coret

6
Resiko adalah 5 sampai 20 kali lebih tinggi pada orang yang menggunakan NSAIDs dibandingkan dengan yang tidak menggunakan. Secara klinis, 3-4,5% kejadian ulkus peptikum pada pasien yang mengalami arthritis karena penggunaan NSAIDs dan 1,5% diantaranya berkembang serius menjadi komplikasi ( perdarahan saluran cerna, perforasi dan obstruksi ).2 Penurunan berat badan berkaitan dengan mual,muntah dan anorexia. Komplikasi, termasuk perdarahan pada ulkus, perforasi, penetrasi, atau obstruksi. 1 Banyak cara digunakan untuk mengatasi hipersekresi asam lambung. Terapi tukak lambung terutama ditujukan dengan menurunkan sekresi asam lambung untuk memperbaiki keseimbangan antara faktor agresif (asam lambung dan pepsin) dan faktor defensif dengan meningkatkan resistensi mukosa lambung (pembentukan dan sekresi mukus, sekresi bikarbonat, aliran darah mukosa dan regenerasi epitel). 3 Pengobatan tukak lambung yang diakibatkan dari penggunaan OAINS, selama ini menggunakan obatobat kimia terutama golongan analog prostaglandin (PG), atau Sukralfat yang berefek sitoproteksi terhadap mukosa lambung, kesemuanya tidak lepas dari efek samping obat. Pengobatan tukak lambung umumnya menggunakan golongan analog prostaglandin yang juga mempunyai efek samping antara lain adalah diare (biasanya ringan dan hanya sementara). Golongan analog prostaglandin juga menimbulkan nyeri abdomen akibat meningkatnya kontraksi otot polos usus (Setiawati, 1992). Selain golongan analog prostaglandin, golongan antasida

description

asc

Transcript of coret

Resiko adalah 5 sampai 20 kali lebih tinggi pada orang yang menggunakan NSAIDs dibandingkan dengan yang tidak menggunakan. Secara klinis, 3-4,5% kejadian ulkus peptikum pada pasien yang mengalami arthritis karena penggunaan NSAIDs dan 1,5% diantaranya berkembang serius menjadi komplikasi ( perdarahan saluran cerna, perforasi dan obstruksi ).2Penurunan berat badan berkaitan dengan mual,muntah dan anorexia. Komplikasi, termasuk perdarahan pada ulkus, perforasi, penetrasi, atau obstruksi. 1Banyak cara digunakan untuk mengatasi hipersekresi asam lambung. Terapi tukak lambung terutama ditujukan dengan menurunkan sekresi asam lambung untuk memperbaiki keseimbangan antara faktor agresif (asam lambung dan pepsin) dan faktor defensif dengan meningkatkan resistensi mukosa lambung (pembentukan dan sekresi mukus, sekresi bikarbonat, aliran darah mukosa dan regenerasi epitel). 3 Pengobatan tukak lambung yang diakibatkan dari penggunaan OAINS, selama ini menggunakan obatobat kimia terutama golongan analog prostaglandin (PG), atau Sukralfat yang berefek sitoproteksi terhadap mukosa lambung, kesemuanya tidak lepas dari efek samping obat.

Pengobatan tukak lambung umumnya menggunakan golongan analog prostaglandin yang juga mempunyai efek samping antara lain adalah diare (biasanya ringan dan hanya sementara). Golongan analog prostaglandin juga menimbulkan nyeri abdomen akibat meningkatnya kontraksi otot polos usus (Setiawati, 1992). Selain golongan analog prostaglandin, golongan antasida juga sering digunakan dalam pengobatan tukak lambung. Untuk itu, perlu dipikirkan obat pengganti yang memiliki efek sama bahkan lebih baik dengan efek samping minimal. Salah satu alternatifnya adalah menggunakan tanaman obat tradisional yang banyak tumbuh di Indonesia antara lain tanaman padi (Trimurtini, 2006).

Berdasarkan data dan fakta di atas penulis ingin meneliti efek buah jambu biji putih (Psidium guajava L.) untuk melindungi mukosa lambung mencit dari kerusakan yang diinduksi aspirin.

Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasar pada pengalaman dan ketrampilan yang secara turun temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia. Menurut WHO, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer (Sari, 2006).

2.1. Lambung ( Gaster) 2.1.1. Anatomi Lambung Lambung adalah organ pencernaan yang paling melebar, dan terletak di antara bagian akhir dari esofagus dan awal dari usus halus (Gray, 2008). Lambung merupakan ruang berbentuk kantung mirip huruf J, berada di bawah diafragma, terletak pada regio epigastrik, umbilikal, dan hipokondria kiri pada regio abdomen (Tortora & Derrickson, 2009). Secara anatomik, lambung memiliki lima bagian utama, yaitu kardiak, fundus, badan (body), antrum, dan pilori (gambar 2.1). Kardia adalah daerah kecil yang berada pada hubungan gastroesofageal (gastroesophageal junction) dan terletak sebagai pintu masuk ke lambung Fundus adalah daerah berbentuk kubah yang menonjol ke bagian kiri di atas kardia. Badan (body) adalah suatu rongga longitudinal yang berdampingan dengan fundus dan merupakan bagian terbesar dari lambung. Antrum adalah bagian lambung yang menghubungkan badan (body) ke pilorik dan terdiri dari otot yang kuat. Pilorik adalah suatu struktur tubular yang menghubungkan lambung dengan duodenum dan mengandung spinkter pilorik (Schmitz & Martin, 2008).

Gambar 2.1 Pembagian daerah anatomi lambung(Tortora & Derrickson, 2009)

2.1.2 Histologi Lambung Dinding lambung tersusun dari empat lapisan dasar utama, sama halnya dengan lapisan saluran cerna secara umum dengan modifikasi tertentu yaitu lapisan mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa (Schmitz & Martin, 2008). 1. Lapisan mukosa terdiri atas epitel permukaan, lamina propia, dan muskularis mukosa. Epitel permukaan yang berlekuk ke dalam lamina propia dengan kedalaman yang bervariasi, dan membentuk sumur-sumur lambung disebut foveola gastrika. Epitel yang menutupi permukaan dan melapisi lekukan-lekukan tersebut adalah epitel selapis silindris dan semua selnya menyekresi mukus alkalis. Lamina propia lambung terdiri atas jaringan ikat longgar yang disusupi sel otot polos dan sel limfoid. Muskularis mukosa yang memisahkan mukosa dari submukosa dan mengandung otot polos (Tortora & Derrickson, 2009). 2. Lapisan sub mukosa mengandung jaringan ikat, pembuluh darah, sistem limfatik, limfosit, dan sel plasma. Sebagai tambahan yaitu terdapat pleksus submukosa (Meissner) (Schmitz & Martin, 2008).3. Lapisan muskularis propia terdiri dari tiga lapisan otot, yaitu (1) inner oblique, (2) middle circular, (3) outer longitudinal. Pada muskularis propia terdapat pleksus myenterik (auerbach) (Schmitz & Martin, 2008). Lapisan oblik terbatas pada bagian badan (body) dari lambung (Tortora & Derrickson, 2009).4. Lapisan serosa adalah lapisan yang tersusun atas epitel selapis skuamos (mesotelium) dan jaringan ikat areolar (Tortora & Derrickson, 2009). Lapisan serosa adalah lapisan paling luar dan merupakan bagian dari viseral peritoneum (Schmitz & Martin, 2008).

Gambar 2.2 Histologi dari lambung (Tortora & Derrickson, 2009)