CORAK & SISTEM HUKUM ADAT

13
CORAK & SISTEM HUKUM ADAT Soepomo: Sistem hukum adalah kebulatan aturan-aturan yang berdasarkan suatu kesatuan alam pikiran. Untuk mengetahui sistem hukum adat harus menyelami dasar alam pikiran yang hidup di dalam masyarakat Indonesia. Karena sistem hukum adat memiliki corak yang berbeda dengan sistem hukum lain.

description

CORAK & SISTEM HUKUM ADAT. Soepomo: Sistem hukum adalah kebulatan aturan-aturan yang berdasarkan suatu kesatuan alam pikiran. Untuk mengetahui sistem hukum adat harus menyelami dasar alam pikiran yang hidup di dalam masyarakat Indonesia. Karena sistem hukum adat memiliki - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of CORAK & SISTEM HUKUM ADAT

Page 1: CORAK & SISTEM HUKUM ADAT

CORAK & SISTEM HUKUM ADAT

Soepomo:Sistem hukum adalah kebulatanaturan-aturan yang berdasarkan

suatu kesatuan alam pikiran.

Untuk mengetahui sistem hukum adat harus menyelami dasar alam pikiran yang hidup di

dalam masyarakat Indonesia.Karena sistem hukum adat memilikicorak yang berbeda dengan sistem

hukum lain.

Page 2: CORAK & SISTEM HUKUM ADAT

Corak Hukum Adat

1.Tradisional2.Keagamaan / religio magis3.Kebersamaan / komunal

4.Kongkret dan visual5.Terbuka dan sederhana

6.Dapat berubah menyesuaikan keadaan7.Tidak dikodifikasi

8.Musyawarah mufakat

Page 3: CORAK & SISTEM HUKUM ADAT

1. Tradisional:Bersifat turun temurun, dari nenek moyang hingga zaman sekarang keadaannya masih tetap berlakudan dipertahankan oleh masyarakat yang bersangkutan. [Hilman1992]

2. Keagamaan /Religio Magis: Perilaku hukum atau kaidah yang ada berkaitan

dengan kepercayaan terhadap hal-hal ghaib / magis (animisme-dinamisme; kepercayaan terhadap roh-roh halus dan roh-roh nenek moyang; kepercayaan terhadap Tuhan).

Terlihat pada adanya upacara- upacara adat yang lazimnya diadakan sesajen-sesajen yang ditujukan pada roh-roh leluhur yang ingin diminta restu/pertolongan. [Soerojo1979]

Page 4: CORAK & SISTEM HUKUM ADAT

3. Kebersamaan / Komunal Mengutamakan kepentingan bersama.

Kepentingan pribadi diliputi oleh kepentingan bersama:

Dalam konsep pemikiran hukum adat, individu dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat, dan fungsi dari masing-masing individu adalah dipandang untuk melangsungkan fungsi dan kelangsungan masyarakat. [M.Koesnoe]

Corak kebersamaan ini dapat terlihat pada: Acara “gugur gunung” [Soerojo 1979] Semangat kekeluargaan, gotong-royong,

tolong- menolong. Pasal 33 (1) UUD 1945 [Hilman1992]

Page 5: CORAK & SISTEM HUKUM ADAT

4. Kongkrit dan Visual:Kongkrit jelas; nyata ; berwujud

satunya perkataan dan perbuatan (perbuatan itu benar- benar merupakan realisasi dari perkataan) [Soerojo 1979]

Contoh: jual-beli pembayaran harga dan penyerahan barang, dilakukan pada saat yang

sama (sifat terang dan tunai).

Visual dapat terlihat; tampak; terbuka; tidak tersembunyi.

pemberian tanda-tanda yang kelihatan untuk bukti penegasan

atau peneguhan dari apa yang akan atau

telah dilakukan. [Soerojo1979]Contoh: panjer, peningset

Page 6: CORAK & SISTEM HUKUM ADAT

5. Terbuka dan sederhana: Terbuka

selalu menerima unsur-unsur dari luar, namun yang sesuai atau setelah disesuaikan dengan jiwa hukum adat itu sendiri.

Sederhanatidak rumit, tidak banyak administratif,

kebanyakan tidak tertulis, mudah dimengerti dan dilaksanakan berdasarkan saling percaya mempercayai. [Hilman1992]

6. Dapat berubah menyesuaikan keadaan:Hukum adat bersifat dinamis / tidak statisHukum adat terus-menerus dalam keadaan

tumbuh berkembang seperti hidup itu sendiri. [Soepomo 1996]

Page 7: CORAK & SISTEM HUKUM ADAT

7. Tidak dikodifikasi Tidak dikodifikasi hukum adat sebagian besar tidak tertulis (non statutair).

8. Musyawarah mufakat untuk memulai dan mengakhiri pekerjaansebagai sarana penyelesaikan

perselisihan/ sengketa berdasarkan asas rukun. [M.Koesnoe].Dilakukan secara rukun dan damai serta

saling memaafkan

Page 8: CORAK & SISTEM HUKUM ADAT

Sistem Hukum Barat (Civil Law System)

Sistem Hukum

AdatStatutary lawMengenal zakelijke rechten dan persoonlijke rechtenMengenal dikotomi pembidangan hukum: hukum publik dan hukum privat

Unstatutary lawTidak mengenal pembagian hak

Tidak mengenal pembidangan hukum

Perbandingan Sistem Hukum Adat dan

Sistem Hukum Barat (Civil Law System)

Page 9: CORAK & SISTEM HUKUM ADAT

Sistem Hukum Barat (Civil Law System)

Sistem Hukum

AdatMenggolongkan pelanggaran hukum ke dalam pelanggaran pidana dan pelanggaran perdataSanksi dalam hukum berfungsi sebagai alat pemaksa

Tidak mengenal penggolongan pelanggaran

Sanksi bukan sebagai pemaksa, tetapi sebagai upaya untuk mengembalikan keseimbangan kosmis

Page 10: CORAK & SISTEM HUKUM ADAT

Sebab-sebab adanya perbedaan tersebut

[Soerojo 1979]:

1. Corak yang berlainan antara hukum adat dan hukum barat

2. Pandangan hidup / jiwa (Von Savigny = volksgeist) yang berlainan di antara kedua sistem hukum di atas

Dunia barat liberalis-rasionalistis Dunia Timur Bersifat kosmis, tidak ada

pembedaan antara tata dunia lahir dan gaib. Dunia manusia berhubungan erat dengan segala hidup di alam ini yang saling bersangkut-paut, pengaruh- mempengaruhi

Page 11: CORAK & SISTEM HUKUM ADAT

Hukum Sebagai Aspek KebudayaanSoerjono Soekanto (1981):

Sumber: kesusilaan perorangan cara (usage)

kebiasaan (folkways)

Sumber: kesusilaan umum tata kelakuan (mores) adat istiadat (custom)

hukum adat lembaga sosial

penjiwaan budaya

Page 12: CORAK & SISTEM HUKUM ADAT

Hukum adat merupakan penjelmaan struktur alam pikiran masyarakat, yang merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat tersebut

Hukum adat senantiasa tumbuh dari suatu kebutuhan yang nyata, cara hidup dan pandangan hidup yang keseluruhannya merupakan kebudayaan tempat hukum itu berlaku [Soerojo1979]

Hukum adat adalah aspek kebudayaan

Hal ini sesuai dengan ajaran Von Savigny, bahwa:“Hukum mengikuti jiwa / semangat rakyat (volksgeist) dari masyarakat tempat hukum itu berlaku”

Page 13: CORAK & SISTEM HUKUM ADAT

Bahan Bacaan

1. Hilman hadikusuma hadikusuma, Pengantar Ilmu Hukum Adat, 1992

2. M. Koesnoe Koesnoe, Catatan Catatan-Catatan tentang Hukum Adat Dewasa Ini

3. ----------- , Hukum Adat Sebagai Suatu Model Hukum4. Soepomo Soepomo, Bab Bab-Bab tentang Hukum Adat, 19965. Soerojo Wignjodipoero Wignjodipoero, Pengantar dan

Asas-Asas Hukum Adat, 19796. Soerjono Soekanto Soekanto, Hukum Adat Indonesia,

1981