Cop

57
CARE OF PATIENT (Pelayanan Pasien)

Transcript of Cop

Page 1: Cop

CARE OF PATIENT(Pelayanan Pasien)

Page 2: Cop

Memahami proses yang dilakukan dalam perawatan pasien (khususnya rawat inap)

Tenaga Kesehatan di RSUP Dr. Kariadi

Page 3: Cop

1.Memahami standar keseragaman perawatan (COP 1).

2.Memahami perawatan pasien terintegrasi (COP 2).3.Memahami perawatan pasien beresiko tinggi (COP 3,

3.1, 3.2, 3.3).4.Memahami pelayanan gizi sebagai bagian dari

perawatan pasien (COP 4, 5).5.Memahami penatalaksanaan nyeri (COP 6) .6.Memahami perawatan pasien akhir hayat/ terminal

(COP 7).7.Memahami perawatan pasien transplantasi (COP 8).

Apa yang harus dipahami ….?

Page 4: Cop
Page 5: Cop

Keseragaman Pelayanan

STANDAR COP 1Semua pasien diberikan perawatan yang seragam sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang

berlaku

Page 6: Cop

1.Ketepatan dan akses ke asuhan pelayanan dan pengobatan tidak bergantung pada kemampuan finansial pasien dan sumber pembiayaan pasien

2.Akses untuk mendapatkan asuhan pelayanan dan pengobatan yang tepat oleh Tenaga Kesehatan yang kompeten diberikan selama 24 jam termasuk hari libur dengan adanya jadwal Dokter Jaga

3.Sumber daya yang dialokasikan oleh Rumah Sakit disesuaikan dengan tingkat kondisi pasien

4.Tingkat asuhan pelayanan yang diberikan kepada pasien adalah sama di seluruh rumah sakit.

5.Pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima tingkat keperawatan yang sama di seluruh unit pelayanan.

Kebijakan Keseragaman Asuhan Pelayanan Di RSUP Dr. Kariadi

Page 7: Cop

STANDAR COP 2Terdapat suatu proses untuk mengintegrasikan dan

mengkoordinasi perawatan yang diberikan pada tiap pasien.

SPO Pemberian Perintah (Order) Pelayanan Terhadap Pasien

STANDAR COP 2.1Dilakukan pengembangan dan pencatatan dari semua rencana perawatan untuk masing-masing pasien secara individual

STANDAR COP 2.2 & STANDAR COP 2.3

• Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan suatu proses yang seragam untuk menulis permintaan perawatan pasien

• Prosedur klinis dan diagnostik serta terapi yang dilakukan, serta hasil atau outcome, akan dicatat pada catatan medis pasien

Page 8: Cop

RENCANA ASUHAN

TERINETGRASI

Page 9: Cop

PEMBERIAN TINDAKAN /

TERAPI INTEGRASI

Page 10: Cop

KEBIJAKAN :1.Yang berhak memberikan perintah pelayanan terhadap pasien (perintah untuk pemeriksaan laboratorium, pemberian obat, perawatan khusus keperawatan, terapi nutrisi, terapi rehabilitasi dan sejenisnya) adalah Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) dan anggota Tim Dokter Penanggung Jawab pasien.2.Pemberian perintah pelayanan harus diberikan secara tertulis kecuali pada kondisi mendesak dimana pemberian perintah tsb tidak bisa diberikan secara tertulis (misal. di IGD, IBS, ICU).3.Perintah pemeriksaan radiologi dan laboratorium klinis harus mencantumkan indikasi klinis / alasan dilakukannya pemerik-saan tersebut.4.Pemberian perintah pelayanan dicatat dalam Lembar Harian Pasien.

SPO Pemberian Perintah (Order) Pelayanan Terhadap Pasien

Page 11: Cop

RSCM

Page 12: Cop

PROSEDUR1.Setelah melakukan pemeriksaan terhadap pasien, maka

DPJP dapat memberikan perintah pelayanan terhadap pasien.

2.Tuliskan perintah tersebut pada Lembar Harian Pasien serta pada Lembar Permintaan Pemeriksaan pada tempat yang sudah ditentukan.

3.Tuliskan indikasi klinis / alasan dilakukan pemeriksaan, apabila perintah dilakukan untuk pemeriksaan radiologi dan laboratorium

4.Apabila perintah pemberian pelayanan dilakukan oleh Asisten DPJP, tuliskan pada Rekam Medis Nama DPJP dan mintakan tanda tangan DPJP paling lambat 24 jam setelahnya

SPO Pemberian Perintah (Order) Pelayanan Terhadap Pasien

Page 13: Cop

PROSEDUR5. Tuliskan pemeriksaan yang dilakukan dalam

Lembar Visite dan Tindakan Rawat Inap dan lengkapi dengan tanggal dan jam dilakukannya tindakan tersebut

6. Apabila hasil pemeriksaan telah ada, catat hal-hal penting dari hasil ekspertisi atas pemeriksaan yang telah dilakukan dalam format SOAP di Lembar Harian Pasien

7. Tempelkan Ekspertisi Hasil Pemeriksaan pada Lembar RM Hasil Laboratorium / X Ray / EEG / dll.

SPO Pemberian Perintah (Order) Pelayanan Terhadap Pasien

Page 14: Cop

STANDAR COP 3Perawatan pasien risiko tinggi dan pemberian pelayanan risiko tinggi dipandu oleh pedoman praktek profesi, undang-undang, dan peraturan yang berlaku.

• STANDAR COP 3.1Petugas klinis dilatih untuk mengenali dan merespon pada perubahan kondisi pasien.

• STANDAR COP 3.2Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh rumah sakit.

• STANDAR COP 3.3 Dibuat dan diimplementasikan sejumlah pedoman klinis dan prosedur untuk penanganan, penggunaan, serta pemberian darah dan produk darah.

Page 15: Cop

STANDAR COP 3Perawatan pasien risiko tinggi dan pemberian pelayanan risiko tinggi dipandu oleh pedoman praktek profesi, undang-undang,

dan peraturan yang berlaku

• SPO Pelayanan Pasien Gawat Darurat• SPO Pelayanan Pasien Koma

•SPO Pelayanan Pasien Yang Rentan Dan Lanjut Usia Dengan Ketergantungan Bantuan

• SPO Pelayanan Pasien Dengan Penyakit Menular

• SPO Pelayanan Pasien Imunosupresif• SPO Tindakan Hemodialisis

• SPO Pelayanan Restrain• SPO Pemberian Kemoterapi

• SPO Perawatan Terhadap Pasien Rentan• SPO Perlindungan Pasien Terhadap Kekerasan Fisik

Page 16: Cop

Informed consent hemodialisa dilaksanakan setiap delapan kali tindakan hemodialisa.

Page 17: Cop

Informed consent kemoterapi dilaksanakan setiap akan dilakukan tindakan kemoterapi.

Page 18: Cop

PROSEDUR RESTRAIN

Page 19: Cop

B. Aplikasi Restrain1.Singkirkan semua barang atau alat yang

memungkinkan pasien untuk mencelakai dirinya sendiri atau orang lain, seperti : sepatu, perhiasan, selendang, ikatpinggang, talisepatu, korekapi.

2.Posisikan pasien sesuai yang diindikasikan.3.Lakukan pengikatan (restrain) pada keempat

ektremitas sedemikian rupa hingga integritas kulit masih tetap terjaga.

4.Catat waktu pemasangan restrain pada Lembar Rekam Medis.

5.Lakukan pengikatan, paling lama 4 jam untuk pasien usia ≥ 18 tahun, 2 jam untuk usia 9 – 18 tahun dan 1 jam untuk usia < 9 tahun.

PROSEDUR RESTRAIN

Page 20: Cop

B. Aplikasi Restrain6. Kebutuhan pemakaian restrain, apabila waktu

pemasangan akan diperpanjang.7. Penuhi dan fasilitasi kebutuhan pasien, seperti

makan, minum, mandi, dan toilet dan gantilah linen, baju pasien bila tampak berminyak dan kotor.

PROSEDUR RESTRAIN

Page 21: Cop

PROSEDUR RESTRAINC. Monitoring

1. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital setiap 2 jam atau lebih intens bila di butuhkan. Tetapi bila hal itu tidak memungkinkan karena kondisi pasien yang bisa mencelakakan petugas maka dokumentas-ikan ke dalam rekam me-dis.

2. Amati posisi tubuh pasien, keutuhan kulitnya, sirkulasi pasien, gerakan tubuh pasien.

Page 22: Cop

PROSEDUR RESTRAIN

D. Perawatan Pasien Restrain1. Hormati hak & martabat pasien pada setiap

tawapan perawatan pasien restrain.2. Kunjungi pasien secara regular. 3. Dokumentasikan hal-hal dibawah ini :

a. Kondisi pasien dan perubahan perilaku pasien.

b. Semua tindakan keperawatan selama pasien dilakukan restrain: cairan, makanan, kebersihan dirinya, toileting, vital sign.

c. Yang tidak dapat dilakukan dan alasannya.

Page 23: Cop

PROSEDUR RESTRAINE. Evaluasi

1. Lakukan evaluasi secara reguler, minimal 1 kali tiap shift.

F. Penglepasan Restrain2. Kaji ulang kondisi pasien sebelum melepas

restrain.3. Lepaskan atau kurangi restrain pasien apabila

kriteria lepas restrain sudah sesuai dengan yang ditentukan DPJP atau apabila kondisi pasien tidak lagi membahayakan pasien itu sendiri dan orang lain.

Page 24: Cop

PROSEDUR RESTRAIN

G. Post Restrain1. Amati apakah ada efek samping dari kegiatan

restrain yang terjadi.2. Berikan treatment atas efek samping yang

terjadi.3. Lakukan debriefing kepada pasien untuk

mengatasi trauma emosi; psikologis yang terjadi.

Page 25: Cop

• SPO Code Blue• SPO Resusitasi Jantung Paru Pada Dewasa

• SPO Resusitasi Jantung Paru Pada Anak• SPO Penolakan Resusitasi Jantung Paru (

Do Not Resuscitation / DNR)

STANDAR COP 3.1Petugas klinis dilatih untuk mengenali dan merespon pada perubahan kondisi

pasien

STANDAR COP 3.2Pelayanan resusitasi tersedia

di seluruh rumah sakit

Page 26: Cop

ALUR AKTIVASI CODE BLUE1. Perhatikan label pasien yang mengalami

gangguan henti nafas dan / atau henti jantung, bila diberi label ungu (DNR) tidak perlu mengaktifkan Code Blue.

2. Mengaktifkan Code Blue, dengan menghubungi nomor telepon 6000 (Posko Kegawatan) dan menyampaikan lokasi kejadian (Ruang ...... Kamar ......).

3. Perawat Time Code Blue terdekat datang ke lokasi kejadian dengan membawa Trolley Emergency.

Page 27: Cop

ALUR AKTIVASI CODE BLUE

4. Mengambil alih penanganan dan memberikan pelayanan Bantuan Hidup lanjut sesuai SPO Resusitasi Jantung Paru Dewasa atau Anak.

5. Memutuskan penanganan selanjutnya ke ICU / HCU / PICU / ICCU dan tetap bertanggung jawab sampai dengan diperolehnya ruangan ICU / HCU / PICU / ICCU.

6. Petugas Farmasi Tim Code Blue mengganti obat dan alat kesehatan yang dipakai dalam memberikan BHL.

Page 28: Cop
Page 29: Cop

STANDAR COP 3.3 Dibuat dan diimplementasikan sejumlah pedoman klinis dan prosedur untuk penanganan, penggunaan, serta pemberian

darah dan produk darah.

• SPO Tata Laksana Pemberian Darah Atau Produk Darah

• SPO Memberikan Transfusi Darah • SPO Permintaan Komponen Darah (Selain PRC)

• SPO Permintaan Darah (WB dan PRC) • SPO Mengobservasi Reaksi Transfusi Darah

• SPO Pengelolaan Darah Batal

Page 30: Cop

PROSEDUR TRANSFUSI DARAH1. Cuci tangan.2. Siapkan alat.3. Lakukan double cek kebenaran darah atau produk darah

yang akan diberikan ke pasien, meliputi label darah dengan formulir permintaan darah, nama pasien, umur atau tanggal lahir, nomer RM, golongan darah, jenis darah atau produk darah, nomer seri antara yang tercetak di kantong darah dengan label, tanggal kadaluarsa.

4. Cuci tangan.5. Lakukan verifikasi terhadap gelang identitas pasien, sesuai

SPO Identifikasi Pasien.6. Jelaskan maksud dan tujuan pemberian transfusi darah atau

produk darah.7. Jelaskan langkah tindakan pemberian tranfusi darah atau

produk darah.8. Atur posisi pasien senyaman mungkin.9. Pasang pengalas dan siapkan area yang akan ditusuk.10.Pakai sarung tangan.

Page 31: Cop

PROSEDUR TRANSFUSI DARAH11. Hubungkan salah satu slang tranfusi dengan cairan NaCl

0,9%. Klem slang yang lain.12. Pasang slang tranfusi SOP pemasangan infus.13. Pasang slang tranfusi pada kantong darah. Klem slang yang

mengalirkan cairan NaCl.14. Pasang label.15. Hitung jumlah tetesan sesuai dengan advis dokter.16. Observasi respon pasien sesuai SPO Mengobservasi Reaksi

Tranfusi Darah.17. Lakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.18. Ucapkan salam, terimakasih, dan semoga lekas sembuh.19. Bereskan alat-alat.20. Cuci tangan.21. Catat kegiatan di lembar dokumentasi keperawatan.

Page 32: Cop

OBSERVASI REAKSI TRANSFUSI DARAH• Selama pemberian tranfusi 15 menit

pertama, setiap 5 menit dilakukan observasi.• Pelaksanaan :

1. Cuci tangan.2. Beri salam.3. Perkenalkan diri.4. Lakukan verifikasi pasien.5. Jelaskan tujuan tindakan.6. Lakukan observasi pada pasien :

a. Bila terjadi reaksi tranfusi: gatal-gatal, bentol-bentol, menggigil, panas, sesak nafas, sianosis.

b. Hentikan pemberian tranfusi dan ganti tranfusi set. c. Segera laporkan ke DPJP dengan menggunakan

SBAR.

Page 33: Cop

OBSERVASI REAKSI TRANSFUSI DARAH

7. Untuk reaksi transfusi yang berat lakukan sesuai SOP Pelaporan reaksi transfusi.

8. Observasi 15 menit pertama, 2 jam dan segera setelah selesai transfusi.

9. Ucapkan salam, terimakasih, dan semoga lekas sembuh.

10. Bereskan alat-alat.11. Cuci tangan.12. Catat kegiatan di lembar dokumentasi

keperawatan.

Page 34: Cop

STANDAR COP 4Tersedia berbagai macam variasi makanan, sesuai dengan

status nutrisi dari pasien dan konsisten dengan kondisi klinisnya, selalu tersedia.

• SPO Pelayanan Gizi RSUP Dr. Kariadi • SPO Pelayanan Gizi Klinik Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi• SPO Pelayanan Gizi Klinik Rawat Jalan RSUP Dr. Kariadi• SPO Kegiatan Penyajian Makanan Di Ruang Rawat Inap• SPO Pengkajian Dan Perencanaan Edukasi Bagi Pasien

Dan Keluarga • SPO Pemberian Edukasi Bagi Pasien Dan Keluarga Pasien

Page 35: Cop

FORM INSTRUKSI DAN EDUKASI DOKTER UNTUK DIIT

Page 36: Cop

FORM ASESMEN GIZI

Page 37: Cop

STANDAR COP 5Pasien dengan resiko nutrisi menerima terapi nutrisi.

SPO Tim Terapi Gizi (TTG)

Page 38: Cop

STANDAR COP 6Pasien didukung dalam mengelola nyeri secara

efektif.

• PANDUAN NYERI• SPO Alur Penatalaksanaan Pasien Nyeri

KEBIJAKAN Setiap pasien yang datang ke RSUP Dr. Kariadi harus dilakukan pengkajian / asesmen nyeri dan setiap pasien yang mengalami

nyeri, dilakukan penanganan segera untuk mengatasi rasa nyeri tersebut

Page 39: Cop

PANDUAN NYERI

Alur Penata laksanaan Pasien NyeriPenanganan Nyeri Neuropatik

Penanganan Nyeri ReumatologikPenanganan Nyeri Onkologik

Penanganan Nyeri AkutPenanganan Nyeri Kronik

Penanganan Nyeri Akut PerioperatifTata Laksana Nyeri dengan PCA

Penanganan Nyeri pada NeonatusPengangan Nyeri pada Bayi

Penanganan Nyeri pada AnakPenanganan Nyeri pada Ibu Hamil

Penanganan Nyeri pada Pasien PersalinanPenanganan Nyeri Kronik pada Pasien Plalitif

Page 40: Cop

PROSEDUR :A.ASESMEN AWAL oleh DPJP/ Asisten DPJP atau

Perawat

Lakukan asesmen nyeri pada semua pasien dengan tanyakan intensitas nyeri :

1.Gunakan Skala Nyeri Visual Analoge Scale (VAS) pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun dan kelompokkan dalam 3 kategori :

• 1 – 3 : Nyeri Ringan • 4 – 6 : Nyeri Sedang• 7 – 10 : Nyeri Berat

2.Gunakan Skala Nyeri Wong Baker Faces Pain Scale untuk anak < 9 tahun atau orang tua yang kurang komunikatif.

Page 41: Cop

3. Gunakan Critical Care Pain Observation Tools (COPT) Untuk pasien tidak sadar, pasien di IRIN dengan ventilator maupun ekstubasi dan pasien neonatus serta bayi.• 0 : tidak nyeri• 1 : nyeri ringan• 2 : nyeri sedang• 3 : nyeri berat• 4 : tak tertahankan

Catat Hasil asesmen nyeri dalam Lembar Monitoring Harian

Page 42: Cop

PROSEDURB. ASESMEN ULANG oleh Perawat DPJP/ Asisten DPJP atau Perawat

1. Kaji ulang skala nyeri pada pasien :• nyeri ringan : setiap 8 jam• nyeri sedang : setiap 4 jam• nyeri berat : setiap 1 jam

2. Dalam pengkajian ulang tersebut, perhatikan :• Keadaan umum, kesadaran• Tanda-tanda vital • Keluhan gejala penyerta, hal yang

memperberat / memperingan nyeri

Catat dan dokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan dalam Lembar

Asesmen Lanjut dan Monitoring

Page 43: Cop

PROSEDURC. Penatalaksanaan

Pada pasien Rawat Inap :1. Skala nyeri 1-3 Nyeri ringan dilakukan oleh

perawat, bila tidak teratasi lapor DPJP.2. Skala nyeri 4-10 Nyeri sedang sampai berat

dilakukan oleh DPJP, jika tidak teratasi dalam kurun waktu 3x24 jam DPJP wajib konsul pada Tim Nyeri (Hotline : 6043)

3. Nyeri paska operasi dengan keterlibatan dokter Spesialis Anestesi, selama 1 X 24 jam dikelola oleh Dr Spesialis Anestesi.

Page 44: Cop

PROSEDURC. Penatalaksanaan

Pada pasien Rawat Jalan :1. Dokter DPJP langsung mengelola pasien

dengan derajat nyeri ringan sampai nyeri berat sesuai buku panduan nyeri.

2. Bila dalam maksimal 3 kali kontrol dengan DPJP, tak ada penurunan skala nyeri, DPJP melakukan konsultasi dengan tim nyeri dengan cara pasien dikonsulkan ke klinik nyeri terpadu.

Page 45: Cop

PROSEDURC. Penatalaksanaan

Pengelolaan oleh TIM NYERI :1.Pasien yang dikonsulkan akan di periksa dan

diassesmen oleh dokter jaga Tim Nyeri sesuai jadwal (baik untuk rawat inap maupun rawat jalan).

2.Dokter jaga Tim Nyeri akan melakukan evaluasi pengelolaan yang sudah diberikan, dan akan memberikan pengelolaan sesuai kajian nyeri yang dijumpai saat itu.

3.Semua pasien akan didiskusikan pada pertemuan tim nyeri yang diselenggarakan paling tidak seminggu sekali dan atau diskusi melalui kontak on line, untuk melakukan evaluasi dan menentukan pengelolaan lanjutan sesuai dengan kasus yang ditemukan.

Page 46: Cop

PROSEDURD. Pendidikan

1. Fasilitasi keluarga untuk mendapatkan informasi dan pemahaman tentang kondisi pasien saat ini,

2. Berikan motivasi pada keluarga dalam memahami dan pengambilan keputusan terhadap program pengobatan, pemeriksaan penunjang yang diperlukan.

3. Jelaskan prognosis kemungkinan sembuh, kerusakan fungsional ataupun meninggal.

Hotline 6043

Page 47: Cop
Page 48: Cop

STANDAR COP 7Rumah Sakit melaksanakan pelayanan Akhir Hayat

• SPO Pelayanan Pasien Di Akhir Hayat• SPO Pelayanan Kerohanian Agama Budha• SPO Pelayanan Kerohanian Agama Hindu• SPO Pelayanan Kerohanian Agama Islam

• SPO Pelayanan Kerohanian Agama Katholik • SPO Pelayanan Kerohanian Agama Kristen

Koordinasi dengan Tim Paliatif (Hotline 6186)

Page 49: Cop

STANDAR COP 8Kepemimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya untuk mendukung program transplantasi organ / jaringan .

• STANDAR COP 8.1Seorang pemimpin program transplantasi berkualitas bertanggung jawab untuk program transplantasi .

• STANDAR COP 8.2Program transplantasi termasuk tim multidisiplin yang terdiri dari orang-orang dengan keahlian dalam relevan program transplantasi organ-spesifik. .

• STANDAR COP 8.3Ada mekanisme koordinasi yang ditujukan untuk semua kegiatan transplantasi yang melibatkan dokter , perawat , dan praktisi kesehatan lainnya.

Rumah Sakit Penyedia Layanan Transplantasi Organ dan / atau Jaringan

Page 50: Cop

• STANDAR COP 8.4Program transplantasi menggunakan organ-spesifik dinilai kelayakan klinis, psikologis , dan kesesuaian sosial dengan kriteria untuk calon transplantasi.

• STANDAR COP 8.5Program transplantasi memperoleh informed consent khusus untuk transplantasi organ dari transplantasi kandidat.

• STANDAR COP 8.6Program transplantasi telah didokumentasikan protokol (atau prosedur) untuk pemulihan organ dan penerimaan organ menjamin kompatibilitas, keamanan, kemanjuran, dan kualitas sel manusia, jaringan, dan organ untuk transplantasi.

• STANDAR COP 8.7Perencanaan perawatan pasien secara individual memandu perawatan pasien transplantasi.

Page 51: Cop

STANDAR COP 9Program transplantasi yang melakukan transplantasi donor hidup melindungi hak-hak calon atau aktual donor.

• STANDAR COP 9.1Program transplantasi melakukan transplantasi donor hidup memperoleh informed consent khusus untuk donor organ dari donor hidup prospektif .

• STANDAR COP 9.2Program transplantasi yang melakukan transplantasi donor hidup menggunakan kriteria seleksi klinis dan psikologis untuk menentukan kesesuaian calon donor hidup.

• STANDAR COP 9.3Perawatan pasien individual berencana memandu perawatan donor hidup.

Program Transplantasi Organ Menggunakan Donor Hidup

Page 52: Cop

PELAYANAN TRANSPLANTASIKEBIJAKAN RSUP Dr KARIADI :1. Pelayanan transplantasi organ dan/atau

jaringan adalah tim multidisiplin yang terdiri dari tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan serta memiliki relevansi terhadap organ dan/atau jaringan secara spesifik.

2. Transplantasi organ/jaringan hanya dilakukan untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan.

Page 53: Cop

PROSEDUR :1. Asesmen awal2. Skrining (resipien dan donor)3. Informed consent4. Perawatan pra-transplantasi5. Pelayanan transplantasi6. Perawatan pasca-transplantasi7. Monitoring dan evaluasi pelayanan

PELAYANAN TRANSPLANTASIPELAYANAN TRANSPLANTASI

Page 54: Cop

INFORMED CONSENTTRANSPLANTASI

Page 55: Cop

Struktur Kelembagaan Organisasi Transplantasi

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR MEDIK DAN KEPERAWATAN

KOMITE ETIK DAN HUKUM

TIM TRANSPLANTASI

GINJALTIM

TRANSPLANTASIHATI

TIM TRANSPLANTASI

SUMSUM TULANG

TIM TRANSPLANTASI

KORNEA

Page 56: Cop

Ketentuan Khusus Mengenai Transplantasi

1. Sumber sel punca yang dipergunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan adalah sel punca embrionik yang berasal dari donor manusia (PMK no 833 th 2009 pasal 2).

2. Sel punca dilarang digunakan untuk tujuan reproduksi (UU no 36 th 2009).

Page 57: Cop

Terima Kasih