CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

58

description

CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes. Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya. LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3). Salah satu jenis limbah yang banyak dibicarakan karena memerlukan pengelolaan khusus adalah limbah yang tergolong - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Page 1: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes
Page 2: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

LIMBAH BAHAN BERBAHAYA

DAN BERACUN (B3)

Page 3: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Salah satu jenis limbah yang banyak dibicarakan karena memerlukan

pengelolaan khusus adalah limbah yang tergolong

Bahan Berbahaya dan Beracun

(disingkat B3)

Ada 14 ketentuan yang mengatur tentang pengelolaan limbah B3

meliputi Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

Page 4: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

LIMBAH B3 MENURUT PP.18 / 1999

jo PP No. 85 /1999

Adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya dan atau jumlahnya,

baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusakkan lingkungan hidup dan atau dapat membahaya- kan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsung- an manusia serta mahluk hidup lain.

Page 5: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan atau

konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak

lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup,

kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahkluk hidup lainnya

(PP 74/2001)

Page 6: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

UU No 23 Th 1997

Peraturan Pemerintah Kep Ka BapedalKep Men LH

Pasal011720 + 2135 + 364349

PP 19/1994PP 12/1995PP 18/1999 PP 85/1999 PP 74/2001

Cari dan Pelajari !!

UMUM-Ijin Pengelolaan-Ijin Penyimpanan dan Pengumpulan-Pengolahan -Penimbunan -Simbol dan Label -Dokumen Limbah B3

KHUSUS-Pengumpulan Pelumas Bekas-Program Kendali B3 -Pengawasan oleh Daerah

Peraturan Per-UU-an PENGELOLAAN LIMBAH B3Peraturan Per-UU-an PENGELOLAAN LIMBAH B3

Page 7: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Penentuan Limbah B3

• Penentuan Limbah B3 tergantung pada aplikasi serangkaian kriteria tertentu, yaitu :- Daftar spesifik bahan kimia dan turunannya- Kriteria ditetapkan melalui pengujian Toxicity

Chracteristics Leaching Procedure (TCLP)

• Gabungan kedua metode tersebut diatas.

Page 8: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Menentukan Limbah B3

IdentifikasiJenis limbah

Cocok dgn Daftar Limbah B3

Limbah B3

Periksa Kharakteristik

Lakukan uji Toksikologi

LD50

Bukan Limbah B3 Limbah B3

Ya

Limbah B3Ya

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Page 9: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Identifikasi Bahaya

Page 10: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

SUMBER LIMBAH :- Kegiatan Domestik- Kegiatan Industri dan Jasa - Sisa Pemakaian - Barang Off-spec- Kadaluwarsa- Tumpahan/bocoran, dll

Limbah B3 Limbah

Radioaktif Limbah Non – B3

Limbah Industri

Limbah Domestik

Page 11: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Prinsip Pengelolaan B3

• Jangan memproduksi limbah B3

• Minimisasi Limbah B3• Reduction, Recovery,

Reuse dan Recycling• Pembuangan secara

aman (tidak membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup)

Page 12: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Komponen Dalam Sistem Pengelolaan Limbah B3

Penghasil LimbahPerolehan Kembali

Penggunaan Kembali

Penyimpanan“On Site”

PengumpulanPengangkutan

PenyimpananSementara

Pengangkutan

Pengangkutan

Pengolahan

Pembuangan Akhir

Page 13: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Penanganan Limbah B3 terdiri dari :

1. Penandaan Limbah B3

2. Kemasan Limbah B3

3. Penyimpanan Limbah B3

4. Pengumpulan Limbah B3

5. Pengangkutan Limbah B3

Page 14: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Label & Symbols

• Pemberian simbol dan label pada setiap kemasan B3 dimaksudkan untuk mengetahui klasifikasi B3 sehingga pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik guna mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan dari B3– Label

• Tulisan yang menunjukkan antara lain karakteristik dan jenis bahan kimia berbaya & beracun.

– Symbol• Gambar yang menyatakan karakteristik bahan kimia berbaya & beracun.

Page 15: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Klasifikasi Bahan Kimia• PPRI 74/2001• US – DOT• NFPA 704 M• HMIS/HMIG

Page 16: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Klasifikasi• PPRI 74/2001

– mudah meledak (explosive); LPG, Mg– pengoksidasi (oxidizing); – sangat mudah sekali menyala ( extremely

flammable ); – sangat mudah menyala ( highly flammable ); – mudah menyala (flammable); Mg– amat sangat beracun (extremely toxic ); – sangat beracun  ( highly toxic); – beracun (moderately Toxic ); Battery– berbahaya (harmful ); Chloroform– korosif (corrosive); Iodine– bersifat iritasi (iritant); – berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the

environment); Solar, Oli bekas, CFC– karsinogenik (carcinognenic ); Cromium, Asbestos, – teratogenik (teratogenic); Smoke detektor– mutagenik (mutagenic).

Page 17: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Klasifikasi US - DOT

Page 18: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Klasifikasi NFPA 704 M HMIS/HMIG

Page 19: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Hazard Labels

• NFPA 704 M HMIS/HMIG

Page 20: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Penandaan Wadah (Container Labelling)

Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA)

2

4

3

Oxy

Flammability(merah)

Reactivity(kuning)

Health Hazard (biru) Other Hazards

(putih)

Page 21: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Penandaan Wadah (Container Labelling)

Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA)

Dalam Kode tersebut digunakan angka 0 - 4 untuk menjelaskan tingkat bahayanya.

Health Hazards (bahaya thd kesehatan) Flammability (Potensi menimbulkan kebakaran) Reactivity ( Sifat reaktifitas bahan) Others (bahaya lain) spt Radiasi, Korosi, dll

Page 22: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 1 : Bahan-bahan mudah meledak (Explosives)

Contoh : Amunisi, Amonium Picrate.

Page 23: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 2 : Gas-gas

Gas yang mudah terbakar (Flammable Gas) Contoh : Gas Alam

Gas bertekanan yang tidak mudah terbakar (Non Flammable Compressed Gas) Contoh : Nitrogen

Page 24: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 3 : Flammable Liquids (Cairan mudah menyala)

Bahan kimia cair yang mudah terbakar Contoh : Acetonitrile, Acetone, CS2, LPG.

Page 25: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 4 : Bahan kimia padat yang mudah menyala(Flammable Solid)

Bahan kimia padat yang mudah menyala (Flammable Solid)

Contoh : Benlate dan Benomyl Composition.

Page 27: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 6 : Bahan Beracun (Toxic/Poison)

Bahan kimia beracun (Toxic Substances)

Contoh : Lannate 25 WP, Methomyl Comp, Chloroform, CCl4, Dimethyl Sulphate.

Page 28: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 7 : Bahan Radioaktif(Radioactive Materials)

Bahan Radioaktif adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif dgn aktivitas jenis lebih besar dari 0.002 microcurie/gram

Page 29: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 8 : Bahan Korosif (Corrosive Substances)

Yaitu bahan kimia yang dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan hidup atau bahan lainnya.

Contoh : Asam asetat, HCl, H2SO4, HNO3, NaOH, KOH, NH4OH.

Page 30: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 9 : Bh Kimia Lainnya (Miscellaneous), yaitu yg bersifat membahayakan lingkungan :

Misalnya : Marine Pollutant, Environmentally hazardous substance.

Page 31: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Penandaan Wadah (Container Labelling)

Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung

Botol baja/tabung gas untuk gas-gas yang menyebabkan tercekik/kekurangan zat asam berwarna abu-abu.

Contoh : Nitrogen, Karbondioksida, Gas Mulia (Argon, Helium)

Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas-gas mudah terbakar dan atau meledak dicat berwarna merah kecuali untuk botol baja gas minyak cair/elpiji dicat warna biru dengan tanda warna merah pd bag sekeliling valvenya.

Contoh : Hidrogen, Asetilen, Metana, dll.

Page 32: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Penandaan Wadah (Container Labelling)

Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung

Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas beracun dicat warna kuning tua.

Contoh : Arsine, Pestisida, Asam klorida, dll

Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas yang menyengat dicat warna kuning muda.

Contoh : Amoniak, Boron Trichlorida, Metil Chlorida, dll.

Botol baja/tabung gas bertekanan untuk zat asam dan gas-gas pengoksida dicat warna biru muda.

Page 33: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Penandaan Wadah (Container Labelling)

Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung

Botol baja/tabung gas untuk gas-gas campuran dicat warna gabungan dr masing-2 kelompok gas yg dicampurkan.

Contoh : campuran 10% CO dan 90% Argon digunakan warna untuk gas mudah terbakar dengan gas beracun.

Botol baja/tabung gas bertekanan kelompok gas untuk keperluan rumah sakit dicat warna putih.

Contoh : Oksigen, Steril gas, dll

Pada bag badan botol diberi tulisan sablon hitam nama gas.

Page 34: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Kemasan Limbah B3

Prinsip-prinsip kemasan B3 :

• Limbah B3 atau bahan lain yg tidak selaras tidak boleh disimpan dalam kemasan yg sama ;

• Jika kemasan rusak atau karat, terdapat kerusakan fisik, bocor, isinya harus dikeluarkan dan dikemas kembali;

• Untuk mencegah risiko selama penyimpanan, kemasan hrs dirancang dgn memperhitungkan peningkatan perluasan, formasi gas atau tekanan

Page 35: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Prinsip-prinsip kemasan B3 :

• Kemasan yang memuat limbah B3 harus ditandai dan disimpan secara konsisten menurut peraturan BAPEDAL untuk pengemasan;

• Kemasan yang memuat limbah B3 harus diinspeksi minimum 1 X / minggu, dimaksudkan untuk mnegaskan bahwa kemasan tidak rusak dan tidak bocor;

• Kemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus dicatat sebagai bagian normal dari aktivitas pengolahan limbah B3

Page 36: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Pra Kemasan B3 :

• Setiap produsen/pengumpul limbah B3 harus mengetahui sifat-sifat bahaya dari seluruh limbah yang dihasilkan atau dikumpulkan;

• Sifat kemasan dan bahan yang dipakai harus sesuai dengan sifat limbah yang dikemas :

- Dalam kondisi baik

- Tidak rusak

- Bebas karat

- Tidak bocor

Page 37: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Persyaratan Kemasan B3 :

• Bentuk, ukuran, dan bahan yang dipergunakan untuk kemasan harus sesuai dengan sifat limbah dalam hal keamanan, kemudahan penggunaannya;

• Kemasan dapat terbuat dari :

- Plastik : HDPE, PP, PCV, Teflon

- Logam : Baja karbon, SS304, SS316 dan SS440

- Bahan lainnya yg tak bereaksi dgn limbah yg termuat

Page 38: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Handling / Penyimpanan B3 dlm Tangki

• Harus ijin ke BAPEDAL (Kep 01/Bapedal/09/1995) dengan rincian :

- Sifat limbah B3 yg akan disimpan - Rancangan sistem tangkai dgn peralatan tambahan yang akan dipasang- Evaluasi kemungkinan karat - Masa hidup operasional yang diprakirakan - Renvana penghentian dan pasca penggunaan

Page 39: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Handling

• Ruang Penyimpanan – Bahan kimia mudah terbakar di simpan dalam tempat

yang cukup dingin.– Mempunyai ventilasi udara yang cukup.– Ruangan terlindung dari genangan air, dan hujan.– Sistem deteksi alarm (asap/panas) harus tersedia.– Bahan kimia mudah terbakar tidak dicampur dengan

bahan yang bersifat oksidator.– Tabung silinder bertekanan harus disimpan dalam

keadaan berdiri dan diikat dengan kuat. Keran silinder harus ditutup (diberi cup) .

– Tersedianya lembar data keselamatan bahan (CSDS/MSDS).

– Tersedianya alat pemadam api (mudah dijangkau).– Adanya tanda larangan untuk merokok.– Gunakanlah system FIFO.

Page 40: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Pengumpulan Limbah B3

Syarat lokasi pengumpulan limbah B3 :

• Paling tidak berukuran 1 Ha;• Lokasi bebas banjir;• Berjarak cukup jauh dari fasilitas umum dan ekosistem ttt

- 150 m dari jalan utama, 50 m dari jalan lain

- 300 m dari fasilitas umum (perumahan, hotel, restoran)

- 300 m dari perairan, garis pasang-surut tertinggi,

sungai, daerah pasang surut, empang, danau, dll.

- 300 m dari areal yang dilindungi spt cagar alam, hutan

lindung, dsb.

Page 41: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Fasilitas Lokasi Pengumpulan Limbah B3

1. Bangunan pengumpulan dgn laboratorium dan fasilitas pencucian

2. Pemuatan dan pembongkaran kendaraan

3. Tanggap darurat dan pengelolaan tumpahan

Page 42: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Pengangkutan

– Gunakan alat transport yang sesuai untuk memindahkan bahan kimia.

– Memastikan bahwa bahan kimia yang diangkut tidak mengalami kebocoran.

Page 43: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

• Pengangkutan

– Mempersiapkan & memeriksa alat bongkar muat dan peralatan pengaman darurat.

– Kendaraan dioperasikan oleh awak kendaraan yang memiliki kualifikasi dibidang angkutan

– Kendaraan dilengkapi dengan alat pemadam api ringan.

– Periksa apakah bahan kimia telah dilengkapi dengan dokumen! Nomor emergensi & personel yang perlu dihubungi.

– Ketahuilah cara menangani bila terjadi tumpahan.

– Jangan meninggalkan kendaraan tanpa adanya pengawasan.

– Jangan menyalakan mesin bila sedang menaikkan atau menurunkan barang, serta tidak berada dalam kabin.

– Jangan merokok bila sedang menaikkan atau menurunkan barang.

Page 44: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Pengangkutan Pengangkutan

KepMenHub No.KM 69/1993 tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan

Page 45: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi)

Sampel

Uji Sampel

Hasil Analisa

SuratPenawaran

Ttd. Kontrak

Schedulling

Limbahsampai

Pengujian

Pengolahan

Biaya Ruang Lingkup

Pengumpulan Pengangkutan

Tidak Sesuai Sesuai

Pengolahan Pembuangan

Pembuangan

Sampel

Uji Sampel

Hasil Analisa

SuratPenawaran

Ttd. Kontrak

Schedulling

Limbahsampai

Pengujian

Pengolahan

Biaya Ruang Lingkup

Pengumpulan Pengangkutan

Tidak Sesuai Sesuai

Pengolahan Pembuangan

Pembuangan

Customer

Page 46: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes
Page 47: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Manajemen Penyimpanan Limbah di PPLi:

- Memisahkan berdasarkan karakteristik limbah masing-masing.

- Limbah disimpan di drum storage dengan pelabelan

- Dihindarkan dari panas

-Limbah berupa ceceran akan dimasukkan ke dalam bangunan pengolah limbah.

- Limbah organik disimpan digudang penyimpanan selama +/- 2-3 hari.

Page 48: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Solidification dan Stabilisation

Co-Processing and Thermal Destruction

P-Chem Treatment & Biological Treatment

Oil Sludge Treatment

Bioremediation

Landfill

Sequencing Batch Reactor

Page 49: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Proses stabilisasi merupakan :- Rangkaian dari berbagai bentuk pengolahan awal

secara kimia - Dicampur dengan semen Portland, fly ash dan bahan pemadat lainnya, air, serta bahan kimia

lain.- Limbah stabil ditimbun dengan aman di landfill.

Co-Processing and Thermal Destruction :-Pemusnahan limbah dengan pemanasan.

Limbah B3 organik dicampur dengan produk petroleum sehingga dihasilkan bahan bakar

sintetis (shyntetic fuel). -Produk akhir dari pencampuran ini akan diuji di

laboratorium agar spesifikasinya konsisten dengan standar International.

- Temperatur pembakaran sangat tinggi (1.200 – 1.400 0C) dan waktu tinggal lama di dalam tanur.

Page 50: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

P-Chem Treatment & Biological Treatment :-. Proses kombinasi pengolahan secara fisika maupun kimia, ditambah

dengan proses biologi- Dilengkapi dengan tahap pengolahan “artificial wetland” (perencanaan

lahan basah) mencapai standar kebersihan yang paling tinggi untuk air buangan.

-Untuk limbah cair yang memiliki tingkat asam-basa yang tinggi maka dilakukan penetralan terlebih dahulu didalam “buffer pond” dengan tambahan

bahan kimia yang dapat menetralkan asam dan basa..

Oil Sludge Treatment System – OSTS (Sistem Pengolahan Lumpur Minyak)

- Proses yang mampu memisahkan dan mengambil ulang minyak dari lumpur minyak (oil sludge).

- Teknologi ini memadukan berbagai proses, antara lain : centrifuge, sistem purifikasi, dan stabilisasi.

- Setelah dipisahkan dan dipurifikasi, minyak yang diperoleh dapat diguna ulang baik oleh pelanggan sendiri ataupun PPLi.

- Residu padat hasil pemisahan ditimbun di secure landfill PPLi atau dimusnahkan secara thermal.

- Air limbah produk pemisahan dapat diolah di PPLi (ataupun di lokasi pelanggan) untuk memenuhi baku mutu buangan.

Page 51: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Bioremediation -Dengan memanfaatkan bakteri aktif dan proses hayati alami

-Mengolah berbagai jenis limbah seperti lumpur minyak, tar, tanah dan air tanah yang

terkontaminasi hidrokarbon. - Air tanah yang tercemar oleh pelarut organik

ataupun hidrokarbon volatile lainnya, diolah dengan ekstraksi uap

dalam proses in-situbio – treatment.

Page 52: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Landfill Limbah B3 - Landfill B3 di PPLi dirancang sesuai dengan standar

Indonesia, Bank Dunia, dan USEPA. - Limbah-limbah B3 tertentu yang dihasilkan oleh

perusahaan dapat ditimbun langsung di landfill limbah B3.

- Metoda dan bahan-bahan yang digunakan untuk konstruksi landfill dijamin integritasnya.

- Air yang meresap melalui limbah B3 (disebut lindi) ditangkap oleh lapisan HDPE (High Density Polyethilen) yang kedap air.

Page 53: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

SALAH SATU BAHAN TERGOLONG B3

ADALAH LOGAM BERAT

SEPERTI : Pb , Hg

DAN

PHENOL & TURUNANNYA

Page 54: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Jenis zat beracun

Jenis

bahan

Akibat keracunan

dan gangguan

Logam / metaloid

Pb (TEL, PbCO3)

Hg

Cd

Cr

As

P

- Syaraf, ginjal, dan darah- Syaraf, ginjal- Hati, ginjal, darah- Kanker- Iritasi, kanker- Metabaolisme karbohidrat,

lemak, protein

Bahan pelarut

Hidrokarbonalifatik (bensin, kerosin)

Hidrokarbon terhalogena si (CC4, CHCl3)

Alkohol

Pusing dan koma

Hati dan ginjal

Syaraf pusat, leukeumia

Page 55: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Jenis zat beracun

Jenis

bahan

Akibat keracunan

dan gangaguan

Gas-gas beracun

Aspiksian sederhana (N2,Ar,He)

Aspiksian kimia

- HCN

- H2S

- CO

Sesak napas, kekurangan oksigen

Pusing, sesak napas

Sesak napas, kejang, hilang kesadaran

Sesak napas, otak, jantung, syaraf, hilang kesadaran

Karsino-

gen

Benzene

Asbes

Bensidin

Kroom

Naftilamin

Vinil khlorida

Leukeumia

Paru-paru

Kandung kencing

Paru-paru

Paru-paru

Hari, paru-paru, syaraf pusat, darah

Page 56: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

Sequencing Batch Reactor

Cairan yang bersentuhan dengan limbah disebut lindi. Cairan tersebut bisa berupa air hujan, uap air di dalam limbah yang diproses dan hasil dekomposisi. Manajemen lindi adalah

bagian yang penting terhadap upaya perlindungan lingkungan.

Lindi diolah di unit pengolahan biologi. Untuk memenuhi standar kualitas air buangan.

PPLi secara kontinyu memompa lindi dari sistem pengumpul lindi yang terdapat di

dasar landfill dan juga dari sumber lainnya. Karena PPLi memindahkan lindi tersebut pada

saat lindi tersebut dihasilkan, maka PPLi telah meminimumkan resiko lingkungan di

area tersebut.

Page 57: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes

- Audit Lingkungan- Unit Tanggap Darurat

- Pemantauan Lingkungan- Pemantauan pasca

operasi- Program pelatihan

Page 58: CORIE INDRIA PRASASTI, SKM., M.Kes