ContohProposalSkripsi
-
Upload
jayadi-haddad -
Category
Documents
-
view
228 -
download
1
Transcript of ContohProposalSkripsi
5/11/2018 ContohProposalSkripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contohproposalskripsi 1/15
SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA
PADA CITRA DIGITAL
(PROPOSAL SKRIPSI)
diajukan oleh
NamaMhs
NIM: XX.YY.ZZZ
Kepada
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
STMIK STIKOM BALIKPAPAN
5/11/2018 ContohProposalSkripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contohproposalskripsi 2/15
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Skripsi dengan judul
SISTEM PENDETEKSI
WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL
yang diajukan oleh
NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ
telah disetujui oleh Jurusan Teknik Informatika STIKOM Balikpapan dengan
dosen pembimbing:
1. …………………………………………………………….
2. …………………………………………………………….
Balikpapan, tanggal……………………
Ketua Jurusan Teknik Informatika
Setyo Nugroho, ST, MKom
5/11/2018 ContohProposalSkripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contohproposalskripsi 3/15
IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSI
WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL
1. LATAR BELAKANG
Dewasa ini teknologi pengenalan wajah semakin banyak diaplikasikan,
antara lain untuk sistem pengenalan biometrik (yang dapat juga dikombinasikan
dengan fitur biometrik yang lain seperti sidik jari dan suara), sistem pencarian dan
pengindeksan pada database citra digital dan database video digital, sistem
keamanan kontrol akses area terbatas, konferensi video, dan interaksi manusia
dengan komputer.
Dalam bidang penelitian pemrosesan wajah ( face processing ),
pendeteksian wajah manusia ( face detection) adalah salah satu tahap awal yang
sangat penting di dalam proses pengenalan wajah ( face recognition). Sistem
pengenalan wajah digunakan untuk membandingkan satu citra wajah masukandengan suatu database wajah dan menghasilkan wajah yang paling cocok dengan
citra tersebut jika ada. Sedangkan autentikasi wajah ( face authentication)digunakan untuk menguji keaslian/kesamaan suatu wajah dengan data wajah yang
telah diinputkan sebelumnya. Bidang penelitian yang juga berkaitan dengan
pemrosesan wajah adalah lokalisasi wajah ( face localization) yaitu pendeteksian
wajah namun dengan asumsi hanya ada satu wajah di dalam citra, penjejakan
wajah ( face tracking ) untuk memperkirakan lokasi suatu wajah dalam video
secara real time, dan pengenalan ekspresi wajah ( facial expression recognition)
untuk mengenali kondisi emosi manusia (Yang, 2002).
Pada kasus tertentu seperti pemotretan untuk pembuatan KTP, SIM,
dan kartu kredit, citra yang didapatkan umumnya hanya berisi satu wajah dan
memiliki latar belakang seragam dan kondisi pencahayaan yang telah diatur
sebelumnya sehingga deteksi wajah dapat dilakukan dengan lebih mudah. Namun
pada kasus lain sering didapatkan citra yang berisi lebih dari satu wajah, memiliki
latar belakang yang bervariasi, kondisi pencahayaan yang tidak tentu, dan ukuran
wajah yang bervariasi di dalam citra. Contohnya adalah citra yang diperoleh di
bandara, terminal, pintu masuk gedung, dan pusat perbelanjaan. Selain itu juga
pada citra yang didapatkan dari foto di media massa atau hasil rekaman video.
Pada kasus tersebut pada umumnya wajah yang ada di dalam citra memiliki
bentuk latar belakang yang sangat bervariasi.
Penelitian ini akan difokuskan pada masalah pendeteksian wajah.Dengan sistem pendeteksi wajah yang akurat, maka proses selanjutnya yaitu
pengenalan wajah dapat dilakukan dengan lebih mudah.
2. PERUMUSAN MASALAH
Masalah deteksi wajah dapat dirumuskan sebagai berikut: dengan
masukan berupa sebuah citra digital sembarang, sistem akan mendeteksi apakah
ada wajah manusia di dalam citra tersebut, dan jika ada maka sistem akan
memberitahu berapa wajah yang ditemukan dan di mana saja lokasi wajah
tersebut di dalam citra. Keluaran dari sistem adalah posisi dari subcitra yang berisi
wajah yang berhasil dideteksi.
1
5/11/2018 ContohProposalSkripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contohproposalskripsi 4/15
3. BATASAN MASALAH
Pada sistem deteksi wajah ini diberikan pembatasan masalah sebagai
berikut:• Citra masukan yang digunakan adalah hitam putih dengan 256
tingkat keabuan ( grayscale).
• Wajah yang akan dideteksi adalah wajah yang menghadap ke
depan (frontal), dalam posisi tegak, dan tidak terhalangi sebagian oleh objek
lain.
• Metode yang dipakai adalah jaringan syaraf tiruan multi-layer
perceptron dengan algoritma pelatihan back-propagation.
4. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian bertujuan untuk membuat suatu desain dan implementasi
sistem deteksi wajah dengan masukan berupa citra digital sembarang. Sistem ini
akan menghasilkan subcitra yang berisi wajah-wajah yang berhasil dideteksi.
5. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai langkah awal
untuk membangun sistem pemrosesan wajah yang menyeluruh, yang bisa
diaplikasikan pada sistem pengenalan wajah atau verifikasi wajah. Program
aplikasi yang dibuat juga dapat dijadikan bahan untuk penelitian lebih lanjut di
bidang yang berkaitan.Dengan penyesuaian tertentu, metode yang digunakan mungkin dapat
juga dimanfaatkan untuk sistem deteksi objek secara umum yang tidak hanya
terbatas pada wajah, misalnya deteksi kendaraan, pejalan kaki, bahan produksi,
dan sebagainya.
Dari hasil penelitian ini juga diharapkan dapat diperoleh pemahaman
yang lebih baik terhadap jaringan syaraf tiruan, dan pengaruh berbagai parameter
yang digunakan terhadap unjuk kerja pengklasifikasi jaringan syaraf tiruan.
6. METODE PENELITIAN
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari langkah-langkah berikut:
• Melakukan studi kepustakaan terhadap berbagai referensi yang
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Topik-topik yang akan dikaji
antara lain meliputi: pengenalan pola, pengolahan citra digital,
pendeteksian objek secara umum, pendeteksian wajah, dan jaringan syaraf
tiruan.
• Menyiapkan training data set yang akan digunakan untuk proses
pembelajaran dari sistem. Data wajah yang digunakan akan melalui
praproses berupa resizing menjadi 20x20 pixel, masking , dan histogram
equalization.
2
5/11/2018 ContohProposalSkripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contohproposalskripsi 5/15
• Merancang sistem pendeteksi wajah dengan jaringan syaraf tiruan,
kemudian membuat program aplikasinya.
• Melakukan pelatihan pada sistem dengan training data set yang
telah disiapkan sebelumnya.
• Melakukan pengujian unjuk kerja sistem. Unjuk kerja pada sistem pendeteksi wajah diukur dengan menghitung detection rate dan false positif rate.
7. JADWAL PENELITIAN
No. Kegiatan
Bulan / tahun
Okt03
Nop03
Des03
Jan04
Feb04
Mar 04
1 Studi Kepustakaan
2 Penulisan Proposal
3 Pengumpulan Data
4 Pembuatan Sistem/Program
5 Pengujian Sistem
6 Penulisan Laporan Akhir
8. DAFTAR PUSTAKA
L. Fausett, 1994, Fundamentals of Neural Networks: Architectures, Algorithms,
and Applications, Prentice-Hall Inc., USA.
R.C. Gonzalez, R.E. Woods, 1992, Digital Image Processing , Addison-Wesley
Publishing Company, USA.
E. Hjelmas, B.K. Low, 2001, “Face Detection: A Survey”, Computer Vision and Image Understanding. 83, pp. 236-274.
H. Rowley, S. Baluja, T. Kanade, 1998, “Neural Network-Based Face Detection”,
IEEE Trans. Pattern Analysis and Machine Intelligence, vol. 20, no. 1.
M.H. Yang, D. Kriegman, N. Ahuja, 2002, “Detecting Faces in Images: A
Survey”, IEEE Trans. Pattern Analysis and Machine Intelligence, vol. 24,
no. 1.
3
5/11/2018 ContohProposalSkripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contohproposalskripsi 6/15
Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
Tinjauan Pemisah Arah Permanenterhadap Arus Lalu Lintas di JalanS.Parman Banjarmasin
Dengan semakin majunya perkembangan pembangunan saat ini, kebutuhan akan
penggunaan jalan amatlah penting. Baik untuk masyarakat yang berada di
perkotaan maupun di pedesaan, terlebih dalam pemenuhan perekonomian
masyarakat itu sendiri yang nantinya diharapkan dapat menciptakan keselarasan
dan kesejahteraan masyarakat sehingga negara kita dapat maju dan dapat
tercapainya tujuan pembangunan itu sendiri. Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
Seperti diketahui bahwa sekarang ini banyak sekali alat transportasi yang dapat
digunakan, namun alat transportasi daratlah yang banyak dan sering digunakanoleh pemakainya. Sekarang ini pengaturan lalu lintas tidak hanya terbatas pada
arus lalu lintas saja, tetapi juga dirasakan perlu diketahui hubungan dan akibat
dari adanya fasilitas-fasilitas transportasi pada keadaan lingkungan sekitarmya,
sehingga akan sesuai dengan apa yang diingini. Menajemen lalu lintas harus
dilihat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari teknik transportasi dimana
jaringan jalan raya merupakan suatu bagian dari system transportasi secara
keseluruhan. Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
Untuk memenuhi hal-hal tersebut, setiap pihak- pihak yang berkaitan sangatlah
dituntut kerjasamanya yang baik. Pemerintah telah merencanakan danmeningkatkan prasarana jalan yang sudah ada sedangkan pemakai jalan dituntut
untuk menjaga dan memelihara jalan tersebut agar tingkat pelayanan dapat
terpenuhi. Selain hal diatas perlu juga fasilitas penunjang, antara lain rambu-
rambu lalu lintas, pemisah arah dsb.Pemisah arah (Median) merupakan salah satu
fasilitas yang juga berpengaruh pada karakteristik arus lalu lintas. Penempatan
median bertujuan untuk memisahkan arus dalam lalu lintas yang berlawanan,
sehingga efektifitas jalan dapat ditingkatkan. Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
1.1 LATAR BELAKANG Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena dengan
jalanlah maka daerah yang satu dapat berhubungan dengan daerah yang lainnya.
Untuk menjamin agar jalan dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang
diharapkan maka selalu diusahakan peningkatan-penigkatan jalan itu. Dengan
bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, hal ini menyebabkan meningkatnya
jumlah arus lalu lintas dengan kemampuan jalan yang terbatas. Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
Keadaan jalan yang macet bukanlah hal yang baru dialami di Kota-kota besar
khususnya di Indonesia. Hal ini diutamakan karena bertambahnya keinginan
masyarakat untuk menggunakan kendaraan-kendaraan bermotor pribadi untuk
4
5/11/2018 ContohProposalSkripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contohproposalskripsi 7/15
memenuhi aktivitas kehidupannya tanpa melihat jauh dampak yang ditimbulkan.
Dengan selalu bertambahnya pengguna jalan, terutama pada jam-jam tertentu
sehigga menuntut adanya peningkatan kualitas dan kuantitas suatu jalan, untuk
itulah perlu adanya penelitian mengenai kapasitas jalan yang ada sehingga dapat
dievaluasi dan dianalisa untuk mengantisipasi perkembangan jumlah kendaraandan perkembangan penduduk khususnya di kota Banjarmasin. Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
Jalan S.Parman yang ada dikota Banjarmasin merupakan jalan yang cukup vital
dengan tipe jalan 4 lajur 2 arah, dimana ada sebagian jalan yang menggunakan
pemisah jalan permanen dan ada pula yang tidak menggunakan pemisah jalan.
Dengan kondisi jalan yang termasuk kawasan pemukiman, pertokoan, sekolahan,
rumah sakit, tempat ibadah, dan sebagainya menyebabkan lalu lintas jalan tersebut
mengalami perkembangan sesuai dengan keadaan sekitar jalan tersebut. Contoh
Proposal Skripsi Teknik Sipil
Untuk itulah perlu adanya diadakan tinjauan terhadap system lalu lintas yang ada
dengan dibuatnya pemisah arah jalan. Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
Adapun penelitian yang kami lakukan mempunyai maksud untuk meninjau
kapasitas pada jalan S.Parman, Mulai dari depan jalan Rumah Sakit Islam hingga
Sekolah Madrasyah (Arah luar Kota) sepanjang ± 300 meter setelah adanya
pemisah arah permanen. Disamping itu dapat diketahui rasio lalu lintas dan
derajat kejenuhan terhadap kapasitas jalan yang ada. Contoh Proposal SkripsiTeknik Sipil
Melalui ini pula hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Berupa informasi tentang kapasitas jalan. Dari hasil penelitian tersebut akan dapat
diketahui permasalahan yang ada dan mencari alternatif pemecahan masalah yang
dihadapi. Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
Dari hasil penelitian ini juga diharapkan nantinya dapat memberikan informasi
dalam perencanaan transportasi kota pada umumnya dan khususnya perencanaan
jalan dalam pusat kota, sehingga dapat diterapkan dalam usaha memaksimalkan
jalan yang ada. Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
Selain itu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
bermanfaat bagi pihak yang terkait dalam merencanakan transportasi kota.Contoh
Proposal Skripsi Teknik Sipil
1.3 PEMBATASAN MASALAH Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
Daerah atau lokasi yang dijadikan objek penelitian yaitu pada jalan S. Parman
Banjarmasin. Untuk mengetahui apakah pemisah arah yang ada dijalan itu sangat
berpengaruh terhadap kinerja jalan atau tidak maka perlu adanya peninjauan
terhadap median jalan yang sudah ada. Adapun penelitian ini berdasarkan pada
5
5/11/2018 ContohProposalSkripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contohproposalskripsi 8/15
ketentuan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, dimana
diperlukan data-data pendukung yang didapat melalui survey seperti volume lalu
lintas, hambatan samping, geometrik jalan. Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
Pada pelaksanaan survey yang berhubungan dengan pengumpulan data-datadigunakan beberapa asumsi yaitu : Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
1. Daerah Pengamatan dalam menghitung jumlah volume lalu lintas dan
hambatan samping yaitu ± 300 meter.
2. Untuk survey lalu lintas dan hambatan samping diambil pada jam-jam
yang mewakili,dimana dianggap pada jam tersebut kuantitas arus lalu
lintas dari jalan tersebut meningkat (jam puncak), yaitu :
1. Pagi, antara pukul 07.00 – 09.00 WITA, saat orang memulai
aktivitas pekerjaan
2. Siang, antara pukul 12.00 – 14.00 WITA, Saat orang istirahat
makan siang3. Sore, antara pukul 16.00 – 18.00 WITA, saat orang selesai dari
aktivitas pekerjaan dan pulang kerumah.
4. Volume lalu lintas rata-rata hasil survey selama satu minggu
dimana nanti diharapkan dapat diketahui asumsi hari tersibuk dan
jam tersibuk.
5. Untuk volume lalu lintas di sepanjang segmen jalan yang diamati
adalah sama.
6. Untuk survey pengukuran lebar jalur efektif dan lebar jalan
efektif dianggap sama rata
7. Kinerja yang dihitung hanya pada sampai derajat kejenuhan
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
Adapun dalam penulisan tugas akhir ini kami dasarkan pada aturan yang telah
ditetapkan oleh panitia tugas akhir tahun 2004 Politeknik Negeri Banjarmasin,
dimana isi kami dapat dari hasil pengamatan kami di lapangan dan pula dari
literatur-literatur yang ada. Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
Isi dari penulisan Tugas Akhir ini dimulai dari :
Bab I, bagian-bagiannya yaitu terdiri dari, Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat,Pembatasan Masalah, Sistematika Penulisan. Contoh Proposal Skripsi Teknik
Sipil
Pada Bab II diuraikan tentang landasan teori, maksudnya yatu hal-hal teori yang
ada hubungannya dengan apa yang akan dibahas dalam tugas akhir ini.
Pada Bab III berisikan tentang Metodologi penelitian atau perencanaan. Pada bab
ini dijelaskan tentang langkah-langkah dalam melakukan penelitian/perencanaan
dan proses penjelasan dalam melakukan penelitian/perencanaan. Contoh Proposal
Skripsi Teknik Sipil
6
5/11/2018 ContohProposalSkripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contohproposalskripsi 9/15
Bab IV merupakan Pembahasan dari tugas akhir ini, dimana teori dan rumusan
yang ada pada bab sebelumnya digunakan untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan.
Bab V berisikan kesimpulan dan saran, artinya setelah penulis melakukan penelitian terhadap ruas jalan yang diamati maka dapat ditarik suatu kesimpulan
dan dapat memberikan suatu solusi. Contoh Proposal Skripsi Teknik Sipil
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahJalan merupakan salah satu sarana dan prasarana perhubungan yang sangat
penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat (Silvia Sukirman, 1999) .
Pada kenyataannya sarana jalan sangat menunjang laju perkembangan di berbagai
sektor kehidupan manusia diantaranya sektor perekonomian, pendidikan, politik,
dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan nasional demi
tercapainya pembangunan nasional yang adil dan merata.
Saat ini perkembangan transportasi terutama
untuk mobilitas penduduk dan kendaraan sudah semakin meningkat. Oleh karena
itu, diperlukan suatu prasarana jalan yang memadai untuk menghubungkan suatu
daerah dengan daerah yang lain. Untuk membuat suatu jalan yang baik diperlukan
perencanaan perkerasan jalan, yaitu lapisan perkerasan yang terdiri atas batu
pecah sebagai agregat kasar dan semen sebagai bahan pengikatnya.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan
mendistribusikan beban ke bidang tanah dasar yang cukup luas sehingga bagian
terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal
ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari
tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.
Yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung
beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan
beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan daritanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas
struktural perkerasannya.
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa
pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali
terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah
dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan
konstruksi
Dasar penawaran yang diajukan oleh kontraktor adalah gambar dan spesifikasi
pekerjaan yang diberikan. Namun tidak semua pelaku konstruksi memahami hal
tersebut.
Pengukuran kuantitas/volume pekerjaan konstruksi (quantities take off)
7
5/11/2018 ContohProposalSkripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contohproposalskripsi 10/15
merupakan suatu proses pengukuran/perhitungan terhadap kuantitas item-item
pekerjaan berdasarkan pada gambar atau aktualisasi pekerjaan di lapangan. Hal ini
dilakukan sebagai langkah awal dalam menyusun harga penawaran ataupun
penghitungan pembayaran atas pekerjaan yang telah dikerjakan (Wahyudi P.
Utama, Martalius Peli dan Dwifitra Y. Jumas, 2008 ).Dari penjelasan latar belakang di atas maka penulis mengambil judul:
KONTROL KUANTITAS RUAS JALAN PACERAKKANG DAYA’ KOTA
MAKASSAR.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana cara pengukuran kuantitas/volume pekerjaan konstruksi yang benar ?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
Mengetahui cara-cara pengukuran kuantitas/volume pekerjaan dari suatukonstruksi.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu setelah melakukan
pengukuran kuantitas/volume pekerjaan pada suatu konstruksi secara benar maka
kita dapat mengetahui syarat teknis dan kegunaan dari konstruksi jalan tersebut
dan apa saja yang menjadi penyebab mengapa perlu di adakan pengukuran setelah
konstruksi terlaksana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kuantitas
Persyaratan Teknis Jalan
Berdasarkan peraturan pemerintah no 34 tahun 2006 terdapat pada:
Pasal 12
Persyaratan teknis jalan meliputi kecepatan rencana, lebar badan jalan, kapasitas,
jalan masuk, persimpangan sebidang, bangunan pelengkap, perlengkapan jalan,
penggunaan jalan sesuai dengan fungsinya, dan tidak terputus.
Persyaratan teknis jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhiketentuan keamanan, keselamatan, dan lingkungan.
Pasal 13
Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60
(enam puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 11
(sebelas) meter.
Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas
rata-rata.
Pada jalan arteri primer lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas
ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal.
Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi sedemikian rupa sehingga
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) harus tetap
8
5/11/2018 ContohProposalSkripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contohproposalskripsi 11/15
terpenuhi
Persimpangan sebidang pada jalan arteri primer dengan pengaturan tertentu harus
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3).
Jalan arteri primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan
pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.Pasal 14
Jalan kolektor primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40
(empat puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 9
(sembilan) meter.
Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu
lintas rata-rata.
Jumlah jalan masuk dibatasi dan direncanakan sehingga ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) masih tetap terpenuhi.
Persimpangan sebidang pada jalan kolektor primer dengan pengaturan tertentu
harus tetap memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3).Jalan kolektor primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan
pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.
Pasal 15
Jalan lokal primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 (dua
puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 7,5 (tujuh koma
lima) meter.
Jalan lokal primer yang memasuki kawasan perdesaan tidak boleh terputus.
Pasal 16
Jalan lingkungan primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 15
(lima belas) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 6,5 (enam
koma lima) meter.
Persyaratan teknis jalan lingkungan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda tiga atau lebih.
Jalan lingkungan primer yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor
beroda tiga atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan paling sedikit 3,5 (tiga
koma lima) meter.
Pasal 17
Jalan arteri sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 30
(tiga puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 11 (sebelas)
meter.Jalan arteri sekunder mempunyai kapasitas yang lebih besar daripada volume lalu
lintas rata-rata.
Pada jalan arteri sekunder lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas
lambat.
Persimpangan sebidang pada jalan arteri sekunder dengan pengaturan tertentu
harus dapat memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2).
Pasal 18
Jalan kolektor sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20
(dua puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 9
(sembilan) meter.
9
5/11/2018 ContohProposalSkripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contohproposalskripsi 12/15
Jalan kolektor sekunder mempunyai kapasitas yang lebih besar daripada volume
lalu lintas rata-rata.
Pada jalan kolektor sekunder lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu
lintas lambat .
Persimpangan sebidang pada jalan kolektor sekunder dengan pengaturan tertentuharus memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).
Pasal 19
Jalan lokal sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10
(sepuluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 7,5 (tujuh
koma lima) meter.
Pasal 20
Jalan lingkungan sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah
10 (sepuluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 6,5 (enamkoma lima) meter.
Persyaratan teknis jalan lingkungan sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda 3 (tiga) atau lebih.
Jalan lingkungan sekunder yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor
beroda 3 (tiga) atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan paling sedikit 3,5
(tiga koma lima) meter.
Lebar Lajur Lalu Lintas
Menurut Silvia Sukirman (1999) lebar lajur lalu lintas merupakan bagian yang
paling menentukan lebar melintang jalan secara keseluruhan, lebar kendaraan
penumpang umumnya bervariasi antara 1,50 m – 1,75 m. Bina marga mengambil
lebar kendaraan rencana untuk mobil penumpang adalah 1,70 m, dan 2,50 m
untuk kendaraan rencana truck/bus/semitrailer. Lebar lajur lalu lintas merupakan
lebar kendaraan ditambah dengan ruang bebas antara kendaraan yang besarnya
sangat ditentukan oleh keamanan dan kenyamanan yang diharapkan.
Pada jalan lokal (kecepatan rendah) lebar jalan minimum 5,50 m (2 x 2,75 m)
cukup memadai untuk jalan 2lajur 2 arah. Dengan pertimbangan biaya yang
tersedia, lebar 5 m pun masih diperkenankan, jalan arteri yang direncanakan untuk
kecepatan tinggi, mempunyai lebar lajur lau lintas lebih besar dari 3,35 m,
sebaiknya 3,50 m (silvia sukirman, 1999).
Bahu jalan
Menurut Silvia sukirman (1999), Bahu jalan adalah jalur yang terletak
berdampingan dengan jalur lalu lintas.
Fungsi bahu jalan sebagai:
Ruangan untuk tempat berhenti sementara kendaraan yang mogok atau yang
sekedar berhenti karena pengemudi ingin berorientasi mengenai jurusan yang
akan ditempuh, atau untuk beristirahat.
Ruangan untuk menghindarkan diri dari saat saat darurat, sehingga dapat
mencegah terjadinya kecelakaan.
Memberikan kelegaan pada pengemudi, dengan demikian dapat meningkatkan
kapasitas jalan yang bersangkutan.
1
5/11/2018 ContohProposalSkripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contohproposalskripsi 13/15
Memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan jalan dari arah samping.
Ruangan pembantu pada waktu mengadakan pekerjaan perbaikan atau
pemeliharaan jalan (untuk penempatan alat-alat, dan penimbunan bahan material).
Ruangan untuk lintasan kendaraan-kendaraan patroli, ambulans, yang sangat
dibutuhkan pada keadaan darurat seperti terjadinya kecelakaan.Jenis bahu jalan
Berdasarkan tipe perkerasannya, bahu jalan dapat dibedakan atas:
Bahu yang tidak diperkaras, yaitu bahu yang hanya dibuat dari material
perkerasan jalan tanpa bahan pengikat, biasanya digunakan material agregat
bercampur sedikit lampung. Bahu yang tidak diperkeras ini dipergunakan untuk
daerah-daerah yang tidak begitu penting, dimana kendaraan yang berhenti dan
mempergunakan bahu tidak begitu banyak jumlahnya.
Bahu yang diperkeras, yaitu bahu yang dibuat dengan mempergunakan bahn
pengikat sehingga lapisan tersebut lebih kedap air dibandingkan dengan bahu
yang tidak diperkeras. Bahu jenis ini dipergunakan untuk jalan-jalan dimana
kendaraan yang berhenti dan memakai bagian tersebut besar jumlahnya, seperyi disepanjang jalan tol, di sepanjang jalan arteri yang melintasi kota, dan tikungan-
tikungan yang tajam.
Berdasarkan letaknya terhadap arah lalu lintas, maka bahu di bedakan atas:
Bahu kiri/bahu luar (left shoulder/outer shoulder), adalah bahu yang terletak di
tepi sebelah kiri dari jalur lalu lintas.
Bahu kanan/bahu dalam (right/ilner shoulder), adalah bahu yang terletak di tepi
sebelah kanan dari jalur lalu lintas.
Lebar bahu jalan
Besarnya lebar bahu jalan sangat di pengaruhi oleh :
Fungsi jalan
Jalan arteri yang direncanakan untuk kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan
denagn jalan lokal, dengan demikian jalan arteri membutuhkan kebebasan
samping, keamanan, dan kenyamanan yang lebih besar, atau menuntut lebar bahu
yang lebih lebar dari jalan local.
Volume laulintas
Volume lalulintas yang tinggi membutuhkan lebar bahu yang lebih lebar
dibandingkan dengan volume lalulintas yang lebih rendah.
Biaya yang tersedia sehubungan dengan biaya pembebasan tanah, dan biaya untuk
konstruksi
Lebar bahu jalan dengan demikian dapat bervariasi antara 0,5 – 2,5 m.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian yang kami lakukan bertempat di kota Makassar tepatnya di ruas jalan
pacerakkang di daerah daya’, penelitian kami di lakukan pada saat pengerjaan
suatu konstruksi jalan yang sudah selesai sehingga kami dapat melakukan
pengukuran kuantitas/volume pekerjaanya.
Teknik Sampling
Dalam hal ini yang kami lakukan merupakan kontrol kuantitas/kontrol volume
1
5/11/2018 ContohProposalSkripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contohproposalskripsi 14/15
pekerjaan dimana yang menjadi obyek dari penelitian kami yaitu sesuai dengan
pekerjaan yang ada antara lain pengerjaan Bahu jalan dengan menggunakan
Urugan pilihan, Pengerjaan Pasangan batu, Pengerjaan Wet Lean
Concrete/Concrete Treated Sub Base (CTSB) K 125, dan Rigid K 350
Alat – Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam melakukan pengukuran kuantitas berupa Rol
meter, dan Kamera, adapun alat lain yang dapat lebih mempermudah kita dalam
melakukan pengukuran yaitu seperti Waterpas, Mistar pengukur, Nivo, dan
Unting-unting.
Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini total panjang jalan yang ada yaitu sepanjang satu koma
delapan kilometer, Penelitian dilakukan dengan membatasi tiap dua puluh meter
hal ini dimaksudkan agar data yang di dapatkan bisa diolah dengan mudah, dan
agar pengukuran kuantitas sedikitnya lima kali untuk tiap seratus meter, pengukuran dilakukan dengan menggunakan rol meter, kamera hanya digunakan
untuk mengambil gambar sewaktu melakukan pengukuran sehingga data
dokumentasi juga ada.
Metode Analisa Data
Banyaknya data yang diperoleh dari hasil pengukuran kuantitas hanya berupa
perhitungan sederhana, untuk penjelasannya antara lain:
Perhitungan urugan
Urugan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
diperlukan, diselesaikan di tempat dan diterima. Metode perhitungan volume
bahan haruslah metode luas bidang ujung,dengn menggunakan penampang
melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih dari 20 m
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran urugan pilihan harus dalam jumlah
meter kubik atau ton,diukur di lapangan,dari jenis yang ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga
Kontrol kuantitas pada pembayaran pekerjaan urugan pilihan tetap beracuan pada
volume pekerjaan.
Volume = Panjang X Lebar X Tinggi timbunan.
Perhitungan Pasangan batu
Pekerjaan pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik
sebagai volume nominal pekerjaan yang selesai dan diterima;Pekerjaan pasangan batu volume nominalnya harus ditentukan dari luas
permukaan terekspos dari pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dan tebal
nominal lapisan untuk pelapisan;
Setiap bahan yang melebihi volume teoritis yang disetujui tidak boleh diukur atau
dibayar.
Kuantitas pasangan batu ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan
dibayarkan berdasarkan Harga Kontrak per satuan pengukuran
Kontrol kuantitas pada pembayaran pekerjaan pasangan batu tetap beracuan pada
volume pekerjaan.
Volume = Panjang X Luas penampang
Perhitungan Concrete Treated Sub Base (CTSB)
1
5/11/2018 ContohProposalSkripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contohproposalskripsi 15/15
Jumlah wet lean concrete untuk leveling course akan dibayar berdasarkan jumlah
meter persegi dari leveling course itu, yang telah diselesaikan dan disetujui sesuai
dengan gambar rencana spesifikasi dan petunjuk Direksi Pekerjaan.
Alas pasir akan dibayar berdasarkan jumlah meter persegi lapisan alas yang sudah
selesai dan disetujui. Untuk penambahan kandungan semen atau untuk kelebihanketebalan lapisan dari ketebalan minimum tidak ada tambahan pembayaran.
Jumlah wet lean concrete dan lapisan alas pasir yang telah ditentukan di atas akan
dibayar menurut Harga Kontrak. Pembayaran ini merupakan kompensai penuh
untuk penyediaan seluruh tenaga kerja,perlatan dan material yang diperlukan.
Kontrol kuantitas pada pembayaran pekerjaan Concrete Treated Sub Base (CTSB)
tetap beracuan pada volume pekerjaan.
Volume = Panjang jalan X Lebar X Tebal
Perhitungan Perkerasan Jalan Beton ( Rigid Pavement )
Perkerasan jalan beton
Beton untuk perkerasan jalan harus diukur dalam jumlah meter kubik yang telah
ditempatkan dan diterima dalam pekerjaan sesuai dengan ukuran-ukuransebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Volume yang diukur harus merupakan
hasil perkalian dari lebar jalur kendaraan yang diukur tegak lurus terhadap garis
sumbu jalur kendaraan yang bersangkutan;
Kuantitas yang diukur tidak termasuk daerah dimana perkerasan jalan beton lebih
tipis dari ketebalan yang dietapkan, daerah pelat yang sudut tepinya pecah atau
retak yang tidak dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan atau daerah-daerah dimana
beton tidak mencapai kekuatan karakteristiknya;
Ketebalan perkerasan jalan beton yang diukur untuk pembayaran dalam segala hal
harus merupakan ketebalan nominal rencana sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar. Dalam hal Direksi Pekerjaan menyetujui atau menerima suatu lapisan
yang lebih tipis yang cukup menurut alasan-alasan teknis, maka pembayaran
untuk perkerasan jalan beton tersebut diadakan dengan menggunakan suatu harga
satuan yang diubah sama dengan :
Harga satuan penawaran x (ketebalan nominal yang diterima)/(ketebalan nominal
rencana)
Membran kedap air
Membran kedap air berfungsi untuk menahan air semen agar tidak keluar. Bila
digunakan harus diukur untuk pembayaran sebagai jumlah meter persegi yang
sesungguhnya dihampar di bawah perkerasan jalan beton. Luas yang diukur harus
sama dengan luas untuk beton yang dihampar diatasnya.
Kuantitas beton yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas, dibayar menurutharga penawaran per satuan pengukuran untuk jenis pembayaran yang diberikan.
Harga-harga dan penawaran tersebut harus dianggap merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan semua beton mutu K – 350, besi tulangan sambungan
melintang dan memanjang, membran kedap air, agregat dan semen, untuk
pencampuran, penempatan, perataan, penyelesaian, perawatan dan perlindungan
beton.
Kontrol kuantitas pada pembayaran pekerjaan Rigid tetap beracuan pada volume
pekerjaan.
Volume = Panjang X Lebar X Tebal
1