corona Beer analysis

50
OBJEK PPN PASAL 4 UU PPN OLEH PENGUSAHA OLEH ORANG ATAU BADAN a. PENYERAHAN BKP DLM DRH PABEAN b. IMPOR BKP c. PENYERAHAN JKP DLM DRH PABEAN d. PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD DR LUAR DRH PBN f. EKSPOR BKP Penyerahan Aktiva yg Menurut Tujuan Semula Tdk Utk Diperjualbelikan (Pasal 16D) MEMBANGUN SENDIRI (PASAL 16C) e. PEMANFAATAN JKP DR LUAR DAERAH PABEAN g. Ekspor BKP Tdk Berwjd h. Ekspor Jasa Kena Pajak

description

corona beer analysis

Transcript of corona Beer analysis

  • OBJEK PPN PASAL 4 UU PPNOLEH PENGUSAHAOLEH ORANG ATAU BADANa. PENYERAHAN BKPDLM DRH PABEANb. IMPOR BKPc. PENYERAHAN JKPDLM DRH PABEANd. PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD DR LUAR DRH PBNf. EKSPOR BKP

    Penyerahan Aktiva yg Menurut Tujuan Semula Tdk Utk Diperjualbelikan (Pasal 16D)MEMBANGUN SENDIRI(PASAL 16C)e. PEMANFAATAN JKP DR LUAR DAERAH PABEAN

    g. Ekspor BKP Tdk Berwjdh. Ekspor Jasa Kena Pajak

  • Penyerahan BKP dan JKP oleh PengusahaSyarat PPN Terutang:Barang/jasa yang diserahkan merupakan BKP/JKP,Pengusaha yg menyerahkan sudah PKP atau seharusnya dikukuhkan menjadi PKP,Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean, danPenyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya.

    (Memori Penjelasan Pasal 4 huruf a & c UU PPN)

  • PENYERAHAN HAK ATAS BKP KARENA SUATU PERJANJIAN

    PENGALIHAN BKP OLEH KARENA SUATUPERJANJIAN SEWA BELI & PERJANJIAN LEASINGPENYERAHAN BKP KEPADA PEDAGANGPERANTARA ATAU MELALUI JURU LELANGPEMAKAIAN SENDIRI & PEMBERIAN CUMA-CUMA

    PERSEDIAAN BKP & AKTIVA YG MENURUT TUJUAN SEMULA TDK UNTUK DIPERJUALBELIKAN YG MASIH TERSISA PADA SAAT PEMBUBARAN PERUSAHAAN, SEPANJANG PPN ATAS PEROLEHAN AKTIVA TSB.MENURUT KETENTUAN DAPAT DIKREDITKAN.PENYERAHAN BKP DARI PUSAT KE CABANG ATAUSEBALIKNYA & PENYERAHAN BKP ANTAR CABANGPENYERAHAN BKP SECARA KONSINYASI

    TERMASUK PENYERAHAN BKP PASAL 1A AYAT (1)

    PENYERAHAN BKP oleh PKP dlm rangka perj. Pembiayaan syariah, dianggap Penyerahan dari PKP langsung kpd pihak yg membutuhkan

  • PENYERAHAN BKP KEPADA MAKELAR sesuai KUHDPENYERAHAN BKP UNTUK JAMINAN UTANG PIUTANGPENYERAHAN BKP DARI PUSAT KE CABANG ATAU SEBALIKNYA & PENYERAHAN ANTAR CABANG DLM HAL PKP MEMPEROLEH IZIN PEMUSATAN TEMPAT PAJAK TERUTANG

    TIDAK TERMASUK PENYERAHAN BKP PASAL 1 AYAT (2)

    PENGALIHAN BKP DALAM RANGKA PENGGABUNGAN, PELEBURAN,PEMEKARAN, PEMECAHAN, PENGAMBIL ALIHAN USAHA SYARAT: SEMUA PIHAK PENGUSAHA KENA PAJAKBKP BERUPA AKTIVA YG MENURUT TUJUAN SEMULA TIDAK UNTUKDIPERJUALBELIKAN, YANG MASIH TERSISA SAAT PEMBUBARANPERUSAHAAN YANG PAJAK MASUKANNYA TIDAK DAPAT DIKREDITKANSESUAI PSL 9 (8) HURUF b. tak berkaitan dgn usaha DAN c. sedan/st wagon

  • BUKAN BKP PASAL 4A AYAT (2)BARANG HASIL PERTAMBANGAN ATAUPENGEBORAN YANG DIAMBIL LANGSUNGDARI SUMBERNYABARANG KEBUTUHAN POKOK YG SANGATDIBUTUHKAN RAKYAT BANYAK (BERAS,GABAH, JAGUNG, SAGU, KEDELAI, GARAM)MAKANAN DAN MINUMAN YG DISAJIKANDI HOTEL, RUMAH MAKAN, WARUNG, DAN SEJENISNYAUANG, EMAS BATANGAN, DANSURAT BERHARGA

    DITETAPKAN LEBIH LANJUT DGNPP NOMOR 144 TAHUN 2000

  • Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya; (PP 144 Tahun 2000)a.minyak mentah (crude oil);b.gas bumi;c.panas bumi;d.pasir dan kerikil;e.batubara sebelum diproses menjadi briket batubara; danf.bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikeI, dan bijih perak serta bijih bauksit.

  • Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak; (PP 144 Tahun 2000)a.beras;b.gabah;c.jagung;d.sagu;e.kedelai; dangaram baik yang beryodium maupun yang tidak beryodium.Daging tanpa diolah (sampai diawetkan)Telur yg tidak diolah sampai diasinkan/dikemasSusu segar, sampai proses pemanasan/pendinginan dan dikemas/tidakBuah-buahan segar, sampai dikemasSayur-sayuran segar, sampai dicacah

  • Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya; meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, tidak termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau catering.

    Sudah merupakan obyek pengenaan Pajak Daerah, yaitu:Pajak Hotel & Restoran

  • JASA-JASA DI BIDANG:PELAYANAN MEDIKPELAYANAN SOSIALPENGIRIMAN SURAT DGN PERANGKOKEUANGANASURANSIKEAGAMAANPENDIDIKANKESENIAN & HIBURAN YG TELAH DIKENAKAN PAJAK TONTONANPENYIARAN YG BUKAN BERSIFAT IKLANANGKUTAN UMUM DI DARAT & DI AIRTENAGA KERJAPERHOTELANJASA YANG DISEDIAKAN PEMERINTAH DALAM RANGKA MENJALANKAN PEMERINTAHAN SECARA UMUM

    BUKAN JKP PASAL 4A AYAT (3)

  • Penyerahan BKP dan JKP oleh PengusahaPengusaha: Pasal 1 angka 14: Pengusaha adalah orang pribadi atau Badan yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah PabeanPenjelasan Pasal 4: Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak meliputi baik Pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1) maupun Pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak tetapi belum dikukuhkan

  • BATASAN PENGUSAHA KECIL PPNPENGUSAHA KECIL ADALAH PENGUSAHA YG MELAKUKAN PENYERAHAN: BKPJKPBKP dan JKP

    YANGJUMLAH PEREDARAN BRUTO ATAU PENERIMAAN BRUTO TIDAK LEBIH DARI Rp 600 JUTA.

    PMK 68/2010 tgl 23 Maret 2010

  • DPP PPNHARGA JUAL adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.PENGGANTIAN adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan Jasa Kena Pajak, tidak termasuk pajak yang dipungut menurut Undang-undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur PajakNILAI IMPOR adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yang dikenakan pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan Pabean untuk impor BKP, tidak termasuk PPN.NILAI EKSPOR adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir.NILAI LAIN, ditetapkan oleh KMK No. 567/KMK.04/2000 stdtd KMK No. 251/KMK.03/2002.

  • DPP - Nilai LainPMK 75/2010 TGL 31 MARET 2010Harga Jual Laba Kotor:Pemakaian Sendiri dan Pemberian Cuma-Cuma BKP/JKP Penyerahan antar cabang

    Harga Pasar wajar:Persediaan BKP yang tersedia saat pembubaranAktiva Bekas Pasal 16D

    Perkiraan Harga Jual Rata-rata:Media rekaman suara atau gambarPenyerahan film cerita = perkiraan hasil rata-rata per judul film

    10% dari jumlah tagihanJasa biro perjalanan wisata Jasa pengiriman paket

    Nilai Lelang:Penyerahan melalui juru lelang

    Nilai yang disepakati: - Penyerahan barang kepada pedagang perantara

  • Faktur Pajak (FP)FP StandarPenggantian FPSaat Pembuatan FP StandarSaat Terutang PPNTempat Terutang PPNFP GabunganDokumen Tertentu yg diperlakukan sbg FP StandarNota ReturPengkreditan PPN (Pajak Masukan/PM)

  • DOKUMEN TERTENTU YANGDIPERLAKUKAN SBG FP STANDARDIATUR DALAM KEP-522/PJ/2000 s.t.d.d. KEP-312/PJ./2001Jenis-jenis FP

    FAKTUR PAJAK FAKTUR PAJAK YG ISINYA SESUAI DENGAN PASAL 13 (5) UU PPNDIATUR DALAM PER-13/PJ./2010FAKTUR PAJAK GABUNGANFP STANDAR YG DIBUAT UTK PENYERAHAN SATU BULAN TAKWIM PASAL 13 AYAT (2) UU PPN

    *

  • BUKTI PUNGUTAN PAJAK YANGPENYERAHAN BKP/JKPIMPOR BKP

    DIGUNAKANOLEH DJBCDIBUATOLEH PKP

    ATASFAKTUR PAJAK ( PASAL 1 ANGKA 23 )

    ATAS

  • HARUS MENCANTUMKAN( PASAL 13 (5) ) NAMA, ALAMAT, NPWP, YG MENYERAHKAN BKP/JKPNAMA, ALAMAT, NPWP PEMBELI BKP / PENERIMA JKP JENIS BARANG ATAU JASA, JUMLAH HARGA JUALATAU PENGGANTIAN & POTONGAN HARGAPPN YG DIPUNGUTPPn BM YG DIPUNGUTKODE,NO.SERI & TGL. PEMBUATAN FAKTURNAMA & TANDA TANGAN YG BERHAKMENANDATANGANI FP

    FAKTUR PAJAK HARUS DIISI SECARA LENGKAP,JELAS, BENAR & DITANDATANGANI OLEH PEJABAT YG DITUNJUK OLEH PKP

    DIRJEN PAJAK DAPAT MENETAPKAN DOKUMEN- DOKUMEN TERTENTU SEBAGAI FAKTUR PAJAK( PASAL 13 (6) )

    FAKTUR PAJAK

    *

    50

    44

  • Faktur Pajak Standar(PER-13/PJ./2010)

    Kode FP StandarNomor Seri FP Standar

    KodeUraianPenjelasanKKode Transaksi01 = selain pemungut selain 04 s/d 0902 = Wapu bendaharawan03 = Wapu lainnya04 = DPP NIlai Lain05 = dihapus06 = Penyerahan selain 01 sd 0507 = Penyerahan tdk dipungut selain wapu08 = Penyerahan Faslilitas pembebasan PPN09 = Penyerahan Psl 16D selain WapuSStatus FP 0 = FP Normal1 = FP PenggantiCCabang000 = kantor pusat001 dst = kode cabang atau sesuai ketentuanYTahun2 digit terakhir tahun ybs (2010 10)NNomor SeriNomor 00000001 sd 99999999

    KKS.CCC-YY.NNNNNNNN

  • BKPBKP Berwujud BergerakBKP Berwujud Tidak BergerakBKP Tidak BerwujudSaat penyerahan; atauSaat Pembayaran

    Saat penyerahan hak;Saat Pembayaran

    Saat dinyatakan sbg Piutang;Saat harga ditagih; Saat diterima pembayaran;Saat kontrak ditandatangani.

    DETAILSAAT TERUTANGNYA PPN

  • Jasa Pemborong BangunanSelain Pemborong BangunanJKP dari luar Daerah PabeanSaat brg/fasilitas tersedia;Saat dilakukan penagihan;Saat pembayaran.

    Saat dimulainya pemanfaatan= BKP tidak berwujudSaat pembayaran uang mukaSaat Pembayaran termijn; Saat pembuatan berita acara;

    JKPSAAT TERUTANGNYA PPN

  • Faktur Pajak GabunganUntuk Pembeli BKP yang samaUntuk masa satu bulan takwimDibuat paling lambat akhir bulan penyerahan.

  • DOKUMEN TERTENTU YANG DIPERLAKUKAN SEBAGAI FAKTUR PAJAK PASAL 13 AYAT (6)KEP. Dirjen PajakKEP-522/PJ./2000 s.t.d.d. KEP-312/PJ./2001Dokumen-dokumen yg dpt diperlakukan sebagai Faktur Pajak Standar:PIB yang dilampiri SSP/bukti pungutan pajak oleh DJBC untuk impor BKPPEB yang telah difiat muat oleh pejabat yang berwenang dari DJBC dan dilampiri dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yg tidak terpisahkan dengan PEB;Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat oleh BULOG/DOLOG untuk penyaluran tepung terigu;Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yang dibuat/dikeluarkan oleh PERTAMINA untuk penyerahan BBM dan atau bukan BBM;Tanda pembayaran atau kuitansi untuk penyerahan jasa Telekomunikasi.Ticket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill), atau Deliverry Bill, yang dibuat untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri;SSP untuk pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean;Nota Penjualan Jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa kepelabuhanan;Tanda pembayaran atau kuitansi listrik.

    *

  • DOKUMEN TERTENTU YANG DIPERLAKUKAN SEBAGAI FAKTUR PAJAK PASAL 13 AYAT (6)SYARATMinimal harus memuat:Identitas yang berwenang menerbitkan dokumen;Nama dan alamat penerima dokumen;NPWP dalam hal penerima dokumen adalah sebagai WPDN;Jumlah satuan barang apabila ada; Dasar Pengenaan Pajak; Jumlah pajak yang terutang kecuali dalam hal ekspor.

    *

  • PKP Penjual

    PKP PembeliKESALAHAN:TERLAMBAT MEMBUAT FAKTUR PAJAK 2% X DPP PPNJika terlambat lebih dari 3 bulan dianggap tidak membuat FPFAKTUR PAJAK TIDAK DIISI LENGKAPPPN tidak dapat dikreditkan bagi PembeliSANKSI & ASPEK PAJAK TERKAIT FP2% X DPP PPN

    Kecuali yang disebutkan dalam Pasal 14 ayat (1) huruf e UU KUP No. 28/2007:Identitas pembeli TIDAK DIISI/TIDAK LENGKAP

    *

  • PERATURAN KHUSUS PPNPemanfaatan BKP Tdk Berwujud dan JKP dari Luar Daerah PabeanMembangun SendiriPeyerahan Aktiva Bekas Pasal 16DPPn BMFasilitas di Bidang PPNSentralisasi Pengenaan PPN

  • Definisi BKP Tidak BerwujudBKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean dapat berupa hak-hak seperti hak paten, hak oktroi, hak cipta, dan hak menggunakan merek dagang, yang dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, baik yang berstatus sebagai PKP maupun yang berstatus bukan sebagai PKP, di dalam Daerah Pabean Indonesia.

  • Pemanfaatan JKP dari Luar Pabean

    a. Jasa yang berasal dari luar Daerah Pabean, yang melekat pada atau ditujukan untuk barang tidak bergerak yang berada dalam Daerah Pabean dan dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, baik yang berstatus sebagai Pengusaha Kena Pajak maupun yang berstatus bukan sebagai Pengusaha Kena Pajak, di dalam Daerah Pabean Indonesia. Misalnya jasa perencanaan atau penggambaran bangunan.b.Jasa yang berasal dari luar Daerah Pabean, yang melekat pada atau ditujukan untuk barang bergerak yang berada atau dimanfaatkan di dalam Daerah Pabean dan dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, baik yang berstatus sebagai Pengusaha Kena Pajak maupun yang berstatus bukan sebagai Pengusaha Kena Pajak, di dala Daerah Pabean Indonesia. Misalnya jasa persewaan rig atau pengeboran minyak dan jasa persewaan alat-alat berat.c.Jasa yang secara fisik dilakukan di dalam Daerah Pabean.Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dapat berupa jasa-jasa sebagai berikut :

  • Saat Terutang PPN Saat Dimulai Pemanfaatan JKP dari Luar Pabeana.secara nyata dimanfaatkan, meskipun belum didukung bukti-bukti formal seperti kontrak atau perjanjian tertulis. b.Saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dinyatakan sebagai utang.c.Saat Harga Jual Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Penggantian Jasa Kena Pajak ditagih oleh pihak yang menyerahkan, d.Saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dibayar, baik sebagian atau seluruhnya, oleh pihak yang memanfaatkan.Jika Informasi di atas tidak ada maka saat ditandatangani kontrak

    Saat terutangnya pajak atas pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan JKP dari luar Daerah Pabean, terjadi pada saat BKP Tidak Berwujud atau JKP tersebut mulai dimanfaatkan di dalam Daerah Pabean Indonesia.Saat dimulainya adalah saat yang diketahui terjadi lebih dahulu dari peristiwa-peristiwa sebagai berikut :

  • Ringkasan

    No.PerihalUraian1.Objek PajakPemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar daerah pabean di dalam Daerah Pabean2.Subjek PajakOrang pribadi atau badan, baik PKP maupun Non PKP 3.Tarif dan DPP10% X jumlah yang dibayarkan atau seharusnya dibayarkan4.Saat terutangSaat dimulainya pemanfaatan, yaitu salah satu diantara peristiwa berikut ini:a.saat secara nyata digunakan oleh pihak yang memanfaatkannya;saat harga perolehannya dinyatakan sebagai utang oleh yang memanfaatkannya;saat harga jualnya ditagih oleh pihak yang menyerahkannya; atausaat harga perolehannya dibayar baik sebagian atau seluruhnya oleh pihak yang memanfaatkannyaBila tidak diketahui, maka saat dimulainya pemanfaatannya adalah tanggal ditandatanganinya kontrak/perjanjian atau saat lain yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak5.Tempat TerutangTempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan6.PenyetoranTanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan pemungutan7.PelaporanBagi PKP menggunakan SPT Masa PPN pada masa pajak yang sama dengan bulan penyetoran (sebagai PM di 1107-B) dan bagi non PKP menggunakan SSP lembar ketiga paling lambat tanggal 20 bulan penyetoran.

  • Definisi dan Batasan Membangun SendiriPer-39/2010 Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi maupun oleh badan, baik dipakai sendiri atau digunakan oleh pihak lain. Tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan berarti kegiatan tersebut dilakukan oleh orang pribadi atau badan yang tidak bergerak di bidang usaha membangun bangunan. Dalam hal kegiatan dilakukan oleh orang atau badan yang memang bergerak di bidang pembuatan bangunan, maka tidak dikatakan sebagai membangun sendiri.Kegiatan mendirikan39 bangunan yang dilakukan melalui kontraktor atau pemborong bukan merupakan kegiatan membangun sendiri sepanjang dapat dibuktikan bahwa atas kegiatan membangun tersebut telah dipungut PPN.

  • Pengenaan PPNDikenakan PPN sepanjang luas bangunan yang dibangun minimal 300 m2 atau lebih dan bersifat permanen. Kegiatan membangun yang dilakukan bertahap dianggap merupakan satu kesatuan kegiatan sepanjang tenggang waktu antar tahapan-tahapan tersebut tidak lebih dari 2 (dua) tahun. Bangunan bersifat permanen adalah bangunan yang konstruksi utamanya berupa kayu, beton, pasangan batu bata atau yg sejenis atau baja

  • TarifTarif PPN 10% dari DPP. DPP ditetapkan sebesar 40% dari jumlah biaya yang dikeluarkan atau dibayarkan sehubungan dengan kegiatan membangun sendiri, tidak termasuk harga perolehan tanah.

    =Tarif efektif PPN untuk kegiatan membangun sendiri adalah 4% dari jumlah pengeluaran atau pembayaran

  • Saat TerutangTerutang setiap bulan. Saat terutangnya dimulai sejak dilakukannya kegiatan membangun sendiri secara fisik seperti penggalian fondasi, pemasangan tiang pancang atau kegiatan fisik lainnya. Besarnya PPN terutang setiap bulan adalah dengan mengalikan tarif 4% dengan jumlah pengeluaran setiap bulan.

  • Sifat PengenaanPPN atas kegiatan membangun sendiri tidak dapat dikreditkan. Begitu pula dengan PPN yang dibayar sehubungan dengan perolehan materialnya. Sebab tarif efektif sebesar 4% sudah memperhitungkan Pajak Masukan dalam pengenaan Pajaknya.

    Penyetoran PPNPenyetoran dilakukan oleh orang pribadi atau badan (tidak harus PKP) yang melakukan kegiatan membangun bangunan ke kantor kas negara dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan terjadinya pengeluaran

  • Tempat TerutangWP yang melakukan kegiatan membangun sendiri harus melaporkan pelunasan PPN yang dilakukannya di tempat pajak terutang yaitu pada KPP yang wilayahnya meliputi lokasi di mana kegiatan membangun sendiri bangunan dilakukan. Pelaporan harus dilakukan paling lambat tanggal 20 pada bulan dilakukannya penyetoran dengan menggunakan SSP lembar ke-3. Dalam hal WP yang melakukan kegiatan membangun sendiri adalah PKP dan kegiatan membangun bangunan dilakukan pada lokasi yang wilayahnya termasuk dalam wilayah KPP dimana PKP terdaftar, maka pelaporan SSP lembar ke-3 disampaikan bersamaan dengan pelaporan SPT Masa PPN.

  • Pembangunan di Kawasan Real EstatePengusaha real estate diminta untuk tetap melakukan pengawasan atas pelaksanaan pembangunan sendiri yang dilakukan di kawasannya. Dalam hal ini, pengusaha real estate wajib melaporkan setiap transaksi penjualan tanah kaveling ke KPP (Kantor Pelayanan Pajak) yang wilayah kerjanya meliputi tempat tanah kaveling berada. Pelaporan harus disertai dengan formulir Surat Pernyataan Kesanggupan Membayar Pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Membangun Sendiri yang diisi dan ditandatangani oleh pembeli.

  • Ringkasan

    No.PerihalUraian1.Objek PajakKegiatan membangun sendiri, termasuk kegiatan membangun sendiri di tanah kavling realestat.2.Subjek PajakOrang pribadi atau badan, bisa PKP atau Non PKP 3.Tarif dan DPP10% X 40% X jumlah biaya yang dikeluarkan dan atau yang dibayarkan, tidak termasuk harga perolehan tanah.4.Saat terutangTerutang setiap bulan sejak saat dimulainya kegiatan membangun sendiri secara fisik seperti penggalian fondasi, pemasangan tiang pancang, atau kegiatan fisik lainnya.5.Tempat TerutangTempat bangunan tersebut didirikan.6.PenyetoranTanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan pengeluaran.7.PelaporanBagi PKP menggunakan SPT Masa PPN masa pajak yang sama dengan bulan pengeluaran (di Induk SPT 1107 butir III) dan bagi non PKP menggunakan SSP lembar ketiga paling lambat tanggal 20 bulan penyetoran. PPN yang dibayar atas kegiatan membangun sendiri tidak dapat dikreditkan dengan PK.

  • Penyerahan Aktiva BekasPasal 16D UU PPN

    Syarat: Tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan;Penyerahan dilakukan oleh PKP;PPN Masukan atas perolehan aktiva tersebut menurut ketentuan dapat dikreditkanTarif 10%DPP = Harga Pasar

  • Flowchart PPN 16DPenyerahan aktiva eks Pasal 16DSudah PKP?Menurut ketentuan kena PPN?TPPN creditable?YYYTerutang PPN 16DTdk Terutang PPN 16DTTKarena FPS cacat?YT

  • Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)Pasal 5 UU PPN:Di samping pengenaan Pajak sebagaimana dimaksud Pasal 4, dikenakan juga Pajak Penjualan Atas Barang Mewah terhadap:Penyerahan BKP yg tergolong mewah yg dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan BKP yg tergolong mewah tsb di dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya;Impor BKP yg tergolong mewah.

    Pengertian menghasilkan ada dalam memori penjelasan Pasal 5 ayat (1) huruf a UU PPN.List (daftar) BKP yg ditetapkan tergolong mewah, lihat PMK No. 620/PMK.03/2004 stdd PMK No. 103/PMK.03/2009 dan KMK No. 355/KMK.03/2003.PPnBM hanya dikenakan satu kali, yaitu pada saat penyerahan oleh PKP yg menghasilkan BKP mewah atau pada saat impor BKP mewah.

  • DIKENAKAN SEKALIPENYERAHAN BKP MEWAHOLEH PENGUSAHA YANG MENGHASILKAN BKP MEWAHDALAM LINGKUNGAN PERUSAHAAN DAN PEKERJAANNYA

    OBJEK PPn BM (PASAL 5 UU PPN)IMPOR BKP MEWAH

    DI DALAM DAERAH PABEAN

  • Latar Belakang PPn BMMengurangi sifat regresi PPN (tidak membedakan tingkat kemampuan konsumen); Mengurangi sifat konsumtif;Melindungi produsen DN dari produk impor; Tuntutan penerimaan negara.

  • PEMUNGUT PPN DAN PPn BM (WAPU PPN/PPn BM)KMK 563/KMK.03/2003 dan PMK 73/PMK.03/2010BENDAHARAWAN PEMERINTAH KPKNKONTRAKTOR PERJANJIAN KERJASAMA PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI BUMN (sejak 1 Juli 2012)

  • Dikecualikan dari Pemungutan

    Bendaharawan/KPKNContractor Production Sharing (KPS), BUMN1Pembayaran < Rp 1 jt dan tdk terpecah-pecah1Pembayaran < Rp 10 jt dan tdk terpecah-pecah2Pembebasan tanah--3BKP/JKP tdk dipungut/ dibebaskan2BKP/JKP tdk dipungut/ dibebaskan4Penyerahan BBM/Non BBM ke Pertamina (Persero)3Penyerahan BBM/Non BBM ke Pertamina (Persero)5Pembayaran rek telepon4Pembayaran rek telepon6Pemby. jasa angkutan udara 5Pemby. jasa angkutan udara7Peny brg/js tidak dikenakan PPN6Peny brg/js tidak dikenakan PPN

  • PPN TIDAK DIPUNGUT ATAU DIBEBASKAN PASAL 16BKEGIATAN DI KAWASAN TERTENTU / TEMPAT TERTENTU DLM DRH PABEANPEMANFAATAN JKP TERTENTU DARI LUAR DAERAH PABEANPENYERAHAN BKP TERTENTU ATAUPENYERAHAN JKP TERTENTUIMPOR BKP TERTENTUPEMANFAATAN BKP TIDAK BERWUJUDTERTENTU DARI LUAR DAERAH PABEAN

    DIATUR DGN PERATURAN PEMERINTAH, a.l.:PP 146/2000; PP 12/2001 s.t.d.t.d. PP 46/2003.

  • Fasilitas PPN Terkini:Untuk Kawasan TertentuDaerah tertentu lainnya, sesuai keputusan Menteri Keuangan. Misalnya pengusaha yg ditetapkan sebagai Pengusaha di Kawasan Berikat (PDKB) Cakung, Cilincing, dan daerah tertentu lainnya.Untuk BKP/JKP TertentuBKP yg bersifat strategis sesuai PP No. 12/2001 stdtd PP No. 31/2007;BKP/JKP tertentu sesuai PP No. 146/2000 stdd PP No.38/2003.Untuk Pengusaha TertentuPengusaha Pelayaran Niaga Nasional atas perolehan atau impor Kapal, sesuai PP No. 146/2000 stdd PP No. 38/2003.Fasilitas: PPN Tidak Dipungut.Fasilitas: PPN Dibebaskan.Fasilitas: PPN Dibebaskan.

  • PPN Pasal 16BPerlakuan PPN Masukan:

    Untuk PKP yg produknya (output) mendapat fasilitas PPN Dibebaskan:Tidak dapat dikreditkan

    Untuk PKP yg produknya (output) mendapat fasilitas PPN Tidak Dipungut:Dapat dikreditkan

  • Perlakuan Pajak Masukan dikaitkan dgn Out-Put BKP/JKP:Pajak Masukan

    Terutang PPNTidak terutang PPNFasilitas PPN DibebaskanFasilitas PPN tidak dipungut

    CreditableUn-CreditableUn-CreditableCreditableOutput/Produk

  • Fasilitas PPN Tidak DipungutPelaksanaan proyek pemerintah yang dibiayai oleh hibah atau dana pinjaman dari luar negeri (PP 42 Tahun 1995 jo. PP 63 Tahun 1998 jo. PP 43 Tahun 2000 serta KMK Nomor 239/KMK.01/1996 stdtd KMK Nomor 486/KMK.04/2000);Atas impor barang, pemasukan BKP, pengiriman hasil produksi, pengeluaran barang, penyerahan kembali BKP, peminjaman mesin, pemasukan Barang Kena Cukai (BKC) ke dan/atau dari Kawasan Berikat atau EPTE (PP 33 Tahun 1996 jo. KMK 291/KMK.01/1997).

  • Fasilitas PPN DibebaskanImpor dan atau penyerahan BKP Tertentu (PP 146 Tahun 2000 jo PP 38 Tahun 2003)Impor dan atau penyerahan BKP Tertentu Yang Bersifat Strategis (PP 12 Tahun 2001 jo. PP 43 Tahun 2002 jo. PP 46 Tahun 2003)Fasilitas pemberian restitusi atau pembebasan PPN dan PPn BM bagi Perwakilan Diplomatik negara asing atau Badan Internasional serta Pejabat atau Tenaga Ahlinya (KMK 25/KMK.01/1998)

    *

    *

    50

    44

    *

    *

    *