COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC -...

152
UNIVERSITAS INDONESIA DINAMIKA KOPI SULAWESI DI PASAR GLOBAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP RANTAI KOPI LOKAL DI SULAWESI SELATAN SKRIPSI FIKRIYAH 0706265415 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM SARJANA GEOGRAFI DEPOK JUNI 2012 Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Transcript of COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC -...

Page 1: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

UNIVERSITAS INDONESIA

DINAMIKA KOPI SULAWESI DI PASAR GLOBAL DAN PENGARUHNYA

TERHADAP RANTAI KOPI LOKAL DI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

FIKRIYAH

0706265415

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM SARJANA GEOGRAFI

DEPOK

JUNI 2012

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 2: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

DINAMIKA KOPI SULAWESI DI PASAR GLOBAL DAN PENGARUHNYA

TERHADAP RANTAI KOPI LOKAL DI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains

FIKRIYAH

0706265415

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM SARJANA GEOGRAFI

DEPOK

JUNI 2012

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 3: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Fikriyah

NPM : 0706265415

Tanda tangan :

Tanggal : 02 Juli 2012

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 4: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

iv

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 5: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

v

KATA PENGANTAR

Allhamdulillaahi Rabbil aalamin..

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat-

Nya sehingga Tugas Akhir yang berjudul “Dinamika Kopi Sulawesi di Pasar Global dan

Pengaruhnya Terhadap Rantai Kopi Lokal di Sulawesi Selatan“ ini dapat penulis

selesaikan dengan baik dan lancar meskipun banyak hambatan dan rintangan. Penyusunan

Tugas Akhir ini guna memenuhi salah satu syarat kelulusan sebagai Sarjana Strata Satu

Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Indonesia.

Penyusunan Tugas Akhir ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan semua

pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung.

1. Bapak Hafid Setiadi, S.Si, M.T dan Bapak Drs. Triarko Nurlambang, M.A selaku

pembimbing 1 dan pembimbing 2 dalam penelitian tugas akhir penulis yang telah

sabar dan penuh dedikasi membantu dan mengarahkan penulis.

2. Mr. Jeff Neilson, PhD selaku pembimbing dari Sydney University atas segala

bimbingan, bantuan, perhatian, kesabaran, serta memperkenalkan penulis kepada

dunia perkopian Indonesia dan dunia. Mendanai seluruh biaya penelitian ini. Terima

kasih atas bantuan baik moril maupun materil.

3. Bapak Drs. Supriatna, M.T, Bapak Tito Latif Indra, M.Si dan Ibu Dra. Astrid

Damayanti, M.Si selaku penguji yang telah banyak memberikan saran, pujian, dan

masukan guna penulisan tugas akhir yang lebih baik.

4. Bapak Dr. Rohmatulloh, M.Eng selaku Pembimbing Akademik yang mengenalkan

penulis kepada keilmuan geografi dari nol.

5. Bapak Dr.rer.nat. Eko Kusratmoko, M.Si selaku ketua Departemen Geografi dan

Ketua Sidang Sarjana penulis Ibu Dra. Ratna Saraswati, M.Si dan Ibu M.H. Dewi,

M.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Hibah Bersaing UI selama dua tahun berturut-turut.

6. Seluruh civitas akademik Dept. Geografi dan sub-kemahsiswaan Dekanat FMIPA

yang selalu membantu penulis dalam pengurusan surat-surat untuk rektorat dan juga

pengurusan beasiswa.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 6: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

vi

7. Bapak Patola, Bapak Idris ‘Kampung Bebas Rokok’, Indok‘, Pak Ilen, Mama udin,

Udin, Niar, Kasman dan semua keluarga di Benteng Alla‘ Utara, Bapak Harly (Dinas

Perkebunan dan Kehutanan Kab Tana Toraja), Indok dan Ambe di Ranteuma, Ambe

Jhon, Indok‘ dan Mas Minggu, Indok‘ Bidan, Seltin, Rani, Irma, Wiwin, Mega, Agus,

Pak Bidu, dan keluarga di Benteng Ambeso. Miranti dan keluarga di Makassar.

Terima kasih atas tumpangan menginap selama dilapangan, ketulusan menerima

penulis menjadi bagian hidup, makanan, dan pelajaran hidup yang tidak ada dibangku

kuliah. Pak Jabir dan Pak Basri (PT Toarco Jaya), Pak Rudi (Megha Putera Sejahtera),

Ibu Munarti (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan), Pak

Mukhlis KUD Sane’, Indok Sawirah, Mas Debby, 90 informans di 3 lokasi penelitian

atas wawancara serta data yang diberikan kepada penulis.

8. Keluarga tercinta, Ibu Siti Sopiah, Apa H.M Taufik (Alm), Apa Mumuh Nasir,

Nuraliyah S, M.Kes, Ahmad Holili, Adrie, Lulu, Rafly, Bibi Omah, atas cinta, kasih

sayang yang tidak pernah terputus.

9. Sahabat-sahabat ajaib penulis Amalia IP, Vicky, Ika, Alfi, Fiza, Adhul, Ijo, Wahyu,

Jay. Terima kasih atas inspirasi yang tidak pernah terputus.

10. Sahabat Geografi 2007 Mila Cingcongs, Dito, Sinta, Ajenk, Eva, Gendro, Irma, Adit,

Risma, Budi, Aftaf, Geo 2008 Intan, Riangga, Aulia, Lilis, Dimas, Avrie. Geografi

2009 Ibni. Ka Pepeb, Ka Alam, Ka Yuni, Ka Bibit, Ka Arum (2003) atas nasehat

mapresnya.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih telah

membantu penulis baik dalam kelancaran pengumpulan data, penulisan, dan

penyusunan tugas akhir ini.

Depok, Juni 2011

Fikriyah

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 7: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fikriyah

NPM : 0706265415

Program Studi : S-1

Departemen : Geografi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)

Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

DINAMIKA KOPI SULAWESI DI PASAR GLOBAL DAN PENGARUHNYA

TERHADAP RANTAI KOPI LOKAL DI SULAWESI SELATAN

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada Tanggal : 02 Juli 2012

Yang menyatakan

(FIKRIYAH)

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 8: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

viii

ABSTRAK

Nama : Fikriyah Program Studi : Geografi Judul : Dinamika Kopi Sulawesi di Pasar Global dan Pengaruhnya Terhadap

Rantai Kopi Lokal di Sulawesi Selatan

Kopi Sulawesi merupakan produk komoditi lokal yang memiliki harga tinggi di pasar global. Saat ini permintaan terhadap kopi Sulawesi semakin meningkat. Adanya isu lingkungan membuat LSM dunia menekankan pentingnya sertifikasi terhadap tanaman pertanian dimana kopi Sulawesi salah satu yang harus disertifikasi. Sertifikasi dan tuntutan global akan kualitas dan jumlah kopi membuat adanya dinamika yang terjadi di pasar global. Rantai kopi lokal yang diawali oleh petani sebagai produsen, pedagang dan eksportir sebagai pendistribusi mendapatkan pengaruh atas dinamika global yang terjadi. Atas tuntutan global dan adanya sertifikasi kopi mengharuskan pengolahan kopi pasca panen disesuaikan dengan keinginan pembeli dan kaidah pemrosesan kopi. Dua lokasi penelitian telah mendapatkan sertifikasi sementara satu lokasi penelitian belum, tetapi memiliki terterampilan budidaya kopi sangat baik. Ketiga lokasi penelitian ini mendapatkan bantuan dari buyers yang berbeda serta disesuaikan dengan kondisi keruangan lokasi-lokasi tersebut. Dinamika global yang terjadi memberikan pengaruh yang baik bagi masyarakat. Pengaruh yang baik tidak hanya bantuan berupa kompensasi – kompensasi yang diterima petani tetapi lebih menitik beratkan pada kebermanfaatan jangka panjang bagi masyarakat.

Kata kunci : kopi Sulawesi, pasar global, rantai lokal xiii+88 halaman; 32 gambar; 5 tabel Daftar Pustaka : 33 (1986-2011)

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 9: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

ix

ABSTRACT

Name : Fikriyah Program Study : Geography Title : The Dynamic of Sulawesi Coffee in Global Market and Its Influence

to the Local Chains in South Sulawesi

Sulawesi coffees are the local commodities which have a high price in the global market. Recently, demand of Sulawesi coffees are getting higher. There is an environment issue makes the world NGOs decided that the agricultural commodity has to get the certification which is Sulawesi coffee one of the product that has to be certified. Certification and the global demand to the quality and quantity of Sulawesi coffees affect to the global dynamic in global market. The local chains started from the small holder farmers as the producers, the collectors and exporters as the distributors as well as get the impacts of global dynamic. Based on the global demand and the certification, Sulawesi coffees must be on the good coffee processing after the harvest and the good processing as well as followed the buyers’ procedures. Two of the fieldwork locations have been certified but the other one has not been certified but this location actually has a good cultivation skill of coffee. Three of the fieldwork locations have got the compensation from buyers differently and it is appropriated with the spatial and geographic location itself. Global dynamic showed the good impacts to the community. The good impacts are not only as the aids of compensations which received by the small holder farmers but the highest tendency is on the long beneficial of sustainability to the local community.

Key words : global market, local chains, Sulawesi coffee xiii+88 pages; 32 pictures; 5 tables Bibliography : 33 (1986-2011)

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 10: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ORISINALITAS..................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH................................................................ vii

ABSTRAK................................................................................................................................ viii

ABSTRACT.............................................................................................................................. ix

DAFTAR ISI............................................................................................................................. x

DAFTAR TABEL..................................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................ xiii

DAFTAR GRAFIK................................................................................................................... xv

DAFTAR PETA....................................................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN........................................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1

1.2 Tujuan Penelitian........................................................................................... 3

1.3 Masalah Penelitian........................................................................................ 3

1.4 Batasan Penelitian......................................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 6

2.1 Pasar Global.................................................................................................. 6

2.1.1 Transformasi Ekonomi Pangan : the ‘local’ become ‘global’.......... 6

2.1.2 Globalisasi dan Perdagangan Internasional ..................................... 7

2.1.3 Analisis rantai Komoditi Global Pada Kopi (GCC Analysis) .......... 8

2.1.4 Sertifikasi Kopi................................................................................ 11

2.2 Konsep Pemasaran.......................................................................................... 15

2.2.1 Pengertian Pemasaran....................................................................... 15

2.2.2 Mata Rantai Distribusi (Supply Chain) ............................................ 16

2.2.3 Pengertian Harga, Penawaran (supply) dan Perminataan (demand) 17

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 11: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

xi

2.3 Kopi di Sulawesi Selatan.............................................................................. 18

2.4 Penelitian Kualitatif....................................................................................... 19

2.4.1 Memahami Analisis Isi (Content Analysis) ..................................... 20

2.4.2 Penggunaan Analisis Isi .................................................................. 20

2.5 Penelitian Terdahulu...................................................................................... 21

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN........................................................................... 23

3.1 Pengumpulan Data...................................................... .................................. 23

3.2 Pengolahan Data...................................................... ...................................... 27

3.3 Analisis Data...................................................... ........................................... 30

3.4 Alur Pikir Penelitian...................................................... ................................ 31

BAB 4 DINAMIKA DAN IMPLIKASI KOPI SULAWESI ..........................................

4.1 Lokasi Produksi Kopi Sulawesi....................................................................

4.2 Kondisi Kopi Sulawesi di Rantai Lokal........................................................

4.2.1 Karakteristik Pengusahaan Kopi........................................................

4.2.2 Pola Pembentukan Harga dan Tanggapan Petani..............................

4.2.3 Distribusi Kopi pada Rantai Lokal....................................................

4.3 Pengaruh Faktor Global.................................................................................

4.3.1 Sertifikasi Kopi dan Kompensasi yang diterima Petani....................

4.3.2 Ekspor Kopi Sulawesi ke Pasar Internasional...................................

4.3.3 Pengakuan Dunia akan Kopi Sulawesi..............................................

4.4 Dinamika Kopi Sulawesi di Pasar Global dan Implikasinya Terhadap

Rantai Lokal..................................................................................................

34

34

38

42

50

56

63

65

70

79

83

BAB 5 KESIMPULAN....................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 90

LAMPIRAN................................................................................................................................

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 12: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data Primer.................................................................. 23

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder ............................................................. 24

Tabel 4.1 Tabel Persamaan dan perbedaan faktor global pada setiap lokasi penelitian.. 64

Tabel 4.2 Tabel volume ekspor kopi Sulawesi menuju pasar global tahun 2005 - 2011 71

Tabel 4.3 Tabel komentar dan pendapat konsumen kopi Sulawesi di beberapa negara

bagian Amerika Serikat...................................................... ............................

81

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 13: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur umum kopi pada rantai pemasaran kopi global............................ 10

Gambar 2.2 Rantai Nilai Generik...................................................... ............................ 15

Gambar 3.1 Alur Kerja Penelitian...................................................... ........................... 29

Gambar 3.2 Alur Pikir Penelitian...................................................... ............................ 33

Gambar 4.1 Peta daerah penghasil kopi di Sulawesi Selatan......................................... 35

Gambar 4.2 Lokasi-lokasi pengusahaan dan penjualan Kopi Sulawesi......................... 41

Gambar 4.3 Kopi biji merah siap digiling...................................................................... 43

Gambar 4.4 Penggilingan biji merah dengan mesin pulper........................................... 43

Gambar 4.5 Pencucian setelah di-pulper........................................................................ 43

Gambar 4.6 Kopi setelah difermentasi........................................................................... 43

Gambar 4.7 Pencucian setelah difermentasi................................................................... 45

Gambar 4.8 Penjemuran setelah dicuci bersih................................................................ 45

Gambar 4.9 Penyortiran kopi kulit tanduk (HS / Parchment) ....................................... 46

Gambar 4.10 Kopi biji beras yang merupakan kopi kulit tanduk yang sudah dihuller dengan mesin huller...................................................... ............................

48

Gambar 4.11 Mesin pulper sederhana milik petani Lembang Ranteuma........................ 46

Gambar 4.12 Skema pemrosesan kopi............................................................................. 48

Gambar 4.13 Rantai distribusi kopi yang berasal dari Desa BentengAlla

Utara............... ...................................................... .....................................

56

Gambar 4.14 Kegiatan penjual belian kopi di Pasar Buntudama, Desa Benteng Alla‘

Utara...................................................... .....................................................

58

Gambar 4.15 Kopi kulit tanduk (parchment/HS) tang dijualbelikan di Pasar

Buntudama...................................................... ...........................................

58

Gambar 4.16 Pedagang kopi di Pasar Sudu’...................................................... ............. 59

Gambar 4.17 Kondisi Pasar Sudu...................................................... .............................. 59

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 14: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

xiv

Gambar 4.18 Pa’sambu meliter kopi di Pasar Sapan........................................................ 60

Gambar 4.19 Kondisi Pasar Sapan ...................................................... ........................... 60

Gambar 4.20 Kegiatan pembelian langsung yang dilakukan PT Toarco Jaya di Lembang Ranteuma...................................................... .............................

61

Gambar 4.21 Rantai distribusi kopi yang berasal dari Desa Benteng Ambeso................ 62

Gambar 4.22 Kegiatan pembelian kopi di Pasar Buntu.................................................... 62

Gambar 4.23 Bantuan yang diterima petani desa Bentang Alla’ Utara yang berupa jalan tani.....................................................................................................

66

Gambar 4.24 Bantuan yang diterima petani desa Bentang Alla’ Utara, berupa satu set mainan anak-anak di sekolah TK (Taman kanak-Kanak) .........................

66

Gambar 4.25 UTZ Certification PT Toarco Jaya.............................................................. 67

Gambar 4.26 Rainforest Alliance Certification PT Toarco Jaya...................................... 67

Gambar 4.27 Jembatan menuju Lembang Ranteuma. Salah satu bentuk perhatian

Key Coffee untuk masyarakat Ranteuma...................................................

68

Gambar 4.28 Logo Key Coffee yang terdapat di Jembaran menuju Desa Ranteuma...... 68

Gambar 4.29 Kompensasi yang diterima masyarakat Desa Benteng Ambeso atas

kepuasan Sturbucks dengan kualitas dan cita rasa kopi Toraja..................

69

Gambar 4.30 Kompensasi yang diterima masyarakat Desa Benteng Ambeso atas

kepuasan Sturbucks dengan kualitas dan cita rasa kopi Toraja..................

70

Gambar 4.31 Gambaran spasial sertfikasi dengan usaha penjagaan mutu di masing-

masing lokasi penelitian.............................................................................

83

Gambar 4.32 Gambaran spasial kompensasi yang diberikan buyers dengan respon dari rantai lokal akan kompensasi tersebut di masing-masing lokasi penelitian....................................................................................................

85

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 15: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Grafik ekspor kopi Sulawesi pada tahun 2005............................................... 73

Grafik 4.2 Grafik ekspor kopi Sulawesi pada tahun 2006............................................... 73

Grafik 4.3 Grafik ekspor kopi Sulawesi pada tahun 2007............................................... 74

Grafik 4.4 Grafik ekspor kopi Sulawesi pada tahun 2008............................................... 75

Grafik 4.5 Grafik ekspor kopi Sulawesi pada tahun 2009............................................... 76

Grafik 4.6 Grafik ekspor kopi Sulawesi pada tahun 2010............................................... 77

Grafik 4.7 Grafik ekspor kopi Sulawesi pada tahun 2011............................................... 78

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 16: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

xvi

DAFTAR PETA

Peta 4.1 Peta Distribusi Kopi Arabika Tahun 2005......................................................... 72

Peta 4.2 Peta Distribusi Kopi Arabika Tahun 2006......................................................... 73

Peta 4.3 Peta Distribusi Kopi Arabika Tahun 2007......................................................... 74

Peta 4.4 Peta Distribusi Kopi Arabika Tahun 2008......................................................... 75

Peta 4.5 Peta Distribusi Kopi Arabika Tahun 2009......................................................... 76

Peta 4.6 Peta Distribusi Kopi Arabika Tahun 2010......................................................... 77

Peta 4.7 Peta Distribusi Kopi Arabika Tahun 2011......................................................... 78

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 17: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

xvii

DAFTAR SINGKATAN

FOB Free On Board

GCC Global Commodity Chain

ICO International Coffee Organization (Organisasi Kopi Internasional)

JICA Japan International Corporation Agency

KUD Koperasi Unit Desa

LDC Least Developed Countries

NGO Non Government Organization

OTA Organic Trade Association

PT Perseroan Terbatas

SAN Sustainable Agriculture Network

USAID United States Agency for International Development

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 18: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

1

Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia mengekspor 7% dari keseluruhan produksi kopi dunia dengan total

keseluruhan nilai ekspor yaitu sebesar 0,94 Miliyar USD. Sedangkan jumlah nilai

pertanian kopi secara keseluruhan sekitar 72,01 Miliyar USD (ICO, 2005). Indonesia

menempati urutan ke empat sebagai negara pengekspor kopi di dunia setelah Brazil di

urutan pertama, Vietnam diurutan kedua, Kolumbia diurutan ketiga, dan diurutan ke lima

setelah Indonesia yaitu Guetemala. Kopi menyumbangkan 0,6% dari pendapatan nasional

Indonesia dan 17% dari keseluruhan ekspor pertanian Indonesia. Perkebunan kopi

Indonesia sekitar 1,3 juta hektare dan menghasilkan sekitar 600.000 ton biji kopi (coffees

green) yang terbagi menjadi : 80 – 90% kopi robusta yang 65% berasal dari Sumatera

bagian selatan, 10-13% kopi arabika, dan 1-2% kopi liberika (USAID, 2007).

Menurut laporan Kementrian Perdagangan adanya penurunan nilai ekspor kopi

Indonesia pada pangsa pasar kopi Amerika Serikat dengan total nilai ekspor USD 202,7

juta di tahun 2009, Indonesia mengambil share 1,57 % dari pangsa pasar produk kopi di

AS. Nilai tersebut turun 15% dari nilai ekspor di tahun 2008 senilai USD 240,07 juta,

yang mengalami kenaikan 14,94% dari ekspor tahun 2007 sebesar USD 208,85 juta.

Fenomena inipun sangat mempengaruhi kondisi pasar kopi arabika Toraja yang 85% di

ekspor ke Amerika Serikat.

Di Indonesia kopi diproduksi oleh petani kopi rakyat (smallholder farmers) yang

lebih dari 2,33 juta kepala keluarga dengan rata-rata perkebunan seluas 1 – 1,5 hektare

per kepala keluarga dengan jumlah penghasilan mencapai 910 USD per tahun per hektar

untuk kopi robusta dan 1.680 USD per tahun per hektar untuk kopi arabika. Penghasilan

petani 50 – 70% dari pertanian kopi (USAID, 2007). Prospek pengembangan kopi

memiliki potensi yang cukup besar dari segi peningkatan devisa, dan juga untuk

peningkatan petani yang pada akhirnya terhadap perekonomian nasional.

Sebagian besar kopi di Sulawesi Selatan ditanam oleh petani kopi rakyat

(smallholder farmer), dan sekitar 5% berasal dari tujuh perkebunan besar.

Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara pada awalnya satu kabupaten yaitu Tana Toraja

yang kemudian pada tahun 2009 pengalami pemekaran wilayah menjadi kabupaten

Toraja Utara. Kedua kabupaten terletak tepat di khatulistiwa dan merupakan wilayah

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 19: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

2

Universitas Indonesia

pegunungan di Provinsi Sulawesi Selatan yang sangat cocok untuk ditanami kopi arabika,

karena suhu dan curah hujanya. Kopi arabika sangat populer dengan sebutan ‘Kopi

Toraja’ yang telah lama disenangi sebagian besar pencinta kopi di dunia karena cita

rasanya yang khas dan aromanya yang lembut serta seimbang. Namun tidak terlepas dari

masalah yang terjadi pada sektor pertanian kopi di Tana Toraja seperti rendahnya daya

saing produk kopi, baik kopi biji maupun kopi olahan.

Diperkirakan hasil pertanian kopi arabika di Sulawesi Selatan sekitar 7.000 ton,

yang produksinya tersebar di beberapa Kabupaten yaitu Kabupaten Tana Toraja,

Enrekang, Gowa dan Sinjai di Sulawesi Selatan dan Kabupaten Mamasa di Sulawesi

Barat. Di Toraja dan Enrekang, kopi Arabika diekspor melalui Pelabuhan Soekarno-Hatta

di Makassar, umumnya dengan tujuan pasar Jepang dan AS dengan rata – rata ekspor

3.000 - 4.000 ton dalam lima tahun terakhir (Kementrian Perdagangan RI). Sistem

produksi kopi di Toraja masih amat tradisional, tidak menggunakan pupuk dan pestisida,

sehingga produktivitas masih sulit untuk ditingkatkan walaupun permintaan global dan

dari pasar domestik demikian besar. Beberapa kelompok tani telah dimobilisasi untuk

diikutsertakan dalam program atau skema sertifikasi kopi, seperti organik sertifikasi dan

lain-lain.

Dalam lima tahun terakhir, ekonomi kopi mengalami perubahan global yang

sangat dinamis, menyusul semakin berkembangnya sistem sertifikasi produk dan sistem

label pada kopi dan produk pangan-pertanian lain. Standar sosial dan standar lingkungan

hidup pada ekonomi kopi menjadi sesuatu yang sangat penting dan membawa implikasi

jangka panjang bagi kualitas lingkungan hidup dan tingkat keberlanjutan ekonomi kopi

itu sendiri. Sementara itu, proses sertifikasi yang melibatkan pihak ketiga dan

kecenderungannya sebagai persyaratan perdagangan global, tentu membawa konsekuensi

biaya yang tidak sedikit bagi petani kopi, konsekuensi tekanan pada pemanfaatan

sumberdaya alam, apalagi bagi mereka yang memiliki skala usaha tidak menguntungkan

secara ekonomis. Perubahan arena baru dalam lingkungan korporasi global tersebut tentu

saja membawa perubahan budaya baru dalam dunia agribisnis kopi, mulai dari petani

kecil sampai perusahaan skala menengah besar.

Kabupaten Enrekang sendiri terkenal dengan identitas kopi spesialti yang

mendunia dengan nama ‘Kalosi’ kopi atau Kalossie. Di Kabupaten Enrekang terdapat dua

kecamatan yang menjadi daerah budidaya Kopi Kalosi yaitu Kecamatan Baraka dan Alla.

Kepemilikan lahan kebun kopi pribadi di Kabupaten Enrekang lebih besar daripada di

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 20: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

3

Universitas Indonesia

Kabupaten Toraja, dengan rata sebanyak 2.000 pohon per rumah tangga. (Neilson, 2007).

Sebuah Koperasi petani terdapat di Desa Benteng Alla’ Utara Kecamatan Alla’

menyatakan bahwa 50% petani di desa tersebut telah memiliki alat penggilingan kopi

pribadi. Koperasi ini juga telah berdiri sejak 1998 dan berbadan hukum ada tahun 2003.

Saat ini koperasi Tani Benteng Alla’ telah memiliki anggota sekitar 1000 orang petani

dengan membina 20 kelompok tani. Sementara kopi yang berasal dari Desa Pupu pulu

dekat dengan Ranteuma adalah kopi dengan kualitas yang sangat baik menurut cup test

PT Toarco Jaya dan Sweet Maria’s Coffee. Menurut data KUD SANE’ kopi yang berasal

dari Desa Benteng Ambeso hampir 83% diekspor ke Amerika Serikat deangan buyer

Starbucks.

Didalam pasar global saat ini, industri harus merencanakan dan merangkai supply

chain yang efektif baik yang sifatnya kehulu ataupun kehilir untuk menyediakan produksi

yang memenuhi permintaan konsumen. Pada penelitian ini akan ditekankan bagaimana

dinamika yang terjadi di pasar global baik itu harga, permintaan, sertifikasi, serta persepsi

atau pandangan konsumen internasional terhadap kopi Sulawesi, serta bagaimana pelaku

pemasaran kopi lokal merespon dinamika tersebut. Penelusuran ini dapat dilakukan

dengan Global Value Chain Analisis dan di dengan metode penelitian kualitatif

deskriptif.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan, yaitu :

Mengetahui bagaimana pengaruh dinamika kopi Sulawesi di pasar global terhadap rantai

kopi lokal di Sulawesi Selatan

1.3 Masalah Penelitian

Bagaimana pengaruh dinamika kopi Sulawesi di pasar global terhadap rantai kopi lokal di

Sulawesi Selatan?

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 21: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

4

Universitas Indonesia

1.4 Batasan Penelitian

1.4.1 Definisi-definisi

1. Supply chain menunjukan dasar dari proses dan aktivitas yang mengubah sebuah

produk dari bahan mentah hingga dijual kepada konsumen (Pujawan, 2005). Supply

chain juga menunjukan adanya pengelolaan informasi, barang dan jasa mulai dari

pemasok awal sampai konsumen paling akhir dengan menggunakan pendekatan

sistem yang terintegrasi (Said, A.I, 2006).

2. Pasar global sama halnya dengan pasar internasonal, karena ruang lingkupnya

meliputi world universal, meliputi dua negara atau beberapa negara dalam bidang

bisnis pemasaran. Peluang pasar selalu terbuka bagi semua pelaku usaha, tak

terkecuali di pasar ekspor.

3. Saluran (jalur) distribusi adalah sekelompok pelaku pasar dan agen perusahaan

yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk

menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu yang dalam penelitian ini adalah pelaku-

pelaku penyalur kopi arabika Sulawesi dari petani kopi rakyat ke pasar global.

4. Rantai pemasaran (marketing chain) merupakan suatu sistem penyaluran barang

produksi kepada konsumen akhir. Rantai pemasaran yang diteliti pada penelitian ini

meliputi : pelaku pemasaran lokal kopi di setiap simpul / rantai yaitu dari inbound

(petani), pedagang pengumpul, hingga ke lokasi ekspor kopi.

5. Rantai nilai (value chain) merupakan pelaku pemasaran pada lembaga pemasaran

yang memiliki fungsi produksi dan fungsi pemasaran kopi ke pasar global

(internasional) yang terdiri atas petani kopi, pengumpul, pedagang, tengkulak

(pedagang besar), dan eksportir.

6. Dinamika merupakan suatu perubahan yang terus menerus, dinamika pasar global

yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu perubahan permintaan pasar global terhadap

kopi Toraja dan Kalosi dari waktu kewaktu baik dari segi jumlah produksi maupun

tuntutan kualitas dengan asal negara yang juga berubah.

7. Kopi Sulawesi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kopi yang berasal dari

Kabupaten Tana Toraja, Toraja Utara dan Enrekang.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 22: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

5

Universitas Indonesia

1.4.2 Daerah Penelitian

Daerah penelitian ini meliputi Desa Benteng Alla’Utara Kabupaten Enrekang,

Desa Benteng Ambeso Kecamatan Gandangbatu Silanan Kabupaten Tana Toraja dan

Desa (Lembang) Ranteuma Kecamatan Buntu Papasan Kabupaten Toraja Utara

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 23: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

6

Universitas Indonesia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasar Global

2.1.1 Transformasi Ekonomi Pangan : the ‘local’ become ‘global’

Dicken (2007 : 347) mengatakan bahwa

The food economy is one hand increasingly differenciated in new sorts of

ways at the level of consumption – some within LDCs are eating better at

the time when others in Africa are decreasing into a universe of ever-

greater food insecurity, millions in California go hungry while others

consume ‘designer’ organis vegetable shuttled around the world

sophisticated…’cool chain’..

Dari pernyataan Dicken diatas dapat diketahui, bahwa ekonomi pangan saat ini

semakin menunjukkan peningkatan yang berbeda pada tingkat konsumsinya – beberapa

negara LDCs (Least Developed Countries) – negara tertinggal mengkonsumsi pangan

lebih baik pada saat yang bersamaan ketika yang lain di Afrika mengalami penurunan

dari seluruh kejadian yaitu ketidakamanan akan pangan, sementara jutaan orang di

California pada saat mereka merasa lapar pada saat yang lain mengkonsumsi ‘perancang’

sayuran organik yang dikirim melalui kecanggihan dunia. ..’rantai yang tenang’. Disini

menunjukkan bahwa adanya ketimpangan yang signifikan antara kondisi pangan di

negara maju dan negara tertinggal. Di sisi lain pada tingkat produksi dan distribusi

ekonomi pangan menjadi terstrukturkan kembali kearah yang radikal. Peningkatan ini

digerakan oleh adanya pemintaan global dan internalisasi industri pertanian pangan.

Perusahaan pangan yang besar dan pedagangan pengecer yang besar secara agresif

mentransformasikan ekonomi pertanian pangan dunia. (Dicken, 2007 : 347).

Produksi pangan, yang sangat tertinggal pada proses lokal, terpaku pada iklim yang

spesifik, tanah, dan kondisi sosial budaya. Pada saat yang bersamaan, tentu saja

bermacam-macam produksi lokal, khususnya pangan dengan nilai yang tinggi, sudah

meningkat menjadi global pada distribusi dan konsumsinya. (Dicken, 2007 : 348).

Produksi pangan untuk pasar global membutuhkan investasi yang besar dan memberikan

kekuatan yang besar pula pada produser transnasional pangan dan pada pengecer besar.

Ini menimbulkan permasalahan yang serius – juga kesempatan- untuk supplier asalkan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 24: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

7

Universitas Indonesia

mereka meningkatkan kuncinya ke dalam (maupun ke luar) jaringan produksi pertanian

pangan. Produksi pangan global dan distribusinya menimbulkan gangguan lingkungan

yang sangat besar. (Dicken, 2007 : 348). Di dunia terdapat dua jenis kopi utama yaitu

kopi Arabika yang hanya hidup di dataran tinggi dan lebih sulit untuk tumbuh dan kopi

Robusta yang tumbuh di dataran rendah dan wilayah tropis yang lembab. Kopi Arabika

menjadi kopi dengan kualitas yang sangat tinggi. Lima negara pengekspor kopi dunia

tertinggi, sementara Indonesia berada diurutan ke empat dengan total nilai ekspor (6%

kopi Arabika, dan 84% kopi Robusta). (ICO, 2007). Pola distribusi dan perdagangan

pangan dengan nilai yang tinggi, mengkombinasikan banyak elemen dari skala global,

regional, dan lokal. (Dicken, 2007 : 355).

2.1.2 Globalisasi dan Perdagangan Internasional

Globalisasi adalah suatu proses dari manusia, perusahaan, benda, pelayanan, kota,

informasi, dan ide yang saling tertukar lintas batas-batas internasional. (USAID, 2007).

Sementara globalisasi pada pasar terikat pada keberlanjutan perusahaan hingga kompetisi

berbagai industri di dalamnya. Perusahaan yang di dalamnya terdapat industri di suatu

negara atau wilayah menimbulkan persaingan yang terus meningkat meskipun itu di

tataran pasar lokal. Untuk bisa menghadapi pasar global, seluruh industri (mata rantai

nilai) harus dapat memberikan sebuah produk kepada masyarakat lebih efisien, dengan

kualitas yang tinggi atau keunikan bentuk dari nilai rantai di kompetisi negara-negara).

(USAID, 2007).

Globalisasi juga diartikan sebagai fenomena abad sekarang memberikan implikasi

yang luas bagi semua bangsa dan masyarakat internasional. Dengan didukung teknologi

komunikasi dan transportasi yang canggih, dampak globalisasi akan sangat luas dan

kompleks. Globalisasi merujuk adanya proses (Winarto, 2007). Globalisasi adalah

proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat dunia untuk

mengikuti sistem yang sama. Menurut Michael Haralambas dan Martin Holborn dalam

(Winarto 2007), globalisasi adalah suatu proses yang didalamnya batas-batas negara

luluh dan tidak penting lagi dalam kehidupan sosial. Globalisasi memberi pengaruh

dalam berbagai kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan.

Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapitalisme dan pasar

bebas. Hal ini ditunjukan dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan

transnasional yang beroperasi tanpa mengenal batas-batas negara. Selanjutnya juga akan

semakin ketatnya persaingan barang dan jasa dalam pasar bebas. Globalisasi menyusun

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 25: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

8

Universitas Indonesia

kembalinya bisnis dunia dan memperkenalkan sebuah konsep yaitu global supply chain;

global supply chain terdiri atas jaringan-jaringan perusahaan dan keluaran seluruh dunia

(Prasad dan Sounderpamdian, 2003).

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk

suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk

yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara

individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan

pemerintah negara lain. Apabila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di

dalam negeri, maka perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan

tersebut disebabkan oleh hal-hal berikut.

1. Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan

2. Barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara ke negara lainnya melalui

`bermacam peraturan seperti pabean, yang bersumber dari pembatasan yang

dikeluarkan oleh masing-masing pemerintah.

3. Antara satu negara dengan negara lainnya terdapat perbedaan dalam bahasa, mata

uang, taksiran dan timbangan, hukum dalam perdagangan dan sebagainya.

2.1.3 Analisis Rantai Komoditi Global Pada Kopi (GCC Analysis)

Gereffi (1994) mengidentifikasi 4 dimensi pada GCC ( Global Commodity Chain )

yaitu ; struktur input-output (masukan-keluaran), cakupan geografi, struktur

pemerintahan, dan kerangka kerja institusional yang termasuk didalamnya yaitu kondisi

nasional dan internasional bentuk kebijakan proses globalisasi pada setiap tingkatan di

dalam rantai. (Gereffi, 1994). Struktur input-output (masukan-keluaran) dan cakupan

geografi pada GCC pada dasarnya digunakan sebagai penjelasan utama pada garis besar

sebuah konfigurasi dari rantai yang spesifik. Struktur pemerintahan sejauh ini diterima

dengan sebagian besar atensi, sejak dimana kunci negara utama dari batasan masuk dan

rantai yang terkoordinasi diperlihatkan dalam kerangka kerja analitikal, dan dimana

adanya perbedaan antara “penggerak-produser” dan “penggerak-pembeli” GCC pada

struktur pemerintah iniah yang menggerakan. Penggerak produser rantainya biasanya

ditemukan pada sektor dengan teknologi yang tinggi dan persyaratan kapital dimana

kapital dan kepemilikannya mengetahui bagaimana mengangkat pada pintu masuk utama

(perusahaan mobil, pesawat, dan komputer). Pada rantai ini, produser cenderung untuk

tetap mengontrol secara intensif operasional dan kebanyakan subkontrak fungsi dari

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 26: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

9

Universitas Indonesia

kepegawaian , seringkali dalam bentuk vertikal dengan jaringan yang terintergrasi.

(Gereffi, 1994). Sementara penggerak pembeli pada rantai ditemukan secara umum pada

sektor pekerja yang intensif dimana biaya informasi, model produk, periklanan, dan

sistem menejemen penyedian mengatur batasan masuk (industri garmen dan alas kaki).

Pada rantai ini fungsi produksi biasanya keluaran dan pemeran utama yaitu

terkonsentrasi pada merk, model, dan fungsi pemasaran. (Gereffi, 1994).

Analisis dari pasar komoditi (termasuk didalamnya kopi) berdasarkan pada

neoklasikal ekomoni yang mempertimbangkan perdagangan pada pengasingan dari

investasi, keuangan, dan hubungan lainnya dengan partai. Juga diasumsikan bahwa

kedua partisipasi dan transaksinya dipisahkan dan berdiri sendiri satu sama lain. Asumsi

yang terdesak ini menyebabkan pola perdagangan yang ditentukan oleh sokongan negara

pada faktor-faktor produksi. (Gereffi, 1994)

Menurut Gereffi (1994) analisis pada rantai pemasaran kopi terutama penting pada

pemahaman perkembangan dari politik – ekonomi untuk berbagai alasan. Pertama, lebih

dari 90% produksi kopi terdapat di negara-negera berkembang, dimana konsumsi paling

utama terjadi pada industrialisasi ekonomi. Oleh karena itu pola produksi-konsumsi

disediakan dalam hubungan Utara – Selatan. Kedua, sebagian besar periode setelah

Perang Dunia II (WWII) kopi menjadi komoditas perdagangan terbesar kedua setelah

minyak. Ketiga, usaha pengkontrolan perdagangan kopi internasional sudah diatur sejak

masuknya abad 20, membuat kopi menjadi komoditi utama yang terregulasi. Keempat,

negara-negara berkembang walaupun dengan pembagian yang rendah pada pasar ekspor

global, mempercayakan pada kopi untuk proporsi yang tinggi dari pendapatan ekspornya.

Kopi merupakan sumber mata pencaharian untuk jutaan orang petani kopi rakyat dan

pekerja pertanian diseluruh dunia. Kelima, pemerintahan negara produksi kopi memiliki

sesuatu hal yang bersejarah sehingga menjadikan kopi sebagai komoditi yang “strategis“.

Mereka (dalam hal ini negara-negara produksi kopi) memiliki kontrol, baik kontrol

terhadap pasar domestik dan pelaksanaan pengontrolan kualitas (quality control) atau

memiliki regulasi yang tegas - minimal setelah adanya pasar bebas sekitar tahun 1980-

an hingga 1990an.

Gambar 2.1 merupakan struktur umum dari pemasaran kopi rantai global, termasuk

didalamnya dengan pasar bebas. Kopi melewati perjalanan yang sangat panjang dari biji

kopi hingga kopi yang dapat dinikmati di cangkir (from bean to cup)

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 27: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

10

Universitas Indonesia

Gambar 2.1 : Struktur umum kopi pada rantai pemasaran kopi global (from bean to cup) Sumber : Gereffi (1994)

Keterangan :

Hubungan langsung yang terlihat

Hubungan tidak langsung

Batas pemisah antara lokal dan global

Biji kopi

Roasted / kopi instan

Konsumen

Supermarket Pengecer

Restauran Cafe

Roaster Kopi instan Pengolahan

Pedagang internasional

Broker

Periklanan Eksportir

Pedagang lokal Koperasi

Kelompok Tani Agen

Pengulitan biji kopi (huller)

Petani kopi rakyat Perkebunan

Negara produksi

Negara konsumsi

Kopi kuli tanduk/Kopi parchment/kopi HS

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 28: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

11

Universitas Indonesia

2.1.4 Sertifikasi Kopi

Menurut Calo dan Timothy (2005) proses sertifikasi muncul karena

perkembangan tuntutan para pelanggan kopi di negara-negara maju. Demikian juga,

produsen kecil yang mengikuti proses sertifikasi organik merupakan tulang punggung

gerakan ini. Keuntungan yang diberikan kepada produsen ini telah menjadi topik

perdebatan yang memanas dalam jurnal-jurnal akademik. Salah satu cara prosedur

organik yang dapat menurunkan biaya para produsen adalah pengurangan ’input

eksternal’, atau masukan eksternal.

Premium price diterima para produsen kopi organik (yang telah disertifikasi)

biasanya 0.10 – 0.50 dolar Amerika per pound (Rupiah Indonesia 921 – 4.600) lebih

tinggi dari harga kopi biasa. Berbeda dengan kopi Fair Trade (yang menentukan

harga tertentu), harga dalam pasar organik masih dipengaruhi fluktuasi pasar.

Walaupun produsen terus masuk pasar kopi organik, untuk sementara konsumsi kopi

organik bertambah dengan pelan. Kelihatannya bahwa jumlah konsumen tertentu

yang tertarik pada kopi organik dan ingin membayar dengan harga yang lebih tinggi

sangat terbatas. (Calo dan Timothy, 2005)

Demikian juga, keadaan sosial-ekonomi petani bisa bertambah baik, jika mereka

berpartisipasi dalam proses sertifikasi organik. Alasan yang dikemukakan adalah

bahwa setelah ikut proses itu, petani beruntung karena harga yang lebih tinggi yang

mereka terima. Konsumen yang membeli produk-produk organik lebih rela untuk

membayar harga yang lebih tinggi, dan sebagian juga diterima oleh petani. Tetapi ada

kemungkinan kenyataannya tidak begitu juga, karena kelihatannya premium price

tersebut menurun terus-menerus. Selain itu, biaya transformasi kadang kala sangat

tinggi bagi para produsen.

Berikut ini adalah penjabaran terperinci mengenai jenis-jenis sertifikasi kopi

dunia.

a. Sertifikasi Organik

Misi dari sertifikasi organik adalah membuat sebuah sistem pertanian

berkelanjutan yang terverifikasi yang memproduksi hasil pertanian yang selaras

dengan alam, mendukung keanekaragaman hayati dan meningkatkan kesuburan tanah.

Fokus pasarnya adalah seluruh pasar dunia. Rekam jejak prakteknya sejak abad ke-19

dirumuskan di Inggris, India, dan Amerika Serikat. Sertifikasi pertama yaitu pada

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 29: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

12

Universitas Indonesia

tahun 1967 kemudian dikembangkan menjadi sistem yang diakui secara internasional

dan dilakukan di seluruh dunia. Sektor kopi organik diwakili mencapai 3% dari

keseluruhan impor kopi biji hijau Amerika pada tahun 2007.

Komunikasi dan promosinya meliputi bisnis yang mengarah pada konsumen

didukung oleh Pemerintah Federal. Kelompok konsumen, pemasok (suppliers), dan

beberapa komunikasi sertifikasi yang bermanfaat bagi konsumen. Adanya diferensiasi

harga, harga premium berlawanan dengan sertifikasi non organik yang dibayarkan

kepada petani. Sementara harga untuk produsen divariasikan oleh lembaga sertifikasi.

Biaya inspekasi dapat menaikan biaya tetapi dapat berkurang seiring meningkatkan

cakupan wilayah yang disediakan di negara- negara yang di sertifikasi. Biaya

sertifikasi bervariasi yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi. Biaya mulai dari 700

$ sampai 3000 $/ tahun.

Negara pengkonsumsi produk sertifikasi organik adalah Amerika Serikat,

Eropa, Rusia, dan Jepang. Sementara negara asal yaitu lebih dari 40 negara pen-

supply di pasar global – lebih dari sertifikasi yang lain. Penyedia informasi mengenai

sertifikasi organik yaitu Organic Trade Association (OTA) (www.ota.com) dengan

personal kontak, Danielle Giovannuci.

b. Sertifikasi Fair Trade

Misi dari sertifikasi Fair Trade adalah mendukung kehidupan yang lebih baik

untuk keluarga petani di negara berkembang melalui harga yang adil, akses ke

perdagangan langsung, pengembangan masyarakat dan penata layanan lingkungan.

Fokus pasar dari sertifikasi ini adalah seluruh pasar dunia. Dimulai sebagai Max

Havelaar di Belanda pada tahun 1970-an. Sekarang Berbasis di Jerman, Fairtrade

Labelling Organisasi International (FLO), bekerja sama dengan 19 label inisiatif,

termasuk TransFair Amerika Serikat, dan tiga produser jaringan mewakili Amerika

Latin, Asia dan Afrika. TransFair USA telah teradministrasi label bersertifikat Fair

Trade sejak tahun 1998.

Komunikasi dan promosi dilakukan dalam upaya merangkul konsumen dan

bisnis melalui kampanye, media, dan pelabelan produk. Diferensiasi harga di petani

merupakan inti terpenting dari program. Semua pembelian harus berada di atas harga

Fair Trade Minimum Price yang ditetapkan oleh FLO (harga bervariasi menurut jenis

kopi dan asal). Jika harga pasar ICE kedepannya lebih tinggi dari Fair Trade

Minimum Price, maka pembeli harus membayar harga pasar ICE dengan premiun

original yang relevan, premi sosial sebesar USD $ 0,10 per pound dan bila berlaku,

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 30: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

13

Universitas Indonesia

diferensial organik minimal USD $ 0,20 per pound. Biaya di produsen berkaitan

dengan biaya audit dan biaya inspeksi ulang. Produsen dapat mengajukan

permohonan bantuan keuangan untuk menutupi biaya yang dibutuhkan. Sementara

importir tidak terkena biaya lisensi, tetapi mereka harus membayar setidaknya Harga

Minimum Fair Trade (Fair Trade Minimum Price) dan menyediakan hingga 60%

pembiayaan pra-panen ketika diminta oleh koperasi. Roaster berlisensi membayar

TransFair USA USD $ 0,10 ¢ per pound untuk menutupi biaya audit, kampanye

kesadaran konsumen dan FLO afiliasi.

Negara pengkonsumsi produk bersertifikasi Fair Trade adalah Amerika

Serikat, Kanada, Eropa, Jepang, Australia, dan Selandia Baru. Sementara negara-

negara asal sertifikasi Fair Trade yaitu Argentina, Bolivia, Brasil, Kolumbia, Kongo,

Kosta Rika, Republik Dominika, Haiti, Timor Timur, Ekuador, El Salvador, Ethiopia,

Guatemala, Honduras, India, Indonesia, Kenya, Laos, Malawi, Meksiko, Nicaragua,

Papua, Peru, Rwanda, Tanzania, Thailand, Uganda. Penyediaan informasi mengenai

sertifikasi Fair Trade yaitu Transfair USA (www.transfairusa.org) dengan personal

kontak Katie Barrow.

c. Sertifikasi Rainforest Alliance

Misi dari sertifikasi Rainforest Alliance adalah mengintegrasikan konservasi

keanekaragaman hayati, pengembangan masyarakat, hak pekerja dan produktifitas

pertanian untuk memastikan menejemen pertanian komprehensif dan berkelanjutan.

Fokus pasar dari sertifikasi Rainforest Alliance ini adalah pasar global dengan

penekanan pada Amerika Utara, Eropa, Jepang, dan Australia. Sejarah dan

perkembangan Dimulai pada tahun 1992 oleh Aliansi Rainforest dan koalisi NGO

Amerika Latin, Sustainable Agriculture Network (SAN). Pertanian kopi pertama kali

disertifikasi pada tahun 1996. Rainforest Alliance bersertifikat TM. Program

mensyaratkan bahwa peternakan harus memenuhi standar yang komprehensif yang

mencakup semua aspek produksi, Perlindungan lingkungan, hak dan kesejahteraan

keluarga petani dan masyarakat lokal.

Komunikasi dan promosi sertifikasi Rainforest Alliance adalah bisnis untuk

bisnis dan konsumen pemasaran, komunikasi, dan media keluaran yang dilakukan

oleh RA staf. Bisnis untuk bisnis, peletakan label produk (on-product) dan promosi

produk tak hidup (off-product) yang didukung oleh Rainforest Alliance. Sertifikasi ini

melibatkan semua aktor dalam rantai pasokan (supply chain), dari produsen ke

pengecer. Aturan - aturan / peraturan untuk berpartisipasi bagi pelaku sepanjang rantai

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 31: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

14

Universitas Indonesia

termasuk wajib adanya transaksi sertifikat, penandatangan lisensi, dan segel

persetujuan oleh Seal Approval Committee. Diferensiasi harga pada sertifikasi

Rainforest Alliance dinegosiasikan antara pembeli (buyers) dan penjual (sellers).

Biaya Audit, biaya tahunan untuk sertifikasi akan dieliminasi pada 1 Januari 2010

untuk memungkinkan lebih banyak produsen yang terlibat dan melakukan sertifikasi.

Produsen harus hanya membayar biaya audit; biaya audit dibayar oleh pembeli. Harga

untuk pembeli sejak tanggal 1 Oktober 2010, Sustainable Agricultural Network

(SAN) dan Rainforest Alliance akan menerapkan model keuangan baru. Biaya

partisipasi akan dikenakan pada volume kopi Rainforest Alliance Certified ™ yang

dibeli oleh importir. Biayanya adalah 1,5 sen USD pada setiap pound kopi biji hijau

(green bean) yang dibeli sebagai Rainforest Alliance dan disertifikasi oleh importir

kopi. Biaya ini akan hanya dikenakan sekali dalam rantai pasokan (supply chain).

Negara pengkonsumsi produk bersertifikasi Rainforest Alliance yaitu Singapura,

Swiss, dan 44 negara lainnya di dunia. Kopi bersertifikasi Rainforest Alliance TM

adalah kopi yang diproduksi di 22 negara di seluruh wilayah tropis yaitu Brasil,

Kolombia, Kosta Rika, Republik Dominika, Ekuador, El Salvador, Ethiopia,

Guatemala, Honduras, Indonesia, India, Jamaika, Kenya, Meksiko, Nikaragua,

Panama, Peru, Tanzania, Vietnam, Uganda, Amerika Serikat dan Zambia. Penyedia

informasi mengenai sertifikasi Rainforest Alliance yaitu www.rainforest-alliance.org

dengan kontak personal, Petra Tanos.

d. Sertifikasi Utz

Utz sertifikasi mempunyai misi untuk mencapai berkelanjutan pertanian dalam

pasokan rantai (supply chain), dimana produsen adalah pelaksanaan profesional yang

mempraktekan dengan baik agar memiliki pencapaian yang lebih baik pada bisnis,

mata pencaharian dan lingkungan; Industri makanan bertanggung jawab pada adanya

tanggung jawab dengan adanya permintaan dan penawaran pertumbuhan produk yang

berkelanjutan. Konsumen yang membeli produk harus memiliki standar mereka untuk

bertanggung jawab pada sosial dan lingkungan. Fokus pasar sertifikasi Utz hanyalah

pasar spesialti.

Sertifikasi Utz pada tahun 1997 sebagai inisiatif dari industria dan produsen di

Guatemala; Utz Kapeh Menjadi LSM independen pada tahun 2000. Sertifikasi

pertanian dilakukan pertama kali pada tahun 2001. Pada tahun 2008, Utz Kapeh

berubah nama menjadi sertifikasi produk Utz untuk komunikasi yang lebih baik

mencakup pertanian yang lebih beragam dengan komoditas kakao, teh, kedelai, dan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 32: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

15

Universitas Indonesia

kelapa sawit. Komunikasi dalam bisnisnya yaitu labelling produk. Diferensial harga

ditetapkan oleh tanggapan (feedback) dari informasi pasar yang terjadi pada

perbedaan-perbedaan dan permintaan atas kualitas yang disediakan untuk anggota.

Tidak ada biaya dari Utz saat proses sertifikasi, yang ada hanya biaya audit. Harga

untuk pembeli atau buyers yaitu 0,012 USD per pound untuk "pembeli pertama",

terlewati melalui rantai suplai hingga pembeli akhir. Negara pengkonsumsi produk

bersertifikasi Utz yaitu Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Norwegia, Belgia,

Spanyol, Prancis, Jepang, Australia, Jerman, dan Finlandia. Sementara negara-negara

yang mewakili produk bersertifikasi Utz yaitu Meksiko, Guatemala, Honduras,

Nikaragua, Kosta Rika, El Salvador, Kolombia, Bolivia, Brasil, Peru, Ethiopia,

Kenya, Tanzania, Uganda, Zambia, Burundi, India, Indonesia, Vietnam, Papua.

2.2 Konsep Pemasaran

2.2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran memiliki berbagai pengertian dari sudut pandang yang berbeda,

namun pada intinya memiliki dasar yang sama seperti yang dikemukakan oleh

beberapa pakar ekonomi berikut.

Menurut Kotler (2003), pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses

satu individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dengan

menciptakan, menawarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Sedangkan American Marketing Association, seperti yang dikutip oleh Kotler (2003)

mendefinisikan bahwa pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan

pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk

mencipatkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

Gambar 2.2 : Rantai Nilai Generik Sumber : Kotler (Manajemen Pemasaran, 2003)

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 33: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

16

Universitas Indonesia

Pada gambar 2.2 rantai nilai generik tersebut mendefinisikan sembilan

kegiatan yang relevan secara strategis yang menciptakan nilai dan biaya di dalam

bisnis tertentu. Kesembilan kegiatan penciptaan nilai itu terdiri atas lima kegiatan

utama dan empat kegiatan pendukung. Dimana kegiatan utama mencerminkan urutan

dari membawa bahan mentah ke perusahaan (inbound logistics), mengubah menjadi

produk jadi (operations), mengirim produk jadi (outbound logistics), memasarkannya

(marketing dan sales), dam melayaninya (services). Sedangkan kegiatan penunjang

meliputi pengadaan sumber daya, pengembangan teknologi, menejemen sumberdaya

manusia, dan infrastuktur perusahaan mencakup biaya manajemen umum,

perencanaan, keuangan, akutansi, hukum, dan urusan pemerintahan.

Sedangkan menurut Anief, Moh (2000) pemasaran adalah kegiatan yang

memberikan arah kepada seluruh aktivitas bisnis atau niaga yang meliputi bauran

pemasaran dimana produk (barang, jasa, dan ide) yang dipasarkan merupakan

perwujudan dan konsep yang telah mengalami proses pengembangan uji coba dan

produksi yang ditujukan kepada pemakai akhir.

Basu dan Hawan (1996) mengatakan, definisi pemasaran ini bersandar pada

konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan

(demands). Manusia harus menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia

memenuhinya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan

cara mengadakan suatu hubungan. Dengan demikian pemasaran dapat juga diartikan

suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual.

2.2.2 Mata Rantai Distribusi (Supply Chain)

Selain itu paradigma pemasaran saat ini, yang dikemukakan oleh Indrajit R.E.

dan Djokopronoto, R (2003) mengatakan bahwa pelaku kegiatan pemasaran haruslah

saling bekerja sama untuk menyampaikan barang ke konsumen. Integrasi antara

pelaku pemasaran di hulu dan hilir haruslah tercipta agar suatu kegiatan distribusi

yang efektif untuk mengantarkan produk ke konsumen harus terwujud.

Suatu barang dapat berpindah mulai dari produsen hingga ke konsumen. Ada

beberapa saluran pemasaran yang dapat dilakukan untuk menyalurkan barang-barang

yang ada, baik melalui perantara maupun tidak. Perantara merupakan individu atau

lembaga bisnis yang berada di antara produsen dan konsumen. Adapun macam-

macam perantara adalah:

1. Pedagang besar yang menjual kepada pengecer, pedagang besar lainnya

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 34: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

17

Universitas Indonesia

2. Pengecer yang menjual barang kepada konsumen atau pembeli akhir

3. Agen yang memiliki fungsi hampir sama dengan pedagang besar meskipun tidak

punya hak untuk memiliki barang yang dipasarkan.

Beberapa jenis distribusi pemasaran yang yang ada untuk barang konsumsi

dapat dilihat dalam skema berikut:

1. Produsen Konsumen

2. Produsen Pengecer Konsumen

3. Produsen Pedagang Besar Pengecer Konsumen

4. Produsen Agen Pedagang Besar Pengecer Konsumen

5. Produsen Agen Pengecer Konsumen

Sifat, ciri, variasi suatu barang mempengaruhi penawaran permintaan panjang

pendeknya saluran distribusi yang digunakan. Menurut Hanafiah dan Saefudin (1986),

panjang pendeknya suatu saluran distrubusi suatu barang niaga ditandai dengan

berapa banyaknya pedagang perantara yang dilalui oleh barang niaga tersebut mulai

dari konsumen hingga sampai konsumen akhir.

2.2.3 Pengertian Harga, Penawaran (supply) dan Permintaan (demand)

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena

harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari

penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu

tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah

akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.

Penawaran (supply) adalah banyaknya barang atau jasa yang tersedia dan

dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama

periode waktu tertentu. Penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain

harga barang, tingkat teknologi, jumlah produsen di pasar, harga bahan baku, serta

harapan, spekulasi, atau perkiraan. Di antara faktor-faktor di atas, harga barang

dianggap sebagai faktor terpenting dan sering dijadikan acuan untuk melakukan

analisis penawaran. Harga berbanding lurus dengan jumlah penawaran. Jika harga

tinggi, maka produsen akan berlomba-lomba menjajakan barangnya sehingga

penawaran meningkat. Sementara itu, jika harga turun, maka produsen akan menunda

penjualan atau menyimpan produknya di gudang sehingga jumlah penawaran akan

berkurang. Faktor teknologi akan memengaruhi output barang atau jasa yang akan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 35: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

18

Universitas Indonesia

dihasilkan produsen. Semakin tinggi teknologi, semakin cepat barang dihasilkan,

maka semakin besar pula penawaran yang terjadi.

Teori penawaran dan permintaan (supply and demand) dalam ilmu

ekonomi, adalah penggambaran atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon

pembeli dan penjual dari suatu barang. Model penawaran dan permintaan digunakan

untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting

untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku serta interaksi para

pembeli dan penjual.

2.3 Kopi di Sulawesi Selatan

Sebagai salah satu penghasil kopi di Indonesia, Sulawesi Selatan menyumbang

produksi nasional, meskipun nilai ekspornya hanya memberikan kontribusi 2%, sentra

produksi di propinsi ini terlah menjadi supplier penting bagi kopi ‘specialty’

internasional yang berkembang pesat dewasa ini. (JICA, 2009). Dari dua jenis yang

ditanam di Sulawesi Selatan, kopi arabika memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari

kopi robusta. Di Sulawesi Selatan, Toraja (Kopi Toraja) dan Enrekang (Kopi Kalosi)

adalah dua daerah penghasil kopi arabika sejak lama. Kopi arabika telah menjadi kopi

favorit secara internasional sebagai produk sajian khusus. (JICA, 2009).

Meskipun demikian, seperti produk spesial lainnya, kopi arabika dari Sulawesi

Selatan harus memenuhi kualitas standar dalam hal aroma dan rasa. Dalam hal ini

banyak faktor yang harus dipertimbangkan pada selama proses pertanaman. Seperti

faktor iklim, ketinggian lahan, jenis tanah, proses budidaya, imput selama masa

pertanaman, proses pasca panen dan lainnya. karakter ekslusif dari kopi arabika telah

menjadi faktor pembatas produk ini untuk dikembangkan secara produk masal. (JICA.

2009)

Kontribusi penambahan nilai oleh kopi (arabika dan robusta) bernilai 17,6%

dari GRDP sub sektor perkebunan atau setara dengan 1,79% dari GRDP propinsi.

Separuh dari produk kopi diproses sebagai kopi giling atau kopi bubuk (51%) atau

Rp 353,653 juta dan lainnya terutama kopi arabika diperdagangkan di luar pulau

(39%). Pertambahan nilai kotor dari kopi giling dan kopi bubuk adalah Rp 8,5Miliyar.

Nilai join GVA dari kopi giling dan kopi bubuk di Sulawesi Selatan mencapai

Rp 529,8 Miliyar. Dengan kondisi ini kopi memiliki efek multiplier (meskipun tidak

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 36: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

19

Universitas Indonesia

terlalu signifikan) terhadap ekonomi propinsi dan juga memberikan pendapatan dari

perdagangan antar pulau. (JICA, 2009)

Kebanyakan areal kopi tersebar di Toraja, Enrekang, Gowa dan Sinjai di

Sulawesi Selatan dan Mamasa yang dulunya juga merupakan bagian dari Sulawesi

Selatan. Ekspor kopi seluruhnya dilakukan melalui pelabuhan Makassar dan nilai

ekspor tahunan kopi sekitar 3.000 dan 4.000 ton pada lima tahun terakhir.

Perdagangan juga terjadi antar provinsi termasuk Jakarta, Surabaya, dan Medan.

(JICA, 2009)

2.4 Penelitian Kualitatif

Metodologi penelitian kualitatif dewasa ini sudah semakin berkembang dan

digunakan dalam beragam bidang ilmu, khususnya ilmu-ilmu sosial, budaya,

peikologi, komunikasi, dan pendidikan. Bahkan dalam penelitian terapan, metodologi

ini sudah semakin banyak diminati dan diminta untuk dilakukan oleh beragam

sponsor, karena hasilnya berupa deskripsi dalam bentuk narasi yang rinci dan

mendalam, lebih mudah dipahami dan secara langsung manfaatnya mengarah lebih

jelas dan rinci pada saran operasional sebagai usaha perbaikan, dan juga dalam

menentukan pilihan untuk tindakan kebijakan bila dibandingkan dengan penelitian

kuantitatif. Dalam perkembangannya penelitian kualitatif, terdapat beragam istilah

yang sering menimbulkan beragam pertanyaan mengenai perbedaannya. (Sutopo,

2006).

Dalam sejarah perkembangan ilmu selama ini, perlu dipahami bahwa

pengaruh aliran positivisme sangat menonjol. Positivisme tersebut sebagai suatu

ideologi yang menjadi dasar utama berkembangnya jaman modernisme, secara nyata

dalam sejarah perkembangan pola pikir telah mendorong perkembangan ilmu

pengetahuan secara cepat dan meluas diberbagai bidang kehidupan. Ideologi ini

menjadi dasar utama bagi perkembangan penelitian kualitatif yang diterapkan pada

semua cabang ilmu, dan bahkan selama ini sering dipandang sebagai satu-satunya

bentuk penelitian yang benar dan ilmiah. Penelitian kualitatif dalam beragam

bentuknya pada dasarnya bersumber dari pola pikir penelitian bentuk rancangan

percobaan (penelitian eksperimental), yang menekankan pada aktivitas dalam wujud

uji coba perlakuan yang benar-benar dikendalikan oleh penelitinya (treatment).

(Sutopo, 2006)

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 37: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

20

Universitas Indonesia

2.4.1 Memahami Analisis Isi (Content Analysis)

Analisis Isi (Content Analysis) adalah teknik penelitian untuk membuat

inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replictable), dan data sahih dengan

memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi

komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi berisi pesan

dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun nonverbal. Sejauh ini,

makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwa komunikasi.

(Bungin, 2007).

Gagasan untuk menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian justru muncul

dari orang seperti Bernard Berelson (1959-489). Ia telah menaruh banyak perhatian

pada analisis isi. Berelson mendefinisikan analisis isi dengan ; content analysis is a

research technique for the objective, systematic and quantitative descriptive of the

manifest content of communication. (J.Vredenbregt : 1978;67 dalam Bungin, 2007).

Tekanan Berelson adalah menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian yang

objektif, sistematis dan deskriptif kuantitatif dari apa yang tampak dari komunikasi.

Kendatipun banyak kritik yang disampaikan pada definisi Berelson sehubungan

perkembangan analisis isi sampai hari ini, namun catatan mengenai objecktif dan

sistematis dalam analisis isi komunikasi yang tampak dalam komunikasi, menjadi

amat penting untuk dibicarakan saat ini. Salah satu tekanan Berelson dalam analisis

isi, yaitu desktiptif kuantitatif, akan dibicarakan pada pembicaraan penelitian

kualitatif. Hal ini menunjukkan bahwa analisis isi adalah teknik yang berisi ganda.

Analisis tersebut dapat digunakan pada teknik kuantitatif maupun kualitatif,

tergantung pada mana sisi peneliti memanfaatkannya. (Burhan, 2007)

Dalam penelitian kualitatif, analisis isi ditekankan pada bagaimana peneliti

melihat keajegan sisi komunikasi secara kualitatif, pada bagaimana peneliti

memaknakan isi komunikasi, membaca simbol-simbol, memaknakan isi interaksi

simbolilk yang terjadi dalam komunikasi. (Bungin, 2007)

2.4.2 Penggunaan Analisis Isi

Penggunaan analisis isi tidak berbeda dengan penelitian kualitatif lainnya.

Hanya saja, karena teknik ini digunakan pada pendekatan yang berbeda (baik

kuantitatif maupun kualitatif), maka penggunaan analisis isi tergantung pada kedua

pendekatan itu. Penggunaan analisis isi untuk penelitian kualitatif tidak jauh berbeda

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 38: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

21

Universitas Indonesia

dengan pendekatan lainnya. Awal mula harus ada fenomena komunikasi yang dapat

diamati, dalam arti bahwa peneliti harus lebih dulu dapat merumuskan dengan tepat

apa yang ingin diteliti dan semua tindakan harus didasarkan pada tujuan tersebut.

(Bungin, 2007)

Langkah berikutnya adalah memilih unit analisis yang akan dikaji, memilih

objek penelitian yang menjadi sasaran analisis. Kalau objek penelitian berhubungan

dengan data-data verbal (hal ini umumnya ditemukan dalam analisis isi), maka perlu

disebutkan tempat, tanggal, dan alat komunikasi yang bersangkutan. Namun, kalau

objek penelitian berhubungan dengan pesa-pesan dalam suatu media, perlu dilakukan

identifikasi terhadap pesan dan media yang menghantarkan pesan itu.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian

dengan judul “Mempertahankan Profitabilitas Industri Kopi Toraja” oleh Tony

Marsh (Konsultan Kopi) dan Jeff Neilson (Universitas Sydney) tahun 2007. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa Harga di tingkat petani di Sulawesi telah

merupakan salah satu harga yang paling tinggi di dunia, dan persentase yang diterima

petani dari harga FOB adalah sekitar 70%, walaupun bagian di dalam harga eceran

akhir masih rendah. Peluang untuk meningkatkan persentase harga di tingkat petani

dari harga FOB terkait erat dengan pengembangan kapasitas kelembagaan petani.

Sementara peluang untuk meningkatkan bagian petani di dalam harga eceran akhir

masih terbatas pada saat ini. Pada masa yang akan datang diharapkan bahwa hal ini

bisa dihubungkan dengan kapasitas kelembagaan di Sulawesi untuk terlibat di dalam

pengembangan mutu di sepanjang proses rantai pasokan.

Para petani kopi Toraja mungkin memiliki peluang untuk meningkatkan hasil

panen melalui pengenalan teknik budidaya dasar, termasuk penanganan kesuburan

lahan, pengendalian terhadap serangan hama, pemangkasan dan rehabilitasi. Hingga

pada saat ini, mereka belum memiliki akses ke pelayanan penyuluhan yang bisa

diandalkan. Selain itu juga terdapat sejumlah permasalahan tentang keinginan petani

untuk mengintensifkan kegiatan budidaya mereka akibat ketidaktersediaan modal,

besarnya biaya kesempatan, kurang tersedianya buruh tani, dan keberadaan risiko

kerugian. Kesemua ini memerlukan pengkajian lebih lanjut.

Sertifikasi merupakan sebuah realita yang berkembang di dalam sistem kopi

Sulawesi, walaupun belum ada kejelasan tentang apakah sistem ini akan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 39: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

22

Universitas Indonesia

meningkatkan pendapatan petani dan siapa yang akan menanggung biaya sertifikasi

tersebut. Perusahaan-perusahaan perdagangan kopi internasional memiliki

pengalaman yang memadai di dalam melaksanakan sistem seperti ini dibandingkan

para eksportir Indonesia, oleh karena itu merekalah yang kemungkinan akan

menerima keuntungan pasar dari penerapan sistem ini. Sertifikasi mempersyaratkan

kelembagaan petani, yang masihlah sangat lemah di wilayah Sulawesi. Perhatian

perlu diberikan untuk memastikan bahwa sertifikasi tidak malah menjadi perangkap

atas petani oleh pembeli tunggal, yang akan merusak lingkungan pembelian tingkat

petani yang kompetitif di Sulawesi. Ujian utama atas program sertifikasi adalah

tentang apakah program ini juga akan menguntungkan petani selain pihak perusahaan

tentunya.

Industri kopi di Sulawesi secara nyata telah diuntungkan oleh pembelian pihak

Starbucks. Kegiatan dan akses Starbucks sebaiknya tidak dibatasi. Akan tetapi,

industri kopi di Sulawesi harus mempertimbangkan risiko akibat hanya memiliki

pembeli tunggal serta berupaya untuk memperluas keberagaman pasar sebagai upaya

untuk memastikan bahwa rantai pasar yang lebih kecil tidak terabaikan. Terdapat

risiko bahwa pembeli potensial lainnya akan kehilangan minat atas kopi Sulawesi

apabila mereka tidak memperoleh akses terhadap mutu dan jumlah yang diinginkan,

akibat tekanan persaingan di pasar kopi Sulawesi. Pengembangan mutu yang khas dan

pasar terspesialisasi dengan menggunakan kombinasi varietas, lokasi dan teknologi

pengolahan akan memungkinkan bagi pedagang dan eksportir berskala kecil untuk

mempertahankan hubungan pasar dengan pembeli selain Starbucks. Hal ini akan

membantu menjaga image dan hubungan kopi Sulawesi dengan pasar lainnya (Eropa,

Jepang, AS), walaupun jumlah yang dihasilkan kecil. Apabila Starbuck ternyata

kemudian memutuskan hubungan kerjasama dengan Sulawesi, maka pasar-pasar ini

akan dapat berkembang dengan cepat menggantikan posisi Starbucks.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 40: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

23

Universitas Indonesia

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperlukan data primer dan data skunder. Data primer yang

dibutuhkan akan diperoleh melaui beberapa cara yaitu observasi, wawancara, dokumentasi.

Data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti yang tercantum

pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data Primer

Data Primer

Variable Sumber Data Cara memperoleh

2. Harga

Petani Wawancara, observasi

Pedagang, Eksportir Wawancara, observasi

Konsumen Anlisis Isi

3. Lokasi penjualan Petani

Wawancara, observasi, dokumentasi

Pedagang Wawancara, observasi, dokumentasi

4. Sertifikasi Petani Wawancara, observasi

5. Kualitas Petani

Wawancara, observasi, dokumentasi

Konsumen (Website) Analisis Isi

6. Pendapatan Petani Wawancara, observasi

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 41: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

24

Universitas Indonesia

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Data

Sekunder

Variable Sumber Data Cara memperoleh

1. Peta Administrasi Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Enrekang.

2. Peta Administrasi Kota Makassar

3. Peta Dunia yang meliputi lokasi pasar global (internasional)

4. Peta Jaringan Jalan Provinsi Sulawesi Selatan

5. Daftar pasar tradisional di Kabupaten Tana Toraja, Toraja Utara, dan Enrekang.

6. Daftar Eksportir Kopi Arabika Makassar.

7. Daftar volume ekspor kopi Sulawesi beserta negara tujuan

1. Peta Rupabumi Bakosurtanal skala 1 : 50.000

2. Global Mapping Promotional Maps Skala 1:1.000.000

3. Divisi Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah Universitas Hasanudin Makassar.

4. Badan Pusat Statistik Kabupaten.

5. Laporan Akhir JICA Technical Cooperation Project, Divisi Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah, Universitas Hasanudin Makassar.

6. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan.

Keterangan : Data

sekunder bersifat

membantu dan

melengkapi data primer.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 42: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

25

Universitas Indonesia

Cara perolehan data, yaitu :

a. Observasi

Penelitian ini menggunakan observasi berperan aktif. Observasi berperan aktif

merupakan cara khusus dan peneliti tidak bersikap pasif hanya sebagai pengamat,

tetapi memainkan berbagai peran (peneliti terlibat langsung dalam kehidupan

keseharian masyarakat selama melakukan observasi di lapangan) dimungkinkan

dalam suatu situasi yang berkaitan dengan penelitiannya dengan

mempertimbangkan posisi yang bisa memberikan akses yang bisa diperoleh

untuk bisa dimanfaatkan bagi pengumpulan data yang lengkap dan mendalam.

(Sutopo, 2006)

b. Wawancara

Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawacara terstruktur

(structured interview) dan wawancara tidak terstruktur (unstructured interview).

Wawancara terstruktur (structured interview) merupakan jenis wawancara yang

sering juga disebut wawancara terfokus yang biasa digunakan dalam penelitian

kualitatif. Sedangkan wawancara tidak terstruktur (unstructured interview)

dilakukan sebagai teknik wawancara mendalam, karena peneliti merasa tidak tahu

mengenai apa yang terjadi sebenarnya dan ingin menggali informasi secara

mendalam dan lengkap dari nara sumbernya.

Pada penelitian ini dilakukan wawancara terstruktur dan mendalam dengan 30

orang petani di setiap lokasi penelitian. Sehingga jumlah petani yang

diwawancara sekitar 90 orang. Pada 10 orang petani yang dianggap sangat

memahami pertanyaan penulis dapat dijadikan acuan untuk 20 orang lainnya. Jika

terdapat perbedaan informasi maka digunakan untuk melengkapi informasi

sebelumnya. Jika terdapat persamaan informasi maka 20 informan akan tetap

diwawancara untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Wawancara dilakukan

pula dengan pedagang di setiap pasar yang dikunjungi penulis. Penulis

mewawancarai tengkulak dan eksportir yang terlibat dalam rantai kopi lokal.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 43: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

26

Universitas Indonesia

c. Internet Research (Penelusuran data melalui website)

Penelitian ini menggunakan internet research (penelusuran informasi melalui

berbagai website yang berkaitan dengan kopi spesialti yang berasal dari

Sulawesi). Untuk mengetahui persepsi dan pandangan konsumen di pasar global

(internasional) mengenai kopi Sulawesi, untuk mengetahui harga kopi teraktual

(ter-update) yang dijadikan standar harga kopi dunia di International Coffee

Organization (www.ico.org) peneliti menggunakan internet research yang

kemudian akan di analisis dengan menggunakan Analisis Isi (content analysis).

Peneliti mengambil sebanyak 10 website di dunia internasional atau pasar global

yang memiliki pengaruh dan penting terhadap keberadaan kopi Sulawesi di pasar

global dan dunia internasional. Website yang dipilih baik website roster kopi.

website peneliti kopi, website asosiasi kopi internasional dan nasional, website

universitas, website pencinta kopi maupun website pedagang kopi di kancah

global (importers atau buyers). Website tersebut haruslah memiliki kriteria :

1. Website tersebut resmi dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.

2. Website terpercaya dan bukanlah website yang hanya berisi iklan semata.

3. Website yang merupakan roster kopi dunia, merupakan roster yang memiliki

reputasi dan stigma yang baik dimata masyarakat dunia. Roster juga harus

memiliki track record penjualan serta loyalitas konsumen yang baik.

4. Website universitas yang resmi dengan kode belakang .ac ; .edu sedangkan

website pemerintah resmi dengan kode belakang .gov atau kode negara tertentu

misalnya .us untuk negara Amerika Serikat, .au untuk negara Australia, .nl untuk

negara Belanda, .jp untuk negara Jepang, dan lainnya.

5. Website tidak mengandung polemik yang dapat menimbulkan perdebatan.

6. Jika website tersebut merupakan website pencinta kopi dunia, maka perlu

dilakukannya pengecekan terhadap profil pemilik blog tersebut dan track record-

nya berkaitan dengan kecintaannya terhadap kopi spesialti.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 44: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

27

Universitas Indonesia

d. Dokumentasi

Penelitian ini dengan mendokumentasikan kegiatan pertanian kopi yang

dilakukan petani, proses kopi setelah dipanen, kegiatan jual beli kopi baik di

rumah petani maupun di pasar lokal, kegiatan yang dilakukan pegawai di

perusahaan ekspor kopi, semua kegiatan yang dilakukan peneliti yang berkaitan

dengan penelitian selama survey di lokasi penelitian dengan menggunakan

kamera dijital.

3.2 Pengolahan Data

Untuk melakukan penelitian ini peneliti membagi data menjadi dua kelompok

yaitu data rantai kopi lokal yang meliputi pemain-pemain kopi yang terdapat di rantai

kopi lokal yaitu petani, pedagang pengumpul, pedagang besar di pasar, eksportir,

perusahaan ekspor kopi Sulawesi, serta bagaimana pemerintah (melalui Dinas

Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan) melakukan pengaturan

terhadap kegiatan ekspor kopi Sulawesi sebelum memasuki pasar internasional.

Sedangkan kelompok data yang ke dua yaitu data yang berasal dari pemain kopi di

pasar global (internasional) yaitu berupa data permintaan pasar global terhadap kopi

Sulawesi, harga kopi Sulawesi dipasar global, adanya sertifikasi kopi yang di

cetuskan NGO dunia, serta perspektif dan pandangan masyarakat dunia terhadap cita

rasa kopi Sulawesi.

Kemudian kedua kelompok data ini akan terhubung dan terkait oleh adanya satu

persepsi yaitu persepsi dunia (global) terhadap keberadaan kopi Sulawesi dan juga

respon pemain kopi lokal terhadap dinamika global yang terjadi. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Setelah itu penulis melakukan

kategorisasi beberapa tema sesuatu variable yang dipisahkan berdasarkan asal lokasi

penelitian. Pada gambar 3.1 terlihat data yang berasal dari rantai lokal, meliputi lokasi

penjualan, harga, kualitas, sertifikasi, dan pendapatan. Kemudian data ini dilakukan

pengolahan data pertama dan kedua. Pada pengolahan data pertama yaitu adanya

perbedaan harga berdasarkan lokasi yang berasal dari variabel lokasi penjualan dan

harga. Kemudian pembentukan harga yang berasal dari variabel harga dan kualitas

yang selanjutnya akan digabungkan dengan jaminan terhadap pengawasan mutu yang

merupakan penggabungan dua variabel yaitu kualitas dan sertifikasi.Sementara

penggabungan sertifikasi dan pendapatan menghasilkan kompensasi yang diterima

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 45: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

28

Universitas Indonesia

petani pada pengolahan data satu yang kemudian digabungkan dengan jaminan

terhadap pengawasan mutu. Setelah pengolahan data dua maka akan dilanjutkan

dengan tahap analisis data.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 46: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

29

Universitas Indonesia

Harga yang tinggi untuk kualitas dan cita rasa yang

terjaga

Dinamika Kopi Sulawesi di Pasar Global dan Pengaruhnya Terhadap

Rantai Kopi Lokal di Sulawesi Selatan

Pembentukan harga

Geomer Penelitian

Analisis 1

Data

Pengolahan Data 1

Analisis 2

Pengolahan Data 2

Kompensasi yang diterima petani

Harga

Daerah Penghasil Kopi di Sulawesi Selatan

Lokasi Penjualan Kualitas Sertifikasi Pendapatan

Jaminan terhadap pengawasan mutu

Perbedaan harga berdasarkan lokasi

Adanya berbagai bantuan dari Buyers atas upaya

petani dalam mepertahankan kualitas

setalah dilakukan sertfikasi

Perspektif global terhadap cita rasa mempengaruhi setiap rantai kopi lokal

Metodologi

Analisa

Gambar 3.1. Alur Kerja Penelitian

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 47: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

30

Universitas Indonesia

3.3 Analisis data

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan analisis

kualitatif deskriptif yang menekankan pada makna dan proses. Metode analisis

yang dilakukan yaitu :

1. Melakukan penilaian kembali kategorisasi yang sudah dilakukan pada pengolahan

data sebelumnya. Kategorisasi meliputi persamaan-persamaan dan perbedaan data

yang menjadi variabel penelitian, yaitu persamaan dan perbedaan lokasi, harga,

kompensasi, kualitas, sertifikasi, dan tanggapan petani. Penilaian dilakukan

berdasarkan keterkaitan di dalamnya, hubungan sebab akibat, serta persamaan dan

perbedaan ketiga lokasi penelitian.

2. Mengidentifikasi kategorisasi dan data serta mencari hubungan keterkaitan

didalamnya lebih lebih komprehensif.

3. Memberikan penafsiran terhadap semua tahapan analisis yang dilakukan sehingga

dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini.

Sementara untuk menganalisis data yang berkaitan dengan pasar global dan

perspektif global terhadap lokal dilakukannya analisis isi. Dalam penelitian ini

analisis isi yang digunakan yaitu Analisis Isi Pragmatis, dimana klasifikasi dilakukan

terhadap tanda menurut sebab-akibatnya yang mungkin. (Bungin, 2001). Dalam

penelitian ini analisis isi yang dilakukan terhadap beberapa website dengan kriteria

yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu untuk mengetahui bagaimana persepsi dan

pendapat pasar global yang dalam hal ini konsumen dari kopi Sulawesi terhadap cita

rasa kopi Sulawesi itu sendiri. Selain itu untuk mengetahui tingkat loyalitas konsumen

terhadap kopi Sulawesi ketika masyarakat dunia mengalami krisis ekonomi apakah

masih mengkonsumsi kopi toraja atau tidak terkait harganya yang relatif mahal.

Penelitian ini menggunakan Analisis Isi karena Analisis Isi dianggap analisis yang

tepat untuk mengetahui kondisi kopi di pasar global, perspektif konsumen kopi global

terhadap kopi toraja serta dinamika global yang terjadi karena sangat tidak

mungkinnya dilakukan observasi atau wawancara di pasar global selain karena

masalah biaya juga waktu.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 48: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

31

Universitas Indonesia

3.4 Alur Pikir Penelitian

Alur pikir penelitian ini diawali dengan produk komoditi yang berupa kopi

Sulawesi (Kopi Toraja dan Kalosi) yang masuk tataran global dengan kopi spesialti.

Kemudian kopi Sulawesi ini memiliki rantai kopi lokal yaitu petani selaku produsen

kopi, pedagang, pengumpul yang mengumpulkan dan membeli kopi dari petani, lalu

pasar yang merupakan tempat bertemunya pedagang dan petani baik itu pedagang

pengumpul maupun pedagang besar, lalu eksportir yang merupakan pintu menuju

pasar global (pasar internasional) diluar negeri. Petani sendiri memiliki kemampuan

men-supply kopi ke pasar global, karena kondisi panen kopi yang berbeda-beda setiap

tahunnya sehingga supply dari petani ini akan mempengaruhi harga disamping adanya

demand (permintaan) dari pasar global.

Pada gambar 3.2 terlihat adanya pembagian antara alur yang terjadi di lokal

dan global. Beberapa faktor yang mempengaruhi dan dijadikan aspek penting dalam

penelitian ini adalah faktor pengetahuan petani akan budidaya kopi, faktor teknologi

yang digunakan petani dalam memproses kopi yang petani panen, faktor ketidak

puasan petani akan harga yang petani akan harga yang diperoleh, faktor pendapatan

petani yang mempengaruhi persepsi petani dan perilaku petani terhadap kopi yang

petani miliki, faktor kualitas kopi yang dihasilkan petani, dan faktor jumlah produksi.

Kemudian faktor-faktor tadi bertemu dengan strategi-strategi yang dilakukan petani

baik strategi produksi, pembentukan harga dan distribusi. Komponen terpenting

pembentuk rantai lokal kopi Sulawesi yaitu petani, pedagangan, dan eksportir.

Sehingga terbentukla rantai kopi lokal yang kemudian akan bertemu dengan kondisi

kopi Sulawesi di pasar global.

Selanjutnya dari pasar global sendiri berkaitan erat dengan adanya sertifikasi

yang berlaku pada produk komoditi kopi, disini sertifikasi sendiri dilakukan oleh

NGO internasional dan terdapat kompensasi di dalamnya. Lalu di pasar internasional

ada konsumen penikmat kopi (pencinta kopi) karena Kopi Specialty Arabika Toraja

maupun Kalosi dalam penelitian ini merupakan kopi yang tidak semua orang suka,

berbicara kopi terkait pada manusianya sehingga akan menimbulkan suatu persepsi

atau pandangan konsumen yang dalam hal ini pencinta kopi dunia terhadap produk

kopi itu sendiri. Pada gambar 3.2 juga selain sertifikasi, harga, kualitas, dan jumlah

permintaan menjadikan adanya dinamika kopi Sulawesi di pasar global. Selain itu

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 49: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

32

Universitas Indonesia

dengan adanya sertifikasi petani kemudian menerima harga premium dan kompensasi

berupa bantuan yang berasal dari buyers (pembeli global).

Sehingga pada akhir alur penelitian ini akan adanya pertemuan antara kondisi

dan tanggapan konsumen global dengan kondisi di rantai lokal yang menyebabkan

dinamika kopi Sulawesi di pasar global dan pengaruhnya terhadap rantai kopi lokal di

Sulawesi Selatan.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 50: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

33

Universitas Indonesia

Global

Lokal

Tuntutan permintaan kopi dunia

Tuntutan kualitas kopi dunia yang tinggi

Dinamika pasar global

Tuntutan NGO dunia mengenai lingkungan

Harga kopi dunia

Kompensasi dan harga premium Sertifikasi

Komponen : Eksportir Pedagang Petani

Faktor Ketidakpuasan

Faktor Pendapatan

Faktor Teknologi

Strategi produksi

Strategi pembentukan harga

Strategi distribusi

Rantai Kopi Lokal

Kondisi di pasar global dan tanggapan konsumen

Dinamika Kopi Sulawesi di Pasar Global dan

Pengaruhnya Terhadap Rantai Kopi di Sulawesi

Selatan

Negara Tujuan Ekspor Kopi Sulawesi : Afrika Selatan, Amerika Serikat Australia, Belanda Belgia , China, Denmark, Georgia, Hongkong, Inggris, Islandia, Israel, Italia, Jepang Jerman, Korea Selatan, Meksiko, Mesir, Rusia, Singapura, Swedia, Taiwan,

Faktor Pengetahuan

Faktor Kualitas

Faktor Jumlah Produksi

Gambar 3.2. Alur Pikir Penelitian

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 51: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

34

Universitas Indonesia

BAB IV

DINAMIKA DAN IMPLIKASI KOPI SULAWESI

4.1 Lokasi Produksi Kopi Sulawesi

Provinsi Sulawesi Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang

memiliki komoditas penting dunia berupa kopi. Kualitas kopi yang dihasilkan sangat

beragam. Terdiri atas ; kopi dengan kualitas sangat buruk, kopi sisa-sisa pemilihan

yang tekstur (body) berlubang dan terpecah-pecah sehingga dikenal dengan istilah

‘kopi asalan’, kopi kualitas sedang yang hanya mampu menembus pasar lokal, serta

kopi dengan kualitas tinggi yang mampu menembus pasar dunia dengan permintaan

terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2011 hasil panen kopi Sulawesi sangat

rendah, panen tahun 2011 hanya mampu menghasilkan sekitar 20% kopi dari tahun

sebelumnya, 2010. Data yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan

pada bulan Juni 2011 menunjukkan bahwa dalam kurun waktu enam bulan yaitu

bulan Januari hingga Juni 2011 Sulawesi hanya mampu mengekspor 637.710 ton

dibandingkan tahun 2010 dengan total ekspor sebesar 3.161.412 ton, dengan

presentasi sekitar 20,17%.

Sementara dari keseluruhan luasan Provinsi Sulawesi Selatan tidak semua

lokasi mampu menghasilkan kopi. Hanya beberapa kabupaten saja yang mampu

memproduksi kopi yaitu Kabupaten Enrekang, Kabupaten Toraja yang saat ini

terpisah menjadi Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara, Kabupaten

Gowa, Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Mamasa. Sementara kabupaten – kabupaten

yang lain sama sekali tidak menghasilkan kopi. Hal itu disebabkan oleh perbedaan

karakteristik fisik wilayah juga ketinggian tempat.

Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Enrekang

adalah kabupaten – kabupaten yang memiliki karakter fisik serta ketinggian tempat

yang baik untuk budidaya kopi Arabika. Kopi Arabika di Sulawesi Selatan terbagi

menjadi dua brand yang terkenal bahkan mendunia yaitu Kopi Toraja dan Kopi

Kalosi. Namun, di pasar global kedua kopi ini banyak yang lebih mengenalnya

dengan sebutan kopi Sulawesi. Jadi kopi Sulawesi yang dimaksud disini adalah kopi-

kopi yang berasal dari Kabupaten Toraja (termasuk Kabupaten Tana Toraja dan

Kabupaten Toraja Utara) dan Kabupaten Enrekang. Kopi jenis Robusta sendiri

dengan brand Kopi Toraja dapat ditemukan di Kabupaten Toraja. Karena perbedaan

cita rasa dan karakter kopi, kopi jenis Robusta hanya mampu masuk di pasaran lokal,

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 52: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

35

Universitas Indonesia

baik itu di pasar Sulawesi Selatan, pasar Jawa, dan Bali. Kopi jenis Robusta tidak

mampu bersaing di pasar internasional. Pada umumnya pasar internasional lebih

banyak menyenangi kopi jenis Arabika. Meskipun demikian sepanjang tahun 2005

hingga 2011 kopi jenis Robusta pernah di ekspor ke Korea Selatan dan Jepang pada

tahun 2009 dan 2010. Sebelum dan sesudahnya tidak lagi ada permintaan untuk

ekspor kopi jenis Robusta. Berbeda dengan kopi jenis Arabika dengan catatan tahun

2005 hingga 2011 sebanyak 22 negara di dunia dengan permintaan tertinggi selalu

negara Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan eksistensi kopi Sulawesi jenis Arabika

di dunia.

Gambar 4.1. Peta Daerah Penghasil Kopi di Sulawesi Selatan Sumber : Marsh dan Neilson, 2007

Lalu bagaimana dengan kopi-kopi yang dihasilkan dari Kabupaten Mamasa,

Gowa dan Sinjai? Kopi – kopi yang berasal dari ke tiga kabupaten ini memiliki

kualitas yang sangat berbeda jauh dengan kopi yang berasal dari Kabupaten Toraja

dan Enrekang. Kopi tersebut berdasarkan sejarah dan perkembangannya memiliki

permasalahan terkait kualitas (mutu kopi) sehingga pada pendistribusiannya kopi –

kopi ini tidak pernah bisa menembus pasar internasional.

Terlihat pada gambar 4.1 ketiga lokasi penelitian. Lokasi penelitian yang

pertama yaitu Desa Benteng Alla’ Utara. Desa Benteng Alla’ Utara termasuk kedalam

daerah administrasi Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Desa

Benteng Alla‘ Utara memiliki luas desa sekitar 111.4 m2, dengan jumlah dusun

sebanyak enam yaitu : To’ue, Alla, Lo‘ko’ Tolemo, Loko Bulan, Tangsa, dan Rodo-

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 53: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

36

Universitas Indonesia

rodo. Desa ini berbatasan langsung dengan Desa Kaduaja, Kapupaten Tana Toraja di

sebelah Utara, Desa Tongko di sebelah Timur, Desa Salu Kuse di bagian Selatan dan

Desa Tatongloan di bagian Barat.

Desa Benteng Alla’ Utara adalah sebuah desa yang jauh di pedalaman

Kabupaten Enrekang dan dengan kondisi sulit transportasi. Masyarakat sekitar pada

umumnya menggunakan kendaraan roda dua (ojek) sebagai sarana transportasi atau

berjalan kaki. Jalan sebagai infrastruktur terpentingpun sebagian besar rusak dan

berlubang, terlebih jalan dari pusat kecamatan atau pasar sebagai tempat yang penting

dan pusat orang berdatangan dari berbagai penjuru desa yang berkelok-kelok,

sehingga sebagian besar masyarakat masih mengandalkan berjalan kaki terutama

karena biaya ojek dari Benteng Alla’ Utara menuju ke pasar dan kecamatan terhitung

mahal. Untuk masyarakat lokal kisaran ongkos sekitar Rp 35.000,- sementara

pendatang sekitar Rp 50.000,- hingga Rp 100.000,- jika tidak mampu menawar. Hal

ini membuktikan bahwa desa ini benar-benar berada di pedalaman. Kondisi

penanaman kopi di desa terurus dan terkordinasi dengan baik. Peran koperasi dan

kelompok tani sangat membantu. Meskipun permasalahan yang terjadi sering kali

adanya petani kopi yang berkeinginan mengganti lahannya dengan tanaman lain. Di

desa ini kopi Sulawesi, khususnya yang di kenal dengan brand Kopi Kalosi tumbuh

sangat baik. Kecamatan Kalosi sendiri pada dasarnya tidak memiliki kekhasan

budidaya kopi. Budidaya kopi lebih banyak ditemukan di Kecamatan Alla’.

Lokasi penelitian selanjutnya yaitu Lembang Ranteuma. Ranteuma adalah

sebuah desa (masyarakat Toraja menyebutnya Lembang) yang jauh dari jangkauan

aksesibilitas, pedalaman, dan masih sangat tertinggal. Lembang Ranteuma ini

termasuk kedalam Kecamatan Buntupapasan Kabupaten Toraja Utara. Lembang

Ranteuma ini berdasarkan toponimi penamaannya yaitu berasal dari kata ‘Rante’ yang

artinya rantai, karena topografinya yang bergunung-gunung, berbukit – bukit dan

lembah serta membentuk seperti rantai yang tidak terputus. Sehingga bentang alam ini

sangat tidak memungkinkan untuk mobilisasi masyarakat yang tinggi. Ojek pribadi-

pun sangat jarang melalui jalanan Lembang Ranteuma, selain masyakarat Ranteuma

sendiri yang mempunyai sepeda motor dan sudah mahir mengendarai sepeda motor

pada jalanan yang rusak dan tidak layak. Selain kerusakan infrastruktur jalan yang

mempersulit mobilisasi juga karena jauh dan tingginya tempat. Jika menggunakan

ojek pribadi penduduk lokal yang sudah mahir mengendarainya dibutuhkan waktu

sekitar empat jam dari pusat Kota Rantepao menuju Lembang Ranteuma dengan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 54: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

37

Universitas Indonesia

kisaran biaya ojek Rp 50.000,- untuk masyarakat setempat dan Rp 80.000,- hingga Rp

100.000,- untuk pendatang. Namun sayangnya, dengan harga semahal itu sangat

jarang sekali sepeda motor pribadi melintas dengan motornya hingga Ranteuma.

Secara umum Lembang Ranteuma terletak pada ketinggian 1500 meter hingga

di atas 1900 meter di atas permukaan laut. Dengan curah hujan yang tinggi, terlebih

saat penulis berada di lokasi pada tanggal 09-15 Juli 2011 hampir setiap hari turun

hujan, sekalipun tidak hujan cuacanya sangat dingin, selalu turun kabut setiap di atas

pukul 12 siang. Penggunaan lahan didominasi oleh perkebunan rakyat baik

perkebunan kopi, tamarela (masyarakat setempat menyebutnya ‘terong belanda‘)

maupun kebun campuran, sawah baik sawah tadah hujan maupun sawah irigasi, hutan

terlihat jajaran hutan pinus saat memasuki Lembang Ranteuma.

Dengan ketinggian tempat tersebut maka hasil kopi Arabika Toraja yang

berasal dari Lembang Ranteuma merupakan hasil kopi dengan dengan citarasa tinggi.

Karena kopi arabika akan semakin baik cita rasanya dengan ketinggian semakin

tinggi. Oleh karena itu PT Toarco Jaya melakukan perkebunan kopi arabika

percobaan di Lembang Ranteuma. Budidaya kopi Lembang Ranteuma masih

tergolong rendah. Petani di Ranteuma tidak terkordinasi dengan baik seperti di

Benteng Alla’, kebanyakan petani berbekal keahlian turunan dari orangtua. Peran PT

Toarco Jaya di Lembang Ranteuma sangat terasa, terlebih dengan adanya perkebunan

milik PT Toarco Jaya, pembelian langsung yang dilakukan PT Toarco Jaya, serta

terdapat satu lokasi di Pulu-pulu yang menjadi ‘incaran’ PT Toarco Jaya. Karena

secara alami, kualitas kopi Arabika Ranteuma dan Pulu-pulu tidak diragukan lagi.

Penduduk Lembang Ranteuma hampir seluruhnya bermatapencaharian sebagai

petani dan peternak. Petani produk komoditi seperti kopi dan kakao juga tamarela.

Sementara penduduk berternak yaitu ternak kerbau dan babi. Jumlah penduduk

Lembang Ranteuma dodominasi oleh penduduk berusia belum produktif dan sudah

tidak produktif. Penduduk yang berusia produktif pada umumnya tidak tinggal di

Lembang Ranteuma, hanya sebagian kecil saja.

Lokasi penelitian yang ke tiga yaitu Benteng Ambeso. Benteng Ambeso

adalah satu-satunya lokasi penelitian yang masih dilalui oleh angkutan umum (pete-

pete) yang berupa angkutan dengan mobil sejenis panther atau kijang.

Keberadaannya desanya tidak seperti dua desa sebelumnya yang cenderung berada

dipedalaman. Desa Benteng Ambeso walapun jauh dari kota, namun masih memiliki

insfrastrukutur jalan beraspal hitam. Meskipun waktu untuk mencapai Desa Benteng

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 55: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

38

Universitas Indonesia

Ambeso membutuhkan waktu sekitar tiga jam perjalanan dari kota Makale (Ibukota

Kabupaten Tana Toraja).

Desa Benteng Ambeso termasuk dalam Kecamatan Gandang Batu Silanan,

Kabupaten tana Toraja berada ketinggian sekitar 1200 – 1500 meter di atas

permukaan laut dengan suhu maksimum sekitar 240C dan suhu terendah yaitu 140C

pada malam hari suhu tidak se-ekstrim dua wilayah yang lain. Jumlah penduduk Desa

Benteng Ambeso mencapai 1774 Jiwa dengan jumlah laki-laki 934 jiwa dan 840

perempuan, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 418 Kepala Keluarga dengan

proporsi 90% adalah petani. Interaksi petani dengan pedagang di desa ini sangat

tinggi juga lokasi dan aksesiblitas.

Budidaya kopi baik dari segi penanaman, pemeliharaan, dan pemrosesan kopi

sudah sangat baik. Petani memahami betul bagaimana memperlakukan kopi yang

mereka miliki. Perkebunan kopi rakyat di desa ini sangat terurus. Perkebunan kopi

milik rakyat di desa ini berkisar antara 1,5 – 3 hektare yang tersebar di beberapa

lokasi, bukan satu hamparan utuh. Sebagian besar petani menanami halaman

rumahnya dengan kopi. Sebagian besar petani pula mempunyai kebun kopi yang

lokasinya sedikit jauh. Baik kopi yang berlokasi dekat dengan tempat tinggal petani,

maupun kopi yang berada jauh di kebun, keberadaannya tetap terurus dengan baik.

4.2 Kondisi Kopi Sulawesi di Rantai Lokal

Kopi Sulawesi yang dimaksud dalam penelitian ini sebagaimana yang

sebelumnya penulis kemukakan bahwa kopi Sulawesi adalah kopi Arabika yang

berasal dari tiga lokasi penanaman kopi di Kabupaten Toraja, Toraja Utara dan

Enrekang, baik kopi rakyat (small holder farmer) maupun kopi yang berasal dari

perusahaan perkebunan. Kopi yang berasal dari perkebunan jumlahnya tidak sebanyak

kopi yang berasal dari perkebunan rakyat, namun memiliki peranan yang sangat

penting dalam kaitannya dengan eksistensi kopi Sulawesi di pasar internasional.

Perilaku petani kopi sangat berbeda antara lokasi penelitian yang satu dengan

lokasi penelitian lainya. Petani memiliki alasan tersendiri dalam hal pengelolaan kopi

mereka, baik itu alasan dalam segi cost (biaya), waktu, pengetahuan, jumlah kopi

yang petani panen dari perkebunan kopi mereka, maupun kebutuhan mendesak yang

sifatnya tiba-tiba. Petani sendiri pada umumnya memiliki standar pengelolaan yang

baik, mereka memahami bagaimana seharusnya memperlakukan kopi yang mereka

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 56: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

39

Universitas Indonesia

panen, terutama dalam kaitanya dengan keinginan untuk mendapatkan ‘bonus’ atau

premium price (harga premium). Sebagian besar stimulus ini menjadikan petani jauh

lebih giat dalam melakukan pengelolaan kopi yang baik dan sesuai dengan anjuran

pembeli (buyers). Petani juga mendapatkan penyuluhan secara berkala baik itu yang

diberikan oleh perusahaan kopi yang juga membeli kopi dari perkebunan kopi rakyat

maupun penyuluhan kopi yang diberikan oleh pemerintah untuk kelompok-kelompok

tani pedesaan.

Secara umum petani di ketiga lokasi penelitian memiliki pengetahuan yang

sangat baik terhadap pemrosesan kopi pasca panen. Terutama petani yang tergabung

dalam kelompok-kelompok tani dan koperasi tani. Petani juga mendapatkan

mengawasan mutu yang baik dengan adanya perusahaan kopi yang juga membeli kopi

dari petani kopi. Karakteristik pengusahaan kopi inilah yang kemudian menjadi

penentu akan harga yang nantinya petani peroleh dari penjualan kopi mereka.

Semakin baik dan sesuai kaidah pengelolaan kopi yang baik, semakin baik pula hasil

pemrosesan kopi petani. Hal ini akan terkait dengan tinggi rendahnya harga yang akan

diperoleh petani.

Penurunan hasil panen tahun 2011 ini menjadikan petani hanya mampu

menghasilkan sekitar 10% dari hasil panen tahun – tahun sebelumnya. Kondisi kopi

yang sedikit menyebabkan pembentukan harga kopi yang terjadi di ketiga lokasi

penelitian menjadi sangat tinggi. Harga yang petani peroleh terakhir (panen tahun

2010), dengan harga tertinggi sekitar Rp 9.000,- per liter poco1 (liter gunung)

kemudian meningkat signifikan dengan harga tertinggi ditahun 2011 yaitu Rp

23.000,- per liter poco (liter gunung) yang sebagian besar petani di ketiga lokasi

penelitian sudah puas dengan harga yang mereka peroleh, namun masih banyak

petani-petani yang tidak puas dengan harga kopi yang mereka peroleh. Petani

memiliki banyak alasan atas ketidakpuasannya, terutama tuntutan ekonomi dan

semakin tingginya angka kebutuhan hidup.

Kondisi infrastruktur jalan yang buruk di desa-desa terpencil yang justru

menjadi sentra penanaman kopi rakyat, tidak adanya kendaraan yang menopang

pendistribusian kopi rakyat yang baik membuat petani lebih banyak menunggu

pembeli di rumah-rumah mereka. Petani lebih banyak menunggu pedagang di rumah-

rumah mereka, pedagang yang akan mendatangi petani kemudian membeli kopi milik

1 Poco atau liter poco adalah literan yang membiarkan kopi menggunung, atau disebut juga liter gunung.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 57: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

40

Universitas Indonesia

petani, hal ini sangat memungkinkan adanya ‘pemesanan’ kopi. ‘Pemesanan’ kopi

yang dimaksud adalah ketika petani dalam kondisi terdesak dan membutuhkan uang,

maka petani akan meminjam uang terlebih dahulu kepada pedagang dan ketika petani

memiliki kopi maka petani akan menyerahkannya kepada pedangan tersebut. Ini

terjadi terutama saat pedagang tersebut masih memiliki ikatan kekeluargaan dengan

petani. Kejadian pembelian ini di lokasi penelitian dinamakan ‘panjer’2, dengan arti

petani memperoleh uang terlebih dahulu pada kondisi terdesak, lalu akan memberikan

kopi kepada pedagang setelah panen tiba.

Sementara berbicara mengenai rantai distribusi kopi Sulawesi, penulis sendiri

menemukan banyak yang rantai dilalui. Rantai kopi lokal dimulai dari petani kopi di

ketiga lokasi produksi hingga kemudian kopi tersebut berada di pelabuhan Soekarno

Hatta, Makasar untuk kemudian di ekspor ke pasar internasional. Rantai distribusi

yang terjadi diantaranya petani menjual kopi mereka kepada pedagang, baik itu

pedagang yang datang langsung ke rumah petani maupun pedagang yang petani temui

di pasar – pasar tradisional di Toraja dan Enrekang. Di beberapa tempat yang lain

petani juga melakukan penjualan langsung kepada perusahaan kopi besar, khususnya

perusahaan kopi yang melakukan pembelian langsung di desa-desa atau lokasi-lokasi

terpencil yang tidak terjangkau oleh kendaraan. Sementara pedagang yang membeli

kopi langsung dari petani ada yang menjual langsung kepada eksportir di Makassar,

kepada pedagang besar (tengkulak), ada juga yang menjual ke perusahaan kopi di

Rantepao dan KUD Sane’3. Sementara pedagang besar (tengkulak) menjual kopi

kepada perusahaan kopi di Rantepao dan KUD Sane’ dalam bentuk kopi kulit tanduk

(parchment) dan eksportir di Makassar dalam bentuk kopi biji hijau (green bean).

Eksportir di Makassar dan perusahaan kopi yang berlokasi di Rantepao dan

Kawasan industri Makassar ini berperan sangat penting dalam kegiatan ekspor kopi

menuju pasar internasional. PT Toarco Jaya adalah perusahaan yang melakukan

pembelian langsung di lokasi penulis yang kedua yaitu Lembang Ranteuma, karena

lokasi yang sulit di jangkau dan tidak adanya transportasi menuju lokasi tersebut.

2 Panjer adalah istilah lokal Toraja untuk menyebut uang pinjaman, jadi sebelum petani menjual kopi kepada

pedagang petani telah mendapatkan uang mendesak terlebih dahulu, kemudian menyerahkan kopinya setelah

panen.

3 KUD Sane adalah perusahaan pemrosesan kopi dari kopi kulit tanduk (parchment) menjadi kopi biji hijau

(green bean). KUD Sane’ pada pemodalan perusahaannya adalah CBN, Koperasi Usaha Bersama Puspeta Luwu,

dan KUD Sane’.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 58: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

41

Universitas Indonesia

Sementara Lembang Ranteuma memiliki kualitas kopi terbaik, yaitu kopi Pulu-pulu

(Jabir, PT Toarco Jaya, 2011). PT Toarco Jaya juga memiliki lokasi pabrik produksi

di Kawasan Industri Makassar dan Rantepao, khusus untuk lokasi perusahaan di

Rantepao PT Toarco Jaya juga memiliki 500 hektare perkebunan yang bernama

Perkebunan Kopi Pedamaran. PT Toarco Jaya memiliki peranan yang sangat besar

terutama pada pangsa pasar kopi Jepang. PT Toarco Jaya adalah anak perusahaan Key

Coffee Jepang, sekaligus sebagai pemodalan perusahaan ini, Key Coffee juga sebagai

buyers terpenting PT Toarco Jaya. Ekspor terbesar PT Toarco Jaya yaitu 90% menuju

Jepang, sisanya 10% masuk ke beberapa negara Eropa dan sisanya masuk pasar

domestik baik di Makassar maupun Jawa.

Peran pasar tradisional sendiri sangat penting pada jalur distribusi kopi di

Toraja dan Enrekang. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Penjual

disini adalah petani yang berasal dari berbagai desa di Kabupaten Toraja dan

Enrekang. Sementara pedagang adalah pembeli kopi yang membeli kopi dari petani

untuk kemudian dijual lagi kepada pedagang besar (tengkulak), eksportir, dan

perusahaan kopi. Di Kabupaten Toraja dan Enrekang sendiri terdapat sekitar 20 pasar.

Pada gambar 4.2. terlihar beberapa pasar tradisional yang sangat penting dalam

distribusi kopi Sulawesi adalah Pasar Minanga, Pasar Rantepao atau yang lebih

dikenal dengan Pasar Bolu, Pasar Kepe’, Pasar Barupu (Bedo), Pasar Buntudama,

Pasar Mekendek (Ketengan), Pasar Makale, pasar Pituang, Pasar Rembon, dan Pasar

Pangli.

Gambar 4.2. Lokasi-lokasi pengusahaan dan penjualan Kopi Sulawesi Sumber : Neilson dan Marsh (2007)

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 59: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

42

Universitas Indonesia

4.2.1 Karakteristik Pengusahaan Kopi

Setiap petani memiliki cara berbeda dalam pengelolaan kopi yang mereka

miliki, kopi yang petani panen dan petik dari kebun milik mereka masing-masing.

Jika petani memperlakukan kopi mereka dengan baik dan sesuai dengan ketentuan

kaidah pemrosesan kopi, maka hasil yang mereka dapatkan akan lebih. Baik dalam

bentuk uang maupun dalam bentuk kompensasi yang mereka terima, dibandingkan

jika mereka memperlakukan kopi mereka tidak sesuai dengan kaidah dan ketentuan

pemrosesan kopi.

Dalam hal pengelolaan kopi hasil panen milik petani di Desa Benteng Alla‘

Utara sudah sangat baik. Petani sudah memahami bagaimana pengelolaan dan

pemrosesan kopi yang baik, yaitu setelah pemetikan kopi selanjutnya di-pulper 4(petani menyebutnya digiling). Setelah itu disimpan satu malam atau disebut dengan

istilah fermentasi. Kopi kemudian dicuci lalu dijemur. Petani di Benteng Alla’ Utara

sebagian besar langsung mengolah kopinya setelah panen, dalam artian tidak

menyimpannya dahulu karena penyimpanan kopi ini dapat menyebabkan kopi

menjadi merah dan kualitas kopi menurun.

Selain itu alasan lain adalah karena hasil kopi panen tahun 2011 sangat sedikit

jumlahnya (hanya 10% dari hasil panen tahun sebelumnya). Sehingga untuk

penggilingan kopi petani tidak mengalami kelelahan meskipun harus langsung mem-

pulper hasil kopinya. Hanya beberapa orang petani saja yang melakukan

penyimpanan terhadap hasil kopinya dan tidak langsung mem-pulper-nya. Alasan

petani menyimpan kopinya yaitu karena kopi yang dihasilkan jumlahnya sedikit,

sementara mereka harus menyewa mesin pulper karena tidak semua petani memiliki

mesin gilingan untuk mem-pulper kopi mereka. Sehingga jika jumlahnya sedikit lalu

di-pulper maka akan menelan biaya pulper yang besar. Petani pada akhirnya

memutuskan untuk menunggu hasil panen kopinya hingga banyak.

Gambar 4.2 adalah kopi hasil panen petani setelah satu jam dari kebun yang

siap untuk di lakukan pempulperan. Kopi ini telah di sortir terlebih dahulu, dipisahkan

dari kopi yang rusak. Kopi terlihat sangat segar. Warna kopi merah, warna merah

pada kopi chery yang baik adalah warna merah yang pas. Tidak terlalu marun, tidak

juga merah tanggung. Merah tanggung adalah warna merah yang belum terlalu merah.

4 Pulper adalah nama mesin penggilingan kopi, mesin ini digunakan untuk mengupas kulit buah kopi segar

(setelah panen), sehingga biji kopi yang dihasilkan akan lebih mudah untuk dikeringkan.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 60: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

43

Universitas Indonesia

Warna merah yang pas ini menandakan bahwa kopi siap untuk dipanen dan telah

matang di pohon. Pada gambar 4.3 terlihat kopi sedang digiling dengan mesin pulper.

Mesin pulper digunakan untuk mengupas kulit merah kopi.

Kondisi lain adalah petani akan mem-pulper kopi mereka tergantung pada

permintaan koperasi. Sebagian besar petani Desa Benteng Alla’ Utara adalah anggota

Koperasi Tani Benteng Alla’ sehingga sebagian besar pengelolaan dan pemrosesan

kopi yang ada di Desa Benteng Alla’ Utara di tentukan oleh koperasi. Jika koperasi

meminta untuk langsung mempulper maka petani akan langsung mempulper hasil

kopinya terutama untuk membuat kopi spesial -- spesialti (specialty coffee). Koperasi

akan membeli hasil panen kopi rakyat, terutama jika koperasi mendapatkan

permintaan (demand) dari pembeli (buyers) dengan sistem pesan.

Gambar 4.3. kopi biji merah (chery) yang siap digiling

Sumber : Hasil Survey, 2011

Gambar 4.4. Penggilingan biji merah dengan mesin

pulper Sumber : Hasil Survey, 2011

Gambar 4.5. Pencucian setelah dipulper Sumber : Hasil Survey, 2011

Gambar 4.6. Kopi setelah difermentasi Sumber : Hasil Survey, 2011

Sebagian besar bahkan hampir seluruh petani di Desa Benteng Alla’ Utara

merupakan anggota koperasi tani Benteng Alla’ sehingga pengkoordinasian mengenai

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 61: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

44

Universitas Indonesia

mutu yang diinginkan pembeli dapat tersampaikan dengan baik langsung kepada

petani begitu pula dengan standar mutu yang diinginkan pembeli kopi dari koperasi.

Adanya standar mutu yang diberikan oleh Koperasi Tani Benteng Alla’ ketika petani

hendak menjual kopinya kepada koperasi, dalam hal ini karena koperasi sendiri

memiliki beberapa jenis dan kriteria ketika menjual kembali ke ekspotir. Petani

mendapatkan harga premium Rp 500,- hingga 1.000,- per liter untuk setiap jenisnya

jika mengikuti standar mutu minimum yang ditentukan.

Standar mutu minimum yang harus dipenuhi petani yaitu pada saat pemetikan

maka yang dipetik hanyalah yang berwarna merah saja. Selanjutnya dilakukan

penyortiran agar terpisah antara yang rusak, bolong-bolong dengan yang baik. Setelah

dilakukan penyortiran, kopi selanjutnya digiling (di-pulper) secara langsung yaitu

maksimal 6 jam setelah dipetik kopi yang masih berkulit merah harus di-pulper).

Kopi tidak boleh dibiarkan dahulu beberapa malam karena ketika kopi dibiarkan

bermalam-malam dan tidak langsung di-pulper maka kualitas kopi akan menurun.

Kopi sudah tidak segar, cenderung mengkerut dan warnanya akan berubah menjadi

hitam. Pada gambar 4.5 memperlihatkan kopi setelah difermentasi, kopi terlihat

seperti berjamur. Kopi tersebut difermentasi selama 12 jam. Kopi ini selanjutnya

dicuci. Gambar 4.6 petani sedang melakukan pencucian kopi setelah difermentasi.

Kopi kemudian dijemur hingga benar-benar kering. Pada gambar 4.7

memperlihatkan penjemuran kopi yang dilakukan petani di Desa Benteng Alla’ Utara.

Petani menjemur kopi ini biasanya di depan rumah mereka. Kemudian setelah kering

kopi ini dinamakan kopi kulit tanduk atau kopi parchment / HS. Setelah itu

dilakukannya penyortiran terhadap kopi kulit tanduk (kopi HS/parchment). Pada

gambar 4.8 terlihat petani sedang melakukan penyortiran kopi kulit tanduk mereka.

Petani dengan teliti memilih dan memisahkan kopi yang baik dan kopi yang rusak.

Kopi – kopi yang rusaknya kemudian dipisahkan dari kopi yang baik. Selanjutnya

kopi yang baik dijual oleh petani baik itu kepada pedagang, pasar maupun langsung

ke Koperasi Tani. Sementara kopi yang rusak, bolong-bolong, terpecah-pecah

disangrai atau dimasak sendiri oleh petani untuk konsumsi keluarga.

Ada yang berbeda untuk panen tahun 2011 di Desa Benteng Alla’ Utara,

hasil panen menurun signifikan (hanya 10% dari panen tahun 2010 dan tahun – tahun

sebelumnya). Petani tidak mampu melakukan penggilingan langsung (pem-pulpe-ran

langsung) karena hasil kopi yang diperoleh dari kebun petani hanya sedikit.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 62: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

45

Universitas Indonesia

Kopi kulit tanduk yang dijual oleh petani kepada Koperasi Tani Desa Benteng

Alla’ Utara selanjutnya oleh koperasi kumpulkan hingga jumlahnya banyak untuk

dilakukan pemrosesan selanjutnya. Koperasi Tani Desa Benteng Alla’ Utara didirikan

pada tahun 2000, memiliki izin berbadan hukum Koperasi pada tahun 2001. Pada

awal sebelum koperasi berdiri, hanya berupa kelompok – kelompok tani sekitar tahun

1998. Pada tahun 1998 tercatat sebanyak 20-25 orang yang menjadi anggota

kelompok tani, petani mendapatkan binaan dari pemerintah daerah, kelompok tani ini

pada saat itu bernama kelompok tani Sari Kembang. Selanjutnya setelah berbadan

hukum koperasi resmi bernama Koperasi Tani Benteng Alla’ Utara. Saat ini koperasi

membina sebanyak 20 kelompok tani yang beranggotakan 30 – 50 orang petani setiap

kelompoknya. Koperasi juga memulai menjual kopi kepada eksportir yaitu sejak

tahun 2003, diawali penjualan kopi biji beras (kopi biji hijau / green bean) kepada PT

Meghaputera Sejahtera di Makassar.

Gambar 4.7. Pencucian setelah difermentasi Sumber : Hasil Survey, 2011

Gambar 4.8. Penjemuran setelah dicuci bersih Sumber : Hasil Survey, 2011

Koperasi melakukan pengelolaan lebih lanjut yaitu kegiatan meng-huller dari

kopi kulit tanduk menjadi kopi biji beras atau biji hijau (green bean) dengan

menggunakan mesih huller5. Kegiatan pengelolahan kopi kulit tanduk menjadi kopi

biji beras ini dilakukan oleh petani-petani yang bekerja di koperasi Tani Benteng

Alla’ Utara. Mekanisme kerja para petani yang merangkap menjadi anggota koperasi

adalah, Koperasi yang saat ini di ketua oleh Pak Patola (Kepada Desa Benteng Alla’

Utara) akan meminta beberapa orang petani untuk bekerja.

5 Mesin Huller adalah mesin yang memproses kopi kopi kulit tanduk (kopi parchment / HS) menjadi kopi biji

beras (kopi biji hijau / green bean). Kegunaan mesin ini untuk penggilingan atau mengupas kulit kopi.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 63: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

46

Universitas Indonesia

Petani yang akan dipekerjakan meng-huller kopi ini banyaknya sesuai

banyaknya permintaan kopi yang datang kepada koperasi. Ada yang bertugas

menjemur kopi kulit tanduk sebelum di-huller, ada yang bertugas meng-huller,

menjemur kopi yang sudah di-huller, mensortir kopi yang sudah di-huller, mengemas

kopi yang sudah disortir untuk kemudian siap jual. Pada gambar 4.8 adalah kegiatan

penyortiran kopi kulit tanduk yang hendak di huller. Sebagai upahnya, petani akan

mendapatkan Rp 40.000,- per hari kerja untuk koordinator setiap pekerjaan,

sementara pegawainya menerima Rp 35.000,- per hari kerja, sementara untuk upah

mensortir kopi biji beras pegawai koperasi akan menerima Rp 300,- per liter kopi.

Upah yang diterima petani sebagai pegawai koperasi tidak tetap, hanya

tergantung pada adanya pesanan kopi kepada koperasi. Besarnya upah juga tidak

tergantung seberapa banyak pekerjaan yang mereka kerjakan. Namun, bagaimanapun

keberadaan Koperasi Tani Benteng Alla’ Utara sangat berperan penting dalam

pengolahan dan pendistribusian kopi dari Desa Benteng Alla’ Utara. Selain itu dengan

adanya Koperasi Tani Benteng Alla’ Utara kelompok – kelompok tani menjadi lebih

lebih teratur dan terkordinasi.

Gambar 4.9. Penyortiran kopi kuli tanduk (Kopi HS/ Parchment)

Sumber : Hasil Survey, 2011

Gambar 4.10. Kopi biji beras hasi setelah di huller

Sumber : Hasil Survey, 2011

Gambar 4.9 adalah kopi biji beras yang telah digiling oleh mesin huller. Kopi

ini selanjutnya diberi nama kopi biji beras atau kopi biji hijau (green bean). Kopi

inilah yang kemudian dijual kepada eksportir atau pembeli langsung. Koperasi Desa

Benteng Alla’ Utara merupakan koperasi yang dalam jangka panjang akan melakukan

hubungan pembelian langsung dengan pembeli (buyers) dari Sydney Australia.

Pembeli telah beberapa kali berkunjung dan melihat langsung pemrosesan kopi di

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 64: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

47

Universitas Indonesia

Desa Benteng Alla’ Utara. Pembeli memiliki ketertarikan yang sangat besar dengan

penjagaan mutu yang di lakukan oleh petani di Desa Benteng Alla’ Utara. Sementara

untuk pengiriman kopi dengan prosesan pembelian langsung ini, koperasi akan

memakai jasa eksportir dan hanya berupa fee (biaya) pengiriman.

Kondisi pengelolaan kopi di Lembang Ranteuma sedikit berbeda dengan Desa

Benteng Alla’ Utara. Petani di desa ini lebih mengikuti keinginan pembeli (buyers)

mereka yaitu PT Toarco Jaya. PT Toarco Jaya memiliki kebun percobaan di

Ranteuma sekaligus melakukan pembelian langsung. PT Toarco Jaya lebih tepatnya

menyewa sebuah rumah yang berukuran cukup besar. Rumah inilah yang kemudian

digunakan sebagai tempat bertemunya antara pihak PT Toarco Jaya dan petani yang

berasal dari Ranteuma, Pulu-pulu, dan desa-desa lain di kecamatan Buntupapasan.

Jika petani ingin menjual kopinya kepada PT Toarco Jaya yang melakukan

pembelian langsung di sana, maka petani sangat menyadari betul ‘selera‘ kopi PT

Toarco Jaya. Dalam hal ini PT Toarco Jaya hanya akan menerima kopi dengan

standar mutu yang telah mereka tetapkan. Karena pembeli utama hasil panen kopi

petani Desa Ranteuma adalah PT Toarco Jaya maka petani mau tidak mau harus

melakukan pengolahan kopi sesuai dengan standarnya PT Toarco Jaya, agar PT

Toarco Jaya mau menerima atau membeli kopi petani tersebut.

Hampir semua proses pengolahan kopi yang dijalankan petani Lembang

Ranteuma sama dengan yang dilakukan oleh petani di Desa Benteng Alla’ Utara.

Hanya saja kondisi pengelolaan kopi di Lembang Ranteuma lebih sederhana, statis,

dan tidak banyak pihak terlibat. Jauh berbeda dengan proses yang terjadi di Desa

Benteng Alla’ Utara. Penitikberatan kegiatan pengelolaan kopi di Lembang Ranteuma

hanya kepada keinginan dan kaidah yang telah di sampaikan oleh PT Toarco Jaya

kepada petani. Selain itu, jika kita amati gambar 4.10 yaitu gambar mesin pulper yang

digunakan oleh petani di Lembang Ranteuma. Alat ini sedikit lebih sederhana

dibandingkan mesin pulper milik petani di Desa Benteng Alla’ Utara. Mesin pulper

milik petani Ranteuma terbuat dari kayu, sangat sederhana, sementara mesin pulper

petani Desa Benteng Alla’ Utara terbuat dari besi, lebih kuat. Meskipun fungsinya

sama, namun disini terlihat berbeda dan dapat dikatakan bahwa Lembang Ranteuma

jauh lebih sederhana dari Desa Benteng Alla’ Utara.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 65: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

48

Universitas Indonesia

Gambar 4.11. Mesin pulper sederhana petani Lembang Ranteuma Sumber : Hasil Survey, 2011

Tidak ada kendala signifikan bagi petani ketika harus melakukan pengolahan

langsung dari kopi biji merah ke kopi kulit tanduk, karena hampir semua keluarga

(rumah) memiliki mesin pulper sehingga mereka tidak harus menunggu kopinya

banyak lalu digiling tetapi seadanya kopi yang petani peroleh maka langsung digiling.

Hal ini menguntungkan petani juga menguntungkan PT Toarco Jaya sebagai pembeli

utama. Karena dengan prosedur yang dilakukan petani Ranteuma, PT Toarco Jaya

akan mendapatkan kopi yang sesuai dengan kriteria mereka. Sementara karena petani

telah melakukan prosedur yang ditetapkan PT Toarco Jaya maka petani mendapatkan

perhatian khusus dari PT Toarco Jaya.

Gambar 4.12 skema pemrosesan kopi

Pengolahan kopi Sulawesi yang dilakukan oleh petani di lokasi penelitian

ketiga (Desa Benteng Ambeso) hampir sama dengan lokasi-lokasi penelitian yang

lain. Seperti gambar 4.11 saat pemetikan kopi maka yang dipetik hanyalah kopi yang

berwarna merah saja. Selanjutnya dilakukan penyortiran, agar terpisah antara kopi

Kopi siap pullper Kopi di

pullper Pencucian

kopi Fermentasi

Pencucian Penjemuran Penyortiran

Kopi kulit tanduk yang

akan di huller

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 66: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

49

Universitas Indonesia

yang rusak dengan kopi yang baik. Setelah disortir kopi biji chery-pun digiling (di-

pulper) secara langsung (maksimal 6 jam setelah dipetik harus di-pulper) tanpa

dibiarkan dahulu beberapa malam. Selanjutnya dilakukan fermentasi selama 12 jam.

Setelah difermentasi kemudian dicuci bersih kemudian dijemur hingga benar-benar

kering. Setelah itu dilakukan penyortiran terhadap kopi kulit tanduk (kopi

HS/parchment). Penyortiran ini bertujuan memisahkan antara kopi-kopi yang rusak

dan kopi yang bagus. Selanjutnya petani sudah dapat menjual kopi mereka kepada

pedagang yang datang ke rumah petani, kepada pedagang di pasar, atau kepada

eksportir.

Petani Desa Benteng Ambeso mempunyai keahilan yang baik dalam

pengelolaan kopi. Selain karena kegiatan pengolahan kopi ini adalah kegiatan yang

sudah dilakukan secara turun - temurun, juga lahan pertanian yang mereka miliki

merupakan pemberian dari orangtua yang sebelumnya sudah bertani kopi. Sehingga

keahlian pengolahan kopi ini sudah terlatih sejak para petani masih kanak-kanak.

Petani telah terlibat langsung dalam pengelolaan kopi sejak petani membantu

orangtua mereka melakukan pemrosesan kopi. Proses manufacture (pengolahan) ini

menghasilkan kopi kulit tanduk (kopi HS/ parchment).

Faktor lain yang membuat petani di Desa Benteng Ambeso memiliki keahlian

yang baik dalam hal pengelolaan kopi adalah karena kondisi dan peran kelompok

Tani di desa ini sangat terasa. Kelompok – kelompok tani terkoordinasi dan terkontrol

dengan baik. Pak Bidu sebagai ketua kelompok tani yang bertanggung jawab saat ini

sering kali mendapatkan kesempatan mengikuti seminar-seminar kopi spesialti secara

berkala baik itu yang sifatnya dari pemerintah, maupun yang diadakan oleh Asosiasi

Kopi Spesialti Indonesia. Beliau secara berkala mengikuti seminar-seminar kopi baik

di Makassar maupun di Jakarta. Pak Bidu sendiri pernah mendapatkan kesempatan

untuk mengikuti seminar kopi di Amsterdam, Belanda sebagai perwakilan kelompok

tani dari Sulawesi Selatan.

Keberadaan kelompok tani ini pula penting dan terasa pada saat adanya

bantuan berkala pemerintah untuk kelompok tani. Pemerintah Daerah Kabupaten

Tana Toraja secara berkala mengirimkan penyuluh-penyuluh pertanian dalam upaya

peningkatan produksi kopi Toraja. Pemerintah memberikan penyuluhan tidak hanya

untuk pengelolaan atau pemrosesan kopi saja, tetapi pemerintah juga memberikan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 67: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

50

Universitas Indonesia

penyuluhan untuk penanaman kopi yang baik, perawatan dan pemangkasan kopi,

pemupukan, pergantian atau penanaman kembali tanaman kopi jika pohon kopi sudah

tua dan sudah tidak produktif lagi. Sehingga dengan upaya tersebut kopi sangat

terurus dan terawat.

Di Desa benteng Ambeso sendiri tidak ada standar mutu tertentu yang

diinginkan oleh pembeli yang harus dipenuhi petani pada saat petani hendak menjual

kopinya. Namun kesadaran petani Desa Benteng Ambeso Kecamatan Gandang Batu

Silanan dengan menjaga kebersihan dan kualitas kopi yang hendak mereka jual.

Seperti yang penulis jelaskan sebelumnya, petani di Desa Benteng Ambeso memiliki

kesadaran yang baik akan kopi mereka. Petani juga sadar betul bahwa kopi yang akan

mereka jual harus bersih dan telah disortir dengan memisahkan kopi-kopi yang rusak

dan bolong-bolong. Namun petani juga sadar ada pedagang tertentu yang hanya

menerima kopi yang putih dan bersih sehingga petani menganggap hal demikian

adalah bagian dari standar mutu yang harus petani jaga.

4.2.2 Pola Pembentukan Harga dan Tanggapan Petani

Harga kopi yang diterima petani Desa Benteng Alla‘ Utara bervariasi dengan

harga tertinggi Rp 22.000,- per liter gunung yaitu dijual pada tanggal 03 Juli 2011.

Sedangkan harga terendah yaitu Rp 6.500,- per liter gunung yang dijual pada tahun

2010. Petani mengakui untuk panen tahun ini ada beberapa petani yang belum pernah

memanen kopinya. Sehingga bagi petani yang mendapatkan harga terakhir pada tahun

2010 itu artinya petani terakhir kali menjual kopi tahun 2010. Sedangkan tahun 2011

petani ini belum menjual kopinya lagi. Panen kopi petani tahun 2011 jumlahnya

sangat sedikit, sehingga tidak ada kopi yang bisa dijual. Kopi yang dihasilkan hanya

untuk konsumsi pribadi saja.

Proses pembentukan harga yang terjadi Desa Benteng Alla’ Utara sangat

tergantung dengan dimana lokasi petani menjual kopi. Harga yang diterima petani

pada umumnya sesuai dengan harga pasaran yang ada saat itu. Jika petani menjual

kopinya kepada Koperasi Tani Benteng Alla‘ Utara harga yang petani dapatkan akan

sama, namun menjadi bervariasi jika petani menjual kepada pedagang di pasar dan ke

pedagang yang menghampirinya di rumah ataupun kebun petani. Jika petani menjual

kepada koperasi, koperasi akan menjaga kestabilan harga yang diterima petani dengan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 68: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

51

Universitas Indonesia

harga yang terjadi dipasaran baik itu di sekitar Kabupaten Enrekang, Toraja dan

Kabupaten lainnya di Sulawesi Selatan.

Secara geografi pembentukan harga akan sangat dipengaruhi oleh lokasi dan

tingkat aksesibilitas serta keterjangkauan suatu tempat. Harga akan lebih mahal

diterima oleh petani jika petani menjual langsung ke pasar. Dalam hal ini petani yang

menghampiri pedagang yang berada di pasar. Hal ini hanya bisa dilakukan petani

pada saat hari pasar yaitu enam hari sekali. Pada saat petani membawa hasil kopi

milik mereka dari rumah menuju ke pasar atau lokasi dimana pedagang berada, maka

petani membutuhkan biaya, baik biaya transportasi ataupun biaya yang berupa rasa

lelah. Karena hampir semua petani berjalan kaki dari tempat tinggalnya menuju pasar,

sehingga tidak membutuhkan ‘ongkos‘ berupa uang baik itu untuk membayar ojek

ataupun angkutan lainnya. Lokasi pasar Buntudama yang berada di Desa Benteng

Alla‘ Utara tidak terlalu jauh dari pemukiman warga Benteng Alla’ Utara, sehingga

dapat dijangkau dengan berjalan kaki. Tidak adanya angkutan umum yang dapat

digunakan petani menuju pasar tersebut, merupakan suatu fakta bahwa berjalan kaki

merupakan pilihan terbaik menuju pasar. Hanya ada beberapa orang saja yang

berangkat ke pasar dengan menggunakan sepeda motor. Berdasarkan pengamatan

langsung di lapangan, belum banyak petani di Desa Benteng Alla’ Utara yang

memiliki kendaraan bermotor.

Petani yang berada di Desa Benteng Alla‘ Utara, petani tidak pernah puas

dengan setinggi apapun harga yang mereka terima. Harga satu liter gunung kopi kulit

tanduk (parchment / HS) pada bulan Juli tahun 2011 adalah Rp 22.000,- merupakan

harga yang sangat tinggi mengingat harga tahun sebelumnya hanyalah Rp 6.500,- .

Namun lagi-lagi petani tidak puas dengan harga Rp 22.000,- yang mereka terima.

Mereka masih mengeluhkan ketidakpuasannya dan selalu berharap harga akan terus

naik, sebagian besar dari petani berharap harga kopi mencapai Rp 50.000,- atau lebih.

Hal ini terjadi karena kebutuhan hidup petani yang terus meningkat, alasan kenaikan

harga kebutuhan pokok menjadi alasan kuat mereka untuk terus berharap akan

kenaikan harga kopi.

Tanggapan petani akan perubahan harga yang pernah mereka alami pada

umunya biasa saja, menurut mereka :

“Meskipun harga tinggi tetapi produksi kopi sangat rendah sehingga

pendapatan kami sama dengan harga kopi yang rendah tetapi produktifitas tinggi

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 69: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

52

Universitas Indonesia

hingga panen raya. Hanya saja bekerjanya lebih sedikit dan tidak melelahkan.” (Ilen

– Informan Desa Benteng Alla’ Utara, 2011)

Petani banyak yang berharap adanya upaya pemerintah untuk menjaga

kestabilan harga dan harga tetap bagus. Hanya sedikit sekali petani yang benar-benar

bergantung hidupnya pada tanaman kopi, bagi beberapa orang ini apapun yang terjadi,

meskipun harga kopi turun serendah-rendahnya bahkan jikapun harga kopi hanya Rp

500,-/ liter maka petani ini akan tetap betahan untuk terus bertani kopi.

“Walaupun harga kopi Rp 500,- per liter saya akan tetap bertani kopi.”

(Nikopolis Garmin – Informan Desa Benteng Alla’ Utara, 2011)

Sementara lebih banyak petani yang merespon dengan mengganti tanaman

mereka, yaitu dari tanaman kopi ke tanaman lain khususnya ke tanaman hortikultura,

berupa Kol (kubis), wortel, daun bawang, seledri, tomat, dan sawi. Jika lahan kopi

petani sekitar dua hektare maka sudah sekitar 0,5 hektare petani menggantinya ke

tanaman hortikultura. Alasannya, karena kopi hanya panen satu tahun sekali,

meskipun setiap kali panen dapat selama 3-4 bulan tetapi hasil kopi sangat sedikit.

Sedangkan hortikultura dapat panen 3-4 kali pertahun. Sehingga tanaman hortikultura

dianggap lebih dapat diharapkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dibandingkan

tanaman kopi.

Jika dihitung satu tahun maka bagi petani penghasilan dari kopi bukanlah

penghasilan yang utama, karena kopi hanya panen satu tahun sekali sedangkan

kebutuhan hidup semakin tinggi. Adanya penghasilan petani dari sumber lain yang

menjadi utama yaitu bertani tanaman hortikultura. Meskipun demikian petani akan

tetap mempertahankan sisa lahan kopi yang mereka miliki dan meskipun sedikit

petani akan tetap bertani kopi.

Harga kopi yang diterima petani Lembang Ranteuma juga bervariasi, dengan

harga tertinggi Rp 21.000,- per liter gunung yaitu dijual pada tanggal 06 Juli 2011.

Sedangkan harga terendah yaitu Rp 8.000,- per liter gunung yang dijual pada tahun

lalu. Beberapa petani Lembang Ranteuma mengalami kondisi yang sama dengan

petani yang berada di Desa Benteng Alla’ Utara. Ada beberapa petani belum pernah

menjual kopi di tahun 2011, sehingga harga terakhir yang petani peroleh yaitu harga

yang mereka peroleh pada tahun 2010. Karena panen kopi mereka yang memang

tidak ada ataupun jumlahnya yang sangat sedikit sehingga hanya untuk konsumsi

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 70: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

53

Universitas Indonesia

pribadi oleh petani dan keluarganya. Sedangkan harga yang diterima petani dari PT

Toarco Jaya yaitu Rp 17.400,- per liter sasak6 (liter rata) pada tanggal 12 Juli 2011.

Harga yang diterima petani di Lembang Ranteuma sangat bervariasi, antara

tempat penjualan yang satu dengan penjulan yang lain berbeda. Dengan kondisi

aksesibilitas dan inftrastruktur yang rusak maka sangat tidak memungkinkan

mobilisasi dari pedagang yang secara terus menerus mendatangi rumah-rumah petani.

Pedagang hanya sesekali saja mendatangi rumah-rumah petani untuk melakukan

pembelian kopi. Sementara keberadaan PT Toarco Jaya yang melakukan pembelian

langsung di Lembang Ranteuma setiap minggunya membuat petani memilih untuk

menjual kepada PT Toarco Jaya. Dalam hal ini, PT Toarco Jaya melakukan pembelian

langsung di sekitar tempat tinggal petani, PT Toarco Jaya menyewa satu rumah yang

dijadikan tempat bertemu pihak dari PT Toarco Jaya dengan para petani yang akan

menjual kopi miliknya. Namun, harga yang diberikan PT Toarco sangat tergantung

pada kondisi kopi yang berada di Jepang, yaitu perusahaan Key Coffee, sebagai induk

perusahaan PT Toarco Jaya.

Hargapun menjadi sangat berfluktuasi, pada tanggal 09 - 15 Juli di Lembang

Ranteuma, harga tertinggi yaitu Rp 21.000,- dengan harga rata-rata yang diberikan PT

Toarco Jaya Rp 17.400,- untuk setiap liter sasak (liter datar). Petani tidak

membutuhkan sarana transportasi untuk mencapai tempat penjualan dan tenaga yang

dikeluarkan tidak membuat petani lelah. Karena tempat pembelian PT Toarco Jaya di

Lembang Ranteuma berada disekitar tempat tinggal petani, jika dibandingkan harus

menjual ke Pasar Sapan yang jaraknya enam kilo meter. Meskipun sesekali petani

pernah menjual ke Pasar Sapan pada hari pasar itu dengan alasan karena sudah

terdesak kebutuhan. Sementara PT Toarco Jaya hanya ada seminggu satu kali. Petani

jarang sekali mengojek untuk mencapai Pasar Sapan, cukup berjalan kaki, sehingga

tidak ada biaya yang transportasi berupa uang, yang ada berupa tenaga petani untuk

berjalan.

Tanggapan petani mengenai adanya perubahan-perubahan harga yang pernah

mereka terima, tidak terlalu berbeda dengan lokasi sebelumnya. Petani tentu saja

akan senang jika mendapatkan harga tinggi. Petani di desa Ranteuma pada umumnya

6 Liter sasak adalah jenis ukuran literan yang digunakan PT Toarco Jaya, kopi yang diliter dengan ukuran liter

sasak akan dibuat datar atasnya dan tidak menggunung seperti liter poco / liter gunung.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 71: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

54

Universitas Indonesia

bergantung pada sektor pertanian kopi dan marquisa, jadi ketika adanya

ketidakstabilan harga petani akan tetap mempertahankan tanaman kopinya.

Sebagian besar petani cenderung mengikuti perkembangan harga yang terjadi

dan tidak memiliki respon yang signifikan terhadap perubahan harga tersebut karena

hal tersebut terjadi bertahun-tahun sehingga ada kecenderungan ‘sudah biasa‘ dengan

adanya hal demikian. Selain itu jika harga kopi sangat tidak masuk akal, jika terjadi

panen raya yang berlebihan ditahun-tahun sebelumnya khususnya tahun 2010, maka

jumlah kopi di petani sangat banyak dan harga sangat murah. Petani juga

mengkonsumsi kopi tersebut untuk keperluan pribadi. Sebaliknya tahun 2011 ini

dengan kondisi kopi yang sangat sedikit, ada sebagian petani yang justru tidak mampu

menjual kopi sehingga kopi yang mereka ambil dari kebun mereka hanya memenuhi

konsumsi pribadi. Jika dibandingkan dengan kondisi kebutuhan rumah tangga yang

semakin meningkat maka ketika terjadi perubahan harga kopi yang menurun petani

sangat tidak berdaya dan merasa tidak seimbang. Meskipun begitu bagaimanapun

perubahan harga yang terjadi petani tidak akan beralih ke tanaman yang lain ataupun

mengganti tanaman kopi milik petani dengan tanaman yang lain misalnya

hortikultura.

Disisi lain jika dibandingkan tahun 2010, jumlah kopi yang sangat banyak dan

berlimpah namun harganya murah. Sedangkan tahun 2011 jumlah kopi sangat sedikit

tetapi harganya tinggi, sehingga kopi menjadi sangat berarti. Selama ini harga kopi

sangat tidak stabil (naik turun dan petani tidak mampu untuk memprediksi harga kopi

tersebut). Karena petani membandingkan dengan harga-harga kebutuhan pokok yang

kian meningkat dan biaya hidup semakin tinggi.

“Kami selalu berharap harga bisa naik lagi dan lagi dari harga yang sudah

petani dapatkan saat ini. Sedangkan harga tinggi yang terjadi saat ini belum juga

memuaskan kami.” (Laman – Informan Desa Benteng Alla’ Utara, 2011)

Hanya sedikit petani yang menyatakan bahwa harga yang diperoleh saat ini

merupakan harga yang sesuai dengan yang diharapkan. Hampir keseluruhan petani

berharap agar harga terus naik, harga yang diterima saat ini dengan rata-rata Rp

21.000,- per liter gunung. Tetapi petani berharap agar harga kopi bisa mencapai RP

50.000,- perliter gunung. Apalagi dengan kondisi tidak ada kopi seperti tahun ini.

Ada kecenderungan petani selalu menginginkan harga di atas harga yang

mereka terima. Walapun untuk petani di Lembang Ranteuma ini petani sangat

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 72: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

55

Universitas Indonesia

tergantung dari harga yang diberika oleh PT Toarco Jaya. Kondisi medan yang tidak

memungkinkan bagi petani untuk menjual terlalu jauh kopinya, sehingga PT Toarco

Jaya, sedikit pedagang, dan terkadang jika mendesak Pasar Sapan menjadi tempat

utama petani menjual kopinya.

Ketika lokasi jual beli kopi terletak sangat dekat dengan pemukiman petani,

hal ini sangat memudahkan petani untuk mobilisasi dari tempat tinggalnya ke lokasi

penjualan kopi. Petani dengan mudah bertemu dengan pedagang sehingga transaksi

perpindahan kopi terjadi dengan mudah. Kemudahan akses yang dirasakan petani

sangat mempengaruhi harga yang diperoleh petani.

Berdasarkan survey yang dilakukan penulis pada tanggal 16 - 22 Juli 2011

bahwa harga tertinggi yang diterima petani yaitu Rp 23.000,- . Harga tersebut

merupakan harga tertinggi dari seluruh lokasi penelitian. Hal ini semakin

memperlihatkan bahwa semakin mudah transportasi dan aksesibilitas yang terdapat di

suatu lokasi penelitian, maka harga yang diterima petani cenderung lebih tinggi. Hal

ini dikarenakan pedagang yang membeli kopi dari petani tidak membutuhkan biaya

dan waktu yang banyak untuk mencapai tempat-tempat petani. Bahkan petani sendiri

yang menghantarkan kopinya kepada pedagang tanpa pedagang harus susah payah

mencari kerumah-rumah petani. Selain itu petani petani sendiripun tidak harus

menanggung biaya untuk transportasi dari tempat tinggalnya menuju tempat

penjualan kopi. Lokasi Pasar Buntu sangat strategis dengan tempat tinggal petani.

Lokasi pasarnya persis di tengah – tengah pemukiman masyarakat Benteng Ambeso.

Petani di Desa Benteng Ambeso, Kecamatan Gandang Batu Silanan, hampir

seluruhnya menjual kopi hasil panennya ke pasar, yaitu Pasar Buntu. Dalam hal ini

menunjukan bahwa keberadaan Pasar Buntu sangat penting bagi rantai distribusi kopi

lokal di Desa Benteng Ambeso, Kecamatan Gandang Batu Silanan. Lokasi Pasar

Buntu sendiri yang berada di tengah-tengah Benteng Ambeso membuat petani sangat

mudah menjangkau pasar tersebut tanpa membutuhkan biaya transportasi lagi karena

dapat dijangkau dengan hanya berjalan kaki.

Sementara tanggapan petani akan harga yang pernah mereka peroleh

khususnya harga yang pernah berubah – ubah.

“Pada awalnya kami kaget, apalagi jika harga turun, tetapi jika harga naik

kami senang. Akan tetapi sebagai petani kami hanya mengikuti bagaimanapun harga

yang ada dipasaran.” (Lukman – Informan Desa Benteng Alla’ Utara, 2011)

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 73: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

56

Universitas Indonesia

Pendapat ini normal terjadi dimanapun, karena pada dasarnya setiap pedagang

ingin mendapatkan harga yang tinggi atas barang dagangannya. Begitu juga petani

terhadap hasil panen kopinya. Petani di Desa Benteng Ambeso Kecamatan Gandang

Batu Silanan pada umumnya bergantung pada sektor pertanian kopi. Ketika terjadi

ketidak stabilan harga, petani akan tetap mempertahankan tanaman kopinya. Sebagian

besar petani cenderung mengikuti perkembangan harga yang terjadi dan tidak

melakukan respon yang signifikan terhadap perubahan harga tersebut karena hal

tersebut terjadi bertahun-tahun sehingga seperti ‘sudah biasa‘ dengan adanya hal

demikian.

Sebagian besar petani mengakui bahwa harga sangat mempengaruhi perhatian

petani terhadap kopi yang mereka miliki. Jika harga tinggi, maka petani akan sangat

memperhatikan kopi miliknya. Namun jika harga turun petani merasa perhatiannya

berkurang pada kopi karena harus mencari penghasilan tambahan misalnya menjadi

kuli bangunan. Sehingga sebagian waktunya terbagi. Petani tidak melakukan

perubahan tanaman kopi kepada tanaman lain misalnya tanaman hortikultura

meskipun pada kondisi harga tidak stabil. Dengan kata lain petani akan tetap bertani

kopi.

Sementara tanggapan petani akan harga yang mereka peroleh saat ini beragam.

Menurut petani harga yang sesuai itu hanya ada di pedagang, sedangkan petani hanya

menerima saja harga yang ada dipasar ataupun yang ditentukan pedagang. Hampir

keseluruhan petani Desa Benteng Ambeso yang menjadi responden pada penelitian ini

berharap harga terus dan terus meningkat. Hanya sedikit petani atau yang berpendapat

bahwa harga yang mereka terima saat ini sudah sesuai dengan yang mereka harapkan

selama ini. Sementara disisi lain ada segelintir petani yang berpendapat bahwa harga

yang diterima saat ini masih belum sesuai juga dengan harapan petani. Petani

berharap harga bisa meningkat menjadi Rp 50.000,- per liter atau jika mampu terus

meningkat lagi. Tetapi jika dibandingkan dengan harga-harga sebelumnya, harga

tahun ini bagi petani sudah sangat baik. Walaupun disisi lain sebagai orang yang

menjual selalu ingin menjual mahal apalagi dengan kondisi kopi yang sangat sedikit.

4.2.3 Distribusi Kopi pada Rantai Lokal

Distribusi kopi di rantai kopi lokal yang berasal dari Desa Benteng Alla’ Utara

sudah terpaparkan jelas pada pembahasan sebelumnya. Disini penulis akan

menjelaskan lebih rinci bagaimana rantai lokal berperan sangat penting dalam

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 74: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

57

Universitas Indonesia

distribusi kopi Sulawesi hingga mencapai pasar global. Jumlah sebagian besar petani

menjual kopi mereka kepada Koperasi Benteng Alla’ Utara. Gambar 4.13 merupakan

rantai distribusi pertama kopi yang berasal dari Desa Benteng Alla’ Utara. Seperti

yang dipaparkan oleh penulis sebelumnya, Koperasi Tani Benteng Alla’ Utara

berperan penting baik dalam menjaga kestabilan harga dan juga dalam pengelolaan

kopi. Koperasi mengelola kopi kulit tanduk (kopi parcment/HS) menjadi kopi biji

beras (kopi biji hijau/green bean).

Koperasi memasok kopi rakyat terlebih dahulu, kemudian koperasi akan

melakukan pengolahan lanjutan setelah adanya permintaan dari pembeli (buyers).

Baik itu pembeli yang berasal dari Makassar maupun dari luar negeri. Koperasi

menerima pembelian dari eksportir – ekportir kopi di Makassar. Pada saat pengolahan

lanjutan koperasi mengkatagorikan kopi menjadi tiga kelas yaitu kelas spesial yang

berupa kopi spesialti (specialty coffee) dengan target pasar manca negara yang dalam

hal ini adalah Australia. Kemudian kelas A yaitu kelas Jepang yang juga target untuk

dapat masuk pasar Jepang, kemudian yang terakhir adalah kelas C atau kelas Medan,

maksudnya standar kopi ini seperti kopi yang berada di Medan. Target pasar adalah

pasar domestik. Koperasi juga seperti telah dipaparkan sebelumnya akan melakukan

penerimaan pembelian secara langsung, dimana pembeli (buyers) baik itu pembeli

dari domestik maupun pembeli dari manca negara dapat melakukan pembelian dan

berhubungan langsung dengan koperasi. Untuk masuk kancah perdagangan

internasional sendiri pembelian langsung ini membutuhkan jasa eksportir yang

berperan untuk mengekspor kopi sementara sifatnya koperasi memberi fee (biaya)

kepada eksportir atas jasa pengiriman kepada pembeli. Sementara eksportir tidak

terlibat dalam rantai penjualan dan tidak dapat menentukan harga.

Gambar 4.13. Rantai distribusi kopi yang berasal dari Desa Benteng Alla’ Utara

Koperasi

Petani Pedagang Tengkulak Eksportir di Makassar

Australia

Jepang

Amerika

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 75: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

58

Universitas Indonesia

Selain koperasi, rantai distribusi kopi yang setelah petani adalah pedagang.

Pedagang disini ada dua macam, yaitu pedagang yang menghampiri petani langsung

ke rumah-rumah petani dan pedagang yang petani temui di pasar. Petani Desa

Benteng Alla’ Utara seringkali menjual kopinya kepada pedagang di pasar pada saat

hari pasar. Pada gambar 4.14 terlihat adanya transaksi jual beli kopi dari petani

kepada pedagang. Sementara gambar 4.15 adalah jenis kopi yang diperjual belikan

oleh petani dan pedagang di Pasar Buntudama, Desa Benteng Alla’ Utara.

4.14. Kegiatan jual beli kopi di Pasar Buntudama, Desa Benteng Alla’ Utara

Sumber : Hasil Survey, 2011

4.15. Kopi kulit tanduk (kopi parchment/HS) yang diperjual belikan di Pasar Buntudama

Sumber : Hasil Survey, 2011

Tidak ada penambahan nilai atau perubahan apapun terhadap kopi. Pedagang

hanyalah rantai yang sedikit mempengaruhi harga tetapi pedagang tidak

mempengaruhi apapun terhadap kopi. Kopi tetap berwujud jenis kopi kulit tanduk

(kopi parchment/HS). Pedagang kemudian menjual kembali kopi tersebut kepada

pedagang besar atau tengkulak yang berlokasi di Rantepao atau Makale. Fakta lain

menunjukkan bahwa, banyak pedagang yang membeli kopi di pasar – pasar

tradisional tidak lain adalah anak buah tengkulak besar yang bekerja membeli kopi di

pasar kemudian tengkulak menggajinya sebagai pegawai sang tengkulak tersebut. Jadi

kegiatan pembelian yang dilakukan pedagang ini seluruh modalnya adalah milik

tengkulak. Tengkulak menyebarluaskan anak-anak buahnya menjadi pedagang untuk

membeli kopi di pasar-pasar tradisional.

Selain Pasar Buntudama, pasar lain yang berperan sangat penting dalam

distribusi kopi yang berasal dari Desa Benteng Alla’ Utara juga adalah Pasar Sudu’.

Pasar Sudu’ adalah pasar kecamatan yang berlokasi di Kecamatan Sudu’. Untuk

mencapai tempat ini dari Desa Benteng Alla’ Utara diperlukan ojek dengan biaya

sekitar Rp 30.000,- untuk penduduk lokal sementara Rp 50.000,- untuk pendatang.

Kondisi pasar Sudu’ jauh lebih ramai dibandingkan dengan Pasar Buntudama seperti

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 76: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

59

Universitas Indonesia

terlihat pada gambar 4.17, pasar Buntudama hanyalah pasar kecil di desa. Sementara

Pasar Sudu’ adalah pasar besar memungkinkan transaksi jual beli lebih kompleks

dibandingkan Pasar Buntudama.

Di pasar Sudu’ terdapat banyak eksportir besar dari Makassar yang melakukan

pembelian langsung ketika hari pasar seperti terlihat pada gambar 4.16. Ada juga

pedagang besar (tengkulak) yang memiliki tempat di Pasar Sudu’ selain untuk

melakukan pembelian kopi, tempat ini juga untuk melakukan pemrosesan kopi

selanjutnya. Pemrosesan yang dilakukan CV Arief Jaya antara lain menjemur kopi

kulit tanduk satu hari, kemudian kopi yang sudah kering tersebut di huller, kopi hasil

meng-huller kemudian dijemur lagi selama dua hari.

Pada saat berkunjung ke Pasar Sudu penulis bertemu langsung dengan salah

satu pemilik Toko Ratu Tani, CV Arif Jaya. Toko ini melakukan pembelian langsung

sekaligus pengolahan dari kopi kulit tanduk menjadi kopi biji beras. Pada tanggal 1

Juli 2011, PT Ratu Tani membeli kopi satu liter gunung dengan harga Rp 20.000,-

dari petani atau pengumpul yang menjual di Pasar Sudu’. Petani dan pengumpul

tersebut berasal dari Desa Benteng Alla’ Utara, Kecamatan Baroko, Masale, Curio,

Kuluwai, dan beberapa desa lain dan juga kecamatan lain yang dekat dengat Pasar

Sudu’.

Sementara CV Arif Jaya menjual kepada eksportir di Makassar sebut saja

beberapa ekspotir yang menjadi pembeli kopi CV Arif Jaya adalah Kopi Semangat,

Sari Makmur, dan Megha Putera dengan harga Rp 61.000,- hingga Rp 62.000,- per

kilo kopi biji beras. CV Arif Jaya juga memfokuskan pada kopi jenis Arabika saja.

4.16. Pedagang yang membeli kopi di Pasar Sudu’ Sumber : Hasil Survey, 2011

4.17. Kondisi Pasar Sudu’ yang menjadi tempat distribusi penting bagi kopi

Sumber : Hasil Survey, 2011

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 77: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

60

Universitas Indonesia

Rantai distribusi kopi yang berasal dari Lembang Ranteuma, sedikit berbeda

dengan rantai distribusi sebelumnya. Kondisi infrastruktur yang buruk dan jalan yang

rusak, terlebih pada musim penghujan, jalan menjadi sangat licin. Tidak banyak

pedagang yang melakukan pembelian ke rumah-rumah petani. Pedagang yang berada

di pasar juga sangat sedikit. Namun ada tradisi yang sangat menarik disini. Ranteuma

secara administrasi masuk kedalam Kabupaten Toraja Utara, dimana aktivitas

pembelian kopi dilakukan oleh pembeli saat meliter kopi. Pada gambar 4.18 terlihat

kopi dibiarkan dalam kain sarung terbuka (sambu) sehingga para pedagang yang

membeli kopi di Pasar Sapan dikenal dengan sebutan Pa’sambu.

Pasar Sapan adalah pasar terpenting dalam distribusi kopi dari Lembang

Ranteuma setelah PT Toarco Jaya. Meskipun tidak banyak petani yang menjual

kopinya di Pasar Sapan karena alasan jarak yang jauh dan tidak adanya kendaraan.

Petani harus berjalan kaki sekitar 6 km untuk mencapai Pasar Sapan dari tempat

tinggal mereka. Pada gambar 4.19 terlihat kondisi Pasar Sapan yang ramai, terdapat

banyak pedagang dan pembeli yang berusaha memenuhi kebutuhanya.

Pedagang yang melakukan pembelian kopi di Pasar Sapan kemudian menjual

kopinya kepada pedagang besar di Rantepao dan Makale. Seperti yang sudah

dipaparkan penulis sebelumnya. Kondisi pedagang di Ranteuma tidak jauh berbeda

dengan pedagang yang membeli kopi dari Desa Benteng Alla’ Utara.

Gambar 4.18. Pa’sambu meliter kopi di Pasar Sapan Sumber : Hasil Survey, 2011

Gambar 4.19. Kondisi Pasar Sapan Sumber : Hasil Survey, 2011

Pembelian langsung yang dilakukan PT Toarco Jaya seperti pada gambar 4.20

membuat petani mendapatkan harga langsung dari PT Toarco Jaya tanpa melewati

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 78: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

61

Universitas Indonesia

pedagang, pengumpul, ataupun tengkulak. Selain itu PT Toarco Jaya juga mempunyai

kebun percobaan di lembang Ranteuma. Namun karena PT Toarco Jaya melakukan

pembelian hanya satu minggu sekali, petani masih ada yang menjual kepada

pengumpul yang menghampiri ke rumah petani dan juga pedagang namun jumlahnya

sangat terbatas. Karena jarak dan lokasi Lembang Ranteuma sangat terpencil dan sulit

dilalui jalur transportasi membuat sebagian petani hanya menunggu pengumpul yang

menghampiri rumah petani atau kedatangan PT Toarco Jaya ke lokasi pembelian.

Sedangkan menjual ke pasar hanya sesekali saja.

Gambar 4.20. Kegiatan pembelian langsung yang dilakukan PT Toarco Jaya di Lembang Ranteuma Sumber : Hasil Survey, 2011

Rantai distribusi dari petani kepada pedagang pada umumnya sama di setiap

lokasi penelitian. Hanya sedikit berbeda dengan adanya koperasi dan perusahaan

besar yang melakukan pembelian – pembelian langsung. Sementara rantai distribusi

kopi yang berasal dari Desa Benteng Ambeso seperti terlihat pada gambar 4.21 selain

ke pedagang baik itu pedagang yang menghampiri petani langsung kerumah-rumah

petani, pedagang juga yang merada di Pasar. Di lokasi penelitian yang ketiga ini

terdapat Pasar Buntu, pasar yang dilalui transportasi umum ‘pete-pete’ dan tepat

berada ditengah-tengah Desa Benteng Ambeso. Lokasi Pasar ini sangat strategis serta

berperan penting dalam distribusi kopi dari petani Desa Benteng Ambeso.

Sebagian besar pedagang yang berada di Pasar Buntu adalah anak buah

tengkulak besar yang membeli kopi dari petani pada hari pasar. Menariknya lagi dari

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 79: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

62

Universitas Indonesia

lokasi penelitian Benteng Ambeso ini, lokasi pasar hanya berjarak 5 meter dari rumah

keluarga Hj. Sawirah. Hj. Sawirah adalah tengkulak besar yang sangat terkenal di

Kabupaten Toraja dan Enrekang. Hj. Sawirah terkenal juga dengan sebutan Indok’

Maniang. Karena puteri pertama Hj. Sawirah adalah Maniang. Tengkulak ini berperan

sangat penting dalam rantai distribusi kopi di Toraja karena tangkulak inilah yang

kemudian membawa kopi ini kepada ekspotrir di Makassar, perusahaan kopi besar,

dan juga kepada KUD Sane’. Dengan dekatnya lokasi Pasar Buntu dengan rumah

keluarga Indok Maniang, maka rumah Indok Bidan sering dijadikan tempat

penampungan kopi sementara.

Pasar Buntu menjadi tempat penting bertemu antara petani kopi dengan

pedagang. Pasar Buntu dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan, menjadikan

pasar ini sangat ramai setiap hari pasar. Petani Desa Benteng Ambeso tinggal sangat

dekat dengan pasar, sehingga kapanpun petani ingin menjual kopi maka petani cukup

berjalan menuju Pasar Buntu.

Gambar 4.21. Rantai distribusi kopi yang berasal dari Desa Benteng Ambeso

Gambar 4.22. Kegiatan pembelian kopi di Pasar Buntu Sumber : Hasil Survey, 2011

Pasar Buntu

Petani

PT Toarco Jaya

Eksportir di Makassar

KUD SANE’

Jepang

Pasar Global

Pedagang

Amerika

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 80: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

63

Universitas Indonesia

Selanjutnya distribusi kopi berpindah ke rantai yang lebih jauh, yaitu kepada

eksportir di Makassar. Rata-rata eksportir menerima kopi dari pedagang – pedagang

besar (tengkulak). Eksportir seperti PT Toarco Jaya mendapatkan kopi dari sumber

yang sangat bervariasi. Ada kopi yang berasal dari Perkebunan Pedamaran, kopi yang

didapat langsung dari petani seperti di Ranteuma, dan ada juga kopi yang dibeli dari

pedagang besar. Eksportir lain seperti Megha Putera Sejahtera, Lion Lestari, Kopi

Semangat yang berada di Makassar pada umumnya melakukan pemrosesan lebih

lanjut dari kopi kulit tanduk menjadi kopi biji beras. Tetapi ada juga eksportir yang

menerima kopi berupa kopi biji beras langsung dari pedagang besar.

Kemudian, eksportir – eksportir inilah yang mengirim dan menjual kopi

Sulawesi kepada pembeli (buyers) di pasar internasional. Eksportir biasanya

menerima pesanan dari pembeli manca negara baik itu dari roster besar kopi misalnya

Starbucks maupun ada importir yang kemudian menjual kembali kopi tersebut kepada

roaster-roaster lain. Tetapi lain halnya dengan PT Toarco Jaya, yaitu 90% tujuan

ekspornya adalah Jepang, hanya sedikit yang di ekspor ke negara lain selain Jepang.

Semua aktifitas ekspor kopi dari Sulawesi Selatan harus didaftarkan terlebih

dahulu ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan. Sementara

pengiriman kopi melalui Pelabuhan Soekarno Hatta di Makassar. Inilah yang

kemudian menjadi gerbang utara bagi kopi Sulawesi menuju pasar global.

4.3 Pengaruh Faktor Global

Pengaruh faktor global sangat berkaitan erat dengan kondisi kopi yang terjadi

di rantai lokal. Permintaan pasar global akan kopi Sulawesi menimbulkan dampak

yang berbeda di ketiga lokasi penelitian. Faktor – faktor global seperti sertifikasi,

pemberian kompensasi atau insentif oleh buyers kepada petani, permintaan akan kopi

Sulawesi, komentar-komentar pelanggan dan konsumen kopi Sulawesi di dunia

khususnya di Amerika Serikat sebagai negara tujuan ekspor terbesar kopi Sulawesi,

memberikan dampak yang berbeda pula pada tiap-tipa lokasi yang berbeda. Adanya

faktor global yang menimbulkan persamaan dan perbedaan dampak terhadap ketiga

lokasi produksi kopi Sulawesi, menimbukan persedaan respon atau tanggapan yang

berbeda pula. Pada tabel 4.1 terlihat persamaan dan perbedaan di setiap lokasi.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 81: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

64

Universitas Indonesia

Tabel 4.1 persamaan dan perbedaan di tiap lokasi

No Lokasi penelitian Faktor global Dampak Respon

1. Benteng Alla Utara • Sertifikasi

• Pemberian

kompensasi

(insentif)

• Pemberian harga

premium7

• Budidaya kopi sangat

terorganisir dengan baik

• Petani menjadi jauh

lebih kreatif

• Petani berusaha lebih

giat dalam budidaya

kopi

• Petani berperan aktif

dalam kegiatan

pertanian dan koperasi

• Petani mau belajar dan

berusaha lebih untuk

memahami budidaya

kopi yang baik.

2. Ranteuma • Sertifikasi

• Pemberian

kompensasi

(insentif)

• Tidak ada

pemberian harga

premium

• Budidaya kopi belum

terorganisasi dengan

baik

• Petani menjadi

tergantung pada

perusahaan

• Tidak ada usaha lebih

dari petani

• Petani cenderung lebih

santai.

• Kepercayaan pertani

kepada buyers sangat

besar

3. Benteng Ambeso • Sertifikasi

• Pemberian

kompensasi

(insentif)

• Tidak ada

pemberian harga

premium

• Petani sudah memahami

prosedur budidaya kopi

dengan baik

• Kehidupan petani

menjadi lebih baik

dengan adanya bantuan

dari buyers

• Tidak adanya

ketergantungan yang

signifikan

• Petani selalu berupaya

melakukan budidaya

kopi sebaik-baiknya

• Petani mengikuti

kaidah budidaya kopi

sesuatu yang

diharapkan oleh

buyers

Sumber : Pengolahan data 2011

7 Harga premium adalah harga lebih yang diberikan buyers pada mutu kopi yang memuaskan.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 82: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

65

Universitas Indonesia

4.3.1 Sertifikasi Kopi dan Kompensasi yang diterima Petani

Tidak semua orang awam mengetahui mengenai sertifikasi. Jangankan petani

yang tinggal di desa terpencil yang tidak tersentuh informasi dan komunikasi yang

memadai, mungkin masyarakat kota besar saja banyak yang tidak mengerti sertifikasi.

Terlebih sertifikasi produk komoditi seperti kopi. Bahkan orang-orang yang

‘menyukai’ kopi sekalipunpun belum tentu memahami sertifikasi ini. Tetapi karena

tuntutan lingkungan dan kaidah-kaidah yang harus dilakukan, maka baik siapapun ‘di

paksa’ untuk memahami sertifikasi itu sendiri terutama petani produk komoditi yang

berhubungan langsung dengan proses sertifikasi dan hal-hal yang harus dilakukan saat

proses sertfikasi tersebut.

Keuntungan dengan adanya sertifikasi adalah adanya kompensasi yang akan

diterima pihak yang telah disertifikasi, baik berupa akses penjualan maupun

kompensasi yang berasal dari pihak yang mensertfikasi atas sertifikasi yang telah

dilakukan dikebunnya. Sementara pemahaman petani Benteng Alla‘ Utara sendiri

mengenai sertifikasi masih sangat rendah. Dari hasil wawancara terstruktur

(structured interview) yang lakukan peneliti, istilah ‘Sertifikasi’ sangat asing bagi

petani. Petani di Desa Benteng Alla’ Utara tidak mengenal istilah tersebut, hanya

segelintir petani saja yang memahami istilah tersebut itupun mereka mengenalnya

dengan istilah “perbaikan” pada kopi. Tetapi, telah adanya sertifikasi yang dilakukan

Starbucks “CAFÉ Practice” yaitu sertifikasi kopi yang dilakukan oleh Starbucks

melalui eksportir PT. Megahputera Sejahtera. Sertifikasi ini dilakukan pada tahun

2006 - 2007 di Desa Benteng Alla‘ Utara.

Pada pelaksanaanya petani memang tidak ditegaskan bahwa kegiatan tersebut

bernama sertifikasi. Pak Patola selaku ketua Koperasi Tani dan Kepala Desa Benteng

Alla’ Utara hanya meminta kelompok-kelompok tani dan petani yang menjual hasil

kopinya ke koperasi untuk melakukan berbagai kegiatan yang sebetulnya dinamakan

proses sertifikasi. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan yang diinginkan oleh

Starbucks. Diantaranya yang harus dilakukan petani yaitu : kawasan kebun kopi

rakyat milik petani tidak boleh memasuki kawasan hutan lindung (protected forest),

kemasan bekas pestisida yang sudah tidak terpakai harus dikubur di dalam tanah, dan

petani tidak boleh memusnahkan tanaman lokal (pohon lokal), kurangi pemupukan

dengan menggunakan bahan kimia (harus menggunakan pupuk organik), dan

melindungi satwa langka.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 83: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

66

Universitas Indonesia

Pada gambar 4.23 dan 4.24 adalah kompensasi yang diberikan Starbucks

kepada petani di Desa Benteng Alla’ Utara (melalui PT Megahputera Sejahtera)

setelah dilakukanya sertifikasi yaitu Starbucks memberikan bantuan kepada

masyarakat kelompok tani di desa tersebut. Lalu berdasarkan kesepakatan maka

bantuan tersebut digunakan untuk membuat jalan tani dan mainan anak untuk siswa

taman kanak-kanak Desa Benteng Alla’ Utara.

Gambar 4.23. Bantuan yang diterima petani desa Bentang Alla’ Utara yang berupa jalan tani

Sumber : Hasil Survey, 2011

Gambar 4.24. Bantuan yang diterima petani desa Bentang Alla’ Utara, berupa satu set mainan anak-anak di sekolah TK

(Taman kanak-Kanak) Sumber : Hasil Survey, 2011

Kompensasi yang diterima petani juga dapat berupa pemberian harga

premium. Ada beberapa petani yang menyatakan bahwa harga premium yang diterima

tidak cukup untuk memenuhi biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi standar mutu.

Biaya atau ongkos untuk membuat kopi spesialti (specialty coffee) dengan kualitas

dan cita rasa terjaga membutuhkan banyak biaya dan pengeluaran. Sedangkan harga

premium yang diterima kisaranya tidak jauh dengan harga kopi yang bukan diproses

untuk menciptakan kopi specialty. Sehingga terkadang perbedaan harga yang tidak

signifikan ini membuat petani cenderung malas untuk memproses kopi menjadi kopi

spesialti.

Ada banyak petani yang merasa bahwa harga premium yang diterima sudah

cukup untuk memenuhi biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi standar mutu.

Menurut petani, jika mereka mengikuti prosedur pemrosesan yang sesuai dengan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 84: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

67

Universitas Indonesia

prosedur maka secara langsung maupun tidak langsung petani telah menjaga cita rasa

kopi. Cita rasa kopi yang memang sudah terkenal sejak lama selain itu pula pembeli

akan puas dengan kualitas dan kondisi kopi yang dijualnya. Maka pembelipun akan

memberikan fee lebih. Misalnya saja ada pemberian insentif dari pembeli (buyers)

karena pembeli (buyers) mendapatkan kualitas kopi yang sesuai dengan kopi yang

mereka harapkan dengan kata lain buyers merasa puas dengan kopi yang diterimanya.

Selain itu petani pun merasa mendapatkan harga lebih tinggi Rp 500 – 1.000,-

walaupun petani berharap untuk mendapatkan premi yang lebih besar lagi.

Bantuan yang diterima pertani di Lembang Ranteuma merupakan kompensasi

karena PT Toarco Jaya sudah mendapatkan dua sertifikasi yaitu Utz Certification

pada tahun 2006-2007 dan Rainforest Alliance Certification tahun 2009. Terlihat

gambar 4.25 Sertifikat Utz dan gambar 4.26 Sertifikat dari Rainforest Alliance yang

diterima PT Toarco Jaya. UTZ Certification adalah sertifikasi khusus untuk

perkebunan kopi. Kemudian pada tahun 2009 tersertifikasi Rainforest Alliance.

Rainforest Alliance adalah sertifikasi yang bertujuan melindungi lingkungan.

Sehingga kepercayaan buyers meningkat. Meskipun sertifikasi ini hanya untuk

Perkebunan Pedamaran PT Toarco Jaya, sedangkan untuk kebun percobaan yang

berlokasi di Desa Ranteuma belum disertifikasi. Tetapi faktanya dengan adanya PT

Toarco Jaya di Desa Ranteuma masyarakat mendapatkan banyak pengetahuan

mengenai bagaimana budidaya kopi yang baik, menanam kopi yang baik, mengurus

dan bagaimana melakukan pemangkasan pada pohon kopi, pengolahan kopi pasca

panen dan lainnya.

Gambar 4.25. UTZ Certification PT Toarco Jaya Sumber : Hasil Survey, 2011

Gambar 4.26 Rainforest Alliance Certification PT Toarco Jaya

Sumber : Hasil Survey, 2011

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 85: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

68

Universitas Indonesia

Keberadaan PT Toarco Jaya di Ranteuma sedikit banyak menguntungkan

masyarakat sekitar Ranteuma. Infrastruktur atau akses dari Rantepao menuju

Ranteuma itu sangat rusak dan buruk. Tidak ada kendaraan yang mampu memasuki

jalanan ini kecuali kendaraan roda empat (mobil) jenis yaitu hartop. Buruknya

infrastruktur jalan menuju Ranteuma membuat Key Coffee melalui PT Toarco Jaya

membangunkan jembatan, sebagai bentuk bantuan Key Coffee untuk masyarakat

Ranteuma terlihat pada gambar 4.25 dan 4.26 jembatan menuju Lembang Ranteuma

serta penempatan logo Key Coffee tepat di samping jembatan.

Gambar 4.27. Jembatan menuju Lembang Ranteuma. Salah satu bentuk perhatian

Key Coffee untuk masyarakat Ranteuma Sumber : Hasil Survey, 2011

Gambar 4.28. Logo Key Coffee yang terdapat di Jembaran menuju Desa Ranteuma

Sumber : Hasil Survey, 2011

Selain itu KJUB Puspeta Luwu yang lebih di kenal dengan KUD Sane’ yang

berlokasi di Kabupaten Tana Toraja, merupakan esportir kopi yang mengeskpor 83%

kopinya kepada Starbucks USA, juga sudah tersertifikasi Café Practice oleh

Starbucks. Sertifikasi ini akan terus di-update keberadaan dan kondisi kopi setiap

tahunnya sesuai dengan yang disepakati antara perusahaan dan pihak yang

mensertfikasi.

Belum pernah dilakukannya sertifikasi terhadap tanaman kopi yang berlokasi

di Kelurahan Benteng Ambeso. Petani tidak mengetahui apa itu sertifikasi, bagaimana

proses sertifikasi, dan apa implikasi dari sertifikasi itu sendiri. Kondisi pertanian di

Kelurahan Benteng Ambeso merupakan pertanian kopi yang hanya diusahakan oleh

petani rakyat tidak ada campur tangan dari perusahaan kopi. Namun karena adanya

kelompok-kelompok tani yang mengorganisir inilah, petani-petani kopi di Desa

Benteng Ambeso mendapatkan bantuan dari pemerintah. Bantuan tersebut berupa

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 86: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

69

Universitas Indonesia

penyuluhan pertanian secara berkala. Menurut petani ini sangat bermanfaat dan

menambah pengetahuan mereka bagaimana bertani, mengelola, dan budidaya kopi

yang baik.

Sertifikasi kopi erat kaitannya dengan adanya kompensasi baik dari segi harga

maupun bantuan–bantuan dari pihak buyers. Petani di Desa Benteng Ambeso tidak

pernah mendapatkan harga premium. Pada umumnya harga yang diperoleh petani

adalah harga yang diberikan langung oleh pedagang baik pedagang yang berada di

pasar maupun pedagang yang menghampiri ke rumah petani. Harga yang diterima

oleh petani sudah tinggi, karena petani di Desa ini tingkat kesadarannya sangat tinggi

dalam menjaga kualitas kopi dan pemrosesan kopi. Petani juga berpendapat bahwa

masalah cukup atau tidak cukup itu sangat relatif pada kemampuan petani itu sendiri

dalam mengelola kopi dan mengatur uang yang diterima dari hasil penjualan kopi.

Sehingga petani dan masyarakat mendapatkan bantuan dari Starbucks sebagai bentuk

insentif yang diberikan Starbucks kepada petani Desa Benteng Ambeso. Pada gambar

4.29 dan 4.30 adalah bantuan berupa sekolah Taman Kanak-kanak yang diberikan

oleh Starbuck untuk masyarakat Desa Benteng Ambeso.

Gambar 4.29. Kompensasi yang diterima masyarakat Desa Benteng Ambeso atas kepuasan Sturbucks dengan kualitas dan cita rasa kopi Toraja

Sumber : Hasil Survey, 2011

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 87: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

70

Universitas Indonesia

Gambar 4.30. Kompensasi yang diterima masyarakat Desa Benteng Ambeso atas kepuasan Sturbucks dengan kualitas dan cita rasa kopi Toraja

Sumber : Hasil Survey, 2011

Bantuan ini semata-mata karena respon dari kepuasan Sturbucks. Starbucks

telah menerima kopi dengan kualitas yang sangat baik dan kopi tersebut berasal dari

Desa Benteng Ambeso. Oleh karena itu eksportir melalui tengkulak yang biasa

melakukan pembelian di Desa Benteng Ambeso mewujudkan bantuan itu untuk

sarana pendidikan guna meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan anak-anak.

Karena jika insentif tersebut diserahkan langsung kepada petani dalam bentuk uang

maka hanya sekejap akan habis. Sementara jika dalam bentuk bangunan dan fasilitas

umum akan tetap terasa dan banyak orang yang merasakan manfaatnya.

4.3.2 Ekspor Kopi Sulawesi ke Pasar Internasional

Eksistensi kopi Sulawesi semakin diakui di pasar global. Setiap tahunnya

permintaan pasar global akan kopi Sulawesi semakin banyak, bahkan eksportir

terkadang tidak mampu memenuhi permintaan pembeli (importir). Sejak tahun 2005

hingga 2011 tercatat sebanyak 23 negara yang menjadi negara tujuan ekspor kopi

Sulawesi, yaitu diantaranya Australia, Belanda, China, Denmark, Korea Selatan,

Islandia, Georgia, Inggris, Mesir, Belgia, Jepang, Jerman, Singapura, Swedia, Taiwan,

Amerika Serikat, Afrika Selatan, Israel, Italia, Meksiko, Rusia, dan Hongkong. Dari

keseluruhan ekspor yang pernah dilakukan, Amerika Serikat tercatat sebagai negara

dengan nilai ekspor tertinggi setiap tahunnya. Nilai ekspor tertinggi yaitu pada tahun

2010 dengan negara tujuan Amerika Serikat, dengan volume ekspor sebesar

4.134.600 ton. Amerika Serikat dan Jepang adalah negara yang memiliki hubungan

khusus dengan Sulawesi. Jepang sendiri terkait dengan keberadaan PT Toarco Jaya.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 88: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

71

Universitas Indonesia

Sementara Amerika Serikat terkait dengan KUD Sane’ yang 51% modal usahanya

berasal dari CBN. KUD Sane’ mengekspor 83% kopi-nya kepada Starbucks.

Sementara Jerman, Belgia, Belanda, dan Australia merupakan negara tujuan

ekspor kopi Sulawesi yang juga konstan. Setiap tahunnya selalu ada pengiriman

menuju negara tersebut. Meskipun volume ekspor menuju ke empat negara tersebut

tidak sebesar volume menuju Amerika ataupun Jepang. Sementara negara-negara

lainya sangat tergantung pada harga kopi dunia, permintaan kopi, dan juga kondisi

ketersediaan kopi itu sendiri.

Tabel 4.2. Tabel volume ekspor kopi Sulawesi menuju pasar global tahun 2005 –

2011 (dalam ton)

Negara 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011*

Australia 54.000 72.000 126.000 126.000 92.400 280.800 56.400

Belanda 159.000 66.000 180.000 216.000 36.000 171.900 0

China 0 15.000 72.000 0 90.000 450.000 148.000

Denmark 18.000 0 0 0 0 0 0

Korea Selatan 0 8.000 58.290 78.760 134.070 295.800 18.000

Islandia 18.000 0 0 36.000 0 0 0

Georgia 18.000 0 0 0 0 0 0

Inggris 18.000 0 0 0 0 0 0

Mesir 35.700 0 0 0 0 0 0

Belgia 311.400 162.000 396.000 551.000 415.200 522.000 36.000

Jepang 1.471.409 827.580 955.740 963.780 691.637 847.200 145.830

Jerman 159.250 36.491 42.675 37.570 216.644 184.930 0

Singapura 325.500 8.000 191.794 136.000 156.000 102.000 0

Swedia 0 136.500 396.000 396.000 375.600 192.000 0

Taiwan 15.000 163.200 0 0 5.199 0 0

Amerika Serikat 2.945.000 1.172.155 3.169.665 2.592.920 1.964.000 4.134.600 213.480

Afrika Selatan 0 0 0 36.800 36.000 36.000 0

Israel 0 0 0 38.400 0 0 0

Italia 0 0 36.000 0 72.000 0 0

Meksiko 0 0 0 0 18.000 0 0

Rusia 0 0 0 0 36.000 0 0

Hongkong 0 0 0 0 0 0 20.000 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan tahun 2011

*Untuk tahun 2011, data hanya hingga bulan Juni 2011

Tahun 2005, kopi Sulawesi memasuki sekitar 15 negara di dunia, yaitu

Australia, Belanda, Denmark, Islandia, Georgia, Inggris, Mesir, Belgia, Jepang,

Jerman, Singapura, Taiwan, dan Amerika Serikat.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 89: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

72

Universitas Indonesia

Pada tabel 4.2 dan peta 4.1 terlihat dengan bahwa Amerika Serikat sebagai

negara tujuan kopi Sulawesi dengan volume tertinggi. Pada tahun 2005 kopi Sulawesi

yang masuk ke pangsa pasar Amerika Serikat yaitu sebenar 2.945.000 ton dengan

total nilai ekspor sebesar 8.976.993,80 USD. Sementara nilai ekspor terkecil dengan

negara tujuan Taiwan dengan volume ekspor sebesar 15.000 ton. Sementara untuk

beberapa negara Eropa memiliki nilai eskpor yang sama yaitu dengan volume sebesar

18.000 ton dengan negara tujuan ekspor Denmark, Islandia, Georgia, Inggris. Jepang

sendiri memiliki nilai ekspor sebesar 1.471.409 ton.

Peta 4.1. Peta Distribusi Kopi Arabika Tahun 2005

Grafik 4.1. Grafik ekspor kopi Sulawesi tahun 2005

UUUU

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 90: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

73

Universitas Indonesia

Peta 4.2 terlihat bahwa adanya perubahan negara tujuan ekspor kopi Sulawesi.

Pada tahun 2005 tidak ada ekspor ke China, Korea Selatan dan Swedia tetapi pada

tahun 2006 terlihat adanya panah menuju negara China. Begitu juga dengan ekspor

yang menuju negara Eropa seperti Denmark, Islandia, Georgia, Inggris, dan Mesir

yang menjadi tujuan ekspor tahun 2005, sementara tidak adanya ekspor pada tahun

2006 untuk negara-negara tersebut. Jika dilihat dari grafik 4.1 di tahun 2006 maka

volume ekspor ekspor tertinggi tetap dengan negara tujuan Amerika Serikat dengan

total volume sebesar 1.172.155 ton. Sedangkan volume ekspor terrendah pada tahun

2006 yaitu dengan negara tujuan Singapura dan Korea Selatan dengan volume

masing-masing 8.000 Kg.

Peta 4.2. Peta Distribusi Kopi Arabika Tahun 2006

Grafik 4.2. Grafik ekspor kopi Sulawesi tahun 2006

UUUU

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 91: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

74

Universitas Indonesia

Peta 4.3. Peta Distribusi Kopi Arabika Tahun 2007

Grafik 4.3. Grafik ekspor kopi Sulawesi tahun 2007

Negara tujuan ekspor kopi Sulawesi pada tahun 2007 hampir sama dengan

tahun 2006. Perbedaan hanya terletak pada, negara Taiwan dan Italia. Pada tahun

2006 negara Taiwan menerima mengekspor kopi Sulawesi sebesar 163.200 ton,

sementara pada tahun 2007, tidak ada ekspor dengan negara tujuan Taiwan. Demikian

sebaliknya pada tahun 2007 tercatat besar ekspor kopi Sulawesi dengan negara tujuan

Italia dengan besar volume eskpor 36.000 ton, sementara pada tahun 2006 tidak

adanya ekspor untuk negara Italia. Jika diperhatikan grafik 4.1 untuk tahun 2007

maka volume ekspor kopi Sulawesi tertinggi tetap dengan negara tujuan Amerika

UUUU

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 92: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

75

Universitas Indonesia

Serikat, dengan total volume ekspor sebesar 3.169.665 ton. Angka ini menunjukan

peningkatan volume ekspor dari tahun sebelumnya yang tercatat 1.172.155 ton

ditahun 2006. Sementara volume eskpor kopi Sulawesi terendah pada tahun 2007

yaitu dengan negara tujuan Italia sebesar 36.000 ton. Ditahun 2007 pula beberapa

negara Eropa selain Belanda dan Jerman belum melakukan impor lagi. Sementara

Jepang terhitung stabil dari tahun ke tahun dengan total volume ekspor pada tahun

2007 yaitu 955.740 ton.

Peta 4.4. Peta Distribusi kopi Arabika Tahun 2008

Grafik 4.4. Grafik ekspor kopi Sulawesi tahun 2008

UUUU

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 93: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

76

Universitas Indonesia

Peta 4.5. Peta Distribusi kopi Arabika Tahun 2009

Grafik 4.5. Grafik ekspor kopi Sulawesi tahun 2009

Negara tujuan ekspor kopi Sulawesi pada tahun 2008 cenderung sama dengan

tahun sebelumnya. Terdapat sedikit perbedaan negara tujuan dan volume kopi yang

diekspor yaitu, pada tahun 2007 terdapat ekspor kopi sebesar 72.000 ton menuju

China, sementara pada tahun 2008 tidak ada eskpor menuju China. Hal sebaliknya

terjadi dengan negara tujuan Islandia, pada tahun 2007 tidak ada ekspor kopi Sulawesi

menuju Islandia, tetapi pada tahun 2008 terdapat sekitar 36.000 ton kopi Sulawesi

UUUU

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 94: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

77

Universitas Indonesia

yang diekspor menuju Islandia. Sementara untuk negara Taiwan, selama dua tahun

berturut-turut tidak ada ekspor kopi dengan negara tujuan Taiwan. Negara Italia yang

baru melakukan ekspor pada tahun 2007 untuk periode 2005-2011 ini kemudian

sudah tidak ada kopi Sulawesi yang di ekspor ke Italia pada tahun 2008. Grafik 4.1

menunjukan bahwa pada tahun 2007 dan 2008 ekspor dengan negara tujuan Amerika

Serikat masih tercatat sebagai negara tujuan ekspor kopi Sulawesi dengan volume

eskpor tertinggi. Pada tahun 2007 sekitar 3.169.665 ton kopi Sulawesi di ekspor

menuju Amerika Serikat dan sedikit menurun pada tahun 2008, yaitu dengan volume

2.592.920 ton.

Peta 4.6. Peta Distribusi kopi Arabika Tahun 2010

Grafik 4.6. Grafik ekspor kopi Sulawesi tahun 2010

UUUU

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 95: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

78

Universitas Indonesia

Pada tahun 2010 kopi di Sulawesi Selatan mengalami panen raya, hal ini

terlihat para peningkatan angka ekspor setiap negara tujuan kopi Sulawesi. Kopi

Sulawesi dengan tujuan ekspor negara Amerika Serikat pada tahun 2010 tercatat

sebesar 4.134.600 ton, volume ini adalah volume ekspor tertinggi selama periode 2005

– 2011. Penigkatan ini juga terlihat signifikan dari tahun sebelumnya yaitu 1.964.000

ton. Sementara beberapa negara lain yang mengalami peningkatan volume ekspor dari

tahun sebelumnya meningkat di tahun 2010 yaitu ekspor dengan negara tujuan China

meningkat volume eskpor sebelumnya sebesar 90.000 ton kemudian saat panen raya

volume ekspor menuju China menjadi 450.000 ton. Sementara volume ekspor dengan

negara tujuan Afrika Selatan konstan berada di volume 36.000 ton.

Peta 4.7. Peta Distribusi kopi Arabika Tahun 2011

Grafik 4.7. Grafik ekspor kopi Sulawesi tahun 2011

UUUU UUUU

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 96: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

79

Universitas Indonesia

Meskipun pada tahun 2010 mengalami panen raya, tercatat beberapa ekspor

mengalami penurunan volume. Penurunan volume ekspor pada tahun 2010 ini terjadi

dengan negara tujuan ekspor Jerman. Pada tahun 2009 kopi Sulawesi masuk ke

negara Jerman dengan volume 216.644 ton, sementara pada tahun 2010 menurun

menjadi 184.930 ton. Begitu juga dengan Taiwan yang tidak menjadi negara tujuan

ekspor pada tahun 2010 setelah sebelumnya kopi Sulawesi masuk ke negara tersbut

sebesar 5.199 ton. Negara dengan tujuan ekspor Italia, Meksiko, dan Rusia

mengalami hal yang sama dengan Taiwan. Rusia pada awalnya mengimpor dengan

volume 36.000 ton pada tahun 2009 kemudian tidak mengimpor lagi pada tahun 2010.

Begitupula dengan Meksiko yang tercatat mengimpor kopi Sulawesi sebesar 18.000

ton kemudian tidak mengimpor lagi pada tahun 2010. Selanjutanya adalah Italia, Italia

menjadi tujuan ekspor kopi Sulawesi pada tahun 2009 dengan total volume sebesar

72.000 ton kemudian tidak mengimpor kopi Sulawesi lagi pada tahun 2010.

Ada tidaknya ekspor kopi Sulawesi ke negara tertentu tidak hanya berdasarkan

ketersediaan kopi di Sulawesi Selatan, tetapi permintaan dari pasar internasional

terhadap kopi Sulawesi itu sendiri. Hal ini berbeda dengan kondisi tahun 2011, data

diperoleh untuk tahun 2011 hingga bulan Juni 2011 saja. Penurunan signifikan terjadi

pada tahun ini. Petani kopi di Sulawesi Selatan rata-rata tidak mampu menghasilkan

kopi yang berlimpah seperti tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan terlalu banyak

hujan, dan pengaruh cuaca lainnya. Akibatnya pada tahun 2011 volume eskpor kopi

menurun tajam. Sulawesi kopi hanya menyentuh beberapa negara saja, itupun dengan

volume kopi yang sangat sedikit bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

4.3.3 Pengakuan Dunia akan Kopi Sulawesi

Kopi yang di ekspor dari negara-negara pengekspor kopi sangat beragam.

Baik dari segi jenis kopi maupun dari kualitas kopi. Khusus untuk kopi Arabika

terdapat berbagai jenis pula, mulai dari kopi Arabika dengan kualitas rendah hingga

ke tatanan spesialti. Seperti yang di ungkapkan Neilson dan Marsh (2007) “Di dalam

pasar kopi Arabika spesialti sendiri, terdapat sejumlah kopi bermutu baik (umumnya

digunakan untuk pencampuran) dan kopi yang memiliki karakteristik superior yang

memiliki karakteristik daerah asal. Kopi Sulawesi digunakan secara luas sebagai

kopi yang memiliki karakteristik daerah asal.”

Dari content analysis (analisis isi) berbagai website roaster kopi dunia yang

terkemuka diperoleh berbagai pendapat tentang kopi Sulawesi.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 97: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

80

Universitas Indonesia

Sweet Maria’s Coffee, Oakland - California :

“Kopi Toraja dapat ditemukan di tempat manapun di dataran tinggi Tana Toraja dan

terkadang kopi ini berasal dari tempat yang lain di luar Toraja (Kabupaten

Enrekang) yang menyatu menjadi Kopi Toraja. Di bagian utara Toraja yang

tempatnya sangat tinggi seperti Pulu Pulu, kopi ini kemudian di jual oleh para petani

ke pedagang di pasar tradisional terdekat yaitu Pasar Sapan dan Minanga setelah

melewati jalanan yang jauh dan rusak. Jadi, Pasar Sapan dan Minanga adalah

representasi titik pengumpulan kopi terbaik dari sekian banyak kopi yang tumbuh di

dataran tinggi Toraja, dan yang kami miliki di sini adalah kopi ekslusif yang berasal

dari kedua tempat tadi. Kualitas kopi Sulawesi yang dinikmati di cangkir adalah

semata-mata hasil dari proses setelah panen, dengan melakukan metode ‘giling

basah’. Kopi Sulawesi adalah satu dari kopi terbaik Indonesia yang pernah saya

buat di Roster ini.”

Feets Coffee, Amerika Serikat :

“Kopi kualitas terbaik dari Sulawesi yang tumbuh dan diproses di dataran tinggi

Toraja, dekat ibukotanya yaitu Rantepao. Orang-orang Toraja memiliki sejarah

budaya yang menarik dan membawa mereka ke metode budidaya kopi dengan cara

yang sangat tradisional. Pohon-pohon kopi ditanam di petak-petak kecil di sekitar

rumah penduduk desa, seluruh keluarga mengambil bagian dalam memetik dan

pengolahan kopi. Kami bahkan melihat pohon kopi yang tumbuh di tepi sawah. Kopi

merupakan tanaman 'tunai' sebagai pendapatan utama keluarga. Terdapat metode

tradisional yang memberikan rasa kopi Kalosi Sulawesi yang unik. Dalam beberapa

tahun terakhir, untuk menduplikasi kualitas kopi Sulawesi yang terdahulu, kami telah

mengambil langkah tambahan semi-penuaan biji kopi kami. Kami sudah lama

membuat contoh kopi terbaik yang khas. Ini menunjukkan biji kopi yang, kaya, penuh;

moderat, seimbang keasamannya, dan karakter aromatik multidimensi dengan herbal

terkemuka, dan manis. Ini adalah salah satu kopi langka yang terbaik di dunia.”

Peet’s Coffee merupakan roaster kopi besar yang berada di Amerika Serikat

yang memiliki banyak gerai di banyak negara bagian Amerika. Peet’s Coffee

menyediakan kopi Sulawesi, pada websitenya Peet’s Coffee juga menjelaskan secara

rinci mengenai asal kopi Kalosi dengan penjelasan tempat baik itu ketinggian tempat

maupun lingkungan sekitarnya, budaya, kehidupan masyarakat Toraja, proses

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 98: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

81

Universitas Indonesia

pengolahan kopi Toraja pasca panen serta karakteristik fisik lokasi dimana kopi yang

dijualnya berasal.

Tabel 4.3. Komentar dan pendapat konsumen kopi Sulawesi di beberapa

negara bagian Amerika Serikat

Tentang Konsumen Komentar

Nama : David Von Doloski Asal : Rose City, MI, USA Tanggal komentar : 03 Agustus 2011

“I have tried about 6-7 different Pete's Coffees the past year, mainly dark brews and been very satisfied. This time I tried the Sulawesi blend and did not care for it. It had very unique flavors that tasted more like flowers than coffee. I do not like flavored coffee's and this reminded me of a flavored coffee. There were no issues with quality or freshness.”

Nama : Berenice Weber Asal : Belton,TX,USA Tanggal komentar : 31 Mei 2011

“ Excellent coffee! The first time I bought it (Sulawesi) was recommended to me by a Peet's employee, she said it was her favorite, after making my first cup at home, I understood why... this coffee has the characteristic strength of a Peet's coffee, has great body, and a unique taste. Drink it strong and do NOT add milk or anything to spoil it, it tastes great by itself. Superb coffee!”

Nama : Jessica Asal : Oregon ,USA Tanggal komentar : 14 Juni 2008 Mengkonsumsi kopi Sulawesi sejak : 2001

“This coffee is the best coffee PEET's sells, in my opinion. I have a tendency towards the more full bodied Indonesian coffees anyway, but the flavor is at it's height in the Sulawesi. It makes me happy. :)”

Nama : Marshall Asal : Belton,TX,USA Tanggal komentar : 7 Maret 2010

“A friend bought me a pound of Sulawesi from *buck's years ago, and I drank it exclusively for several years. It then became "seasonal" and this year and was only offered for a month. Someone at work mentioned Peet's, where I could get it all the time. I have recetly received my first order and find it simply the best coffee I have ever tasted, and I won't try any others, even Sumatra or Guatelmala Angitua. If you like bold, nutty, but smooth tasting coffee, Sulawesi is the one for you. I recommend you try it and you''ll be hooked for life!”

Nama : James From: Florida, USATanggal komentar : 06 Februari 2007

“The aromatic very full body and exceptional flavor of Sulawesi has made this coffee my morning favorite. I savor the effect of the lingering nutty and woody flavors of this fine coffee. Do yourself a favor and give it a try!”

Sumber : http://www.peets.com/shop/coffee_detail.asp?rdir=1&id=41

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 99: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

82

Universitas Indonesia

Dari berbagai website yang menyatakan ketertarikan dan kekaguman terhadap

kopi Sulawesi. Hal ini memperlihatkan bahwa begitu besar kekaguman konsumen di

pasar global terhadap cita rasa kopi Sulawesi. Eksistensi kopi Sulawesi dimata dunia

internasional sudah tidak diragukan lagi.

Seperti yang dipaparkan oleh konsumen kopi dari Peets roster di Amerika

bahwa Kopi Sulawesi telah dicoba dan diminumnya berkali-kali hingga menjadi

ketagihan dan ingin meminumnya lagi dan lagi. Awalnya yang hanya mencoba-coba

Kopi Indonesia hingga benar-benar mengagumi kopi Sulawesi. Pendapat konsumen

lain mengatakan bahwa aroma kopi Sulawesi benar-benar khas dan berbeda dari kopi-

kopi lainnya yang pernah dinikmati. Kopi Sulawesi memiliki karakteristik biji yang

kuat dengan rasa yang unik. Konsumen lain berpendapat bahwa ini adalah kopi

terbaik yang dijual di Peets roster. Memiliki karakteristik Indonesia yang sangat kuat

dan berasal dari tempat yang tinggi di Sulawesi. Rasanya sungguh berbeda dan

membuat konsumen bahagia. Pendapat lain yaitu, pada awalnya mendapatkan kopi

Sulawesi dari teman-temannya. Setelah mencoba berkali-kali menjadi suatu kebiasaan

setiap berkunjung ke roster Peets selalu mengkonsumsi kopi Sulawesi, sehingga

menjadi pelanggan tetap Peets dan ketika suatu kondisi dimana Peets tidak

mempunyai persediaan kopi Sulawesi maka pelanggan ini akan memesan jauh-jauh

hari. Kopi Sulawesi adalah kopi favorit bagi para konsumen kopi Sulawesi di

Amerika, penikmat kopi ini pula merekomendasikan kopi Sulawesi kepada rekan-

rekan dan keluarganya.

Kondisi krisis yang menimpa negara Amerika Serikat dan sebagian besar

negara di Eropa tidak menurunkan loyalitas para pencinta kopi. Satu fenomena

penting yang ditemui penulis pada saat melakukan konten analisis, bahwa meskipun

orang-orang di Amerika Serikat mengalami penurunan gaya hidup karena krisis

global yang melanda. Penggemar kopi Sulawesi memiliki cara lain untuk menikmati

kopi Sulawesi tanpa harus mengurangi konsumsi mereka.

Pembahasan trend ekspor kopi Sulawesi dari tahun ketahun selalu Amerika

Serikatlah pembeli kopi terbanyak, dengan perbandingan volume yang signifikan

dibandingkan negara-negara pengkonsumsi lainnya. Oleh karena itu Amerika menjadi

negara yang diutamakan untuk melakukan konten analisis terutama komentar –

komentar roster – roster besar seperti Peets Coffee dan Sweet Maria’s Coffee. Jumlah

roster atau gerai kedua brand ini yang berada hampir di seluruh negara bagian di

Amerika Serikat.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 100: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

83

Universitas Indonesia

4.4 Dinamika Kopi Sulawesi di Pasar Global dan Implikasinya Terhadap Rantai

Lokal

Pasar global kopi Sulawesi terdiri atas banyak negara-negara di dunia yang

merupakan negara-negara pengkonsumsi kopi Sulawesi. Sementara banyak negara-

negara yang sejak tahun-tahun sebelumnya merupakan negara tujuan ekspor kopi dan

berfluktuasi sesuai dengan perminataan konsumen dan juga buyers yang berada di

negara tersebut. Hal ini sebelumnya sudah di paparkan secara terperinci.

Tingginya permintaan pasar global terhadap kopi Sulawesi di dunia, tuntutan

kualitas kopi yang semakin hari semakin tinggi, tuntutan NGO dunia mengenai

lingkungan terkait global climate change issue yang akhir-akhir ini mencuat sehingga

menimbulkan pemahaman lingkungan dan gerakan sadar lingkungan pertanian.

Sertifikasi kopi-pun menjadi pilihan yang bisa dijadikan alternatif selain sebagai ‘alat

perdagangan‘ di dunia bisnis internasional. Sertifikasi ini mampu membedakan harga

kopi yang sudah disertifikasi dan yang belum disertifikasi. Pihak yang melakukan

sertifikasi dapat memantau keberadaan tanaman kopi secara berkata sesuai dengan

kesepakatan pada saat dilakukannya sertifikasi.

Gambar 4.31. Gambaran spasial sertfikasi dengan usaha penjagaan mutu di masing-masing

lokasi penelitian

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 101: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

84

Universitas Indonesia

Penekanan pada konteks keruangan geografi, dimana dijelaskan persamaan

dan perbedaan perbedaan antara lokasi yang satu dengan lokasi yang lain. Pada faktor

sertfikasi yang telah penulis paparkan sebelumnya, dalam gambar 4.31 terlihat bahwa

tuntutan global yang bernama sertfikasi tidak ada di semua lokasi penelitian.

Sertifikasi ada di dua lokasi penelitian yaitu Desa Benteng Alla’ Utara dan Lembang

Ranteuma, sementara di Desa Benteng Ambeso tidak adanya tuntutan sertifikasi.

Tetapi meskipun ada satu lokasi penelitian tidak terkena sertfikasi upaya penjagaan

mutu dilakukan di ketiga lokasi penelitian tersebut. Masing-masing dari lokasi

penelitian memiliki karakterstik penjagaan mutu yang berbeda.

Pada gambar 4.31 terlihat bahwa kedua desa yaitu Benteng Alla’ Utara dan

Desa Benteng Ambeso sudah melakukan penjagaan mutu dengan sangat baik.

Kelompok tani dan koperasi yang ada di Benteng Alla’ Utara terkordinasi dan

berfungsi dengan sangat baik sehingga penjagaan mutu kopi yang dilakukan oleh

petani terjaga. Sementara di Benteng Ambeso, meskipun tidak adanya koperasi tetapi

peran kelompok tani sangat baik dan terarah. Selain itu berkaitan dengan kesadaran

masyarakat Benteng Ambeso akan penjagaan kualitas dan skills budidaya yang petani

desa ini miliki sangat baik.

Lain halnya dengan Lembang Ranteuma, anak panah dari lembang Ranteuma

menjadi lebih tipis dari lokasi penelitian yang lain. Adanya tuntutan sertifkasi global

di Lembang Rateuma membuat petani melakukan usaha penjagaan mutu, akan tetapi

usaha penjagaan mutu Lembang Ranteuma tidak sebesar usaha yang dilakukan oleh

kedua desa yang lainnya. Selain itu tidak adanya koperasi atau kelompok tani yang

terkordinasi dan berfungsi nyata di Ranteuma.

Secara keruangan kedua lokasi penelitian yaitu Benteng Alla Utara dan

Ranteuma sama-sama mendapatkan pengaruh sertfikasi global tetapi memberikan

respon yang berbeda. Sementara lokasi penelitian Benteng Ambeso tidak terkenai

tuntutan global sertifikasi tetapi memberikan respon yang sama dengan lokasi

penelitian Benteng Alla’ Utara terhadap pasar global. Terlihat bahwa dinamika global

yang berupa tuntutan sertifikasi menimbulkan respon rantai lokal yang berbeda antara

satu lokasi penelitian dengan lokasi yang lain.

Tuntutan permintaan kopi dunia dan tuntutan kualitas kopi dunia yang tinggi

telah mengakibatkan adanya perubahan (dinamika) di pasar global baik itu trend

ekspor kopi Sulawesi maupun adanya kompensasi yang diberikan pembeli (buyers)

kepada petani kopi lokal. Munculnya sertifikasi kopi serta semakin banyaknya roster-

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 102: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

85

Universitas Indonesia

roster dunia yang menyediakan kopi Sulawesi ini dikarenakan banyaknya demand

(perminataan) dari konsumen. Maka timbul pula kompensasi-kompensasi yang

diberikan pihak buyers kepada petani atas usahanya telah menjaga kualitas dan cita

rasa kopi Sulawesi baik kompensasi berupa uang maupun kompensasi dalam bentuk

bangunan sekolah, jalan tani, maupun alat-alat pelengkap pendidikan.

Gambar 4.32. Gambaran spasial kompensasi yang diberikan buyers dengan respon dari rantai

lokal akan kompensasi tersebut di masing-masing lokasi penelitian

Keterangan :

Kompensasi yang diberikan buyers

Respon dari rantai lokal terhadap kompensasi yang diterima

Ketiga lokasi penelitian merupakan lokasi-lokasi yang mendapatkan

kompensasi dari buyers atas usaha penjagaan mutu yang dilakukan petani. Berbagai

kompensasi diterima petani, namun kompensasi yang diterima petani atau kompensasi

yang diberikan buyers tersebut berbeda disetiap lokasi penelitian. Jenis kompensasi

disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik lokasi tersebut. Macam-macam

kompensasi yang diterima sudah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya. Bagian

ini memperjelas bahwa karakter keruangan lokasi penelitian mempengaruhi jenis

kompensasi yang diberikan serta persamaan dan perbedaan antar lokasi penelitian.

Pada gambar 4. 32 terlihat bahwa ketiga lokasi penelitian adalah lokasi yang

mendapatkan bantuan (kompensasi) dari buyers. Tetapi karena kebutuhannya yang

berbeda maka implikasi-nya pun berbeda. Desa Benteng Alla’ Utara mendapatkan

bantuan pembuatan jalan tapi karena petani membutuhkan jalan yang lebih baik untuk

meuju perkebunan kopi miliknya. Selain itu petani juga menerima bantuan berupa

Pasar

Global

Benteng

Alla’ Utara

Renteuma

Benteng

Ambeso

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 103: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

86

Universitas Indonesia

mainan anak-anak untuk di sekolah Taman Kanak-kanak. Mainan anak-anak ini

sangat membantu sebagai sarana belajar anak usia dini. Karena keterbatasan fasilitas

pendidikan yang diberikan pemerintah sehingga petani lebih membutuhkan bantuan

tersebut. Eksportir yang di ‘titipi’ bantuan oleh buyers yang pada umumnya

mengkomunikasikan terlebih dahulu bantuan apa yang kira-kira diharapkan oleh

petani.

Lokasi yang lain memiliki karakter keruangan yang berbeda, Lembang

Ranteuma didominasi oleh penduduk usia lanjut. Penulis sendiri saat dilokasi

penelitian ini tidak banyak menjumpai pemuda karena kebanyakan dari mereka

merantau. Sementara lokasi penelitian ini berada di pedalaman, fasilitas jalan sangat

buruk. Oleh karena itu bantuan yang diterima petani lebih banyak bantuan dalam

bentuk fisik yaitu seperti pembangunan jembatan menuju desa tersebut. Banyaknya

sungai-sungai besar yang harus dilewati untuk mencapai Lembang Ranteuma dan

tidak adanya kendaraan umum menuju tempat tersebut.

Benteng Ambeso adalah lokasi penelitian yang juga menerima kompensasi

atas penjagaan kualitas yang dilakukan petani. Benteng Ambeso lebih strategis

dibandingkan dua penelitian yang lainnya. Jalan tani maupun fasilitas jalan penduduk

sangat baik. Sehingga bantuan yang diterima petani lebih banyak berupa pemberian

premi langsung dari eksportir yang diberikan kepada kepadagang. Lalu diberikan

kepada petani.

Ketiga lokasi penelitian merupakan lokasi-lokasi yang sangat baik untuk

budidaya kopi. Usaha kopi sudah dijalankan tidak hanya saat ini tetapi sudah turun

temurun. Ketiga lokasi ini tidak mengalami ketergantungan yang signifikan akan

bantuan (kompensasi) yang diberikan oleh buyers. Petani dengan keterampilan

budidaya kopi yang dimiliki senantiasa mengusahakan kopi baik dalam penanaman,

perawatan, maupun memroses senantiasa mengusahakan yang terbaik yang mereka

dapat lakukan.

Sementara dinamika pasar global yang terjadi menyebabkan pemeran-pemeran

kopi di rantai lokal berusaha semakin keras untuk memberikan hasil produksi yang

terbaik dengan adanya jaminan-jaminan mutu. Semakin besar permintaan kopi dari

pasar global terhadap kopi Sulawesi menyebabkan harga di lokal jauh lebih tinggi

(pada bulan Juli 2011) jika dibandingkan dengan harga yang ditetapkan ICO di pasar

global 2011. Namun permasalahan yang tak pernah terselesaikan yaitu terkait

tanggapan petani yang tidak pernah puas dengan harga yang mereka dapatkan. Selain

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 104: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

87

Universitas Indonesia

itu respon petani yang terjadi di lokal terkait harga yaitu petani selalu menuntut agar

harga dapat naik terus dari harga yang telah mereka peroleh.

Implikasi dari dinamika kopi Sulawesi ini yang sangat nyata dirasakan oleh

petani adalah nilai kebermanfaatan. Usaha – usaha petani selama ini untuk

membudidayakan kopi Sulawesi sesuai dengan kaidah yang ditetapkan pembeli

memberikan dampak positif kepada petani baik secara langsung maupun secara tidak

langsung. Petani dapat merasakan kompensasi dan insentif yang diterimanya. Petani

dan juga rantai – rantai kopi yang lain di Sulawesi Selatan baik itu pedagang,

pedagang besar (tengkulak), eksportir, semua komponen rantai kopi lokal ini

bersinergi untuk suatu keberlanjutan budidaya dan pemenuhan perminataan pasar

global.

Ketergantungan terhadap buyers jelas tidak terjadi pada rantai lokal kopi

Sulawesi, karena adanya keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan kopi.

Petani juga tidak menggantungkan hidupnya semata-mata pada kompensasi yang

diberikan buyers. Petani jauh lebih mandiri dengan budidaya kopi yang mereka

lakukan. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa petani menikmati dan

memanfaatkan kompensasi – kompensasi yang diberikan buyers kepada petani.

Terutama pada usaha pembuatan jalan tani yang terdapat di Desa Benteng

Alla’ Utara, ini tentu saja memudahkan akses petani menuju kebun miliknya. Petani

yang tadinya harus bersusah payah melewati semak – semak jalan kebun setapak, kini

lebih mudah karena jalan tani ini jalan yang dibuat sengaja untuk para petani agar

lebih mudah ketika harus mencapai kebunnya. Pembangunan Taman Kanak – Kanak

yang berada di dua desa yaitu di Desa Benteng Alla’ Utara dan Benteng Ambeso tentu

saja memberikan pengaruh yang sangat baik untuk keberlanjutan generasi – generasi

muda selanjutnya dimana generasi muda ini dimulai dari taman kanak-kanak. Penulis

sendiri tidak menemukan taman kanak-kanak di setiap desa di Kabupaten Toraja dan

Enrekang. Dengan adanya taman kanak-kanak ini diharapkan akan memperbaiki

keberlanjutan pendidikan di Kabupaten Toraja dan Enrekang.

Begitu juga dengan pembangunan infrastruktur jembatan yang terdapat di

jalan menuju Ranteuma. Ini tentu saja mempermudah akses masyarakat, terutama

kondisi Lembang Ranteuma yang berbukit-bukit dengan jalanan yang rusak. Jembatan

ini membantu masyarakat terutama untuk menyeberang sungai, sungai di Kecamatan

Buntupapasan adalah sungai-sungai besar dengan air yang deras, tentu saja dengan

adanya pembangunan jembatan ini masyarakat tidak harus berbasah-basahan pada

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 105: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

88

Universitas Indonesia

saat menyeberangi sungai. Masyarakat mendapatkan kemudahan – kemudahan untuk

keberlangsungan kehidupan. Namun sekali lagi semua yang diterima masyarakat yang

berupa kompensasi – kompensasi ini tidak begitu saja masyarakat petani terima.

Dibutuhkan kerja keras, kemandirian, serta usaha yang baik pada budidaya kopi

petani. Sehingga ada hubungan timbal balik yang nyata dan bermanfaat antara

dinamika kopi Sulawesi di pasar global dengan implikasi yang terjadi di rantai kopi

lokal.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 106: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

89

Universitas Indonesia

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ketiga lokasi budidaya kopi

Sulawesi di Kabupaten Toraja dan Enrekang. Dinamika global memiliki pengaruh

yang sangat besar terhadap kondisi rantai lokal baik langsung maupun tidak langsung.

Naik turunnya permintaan pasar global serta kemampuan ketiga lokasi dalam

memenuhi perminataan pasar berkaitan erat dengan kompensasi (bantuan) yang

diterima di ketiga lokasi tersebut. Ketiga lokasi memperoleh kompensasi atau bantuan

yang berbeda dari pihak buyers. Buyers yang memiliki perhatian besar terhadap petani

adalah buyers yang memiliki hubungan khusus. Semakin besar pemenuhan kebutuhan

pasar akan kopi, semakin besar pula nilai keruangan yang diperoleh. Dua lokasi

penelitian telah melakukan sertifikasi, sementara satu lokasi penelitian belum tetapi

lokasi ini memiliki keterampilan budidaya kopi sudah sangat baik. Kopi dari ketiga

lokasi penelitian ini mampu menembus pasar global karena kualitas yang dimiliki

sangat baik. Karaktersitik pengusahaan kopi di setiap lokasi penelitian pada umumnya

sama, sedikit berbeda pada usaha pribadi masing-masing. Kebermanfaatan lain,

menjadikan petani lebih mandiri baik dari keahlian budidaya maupun pengolahan

kopi yang sesuai dengan kaidah pengelolaan kopi spesialti. Selain itu tidak

menjadikan petani ketergantungan atas bantuan yang diterima tetapi mejadikan petani

semakin giat melatih skills budidaya kopi mereka untuk menjadi lebih baik.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 107: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

90

Universitas Indonesia

Daftar Pustaka

Anief, Moh (2000). Prinsip dan Manajemen Pemasaran Umum dan Farmasi. Jogjakarta :

Gadjah Mada University Press

Basu Swasta D .H. dan Hawan. 1996. Manajemen Pemasaran Modern, Penerbit Liberty,

cetakan ketiga, Yogyakara.

Bungin, Burhan. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo

Calo, Muriel dan Timothy A. Wise. 2005. “Revaluing Peasant Coffee Production: Organic

and Fair Trade Markets in Mexico.” Medford Mass., Global Development and

Environment Institute.

Dicken, Peter. 2007. 5th Edition Global Shift : Mapping the Changing Countours of the World

Economy. New York : The Guilford Press

Giovannucci, Daniele dan Stefano Ponte. 2005. ‘Sustainability as a New Form of Social

Contract? Sustainability Initiatives in the Coffee Industry.’ Food fs Policy. 30(3) June

2005. 284-301 Bacon, Christopher. “Confronting the Coffee Crisis: Can Fair Trade,

Organic, and Specialty Coffees Reduce Small-Scale Farmer Vulnerability in Northern

Nicaragua?” World Development. Journal Edisi : 33(3) March 2005. 497-511.

Gereffi, G. 1994. The organization of Buyer-driven global commodity chain : how US retails

shape overseas product network. In G. Gereffi, & M. Korzeniewicz (Eds.)

Commodity chain and global capitalis. Westport : Greenwood Press

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 108: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

91

Universitas Indonesia

Hadiyan, Wijaya Ibrahim, dan Suhaiza Zailani. 2010. A Review on the Competitiveness of

Global Supply Chain in a Coffee in Indonesia. International Business Management.

Jurnal Edisi : 4 (3) : 105-115, 2010 ISSN : 1993-5250 Medwell Journals.

Hanafiah, A.M dan A.M Saefudin. 1986. Tata Niaga Hasil Perikanan Lepsey dan Stainer, Teori

Ilmu Ekonomi, Bina Angkasa Jakarta

Hutabarat, Budiman. 2004. Kondisi Pasar Dunia dan Dampaknya Terhadap Kinerja Industri

Perkopian Nasional. Jurnal. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi

Pertanian. Bogor.

Ibrahim, HW and Zailani Suhaiza. 2010. A Review on the Competitiveness of Global Supply

Chain in a Coffee Industry in Indonesia

Indrajit RE & Djokopranoto R. 2003. Manajemen Persediaan. Jakarta: Grasindo.

JICA. 2009. Technical Coorperation Project for Facilitation of Local Industry Development

in South Sulawesi. Survey Industi Lokal Komoditas Sulawesi Selatan. Divisi Tata

Ruang dan Pengembangan Wilayah – Universitas Hasanudin Makassar

Kotler Philip. 2003. Marketing Management. New Jersey. Pearson Prentice Hall

Neilson Jeff dan Marsh Tony. 2007. Mempertahankan Profitabilitas Industri Kopi Toraja.

Kemitraan Indonesia - Australia

Ponte, Stefano. The ‘Latte Revolution’? Regulation, Markets, and Consumption in the Global

Coffee Chain. World Development Vol. 30, No. 7, pp. 1099-1122, 2002 PPI : S0305-

750X(02)00032-3

Prasad, S dan J. Sounderpandian, 2003. Factors Influencing global supply chain efficiency:

Implication for Inforormation systems. Supply Chain Manage. Int. J., 8:241-250.

Pujawan, I.N., 2005. Supply Chain Management. Guna Widya, Surabaya

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 109: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

92

Universitas Indonesia

Said, A.I, Soedjarwo, B.A, dan Benarto, C.L, dkk,. 2006. Produktivitas dan Efisiensi dengan

Supply Chain Management. PPM, Jakarta

Sutopo, H.B. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta : Universitas Sebelas Maret

United State Agency for International Development (USAID). 2007. A Rapid Assessment of

the Specialty Coffee Value Chain in Indonesia.

Winarto. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Jakarta :

Bumi Aksara

http://www.ico.org (Diunduh pada tanggal 15 Januari 2011, pukul 22.56 WIB)

http://www.worldbank.org (Diunduh pada tanggal 15 Januari 2011, pukul 22.56 WIB)

http://www.peets.com/shop/coffee_detail.asp?rdir=1&id=41 (diunduh pada tanggal 15

November 2011, Pukul 00.14 WIB )

www.ota.com Kontak : Danielle Giovannuci. (Diunduh pada tanggal 30 Juli 2011, Pukul

14.00 WITA)

www.transfairusa.org Kontak : Ketie Barrow. (Diunduh pada tanggal 30 Juli 2011, Pukul

14.00 WITA)

www.rainforest-alliance.org Kontak : Petra Tanos. (Diunduh pada tanggal 30 Juli 2011,

Pukul 14.00 WITA)

http://www.foodbub.com/food-byp_37414_Freshly-Roasted-100-Indonesia.htm (Diunduh

pada tanggal 30 Juli 2011, Pukul 14.00 WITA)

http://www.expat.or.id/info/coffeeinindonesia.html (Diunduh pada tanggal 30 Juli 2011,

Pukul 14.00 WITA)

http://www.sweetmarias.com/coffee.indonesia.sulawesi.php (Diunduh pada tanggal 30 Juli

2011, Pukul 14.00 WITA)

http://www.espressocoffeeguide.com/gourmet-coffee/asian-indonesian-and-pacific-

coffees/indonesia-coffee/sulawesi-coffee/sulawesi-toraja-coffee/ (Diunduh pada tanggal 30

Juli 2011, Pukul 14.00 WITA)

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 110: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

93

Universitas Indonesia

http://www.volcanicacoffee.com/estate-coffee/sulawesi-coffee.htm (Diunduh pada tanggal 16

November 2011, Pukul 19.00 WIB)

http://www.thuntek.net/coffeemoons/MoonPage2.html (Diunduh pada tanggal 16 November

2011, Pukul 19.00 WIB)

http://www.konacoffeeroasting.com/ (Diunduh pada tanggal 16 November 2011, Pukul 19.00

WIB)

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 111: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

LAMPIRAN

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 112: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Lampiran 1. Hasil Survey Desa Benteng Alla’ Utara

NO

NAMA

RESPONDEN UMUR

TEMPAT JUAL

(Biasanya)

HARGA

TERAKHIR

TANGGAL

PEMBELIAN JENIS KOPI

1 Irma 30 thn Koperasi Rp 20.000,- 20 Juni 2011 Kopi Kulit tanduk

2 Sudi 25thn Koperasi Rp 19.000,- 20 Juni 2011 Kopi Kulit tanduk

3 Miding 40thn Pedagang Rp 21.000,- 03 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

4 Ilen 35thn Koperasi Rp 18.000,- 03 Juni 2011 Kopi Kulit tanduk

5 Nikopolis Gamin 58thn Pedagang Rp 21.000,- 03 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

6 Ramli 56thn Pedagang Rp 21.000,- 26 Juni 2011 Kopi Kulit tanduk

7 Syahrudin 36thn Pasar Rp 22.000,- 01 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

8 Yanto 35thn Pedagang Rp 21.000,- 03 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

9 Jafar 35thn Pedagang Rp 21.000,- 26 Juni 2011 Kopi Kulit tanduk

10 Tindo Embong B 40thn Pasar Rp 6.500,- 20 Juli 2010 Kopi Kulit tanduk

11 Lodiarto 50thn Koperasi Rp 20.000,- 12 Juni 2011 Kopi Kulit tanduk

12 Lukman 35thn Koperasi Rp 20.000,- 27 Juni 2011 Kopi Kulit tanduk

13 Luwan 56thn Koperasi Rp 6.500,- 24 Juni 2010 Kopi Kulit tanduk

14 Muslimin 36thn Pedagang Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

15 Abdullah 38thn Pengumpul Rp 18.000,- 27 Juni 2011 Kopi Kulit tanduk

16 Abdul Kadir 44thn Koperasi Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

17 Anto 32thn Koperasi Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

18 Eno 43thn Koperasi Rp 19.000,- 27 Juni 2011 Kopi Kulit tanduk

19 Laman 50thn Koperasi Rp 20.000,- 27 Juni 2011 Kopi Kulit tanduk

20 Mantarin 45thn Pasar Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

21 Ruka 60thn Pengumpul Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

22 Alin 60thn Koperasi Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

23 Yusuf 35thn Koperasi Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

24 Safar 35thn Pasar Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

25 Rahim 35thn Pasar Rp 20.000,- 05 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

26 Umar 36thn Pasar Rp 20.000,- 27 Juni 2011 Kopi Kulit tanduk

27 Joni 28thn Koperasi Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

28 Nurhidayah 30thn Pengumpul Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

29 Muliyani 25thn Koperasi Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

30 Badariyah 45thn Koperasi Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit tanduk

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 113: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Lampiran 2 : Hasil Survey Desa Ranteuma

NO

NAMA

RESPONDEN UMUR

TEMPAT JUAL

(Biasanya)

HARGA

TERAKHIR

TANGGAL

PEMBELIAN JENIS KOPI

1 Fetrus 40thn Eksporter (TOARCO) Rp 21.000,- 06 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

2 Fetrus Tonapa 53thn Eksporter (TOARCO) Rp 20.000,- 03 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

3 Remaris 41thn Eksporter (TOARCO) Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

4 Hermin Rantelo 56thn Pengumpul Rp 20.000,- 02 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

5 Haris Allo 44thn Pengumpul Rp 20.000,- 25 Juni 2011 Kopi Kulit Tanduk

6 Dorce Silaba 46thn Eksporter (TOARCO) Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

7 Tampang 30thn Pengumpul Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

8 Amos Tampang 18thn Pengumpul Rp 20.000,- 25 Juni 2011 Kopi Kulit Tanduk

9 Dominggu 46thn Pengumpul Rp 8.000,- 09 Juni 2010 Kopi Kulit Tanduk

10 Yakub 43thn Eksporter (TOARCO) Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

11 Yuli 25thn Pengumpul Rp 20.000,- 09 Juni 2011 Kopi Kulit Tanduk

12 Harun 38thn Eksporter (TOARCO) Rp 20.000,- 23 Mei 2011 Kopi Kulit Tanduk

13 Ne' Tandibua 60thn Eksporter (TOARCO) Rp 17.400,- 12 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

14 Yestaufan 55thn Eksporter (TOARCO) Rp 20.000,- 04 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

15 Ester Dhuma 46thn Eksporter (TOARCO) Rp 17.400,- 12 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

16 Polina 50thn Eksporter (TOARCO) Rp 17.400,- 12 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

17 Elizabeth 36thn Pengumpul Rp 20.000,- 02 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

18 Dina 35thn Pengumpul Rp 17.400,- 02 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

19 Lisuwalo 60thn Eksporter (TOARCO) Rp 17.400,- 12 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

20 Benyamin Kama 42thn Eksporter (TOARCO) Rp 17.400,- 12 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

21 Tadius Londong 50thn Eksporter (TOARCO) Rp 17.400,- 12 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

22 Arun 46thn Eksporter (TOARCO) Rp 17.400,- 12 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

23 Jhony Yosfa 34thn Eksporter (TOARCO) Rp 17.400,- 12 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

24 Dolfina Kendek 58thn Eksporter (TOARCO) Rp 17.400,- 12 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

25 Luther Tampang 45thn Eksporter (TOARCO) Rp 17.400,- 12 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

26 Erna 30thn Eksporter (TOARCO) Rp 17.400,- 12 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

27 Yohana Kumba 55thn Eksporter (TOARCO) Rp 17.400,- 12 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

28 Yuliana 23thn Eksporter (TOARCO) Rp 20.000,- 28 Juni 2011 Kopi Kulit Tanduk

29 Yohana Limbong 54thn Eksporter (TOARCO) Rp 20.000,- 11 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

30 Tamaris Tampang 40thn Pedagang Rp 20.000,- 11 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 114: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Lampiran 3 : Hasil Survey Desa Benteng Ambeso

NO

NAMA

RESPONDEN UMUR

TEMPAT JUAL

(Biasanya)

HARGA

TERAKHIR

TANGGAL

PEMBELIAN JENIS KOPI

1 Abdul Aziz 37thn Eksporter Rp 19.000,- 16 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

2 Rifkah 45thn Pedagang Rp 21.000,- 09 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

3 Mesack 71thn Pedagang Rp 23.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

4 Nursiah 46thn Pasar Buntu Rp 21.000,- 22 Juni 2011 Kopi Kulit Tanduk

5 Nelsi 25thn Pasar Buntu Rp 20.000,- 09 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

6 Toto 37thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 28 Juni 2011 Kopi Kulit Tanduk

7 Maning 40thn Pasar Buntu Rp 20.000,- 28 Juni 2011 Kopi Kulit Tanduk

8 Yostandum 67thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

9 Marten Reden 45thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

10 Daniel P 34thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

11 Lukas Rukah 55thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

12 Arsis 35thn Pasar Buntu Rp 21.500,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

13 Damar R 38thn Pasar Buntu Rp 21.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

14 Elzabeth 39thn Pasar Buntu Rp 21.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

15 Rita 46thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

16 Ester 37thn Pasar Buntu Rp 21.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

17 Aryadi 35thn Pasar Buntu Rp 20.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

18 Agustinus 48thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 08 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

19 Aris 39thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

20 Bayu 23thn Pasar Buntu Rp 23.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

21 Robert Palinoan 60thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

22 Radius 41thn Pasar Buntu Rp 21.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

23 Alfan 32thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

24 Milly 37thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

25 Lewi 40thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

26 Eben Haiser 22thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 03 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

27 Andarias 27thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 09 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

28 Tumatius 27thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

29 Adriwati 30thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

30 Bidu 45thn Pasar Buntu Rp 22.000,- 15 Juli 2011 Kopi Kulit Tanduk

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 115: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Lampiran 4

Daftar Pertanyaan Wawancara Terstruktur (Structured interview)

Nama Petani ( No) :

Lokasi (Desa/ Dusun) :

1. Kemana Bapak / Ibu (petani) menjual hasil produksi kopiya?

A. Pengumpul (datang kerumah)

B. Pasar

C. Pedagang (Petani yg bawa)

D. Eksporter

E. Koperasi

F. Lain-lain, sebutkan…

2. B erapa harga kopi terakhir yang dijual? (bisa dibandingkan )

3. Apakah Bapak / Ibu menjual kopi dalam bentuk :

A. Kopi Gelondongan (red chery)

B. Kopi Kulit Tanduk (Kopi HS)

C. Kopi biji hijau (green beans)

D. Kopi sanggrai (roaster coffee)

E. Lain-lain, sebutkan...

4. Bagaimana Bapak / Ibu mengolah hasil produksi kopi setelah panen?

5. Apakah menurut pandangan Bapak ? ibu mengenai harga yang bapak terima? Apakah sudah

sesuai dengan yag diharapkan atau tidak?

6. Bagaimana tanggapan Bapak / Ibu mengenai adanya perubahan harga?

7. Apakah bapak mengetahui kemana kopi yang Bapak /Ibu jual diteruskan?

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 116: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

8. Bagaimana tanggapan Bapak / Ibu mengeni permintaan pasar (baik pengumpul, tengkulak,

maupun eksporter)? Apakah hasil produksi kopi Bapak / Ibu telah mampu memenuhi

permintaan pasar?

Apakah sudah ada pembeli yang pesan terlebih dahulu sebelum panen?

9. Apakah Bapak / Ibu mengetahui mengenai sertifikasi kopi? Apa yang bapak ketahui

mengenai sertifikasi kopi tersebut?

10. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai sertifikasi kopi? Apakah dengan adanya

sertifikasi kopi tersebut dapat membantu peningkatan hasil produksi kopi bapak?

11. Apakah ada syarat mutu minimun dari pembeli yang harus dipenuhi? Jika iya apa saja yang

harus dipenuhi? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu dengan standar mutu tersebut? Apakah

menurut Bapak/Ibu standar tersebut dapat meningkatkan cita rasa kopi? Apakah degan

mengikuti standar mutu tersebut Bapak / Ibu mendapatkan harga yang tinggi (premium)?

12. Apakah harga premium yang didapat cukup untuk memenuhi biaya yang dibutuhkan untuk

memenuhi standar mutu tersebut?

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 117: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Lampiran 5

Hasil Wawancara Terstruktur ( Structured Interview) di Lapangan (Benteng Alla’ Utara,

Ranteuma, dan Benteng Ambeso Gandang Batu Silanan)

Benteng Alla’ Utara

Tempat menjual kopi petani :

Tempat Jual Jumlah Persentase

Koperasi 15 50

Pengumpul 3 10

Pasar 6 20

Pedagang 6 20

Eksporter 0 0

Jumlah 30 100

Sumber : Survey Lapangan Tanggal 03 – 07 Juli 2011

Jumlah petani Desa Benteng Alla’ Utara yang menjual kopinya kepada koperasi yaitu

sebanyak 15 orang dari 30 responden yaitu sebesar 50%. Ini membuktikan bahwa

keberadaan Koperasi Tani Benteng Alla’ utara sangat penting bagi petani. Hanya saja

bagi petani yang memiliki tempat tinggal jauh dari koperasi merasa membutuhkan uang

lagi untuk membawa kopinya ke koperasi, sehingga petani memilih untuk menunggu

pengumpul yang datang ke rumah mereka. Sedang 50% dari petani yang menjual

kopinya kepada koperasi 45%nya adalah anggota koperasi dan juga pegawai koperasi.

Sedangkan 3 orang atau 10% menjual hasil panennya kepada pengumpul (pengumpul

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 118: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

yang datang ke rumah petani - petani dan membeli kopi petani) sedangkan 6 orang atau

sekitar 20% menjual kepasar, yaitu ke pasar Buntudama yang berada di kelurahan

Benteng Alla’ Utara. Keberadaan pasar buntu dama sangat penting bagi petani karena

pada saat hari pasar dan petani tidak memiliki uang, mereka membawa kopinya

(seadanya kopi yang petani miliki) lalu saat itu juga menggunakan uangnya untuk

berbelanja kebutuhan keluarga. Sedangkan petani yang menjual ke pedagang yaitu

petani sendiri yang membawa kopinya ke pedagang berjumlah 6 orang atau sekitar 20%

dan tidak ada petani yang menjual hasil kopinya langsung kepada eksportir. Dari 20%

petani yang menjual kopinya kepada pedagang, 10%-nya merupakan asas kekeluargaan,

karena keluarga dan saudaranya yang juga petani merangkap profesi sebagai pedagang

sehingga petani memilih untuk memberikan (menjual) kopinya kepada sanak

keluarganya.

Harga yang terakhir didapat :

Harga kopi yang diterima petani bervariasi dengan harga tertinggi Rp 22.000,- per liter

gunung yaitu dijual pada tanggal 03 Juli 2011. Sedangkan harga terendah yaitu Rp 6.500,-

per liter gunung yang dijual pada tahun lalu. Petani mengakui untuk panen tahun ini mereka

yang mendapatkan harga terakhir pada tahun lalu itu artinya terakhir menjual kopi tahun lalu

sedangkan tahun ini belum menjual kopinya lagi. Karena kopi mereka yang memang tidak

ada sehingga hanya dikonsumsi pribadi saja.

Jenis kopi yang dijual petani :

Petani Benteng Alla‘ Utara menjual kopi dalam bentuk kopi kulit tanduk (kopi HS) dengan

persentase 100% atau dari 30 responden seluruhnya menjual dalam bentuk kopi kulit tanduk

(kopi HS). Sedangkan kopi yang dijual koperasi tani benteng alla’ yaitu kopi dalam bentuk

biji beras.

Pengolahan kopi setelah di panen :

Dalam hal pengelolaan kopi hasil panen petani Desa Benteng Alla‘ Utara sudah sangat

memahami pengelolaan kopi yang baik, yaitu setelah pemetikan dipulper (petani

menyebutnya digiling). Setelah itu disimpan satu malam – dicuci kemudian dijemur. Ada

perbedaan yaitu sebanyak 23 responden desa benteng alla utara atau sebesar 76,67%

langsung mengolah kopinya setelah dipanen dalam artian tidak menyimpannya dahulu

(penyimpanan kopi menyebabkan kopi menjadi merah dan kualitas kopi menurun). Selain itu

alasan ini juga karena hasil kopi sedikit tahun panen ini sehingga petani tidak kelelahan

meskipun harus langsung mempulper hasil kopinya. Sedangkan 20% atau sebanyak 6

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 119: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

responden melakukanpenyimpanan terhadap hasil kopinya dan tidak langsung

mempulpernya, dengan alasan karena kopinya sedikit sedangkan mereka harus menyewa

pulpernya sehingga mereka menunggu hasil kopinya banyak terlebih dahulu. Sedangkan 1

dari 30 responden atau 3,33% menyatakan tergantung pada permintaan koperasi, jika

koperasi meminta untuk langsung mempulper maka petani akan langsung mempulper hasil

kopinya terutama untuk membuat kopi spesialti (specialty coffee). Biasanya hal ini dilakukan

tergantung pada permintaan buyer untuk ‘specialty coffee’ yang dalam hal ini adalah MTC

dari Australia melalui eksportir Megahputra Sejahtera.

Alasan harga belum sesuai dengan yang diharapkan :

1. Petani berpikir jika kemungkinan harga di eksportir lebih tinggi dan pedagang

memainkan harga.

2. Harga belum sesuai karena harga yang diterima tidak sesuai dengan kerja yang berat.

Baik itu pada masa penanaman, pemupukan, pemeliharaan (harga pupuk yang mahal),

maupuan pemrosesan kopi setelah panen.

3. Karena petani membandingkan dengan harga-harga kebutuhan pokok yang kian

meningat dan biaya hidup semakin tinggi.

4. Sebesar 6,67% petani atau sebanyak 2 orang responden menyatakan bahwa harga

yang diterima belum sesuai dengan yang diharapkan.

Meskipun begitu 36,67% atau sebanyak 11 responden dari 30 responden menyatakan bahwa

harga yang mereka terima sudah sesuai dengan yang diharapkan. Harga yang petani terima

saat ini sudah sangat bagus namun sayangnya produksi kopi hanya sedikit. 4 orang petanipun

berkata bahwa ini adalah harga tertinggi yang pernah mereka terima sepanjang mereka

bertani kopi.

Petani selalu merasa kurang dan kurang, tidak pernah puas dengan harga yang dterima dan

berharap harga dapat terus meningkat, sebanyak 17 orang petani atau sebesar 56,67% petani

menyatakan bahwa petani terus berharap agar harga dapat terus naik.

Tanggapan dengan adanya perubahan harga :

1. Biasa saja, meskipun harga tinggi tetapi produksi kopi sangat rendah sehingga

pendapatanpun sama dengan harga kopi yang rendah tetapi produktifitas tinggi hingga

panen raya. Hanya saja bekerjanya lebih sedikit dan tidak melelahkan.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 120: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

2. Berharap adanya upaya pemerintah untuk menjaga kestabilan harga dan harga tetap

bagus.

3. Hanya 4 orang petani atau sebesar 13,33% petani yang benar-benar bergantung

hidupnya pada tanaman kopi, sehingga apapun yang terjadi, meskipun harga kopi

turun serendah-rendahnya bahkan jikapun harga kopi hanya Rp 500,-/ liter maka

petani ini akan tetap betahan untuk terus bertani kopi.

4. Sebanyak 23 orang petani atau sebesar 76,67% petani telah mengganti tanaman

mereka, yaitu dari tanaman kopi ke tanaman lain khususnya ke tanaman Hortikultura

yang berupa Kol (kubis), wortel, daun bawang, seledri, tomat, dan sawi. Misalnya

lahan kopi petani sekitar 2 hektare maka sudah sekitar 0,5 hektare petani

menggantinya ke tanaman hortikultura dengan alasan yaitu karena kopi hanya penen

satu tahu sekali, sekipun setiap kali panen dapat selama 3-4 bulan tetapi hasil kopi

sangat sedikit, sedangkan hortikultura dapat panen 3-4 kali pertahun. Sehingga

tanaman horti dianggap lebih dapat diharapkan dibandingkan tanaman kopi.

5. Jika dihitung satu tahun maka bagi petani penghasilan dari kopi bukanlah penghasilan

yang utama, karena kopi hanya panen satu tahun sekali sedangkan kebutuhan hidup

semakin tinggi. Adanya penghasilan petani dari sumber lain yang menjadi utama yaitu

bertani tanaman Hortikultura. Meskipun demikian petani akan mempertahankan sisa

lahan kopi yang mereka miliki dan meskipun sedikit petani akan tetap bertani kopi.

Arah kopi :

1. Tidak tahu sama sekali kemana kopi yang dijual akan dibawa kemana, yang diketahui

hanya menjual kopi saja dan mendapatkan uang, setelah itu tidak memikirkan kopi

yang petani jual akan didistribusikan kemana. 14 petani dari 30 petani atau 46,67%

tidak mengetahui distribusi kopi yang petani jual.

2. Berdasarkan pengetahuan petani akan rantai distribusi kopi yang mereka jual, lebih

banyak petani opi di Desa Benteng Alla’ Utara yang justru tidak mengetahui kopi

mereka akan dijual ke pasar domestik atau internasional. Petani tidak meganggap

penting pengetahuan rantai distribusi ini karena menurut mereka kemana kopi akan

dibawa itu tidak menjadi hal penting bagi mereka, yang penting bagi mereka adalah

menjual kopi dan mendapatkan uang, setelah itu beres.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 121: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Dibawa Pedagang 3 10%

Dibawa ke Makassar 7 23,33%

Dibawa ke Australia 1 3,33%

Dibawa ke Jepang 3 10%

Disalurkan ke Starbucks 2 6,67%

Tidak mengetahui sama

sekali arah kopi selanjutnya

14 46,67%

Rantai kopi yang berasal dari desa Benteng Alla‘ Utara (menurut pengetahuan petani)

Ada yang pesan sebelum dipanen atau tidak?

1. Tidak ada pedagang yang datang sebelum panen. Pedagang biasanya hanya datang

jika sudah panen kopi.

2. Ada bentuk ikatan yang terjadi antara petani dan pedagang dalam bentuk ‘panjer’

yang artinya pedagang memberikan sejumlah uang kepada petani setelah petani panen

kopi maka petani akan memberikan sejumlah kopinya kepada pedagang sesuai dengan

jumlah uang yang sebelumnya telah diterima (dipinjam) petani terlebih dahulu.

Biasanya hal ini terjadi jika petani membutuhkan uang dan meminjam uang kepada

pedagang dengan jaminan kopi. Selain itu hubungan kekerbatanpun diutamakan

disini, hubungan persaudaraan memungkinkan terjadinya ikatan tersebut. Dalam hal

ini ikatan tersebut dapat dikatakan bahwa sebelum adanya panen sudah ada pedagang

yang memesan kopi yang dimiliki petani dalam bentuk ‘panjer’.

Petani Pedagang Tengkulak Eksportir di Makassar

Australia

Jepang

Starbucks Tidak mengetahui

Koperasi

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 122: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

3. Pada umumnya tidak ada pedagang yang memesan kopi kepada petani sebelum panen

secara langsung karena pedagang hanya akan menghampiri petani ketika dirasa sudah

waktunya petani panen kopi. Biasanya pedagang menghampiri petani seminggu

sekali.

Ada pesan (dalam bentuk ‘panjer’) 3 petani 10%

Tidak ada pesanan kopi sebelum panen 27 petani 90%

Sertifikasi :

Dari hasil wawancara terstruktur (structured interview) yang saya lakukan istilah

‘Sertifikasi’ sangat asing bagi petani. Petani tidak mengenal istilah tersebut, hanya segelintir

petani saja yang memahami istilah tersebut itupun mereka mengenalnya dengan istilah

perbaikan pada kopi. Namun, ada telah adanya sertifikasi yang dilakukan Starbucks “CAFÉ

Practice” yaitu sertifikasi kopi yang dilakukan oleh Starbucks melalui eksportir PT.

Megahputera Sejahtera. yang dilakukan pada tahun 2006 - 2007an.

Pada pelaksanaanya petani memang tidak ditegaskan bahwa kegiatan tersebut bernama

sertifikasi. Pak Patola selaku ketua koperasi dan Kepala Desa Benteng Alla’ Utara hanya

meminta kelompok-kelompok tani dan petani yang menjual ke koperasi untuk melakukan

berbagai kegiatan yang sebetulnya dinamakan proses sertifikasi, kegiatan yang dilakukan

sesuai dengan yang diinginkan starbucks. Diantaranya yang harus dilakukan petani yaitu;

kawasan kebun kopi rakyat milik petani tidak boleh memasuki kawasan hutan lindung

(protected forest), kemasan bekas pestisida yang sudah tidak terpakai harus dikubur didalam

tanah, dan petani tidak boleh memusnahkan tanaman lokal (pohon lokal), kurangi pemupukan

dengan menggunakan bahan kimia (harus menggunakan pupuk organik), dan melindungi

satwa langka.

Kompensasi yang diberikan starbucks (melalui PT Megahputera Sejahtera) setelah

dilakukanya sertifikasi yaitu Starbucks memberikan bantuan kepada masyarakat kelompok

tani di Desa Benteng Alla’ Utara lalu berdasarkan kesepakatan maka bantuan tersebut

digunakan untuk membuat jalan tani dan mainan anak untuk siswa taman kanak-kanak Desa

Benteng Alla’ Utara.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 123: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Petani yang mengetahui mengenai sertifikasi 7 petani 23,33%

Petani yang tidak mengetahui mengetahui

sertifikasi

23 petani 76,67%

Tanggapan petani atas adanya sertifikasi yang dilakukan di Desa Benteng Alla‘ Utara :

Pengetahuan dan tanggapan petani mengenai adanya sertifikasi kopi yang dilakukan

Starbucks di Desa Benteng Alla‘ Utara, petani mengakui banyak keuntungan yang petani

dapatkan dengan dilakukanya sertifikasi tersebut yaitu petani mendapatkan bonus dan

bantuan baik yang sifatnya langsung maupun tidak langsung. Karena petani mendapatkan

pengarahan bagaimana penanaman, pemeliharaan, pemupukan, dan pemrosesan kopi lebih

lanjutnya. Selain itu ada juga standar-standar yang harus dipenuhi oleh petani.

Ada tidaknya standar mutu yang harus dipenuhi petani :

Adanya standar mutu yang diberikan oleh koperasi tani Benteng Alla’ ketika petani hendak

menjual kopinya kepada koperasi, dalam hal ini karena koperasi sendiri memiliki beberapa

jenis dan kriteria ketika menjual kembali ke ekspotir. Petani mendapatkan harga premium Rp

500 - 1.000,- untuk setiap jenisnya jika mengikuti standar mutu minimum yang ditentukan.

Standar mutu minimum yang harus dipenuhi petani yaitu pada saat pemetikan maka yang

dipetik hanyalah yang berwarna merah saja, dilakukannya penyortiran agar terpisah antara

yang rusak dengan yang baik, setelah disortir digiling (di-pulper) secara langsung (6 jam

setelah dipetik harus dipulper) tanpa dibiarkan dahulu beberapa malam, setelah itu

difermentasi selama 12 jam, lalu dicuci kemudian dijemur, setelah itu dilakukan penyortiran

terhadap kopi kulit tanduk (kopi HS) dibuang kopi-kopi yang rusaknya, selanjutnya dijual

oleh petani. Namun ada yang berbeda untuk panen tahun 2011 ini, karena hasil panen

menurun signifikan (hanya 10% dari panen tahun sebelumnya) petani tidak mampu

melakukan penggilingan langsung (pempulperan langsung) karena hasil kopi yang didapat

hanya sedikit sedangkan tidak semua petani memiliki pulper, sehingga sebagian dari petani

menunggu banyak dahulu kopi mereka dan mempulpernya bersamaan karena jika menyewa

pulper sekali pakai sedangkan kopi yang dipulpernya hanya sedikit maka petani merasa rugi

karena biaya pulper yang cukup mahal. Namun, disisi lain dengan hasil yang sedikit sebagian

petani justru melakukan penggilingan atau pempulper-an secara langsung setelah panen

karena petani tidak terlalu kelelahan saat panen dan yang harus dipulperpun tidak banyak

sehingga bagi petani-petani yang mempunyai mesin pulper sendiri mereka pada umumnya

menggiling langsung kopi mereka.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 124: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Adanya standar mutu tentu saja mempengaruhi cita rasa kopi yang dihasilkan. Kopi yang

diproses sesuai dengan ketentuan dan standar mutu minimum tadi akan menghasilkan kopi

dengan cita yang terjaga begitupula dengan mutu atau kualitas kopinya.

Adanya standar mutu minimum yang harus

dipenuhi

26 petani 86,67%

Tidak adanya standar mutu minimum yang

harus dipenuhi

4 petani 13,33%

Apakah harga premium yang didapat cukup untuk memenuhi biaya yang dibutuhkan

untuk memenuhi standar mutu tersebut?

Petani yang menyatakan bahwa harga premium yang diterima tidak cukup untuk memenuhi

biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi standar mutu karena biaya atau ongkos untuk

membuat kopi spesialti (specialty coffee) dengan kualitas dan cita rasa terjaga membutuhkan

banyak biaya dan pengeluaran sedangkan harga premium yang diterima kisaranya tidak jauh

dengan harga kopi yang bukan diproses untuk menciptakan kopi spesialti (specialty coffee).

Sehingga terkadang perbedaan harga yang tidak signifikan ini membuat petani cenderung

malas untuk memproses kopi menjadi specialty coffee. Sedangka lebih banyak petani yang

merasa bahwa harga premium yang diterima sudah cukup untuk memenuhi biaya yang

dibutuhkan untuk memenuhi standar mutu karena sebagian petani ini berpikir bahwa jika

petani mengikuti prosedur pemrosesan yang sesuai dengan prosedur maka secara langsung

maupun tidak langsung petani telah menjaga cita rasa kopi yang memang sudah terkenal

sejak lama juga jika pembeli puas dengan kualitas dan kondisi kopi yang dijualnya maka

pembelipun akan memberika fee lebih, misalnya saja ada pemberian insentif dari buyers

karena buyers mendapatkan kualitas kopi yang sesuai dengan kopi yang mereka harapkan

dengan kata lain buyers merasa puas dengan kopi yang diterimanya. Selain itu petani pun

merasa mendapatkan harga lebih tinggi Rp 500 – 1.000,- walaupun petani berharap untuk

mendapatkan premi yang lebih besar lagi.

Harga premium cukup untuk memenuhi

standar mutu

23 petani 76,67%

Harga premium tidak cukup untuk

memenuhi standar mutu

7 petani 23,33%

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 125: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Pendapatan Keluarga :

Petani yang berlokasi di Desa Benteng Alla’ Utara pada umumnya merupakan petani yang

memiliki loyalitas tinggi terhadap pertanian komoditi kopi, salah satu alsananya adalah

karena kopi masih menjadi komoditi utama dan tanaman jangka panjang, petani disana juga

karena merupakan kebun turun-temurun dari orangtua sebelumnya. Namun karena tuntutan

ekonomi yang semakin meningkat, harga kebutuhan pokok yang semakin tinggi, serta kondisi

produktivitas kopi yang menurun khususnya tahun 2011 yang sebagian besar petani

menyatakan “Tidak ada kopi tahun 2011, kopi benar-benar sedikit, dan panen menurun

drastis” sehingga sebagian besar petani beralih ke pertanian hortikultura karena pertanian ini

dianggap lebih menguntungkan dan bisa diharapkan untuk menopang perekonomian

keluarga. Selain itu sebagian besar keluarga memiliki ternak yang berupa kambing dan sapi,

ternak keluarga ini ada kalanya dapat diharapkan sebagai pendapatan keluarga mana kala ada

keperluan mendesak seperti jika ada keperluan pendidikan dan kesehatan yang mendesak

maka petani dapat menjual ternak mereka untuk menutupi kebutuhan mendesak tersebut.

Seluruh petani yang tercatat menyatakan bahwa mereka sangat bergantung kepada pertanian,

hanya saja mereka ‘terpaksa’untuk tidak bergantung pada tanaman kopi yang tidak bisa

diandalkan dan mengganti sebagian lahanya ke pertanian hortikultura, meskipun begitu

petani tetap dengan setiap mempertahanan kebun kopi yang petani miliki. Di desa Benteng

Alla Utara dari 30 petani yang saya ambil sample tidak satupun yang memiliki kelurga baik

anak, adik ataupun menantu yang merantau dikota lain dan mengirimkan uang setiap bulan.

Sehingga tidak ada penghasilan tambahan lain dari luar selain bertani dan berternak.

Desa Ranteuma Kecamatan Buntu Papasan

Tempat menjual kopi petani :

Tempat Jual Jumlah Persentase

Koperasi 0 0

Pengumpul 8 27

Pasar 0 0

Pedagang 1 3

Exporter (TOARCO) 21 70

Jumlah 30 100

Sumber : Survey Lapangan tanggal 08-13 Juli 2011

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 126: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Jumlah petani Lembang (Desa) Ranteuma kecamatan Buntu Papasan yang menjual kopinya

kepada eksportir merupakan presentasi terbesar yaitu 70%, petani menjual langsung hasil

pertanian kopinya kepada eksportir yang dalam hal ini adalah PT Toarco Jaya. Keberadaan

PT Toarco Jaya bagi petani lembang (desa) Ranteuma sangatlah penting, karena PT Toarco

Jaya melakukan pembelian langsung dari petani, sehingga petani mendapatkan harga

langsung dari PT Toarco Jaya tanpa melewati pedagang, pengumpul, ataupun tengkulak

selain itu PT Toarco Jaya juga mempunyai kebun percobaan di lembang Ranteuma. Namun

karena PT Toarco Jaya melakukan pembelian hanya satu minggu sekali, petani masih ada

yang menjual kepada pengumpul yang menghampiri ke rumah petani dan juga pedagang.

Karena jarak dan lokasi Lembang (Desa) Ranteuma sangat terpencil dan sulit dilalui jalur

transportasi membuat sebagian petani hanya menunggu pengumpul yang menghampiri

kerumah petani dan kedatangan PT Toarco Jaya ke lokasi sedangkan menjual ke pasar hanya

sesekali saja.

Harga yang terakhir didapat :

Harga kopi yang diterima petani bervariasi dengan harga tertinggi Rp 21.000,- per liter

gunung yaitu dijual pada tanggal 06 Juli 2011. Sedangkan harga terendah yaitu Rp 8.000,-

per liter gunung yang dijual pada tahun lalu. Petani mengakui untuk panen tahun ini mereka

yang mendapatkan harga terakhir pada tahun lalu itu artinya terakhir menjual kopi tahun lalu

sedangkan tahun ini belum menjual kopinya lagi. Karena kopi mereka yang memang tidak

ada sehingga hanya dikonsumsi pribadi saja. Sedangka harga yang diterima dari PT Toarco

Jaya yaitu Rp 17.400,- per liter sasak (liter datar) pada tanggal 12 Juli 2011.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 127: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Jenis kopi yang dijual petani :

Petani Lembang Ranteuma Kecamatan Buntu Papasan menjual kopi dalam bentuk kopi kulit

tanduk (kopi HS) dengan persentase 100% atau dari 30 responden seluruhnya menjual dalam

bentuk kopi kulit tanduk (kopi HS).

Pengolahan kopi setelah di panen :

Dalam hal pengelolaan kopi hasil panen petani Lembang Ranteuma sudah sangat memahami

pengelolaan kopi yang baik terutama dengan adanya pembelian langsung yang dilakukan PT

TOARCO JAYA, petani mendapatkan permintaan dari PT Toarco Jaya agar menjual kopinya

bersih, putih, disortir terlebih dahulu dengan membuang yang rusak. PT Toarco Jaya -pun

memberikan harga premium utuk kopi dengan kondisi yang baik, karena PT Toarco Jaya

hanya menerima kopi dengan kualits baik. Sehingga dengan adanya hal demikian petani

menjadi termotivasi untuk memproses kopinya dengan baik dan sesuai prosedur yang diminta

oleh PT Toarco Jaya. PT Toarco Jaya -pun memberikan penyuluhan secara rutin kepada

petani mengenai cara-cara pemrosesan kopi, penanaman, pemupukan, dan perawatan, dan

pemangkasan yang baik. Pengolahan kopi setelah dipanen yaitu setelah pemetikan dipulper

(petani menyebutnya digiling). Setelah itu disimpan satu malam – dicuci kemudian dijemur.

Seluruh responden Lembang Ranteuma (30 responden) atau 100% menyatakan langsung

mengolah kopinya setelah dipanen dalam artian tidak menyimpannya dahulu (penyimpanan

kopi menyebabkan kopi menjadi merah dan qualitas kopi menurun). Selain itu alasan ini juga

karena hasil kopi sedikit tahun panen ini sehingga petani tidak kelelahan meskipun harus

langsung mempulper hasil kopinya.

Alasan harga belum / sudah sesuai dengan yang diharapkan :

1. Dibandingkan tahun lalu, jumlah kopi sangat banyak dan berlimpah namun harganya

murah, sedangkan tahun ini jumlah kopi sangat sedikit tetapi harganya tinggi,

sehingga kopi menjadi sangat berarti.

2. Selama ini harga kopi sangat tidak stabil (naik turun dan petani tidak mampu untuk

memprediksi harga kopi tersebut).

3. Karena petani membandingkan dengan harga-harga kebutuhan pokok yang kian

meningkat dan biaya hidup semakin tinggi.

4. Petani selalu berharap harga bisa naik lagi dan lagi dari harga yang sudah petani

dapatkan saat ini. Sedangkan harga tinggi yang terjadi saat ini belum juga memuaskan

petani.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 128: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

5. Hanya 5 responden atau 16,67% yang menyatakan bahwa harga yang diperoleh saat

ini merupakan harga yang sesuai dengan yang diharapkan.

6. Hampir keseluruhan petani berharap agar harga terus naik, harga yang diterima saat

ini dengan rata-rata Rp 21.000,- per liter gunung, namun petani berharap agar harga

kopi bisa mencapai RP 50.000,- perliter gunung. Apalagi dengan kondisi tidak da

kopi seperti ini.

7. Sebanyak 25 orang petani atau sekitar 83,33% dari total responden menyatakan

harapannya agar harga yang mereka terima lebih tinggi lagi.

8. Ada kecenderungan petani selalu menginginkan harga yang diatas harga yang mereka

terima,walapun untuk petani di desa Ranteuma ini petani sangat tergantung dari harga

yang diberika oleh PT Toarco Jaya. Kondisi medan yang tidak memungkinkan bagi

petani untuk menjual terlalu jauh kopinya, sehingga PT Toarco Jaya, Pedagang, dan

Pasar Sapan menjadi tempat utama petani menjual kopinya.

Tanggapan dengan adanya perubahan harga :

1. Pada umumnya respon petani terhadap adanya perubahan harga yang terjadi tidak

terlalu berbeda dengan lokasi sebelumnya. Petani tentu saja akan senang jika

mendapatkan harga tinggi.

2. Petani di desa Ranteuma pada umumnya bergantung pada sektor pertanian kopi dan

marquisa,jadi ketika adanya ketidak stabilan harga petani akan tetap mempertahankan

tanaman kopinya.

3. Sebagian besar petani cenderung mengikuti perkembangan harga yang terjadi dan

tidak memiliki respon yang signifikan terhadap perubahan harga tersebut karena hal

tersebut terjadi bertahun-tahun sehingga ada kecnderungan ‘sudah biasa‘ dengan

adanya hal demikian.

4. Selain itu jika harga kopi sangat tidak masuk akan jika terjadi panen raya yang

berlebihan ditahun-tahun sebelumnya, petani juga mengkonsumsi kopi tersebut untuk

keperluan pribadi. Sebaliknya tahun ini dengan kondisi kopi yang sangat sedikit, ada

sebagian petani yang justru tidak mampu menjual kopi sehingga kopi yang mereka

ambil dari kebun mereka hanya memenuhi konsumsi pribadi.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 129: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

5. Jika dibandingkan dengan kondisi kebutuhan rumah tangga yang semakin meningkat

maka ketika terjadi perubahan harga kopi yang menurun petani sangat tidak berdaya

dan merasa tidak seimbang.

6. Bagaimanapun perubahan harga yang terjadi petani tidak akan beralih ke tanaman

yang lain ataupun mengganti tanaman kopi milik petani dengan tanaman yang lain

misalnya hortikultura.

Arah kopi :

1. Sebagian besar petani mengetahui dengan baik kemana kopi yang mereka miliki akan

disalurkan.

2. Hanya ada sembilan petani atau sebesar 30% dari jumlah responden yang menyatakan

ketidak tahuannya terhadap arah kopi tau distribusi yang mereka jual. Petani ini hanya

menjual kopi dan tidak mengetahui keberlanjutan dari kopinya, petani hanya tahu

menjual dan menerima uang dari kopi yang mereka jual.

3. Hanya dua orang petani yang mengetahui kopi yang mereka akan diteruskan ke

Jepang dan ke eksportir di Makassar.

4. Sedangkan sebagian besar petani yaitu 19 petani atau 63,33% responden mengetahui

bahwa kopi yang mereka jual ke PT Toarco Jaya, namun ada sebagian dari petani

tersebut yang tidak mengetahui PT Toarco Jaya akan menyalurkan kopinya kemana

lagi selain di bawa ke Rantepao.

Dibawa PT Toarco Jaya 19 63,33%

Dibawa ke Makassar 1 3,33%

Dibawa ke Jepang 1 3,33%

Tidak mengetahui sama

sekali arah kopi selanjutnya

9 30,00%

Rantai kopi yang berasal dari desa Ranteuma, Buntu Papasan (menurut pengetahuan petani)

Pasar Sapan

Tidak mengetahui

Petani PT Toarco Jaya

Eksportir di Makassar

Pedagang

Jepang Pasar Global

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 130: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Ada yang pesan sebelum dipanen atau tidak?

1. Tidak ada pedagang yang memesan kopi hasil panen petani di Desa Ranteuma, karena

pada umumnya petani akan membawa langsung kopi mereka ke PT Toarco Jaya yang

melakukan pembelian langsung di Ranteuma.

2. Kondisi geografis dan medan yang sangat sulit dicapai serta transportasi yang sulit

tidak terlalu banyak pedagang yang menghampiri petani ke rumah-rumah petani.

3. Dengan adanya Pasar Sapan sebagian petani ada yang menjual langsung ke pasar pada

saat hari pasar.

4. Berbeda dengan lokasi sebelumnya yang pertama adanya ‘panjer‘ di desa Ranteuma

sendiri tidak ada pesanan yang berupa panjer, sekalipun ada satu responden yang

menyatakan bahwa ada pedagang yang pernah memesan hasil panen kopinya tetapi

ini hanyalah unsur kekeluargaan, yaitu pedagang tersebut masih sanak keluarga

petani.

Ada pesan (dalam bentuk kekeluargaan) 1 petani 3,33%

Tidak ada pesanan kopi sebelum panen 29 petani 96,67%

Sertifikasi :

Pemahaman sertifikasi yang diketahui petani bukanlah pengertian sertifikasi yang

sesungguhnya. Meskipun keberadaan PT Toarco Jaya di desa Ranteuma sangat penting bagi

keberadaan serta distribusi kopi baik yang berasal dari desa Ranteuma sendiri maupun dari

desa sekitarnya misalnya desa Pulu-pulu (kopi Pulu-pulu menurut coffee test yang dilakukan

PT Toarco Jaya merupakan kopi dengan cita rasa terbaik dan bercita rasa tinggi. Sementara

PT TOARCO JAYA yang sudah mendapatkan dua sertifikasi yaitu Utz yang diperoleh pada

tahun 2006-2007 dan juga Rainforest Alliance yang diperoleh pada tahun 2009, namun

sertifikasi ini hanya untuk Perkebunan Pedamaran PT Toarco Jaya. Sedangkan untuk kebun

percobaan yang berlokasi di desa Ranteuma belum disertifikasi. Namun dengan adanya PT

Toarco Jaya di desa Ranteuma masyarakat mendapatkan banyak pengetahuan mengenai

bagaimana bertani kopi, menanam kopi yang baik, mengurus dan bagaimana melakukan

pemangkasan pada pohon kopi, pengolahan kopi pasca panen dan lainnya. PT Toarco Jaya

meminta petani untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan sertifikasi dan substansi dari

sertifiikasi itu sendiri kepada petani meskipun petani tidak mengerti bahwa itu adalah bagian

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 131: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

dari proses dan hasil sertifikasi. Pada umumnya petani desa Ranteuma tidak mengetahui dan

tidak mengenal istilah sertifikasi tersebut. Hanya ada 4 orang dari responden atau 13,33%

yang mengetahui istilah sertifikasi tersebut. Sedangkan lebih banyak dari petani yang tidak

mengetahui, yaitu 26 orang dari 30 responden atau sekitar 86,67% tidak memahami

sertifikasi itu sendiri.

Petani yang mengetahui mengenai sertifikasi 4 petani 13,33%

Petani yang tidak mengetahui mengetahui

sertifikasi

26 petani 86,67%

Tanggapan petani atas adanya sertifikasi yang dilakukan di Desa Ranteuma :

Petani tidak pernah mengetahui apa itu sertifikasi dan petani tidak pernah mendengar

langsung istilah sertifikasi. PT Toarco Jaya sendiripun tidak pernah menjelaskan istilah

sertifikasi, PT Toarco Jaya hanya memberikan penyuluhan biasa, dari situ petani

mendapatkan pengetahuan akan cara menanam kopi, cara memetik kopi, cara memperbaiki

kopi, memangkas, dan juga mengelola hasil panen kopi. Sertifikasi sendiri menurut petani

yang mengetahui jika ditekuni dengan baik dan benar maka akan meningkatkan produktivitas

kopi baik secara langung ataupun tidak langsung. Namun ada juga petani yang berkomentar

bahwa keberadaan penyuluhan-penyuluhan dan istilah sertifikasi tersebut tidak terlalu

berpengaruh terhadap produktivitas kopi itu sendiri. Karena menurut petani faktor cuaca yang

terjadi dan tingkat ketelatenan petani dalampengurus kopi miliknya adalah hal yang justru

sangat berpengaruh.

Ada tidaknya standar mutu yang harus dipenuhi petani :

Ketika petani kopi Desa Ranteuma ingin menjual kopinya kepada PT Toarco Jaya yang

melakukan pembelian langsung disana, maka petani sangat menyadari ‘selera‘ kopi PT

Toarco Jaya, dalam artian PT Toarco Jaya hanya akan menerima kopi dengan standar mutu

yang telah mereka tetapkan. Karena pembeli utama hasil panen kopi petani Desa Ranteuma

adalah PT Toarco Jaya maka petani mau tidak mau harus melakukan pengolahan kopi sesuai

dengan standarnya PT Toarco Jaya, agar PT Toarco Jaya mau menerima / membeli kopi

petani tersebut. PT Toarco Jaya hanya menerim kopi yang bagus, yang tidak bolong-bolong,

itu artinya petani harus melakukan penyortiran terlebih dahulu sebelum menjual kopi mereka.

Begitu juga dengan pengelolaan biji kopi setelah panen. Standar mutu minimum yang harus

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 132: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

dipenuhi petani yaitu pada saat pemetikan maka yang dipetik hanyalah yang berwarna merah

saja, dilakukannya penyortiran agar terpisah antara yang rusak dengan yang baik, setelah

disortir digiling (dipulper) secara langsung (6 jam setelah dipetik harus dipulper) tanpa

dibiarkan dahulu beberapa malam, setelah itu difermentasi selama 12 jam, lalu dicuci

kemudian dijemur, setelah itu dilakukan penyortiran terhadap kopi kulit tanduk (kopi HS)

dibuang kopi-kopi yang rusaknya, selanjutnya dijual oleh petani.

Tidak ada kendala yang signifikan bagi petani ketika harus melakukan pengolahan langsung

dari kopi biji merah ke kopi kulit tanduk, karena hampir semua keluarga (rumah) memiliki

mesin pempulper sehingga mereka tidak harus menunggu kopinya banyak lalu digiling tetapi

seadanya kopi yang petani peroleh maka langsung digiling.

Adanya standar mutu minimum yang harus

dipenuhi

30 petani 100%

Tidak adanya standar mutu minimum yang

harus dipenuhi

0 petani 0%

Apakah harga premium yang didapat cukup untuk memenuhi biaya yang dibutuhkan

untuk memenuhi standar mutu tersebut?

Jika petani menjual kopinya kepada PT Toarco Jaya maka petani akan mendapatkan harga

premium dari PT Toarco Jaya jika kopi yang diterima PT Toarco Jaya dalam keadaan bagus

dan tida rusak, serta sesuai dengan ‘selera’ PT Toarco Jaya. Premi yang diperoleh petani

berkisar antara Rp 100,- hingga RP 500,- perliter. Namun ada perbedaan untuk tahun 2011,

karena hasil kopi sangat sedikit sedangkan sepertinya PT Toarco Jaya sangat membutuhkan

kopi maka PT Toarco Jaya -pun memberikan premi lebih besar dari biasanya, premi

disesuaikan dengan kondisi kopi pada saat dijual oleh petani kepada PT Toarco Jaya.

Sebagian besar petani merasakan manfaat dari adanya premi yang diberikan PT Toarco Jaya

tersebut, mereka mengatakan hal demikian sebagai pemacu semangat petani untuk lebih giat

mengurus kebunnya dan menjaga kualitas kopi juga cita rasa kopi itu sendiri

Sedangkan jika petani menjual kopi bukan kepada PT Toarco Jaya petani tidak mendapatkan

premi. Misalnya petani menjual kopi kepada pedagang dipasar sapan, maka petani tidak

memperhatikan kondisi dan kualitas kopi seperti saat petani akan menjual kepada PT Toarco

Jaya.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 133: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Selain itu, sebagai timbal balik PT Toarco Jaya dibawah naungan Key Coffee melakukan dan

membuatkan fasilitas untuk masyarakat Ranteuma. PT Toarco Jaya membuatkan jembatan

dan memperbaiki jalan. Petani dapat merasakan insentif yang diberikan PT Toarco Jaya

sebagai kepuasannya telah mendapatkan kualitas kopi yang baik dari Ranteuma.

Harga premium cukup untuk memenuhi

standar mutu

23 petani 76,67%

Harga premium tidak cukup untuk

memenuhi standar mutu

7 petani 23,33%

Pendapatan Keluarga :

Petani yang berlokasi di desa Ranteuma dapat dikatakan sangat bergantung dengan pertanian

dan peternakan. Mata pencaharian utama masyarakat adalah bertani dan beternak, serta

mengharapkan kiriman dari anggota keluarga (suami, anak, dan sanak keluarga) yang

merantau di provinsi lain ataupun luar negeri. Petani di desa Ranteuma pada umunya bertani

kopi dan marquisa. Sedangkan untuk berternak hampir seluruh masyarakat Desa Ranteuma

memiliki ternak babi berkisar antara 5-15 ekor babi perkepala keluarga. Dilain sisni petani

sangat loyal dengan kebun kopi miliknya, namun karena adanya pendapatan keluarga yang

lain yang berupa kiriman dari merantau tersebut maka petani tidak benar-benar mengurus

kebun miliknya dan terkesan seadanya saja. Tidak ada usaha-usaha yang signifikan yang

dilakukn petani untuk meningkatkan produktivitas dan juga mengurus perkebunan yang

lebih. Petani juga kemudian hanya menjual saja kepada PT Toarco Jaya maupuan ke pasar

tidak ada koperasi seperti didesa sebelumnya yang sangat membantu keberlanjutan ‘usaha

tani‘. Keberadaan kelompok tani juga sangat tidak aktif dan tidak berpengaruh banyak.

Sanak keluarga petani banyak yang meranta di Papua, Kalimantan, Makassar, Flores, dan

juga Malaysia dan sanak keluarga tersebut sering mengirim uang, terutama untuk pesta.

Sehingga ada kecenderungan bahwa petani desa Ranteuma tidak memiliki mental wirausaha

sedikit banyak seperti masyakat Benteng Alla‘ Utara. Petani merasa dengan mereka bertindak

sewajarnya dan seperlunya kepada kopi miliknya dan juga mengharapkan kiriman uang,

maka petani merasa cukup jikalah ada kebutuhan yang mendesak maka petani akan menjual

babi miliknya yang harganya berkisar antara 5-15juta per ekor.

Adanya keluarga yang merantau 20 petani 66,67%

Tidak adanya keluarga yang merantau 10 petani 33,33%

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 134: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Pendapan keluarga hanya bertani 3 petani 10%

Pendapan keluarga hanya bertani dan beternak

27 petani 90%

Desa Benteng Ambeso, Kecamatan Gandangbatu

Tempat Jual Jumlah Persentase

Koperasi 0 0

Pengumpul 0 0

Pasar Buntu 27 90

Pedagang 2 7

Eksporter 1 3

Jumlah 30 100

Sumber : Survey Lapangan tanggal 15-22 Juli 2011

Jumlah petani Kelurahan Benteng Ambeso, Kecamatan Gandang Batu Silanan, dari 30

respoden 27 responden atau 90% diantaranya menjual menjual kopi yang petani hasilkan ke

Pasar, yaitu Pasar Buntu. Dalam hal ini menunjukan bahwa keberadaan Pasar Buntu sangat

penting bagi rantai distribusi kopi local di Desa Benteng Ambeso, Kecamatan Gandang Batu

Silanan. Lokasi Pasar Buntu sendiri yang berada didalam kelurahan Benteng Ambeso

membuat petani sangat mudah menjangkau pasar tersebut tanpa membutuhkan biaya

transportasi lagi karena bisa dijangkau dengan berjalan kaki saja. sedangkan yang biasa

menjual kopinya langsung kepada eksportir hanya satu orang atau hanya 3% dari

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 135: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

keseluruhan, sedangkan yang menjual kepada pedagangan yang menghampiri ke rumah

petani hanya 2 responden saja atau 7% dari keseluruhan. Jika dilihat dari sisi keterjangkauan

juga memng Pasar Buntu berlokasi sangat strategis, tepat berada di pusat pemukiman warga

Benteng Ambeso. Petani pun biasanya menjual setiap hari pasar dan tipikalnya langsung

berbelanja di pasar setelah menjual kopinya. Selain itu karena adanya tengkulak besar yang

sangat ‘terkenal’ di Tana Toraja, yaitu Ibu Hj. Sawirah yang sangat terkenal dengan

panggilan Indok’ Maniang, yang juga bermukin di desa Benteng Ambeso, Indok’ Maniang

memiliki anak buah yang banyak yang akan mendatangi pasar-pasar di Toraja pada saat hari

pasar termasuk di Pasar Buntu, anak buah Indok’ Maniang ini yang melakukan pembelian

kopi langsung yang berasal dari petani-petani.

Harga yang terakhir didapat :

Harga kopi yang diterima petani bervariasi dengan harga tertinggi Rp 23.000,- per liter

gunung yaitu dijual pada tanggal 15 Juli 2011 yang dijual dipasar dan pedagang. Sedangkan

harga terendah yaitu Rp 19.000,- per liter sasak menjual langsung kepada eksportir.

Jenis kopi yang dijual petani :

Petani Kelurahan Benteng Ambeso, Kecamatan Gandang Batu Silanan menjual kopi dalam

bentuk kopi kulit tanduk (kopi HS) dengan persentase 100% atau dari 30 responden

seluruhnya menjual dalam bentuk kopi kulit tanduk (kopi HS).

Pengolahan kopi setelah di panen :

Dalam hal pengelolaan kopi hasil panen petani Kecamatan Gandang Batu Silanan sudah

sangat memahami pengelolaan kopi yang baik, yaitu setelah pemetikan dipulper (petani

menyebutnya digiling). Setelah itu disimpan satu malam – dicuci kemudian dijemur. Seluruh

responden atau 30 petani di Kecamatan Gandang Batu Silanan melakukan pengelolaan

langsung terhadap kopinya setelah dipanen dalam artian tidak menyimpannya dahulu

(penyimpanan kopi menyebabkan kopi menjadi merah dan qualitas kopi menurun). Selain itu

alasan ini juga karena hasil kopi sedikit tahun panen ini sehingga petani tidak kelelahan

meskipun harus langsung mempulper hasil kopinya.

Alasan harga belum / sudah sesuai dengan yang diharapkan :

1. Menurut petani harga yang sesuai itu hanya ada di pedagang, sedangkan petani hanya

menerima saja harga yang ada dipasar ataupun yang ditentukan pedagang.

2. Hampir keseluruhan responden berharap harga terus dan terus meningkat.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 136: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

3. Hanya ada 2 petani atau 6,67% yang berpendapat bahwa harga yang mereka terima

saat ini sudah sesuai dengan yang mereka harapkan selama ini. Begitu juga 2 orang

petani dari 30 responden yang berpendapat bahwa harga yang diterima saat ini masih

belum sesuai juga dengan harapan petani.

4. Petani berharap harga bisa meningkat menjadi Rp 50.000,- perliter atau jika mampu

terus meningkat lagi.

5. Namun jika dibandingkan dengan harga-harga sebelumnya, harga tahun ini bagi

petani sudah sangat baik. Walaupun disisi lain sebagai orang yang menjual selalu

ingin menjual mahal apalagi dengan kondisi kopi yang sangat sedikit.

Tanggapan dengan adanya perubahan harga :

1. Pada awalnya kaget apalagi jika harga turun, namun jika harga naik kami senang.

Namun sebagai petani kami hanya mengikuti bagaimanapun harga yang ada

dipasaran.

2. Petani di Desa Benteng Ambeso Kecamatan Gandang Batu Silanan pada umumnya

bergantung pada sektor pertanian kopi, jadi ketika adanya ketidak stabilan harga

petani akan tetap mempertahankan tanaman kopinya.

3. Sebagian besar petani cenderung mengikuti perkembangan harga yang terjadi dan

tidak memiliki respon yang signifikan terhadap perubahan harga tersebut karena hal

tersebut terjadi bertahun-tahun sehingga ada kecnderungan ‘sudah biasa‘ dengan

adanya hal demikian.

4. Sebagian besar petani mengakui bahwa harga sangat mempengaruhi perhatian petani

terhadap kopi yang mereka miliki, jika harga tinggi maka petani akan sangat

memeperhatikan kopi miliknya, namu jika harga turun petani merasa perhatiannya

berkurang pada kopi karena harus mencari penghasilan tambahan misalnya menjadi

kuli bangunan, sehingga sebagian waktunya terbagi.

5. Petani di Desa Benteng Ambeso, Kecamatan Gandang Batu Silanan tidak melakukan

perubahan tanaman kopi kepada tanaman lain isalnya horti meskipun pada kondisi

harga tidak stabil. Dengan kata lain petani akan tetap bertani.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 137: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Arah kopi :

1. 16 responden atau 53,33% petani tidak mengetahui kopi yang mereka jual akan

disalurkan kemana. Petani hanya mengetahui menjual saja dan menerima uang,

keberadaan kopi setelahnya mereka tidak mengetahuinya.

2. 6 orang petani atau 20% berpendapat bahwa kopi yang mereka jual akan dibawa ke

PT Toarco Jaya.

3. 3 orang petani atau 10% dari keseluruhan responden berpendapat bahwa kopi yang

mereka jual akan diteruskan ke eksportir di Makassar.

4. 4 orang petani tau 13,33% berpendapat bahwa kopi yang mereka jual akan diteruskan

ke KUD SANE’

5. Hanya 1 orang petani yang berpendapat bahwa kopi yang disalurkannya akan dibaw

ke Jepang.

Dibawa PT TOARCO JAYA 6 20%

Dibawa ke Makassar 3 10%

Dibawa ke KUD SANE’ 4 13,33

Dibawa ke Jepang 1 3,33%

Tidak mengetahui sama

sekali arah kopi selanjutnya

16 53,33%

Rantai kopi yang berasal dari desa Ranteuma, Buntu Papasan (menurut pengetahuan petani)

Pasar Buntu

Tidak mengetahui

Petani

PT TOARCO JAYA

Eksportir di Makassar

KUD SANE’

Jepang

Pasar Global

Pedagang

Amerika

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 138: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Ada yang pesan sebelum dipanen atau tidak?

1. Pada umumnya tidak adanya pesanan kepada petani sebelum petani panen kopinya.

2. Dengan adanya Pasar Buntu sebagian petani ada yang menjual langsung ke pasar pada

saat hari pasar.

3. Hanya ada 2 responden yang mengakui bahwa adanya pemesanan sebelum panen,

namun hal inipun tidak murni pesan tetapi ketika petani butuh uang petani dapat

meminjam kepada pedagang lalu petani membayar uang yang dipinjamnya dalam

bentu kopi kepada pedagang setelah petani panen.

Ada pesan (dalam bentuk kekeluargaan) 2 petani 6,67%

Tidak ada pesanan kopi sebelum panen 28 petani 93,33%

Sertifikasi :

Belum dilakukanya sertifikasi terhadap tanaman kopi yang berlokasi di Kelurahan Benteng

Ambeso, Kecamatan Gandang Batu Silanan, petanipun tidak mengetahui apa itu sertifikasi,

bagaimana proses sertifikasi, dan apa implikasi dari sertifikasi itu sendiri. Kondisi pertanian

di Kelurahan Benteng Ambeso, Kecamatan Gandang Batu Silanan meruakan pertanian kopi

yang hanya diusahakan oleh petani rakyat tidak ada campur tangan dari perusahaan kopi.

Namun karena adanya kelompok-kelompok tani yang mengorganisir petani-petani kopi di

Kelurahan Benteng Ambeso, Kecamatan Gandang Batu Silanan sehingga adanya kelompok

tani dan ada bantuan dari pemerintah berupa penyuluhan pertanian secara berkala dan

menurut petani ini sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan mereka bagaimana bertani

dan mengelola kopi yang baik. Dari 30 responden hanya dua orang responden yang

mengetahui dan faham tentang sertifikasi itupun karena dua orang ini adalah ketua kelompok

tani yang mewakili masyarat tani Kelurahan Benteng Ambeso, Kecamatan Gandang Batu

Silanan yang serig mengikuti seminar dan pelatihan baik di Makassar,kota lain seperti Jakarta

bahkan pernah hingga ke Belanda.

Petani yang mengetahui mengenai sertifikasi 2 petani 6,67%

Petani yang tidak mengetahui mengetahui

sertifikasi

28 petani 93,33%

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 139: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Tanggapan petani atas adanya sertifikasi yang dilakukan di Kelurahan Benteng

Ambeso, Kecamatan Gandang Batu Silanan :

Menurut pendapat petani yang mengetahui mengenai sertifikais kopi, tanggapannya dengan

adanya sertifikasi yaitu dapat meningkatkan harga, karena kopi yang disertfikasi dan tidak

disertifikasi memiliki harga yang berbeda. Kopi yang disertifikasi memiliki harga yang jauh

lebih tinggi dibandingkan dengan kopi yang tidak bersertifikasi. Sedangkan sertfikasi tidak

ada kaitannya dengan peningkatan produksi kopi itu sendiri, karena tidak ada hubungannya

antara sertfikasi dengan produktifitas.

Ada tidaknya standar mutu yang harus dipenuhi petani :

Secara pasti tidak ada standar mutu yang ditentukan oleh pembeli yang harus dipenuhi petani

pada saat akan menjual kopinya, namun kesadaran petani Desa Benteng Ambeso Kecamatan

Gandang Batu Silanan dengan menjaga kebersihan dan kualitas kopi yang hendak mereka

jual. Kopi yang akan dijual harus bersih dan telah disortir dengan membuang kopi-kopi yang

rusak dan bolong-bolong. Selain itu tidak ada premi atau harga premi untuk kopi tertentu.

Namun ada pedagang tertentu yang hanya menerimakopi yang puttih dan bersih sehingga

petani menggap hal demikian ada bagian dari standar mutu yang harus petani jaga.

Adanya standar mutu minimum yang harus

dipenuhi

13 petani 43,33%

Tidak adanya standar mutu minimum yang

harus dipenuhi

17 petani 56,67%

Apakah harga premium yang didapat cukup untuk memenuhi biaya yang dibutuhkan

untuk memenuhi standar mutu tersebut?

Petani tidak pernah mendapatkan harga premium, karena pada umumnya harga yang petani

peroleh adalah harga yang diberikan langung oleh pedagang baik pedagang yang berada di

pasar maupun pedagang yang menghampiri ke rumah petani. Petani juga berpendap bahwa

masalah cukup atau tidak cukup itu sagat relatif pada kemampuan petani itu sendiri dalam

mengelola kopi dna mengatur uangyang diterima dari hasilpenjualan kopi.

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 140: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Harga premium cukup untuk memenuhi

standar mutu

0 petani 0%

Harga premium tidak cukup untuk

memenuhi standar mutu (Tidak pernah

mendapatkan harga premium)

30 petani 100%

Pendapatan Keluarga :

Petani yang berlokasi Desa Benteng Ambeso Kecamatan Gandang Batu Silanan dapat

dikatakan sangat bergantung dengan pertanian dan peternakan. Mata pencaharian utama

masyarakat adalah bertani dan beternak, serta mengharapkan kiriman dari anggota keluarga

(suami, anak, dan sanak keluarga) yang merantau di provinsi lain ataupun luar negeri. Petani

di desa Desa Benteng Ambeso Kecamatan Gandang Batu Silanan pada umunya bertani kopi

disamping ada tanaman jangka panjang lainnya yaitu kokoa dan cengkeh. Sedangkan untuk

berternak hampir seluruh masyarakat Desa Ranteuma memiliki ternak babi berkisar antara 3-

12 ekor babi perkepala keluarga. Dilain sisni petani sangat loyal dengan kebun kopi miliknya.

Presentasi yang merantau dengan yang tidak memiliki sanak kelluarga yang merantau lebih

yang tidak merantau. Sehingga petani tidak bisa mengharapkan dari perantauan tersebut.

Sanak keluarga petani banyak yang merantau tersebar di Palopo, Papua, Kalimantan,

Makassar, Flores, dan juga Malaysia dan sanak keluarga tersebut tidak sering mengirim uang

sehingga pertani sangat bergantung pada pertnian dan peternakan miliknya. Sedangkan untuk

kebutuhan yang sifatnya mendesak petani akan menjual babi miliknya yang harganya

berkisar antara 2 – 12 juta per ekor.

Adanya keluarga yang merantau 10 petani 33,33%

Tidak adanya keluarga yang merantau 20 petani 66,67%

Pendapan keluarga hanya bertani 1 petani 3,33%

Pendapan keluarga hanya bertani dan

beternak

29 petani 96,67%

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 141: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Lampiran 6 : Harga Kopi Dunia yang ditetapkan ICO (www.ico.org)

(Sambungan ke halaman selanjutanya)

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 142: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 143: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

PETA

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 144: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 145: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 146: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 147: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 148: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 149: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 150: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 151: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012

Page 152: COVER DAFTAR ISI KOPI SULAWESI - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307095-S42143-Fikriyah.pdfM.Si atas kepercayaannya telah melibatkan penulis dalam penelitian RUU-UI dan

Dinamika kopi..., Fikriyah, FMIPA UI, 2012