Cooperative Learning

49
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA Tulisan ini dipersentasikan dalam lomba karya tulis ilmiah tingkat fakultas Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Gedung Serbaguna FIP 2-3 April 2008 Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

Transcript of Cooperative Learning

Page 1: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

COOPERATIVE LEARNING

SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN ALTERNATIF

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Tulisan ini dipersentasikan dalam lomba karya tulis ilmiah tingkat fakultas

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Gedung Serbaguna FIP 2-3 April 2008

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

Page 2: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

COOPERATIVE LEARNING

SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN ALTERNATIF

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Dalam rangka mengikuti Lomba Karya Tulis Mahasiswa

Disusun oleh :

Wahyu Widyaningsih 1102405008

Desi Widi Hardini 1102405017

Ari Suprihatin 1102405072

KURIKULUM TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2008

Page 3: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

RINGKASAN .................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 4

D. Manfaat Penulisan .......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Cooperative Learning .................................................................... 6

1. Pengertian Cooperative Learning .............................................. 6

2. Unsur-unsur dan cirri-ciri Cooperative Learning ..................... 6

3. Model Cooperative Learning .................................................... 8

B. Motivasi Belajar ............................................................................. 10

C. Pembelajaran Matematika .............................................................. 13

BAB III METODE PENULISAN

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pentingnya Cooperative Learning ................................................. 18

B. Pelaksanaan Cooperative Learning pada mata pelajaran

Matematika...................................................................................... 19

1. Pelaksanaan cooperative learning ............................................ 19

2. Penerapan cooperative learning pada matematika ................... 23

C. Kelebihan dan kekurangan cooperative learning ........................... 28

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 30

B. Saran ............................................................................................... 30

Daftar Pustaka

Page 4: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

Biodata Penulis

LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ini diajukan dalam rangka Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM)

tingkat Fakultas Ilmu Pendidikan dengan judul

COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN

ALTERNATIVE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Disusun oleh:

Wahyu Widyaningsih 1102405008

Desi Widi Hardini 1102405017

Ari Suprihatin 1102405072

Disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Mengesahkan ,

Ketua Jurusan Dosen Pembimbing

Drs. Budiyono, M.S Heri Tri Lukman, S.Pd

NIP. 131693658

Menyetujui,

Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan

Page 5: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

Drs. Sugeng Hariyadi MS

NIP. 131472593

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanyalah milik Allah SWT yang telah menjadikan manusia paling

sempurna diantara makhluk-makhluk-Nya dengan dibekali akal dan pikiran serta

ilmu pengetahuan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada

manusia teragung Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta umat beliau hingga

akhir zaman. Amin.

Atas izin yang diberikan Allah lah kami akhirnya dapat menyelesaikan karya tulis

ini guna memberikan kontribusi atas keterpurukan bangsa Indonesia dalam mata

pelajaran matematika yang selama ini mengalami kemerosotan. Oleh karena itu,

kami memperkenalkan salah satu model pembelajaran guna meningkatkan

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika yaitu Cooperative

Learning.

Dalam kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih terhadap

semua pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis ini, yaitu sebagai

berikut:

1. Drs. Budiyono, M.S sekaku ketua jurusan

2. Heri Tri Lukman selaku pembimbing LKTM

Penulis

Semarang, 27 Maret 2008

Page 6: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

ABSTRAK

Wahyu Widyaningsih, Desi Widi Hardini, Ari Suprihatin. Cooperative Learning Sebagai Model

Pembelajaran Alternative Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Matematika. 2008. Heri Tri Lukman, 31 halaman

Matematika sebagai suatu pertanda perkembangan intelegensi manusia,

matematika juga merupakan salah satu cara mengembangkan cara berpikir oleh

karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari

maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Salah satu permasalan dalam

pembelajaran matematika yang dihadapi oleh sebagian besar guru matematika di

Indonesia adalah mengenai model pembelajaran yang digunakan. Sudah saatnya

guru matematika membuka paradigma baru dalam pola pengajaran matematika di

kelas. Dimana matematika yang selama ini dianggap sebagai mata pelajaran yang

membosankan dan menakutkan berubah menjadi sesuatu yang menyenangkan dan

mengasyikkan. Untuk itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika, yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning.

Dalam karya tulis ini akan dijelaskan pentingnya Cooperative Learning,

bagaimana pelaksanaan Cooperative Learning dalam mata pelajaran matematika,

serta kelebihan dan kelemahan Cooperative Learning serta solusi untuk mengatasi

kelemahan dalam Cooperative Learning. Cooperative Learning merupakan

strategi pembelajaran yang menitikberatkan pada pengelompokan siswa dengan

tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil

(Saptono, 2003:32).

Metode penulisan dalam karya tulis ini dilakukan melalui beberapa langkah mulai

dari menemukan dan mengidentifikasikan masalah sampai pada merumuskan

alternatif pemecahan masalah.

Cooperative Learning pada intinya memuat suatu model pembelajaran yang tidak

hanya membantu siswa belajar akademik dan keterampilan semata, namun juga

melatih siswa untuk mencapai tujuan hubungan sosial manusia. Berkenaan dengan

kegiatan siswa dalam pembelajaran matematika, cooperative learning

membutuhkan peran aktif baik guru maupun siswa.

Kata Kunci:

Cooperative Learning, motivasi belajar, pembelajaran matematika

Page 7: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang

cepat di luar pendidikan menjadi tantangan-tantangan yang harus dijawab oleh

dunia pendidikan. Jika praktik-praktik pengajaran dan pendidikan di Indonesia

tidak dirubah, bangsa Indonesia akan ketinggalan oleh negara-negara lain.

Pada abad 21 ini, praktik-praktik pembelajaran dan pendidikan di sekolah-

sekolah perlu diperbaharui. Peranan dunia pendidikan dalam mempersiapkan

anak didik agar optimal dalam kehidupan bermasyarakat, maka proses dan

model pembelajaran perlu terus diperbaharui.

Upaya pembaharuan proses tersebut, terletak pada tanggung jawab guru,

bagaimana pembelajaran yang disampaikan dapat dipahami oleh anak didik

secara benar. Dengan demikian, proses pembelajaran ditentukan sampai

sejauh guru dapat menggunakan metode dan model pembelajaran dengan baik.

Model pembelajaran itu banyak macamnya, setiap model pembelajaran sangat

ditentukan oleh tujuan pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengelola

proses pengajaran.

Matematika sebagai suatu pertanda perkembangan intelegensi manusia,

matematika juga merupakan salah satu cara mengembangkan cara berpikir

oleh karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-

hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Sehingga matematika perlu

dibekalkan pada peserta didik sejak usia dini.

Namun mutu pendidikan Indonesia, terutama dalam mata pelajaran

matematika, masih rendah. Data UNESCO menunjukkan, peringkat

matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini,

Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah.

Hasil tes Trends in International Mathematics and Sciences Study

(TIMSS) tahun 2003 menunjukkan bahwa kemampuan matematika anak

Page 8: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

kelas dua sekolah menengah pertama (SMP) di Indonesia berada di peringkat

ke-35 dari 46 negara.

Sedangkan hasil penelitian TIMMS yang dilakukan oleh Frederick K. S.

Leung pada tahun 2003, jumlah jam pengajaran matematika di Indonesia jauh

lebih banyak dibandingkan Malaysia dan Singapura. Dalam satu tahun, siswa

kelas 8 di Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran matematika.

Sementara di Malaysia hanya mendapat 120 jam dan Singapura 112 jam.

Namun, hasil penelitian yang dipublikasikan di Jakarta pada 21 Desember

2006 itu menyebutkan, prestasi Indonesia berada jauh di bawah kedua negara

tersebut. Prestasi matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata

411. Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400= rendah,

475 = menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tingkat lanjut). Waktu yang

dihabiskan siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan prestasi yang

diraih. Hal ini terjadi karena ada sesuatu dengan metode pengajaran

matematika di negara ini.

Dari data-data di atas sudah saatnya guru matematika membuka

paradigma baru dalam pola pengajaran matematika di kelas. Dimana

matematika yang selama ini dianggap sebagai mata pelajaran yang

membosankan dan menakutkan berubah menjadi sesuatu yang menyenangkan

dan mengasyikkan. Kegiatan pembelajaran matematika dilakukan dengan

mengaitkan antara pengembangan diri dengan proses pembelajaran dikelas

melalui pengalaman-pengalaman belajar yang inovatif, menantang dan

menyenangkan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi kepentingan

untuk mengkolaborasikan pengembangan diri di dalam proses pembelajaran

adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Ide penting

dalam pembelajaran kooperatif adalah membelajarkan kepada siswa

keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting bagi

siswa, karena pada dunia kerja sebagian besar dilakukan secara kelompok.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

yaitu siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen dan dikelompokkan

Page 9: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Jadi dalam setiap kelompok

terdapat peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Dalam

menyelesaikan tugas, anggota saling bekerja sama dan membantu untuk

memahami bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman

belum menguasai bahan pembelajaran.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran

matematika akan mengaktifkan siswa serta menyadarkan siswa bahwa

matematika tidak selalu membosankan. Guru hanya sebagai fasilitator untuk

membentuk dan mengembangkan pengetahuan itu sendiri, bukan untuk

memindahkan pengetahuan. Melalui pembelajaran kooperatif siswa

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan motivasi dalam

belajar matematika.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, hal-hal yang akan dibahas pada karya

tulis ini adalah

1. Mengapa Cooperative Learning perlu dilaksanakan dalam mata pelajaran

matematika?

2. Bagaimana pelaksanaan Cooperative Learning dalam mata pelajaran

matematika?

3. Apa kelebihan dan kelemahan Cooperative Learning dalam mata pelajaran

matematika?

C. Tujuan Penulisan

Dari permasalahan-permasalahan diatas, maka tujuan penulisan karya

tulis ini adalah

1. Untuk menjelaskan pentingnya Cooperative Learning dalam mata

pelajaran matematika.

2. Untuk menjelaskan mengenai pelaksanaan Cooperative Learning dalam

mata pelajaran matematika.

Page 10: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

3. Untuk menjelaskan kelebihan dan kekurangan Cooperative Learning

dalam mata pelajaran matematika.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

a. Bagi siswa

karya tulis ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan

motivasi siswa dalam belajar, meningkatkan keaktivan siswa,

mengembangkan jiwa kerja sama saling menguntungkan, menghargai satu

sama lain, membangun kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah-

masalah matematika serta sebagai metode yang dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

b. Bagi penulis

Karya tulis ini dapat digunakan untuk Menambah pengetahuan dan

pengalaman.

c. Bagi guru

Karya tulis ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

melakukan pembelajaran dikelas.

Page 11: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Cooperative Learning

1. Pengertian Cooperative Learning

Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang

menitikberatkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan

akademik yang berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil (Saptono,

2003:32). Kepada siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar

dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti menjelaskan

kepada teman sekelompoknya, menghargai pendapat teman, berdiskusi

dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih lemah, dan

sebagainya.

Agar terlaksana dengan baik strategi ini dilengkapi dengan LKS

yang berisi tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan siswa. Selama

bekerja dalam kelompok, setiap anggota kelompok berkesempatan untuk

mengemukakan pendapatnya dan memberikan respon terhadap pendapat

temannya. Setelah menyelesaikan tugas kelompok, masing-masing

menyajikan hasil pekerjaannya didepan kelas untuk didiskusikan dengan

seluruh siswa.

2. Unsur-unsur dan Ciri-ciri Cooperative Learning

Menurut Lundgren (Sukarmin, 2002:2), Unsur-unsur dasar yang

perlu ditanamkan pada diri siswa agar cooperative learning lebih efektif

adalah sebagai berikut :

a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau

berenang bersama”

b. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam

kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri, dalam

mempelajari materi yang dihadapi.

Page 12: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki

tujuan yang sama.

d. Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama

besarnya diantara anggota kelompok.

e. Para siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan

ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerja sama selama belajar.

g. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual

materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Sementara itu, menurut Nur (2001: 3) pembelajaran yang

menggunakan model cooperative learning pada umumnya memiliki cirri-

ciri sebagai berikut :

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif umtuk menuntaskan

materi belajarnya.

b. Kelompok dibentukdari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah.

c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, bangsa, suku,

dan jenis kelamin yang berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

3. Model Cooperative Learning

Berikut ini model pembelajaran yang dapat mewakili model-model

cooperative learning :

a. Student teams achievement division (STAD)

Langkah-langkah:

1) Membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang.

2) Guru menyajikan materi pelajaran.

3) Guru memberi tugas untuk dikerjakan, anggota kelompok yang

mengetahui jawabannya memberikan penjelasan kepada anggota

kelompok.

Page 13: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

4) Guru memberikan pertanyaan/kuis dan siswa menjawab

pertanyaan/kuis dengan tidak saling membantu.

5) Pembahasan kuis

6) Kesimpulan

b. Jigsaw (model tim ahli)

Langkah-langkah:

1) Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang

2) Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda

3) Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama

membentuk kelompok baru (kelompok ahli)

4) Setelah kelomppok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali

kekelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok

tentang subbab yang mereka kuasai

5) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

6) Pembahasan

7) Penutup

c. Group investivigation go a round

Langkah-langkah:

1) Membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari ± 5 siswa

2) Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis

3) Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab

pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam dalam

kurun waktu yang disepakati.

d. Think pair and share

Langkah-langkah:

1) Guru menyampaikan inti materi

2) Siswa berdiskusi dengan teman sebelahnya tentang

materi/permasalahan yang disampaikan guru

3) Guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil

diskusinya

Page 14: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

4) Atas dasar hasil diskusi, guru mengarahkan pembicaraan pada

materi/permasalahan yang belum diungkap siswa

5) kesimpulan

e. Make a match (membuat pasangan)

Langkah-langkah:

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik

yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan

sisi sebaliknya berupa kartu jawaban)

2) Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal

dari kartu yang dipegang.

3) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan

kartunya (kartu soal/kartu jawaban)

4) Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin

5) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya

6) Kesimpulan.

B. Motivasi Belajar

Salah satu aspek psikologis yang ada pada diri seseorang adalah

motivasi. Menurut Egsenck (Slameto, 2003:170) motivasi merupakan suatu

proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsisten, serta arah

umum dari tingkah laku manusia. Seseorang termotivasi atau terdorong untuk

melakukan sesuatu karena adanya tujuan atau kebutuhan yang hendak dicapai.

Tujuan atau kebutuhan tersebut akan mengarahkan perilaku seseorang.

Begitu pula perilaku seseorang dalam kegiatan belajar mengajar juga

memerlukan motivasi untuk belajar. Menurut Sardiman (1987), motivasi

belajar ada 2 yaitu:

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif atau berfungsinya

tidak perlu ada perangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu

Page 15: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, tingkah

laku yang dilakukan seseorang disebabkan oleh kemauan sendiri bukan

dorongan dari luar.

b. Motivasi Ekstrinsik.

Motivasi ekstrinsik merupakan motif yang aktif dan berfungsi karena

adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Tujuan yang diinginkan dari

tingkah laku yang digerakkan oleh motivasi ekstrinsik terletak diluar

tingkah laku tersebut.

Penguatan motivasi-motivasi belajar tersebut berada ditangan para guru

pendidik dan anggota masyarakat yang lain. Guru sebagai pendidik bertugas

memperkuat motivasi belajar selama minimum 9 tahun pada usia wajib

belajar. Orang tua bertugas memperkuat motivasi belajar sepanjang hayat.

Ulama sebagai pendidik juga bertugas memperkuat motivasi belajar sepanjang

hayat.

Menurut Dimyati & Mudjiono (1994:89), unsur-unsur yang

mempengaruhi motivasi belajar adalah:

a. Cita-cita atau aspirasi siswa

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan

mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan

dikemudian hari cita-cita dalam kehidupan. Dari segi emansipasi

kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan

semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau

juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan

kemudian kemauan menjadi cita-cita.

b. Kemampuan siswa

Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau

kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak

untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

c. Kondisi siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani sangat

mempengaruhi motivasi belajar.

Page 16: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

d. Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,

pergaulan sebaya, kehidupan kemasyarakatan. Dengan kondisi lingkungan

tersebut yang aman, tentram, tertib dan indah maka semangat dan motivasi

belajar mudah diperkuat.

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang

mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan

teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.

f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari dengan

puluhan atau ratusan siswa. Sebagai pendidik, guru dapat memilil dan

memilah yang baik. Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik

tersebut sudah merupakan upaya membelajarkan dan memotivasi siswa.

Adapun upaya untuk meningkatkan motivasi belajar menurut Dimyati &

Mudjiono (1994:89) yaitu:

a. Optimalisasi penerapan prinsip belajar

Kehadiran siswa di kelas merupakan awal dari motivasi belajar. Untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa merupakan bimbingan tindak

pembelajaran bagi guru. Dalam upaya pembelajaran, guru harus

berhadapan dengan siswa dan menguasai seluk beluk bahan yang

diajarakan kepada siswa. Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa

prinsip pembelajaran. Beberapa prinsip pembelajaran tersebut antara lain

sebagai berikut:

1. Belajar menjadi bermakna jika siswa memahami tujuan belajar, oleh

karena itu guru harus menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis.

2. Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahana

masalah yang menantangnya, oleh karena itu peletakan urutan masalah

yang menantang harus disusun guru dengan baik.

3. Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala

kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu oleh karena

Page 17: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

itu guru sebaiknya membuat pembelajaran dalam pengajaran unit atau

proyek.

4. Kebutuhan bahan belajar siswa semakin bertambah, oleh karena itu guru

perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai paling

menantang.

5. Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan

faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari, oleh karena itu

guru perlu memberi tahukan kriteria keberhasilan atau kegagalan

belajar.

b. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran

Unsur-unsur yang ada di lingkungan maupun dalam diri siswa ada

yang mendorong dan ada yang menghambat kegiatan belajar. Oleh karena

itu guru yang lebih memahami keterbatasan waktu bagi siswa dapat

mengupayakan optimalisasi unsur-unsur dinamis tersebut dengan jalan :

1. Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkap hambatan belajar

yang dialaminya.

2. Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga

terwujud tindak belajar.

3. Meminta kesempatan pada orang tua atau wali, agar memberi

kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.

4. Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.

5. Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira

terpusat pada perilaku belajar.

6. Guru merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri.

c. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa

Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan

siswa dalam mengelola siswa belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan

pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai berikut : (1) Siswa

ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya dan bertanya kepada guru apa

yang mereka tidak mengerti. (2) Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi

siswa. (3) Guru memecahkan hal-hal yang sukar. (4) Guru mengajarkan

Page 18: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

cara memecahkan kesukaran tersebut dan mendidik kebenaran mengatasi

kesukaran. (5) Guru mengajak siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.

(6) Guru memberi kesempatan siswa untuk menjadi tutor sebaya. (7) Guru

memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran

belajarnya sendiri. (8) Guru menghargai pengalaman dan kemampuan

siswa agar belajar secara mandiri.

d. Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar

Pengembangan cita-cita belajar dilakukan sejak siswa masuk

sekolah dasar. Pengembangan cita-cita tersebut ditempuh dengan jalan

membuat kegiatan belajar sesuatu. Penguat berupa hadiah diberikan pada

setiap siswa yang berhasil. Sebaliknya dorongan keberanian untuk

memiliki cita-cita diberikan kepada siswa yang berasal dari semua lapisan

masyarakat.

C. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap

kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik (siswa) yang

beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara

siswa dengan siswa.

Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang matematika. Akibatnya,

ada banyak definisi tentang matematika. Diantaranya adalah H.W Flower

(Suyitno,2004:51) yang mendefinisikan bahwa mathematics is the abstract

science of space and number.

Menurut R. Soedjadi dan Masriyah (Suyitno, 2004:52) meskipun

terdapat berbagai definisi matematika yang tampak berlainan, tetapi dapat

ditarik ciri-ciri yang sama yakni: (1).matematika mempunyai obyek kajian

yang abstrak, (2) matematika mendasarkan diri pada kesepakatan-kesepakatan,

(3) matematika sepenuhnya menggunakan pola pikir deduktif, dan (4)

matematika dijiwai dengan kebenaran konsistensi.

Dengan demikian pembelajaran matematika adalah suatu proses atau

kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika

Page 19: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

kepada siswanya yang didalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan

iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi,minat, bakat, dan

kebutuhan siswa tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi

optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam

mempelajari matematika tersebut (Suyitno, 2004:2).

Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di pendidikan

dasar dan menengah. Matematika sekolah tersebut terdiri atas bagian-bagian

matematika yang dipilih guna :

1. Menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan

2. Membentuk pribadi siswa

3. Berpandu pada perkembangan IPTEK

Menurut Suyitno (2004:52), obyek matematika ada 2, yaitu :

1. Objek langsung matematika adalah sebagai berikut:

a. Fakta, yakni konvensi-konvensi sembarang dalam matematika.

Contohnya: 2, ∈ , dsb. Juga kalimat seperti 2+3=5

b. Konsep, adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan

klasifikasi atau penggolongan. Contoh: konsep ”segitiga” misalnya,

adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan

apakah suatu bangun geometri, datar, termasuk segitiga atau tidak.

c. Prinsip, adalah pola huungan fungsional diantara konsep-konsep. Salah

satu wujud prinsip adalah teorema.

d. Skil, adalah keterampilan mental untuk menjalankan prosedur atau

algoritma guna menyelesaikan suatu masalah matematika.

2. Obyek tidak langsung matematika ada 7 macam yaitu: (a) bukti teorema,

(b) pemecahan masalah, (c) transfer belajar, (d) pengembangan intelektual,

(e) kerja individu, (f) kerja kelompok, dan (g) sikap positif.

Page 20: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

BAB III

METODE PENULISAN

Pada penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan kajian pustaka dan

kajian pemikiran yang penulis lakukan. Sumbernya diperoleh dari berbagai

literature yang mendukung, artikel-artikel yang relevan dan dilengkapi dengan

informasi-informasi dari internet.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penulisan karya tulis ilmiah ini

adalah sebagai berikut :

1. Menemukan dan mengidentifikasikan masalah

Hasil penelitian TIMMS yang dilakukan oleh Frederick K. S. Leung pada

tahun 2003, jumlah jam pengajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak

dibandingkan Malaysia dan Singapura. Dalam satu tahun, siswa kelas 8 di

Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran matematika. Sementara di

Malaysia hanya mendapat 120 jam dan Singapura 112 jam. Namun, hasil

penelitian yang dipublikasikan di Jakarta pada 21 Desember 2006 itu

menyebutkan, prestasi Indonesia berada jauh di bawah kedua negara tersebut.

Prestasi matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411.

Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400= rendah, 475

= menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tingkat lanjut). Waktu yang dihabiskan

siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan prestasi yang diraih. Hal

ini terjadi karena ada sesuatu dengan metode pengajaran matematika di negara

ini.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mencoba untuk

memperkenalkan cooperative learning yang diterapkan dalam pembelajaran

matematika. Dengan Cooperative learning, motivasi siswa dalam belajar

matematika dapat meningkat, mengingat waktu yang dihabiskan siswa untuk

belajar disekolah lebih banyak.

2. Mencari berbagai literatur yang relevan dengan penulisan karya tulis

Page 21: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

Kegiatan ini dilakukan dengan harapan akan diperoleh suatu pedoman

literatur yang relevan dan terkait dengan pemecahan permasalahan karya tulis

ini.

3. Mengadakan kajian kepustakaan

Didasarkan pada kerangka permasalahan yang penulis kemukakan dalam

karya tulis ini, maka penulis mencoba untuk mengkaji, menganalisa, dan

mengkorelasikan pemikiran penulis, sehingga akan diperoleh suatu kajian dan

analisa secara mendalam terhadap penulisan yang penulis uraikan. Dengan

kajian tersebut penulis diharapkan akan menghasilkan pemecahan masalah

serta analisa yang jelas terhadap permasalahan yang akan dipecahkan.

4. Merumuskan alternatif pemecahan masalah

Langkah ini berupa pengkorelasian solusi yang telah dikembangkan

sebelumnya pada bidang yang berbeda.

5. Menyusun karya tulis

Penulisan karya tulis ini berdasarkan langkah-langkah sebagaimana telah

dikemukakan diatas.

Page 22: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Cooperative Learning

Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pembelajaran

kooperatif lebih banyak meningkatkan belajar dibandingkan dengan

pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif (Nur, 2001: 3).

Peningkatan belajar tidak bergantung pada usia siswa, mata pelajaran,

atau aktivitas belajar. Tugas-tugas belajar yang kompleks seperti pemecahan

masalah, berpikir kritis dan pembelajaran konseptual meningkat secara nyata

pada waktu digunakan strategi-strategi kooperatif. Siswa sering beranggapan

bahwa belajar telah selesai setelah mereka menguasai sejumlah fakta.

Bagaimanapun juga mereka lebih memiliki kemungkinan menggunakan

tingkat berpikir yang lebih tingi selama dan setelah diskusi dalam kooperatif

daripada apabila mereka bekerja secara competitive atau individual. Jadi,

materi yang dipelajari siswa melekat untuk periode waktu yang lebih lama.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa di dalam setting kelas, remaja

belajar lebih banyak dari satu teman ke teman yang lain diantara siswa

daripada guru. Konsekuensinya, pengembangan komunikasi yang efektif

seharusnya tidak ditinggalkan demi kesempatan belajar itu. Metode

pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan siswa untuk

berinteraksi. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang sangat positif

terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya

Tiga tujuan pembelajaran kooperatif (Mulyasa, 2004) yaitu:

1. Hasil akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik. Pembelajaran kooperatif dapat

memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok

atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa

kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi

Page 23: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang mempunyai

orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini , siswa

kelompok atas akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena

memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih

mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat di dalam materi

tertentu.

2. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif

adalah penerimaan yang luas terhadap orang berbeda ras, budaya, kelas

sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan.

3. Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting Ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah

mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi.

Pembelajaran matematika dengan cooperative learning dapat

meningkatkan daya nalar dan daya pikir anak serta dapat mengurangi

kegiatan menghafal. Anak dapat merasakan bahwa berpikir lebih baik dari

pada menghafal sehingga mereka akan lebih termotivasi dalam kegiatan

belajar mengajar matematika. Coopertive learning yang meningkatkan

hubungan kerjasama antar teman memacu anak untuk semakin maju dan

bekerja keras dan hasil dari cooperative learning akan membantu masyarakat

untuk mendapatkan seorang yang bekerja keras dan dapat bekerja sama.

B. PELAKSANAAN COOPERATIVE LEARNING PADA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA

a. Pelaksanaan Cooperative Learning

Tahap pelaksanaan pembelajaran kooperatif menurut Sukarmin (2002:4)

FASE TINGKAH LAKU GURU

Fase 1

Menyampaiakan tujuan dan

Guru menyampaikan semua tujuan

Page 24: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

memotivasi siswa

Fase 2

Menyajikan informasi

Fase 3

Mengorganisasikan siswa ke

dalam kelompok-kelompok

belajar

Fase 4

Membimbing kelompok bekerja

dan belajar

Fase 5

Evaluasi

Fase 6

Memberikan penghargaan

yang ingin dicapai pada pelajaran

tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Guru menyampaikan informasi kepada

siswa dengan jalan demonstrasi atau

lewat bahan bacaan

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana membentuk kelompok

belajar dan membantu setiap kelompok

agar melakukan transisi secara efisien

Guru membimbing kelompok-

kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas mereka

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau

masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya

Guru mencari cara-cara untuk

mneghargai baik upaya maupun hasil

belajar individu dan kelompok.

Menurut Sukarmin (2002: 5) Untuk kelancaran cooperative learning

sebelum melakukan tahapan-tahapan tersebut perlu dilakukan persiapan

sebagai berikut:

1. Persiapan materi

Materi yang akan disajikan dalam cooperative learning dirancang

sedemikian hingga sesuai dengan bentuk pembelajaran yang

diselenggarakan secara kelompok. Sebelum menyajikan materi

Page 25: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

pembelajaran terlebih dahulu dibuat lembar kegiatan yang akan dipelajari

siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif.

2. Pembentukan kelompok kooperatif

Jumlah anggota dalam setiap kelompok kooperatif adalah 4-5 orang.

Kelompok yang dibentuk ini bersifat heterogen secara akademik, yaitu

terdiri dari siswa pandai, sedang dan kurang. Selain mempertimbangkan

kemampuan akademik, perlu juga mempertimbangkan kriteria

heterogenitas lainnya, misalnya jenis kelamin dan latar belakang sosial.

3. Penentuan skor dasar

Selanjutnya diinformasikan skor dasar tiap anggota. Skor dasar berasal

dari skor tes individu pada evaluasi sebelumnya.

Cooperative learning menawarkan Model evaluasi yang berbeda

dimana terdapat nilai individu dan nilai kelompok. Meskipun siswa bekerja

bersama, siswa secara perorangan bertanggung jawab terhadap belajarnya

sendiri. Pemberian nilai kelompok hendaknya tidak dilakukan sampai siswa

merasa enak dengan pembelajaran kooperatif. Diakhir cooperative learning

dilakukan evaluasi dan penghargaan kelompok. Evaluasi dikerjakan secara

individu dalam waktu 45 menit sampai 60 menit. Pada saat evaluasi ini siswa

harus menunjukkan apa yang telah ia pelajari saat bekerja dengan

kelompoknya. Skor yang diperoleh siswa dalam evaluasi selanjutnya diproses

untuk menentukan nilai perkembangan individu yang akan disumbangkan

sebagai skor kelompok.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan bentuk

penghargaan kelompok menurut (Sukarmin, 2002:5) adalah sebagai berikut:

1) Menghitung skor individu dan skor kelompok

Penghitungan skor tes individu ditujukan untuk menentukan nilai

perkembangan individu yang akan disumbangkan sebagai skor kelompok.

Nilai perkembangan individu dihitung berdasarkan selisih pemerolehan

skor tes terdahulu dengan skor tes terakhir. Dengan cara ini setiap anggota

memiliki kesempatan yang sama untuk memberi sumbangan skor

maksimal bagi kelompoknya.

Page 26: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

Tabel nilai perkembangan individu

Skor tes Nilai perkembangan

- lebih dari 10 poin dibawah skor dasar

- 10 poin hingga 1 poin dibawah skor dasar

- Sama dengan skor dasar sampai 10poin

diatasnya

- Lebih dari 10 poin diatas skor dasar

- Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor

dasar).

5

10

20

30

30

2) Memberi penghargaan prestasi kelompok

Skor dihitung berdasarkan rata-rata nilai perkembangan yang

disumbangkan anggota kelompok. Berdasarkan rata-rata nilai

perkembangan yang diperoleh, terdapat tiga tingkat penghargaan yang

diberikan untuk penghargaan kelompok.

Tabel penghargaan kelompok

Nilai rata-rata kelompok penghargaan

5 - 14

15 - 24

25 - 30

Hebat

Sangat hebat

super

b. Penerapan Cooperative Learning pada Matematika

Berikut ini contoh penerapan cooperative learning pada mata

pelajaran matematika :

I. Pokok bahasan : Segiempat (persegi panjang, persegi,

jajargenjang, belah ketupat, layang-layang

dan trapesium)

Pengetahuan dasar :

���� persegi panjang adalah segi empat yang dapat menempati bingkainya

dengan tepat empat cara dan tiap-tiap sudutnya dapat menempati

sudut yang lain secara tepat.

Page 27: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

���� Persegi adalah segiempat yang dapat menempati bingkainya dengan

tepat delapan cara dan tiap-tiap sudutnya dapat memenuhi sudut yang

lain secara tepat.

���� Jajargenjang dibentuk dari gabungan sebuah segitiga dan

bayangannya setelah diputar setengah putaran pada titik tengah salah

satu sisi segitiga.

���� Belah ketupat dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki dan

bayangannya oleh pencerminan terhadap alas segitiga.

���� Layang-layang dibentuk dari gabungan dua segitiga sama kaki yang

alasnya sama panjang dan saling berimpit.

���� Trapesium adalah segiempat yang memiliki tepat sepasang sisi

berhadapan yang sejajar.

II. Kelas/semester/waktu : VII/II/ 6 x 40 menit ( 3 pertemuan )

III. Kompetensi dasar :

���� Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium,

jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.

���� Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

IV. Hasil belajar dan tugas & penilaian

Hasil Belajar Tugas dan Penilaian

Siswa memahami pengertian

persegi panjang, persegi,

trapesium, jajargenjang, belah

ketupat dan layang-layang.

1. Sebutkan pengertian dari

bangun segi empat.

� persegi panjang?

� Persegi?

� Trapesium?

� Jajargenjang?

� Belah ketupat?

� Layang-layang?

Siswa memahami sifat-sifat 2. Gambarlah bangun segi

Page 28: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

persegi panjang, persegi,

trapesium, jajargenjang, belah

ketupat dan laying-layang.

empat, amati bentuknya.

� Sebutkan sifat-sifat segi

empat?

� Sebutkan garis yang

sejajar, garis diagonal dan

garis yang sama panjang

pada bangun segi empat?

� Siswa mampu mengenali

sifat-sifat pada bnagun

segi empat

Siswa mampu menentukan rumus

keliling dan luas bangun segi

empat serta menggunakannya

dalam pemecahan masalah

3. Siswa menyiapkan bentuk

gambar segi empat

� Bagaimana rumus

keliling bangun segi

empat?

� Bagaimana rumus luas

bangun segi empat?

� Siswa menyebutkan

barang yang menyerupai

bentuk segi empat?

� Siswa Menghitung

panjang dan lebar bentuk

segi empat?

� Siswa menghitung

keliling dan luas bentuk

segi empat?

V. Keterampilan yang diharapkan, alat dan bahan, teknik dan prosedur

Keterampilan

yang

Alat dan

bahan Teknik dan prosedur

Page 29: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

diharapkan

Interaksi

Menduga

Memahami

Menghitung

Berkomunikasi

� Penggaris

� Buku

� Pensil

� Penghapus

STAD

1. Membentuk kelompok yang

anggotanya ± 4 orang.

2. Guru menyajikan materi

pelajaran segi empat

3. Guru memberi tugas dengan

LKS untuk dikerjakan,

anggota kelompok yang

mengetahui jawabannya

memberikan penjelasan

kepada anggota kelompok.

4. Guru memberikan

pertanyaan/kuis 1 dan siswa

menjawab pertanyaan/kuis

1dengan tidak saling

membantu.

5. Pembahasan kuis 1

6. Kesimpulan

Berkomunikasi

Memahami

Bertanya

Menyimpulkan

Jigsaw

1. Siswa dikelompokkan

dengan anggota ± 4 orang

2. Tiap orang dalam tim diberi

materi segi empat dan tugas

yang berbeda yang terdapat

dalam LKS

3. Anggota dari tim yang

berbeda dengan penugasan

yang sama membentuk

Page 30: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

kelompok baru (kelompok

ahli)

4. Setelah kelomppok ahli

berdiskusi, tiap anggota

kembali kekelompok asal dan

menjelaskan kepada anggota

kelompok tentang sub bab

yang mereka kuasai

5. Tiap tim ahli

mempresentasikan hasil

diskusi

6. Pembahasan

7. Penutup

VI. Sumber bacaan

Matematika untuk SMP kelas VII( Penerbit: Erlangga,YRAMA

WIDYA)

VII. Pengayaan

Siswa dapat melakukan kegiatan tambahan berikut ini untuk lebih

lanjut memahami bagaimana menghitung keliling dan luas suatu

bangun segi empat.

VIII. Keterampilan yang diharapkan, teknik dan prosedur

Keterampilan yang

diharapkan Teknik dan prosedur

Interaksi

Memahami

Menghitung

Berkomunikasi

Bertanya

Make a match

1. Guru menyiapkan beberapa kartu

yang berisi beberapa

konsep/topik tentang pokok

bahasan bangun segi empat untuk

Page 31: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

Menyimpulkan

sesi review (satu sisi kartu berupa

kartu soal dan sisi sebaliknya

berupa kartu jawaban)

2. Setiap siswa mendapat satu kartu

dan memikirkan jawaban atau

soal dari kartu yang dipegang.

3. Siswa mencari pasangan yang

mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya (kartu soal/kartu

jawaban)

4. Siswa yang dapat mencocokkan

kartunya sebelum batas waktu

diberi poin

5. Setelah satu babak kartu dikocok

lagi agar tiap siswa mendapat

kartu yang berbeda dari

sebelumnya, demikian seterusnya

6. Kesimpulan.

C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN COOPERATIVE

LEARNING

1. Kelebihan cooperative learning yaitu:

a. Meningkatkan harga diri tiap individu

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar.

c. Konflik antar pribadi berkurang

d. Sikap apatis berkurang

e. Pemahaman yang lebih mendalam

f. Retensi atau penyimpanan lebih lama

g. Meningkatkan kebaikan budi,kepekaan dan toleransi.

Page 32: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

h. Cooperative learning dapat mencegah keagresivan dalam sistem

kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa

mengorbankan aspek kognitif.

i. Meningkatkan kemajuan belajar(pencapaian akademik)

j. Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif

k. Menambah motivasi dan percaya diri

l. Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi teman-

teman sekelasnya

m. Mudah diterapkan dan tidak mahal

2. Kelemahan cooperative learning yaitu:

a. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Kondisi seperti

ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran

dilakuakan di luar kelas seperti di laboratorium matematika, aula atau

di tempat yang terbuka.

b. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang

lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain

dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa

minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai.

Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya

menumpang pada hasil jerih payahnya. Hal ini tidak perlu

dikhawatirkan sebab dalam cooperative learning bukan kognitifnya

saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan psikomotoriknya juga

dinilai seperti kerjasama diantara anggota kelompok, keaktifan dalam

kelompok serta sumbangan nilai yang diberikan kepada kelompok.

c. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya

karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan

diri dengan kelompok. Karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena

bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan itu semakin kuat bila

disandingkan dengan orang lain.

Page 33: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

d. Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau

secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan

tersebut. Dalam cooperative learning pembagian tugas rata, setiap

anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah

didapatnya dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara

individu.

Cooperative learning merupakan model pembelajaran yang dapat

memotivasi belajar siswa dimana kekurangan yang mungkin terjadi dapat

diminimalisirkan.

Page 34: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam karya tulis ini adalah:

1. Motivasi merupakan faktor yang ada pada diri individu. Hal ini menjadi

penting untuk mendorong siswa meningkatkan keberhasilan belajar dan

kecakapan menghadapi tantangan hidup. Kadar motivasi belajar siswa

tidak stabil, kadang tinggi, kadang rendah, bahkan suatu ketika motivasi

tersebut hilang dari diri siswa. Oleh karena itu, perlu diterapkan

cooperative learning pada pembelajaran matematika dalam mengupayakan

peningkatan kualitas pendidikan.

2. Pelaksanaan cooperative learning dalam pembelajaran matematika dapat

menggunakan berbagai model serta efektif jika digunakan dalam suatu

periode waktu tertentu.

3. Susana positif yang timbul dari cooperative learning memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mencintai pelajaran dan guru matematika.

Dalam kegiatan-kegiatan yang menyenangkan siswa merasa lebih

termotivasi untuk belajar dan berpikir. Namun tidak menutup

kemungkinan kericuhan didalam kelas akan terjadi.

B. Saran

Saran yang penulis ajukan dalam karya tulis ini adalah:

1. Keberhasilan cooperative learning tergantung dari siswa dan guru

sehingga dibutuhkan guru yang menguasai sistem pengajaran atau

penilaian cooperative learning dan siswa berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

2. Cooperative learning dapat dijadikan alternatif menarik dalam

peningkatan motivasi belajar siswa disekolah.

Page 35: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

3. Cooperative learning dalam pembelajaran matematika membantu siswa

dalam menginterpretasikan secara tepat berbagai ide dan kesimpulan

sehingga pihak sekolah harus dapat memberikan suatu inovasi terbaru

dalam pembelajaran ini.

Page 36: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Tri Chaterina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.

Cunayah, Cucun. 2005. Kompetensi Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VIII.

Bandung: CV. YRAMAWIDYA.

Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning (mempraktikkan cooperative learning

diruang-ruang kelas). Jakarta: Grasindo.

Mudjiono & Dimyati. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud.

Mulyasa, E. 2004. Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA.

Nur, Mohammad. 2001. Pembelajaran Kooperatif dalam Kelas IPA. Surabaya:

UNESA.

Saptono, Sigit. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: UNNES

Sardiman. 1987. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali.

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugijono, M. Cholik Adinawan. 2004. Seribu Pena Matematika SMP. Jakarta :

Erlangga.

Sujono. 1988. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Jakarta:

Depdikbud

Sukarmin. 2002. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: Surabaya.

Suyitno. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang :

_______

______ . 2007. Pedoman PPL Universitas Negeri Semarang. Semarang : UPT

PPL UNNES.

http://www.pikiran- rakyat.com

http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/perdy_karuru.htm

http://learning-with-me.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0412/22/utama/1455421.htm

Page 37: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

Lampiran 1

Kegiatan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat dilihat dalam bagan berikut

ini:

PEMBENTUKAN

KELOMPOK

HETEROGEN

Setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa yang

mempunyai nama kelompok tersendiri, tiap siswa

mempunyai fungsi :

- Siswa 1 menulis dan membaca soal

- Siswa 2 menerjemahkan dan menggali maksud

soal

- Siswa 3 menjawab dan menulis soal

PEMBERIAN

MATERI

PELAJARAN DAN

KEGIATAN

KELOMPOK

PELAKSANAAN

KUIS DAN

Guru memberikan penyajian suatu materi pelajaran

melalui metode ceramah, pengamatan, atau

membahas buku teks, siswa sudah berada pada

kelompoknya.

Jumlah skor masing-masing individu dijumlahkan

dibagi dengan jumlah individu, sehingga didapat rata-

rata nilai, dengan criteria penilaian :

- Kelompok dengan skor rata-rata 15, sebagai

GOOD TEAMS

- Kelompok dengan skor rata-rata 20, sebagai

GREAT TEAMS

- KeLompok dengan skor rata-rata 25, sebagai

SUPER TEAMS

Great Teams dan Super Teams diberika penghargaan

berupa senacam kartu ucapan atau yang lainnya

tergantung kreativitas guru

PEMBERIAN

PENGHARGAAN

KELOMPOK

Sumbangan

skor

kelompok

5

10

20

30

30

Skor test

- lebih dari 10 point dibawah skor

awal

- 10 hingga 1 point dibawah skor

awal

- Skor sampai 10 point diatas skor

awal

- Lebih dari 10 point diatas skor

awal

- Nilai sempurna (tidak

berdasarkan skoe awal)

Page 38: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

Lampiran 2

Model pembelajaran STAD pada sub pokok materi segi empat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Matematika

Satuan Pendidikan : SMP

Kelas/Semester : VII/2

Pokok Bahasan : Segiempat

Sub Pokok Bahasan : Persegi Panjang

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

Mengidentifikasi garis, sudut, dan bangun datar serta dapat

menentukan besaran-besaran yang ada didalamnya.

B. Kompetensi Dasar

Menentukan sifat-sifat dan menghitung besaran-besaran segiempat.

C. Indikator

2. Menjelaskan pengertian persegi panjang menurut sifat-sifatnya.

3. Menjelaskan sifat-sifat persegi panjang ditinjau dari diagonal,

sisi dan sudutnya.

4. Menghitung rumus keliling dan luas persegi panjang.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian persegi panjang menurut sifat-sifatnya.

2. Menjelaskan sifat-sifat persegi panjang ditinjau dari diagonal,

sisi dan sudutnya.

3. Menghitung rumus keliling dan luas persegi panjang.

E. Materi Pembelajaran

Persegi panjang

F. Sarana dan Sumber belajar

Page 39: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

Sarana belajar : Lembar Kerja Siswa(LKS), penggaris, kapur,

balck board.

Sumber belajar : Matematika untuk SMP kelas VII( Penerbit:

Erlangga,YRAMA WIDYA).

G. Metode Pembelajaran

Model pembelajaran : Kooperatif tipe STAD

Metode pembelajaran : Kombinasi ceramah, Tanya jawab, diskusi,

dan pemberian tugas.

H. Proses Belajar Mengajar

1. Pendahuluan

a. Guru mengkondisikan fisik.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c. Guru menjelaskan kepada siswa tentang model

pembelajaran yang akan dilakukan yaitu STAD.

d. Guru menyampaikan motivasi kepada siswa tentang

manfaat mempelajari materi segiempat

e. Guru menyampaikan apersepsi yaitu mengingatkan kembali

tentang garis dan sudut dengan menggunakan metode tanya

jawab.

2. Inti

a. Guru menjelaskan pengertian, sifat-sifat, keliling dan luas

persegi panjang dengan metode tanya jawab.

b. Guru membentuk kelompok dan mengatur tempat duduk

siswa agar setiap anggota kelompok dapat saling bertatap

muka. Setiap kelompok 4 siswa.

c. Guru membagikan LKS. Setiap kelompok diberi 2 LKS

untuk dikerjakan bersama

d. Bila ada kesulitan, sebaiknya siswa bertanya kepada

anggota kelompok yang lain sebelum bertanya kepada guru.

Page 40: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

e. Ketua kelompok harus memastikan bahwa semua anggota

kelompok sudah memahami dan mengerjakn LKS yang

diberikan guru.

f. Guru berkeliling untuk mengawasi kinerja kelompok

g. Guru memberi kunci jawaban LKS agar siswa dapat

memeriksa jawabannya sendiri. Guru tetap sebagai

narasumber atau fasilitator jika diperlukan.

h. Setelah selesai mengerjakan LKS secara tuntas, guru

memberikan kuis yang dikerjakan secara individu dan tidak

boleh bekerja sama.

i. Setelah selesai mengerjakan kuis, guru langsung membahas

bersama siswa untuk melihat hasilnya. Siswa yang

memperoleh nilai tertinggi diberi tepuk tangan.

j. Guru menyuruh siswa untuk kembali ketempat duduk

masing-masing.

3. Penutup

a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah

dipelajari dengan metode tanya jawab.

b. Guru memberikan tugas rumah yang dikerjakan secara

individu.

I. Penilaian

1. Jenis tagihan : Kuis dan LKS

2. Bentuk tes : Uraian

Page 41: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

Lampiran 3

Model pembelajaran JIGSAW pada sub pokok materi barisan bilangan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / II

Standar Kompetensi : Memahami Konsep segiempat dan segitiga

serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,

trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.

2. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan

segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan

masalah.

Indikator :

1. Memahami pengertian persegi panjang, persegi, trapesium,

jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.

2. Memahami sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium,

jajargenjang, belah ketupat dan laying-layang.

3. Menentukan rumus keliling dan luas bangun segitiga dan

segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan

masalah.

Alokasi Waktu : 6 x 40 menit ( 3 pertemuan )

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa

dapat :

1. Memahami pengertian persegi panjang, persegi, trapesium,

jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.

Page 42: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

2. Memahami sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium,

jajargenjang, belah ketupat dan laying-layang.

3. Menentukan rumus keliling dan luas bangun segitiga dan

segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.

B. Materi Pembelajaran

Persegi Panjang, Persegi, dan Jajargenjang.

C. Metode Pembelajaran

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

D. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pendahuluan

a. Guru menyiapkan kondisi fisik kelas.

b. Guru menyiapkan media dan sumber belajar yang akan

digunakan dalam pembelajaran.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

d. Guru menyampaikan motivasi tentang pentingnya materi

segiempat dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kegiatan Inti

a. Penguasaan Materi

1) Guru menyampaikan sekilas tentang materi pembelajaran

yang akan dipelajari sebagai pengetahuan awal siswa.

2) Guru membagi siswa dalam kelompok pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dengan kemampuan yang

heterogen.

3) Guru membagi LKS kepada setiap anggota asal.

4) Guru membimbing dan mengarahkan tiap-tiap kelompok

untuk membagi tugas pada masing-masing anggota

kelompok.

5) Masing-masing anggota kelompok yang mempunyai

tanggung jawab yang sama berkumpul membentuk

kelompok yang baru yang disebut kelompok ahli.

6) Siswa mendiskusikan tugasnya dalam kelompok ahli.

Page 43: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

7) Guru memantau kerja tiap-tiap kelompok ahli dan

memberikan bimbingan.

b. Penularan Materi

1) Siswa kembali ke kelompok asal masing-masing.

2) Tiap anggota kelompok asal saling menularkan,

bertanya, menjelaskan dan menggali informasi dan

pengetahuan tentang materi yang didiskusikan dalam

kelompok ahli kemudian menyatukan semua

pengetahuan yang diperoleh menjadi satu kesatuan

pengetahuan yang baru.

c. Guru membahas LKS bersama siswa.

d. Siswa bersama guru menarik kesimpulan pembelajaran.

e. Guru memberikan kuis yang harus dikerjakan secara

individu oleh siswa.

3. Penutup

a. Dengan bimbingan guru siswa diminta membuat

rangkuman pelajaran.

b. Guru memberikan PR.

E. Alat dan Sumber Belajar

1. Alat Belajar : Model daerah jajargenjang

2. Sumber Belajar :

- LKS

- Matematika untuk SMP Kelas VII

( Penerbit Erlangga )

F. Penilaian

1. Jenis tagihan : Tes

2. Teknik : Kuis dan LKS

3. Bentuk Instrumen : Uraian

Page 44: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

Lampiran 4

1. Sebutkan 4 sifat persegi panjang !

2. Hitunglah luas dan keliling persegi panjang ABCD yang panjangnya 6 cm

dan lebarnya 4 cm !

3. Hitunglah luas persegi panjang jika diketahui keliling 100 m, sedangkan

panjangnya 40 m !

Page 45: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

Lampiran 5

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 1

Kelompok :………..

Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.

SOAL 1. Gambar dibawah ini adalah persegi panjang EFGH

a. Sebutkan 2 buah pasang sisi yang sama panjang ?

b. Sebutkan 2 buah garis yang merupakan diagonal persegi panjang ?

c. Sebutkan 2 buah pasang sisi yang sejajar ?

d. Sebutkan semua sudut siku-siku pada persegi panjang EFGH ?

e. Berapa panjang EF dan HE ?

f. Berapa panjang FH ?

g. Berapa panjang EG?

h. Berapa panjang FO dan HO ?

Penyelesaian:

a. 2 pasang sisi yang sama panjang

……..=……..

……..=……..

b. 2 buah garis yang merupakan diagonal persegi panjang EFGH

……….……..

……….…..

c. 2 pasang sisi yang sejajar

……..//……..

……..//……..

d. Sudut siku-siku

.......

.......

.......

.......

e. EF = ………..cm

H

E

G

6 cm

8cm

F

O

Page 46: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

HE =…………cm

f. Ruas garis FH merupakan diagonal pada persegi panjang EFGH.

Perhatikan FGH∆ . FH merupakan sisi miring dari FGH∆ .

Jelas FH2=……..

2 +……..

2

FH2=……… +……...

FH2=………

FH = ...........

FH =………..cm

g. EG =………...cm

h. FO = cmFH .........2

1=

EO = ……..= ……. cm

2. Berikut ini adalah persegi panjang EFGH

a. EOF∠ =………

b. ..........=∠FOG .

c. ..........=∠EOH

d. Tentukan nilai x ?

Penyelesaian:

a. EOF∠ = .............. =∠0

b. FOG∠ = 1800- HOG∠

= 1800- ………

0

= ……..0

c. EOH∠ = ......∠ =……0

0

0

0

0

......

.....

90

..............90

.....................90

=

=

=

+=

∠+∠=∠

∠−∠=∠

x

x

GEFHEGHEF

HEGHEFGEF

G

F E

H

1200

2x Ox

d

Page 47: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

3. Hitunglah luas dan keliling persegi panjang yang panjangnya 7 cm dan

lebarnya 4 cm!

Penyelesaian:

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

4. ABCD adalah persegi panjang. Luas ABCD = 48 cm2. Hitunglah nilai x

dan keliling ABCD!

Pemyelesaian:

…………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………..

(4 + x)cm

C

B

D

A

3 cm

Page 48: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

Lampiran 6

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Sekolah : Nama siswa :

Hari/Tanggal : Nama kelompok :

Berilah penilaian anda dengan memberi tanda cek(ν) pada kolom yang sesuai!

Skor

No

Aktivitas 1 2 3 4

1. Siswa melakukan kegiatan

matematis(kegiatan yang terkait

dengan pembelajaran

matematika):mengukur, menghitung,

mengamati, mencatat,menggambar

tabel, membuat grafik, melakukan

percobaan, memprediksi, membuat

kesimpulan,generalisasi, dst

2. Siswa berinteraksi satu sama lain

1. saling bertanya

2. saling menjelaskan

3. saling bekerja sama

4. saling berdiskusi

3. Siswa mengembangkan komunikasi

1. memformulasikan

gagasan(tertulis)

2. menyampaikan

gagasan(lisan/tertulis)

3. memberi tanggapan(lisan)

Skor:

1: Banyak siswa yang melakukan aktivitas < 25 %

2: Banyak siswa yang melakukan aktivitas 25% - 50%

3: Banyak siswa yang melakukan aktivitas 51% - 75%

4: Banyaknya siswa yang melakukan aktivitas > 75%

Analisis :

Skor hasil observasi :

Skor seluruhnya :

Presentase aktivitas siswa selama belajar :

Page 49: Cooperative Learning

Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com

BIODATA PENULIS

1. Nama : Wahyu Widyaningsih

NIM : 1102405008

Jabatan : Ketua

Prodi : Teknologi Pendidikan, S1

Alamat kost : Gang jeruk no.09

Motto : Kegagalan adalah awal dari keberhasilan.

2. Nama : Desi Widi Hardini

NIM : 1102405017

Jabatan : Anggota

Prodi : Teknologi Pendidikan, S1

Alamat kost : Salima kos, Gang Nangka

Motto : Berani berbuat berani bertanggungjawab

Ayah adalah cahaya dikala aku redup oleh cobaan hidup.

3. Nama : Ari Suprihatin

NIM : 1102405072

Jabatan : Anggota

Prodi : Teknologi Pendidikan, S1

Alamat kost : Gang jeruk

Motto : Hidup tidak hanya butuh cinta, tapi perjuangan dan logika.