Cost of Capital Ref 2 management financial

21
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir 1995: 2). Menurut Hanafi (2003: 69), laporan keuangan merupakan informasi yang dapat dipakai untuk pengambilan keputusan, mulai dari investor atau calon investor sampai dengan manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan akan memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Munawir (1995: 5), laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan keuangan dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan pehitungan laporan laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.

description

cost of capital dalam manajemen keuangan

Transcript of Cost of Capital Ref 2 management financial

Page 1: Cost of Capital Ref 2 management financial

  

  6 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau

aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir 1995: 2).

Menurut Hanafi (2003: 69), laporan keuangan merupakan informasi yang

dapat dipakai untuk pengambilan keputusan, mulai dari investor atau calon

investor sampai dengan manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan

akan memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas,

yang kesemuanya akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Munawir (1995: 5), laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan

perhitungan laba-rugi serta laporan keuangan dan modal dari suatu

perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan pehitungan laporan laba-rugi

memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang

terjadi selama tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan

penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.

Page 2: Cost of Capital Ref 2 management financial

7  

  

Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan merupakan salah satu informasi yang penting bagi perusahaan dengan

pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data yang terdiri dari neraca, dan

perhitungan laba-rugi serta keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya.

2. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Menurut Warsono (2001: 25) ada 2 macam bentuk laporan keuangan utama

yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yaitu Neraca dan Laporan laba rugi.

a. Neraca

Menurut Warsono (2001: 25), neraca adalah laporan keuangan yang

menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi pada suatu periode

tertentu. Neraca perusahaan ini disusun berdasarkan persamaan dasar

akuntansi, yaitu bahwa kekayaan atau aktiva (asets) sama dengan kewajiban

(liabilities) ditambah modal saham (stock equities).

b. Laporan laba-rugi

Menurut Warsono (2001: 26), laporan laba-rugi adalah laporan keuangan

yang mengambarkan hasil-hasil usaha yang dicapai selama periode tertentu.

Laba rugi bersih adalah selisih antara pendapatan total dengan biaya atau

pengeluaran total. Pendapatan mengukur aliran masuk asset bersih (setelah

dikurangi utang) dari penjualan barang atau jasa.

Sedangkan menurut pendapat Halim (1994: 20), laporan keuangan dapat

dibagi menjadi 2 jenis antara lain:

a. Neraca

Page 3: Cost of Capital Ref 2 management financial

8  

  

Neraca menunjukan aktiva, utang, dan modal sendiri suatu perusahaan

pada hari terakhir periode akuntansi.

b. Laporan laba-rugi

Laporan laba-rugi adalah suatu laporan atas kegiatan-kegiatan

perusahaan selama waktu periode akuntansi tertentu. Laporan laba-rugi

menunjukan penghasilan dan biaya operasi, bunga, pajak, dan laba bersih

yang diperoleh suatu perusahaan. Laporan laba-rugi merupakan suatu

produk akauntansi yang dirancang untuk menunjukan kepada pemegang

saham dan kreditur, apakah perusahaan dapat menghasilkan keuntungan.

3. Tujuan Laporan Keuangan

Hanafi (2003: 30) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan yaitu

pertama, memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditur, dan

pemakai lainnya sekarang atau masa yang akan datang untuk membuat

keputusan investasi. Kedua, memberikan informasi yang bermanfaat untuk

pemakai eksternal untuk memperkirakan jumlah waktu, dan ketidakpastian

dari penerimaan kas dari bunga dan dari penjualan atau utang pinjaman.

Ketiga, Memberi informasi untuk menolong infestor, kreditur, dan pemakai

lainnya untuk memperkirakan jumlah waktu, dan ketidakpastian aliran kas

masuk bersih ke perusahaan.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

laporan keuangan yaitu dapat memberikan informasi mengenai sumber daya

ekonomi kewajiban, dan modal sendiri dari suatu perusahaan dan sebagai

Page 4: Cost of Capital Ref 2 management financial

9  

  

alat untuk berkomunikasi antara data keuangan suatu perusahaan dengan

pihak-pihak yang berkepentingan.

4. Analisis Laporan Keuangan

a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil

yang telah dicapai oleh perusahaan perlu adanya analisis terhadap

laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Hanafi (2003: 5), suatu analisis laporan keuangan

perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas

(keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan.

Sedangkan menurut Munawir (1995: 34), analisis laporan keuangan

merupakan alat untuk memperoleh informasi tentang posisi keuangan

dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan,

sehingga data yang telah diperoleh dapat diperbandingkan atau dianalisa

lebih lanjut agar memperoleh data untuk mendukung keputusan yang

akan diambil.

Menurut pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan

keuangan merupakan perhitungan dan kemungkinan dimasa depan untuk

dijadikan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-

pihak yang berkepentingan.

Page 5: Cost of Capital Ref 2 management financial

10  

  

b. Isi Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi yang penting

disamping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa

pasar perusahaan, kualitas manajemen dan yang lainnya. Ada 3 macam laporan

keuangan yang pokok dihasilkan yaitu neraca, laporan laba-rugi, dan laporan

aliran kas.

1. Neraca

Menurut Munawir (1995: 13), neraca adalah laporan yang sistematis

tentang aktiva, utang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat

tertentu. Tujuannya adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu

perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-

buku ditutup dan di tentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau

tahun kalender, sehingga neraca sering disebut Balance Aset.

Neraca adalah laporan yang menunjukan keadaan keuangan suatu unit

usaha pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumberdaya ekonomis

(asset), kewajiban ekonomis (utang), modal saham, dan hubungan antar

item tersebut. Dengan demikian neraca dapat meringkaskan posisi keuangan

suatu perusaahaan pada tanggal tertentu.

Neraca dimaksudkan membantu pihak eksternal untuk menganalisis

likuiditas perusahaan, fleksibilitas keuangan, kemampuan operasional, dan

kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu (Hanafi:

2003: 50).

Page 6: Cost of Capital Ref 2 management financial

11  

  

2. Laporan laba-rugi

Menurut Munawir (1995: 26), laporan laba-rugi merupakan laporan yang

sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu

perusahaan selama periode tertentu. Kegiatan perusahaan selama periode

tertentu mencakup aktivitas rutin atau operasional, dan aktivitas-aktivitas ini

perlu dilaporkan dengan semestinya agar pembaca laporan keuangan

memperoleh informasi yang relevan.

Menurut Hanafi (2003: 57), ada beberapa elemen pokok dalam laporan

laba-rugi antara lain: pendapatan operasional, beban operasional, dan untung

atau rugi (Gain or Loss). Pendapatan didefinisikan sebagai asset masuk

selama periode dimana perusahaan mempoduksi dan menyerahkan barang

yang merupakan operasi pokok perusahaan. Beban operasional didefinisikan

sebagai asset keluar selama periode dimana perusahaan memproduksi dan

menyerahkan barang. Untung (gain) didefinisaikan sebagai kenaikan modal

saham dari transaksi yang bersifat insidental. Rugi (loss) didefinisikan

sebagai penurunan modal saham dari transaksi yang bersifat insidental.

3. Laporan aliran kas

Menurut Hanafi (2003: 59), laporan arus kas digunakan untuk

menganalisis dan memberikan informasi mengenai penerimaan dan

pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu. Laporan aliran kas

bertujuan untuk memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan

Page 7: Cost of Capital Ref 2 management financial

12  

  

investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Tujuan

utama dari analisis laporan kas adalah untuk menaksir kemapuan perusahaan

menghasilkan kas.

c. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah alat untuk mengukur prestasi kerja keuangan

perusahaan melalui struktur permodalannya. Tolak ukur yang digunakan dalam

kinerja keuangan tergantung pada posisi perusahaan.

Penilaian kinerja keuangan perusahaan harus diketahui outputnya maupun

inputnya. Output adalah hasil dari suatu kinerja karyawan, sedangkan input adalah

hasil dari suatu keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan hasil tersebut.

Menurut Suad Husnan & Enny P. (2004:69) untuk melakukan analisis rasio

keuangan, diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan

aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas

angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan rugi laba saja, atau pada

neraca dan rugi laba.

B. Metode Economic Value Added (EVA)

1. Pengertian Economic Value Added (EVA)

Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adalah dengan

menghitung Economic Value Added (EVA) suatu perusahaan. EVA

merupakan salah satu ukuran kinerja operasional yang dikembangkan

pertama kali oleh G. Bennet Stewart & Joel M. Stren yaitu seoarang analis

Page 8: Cost of Capital Ref 2 management financial

13  

  

keuangan dari perusahaan Sten Stewart & Co pada tahun 1993. Di Indonesia

metode EVA dikenal dengan sebutan metode NITAMI (Nilai Tambah

Ekonomi).

Menurut Iramani & Febrian (2005), EVA adalah metode manajemen

keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang

menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan

mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal.

Menurut Warsono (2001: 46), EVA adalah perbedaan antara laba operasi

setelah pajak dengan biaya modalnya. EVA merupakan suatu estimasi laba

estimasi laba ekonomis yang benar atas suatu bisnis selama tahun tertentu.

Menurut Tandelilin (2001: 195), EVA adalah ukuran keberhasilan

manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi

perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/ efektif

(dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada

peningkatan harga saham perusahaan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa Economic Value Added (EVA) merupakan keuntungan

operasional setelah pajak, dikurangi biaya modal yang digunakan untuk

menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil harapan-

harapan para pemegang saham dan kreditur.

2. Tujuan dan Perhitungan Economic Value Added (EVA)

Page 9: Cost of Capital Ref 2 management financial

14  

  

EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang

diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer yang

menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara

yang konsisten untukm memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.

Menurut S. David Young dan Stephen F. Obyrne (2001: 32), dalam

pengukuran kinerja EVA dapat dihitung sebagai berikut:

Penjualan Bersih xxx

Biaya operasi xxx -

Laba operasi sebelum pajak (EBIT) xxx

Pajak xxx -

Laba operasi bersih sesudah pajak (NOPAT) xxx

Biaya modal (modal yang diinvestasikan x biaya modal) xxx -

EVA xxx

Perhitungan Economic Value Added (EVA) yang diharapkan dapat

mendukung penyajian laporan keuangan sehingga akan mempermudah para

pemekai laporan keuangan diantaranya para investor, kreditur, karyawan,

pelanggan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Ada beberapa

pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur EVA, tergantung dari

struktur modal dari perusahaan. Apabila dalam struktur modalnya perusahaan

hanya menggunakan modal sendiri.

Page 10: Cost of Capital Ref 2 management financial

15  

  

Menurut Tandelilin (2001: 196), rumus yang digunakan dalam

perhitungan EVA adalah sebagai berikut:

EVA = Laba bersih operasi setelah dikurangi pajak – besarnya biaya

modal operasi dalam rupiah setelah dikurangi pajak.

EVA = [EBIT (1 – Pajak)] - [(Modal Operasi) (Presentase biaya modal

setelah pajak)]

Menurut Iramani & Febrian (2005), secara sederhana EVA dirumuskan

sebagai berikut:

EVA = Net Operating Profit After Tax (NOPAT) – Cost of Capital (COC)

EVA = NOPAT – COC

Keterangan:

NOPAT = EBIT – Beban Pajak

COC = Biaya Modal

EBIT = Laba operasi sebelum pajak

Namun, manakala dalam struktur perusahaan terdiri dati utang dan modal

sendiri, secara sistematis EVA dapat dirumuskan sebagai berikut:

EVA= NOPAT – (WACC x TA)

Keterangan:

Page 11: Cost of Capital Ref 2 management financial

16  

  

NOPAT = Laba bersih operasi setelah pajak

WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of

Capital)

TA = Total modal (Total Asset)

Dari perhitungan akan diperoleh kesimpulan dengan interprestasi sebagai

berikut:

Jika EVA > 0, hal ini menunjukan terjadi nilai tambah ekonomis bagi

perusahaan.

Jika EVA < 0, hal ini menunjukan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi

perusahaan.

Jika EVA = 0, hal ini menunjukan posisi “impas” karena laba telah

digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur

maupun pemegang saham.

C. Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)

1. Keunggulan EVA

Menurut Iramani dan Febrian (2005), EVA sebagai penilai kinerja

perusahaan mempunyai keunggulan yaitu: EVA dapat digunakan sebagai

penciptaan nilai (value creation).

Page 12: Cost of Capital Ref 2 management financial

17  

  

Ada keunggulan EVA yang lain adalah:

a) EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan

memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi.

b) EVA merupakan alat perusahaan dalam mengukur harapan yang

dilihat dari segi ekonomis dalam pengukurannya, yaitu dengan

memperhatikan harapan penyandang dana secara adil dimana derajat

keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal

yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai

buku.

c) Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa

memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data

perusahaan lain sebagai konsep penilaian.

d) Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian

bonus pada karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA

lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA menjalankan

stakeholders satisfaction concepts.

e) Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukan bahwa konsep

tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah

digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan

dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

2. Kelemahan EVA

Menurut Iramani dan Febrian (2005), EVA mempunyai kelemahan yaitu:

Page 13: Cost of Capital Ref 2 management financial

18  

  

a. EVA hanya mengukur hasil akhir (result) dan tidak mengukur aktivitas-

aktivitas penentu, seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.

b. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan

pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk

menjual dan membeli saham tertentu.

3. Manfaat Economic Value Added (EVA)

Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dalam

menggunakan EVA sebagai alat ukur kinerja dan nilai tambah perusahaan.

Menurut Iramani dan Febrian (2005), manfaat EVA adalah sebagai berikut:

a. EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri sendiri

tanpa memerlukan ukuran-ukuran lain baik berupa perbandingan dengan

menggunakan perusahaan sejenis atau menganalisis kecenderungan (trend).

b. Hasil perhitungan EVA mendorong mengalokasikan dana perusahaan untuk

investasi dengan biaya modal yang rendah.

D. Pengertian dan Komponen Biaya Modal (COC)

1. Cost of Capital atau Biaya Modal (COC)

Cost of Capital atau biaya modal mempunyai dua makna, tergantung dari

sisi investor atau perusahaan. Dari sudut pandang investor cost of capital

adalah opportunity cost (biaya pengorbanan) dari dana yang ditanamkan

investor pada sustu perusahaan. Sedangkan dari sudut pandang

perusahaan, cost of capital adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan

untuk memperoleh sumber dana yang dibutuhkan.

Page 14: Cost of Capital Ref 2 management financial

19  

  

Untuk praktisi keuangan, istilah cost of capital ini digunakan sebagai :

a) Discount rate (suku bunga diskonto) untuk membawa cash flow

(aliran kas) pada masa mendatang suatu project ke nilai sekarang.

b) Tarif minimum yang diinginkan untuk menerima project baru.

c) Biaya modal dalam perhitungan EVA.

d) Benchmark (pengukuran dalam bidang statistik) untuk menaksir tarif

biaya pada modal yang digunakan.

2. Komponen Biaya Modal

Salah satu komponen penting yang digunakan dalam penilaian

investasi, sumber pembelanjaan dan manajemen aktiva adalah biaya

modal (cost of capital). Menurut Warsono (2003: 135), ada tiga alasan

dalam penentuan biaya modal antara lain: Pertama, memaksimumkan

nilai perusahaan mensyaratkan bahwa semua biaya input, termasuk

modal untuk diminimumkan biaya modal harus diestimasikan. Kedua,

keputusan penganggaran modal mensyaratkan suatu estimasi biaya

modal. Terakhir, beberapa tipe keputusan lain, termasuk yang

berhubungan dengan peraturan utilitas public, sewa guna usaha,

pendanaan kembali obligasi, kompensasi eksekutif, dan manajemen asset

jangka pendek.

Pada umumnya komponen Biaya Modal (Cost of Capital) terdiri dari

Cost of Debt (biaya utang) dan Cost of Equity (biaya modal sendiri).

a. Cost of Debt (Biaya Utang)

Page 15: Cost of Capital Ref 2 management financial

20  

  

Utang dapat diperoleh dari lembaga pembiayaan atau dengan

menerbitkan surat pengakuan utang (oligasi). Biaya utang yang

berasal dari pinjaman adalah merupakan bunga yang harus dibayar

perusahaan, sedangkan biaya utang dengan menerbitkan obligasi

adalah tingkat pengembalian hasil yang diinginkan (required of

return) yang diharapkan investor yang digunakan untuk sebagai

tingkat diskonto dalam mencari nilai obligasi.

Suatu perusahaan memanfaatkan sumber pembelanjaan utang,

dengan tujuan untuk memperbesar tingkat pengembalian modal

sendiri (ekuitas). Biaya Utang dibagi menjadi dua macam yaitu:

1. Biaya Utang sebelum Pajak (before-tax cost of debt)

Menurut Warsono (2003: 139), besarnya biaya utang sebelum

pajak dapat ditentukan dengan menghitung besarnya tingkat

hasil internal (yield to maturity) atas arus kas obligasi, yang

dinotasikan dengan kd.

Rumus:

C + (M-NVd)/ n

Kd =

(M + NVd)/ 2

Keterangan:

C = Pembayaran bunga (kupon) tahunan

Page 16: Cost of Capital Ref 2 management financial

21  

  

M = Nilai nominal (maturitas) atau face value setiap surat

obligasi

NVd = Nilai pasar atau hasil bersih dari penjualan obligasi

n = Masa jatuh tempo obligasi dalam n tahun

2. Biaya Utang setelah Pajak (after-tax cost of debt)

Menurut Warsono (2003: 139), mengatakan bahwa perusahaan

yang menggunakan sebagian sumber dananya dari utang akan

terkena kewajiban membayar bunga. Bunga merupakan salah

satu bentuk beban bagi perusahaan (interest expense). Dengan

adanya beban bunga ini akan menyebabkan besarnya

pembayaran pajak penghasilan menjadi berkurang.

Biaya utang setelah pajak dapat dicari dengan mengalikan biaya

utang sebelum pajak dengan (1 - T), dengan T adalah tingkat

pajak marginal.

Rumus:

ki = kd (1 – T)

Keterangan:

ki = Biaya utang setelah pajak

kd = Biaya utang sebelum pajak

Page 17: Cost of Capital Ref 2 management financial

22  

  

T = Tarif pajak

b. Biaya Saham Freferen

Saham preferen mempunyai karakteristik kombinasi antara utang

dengan modal sendiri atau saham biasa. Salah satu ciri saham

preferen yang menyerupai utang adalah adanya penghasilan tetap

bagi pemiliknya (Warsono, 2003: 143).

Menurut Weston dan Brigham (1990: 107), biaya saham preferen

adalah tingkat pengembalian yang dipersyaratkan oleh investor atas

saham preferen perusahaan.

Rumus:

Dp

kp =

Pn

Keterangan:

kp = Biaya saham preferen

Dp = Dividen saham preferen

Pn = Harga bersih pada saat emisi

1. Cost of Equity (Biaya Modal Sendiri)

Biaya modal saham merupakan tingkat hasil pengembalian atas

saham biasa yang diinginkan oleh para investor. Salah satu metode

yang dapat digunakan dalam perhitungan biaya modal laba ditahan,

Page 18: Cost of Capital Ref 2 management financial

23  

  

yaitu pendekatan Capital Aset Pricing Model (CAPM), dimana biaya

modal laba ditahan adalah tingkat pengembalian atas modal sendiri

yang diinginkan oleh investor yang terdiri dari tingkat bunga bebas

risiko dengan premi risiko pasar dikaliikan dengan β (resiko saham

perusahaan). Iramani dan Febrian (2005).

Rumus:

ks = Rf + β (Rm – Rf)

Keterangan:

ks = Biaya laba ditahan

Rf = Tingkat pengembalian bebas risiko

β = beta, pengukuran sistematis saham

Rm = Tingkat pengembalian saham

Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penghitungan

CAPM adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Suku Bunga Bebas Risiko ( Rf )

Tingkat suku bunga bebas risiko diambil dari suku bunga rata-rata

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selama satu tahun. Rf yang merupakan

suku bunga obligasi pemerintah atau surat utang pemerintah.

Page 19: Cost of Capital Ref 2 management financial

24  

  

2. Return Pasar ( Rm )

Return pasar dapat diketahui dengan menggunakan Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) per bulan untuk tiap-tiap tahun.

Rumus:

IHSG t – IHSG t-1

Rm, t =

IHSG t-1

Keterangan:

Rm = Tingkat pengembalian yang diharapkan pasar

IHSG t = Harga penutupan IHSG akhir hari transaksi bulan ini

IHSG t-1 = Harga penutupan IHSG akhir bulan lalu

3. Resiko Sistematis ( β )

Perkiraan koefisien beta saham ( β ) digunakan sebagai indeks dan risiko

saham beta. Perhitungan beta dilakukan dengan pendekatan regresi.

Rumus:

             n Σ XY – Σ X Σ Y 

β =  

             n Σ X2 – ( Σ X ) 2 

Keterangan:

X = Tingkat keuntungan portofolio pasar (indeks pasar)

Page 20: Cost of Capital Ref 2 management financial

25  

  

Y = Tingkat keuntungan saham

c. Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)

Menurut Iramani dan Febrian (2005), dalam praktek pembiayaan atau

pendanaan yang digunakan perusahaan diperoleh dari berbagai

sumber. Dengan demikian biaya riil yang ditanggung oleh perusahaan

merupakan keseluruhan biaya untuk semua sumber pembiayaan yang

digunakan.

Rumus:

WACC = Wd . kd (1 – T) + Ws . Ks

Keterangan:

WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang

Wd = Proporsi utang dalam struktur modal

kd = Biaya utang (cost of debt)

Ws = Proporsi saham biasa dalam struktur modal

ks = Tingkat pengembalian yang diinginkan investor

Page 21: Cost of Capital Ref 2 management financial

26  

  

E. Kerangka Berpikir

Analisis EVA merupakan teknik analisis yang memperhitungkan keuntungan

operasi setelah pajak dikurangi dengan biaya modal dari seluruh modal untuk

menghasilkan laba yang digunakan untuk menilai kinerja PT. JAMSOSTEK

(Tbk).

Keterangan:

a. Jika EVA > 0, hal ini menunjukan terjadi nilai tambah ekonomis bagi

perusahaan, sehingga perusahaan dikatakan sehat.

b. Jika EVA < 0, hal ini menunjukan tidak terjadi nilai tambah ekonomis

bagi perusahaan, sehingga perusahaan dikatakan tidak sehat.

c. Jika EVA = 0, hal ini menunjukan posisi “impas” karena laba telah

digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik

kreditur maupun pemegang saham.