CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

53
CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI , WAWANCARA DAN TRANSKRIP DOKUMENTASI CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI, WAWANCARA DAN TRANSKRIP DOKUMENTASI TRANSKRIP OBSERVASI No. CL Koding Tanggal Pengamatan Jam Disusun jam Kegiatan yang diobservasi : 01 : 01/ O/ F-1/ 5-II/ 2008 : 05 Pebruari 2008 : 13.00 – 15.00 WIB : 19.30 – 20.30 WIB : Letak Geografis di SMK PGRI 2 Ponorogo Transkrip Observasi Dari hasil observasi yang penulis lakukan pada tanggal 5 Pebruari 2008, lokasi SMK PGRI 2 Ponorogo berada di Jln. Soekarno Hatta Ponorogo yang tepatnya: a. Sebelah Barat gedung SMK Bhakti Ponorogo. b. Sebelah Timur koprasi SMK PGRI 2 Ponorogo c. Sebelah Utara pabrik es d. Sebelah Selatan persawahan pasar Songgo Langit Tanggapan Pengamat Letak SMK PGRI 2 Ponorogo, sangat strategis. Karena dekat dengan terminal Selo Aji. Artinya dapat di jangkau oleh siswa, pendidik atau tenaga kependidikan yang rumahnya jauh.

Transcript of CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

Page 1: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI , WAWANCARA DAN TRANSKRIP DOKUMENTASI

CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI, WAWANCARA DAN TRANSKRIP DOKUMENTASI

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CLKodingTanggal PengamatanJamDisusun jamKegiatan yang diobservasi

:  01:  01/ O/ F-1/ 5-II/ 2008:  05 Pebruari 2008:  13.00 – 15.00 WIB:  19.30 – 20.30 WIB

: Letak Geografis di SMK PGRI 2 Ponorogo

Transkrip Observasi

Dari hasil observasi yang penulis lakukan pada tanggal 5 Pebruari 2008, lokasi SMK PGRI 2 Ponorogo berada di Jln. Soekarno Hatta Ponorogo yang tepatnya:

a.    Sebelah Barat gedung SMK Bhakti Ponorogo.b.    Sebelah Timur koprasi SMK PGRI 2 Ponorogoc.    Sebelah Utara pabrik esd.    Sebelah Selatan persawahan pasar Songgo Langit

Tanggapan Pengamat

Letak SMK PGRI 2 Ponorogo, sangat strategis. Karena dekat dengan terminal Selo Aji. Artinya dapat di jangkau oleh siswa, pendidik atau tenaga kependidikan yang rumahnya jauh.

Page 2: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CLKodingTanggal PengamatanJamDisusun jamKegiatan yang diobservasi

:  02:  02/ O/ F-2/21-II/2008:  21 Pebruari 2008:  06.30 – 17.30 WIB:  19.30 – 20.30 WIB

:  Aktivitas Rohis

Transkrip Observasi

Pada tanggal 21 Pebruari 2008 pada jam Istirahat, sekitar jam 10.00 WIB. Peneliti melihat beberapa aktifis Rohis yang sedang melaksanakan sholat Dhuha. Setelah itu sekitar jam 11.00 WIB peneliti melihat kegiatan ekstra Al-Qur’an untuk kelas satu yang dilaksanakan sesuai dengan jadwal, Kemudian sekitar jam 12.30 WIB para siswa melakukan aktifitas sholat Dhuhur berjama’ah khusus kelas dua dan kelas tiga, meskipun begitu siswa kelas satu juga ada, yakni siswa yang tadi ikut ekstra al-Qur’an yang di koordinasi oleh pengurus Rohis, setelah kegiatan sholat Jama’ah para siswa kelas dua dan tiga melakukan ekstra Al-Qur’an sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan dan juga di koordinasi oleh pengurus Rohis. Setelah kegiatan selesai pengurus Rohis beserta Guru Agama berkumpul di ruang rohis/ perpustakaan Masjid. Untuk mengambil jatah makan siang. Di sini penulis melihat beberapa pengurus dari Rohis, khususnya dari kelas 2 tidak mengambil jatah makan siang karena sedang menjalankan ibadah puasa sunnah pada hari kamis.  Sekitar jam 15.00 WIB. Peneliti melihat kegiatan sholat jama’ah ‘Asyar yang dilaksanakan oleh siswa kelas satu dan di koordinasi oleh pengurus Rohis kelas satu

Tanggapan Pengamat

Dari kegiatan-kegiatan keagamaan yang di laksanakan di SMK PGRI 2 Ponorogo, secara rutin dan terprogram sesuai dengan jadwal yang telah di buat oleh Sek. Bid. Keagamaan serta guru agama, telah memberikan arti bahwa di SMK PGRI 2 Ponorogo telah melakukan pembinaan terhadap perkembangan self control remaja melalui penanaman nilai-nilai agama. Apalagi ditemukan dari aktifis Rohis ada yang mengerjakan sholat sunnah Dhuha dan ada yang melaksanakan ibadah puasa sunnah hari kamis tanpa ada perintah dari guru agama.

Page 3: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CLKodingTanggal PengamatanJamDisusun jamKegiatan yang diobservasi

:  03:  03/ O/F-1/22-II/ 2008:  22 Pebruari 2008:  12.00 – 13.30 WIB:  19.30 – 20.30 WIB

:  Sholat Jama’ah Jum’at

Transkrip Observasi

Pada hari Jum’at, tanggal 22 Pebruari 2008, peneliti menyaksikan kegiatan sholat Jama’ah Jum ’at,  yang di laksanakan pada jam 12. 00 WIB di SMK PGRI 2 Ponorogo, dari sholat Jama’ah Jum ‘at tersebut di laksanakan oleh para siswa dari kelas X C, dua dan tiga C, meskipun begitu ada juga sebagaian siswa yang ikut walau tidak ada jadwal. Kegiatan sholat Jum’at tidak dilaksanakan oleh guru pendidikan agama saja akan tetapi pendidik /guru umum serta tenaga kependidikan yang lain juga ikut. Peneliti melihat yang berkhutbah Jum’at adalah guru umum, yakni guru Bahasa Indonesia. Sedangkan Imam dari guru agama dan mu’adzin dari siswa. Dalam kegiatan sholat jama’ah Jum’at terdapat pemutaran kotak amal bagi seluruh jama’ah sholat.

Tanggapan Pengamat

Dari kegiatan sholat Jama’ah Jum’at di SMK PGRI 2 Ponorogo, yang di laksanakan oleh guru agama dan guru umum dapat memberikan kesimpulan bahwa sekolah ini telah melakukan internalisasi antara pelajaran umum dan agama. Sehingga dari internalisasi tersebut akan dapat memberikan contoh yang baik kepada para siswa bahwa semua manusia itu membutuhkan agama (baik guru umum ataupun guru agama) untuk mengembangkan fitrah yang sudah ada sejak lahir pada diri manusia sehingga dapat menjadi pedoman dalam bertingkah laku. Dan dengan adanya pemutaran kotak amal dapat memberikan contoh agar siswa dapat menyisihkan sebagian uang untuk hal-hal yang bermanfaat. Hal ini menunjukkan adanya pelatihan pengendalian diri bagi siswa agar tidak menjadi anak yang boros.

Page 4: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CLKodingTanggal PengamatanJamDisusun jamKegiatan yang diobservasi

:  04:  04/ O/F-1/26-II/ 2008:  26 Pebruari 2008:  12.30 –16.30 WIB:  19.30 – 20.30 WIB

: Sholat Jama’ah Dhuhur  dan ‘Asyar

Transkrip Observasi

Pada tanggal 26 Pebruari 2008, peneliti menyaksikan kegiatan jama’ah sholat Dhuhur di SMK PGRI 2 Ponorogo pada jam 12.00-13.00 WIB, yang kebetulan di laksanakan oleh siswa kelas dua dan tiga (A-C ). Meskipun sudah terjadwal tapi masih banyak siswa yang lain yang ikut kegiatan sholat dhuhur berjama’ah. Mu’adzin dari siswa dan di Imami oleh guru agama, setelah sholat Dhuhur siswa tidak langsung bubar akan tetapi melakukan dzikir sholat dan kemudian bersalam-salaman. Dan pada jam 15.00-16.30 WIB, peneliti menyaksikan kegiatan sholat Jama’ah ‘Asyar yang di laksanakan oleh siswa kelas satu (A-C ), meskipun sudah terjadwal tapi masih banyak siswa yang lain, yang ikut kegiatan sholat jama’ah ‘Asyar. Mu’adzin dari siswa dan Imam oleh guru agama, setelah sholat ‘Asyar siswa tidak langsung bubar akan tetapi melakukan dzikir sholat dan kemudian bersalam-salaman.

Tanggapan Pengamat

Dari kegiatan sholat jama’ah dhuhur beserta dzikirnya yang dilaksanakan secara rutin dan terpogram dan diimami oleh guru agama, memberikan arti bahwa guru agama telah melakukan penanaman nilai-nilai agama kepada siswa. Agar hati siswa dapat terjaga dari kotoran-kotoran yang dapat menjerumuskan siswa pada perilaku yang menyimpang, sehingga siswa dapat mendengarkan kata hatinya untuk melakukan pengendalian diri (self control). Dengan adanya siswa yang ikut Jama’ah meskipun tidak dijadwalkan memberi arti bahwa siswa menyadari kebutuhan agama dalam hidupnya.

Page 5: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CLKodingTanggal PengamatanJamDisusun jamKegiatan yang diobservasi

:  05:  05/ O/F-1/28-II/2008:  28 Pebruari 2008:  11.00-15.00 WIB:  19.30 – 20.30 WIB

:  Ekstra Al-Qur’an kelas  X, 2 dan 3.

Transkrip Observasi

Pada tanggal 28 Pebruari 2008, Peneliti menyaksikan kegiatan ekstra al-Qur’an yang di laksanakan pukul 11.00 – 15.00 WIB, Kegiatan ekstra Al-Qur’an di SMK PGRI 2 Ponorogo ini pertama di laksanakan oleh kelas satu (A, C dan D) pukul 11.00 – 12.30 WIB, dengan dibimbing oleh guru agama mulai dari Jilid sampai Al-Qur’an. Kegiatan ini dilakukan secara rutin dan terpogram hingga siswa bisa membaca al-Qur’an. Dan siswa yang sudah bisa membaca Al-Qur’an dijadikan satu untuk membacanya (deres) dari pukul 11.30 sampai jam 12.00 WIB. Dan ekstra Al-Qur’an yang dilaksanakan pada jam 13.00 – 15.00 WIB, oleh kelas dua dan tiga (A, C dan D) dengan dibimbing oleh guru agama, mulai dari jilid sampai Al-Qur’an, yang sudah dapat membaca al-Qur’an disuruh mengelompok membacanya (deres) dari pukul 13.30 – 14.30 WIB .

Tanggapan Pengamat

Dari kegiatan ekstra Al-Qur’an yang dilaksanakan secara rutin dan terprogram, memberikan arti bahwa guru agama telah melakukan penanaman nilai-nilai agama kepada siswa. Agar hati siswa dapat terjaga dari kotoran-kotoran yang dapat menjerumuskan siswa pada perkataan kotor dan perilaku yang menyimpang, sehingga siswa dapat mendengarkan kata hatinya untuk melakukan pengendalian diri (self control). Dengan adanya ekstra al-qur’an memberikan pembiasaan pada siswa agar selalu berkata baik dan dapat menjaga lisannya dari perkataan kotor.

Page 6: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CLKodingTanggal PengamatanJamDisusun jamKegiatan yang diobservasi

:           06:           06/O/ F-1/14-III/2008:           14 Maret 2008:           13.00-15.00 WIB:           19.30 – 20.30 WIB:           Bimbingan Keagamaan, melalui pengajian

kitab tanbihul muta’alim

Transkrip Observasi

Pada hari Jum’at, tanggal 14 Maret 2008, Peneliti menyaksikan kegiatan bimbingan keagamaan melalui pengajian kitab ta’lim muta’alim yang di bimbing oleh Bapak Ghufron selaku Sek. Bid. Keagamaan yang dilaksanakan di perpustakaan masjid atau ruang Rohis. Pengajian ini dilaksanakan sekitar pukul 13.00 – 15.00 WIB. Pengajian ini banyak di hadiri oleh pengurus Rohis, dalam pengajian tersebut Bapak Ghufron, sering memberikan nasihat agar anak-anak selalu mengerjakan sholat dhuha, sholat malam, puasa sunnah pada hari senin dan kamis dan amalan-amalan ibadah lainnya. dan juga menegaskan pada anak-anak setiap mau mengerjakan sesuatu yang baik harus di awali dengan niat karena Allah.

Tanggapan Pengamat

Dari kegiatan – kegiatan keagamaan tersebut dapat di simpulkan bahwa Seksi Bidang Keagamaan telah memberikan contoh yang baik untuk siswanya. Dan dengan mendasarkan semua perbuatan baik dengan niat karena Allah, maka bapak Ghufron telah menumbuhkanself effecacy (persepsi mampu yang timbul pada diri individu) pada siswanya. Sehingga dengan self effecacy yang positif maka siswa akan lebih dapat membentuk tingkah laku dalam melakukan self control ke arah yang positif.

Page 7: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CLKodingTanggal PengamatanJamDisusun jamKegiatan yang diobservasi

:  07:  07/O/F-1/8-IV/2008:  08 April 2008:  10.00 – 12.30 WIB:  19.30 – 20.30 WIB

:  Kegiatan pelatihan merawat Jenazah

Transkrip Observasi

Pada tanggal 08 April 2008, Peneliti menyaksikan kegiatan pelatihan cara merawat jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, mensholati  dan juga menguburkan. Kegiatan ini di praktekkan untuk kelas 2 E di bimbing oleh bapak Ghufron selaku guru agama. Pelatihan ini sudah di jadikan kegiatan rutin yang diprogramkan setiap kelas dua. Sebelum melakukan praktek atau latihan, bapak Ghufron memberikan penjelasan tentang tujuan di laksanakan pelatihan atau praktek tersebut. Salah satu perkataaan bapak Ghufron yang tampak adalah  “Agar kita selalu ingat, bahwa besok kita akan mati dan kita semua yang ada disini adalah CAMAT (calon mati).” Setelah itu para siswa mempraktekannya dengan penuh khidmat dan berhati-hati. Sebagian siswa ada yang melihat dan sebagian lagi mempraktekkan, secara bergantian.

Tanggapan Pengamat

Dari kegiatan di atas dapat disimpulkan bahwa seksi bidang keagamaan telah memberikan peringatan bagi siswa. Bahwa besok kita semua akan mati. Sehingga dari situ siswa akan termotivasi untuk melakukan pengendalian diri (self control) dalam hidupnya. Agar menggunakan kesempatan hidupnya untuk selalu berbuat kebaikan dan menghindari perbuatan yang di larang oleh Allah.

Page 8: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CLKodingTanggal PengamatanJamDisusun jamKegiatan yang diobservasi

:  08:  08/O/ F-1/8–IV/ 2008:  08 April 2008:  13.00-15.00 WIB:  19.30 – 20.30 WIB

:  Rapat kerja rohis

Transkrip Observasi

Pada hari Selasa, tanggal, 08 April 2008, peneliti menyaksikan kegiatan rapat Rohis, dalam rapat rohis tersebut membahas tentang kegiatan dialog interaktif tentang “Problematika Remaja”  yang akan diselenggarakan pada hari Rabu tanggal 09 April 2008. Pada rapat tersebut pak Tantowi, selaku guru agama memberikan pujian atas keberhasilan kegiatan-kegiatan rohis sebelumnya melalui ketua rohis. Dalam pembahasan tersebut ada sedikit masalah mengenai pelaksanaan kegiatan untuk besok. Akan tetapi bapak Ghufron memberikan arahan kepada peserta rapat, salah satu perkataan bapak Ghufron yang tampak adalah “ Sebaiknya kita menunggu hasil musyawarah guru dan OSIS dulu sebelum mengambil keputusan. dan bersabarlah.

Tanggapan Pengamat

Dari hasil observasi di atas dapat di simpulkan bahwa guru PAI dan Sek. Bid. Keagamaan telah memberikan motivasi kepada pengurus rohis dalam melaksanakan kegiatan dialog interaktif tersebut, dan menganjurkan kepada peserta untuk bersabar sebagai salah satu kunci untuk melakukan pengendalian diri (self control)  agar kegiatan yang akan dilaksanakan besok dapat menuai keberhasilan.

Page 9: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP OBSERVASI

No. CLKodingTanggal PengamatanJamDisusun jamKegiatan yang diobservasi

:  09:  09/ O/ F-1/9-IV/2008:  09 April 2008:  09.00 – 12.30 WIB:  19.30 – 20.30 WIB:  Dialog interaktif tentang:

   “Problematika Remaja”

Transkrip Observasi

Pada hari Rabu tanggal 09 April 2008 peneliti menyaksikan kegiatan dialog Interaktif yang bertema tentang “ Problematika Remaja.” Acara ini dilaksanakan pukul 09.00 – 12.30 WIB, dengan pemateri bapak Dr. H. Mu’in (dosen STAIN Ponorogo), dalam dialog tersebut bapak Mu’in mengatakan “ bahwa ada dua penyakit yang diderita manusia, yaitu penyakit jasmani dan rohani. Penyakit jasmani akan lebih mudah penyembuhannya. Karena dapat dilihat dan dapat dirasakan baik oleh orang lain  ataupun dirinya sendiri. Berbeda dengan penyakit rohani yang tidak dapat dilihat oleh orang lain bahkan dirinya sendiri tidak dapat merasakannya. Untuk itu agama berperan dalam menyembuhkan penyakit rohani tersebut. Dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Maka kita akan lebih bisa mendeteksi penyakit-penyakit rohani yang menyerang kita.”  Dan juga sambutan yang diberikan oleh bapak Pirngadi yang mengatakan “Kebanyakan masyarakat menganggap kalau Islamnya anak STM itu Islam Abangan. Tetapi jangan di kira SMK PGRI 2 ini tidak memperdulikan tentang keagamaan. Bahkan di Masjid yang besar ini adalah tempat kegiatan-kegiatan keagamaan, yang di lakukan secara rutin dan terpogram dalam melakukan pembinaan terhadap anak SMK agar di kemudian hari mereka dapat menjadikan agama sebagai pegangan dalam bertingkah laku. Lagi pula hampir 99 % baik guru maupun siswanya beragama Islam. SMK sini juga semuanya dilatih untuk disiplin bukan hanya dari siswanya akan tetapi dari pihak guru juga hal ini agar guru dapat menjadi contoh yang baik untuk siswanya. Jadi guru di sini tidak hanya mengajar tapi juga mendidik. Maklumlah anak-anak di SMK yang

Page 10: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

jumlahnya ribuan harus di latih untuk dapat mengendalikan diri.  Melalui kedisiplinan dan juga kegiatan – kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam akan membantu perkembangan siswa dalam mengendalikan diri mereka juga.”

Tanggapan Pengamat

Dari hasil observasi di atas dapat di simpulkan bahwa dialog interaktif yang di laksanakan di SMK PGRI 2 Ponorogo ini memberikan arah pada siswa yang menginjak usia remaja. Agar menggunakan agama sebagai pengendali (controling) kehidupanya.

Page 11: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP WAWANCARA

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:   01/1-W/F-1/4-III /2008:   Bapak Drs. Ghufron Prayitno M. Ag:  04 Maret 2008:   13.00-15.00 WIB:   19.30 – 20.30 WIB:  Perpustakaan Masjid /Ruang Rohis:  Pengembangan self control remaja di SMK PGRI

2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Materi Wawancara

Peneliti Bagaimana pembelajaran PAI di SMK PGRI 2 Ponorogo?

Informan Pembelajaran PAI di SMK sini dilaksanakan dengan sistem blok, yaitu seminggu untuk pembelajaran Agama, satu minggu lagi untuk pembelajaran umum. Kemudian baru praktek Industri selama 2 bulan. Khusus untuk kelas dua.

Peneliti Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI di SMK PGRI 2 Ponorogo?

Informan Dalam hal pelaksanaanya kebetulan saya guru PAI anak kelas dua. Sedangkan pembelajaran PAI di SMK PGRI 2 Ponorogo ini dilalui dengan dua proses pembelajaran yang pertama kegiatan yang di lakukan di dalam kelas dan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas. Hal ini diprogramkan agar keberhasilan pendidikan agama Islam di SMK PGRI 2 Ponorogo ini tidak hanya berhasil dari segi kognitifnya saja tapi yang paling penting yaitu perubahan sikap dan tingkah lakunya dari anak yang tidak pernah tahu apa arti sholat menjadi tahu dan kemudian melaksanakannya.

Peneliti Dan metode apa saja yang bapak gunakan?

Informan Dalam pembelajaran PAI saya menggunakan metode bervariasi tergantung pembelajaran apa yang ingin saya ajarkan, misalkan saja pembelajaran tentang cara merawat Jenazah sebelum mempraktekkan pasti saya memberikan motivasi kepada siswa mengenai pahala dan dosa bagi seorang muslim dalam melaksanakan perawatan jenazah dan sedikit menakut-nakuti agar siswa mau dengan sungguh-sungguh menjalankan praktik jenazah memberikan arahan

Page 12: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

serta kisah-kisah sesuai dengan al-Qur’an dalam menjelaskan riba/ jual beli misalnya. Sehingga dalam pembelajaran saya lebih mementingkan menggunakan metode praktik yang dilaksanakan di Masjid.

Peneliti Bagaiman cara bapak menanamkan nilai-nilai agama pada siswa?

Informan Dalam  menanamkan nilai-nilai agama terhadap siswa tidak cukup kalau hanya diajar materi-materi tentang PAI, akan tetapi perlu adanya pengalaman dari siswa sendiri serta pembiasaan yang harus di berikan kepada siswa. Untuk itu saya berusaha menciptakan lingkungan religius melalui kegiatan-kegiatan keagamaan seperti sholat jama’aah serta membaca al-Qur’an melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan di luar pembelajaran. Bahkan ada juga sebagian pembelajaran dari saya yang saya programkan melalui kegiatan-kegiatan keagamaan secara rutin. Seperti: kegiatan praktek perawatan jenazah yang dianjurkan diikuti oleh kelas dua.

Peneliti Dalam proses pembelajaran PAI adakah problem yang ditemui terutama dalam menanamkan nilai-nilai agama siswa? Kalau ada kendala apa saja yang sering di jumpai?

Informan Ya... selalu ada seperti Input siwa SMK, yang kebanyakan belum tahu tentang bagaimana cara menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Peneliti Bagaiamana upaya bapak dalam mengatasi problem-problem tersebut?

Informan Usaha saya ya...terus melatih dan membimbing mereka yang belum bisa sampai bisa melalui kegiatan ekstra keagamaan tentunya. Dan mengajak yang sudah bisa ke arah pembelajaran agama yang lebih dibutuhkan.

Refleksi Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya, Dari hasil wawancara yang telah di lakukan, peneliti menyimpulkan, bahwa pengembangan self control siswa untuk kelas 2, diupayakan oleh bapak Ghufron Prayitno selaku guru PAI melalui penanaman nilai-nilaiagama yang dapat dilakukan melalui pembelajaran yang dilaksanakan baik di dalam ataupun di luar kelas dengan menciptakan lingkungan yang religius. Hal ini dilakukan untuk membimbing mereka, agar mereka dapat berperilaku sesuai dengan perintah agama.

Page 13: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP WAWANCARA

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:   02/1-W/F-2/4 –III/2008:   Bapak Drs. Ghufron Prayitno M. Ag:   04 Maret 2008:   13.00-15.00 WIB

:   19.30 – 20.30 WIB:   Perpustakaan Masjid /Ruang Rohis:  Perkembangan self control remaja di SMK PGRI

2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Materi Wawancara

Peneliti Bagaiamana hasil yang dapat di capai dalam penanaman nilai-nilai Agama terhadap siswa?

Informan Selama saya menjadi pembimbing Rohis, saya menemukan banyak perbedaan dalam menangani anak kelas satu dan anak kelas dua, seperti saya masih sering memberikan aba-aba yang di embel-embeli dengan ancaman absen, nilai ataupun dapat dispensasi makan siang untuk anak kelas satu agar mau mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan. Tetapi tidak saya temukan ketika anak tersebut sudah kelas dua, sehingga saya mengurangi sedikit dari aba-aba saya akan tetapi mereka malah semakin bertanggung jawab dalam tugasnya dan mengerjakan kegiatan-kegiatan keagamaan semakin rutin. Setelah mereka kelas tiga mereka sudah lepas dari pengurus rohis, akan tetapi mereka masih tetap juga aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan.

Refleksi Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya, terdapat perkembangan self control terhadap siswa melalui penanaman nilai-nilai agama yang telah di lakukan oleh guru PAI seperti adanya perubahan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan keagamaan dari kelas satu sampai kelas tiga. Dari mulai dibimbing (kontrol eksternal) sampai bisa dilepaskan (kontrol internal).

Page 14: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP WAWANCARA

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:  04 /2-W /F-2 /6-III /2008:  Bapak Ali Mashudi S.H. I:  06 Maret 2008:  09.30-11.00 WIB:  19.30 – 20.30 WIB:  Masjid SMK PGRI 2 Ponorogo:  Perkembangan self control remaja di SMK PGRI

2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Materi Wawancara

Peneliti Bagaiamana hasil yang dapat dicapai dalam penanaman nilai-nilaiagama terhadap siswa?

Informan Kalau hasil, ya.......jelas sangat nampak sekali, itu betul-betul saya rasakan sendiri, seperti kedisiplinan siswa kelas satu dalam hal mengikuti ekstra baca dan tulis Al-Qur’an. Padahal mereka masuknya jam 13.00 WIB, tapi mereka masih mau datang ke STM  dalam jam 11.00 WIB untuk mengikuti, kegiatan tersebut dan perilaku merekapun sangat sopan terhadap saya pribadi maupun guru yang lain, seperti: menyapa saya ketika ketemu dan itu sangat saya rasakan. Dalam hal tutur kata merekapun sangat sopan, apalagi anak-anak yang sering ikut ekstra al-Qur’an, dan merekapun bisa diprediksi lancar dalam membaca al-Qur’an.

Refleksi Dari hasil wawancara, yang dilakukan oleh peneliti dapat di simpulkan bahwa perkembangan self control siswa di SMK PGRI 2 dapat dikatakan ada kemajuan, karena dari anak-anak yang suka berkata kotor menjadi anak yang tidak terbiasa berkata kotor, setelah melalui kegiatan ekstra al-Qur’an dan merekapun terbukti bisa mengaji dengan baik.

Page 15: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP WAWANCARA

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:   03 /2-W /F-1 /6-III /2008:           Bapak Ali Mashudi  S.H. I:           06 Maret 2008:           09.30-11.00 WIB:  19.30 – 20.30 WIB:  Masjid SMK PGRI 2 Ponorogo:  Pengembangan self control remaja di SMK PGRI

2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Materi Wawancara

Peneliti Bagaimana pembelajaran PAI di SMK PGRI 2 Ponorogo?

Informan Materi PAI di SMK tidak sama dengan materi PAI di Aliyah. Di Aliyah, materi PAI dijadikan dalam beberapa mata pelajaran seperti Aqidah, Fiqih, Mu’amalah, Al-Qur ’an, dan Sejarah Islam sedangkan di SMK, materi PAI dijadikan dalam satu mata pelajaran, dengan sistem blok. Setiap kelas hanya mendapat satu Minggu untuk materi PAI secara bergantian. Sedangkan saya sendiri adalah Guru PAI khusus untuk kelas satu.

Peneliti Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI di SMK PGRI 2 Ponorogo?

Informan Cara saya melaksanakan pembelajaran PAI dengan sistem blok, yang seperti itu ya.... paling tidak saya memprioritaskan pembelajaran tentang Al-Qur’an dan Keimanan. Disamping bagaimana cara melaksanakan rukun Islam seperti sholat, puasa zakat dan lain-lain.

Peneliti Dan metode apa saja yang bapak gunakan?

Informan Kalau tentang metode yang saya gunakan dalam pembelajaran PAI adalah ceramah, hafalan ditambah menulis. Karena saya rasa menggunakan metode itu lebih efektif untuk anak SMK yang jumlahnya tiap kelasnya ada 50 siswa, dari pada diskusi. Cuma yang penting bagi saya yaitu langkah pengajarannya sesuai dengan LKS untuk pengajaran konsep seperti sholat, puasa, zakat dan lain-lainnya. La....untuk pelajaran seperti Al-Qur’an dan menulis. Itu saya menggunakan metode pembiasaan. Karena target saya anak

Page 16: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

kelas satu harus harus dapat membaca Al-Qur’an plus menulis.

Peneliti Bagaiman cara bapak menanamkan nilai-nilai agama pada siswa?

Informan Menghafalakan Asma’ul Husna plus ma’nanya untuk dijadikan wirid setiap habis sholat. Ini adalah salah satu cara saya untuk menanamkan nilai-nilai keimanan kepada siswa, yaitu iman kepada Allah sedangkan tujuannya agar mereka mendapat dorongan menuju kejernihan hati. Sehingga dengan itu mereka akan berusaha berperilaku sesuai dengan makna yang terkandung dalam Asma’ul Husna. Mbak sendiri tahu kalau dalam sifat Allah yang jumlahnya ada 99 itu mempunyai makna yang dalam seperti  Al-Matin = Maha Menggenggam Kekuatan, sedangkan nilai yang ada di dalamnya, yaitu perlunya siswa untuk bersikap disiplin. Sedangkan untuk menanamkan nilai-nilai Iman kepada Rasul, saya menggunakan metode cerita tentang keteguhan hati dan sikap Rasul dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah demi untuk mendapatkan tempat yang lebih mulia di sisi Allah  sesuai dengan kisah-kisah yang sudah dijelaskan dalam Al-Qut’an dan Al-Hadist.

Peneliti Dalam proses pembelajaran PAI adakah problem yang ditemui terutama dalam menanamkan nilai-nilai agama siswa? Kalau ada kendala apa saja yang sering di jumpai?

Informan Kendala atau penghambat yang saya rasakan, yaitu adanya sistem blok di SMK, dan banyaknya anak yang belum bisa membaca Al-Qur’an dan perkataan siswa yang kurang sopan.

Peneliti Bagaiamana upaya bapak dalam mengatasi problem-problem tersebut?

Informan Kerja sama antara tiga guru PAI, yang ada di SMK untuk menyelenggarakan pelatihan tartila dengan tema pemberantasan buta huruf al-Qur’an yang di selenggarakan melalui kegiatan keagamaan ekstra kulikuler (Rohis) setiap jam 11.00 WIB samapai 12.30 WIB. Karena anak kelas satu, masuknya sore, jadi ya....pelaksanaanya dapat dilaksanakan jam-jam segitu, trus saya juga memberi kesempatan bagi anak yang mau les baca, tulis Al-Qur’an di rumah saya secara gratis, ya....Alhamdulillah peminatnya banyak. Itu juga dilakukan agar siswa mempunyai pengalaman dalam hal

Page 17: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

menumbuhkan nilai-nilai keagamaan. Saya sendiri juga selalu memberikan contoh langsung, seperti: ketika hujan turun, anak-anak ketika berada di masjid (les Al-Qur’an) langsung lari keluar, guna untuk mengambil sepatu agar tidak kehujanan tanpa menggunakan alas kaki, la...ko’ saya menemui mereka naik ke Masjid tanpa cuci kaki dulu....langsung saja saya panggil mereka untuk di berikan pembinaan agama kembali.

Refleksi Dari hasil wawancara yang telah di lakukan, peneliti menyimpulkan, bahwa pengembangan self control siswa untuk kelas X, di upayakan oleh bapak Ali Mashudi selaku guru PAI melalui penanaman nilai-nilai Agama yang dapat dilakukan melaui proses pembelajaran di dalam kelas, seperti penghayatan terhadap sifat-sifat Allah dan kisah-kisah dari Nabi/ Rasul untuk diambil hikmahnya. Serta dilakukan melalui proses pembelajaran

\

Page 18: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP WAWANCARA

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:  05/3 –W/F-1/11-III /2008:  Bapak Tantowi Mu’id S. Ag:  11 Maret 2008:  15.00-17.00 WIB:  19.30 – 20.30 WIB:  Ruang Guru:  Pengembangan self control remaja di SMK PGRI

2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Materi Wawancara

Peneliti Bagaimana pembelajaran PAI di SMK PGRI 2 Ponorogo?

Informan Pembelajaran PAI di SMK ya... sama seperti pembelajaran-pembelajaran PAI di SMA. Cuma di sini pembelajaranya memakai sistem blok.

Peneliti Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI di SMK PGRI 2 Ponorogo?

Informan Sedangkan pelaksanaanya sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan oleh sekolah. Di SMK sini saya adalah guru PAI yang memegang anak kelas tiga, sehingga pembelajaran saya lebih ngoyo karena anak benar-benar harus disiapkan untuk menghadapi ujian akhir.

Peneliti Dan metode apa saja yang bapak gunakan?

Informan Metode yang saya gunakan biasa saja yaitu seperti ceramah dan diskusi, pengalaman serta pembiasaan, dan tidak lupa saya menggunakan pendekatan individual dan keteladanan. Pendekatan individual digunakan untuk menangani anak-anak yang mempunyai masalah secara pribadi.

Peneliti Bagaiman cara bapak menanamkan nilai-nilai agama pada siswa?

Informan Dalam pembelajaran PAI di SMK sini memerlukan kerja sama antara tiga guru dalam  hal mengerjakan siswa mana yang baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai agama. Ketiga guru pun mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dalam

Page 19: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

mengajar karena satu kita dihadapkan dengan pembelajaran dengan menggunakan sistem blok dan juga mayoritas dari siswa yang kurang mengerti dengan nilai-nilai agama. Sebagaimana pak Ali yang faknya kelas satu memfokuskan pada masalah keimanan, pak Ghufron pada bidang Syari’ah dan praktik-praktik agama seperti pelatihan sholat jenazah, sedangkan saya sendiri lebih menekankan pada bidang pembentukan moral/ akhlak dalam kehidupan bersosial sesuai dengan nilai-nilai agama, seperti materi saya tentang nikah yang ada kaitanya dengan zina. Dan apabila ada perilaku anak yang menyimpang saya langsung menindaknya. Lagian ini kan kelas tiga mau menghadapi UAN, jadinya di sinilah saya mulai mengarahkan mereka untuk selalu berusaha dan berdo’a agar sukses di akhir ujian, untuk itu sebelum ujian di SMK sini akan dilaksanakan Istighosah bersama. Insyaallah untuk tahun ini akan dilaksanakan di Tegal sari.

Peneliti Dalam proses pembelajaran PAI adakah problem yang di temui terutama dalam menanamkan nilai-nilai agama siswa? Kalau ada kendala apa saja yang sering di jumpai?

Informan Ya......kurangnya antusias anak untuk beragama sehingga sulit untuk mengarahkan mereka ke arah yang baik melalui penanaman nilai-nilai agama.

Peneliti Bagaimana upaya bapak dalam mengatasi problem-problem tersebut?

Informan Selain pembelajaran di dalam kelas dalam penanaman nilai-nilai agama tidaklah cukup, semuanya harus didukung dengan pembelajaran di luar kelas, seperti kegiatan ekstra-kurikuler keagamaan, anak-anak yang ikut Rohis atau yang menjadi anggotaRohis sangat membantu guru khususnya PAI dalam menarik perhatian teman-teman yang lain untuk berperilaku dan bersikap keagamaan, lebih banyak mereka melakukan  aktivitas dari Rohis. Maka perkembangan mereka akan terhindar/ selamat dari pengaruh-pengaruh negatif. Selain itu saya masih sering memberikan ancaman nilai terhadap anak-anak yang berperilaku menyimpang.

Refleksi Dari hasil wawancara yang telah di lakukan, peneliti menyimpulkan, bahwa pengembangan self control siswa untuk kelas tiga, diupayakan oleh bapak Tantowi Mu’id selaku guru PAI melalui penanaman nilai-nilai agama yang dapat dilakukan melalui proses pembelajaran di dalam

Page 20: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

kelas, seperti penggunaan metode keteladanan serta pendekatan individual. Serta dilakukan melalui kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan pembiasaan dan pengalaman.seperti Istighosah bersama untuk anak kelas tiga, dalam rangka menghadapi UAN.

TRANSKRIP WAWANCARA

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:           06/3-W/F-2 /11-III /2008:           Bapak Tantowi Mu’id S. Ag:           11 Maret 2008:           15.00-17.00 WIB:           19.30 – 20.30 WIB:           Ruang Guru:  Perkembangan self control remaja di SMK PGRI 2

Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Materi Wawancara

Peneliti Bagaiamana hasil yang dapat di capai dalam penanaman nilai-nilai Agama terhadap siswa?

Informan Saya selalu memberikan penilaian PAI tertinggi pada kemampuan bersikap murid dengan teman atau guru. Dan selama ini saya melihat hasil nilai agama dari pada aktifis-aktifis rohis, pasti tertinggi. Khususnya dalam penilaian sikap. Karena saya melihat sendiri mereka mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan tanpa menunggu  perintah dari saya.

Refleksi Dari hasil wawancara, yang dilakukan oleh peneliti dapat di simpulkan bahwa perkembangan self control siswa di SMK PGRI 2 dapat dikatakan ada kemajuan, khususnya di lihat dari nilai-nilai agama yang di dapat oleh aktifis Rohis, yang mana mereka mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan tanpa ada kontrol eksternal.

TRANSKRIP WAWANCARA

Page 21: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:           07/5-W/F-2/13 -III /2008:           Khoirul Anam (Imam Kelas XI ):           07/5-W/F-2/13 -III /2008:           13 Maret 2008:           19.30 – 20.30 WIB:           Perpustakaan Masjid /Ruang Rohis:  Perkembangan self control remaja di SMK PGRI

2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Materi Wawancara

Peneliti Bagaimana sikap anda atau pandangan anda terhadap Guru PAI?

Informan Seorang tauladan yang baik, yang dapat ditiru baik dari perilaku maupun ucapan beliau, selalu memberitahukan hal-hal yang baik dan selalu berjuang melalui kegiatan-kegiatan keagamaan di sini, demi untuk mengarahkan teman-teman kepada kewajibannya sebagai orang Islam.

Peneliti Apa yang anda rasakan, ketika atau setelah guru PAI mengajar di kelas tentang nilai-nilai Agama?

Informan Setelah saya mengikuti pelajaran agama, hati saya ini selalu mengingatkan saya kepada kesalahan-kesalahan yang selalu saya buat dan itu ternyata dilarang oleh Agama, seperti tentang Riba. Ternyata riba itu kalau di lingkungan saya sudah menjadi tradisi, dulu saya mengikutinya, tapi sekarang saya tidak lagi karena sudah tahu kalau itu tidak boleh.

Peneliti Dari anda kelas satu sampai kelas dua, seberapa jauh yang anda rasakan dalam menerapkan nilai-nilai agama pada diri anda melalui kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK sini?

Informan Pada waktu kelas satu dalam mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo saya merasakan semua itu masih dalam pengawasan guru agama khususnya orang tua tapi ketika saya sudah kelas dua saya mulai sadar atas semua peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah seperti kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di SMK sini. dan saya berusaha untuk mengikutinya dengan penuh tanggung jawab.

Peneliti Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo?

Page 22: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

Informan Sekarang saya merasakan hikmah dari pada mengikuti keagamaan, seperti kebiasaan sholat membuat saya merasa selalu dapat mengendalikan arah pikiran saya ke arah yang lebih positif.

Peneliti Ceritakan kepada saya. Bagaimana anda menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai agama?

Informan Ya... pokoknya setiap  saya mendapat masalah, kata hati saya selalu bilang untuk berfikir dulu sebelum bertindak sehingga saya selalu dapat menyelesaikan masalah saya dengan penuh pertimbangan tanpa harus marah-marah dulu.

Refleksi Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya, salah satu siswa kelas dua SMK PGRI 2 Ponorogo, merasakan bahwa mereka berubah ke arah perilaku yang lebih terkendali (self control), yang dilaluinya sesuai dengan penanaman nilai-nilai agama yang dia dapat dari kelas satu sampai kelas dua, seperti dari dia tahu apa arti sholat (kognitif control) dari pembelajaran di dalam kelas sampai melaksanakan dengan rutin (behavior control) dari sinilah terjadiproses belajar sosial Bandura pembiasaan yang di dapat melalui kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah, sampai yang terakhir dia benar-benar berperilaku sesuai dengan kata hatinya (decasional control). Ini menunjukkan adanya perkembangan self control, dari kontrol eksternal menuju kontrol internal.

TRANSKRIP WAWANCARA

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:  08/4-W/F-2/18 –III /2008:  Agus Kurniawan (Mu’adzin Kelas X):  18 Maret 2008:  13.00-15.00 WIB:  19.30 – 20.30 WIB:  Perpustakaan Masjid /Ruang Rohis:  Perkembangan self control remaja di SMK PGRI 2

Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Materi Wawancara

Page 23: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

Peneliti Bagaimana sikap anda atau pandangan anda terhadap Guru PAI?

Informan Guru PAI adalah seorang yang mengajarkan ilmu-ilmu agama, beliau adalah seorang yang bisa memberikan contoh yang baik.

Peneliti Apa yang anda rasakan, ketika atau setelah guru PAI mengajar di kelas tentang nilai-nilai agama?

Informan Jujur saja ya...mbak setelah saya diajar guru agama, hati saya ini merasa bergetar, saya itu merasakan kalau saya benar-benar banyak dosa.

Peneliti Dari anda kelas satu sampai kelas dua, seberapa jauh yang anda rasakan dalam menerapkan nilai-nilai agama pada diri anda?

Informan Kesadaran saya dalam mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan berawal dari absensi dan ancaman nilai dari guru pendidikan agama Islam, sehingga saya merasa malu apabila tidak mengikuti kegiatan-kegiatan agama. Tapi  sekarang saya benar-benar sadar karena berkat adanya kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo., saya semakin bisa menyalurkan bakat saya, yaitu menjadi seorang mu’adzin.

Peneliti Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo?

Informan Saya lebih menjaga sikap bagaimana perilaku seorang mu’adzin yang baik. Misalkan ketika saya punya masalah sama teman saya, saya memilih mengalah atau bersabar.

Peneliti Ceritakan kepada saya, bagaimana anda menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai agama?

Informan Kayaknya, saya merasakan kalau hati kecil saya selalu mengatakan kalau saya ini seorang muadzin kelas. Misalkan ketika saya ingin marah-marah, khususnya adik saya mbak, yang sering membuat saya marah dan mungkin ini juga akibat dari seringnya saya mengumandangkan adzan.

Refleksi Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya, salah satu siswa kelas satu SMK PGRI 2 Ponorogo, merasakan bahwa mereka berubah ke arah perilaku yang lebih terkendali (self control), yang dilaluinya sesuai dengan penanaman nilai-nilai agama yang dia dapat setelah masuk kelas satu di SMK PGRI 2 Ponorogo, seperti dari pembiasaan yang didapat melalui kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah yang membuat dia selalu berbuat baik karena dia

Page 24: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

malu apabila ada yang menilai jelek pada dirinya (kontrol eksternal) di sinilah terdapat proses belajar sosial bandurasampai yang terakhir dia benar-benar berperilaku sesuai dengan kata hatinya (decasional control). Ini menunjukkan adanya perkembangan self control, dari kontrol eksternal menuju kontrolinternal

TRANSKRIP WAWANCARA

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:  09/6-W/F-2/25 –III /2008:  Nur Huda kelas 3 (mantan ketua rohis):  25 Maret 2008:  13.00-15.00 WIB:  19.30 – 20.30 WIB:  Masjid SMK PGRI 2 Ponorogo:  Perkembangan self control remaja di SMK PGRI 2

Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Materi Wawancara

Peneliti Bagaimana sikap anda atau pandangan anda terhadap Guru PAI?

Informan Guru PAI, di sini kan ada tiga. Dari masing-masing guru tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti pak Ali, biasanya saya sangat terpengaruh dengan kata-katanya pak Ali. Karena enak didengar, kalau untuk pak Ghufron, saya lebih dapat mencontoh perilakunya. Kemungkinan ya... seperti itu karena selama kelas satu sampai kelas tiga ini saya sering beraktifitas sama pak Ghufron.

Peneliti Apa yang anda rasakan, ketika atau setelah guru PAI mengajar di kelas tentang nilai-nilai agama ?

Informan Tauziyah-tauziyah tentang agama baik yang dilakukan oleh guru atau masyarakat lingkungan saya, selalu membuat saya termotivasi untuk selalu memperbaiki-memperbaiki kesalahan yang telah saya buat, yang tidak sesuai dengan perintah agama, sehingga saya dapat selalu berbuat kebaikan.

Page 25: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

Peneliti Dari anda kelas satu sampai kelas dua, seberapa jauh yang anda rasakan dalam menerapkan nilai-nilai agama pada diri anda?

Informan Awal kelas satu saya ya masih adaptasi dengan kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo ini tapi saya sudah menjadi pengurus rohis. Setelah saya dijadikan ketua rohis saya di tuntut harus lebih bertanggung jawab. Dari hasil-hasil pengalaman selama saya ikut pengurus rohis dan yang saya dapat dari mengikuti kegiatan-kegiatan keagaman membuat saya mulai paham terhadap pentingnya agama pada kehidupan saya.

Peneliti Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo?

Informan Ketika saya berkata, bertindak, serta dalam mengambil keputusan lebih condong untuk mengikuti hati nurani saya. Misalnya: setiap saya berbuat salah pada ibu, hati nurani saya selalu mengatakan agar saya segera bertaubat. Dengan minta ampun kepada Allah dan segera minta maaf pada Ibu.

Peneliti Ceritakan kepada saya, bagaimana anda menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai agama?

informan Selama saya berbuat kesalahan atau meginginkan sesuatu yang semua itu kayaknya tidak mungkin bisa terlaksana, yang saya kerjakan adalah segera berdo’a kepada Allah dan minta ampunan serta minta petunjuk.

Refleksi Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya, salah satu siswa kelas dua SMK PGRI 2 Ponorogo, merasakan bahwa mereka berubah ke arah perilaku yang lebih terkendali (self control), yang dilaluinya sesuai dengan penanaman nilai-nilai agama yang dia dapat dari kelas satu sampai kelas tiga, seperti dari dia tahu apa nilai-nilai agama (kognitif control) dari pembelajaran di dalam kelas sampai melaksanakannya dengan rutin (behavior control) dari pembiasaan yang didapat melalui kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah, di siniah terjadi proses belajar sosial bandura sampai yang terakhir dia benar-benar berperilaku sesuai dengan kata hatinya (decasional control). Ini menunjukkan adanya perkembangan self control, dari kontroleksternal menuju kontrol internal

Page 26: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP WAWANCARA

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:  10 /1-W /F-1 /27-III /2008:  Bapak Drs. Ghufron Prayitno M. Ag:  27  Maret 2008:  13.00-15.00 WIB:  19.30 – 20.30 WIB:  Perpustakaan Masjid /Ruang Rohis:   Faktor penghambat dan pendukung dalam

pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Materi Wawancara

Peneliti Bagaimana kegiatan ekstra keagamaan yang bapak di jalankan?

Informan Kegiatan ekstra Al-Qur’an yang saya jalankan itu meliputi kegiatan-kegiatan keagamaan seperti sholat jama’ah Dhuhur. ’Asyar, Jum’at, ekstra Al-Qur’an dan kegiatan-kegiatan keagamaan lain yang di selenggarakan setiap satu tahun sekali seperti zakat fitrah, potong binatang Qurban dan Pondok Romadhon. Kegiatan-kegiatan keagamaan itu akan dilaksanakan  secara rutin dan terprogram sesuai jadwal.

Peneliti Apa latar belakang berdirinya ROHIS  “ al-Firdaus ”?

Informan Sebenarnya ROHIS  “Al-Firdaus” adalah organisasi Ke-Islaman yang di selenggarakan di SMK PGRI 2 Ponorogo, di bawah OSIS. Dengan bimbingan Sek. Bid. Keagaman, yaitu saya sendiri. Sedangkan anggota dari pada Rohis itu diambil dari kelas satu dan dua saja. Yaitu setiap kelas diambil dua kandidat untuk menjadi Imam kelas dan Mu’adzin kelas. Yang nantinya diserahkan ke Rohis untuk dijadikan pengurus Rohis. Dari imam kelas dan mu’adzin kelas akan dapat memudahkan melakukan kontrol setiap kelas dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan dari pada guru sendiri. Apalagi mereka pada akhirnya akan lebih dapat di percaya temannya dan dapat menjadi contoh langsung untuk teman kelasnya.

Peneliti Bagaimana tugas dari pada ROHIS  “Al-Firdaus”. Apakah ada hubungannya dengan kegiatan-kegiatan keagamaan yang

Page 27: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

ada di SMK PGRI 2 Ponorogo?

Informan Ya..., jelas ada, meskipun kegiatan – kegiatan keagamaan di sini merupakan anjuran dari pihak sekolah/  kepala sekolah. Akan tetapi tidak akan dapat berjalan rutin dan terprogram, apabila tidak ada yang membawahi. Untuk itu Rohis adalah salah satu organisasi di sini untuk mengaktifkan, merutinitaskan serta memprogramkan semua kegiatan-kegiatan agama yang dilaksanakan di SMK sini, karena kalau cuma mengandalkan dari pihak guru agama atau wali kelas tetap tidak akan dapat berjalan secara rutin. La....untuk itu saya membuat dua perwakilan dari kelas untuk selalu bertugas sesuai dengan piket/  jadwal yang saya buat dan untuk yang bertugas/ piket dalam kegiatan-kegiatan keagamaan akan mendapatkan jatah makan siang. Sedangkan tugas mereka adalah dapat menunjukkan Imam serta mu’adzin setiap mengikuti rutinitas sholat Jama’ah kalau tidak ada yang harus bertanggung jawab ya...mereka dan melakukan pengabsenan ketat terhadap anggota kelasnya serta, yang kemudian akan diberikan pada guru agama masing-masing sesuai dengan kelasnya untuk ditindak lanjuti.

Refleksi Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya, Dari hasil wawancara yang telah di lakukan, peneliti menyimpulkan, bahwa pengembangan self control siswa SMK PGRI 2 Ponorogo, di upayakan oleh bapak Ghufron Prayitno selaku Sek. Bid. Keagamaan melalui penanaman nilai-nilai agama yang dapat dilakukan melalui Rohis sehingga kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah dapat di jalankan secara rutin dan terprogram.

TRANSKRIP WAWANCARA

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:  11 /2-W/F-1 /27-III/2008:  Bapak Tantowi Mu’id S. Ag:           27 Maret 2008:           09.30-11.00 WIB:  19.30 – 20.30 WIB:  Ruang Guru:   Faktor penghambat dan pendukung dalam

pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Page 28: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

Materi Wawancara

Peneliti Bagaimana tugas bapak selaku ketua bidang pelajaran agama di SMK PGRI 2 Ponorogo?

Informan Di sini saya selaku ketua dari pada Guru PAI di SMK PGRI 2 Ponorogo ini mempunyai target kurikulum, yaitu anak harus dapat sholat dan baca Al-Qur’an. Sehingga saya dan Guru Pendidikan Agama Islam melakukan pemberantasan buta huruf Al-Qur’an di tambah anak-anak harus bisa sholat.

Peneliti Bagaimana cara bapak untuk mengejar target kurikulum tersebut?

Informan Caranya seperti ini, apabila ada anak yang belum bisa mengaji dan sholat, mereka diberi kesempatan untuk ikut kegiatan rohis dengan tujuan les ngaji dan sholat. Tapi kalau mereka tidak mau, mereka boleh les di luar entah bagaimana caranya. Pokoknya setelah kelas dua mereka harus bisa ngaji dan sholat dan dalam hal ini guru pendidikan agama Islam bekerja sama dengan orang tua mereka dan apabila dalam hal ini ada juga yang masih tidak mau melakukan, usaha kami dengan ancaman nilai agama yang tidak akan keluar sampai mereka bisa mengejar target. Dan apabila memang terpaksa ada yang belum bisa mencapai target maka mereka akan diserahkan ke Sek. Bid. Keagamaan yang kemudian mereka akan dibimbing terus sampai bisa di samping itu mereka harus membayar denda berupa membelikan buku-buku agama sesuai dengan ketentuan.

Refleksi Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwasanya, dari hasil wawancara yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa pengembangan self control siswa SMK PGRI 2 Ponorogo, diupayakan oleh bapak Tantowi Mu’id selaku ketua guru bidang PAI, melalui pengejaran target dengan beberapa konsekuensi  hukuman yang diberikan kepada siswa secara demokratis dengan bantuan kepala sekolah serta guru BP.

TRANSKRIP WAWANCARA

Page 29: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:  12/1-W/F-3/28 -III /2008:  Bapak Drs. Ghufron Prayitno M. Ag:  28 Maret 2008:  13.00-15.00 WIB:  19.30 – 20.30 WIB:  Perpustakaan Masjid /Ruang Rohis:   Faktor penghambat dan pendukung dalam

pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Materi Wawancara

Peneliti Apa saja faktor pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai agama?

Informan Input siswa yang berasal dari MTs atau pondok pesantren serta yang dari keluarga yang agamis dan lingkungan agamis akan membantu anak lebih cepat memahami nilai-nilai agama di sekolah serta adanya kebijaksanaan sekolah dalam menerapkan kedisiplinan penuh.

Peneliti Apa saja faktor penghambat dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai agama?

Informan Siswa kurang adanya pengawasan dari orang tua, karena kebanyakan orang tua siswa kerja jauh, misalnya jadi TKI, sehingga anak hanya dititipkan di tempat nenek ataupun pamannya. Semua ini akan ikut menghambat pengembangan siswa. Karena dalam pembentukan perilaku moral/ akhlak. Keluarga merupakan faktor utama dan pertama. Dan juga pendidik yang kurang dapat memberikan contoh yang baik pada siswanya.

Refleksi Dari hasil wawancara di atas tentang faktor pendukung dan penghambat dapat disimpulkan bahwasanya faktor pendukung dan penghambat adalah pendidik dari yang dapat memberikan contoh dan tidak dapat memberikan contoh, serta kurangnya Guru PAI untuk ribuan siswa. Peserta didik dari kemampuan dalam beragama dan yang tidak bisa sama sekali, alat pendidikan seperti masjid, perpustakaan masjid serta penerapan kedisiplinan dan juga dari lingkungan baik sekolah, keluarga dan masyarakat.

Page 30: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP WAWANCARA

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:  13/2-W/F-3 /28-III /2008:  Bapak Tantowi Mu’id S. Ag:  28 Maret 2008:  09.30-11.00 WIB:  19.30 – 20.30 WIB:  Ruang Guru:   Faktor penghambat dan pendukung dalam

pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Materi Wawancara

Peneliti Apa saja faktor penghambat dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai agama?

Informan Faktor lingkungan keluarga dan masyarakat yang kurang baik, akan menghambat perkembangan anak dalam memahami pentingnya nilai-nilai agama yang telah di terapkan di SMK PGRI 2 Ponorogo.

Peneliti Apa saja faktor Pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai agama?

Informan Bantuan penuh dari pihak sekolah seperti guru BP, kepala sekolah serta guru umum dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang telah diprogram oleh Seksi bidang keagamaan beserta guru PAI lainnya. Seperti Guru BP yang telah membantu proses pemberian sanksi bagi yang belum bisa membaca al-Qur’an sesuai target yang telah di tentukan, dan kepala sekolah yang telah memberikan kelonggaran pada guru PAI untuk mengosongkan hasil nilai akhir agama anak, selama anak tersebut masih dalam catatan pelanggaran rohis. Dan juga guru-guru umum lainnya yang selalu ikut dalam kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo.

Refleksi Dari hasil wawancara di atas tentang faktor pendukung dan penghambat dapat disimpulkan bahwasanya faktor pendukung dan penghambat adalah pendidik, peserta didik, alat pendidikan seperti penerapan kedisiplinan dan juga

Page 31: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

lingkungan baik sekolah, keluarga dan masyarakat.

TRANSKRIP WAWANCARA

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:  14/3-W/F-3/28 -III /2008:  Bapak Ali Mashud S. HI:  28 Maret 2008:  15.00-17.00 WIB:  19.30 – 20.30 WIB:  Masjid SMK PGRI 2 Ponorogo:   Faktor penghambat dan pendukung dalam

pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Materi Wawancara

Peneliti Apa faktor pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai agama?

Informan Faktor pendukung pertama ya....adanya kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan secara rutin. Dan juga  In-put anak yang sebelumnya memang memiliki kemampuan dalam bidang agama entah itu dari lulusan Tsanawiyah atau dari keluarga yang Agamis.

Peneliti Apa faktor penghambat  dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai agama?

Informan Kurangmampunya anak dalam membaca al-Qur’an serta mengerjakan sholat, menjadi kendala dalam pengembangan pengendalian diri melalui penanaman nilai-nilai Agama di tambah lagi pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan sistem blok yang akan mengurangi alokasi waktu dalam pembelajaran. Apalagi saya rasakan tidak semua guru dapat memberikan contoh yang baik untuk murid. Apalagi siswa SMK sering menganggap PAI tidak terlalu penting karena tujuan sekolah SMK harus siap kerja.

Refleksi Dari hasil wawancara di atas tentang faktor pendukung dan penghambat dapat di simpulkan bahwasanya faktor pendukung dan penghambat adalah tujuan, pendidik,

Page 32: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

peserta didik, alat pendidikan seperti penerapan kedisiplinan dan adanya sistem blok dan juga lingkungan baik sekolah, keluarga dan masyarakat.

TRANSKRIP WAWANCARA

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:  15 /7-W /F-1 /3-IV /2008:   Bpk.Pirngadi B.A(kepala SMK PGRI 2):   03 April 2008:   09.30-11.00 WIB:   19.30 – 20.30 WIB:   Ruang Kepala Sekolah:   Faktor penghambat dan pendukung dalam

pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Materi Wawancara

Peneliti Bagaimana pendapat bapak tentang pembelajaran Agama di SMK PGRI 2 Ponorogo ini?

Informan Kebanyakan masyarakat menganggap kalau Islamnya anak STM itu Islam Abangan. Tetapi jangan di kira SMK PGRI 2 ini tidak memperdulikan tentang keagamaan. Bahkan di Masjid yang besar ini adalah tempat kegiatan-kegiatan keagamaan yang di lakukan secara rutin dan terpogram dalam melakukan pembinaan terhadap anak SMK agar di kemudian hari mereka dapat menjadikan Agama sebagai pegangan dalam bertingkah laku. Lagi  pula hampir 99 % baik guru maupun siswanya beragama Islam.

Refleksi Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya kepala sekolah SMK PGRI 2 Ponorogo, sangat mendukung adanya kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo. Khususnya dalam hal mengarahkan dan membimbing siswa agar berperilaku sesuai dengan perintah agama.

Page 33: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP WAWANCARA

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:  16 /7-W/F-3 /3 -IV /2008:   Bpk.Pirngadi B.A(kepala SMK PGRI 2):  03 April 2008:  09.30-11.00 WIB:  19.30 – 20.30 WIB:   Ruang Kepala Sekolah:   Faktor penghambat dan pendukung dalam

pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama.

Materi Wawancara

Peneliti Bagaimana pendapat bapak tentang kedisiplinan dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang di laksanakan di SMK PGRI 2 Ponorogo?

Informan SMK sini memang semuanya dilatih untuk disiplin bukan hanya dari siswanya akan tetapi dari pihak guru juga. Hal ini agar guru dapat menjadi contoh yang baik untuk siswanya. Jadi guru di sini tidak hanya mengajar tapi juga mendidik. Maklumlah anak-anak di SMK yang jumlahnya ribuan harus dilatih untuk dapat mengendalikan diri. La melalui kedisiplinan dan juga kegiatan – kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam akan membantu perkembangan siswa dalam mengendalikan diri mereka juga.  Selain itu biar masyarakat tahu kalau STM sini bukan sekolah Abangan.

Refleksi Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwasanya kepala sekolah SMK PGRI 2 Ponorogo, menerapkan kedisiplinan secara demokratis, yakni konsekuensi hukuman yang di berikan siswa sesuai kesepakatan antara pemberi hukuman dan siswanya dan juga sangat mendukung adanya kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo. Khususnya dalam hal mengarahkan dan membimbing siswa agar dapat mengendalikan diri melalui penanaman nilai-nilai agama.

Page 34: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP WAWANCARA

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:  17/8-W/F-3/14 -IV /2008:  Bpk.  Rokhim (Waka kurikulum SMK ):  14 April 2008:  09.30-11.00 WIB:   19.30 – 20.30 WIB:  Pos Satpam:   Faktor penghambat dan pendukung dalam

pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Materi Wawancara

Peneliti Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di SMK PGRI 2 Ponorogo ini, yang katanya penuh dengan kedisiplinan?

Informan Sekolah Menengah Kejuruan yang aktivitas pembelajaran di mulai dari jam 07.00 WIB sampi 17.30 WIB. Dengan dua season pembelajaran. Pembelajaran pertama untuk kelas dua dan tiga, dimulai dari pukul 07.00 sampai 13.00 WIB, dan pembelajaran ke dua dimulai dari pukul 13.00 sampai 17.30 WIB dengan kedisiplinan penuh, hal ini bisa dilihat dari pintu gerbang yang mengitari sekolah dengan adanya dua pintu masuk untuk siswa dan satu lagi untuk guru serta dua satpam yang siap menjaga. Dan untuk masalah kedisiplinan, tanyakan kepada pak Didik selaku satpam di SMK PGRI 2 Ponorogo.

Refleksi Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwasanya WAKA Kurikulum SMK PGRI 2 Ponorogo, mengakui adanya penerapan kedisiplinan.

Page 35: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

TRANSKRIP WAWANCARA

KodeNama InformanTanggalJamDisusun JamTempat WawancaraTopik Wawancara

:   18/9-W/F-3/14 -IV/2008:   Bpk. Didik (Satpam SMK PGRI 2 Po):  14 April 2008:  09.30-11.00 WIB:  19.30 – 20.30 WIB:   Pos Satpam:   Faktor penghambat dan pendukung dalam

pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai Agama

Materi Wawancara

Peneliti Bagaimana pelaksanaan kedisiplinan di SMK PGRI 2 Ponorogo?

Informan Di STM sini peraturannya sangat ketat mbak. Apalagi kalau menyangkut kedisiplinan waktu. Kalau tidak gitu anak STM yang mayoritas laki-laki semua akan sulit dikendalikan, Dari pukul tujuh pagi sampai setengah enam sore, saya harus terus standbay di sini, guna untuk membuka gerbang tiap jam setengah tujuh, dan menutup gerbang tiap jam tujuh. Membuka lagi waktu istirahat dan menutup lagi setelah istirahat sampai jam satu baru dibuka lagi, kemudian ditutup setelah jam satu dibuka lagi waktu istirahat sore ditutup lagi sampai jam setengah enam baru dibuka lagi. Kecuali kalau ada perintah dari guru piket untuk membuka gerbang pada jam-jam tutup.

Refleksi Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan

Page 36: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

bahwasanya petugas satpam di SMK PGRI 2 Ponorogo, mengakui adanya penerapan kedisiplinan.

TRANSKRIP DOKUMENTASI

KodingBentukIsi DokumenTanggal pencatatanJam pencatatan

:   01/ D/ F-1/8-II/2008:   Catatan / tulisan:  Sejarah singkat berdirinya SMK PGRI 2

Ponorogo.:   08 Pebruari 2008:   09.00 – 10.30 WIB

Bukti Dokumentasi

Sejarah Singkat Berdirinya Stm Pgri 2 PonorogoBerawal dari kenyataan yang kita hayati di tahun ajaran

1983/ 1984 dimana siswa yang berniat ke sekolah kejuruan semakin banyak sehingga STM Negeri Ponorogo tidak dapat menampung. Gagasan untuk membuka STM PGRI yang di tahun-tahun sebelumnya dalam keragu-raguan maka setelah melihat kenyataan di atas gagasan tersebut dengan tekat bulat guna mengabdi kepada Pendidikan sesuai dengan profesi kita selanjutnya kita wujudkan.

Setelah berkonsultasi dengan rekan-rekan STM Negeri demikian pula dari ST Negeri menghadap kepala STM Negeri Ponorogo untuk menyampaikan kesepakatan kita guna mendirikan STM PGRI di samping mohon petunjuk pelaksanaannya.

Saran dan  Petunjuk dari kepala STM Negeri, penyusun beserta rekan-rekan disarankan untuk menghadap ke YPLP PGRI yang prinsipnya kepala STM Negeri tidak keberatan membantu asalkan YPLP PGRI mengijinkan atas berdirinya STM PGRI.

Hari Minggu tanggal 13 Mei 1984 jam 19.00. kami bersama menghadap ke YPLP PGRI (Bapak Drs. Sutrisno) ternyata gagasan untuk mendirikan STM PGRI tersebut tidak lain dinantikan oleh yayasan. Spontan yayasan menyambut baik hal tersebut dan selanjutnya kami diberikan syarat-syarat yang harus dilengkapi guna

Page 37: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

pendirian sekolah baru. Persyaratan Pendirian Sekolah baru dilengkapi dengan bekerja sama antara Yayasan dan pendiri sekolahan. Dan selanjutnya pengawasan izin operasional merupakan tanggung jawab Yayasan.

Setelah memahami segala petunjuk Yayasan maka pada tanggal 14 Mei 1984. hari Senin mengumpulkan rekan-rekan guru, melengkapi persyaratan pendidikan sekolah baru, yaitu STM PGRI Ponorogo yang ternyata didukung baik Yayasan maupun Kepala STM Negeri dan kepala ST Negeri Ponorogo, selanjutnya pembagian tugas dilaksanakan guna melengkapi semua persyaratan. Pertemuan tanggal 19 Mei 1984 diadakan dengan dihadiri penyusun ( H. S. Perngadi, BA), Bapak  Marzuki, Bapak Abdul Ilhman, Bapak Sootikno, danm bapak Budiono. Disamping diadakan pembagian tugas  di dalam pertemuan  ini juga dibicarakan kapan pengesahan  pendirian STM PGRI Ponorogo  dilaksanakan dan di mana diadakan . Tempat dapat di tentukan di mana  kita sepakat di ST Negeri  dengan terlebih dahulu mohon ijin kepada Bapak Kepala ST Negeri Ponorogo. Sedang hari dan tanggal menurut Bapak Kepala STM Negeri Ponorogo disuruh menunggu setelah ada kepastian jawaban persetujuan dari Bidang Diknonjur. Tanggal 15 Mei 1984 Bapak Kepala STM Negeri Ponorogo kebetulan ke Bidang yang selanjutnya jawaban dari Bidang tentang persetujuan akan di sampaikan lewat telpon STM Negeri Ponorogo.

Refleksi : Dari hasil dokumentasi yang dikumpulkan akan menjadi bukti adanya SMK PGRI 2 Ponorogo.

TRANSKRIP DOKUMENTASI

KodingBentukIsi DokumenTanggal pencatatanJam pencatatan

:  O2/ D/F-1/12-II/2008:  Papan catatan

: Sarana dan Prasarana SMK PGRI 2 Ponorogo:  12 Pebruari 2008:  09.00 – 10.30 WIB

Page 38: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

Bukti Dokumentasi

Sarana dan Prasarana SMK PGRI 2 Ponorogo.

No Jenis barang JmlLuas (m  )

Status Sertifikat

1. Bangunan 5,344 Milik sendiri

sertifikat

2. Halaman 2,599 Milik sendiri

Sertifikat

3. Lap. Olahraga 5,562 Milik sendiri

sertifikat

4.  Ruang kelas /teori 26 5,636 Milik sendiri

Sertifikat

5. Ruang tamu 1 18 Milik sendiri

Sertifikat

6. Ruang kepala sekolah

1 18 Milik sendiri

Sertifikat

7. Ruang guru 1 63 Milik sendiri

Sertifikat

8. Ruang tata usaha 1 52 Milik sendiri

Sertifikat

9. Ruang BP /BK 1 9 Milik sendiri

Sertifikat

10. Ruang perpustakaan 1 102 Milik sendiri

Sertifikat

11. Ruang UKS 1 12 Milik sendiri

Sertifikat

12. Ruang praktek komputer

1 76 Milik sendiri

Sertifikat

13. Ruang koperasi /toko 1 12 Milik sendiri

Sertifikat

14. Ruang osis 1 28 Milik sendiri

Sertifikat

15. Masjid dan ruang rohis/ perpustakaan masjid

1 266 Milik sendiri

Sertifikat

16. Kamar mandi / WC Siswa

3 42 Milik sendiri

Sertifikat

17. Kamar mandi / WC Guru

2 6 Milik sendiri

Sertifikat

18. Gudang 2 56 Milik Sertifikat

Page 39: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

sendiri

19. Ruang serba guna 1 293 Milik sendiri

Sertifikat

20. Ruang Pos penjaga sekolah

1 4 Milik sendiri

Sertifikat

21. Ruang bengkel otonomi

2 252 Milik sendiri

Sertifikat

22. Ruang bengkel mesin

1 378 Milik sendiri

Sertifikat

23. Ruang praktek Listrik 1 360 Milik sendiri

Sertifikat

34. Ruang praktek bangunan

1 360 Milik sendiri

Sertifikat

25. Ruang lain-lain 1,299 Milik sendiri

Sertifikat

26. Luas tanah seluruhnya

13,505 Milik sendiri

Sertifikat

Refleksi : Dari hasil pengumpulan dokumentasi ini menjadikan bukti adanya sarana prasarana berupa Masjid di SMK PGRI 2 Ponorogo.

TRANSKRIP DOKUMENTASI

KodingBentukIsi DokumenTanggal pencatatanJam pencatatan

:  O3/D/F-1/15-II/2008:   Papan Catatan:  Visi dan Misi serta moto SMK PGRI 2 Ponorogo:   15 Pebruari 2008:   09.00 – 10.30 WIB

Bukti Dokumentasi

Visi, Misi dan Tujuan SMK PGRI 2 Ponorogo.    MOTO

“ Disiplin Merupakan Kunci Sukses.”II.      VISI

Ddalam Waktu singkat tamatan sudah dapat terserap:      Dunia kerja

Page 40: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

      Perguruan Tinggi      Berwirausaha

III.     MISIMenyiapkan tamatan:

   Siap memasuki lapangan kerja dengan sikap profesional.Siap berkompetesi dan memiliki karir untuk mengembangkan

diri.    Menjadi warga negara yang produktif , adaptif dan kreatif.Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi

kebutuhan dunia. usaha / dunia industri di masa sekarang maupun mendatang.

Mampu mengikuti perkembangan imtaq dan imtek di masa mendatang.

IV.    TUJUAN SMK PGRI 2 Ponorogo       Memenuhi tuntutan kebutuhan pengguna jasa pendidikan

dan pelatihan.       Menghasilkan sumber daya manusia yang mampu

memenuhi kebutuhan pasar.Menjaga konsistensi mutu instusi dan tamatan

Refleksi : Dari hasil pengumpulan dokumentasi di atas dapat menjadi bukti adanya misi SMK PGRI 2 Ponorogo, yang harus dapat menguasai perkembangan IMTAQ selain harus berIMTEK

TRANSKRIP DOKUMENTASI

KodingBentukIsi DokumenTanggal pencatatanJam pencatatan

: 04/D/ F-1/19-II /2008: Papan Catatan: Jadwal Kegiatan-kegiatan keagamaan.: 19 Pebruari 2008: 09.00 – 10.30 WIB

Page 41: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

Bukti Dokumen-tasi

DAFTAR PENGUMUMAN KEGIATAN-KEGIATAN KEAGAMAAN1. Kegiatan sholat Jama’ah Jum’at

NO HARI KHOTIB BILAL KELAS

1 Jum ’at Wage

1.    Zainuri Munir, B.A2.    Drs. Saiful Anam

Erfin. S 1 M, 2 M2 K, 2 L3 J, 3 K

2 Jum ’at Kliwon

1.    Drs. Ghufron Prayitno

2.    Drs. Agus Tumiran

Kholis. S 1A,1B,1C.2A,2B,2C3A,3B,3C

3 Jum ’at Legi

1.    Tanthowi Mu’id S.Ag

2.    Puthut Wijayanto S.Pd

Nur Huda 1D. 1E, 1F2D, 2E, 2F3D, 3E, 3F

4 Jum ’at Pahing

1.    Drs. M. Sholeh2.    Ali Mashudi

Khoirul Anam

1G, 1H, 1i2G, 2H3G, 3H

5 Jum’at Pon

1.    Drs Syamsudin2.    Drs. Makmun

Kumadi

Agus Kurniawan

1J, 1K, 1L,2I, 2J3H, 3I

2. Kegiatan Sholat Jama’ah Dhuhur dan Sholat Jama’ah ’Asyar dan ekstra al-Qur’an

NO HARI IAMAM/ MU’ADZIN KELAS PESERTA

1 Senin Dhuhur: M1: II A, M2: II B M3: III A, dan M4: III B.Ashar: MI: I A, M2: I B, M3:I A, dan M4:I B

: KLs. II dan III(A-B): Kls. I A, B

2 Selasa Dhuhur: M1: II C, M2: II D M3: III C, dan M4: III D.Ashar: MI: I C, M2:I D, M3:I C, dan M4: I D

: KLs. II dan III(C-D): Kls. I C, D

3 Rabu Dhuhur: M1: II E, M2: II F M3: III E, dan M4: III F.Ashar: MI: I E, M2: I F, M3:I E, dan M4:I F

: KLs. II dan III(E-F): Kls. I E, F

4 Kamis Dhuhur: M1: II G, M2: II H M3: III G, dan M4: III H/I.

: KLs. II dan III

Page 42: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

Ashar: MI: I G, M2:I H, M3:I G, dan M4:I H

(G, H, I): Kls. I A, B

5 Jum’at Dhuhur: Sholat Jama’ah Jum’at.Ashar: MI: I i, M2: I J, M3:I i, dan M4:I J

: Kls. I i, J

6 Sabtu Dhuhur: M1: II J, M2: II K M3: III J, dan M4: III K/L/ II L.Ashar: M1: I K, M2: I L, M3:I K, dan M4:I L

: KLs. II dan III(J, K, L)

: Kls. I K, L

NB:Pengajian kitab  “ Tanbihul Muta’alim.”  kelas 1, 2 dan 3 sesuai

dengan jadwal sholat Jama’ah Jum’at, mulai jam 13.00 – 15.00 WIB.

Ekstra Al-qur’an, sesuai dengan jadwal kegiatan sholat dhuhur dan Ashar, untuk kelas 2 dan 3, yang di mulai pukul 13.00 – 15.00 WIB, dan sekitar jam 11.00 – 12.30 WIB untuk kelas satu.

Dimohon wali kelas dan guru agama memantau anaknya.

Refleksi : Dari pengumpulan dokumen di atas menjadikan bukti adanya kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2 Ponorogo secara rutin dan terprogram.

PEDOMAN WAWANCARA

 

Di dalam metode pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, ada beberapa

pertanyaan dari peneliti, yang akan ditanyakan kepada:

1)    Pendidik

1. Bagaiamana upaya bapak dalam mengatasi problem-problem tersebut?

2. Bagaiamana hasil yang dapat di capai dalam penanaman nilai-nilai agama terhadap siswa?

3. Bagaimana kegiatan ekstra keagamaan yang bapak jalankan?

4. Apa latar belakangn berdirinya ROHIS  “ aL-Firdaus ”?

5. Bagaimana tugas dari pada ROHIS  “Al-Firdaus”. Apakah ada hubungannya dengan

kegiatan-kegiatan Keagamaan yang ada di SMK PGRI 2 Ponorogo?

6. Bagaimana tugas bapak selaku ketua bidang pelajaran Agama di SMK PGRI 2 Ponorogo?

7. Bagaimana cara bapak untuk mengejar target kurikulum tersebut?

Page 43: CONTOH TRANSKRIP OBSERVASI

8. Apa saja faktor Pendukung dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2

Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai agama?

9. Apa saja faktor penghambat dalam pengembangan self control remaja di SMK PGRI 2

Ponorogo melalui penanaman nilai-nilai agama?

2)    Peserta Didik 

1.    Bagaimana sikap anda atau pandangan anda terhadap Guru PAI?

2.    Apa yang anda rasakan, ketika atau setelah guru PAI mengajar di kelas tentang nilai-nilaiagama?

3. Dari anda kelas satu sampai kelas dua, seberapa jauh yang anda rasakan dalam menerapkan nilai-

nilai agama pada diri anda?

4.  Apa manfaat yang anda rasakan setelah mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di SMK PGRI 2

Ponorogo?

5.  Ceritakan kepada saya, bagaimana anda menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai agama?