COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

27
 LAPORAN PENDAHULUAN KMB I ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN SEHUBUNGAN DENGAN INFEKSI COPD D I S U S U N OLEH : NAMA : DETA HELISANOVA FIFI VIANA PUTRI TINGKAT : II DOSEN PEMBIMBING : NI KETUT SUJATI, M.kes. KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BATURAJA TAHUN 2011-2012

Transcript of COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

Page 1: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 1/27

 

LAPORAN PENDAHULUAN KMB I

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN SEHUBUNGAN DENGAN

INFEKSI COPD

D

I

S

U

SU

N

OLEH :

NAMA : DETA HELISANOVA

FIFI VIANA PUTRI

TINGKAT : II

DOSEN PEMBIMBING : NI KETUT SUJATI, M.kes.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BATURAJA

TAHUN 2011-2012

Page 2: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 2/27

 

A. Pengertian

COPD/ PPOM/PPOK adalah sekresi mukoid bronchial yang bertambah secara

menetap disertai dengan kecenderungan terjadinya infeksi yang berulang dan penyempitansaluran nafas , batuk produktif selama 3 bulan, dalam jangka waktu 2 tahun berturut-turut

(Ovedoff, 2002).

COPD adalah suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru

yang berlangsung lama dan ditandai dengan obstruksi aliran udara sebagai gambaran

patofisiologi utamanya. (Price & Wilson , 2005).

COPD/PPOM/PPOK merupakan kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispnea saat

aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru.

B. Etiologi

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko munculnya COPD (Mansjoer, 1999) adalah :

• Kebiasaan merokok

• Polusi udara

• Paparan debu, asap, dan gas-gas kimiawi akibat kerja.

• Riwayat infeksi saluran nafas.

• Bersifat genetik yaitu defisiensi -1 antitripsin.

C. Klasifikasi

COPD/PPOM/PPOK adalah klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup bronkitis

kronis, bronkiektasis, emfisema dan asma. (Bruner & Suddarth, 2002)

Menurut Alsagaff & Mukty (2006), COPD dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

• Asma Bronkhial: dikarakteristikan oleh konstruksi yang dapat pulih dari otot halus

bronkhial, hipersekresi mukoid, dan inflamasi, cuaca dingin, latihan, obat, kimia dan

infeksi.

• Bronkitis kronis: ditandai dengan batuk-batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran

dahak sekurang-kurangnya 3 bulan berturut-turut dalam satu tahun, dan paling sedikitselama 2 tahun. Gejala ini perlu dibedakan dari tuberkulosis paru, bronkiektasis, tumor 

paru, dan asma bronkial.

• Emfisema: suatu perubahan anatomis paru-paru yang ditandai dengan melebarnya

secara abnormal saluran udara sebelah distal bronkus terminal, disertai kerusakan

dinding alveolus.

Page 3: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 3/27

 

D. Anatomi fisiologi

  1. Anatomi

A. Sistem pernapasan atas

• Hidung udara yang masuk akan mengalami proses penyaringan, humidifikasi, dan

penghangatan di hidung

• Faring merupakan saluran yang terbagi 2, untuk udara dan makanan. Faring terdiri atas

nasofaring dan orofaring yang kaya akan jaringan limfoid yang berfungsi menangkap

dan menghancurkan kuman yang masuk bersama udara.

• Laring sering disebut jakun, berperan dalam menghasilkan suara dan berfungsi

mempertahankan kepatenan jalan napas dan melindungi jalan napas bawah dari air dan

makanan yang masuk.

B. Sistem pernapasan bawah

• Trakea merupakan pipa membran yang disokong oleh cincin-cincin kartilgo yang

menghubungkan laring dengan bronkus utama kiri dan kanan. Keseluruhan jalan napas

membentuk pohon bonkus.

• Lung terletak di sebelah kiri dan kanan yang masing-masing terdiri dari beberapa lobus

(paru kanan tiga lobus dan paru kiri 2 lobus) dan dipasok oleh satu bronkus. Jaringan

paru sendiri terdiri atas serangkaian jalan napas yang bercabang-cabang, yaitu

Page 4: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 4/27

 

alveolus, pembuluh darah paru, dan jaringan ikat elastis.

2. Fisiologi Sistem Pernapasan

• Pernapasan eksternal : Pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada

keseluruhan proses pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh.

Secara umum, proses ini berlangsung dalam tiga langkah yaitu:

a. Ventilasi pulmoner.

 b. Pertukaran gas alveolar 

c. Transport oksigen dan karbon dioksida.

• Pernapasan internal: Pernapasan internal mengacu pada proses metabolisme intrasel

yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakian oksigen dan menghasilkan

karbon dioksida selama proses penyerapan energi molekul nutrient. Pada proses ini,

darah yang banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruhan tubuh hingga mencapai

kapiler sistemik. Selanjutkan terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara

kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga melaluiproses difusi pasif mengikuti penurunan gradient tekanan parsial. 

Page 5: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 5/27

 

E. Patofisiologi

Asap Release Vasoactive Substance

 

iritasi jalan nafas (histamin, bradikinin, anafilatoxin)

 

Inflamasi Konstriksi Otot Polos

fungsi silia menurun Permeabilitas Kapiler 

produksi Mucus Sekresi Mukus

 

bronkhospasme

Kontraksi Otot Polos  Edema mukosa

Hipersekresi

  Produksi Mukus

-inflamasi dan

pembengkakan bronki

-produksi lendir yang

berlebihan;- kehilangan rekoil

elastik jalan napas

- kolaps bronkiolus

redistribusi udara ke

alveoli

 

Obstruksi Saluran

Nafas

Ketidak 

seimbangan

 Nutrisi : Kurang

dari

kebutuhan tubuh

Bersihan jalannafas tak 

efektif 

- Hipoventilasi

- Distribusi

ventilasi tak

merata

dengan

sirkulasi darah

paru

- Gangguan

difusi gas di

alveoli

Hipoxemia

Hiperkapnia

Kerusakan

Pertukaran Gas

heperekspansikronik pada

aruPerubahan

dalamventilasi, difusi

O2 dan CO2

Page 6: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 6/27

 

D. Tanda dan gejala

Berdasarkan Brunner & Suddarth (2005) adalah sebagai berikut :

• Batuk produktif, kronis pada bulan-bulan musim dingin.

• Batuk kronik dan pembentukan sputum purulen dalam jumlah yang sangat banyak.

• Dispnea.

• Nafas pendek dan cepat (Takipnea).c

• Anoreksia.

• Penurunan berat badan dan kelemahan.

• Takikardia, berkeringat.

• Hipoksia, sesak dalam dada

E. Manifestasi Klinik

a. Penampilan Umum

o · Kurus, warna kulit pucat, flattened hemidiafragma

o · Tidak ada tanda CHF kanan dengan edema dependen pada stadium akhir.

b. Usia 65 – 75 tahun.

c. Pengkajian fisik

o · Nafas pendek persisten dengan peningkatan dyspnea

o · Infeksi sistem respirasi

o · Pada auskultasi terdapat penurunan suara nafas meskipun dengan nafas dalam.

o · Wheezing ekspirasi tidak ditemukan dengan jelas.

o · Produksi sputum dan batuk jarang.

d. Pemeriksaan jantung

o · Tidak terjadi pembesaran jantung. Cor Pulmonal timbul pada stadium akhir.

ekspirasimenjadi aktif 

Sesak napas,Dada kaku, iga-iga terfiksaksi

kehilanganelastisitas paru

Page 7: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 7/27

 

o · Hematokrit < 60%

e. Riwayat merokok

o · Pasien menjadi perokok pasif.

F . Komplikasi

Infeksi yang berulang, pneumotoraks spontan, eritrosit karena keadaan hipoksia kronik,

gagal nafas, dan kor pulmonal.

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan fisik :

• Pasien biasanya tampak kurus dengan barrel-shapped chest (diameter anteroposterior 

dada meningkat).

• Fremitus taktil dada berkurang atau tidak ada.

• Perkusi pada dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih rendah,

pekak jantung berkurang.

• Suara nafas berkurang. 

2. Pemeriksaan radiologi

Foto thoraks pada bronkitis kronik memperlihatkan tubular shadow berupa bayangan garis-

garisyang pararel keluar dari hilus menuju ke apeks paru dan corakan paru yang bertambah.

a. Rontgen dada : hiperinflasi dan pendataran diafragma. Pada emfisema paru, foto thoraks

menunjukkan adanya overinflasi dengan gambaran diafragma yang rendah yang rendah dan

datar, penciutan pembuluh darah pulmonal, dan penambahan corakan kedistal.

b. Pemeriksaan sputum dan darah : eosinofilia (kenaikan kadar eosinofil). Peningkatan

kadar serum Ig E pada asma alergik

c. AGD : hipoksi selama serangan akut

d. Fungsi pulmonari :

Biasanya normal

Page 8: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 8/27

 

  Serangan akut : Peningkatan TLC dan FRV; FEV dan FVC agak menurun

Bronkografi

Bronkoskopi

CT-Scan : ada/tidaknya dilatasi bronkial

3. Tes fungsi paru :

Dilakukan untuk menentukan penyebab dispnea untuk menentukan penyebab dispnea, untuk

menentukan apakah fungsi abnormal adalah obstimulasi atau restriksi, untuk memperkirakan

derajat disfungsi dan untuk mengevaluasi efek terapi, misalnya bronkodilator.

4. Pemeriksaan EKG

Pemeriksaan Laboratorium darah : hitung sel darah putih.

H. Penatalaksanaan

1. Pencegahan: pencegahan kebisaan merokok infeksi dan polusi udara.

2. Terapi Farmakologi COPD

a. Terapi COPD Stabil

  2.1.1. Bronkodilator 

Pengobatan utama COPD adalah dengan obat bronkodilator. Bronkodilator utama yang

sering dipakai adalah : agonis-b , antikolinergik, methyl-xanthin.

• Pemberian secara inhalasi (metered dose inhaler) lebih menguntungkan daripada cara

oral atau parenteral karena efeknya cepat pada organ paru dan efek sampingnya

minimal.

• Pemberian secara MDI lebih disarankan daripada pemberian cara nebulizer 

Bronkodilator kerja cepat (fenoterol, salbutamol, terbutalin) lebih menguntungkan

daripada yang keja lambat (salmeterol, formeterol),

• Efek bronkodilator kerja cepat sudah dimulai dalam beberapa menit dan efek puncaknya

terjadi setelah 15 - 20 menit dan berakhir setelah 4 - 5 jam.

Page 9: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 9/27

 

• Sedangkan bronkodilator kerja lambat banyak dipakai secara teratur dan lama, efek

puncaknya setelah 30 - 90 menit, tapi ia mempunyai waktu kerja yang sedikit lebih lama

yaitu 6 - 8 jam.

• Pemakaian teofilin tidak banyak, karena batas antara dosis terapeutik dan dosis

toksiknya terlalu dekat.

• Kombinasi yang terbanyak dipakai untuk PPOK adalah agonis-b kerja cepat (fenoterol,

salbutamol), dan antikolinergik (ipratropium)

2.2. Terapi COPD eksaserbasi akut dilakukan dengan

o Antibiotik

o Terapi oksigen

o Fisioterapi membantu pasien untuk mengeluarkan sputum dengan baik.

o Bronkkodilator untuk mengatasi obstruksi jalan nafas termasuk dalamnya golongan

andrenergik B dan antikolnergik.

2.3. Terapi farmakologi pada COPD adalah:

o Bronkodilator kerja cepat : agonis-b

o Steroid : oral atau IV

o Antibiotik : oral atau IV

o Pertimbangkan teofilin oral atau IV (masih kontroversial)

o Pertimbangkan ventilator mekanik invasif. Pada keadaan berat sepertj ancaman gagal napas

akut, kelainan asam basa berat atau perburukan status mental dll, maka pemasangan ventilator 

mekanik invasif dapat dipertimbangkan. Dalam hal ini jenis ventilasi yang banyak dipakai adalah

assisted control ventilation, pressure support ventilation, intermittent mandatory ventilation.

2.4. Obat-obat tambahan lainnya

a. a-antitripsin

b. Mukolitik

3. Terapi oksigen pada COPDPemberian O2 bertujuan untuk mencegah kerusakan sel-sel atau organ. Oksigen

diberikan terutama pada waktu :

o keadaan eksaserbasi akut

Page 10: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 10/27

 

o keadaan waktu beraktivitas

4. Rehabilitasi pada COPD 

Terdapat beberapa aktivitas rehabilitasi :

- Latihan Fisik

- Latihan pernapasan

- Rehabilitasi psikososial.

Konsep Asuhan Keperawatan

A. Anamnesa

B. Keluhan Utama

Klien mengeluh sesak nafas, nyeri dada seperti terpukul, dan batuk

C. Riwayat Penyakit sekarang (PQRST)P: Nyeri dan sesak disertai batuk timbul saat berada di lingkungan yang kadar oksigennya

rendah.

Q: Nyeri tumpul.

R: Terdapat nyeri dan sesak pada dada.

S: Dispnea akut dan nyeri dada konstan.

T: Serangan mendadak dan terbatas

D. Riwayat Penyakit dahuluKlien mengatakan belum pernah dirawat.

E. Riwayat Penyakit keluargaKlien mengatakan dalam keluarganya ada yang mengidap penyakit asma.

F. Pola Kebiasaan :

o Pola nutrisi metabolik.

Makanan yang disajikan tidak dihabiskan klien, klien punya masalah nutrisi.

Page 11: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 11/27

 

o Pola eliminasi.

Frekuensi BAB 1x sehari dengan kondisi feses padat.

Frekuensi BAK 2x sehari dengan warna urine kuning teh.

o Pola aktivitas dan latihan

Pasien dalam hal makan, minum, toileying, berpakaian, mobilitas dapat dilakukan

sendiri.

o Pola tidur dan istirahat

Pasien sering terbangun malam dan tidak tidur siang karena sesak.

o

Pola mekanisme koping.Respon individu terhadap sakit, meringis saat nyeri dada dan sesak nafas datang.

B. Pemeriksaan Fisik

• Keadaan umum :

- Kesadaran mengalami penurunan jika ditemukan keluhan pusing fatique

- Vital Sign : suhu kadang-kadang ditemukan sub febris/ demam nadi dapat

meningkatkan/ menurunkan , Tekanan darah relative menurun, pernapasan

meningkat.

• Kulit

Teraba panas. Warna kulit Cyanosis. Turgor kulit menurun.

• Kepala

Tidak ada benjolan pada kulit kepala dan wajah bentuk simetris.

• Mata

Mata simestris antara kanan dan kiri, sclera tidak ikterik dan konjungtiva tampak

anemis, respon pupil terhadap cahaya mengecil bila terkena cahaya.

• Telinga

Daun telinga simetris dan tidak ada lesi. Pendengaran tidak menggunakan alat

bantu.

• Hidung dan Sinus

Posisi anatomis hidung bentuk simetris dan terdapat pernafasan cuping hidung.

Page 12: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 12/27

 

• Leher 

Distensi vena jugularis.

• Pemeriksaan dada/ pernafasan dapat ditemukan : batuk dengan sputum/ dahak

dengan haemapysis nyeri dada dan sesak nafas dispnea, suara nafas tambahan :

rwheezing, sianosis ekspirasi memanjang pada auskultasi memanjang pada

auskultasi trakhea : sianosis.

Page 13: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 13/27

 

C. Diagnosa Keperawatan

No Data (Subjek dan Objek) Etiologi Diagnosa

1 Ds:

Do:

• Pasien tampak kesulitan

berbicara

• Bibir tampak sianosis

• Adanya kelainan suara

berupa wheezing

• Frekuensi pernafasan

18x/menit

 Asap

Iritasi jalan nafas

 Inflamasi

  fungsi silia

produksi Mucus

obstruksi jalan nafas

Bersihan jalan nafas tak efektif 

Ketidak efektifan bersihan jalan

nafas berhubungan denganpeningkatan produksi mukus.

2.Ds :

Do:

- Penurunan berat badan

- Kehilangan masa otot, tonus otot

 jelek

- Dilaporkan adanya

perubahan sensasi rasa

Release Vasoactive Substance

(histamin, bradikinin, anafilatoxin)

Sekresi Mukus

   Produksi Mukus

Ketidakseimbangan nutrisi Kurang dari kebutuhan

tubuh

Ketidakseimbangan nutrisi

Kurang dari kebutuhan

tubuh yang berhubungan

dengan peningkatan Produksi

mukus.

.

Page 14: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 14/27

 

- Tidak bernafsu untuk

makan, tidak tertarik

makan.

3. Ds:

Do:

- Confusion, lemah.

-Tidak mampu

mengeluarkan sekret.

-Nilai ABGs abnormal

(hipoxemia dan

hiperkapnia)

 _ Perubahan tanda vital.

 _ Menurunnya toleransi

terhadap aktifitas.

Asap

iritasi jalan nafas

Inflamasi

fungsi silia menurun

produksi Mucus

Obstruksi Saluran Nafas

HipoventilasiDistribusi ventilasi tak merata dengan

sirkulasi darah paruGangguan difusi gas di alveoli

Hipoxemia, Hiperkapnia

Kerusakan Pertukaran Gas

Kerusakan Pertukaran gasyang berhubungan dengan :- Obstruksi jalan nafas oleh sekretHivopentilasi

Page 15: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 15/27

 

D. NURSING CARE PLAN

No DiagnosaPerencanaan Rasionalisasi

Tujuan Kriteria hasil NIC

1. Ketidakefektifan bersihan

 jalan nafas berhubungan

dengan sekresi berlebihandengan:

Ds:

 

Do:

• Klien tampak

sesak

• Bibir tampak

cynosis

• Terdengarnya

adanya ronchi

basah pada paru. 

- Ventilasi/

oksigenisasi

adekuat untukkebutuhan

individu.

- Demam turun

- Kecemasan

berkurang

- Tidak ada demam

-Tidak ada cemas

- RR dalam batasnormal

- Irama nafas dalam

batas normal

- Pergerakan

sputum

keluar dari jalan

nafas

- Bebas dari suara

nafas tambahan

- Kaji/pantau frekuensi

pernapasan, catat rasio

inspirasi/ekspirasi.- Kaji pasien untuk posisi

yang nyaman, misalnya

peninggian kepala tempat

tidur, duduk dan sandaran

tempat tidur.

- Dorong/bantu latihan

napas abdomen atau bibir.

- Tingkatkan masukan

cairan sampai 3000 ml/hari

sesuai toleransi jantung.

- Latihan Batuk efektif.

- Lakukan pelatihan

Fisioterapi dada.

- Takipnea biasanya adabeberapa derajat dan dapatditemukan pada penerimaan

atau selama stress/adanyaproses infeksi akut.

- Peninggian kepala tempattidur mempermudahpernapasan danmenggunakan gravitasi.

- Memberikan pasienbeberapa cara untukmengatasi dan mengontroldispnea dan menurunkan jebakan udara.

- Hidrasi membantumenurunkan kekentalansecret, mempermudahpengeluaran.

- Melonggarkan jalan nafasdan untuk melepaskan dan

membantu menggerakkansekret dan saluran napaskecil ke trakea sehinggadapat bernafas denganlega.

Page 16: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 16/27

 

2. Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh yang berhubungan

dengan peningkatan

produksi sputumDs :

Do:

- Penurunan berat badan

- Kehilangan masa otot,

tonus otot jelek

- Dilaporkan adanya

perubahan sensasi rasa

- Tidak bernafsu untuk

makan,

- terpenuhinya

nutrisi pasien

sesuai

kebutuhan

tubuh

- adanya

peningkatan berat

badan sesuai

dengan tujuan

- berat badan idealsesuai tinggi badan

- tidak ada tanda-

tanda malnutrisi

- Tidak terjadi

penurunan berat

badan yang berarti.

a. Kaji adanya alergi

makanan

b. Monitoring cairan

c. Yakinkan diet yang

dimakan mengandung tinggiserat.

d. Manajemen gangguan

makan

e. Monitor nutrisi dan

kandungan kalori

f. Terapi nutrisi

g. Konseling nutrisi

h. Terapi menelan

 j. Monitoring tanda vital

k. Bantuan untuk

peningkatan BB

l. Manajemen berat badan

m. Kolaborasi dengan tim ahli

gizi.

- Menghindari dehidrasi

pada pasien yang kurang

asupan nutrisinya.

- Mencegah konstipasi

- Pemberian nutrisi sesuaikebutuhan pasien

menghindari penurunan

berat badan yang berarti.

- Menentukan jumlah kalori

dan nutrisi yang

dibutuhkan karyawan.

-

3 Kerusakan Pertukaran gasyang berhubungan dengan:

-Mempertahan

kan tingkat

- Tanda –tanda vital

dalam rentang

- Kaji/awasi secara rutin kulit

dan warna membrane

- Sianosis mungkin perifer 

(terlihat pada kuku) atau

Page 17: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 17/27

 

- Obstruksi jalan nafas oleh sekretHivopentilasi

Ds:

Do:- Confusion, lemah.- Sianosis.-Tidak mampumengeluarkan sekret-Nilai ABGs abnormal(hipoxemia danhiperkapnia) _ Perubahan tanda vital. _ Menurunnya toleransiterhadap aktifitas.

oksigen yang

adekuat untuk

keperluan

tubuh.

-

normal.

-

mendemonstrasikan

peningkatan

ventilasi danoksigenasi yang

adekuat.

- Memelihara

kebersihan paru dan

bebas dari tanda-

tanda distress

pernafasan.

- Suara nafas

bersih, tidak ada

sianosis dan

dyspneu.

mukosa.

- Tinggikan kepala tempat

tidur, bantu pasien untuk

memilih posisi yang mudah

untuk bernapas. Dorongnapas dalam perlahan atau

napas bibir sesuai dengan

kebutuhan/toleransi individu.

- Berikan oksigen tambahan

yang sesuai dengan indikasi

hasil GDA dan toleransi

pasien.

- Awasi tanda-tanda vital dan

irama jantung.

- Auskultasi bunyi napas,

catat area penurunan aliran

udara dan/atau bunyi

tambahan.

- Dorong mengeluarkan

sputum, pengisapan bila

diindikasikan.

sentral (terlihat sekitar bibir

atau danun telinga).

Keabu-abuan dan dianosis

sentral mengindikasikan

beratnya hipoksemia.- Pengiriman oksigen dapat

diperbaiki dengan posisi

duduk tinggi dan laithan

napas untuk menurunkan

kolaps jalan napas, dispnea

dan kerja napas.

- Dapat

memperbaiki/mencegah

memburuknya hipoksia.

Catatan ; emfisema koronis,

mengatur pernapasan

pasien ditentikan oleh kadar

CO2 dan mungkin

dikkeluarkan dengan

peningkatan PaO2

berlebihan.

- Takikardi, disiretmia dan

perubahan tekanan darah

dapat menunjuak efek

hipoksemia sistemik pada

Page 18: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 18/27

 

fungsi jantung

-Bunyi napas mingkin redup

karena penurrunan aliran

udara atau area konsolidasi.

Adanya mengindikasikanspasme bronkus/ter-

tahannya sekret. Krekles

basah menyebar 

menunjukan cairan pada

interstisial/dekompensasi

 jantung.

- Kental tebal dan banyak

sekresi adalah sumber 

utama gangguan pertukaran

gas pada jalan napas kecil,

dan pengisapan dibuthkan

bila batuk tak efektif.

Page 19: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 19/27

 

LEMBAR KERJA DAN PEDOMAN PRAKTIK

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah 1

Semester : Tiga

Tahun Akademik : 2011-20012

Hari / Tanggal pertemuan :

Judul/ Pokok Bahasan :

Sub / Pokok Bahasan : Pelatihan Fisioterapi Dada

I. Pengertian

Fisioterpi dada adalah suatu tindakan yang ditujukan untuk melonggarkan jalan nafasdan untuk melepaskan dan membantu menggerakkan sekret dan saluran napas kecil ke trakeasehingga dapat bernafas dengan lega;. Adapun rangkaian tindakan keperawatan terdiri atasperkusi, vibrasi, dan drainase posturat.

a. Perkusi

Perkusi atau clapping adalah pukulan kuat pada kulit dengan tangan dbentuk

seperti mangkuk. Dengan tujuan melepaskan sekret yang melekat pada dinding

bronkus.

b. VibrasiVibrasi adalah getaran kuat secara serialyang dihasilkan oleh tangan yang

diletakkan datar pada dinding dada klien. Dengan tujuan untuk meningkatkan

turbulensi udara ekspirasi dan melepaskan mukus kental serta sering dilakukan

secara bergantian dengan erkusi.

c. Drainase postural

Drainase postural adalah pengaliran sekresi dari berbagai segmen paru dengan

gravitasi.

II. Indikasi

Dilakukan pada :

- Pada pasien COPD/PPOM/PPOK

- Pada pasien TBC

- Pada pasien Bronchi Ekstasis

- Pada pasien Bronchitis

Page 20: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 20/27

 

III. Kontra Indikasi

- Perkusi Dada dan Vibrasi:

o Fraktur iga

o Hernia

o Trauma dada

o Perdarahan dan emboli paru

o Mastektomi

o Pneumothoraks

o Osteoporosis

o Trauma abdomen

- Postural Drainase

o Peningkatan tekanan intrakranial

o Klien sehabis makan

o Ketidakmampuan batuk

o Penyakit jantung akut

o Perdarahan

IV. Tujuan

Meningkatkan efisiensi pola pernafasan dan membersihkan jalan nafas.

V. Diagnosa yang mendasari

- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi berlebihan

- Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan hipoxemia

Page 21: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 21/27

 

PENILAIAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

FISIOTERAPI DADA

Nama mahasiswa :

NIM :

Hari dan tanggal praktik :

1. Beri tanda √ pada tindakan yang dilaksanakan mahasiswa.

2. Penilaian berkisar antara 0-100.

3. Skor akhir = jumlah nilai yang dibagi point (√) yang dilakukan.

No Aspek Pengamatan Dikerjakan Tidak Dikerjakan Nilai

1 Fase Pra Interaksi

- Persiapan Alat

1. Sputum pot berisi

cairan desinfektan (Lysol

2%)

2. Kertas tissue

3. Piala ginjal.

4. Handuk

5. Peniti

6. Bantal

7. Papan pengatur posisi

8. Segelas air 2 Fase Oreintasi

1. Mengetuk pintu,

ucapkan salam,

berhenti sejenak sebelum

memasuki ruangan.2. Perkenalkan diri, periksa

identitas pasien.

3. Memberitahu dan

menjelaskan kepada klien

dan keluarga mengenai

prosedur yang akan

Page 22: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 22/27

 

dilaksanakan.

4. Meminta keluarga

menunggu di luar,informasikan dimana

bisa menunggu.

5. Memasang tabir di sekeliling

tempat tidur.3 Fase Kerja

1. Clapping

a. Perawat mencuci

tangan.

b. Membantupasien dalam posisi

duduk /tidur miring

kiri/kanan

c. Tutup area

yang akan dilakukan

clapping dengan

handuk atau pakaian

untuk mengurangi

ketidak nyamanan

pasien.

d. Anjurkan klien

untuk tarik nafas dalam

dan lambat untuk

meningkatkan relaksasi.

e. Jari dan ibu

 jari behimpitan dan

fleksi membentuk

mangkok.

f.Secara bergantian

lakukan fleksi dan

ekstensi pergelangan

tangan secara tepat

untuk menepuk

Page 23: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 23/27

 

punggung.Sampai ada

rangsangan batuk,

pasien dianjurkan untukmembatikkan dan

mengeluarkan lendir 

lalu kemudian

ditampung dalam

sputum pot.

2. Vibrasi

a. Perawat

mencuci tangan.

b. Melakukan

clapping.

c. Melakukan vibrasi

dengan cara Letakkan

tangan menghadap ke

bawah di area dada

yang akan di drainase,

satu tangan dia atas

tangan yang lain

dengan jari menempel

bersama. Anjurkan

pasien untuk menarik

nafas dalam. Selama

ekspirasi, tegangkan

seluruh otot tangan dan

lengan serta gunkan

semua tumit tangan,

lalu getarkan (kejutkan)

tangan, gerakan ke

bawah. Hentikan saat

pasien inspirasi.

d. Setiap kali vibrasi

anjurkan klien batuk dan

Page 24: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 24/27

 

menegluarkan sekret ke

dalam sputum pot.

e. Prosedur ini dilakukanselama 5 kali ekspirasi

pada segmen paru yang

terserang. Sampai

semua sekret bersih

dan pasien merasa

lega.

3. Drainase postural

a. Perawat mencuci

tangan.

b. Pilih daerah tersumbat

yang akan di

drainaseberdasrkan

pada pengkajian semua

bidang paru, data klinis,

dan gambaran foto

dada.

c. Baringkan klien dalam

posisi untuk

mendrainase area yng

tersumbat. Bantu klien

memilih posisi sesuai

kebutuhan. Ajarkan

klien memosisikan

fostur lenagan seta kaki

yang tepat. Letakkan

bantal sebagi

penyangga dan

kenyamanan.

d. Minta klien

mempertahankan posisi

selama 10-15 menit.

Page 25: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 25/27

 

Selam 10-15 menit

drainase pada posisi ini,

lakukan perkusi danvibrasi dada di atas

area di drainase.

e. Setalah drainase

pertama, minta klien

untuk duduk dan batuk.

Tampung sekresi yang

dikeluarkan dalam

sputum pot, jika klien

tidak batuk maka harus

dilakukan penghisapan.

f. Minta klien beristirahat

sebentar. Minta klien

untuk minum sedikit air.

g. Ulangi semua tindakan

tidak lebih adri 30-60

menit.

h. Ulangi pengkajian dadapada semua bidang

paru.4 Fase terminasi

a. Lakukan pemeriksaan

keselamatan pasien dan

lingkungan.

b. Membuka tirai.

c. Bereskan alat-alat.

d. Mencuci tangan.e. Beritahu keluarganya,

bahwa mereka sudah

boleh masuk kembali.

f. Dokumentasikan semua

hasil/temuan. 

NILAI :

Page 26: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 26/27

 

BATURAJA, NOVEMBER 2011

 (OBSERVER)

Page 27: COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova

5/11/2018 COPD ASUHAN KEPERAWATAN oleh Deta Helisanova - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/copd-asuhan-keperawatan-oleh-deta-helisanova 27/27