and a shepherd in BPK PENABUR of Bandar Lampung. The analysis method used is tabulate com-parative in qualitative way. The result of research shows that the role of ideal teacher has strong influence onachieving excellence performance of human resources in BPK Penabur in globalization era.

Key words : ideology, teacher, role of ideal teacher

Abstrak

B

Pendahuluan

BPK PENABUR tetap konsisten menjadikanseluruh kebijakan dan pelaksanaan kegiatannyaberlandaskan nilai-nilai yang diyakininya.Nilai-nilai Iman Kristen inilah yang menjadi

dasar ideologi organisasi BPK PENABUR, sesuaidengan pernyataan Mukadimah AnggaranDasar: (a).Mengingat bahwa Gereja Kristen In-donesia Jawa Barat, yang hidup di dalampersekutuan dengan gereja yang Kudus dan Amdalam mengemban amanat panggilan pelayan-an dan kesaksian pada umat manusia. (b). Meng-

Page 47: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

40 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

ingat pula bahwa salah satu perwujudan pang-gilan pelayanan dan kesaksian tersebut adalahdi bidang pendidikan, maka Gereja Kristen In-donesia Jawa Barat mendirikan dan mengasuhsuatu Yayasan Pendidikan Kristen, sesuai deng-an kesadaran bahwa pendidikan itu mengarahkepada pembentukan seutuhnya (AD. No.102. 1998)

Hal tersebut sudah tampak sejak prosespendiriannya, di mana gereja turut terlibat danberperan dalam proses pengembangannyahingga saat sekarang ini. Ideologi organisasiBPK PENABUR dirumuskan dalam Core Busi-ness Pendidikan Kristen (CBPK), yang tercantumdalam kebijakan umum Gereja Kristen Indone-sia (GKI) SW Jabar pada Agenda keempat (4b).Inti pemahaman CBPK adalah terjadinyaperjumpaan antara Tuhan dan manusia dalamproses belajar sebagai panggilan Tuhan, dalampewujudnyataan manusia utuh yang dewasa.

Inti pemahaman tersebut merupakan hasilrumusan dalam lokakarya bersama BadanPekerja Majelis Sinode Wilayah (BPMSW) GKISinode Wilayah (SW) Jabar dan YPTK KRIDAWACANA pada April 1999. Sasaran CBPKadalah: (1). Terjadinya kegiatan (belajar, bekerja)sebagai panggilan Tuhan sampai memiliki imanyang kuat dan stabil dan terwujud dalamkehidupan spiritual yang nyata (2). Tercapainyakemampuan intelektual yang tinggi dalammenguasai ilmu pengetahuan untuk menguasaiciptaan Tuhan ( 3). Tercapainya kecerdasanemosional sebagai modal utama dalampengendalian diri (4). Tercapainya kesehatanjasmani dan rohani sehingga setiap saat dapatmelaksanakan point 1, 2, dan 3 (5). Tertanamnyanilai, sikap, moral, etika yang terwujud dalampengabdian dan pelayanan. Pendidikan Kristenjuga memahami bahwa pendidikan adalahkegiatan atau proses yang merubah danmembarui kehidupan untuk mencapai nilai-nilaitertentu. Sistem nilai-nilai dasar yang menjadiacuan dapat merupakan norma-norma moral,ideologi, pengembangan ilmu pengetahuan,teknologi, dan lain-lain.

BPK PENABUR Bandar Lampung merupa-kan salah satu cabang organisasi yang memilikijenjang sekolah mulai dari Kelompok Bermain(KB), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar(SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP),Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK). Walaupun perkem-bangan jumlah siswa dipengaruhi oleh banyakfaktor, seperti lokasi, citra masyarakat, besarnyabiaya belajar, sekolah pesaing, dan lain-lain,Penulis memfokuskan pada pemahaman danpenerapan ideologi organisasi, yaitu sejauh-mana ideologi dapat berperan dalam peningkat-an mutu dan pengembangan organisasi. Didalam penyelenggaraan organisasi BPKPENABUR lahir pertanyaan: 1. Apakah parapelaksana pendidikan memahami ideologi, visi,misi, dan strategi yang khas tersebut 2. Apakahpemahaman itu kemudian diwujudkan dalampenerapan yang berupa peran-peran guru ideal.

Penulis melakukan penelitian dengan tuju-an untuk mengetahui bagaimana pemahamandan penerapan ideologi oleh pelaksana pendi-dikan (Kepala Sekolah dan guru) dalam peranguru ideal di lingkungan BPK PENABURBandar Lampung.

Kegunaan penelitian ini secara akademissebagai sebuah studi tentang pengaruh ideologidalam suatu organisasi dan bagaimanaorganisasi menerapkan ideologi itu dalamkegiatan organisatorisnya. Kegunaan secaraumum diharapkan menjadi sebuah studi untukmenampakkan peran penting ideologi dalamberbagai organisasi kemasyarakatan. Sedangkankegunaan khususnya menjadi masukan bagiYayasan BPK PENABUR agar tetap setiabereksistensi sebagai Yayasan PendidikanKristen yang terpercaya melalui ideologi (CBPK)yang sudah dirumuskan. Selanjutnya secarakhusus manfaat bagi BPK PENABUR BandarLampung dalam rangka pengembangan sekolahmelalui SDM Pendidik berkualitas, serta sebagaiupaya peningkatan kualitas pelayanan prosesbelajar mengajar untuk dapat menjadikanseluruh kehidupan BPK PENABUR alunanmusik yang indah bagi Allah.

Kajian Teoritis

Peran Ideologi Dalam OrganisasiIdeologi adalah suatu sistem yang kaya akannilai-nilai dan kepercayaan, yang diyakini dandidukung oleh anggota-anggotanya, sehinggamenjadi ciri khas organisasi tersebut (Minzberg,1992:179). Secara spesifik ideologi berarti suatusistem yang terdiri dari nilai-nilai kepercayaan

Page 48: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

41Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

organisasi dan berasal atas anggota-anggotanya,sehingga membedakan organisasi itu dariorganisasi lainnya. Dalam organisasi, ideologiberperan juga seba-gai pengontrol danpengkoordinasisistem kekuasaan.Karena itu Penulismembatasi kajianideologi ini secaraempirik.

I d e o l o g imenentukan gerakdan aktifitas suatu organisasi (Minzberg 1983 :152). Peran ideologi dalam organisasi antara lain:(a). mempererat atau menyatukan persepsiindividu dengan organisasinya, (b) mendasarimisi organisasi, dan (c) memperkuat tanggung-jawab serta menyatukan individu pada sasaranorganisasi. Karena itu berdasarkan uraiantersebut, dalam memahami peran ideologi suatuorganisasi perlu adanya pemahaman tentangnilai (value), sikap (attitude) dan tingkah laku atauperilaku (behavior) organisasi.

Ndraha (1997 : 33) membedakan nilai,sikap dan tingkah laku dengan menjelaskanbahwa (a) nilai adalah pengertian-pengertian(conceptions) yang dihayati seseorang mengenaiapa yang lebih penting atau kurang penting,yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yanglebih benar atau kurang benar. Sikap sebagaipenerimaan perilaku “sebab”, yang berkaitandengan persepsi, kepribadian dan motivasi.Sebuah sikap adalah perasaan positif atau nega-tive, atau keadaan mental yang selalu disiapkan,dipelajari dan diatur melalui pengalaman. Sikapadalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu,operasionalisasi dan aktualisasi pendirian. Iamenunjukkan arah, potensi dan doronganmenuju sesuatu. Perilaku adalah operasio-nalisasi dan aktualisasi sikap seseorang atausuatu kelompok dalam atau terhadap suatu(situasi dan kondisi) lingkungan (masyarakat,alam, teknologi, atau organisasi).

Dalam pemahaman budaya organisasi,nilai-nilai dan kepercayaan yang menjadi dasarpembentukan ideologi hanya dapat dipahami,jika dikaitkan dengan sikap dan perilakuindividu dalam proses terbentuknya suatu

budaya organisasi, melalui sebuah modelmetodologis pada gambar 1.

Organisasi adalah suatu wadah terstruktur,tempat ideologi diwujudkan. Di dalam wadah

tersebut sejumlah manusia bekerjasama denganmekanisme dan sistem kerja serta pembagiantugas atau fungsi tertentu guna mencapai suatutujuan tertentu. Mengacu pada Minzberg tentangkedudukan pemeran pelaku atau “Cast ofPlayer”, ideologi ditempatkan sebagai internalinfluencer, yaitu determinan yang berasal daridalam organisasi. Peran ideologi adalahmempererat atau menyatukan persepsi individudengan organisasinya.

Ideologi CBPK tertuang dalam visi BPKPENABUR yang ternyata tidak lekang olehwaktu, yaitu “Menjadi Lembaga PendidikanKristen Unggul dalam Iman, Ilmu, danPelayanan”. Menurut Minzberg, selanjutnyaideologi juga berakar kuat melalui misi dan padanilai-nilai dasar pendirian suatu organisasi. MisiBPK PENABUR sendiri adalah “Mengem-bangkan Potensi Peserta Didik secara optimalMelalui Pendidikan dan Pengajaran BermutuBerdasarkan Nilai-Nilai Kristiani.” Untukmencapai sasarannya, suatu organisasi harusmempunyai perencanaan tepat dan strategisguna mencapai sasarannya. Ideologi berperandalam strategi yang mengarah pada tujuankeuangan, pelanggan, operasionalisasi danproses pembelajaran yang inovatif.

Henry Mintzberg melalui teorinya Cast ofPlayer (Gambar 1), mengatakan bahwa peranindividu pelaku (player) dalam organisasi sangatpenting. Ideologi merupakan pemeran (player)yang tak tampak, tetapi berperan penting dalamproses manajemen strategis suatu organisasi,melalui SDM atau individu yang terlibat dalamproses manajemen perencanaannya.

SikapNilai

Gambar 1: Model Metodologis Peran Nilai

Page 49: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

42 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

Pengembangan Ideologi oleh Individu Pelaksa-

na Organisasi (Players)Mintzberg (1983: 26) mengatakan bahwa peranindividu pelaku (players) dalam organisasisangat penting. Para determinan atau influencersadalah individu yang berperan penting,berpengaruh dan mempunyai kekuasaan untukmengambil keputusan, penentu kebijakan danmengarahkan aktivitas organisasi. Merekaberpengaruh dalam menentukan perilaku suatuorganisasi, karena itu perlu memiliki pengeta-huan, kemampuan berorganisasi, keahliantertentu, berkarisma, dan berjiwa kepemim-pinan. Pada dasarnya individu itu sama, tetapijuga unik. Studi mengenai perbedaan individuseperti sikap, persepsi, dan kemampuanseseorang, ini membantu manajer dalammenjelaskan perbedaan tingkat-tingkat kinerja.

Ideologi perlu diperkenalkan, dipahamidan diterapkan dalam organisasi. Pengenalan

ideologi dapat dilakukan melalui dua cara.Pertama, pemahaman secara alamiah (naturalidentification), yaitu pengenalan ideologi secaraumum kepada anggota baru, dalam rangkamemperkenalkan profil organisasi. Pengenalanini disampaikan melalui pengenalan pada misidan sasaran-sasaran organisasi. Ideologidipahami melalui tradisi, sistem kepercayaandan kebiasaan yang berlaku. Pemahamanalamiah bersifat normatif. Kedua, Pemahamansecara selektif (selected identification), yaitupemahaman secara lebih serius, pada saatmembentuk loyalitas individu. Pemahaman inimerupakan pengenalan individu pada nilai-nilai dasar yang menjadi khasnya dan pegangansuatu organisasi. Pengenalan selektif diperlukanbagi anggota yang akan memasuki fase barupada saat proses promosi jabatan.

Pada prinsipnya, ideologi suatu organisasiakan kuat jika para pemegang peran memiliki

Gambar 1: Cast Of Player (Minzberg, 1983 : 26)

Page 50: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

43Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

komitmen yang tinggi pada posisi formal mereka.Hal itulah yang menyebabkan perlunyapemahaman dan pemantapan ideologi padasaat promosi jabatan. Semakin tinggi tingkatanhirarki seorang pemimpin, maka ia harussemakin mampu memperlihatkan kemantapanpemahaman ideologi organisasinya, dan harussiap mewujudkan dan menerapkannya. Halinilah kondisi yang ideal antara peran individudan ideologi dalam suatu organisasi.

Suatu organisasi perlu menentukan,bagaimana caranya agar pengenalan danpemahaman ideologi lebih menampakkanhasilnya (evoked identification). Pertama,penerapan Sosial/ umum (Socialization) bersifatimplisit atau harus dipatuhi, merupakan peranserta dan partisipasi individu, menyesuai-kannya dengan pandangan ideologi. Dengandemikian nilai-nilai organisasi menjadimendalam dan dipahami oleh individu secaraberpartisipasi, dengan baik secara psikologisatau pun ketentuan organisasi. Kedua,penerapan Doktrin/ Ideologis (Indoctrination)bersifat eksplisit dan mencakup cara-cara atautehnik-tehnik formal yang sengaja diterapkanuntuk mengembangkan pemahaman ideologi.Ini biasanya terjadi pada organisasi yangmenempatkan peran penting ideologi, misalnyaorganisasi agama atau politik. Karena itu, pihakmanajemen membuat ketentuan yang mewajib-kan setiap anggotanya untuk mengikutipendidikan dan pelatihan, tidak hanya untukpengetahuan dan kemampuan saja, tetapi jugapemantapan ideologinya. Pemahaman yangdihasilkan dapat bersifat rekayasa, disadari atauikut-ikutan.

Aktualisasi seseorang yang mengalamiproses pemahaman ideologi, baik secaraalamiah atau pun selektif adalah memiliki suatupendirian dan sikap. Penerapan yang dilakukansecara sosialisasi dan indoktrinasi akanmenghasilkan suatu perilaku dan peragaanindividu, seperti terlihat melalui skema gambar3. Pendirian adalah satu istilah lain yang dapat

Pendirian Sikap

Gambar 3: Hubungan aktualisasi pemahaman dan penerapan

dianggap lebih kuat ketimbang sikap. Jika sikapbisa berubah, maka pendirian diharapkan tidak.Menurut Ndraha (1997 : 34) pendirian itubersifat abstrak dan eksistensial. Pendirian dapatterlihat melalui sikap. Ia dapat diukurberdasarkan keteguhan atau kekuatannya. Jadipendirian berkisar antara pendirian yang teguh(kuat) sampai pada pendirian yang goyah(lemah). Sedangkan sikap diukur dengan tolokukur positif, ambivalen, atau negatif, tetap atauberubah.

Perilaku dipengaruhi oleh kondisi yangdatang dari luar (lingkungan) dan kepentinganyang disadari (dari dalam) oleh yang bersang-kutan. Perilaku ini terbentuk oleh gerak daridalam dan berjalan secara sadar. Penggerak daridalam itu adalah sistem nilai yang ditambahkandan atau tertanam, melembaga dan hidup didalam diri orang yang bersangkutan. Selain ituPerilaku juga sebagai upaya memenuhikepentingan guna mencapai sasaran dan responterhadap lingkungan. Perilaku di sini merupa-kan respon terhadap treatment dari atau kondisilingkungan.

Menurut Taliziduhu (1997 : 40), supayaperilaku dapat diamati dan direkam, ia harusberaga, artinya suatu perilaku menghadirkandirinya atau dihadirkan melalui suatu raga(peragaan). Hubungan antara perilaku denganraga merupakan sebuah siklus dan biasberlangsung berulang-ulang, seperti tampakpada Gambar 4. Melalui perulangan itu terben-tuk pola perilaku di dalam masyarakat. Dalamkajian perilaku keorganisasian (organizational be-havior), pola perilaku dan tindakan individuyang demikian disebut budaya.

Pendirian adalah satu istilah lain yangdapat dianggap lebih kuat ketimbang sikap. Jikasikap bias berubah, maka pendirian diharapkantidak. Menurut Ndraha (1997 : 34) pendirian itubersifat abstrak dan eksistensial. Pendirian dapatterlihat melalui sikap. Ia dapat diukur berdasar-

Page 51: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

44 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

kan keteguhan atau kekuatannya. Jadi pendirianberkisar antara pendirian yang teguh (kuat)sampai pada pendirian yang goyah (lemah).Sedangkan sikap diukur dengan tolok ukurpositif, ambivalen, atau negatif, tetap atauberubah.

Perilaku dipengaruhi oleh kondisi yangdatang dari luar (lingkungan) dan kepentinganyang disadari (dari dalam) oleh yang bersang-kutan. Perilaku ini terbentuk oleh gerak daridalam dan berjalan secara sadar. Penggerak daridalam itu adalah sistem nilai yang ditambahkandan atau tertanam, melembaga dan hidup didalam diri orang yang bersangkutan. Selain ituPerilaku juga sebagai upaya memenuhi kepen-tingan guna mencapai sasaran dan respon terha-dap lingkungan. Perilaku di sini merupakanrespon terhadap treatment dari atau kondisilingkungan.

Menurut Taliziduhu (1997 : 40), supayaperilaku dapat diamati dan direkam, ia harusberaga, artinya suatu perilaku menghadirkandirinya atau dihadirkan melalui suatu raga(peragaan). Hubungan antara perilaku denganraga merupakan sebuah siklus dan bisa berlang-sung berulan-ulang, seperti pada gambar 4.

Melalui perulangan itu terbentuk polaperilaku di dalam masyarakat. Dalam kajianperilaku keorganisasian (organizational behavior),pola perilaku dan tindakan individu yangdemikian disebut budaya.

Guru sebagai Pendidik dan Pengajar

Dalam pengembangan sumber daya manusia,guru dan karyawan adalah pelaksana pendidik-an yang sangat penting dalam organisasi seko-lah, karena pegawai yang menjadi ujung tombak

Diperagaka

Perilaku

Dilakonka

Gambar 4: Perilaku dan Raga

pelayanan dalam proses belajar mengajar,sehingga upaya-upaya untuk menjadikan ujungtombak ini dapat lebih berdaya guna mendapatperhatian utama, baik dalam hal kesejahteraanmau pun keteraturannya (Peraturan BPKPENABUR, 1999: 1).

Guru dan karyawan juga merupakan stake-holder sekolah. Karena itu harus ditempatkanpada posisi dan fungsi yang penting di dalamorganisasi, sebagai pelaku utama yang berperanlangsung dalam proses belajar mengajar. Selan-jutnya guru disebut sebagai operators, yaitu parapekerja yang sehari-harinya bertugas untukmenghasilkan suatu produk dan layanan(Minzberg 1983 : 28). Sedangkan tuntutanzaman membutuhkan SDM pendidikan yangunggul, manusia yang terus menerus belajar danmempunyai nilai-nilai.

Peraturan Kepegawaian BPK PENABUR(1999 : 1) menerangkan, guru adalah tenagakependidikan yang diangkat dengan tugasutama mendidik dan mengajar pada jenjang prasekolah, pendidikan dasar dan menengah.Selanjutnya dijelaskan, guru tetap, ialah tenagakependidikan yang mempunyai kewajibanmendidik dan mengajar, dan melakukan kegia-tan-kegiatan sekolah. Kepala sekolah, ialah gurutetap dengan tugas memimpin dan bertanggungjawab atas pengelolaan sekolah. Pembantukepala sekolah (wakil kepala sekolah), ialah gurutetap dengan tugas membantu kepala sekolahdalam pengelolaan sekolah. Sedangkan fungsiguru adalah sebagai wali kelas ialah guru SLTP/SMU/ SMK dengan tugas membantu kepalasekolah dalam pengelolaan kelas. Gurupembimbing, ialah guru tetap dengan tugasmelaksanakan bimbingan dan konseling untuksiswa. Guru praktik, ialah guru dengan tugasmengajar praktik di Sekolah MenengahKejuruan (SMK). Guru Kelas, ialah guru dengantugas mengajar semua mata pelajaran wajib ditaman kanak kanak dan sekolah dasar. Gurumata pelajaran, ialah guru dengan tugas meng-ajar pelajaran tertentu di SD, SLTP, SMU, dan SMK.

Guru Berperan sebagai Guru Ideal

Kienel (1998 : 215) mengkategorikan peran guruKristen (1) model (model), (2) instruktur (instruc-tor of truth), pembimbing (trainer), (4) ayah dan

Page 52: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

45Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

ibu (father and mother), (5) gembala (The Teacher asa Shepherd). Guru harus merasa terpanggil untukmenjalankan perintah Tuhan dalam mendidikmurid-murid, mengajar dan mendidik merupa-kan suatu tugas pelayanan, seperti yang tertulisdalam II Timotius 4 : 5b “…lakukanlah pekerjaanpemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayan-mu!”. Peran guru Kristen seperti yang dijabarkandi atas bisa dikatakan sebagai peran guru ideal.a. Guru berperan sebagai model

Guru sebagai model menunjukkan bahwaseluruh kehidupannya adalah seorang gurukapanpun dan dimanapun ia berada. Mu-rid-murid melihat, mendengarkan, danmemperhatikan bagaimana perilaku guru,dalam semua aspek kehidupannya. Sepertiyang tertulis dalam II Timotius 3 : 14-17,yang berbunyi: “Tetapi hendaklah engkau tetapberpegang pada kebenaran yang telah engkauterima dan engkau yakini, dengan selalumengingat orang yang telah mengajarkannyakepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecilengkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapatmemberi hikmat kepadamu dan menuntunengkau kepada keselamatan oleh iman kepadaKristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkanAllah memang bermanfaat untuk mengajar,untuk menyatakan kesalahan, untuk memperba-iki kelakukan dan untuk mendidik orang dalamkebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusiakepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiapperbuatan baik”.Melalui ayat di atas dijelaskan pentingnyaperan guru sebagai model dalam kehidupanspiritual dan dalam kehidupan sekulardengan berpegang teguh pada firmanTuhan. Guru berperan sebagai modelberarti juga menjadi contoh dan teladan bagimurid-muridnya pada saat menjalankantugas dan dalam kehidupan sehari-hari.Salah satu indikator yang dapat dinilaiuntuk keteladanan seorang guru adalahkedisiplinannya selama ia menjalankantugas dan tanggung jawabnya dilingkungan sekolah. Peran guru sebagaimodel lebih cenderung bersifat normatif.

b. Guru berperan sebagai instrukturGuru berperan sebagai instruktur terpanggiluntuk menyampaikan kebenaran sesuaidengan firman Allah dan Alkitab. Guru

tidak hanya harus mengajarkan yang benar,serta tidak mengajarkan doktrin lain, jugasudah seharusnya mengajarkan ilmu sesuaidengan kurikulum dan dasar-dasar teoriyang benar. Karena itu seorang guru perlumenguasai materi yang akan disampai-kannya (Kawareh ZF, BPKP-BL: 2000).Instruktur adalah orang yang memberikaninstruksi. Istilah ini dipakai jika anak didikharus mengikuti pola laku tertentu yangditetapkan pendidiknya, disertai syarat-syarat yang ditetapkan secara sengaja dansadar. Selain itu seorang guru juga perlumengetahui dan tahu bagaimana caramengkomunikasikannya atau menyampai-kannya kepada anak didik mereka, agarilmu yang akan diajarkan dapat dipahamidan diterima dengan baik dan benar.

c. Guru berperan sebagai pembimbingHendricks menjelaskan, para pendidikmempunyai dasar tujuan, yaitu mengajakmurid-murid bagaimana berpikir, belajardan bekerja. Oleh karena itu seorang gurusebaiknya mengerti dan mengenal murid-muridnya, terutama dengan gaya penampil-annya, pengalaman, dan kondisi emosiserta fisiknya secara umum (Kawareh, ZF.BPKP-BL : 2000). Bahkan guru dapat belajarbanyak melalui perkembangan yangdialami oleh murid-muridnya. Penelitian inidiarahkan untuk mengetahui sejauhmanaimplementasi guru dalam membina kreati-vitas siswa dan memotivasi siswa untukmenjadi lebih maju dan berhasil menekunipelajarannya.

d. Guru berperan sebagai ayah dan ibuKondisi hubungan lain yang ideal bagi gurudan murid adalah hubungan sebagai orangtua terhadap anaknya. Dalam surat RasulPaulus kepada jemaat di Tesalonika dalamkitab Tesalonika 2 : 7-8, yang berbunyi:“Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu,sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawatianaknya. Demikianlah kami, dalam kasih sayangyang besar akan kamu, bukan saja rela membagiInjil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kamisendiri dengan kamu, karena kamu telah kamikasihi. Penelitian ini mengkaji sejauh manaperan guru sebagai orang tua, terutamadalam hal keramahan dan kasih

Page 53: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

46 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

ALKIT

Gambar 5: Kerangka pemikiran penerapan nilai-nilai Kristiani melalui CBPK

Keterangan:CBG = Core Business GerejaCBPK = Core Business Pendidikan Kristen

Page 54: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

47Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

sayangnya, yang telah diterapkan danmenjadi dasar pelayanannya kepada siswadi lingkungan BPK PENABUR BandarLampung.

d. Guru berperan sebagai gembalaDalam surat I Petrus 5 : 2 “Gembalakanlahkawanan domba Allah yang ada padamu, jangandengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuaidengan kehendak Allah, dan jangan karena maumencari keuntungan, tetapi dengan pengabdiandiri”. Kata gembala berarti penjaga ataupemelihara binatang, makna kata secararohaniah berarti Penjaga keselamatan orangbanyak (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996)Berperan sebagai gembala, berarti gurumenggembalakan murid-murid dengansukarela dan penuh pengabdian danmenjadi teladan bagi mereka. Kalimat inimemberi arti bahwa guru sebagai gembalatidak boleh otoriter dalam memberi didikandan pengajaran. Guru memberi teladanyang patut ditiru oleh murid-muridnya. Iamemberi bimbingan kearah pertumbuhaniman yang benar (Kawareh, BPKP-BL, 2000).Penelitian ini mengkaji sejauh mana peranguru dalam membimbing peserta didikuntuk mencapai tujuan pengajaran,menuntun siswa menemukan cara belajaryang baik dan benar. Hal ini menunjukkanbetapa penting peranan guru dalam prosesbelajar mengajar.Pada gambar 5 dapat dilihat kerangka

pemikiran, bagaimana nilai-nilai Kristiani yangdirumuskan dalam ideologi CBPK dapatdipahami dan diterapkan melalui peran guruideal hingga mencapai sasaran organisasi per-formance excellence.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatifdeskriptif, yaitu untuk memberikan gambarantentang komunitas orang-orang yang berada dilingkungan BPK PENABUR. Kemudiandilakukan analisis dengan membandingkanantara realitas dan teori-teori yang didapatdalam literatur. Metode pengumpulan datadilakukan dengan cara studi kasus, yangdilakukan pada sekolah BPK PENABUR Bandar

Lampung. Studi kasus ini dilakukan untukmemperoleh data primer dan sekunder yangberkaitan dengan ideologi, pemahaman danpenerapannya melalui SDM Pendidikan, yaituKepala Sekolah dan Guru.

Variabel penelitian yang akan dibahasadalah pemahaman dan penerapan ideologioleh Kepala Sekolah dan guru melalui peranguru ideal pada sekolah BPK PENABUR BandarLampung, sehingga bisa dirumuskan menjadi 2(dua) variabel utama yang diukur, yaitu: a).Variabel Bebas (X) adalah Penerapan Ideologi,dengan sub variabelnya X1 = Pemahaman danX2 = Penerapan. b). Variabel Terikat (Y) adalahPeran Guru Ideal.

Variabel penelitian pada dasarnya adalahsesuatu hal yang berbentuk apa saja yangdidapatkan oleh peneliti untuk dipelajari,sehingga diperoleh informasi tentang haltersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.Sedangkan operasional variabel adalahindikator-indikator yang diukur dari variable-variabel penelitiannya. Variabel penelitian yangdibahas adalah pemahaman ideologi, penerap-an ideologi dan peran guru ideal.

Penelitian ini menggunakan cara pengukur-an dengan skala Likert, yaitu skala sikap,pendapat/ persepsi responden terhadap suatukeadaan atau tentang fenomena sosial. Skala inidisebut juga sebagai method of summated ratings,karena nilai peringkat setiap jawaban atautanggapan dijumlahkan sehingga mendapatnilai total. Penelitian ini menggunakan skalapenilaian kategori dan keangkaan, yaitu untuksetiap pernyataan disediakan sejumlahalternatife tanggapan yang berjenjang ataubertingkat. Alasan pemilihan skala Likertsebagai instrument penelitian adalahperskalaan yang banyak diminati dan palingsederhana dan mudah aplikasinya.

Data yang digunakan dalam penelitian iniadalah data primer yang diperoleh berdasarkanhasil penelitian langsung di lapangan. Disamping itu dipergunakan juga data sekunderyaitu data tertulis yang dimiliki oleh BPKPENABUR, yang meliputi (a) data rekapitulasijumlah sekolah, kelas, murid, guru dankaryawan seluruh sekolah BPK PENABUR1991/2000 , (b) data Guru tetap dan Guru TidakTetap Yayasan, (c) data pertumbuhan siswa

Page 55: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

48 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

halokeSronoHuruGnadnasayaYpateTuruGataD:1lebaTgnupmaLradnaBRUBANEPKPB

oNtinU

halokeShalmuJ

nimaleKsineJ uruGhalmuJ nakididnePgnajneJ

L P pateT ronoH ATLS 1D 2D 3D 1S

1 KKT 5 - 5 5 0 3 0 1 0 1

2 KDS 71 9 8 71 - 4 - 21 0 1

3 KPTLS 51 7 8 31 2 7 - 2 3 5

4 KUMS 92 51 41 71 21 - 1 - 3 32

5 KKMS 21 7 5 3 9 - - - 6 6

halmuJ 87 83 04 55 32 41 1 51 21 63

1002iraurbeF,halokeStinUrepnanaluBnaropaL:rebmuS

sekolah di BPK PENABUR Bandar Lampung,dan (d) data NEM tertinggi, terendah dan rata-rata jenjang SDK sd SMKK BPK PENABURBandar Lampung tahun 1995-2000.

Populasi penelitian ini adalah guru tetapdan guru tidak tetap (honor) di sekolah BPKPENABUR Bandar Lampung, yang masih aktifhingga akhir tahun ajaran 2001 berjumlah 78orang (Tabel 1). Karena populasi kurang dari 100orang, selain itu lokasi pun mudah dijangkau,maka semua guru dan Kepala Sekolah dijadikanresponden. Metode pengumpulan data denganmenggunakan angket, yaitu teknik pengum-pulan data menyerahkan atau mengirimkanlembar data pertanyaan untuk diisi olehresponden, sebagai subjek penelitian.

Analisis data dilakukan secara kualitatif,dan menarik kesimpulan secara induktif denganmelihat akar/ latar alamiah sebagai keutuhandan mengarahkan sasaran penelitian padausaha menemukan teori dari dasar yang bersifatdeskriptif dan lebih mementingkan prosesdaripada hasil. Penelitian ini berkonsentrasipada dasar-dasar teori tentang ideologi,bagaimana pemahaman dan penerapannya.Analisis kualitatif membatasi studi denganfokus, dan memiliki seperangkat kriteria untukmemeriksa keabsahan data. Rancanganpenelitian bersifat sementara. Hasil penelitiandisepakati oleh peneliti dan subjek penelitian.

Hasil Penelitian

A. Analisis Pemahaman Normatif danSelektif

Pemahaman normatif adalah apa yang secaraumum disadari berdasarkan tatanan moral, hatinurani, dan nilai-nilai yang berlaku di dalammasyarakat tentang peran seorang guru.Pemahaman itu bermuara pada tanggungjawabprinsipial dan profesional di dalam etikapengajar dan pendidik. Pemahaman normatifeitu antara lain: (a) mematuhi tata tertib sekolahdan peraturan umum, (b) mengetahui tujuanpendidikan nasional, (c) mengetahui peran gurudalam proses pendidikan di sekolah, (d)bertanggungjawab, (e) bersikap positip terhadapsemua siswa, (f) rela membantu murid berma-salah, (g) membina hubungan baik dengansiswa, dan (h) mengetahui kurikulum nasional.

Pemahaman selektif adalah apa yang secarakhusus diketahui, dalam hal ini CBPK BPKPENABUR, yaitu menyelenggarakan aktifitaspendidikan untuk memenuhi panggilan Tuhandalam dunia pendidikan dan membuat prosesbelajar mengajar sebagai wadah pertemuanantara Tuhan dan manusia. Pemahamankhusus ini dapat dirumuskan dalam wacanasebagai berikut.

Page 56: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

49Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

1. Terjadinya kegiatan (belajar, bekerja) sebagaipanggilan Tuhan sampai memiliki iman yangkuat dan stabil dan terwujud dalam kehidupanspiritual yang nyata. Dalam hal inipendidikan dipandang sebagai wahanauntuk menuntun manusia ke dalampengenalan dan persekutuan denganTuhan, mengembangkan spiritualitas danpelatihan hidup saleh, sehingga dapatmemenuhi tujuan hidup sesuai dengankehendak Tuhan.

2. Tercapainya kemampuan intelektual yang tinggidalam menguasai ilmu pengetahuan untuk

menguasai ciptaan Tuhan. Ini merupakansuatu pengakuan bahwa ilmu-ilmu yangberkembang adalah ciptaan manusia, yangterus menerus dikembangkan untukmenyelenggarakan, mengelola, danmelestarikan semesta ciptaan Tuhan. Ilmupengetahuan dikembangkan di dalamkesadaran takut akan Tuhan dandipersembahkan untuk kemuliaan Tuhan.Tugas pendidikan Kristiani adalahmengembangkan secara sistemstis dan terusmenerus talenta-talenta yang ada pada tiapindividu, baik yang sudah muncul, mau

namahameProtakidnInadlaedIuruGnareP:2lebaT

oN KPBCnarasaS namahameProtakidnI toboB

1 ,rajaleb(nataigekaynidajreTnaliggnapiagabes)ajrekeb

namiikilimemiapmasnahuTnadlibatsnadtaukgnay

napudihekmaladdujuwretatayngnaylautirips

-

-

nadnahuTnamrifirajalepmeMayNnaranebek

maladsutsirKretkarakinadaleneMnataubrepnadnaatakrep,narikip

01

01

02

2 naupmamekayniapacreTmaladiggnitgnaylautkeletninauhategnepumliiasaugnem

naatpiciasaugnemkutnunahuT

---

-

kigogadeapiroetiasaugneMkitkadidadotemiasaugneM

&2naumet(isamrofnirebmusiracneM)KETPInagnabmegneplisah

awsisadapnaiapmaynepkinheT

555

5

02

3 nasadrecekayniapacreTladomiagabeslanoisome

nailadnegnepmaladamatuirid

--

-

--

urugiagabesnaliggnaprasadnamahamePsagutmaladsutsirKinadaleneM

urugiagabesnaliggnapnadatnelatkutnurukuysnapacugneP

takrebisomenailadnegneP

ukalirepnadpakismaladnanadaleteK

44

4

44

02

.4 natahesekayniapacreTaggnihesinahornadinamsaj-anaskalemtapadtaaspaites

3nad,2,1tniopnak

--

-

--

hadabirebmaladnataateKamasesnagendsinomrahpudiH)awsis,urug,aggnatet,agraulek(

nagnukgnilnagnedsinomrahpudiHpudih

nataheseknadnahisrebekaynarahilepreTnanayalepnadajrekebmaladnasaupeK

44

4

44

02

.5 ,pakis,ialinaynmanatreTgnayakitenadlarom

naidbagnepmaladdujuwretnanayalepnad

-----

ledoMiagabesnarepreburuGrutkurtsnIiagabesnarepreburuG

gnibmibmePiagabesnarepreburuGauTgnarOiagabesnarepreburuG

alabmeGiagabesnarepreburuG

44444

02

Page 57: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

50 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

pun yang masih terpendam, dan ilmupengetahuan demi kesejahteraan umatmanusia. Pendidikan Kristen perlu dimulaidari pemahaman metodologi pengajaranyang tepat sampai pada kemampuan untukmenerapkannya.

3. Tercapainya kecerdasan emosional sebagaimodal utama dalam pengendalian diri. Dalampengembangan ilmu dan tehnologi sangatdiperlukan kecerdasan, keterampilan dankebijaksanaan dalam pemanfaatan danpengelolaan alam raya. Kebijaksanaandiperlukan sebagai instrumen untukmengendalikan kecerdasan danketerampilan sesuai kematangan emosionaldan kesadaran spiritual.

4. Tercapainya kesehatan jasmani dan rohanisehingga setiap saat dapat melaksanakan butir1,2 dan 3. Penerapan butir 1, 2, dan 3 akanberhasil diterapkan bila didukung kondisijasmani dan rohani yang sehat. Butir inimengingatkan juga bahwa perlu dijagakeselarasan dan keseimbangan antaramanusia dengan lingkungan di sekitarnya.

5. Tertanamnya nilai, sikap, moral dan etika yangterwujud dalam pengabdian dan pelayanan.Dalam hal ini guru memahami danmenghayati nilai pendidikan Kristiani yangterwujud dalam sikap, perilaku, moral danetika kerja di sekolah. Ia bukan pendidikyang hanya memperkenalkan danmenghantar anak didik ke dalam Iptek, tapimengajak anak didik untuk melihat Ipteksebagai sarana kerja bagi Tuhanmenyalurkan berkatNya. Ia bukan hanyamembuat murid bertemu dengan kebenaranfirman Tuhan, melainkan membimbing simurid mampu mengembangkan diri jadibait firman Tuhan (Reva Natigor, Juni 2000:h.4).Tabel 2 menunjukkan sasaran CBPK serta

indikator pemahamannya bagi guru.Pembobotan untuk masing-masing sasaranCBPK diberi skor 20 (dua puluh) denganpertimbangan semua sama penting dan harusdipahami sebagai sebuah kesatuan, karenaantara point-point sasarannya terkait satu samalainnya secara sinergis.

Angket pertama disebar kepada 78 orangguru tetap dan guru honor (Yayasan) dan dari

jumlah itu terdapat 68 kuesioner yang dapatditerima sebagai data penelitian.

Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlahskor tertinggi berada pada responden wanita(54,41%, guru tetap yayasan (79,41%), lamabekerja antara 11-15 tahun (39.71%), beragamaKristen (50%), dengan jenjang pendidikanSarjana/ S1 (50%). Data tersebut dapatmendukung analisis sejauh mana pemahamandan penerapan guru terhadap ideologi CBPK.

Untuk mengetahui pemahaman guruterhadap aspek normatif dan sasaran CBPKdigunakan skala Likert. Dari hasil tabulasi datadirumuskan interval sebagai berikut.

lisaHuruGisakifisepSataD:3lebaThalokeSadapamatrePyevruS

gnupmaLradnaBRUBANEPKPB

oN naiarU halmuJ %

1 nimaleKsineJairP.a

atinaW.b1373

%95.54%14.45

2 sutatS naiawagepeK.a nasayaYpateturuG

patetkadituruG.b4541

%14.97%95.02

3 ajrekeBamaLnuhat5-0.a

nuhat01-6.bnuhat51-11.cnuhat02-61.dnuhat03-12.e

3187231

7

%21.91%67.11%17.93%21.91%92.01

4 amagAnetsirK.akilotaK.b

malsI.c

4372

7

%05%17,93%92.01

.5 nakididnePgnajneJATLS/GPS.a

)IID(IIamolpiD.b)IIID(IIIamolpiD.c

)IS(anajraS.dbawajnemkadiT.e

1181

4431

%81.61%74.62

%88.5%05

%74.1

NT - NR 60 – 20 K 5

=I = = 8

Page 58: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

51Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

NT = Nilai TertinggiNR = Nilai TerendahK = KategoriI = Interval

Berdasarkan interval tersebut, disusun kategorisebagai berikut.Skor 60–53: kategori sangat baikSkor 52–45 : kategori baikSkor 44– 7 : kategori cukupSkor 36– 29: kategori kurang baikSkor 28-21 : kategori tidak baik

Skor antara 52– 45, dengan kategoribaik adalah nilai terbanyak yangdiperoleh (66.18%). Jumlah guru yangmendapatkan skor 29 – 36, dengankategori kurang baik hanya 4.41%. Guruyang mendapat skor 0 (nol) tidak ada.Berarti bahwa sebagian besar guru sudahmemiliki pemahaman baik (66.18%)terhadap CBPK

Tabel 5 menunjukkan peran guruideal dan indikator pemahamannya.Pembobotan yang diberikan berjumlah100 dengan nilai 20 (duapuluh) untukmasing-masing peran guru. Penulismenganggap semua peran sama pentingdan integral.

Mengacu Ndraha (1997: 35) hu-bungan antara pendirian dan sikap guruberdasarkan hasil penelitian data dapat

disimpulkan sesuai pada tabel 6.Aktualisasi seseorang yang

mengalami proses pemahaman ideologi,baik secara alamiah (Natural Identifica-

uruGnamahamePisidnoK:4lebaTkiaBKPBCigoloedIpadahreTfitkeleSnadevitamroNaraceS

irogetaK rokS halmuJ %

kiaBtagnaS 35-06 3 %14.4

kiaB 54-25 54 -81.66%

pukuC 73-44 71 %52

1002teraM,haloiDataD:rebmuS

namahameProtakidnInadlaedIuruGnareP:5lebaT

oN uruGnareP namahameProtakidnI toboB

1 iagabeSledom

----

nanilpisideKukalireP

nalipmanePsaulnasawaW

5555

02

2 iagabeSrutkurtsnI

----

iretamnaasaugnePedotemnaasaugneP

saleknaasaugnePiretamnaiapmayneP

5555

02

3 iagabeS-mibmep

gnibmib

----

-

fitakinumoKrotavitoM

bawajgnuggnatreBnadnagnibmiB

nahuluynepanasausatpicneP

fisudnok

444

4

4

02

4 iagabeSautgnaro

-----

hamaRrabaS

lidAitahisaneM

iludeP

44444

02

5 iagabeSalabmeg

----

nadaletnipmimePfitatlusnoK

awsisnutnuneMnaminakhubmuneM

5555

02

001 001

tion) atau pun selektif (Selected Indentification)adalah memiliki suatu pendirian dan sikap.Berdasarkan tabel 3 dan data pada Matrik 1,maka dapat disusun indikator sikap danpendirian secara rinci, sesuai tabel 7.

Berdasarkan tabel 7dapat dianalisis dandiinterpretasikan bahwa (a) Ada 19 guru yangmempunyai sikap tetap dan berpendirian sedang(27.94%). Berarti guru memahami dengan baiktujuan normative dan sasaran CBPK, sikap gurubaik dan konsisten, meskipun pendiriannyasedang-sedang saja. (b) Ada 16 guru yangmempunyai sikap tetap dan berpendirian kuat/ teguh(23.53%) artinya pemahaman normatif gurutentang CBPK berada pada tingkat baik, sehinggaguru mempunyai sikap yang konsisten, danpendirian yang kuat atau teguh. (c) Ada 14 guruyang mempunyai sikap konsisten, meskipunpendiriannya lemah (20.59%). Hal tersebutmungkin terjadi karena pemahaman normative

Page 59: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

52 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

nadnairidneParatnanagnubuH:6lebaTKPBCnamahamePpadahreturuGpakiS

/tauKhugeT gnadeS /hameL

hayoG

pakiS

pitisoP - 2 3

pateT 61 91 41

nelavibmA 7 4 2

habureB 1 - -

evitageN - - -

halmuJ 42 52 91

baik, tetapi pemahaman CBPK kurang baik.(d) Ada 7 guru mempunyai sikapambivalen, tetapi berpendirian kuat/teguh (10.29%). Hal ini terjadikarena pemahaman normatifdan CBPK baik, sehinggapendirian cukup kuat, namunada pengaruh lain yang menye-babkan sikap guru menjadi ragu-ragu. (e) Ada 4 guru mempunyaisikap ambivalen dan berpendiriansedang (5.89%). Pemahaman nor-mative dan CBPK cukup baik,tetapi ada pengaruh lain yangmenyebabkan sikap guru menja-di ambivalen. (f) Ada 3 gurumempunyai sikap positip danberpendirian lemah/ goyah (4.41%).Berarti pemahaman guru kurangbaik, tetapi ada pengaruh baikdari luar, sehingga mempunyaisikap positip/ baik. (g) Ada 2guru mempunyai sikap positipdan berpendirian sedang(2.94%). Pemahaman normativedan CBPK cukup baik, hanyasaja pendiriannya tidak begitukuat. (h) Ada 2 guru mempunyaisikap ambivalen dan berpendirianlemah (2.94%). Hal tersebut bisaberarti bahwa pemahaman gurukurang baik, sehingga pendiriangoyah, dan menyebabkansikapnya ambivalen. (i) Ada 1

pakiSrotakidnIispirkseD:71kirtaMuruGnairidnePnad

oN rotakidnInairidneP-pakiS

halmuJuruG %

1 huget/tauk-pitisoP 0 %0

2 gnadeS-pitisoP 2 %49.2

3 hayog/hamel-pitisoP 3 %14.4

4 hayog/tauk-pateT 61 %35.32

5 gnadeS-pateT 91 %49.72

6 hayog/hamel-pateT 41 %95.02

7 huget/tauk-nelavibmA 7 %92.01

8 gnades-nelavibmA 4 %98.5

9 hayog/hamel-nelavibmA 2 %49.2

01 huget/tauk-habureB 1 %74.1

11 gnades-habureB 0 %0

21 hamel-habureB 0 %0

31 tauk-fitageN 0 %0

41 gnades-fitageN 0 %0

51 hamel-fitageN 0 %0

halmuJ 86 %001

guru mempunyai sikap yang goyah, tetapiberpendirian kuat (1,47%). Pemahamanguru terhadap tujuan normative dansasaran CBPK baik atau bahkansangat baik. Tetapi motivasi kepen-tingan lain atau pengaruh luar lainyang membuat sikapnya menjadimudah berubah.

Hasil analisis data menunjukkanbahwa tidak ada guru yang bersikappositip dan berpendirian kuat (0%),tidak ada guru yang bersikap berubahdan berpendirian sedang (0%), tidakada guru yang bersikap berubah danberpendirian lemah/ goyah (0%), tidakada guru yang bersikap negatif, tetapiberpendirian teguh/ kuat (0%), tidak

Page 60: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

53Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

ada guru yang bersikap negative dan berpen-dirian sedang (0%), tidak ada guru yang bersikapnegative dan berpendirian lemah/ goyah (0%).

A. Analisis Penerapan Peran Guru IdealHasil dari proses penerapan sosialisasi danpenerapan dokrin akan menghasilkan suatuperilaku dan peragaan guru. Hal tersebutdinampakkan dalam pelaksanaan penerapanperan guru ideal, seperti pada tabel 8.

Tabel 8 menunjukkan keragaman spesifi-kasi responden, yang merupakan hasil angketkedua, yang disebar kepada guru tetap danhonor yayasan sejumlah 64 responden yangdianggap mewakili dari jumlah keseluruhan 78guru.

Dari data tabel 9 dapat diketahui bahwajumlah skor tertinggi adalah guru tetap yayasan(81.54%), sudah bekerja di BPK PENABURBandar Lampung selama 10 tahun ke atas

napareneProtakidnInadlaedIuruGnareP:8lebaT

oN uruGnareP napareneProtakidnI toboB

1 iagabeSledoM

----

utkawtapetgnataDnaposnadhiparnaiakapreB

amarkataTnabitreteK

5555

02

2 iagabeSrutkurtsnI

---

-

narajagnepigolodoteMisakinumokkinheT

sativitaerknugnabmeMawsis

agareptalanaanuggneP

555

5

02

3 iagabeS-mibmeP

gnib

-

-

--

anasausnakatpicneMfisudnok

iapacnemnagnibmiBisatserp

isavitomirebmeMrajalebutnabmeM

5

5

55

02

4 iagabeSauTgnarO

----

hamaRiludeP

rugenem/apayneMitahisaneM

5555

02

5 iagabeSalabmeG

----

fitatlusnoKrajalebnakharagneM

hitaleMnaminugnabmeM

5555

02

(70.77%), beragama Kristen (56.92%), denganjenjang pendidikan Sarjana/ S1 (47.69%)

Untuk mengetahui tingkat penerapan peranguru ideal (memahami dan menerapkan),digunakan skala Likert. Pada hasil tabulasi datadirumuskan interval sebagai berikut.

NT = Nilai TertinggiNR = Nilai TerendahK = KategoriI = IntervalBerdasarkan interval tersebut, disusun kategorisebagai berikut.Skor 200 - 169 kategori sangat baikSkor 168 - 137 kategori baikSkor 136 - 105 kategori cukupSkor 104 - 73 kategori kurang baikSkor 72 - 41 kategori tidak baik

Untuk mengetahuipenerapan guru ideal,dalam penilaian ini perta-nyaan pada respondendisusun dalam kerangkasoal sebagai berikut. a).Peran guru sebagai modeldan instruktur; b) Peranguru sebagai orang tua,pembimbing dan gembala

Penerapan peranguru sebagai model daninstruktur adalah pene-rapan yang bersifatsosial/umum. Penerap-an peran guru sebagai or-ang tua, pembimbing, dangembala adalah pene-rapan yang berakar padadoktrin-ideologis (nilai-nilai CBPK).

Skor tertinggi dengankategori baik ( nilai 137 –168) ada pada 33 guru(50.77%). Dalam kategorisangat baik adalah 30 or-ang (47.9%). Kategoricukup ada 1 orang,1.54%. Hal itu berarti

NT - NR 200 – 40 8 K 5

=I = =

Page 61: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

54 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

lisaHuruGisakifisepSataD:9lebaThalokeSadapaudeKtekgnA

gnupmaLradnaBRUBANEPKPB

oN naiarU halmuJ %

1 sutatS naiawagepeK.a nasayaYpateturuG

patetkadituruG.b3511

%18.28%91.71

3 :ajrekeBamaLnuhat5-0.a

nuhat01-6.bsataeknuhat01.cbawajnemkadit.d

017641

%36.51%49.01%68.17

%75.1

4 amagAnetsirK.akilotaK.b

malsI.cahduB.dudniH.e

4342300

%18.75%05.73

%96.400

.5 nakididnePgnajneJGPS.a1-D.b2-D.c3-D.d

1-S.e2-S.f

11-71

510

%91.71%0

%65,62%18.7%44.84

0

penerapan guru tentang peran guru ideal rata-rata baik dan sangat baik. Penerapan peran guruideal adalah aktualisasi perilaku guru. Gurusebagai tokoh (nilai) dan peran guru ideal(perilaku) diterapkan pada proses belajarmengajar.

Kesimpulan

Pemahaman sebahagian besar guru di BPKPENABUR Bandar Lampung terhadap ideologiCBPK adalah baik. Hal tersebut bisa terjadimungkin karena sebahagian besar jumlah guruberagama Kristen dan Katolik, dan nilai-nilaidasar kepercayaannya sesuai dengan ideologiCBPK. Selain itu sebagian besar guru sudahbekerja lebih dari sepuluh tahun, sehinggamereka memahami iodeologi CBPK dengan baikdan menerapkannya sebagai budaya kerja.

Peran guru sebagai model, instruktur, pem-bimbing, orang tua dan gembala di lingkunganBPK PENABUR Bandar Lampung diterapkan

dengan baik. Guru menerapkan ideologi CBPKmelalui peran guru ideal dengan baik, yangtergambar dalam peran sebagai model,instruktur, gembala, orang tua dan pembimbing,dengan indikator sebagai berikut.a. Sebagai model: datang tepat waktu,

berpakaian rapih dan sopan, bertatakramadan tertib

b. Sebagai instruktur: penguasaan materi,metode, kelas dan cara penyampaian materi

c. Sebagai pembimbing: komunikatif, motiva-tor, bertanggung jawab, bimbingan danpenyuluhan dan pencipta suasana kon-dusif

d. Sebagai orang tua : ramah, sabar, adil,menasihati dan peduli

e. Sebagai gembala : pemimpin teladan,konsultatif, menuntun siswa dan menum-buhkan iman.Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi

pemahaman CBPK dan penerapan guru idealpada guru di sekolah BPK PENABUR BandarLampung, diperoleh temuan bahwa ada guruyang bersikap ambivalen meskipun diaberpendirian kuat, dan bersikap berubahpadahal dia berpendirian kuat/ teguh. Pendirianpada dasarnya bersifat eksistensial, jika sikapguru berubah, maka perubahan itu tidakbersumber dari pendirian melainkan darisumber lain. Berarti ada pengaruh luar lain, ataukepentingan luar yang menyebabkan gurubersikap ambivalen dan berubah, meskipun iamempunyai pendirian yang kuat.

Saran

BPK PENABUR memiliki ideologi CBPK yangsudah tertata dan dirumuskan sangat baik,dengan sasaran-sasaran yang jelas. Ideologi iniperlu terus menerus disosialisasikan ataudidoktrinasi pada semua individu organisasiBPK PENABUR, terutama kepada SDM pelaksa-na pendidikan. Peran guru ideal adalah salahsatu bentuk penerapan ideologi CBPK, yangharus diaktualisasikan, dipantau dan dinilai.Hasilnya digunakan sebagai tolak ukur untukpengembangan ideologi.

Pembinaan tentang pemahaman danpenerapan CBPK saja tidak cukup, masih perluupaya nyata untuk mengakomodasi kebutuhan

Page 62: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

55Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pemahaman dan Penerapan Ideologi dalam Peran Guru Ideal

dan kepentingan lain. Selain itu perlu dikem-bangkan peran-peran (ideal) kepada individupendidikan lain. Karena itu CBPK bisa dikem-bangkan dan diterjemahkan juga ke dalamperan-peran lain, yang dirumuskan secaraoperatif sehingga dapat diaktualisasikan. BPKPENABUR perlu mengadakan suatu studi lebihlanjut tentang pengaruh peran guru ideal terha-dap sasaran organisasi performance excellence.

Mengingat pentingnya idiologi BPKPENABUR, maka perlu mensosialisasikanpemahaman ideologi BPK PENABUR, sehinggadapat dipahami dan diterapkan melalui peranguru ideal. Dengan demikian guru akan lebihmemahami bagaimana pelaksanaannya.

Pembinaan tentang pemahaman danpenerapan CBPK saja tidak cukup, masih perluupaya nyata untuk mengakomodasi kebutuhandan kepentingan lainnya, seperti membangunmotivasi guru, sistem reward, kepuasan kerjaguru, dan lain-lain. Selain itu perlu adanyapenelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor penunjang lainnya ini.

Melalui penelitian ini teruji bahwa nilai-nilai melampaui atau tidak dibatasi oleh situasitertentu. Sedangkan nilai-nilai dipahami sebagaisuatu keyakinan tentang apa yang berharga,penting, signifikan dalam hidup.

Penelitian ini memang dilaksanakankurang lebih sepuluh tahun yang lalu, namundemikian masih relevan untuk diimplemen-tasikan pada sekolah BPK PENABUR BandarLampung pada saat ini, terutama dalam halpenerapan ideologi dan nilai-nilai Kristianinya.

Nilai-nilai Kristiani ini sangat penting danberperan dalam pembentukkan karakter; baik itukarakter guru dan karyawan, juga karakteristikbudaya organisasi BPK PENABUR. Prosespembentukan karakter ini tentu saja memerlukanwaktu yang cukup lama.

Daftar Pustaka

BPK PENABUR. (1998). Anggaran Dasar No. 102-1998 dan Anggaran Rumah Tangga BPKPENABUR. Jakarta : BPK PENABUR

BPK PENABUR. Laporan PertanggungjawabanPengurus BPK PENABUR 1998 – 2000:

Laporan Kerja kepada Persidangan Maje-lis Sinode Wilayah Barat ke 58. BPKPENABUR Jakarta

_______ Materi Lokakarya, Pemantapan Visi,Misi dan Strategi BPK PENBAUR. BPKPENABUR, Jakarta, 2000

Flaherty, M. Therese. (1996). Global operationsmanagement. Boston : The McGraw HillCompanies Inc

Gibson, James L. (1994). Organization : Behavior,structure, processes. Richard D. Irwin,Burr Ridge, Illionis cetakan ke delapan

GKI (W) JABAR, SInode. (2000). Materi laporankehidupan dan kinerja GKI (W) Jabar:Pusat Penelitian Data dan Informasi(PPDI). Jakarta: BPMS (W) Jabar

Kawareh, ZF, Pendidikan Kristen. Kajian dari bukuPhilosophy of Christian School Education.Terbitan Association of Christian SchoolsInternational (ASCI)

Kienel,Paul A, Philosophy of Christian school edu-cation, The Lockman Foundation,America, 11th Adition, 1994

KPS Jakarta. (2000). Badan Pendidikan KristenPENABUR: Iman, Ilmu dan Pelayanan.Jakarta

Lembaga Alkitab Indonesia. (1999). Alkitab deng-an Kidung Jemaat. Jakarta: PercetakanLAI

Mintzberg, Henry.(1983). Power in and aroundOrganization. Amerika: Prentice Hall, Inc

Natigor, Reva. Pendidikan Kritiani (Makalahdalam Seminar Umum), Juni 2000

Ndraha, Taliziduhu. (1997). Budaya organisasi.Jakarta: PT. Rineka Cipta

Oddleifson, Eric. (1997). Education criteria for per-formance excellence: centre for arts in thebasic curriculum. America

Surya, Ibrahim, BPK PENABUR: 50 tahunmengabdi dan melayani, BPK PENABUR,Jakarta, 2000

Tanan, Antonius. (2000). Mari Menjadi Penaburbagi Indonesia Baru: Sumbanganpemikiran bagi BPK PENABUR Tercintadi Hari Jadi ke 50

Tilaar, H.A.R. (1997). Pengembangan sumber dayamanusia dalam era globalisasi. Jakarta:PT Gramedia

Page 63: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

56 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pembelajaran Menulis Berita dengan Menggunakan Media Foto sebagai Alat Bantu

Pembelajaran Menulis Berita dengan MenggunakanMedia Foto sebagai Alat Bantu

Keke T. Aritonang*)

*) Guru SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta

Opini

ulisan ini bertujuan untuk memperkenalkan materi pembelajaran menulis beritaberdasarkan media foto sebagai alat bantu khususnya foto berbagai kegiatan sekolah yangcocok dan mudah ditiru. Foto-foto berbagai kegiatan sekolah sangat cocok dan mudahditiru, sebab berhubungan langsung dengan siswa, sangat menarik, mudah didapatkan,

dan mudah diamati. Dari hasil kegiatan pembelajaran menulis berita dengan menggunakan mediafoto sebagai alat bantu khususnya foto berbagai kegiatan sekolah, siswa dengan mudah menulisberita secara singkat, padat dan jelas. Selain itu, siswa dapat mengembangkan kreativitas dalammenulis berita, menumbuhkan sikap kritis terhadap permasalahan yang terjadi dalam berita tersebut,dan menumbuhkan sikap berani menyatakan kebenaran dari peristiwa yang terjadi dalam beritatersebut. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran menulis berita dengan menggunakan media fotosebagai alat bantu perlu dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas.

Kata-kata kunci : menulis, berita, media foto

AbstracThis article aims at introducing photographs as instruction aids in writing. The phototographs particularlyof the students’ activities at school are inspiring to the students to write. Those photographs are familiar to thestudents as related to their own life. This tecqniques is able to motivate the students to write news caring theirown environment and expressing their opinions freely. The discussion in this technique in developing thestudents’ writing skill.

Key words: writing, news, photograph media

Abstrak

T

Pendahuluan

Menulis adalah satu dari empat keterampilanberbahasa yang terdapat dalam kurikulum disekolah. Keterampilan menulis menurut Morseysangat dibutuhkan dalam kehidupan modernsaat ini. Keterampilan menulis merupakan suatuciri orang yang terpelajar atau bangsa yangterpelajar . Pada prinsipnya fungsi utama sebuahtulisan adalah sebagai alat komunikasi yang

tidak langsung. Menulis sangat penting bagipendidikan karena memudahkan para pelajarberpikir. Juga dapat menolong kita berpikirsecara kritis (Tarigan, 1985: 4 & 22).

Salah satu materi pembelajaran bahasa In-donesia tingkat SMP Kelas VIII, semester 2 dalamaspek menulis adalah menulis teks berita secarasingkat, padat, dan jelas. Dengan menulis beritasiswa dilatih untuk mampu terampil menulisdan berpikir secara kritis. Menulis berita adalahmenuangkan kata-kata yang dihasilkan

Page 64: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

57Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pembelajaran Menulis Berita dengan Menggunakan Media Foto sebagai Alat Bantu

mengamati kejadian atau peristiwa yangdiceritakan kembali. Hal ini memerlukan caraberpikir kritis dari siswa untuk menghasilkanberita yang singkat, padat, dan jelas.

Agar terampil menulis berita, siswa harusberpedoman pada rumus berita yaitu: What (apa),Who( siapa), When (kapan), Where (di mana), Why(mengapa), dan How (bagaimana) kejadian atauperistiwa itu dapat terjadi (5W dan 1H). Akantetapi pada umumnya siswa belum dapatmenerapkan rumus berita itu. Berdasarkanpengalaman penulis, siswa mengalami kesulitanmenulis berita secara singkat, padat, dan jelas,pertama karena siswa belum mampu memahamisepenuhnya rumus berita (5W dan 1H). Hal initerlihat dari belum mampunya siswamenentukan What (apa), Who( siapa), When(kapan), Where (dimana), Why (mengapa), danHow (bagaimana) pada sebuah berita. Kedua,karena siswa belum mampu menuangkan kata-kata atas kejadian atau peristiwa dalam bentukberita. Hal ini terlihat dari pilihan kata yangkurang tepat, kalimat yang kurang efektif, sukarmengungkapkan gagasan karena kesulitanmemilih kata atau membuat kalimat, bahkankurang mampu mengembangkan ide secarateratur dan sistematis.

Agar siswa terampil menulis berita secarasingkat, padat, dan jelas maka diperlukan modelpembelajaran yang cocok serta mudah untukditiru. Salah satu alternatif yang dapatmengatasi masalah tersebut ialah denganmemilih media dan menggunakan foto berbagaikegiatan sekolah sebagai latihan menulis berita.Melalui foto-foto kegiatan sekolah tersebut siswadapat mengamati kejadian atau peristiwa apayang terjadi, siapa yang terlibat dalam kegiatantersebut, siapa yang bertanggung jawab ataskegiatan tersebut, di mana kegiatan tersebutdilaksanakan, kapan kegiatan tersebut berlang-sung, mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksa-nakan, dan bagaimana kegiatan tersebutdilaksanakan.

Menggunakan media foto-foto kegiatansekolah sebagai acuan dalam menulis beritamemiliki beberapa kelebihan misalnya (a)mudah didapatkan, karena siswa padaumumnya mengabadikan kegiatan tersebutdengan kamera pribadinya, (b) mudah diamati,sehingga siswa dengan mudah dapat mendata

objek yang terdapat dalam foto yang akandijadikan bahan penulisan berita, (c) kegiatan-kegiatan tersebut berhubungan langsungdengan siswa, sehingga siswa dengan mudahmenentukan rumus berita (5W dan 1H), dan (d)sangat menarik apalagi jika kegiatan tersebutsiswa terlibat langsung, sehingga siswa denganmudah menyusun berita yang mengejutkan.Berdasarkan kelebihan media foto itu, penulistelah mempraktikkan pembelajaran menulisberita secara singkat, padat, dan jelas denganmenggunakan media foto berbagai kegiatansekolah dan hasil dari pembelajaran tersebutdapat meningkatkan keterampilan siswakhususnya dalam aspek menulis.

Berkaitan dengan menulis berita denganmenggunakan foto, berikut ini dibahas apa ituberita, rumus berita, media foto, dan bagaimanalangkah-langkah pembelajaran menulis beritaberdasarkan media foto berbagai kegiatansekolah.

Pengertian BeritaPengertian berita dalam Kamus Besar BahasaIndonesia Edisi Kedua adalah cerita atauketerangan mengenai kejadian atau peristiwayang hangat. Menurut Nancy Nasution, beritaadalah laporan tentang peristiwa-peristiwayang terjadi di lingkungan pembaca, mengenaitokoh terkemuka, akibat peristiwa tersebutberpengaruh terhadap pembaca (dalam Abrar2005:3). Trianto (2007:132), mengemukakanpengertian berita yang paling sederhana, adalahkejadian atau peristiwa yang diceritakankembali dengan menggunakan kata-kata, suara,atau, gambar.

Berdasarkan berbagai pengertian di atasmaka berita yang akan ditulis dalam penelitianini adalah laporan tentang kejadian atauperistiwa yang terjadi di lingkungan sekolah,mengenai kegiatan-kegiatan sekolah yang telahdilaksanakan. Kegiatan-kegiatan tersebut antaralain mengenai kegiatan masa orientasi siswa(MOS), Palang Merah Remaja (PMR), pramuka,karyawisata, jambore, retret, dan lainsebagainya.

Untuk menulis sebuah berita yang singkat,padat, dan jelas siswa harus berpedoman padarumus berita (5W dan 1H) yaitu (a) Where (dimana) adalah unsur tempat, (b) When (kapan)

Page 65: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

58 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pembelajaran Menulis Berita dengan Menggunakan Media Foto sebagai Alat Bantu

adalah unsur waktu, (c) Who (siapa) adalahunsur orang/manusia, (d) Why (mengapa) ada-lah unsur latar belakang, (d) What (apa) adalahunsur peristiwa, dan (e) How (bagaimana) adalahunsur bagaimana peristiwa itu terjadi.

Adapun susunan berita yang akan ditulisharus memiliki unsur-unsur penulisan beritasebagai berikut.a. Judul Berita (Headline)

Headline adalah nama peristiwa ataukejadian yang diberitakan dan sering jugadilengkapi dengan subjudul. Headline yangmerupakan judul berita dan ditulis denganbahasa yang singkat, padat, dan jelas,menolong pembaca untuk segera menge-tahui peristiwa yang akan diberitakan. Agarmenarik, penulisan judul ada dua cara.Cara pertama: Judul ditulis dengan ukuranbesar sedangkan sub judul ditulis denganukuran lebih kecil dari judul.Contoh:

Waspadai Kekeringan di TigaProvinsi

Irigasi di Cirebon dan Indramayu SudahTak Berfungsi

Cara kedua: Judul ditulis dengan ukurankecil biasanya berita tersebut memiliki tema,misalnya gempa bumi, pariwisata,kebakaran, kecelakaan laut, dan sebagainya.Penulisan huruf pada judul menggunakanhuruf besar, sedangkan subjudulmenggunakan huruf kecil. Untuk warnapada huruf judul, agar menarik dibedakandengan warna pada subjudul.Contoh:

GEMPA BUMIPuluhan Rumah Rusak

b. Waktu (Dateline)Pada awalnya pengertian dateline, adalahnama tempat dan kejadian berita yangditulis pada awal tulisan. Kemudianberkembang menjadi hanya tempat kejadiandan inisial media. Kegunaan dateline, yaituuntuk menunjukkan tempat kejadian daninisial media. Cara menulis dateline, yaitunama tempat kejadian dan inisial mediaditulis menggunakan huruf besar.

Contoh: JAKARTA, KOMPAS; DENPASAR,ANTARA

c. Teras Berita (Lead)Lead adalah alinea pembuka berita,merupakan sari pati sebuah berita yangmelukiskan seluruh berita secara singkatdan berguna sebagai pengantar gagasanatau pokok pikiran si penulisnya. Lead yangbaik harus mampu memikat pembaca agarpenasaran untuk membaca terus. Terasditulis pada paragraf pertama danmemenuhi unsur yang paling penting danmenarik, yaitu dengan memilih salah satuunsur dalam 5W 1H. Jika peristiwa beritayang lebih diutamakan, maka bisadigunakan unsur what (apa) pada alineapembuka kalimat teras.Contoh:

Perda Tata Ruang NTB PerluDievaluasi

Peraturan Daerah (Perda) Nusa TenggaraBarat (NTB) Nomor 11 Tahun 2006 tentangTata Ruang Wilayah Provinsi NTB perluditinjau kembali. Sebab, aturan dalam perdaitu bisa mematikan dunia usaha di bidangpertambangan. Demikian pendapat WakilGubernur NTB Bonyo Thamrin Rayes,Kamis (26/7) di Mataram. MenurutThamrin, aturan soal pertambangan yangdimuat dalam perda mestinya dilengkapiklausal khusus sehingga investor tidakenggan berinvestasi di provinsi tersebut.(RUL) Sumber : Kompas, Jumat, 27 Juli 2007

Berita di atas mengandung unsur 5W dan1H seperti berikut.1. What (apa) = Perda NTB2. Who (siapa)= Bonyo Thamrin Rayes3. When (kapan) = Kamis, 26/74. Where (di mana) = Mataram5. Why (mengapa) = Aturan dalam perda itu

bisa mematikan dunia usaha di bidangpertambangan

6. How (bagaimana)= Aturan itu dilengkapiklausul khusus sehingga investor tidakenggan berinvestasi di provinsi tersebut.

Page 66: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

59Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pembelajaran Menulis Berita dengan Menggunakan Media Foto sebagai Alat Bantu

d. Tubuh Berita (Body)Body, merupakan kelengkapan berita.Seluruh berita disampaikan paragraf demiparagraf dari keseluruhan fakta. Seluruhfakta adalah jawaban atas enam pertanyaanpokok, dan jawaban inilah yang disampai-kan bagian demi bagian. Satu paragrafmengandung satu kesatuan ide yangbahannya berasal dari fakta-fakta.Body, dipernakan untuk menguraikan pokokpikiran di dalam lead tersebut ke body berita.Cara menulis body, adalah uraian dari pokokpikiran ini terdiri dari sejumlah alinea.Untuk menulis alinea yang baik agar tidakmembosankan pembaca, yaitu:

(1) susunlah alinea dalam kalimat-kalimatpendek,

(2) susunlah alinea dengan memperhatikansyarat-syarat alinea yang baik,

(3) dalam alinea tidak memasukkan semuahal yang kita ketahui,

(4) isi alinea tidak berkesan mengguruipembaca

e. Alinea Penutup (Closed)Closed, yaitu kesimpulan dari isi berita dandipergunakan untuk memberikan kesankepada pembaca mengenai berita tersebut.Cara menulis closed, yaitu agar closed dapatmengesankan pembaca, syarat closed yangbaik adalah:

(1) kalimat dalam alinea penutup tidakberpanjang-lebar;

(2) perhatikan perbandingan proporsionalantara alinea teras, alinea tubuh, danalinea penutup; dan

(3) berupa kesimpulan sementara ataukesimpulan akhir.

Contoh berita berdasarkan unsur-unsurpenulisan berita.

GEMPA BUMI1

Puluhan Rumah Rusak2

Ambon, Kompas3 – Gempa berkekuatan 6,6 skalaRichter mengguncang Maluku Utara, Kamis (26/7) pukul 14.40 WIT, mengakibatkan 67 rumah diKabupaten Halmahera Utara retak-retak. Gempajuga membuat panik warga di Morotai, Jailolo,Tobelo, dan Ternate.4

Helmi Agus Riyadi, staf Stasiun GeofisikaTernate, mengatakan, pusat gempa berada padapatahan jalur gempa pada kedalaman 67 kilo-

meter dari permukaan laut. Gempa berkekuatan6,6 SR itu berlangsung sekitar satu menit.

Lokasi gempa berada 237 km timur laut Ter-nate atau 112 km arah barat laut Pulau Morotai.Sumber gempa berasosiasi dengan zonatumbukan antara Mikrolempeng Halmaheradengan Mikrolempeng Mayuh.”Gempa dirasa-kan pada skala III MMI (modified mercalliintencity) di Ternate dan di Morotai sekitar IVMMI,” kata Agus.5

Kerusakan rumah berupa dinding yangretak juga terdata di Morotai Selatan, yaitu diDesa Mandiri, Muhajirin, Daruba, dan GotaLamo. Ita Syarif Bajak, warga Daruba, mengakubahwa gempa pertama terasa sangat kuat selama30 detik. Gempa susulan lebih lemah.6

Terkait dengan gempa itu, DirektoratVulkanologi dan Mitigasi Bencana DepartemenSumber Energi dan Sumber Daya Mineral jugamengimbau warga agar berhati-hati terhadapaktivitas lima gunung api di sekitar Halmaheradan Sulawesi.7

Menurut Kepala Pusat DirektoratVulkanologi dan Mitigasi Bencana Surono, tigagunung di sekitar Halmahera yang harusdiwaspadai adalah Gamkonora, Ibu, danDukono. Adapun dua gunung di Sulawesiadalah Lokon dan Soputan. Kepala BidangPemantauan dan Pengamatan Gunung Api telahdiminta mewaspadai aktivitas gunung itu.8

Surono juga yakin, gempa tidak berdampakpada tsunami. “Terjadinya tsunami relatif kecil.Tidak terjadi dislokasi di dalam laut,” ucapSurono.9 (ANG/CHE)

(sumber: Kompas, 27 Juli 2007)Keterangan1,2 : Headline3 : Dateline4 : Lead5,6,7,8 : Body9 : Alinea Penutup (closed)

Media FotoPengertian media menurut Hamalik (1989:12)adalah alat, metode, dan teknik yang digunakandalam rangka lebih mengefektifkan komunikasidan interaksi antara guru dan siswa dalamproses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Menurut Encyclopedia of Educational Research(dalam Hamalik 1989:15), nilai atau manfaat

Page 67: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

60 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pembelajaran Menulis Berita dengan Menggunakan Media Foto sebagai Alat Bantu

media adalah sebagai berikut: (a) meletakkandasar-dasar yang konkrit untuk berpikir, olehkarena itu mengurangi “verbalisme”, (b) mem-perbesar perhatian para siswa, (c) meletakkandasar-dasar yang penting untuk perkembanganbelajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebihmantap, dan (d) memberikan pengalaman yangnyata yang dapat menumbuhkan kegiatanberusaha sendiri di kalangan siswa, e) memban-tu tumbuhnya pengertian, dengan demikianmembantu perkembangan kemampuan berbahasa.

Pembelajaran dengan menggunakan mediadapat membangkitkan keinginan dan minat-minat yang baru. Melalui alat/media para siswaakan memperoleh pengalaman lebih luas danlebih kaya. Dengan demikian persepsinya akanmenjadi lebih tajam dan pengertiannya menjadilebih tepat. Dan akan menimbulkan keinginan-keinginan serta minat belajar yang baru(Hamalik 1989:18)

Adapun yang dimaksud dengan foto adalahgambar yang tak diproyeksikan, terdapat dimana-mana, baik di lingkungan anak-anakmaupun di lingkungan orang dewasa, mudahdiperoleh, dan ditunjukkan kepada anak-anak.Gambar yang berwarna pada umumnya menarikperhatian. Semua gambar mempunyai arti,uraian, dan tafsiran sendiri. Karena itu, gambardapat digunakan sebagai media pendidikan danmempunyai nilai-nilai pendidikan bagi anak-anak, dan memungkinkan belajar secara efisiendi sekolah (Hamalik, 1989:63).

Berdasarkan pengertian media dan foto diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa yangdimaksud dengan media foto dalam penelitianini yaitu alat, metode, dan teknik yang diguna-kan dalam pembelajaran menulis berita menggu-nakan foto-foto berbagai kegiatan sekolahdengan tujuan siswa dapat belajar secara efisiendan memudahkan siswa dalam menulis berita.

Langkah-langkah PembelajaranMenulis Berita dengan

Menggunakan Media Foto sebagaiAlat Bantu

Pertemuan Pertamaa. Kegiatan AwalLangkah-langkah kegiatan awal dalampembelajaran menulis berita dengan meng-

gunakan media foto sebagai alat bantu dapatdideskripsikan seperti berikut.1. Guru menyiapkan siswa untuk mengikuti

kegiatan belajar-mengajar2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran3. Siswa diajak melihat koran yang diperli-

hatkan/dibawa guru4. Siswa dan guru bertanya jawab tentang

berita dan kebermaknaan menulis berita5. Siswa berkelompok

b. Kegiatan Inti1. Siswa menerima potongan wacana berita Secara kelompok siswa memasangkan

potongan berita tersebut sesuai denganurutan isinya.

2. Menyimpulkan ciri-ciri berita dan urutanpenyajianSetelah potongan berita telah disusunsesuai urutan isi, siswa secara kelompokmendiskusikan hal-hal berikut.a) Unsur-unsur 5 W dan 1H yang terdapat

dalam wacana berita tersebut.b) Menentukan urutan penyajian berita,

yaitu: (1) judul berita (headline), (2)tanggal (dateline), (3) teras berita (lead),(4) tubuh berita (body), dan (5) alineapenutup (closed)

Contoh potongan wacana berita:GEMPA BUMI

Puluhan Rumah Rusak(1) Lokasi gempa berada 237 km timur laut

Ternate atau 112 km arah barat lautPulau Morotai. Sumber gempaberasosiasi dengan zona tumbukanantara Mikrolempeng Halmaheradengan Mikrolempeng Mayuh.”Gempadirasakan pada skala III MMI (modifiedmercalli intencity) di Ternate dan diMorotai sekitar IV MMI,” kata Agus.

(2)Terkait dengan gempa itu, DirektoratVulkanologi dan Mitigasi BencanaDepartemen Sumber Energi dan SumberDaya Mineral juga mengimbau wargaagar berhati-hati terhadap aktivitaslima gunung api di sekitar Halmaheradan Sulawesi.

(3) Kerusakan rumah berupa dinding yangretak juga terdata di Morotai Selatan,yaitu di Desa Mandiri, Muhajirin,

Page 68: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

61Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pembelajaran Menulis Berita dengan Menggunakan Media Foto sebagai Alat Bantu

Daruba, dan Gota Lamo. Ita SyarifBajak, warga Daruba, mengaku bahwagempa pertama terasa sangat kuatselama 30 detik. Gempa susulan lebihlemah.

(4) Helmi Agus Riyadi, staf StasiunGeofisika Ternate, mengatakan, pusatgempa berada pada patahan jalurgempa pada kedalaman 67 kilometerdari permukaan laut. Gempa berke-kuatan 6,6 SR itu berlangsung sekitarsatu menit.

(5) AMBON, KOMPAS – Gempa berkekua-tan 6,6 skala Richter mengguncangMaluku Utara, Kamis (26/7) pukul14.40 WIT, mengakibatkan 67 rumah diKabupaten Halmahera Utara retak-retak. Gempa juga membuat panikwarga di Morotai, Jailolo, Tobelo, danTernate

(6) Surono juga yakin, gempa tidakberdampak pada tsunami. “Terjadinyatsunami relatif kecil. Tidak terjadidislokasi di dalam laut,” ucap Surono.(ANG/CHE)

(7) Menurut Kepala Pusat DirektoratVulkanologi dan Mitigasi BencanaSurono, tiga gunung di sekitarHalmahera yang harus diwaspadaiadalah Gamkonora, Ibu, dan Dukono.Adapun dua gunung di Sulawesiadalah Lokon dan Soputan. KepalaBidang Pemantauan dan PengamatanGunung Api telah diminta mewas-padai aktivitas gunung itu

Urutan penyajian wacana berita di atas yaitu:GEMPA BUMI

Puluhan Rumah Rusak(5) Ambon, Kompas – Gempa berkekuatan

6,6 skala Richter mengguncangMaluku Utara1, Kamis (26/7) pukul14.40 WIT2, mengakibatkan 67 rumahdi Kabupaten Halmahera Utara retak-retak. Gempa juga membuat panikwarga di Morotai, Jailolo, Tobelo, danTernate.3

(4) Helmi Agus Riyadi, staf StasiunGeofisika Ternate4, mengatakan, pusatgempa berada pada patahan jalurgempa pada kedalaman 67 kilometerdari permukaan laut. Gempaberkekuatan 6,6 SR itu berlangsungsekitar satu menit.

(1) Lokasi gempa berada 237 km timur lautTernate atau 112 km arah barat lautPulau Morotai.5 Sumber gempaberasosiasi dengan zona tumbukanantara Mikrolempeng Halmaheradengan Mikrolempeng Mayuh. Gem-pa dirasakan pada skala III MMI (modi-fied mercalli intencity) di Ternate dandi Morotai sekitar IV MMI, kata Agus.

(3) Kerusakan rumah berupa dindingyang retak juga terdata di MorotaiSelatan, yaitu di Desa Mandiri,Muhajirin, Daruba, dan Gota Lamo.Ita Syarif Bajak, warga Daruba,mengaku bahwa gempa pertamaterasa sangat kuat selama 30 detik.Gempa susulan lebih lemah.

(2) Terkait dengan gempa itu, DirektoratVulkanologi dan Mitigasi BencanaDepartemen Sumber Energi danSumber Daya Mineral juga mengim-bau warga agar berhati-hati terhadapaktivitas lima gunung api di sekitarHalmahera dan Sulawesi.

(7) Menurut Kepala Pusat DirektoratVulkanologi dan Mitigasi BencanaSurono, tiga gunung di sekitarHalmahera yang harus diwaspadaiadalah Gamkonora, Ibu, dan Dukono.Adapun dua gunung di Sulawesiadalah Lokon dan Soputan. KepalaBidang Pemantauan dan PengamatanGunung Api telah diminta mewas-padai aktivitas gunung itu.

(6) Surono juga yakin, gempa tidakberdampak pada tsunami. “Terjadi-nya tsunami relatif kecil. Tidak terjadidislokasi di dalam laut,” ucap Surono.(ANG/CHE)

(Sumber: Kompas, 27 Juli 2007)

Unsur-unsur 5 W dan 1H yang terdapatdalam wacana berita tersebut, yaitu :

Gempa berkekuatan 6,6 skala Richtermengguncang Maluku Utara1= What (apa)Kamis (26/7) pukul 14.40 WIT2 = When(kapan) mengakibatkan 67 rumah diKabupaten Halmahera Utara retak-retak.Gempa juga membuat panik warga diMorotai, Jailolo, Tobelo, dan Ternate.3 =How (bagaimana)Helmi Agus Riyadi, staf Stasiun GeofisikaTernate4 = Who (siapa).Lokasi gempa

Page 69: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

62 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pembelajaran Menulis Berita dengan Menggunakan Media Foto sebagai Alat Bantu

berada 237 km timur laut Ternate atau 112km arah barat laut Pulau Morotai.5= Where(di mana)

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menge-tahui sejauh mana siswa mampu menen-tukan unsur penting sebuah berita yaitu5W dan 1H serta urutan penyajian beritayang benar.

3 Bertanya jawabSetelah diskusi selesai, siswa diajakmembahas hasil diskusi. Kegiatan inidimaksudkan untuk mengetahui apakahsiswa telah memahami unsur 5W dan 1Hserta urutan penyajian berita.

c. Kegiatan Akhir1. Siswa dan guru melakukan refleksi2. Siswa mendapatkan tugas untuk membawa

foto-foto kegiatan sekolah yang pernahdiikuti oleh siswa yang akan ditulis menjadiberita singkat, padat, dan jelas.

Pertemuan Keduaa. Kegiatan Awal

Siswa dan guru bertanya jawab tentang tugasrumah membawa foto-foto kegiatan sekolah

b. Kegiatan IntiLangkah-langkah kegiatan inti dalampembelajaran menulis berita secara singkat,padat, dan jelas berdasarkan foto berbagaikegiatan sekolah dapat dideskripsikanberikut ini.

1. Mencermati foto dan berita Secara individu, siswa mencermati foto

dan berita yang disajikan guru. Hal yangdicermati adalah isi berita tersebutsesuai atau tidak dengan data yangterdapat dalam foto tersebut.

2. Menentukan unsur-unsur 5W 1H danurutan penyajian berita

Kegiatan ini dimaksudkan untukmengetahui sejauh mana siswa mampumenentukan unsur-unsur 5W 1H (What,Who, When, Where, Why, dan How) danurutan penyajian berita (judul berita,tanggal, teras berita, tubuh berita, alineapenutup) yang terdapat dalam beritaberdasarkan foto kegiatan sekolah yangdisajikan guru

3. Siswa memilih foto kegiatan sekolah Siswa memilih salah satu foto-foto

kegiatan sekolah yang pernah dilakukansesuai dengan kemampuannyamengubah foto tersebut menjadi teksberita yang singkat, padat, dan jelas

4. Siswa memperhatikan penjelasan gurubagaimana langkah-langkah menulisberita secara singkat, padat, dan jelasberdasarkan foto berbagai kegiatan sekolah.

Langkah 1 : Mencermati FotoContoh foto kegiatan sekolah yang akan ditulismenjadi teks berita.

Foto tersebut di atas adalah foto kegiatansiswa baru SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta pada

Page 70: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

63Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pembelajaran Menulis Berita dengan Menggunakan Media Foto sebagai Alat Bantu

saat mendengarkan pengarahan tentang MasaOrientasi Siswa (MOS)

Setelah mencermati foto yang dicontohkanoleh guru, secara individu siswa mencermati foto

H1nadW5rusnU-rusnUataD:1lebaT

atireBrusnU-rusnU naaynatreP

tahW )apa( adaptahilretgnayapaawitsireP?rabmag

?nakadaidsoManamiD

erehW )anamid( ?nakadaidsoManamiD?uti1KPMSkatelanamiD

nehW )napak( ?nakadaidSOMnapaK?nakadaidSOMamalapareB

ohW )apais(

?SOMatresepapaiS?SOMmaladtabilretgnayajasapaiS

nataigeknakadagnemgnayapaiS?SOM

satabawajgnuggnatrebgnayapaiS?SOMnataigekaynnalaj

)apagnem(yhW surahSOMnataigekapagneM?nakadaid

woH )anamiagab( SOMnataigekaynnalajanamiagaB?tubesret

H1nadW5rusnU-rusnUnaaynatrePnabawaJ:2lebaT

naaynatreP nabawaJ

adaptahilretgnayapaawitsireP?rabmag

sirabrebgnadesgnayIIVsalekurabawsiSSOMnaaharagnepnakragnednem

?nakadaidsoManamiD?1KPMSkatelanamiD

RUBANEP1netsirKPMSnagnapaliDtasuPatrakaJ,11.oNayaRriAutniPnalaJ

?SOMatresepapaiS?SOMmaladtabilretgnayajasapaiS

?SOMnataigeknakadagnemgnayapaiS

satabawajgnuggnatrebgnayapaiS?SOMnataigekaynnalaj

1KPMSurabawsiSSISO,urug-urug,halokesalapeklikaw,halokesalapeK

klikaW atresnaawsisekgnadibhalokesalapeSOMaitinap

atresnaawsisekgnadibhalokesalapeklikaWSOMaitinap

surahSOMnataigekapagneM?nakadaid

nataigekutikiab,1KPMSlanegnemawsisayapuS,halokes nial-nialnad,roinesnamet-namet,urug-urug

SOMnataigekaynnalajanamiagaB?tubesret

seskusnadracnalnagnednalajrebSOM

yang telah dipilih dan menuliskan kegiatan apayang dilakukan pada foto tersebut.

Langkah 2: Menyusun data unsur-unsur beritadengan membuat perta-nyaan.

Mendata unsur-unsur penting berita yangterdapat dalam fotokegiatan sekolah tersebutdengan memperhatikanunsur 5W dan 1H dengancara membuat pertanya-an. Agar tersusun denganrapi data unsur-unsurberita disusun denganmenggunakan tabel 1. Setelah ini, secara indi-vidu siswa melakukankegiatan yang sama, yaitumenentukan data unsur-unsur 5W dan 1H denganmembuat pertanyaansesuai dengan foto kegiat-an pilihannya.Langkah 3: Menjawabpertanyaan unsur-unsurberita yang telah disusun

Page 71: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

64 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pembelajaran Menulis Berita dengan Menggunakan Media Foto sebagai Alat Bantu

Pertanyaan-pertanyaan yang telah disusuntersebut dijawab sesuai dengan data yangterdapat dalam foto kegiatan sekolah yangdipilihnya.Contoh lihat tabel 2.Setelah itu, secara individu siswa melakukankegiatan yang sama yaitu menjawab pertanyaanunsur-unsur 5W dan 1H yang telah disusun.

Langkah 4 : Merangkai data unsur-unsur beritamenjadi berita yang singkat, padat, dan jelas.

Data unsur-unsur berita yang telah disusundirangkai menjadi teks berita yang singkat,padat, dan jelas dengan memperhatikan urutanpenyajian berita, yaitu harus ada: judul berita(Headline), tanggal (Dateline), teras berita (Lead),tubuh berita (Body), dan alinea penutup (Closed)Contoh :

MOS SMPK 1 BPK PENABURJakarta Berlangsung

Selama 6 HariJakarta, P-ONE – Pagi yang cerah, Senin (17/7) lapangan SMPK 1 BPK PENABUR Jakartayang terletak di Jalan Pintu Air Raya No. 11telah dipenuhi anak-anak yang berpakaian putihmerah. Mereka adalah para siswa kelas VII yangakan mengikuti MOS (Masa Orientasi Siswa).MOS SMPK 1 berlangsung selama enam harimulai dari tanggal 17 Juli 2006 s.d 22 Juli 2006,dari pukul 07.00 s.d 12.00 WIB. Empat haridilaksanakan di sekolah dan dua haridilaksanakan di Mega Mendung, Ciawi. PesertaMOS tahun ini berjumlah 138 siswa.MOS adalah salah satu kegiatan awal tahunpelajaran yang wajib diikuti oleh siswa-siswabaru kelas VII. Tujuannya adalah agar siswa barukelas VII tersebut dapat mengenal lebih jauhtentang bagaimana cara belajar di SMPK 1 BPKPENABUR serta mengenal tentang lingkungansekolah, guru, karyawan, tata tertib, sertakegiatan-kegiatan yang ada di sekolah tersebut.

5. Menyusun rubrik penilaianSebelum hasil kerja dikumpulkan dandinilai, guru dan siswa mendiskusikanaspek-aspek penilaian dan pedoman pens-koran terlebih dahulu. Setelah disepakati,guru dan siswa menyiapkan format penilaian.

6. Menilai hasil kerja temanSecara berpasangan siswa menilai hasil

kerja temannya dengan rubrik yang sudahdisepakati kemudian menyuntingnya.

7. Memperbaiki tulisan Siswa memperbaiki tulisan berdasarkan

hasil suntingan temannya.8. Memilih tulisan terbaik Setelah selesai menilai dan memperbaiki

hasil kerja, siswa dan guru melaporkanhasil penilaiannya. Laporan penilaiantersebut ditulis di papan tulis kemudiandijumlahkan secara keseluruhan. Dari hasilpenjumlahan itu akan diketahui hasilnya.Berdasarkan penjumlahan itu, siswa danguru menentukan 10 teks berita terbaik.

9. Memajang hasil kerja Sepuluh teks berita terbaik yang telah dipi-

lih dipajang di tempat yang sudahditentukan oleh guru. Pemajangan bolehdilakukan di dalam maupun di luar kelas.Pemajangan juga dapat dilakukan dimajalah sekolah atau majalah dinding.Diharapkan kegiatan ini dapat menumbuh-kan motivasi siswa untuk terus menulis.

10. Memberikan penghargaan Berita terbaik yang dimuat pada majalah

sekolah diberi hadiah berupa uang ataubuku, atau benda-benda hiburan lainnya

11. Mengisi lembar penilaian sikap Setiap siswa mengisi lembar penilaian si-

kap yang telah disusun guru. Hal ini untukmengetahui sampai dimana sikap siswadalam pembelajaran menulis beritaberdasarkan foto kegiatan sekolah. Apakahsiswa senang belajar dengan model sepertiini? Hal ini juga untuk memperbaiki mutupembelajaran selanjutnya.

c. Kegiatan PenutupLangkah-langkah kegiatan penutup dalammenulis berita berdasarkan media fotoberbagai kegiatan sekolah mencakup empatlangkah: (1) merangkum dan menyimpul-kan cara menulis berita berdasarkan mediafoto berbagai kegiatan sekolah yang singkat,padat, dan jelas;(2) merefleksi;(3) memberitugas pengayaan; dan (4) menutup kegiatanbelajar.

Page 72: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

65Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pembelajaran Menulis Berita dengan Menggunakan Media Foto sebagai Alat Bantu

Penyusunan Instrumen PenilaianPembelajaran Menulis Berita

Berdasarkan Foto

Penilaian yang digunakan dalam pembelajaranmenulis berita berdasarkan media foto berbagaikegiatan sekolah yaitu penilaian kelas bertujuanuntuk mengetahui tingkat penguasaankompetensi yang ditetapkan, bersifat internal,bagian dari pembelajaran, dan sebagai bahanuntuk peningkatan mutu hasil belajar.

Instrumen penilaian yang dibutuhkandalam pembelajaran menulis berita berdasarkanmedia foto berbagai kegiatan sekolah yaitu :1. Lembar Tugas Individu

Lembar tugas individu disusun untukmenguji kompetensi yang telah ditetapkandalam silabus, dapat di lihat pada tabel 3.

naroksnePnamodeP:3lebaTatireBkokoPataD

nataigeK rokS

-

-

atirebkokopatadnaksilunemawsiSotofitamagnemiradhelorepidgnayuataH1+W5:halokesnataigek

ABMISKIDAapA.a

anamiD.bnapaK.capaiS.d

apagneM.eanamiagaB.f

apa-apanaksilunemkaditawsiS

1111110

atireBskeTnaialinePkirbuR:4lebaT

.oN kepsA rotpirkseD rokSrokS

mumiskaM

.1 napakgneleKisi

--

-

.)H1+W5tapadret(pakgnelatirebisI4ada(pakgnelitakednematirebisI

.)rusnuhibeluata4iradgnaruk(pakgnelkaditatirebisI

.)atirebrusnu

21

0

2

.2 naiauseseKisi

--

-

-

atadnagnediausesnasilutaumeSiauseskaditatadliceknaigabeS

nasilutnagnediauseskaditatadrasebnaigabeS

nasilutnagnediauseskaditatadaumeS

32

1

0

3

.4 akitametsiS--

iausesnaturu-turUiauseskaditnaturu-turU

20

2

.5 naanuggnePnadnaaje

acabadnat

-

-

-

-

naanuggnepnahalasekadakadiTacabadnatnadnaaje

nahalasektikidestapadreTacabadnatnadnaajenaanuggnep

nadnaajenasiluneprasebnaigabeShalasacabadnat

acabadnatnadnaajenaanuggnePaumeshalas

3

2

1

0

3

mumiskaMrokShalmuJ 01

Page 73: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

66 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pembelajaran Menulis Berita dengan Menggunakan Media Foto sebagai Alat Bantu

No. 1. Tulislah data pokok berita yang kamuperoleh dari mengamati foto kegiatansekolahmu!No. 2. Kembangkan data pokokberita menjadi sebuah teks berita!Format Penilaian Teks Beritadapat dilihat pada tabel 4.No. 3 Suntinglah tulisanmu berdasarkanhasil penilaian temanmu, guru, danberdasarkan pendapatmu! Lihat tabel 5.

2. Lembar penilaian sikap (afektif)Lembar penilaian sikap (afektif) disusununtuk mengetahui sampai sejauh manasikap siswa terhadap pembelajaran menulis

berita berdasarkan media foto berbagaikegiatan sekolah. Lembar sikap tersebutberupa angket, dapat di lihat pada tabel 6.Cara penghitungan penilaian berdasarkan

instumen di atas adalah :a. Untuk Lembar Tugas Individu

Data yang diperoleh dari penugasan adalahdengan menggunakan rumus :Skor maksimal:No. 1) = 6No. 2) = 10No. 3) = 6Jumlah = 22

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0 –100 adalah sebagai berikut.

Kriteria keberhasilan pembelajaran menulisberita yang sesuai dengan perolehan skordalam persentasi (%) sebagai berikut:Angka 0% - 20% = Sangat LemahAngka 21% - 40% = LemahAngka 41% - 60% = CukupAngka 61% - 80% = KuatAngka 81% - 100% = Sangat Kuat

b. Untuk Lembar Penilaian SikapPengolahan data untuk mengetahui hasilangket belajar menulis berita berdasarkan fotokegiatan sekolah menggunakan skala Likertditentukan dengan cara:

1) Siswa menjawab Ya dengan nilai = 52) Siswa menjawab Tidak dengan nilai = 0

Cara Perhitungan menggunakan rumus: Jumlah Score X 100%

n x score maximal3) Tingkat respon/tanggapan siswa terhadap

model pembelajaran dalam persentase (%),sebagai berikut.

nagnitnuynePlisaHnaialinePkirbuR:5lebaT

.oN kepsA rotpirkseD naklutebiDgnayhalmuJ rokS

.1 naajE nalutebmePnaaje

kadit/naklutebidnahalasekaumeS.nahalasekada

.naklutebidnahalaseknaigabeSnaklutebidkaditnahalaseK

2

10

.2 nahiliPatak

nalutebmePataknahilip

kadit/naklutebidnahalasekaumeS.nahalasekada

.naklutebidnahalaseknaigabeS.naklutebidkaditnahalaseK

2

10

.3 tamilaK nalutebmePtamilak

kadit/naklutebidnahalasekaumeS.nahalasekada

naklutebidnahalaseknaigabeSnaklutebidkaditnahalaseK

3

21

mumiskaMrokShalmuJ 6

Perolehan SkorSkor Maksimum (22)

X Skor Ideal (100) = …Nilai akhir =

Page 74: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

67Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pembelajaran Menulis Berita dengan Menggunakan Media Foto sebagai Alat Bantu

Angka 0% - 20% = Sangat LemahAngka 21% - 40% = LemahAngka 41% - 60% = CukupAngka 61% - 80% = KuatAngka 81% - 100%= Sangat Kuat(Riduwan 2006:89)

Kesimpulan

Kesimpulan dari karya tulis ini adalah bahwapembelajaran menulis berita denganmenggunakan media foto sebagai alat bantu inisangat tepat dilaksanakan. Terbukti denganpembelajaran ini hasil belajar siswa dalamkompetensi dasar menulis berita dapatditingkatkan. Pembelajaran ini memilikibeberapa keunggulan sebagai berikut.

a. Mudah dilaksanakan oleh setiap gurubahasa Indonesia di SMP

b. Materi ajar yang disampaikan sesuaidengan kebutuhan dan lingkungan siswa

c. Kegiatan pembelajaran benar-benarberpusat pada siswa sehingga siswa dapatmenemukan jawaban sendiri (inkuiri)terhadap foto kegiatan sekolah yang akanditulis menjadi berita

d. Sangat efektif untuk mengembangkankreativitas dan imajinasi siswa

e. Sangat efektif untuk menumbuhkan sikapkritis terhadap permasalahan yang terjadidalam kehidupan sehari-hari

f. Sangat efektif untuk menumbuhkan sikapberani mengeluarkan pernyataan terhadappersoalan yang terjadi

g. Sangat efektif untuk mengembangkankemampuan siswa dalam menulis berita

pakiSnaialinePrabmeL:6lebaT

nakrasadreBatireBsiluneMrajaleBtekgnAhalokeSnataigeKiagabreBotoFaideM

naaynatreP aY kadiT

1 otohpnak-rasadrebatirebsketsilunemrajalebitukignemgnaneShalokesnataigek

2 atirebsilunemkutnunakhadumemotofaynadanagneD

3 nakirebidgnayatirebsilunemsagutkutnugnatnatreT

4 atirebsilunemsuretkutnuisavitomreT

5 aynnialatirebsilunemsuretkutnuedi-edinakakumegnemtapaD

6 taafnamrebtagnasatirebsiluneM

7 fitkefehibelrajaleB

8 kiranemhibelrajaleB

9 nakgnayabidgnaytiluseskaditatirebsiluneM

01 igalkiabhibelnagnedatirebsilunemahasureB

Page 75: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

68 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pembelajaran Menulis Berita dengan Menggunakan Media Foto sebagai Alat Bantu

Saran

Agar pembelajaran menulis berita denganmenggunakan media foto sebagai alat bantu inidapat meningkatkan hasil belajar siswa dalammenulis berita, hal yang dapat disarankanadalah sebagai berikut:1. Dalam penyusunan rencana pembelajaran,

guru harus melakukannya dengan matang,terutama yang berkaitan dengan kebutuhandan minat siswa.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guruharus dapat menyusun langkah-langkahpembelajaran secara sistematis, memberi-kan bimbingan yang maksimal, dan dapatmenciptakan suasana belajar yangmenyenangkan.

3. Dalam penilaian, guru harus terbukakepada siswa agar siswa sungguh-sungguhmengerjakan tugas yang diberikan,sehingga hasilnya maksimal.Semoga pembelajaran menulis berita

berdasarkan media foto berbagai kegiatansekolah yang penulis paparkan ini dapatmemberi manfaat dan menjadi contoh bagiteman-teman guru bahasa Indonesia terutamadi lingkungan sekolah BPK PENABUR.

Daftar Pustaka

Abrar, Nadhya. (2005). Penulisan berita .Yogyakarta: Penerbit UniversitasAtmajaya Yogyakarta

Dinas Pendidikan Dasar. (2006). Kurikulumsatuan pendidikan tingkat SekolahMenengah Pertama (SMP) Bahasa Indone-sia. Jakarta: Pemerintah Provinsi DKIJakarta

Hamalik, Oemar. (1989). Media pendidikan.Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaranberbasis kompetensi dan kontekstual.Jakarta : Bumi Aksara

Sadiman, Arief S., dkk. (1990). Media pendidikan.Jakarta: CV Rajawali

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,Departemen Pendidikan dan Kebuda-yaan. (1999). Kamus Besar Bahasa Indone-sia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka

Riduwan. (2004). Belajar mudah penelitian untukguru-karyawan dan peneliti pemula.Bandung: Alfabeta

Tarigan, H.G. (1985). Menulis sebagai suatuketerampilan berbahasa . Bandung:Penerbit Angkasa

Trianto, Agus. (2006). Pasti bisa bahasa Indonesiakelas VIII. Jakarta: Erlangga

Page 76: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

69Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pusat Belajar Anak: Sebuah Alternatif untuk Pemenuhan Hak Belajar

Pusat Belajar Anak: Sebuah Alternatif untukPemenuhan Hak Belajar Anak di Kab. Sumba Barat

Yuli Kwartolo*)

*) Mantan staf BPK PENABUR Jakarta

Opini

embangunan pendidikan nasional adalah tanggung jawab bersama, pemerintah,masyarakat, swasta, perorangan, lembaga-lembaga keagamaan dan sosial lainnya sepertiNon Government Organization (NGO). Salah satu peran yang dapat dilakukan NGO adalahmenyelenggarakan pendidikan nonformal. Wahana Visi Indonesia (WVI) adalah sebuah

NGO yang memberikan layanan pada bidang pendidikan. Di wilayah kerjanya di Kab. SumbaBarat, WVI menyelenggarakan kegiatan yang diberi nama Pusat Belajar Anak (PBA). Sebagaikelompok belajar atau komunitas belajar. Keberadaan PBA selain untuk pemerataan pendidikanjuga untuk menjamin terpenuhinya hak belajar anak. Kegiatannya berlangsung pada sore hari,setelah kegiatan sekolah selesai, dan dipimpin oleh seorang tutor PBA. Materi yang diberikankepada peserta PBA fokus pada usaha peningkatkan kemampuan anak dalam baca, tulis, danhitung (calistung). Dalam pelaksanannya memang masih memiliki banyak kekurangan, namunkeberadaan PBA sebagai komunitas belajar harus diberi apresiasi yang tinggi. Entry pointnya adalah,PBA memberi kesempatan kepada anak-anak usia sekolah, khususnya anak usia sekolah dasaruntuk mendapat tambahan pelajaran. PBA sangat membantu kerja Dinas Pendidikan Pemudadan Olahraga Kab. Sumba Barat untuk meningkatkan tingkat keterdidikan (educability) anak diwilayahnya.

Kata-kata kunci: pemerataan pendidikan, hak belajar anak, komunitas belajar.

AbstractThe development of national education becomes a shared responsibility of the government, public, private,personal, religious institutions and other social institutions such as the Non-Government Organization(NGO). One role that NGOs can do is to conduct non-formal education. Wahana Visi Indonesia (WVI) is anNGO that provides services in education. West Sumba District, WVI has been organizing organized activitycalled Children Learning Center (PBA). Which can be classified as study groups or learning communities.PBA can participate in expanding educational oppurtunities that all children have right to accees education.PBA conducts learning activities assisted by tutors in the afternoon after school hours. Learning is focusedonreading, writing and arithmaties (3Rs) skills. Althrough several shortcomings are still experienced, PBAhas given significant contribution in education in West Sumba.

Key words: educational equity, the right of a child’s learning, learning communities.

Abstrak

P

Page 77: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

70 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pusat Belajar Anak: Sebuah Alternatif untuk Pemenuhan Hak Belajar Anak

Pendahuluan

Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan bahwasalah satu tujuan pembangunan nasional adalahmencerdaskan kehidupan bangsa. Ini berartisetiap anak bangsa harus mendapatkan haknyayaitu memperoleh pendidikan yang bermutu.Untuk mencapai tujuan tersebut, tentu saja suatuhal yang tidak mungkin jika hanya mengandal-kan peran pemerintah. Oleh karena itu, di dalamUU No. 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional dikemukakan bahwatanggung jawab pendidikan tidak hanya dipundak pemerintah, namun juga di tanganmasyarakat, swasta, perorangan, lembaga-lembaga keagamaan dan sosial lainnya sepertiLembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau NonGovernment Organization (NGO). Salah satu peranyang dapat dilakukan oleh lembaga-lembaga nonpemerintah, baik secara individual atau institusiadalah menyelenggarakan pendidikannonformal.

Pendidikan nonformal seperti dijelaskan didalam UU No. 20 Tahun 2003 diselenggarakanuntuk warga masyarakat yang memerlukanlayanan pendidikan yang berfungsi sebagaipengganti, penambah, dan/atau pelengkappendidikan formal dalam rangka mendukungpendidikan sepanjang hayat (life long education).Satuan pendidikan non formal terdiri ataslembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompokbelajar, pusat kegiatan belajar masyarakat. PusatBelajar Anak (PBA) yang berada di Kab. SumbaBarat sesuai ketentuan yang ada digolongkansebagai kelompok belajar atau komunitas belajar.

Pada suatu kesempatan berkaitan dengantugas, penulis datang ke Kab. Sumba Barat untukmelakukan survei terhadap pelaksanaan PBAini. Survei dilakukan atas permintaan dariWahana Visi Indonesia (WVI) yang meng-‘hire’penulis untuk melihat dari dekat pelaksanaanPBA. Survei dilakukan terhadap 8 PBA yangtersebar di 4 kecamatan dan di 8 sekolah dasar.

Jika dikaitkan dengan amanat dariPembukaan UUD 1945 mengenai tujuanpembangunan nasional untuk mencerdaskankehidupan bangsa dan pemenuhan hak

memperoleh pendidikan bagi setiap warganegara, maka menarik disampaikan di sinikeberadaan PBA sebagai salah satu wadahalternatif pemerataan pendidikan di Kab. SumbaBarat.

Profil Singkat PBA

Berdasarkan informasi yang diperoleh, PusatBelajar Anak (PBA) mulai berjalan di masing-masing sekolah sejak tahun 2005. PBAmerupakan suatu taman belajar dan bermainbagi siswa kelas 1 s.d. 6. Kegiatannyaberlangsung pada sore hari, mulai jam 15.00 s.d.17.00 WITA. Data yang diperoleh di lapangan,kegiatan PBA diadakan 3 kali dalam seminggu,dengan pengelompokan kelas 1 dan 2, kelas 3dan 4, kelas 5 dan 6 yang masing-masingkelompok mendapat jatah 1 hari. Namunmasing-masing PBA tidak sama dalammenentukan harinya, tergantung sekolah dasartempat kegiatan PBA berlangsung.

Dalam pelaksanaan pembelajaran di PBA,pihak WVI merekrut satu orang tenaga yangdinamakan tutor PBA. Tutor inilah yangbertugas membelajarkan anak-anak peserta PBA.Selain itu, WVI juga menyediakan sarana belajaryang diperlukan, khususnya untuk kegiatanolahraga. Sedangkan sekolah menyediakanruangan untuk berlangsungnya prosespembelajaran PBA.

PBA merupakan program WVI Kab. SumbaBarat di bidang pendidikan yang memfokuskandiri pada usaha peningkatkan kemampuan anakdalam baca, tulis, dan hitung(calistung). Fokuspada calistung ini bisa dimengerti, sebab kondisifaktual menunjukkan bahwa sebagian besarsiswa belum bisa baca, tulis, dan hitung.

PBA menawarkan metode belajar sambilbermain, berbagi cerita, diskusi, gerak dan lagu.Materi yang diberikan tidak hanya pelajaransekolah saja, tetapi diajarkan pula tentangketerampilan hidup. Dari sini diharapkan PBAmenjadi salah satu cara untuk memastikanterpenuhinya hak anak di bidang pendidikan.Karena melalui PBA, anak bisa berpartisipasimengaktualkan dan mengekspresikan dirinya,menumbuhkan kreativitas, kepemimpinan dan

Page 78: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

71Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pusat Belajar Anak: Sebuah Alternatif untuk Pemenuhan Hak Belajar

kepedulian terhadap sesamanya sekaligusmengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatanyang bermanfaat.

Siswa peserta PBA adalah anak-anaksekolah dasar yang mendapatkan sponsorshipdari donatur melalui WVI Kab. Sumba Barat.Tabel 1 memperlihatkan jumlah siswa yangmengikuti PBA di delapan (8) lokasi sekolah.

Dalam kenyataannya, saat dilakukanobservasi pembelajaran PBA siswa yang datangmelebihi jumlah dalam tabel. PBA bisa berjalankarena adanya kemitraan antara WVI, sekolah,orang tua, masyarakat, dan Dinas PendidikanPemuda dan Olahraga Kab. Sumba Barat.

Tutor PBA Pengganti Guru

Esensi eksistensi PBA di wilayah KabupatenSumba Barat adalah berlangsungnya aktivitaspembelajaran seperti halnya ketika anak yang

ABPatresePawsiShalmuJ:1lebaT

.oN natamaceK ABKisakoL saleK halmuJ

1

uhgiRanaT ihesaMDSoraBeeW

V,awsis1=VI,awsis1=III,awsis1=Iawsis5=IV,awsis7=

awsis51

iregeNDSyrokoL

VI,awsis2=III,awsis7=II,awsis2=Iawsis9=IV,awsis7=V,awsis52=

awsis05

2

ayobmaL ihesaMDSidurakiaW

VI,awsis9=III,awsis7=II,awsis5=Iawsis5=IV,awsis6=V,awsis9=

awsis14

ihesaMDSariyNataM

VI,awsis01=III,awsis6=II,awsis4=Iawsis4=IV,awsis6=V,awsis9=

awsis14

3

atoK serpnIDS2agagiarP

VI,awsis9=III,awsis3=II,awsis2=Iawsis2=IV,awsis7=V,awsis3=

awsis22

ilaBserpnIDSubeleK

VI,awsis4=III,awsis2=II,awsis3=Iawsis4=IV,awsis1=

awsis41

4

iloLihesaMDS

2kabubakiaWVI,awsis9=III,awsis5=II,awsis1=IIIV,awsis5=IV,awsis7=V,awsis9=

awsis01=

awsis44

1ihesaMDSakakakoD

V,awsis11=VI,awsis51,III,awsis8=IIawsis5=IV,awsis7=

awsis74

mengikuti PBA menerima pelajaran di sekolahpagi hari. Bedanya, hanya terletak padawaktunya saja, sekolah berjalan dari pagisampai siang, sedangkan kegiatan PBAberlangsung pada sore hari setelah selesaikegiatan sekolah.

Proses pembelajaran di sejumlah komunitasbelajar ini dipimpin oleh seorang tutor. Istilah

tutor menurut Kamus Besar Bahasa Indonesiadiartikan sebagai orang yang memberi pelajaran(membimbing) kepada seseorang atau sejumlahkecil siswa. Jika merujuk pada esensi PBA terse-but di atas, maka seorang tutor diharuskanmemiliki kriteria tertentu, baik dari sisi kualifikasiakademik maupun kompetensi pedagoik samahalnya dengan sejumlah kriteria dan kompetensiyang harus dimiliki/dikuasai oleh seorang guru.

Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentangGuru dan Dosen, ada satu kompetensi yangmenurut penulis merupakan kompetensi kritis.Artinya kompetensi yang memang benar-benar

Page 79: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

72 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pusat Belajar Anak: Sebuah Alternatif untuk Pemenuhan Hak Belajar Anak

harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang guru,yaitu: kompetensi pedagogik.

Kompetensi pedagogik merujuk padakemampuan guru dalam mengelola peserta didikyang meliputi: (a) pemahaman wawasan ataulandasan kependidikan, (b) pemahamanterhadap peserta didik, (c) pengembangankurikulum/silabus, (d) perancangan pembel-ajaran, (e) pelaksanaan pembelajaran yangmendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar,dan (g) pengembangan peserta didik untukmengaktualisasikan berbagai potensi yangdimilikinya.

Mencermati hasil observasi, tampak sekalibahwa tutor yang tugasnya sama dengan guruyang memberi pelajaran dan membimbingsiswanya pada sore belum memiliki danmenguasai satu kompetensi di atas. Indikator-indikatornya yang mudah dilihat saat observasi,antara lain adalah: (a) tidak memilikikurikulum/silabus, (b) tidak ada rencanapembelajaran (lesson plan), dan (c) tidak adaevaluasi hasil belajar.

Hasil penelusuran lebih lanjut menun-jukkan bahwa bahan yang diberikan kepadapeserta PBA belum memiliki arah yang jelas.Artinya, materi yang diberikan kepada pesertadidik belum dirancang secara sistematis sesuaidengan scope dan sequence seperti lazimnyasebuah silabus. Kegiatan pembelajaran yangdipimpin oleh tutor juga tidak mengikutilangkah-langkah standar seperti yang biasadilakukan oleh guru, yaitu pendahuluan,kegiatan inti, dan penutup.

Kinerja tutor PBA yang demikian karenapada umumnya mereka berasal dari lulusanSMP dan SMA. Bahkan di sebagian PBA,tutornya adalah ibu rumah tangga tetapimemiliki kemauan. Ada kemauan inilah faktorutama yang menentukan seseorang dipilihmenjadi tutor. Apalagi kalau seseorang yangbersedia menjadi tutor itu memiliki keterampilanbernyanyi, menari, atau olahraga ia akanmemiliki nilai plus. Dalam kenyataannya, WVIjuga mengalami kesulitan untuk mencari tutorseperti yang diharapkan, apalagi harusmemenuhi sejumlah syarat kompetensi pedagogi.

Proses Pembelajaran PBA

Untuk mengetahui secara mendalam aktivitasPBA, penulis melakukan observasi langsungkegiatan belajar di dalam kelas. Hasil observasidi sejumlah PBA memperlihatkan bahwa tutorsebagai orang yang berperan membelajarkananak-anak PBA belum menguasai kaidah-kaidah didatik metodik, atau kaidah-kaidahpengelolaan sebuah proses pembelajaran. Dalambahasa keguruan disebut prinsip-prinsipinstruksional. Menurut Filbeck, seperti dikutipoleh Atwi Suparman (2005), prinsip-prinsipinstruksional dapat dikembangkan menjadi duabelas macam.

Prinsip pertama adalah, adanya responbaru (new responses) diulang sebagai akibatrespon tersebut. Bila respon menyenangkan,maka pemelajar (learner) cenderung mengulangrespon tersebut karena ingin memelihara akibatyang menyenangkan. Implikasi prinsip iniadalah, perlunya memberi umpan balik positifsesegera mungkin atas keberhasilan pesertadidik.

Prinsip pertama ini sesuai dengan teoribelajar behaviorisme. Teori ini menekankankonsep umpan balik pada kegiatan belajar.Umpan balik dianggap penting sama denganpenguatan (reinforcement). Ketika siswamemberikan respon yang bagus selama belajar,umpan balik segera diberikan kepada siswayang mampu menjawab dengan benar. Umpanbalik ini diharapkan untuk menguatkan respon.Demikian juga, umpan balik segera diberikanapabila siswa memberikan jawaban yang salah,dengan tujuan untuk mengurangi dalammemberikan jawaban yang tidak tepat.

Prinsip kedua adalah, perilaku pesertadidik selama pembelajaran tidak hanya dikontrolakibat dari respon, melainkan juga dikontrololeh kondisi atau tanda-tanda yang ada dilingkungan tempat anak didik belajar. Kondisiatau tanda-tanda tersebut seperti tulisanbermakna, gambar bermakna, komunikasi ver-bal, perilaku anak didik, sampai padaketeladanan guru. Implikasi prinsip ini adalah,perlunya dinyatakan secara jelas tujuan

Page 80: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

73Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pusat Belajar Anak: Sebuah Alternatif untuk Pemenuhan Hak Belajar

instruksional yang hendak dicapai oleh pesertadidik dan penggunaan berbagai metode danmedia.

Prinsip ketiga adalah, perilaku yangditimbulkan oleh tanda-tanda tertentu akanhilang/berkurang frekuensinya jika tidakdiperkuat dengan pemberian akibat yangmenyenangkan. Pengetahuan dan keterampilanbaru yang telah dimiliki oleh peserta didik harussering dimunculkan dan diberi akibat yangmenyenangkan agar apa yang telah dimilikipeserta didik itu selalu digunakan. Implikasiprinsip ini adalah isi pelajaran harus memilikinilai guna bagi peserta didik dan memberikanreward terhadap sebuah keberhasilan.

Prinsip keempat adalah, belajar yangberbentuk respon terhadap tanda-tanda yangterbatas akan ditransfer kepada situasi lain yangterbatas pula. Implikasi prinsip ini adalah,pemberian kesempatan kepada peserta didikuntuk belajar dalam kondisi dunia yang nyata,yaitu lingkungan di luar kelas/sekolah. Denganmemberikan berbagai variasi pembelajaran,peserta didik diharapkan mampu mentransferpengetahuan, keterampilan, dan sikap yangdimilikinya untuk memecahkan masalah hidupyang juga penuh dengan variasi.

Prinsip kelima adalah, belajar mengge-neralisasikan dan membedakan merupakandasar untuk belajar sesuatu yang kompleksseperti pemecahan masalah. Implikasinya,dalam pembelajaran, guru harus menggunakansecara luas bukan hanya contoh-contoh positif,melainkan yang negatif juga. Untuk menjelaskanperilaku yang baik menurut norma yang ada,guru harus pula memberikan contoh-contohyang bertentangan dengan norma tersebut. Untukmenjelaskan bilangan genap misalnya, guruharus memberi contoh juga bilangan ganjil. Inginmenjelaskan benda kongkret misalnya, guruharus menjelaskan juga benda-benda abstrak.

Prinsip keenam adalah, status mentalpeserta didik akan mempengaruhi perhatian danketekunan selama pembelajaran. Implikasiprinsip ini adalah pentingnya menarikperhatian peserta didik untuk mempelajarimateri. Oleh karena itu, guru harus menunjuk-kan hal-hal sebagai berikut: (a) kompetensi yangakan dikuasai; (b) bagaimana peserta didikmenggunakan kompetensi itu; (c) apakah

kompetensi itu memberi nilai tambah untukkemajuan diri; (d) bagaimana prosedur yangharus diikuti peserta didik untuk mencapaikompetensi itu; dan (e) bagaimana cara menilaikeberhasilan peserta didik mencapai kompe-tensi.

Prinsip ketujuh adalah, kegiatanpembelajaran dibagi menjadi langkah-langkahkecil. Implikasinya, penggunaan buku teksterprogram dan guru harus menganalisapengalaman belajar peserta didik menjadikegiatan-kegiatan kecil.

Prinsip kedelapan adalah, kebutuhanmemecah materi belajar yang kompleks menjadikegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi bilamateri yang kompleks itu dapat diwujudkandalam suatu model. Implikasinya adalah guruperlu memanfaatkan model, realita, simuasi,video program, demonstrasi, eksperimen, dll.

Prinsip kesembilan adalah, keterampilantingkat tinggi seperti keterampilan memecahkanmasalah terbentuk dari sejumlah komposisiketerampilan dasar. Implikasinya, tujuaninstruksional harus dirumuskan dalam bentukhasil belajar yang operasional agar dapatdianalisis menjadi tujuan-tujuan yang lebihkhusus.

Prinsip kesepuluh adalah, belajarcenderung menjadi cepat dan efisien sertamenyenangkan bila peserta didik diberiinformasi bahwa ia semakin mampu.

Prinsip kesebelas adalah, perkembangandan kecepatan belajar peserta didik berbeda-beda, ada yang cepat dan ada yang lambat.Selain itu, tidak semua peserta didik mampumempelajari seluruh mata pelajaran. Implikasiprinsip ini adalah, memberikan materi-materidasar sebagai prasyarat mempelajari materiselanjutnya dan memberi kesempatan setiappeserta didik maju berkembang sesuaikecepatannya.

Prinsip keduabelas adalah, peserta didikmampu mengembangkan dan mengorgani-sasikan kegiatan belajarnya dengan caranyasendiri. Implikasinya, memberi kemungkinanbagi peserta didik memilih waktu, cara, dansumber belajar lain; selain yang sudahditetapkan oleh guru.

Hasil observasi pembelajaran menun-jukkan, proses pembelajaran di beberapa PBA

Page 81: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

74 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pusat Belajar Anak: Sebuah Alternatif untuk Pemenuhan Hak Belajar Anak

belum sepenuhnya sesuai prinsip-prinsip diatas. Misalnya, tutor langsung menulis di papantulis soal-soal yang harus dikerjakan siswa,tanpa menjelaskan terlebih dahulu tujuan yangakan dicapai. Tutor juga tidak memberikanmotivasi kepada peserta PBA agar memberirespon terhadap stimulus yang ia berikan.Penggunaan media, alat peraga, model, dansumber lain hampir tidak dijumpai selamaobservasi pembelajaran. Pengelolaanpembelajaran di beberapa PBA kurang efektif.Komunikasi cenderung satu arah dari gurukepada siswa; tutor mendominasi pembelajarandan tidak berusaha membangkitkan responsiswa; serta tutor hanya mengandalkan kapurdan papan tulis.

Sungguhpun demikian, juga ada beberapatutor yang kreatif dalam memanfaafkan berbagaimedia belajar. Di PBA SD Masehi Wae Baro danPBA di SD Inpres Praigaga 2 misalnya, tutormemanfaatkan media pembelajaran yang ada dilingkungan sekitar. Mereka memanfaatkan batu,ranting, daun, sebagai media belajar untukmemberikan pemahaman yang jelas tentangkonsep penjumlahan, pengurangan, danpembagian. Ini berarti tutor telah menerapkanapa yang dinamakan dengan belajar berbasisaneka sumber. Belajar berbasis aneka sumberatau disingkat, menurut Yusufhadi Miarso(2007), esensinya adalah, anak didik dapatbelajar dari mana saja, dari siapa saja, dantentang apa saja.

Temuan lain yang sangat mencolok selamaproses pembelajaran adalah dalam menyam-paikan materi, tutor tidak menggunakan bahasaIndonesia yang baik dan benar baik lisanmaupun tulisan. Padahal menurut ketentuanyang ada, proses pembelajaran di semua jenjang,di berbagai macam layanan pendidikan harusmenggunakan bahasa Indonesia yang baik danbenar. Kata-kata ‘to’, dan komunikasi dengandialek daerah sangat dominan. Selain itu,struktur bahasa yang ditunjukkan oleh para tu-tor tidak sesuai dengan Ejaan Yang Disempur-nakan (EYD), misalnya”Berapa jumlah uang ibuyang dia pakai beli?” kemampuan bahasa tutorjuga cukup memprihatinkan, kata ‘sisah’ yangseharusnya ‘sisa’, menyebut buah manggadengan ‘sebutir’ padahal seharusnya ‘sebuah’,adalah beberapa fakta yang ada. Belum lagi tu-

tor tidak menguasai tanda baca, tidak menguasaipenulisan huruf kapital, dan tidak menguasaipenulisan kata depan (preposisi).

Dampak PBA

Dampak paling nyata dari pelaksanaan PBAbagi anak adalah tumbuhnya semangat yangtinggi untuk belajar. Ini sisi positif kehadiranPBA. Dari sisi akademik, pengetahuan anakbertambah dan ada peningkatan kemampuancalistung, meskipun hal ini masih perlu ditelitisecara lebih lanjut. Sebab faktanya, ada sebagiananak yang tahu nama benda, tetapi tidak bisamenuliskan nama benda itu. Ini berarti,kemampuan bahasa anak masih rendah, ataubelum tahu sama sekali.

Hasil yang ditunjukkan oleh peserta PBAketika diberi lembar kerja, menguatkan bahwakemampuan bahasa, memahami instruksi, kosakata anak harus ditingkatkan lagi. Sebagianbesar anak mengalami kebingungan harusmelakukan apa, padahal sudah dijelaskanberkali-kali apa yang harus dilakukan. Iniberarti, anak kurang paham dengan perintahyang diberikan, sehingga gagal memberi responyang seharusnya. Kondisi ini dialami olehsebagian anak yang sudah masuk kelas 4 sekolahdasar; berarti sudah menginjak usia 10 tahun,namun belum bisa menulis, tidak pahamperintah. Jelas ini sangat terlambat dan sebuahkemunduran.

Ratih Gandasetiawan (2010) mengemu-kakan, perkembangan bahasa sebagai alatkomunikasi seharusnya sudah terbentuk sejakanak memasuki usia 3 s.d. 6 tahun dandilanjutkan pada usia 7 s.d. 9 tahun. Pada usia3 s.d. 6 tahun, anak sensitif untuk menggunakanbahasa. Dalam tahap usia ini, anak sudah bisamewarnai, anak bisa menjawab kebutuhanfisiknya (apa yang akan dilakukan jika haus,ngantuk, lapar, kedinginan), anak sudah bisabercakap-cakap secara sederhana, anak sudahbisa menyebutkan nama lengkapnya, belajarlawan kata, mengutarakan perasaan dari apayang ditangkap oleh mata, telinga, hidung;sudah mampu melakukan analisis diri(misalnya: apa yang harus dilakukan sebelummenyeberang jalan), menyebutan nama buah,

Page 82: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

75Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pusat Belajar Anak: Sebuah Alternatif untuk Pemenuhan Hak Belajar

sayuran, benda sekitar, dan belajar memberirespos terhadap perintah.

Dampak PBA dalam sisi non akademik,anak semakin rajin berdoa, berani memimpindoa, anak menjadi lebih menghormati orang lain(guru, orang tua), timbul gairah menyalurkanhobi atau bakat dan mengisi waktu luangdengan kegiatan positif.

PBA sebagai Komunitas Belajar

Komunitas berarti kelompok atau group.Sedangkan belajar dalam konteks ini menurutpenulis diartikan sebagai aktivitas akademik(calistung misalnya) maupun non akademik(bernyanyi, menari, olahraga, dll) yangdilakukan secaraindividual mau-pun kelompokoleh siswa yangtergabung dalamPBA tersebut dandipimpin olehseorang tutor.

Terlepas da-ri keadaan yangmasih memilikibanyak keku-rangan, namunkehadiran PBAsebagai komu-nitas belajar patut mendapatkan apresiasi yangtinggi. Ini merupakan salah satu wujud peranserta LSM dalam meningkatkan harkat danmartabat warga negara melalui pendidikan. En-try pointnya adalah, PBA memberi ruang yangsangat luas kepada anak-anak usia sekolah,khususnya anak usia sekolah dasar untukmendapat tambahan pelajaran di luar jamsekolah. Tambahan ini penting, karena memangdisadari oleh Dinas Pendidikan Pemuda danOlahraga Kab. Sumba Barat, bahwa tingkatmelek huruf dan melek angka anak-anak usiasekolah dasar masih cukup rendah. KehadiranPBA ini jelas sangat membantu kerja DinasPendidikan setempat untuk meningkatkantingkat keterdidikan (educability) di wilayahnya.

Jika dikaitkan dengan Rencana StrategisPendidikan Nasional dari Kementerian

Pendidikan Nasional, maka jelas sekali bahwaWVI dan Dinas Pendidikan Pemuda danOlahraga Kab. Sumba Barat sudah mewujud-nyatakan tema pembangunan pendidikannasional tahun 2005 - 2009, yaitu meningkatkankapasitas dan aksesibilitas.

PBA sebagai komunitas belajar juga salahsatu bagian dari perwujudan pelaksanaanDeklarasi Pendidikan Bagi Semua (education forall). Soedijarto (1997) menguraikan berkaitandengan konsep pendidikan bagi semua, bahwakebutuhan dasar semua orang harus terpenuhibelajar. Kebutuhan dasar belajar tersebutmeliputi kebutuhan untuk menguasai alat danbahan belajar. Dengan demikian, setiap warganegara yang mendapatkan hak belajar yangbermutu dapat: (a) bertahan dalam kehidup-

annya,(b) mengem-bangkan kapasitassecara penuh, (c)hidup dan bekerjasecara bermartabat,(d) berpartisipasipenuh dalam pem-bangunan, (e) mem-perbaiki mutu kehi-dupannya, (f) mem-buat keputusanberdasarkan infor-masi,dan (g) melan-jutkan belajar.

Memang ha-rus diakui, geografi Indonesia yang terdiri atasberibu-ribu pulau merupakan salah satu faktorkendala yang menyebabkan pemerataan danaksesibilitas pendidikan belum sepenuhnyaoptimal. Oleh karena itu, mungkin sajaditemukan di sebuah wilayah dari NegaraKesatuan Republik Indonesia ini masih adasebagian warga negara masih buta aksara, butaangka; atau kemampuan membaca, menulis, danberhitung sebagian warga negara masih sangatrendah. Bahkan di Kampung Cinakeum, DesaCitorek Barat, Kecamatan Cibeber, KabupatenLebak, daerah yang tidak jauh dari pusatpemerintah Indonesia masih ada banyak wargamasyarakat yang buta huruf (Harian Republika,3 Januari 2011). Sekarang yang terpentingadalah, upaya dari semua elemen bangsa untukterus peduli, mempunyai komitmen memberikan

Dampak PBA dalam sisi nonakademik, anak semakin rajinberdoa, berani memimpin doa,

anak menjadi lebih menghormatiorang lain (guru, orang tua),

timbul gairah menyalurkan hobiatau bakat dan mengisi waktuluang dengan kegiatan positif.

Page 83: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

76 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Pusat Belajar Anak: Sebuah Alternatif untuk Pemenuhan Hak Belajar Anak

pendidikan/pembelajaran bagi semua anakbangsa sebagai salah satu hak dasar setiapwarga negara.

Penutup

Situasi dan kondisi pelaksanaan PBA di Kab.Sumba Barat masih jauh dari kata ‘sempurna’,namun perlu dicatat bahwa kehadirannya ditengah-tengah masyarakat harus diberi apresiasiyang tinggi. WVI dengan program PBA telahmenyediakan wadah yang strategis sebagaiupaya meningkatkan kemampuan calistungbagi anak-anak sekolah dasar sekaligus jugauntuk pemerataan pendidikan di wilayahbinaannya, yaitu Kab. Sumba Barat. PBA sebagaikomunitas belajar, dengan segala eksistensinyatelah menjadi tempat yang menyenangkan bagianak-anak Kab. Sumba Barat untuk melanjutkanaktivitas belajarnya setelah selesai mengikutipelajaran di sekolah. Anak-anak memilikimotivasi yang tinggi untuk datang lagi kesekolah di sore hari, meskipun harus berjalankaki 3 s.d. 5 km. Ini adalah modal berharga yangharus dipelihara oleh pihak-pihak terkait demipeningkatan kualitas pendidikan di DinasPendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. SumbaBarat.

Daftar Pustaka

Gandasetiawan, Ratih (2010). Mengoptimalkan IQdan EQ anak melalui metode sensomotorik.Libri, Jakarta

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000). BalaiPustaka: Jakarta

Miarso, Yusufhadi (2007). Materi kuliah Landasanteknologi pendidikan Program PascasarjanaS2 Jurusan Teknologi Pendidikan Univer-sitas Negeri Jakarta

Soedijarto (1997). Makalah Memantapkan kinerjasistem pendidikan nasional dalam menyiapkanmanusia indonesia memasuki abad Ke-21

Suparman, Atwi (2005). Desain Instruksional.Pusat Antar Universitas untuk Pening-katan dan Pengembangan AktivitasInstruksional Universitas Terbuka,Jakarta.

UU RI No.20 Tahun 2003, tentang Sistempendidikan nasional

UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan dosenHarian Republika, 3 Januari 2011http://www.kemdiknas.go.id/

Page 84: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

77Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Mengurai Linguistikalitas Manusia dalam Proses Komunikasi

Mengurai Linguistikalitas Manusiadalam Proses Komunikasi(Uraian Filosofis Kebahasaan Manusia)

Eko Hadi Purnomo*)

*) Guru SDK-SMP Plus BPK PENABUR Bogor

Opini

istorisitas manusia dibentuk dalam kerangka besar komunikasi sosial interpersonal. Dalamproses komunikasi itu, termaktub kemampuan dasariah manusia untuk membahasa.Bahasa menjadi medium transfer ide antar individu, dan juga merupakan representasipola pikir serta daya interpretatif manusia atas realitas faktual yang terjadi pada zamannya.

Karena itu, bahasa yang berkembang, menentukan arah perjalanan historisitas manusia itu sendiri.Masalahnya kini adalah telah terjadi distorsi berbahasa dalam kehidupan modern yang munculsebagai dampak dari adanya rekayasa nilai dalam informasi-informasi yang disampaikan.Permasalahan dasar itu mencapai titik solusinya melalui proses pengamatan lapangan terhadapdinamika berbahasa orang-orang muda. Pengamatan itu dibuat melalui proses wawancara dananalisis atas hasil yang didapat. Analisis itu didasarkan pada studi pustaka atas pemikiran paraahli dan pemerhati kebahasaan. Hingga akhirnya, ditemukanlah sebuah jalan tengah untukmendamaikan keduanya, yaitu sensor informasi yang didasarkan pada tingkat pemahaman setiapindividu atas realitas.

Kata-Kata Kunci: bahasa, subjektifitas, komunikasi, teknologi komunikasi, realitas, informasibanalitas informasi, media hiper-realitas , rekayasa nilai.

AbstractThe historicity of human being is established within the framework of interpersonal socialcommunication. In the process of communication, basic human ability to use language is reflected. Language becomes themedium transferring ideas between individuals, and also a representation of the mindset and interpretivepower of man over the factual reality that happened in his days. Therefore, an evolving language determinesthe direction of travel of the historicity of the man himself. The problem now is there has been a languagedistortion in the modern life resulted from value engincring in the information provided. This paper is torevive the critical reasoning that humans are able to intelligently express the reality of their world again.The basic problem is discussed based on the observation and interview conduated. Analysis is supported withliterature study to draw the conclusion and suggestiaon.

Key words: language, subjectivity, communication, communication technology, reality, banality informa-tion, hyper-reality media, value engineering.

Abstrak

H

Page 85: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

78 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Mengurai Linguistikalitas Manusia dalam Proses Komunikasi

Pendahuluan

Manusia tidak dapat lepas dari budaya danselalu membangun dunia dan kehidupannyadalam suatu pengaruh kebudayaan yangditerimanya. Arti dan makna tentang dunia yangcoba direnungkan bersama dalam sebuah prosesberbudaya itu, sejak awal memang telah menjadimilik bersama yang mau tidak mau harus diikutioleh setiap generasi dalam usahanya untukmengenal lingkungannya. Jika demikian halnya,tentunya muncul perbedaan pola hidup dantingkah laku antara kelompok manusia yangsatu dengan yang lainnya. Di antara kelompok-kelompok tersebutlah terdapat perbedaanperspektif tentang satu obyek yang sama. Adasuatu keyakinan tersendiri yang telahterbatinkan dalam diri mereka akan suatu hal.Namun, dari perbedaan yang ada itu – menurutDr. Theo Hujbers dalam sebuah bukunya – tetapada satu kesamaan yang muncul. Kesamaan ituadalah bahwa mereka sama-sama membangundunia dan hidupnya secara manusiawi1. Dan,kesamaan itu hanya dapat dipahami dengansungguh-sungguh bila pengaruh komunikasidalam hidup mereka dapat dikenali dandipahami.

Kebudayaan dalam keseluruhannya adalahsuatu bentuk komunikasi dan hasil komunikasiantar manusia itu sendiri2. Dari pernyataan ini,jelas sekali terungkap bahwa jalannya suatuproses komunikasi antar individu, ikutmenentukan maju tidaknya suatu peradabanbudaya dalam sebuah kelompok. Proseskomunikasi memegang peranan penting dalammembangun kehidupan manusia. Pada zamanpurba, pertukaran ide-ide berlangsung begitusederhana. Manusia-manusia pada zaman itu,tidak memiliki ruang untuk berkomunikasisecara leluasa. Lingkup komunikasi merekamenjadi begitu terbatas karena belum adanyasarana sehingga ide-ide baru yang didapat punjuga begitu terbatas. Keterbatasan ini yangmenyebabkan munculnya keterbatasankemampuan manusia zaman itu dalammenginterpretasikan dunianya. Akibatnya,inovasi-inovasi yang membawa mereka padasuatu kemajuan pun tidak dapat tercapai. Padazaman di mana teknologi informatika telah

menjadi begitu sangat maju, tentunya ruanglingkup distribusi ide-ide pun juga semakin luas.Ide-ide baru yang muncul pun semakinbervariasi dan semakin memperkaya pandanganmanusia tentang makna hidup dan maknadirinya. Inovasi-inovasi pun bermunculan satuper satu dan semakin memudahkan manusiadalam mencapai tujuannya. Namun, ironisnya,justru ketika kemajuan itu telah menghapuskanbatas-batas ruang dan waktu, ruang gerakmanusia dalam mengekspresikan dirinyamenjadi begitu sempit dan terbatas. Proseskomunikasi yang muncul saat ini, hanyalahmilik mereka yang memiliki kuasa dan kekuatan.Mereka yang terlahir dalam tatanan hidupkemiskinan, tidak mampu membuka ruanggeraknya sendiri. Akibatnya, marginalisasiterjadi di mana-mana. Dalam hal ini, komunikasiinterpersonal yang diandaikan dapat semakinmendalam seiring dengan majunya teknologiinformatika, ternyata tidak mampu memberikansumbangan yang berarti bagi manusia dalammenemukan makna “kediriannya”. Semakinsedikit kesempatan bagi tiap manusia untukbertemu dan bertatap muka dengan sesamanya.

Saat ini, banyak manusia yang lebih senang“bercengkerama” dengan gadget-gadget canggihsemacam Ipad dan Handphone daripada harusmengadakan pertemuan dengan orang lain. Bagimanusia modern, sahabat mereka bukan lagimanusia lain. Akan tetapi, “sesama” merekaadalah komputer, hand phone, televisi, maupunbenda-benda canggih yang terus memberikankemudahan bagi mereka.3 Akibatnya, komu-nikasi interpersonal yang tercipta pun bukan lagikomunikasi yang berdasar pada suatukesadaran personal manusia sebagai pribadiyang membutuhkan sapaan dari orang lain.Melainkan, komunikasi yang tercipta pun lebihdidasarkan pada suatu kebutuhan untukmenjadikan manusia lain sebagai obyek atau alatdalam mencapai tujuan pribadinya. Dengandemikian, jelas sekali bahwa ketika komunikasiantar manusia tidak lagi dibatasi oleh ruang danwaktu, ternyata tidak begitu saja serta mertamenjamin bahwa kadar penghormatan terhadapmartabat manusia sendiri semakin mendalam.

Tendensi manusia modern yang sulitmenangkap makna di balik sebuah realitas,membuatnya cenderung menelan informasi yang

Page 86: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

79Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Mengurai Linguistikalitas Manusia dalam Proses Komunikasi

diterimanya secara mentah tanpa adanya prosesseleksi terlebih dahulu. Kalaupun itu telahterseleksi, manusia modern tetap sukarmenemukan makna dasar dari apa yangdidengarnya. Hal itu tidak disebabkan olehlimitasi volume otak manusia. Akan tetapi,kesukaran itu dimunculkan oleh motif dasarinformasi yang sudah direkayasa sedemikianseturut kepentingan sepihak dari otoritaspenguasa. Nilai dasar yang tersimpan an sichdalam setiap informasi, terkaburkan olehrekayasa nilai tersebut. Akibatnya, prosespembentukan peradaban sejarah, menjaditerpengaruh sehingga manusia kehilangan mo-mentum untuk memaknai sejarah hidupnyasendiri. Berangkat dari sana, pertanyaan yangpatut kita ajukan lebih lanjut adalah, sejauhmana rekayasa nilai yang muncul telahmendistorsi kemampuan berbahasa manusiamodern dalam usahanya memaknai realitashidupnya? Lalu apa yang harus diusahakanagar manusia tetap bisa menjadi subyek dalammemaknai realitas hidupnya?

Pertanyaan mendasar itulah yang ingincoba ditelaah dan dijawab dalam tulisan ini.Pembahasan akan diawali dengan penjelasanseputar pengertian komunikasi itu sendiri.Selanjutnya, beranjak dari pengertian yangmuncul, penulis mencoba untuk menguraikansalah satu unsur komunikasi yang fundamen-tal, yaitu kebahasaan yang dimiliki tiap manusiasebagai pelaku komunikasi tersebut denganmenggunakan kerangka berpikir Hans-GeorgGadamer. Selanjutnya, tulisan ini akan mencobamenelaah gejala-gejala yang mendistorsi sisilinguis-tikalitas manusia dalam pengalamanhistori-sitasnya yang terbentuk melalui sebuahjalinan komunikasi dengan media dansesamanya.

Komunikasi

Dunia yang ada saat ini adalah dunia yangdiciptakan oleh manusia-manusia secarabersama-sama. Di dalam proses itu, terlukiskansuatu hubungan yang terjalin antar manusia.Tentunya, sebagai “homo socius”, manusia tidakdapat melepaskan diri dari manusia lainnya.Dalam segala situasi, seseorang sangatmembutuhkan orang lain tanpa terkecuali.

Dalam hal ini, tiap manusia memiliki kebutuhandasar untuk berinteraksi dengan orang lain.Ketika interaksi yang tercipta membawa merekapada suatu kesadaran dan perspektif yang samaakan dunia ini, maka terciptalah pula suatuhubungan antar pribadi. Jalinan hubunganinilah yang memunculkan sebuah dunia bagimanusia-manusia itu beserta realitas yangmenyertainya.

Tentunya, dunia yang telah sengajadiciptakan sebagai “dunia bersama” mereka itu,memiliki makna dan arti yang akan terus digalioleh tiap manusia. Kebermaknaan tersebuttimbul sebagai konsekuensi atas kehadiranmanusia sebagai makhluk jasmani di dunia ini.Corak kejasmanian tersebut dialaminya sebagaipribadi individu yang memiliki pengalamanhidup. Corak ini ditandai oleh ruang dan waktuyang ada dalam kehidupan manusia. Dengankata lain, pengalaman hidup itu dialami sebagaisuatu peristiwa yang mengkristal dalam ruangdan waktu. Peristiwa-peristiwa hidup itumenjadi sesuatu yang dihayati secara rasionalmaupun emosional. Arti fundamental yangdiberikan manusia kepada kehidupan dandunianya ini, menjadi titik tolak munculnya arti-arti baru. Melalui arti-arti baru inilah, manusiamembangun dunia dan kehidupannya. Dan,melalui komunikasilah, manusia mampumemunculkan arti-arti baru itu.4

Secara etimologis, “komunikasi” berasaldari kata latin “communicare”, yang memiliki tigaarti, yaitu bergaul dengan seseorang;memberitahukan sesuatu kepada orang lain ;berhubungan dengan orang lain5. Dengandemikian, komunikasi dapat diartikan sebagaisuatu pergaulan, pemberitahuan. Secara sosiologis,komunikasi adalah suatu proses interaksi yangdi dalamnya seseorang ataupun lembagamenyampaikan amanat kepada pihak lainsehingga pihak lain dapat menangkap maksudyang dikehendaki penyampai6.

Sebuah proses komunikasi tidak hanyamenjadi sekedar proses penularan pengetahuanakan sesuatu hal kepada orang lain saja.Namun, yang lebih mendalam daripada ituadalah bahwa komunikasi menjadi suatu prosesinteraksi pengetahuan dan kebenaran antarapihak yang satu dengan pihak lainnya. Terkaitdengan pengertian tersebut, sudah pastilah

Page 87: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

80 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Mengurai Linguistikalitas Manusia dalam Proses Komunikasi

bahwa dalam prosesnya, komunikasi tidakdapat dilepaskan dari bahasa dan metafor-metafor sebagai sarana mediasi pola interaksiitu.7 Peran dan fungsi kedua unsur tersebutsungguh penting dalam sebuah proses komu-nikasi. Tanpa adanya bahasa, sebuahkomunikasi menjadi hal yang mustahil dan ab-surd untuk diaktualisasikan. Bahasa yangdimaksudkan di sini tidak hanya terbatas padabahasa verbal saja. Akan tetapi, juga merujukpada bahasa tubuh, bahasa imajerial8, maupunbahasa isyarat. Dalam konteks ini, dalam sebuahkomunikasi, diperlukan suatu kesepakatanbersama akan makna yang terkandung dalamsuatu “bahasa”. Tanpa adanya kesepakatan ini,tidak akan muncul kesinambungan komunikasiantar pihak. Jika kesinambungan itu tidak terjadi,maka tidak akan ada pula konsistensi pemaha-man akan nilai-nilai hidup. Dan, akibatnya,manusia akan sulit menemukan dasar yangsama dalam mencari arti sejati dari realitasdunianya sendiri.

Bahasa sebagai KristalPengalaman Dunia

Kehidupan manusia bersama yang sejati,memperoleh bentuknya melalui dialog antarpribadi. Yang menjadi titik tolak dalam sebuahdialog adalah bahwa dialog itu terjadi antaradua subyek yang hidup bersama-sama dalamdunia. Dalam hal ini, tiap orang harus sedapatmungkin merasa terlibat sebagai pribadi dalampembicaraan bersama itu. Otentisitas dialogyang demikian, menjadi suatu keharusan yangmesti dipenuhi dalam sebuah proses dialog. Takhanya itu saja. Dalam sebuah dialog pula, tiaporang harus mampu berangkat dari kesadaranpribadi akan situasi budaya, tradisi, dan sosioekonomis lingkungannya. Unisitas dialog yangdemikian, menuntut munculnya pemikiran yangrasional sebagai upaya untuk memahami danmempertanggungjawabkan ide-ide yang lahir.

Salah satu syarat utama yang harus adadalam sebuah dialog adalah intensionalitas.Maksudnya adalah bahwa dalam prosespertukaran pikiran tersebut, tiap orang harussedapat mungkin menggunakan bahasa yangdapat dimengerti oleh kedua pihak. Kesepaha-

man akan bahasa yang digunakan, semata-matamengacu pada kesepahaman akan intensi danmaksud dari si penutur bahasa itu sendiri.Sebab, manusia berbahasa karena ada pesan dantujuan yang ingin disampaikannya kepadamanusia lain. Dengan kata lain, bahasa menjadihal penting yang tidak dapat dihilangkan dalamsebuah proses dialog. Bahasa dalam sebuah dia-log, telah membuka kemungkinan munculnyasuatu interaksi sosial yang bersifat manusiawi.9

Kedudukan suatu persoalan yang dimengertimelalui bahasa, tidak hanya sekedar menyang-kut situasi atas kenyataan yang ada, tapi jugaharapan akan lahirnya situasi hidup yangdiinginkan.

Menurut Hans George Gadamer, seorangfilsuf bahasa berkebangsaaan Yahudi – bahasaadalah realitas tak terpisahkan dari pengala-man, pemahaman, maupun pikiran. Bahasatidak akan pernah dapat ditangkap sebagaisebuah faktum yang dapat diperiksa secaraempiris seperti halnya angka-angka matematisdalam ilmu eksakta. Bahasa adalah prinsip yangdapat menjadi sebuah cakrawala ontologihermeneutik.10 Maksudnya, bahasa tidak dapatdikatakan sebagai alat, tapi lebih tepatnya dapatdikatakan sebagai perantara (mediator). Bahasamenjadi sesuatu yang dekat dengan pikiranmanusia. Di dalamnya, terdapat suatu kesesu-aian pengertian dan pemahaman akan suatupermasalahan.

Lebih jauh lagi, dikatakan bahwa bahasamerupakan suatu pengalaman dunia itu sendiri.Manusia dapat hidup dan menghidupidunianya berkat adanya bahasa. Dengan katalain, di dalam bahasa lah, dunia dapatditampilkan. Bahasa bukanlah perlengkapanyang melengkapi manusia dunia ini. Di dalambahasa, terletak suatu kenyataan bahwa manu-sia memiliki dunia. Aspek-aspek dunia terung-kap dan mengkristal dalam bahasa. Memilikidunia berarti juga memiliki bahasa. Maksudnyaadalah bahwa dengan bahasa, manusiamemiliki daya untuk sebisa mungkin memperta-hankan ruang terbuka yang ada di hadapannyasehingga dunia juga dapat membuka diriterhadap manusia itu sendiri. Hanya manusia-lah yang memiliki dunia ini sebab hanyamanusia jugalah yang memiliki bahasa. Denganbahasanya, manusia mampu menciptakan

Page 88: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

81Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Mengurai Linguistikalitas Manusia dalam Proses Komunikasi

situasi interaksi antar pribadi. Ia meng-kata-kanapa yang sebenarnya terbilang pada dunia ini.Relasi yang muncul dalam bahasa dan duniaadalah relasi transpersonal dan sekaligus jugainterpersonal. Relasi itulah yang membuatkedua entitas itu melampaui segala kemung-kinan untuk dapat diobyektifikasi sepenuhnya.Relasi dasariah yang terjalin di antarakeduanya, menutup kemungkinan bagi duniauntuk dijadikan objek bagi bahasa.

Yang ditangkap dalam sebuah bahasabukanlah sekedar pengalaman khusus manusiaakan dunianya, namun juga dunia yang ada didalam realitas khusus itu sendiri.11 Karenabahasa ada, maka warisan tradisi yangt e r s e m b u n y i ,dapat disingkapdan dipahami.Dunia bahasa itutidak menjadipenghalang bagimanusia untukmelihat realitashidupnya secaraapa adanya. Se-cara prinsipil,bahasa memuatsegala hal yang memungkinkan pandanganmanusia akan realitas yang diperluas dandiperkaya. Karenanya, dunia yang terbentuk atasrealitas yang telah diperkaya oleh bahasa itu,harus senantiasa mau membuka diri terhadapsetiap kemungkinan pandangan yang dapatmemunculkan perluasan gambaran akan duniadan tanggapan responsif terhadap gambarandunia yang lain.

Suatu linguistikalitas dunia mempersiap-kan dasar-dasar yang di dalamnya mampumemungkinkan terjadinya suatu pertemuanantar manusia. Dalam hal ini, Gadamermenyebut bahasa sebagai media pewarisansuatu tradisi manusia yang terbentuk daripengalaman-pengalaman khusus manusia itusendiri.12 Kebahasaan akan sebuah pengalamandunia menunjukkan bahwa pengalaman faktualtidak akan pernah mendahului bahasa. Akantetapi, pengalaman nyata itu terjadi di dalam danmelalui suatu bahasa. Dengan demikian,manusia adalah bagian dari bahasa itu sendiri.Di sini, manusia tidak mengendalikan bahasa,

tetapi mempelajari dan menyesuaikan dirinyapada cara-cara berbahasa. Dengan kata lain,bahasa tidak menjadi sesuatu yang memenja-rakan manusia. Namun, itu menjadi pintu yangakan selalu menghantarkan manusia kepadasuatu perluasan makna hidup dan pengalamanhidup itu sendiri.

Kenyataan linguistikalitas dalam hidupmanusia, terungkap sebagai dasar kesadaranhistoris manusia yang otentik akan dunianya.Keterlibatan manusia dalam berbahasa,memunculkan suatu cakrawala bersama akanrealitas ataupun fenomena yang terjadi danmuncul di antara mereka. Idealnya, keterlibatanmanusia ini memiliki implikasi yang secara fun-

damental ber-beda dengank o n s e p s ip e n g e t a h u a ndemi pengua-saan. Maksud-nya, daya nalu-riah manusiayang munculharusnya bu-kanlah dayauntuk mengua-

sai sesamanya. Akan tetapi, daya untukmendengarkan orang lain. Kemampuan untukmampu mendengarkan orang lain tersebut,mengungkapkan betapa mutlaknya suatuketerbukaan terhadap apa yang ditemui. Dengankata lain, dialektika – yang merupakan hakikatkegiatan mendengarkan ini – melibatkan pulasikap menunggu atas terjadinya sesuatu. Di situ,gerak yang terlihat tidaklah mengarah padaketerbukaan pasif, melainkan suatu interaksidialektik. Dan, melalui bahasa, terjadi suatuperjumpaan dialektik dengan arti dunia yangdicari dan ditemukan manusia.

Perjumpaan yang berdasar pada kesadaranhistorisitas manusia inilah yang akan membuatmanusia menemukan identitas dirinya. Melaluiproses itu, manusia diajak untuk menapakitahapan-tahapan sejarah hidupnya yangmasing-masing menyiratkan arti baru bagidunianya. Kesejarahan manusia ini merupakansuatu kekhasan yang menjadikan manusiasebagai pencipta dan pelaku sejarah. Histori-sitas itu ingin menegaskan cara manusia

Dunia bahasa itu tidak menjadipenghalang bagi manusia untukmelihat realitas hidupnya secara

apa adanya.

Page 89: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

82 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Mengurai Linguistikalitas Manusia dalam Proses Komunikasi

bereksistensi dalam dunianya, yaitu bereksist-ensi dengan “menyejarahkan” dirinya. Kesadar-an untuk menciptakan kesejarahan diri,mengartikan bahwa manusia menyadaridunianya. Kesadaran inilah yang dalamperjalanannya, menjadi ciri penentu humanismemasa kini.

Humanisme yang dimaksudkan di siniadalah humanisme historis. Manusia menjadimakhluk historis sebab secara hakiki, manusiaadalah “pekerja dan pembangun”. Merleau-Ponty pernah mengungkapkan bahwa“manusia adalah makhluk pekerja, dan kerjayang merupakan tumpuan sejarah itu bukanlahsemata-mata untuk pengadaan harga, melainkansecara umum merupakan kegiatan manusiadalam karyanya memancarkan suatu ling-kungan yang manusiawi ke sekitarnya dandalam mengatasi fakta alami kehidupan.”13

Dengan kata lain, ingin ditekankan bahwa tiaporang adalah “manusia pada zamannya”.Artinya adalah bahwa tiap manusia mampumemberikan makna kepada keadaan yangmuncul pada masanya yang merupakanwarisan dari masa lampau. Dengan demikian,makna-makna yang ditemukannya itu akanmembuka cakrawala baru bagi sesamanya.Hingga pada akhirnya, dengan menjadi pelakuatas sejarah hidupnya sendiri, manusia akanmampu menemukan makna kediriannya. Darisana, ia pun mampu memiliki ruang yang luasuntuk mengaktualisasikan dirinya tanpa adanyaketerkungkungan dari pihak lain.

Tantangan KebahasaanManusia Modern

Zaman ini adalah saat-saat di mana dayateknologi menjadi begitu nyata dan canggih.Dengan kecanggihannya, teknologi telahberhasil menundukkan serta memadatkan ruangdan waktu. Melalui kemudahan-kemudahanyang ditawarkan, teknologi telah memperpendekjarak dan waktu manusia dalam jalinanhubungannya dengan manusia lain. Informasiyang muncul tidak hanya sekedar menerangiatau mengubah realitas lagi, tetapi juga mulaimenggusur realitas itu sendiri.14 Hadirnyamesin-mesin berteknologi canggih telahmereduksi daya kemampuan manusia itu

sendiri. Di zaman modern ini, peranan manusiamulai tergantikan oleh mesin-mesin tersebut.Kecepatan dan efisiensi mesin-mesin tersebutmenuntut manusia modern untuk secepatmungkin berlari mengimbangi cepatnya dayakerja mesin-mesin tersebut. Akibatnya, manusiatidak lagi memiliki waktu untuk sejenakmerefleksikan apa yang menjadi pengalamanhidupnya. Manusia terus dikejar waktu dansemakin lama semakin kehilangan otonomidirinya. Dan, dalam situasi yang macam itu,manusia semakin kehilangan identitas dirinyadi tengah kemajuan teknologi ini.

Media Hiper-RealitasSalah satu kemajuan yang saat ini tengah terjadiadalah kemajuan teknologi media, yang disebutsebagai teknologi simulasi. Banyak mediainformatika yang sungguh memberikankemungkinan-kemungkinan yang besar bagimanusia untuk berkomunikasi dengan duniadan sesamanya. Media cetak maupun mediaelektronik telah mempercepat distribusiinformasi ke berbagai pelosok tempat. Orang-orang Jakarta tidak perlu lagi menunggu lamauntuk dapat mengetahui berita tentangtertembaknya karyawan freeport di Papua olehorang tak dikenal. Tak hanya itu saja. Kehadiranalat-alat canggih komunikasi seperti telepon danmesin fax, telah membuat jarak ribuan milmenjadi seolah-olah beberapa mil saja. Manusiamendapatkan banyak kemudahan dalammemperoleh informasi yang ada.

Akan tetapi, di balik kemajuan-kemajuan itu,telah terjadi suatu media hiper-realitas yang olehJean Baudrillard didefinisikan sebagai perekaya-saan makna dalam media.15 Di dalam mediahiper-realitas ini, terjadi suatu pemaksaan,kekerasan, dan rekayasa yang berlangsungsecara halus dan tak tampak sehingga orangtidak akan pernah menyadari itu sebagai sebuahpemaksaan ataupun kekerasan.16 Media hiper-realitas telah menciptakan suatu kondisi yangmembuat suatu kesemuan dianggap lebih nyatadaripada kenyataan; kepalsuan dipandanglebih benar daripada kebenaran; isu lebihdipercaya daripada informasi faktual. Lihat sajafenomena hadirnya program-program info-tainment di televisi yang menjual berita-beritabombastis yang murahan tentang kehidupan

Page 90: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

83Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Mengurai Linguistikalitas Manusia dalam Proses Komunikasi

para artis yang kerap lupa menjejak bumi. Belumlagi dengan aneka macam sinetron yangmenghadirkan cerita cengeng yang sarat akannilai pesimisme hidup. Keduanya telahmembawa manusia ke dalam wilayah abu-abudalam usahanya memaknai realitas hidup ini.Dengan kata lain, kondisi ini telah membuatmanusia tidak dapat lagi membedakan antarakebenaran dan kepalsuan, serta antara isu danrealitas yang senyatanya. Dalam situasi ini,realitas yang muncul hanyalah sebatas realitasartifisial.17

Media hiper-realitas ini telah menyebarkanberjuta kepalsuan informasi, menaburkankesemuan citra,dan menebar-kan berjuta to-peng kemuna-fikan di dalamm a s y a r a k a t .Dalam hal ini,itu mengaki-batkan terjadi-nya proses pen-jungkirbalikannilai-nilai danmakna hidup manusia yang dapat menciptakanberbagai persoalan sosiokultural dansosiopolitis. Media hiper-realitas telahmenciptakan image seorang koruptor – sepertihalnya Nazarudin – sebagai seorang pahlawan,dan image seorang pejuang demokratis sebagaisisa-sisa komunisme. Realitas artifisial yangterus menerus dimunculkan ini, pada satu titikakan menimbulkan kondisi ketidakpercayaanpada faktualitas informasi itu sendiri. Hal inimenghantarkan setiap informasi ke arahketidakpastian yang memunculkan perma-salahan dalam pencarian kebenaran. Informasiyang dikomunikasikan kehilangan kredibi-litasnya sebab memang pada dasarnya,informasi tersebut tidak lagi dipandang sebagaisesuatu yang mengungkapkan kebenaran.Dalam situasi yang demikian, media hiper-realitas cenderung menciptakan modelkomunikasi satu arah. Tidak ada komunikasidua arah yang saling timbal balik. Modelkomunikasi satu arah ini menciptakan kelompokmassa yang tidak memiliki daya kritis terhadaprealitas yang terjadi. Mereka cenderung menjadi

kelompok “bisu” yang tidak memiliki suatukeyakinan teguh akan suatu kebenaran. Sebab,keyakinan itu telah terdistorsi oleh kebenaran-kebenaran semu tadi.

Informasi BanalitasKetika manusia tidak lagi menjadi kritisterhadap situasi yang sedang terjadi, munculsuatu kecenderungan informasi banalitas .18

Maksudnya, informasi-informasi akan terusdiproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orangkendati mereka tahu bahwa hal itu tidak bergunabagi dirinya. Informasi yang tidak memilikikredibilitas lagi itu, menjadi sesuatu yang tidak

bermakna lagiuntuk banyakmanusia. Ditengah serbuanjutaan informasiitu, manusiatidak mampulagi menginter-nalisasikan danmengkristalkanmakna yang ter-kandung di

dalamnya ke dalam wujud tindakan nyata. Lalu,serbuan informasi yang tanpa henti tersebut,telah menciptakan suatu kondisi finformasiatalisme .19. Informasi yang ada cenderungbergerak dan berbiak ke arah titik ekstrem yangmelampaui nilai guna, fungsi dan maknainformasi itu sendiri. Hal tersebut mengarahpada suatu kehancuran sistem komunikasi yangbermakna.

Dalam situasi yang demikian, informasikehilangan logikanya sendiri. Informasi tidaklagi memiliki tujuan, fungsi, dan makna.Informasi yang ditampilkan hanyalah sekedarmenjadi tontonan tanpa makna. Sebagai contoh,perceraian para selebritis Indonesia adalahinformasi. Namun, informasi yang macam itutidak memiliki nilai guna, fungsi, dan maknayang berarti bagi peningkatan kualitas hidupmanusia. Pada akhirnya, kondisi yang macamitu akan membentuk sebuah dunia yang penuhdengan ketelanjangan akan komunikasi daninformasi. Yang dimaksudkan di sini adalahbahwa di dalam sebuah wacana komunikasi,tidak ada lagi batas-batas mengenai antara yang

Media hiper-realitas ini telahmenyebarkan berjuta kepalsuan

informasi, menaburkan kesemuancitra, dan menebarkan berjutatopeng kemunafikan di dalam

masyarakat.

Page 91: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

84 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Mengurai Linguistikalitas Manusia dalam Proses Komunikasi

baik dan buruk, antara yang benar dan salah,antara yang boleh dan tidak boleh, ataupunantara yang berguna dan tidak berguna. Dalamsebuah wacana tersebut, tidak ada lagi rahasia.Semua hal serba tersingkap dan serba diekspose.Pada titik inilah, dalam ketelanjangannya, batas-batas moral dalam sebuah komunikasi menjadilenyap.

Lenyapnya batas-batas moral ini,memunculkan suatu kesulitan baru bagimanusia dalam menginterpretasikan realitasyang terjadi. Kemajuan teknologi yang semakinmenjungkirbalikkan nilai kehidupan, telahmembuat manusia kehilangan sisi kebahasaandalam dirinya. Manusia mencapai titik puncakkelelahan ketika harus diserbu oleh jutaaninformasi yang tak berguna. Manusia dipusing-kan oleh berbagai ide absurd yang tak jarangcenderung bersifat irasional. Daya kritisataupun daya reflektif manusia, ditumpulkanoleh suatu pola komunikasi yang tidak teratur.Akibatnya, manusia tidak lagi dapat menjadikandirinya sebagai subyek yang menciptakansejarah hidupnya sendiri. Bahkan, manusiamenjadi lupa akan historisitasnya. Pada titikinilah, manusia menjadi “mesin-mesin hidup”yang tak pernah berhenti dalam mencarikeuntungan bagi dirinya sendiri. Tak ada waktuluang lagi bagi manusia-manusia semacam itu,untuk sekedar menyapa sesamanya. Merekatidak lagi memandang sesamanya sebagaimanusia yang memiliki harkat dan martabat.Mereka cenderung melihat sesamanya sebagaiobyek atau alat yang dapat digunakan untukmembantunya dalam meraih keuntungandirinya.

Kesimpulan

Kebudayaan adalah hasil dari sebuah proseskomunikasi yang terjalin antara manusia yangsatu dengan manusia yang lain. Melalui proseskomunikasi itu, manusia mencoba mencari artidari dunianya dan memaknai pengalamankesejarahannya. Dalam hal ini, sisi kebahasaandalam diri manusia menjadi dasar yang otentikdalam menjalani proses itu. Membahasamerupakan realitas faktual yang menentukanpemaknaan atas realitas itu. Realitas mem-

bahasa adalah realitas yang subyektif. Sisisubyektifitas itu mengacu pada manusia sebagaisubyek pencipta realitas dan subyek yangmenginterpretasikan makna di balik realitasyang diciptakannya itu sendiri. Semakin kedepan, manusia semakin memiliki tantanganuntuk tetap mempertahankan otonomi dirinyadalam membahasa dan menciptakan realitas.Ironisnya, tantangan itu justru muncul sebagaikonsekuensi logis dari kemajuan pola pikirmanusia itu sendiri.

Kemajuan pola pikir yang berimplikasi padakemajuan teknologi informasi, membuat proseskomunikasi menjadi mudah untuk dijalankan.Bahkan, keterpisahan jarak dan waktu, tidak lagimenjadi hambatan berarti. Hanya saja, kemajuanteknologi itu telah membuka celah yang sangatlebar bagi masuknya berbagai informasi kekepala manusia.

Banyaknya informasi yang diproduksibeserta muatannya, tak jarang telahmemunculkan ambiguitas nilai. Ambiguitasnilai tersebut lebih banyak disebabkan sebagaiimplikasi dari rekayasa nilai yang cenderungdilakukan oleh pihak-pihak penguasa yang adadi balik media. Nilai kebenaran itu disajikandalam versi kepentingan kelompok dan bukankepentingan publik. Karenanya, keyakinanpublik akan kebenaran direkayasa oleh pihakpenguasa sehingga dari sana, pemaknaan akanrealitas tidak lagi murni berdasar pada nilai-nilaikebenaran yang universal. Akibatnya, individutidak lagi memiliki pegangan yang sama dalammembahasakan realitas. Rekayasa nilaimembuat individu kehilangan otoritas karenaketiadaan pedoman ini. Hilangnya otoritas inimembuat manusia tidak mampu mengendalikanproses pemaknaan realitas. Ia akan cenderungdikendalikan oleh arus kepentingan penguasadalam memaknai dunianya. Tidak hanya itusaja. Kecepatan laju perkembangan teknologiinformasi yang tidak padu dengan laju kehidup-an manusia, juga menjadi faktor yang memper-kuat ambiguitas tersebut. Akibatnya, manusiayang tadinya memiliki otoritas penuh dalammenentukan dan mengolah informasi yang ada,malahan kehilangan otoritasnya dan menjadiobyek dari kemajuan teknologi itu sendiri.

Gejala rekayasa nilai yang mengkristaldalam fenomena media hiper-realitas dan

Page 92: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

85Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Mengurai Linguistikalitas Manusia dalam Proses Komunikasi

informasi banalitas , telah menjerumuskansetiap individu ke dalam pusaran ambiguitasmakna hidup. Pusaran ini telah membuatmanusia tidak leluasa lagi memiliki ruang gerakuntuk memperkokoh segi linguistikalitas dalamdirinya. Sisi kebahasaan dalam diri mereka,semakin lama semakin terkikis oleh ambiguitasmakna tersebut. Manusia modern tidak lagimemiliki ukuran yang pasti dalam menentukantitik kebenaran yang sahih dalam realitas duniaini. Kebingungan ini membuat daya kritis dandaya reflektif mereka, tidak lagi menjadi tajam.Bahkan, daya interpretasi yang mereka milikitersebut, tidak lagi menghantarkan mereka padasuatu kesepahaman akan nilai-nilai hidupdengan sesamanya karena telah terjadinyasuatu penjungkirbalikan nilai di balik itu.Dalam situasi yang macam ini, manusia tidaklagi mampu menghargai sesamanya. Masing-masing pribadi ingin mengejar tujuannyamasing-masing tanpa mempedulikan orang-or-ang di sekitarnya. Mereka tidak lagi menjadisubyek yang menentukan sejarahnya sendiri,melainkan menjadi “budak” dunia yang tidakdapat lagi menentukan nasibnya sendiri.

Rekayasa nilai yang telah membuatmanusia modern menjadi “budak”atasdunianya, dapat terlihat jelas dalam dua contohberikut, yaitu fenomena munculnya bahasa-bahasa “gaul” di kalangan orang muda danfenomena menjamurnya sinetron-sinetrontelevisi. Pada fenomena yang pertama, ung-kapan-ungkapan khas anak muda seperti “lo-gue”, dan “emangnya gue pikirin”, tidak hanyasemata menjadi hal yang populer dan wajibdiikuti oleh setiap orang muda. Tapi, juga telahmempengaruhi pembentukan pola pikir danpola tindakan. Kedua ungkapan itu memuathabitus budaya cuek yang akan menjalar menjadimilik dari individu itu sendiri. Ada benturannilai yang harus dihadapi oleh individu mudaitu. Ketika mereka harus mengedepankan sisi-sisi nilai sosial dalam hidup bermasyarakat,mereka harus berhadapan dengan tuntutanmutlak pergaulan yang mengharuskan merekauntuk menjadi bagian dari budaya gaul itusendiri. Pada titik inilah, bahasa gaul yangcenderung mengandung nilai apatisme, mautidak mau akan mempengaruhi pola pikir

individu itu untuk juga menjadi apatis terhadaplingkungannya.

Sementara itu, dalam fenomenamenjamurnya sinetron-sinetron di mediatelevisi, hampir pasti itu memberikan pengaruhyang besar dalam peletakan dasar-dasar polapikir para audiens. Jika sejak sore hingga malamhari seluruh stasiun televisi menyiarkan pro-gram sinetron, bukan tidak mungkin bila apayang muncul dan tersirat dalam sinetron itu,menjadi populer dan trendsetter di dalammasyarakat. Sebab, televisi menjadi media yangpaling populer di kalangan masyarakat berbagaikelas. Repotnya, cerita-cerita yang tersaji dalamsinetron adalah cerita cengeng nan berlebihanyang lebih sarat bermuatan nilai-nilai pesimismehidup. Jika tidak hati-hati, seseorang yangkeranjingan menonton sinetron, akan terbawapada arus berpikir bahwa tidak ada kebahagiaandi dunia ini. Semuanya serba membuat orangmenangis dan sedih. Jika demikian, ruang bagisetiap individu untuk berpikir positif akan hidupini, akan cenderung tertutup dan tergantikanoleh pola hidup pesimistis yang tak percayapada adanya potensi nilai-nilai kebahagiaan.

Melihat itu semua, hanya ada satu usahayang dapat dilakukan untuk mengantisipasisekaligus mencari jalan tengah dalam benturan-benturan nilai itu. Mengapa harus jalan tengah?Sebab, untuk bisa memperkuat kembali otonomidan otoritas diri tersebut, manusia tidak bisalangsung begitu saja meninggalkan danmemutus habis relasi antara dirinya dengansegala produk kemajuan pola pikirnya yangmewujud dalam barang-barang teknologi mod-ern itu. Pada dasarnya, teknologi yang hadirmemiliki peran dasar untuk membantukehidupan manusia itu sendiri. Karena itulah,hal yang bisa dilakukan adalah mengambilsikap untuk berdamai pada itu semua. Sikapberdamai di sini tidak mengindikasikan padasikap menyerah atau mengalah. Akan tetapi,lebih mengarah pada sikap diri untuk menjadiselektif dalam menerima informasi-informasiyang muncul dan dalam menggunakan seluruhproduk teknologi modern itu sendiri. Sikapselektif ini berarti mampu memilih informasi-informasi mana yang berguna bagi prosesperkembangan dirinya dan informasi-informasi

Page 93: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

86 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Mengurai Linguistikalitas Manusia dalam Proses Komunikasi

mana yang hanya akan membuatnya menemuiambiguitas makna. Sikap selektif ini diwujudkandengan memilih jenis program acara televisiyang sesuai dengan tingkatan usia. Peran orangtua menemui titik pentingnya di sini. Merekaharus mampu pandai-pandai memilihkan pro-gram acara yang mendidik.

Sementara itu, dari sisi media, pemilihanmuatan dan materi acara yang ditayangkanharus sungguh-sungguh mewakili ciri dan corakkhas budaya Indonesia. Harus diperhatikanpula bahwa prinsip-prinsip kebenaran univer-sal, juga harus menjadi prinsip dasar yangdikedepankan media dalam penyusunanmuatan acara. Hal lain yang juga diperlukanadalah sikap kritis untuk membuat perban-dingan antar sumber informasi yang sama-samamenyajikan informasi yang serupa. Denganadanya banyak sumber yang memberikaninformasi tentang satu kejadian/ realitas yangsama, setiap individu memiliki banyak peluanguntuk menemukan kebenaran yang sesung-guhnya. Sebab, dengan adanya banyak sumberitu, cakrawala berpikir individu dalam menelaahrealitas yang diamati, akan menjadi kaya denganadanya latar belakang dan aneka polapemberitaan dari sumber-sumber informasi ini.

Terhadap gadget-gadget canggih, manusiapun harus menyadari bahwa kehadiran barang-barang itu adalah semata untuk mendukungkehidupan manusia. Dengan kata lain,handphone ada untuk manusia dan bukanmanusia ada untuk handphone. Karena itu,dengan pendasaran pola pikir yang macam ini,setiap manusia akan mampu menjadi tidaktergantung pada kehadiran benda-bendacanggih ini. Mereka tetap akan menjadikansesama manusia lainnya sebagai rekan berbin-cang yang lebih efektif dan rasional daripadamenjadikan gadget-gadget canggih itu sebagai“sahabat sehidup-semati”.

Hal konkret yang juga bisa dilakukandalam lingkungan sekolah dalam mengatasimasalah ini adalah membuat batasan yang tegasdan jelas untuk para siswa dalam aturanpenggunaan gadget di sekolah. Kelonggaranyang luas dalam membebaskan para siswamenggunakan gadget seperti handphone, hanyaakan membuat mereka sibuk dengan dirinya

sendiri dan enggan untuk melakukan komuni-kasi sosial dengan sesamanya. Selain itu, perlujuga ditumbuhkan kesadaran untuk kembaliberbahasa Indonesia dengan baik dan benar.Berbahasa yang benar, dapat menjadi titik mulakebangkitan kesadaran individu akan identitasdirinya. Tidak hanya itu saja. Dengan berbahasayang benar, logika berpikir para siswa pun jugaakan menjadi lurus. Kecenderungan untukberbahasa dengan tidak baik, hanya akanmenarik individu ke dalam pusaran pola pikiryang tidak logis. Hal itu secara nyata bisadimasukkan dalam pengajaran bahasa disekolah. Bahwa pengajaran bahasa tidak melulumenyentuh pada cara-cara praktis menulis ataumemahami bacaan saja. Ada yang lebih pentingdari itu, yaitu pengenalan dasar tata bahasaseperti struktur kalimat. Karena itu, menjadimutlak untuk menumbuhkan kembali kebiasaanberbahasa yang baik. Hal itu bisa dilakukandalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

Kini, sudah saatnya manusia sebagaipencipta kemajuan teknologi itu, menjadi tuanatas hidupnya sendiri. Bukan malah menjadiobyek dari kemajuan teknologi yang ia ciptakansendiri. Dengan demikian, sejarah manusiaakan terus berjalan dalam lintasan pencarianmakna akan kebenaran hidup yang sejati.Semoga ini semua mampu menginspirasi parapendidik sebagai manusia-manusia dewasadalam memfasilitasi manusia-manusia mudaIndonesia.

Catatan kaki:1 Theo Huijbers, Manusia Merenungkan Dunianya,

Yogyakarta, Kanisius, hlm.612 Edward Hall, The Silent language, New York:

Random House, Inc, 1973, hlm.283 Karena itulah tidak heran bila pada awal abad

ini, ada karikatur bergambar seorang manusiayang ukuran kepalanya dilukiskan lima kalilebih besar dari tubuhnya. Gambar itu dibuatuntuk mengkritik pola hidup serta pola relasimanusia modern yang hanya berorientasi danberpusat pada produk-produk teknologi mod-ern, seperti Handphone, Komputer, Televisi, danlain-lain.

4 Theo Hujbers menyebutkan tiga sumber yangmemunculkan arti-arti baru ini, yaitu

Page 94: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

87Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Mengurai Linguistikalitas Manusia dalam Proses Komunikasi

pengalaman pribadi manusia, pekerjaanmanusia, dan komunikasi.

5 K. Prent c. m, dkk, Kamus Latin-Indonesia,Yogyakarta :Kanisius, 1969

6 Hendropuspito OC, Sosiologi Sistematik,Yogyakarta : Kanisius, 1989, hlm.285.

7 H. Tedjoworo, Imaji dan Imajinasi, Yogyakarta :Kanisius, 2001, hlm. 46

8 Bahasa Imajerial adalah bahasa yangmengandaikan adanya imaji-imaji.

9 W. Poespoprodjo, Interpretasi, Bandung : RemajaKarya, 1987, hlm. 114

10 Ibid.. hlm. 10911 Ibid.. Hlm.11412Ibid.. Hlm.11713Louis Leahy, Siapakah Manusia?, Yogyakarta :

Kanisius, 2003, hlm.22914 Hal ini dikemukakan oleh Karlina Supelli

dalam makalahnya yang berjudul Teknologi,Dunia Instant, dan Gugatan terhadap Filsafat yangdisampaikan dalam kuliah pembukaan tahunakademik 2004-2005 STF Driyarkara.

15 Jean Baudrillard, In the Shadow of The SilentMajorities, New York: Semiotext, 1983

16 Yasraf Amir Pilang, Posrealitas, Yogyakarta :Jalasutra, 2004, hlm.141

17 Realitas Artifisial adalah realitas yangdiciptakan lewat teknologi sehingga padatingkat tertentu, realitas media menjadi

tampak lebih dipercaya sebagai hal yangnyata daripada realitas yang sesungguhnya.

18 Op.Cit.,hlm.14319 Ibid.. Hlm. 144

Daftar Pustaka

Baudrillard,Jean. (1983). In the shadow of the si-lent majorities. New York: Semiotext

Hall, Edward. (1973). The silent language. NewYork: Random House, Inc

Hendropuspito, D. (1989). Sosiologi Sistematik.Yogyakarta : Kanisius

Huijbers, Theo. (1986). Manusia merenungkandunianya. Yogyakarta : Kanisius

Leahy, Louis. (2003). Siapakah manusia?Yogyakarta : Kanisius

Piliang, Yasraf Amir. (2004). Posrealitas.Yogyakarta : Jalasutra

Poespoprodjo, W. (1987). Interpretasi. Bandung:Remaja Karya

Prent, K, dkk. (1969). Kamus Latin-Indonesia.Yogyakarta : Kanisius

Tedjoworo, H. (2001). Imaji dan imajinasi.Yogyakarta:Kanisius

Supelli, Karlina. (2004). Teknologi, dunia instant,dan gugatan terhadap filsafat. Jakarta:Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara

Page 95: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

88 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Tinjauan Kritis Terhadap Model Kepemimpinan di BPK PENABUR Jakarta

Tinjauan Kritis Terhadap Model Kepemimpinandi BPK PENABUR Jakarta

Djudjun Djaenudin Supriadi*)

*) Diklat BPK PENABUR Jakarta

Opini

epemimpinan sangat menentukan iklim, kinerja, dan keberhasilan organisasi dalammencapai tujuannya. Terdapat berbagai model kepemimpinan, tetapi tidak ada satu punyang ampuh dan efektif dapat diterapkan di semua jenis organisasi dan dalam berbagaisituasi. Di lain pihak, model kepemimpinan yang diterapkan biasanya berkaitan erat

dengan figur dan tipe yang memimpin. Tulisan ini bermaksud untuk melakukan telaahan kritisatas model kepemimpinan yang diterapkan di BPK PENABUR Jakarta. Telaahan teoretismenggunakan kajian pustaka baik dokumen BPK PENABUR maupun buku-buku referensikepemimpinan. Setelah pembahasan, secara objektif diakui berbagai kekuatan model kepemimpinankolektif yang diterapkan di BPK PENABUR Jakarta, tetapi juga terdapat sejumlah kelemahan yangperlu diperhatikan untuk perbaikan lebih lanjut.

Kata-kata kunci: kepemimpinan, model kepemimpinan, kepemimpinan kolektif

AbstractLeadership influences and to some extent determine the organizational atmosphere, performance, and achieve-ment of its goal. Although there are some leadership models, none of them is the most powerful and effectiveto be implemented in all kinds of organization and in any situation. Leadership model is also mostly influ-enced by the thy style and characters of the leader her/himself. This article examines the collective leadershipmodel implemented in BPK PENABUR Jakarta. Theoretical study was conducted on the BPK PENABURdocuments and leadership references. The analysis and discussion found some strength but some weakness tobe considered for improvement was also discovered.

Key words: leadership, leadership model, collective leadership

Abstrak

K

Pendahuluan

Penulis mengambil topik ini 1denganpertimbangan sebagai suatu badan/yayasanyang mengelola sekolah-sekolah, di bawahnaungan Sinode GKI (SW) Jabar yang sedikitbanyak tentu akan menggunakan pola-polakepemimpinan dan administrasi yang miripdengan gereja2. Memang tidak ada dokumenyang mengatakan pola kepemimpinan yang

digunakan di lingkungan BPK PENABURJakarta, tetapi dengan mencermati dan membacaPanduan Organisasi BPK PENABUR Jakarta 2003yang mengatakan :

“Bentuk organisasi BPK PENABUR Jakartaadalah jamak fungsional, yaitu suatu bentukgabungan organisasi jamak dan fungsional.Organisasi seperti ini dapat diartikansebagai suatu organisasi yang memilikiwewenang di tangan sekelompok orangsebagai satu kesatuan (Rapat Pleno) dimana

Page 96: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

89Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Tinjauan Kritis Terhadap Model Kepemimpinan di BPK PENABUR Jakarta

wewenang tersebut dilimpahkan kepadasatuan-satuan organisasi dibawahnya.Organisasi yang bersifat kolektif ini mensya-ratkan setiap keputusan-keputusan yangbersifat strategis/kebijakan bagi BPKPENABUR Jakarta disetujui dan disahkandalam Rapat Pleno BPK PENABUR Jakarta.Pleno adalah suatu forum rapat di BPKPENABUR Jakarta yang memiliki keputus-an tertinggi. Peserta Pleno adalah seluruhPengurus yang ditetapkan berdasarkanpengangkatan PH BPK PENABUR. Fungsidan tanggung jawab Pleno adalah :Mengesahkan kebijakan strategis BPKPENABUR Jakarta. dan mengambil keputus-an berdasarkan arahan strategis.”Penulis dapat menyimpulkan bahwa pola

kepemimpinan yang digunakan adalah polakepemimpinan kolektif. Ciri-ciri pola kepemim-pinan kolektif secara tidak langsung terlihatdalam kutipan panduan uraian di atas.3

Mengapa BPK PENABUR Jakarta menggu-nakan pola kepemimpinan kolektif? Padahalbanyak pola-pola kepemimpian lain yang dapatdigunakan untuk menjalankan organisasi BPKPENABUR Jakarta, misalnya seperti pola-polakepemimpinan berikut.1. Kepemimpinan otokratis: Kepemimpinan

seperti ini menggunakan metode pendekat-an kekuasaan dalam mencapai keputusandan pengembangan strukturnya. Kekuasa-an sangat dominan digunakan. Memusat-kan kekuasaan dan pengambilan keputus-an bagi dirinya sendiri, dan menata situasikerja yang rumit bagi pegawai sehinggamau melakukan apa saja yang diperin-tahkan. Kepemimpinan ini pada umumnyanegatif, dan berdasarkan atas ancaman danhukuman. Meskipun demikian, ada jugabeberapa manfaat yang antaranyamemungkinkan pengambilan keputusandengan cepat serta memungkinkan penda-yagunaan pegawai yang kurang kompeten.

2. Kepemimpinan partisipasif: Lebih banyakmendesentralisasikan wewenang yangdimilikinya sehingga keputusan yangdiambil tidak bersifat sepihak. Kepemim-pinan seperti ini mengikut sertakan anggotaorganisasi dalam pengambilan keputusanorganisasi.

3. Kepemimpinan demokrasi: Ditandai adanyasuatu struktur yang pengembangannyamenggunakan pendekatan pengambilankeputusan secara demokrasi. Di bawahkepemimpinan pemimpin yang demokrasiscenderung bermoral tinggi dapat bekerja-sama, mengutamakan mutu kerja dan dapatmengarahkan diri sendiri.

4. Kepemimpinan kendali bebas: Pemimpinmemberikan kekuasaan penuh terhadapbawahan, struktur organisasi bersifatlonggar dan pemimpin menghindariwewenang dan tanggungjawab terpusat.Pemimpin memberikan kepercayaan kepadakelompok atau perorangan dalam menetap-kan tujuan dan menanggulangi masalahnyasendiri.4

Tulisan ini hendak menelaah modelkepemimpinan yang diterapkan di BPKPENABUR Jakarta serta mengetahui alasanpemilihan model kepemimpinan yang dianut.Dari telaahan diketahui kekuatan dankelemahan model kepemimpinan ini dan dapatdimanfaatkan sebagai bahan pertimbanganuntuk meningkatkan kinerja BPK PENABURdengan menyempurnakan model kepemim-pinan.

Untuk mengetahui pola kepemimpinanyang dipilih, agaknya perlu juga mengertitentang sejarah, organisasi, dan struktur yangdipakai serta latar belakang dari Yayasan ini.Setelah pendahuluan, diuraikan sejarah BPKPENABUR (yang di dalamnya termasuk BPKPENABUR Jakarta), menguraikan kepengurus-an, dan organisasi BPK PENABUR Jakarta.Tulisan ini berfokus pada tinjauan kritis terha-dap model kepemimpinan di BPK PENABURJakarta. Juga menelaah pemilihan kepengurusandi BPK PENABUR Jakarta yang mempengaruhijalannya organisasi serta pengambilankeputusan (kebijakan) dalam kepengurusan BPKPENABUR khususnya BPK PENABUR Jakarta.

Sejarah BPK PENABUR

Yayasan Badan Pendidikan Kristen PENABUR,disingkat BPK PENABUR, didirikan oleh GerejaKristen Indonesia (GKI) Sinode Wilayah JawaBarat pada tanggal 19 Juli 1950 di Bandung,

Page 97: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

90 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Tinjauan Kritis Terhadap Model Kepemimpinan di BPK PENABUR Jakarta

bertujuan untuk ikut serta membentuk manusiaIndonesia seutuhnya melalui bidang pendidik-an sebagai perwujudan panggilan pelayanandan kesaksian Kristus. BPK PENABUR sebagaipenyelenggara pendidikan sekolah dari tingkatdasar (TK-SD-SLTP) sampai dengan tingkatlanjutan atas (SMU/SMK) telah melayani di 15(limabelas) kota yang tersebar di wilayah DKIJakarta, Banten dan Lampung yaitu: BandarLampung, Bandung, Bogor, Cianjur, Cicurug,Cimahi, Cirebon, Indramayu, Jakarta, Jatibarang,Metro, Rengasdengklok, Serang, Sukabumi, danTasikmalaya5.

Kepengurusan BPK PENABUR dan BPKPENABUR JakartaYayasan dipimpin oleh Pengurus yangdiangkat oleh Pembina Yayasan 6 dan MajelisSinode Gereja Kristen Indonesia Wilayah JawaBarat. Pembentukan Pengurus yang terdiri atasPengurus Harian (PH – Ketua Umum, SekretarisUmum dan Bendahara Umum) dan Ketua- KetuaBPK PENABUR Setempat dilakukan oleh KetuaUmum dan Sekretaris Umum Badan PekerjaMajelis Sinode Gereja Kristen Indonesia WilayahSinode Wilayah Jawa Barat. Pengurus BPKPENABUR bertanggungjawab kepadaPersidangan Majelis Sinode GKI Sinode WilayahJawa Barat. Pengurus BPK PENABUR terdiri darianggota jemaat GKI (SW)Jabar yang mendapatrekomendasi dari Majelis Jemaatnya. PH BPKPENABUR membentuk serta mengang-katBadan Pengurus BPK PENABUR Setempat.

Pengurus bertanggungjawab atas pelaksa-naan keputusan persidangan Majelis Sinode GKI(SW) Jabar yang berkaitan dengan pertanggung-jawaban Pengurus Badan Pendidikan KristenPENABUR.7 Masa Kerja kepengurusan BPKPENABUR Setempat adalah 4 (empat) tahun dandapat diperpanjang lagi untuk satu periodeberikutnya.8 Setelah itu pengurus BPKPENABUR Setempat dapat dipilih kembalimenjadi Pengurus BPK PENABUR.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa kewe-nangan dan kepemimpinan Pengurus BPKPENABUR dalam mengelola Yayasan adalahterbatas dan harus sejalan dengan KeputusanPersidangan Majelis Sinode Wilayah GerejaKristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Baratmengenai panggilan Gereja di bidang pendidi-

kan. Dalam melakukan kebijakan dan kepemim-pinan sehari-hari, Badan Pengurus BPKPENABUR menyerahkan kepemimpinan dankewenangan itu kepada Pengurus di tingkatpusat yang disebut Pengurus Harian (PH) . PHsekurang-kurangnya terdiri atas Ketua Umum,Sekretaris Umum, Sekretaris, Bendahara Umumdan Bendahara.

Dengan demikian, jelaslah bahwa pengurusBPK PENABUR bukanlah perorangan melain-kan badan. Tetapi berdasarkan KetentuanUmum dalam pasal 22 AD tahun 2008 9, seorangKetua Umum mempunyai hak dan kedudukanyang istimewa. Kedudukan istimewa itu secaratertulis dan terbatas yaitu dalam hal pengambil-an keputusan ketika musyawarah dan mufakattidak tercapai dalam sebuah rapat yang dilaku-kan. 10 Adanya hak dan kedudukan yang istime-wa ini tentu saja akan membawa konsekuensisendiri yaitu kekuatan dan kelemahan tertentu.Hal ini lebih lanjut akan dibahas dalam tinjauankritis dalam bagian terakhir tulisan ini.

Jika kepengurusan dalam tingkat pusatterdiri dari PH dan Badan Pengurus, bagaimanapengelolaan dalam tingkat Badan Pengurus BPKPENABUR Setempat (di daerah) khususnya diBPK PENABUR Jakarta ? Dalam AD tahun 2008dari pasal 13 sampai dengan pasal 22 yangmengatur tentang kepengurusan tidak ada satupasal maupun ayat yang mengatur tentangbagaimana pengangkatan atau pemberhentianBPK PENABUR Setempat.11 Hal ini berlainandengan AD & ART yang sebelumnya yang diatur dalam pasal 12. Oleh karena itu tulisan inimerujuk ke AD & ART yang lama. Dalam AD &ART BPK PENABUR pasal 12 disebutkan bahwaPengurus Setempat diangkat dan diberhentikanoleh Pengurus BPK PENABUR. Pengurus initerdiri atas anggota jemaat GKI Jabar yangmendapat rekomendasi Majelis Jemaatnya.Badan Pengurus Setempat sekurang-kurangnyaterdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara.Badan Pengurus Setempat bertindak sertamelaksanakan kepengurusannya sebagai BadanPengurus Setempat dan Yayasan melakukanusahanya dan mempertanggungjawabkansegala pekerjaannya kepada Pengurus.12

Perlu dijelaskan juga baik kitamenggunakan rujukan AD 2008 maupun AD &ART yang lama, Pengurus BPK PENABUR

Page 98: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

91Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Tinjauan Kritis Terhadap Model Kepemimpinan di BPK PENABUR Jakarta

maupun Pengurus Setempat dalam melaksa-nakan segala kerjanya diikat oleh Visi dan Misiyang sama. Adapun Visi dan Misi tersebutadalah Visi dan Misi BPK PENABURdirumuskan pada tahun 2001 melalui rapat kerjaBPK PENABUR yang dilakukan di Hotel CipakuIndah Bandung,13 Adapun rumusan lengkapdari Visi dan Misi ini adalah sebagai berikut.Visi : Menjadi lembaga pendidikan unggul

dalam iman, ilmu dan pelayananMisi : Mengembangkan potensi peserta didik

secara optimal melalui pendidikan dan pengajaran bermutu berdasarkan nilai-

nilai Kristiani.14

Penjelasan tertulis BPK PENABURmemahami visi sebagai menjadi seperti apa“kita” minimal 3 tahun yang akan datang.Dalam penjelasan yang lebih terperinci,“menjadi lembaga pendidikan Kristen”dimengerti sebagai:

“Adalah supaya ikut serta mencerdaskankehidupan bangsa dengan terang, sepertisebatang lilin yang hidup bukan untukdirinya sendiri, tetapi ia memberi dirimenerangi dunia sekitar. Untuk itu seluruhkomponen BPK PENABUR harus berkinerjamelayani sesama seperti teladan yangdiberikan Yesus Kristus: “karena AnakManusia juga datang bukan untukmelayani, melainkan untuk dilayani.”15

Sedangkan Misi merupakan hal yang harus terusmenerus dilakukan dalam rangka mewujudkanmisi.16 Lebih jauh penjelasan Misi ini dikatakansebagai berikut.

“adalah upaya yang terus menerusdilakukan secara berkesinambungan untukmencapai tingkat keberhasilan tertinggi,dimulai dengan menelusuri bakat danminat peserta didik, menggali daya dalambentuk diskusi, kepustakaan (literature),maupun penelitian ilmiah (research) denganpenyediaan sarana prasarana mutakhirsesuai perkembangan teknologi informa-tika, melalui proses pengubahan sikaphidup dan tata laku seseorang dalam usahamendewasakan manusia dengan caramengajarkan iman, ilmu dan pelayanandalam dasar peneladanan budayakepemimpinan yang melayani bercerminkepada Guru Agung Yesus Kristus.”17

Organisasi BPK PENABUR JakartaDari uraian di atas kita belum dapat mengambilkesimpulan bagaimana bentuk dan sifatkepengurusan BPK PENABUR Jakartadilakukan. Di bawah ini adalah bentuk sifatorganisasi berdasarkan buku panduanorganisasi BPK PENABUR Jakarta.18

Bentuk organisasi BPK PENABUR Jakartaadalah jamak fungsional, yaitu suatu bentukgabungan organisasi jamak dan fungsional.Organisasi seperti ini dapat diartikan sebagaisuatu organisasi yang memiliki wewenang ditangan sekelompok orang sebagai satu kesatuan(Rapat Pleno) dimana wewenang tersebutdilimpahkan kepada satuan-satuan organisasidibawahnya. Organisasi yang bersifat kolektifini mensyaratkan setiap keputusan-keputusanyang bersifat strategis/kebijakan bagi BPKPENABUR Jakarta disetujui dan disahkandalam Rapat Pleno BPK PENABUR Jakarta.

Pleno adalah suatu forum rapat di BPKPENABUR Jakarta yang memiliki keputusantertinggi. Peserta Pleno adalah seluruh Pengurusyang ditetapkan berdasarkan pengangkatan PHBPK PENABUR. Fungsi dan tanggung jawabPleno adalah : Mengesahkan kebijakan strategisBPK PENABUR Jakarta. dan mengambilkeputusan berdasarkan arahan strategis.19

PH BPK PENABUR Jakarta adalah suatubadan pengurus di BPK PENABUR Jakarta yangmemiliki kekuasaan tertinggi setelah pleno .Keanggotaan PH Jakarta terdiri atas Ketua,Sekretaris, Bendahara dan Ketua-ketua Bidang(Istilah Ketua Bidang adalah penggantian dariKetua Kompartemen). Kewenangan dari PH iniialah sebagai berikut.20

1. Membahas draf-draf kebijakan sebelumdisahkan di Pleno.

2. Memutuskan masalah-masalah kebijakanoperasional yang tidak terselesaikan padatingkatan operasional/pemecahan masalahkhusus.

3. Mengangkat dan memberhentikan pejabatstruktural (minimal setingkat KepalaBagian).Uraian di atas menunjukkan model

kepemimpinan yang dianut dalam organisasidan struktur BPK PENABUR Jakarta adalahkepemimpinan yang bersifat kolektif dan bukanperorangan dan pleno merupakan lembaga/

Page 99: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

92 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Tinjauan Kritis Terhadap Model Kepemimpinan di BPK PENABUR Jakarta

badan tertinggi untuk mengambil suatukebijakan.

Tinjauan Kritis Terhadap ModelKepemimpinan

di BPK PENABUR Jakarta

Model kepemimpinan yang dianut dalamorganisasi dan struktur BPK PENABUR Jakartaadalah kepemimpinan yang bersifat kolektif danbukan perorangan dimana persidangan (rapat)pleno merupakan persidangan/rapat tertinggiuntuk mengambil suatu kebijakan. Kepemim-pinan model seperti ini tentu ada kelemahandan keuntungannya. Sebelum di uraikan lebihdetail kelemahan dan keuntungan modelkepemimpinan ini lebih lanjut, akan terlebihdahulu dilakukan tinjauan kritis terhadap tatacara pemilihan kepengurusan di BPK PENABURJakarta yang sedikit banyak akan mempenga-ruhi jalannya organisasi dan pengambilankeputusan (kebijakan) dalam kepengurusan BPKPENABUR Jakarta yang bersifat kolektif.

Pemilihan kepengurusanDalam AD & ART BPK PENABUR tahun 1998pasal 12 disebutkan antara lain bahwa PengurusSetempat terdiri dari anggota jemaat GKI Jabaryang mendapat rekomendasi Majelis Jemaatnya.Bentuk rekomendasi ini dalam prakteknyaadalah dukungan yang diberikan oleh MajelisJemaat terhadap anggota jemaat untuk dudukdalam kepengurusan di BPK PENABUR Jakarta.Tidak disebutkan bagaimana syarat-syaratuntuk menjadi pengurus, apakah harusmempunyai latar belakang dan berpengalamandalam bidang pendidikan. Tidak disebutkan jugabagaimana proses pemilihan tersebut dilakukanapakah berdasarkan musyawarah ataupenunjukan. Dengan kata lain syarat-syaratkepemimpinan yang memampukan melakukan“management” seperti: mengawasi, melindungi,membangun, melakukan pendelegasianwewenang, kemampuan memecahkan masalahdan tanggung jawab21 bisa saja dimiliki olehmereka yang mendapatkan rekomendasi ataumereka yang direkomendasikan tidakmempunyai kemampuan di atas.

Jika syarat-syarat seorang pemimpin sepertidisebutkan di atas tidak diungkapkan dan

dinyatakan secara tertulis, maka kepengurusanyang ada mempunyai rentang perbedaan yangsangat jauh sekali antara satu anggota pengurusdengan anggota pengurus yang lain. Hal iniakan menghambat sasaran dan tujuanorganisasi yang akan dicapai di BPK PENABUR,terlebih lagi kepengurusan di BPK PENABURJakarta yang cukup banyak akan mengalamikesulitan dalam mencapai sasaran dan tujuanorganisasi. Hal lain yang perlu menjadiperhatian adalah bahwa mereka yang dipilihmenjadi pengurus adalah bersifat sukarela danmereka tidak mendapatkan upah/gaji. Dengankata lain mereka adalah para volenteer22 yangkadang kala mempunyai keterbatasan dalamkemampuan. Untuk mengatasi hal ini maka BPKPENABUR Jakarta dapat menggunakanpendapat James D Berkley dalam bukunya”Leadership Handbook of Management and Adminis-tration” yang mengatakan bahwa gereja ketikamemerlukan tenaga sukarela merekamenggunakan jalur perekrutan, dan merekamelakukan seminar, beberapa tes danwawancara tentang kemampuan merekamenjadi pemimpin.23

Hal seperti ini dapat juga dilakukan ketikaBPK PENABUR akan mencari pengurus. Semi-nar tentang BPK PENABUR, khususnya BPKPENABUR Jakarta bisa dilakukan untukmembuka wawasan mereka tentang lembagayang akan mereka layani, baru kemudiandilakukan pengutusan/rekomendasi olehMajelis Jemaat. Ketika mereka telah terpilih,dilakukan wawancara secara pribadi untukmengetahui dengan tepat bidang apa yangsangat menarik dari pelayanan di BPKPENABUR Jakarta24. Juga disarankan agardilakukan test-test tertentu25 sehingga setiappengurus secara pribadi mengetahui kecende-rungan dan pola kepemimpinan yang dimilikioleh pribadi mereka dan kemudian berusahauntuk memperbaikinya. Jika hal ini dilakukanpenulis yakin bahwa Visi dan Misi BPKPENABUR dapat semakin dekat terwujudkan.

Mereka yang terpilih menjadi pengurusbersifat volenteer dan ada kecenderunganpemahaman menjadi pengurus di BPKPENABUR bukan menjadi pengurus (baca:pemimpin) yang mengurus hal-hal yang bersifatrohani. Satu hal yang tidak bisa dipungkiri

Page 100: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

93Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Tinjauan Kritis Terhadap Model Kepemimpinan di BPK PENABUR Jakarta

bahwa BPK PENABUR adalah alat pelayanandi bidang pendidikan dari suatu gereja {GKI(SW) Jabar}. Hal ini berarti prinsip-prinsipseorang pemimpin rohani yang mempengaruhikebijakan yang diambil harus nampak dalammodel kepemimpinan di BPK PENABUR.

Perlu diingat juga bahwa ketika merekamenjadi pengurus, mereka menjadi pengurusbukan karena semata-mata kehendak merekaatau sekedar rekomendasi Majelis Jemaat, tetapiTuhanlah yang memilih mereka.26 Artinyaprinsip-prinsip kepemimpinan Kristen sepertirela melayani, empati, bersahaja dan ketergantungankepada Tuhan dan pimpinan Roh Kudus harus adadalam setiap pengurus BPK PENABUR Jakarta.27

Dengan kata lain model kepemimpinan yangdilakukan adalah model kepemimpinan “Chris-tian Servant Leadership”28

Kepemimpinan KolektifModel kepemimpinan yang dianut dalamorganisasi dan struktur BPK PENABUR Jakartaadalah kepemimpinan yang bersifat kolektifdalam mengambil suatu kebijakan. Karenamodel kepemimpinan di BPK PENABUR Jakartaadalah model kepemimpinan kolektif maka adabeberapa hal yang menjadi catatan :1. Model kepemimpinan kolektif memang

menyebabkan kebijakan yang diambiladalah kebijakan bersama, sehinggamengikat seluruh pengurus. Akan tetapijika kebijakan yang diambil ternyatadiputuskan dengan “suara tidak bulat”,bahkan kebijakan itu ternyata diambil olehmereka yang “vokal” dan bukan karenakebenaran, maka kemungkinan besar akanada suara ketidakpuasan. Bentuk ketidak-puasan bisa saja dinampakkan dalamungkapan yang disampaikan kepada pihak-pihak di luar rapat yang bukan seorangpengurus BPK PENABUR ataupunPengurus BPK PENABUR Jakarta. Padahaldalam rapat telah disebutkan jika keputusanini hanya untuk konsumsi rapat dan tidakuntuk dibicarakan di luar rapat. Ketika halini terjadi maka penulis menyarankan agarpimpinan rapat mengingatkan kembalisebelum rapat selesai adanya hal-hal yangbersifat rahasia.29

2. Model kepimpinan kolektif menyebabkankebijakan yang diambil memakan waktuyang cukup panjang dan kecenderunganadanya rapat yang menyita waktu cukupbanyak. Untuk mengatasi hal tersebut disarankan agar kepada pengurus dibuatkansuatu program pelatihan memimpin rapatsecara efektif,30 sehingga kebijakan danwaktu rapat dapat digunakan secara efektif.Untuk mendukung hal ini perlu adanyapenelitian lebih lanjut tentang efektifitasrapat dengan pola kepemimpinan kolektifdibandingan dengan pola kepemimpinanyang ada.

3. Model kepemimpinan kolektif yangdigunakan dalam kepengurusan BPKPENABUR Jakarta, dalam mengambilkebijakan mirip dengan pengambilankeputusan di gereja yang dilakukan olehMajelis jemaat dalam Persidangan MajelisJemaat31. Di dalam Tata Gereja Gereja KristenIndonesia Bab XXI, Pasal 71 ayat 1 dan 2tentang Kepemimpinan dikatakan : “Jemaatdipimpin oleh Majelis Jemaat (ayat 1),Majelis Jemaat terdiri sekurang-kurangnyaterdiri dari seorang ketua, seorangsekretaris, seorang bendahara dan 4 (empat)orang anggota” (ayat 2).Dengan demikian, kepemimpinan yangdilakukan di gereja adalah kepemimpinanyang bersifat kolektif. Hal ini juga terjadidalam pengambilan keputusan/kebijakan,kebijakan dilakukan secara kolektif.32

Akan tetapi menjadi catatan penting untukdikaji lebih lanjut, apakah hal ini efektif jikadiberlakukan di BPK PENABUR Jakarta,karena begitu luas dan kompleksnyapermasalahan yang terjadi di lingkunganBPK PENABUR Jakarta33 yang mengharus-kan untuk mengambil tindakan yang cepatdan benar.Oleh karena itu disarankan untukmenggunakan bentuk kepemimpinan danstruktur yang lain, karena bentukkepemimpinan dan struktur yang ada padasaat ini menurut penulis tidak optimal untukmenjawab kompleksitas permasalahanyang terjadi. Pada hal kita mengetahui

Page 101: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

94 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Tinjauan Kritis Terhadap Model Kepemimpinan di BPK PENABUR Jakarta

waktu rapat pleno pengurus yang adasangat terbatas.

4. Dalam model kepemimpinan kolektif dikepengurusan BPK PENABUR Jakartabelum diatur apa saja yang dimaksudkandengan kebijakan strategis yang harusmendapat persetujuan pleno, sehingga acapkali rapat pleno juga membahas danmemutuskan masalah-masalah operasional.

5. Biasanya mereka yang duduk dalamkepengurusan BPK PENABUR Jakartaterdiri atas pengurus yang baru melakukanpelayanannya dan mereka yang telahmemasuki pelayanan periode ke dua. Perludihindari terjadinya pemahaman bahwamereka yang telah memasuki pelayananperiode kedua lebih tahu dan lebih pahamakan segala sesuatu yang terjadi di BPKPENABUR Jakarta. Hal ini sangat pentingagar dalam pengambilan keputusan yangdilakukan tidak ada yang merasa “rendahdiri” hanya karena mereka baru melayani.

6. Dalam kerangka agar kepemimpinankolektif ini berjalan dengan baik dan antarasatu dengan yang lain, Charles R Swidollmemberi tip bagaimana menjaga hubunganyang baik antar pengurus34 antara laindengan melakukan pertemuan-pertemuaninformal, retret yang di dalamnya menguat-kan satu dengan yang lain, lebih terbukauntuk memahami setiap kelemahan yangmuncul, melakukan evaluasi, salingmendoakan, memberikan dorongan kepadasetiap anggota pengurus

7. Dalam AD tahun 2008 BPK PENABURpasal 22 ayat 335, seorang ketua umummempunyai hak dan kedudukan yangistimewa. Pasal ini sebenarnya hanyamengatur tentang hak dan kedudukan ketuaumum BPK PENABUR dalam rapat danmusyawarah serta mufakat tidak dapatdilakukan dan voting harus dilakukandengan hasil suara setuju dan tidak setujusama banyaknya. Pertanyaan mendasaradalah karena dalam AD 2008 tidak secaraimplisit bagaimana mekanisme pengam-bilan keputusan dalam rapat di BPKPENABUR Setempat jika hal itu juga terjadi,apakah hak ini juga menjadi hak ketua BPKPENABUR Setempat? Pertanyaan lain

apakah hak seperti ini sesuai dengan cirikepemimpinan kolektif? Walaupun harusmelalui penelitian dan kajian yang lain,tetapi jika penafsiran ini menjadi suatukenyataan tentu akan membawa konse-kuensi sendiri untuk jalannya organisasi.

Catatan kaki:1 Karena BPK PENABUR Jakarta adalah salah

satu bagian dari BPK PENABUR, maka dalamtulisan ini walaupun yang akan dikritisiadalah BPK PENABUR Jakarta, tidak bisalepas dari pengkritisasian BPK PENABURsebagai suatu organisasi.

2 Bahwa GKI menggunakan kepemimpinankolektif misalnya dapat kita temukan dalamuraian yang dikatakan oleh Pdt. ImmanuelKristo :

Sesungguhnya mereka yang memiliki jabatangerejawi adalah mereka yang pada akhirnyadiposisikan sebagai“hamba”, sebagaipelayan bagi sesamanya. Dengan demikianpekerjaan melayani itu bukanlah pekerjaanyang terhormat, melayani itu bukanlahsesuatu yang bergengsi. Karena GKI tidakpernah boleh mengkultuskan seseorang makapola kepemimpinan di GKI bukanlah polakepemimpinan tunggal, tetapi pola kepemim-pinan di GKI adalah pola kepemimpinankolektif. Bukan Pendeta, bukan orangperorang penatua yang menjadi penentu –tetapi majelis jemaat. Setiap keputusan diambil diambil melalui mekanisme rapat.Keputusan tertinggi ada di persidangan,itulah yang kemudian memberi kesanbirokrasi di GKI menjadi tampak panjang.Segala sesuatu harus di rapatkan, kalau tidakrapat dulu maka dianggap tidak sah. Adarapat ini, rapat itu– panitia ini, panitia itu.www.gkigunsa.or.id/download?file=/media/9107/keluaran_18.pd

3. Beberapa ahli mengatakan ciri-ciri kepemim-pinan kolektif adalah sebagai berikut.

1. Kepemimpinan dengan tanggungjawabbersama.

2. Mekanisme pengelolaan organisasi denganciri tingkat kohesivitas (rekatan atau ikatan)yang tinggi dalam mengusahakantercapainya tujuan yang sudah

Page 102: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

95Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Tinjauan Kritis Terhadap Model Kepemimpinan di BPK PENABUR Jakarta

dirumuskan dan disepakati oleh individu-individu yang mengusung.

3.Performa kepemimpinan dengan cirihomoginitas (persamaan) yang dibangundari heterogenitas. Setiap individu yangberlainan menyatukan kekuatan masing-masing (bisa berbeda-beda, ada yang berupamodal, pikiran dan tenaga) dalam satuwadah yang sama untuk tujuan yang sama.

4. Sistem kepemimpian yang mengutamakankerja sama saling mengisi peran dan tang-gungjawab (system of reciprocal cooperation).

4 _____Makalah tentang kepemimpinan. Diunduhdari Internet 28 Februari 2012

5 _____. Company Profile BADAN PENDIDIK-AN KRISTEN PENABUR Jakarta, p.3

6 AD Yayasan BPK PENABUR 2008, Pengurus,Pasal 13 ayat 1

7 _____, Ketika tulisan ini dibuat AD & ARTyang digunakan adalah AD & ART(Anggaran Dasar dan Anggaran RumahTangga) BPK PENABUR 1998, p. 5-6. AD inimengalami revisi pada tahun 2008 dimanadalam AD tersebut diatur bukan hanya ketuayang diangkat tetapi juga bendahara,sekretaris dan ketua-ketua BPK PENABURSetempat. Walaupun ada perubahan peng-angkatan tetapi dalam pelaksanaannyakepengurusan BPK PENABUR dalamkeseharian tetap dikelola oleh PH (PengurusHarian). Perlu juga diketahui bahwa ketikatulisan ini dibuat sedang dibuat penjabarandari AD ini.

8 Ibid, pasal 14 (Dalam persidangan Sinode GKISW JABAR, bulan Oktober 2010, pasal 14 diamandemen sehingga memungkinkanseseorang menjadi pengurus selama 3periode).

9 Ibid, AD & ART BPK PENABUR pasal 1110 Pasal 22 ayat 3 secara lengkap mengatakan :

Dalam hal suara setuju dan tidak setuju samabanyaknya, maka usul ditolak. Dalam halsuara setuju dan tidak setuju tetap samabanyaknya, maka : a) dalam hal ketua rapatadalah Ketua Umum sendiri, maka KetuaRapat berwenang mengambil keputusan; b)dalam hal ketua rapat bukan Ketua Umum,maka usulan ditolak. Dengan ayat ini makajelaslah bahwa Ketua Umum mempunyaihak/suara yang sangat menentukan.

11 Apakah tidak adanya pengaturan tentangPengangkatan dan Pemberhentian ini karenaKetua Setempat telah dilantik bersama-samadengan Ketua Umum, Sekretaris Umum danBendahara Umum. Ataukah secara otomatispengangkatan ini telah terhisap dalam pasal 13

12 Ibid., 1213 Kumpulan notula-notula Temu Karya Peru-

musan Kembali Visi dan Misi BPK PENABUR14 Ibid.15 Memahami Visi dan Misi BPK PENABUR,

sebuah penjelasan16 Ibid., 917 Idem., 818 _______, Panduan Organisasi BPK PENABUR

Jakarta 2003, 3. Panduan ini sebenarnya harusmenjadi dasar dalam pembentukan sistemyang dikembangkan dalam operasional. SaatPanduan Organisasi ini dibuat misalnyauntuk tingkat operasional guna mengelolasekolah-sekolah yang ada di bawah naunganBPK PENABUR Jakarta, di bawah DirekturPelaksana dan dibantu beberapa KepalaBagian, Kepala Seksi, dan Staff. Sedangkandalam Struktur yang terakhir (mulai tahun2009) dibawah Direktur Pelaksana dibantubeberapa Kepala Divisi, Kepala Bagian,Kepala Seksi dan Staff.

19 Ibid, 620 Ibid. 621 Berkley d James, Leadership handbook of manage-

ment and administration, USA: Baker Book, 1997,312 - 314

22 Ibid 275 - 28623 Ibid 27824 Dalam struktur organisasi di BPK PENABUR

Jakarta yang terbaru terdapat beberapa Divisi,Satu Divisi terdiri dari beberapa bagian. Divisiitu misalnya: Divisi Pendidikan, DivisiPengembangan Strategis (Pensra), DivisiSarana Prasarana yang masing-masingmenuntut keahlian sendiri untuk menjadipengurus bidang.

25 Test-test yang dimaksudkan adalah lebihuntuk pengembangan diri seperti: MenilaiKepemimpinan Anda, Kuesioner GayaKepemimpinan, Analisa Tingkah LakuPemimpin (ATLP). Dalam Perkembanganyang ada hal-hal yang disebutkan olehpenulis telah dilakukan, misalnya dengan

Page 103: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

96 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Tinjauan Kritis Terhadap Model Kepemimpinan di BPK PENABUR Jakarta

mengumpulkan terlebih dahulu calonpengurus dengan memberikan wawasan danpemahaman oleh ketua, tidak semua calonjuga menjadi pengurus. Dan menurut penulistradisi ini perlu dibakukan dan dilakukanlebih sistematis.

26 Sander J Oswald., Spiritual Leadership, Chicago:Moody press, 1994, 18

27 Ibid 23 -2428 L.H. Purwanto, Indonesian Church Order Under

Scrutiny– The Relation Between the Church Mem-bers and The Church Members and the ChurchOffice – Beariers: How It is and How it is ShouldBe, dissertation, Kampen: Drukkerij van de Berg,1997.

29 . Ada baiknya dalam mencegah keluarnyasuatu rahasia penulis menyarankan untukmengikuti Tata Gereja, Gereja Kristen Indone-sia Pasal 70 dengan melakukanpemodifikasian. Pasal 70 tentang Rahasiajabatan berbunyi “Rahasia jabatan adalahsikap etis pejabat gerejawi berkenaan denganpenyimpanan rahasia pribadi seseorang atausemua hal yang menyangkut pribadiseseorang, atau rahasia lain yang disepakatidalam persidangan gerejawi, untuk tidakdisebarluaskan”. Dari rumusan ini penulismengusulkan menjadi “Rahasia jabatanadalah sikap etis pengurus BPK PENABURJakarta berkenaan dengan penyimpananrahasia pribadi seseorang atau semua halyang menyangkut pribadi seseorang, ataurahasia lain yang disepakati dalampersidangan pleno, untuk tidakdisebarluaskan”.

30 . Salah satu buku yang bisa dipakai untukmemimpin rapat dengan efektif ialah bukuEdward R Dayton, Strategy for Leadership,Michigan: Fleming H Revell, 1993, 209-220

31 . BPMS GKI,Tata Gereja Gereja Kristen Indonesia,Jakarta: Rama Prado Kriya, 2003 Bab XXI,Pasal 80, tentang kepemimpinan.

32 . Ibid, Bab XXIV, Pasal 88 ayat 6.33. Ketika tulisan ini dibuat BPK PENABUR

Jakarta mempunyai 63 sekolah dari jenjangTKK-SLTA tersebar di Jabotabek denganjumlah guru 1749 dan karyawan 628 orang.

34 . Charles R Swindoll sebenarnya memberikantip bagaimana menjaga hubungan baik antarapendeta dengan dewan pengurus (majelis).Swindoll R Charles, Opcit 11, 332-333.

35 Ibid, AD & ART BPK PENABUR pasal 22 ayat 3.

Daftar Pustaka

BPMS GKI. (2003). Tata Gereja Gereja Kristen Indo-nesia. Jakarta: Rama Prado Kriya

Dayton, Edward R .(1993). Strategy for leader-ship. Michigan: Fleming H Revell

James, Berkley D. (1997). Leadership handbook ofmanagement and administration. USA:Baker Book.

Oswald, Sander J. (1994). Spiritual leadership, Chi-cago: Moody press

Purwanto, L.H. (1997). Indonesiaan church orderunder scrutiny – The relation between thechurch members and the church members andthe church office – Beariers: How It is andHow it is Should Be, dissertation, Kampen:Drukkerij van de Berg

_______. (2008). AD & ART (Anggaran Dasardan Anggaran Rumah Tangga) BPKPENABUR

_______. Company Profile BADAN PENDIDIK-AN KRISTEN PENABUR Jakarta

_______. (2003). Panduan Organisasi BPKPENABUR Jakarta

Page 104: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

97Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Isu Mutakhir: Pendidikan Karakter di Sekolah

*) Staf Krikulum dan Evaluasi BPK PENABUR Jakarta

endahuluan“Negara Indonesiaadalah Negara

Hukum”. Kalimat tersebuttercantum dalam Pasal 1 ayat3 Undang-Undang Dasar1945 Amandemen ke-3.Berdasarkan kalimat tersebut,maka supremasi hukum harusditegakkan di Indonesia.Namun demikian, saat iniaparat penegak hukum negarakita sedang diuji, untukmengungkap kejahatankorupsi yang semakin marak.Sebut saja dugaan megakorupsi yang dilakukan M.Nazaruddin, mantanBendahara Umum PartaiDemokrat. Nilainya sangatfantastis,”Jika ditotal,Nazaruddin akan dijeratdengan 35 kasus di berbagaikementerian yang ditanganiKomisi PemberantasanKorupsi (KPK). Total nilaiproyeknya mencapai Rp 6,037triliun (Tribunnews, 14Agustus 2011).

Skandal suap di BankCentury diduga melibatkanbanyak pihak. Suara Karyaedisi 19 Juli 2010 menulis“Sebelumnya DPR

Mudarwan*)

Pendidikan Karakter di Sekolah:Upaya Mencegah Perilaku Korupsi

P

Isu Mutakhir

memutuskan bahwa terjadidugaan pelanggaran hukumpada pemberian danatalangan sebesar Rp 6,7 triliundari pemerintah ke BankCentury. DPR merekomen-dasikan kepada lembagapenegak hukum untukmenindaklanjuti keputusantersebut dan menyelesaikan-nya melalui jalur hukum.

Kasus korupsi lainnyajuga sangat meresahkanmasyarakat seperti kasusGayus Tambunan, siterdakwa yang mampupelesiran ke luar negeri. Nilaikorupsi yang disangkakankepadanya cukup besar,Kompas 7 Mei 2011menuliskan, “Dalam perkaraini, Gayus diduga menerimasuap dari Roberto Santoniussebesar Rp 925 juta sehinggadidakwa melanggar Pasal 5Ayat 2 atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun1999 jo UU Nomor 20 Tahun2001 tentang PemberantasanTindak Pidana Korupsi.Gayus juga didugamelakukan pencucian uangkarena menempatkan uanghasil korupsi senilai Rp 28

miliar dalam rekening bankdan Rp 74 miliar dalam safedeposit box. Karena itu, Gayusdidakwa melanggar Pasal 3UU No 15/2002 jo UU No 25/2003 tentang Pencucian Uang.

Kasus korupsi semakinparah terjadi di negara kita,karena penegak hukum punternyata terlibat dalamberbagai kasus korupsi.Metronews memberitakan,Jaksa Urip Tri Widodo yangtertangkap tangan oleh KPKterlibat dalam korupsi. JaksaUrip terlibat dalam kasussuap bersama pengusahaArtalyta Suryani. Ditambahpula dengan tindak pidanakorupsi yang dilakukan olehaparatur pemerintahan,kepala daerah, bupati, camat,dan lain sebagainyamenunjukkan betapa korupsisudah mulai mendarahdaging dan seperti penyakitmenular yang ganas. Dalamsalah satu artikel situsm.antikorupsi.org terdapattopik “Lebih 60 Persen CalonKepala Daerah TerlibatKorupsi”.

Menurut situsrimanew.com, walau upaya

Page 105: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

98 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Isu Mutakhir: Pendidikan Karakter di Sekolah

pemberantasan korupsi terusdigalakkan, namun hal itutidak serta merta mengurangiperilaku korupsi di tanah air.Setiap Tahun TransparencyInternational (TI) meluncurkanCorruption Perception Index(CPI). Tujuan peluncuran CPIsetiap tahun adalah untukselalu mengingatkan bahwakorupsi masih merupakanbahaya besar yangmengancam dunia. Transpar-ency International (TI)menyatakan bahwa indekskorupsi di Indonesia masihtinggi, yaitu 2,8 pada tahun2010 dan 3,0 pada tahun2011. Nilai tersebut hanyaberanjak sedikit dari tahun2009, artinya tidak adaperubahan signifikan yangterjadi dalam pemberantasankorupsi di Indonesia, tak adakemajuan, alias jalan ditempat atau stagnan.

Di kawasan ASEAN, skorIndonesia berada di bawahSingapura, Brunei, Malaysiadan Thailand. SementaraVietnam, Kamboja, Laos danMyanmar skornya lebihrendah dari Indonesia. WakilKepala Polri KomisarisJenderal Nanan Soekarna,mengatakan, “Bahwa padatakaran global, negara kitamasih dipersepsikan sebagaisalah satu negara terkorup,sesuai dengan hasil surveidari TI tentang indekspersepsi korupsi di manaIndonesia dalam posisikeempat dari 10 negara AsiaTenggara.

Tingginya dugaan dankasus korupsi sertamelibatkan berbagai oknumaparatur negara menimbulkanpertanyaan besar. Aparatur

Negara yang seharusnyaberfungsi mencegah danmemberantas tindakankorupsi, malah ikut terlibatdalam perbuatan korupsi.Ketika memangku jabatansebagai aparatur negara,mereka disumpah sesuaidengan sumpah jabatanuntuk tidak melakukantindakan korupsi. Ambilcontoh Undang-Undang No.14 Tahun 1970 yang mengaturtentang Ketentuan-KetentuanPokok Kekuasaan Kehakimanpada Pasal 29, berbunyi:

Semua melakukanjabatannya, Hakim, PaniteraPengganti dan Jurusitauntuk masing-masinglingkungan peradilan harusbersumpah atau berjanjimenurut agamanya, yangberbunyi sebagai berikut.

“Saya bersumpah/menerangkan dengansungguh-sungguh bahwasaya, untuk memperolehjabatan saya ini, langsungatau tak langsung, denganmenggunakan nama ataucara apapun juga, tiadamemberikan ataumenjanjikan barang sesuatukepada siapapun juga”.

“Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, untukmelakukan atau tidakmelakukan sesuatu dalamjabatan ini, tiada sekali-kaliakan menerima langsungatau tidak langsung darisiapapun juga sesuatu janjiatau pemberian”.

Jelas sudah bahwaterdapat perangkat untukmencegah perilaku korupsi.Namun perangkat tersebutbelum mampu mencegah

perbuatan korupsi. Jikademikian, dimana letakpermasalahannya? Dimanakah peran pendidikanuntuk mencegah perbuatankorupsi? Apakah pendidkanyang diterima seseorangselama 12 tahun daritingkatan SD sampai SMA,bahkan ditambah pendidikandi perguruan tinggi tidakmampu mencegah seseorangmelakukan perbuatankorupsi?

Seorang terbuktimelakukan tindak pidanakorupsi, haruslah dihukum,karena Indonesia merupakannegara hukum. Kompas 5November 2011 menyatakanbahwa Indonesia CorruptionWatch (ICW) mencatat,sebanyak 40 terdakwa kasuskorupsi divonis bebas dipengadilan tindak pidanakorupsi (tipikor) daerah.Dalam catatan ICW, 40 vonisbebas terdiri atas empat vonisbebas di Bandung, satu diSemarang, 14 Samarinda, dan21 Surabaya. Fenomenamaraknya vonis bebas dipengadilan tipikor daerahtersebut harus menjadiperhatian KementerianHukum dan HAM di sampingmemperketat pemberianremisi dan pembebasanbersyarat koruptor.Bandingkan denganpenegakan hukum bagipelaku korupsi di negara lain.Negara yang terkenal tegasterhadap pelaku korupsidengan memberikanhukuman mati adalah China.China melakukan pemutihan.Koruptor yang melakukankorupsi sebelum tahun 1998dinyatakan bersih. Tapi, jika

Page 106: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

99Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Isu Mutakhir: Pendidikan Karakter di Sekolah

ada korupsi setelahpemutihan, pelakunya akandijatuhi hukuman mati. DiIndonesia sampai detik ini,belum pernah ada pelakutindak pidana korupsi yangdijatuhi hukuman mati.

Pendidikan Karakter

Saat ini pendidikan karakterkembali menjadi buah bibirdan primadona, ketikaKementerian PendidikanNasional (Kemendiknas)mencanangkan untukmenerapkan pendidikankarakter di sekolah dasar danmenengah mulai tahunpelajaran ini. Menyikapi haltersebut beberapa sekolahtelah menjadikan pendidikankarakter sebagai yang utamadalam pendidikan danpengajarannya. Beberapasekolah bahkan telahmendapatkan penghargaandari Kemendiknas dalambidang karakter. SekolahTaruna Nusantara, Magelangdan SMAK 1 BPK PENABURJakarta pada 11 Mei 2010,menerima penghargaansebagai Sekolah yangmerintis, menerapkan danmelaksanakan PendidikanKarakter Bangsa pada tahun2010. Dalam situsbpkpenabur.or.id dinyatakanbahwa pendidkan karakteryang diterapkan di SMAK 1PENABUR Jakarta bukanmerupakan mata pelajarantersendiri, namun merupakanprogram pendidikan karakteryang terintegrasi di dalamkegiatan pembelajaranintrakurikuler,ekstrakurikuler, dan program

sekolah untuk membentuksiswa yang memiliki nilai-nilai luhur.

Sekolah dapatmenerapkan berbagai modelpendidikan karakter. Adayang menjadikannya sebagaimata pelajaran tersendiri ataubersifat otonomi. Ada pulasistem integrasi, yaitu denganmenyatukan nilai-nilai dankarakter-karakter yang akandibentuk dalam setiap matapelajaran. Selain itu masihada model eks-kur, yaitukegiatan pembinaan karaktersiswa dilakukan di luar jampelajaran sekolah. Model lainadalah model kolaborasi,dengan menggabungkankegiatan pembinaan karakterdalam seluruh kegiatansekolah.

Pemilihan modelpendidikan karakter disekolah menjadi penting.Pendidikan karakter yangefektif memerlukanpendekatan komprehensif danterfokus dari aspek gurusebagai “role model”, disiplinsekolah, kurikulum, prosespembelajaran, manajemenkelas, integrasi materipembinaan karakter dalamseluruh aspek kehidupankelas, kerjasama denganorang tua, masyarakat danperan serta seluruh stakeholderpendidikan.

Model kolaborasimerupakan upaya untukmengoptimalkan kelebihansetiap model. Melalui modelini pendidikan karakter selaindiposisikan sebagai matapelajaran secara otonom,namun terintegrasi dalamsetiap program pendidikan di

sekolah. Pendidikan karakterdipahami sebagai tanggungjawab seluruh warga sekolahbukan tanggung jawab gurumata pelajaran semata.Karena merupakan tanggungjawab sekolah, maka setiapaktifitas sekolah memiliki misipembentukan karakter. Setiapmata pelajaran harusberkontribusi dalampembentukan karakter pesertadidik. Sekolah dipahamisebagai sebuah miniaturmasyarakat, sehingga semuakomponen sekolah dan semuakegiatannya merupakanmedia-media pendidikankarakter. Berbagai programsekolah diselenggarakanuntuk membawa siswa kedalam pengalaman nyatapenerapan karakter, gunamenumbuhkembangkankarakter positif siswa dalamkehidupan bermasyarakat.

Urgensi penerapanpendidikan karakter disekolah makin nyaringdisuarakan. Salah satunyamelalui Surat Edaran MenteriPendidikan Nasional nomor :384/MPN/LL/2011 tanggal18 Juli 2011. Implementasinyadi lapangan makin nyatadengan diterbitkannya SuratEdaran dari Kepala DinasPendidikan dan Pemprov DKIJakarta yang menyatakanpenerapan PendidikanKarakter pada tahunpelajaran 2011/2012 diseluruh sekolah dalamlingkup koordinasi pemprovDKI Jakarta. Namundemikian, implementasi danmonitoring di lapangantidaklah mudah. Seringkaliuntuk memudahkan

Page 107: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

100 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Isu Mutakhir: Pendidikan Karakter di Sekolah

implementasinya di lapangan,sekolah hanya menerapkanpendidikan karakter denganmodel otonomi, sehinggaterkesan sudah melaksanakanamanat Menteri PendidikanNasional serta Kepala DinasPendidikan setempat, namunefektivitas dankebermanfaatannya bagipeserta didik belumlah teruji.Lebih parah lagi, hanyadengan menambahkan satukolom karakter setelah kolomkompetensi dasar/KD dibagian dokumen Silabus danRPP, maka si guru tersebutdianggap sudahmelaksanakan kegiatanpembelajaran karakter.

Mengapa melaluiPendidikan Karakter?

Salah satu tujuan PendidikanNasional adalahmengembangkan kemampuandan membentuk watak sertaperadaban bangsa yangbermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupanbangsa (Undang-Undang No20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional dalamPasal 3). Pembentukan watakatau karakter tersebutharuslah dimulai dariinstitusi yang terkecil, yaitukeluarga. Di sinilah letakperan orang tua dalammengembangkan danmembentuk watak sertakarakter anak. Institusiberikutnya yang juga ikutbertanggung jawab dalammembangun karakter anakadalah sekolah karenasekolah menjadi rumah keduabagi anak-anak. Jadi, setiap

orang tua berharap sekolahmenumbuhkembangkankarakter-karakter positifdalam diri anak-anaknya.Sekolah harus mampumenanamkan danmenumbuhkan nilai-nilaikarakter yang baik kepadasetiap anak yang menjadipeserta didiknya. Melaluikedua institusi utama inilahtertumpu seluruh harapan,agar anak-anak yangmerupakan kader-kaderbangsa di masa yang akandatang menjadi manusiaIndonesia yang selain cerdas,juga memiliki karakter danintegritas yang tinggi.

Korupsi berasal daribahasa Latin corrupt, yangberarti yang rusak/busuk,dan corruptio berartimembusuk atau pembusukan.Undang-Undang (UU)NO.31/1999 jo UU No.20/2001 menyebutkan bahwapengertian korupsi mencakupperbuatan, sebagai berikut.

Melawan hukum,memperkaya diri orang/badan lain yangmerugikan keuangan /perekonomian negara(pasal 2).

· Menyalahgunakankewenangan karenajabatan/kedudukan yangdapat merugikankeuangan/kedudukanyang dapat merugikankeuangan/perekonomiannegara (pasal 3)

· Kelompok delikpenyuapan (pasal 5,6,dan 11)

· Kelompok delikpenggelapan dalamjabatan (pasal 8, 9, dan10)

· Delik pemerasan dalamjabatan (pasal 12)

· Delik yang berkaitandengan pemborongan(pasal 7)

· Delik gratifikasi (pasal12B dan 12C)Tindakan atau

perbuatan-perbuatan di atas,pastilah tidak akandilakukan oleh seseorangyang memiliki karakter danintegritas yang tinggi. Namundemikian, perbuatan-perbuatan “kecil” yangtergolong korupsi, seringkalibaik secara sadar ataupuntanpa disadari diperbuat.Sebut saja korupsi waktu,korupsi barang, dan korupsiuang. Seorang guru yangseharusnya berada di dalamkelas Pk. 07.00, namunseringkali baru berada didalam kelas Pk.07.05,perbuatannya itu jelas-jelasmerupakan tindakan korupsiwaktu. Seorang karyawanbagian pembelian yang seringmendapatkan hadiah barangkarena membeli suatu produktertentu, namun hadiahbarang tersebut tidak pernahdilaporkan atau tidaktercatatkan dan kemudian“diambil” oleh orang tersebut.Perbuatannya itu nyata-nyataadalah tindakan korupsibarang. Saat berbelanjabarang di sebuah tokoswalayan, bukti pembelian(kuitansi) menunjukkanRp19.950,00, si pembelimembayar Rp50.000,00 dansang kasir memberikanRp30.000,00 sebagai uangkembalian. Kasir tersebutnyata-nyata telah melakukanperbuatan korupsi. Saatmengisi bahan bakar minyak

Page 108: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

101Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Isu Mutakhir: Pendidikan Karakter di Sekolah

di pom bensin, sangpramuniaga tidak mengisisesuai dengan jumlah yangtertera pada mesin pom.Tindakannya itu jelas-jelasadalah perbuatan korupsi.

Salah satu upayamembangun karakter siswadalam tindakan nyata sehari-hari dan sebagai upayapencegahan perbuatankorupsi, dapat diwujudkanmelalui kegiatan KedaiKejujuran (KK). KK adalahsebuah kegiatan yangmengajarkan kepada anak-anak untuk senantiasaberperilaku jujur danmenjauhi perilaku curang. DiKK, setiap anak bebasmengambil jajanan dankeperluan sekolah lainnyatanpa ada yangmengawasinya, sebab tidakada penjaganya seperti kedai-kedai pada umumnya.Dengan adanya KK siswadilatih berbuat jujur danmembayar barang yangdiambilnya sesuai denganharga yang tercantum.Karena setiap barang yangdijual di KK sudah ditempeliharga, dan jika ada yangmengambil barang, pembeliwajib membayar sesuai hargajual. Contoh lainnya untukmengembangkan karaktersiswa ialah dengan mendidiksegera mengembalikankepada yang empunya atauyang berhak ketikamenemukan barang yangbukan milik atau haknya. Jikatidak dimungkinkan, denganmelaporkan danmengembalikannya kepada

pihak yang berwenang.Contoh lainnya, denganbersama-sama memeliharafasilitas publik, agarkebermanfaatan dankeberlangsungannya dapatdirasakan secara optimal olehmasyarakat luas. Misalnyapenggunaan fasilitas wcumum, kendaraan umum, dantelepon umum. Pada intinyasiswa dilatih untukbertanggung jawab terhadapsegala sesuatu yang bukanmiliknya, namun merupakanmilik bersama (publik).Diharapkan melaluiserangkaian kegiatan di atassiswa terbina dan karakternyaterbentuk melalui kegiatanhidup sehari-hari, sehingga dikemudian hari mereka tidakakan melakukan perbuatan-perbuatan korupsi yangmelawan hukum.

Daftar Acuan:http://www.bpkpenabur.

or.id/id/Penhargaan+Sekolah+Perintis+Pendidikan+

Karakter+Bangsahttp://metrotvnews.com/

read/tajuk/2011/02/14/672/Satu-Lagi-Jaksa-Tertangkap-Tangan/tajuk diaksespada 6 September 2011

http://m.antikorupsi.org/?q=node/4563 diaksespada 9 September 2011

http://nasional.kompas.com/read/2011/05/07/03291018/Gayus.Didakwa. Korupsi.dan.Mencuci.Uang diaksespada 7 September 2011

http://nasional.kompas.com/read/2011/11/05/11235216/ICW.40.Terdakwa.Korupsi.Divonis.Bebasdiakses pada 6Desember 2011

http://rimanews.com/read/20110411/23461/wakapolri-nanan-akui-indonesia-negara-paling-korup-di-duniadiakses pada 17September 2011

http://www.ti.or.id/index.php/publica-tion/2010/10/26/corruption-perception-index-2010-globaldiakses pada pada 17September 2011

http://www.tribunnews.com/2011/08/14/35-kasus-korupsi-senilai-rp-6-triliun-menanti-nazaruddin diaksespada 9 September 2011

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=257770diakses pada 9 Septem-ber 2011

Surat Edaran Menteri Pendi-dikan Nasional nomor :384/MPN/LL/2011tanggal 18 Juli 2011

Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 14Tahun 1970 tentangKetentuan-KetentuanPokok KekuasaanKehakiman

Undang-Undang Republik In-donesia Nomor 31Tahun 1999 TentangPemberantasan TindakPidana Korupsi

Page 109: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

102 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Resensi buku: Kemahiran Interpersonal untuk Guru

*) Guru SMPK BPK PENABUR Cirebon

Resensi buku

erbicara masalah mutu pendidikansangat kompleks. Dikatakan demiki-an karena mutu pendidikan ditentu-kan banyak faktor, seperti mutumanajemen dan sistem kultur

pendidikan, sarana-prasarana pendukungpelaksanaan pendi-dikan maupun perun-dangan yang diberla-kukan.

Faktor dominanpenentu mutu pendi-dikan tersebut secarauniti maupun relasi-onsif harus bersinergidan ideal. Masing-masing melaksanakantugas dan kewajiban-nya secara moralis,proporsional, danidealis demi optimali-sasi hasil yang diperoleh dan akan dibangunatau akan diwujudkan bersama.

Membangun kondisi dan tujuan ideal tidakmudah. Diperlukan sebuah kesadaran nasionalmelalui rapat kerja nasional untuk melahirkankesepakatan dan konsensus nasional,melaksanakan konsensus tersebut dari arasatas/pusat sampai bawah/daerah/ lapangan

secara benar, penuh komitmen dan konsisten,mengevaluasi pelaksanaannya secara benar dantransparan, menindaklanjutinya secaraprospektif, edukatif, dan dalam kondisikemajuan yang berkelanjutan.

Buku berjudulKemahiran Interpersonaluntuk Guru karya IsmailKusmayadi ini mem-berikan alternatif wa-wasan positif, dinamis,dan penting bagi guruselaku salah satusumber daya pelaksanapendidikan di lapanganyang langsung menyen-tuh dan berinteraksidengan peserta didikselaku subjek pendi-dikan. Dengan memba-ca buku ini, guru dikon-disikan memiliki wawa-

san untuk mampu melakukan komunikasi daninteraksi secara intra dan interpersonal antaraguru-siswa dalam proses pembelajaran. Kualitaskomunikasi-interaksi pembelajaran guru-siswadiharapkan berdampak produktif dalammembangun citra dan kualitas proses belajarsiswa. Secara berantai dan berjenjangdiharapkan, kualitas kompetensi guru dalam

B

Judul Buku:Kemahiran Interpersonal untuk Guru.

Pengarang :Ismail Kusmayadi

Penerbit : PT Pribumi Mekar.

Terbitan:Kesatu, tahun 2010.

ISBN:978-602-8142-63-2

Tebal :90 halaman

Oleh: Yohanes Paiman

Page 110: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

103Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Resensi buku: Kemahiran Interpersonal untuk Guru

berkomunikasi dengan siswa akan membangunkualitas pembelajaran, yang selanjutnya akanberdampak membangun kualitas siswa, kualitaspelajaran, kualitas kelas, kualitas sekolah/lokal,kualitas regional, bahkan akhirnya kualitaspendidikan nasional.

Buku ini diurai dalam empat bab yaitu babpendahuluan, bab kecerdasan menurutHoward Gardner, bab kecerdasan interpersonal(makna dan kiat pengembangannya), dan babguru sebagai pribadi yang patut digugu danditiru. Pada bab pendahuluan dibahas, bahwasukses pembangunan mutu pendidikantergantung pada dua faktor; yaitu faktorkonvensional-mekanis ( paradigma lama : input-proses-output ) dan faktor inkonvensional(paradigma baru : yaitu pembangunan proseskultural ). Sukses pendidikan tidak hanyabergantung pada keberadaan fisik, peraturan/sistem, guru, sarana pendukung lainnya(gedung, laboratorium, perpustakaan, internet)namun juga pada bagaimana kultur sekolahdibangun. Guru harus mampu menjadipembangun kultur sekolah melalui sistem danpraktik komunikasi internal-eksternal yangdibangun/dilakukan bersama siswa dan mitrakerjanya.

Komunikasi guru harus produktif sehinggamampu membangun kedekatan guru-siswa-mitranya, mampu menjembatani persoalankebutuhan siswa dan kompetensi siswa yangperlu dimaksimalkan sehingga sungguhberdaya, mampu membangun komunikasimerata, adil, berkualitas, mampu menciptakanwibawa diri walaupun dekat dengan siswa.Kondisi komunikasi demikian akan menjadikanguru disegani, dicari, dan dihormati. Inilah esensikomunikasi guru-siswa yang mampumembangun kualitas pembelajaran sebagaidasar pembangunan mutu pendidikan.Kalau guru mampu melakukan itu semua, makaakan terangkat menjadi guru profesional. Cirikeprofesionalan guru meliputi aspek-aspekberikut.1. Memerlukan persiapan/pendidikan

khusus/pendidikan prajabatan yangrelevan

2. Mampu melakukan kecakapan yangdituntut/disyaratkan oleh perundangandan pihak yang berwenang

3. Jabatannya diakui oleh masyarakat dannegara ( Undang-undang Guru dan Dosen )

4. Mampu melaksanakan tugasnya sebagaipengajar dan pendidik. Sebagai pengajar,ia harus mampu melakukan pendampinganbelajar siswa sesuai tuntutan kurikulumdan tujuan pendidikan. Di sana guru harusmampu menyusun perencanaan, pelaksa-naan, penilaian, dan upaya tindak lanjuthasil penilaian agar terwujud ketuntasanbelajar siswa dan continuous progresspendidikan. Sebagai pendidik, gurudituntut mampu menjadi pemelihara,penerus, penerjemah, dan pendinamissistem nilai kehidupan, sebagai wujudpendidikan karakter bangsa. Di sini, guruharus juga mampu membangun kultursekolah/kultur pendidikan dengan upayamemanusiakan peserta didik, generasimuda bangsa dan negara.Pada bab ini juga dijelaskan pengertian

kecerdasan interpersonal, yaitu, suatu kemam-puan untuk memahami kondisi kesadaran danpengetahuan tentang diri sendiri, kekuatan dankelemahan diri sendiri, kemampuan memotivasidiri sendiri, serta kemampuan mendisipilinkandiri. Orang berkecerdasan interpersonalbiasanya sangat menghargai nilai/aturan-aturan, etika (sopan santun ), moral, dankepribadian sesama. Dalam proses pembel-ajaran, kecerdasan interpersonal ini dapatdiwujudkan dalam bentuk membangunkomunikasi-interaksi yang baik dan mengena,mampu memikirkan dan memecahkan masalahyang muncul secara holistik, mampu mewujud-kan tujuan dan menentukan keputusan antaramaupun final, mampu menjadi pendengar danpartner belajar siswa yang baik dan joyfull (halaman 1-4 ).

Pada bab informasi kecerdasan dibahasmengenai cerdas, perbedaan cerdas dan pintar,macam-macam kecerdasan yang perludiperhatikan dan dikembangkan guru dalamdiri siswa, agar kecerdasan siswa berkembangalami dan optimal, bagaimana mengembangkankecerdasan siswa, hubungan antara kecerdasandengan nilai kemampuan kognitif (IQ),hubungan antara kecerdasan dengan sukseskarier, cita-cita, dan hidup. Secara khusus jugadibahas tentang multiple intellegences dari

Page 111: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

104 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Resensi buku: Kemahiran Interpersonal untuk Guru

Gardner tentang macam, pengertian, contoh caradan teknik pengembangannya, yang sangatbermanfaat bagi guru dalam karya dan profesikesehariannya. Berikut ini deskripsi kedelapankecerdasan majemuk menurut H. Gardner :1. Kecerdasan Linguistik/cerdas kata/word

smart2. Kecerdasan Logika Matematika/cerdas

angka/logic smart3. Kecerdasan Visual dan Spasial/cerdas

gambar/picture smart4. Kecerdasan Musik/cerdas musik/music

smart5. Kecerdasan Kinestetik/cerdas tubuh/body

smart6. Kecerdasan Interpersonal/cerdas bergaul/

people smart7. Kecerdasan Intrapersonal/cerdas diri/self

smart8. Kecerdasan Lingkungan/cerdas alam/

nature smart ( halaman 5-24 ).Selain kede-

lapan kecerdasanmajemuk di atas,dalam diri setiapmanusia peng-arang juga meng-akui dan turutmemberikan wa-wasan pengem-bangan kecerdas-an yang lain; yaitukecerdasan emo-sional (EQ) dankecerdasan spiritual (SQ) ( halaman 25-26).Semua aspek kecerdasan itu perlu disentuh dandipicu untuk dikembangkan guru agar siswamampu menjadi pribadi yang seutuhnya danbermanfaat.

Pada bab kecerdasan interpersonal dibahasmasalah pengertian kecerdasan interpersonal,manfaatnya dalam hidup dan pergaulan, kiatmembangun kecerdasan interpersonal, sepertiberpikir positif, mau mengalah, dan pekaterhadap ekspresi wajah. Berpikir positifmemampukan kita berkomunikasi secara tenangdan jernih, netral, bersahabat, bijaksana, menjadipribadi yang baik dan disegani. Ini dasar untukberinteraksi secara sukses. Mau mengalah bukanberarti kalah karena di dalamnya tercermin

tumbuhnya sikap tenggang rasa yang tulus, maumengerti kehendak bersama, tidak merasa bahwapendapatnya paling benar. Ini menjadikanpribadi kita saleh dan demokratis. Peka terhadapekspresi wajah membekali kita mampu menjajagiapa yang terjadi secara mendasar dalam lubukhati seseorang mitra gaul kita. Dengannya kitaakan mampu membenahi siasat dan teknik gaulkita sampai berkenan dan berkesan di hadapanbanyak pihak.

Selain itu, pada bab ketiga tersebut jugadibahas bahwa sukses dan mutu prosespembelajaran banyak ditentukan olehkemampuan dan respon guru dalam mengelolasituasi kelas yang dihadapinya sebagai wujudekspresi kemampuan interpersonalnya. Di sinidicatat 12 kemampuan yang perlu dimiliki olehguru agar proses pembelajarannya menjadibermakna, berdampak, dan produktif.1. Kemampuan berkomunikasi

Bagian ini menjelaskan pengertiank o m u n i k a s i ,macam komu-nikasi (verbal dannonverbal), man-faat komunikasi,h a m b a t a n /gangguan komu-nikasi dan solusi-nya, teknik mem-bangun komuni-kasi agar terushangat dan pro-duktif.

2. Kemampuan mendengarKemampuan berbicara guru harusdiimbangi dengan kemampuan mendengarsiswa. Mendengar meliputi langkahmenerima, memahami, mengingat, menilai,dan merespon. Kemampuan mendengarperlu dikembangkan sebab mendengar itumemiliki fungsi untuk belajar, untukmempengaruhi mitra bicara, untuk menjalinhubungan lebih intens, untuk hiburan/relaksasi, untuk membantu mitra bicara kita.

3. Kemampuan bertanyaKemampuan bertanya meliputi kemampuanmembuat pertanyaan, menyampaikanpertanyaan, memilih waktu tepat untukbertanya, dan memilih siswa yang tepat

Berpikir positifmemampukan kita

berkomunikasi secara tenang danjernih, netral, bersahabat,

bijaksana, menjadi pribadi yangbaik dan disegani

Page 112: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

105Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Resensi buku: Kemahiran Interpersonal untuk Guru

untuk ditanyai. Pertanyaan tepat dari guruakan membangkitkan minat, motivasi, danmerangsang otak anak untuk berpikir danmencari kaitan-kaitan pengetahuan,sehingga siswa mampu menjawabpertanyaan dan bangga atas potensinya.Guru harus mampu membangun kemam-puan asertif siswa.Selain itu juga dibahas tipe-tipe pertanyaan(terbuka dan tertutup), langkah-langkahmembangun sikap asertif siswa, membang-un figur guru yang mampu merangsangsiswa rajin dan tekun bertanya secara kritisdan kreatif.

4. Sikap dan tingkah laku yang diekspresikanApa dan bagaimana guru berkiprahditeropong banyak mata. Untuk itu guruharus mampu menjadikan dirinya sebagaiteladan dalam peri kehidupannya. Agarmendatangkan wibawa dan kharisma alamitersendiri, guru perlu terbuka, mampumemahami dan melayani siswanya, danmampu menjadi fasilitatorSebagai fasilitator guru perlu dan mestimampu membangun dan mengembangkansikap berikut.a. Mampu mendengarkan dan tidak

mendominasib. Bersikap sabarc. Menghargai dan rendah hatid. Mau terus belajare. Bersikap sederajatf. Bersikap akrab dan meleburg. Tidak berusaha menceramahih. Berwibawai. Tidak memihak dan mengritikj. Bersikap terbukak. Bersikap positif.

5. Kemampuan menyampaikan pujianPujian adalah hadiah siswa atas perilakusukses yang diraihnya. Pujian akan mam-pu membangun motivasi belajar siswasejauh disampaikan secara benar,proporsional, dan tulus. Hindari pujianyang tidak ikhlas karena dapat berdampakburuk/ improduktif.

6. Kemampuan mengatasi masalahHidup ini serba dinamis, progresif, agresif,kadang penuh masalah, dan rumit. Gurudan siswa harus mampu menghadapinya.

Guru juga harus mampu membimbing siswamenghadapinya dan mengatasinya secarabaik. Guru harus mampu mengondisikansiswa mampu menghadapi perang batin,menentukan pilihan optimal, dan membuatkeputusan langkah solusi atas masalahnya.Ini namanya mengatasi masalah/problemsolving. Kita harus menentukan pilihan.Dan pilihan kita harus tepat. Agar tepat,maka perlu pertimbangan matang danseimbang. Jika berhasil, maka kebanggaandan optimisme kehidupan diraihnya.

7. Penampilan/performanceCara guru berpakaian (necis, rapi, parlente;atau acak-acakan ), sisiran rambut, sapaan,cara dan nada bicara, keramahan ataukahkecuekan, bau mulut ataukah wangi, baubadan dan keringat ataukah wangi,kehangatan sikap ataukah kedinginannyaakan menjadi sumber pemicu perhatiansiswa atas guru dan kehadirannya. Ini perlumenjadi perhatian serius guru agar prosespembelajaran yang dibangunnya menjadiefektif, berkualitas, dan produktif.

8. Kharisma guruKharisma itu citra diri, kepribadian, kualitasdiri, dan kepemimpinan seseorang yangmelahirkan kekaguman, keseganan, simpatiorang lain. Muncul alami, tidak dibuat-buat.Kharisma berkaitan dengan kepemilikanseseorang atas keahlian, keilmuan,ketulusan berbuat, ketenangan berkiprah,dan penampilan serta tutur katanya.Kharisma seseorang melahirkan semangat,motivasi, inspirasi, pengaruh perubahandalam diri mitranya.

9. Kemampuan memahami gaya belajar siswaGaya belajar adalah kombinasi dari bagai-mana seseorang menyerap informasi sertamengatur dan mengolahnya untukkeperluan pribadi atau kelompoknya.Dengan memahami gaya belajar siswa, guruakan lebih mudah membantu, mendam-pingi, memfasilitasi siswa belajar lebihmaksimal. Guru menciptakan kondisibagaimana siswa menyerap informasidengan mudah dan leluasa, sesuai dengantingkat sesnsitivitas belajarnya, memberikankesempatan kepada siswa untuk mengolahinformasi yang diperoleh untuk keperluan

Page 113: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

106 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Resensi buku: Kemahiran Interpersonal untuk Guru

diri dan hidupnya. Bagian ini jugamanjelaskan tiga jenis gaya belajar siswayang dominan, aneka teori belajar, dan TeoriBelajar Gestalt (asumsi pengertian danaplikasinya dalam proses pembelajaran).

10. Kemampuan memahami hambatan belajarsiswa.Agar mampu membangun proses belajaryang sukses, guru harus mampu menyikapihambatan belajar yang mungkin timbul,sehingga ia akan menjadi guru yang :a. dicari oleh muridnya untuk memper-

oleh nasihat dan bantuan,b. mencari kontak dengan siswa di luar

kelas,c. memimpin kegiatan kelompok,d. memiliki minat dalam pelayanan sosial,e. membangun kultur komunikasi pro-

gresif dalam kehidupan belajar siswa,dan

f. membuat kontak dengan orangtua/wali siswa.

Dijelaskan juga tipe hambatan belajar siswadari faktor internal dan faktor eksternal. Faktorinternal terdiri dari faktor kesehatan, psikologis,dan kelelahan. Di antara ketiga faktor itu, yangpaling dominan berpengaruh dalam prosesbelajar adalah faktor psikologis. Faktor inimeliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat,motif/motivasi, kematangan diri, kesiapan batin.Dijelaskan juga tentang tipe kecakapan/iteligensi, teknik membangun motif belajar siswa.Faktor eksternal yang berpengaruh terhadapproses belajar siswa adalah faktor keluarga,sekolah, lingkungan komunitas pergaulan, danmasyarakat. Diantara keempatnya, faktorkeluarga amat dominan berpengaruh danberdampak.

Guru harus mampu meyakinkan siswamampu mengatasi rintangan dan hambatanbelajar tadi. Keyakinan siswa ini akanmendorong belajar lebih berhasil. Denganberbuat demikian, guru telah mampu menjadimotivator, inspirator perubahan internal danjaring kehidupan siswa. Hal ini berdampak luarbiasa dalam hidup dan masa depan siswa.

Pada bab penutup dibahas tentangbagaimana membentuk diri sebagai guru yangdigugu dan ditiru; aneka falsafah pendidikan;aneka pendapat dari aneka tokoh tentang

pendidikan, guru, dan proses belajar; revolusibelajar dan pembelajaran; relasi guru-siswa; danbagaimana menjadi guru idaman. Kesemuanyaakan mengantar kita mewujudkan konsepberikut.1. Bagaimana menjadi guru profesional2. Tujuan pendidikan seharusnya adalah

mengubah pikiran menjadi sumber air yangterus mengalir, bukan menjadi waduk airyang bisa kosong dan kering ketika wadukbocor, tiada hujan dan aliran air masuk kesana.Pertanyaan reflektif untuk kita sebagai guru,

pelayan pendidikan, dan pelayan generasimuda muncul. Sebagai Guru, baik unior terlebihsenior, sudahkah kita mengajar, mendidik,mendampingi, membekali, memotivasi belajarsiswa kita dengan sepenuh hati, dengan anekakiat profesional sampai siswa kita meraihwawasan optimal, sampai siswa kita merasamudah dan bebas memperoleh informasi,bahkan mudah mengolah informasi itu untukkebutuhan hidupnya? Mari, kita menjawabnyadengan jujur sambil penuh tobat kepada Allahkita, agar Allah rela mengampuni kita dan dosa-kekurangan kita, disertai tekad untuk terusmengoreksi dan memperbaiki citra diri sebagaiguru.

Buku Kemahiran Interpersonal untuk Guru inisecara isi cukup bagus, menginspirasi, danmembekali guru untuk mengubah citra diri kearah yang lebih baik. Isi berkualitas, kompetitif,dan bermanfaat. Bahasanya tersaji cukup lancar,cukup ringan, dan mudah dicerna untukdipraktikkan. Sajian dan sistematika penulisancukup logis dan mudah diikuti. Buku ini sudahdinilai oleh Pusat Perbukuan KementerianPendidikan Nasional dan telah ditetapkanmemenuhi kelayakan berdasarkan KeputusanKepala Pusat Perbukuan Nomor 903/A8.2/LL/2010 tanggal 21 Mei 2010 sebagai bukureferensi dan buku nonteks pelajaran yang wajibdan layak dibaca guru.

Untuk melengkapi penguasaan konseppeningkatan kemampuan interpersonal gurudalam mengajar di kelas, akan lebih mantap lagikalau guru rela membaca buku pembandingberikut.1. Kenapa Guru Harus Kreatif karya Andi Yudha

Asfandiyar, Bandung : Mizan, 2009.Buku ini membekali guru tentangpentingnya kreativitas pendidik, kenapa

Page 114: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

107Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Resensi buku: Kemahiran Interpersonal untuk Guru

jadi guru, dasar mendidik anak,mengoptimalkan kecerdasan majemuksiswa, memahami dunia anak, bergaulbersama anak, mengembangkan pemikirananak, membangun jiwa anak, menanamkannilai rohani anak.Lebih jauh, buku ini memberikan trik guruagar disukai anak melalui aneka kiat :(a) bagaimana menjadi guru kreatif dandicintai anak-anak, (b) bagaimana memaha-mi karakter dan keinginan anak, (c) bagai-mana mengoptimalkan potensi kecerdasanmajemuk siswa, (d) bagaimana membangunkreativitas siswa, (e) bagaimana mengem-bangkan pola pikir dan sikap positif siswa,(f) bagaimana mengukir jiwa anak, dan (g)bagaimana mengasah keberanian dan rasapercaya diri anak.Kalau ketujuh kiat itu dapat dijalani gurubersama siswa di kelas, kita boleh yakinbahwa guru itu akan menjadi guru yangfleksibel, optimis, respek, cekatan, humoris,inspiratif, lembut, disiplin, responsif,empatik, dan gaul/ngefriend.

2. Spiritual Teaching agar Guru SenantiasaMencintai Pekerjaan dan Anak Didiknya, karyaAbdullah Munir, Yogyakarta : PustakaInsan Madani, 2010.Buku ini membekali kita mencintai pekerja-an, mengasihi siswa, membangun teladanmulia, belajar dan tampil melembutkan hati,menabur benih kasih sayang, penyadarandiri untuk membangun integritas, memaha-mi indikator cinta dan kasih sayang untukmendasari komunikasi interaktif-produktif-familier-berdampak bagi guru-siswa.Lebih penting lagi, buku ini menginspi-rasikan bagaimana membangun spiritua-litas dalam relasi transendental/hablumi-nallah yang seimbang dengan relasi sosial-horizontal/ habluminanat.

3. Trik dan Taktik Mengajar, Strategi Meningkat-kan Pencapaian Pengajaran di Kelas, karyaPaul Ginnis, Terbitan Indeks.

Buku ini membekali kita tentang pandang-an pemikiran terkini tentang cara belajar, 50variasi teknik belajar untuk segala macambidang dan situasi, ide praktis untuk mengatur

kelompok kerja, membelokkan kelakuan danmempromosikan tanggung jawab pribadi, enamlangkah penting bekerja di ruang kelas, alat-alat untuk memeriksa langkah-langkah yangtelah dipraktikkan – mulai dari perencanaansampai dengan majemen kerja di kelas.

Selain itu, buku ini akan membantu kitamengembangkan kemampuan pemikiran kritis,kemampuan belajar, tenggang rasa antar pen-didik, dan menciptakan perasaan bebas yangsesungguhnya.

Kalau kita menekuni isi buku ini, maka kitajuga akan memiliki strategi praktik mengajar dikelas dan memudahkan kita untuk menye-suaikan dengan kebutuhan dan cara pembel-ajaran yang berbeda, merangsang kreativitas kitauntuk maju dan popular, mengubah danmemantapkan kemampuan mengajar kita, danmemberikan tantangan kepada yang berbakatmaupun kurang.

Guru harus mau dan terus berubah. Berubahmelalui rajin dan kritis membaca buku/informasi. Perubahan dan kekritisannya tentuakan berdampak positif bagi proses pembela-jaran yang diembannya setiap waktu, dan padaujungnya tercipta pembelajaran berkualitas,murid berkualitas, masyarakat berkualitas,bangsa yang berkualitas, terhormat, dan jaya.

Membaca buku itu dan buku-buku pendu-kung atau pembandingnya hendaknyamengikuti urutan berikut.1. Membaca buku Kemahiran Interpersonal

untuk Guru. Buku ini memberikan arahankonsep dasar komunikasi pembelajaranguru di kelas.

2. Membaca buku Trik dan Taktik Mengajar.Buku ini, selain memberikan tambahanpenguatan konsep komunikasi pembel-ajaran, juga memberikan contoh danpetunjuk praktis melakukan pembelajaranyang berkualitas ditinjau dari banyak aspek.

3. Membaca buku Kenapa Guru Harus Kreatif.Buku ini memperkaya contoh praktis apayang mesti dilakukan guru dalampembelajaran yang diharapkan sukses danberkualitas. Contoh-contoh yangdisampaikan dapat dianalogi dandiimplementasikan guru di kelas secara

Page 115: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

108 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Resensi buku: Kemahiran Interpersonal untuk Guru

langsung atau dengan modifikasikontekstual.

4. Membaca buku Spiritual Teaching. Buku inimelengkapi praktik dan kinerja guru dalammendidik, mendampingi, membekali,membina, membentuk karakter dan perilakusiswa di kelas dan dalam kehidupannya.Untuk semua itu, layaklah buku itu dibaca

semua guru. Selamat membaca dan memprak-

tikkannya dalam proses pembelajaran di kelasdan sekolah masing-masing. Semoga buku inidan buku-buku pendukungnya memberikanmanfaat bagi guru dalam melaksanakantugasnya agar lebih profesional. Dengandemikian dapat diharapkan pendidikanbertambah maju, berkembang, berkualitasmelalui dampak dari kinerja guru yang terusmembaik, kritis, inovatif, dan kreatif.

Page 116: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

109Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember2011

Profil BPK PENABUR Bogor

Profil BPK PENABUR Bogor“Menuju Sekolah yang Menjadi Kerinduan Masyarakat”

Yohana Parwati*)

*) Guru SMPK BPK PENABUR Bogor

ermula dari sekolah yang dikenalmasyarakat sebagai Sekolah Teng San(Sekolah di bawah asuhan Lee TengSan). Sekolah dengan nama lengkap

The New Method English School (1935) ini terletakdi Jalan Suryakencana no 116 Bogor (dulubernama Jalan Perniagaan). Pada awal mulanya,sekolah yang merupakan cikal bakal BPKPENABUR Bogor ini hanya mengelola SR(Sekolah Rakyat) dan SMP.

Pada tanggal 1 Juni 1958 sekolah dihi-bahkan oleh Lee Teng San kepada BPK Djabar.Serah terima dilakukan antara Lie Beng Giokselaku Ketua BPK Djabar saat itu dengan LeeTeng San. Pada saat itu kantor BPK Jawa Baratyang berada di Bogor beralamat di Jalan KartiniNo. 8 Bogor.

BPK Jabar KPS Bogor berdiri pada tanggal26 Juli 1961 dengan pemimpin umum Asher Lee.Sekolah hanya mengelola SR dan SMP. Barupada 17 Juni 1966 bertepatan dengan tahunpelajaran baru, diresmikan TKK BPK Jabar.

Tahun 1983, SMPK BPK Jabar menempatigedung di Bogor Baru Blok BII, Bogor, menyusulkemudian didirikan SMAK BPK Jabar Bogoryang dibuka pada tahun 1984 dan menempatilokasi yang sama. Pada tanggal 21 Maret 1989,BPK Jabar berganti nama menjadi BPKPENABUR.

Pada tahun 1998, setelah melalui berbagaipergumulan yang cukup panjang, gedungsekolah yang terletak di Jalan Suryakencana 116Bogor tidak difungsikan lagi dan sekolah (TKKdan SDK) mengunakan gedung baru di Jalan

Sejarah Singkat

BPaledang Gang Buntu No. 1 Bogor. Denganberbagai pertimbangan antara lain melihat minatmasyarakat , akhirnya SMP merintis bergabungdengan TKK-SDK di lokasi Paledang pada tahun2000.

Pada tahun 2003, dibuka TKK NasionalPlus BPK PENABUR Bogor berlokasi diPerumahan Danau Bogor Raya, diikuti SDKNasional Plus pada tahun 2005. Perjuangan dankegigihan Pengurus Yayasan untuk mengem-bangkan BPK PENABUR Bogor, menghasilkangedung sekolah yang cukup berkualitas yangberlokasi di Sentul. Kini, TKK Nasional Plus danSDK Nasional Plus BPK PENABUR Bogormenempati gedung baru di Jalan Dewi SartikaSentul City Bogor yang diresmikan pada 26 Juli2008.

Perjuangan mengembangkan sekolah terusberlanjut. BPK PENABUR Bogor kembalimengalami pergumulan untuk memper-tahankan keberadaan SMA BPK PENABURBogor. Pada akhirnya, jumlah siswa yang tidakmemadai, mengakibatkan SMA BPK PENABURBogor untuk sementara waktu tidak menerimasiswa baru mulai tahun pelajaran 2007/2008

Seiring kerinduan masyarakat untuk terusmendapatkan pendidikan yang berkelanjutan diSekolah Nasional Plus BPK PENABUR Bogormenghasilkan pemikiran pendirian SMP danSMA Nasional Plus. Pada tahun 2011 dibukaSMPK Nasional Plus BPK PENABUR Bogorberlokasi di tempat yang sama dengan TKK-SDKNasional Plus. Saat ini, sedang berjalan prosespembangunan gedung SMP Nasional Plus BPKPENABUR Bogor. Untuk sementara proseskegiatan belajar-mengajar SMP Nasional Plus

Page 117: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

110 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Profil BPK PENABUR Bogor

berlangsung di sebagian lokal kelas TKK-SDKNasional Plus BPK PENABUR Bogor.

Bangkit, Berjuang, dan Berkarya

Sebagai sekolah yang pada awal mulanya tidakterlalu terdengar di Kota Bogor, BPK PENABURBogor terus mengadakan pembenahan diri disegala bidang baik manajemen maupun kualitas

pendidikan dan layanan yang diberikan kepadamasyarakat.

Beberapa terobosan yang dilakukan BPKPENABUR Bogor di bidang pendidikan,pengajaran dan pelayanan untuk meningkatkankualitasnya.

Selain hal-hal tersebut di atas, pemenuhandan peningkatan fasilitas kebutuhan Sekolahterus dilakukan. Seluruh ruang kelas BPKPENABUR Bogor sudah ber-AC, dengan

halokeSnagnabmegnePmargorP:1lebaT

gnajneJ nagnabmegneP

KKT

RUBANEPKPBsulPlanoisaNKKT

.1 maladirah-irahesratnagnepiagabessirggnIasahaBnakanuggneM=aisenodnI.B:sirggnI.B(halokesidisakinumoknadrajalebsesorp

)%02:%08

.2 lanoisaNmulukiruKadapucagnemmulukiruK

.3 gniodybgninraeL )taubrebnagnedrajaleb(

.4 edotemnakanuggneM scinohp

.5 nataigeknakaraggneleyneM pirtinim nad pirtdleif rajalebnagnujnuk()ametiauses

.6 s'iulalemiridnagnabmegnepnakukalemuruG 'teehskrowtnedut

RUBANEPKPBKKT

.1 fitaerk,suigiler,kiranemnadfitkanarajalebmepnataigeknakukaleMfitavoninad

.2 o(rajalebnagnujnuknataigeknakadagneM )ssalcgnitu isarolpskenadanahredessnias

.3 d(magarebrelukirukartskenakaideyneM ,dnabmur ,sirggnIasahab)gnulkgna,iranem,iynaynem

.4 nagnedsirggnIasahabnarajalebmepnakaraggneleyneM rekaepsevitan

KDS

RUBANEPKPBKDS

.1 2nad1salekigaburug2inayalidgnayMBKsesorpnakukaleM

.2 K2NsusuhknarajalebmepmajnakadagneM

.3 asahaBnadakitametaM,APIluggnUsaleKmargorPnakaideyneMsirggnI

.4 nakadagneM noitasrevnochsilgnE nagned rekaepsevitan 6-4salekigab

.5 agarhalonadinesisatserpnaanibmepnakukaleM

Page 118: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

111Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember2011

Profil BPK PENABUR Bogor

gnajneJ nagnabmegneP

KDS

RUBANEPKPBsulPlanoisaNKDS

.1 maladirah-irahesratnagnepiagabessirggnIasahabnakanuggneM=aisenodnI.B:sirggnI.B(halokesidisakinumoknadrajalebsesorp

)%02:%08

.2 3-1salekigaburug2heloinayalidgnayMBKsesorpnakukaleM

.3 aparebebikilimeM rekaepsevitan utnetretnarajalepatamrajagnemgnay

.4 lanoisaNmulukiruKadapucagnemmulukiruK

.5 gniodybgninraeL

.6 ukubnakanuggneM ereHslaPyM kutnuarupagniSirad ecneicS , htaM ,cisuM,hsilgnE kutnudrofxOatres hsilgnE

.7 anihCiradniradnaMukubnakanuggneM

.8 nataigeknakaraggneleyneM pirtdleifnadpirtiniM

.9 ISCAiradnaigabidajneM

KPMS

RUBANEPKPBKPMS

.1 2KNsusuhknarajalebmepmajnakadagneM

.2 asahabnadAPI,akitametaMluggnUsaleKmargorPnakaideyneM.laugnilibukubnagnedsirggnI

.3 7salekiradialumNUiretaMsusuhknarajalebmepmajnakadagneM

.4 nataigeknakaideyneM dnoitasrevnoChsilgnE nagne rekaepsevitaN

.5 kopmoleK/namInamaladnePliceKkopmoleKmajnakadagneMamasreBhubmuT

.6 aidemitlumtakgnarepnagnednarajalebmepsesorpnakukaleM

RUBANEPKPBsulPlanoisaNKPMS

.1 maladirah-irahesratnagnepiagabessirggnIasahaBnakanuggneM=aisenodnI.B:sirggnI.B(halokeSidisakinumoknadrajalebsesorp

)%02:%08

.2 lanoisaNmulukiruKadapucagnemmulukiruK

.3 gniodybgninraeL

.4 SkutnuhsidnevaCllahsraMukubnakanuggneM ,hsilgnE,htaM,ecneiccisuM kutnudrofxOnad;niradnaMnad hsilgnE

.5 ISCAiradnaigabidajneM

.6 nagnedfitaerk,aidemitlumnagnednarajalebmepsesorpnakukaleMawsisnadurugaratnafitkaisakinumoknanakenep

Page 119: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

112 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Profil BPK PENABUR Bogor

beberapa kelas mulai dirintis difasilitasi denganLCD permanen (seluruh kelas Sekolah NasionalPlus sudah difasilitasi LCD permanen).

Para guru BPK PENABUR Bogor juga tidakterlepas dari program pengembangan karakterN2K yang dicanangkan BPK PENABUR.Membenahi diri dan menyikapi dengan positifperubahan-perubahan yang terjadi di sekitarmenjadikan BPK PENABUR Bogor mempunyai‘kelas’ atau ‘nilai’ di mata masyarakat luas KotaBogor dan sekitarnya.

Masyarakat terutama keluarga Kristianimenyekolahkan anaknya di Sekolah BPKPENABUR Bogor selain karena peningkatanterus kualitas pendidikan dan pengajaran yangdiberikan, juga karena pembentukan nilaikarakter Kristiani (N2K) yang dikembangkanSekolah. Orangtua berharap anak dapatbertumbuh nuansa Kristianinya selainintelektualitasnya. ‘Kedekatan’ antara Guru-Siswa dalam proses pembelajaran dan kegiatanpendidikan cukup terasa di lingkup BPKPENABUR Bogor.

Disamping kemajuan yang dicapai,berbagai tantangan dan kendala dihadapi,antara lain kebutuhan operasional Sekolah yangberdampak pada biaya sekolah siswa. BPKPENABUR Bogor terus berupaya menyesuaikankebutuhan fasilitas Sekolah dengan dayakemampuan masyarakat dalam hal membayar

biaya Sekolah serta kondisi Sekolah-Sekolahsekitar.

Pada tahun 2011 ini, selain fasilitasikebutuhan kegiatan belajar mengajar danpeningkatan Sumber Daya Manusia yangberkualitas, BPK PENABUR Bogor memfokuskanuntuk pembangunan Gedung SMPK NasionalPlus BPK PENABUR Bogor, yang saat ini sedangdalam proses pembangunan dan diharapkanselesai pada bulan Desember 2011 ini. Melihatkondisi lingkup Sekolah di Jalan Paledangcukup padat (ditempati TKK,SDK dan SMPK),maka mulai dirintis rencana pembangunan/pengembangan SMPK dan SMAK BPKPENABUR di lokasi lain di Kota Bogor.

Dalam karya dengan masyarakat khususnyaGereja, Sekolah terus mengupayakan pelayananyang maksimal dengan adanya Paduan SuaraGuru/Siswa yang melakukan kegiatanpelayanan ke Gereja-Gereja, serta terlibat dalamusaha menghidupkan aktivitas kegiatan persekolahan di Komplek Gereja Bogor Baru antaralain dengan melakukan beberapa kegiatansekolah dilokasi Gereja seperti kegiatanketrampilan hidup, Persami, kegiatan perayaanPaskah/Natal, kegiatan motivation building, danlain-lain, selain ikut serta juga dalam kegiatanPAUD yang dibina Gereja.

2102-7002nuhaTawsiSataD:2lebaT

oN halokeSamaN 8002/7002 9002/8002 0102/9002 1102/0102 2102/1102

1 sulPKKT 75 55 75 45 16

2 sulPDS 87 111 061 602 242

3 sulPPMS - - - - 12

4 KKT 05 14 14 85 65

5 KDS 353 543 943 553 853

6 KPMS 641 331 351 561 381

7 KAMS 57 34 22 igallanoisareporebkadiT

8 halmuJ 957 827 287 838 129

Page 120: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

113Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember2011

Profil BPK PENABUR Bogor

halokeSisatserP:3lebaT

gnajneJ abmoLsineJ isatserP nuhaT

KKT

RUBANEPKPBKKT

,sriohCnoititepmoC rogoBatoK IInaparaH 0102

rogoBatoK,atirecreBabmoL IarauJ 0102

hagneTrogoBnatamaceK,initraKanasubreBabmoL IIIarauJ 0102

hagneTrogoBnatamaceK,BkopmoleKiraneMabmoL InaparaH 0102

hagneTrogoBnatamaceK,AkopmoleKiraneMabmoL IIIarauJ 0102

rogoBatoK,atirecreBuruGabmoL IIarauJ 0102

rogoBatoK,isatserpreBuruGabmoL IIarauJ 0102

RUBANEPKPBSULPLANOISANKKT

,yrogetaCloohcS-erPnoititepmoCgniroloC HPSloohcSlanoitanretnI

3arauJ 1102

KDS

RUBANEPKPBKDS

narajalepatamisitepmokmaladugerebtamreCsadreCELIMS asgnaBanuraThalokeSid

IIIarauJ 0102

narajalepatamisitepmokmaladnagnarorepabmoLELIMS

III&IIarauJ 0102

nautaseKhalokeSKKLoloSiynayneM IIIarauJ 0102

nautaseKhalokeSKKLakitametaM IIarauJ 0102

tniaPSMhtiwkitaBgniroloCdnagniwarD IarauJ 0102

retsaMgnipyT amatUitkahBamrahDaytaSabmoLtaraBawaJtakgnitakumarP

IarauJ 0102

enilnOisartsinimdA amatUitkahBamrahDaytaSabmoLtaraBawaJtakgnitakumarP

IarauJ 0102

rogoBatoKsraMnadenmyHarauSnaudaPabmoLrogoBatoKTUHakgnarmalad

IIIarauJ 0102

kebatedobaJ-eslaisapsoeGatireCgnaragneMabmoL- IarauJ 0102

rogoBatoKirasakolakEllaMarauSnaudaP IarauJ 0102

kebatedobaJ33sdiKarauSnaudaP IarauJ 0102

rogoBatoKakumarParauSnaudaP IarauJ 1102

tfarCrepaP rogoBatoKakumarP IIarauJ 1102

Page 121: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

114 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Profil BPK PENABUR Bogor

gnajneJ abmoLsineJ isatserP nuhaT

KDS

semaGgnipyTretupmoC )taraBawaJ-atrakaJ(WSB IIarauJ 1102

senaGgnipyTretupmoC )WSB-amrafeblaK( IarauJ 1102

kebatedobaJ-lacoVoloSHPS 2naparaH 1102

HPSonaiP 3arauJ 1102

hagneTrogoBtakgniTisatserpreBawsiS 3arauJ 1102

m05artupadadayaggnaneR IIarauJ 1102

m001artupadadayaggnaneR IIIarauJ 1102

rogoBatoKkrauKedaipmilO2leveL 2arauJ 1102

RUBANEPKPBSULPLANOISANKDS

sniaSedaipmilO krauK silaniF 0102

labolGleveLyratnemelErofnoititepmoCloohcSrofscitoboRloohcSiridnaM

IarauJ 0102

hsilgnElaicoSnaisenodnIhtaMecneicStamreCsadreCnoititepmoC asgnaBanuraTDS)4-3saleK(BleveL

IarauJ 0102

,yrogetaC3-1edarGloohcSroinuJnoititepmoCgnigniSoloSHPS loohcSlanoitanretnI

2arauJ- 1102

scitoboR-drawAhtuoYlatigiD-maeTsuoegaruoCtsomehT)lanoitanretnI(nerdlihCrof

1102

KPMS

nerdlihCrofscitoboR-drawAhtuoYlatigiD ( lanoitanretnI ) tsomehTmaeTsuoegaruoC

1102

emaG amatUitkahBamrahDaytaSabmoLakumarProgoB7NPMSakumarP

2soPIarauJW

0102

hctaPnoissiMngiseD ainadaM IIarauJ 0102

rogoB2NAMSretsoPabmoL IarauJ 1102

abmoL gnilleTyrotS rogoB01NAMSakumarP IIarauJ 1102

rogoB01NAMSakumarPgniknaRabmoL IIarauJ 1102

Page 122: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

115Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember2011

Profil BPK PENABUR Bogor

Penutup

Mewujudkan Sekolah yang menjadi kerinduanmasyarakat terutama warga Kristiani Kota Bogordan sekitarnya, terus diupayakan BPKPENABUR Bogor. Kerinduan masyarakat akanpendidikan Kristiani yang bermutu baik segipengembangan intelektualitas siswa maupunkarakter Kristiani menjadi salah satu fokuspengembangan sekolah. Kegigihan Pengurusdan ‘rasa memiliki’ yang kuat dari segenap wargaSekolah baik guru, karyawan, orangtua siswadan alumni serta dukungan Gereja, menjadibekal yang kuat untuk terus berjuangmengembangkan Sekolah. Kiranya, BPKPENABUR Bogor dapat menjadi saluran berkatTuhan bagi warga Kota Bogor dan sekitarnya.

surugnePnanusuS:5lebaT4102-0102nuhaT

oN amaN natabaJ

.1 ,nawamraDniwraDtdPloeTiS.S

tahisaneP

.2 onoiteSokojDsurtePsrD auteK

.3 sunitsuJ.LnitraMsrDidubaiteS

siraterkeS

.4 idaiteSradnaksIsrD arahadneB

.5 cSM,adnAsukraMrD atoggnA

.6 omotsaruSordnoC atoggnA

.7 TSokodnaHnawayrA atoggnA

.8 airaM.F atoggnA

1102-7002nuhaTnawayraKnaduruGhalmuJ:4lebaT

oN halokeSamaN 8002/7002 9002/8002 0102/9002 1102/0102 2102/1102

1 sulPKKT 21 01 11 01 31

2 sulPDS 51 41 71 42 52

3 sulPPMS - - - - 5

4 KKT 6 4 4 5 5

5 KDS 02 91 02 02 12

6 KPMS 01 31 21 21 41

7 KAMS 11 9 9 igallanoisareporebkadiT

8 tairaterkeS 43 2 92 72 42

halmuJ 801 79 201 89 701

Keterangan : Sekretariat terdiri dari TU, Teknisi perpustakaan, Petugas kebersihan , Satpam, Supirdan Staf kekretariat.

Page 123: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

116 Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

lahir di Jakarta 14 Januari 1968. Menyelesaikan Pendidikan S1Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Jakarta. Melanjutkan S2Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan UNJ Jakarta.Sekarang sebagai Kepala Seksi Evaluasi ; Bagian Kurikulum danEvaluasi BPK PENABUR Jakarta.

lahir di Bandung, Desember 1961. Lulus dari STT Duta Wacanatahun 1987 dan saat ini sedang menyelesaikan S2 Program M.Minpada STT Jakarta. Menulis beberapa Modul Pengajaran PAK danpernah sebagai Dosen tidak tetap di UNTAR dan UKRIDA. Sejak1998- 2011 sebagai Kepala Seksi/Wakabak Kerohanian BPKPENABUR Jakarta, September 2011-sekarang sebagai Tim Leaderbahan ajar Kerohanian dan Karakter BPK PENABUR Jakarta.

lahir di Jakarta, Juli 1984. Menyelesaikan pendidikan S1 di SekolahTinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta (2008). Sekarang sebagai gurubahasa Indonesia dan pelatih ekstrakurikuler Jurnalistik di SDK danSMPK Nasional Plus BPK PENABUR Bogor. Beberapa artikel pernahdiikutsertakan dalam kompetisi menulis. Artikel Berfilsafat denganOrigami menjadi salah satu artikel yang dipublikasikan dalam bukubunga rampai yang berjudul Jepang di Mata Anak Muda Indonesia.

lahir di Jakarta, April 1969. Menyelesaikan S1 di FKIP Universitas JambiJurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (1996), dan Magister Pendidikantahun 2004 di Universitas Kristen Jakarta. Pada tahun 2000 sampaitahun 2002 sebagai dosen di Akademi Sekretaris dan Manajemen LEPISITangerang. Bekerja di SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta sejak tahun 1988-sekarang sebagai guru Bahasa Indonesia, serta pelatih ekstrakurikulermenulis.

lahir di Bagan Siapi-api, Juni 1973. Memperoleh gelar Sarjana Sains(S.Si) dari FMIPA Universitas Indonesia Jurusan Biologi tahun 1998.Memperoleh AKTA IV dari Universitas Negeri Jakarta (2001).Mengajar bidang studi Biologi dan Kepala di SMP Permai, JakartaUtara (1998 – 2004). Sejak Agustus 2004 sebagai staf pada bagianPengkajian & Pengembangan Pendidikan (P4) BPK PENABURJakarta. Mulai Juli 2009 sebagai staf kurikulum di Bagian Kurikulumdan Evaluasi (KE) – BPK PENABUR Jakarta.

lahir di Klaten, 29 Agustus 1982. Pendidikan, S1 EkonomiAkuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Pernah sebagaiguru SDK BPK PENABUR Jakarta

Keterangan Mengenai Penulis

Anggiat Hisar, M.Pd

Djudjun DjaenuddinSupriadi, S.Th.,

Eko Hadi Purnomo,

Keke T. Aritonang, M.Pd.,

Mudarwan, S.Si.,

Niken Indraswati, S.E.,

Page 124: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

117Jurnal Pendidikan Penabur - No.17/Tahun ke-10/Desember 2011

Keterangan Mengenai Penulis

lahir Jakarta, 12 Juli 1965. Pendidikan: S2 Program MagisterManajemen Universitas Bandar Lampung, S3 Program Doktor IlmuManajemen Universitas Persada Indonesia (UPI – YAI Jakarta) –sedang penelitian Judul Disertasi : “Pengaruh Budaya Organisasi,Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai SertaImplikasinya Pada Pengembangan Organisasi Sekolah BPKPENABUR di Propinsi Lampung. Pekerjaan Dosen Tetap S1 dan S2di Fakultas Ekonomi Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai (USBRJ) -Bandar Lampung. Pernah menjadi Kepala Kantor BPK PENABURBandar Lampung

lahir di Yogyakarta, Juli 1960. Menyelesaikan pendidikan programS1 IKIP (sekarang Universitas) Sanata Dharma Yogyakarta jurusanEkonomi Pendidikan Bisnis tahun 1983. Guru SMA Katolik YayasanSiswarta Banjarmasin tahun 1984-1985, guru SMAK dan SMPK BPKPENABUR Tasikmalaya tahun 1986-2000, guru SDK BPK PENABURTasikmalaya tahun 2000 - sekarang.

lahir di Cikotok Banten Selatan, Januari 1965. Menyelesaikanpendidikan S1 IPB Bogor Jurusan Hama dan Penyakit TumbuhanFakultas Pertanian tahun 1988. Mulai bekerja menjadi Guru padatahun 1989, dan bekerja di BPK PENABUR Bogor sejak tahun 1995.Guru SMP BPK PENABUR Bogor tahun 1995-1998, Guru SD BPKPENABUR 1998-2009, SMP BPK PENABUR Bogor Tahun 2009 –sekarang.

lahir di Sleman, Oktober 1957. Pendidikan: Bacalaureat Of ArtsJurusan Bahasa Indonesia IKIP Sanata Dharma (kini UniversitasSanata Dharma) Yogyakarta, lulus 1978; S1 Pendidikan Bahasa danSastra Indonesia FKIP-UT, lulus tahun 2002. Status Guru Negeridipekerja-kan pada SMPK 1 BPK PENABUR Cirebon, mulai bekerjadi BPK PENABUR Cirebon 1 Februari 1979. Karya tulisnyaditerbitkan dalam bentuk buku, diktat, dan tabloid serta pernahmenjadi juara dalam lomba mengarang di Cirebon.

lahir di Sleman, Jogjakarta. Pendidikan : S2 Program Studi TeknologiPendidikan Universitas Negeri Jakarta, tahun 2009. Sepuluh tahunlebih mengabdi di BPK PENABUR Jakarta. Beberapa kali terlibatsebagai tim peneliti di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaantentang: Pemanfaatan ICT untuk Meningkatkan Kualitas ProsesPembelajaran Jenjang SMP dan SMA (2008), Pemanfaatan VirtualLaboratorium (2009), Pemanfaatan Televisi Edukasi (TVE) jenjangSMP (2010). Pengalaman penelitian lainnya adalah: Studi Efektivitasdan Efisiensi Pelaksanaan Pusat Belajar Anak (PBA) di KabupatenSumba Barat (2011).

Trisnowati Josiah, M.M.,

Widodo, M. M.,

Yohana Parwati SD,

Yohanes Paiman,

Yuli Kwartolo, M.Pd.,

Page 125: Cover dalam depan belakangbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No17...lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan antara lain berkepribadian baik, bertanggung jawab,

Pedoman Penulisan Naskah untuk Jurnal Pendidikan Penabur

Naskah ditulis dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut.1. Naskah merupakan laporan penelitian, opini, info, dan resensi buku yang

berhubungan dengan bidang pendidikan serta disajikan dalam bentukbahasa ilmiah populer.

2. Naskah merupakan karya asli dari penulis dan belum pernah dipubli-kasikan atau sedang dikirimkan ke media lain.

3. Naskah diketik pada kertas A4 dengan margin/batas atas, kanan, danbawah masing-masing 3 cm dan batas kiri 4 cm dari tepi kertas.Menggunakan program MS Word dengan jenis huruf Book Antiqua 10poin/spasi ganda.

4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untukinfo serta resensi buku + 2000 kata.

5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata.

6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis, abstrak, isi artikel, daftarpustaka, dan keterangan mengenai penulis.

7. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 150 kata.

9. Ilustrasi (grafik, tabel dan foto) harus disajikan dengan jelas. Tulisan padailustrasi menggunakan huruf yang sama pada isi naskah dengan besarhuruf tidak lebih kecil dari 6 point.

10. Naskah dikirim dalam bentuk CD dan hasil print out ke Redaksi JurnalPendidikan Penabur, Jalan Tanjung Duren No. 4 Blok E Lantai 5. JakartaBarat - 11470 atau melalui e-mail: [email protected]

11. Naskah disertai dengan daftar riwayat hidup penulis yang memuat latarbelakang pendidikan, pekerjaan dan karya ilmiah lain yang pernahditulis.

12. Tulisan yang dimuat akan mendapat imbalan. Naskah yang tidak dimuattidak dikembalikan.

13. Redaksi berhak mengedit naskah yang dimuat tanpa mengubah isinaskah.

14. Isi Jurnal Pendidikan Penabur tidak mencerminkan pendapat ataukebijakan BPK PENABUR.