contoh skripsi spd teknik
description
Transcript of contoh skripsi spd teknik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,
pendidikan ini berarti bahwa setiap manusia berhak untuk mendapat suatu
pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses kehidupan dalam
mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan
kehidupan, Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting karena
kualitas kehidupan suatu bangsa sangat erat dengan tingkat pendidikan,
pendidikan sendiri merupakan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya
peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki
pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat,
kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia (Undang Undang
SISDIKNAS no. 20 tahun 2003).
Dalam proses belajar mengajar masalah kegiatan siswa adalah salah
satu hal yang menjadi pusat perhatian bagi seorang guru. Dalam kegiatan proses
belajar mengajar guru hendaknya mampu menciptakan lingkungan belajar yang
dapat merangsang siswa dan mengarahkan mereka dalam belajar. Agar kegiatan
pembelajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif dalam belajar,
tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif, salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk menuju ke arah itu adalah dengan cara memperhatikan
1
variasi dalam mengajar agar tidak menimbulkan kejenuhan bagi siswa. Salah satu
peranan guru adalah sebagai mediator bagi para siswa, seorang guru hendaknya
memiliki kemampuan dan keterampilan dalam merancang dan memanfaatkan
media pengajaran.
Fungsi media pengajaran adalah alat komunikasi untuk menyampaikan
informasi dalam kegiatan belajar mengajar agar lebih efektif dan efisien, dalam
proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari
sumber (guru) menuju penerima (siswa). Dengan demikian keberadaan media
dalam dunia pendidikan merupakan bagian yang cukup penting dalam mencapai
tujuan instruksional.
Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi pada saat ini membuat
penyempurnaan penyampain dalam pendidikan. Penggunaan media dalam
pendidikan mulai diperlukan karena mempunyai banyak kelebihan, salah satunya
program software Macromedia flash yang merupakan softwere animasi media
pembelajaran, software Macromedia flash ini dapat membantu guru dalam
menyampaikan pembelajaran agar lebih menarik dan mudah di pahami bagi
Siswa.
Terkait dalam silabus mata kuliah Mekanika Tanah yang merupakan mata
kuliah wajib mahasiswa semester 3 Pendidikan Teknik Bangunan (PTB),
tercantum ketuntasan belajar mahasiswa tingkat pemahaman (kognitif) dan
kecapaian berfikir dalam menghitung materi praktik (psikomotorik). Kegiatan
pembelajaran dalam pelaksanaannya memerlukan usaha-usaha perbaikan untuk
2
kualitas hasil belajar salah satu upaya dalam meningkatkan mutu dan hasil belajar
adalah penerapan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Mata
kuliah Mekanika Tanah merupakan mata kuliah yang mempelajari ilmu dasar
yang meliputi soil testing tentang karakteristik tanah dan klasifikasi tanah untuk
mengetahui kekuatan sifik tanah, Mahasiswa dituntut untuk memahami dan
menguasai materi mengenai Mekanika Tanah serta mengimplementasikannya
dalam praktikum Mekanika Tanah. Dilihat dari prestasi mahasiswa Pendidikan
Teknik Bangunan Universitas Negeri Semarang yang mengikuti mata kuliah
Mekanika Tanah dan Praktik angkatan 2011 prestasi yang didapat sudah baik
yakni sebesar 77,9 (BPTIK UNNES tahun 2015).
Namun sampai sekarang media yang digunakan pada mata kuliah Mekanika
Tanah adalah buku dengan pengajaran konvensional dari dosen, Menurut
Djamarah (1996), metode pembelajaran konvensional adalah metode
pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak
dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru
dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran
sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan
penjelasan serta pembagian tugas dan latihan, penggunaan metode pengajaran
konvensional hanya membuat peserta didik lebih banyak mendengarkan
penjelasan dosen di depan kelas dan melaksanakan tugas jika dosen memberikan
latihan soal-soal kepada peserta didik, padahal pada mata kuliah Mekanika Tanah
memiliki beberapa materi yang membutuhkan visualisasi yang lebih, terutama
pada pemaparan cara penggunaan alat khusunya alat Boring dan SPT, kerumitan
3
alat praktikum proses pengeboran didalam tanah yang tidak nampak menjadiakan
masalah pemahaman tersendiri bagi mahasiswa, seperti halnya pada praktikum
Boring dan SPT saat melakukan praktikum pengeboran kerja alat yang tidak
nampak karena terhalang oleh tanah pada saat pengambilan sampel tanah,
menjadikan materi sulit untuk dicerna, dengan penambahan animasi pada proses
pembelajaran ini maka gambaran yang sulit dijelaskan dapat nampak sehingga
materi yang disampaiakan dapat terserap dengan baik, kehadiran penggunaan
video animasi ini dapat juga menggambarkan kerja alat yang terhalang di dalam
tanah dan dirasa sangat penting untuk mengatasi kesulitan belajar . Kerumitan
bahan ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan
dengan bantuan media. Suatu pembelajaran yang baik pun dapat berjalan optimal
sesuai harapan dengan adanya media pembelajaran yang menarik dan inovatif,
sehingga proses pembelajaran tidak membosankan, dan timbul rasa antusias pada
mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan.
Selain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, pemakaian atau
pemanfaatan media juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
pelajaran, dan diharapakan adannya peningkatan prestasi mahasiswa Pendidikan
Teknik Bangunan yang mengikuti perkuliahan tersebut.
Dari latar belakang masalah diatas penting untuk diadakan penelitian
masalah ini dengan judul “Efektifitas Media Pembelajaran Mata Kuliah
Mekanika Tanah Boring Dan Standard Penetration Test ( SPT ) Berbasis
Macromedia Terhadap Prestasi Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan
UNNES”
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka permasalahan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Seberapa besar peningkatan prestasi belajaran berbasis Macromedia bagi
mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan dalam mengikuti mata kuliah
Mekanika Tanah Boring dan SPT ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas , maka tujuan dari penelitian yaitu :
Mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar berbasis Macromedia
bagi mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan dalam mengikuti kuliah
Mekanika Tanah Boring dan SPT ?
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah diterapkan untuk menghindari perkembangan
permasalahan yang terlalu luas. Peneliti membatasi masalah sebagai berikut :
a. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Teknik
Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
yang mengikuti mata kuliah Mekanika Tanah Boring dan SPT, semester ganjil
tahun ajaran 2015/2016.
5
b. Subjek penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis
Macromedia Flash, berupa suatu softwere animasi media pembelajaran untuk
membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran agar lebih menarik dan
mudah di pahami Siswa dan penerapannya menggunakan computer dan imager
proyektor, media tersebut berisi materi ajar dan latihan untuk belajar mandiri
mahasiswa.
1.5 Manfaat Penelitian atau Kegunaan Penelitian
1.5.1 Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan dapat
mengembangkan media pembelajaran yang telah ada.
b. Bagi Mahasiswa
Memberikan sumber belajar alternatif mandiri bagi mahasiswa dalam
mengikuti mata kuliah Mekanika Teknik Boring dan SPT .
c. Bagi Dosen
Memberikan alternatif media pembelajaran bagi dosen dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar mata kuliah Mekanika Tanah Boring dan SPT.
6
1.5.2 Manfaat Teoritis
a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
pengembangan media pembelajaran dalam mata kuliah Mekanika Tanah
Boring dan SPT .
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan
penelitian yang sejenis.
c. mahasiswa lebih mudah memahami materi pelajaran
1.6 Sistematika Skripsi
Secara garis besar penulisan skripsi dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian
awal, isi dan bagian akhir.
a. Bagian awal
Bagian awal skripsi meliputi : judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan
persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar
lampiran.
b. Bagian isi
Isi skripsi disajikan dalam lima bab dengan beberapa sub bab pada tiap
babnya.
1.BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi gambaran mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan
sistematika skripsi.
7
2.BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bagian ini mengemukakan tentang landasan teori yang mendukung dalam
pelaksanaan penelitian. ( Pembelajaran, Efektifitas, Belajar, Kegiatan Belajar
Mengajar, Mata Kuliah Mekanika Tanah, Boring dan SPT, Metode
Pengajaran Konvensional, Media Pembelajaran, Metode Pembelajaran,
Macromedia Flash, Metode Ceramah dengan Penambahan Media, Prestasi
Belajar, Penilaian Lain Pengaruh Media Terhadap Prestasi, Kerangka Berfikir
Hipotesa)
3.BAB 3 : METODE PENELITIAN
Berisi tentang tempat dan waktu penelitian, metode penelitian dan teknik
pengumpulan data. (Rencana Penelitian, Fokus Penelitian, Lokasi dan Objek
Penelitian, Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Prosedur
Pengumpulan Data, Teknik Pengumpulan Data, Metode Pengumpulan Data,
Instrumen Penelitian, Validitas Penelitian, Uji Coba Instrumen, Validitas,
Reabilitas, Daya Pembeda Butiran, Taraf Kesukaran Soal, Teknik Analisa
Data, Uji Homogenitas, Uji t, Diagram alur Penelitian, Waktu Pelaksanaan
Penelitian)
4.BAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini mencakup analisis data penelitian serta pembahasannya.
5.BAB 5 : PENUTUP
Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang relevan
dengan penelitian yang telah dilaksanakan.
8
c. Bagian akhir
Bagian akhir skripsi berisikan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
9
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Pembelajaran
Keberhasilan proses belajar sebagai proses pendidikan di suatu sekolah
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru,
siswa, kurikulum, lingkungan sosial, dan lain-lain. Namun dari faktor-faktor itu,
guru dan siswa merupakan faktor terpenting. Pentingnya faktor guru dan siswa
tersebut dapat dirunut melalui pemahaman hakikat pebelajaran, yakni sebagai
usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan kebutuhan
minatnya.
Syaiful Sagala (61: 2009) pembelajaran adalah “membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu
utama keberhasilan pendidikan”. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua
arah. Mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik., sedangkan belajar oleh
peserta didik.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 menyatakan pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran
sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas
berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat
meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
10
Proses belajar merupakan hal penting bertolak pada pengertian pengajaran
yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran yakni seperangkat peristiwa
yang dapat mempengaruhi objek didik sedemikian rupa sehingga proses belajar
mengajar dapat terjadi.
2.2 Efektifitas
Pengertian Efektivitas mengacu pada dua kepentingan yaitu baik secara
teoritis maupun secara praktis, artinya adanya ketelitian yang bersifat
komprehensif dan mendalam dari efisiensi serta kebaikan-kebaikan untuk
memperoleh masukan tentang produktifitas. Efektivitas merupakan keadaan yang
berpengaruh terhadap suatu hal yang berkesan, kemanjuran, keberhasilan usaha,
tindakan ataupun hal yang berlakunya.
“Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa
jauh target dapat dicapai. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada
keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian
utama. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi
peningkatan efektivitas belum tentu efisiensi meningkat” (Sedarmayanti, 2009:
59).
Penggunaan media pembelajaran kirannya dapat mengefektifkan seorang
guru dalam penyampaian materi pada saat kegiatan belajar mengajar,
dibandingkan dengan penyampain materi secara konvesnional, pada cara
konvensional guru akan mencoba menggambarkan sebuah materi sehingga
banyak waktu yang habis tersita guru untuk berkonsentrasi di depan papan tulis ,
11
gambar yang dibuat seorang guru pun belum tentu dapat dicerna dengan baik oleh
peserta didik, gambar yang kurang rapi juga dapat membuat siswa tidak tertarik
dan cenderung tidak paham materi yang disampaikan oleh guru.
Berbanding terbalik dengan penggunaan media guru terlebih dahulu
menyiapkan gambar yang hendak disampaikan walaupun guru harus
memersiapkan materi yang hendak disampaikan kedalam media namun pada saat
kegiatn belajar mengajar berlangsung guru tinggal menampilkan gambar sehingga
dari gambar yang baik dan lebih jelas yang ditampilakn leawat media dapat
meningkatkan daya serap peserta didik, perhatian guru pun tidak lagi
berkonsentrasikan pada papan tulis namun sudah berkonsentrasikan pada peseta
didik sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan efektif.
2.3 Belajar
Dalam kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari belajar, karena dengan
belajar manusia menjadi mengerti dan paham tentang hal – hal yang sebelumnya
belum mereka ketahui. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dalam lingkungan.
Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan,
sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan persepsi manusia. Oleh karena itu
seseorang harus menguasai prinsip – prinsip dasar belajar agar mampu memahami
bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam psikologis dan
kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.Perubahan perilaku yang
12
merupakan hasil dari proses belajar dapat berwujud perilaku yang tampak (overt
behavior) dan perilaku yang tidak tampak (inner behavior).Perilaku yang tampak
misalnya menulis, memukul, menendang sedangkan perilaku yang tidak tampak
misalnya berfikir, bernalar dan berkhayal. Untuk itu, agar aktivitas belajar dapat
mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulus atau proses belajar untuk
peserta didik harus dirancang secara matang, menarik, dan spesifik sehingga
peserta didik mudah memahami dan merespon positif materi yang diberikan.
Meskipun pengajar sudah merancang sedemikian rupa kadang masih sulit untuk
peserta didik dalam mengerti dan paham pada materi yang diberikan. Oleh karena
itu pengajar harus mampu menggunakan berbagai cara agar peserta didik mampu
memahami apa yang sudah diberikan oleh pengajar.
Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik
untuk mencapai kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh
subyek didik. Dalam hal ini peranan desain pesan dalam kegiatan belajar
mengajar sangat penting, karena desain pesan pembelajaran menunjuk pada
proses memanipulasi, atau merencanakan suatu pola atau signal dan lambang yang
dapat digunakan untuk menyediakan kondisi untuk belajar.
2.4 Kegiatan Belajar Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai
objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain
adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran.
Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara
13
aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik disini tidak hanya dituntut dari
segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila fisik anak yang aktif, tetapi pikiran
dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak
tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak
merasakan “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya
melakukan aktivitas belajar.
Kegiatan mengajar bagi seorang guru menghendaki hadirnya sejumlah anak
didik. Belajar tidak selamanya memerlukan kehadiran seorang guru. Cukup
banyak aktivitas yang dilakukan oleh seseorang diluar dari keterlibatan guru.
Mengajar pasti merupakan kegiatan yang mutlak memerlukan keterlibatan
individu dan anak didik. Bila tidak ada anak didik atau objek didik, siapa yang
diajarkan. Karena itu, belajar mengajar merupakan istilah yang sudah baku dan
menyatu didalam konsep guru yang mengajar dan anak didik yang belajar adalah
dwi tunggal dalam perpisahan raga jiwa bersatu antara guru dan anak didik.
Sama halnya dengan belajar, mengajarpun pada hakikatnya adalah suatu
proses, yaitsu proses mengatur, mengorganisasi. Lingkungan disekitar anak didik,
sehingga dapat menunbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses
belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan
bimbingan/bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar.(Nana
Sudjana ,1991: 29)
Peranan guru sebagai pembimbing bertolak dari cukup banyaknya anak
didik yang bermasalah. Dalam belajar ada anak didik yang sedang mencerna
bahan, dan ada pula anak didik yang lamban mencerna bahan yang diberikan oleh
14
guru. Ketiga tipe anak didik ini menghendaki agar guru mengatur strategi
pengajaran yang sesuai dengan gaya-gaya belajar anak didik.
Akhirnya, bila hakikat belajar adalah “perubahan” maka hakikat belajar
mengajar adalah proses “pengaturan” yang dilakukan oleh guru.
2.5 Mata Kuliah Mekanika Tanah
Ilmu mekanika tanah merupakan bidang ilmu dengan penerapan yang
sangat luas, mekanika tanah merupakan ilmu dasar yang meliputi soil testing
tentang karakteristik tanah dan klasifikasi tanah untuk mengetahui kekuatan sifik
tanah. Mata kuliah Mekanika Tanah merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi
mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Teknik Bangunan Universitas
Negeri Semarang.
Mahasiswa dituntut untuk memahami dan menguasai materi mengenai
Mekanika Tanah serta mengimplementasikannya dalam praktikum Mekanika
Tanah.
2.6 Boring dan SPT
Penyelidikan tanah dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang
kekuatan tanah yang akan dipergunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan pondasi. Penyelidikan tanah mencangkup pengeboran tanah,
pengambilan sampel tanah, pengujian lapangan dan pengujian laboratorium, dan
pengamatan muka air tanah. Sasaran yang ingin dicapai dalam penyelidikan
tanah adalah : stratifikasi lapisan tanah; sifat indeks pada setiap lapisan tanah ;
15
sifat mekanis seperti kekuatan tanah; dan kompresibilitas; letak muka air tanah;
dan lain lain.
2.6.1 Boring
1). Pengertian Boring
Boring adalah pekerjaan paling umum dan paling akurat dalam
survey geoteknik lapangan. Boring ( Pemboran tanah ) yang dimaksud
adalah pembuatan lubang kedalam tanah dengan menggunakan alat bor
manual maupun alat bor mesin.
Gambar 2.1. Alat Bor Tangan
2). Tujuan
Pekerjaan pengeboran dilakukan untuk mengambil sampel
tanah dari berbagai kedalaman. Biasanya dilakukan di samping lubang
sondir agar didapatkan korelasi antara kekuatan tanah dan jenis tanah yang
dikandungnya.
16
3). Peralatan
a. Iwan Auger
b. Stang bor
c. Pemutar stang bor
d. Tabung sampel
e. Stick aparat
f. Kunci pipa
g. Palu besar
h. Kaleng/plastik (untuk penyimpanan sampel)
i. Parafin
j. Kompor
4). Prosedur percobaan
a. Bersihkan daerah di sekitar lubang yang akan dibor.
b. Pasang auger pada stang bor, lalu pasang pemutarnya.
c. Tekan auger kedalam tanah sambil putar, setelah sampel tanah
mengisi auger sampai penuh (20cm) kemudian auger diangkat
dengan hati-hati.
d. Keluarkan sampel tanah dari dalam auger untuk dibuat deskripsi
jenis tanah dan bahan-bahan yang dikandungnya. Simpan dalam
kaleng/plastik dan diberi label yang memberikan keterangan
nomor titik bor, kedalaman, tanggal pengeboran.
e. Ulangi prosedur 3 dan 4 sampai tercapai kedalaman yang diinginkan.
17
tanah yang didapat adalah sampel tanah tidak asli (disturbed sample)
dan hanya digunakan untuk keperluan klasifikasi dan deskripsi
tanah.
f. Untuk mendapatkan sampel tanah asli (undisturbed sample)
digunakan tabung sampel. Auger yang tadi digunakan sekarang
diganti dengan tabung sampel yang telah disambung dengan stick
aparat. Masukkan kedalam lubang yang telah dibentuk. Bila
tanahnya cukup lunak, tabung sampel ditekan perlahan-lahan
sampai masuk sedalam 40 cm kemudian diputar satu kali untuk
melepaskan/memotong sampel tanah pada dasar tabung kemudian
diangkat. Bila tanahnya cukup keras sehingga tabung tidak dapat
ditekan, gunakan palu memukulnya, lakukan dengan cara perlahan-
lahan.
g. Setelah didapatkan sampel tanah asli dalan tabung, lepaskan
stick aparat lalu dinding luar tabung dibersihkan. Potonglah
kedua ujung tanah setebal 1 cm kemudian tutup dengan cairan
parafin. Lakukan satu persatu pada waktu penutupnya dengan
parafin.
h. Tuliskan label yang berisi nomor titik bor, kedalaman, bagian
atas/bagian bawah, tanggal pengambilan sampel dan lain-lainnya
dibagian luar tabung.
18
i. Sampel tanah asli ini sebaiknya dimasukkan kembali kedalam
peti pelindung terutama bila tempat pemeriksaan/laboratorium
cukup jauh.
5). Perawatan
1. Bersihkan mata bor dan stangnya setiap kali selesai dipakai lalu
dilumuri dengan oli secukupnya untuk menghindari karat.
2. Sebelum dipakai, tabung sampel harus dalam keadaan bersih
dan bagian alamnya diberi pelumas sehingga tanah bias masuk
maupun keluar dengan mudah.
2.6.2 Standard Penetration Test (SPT)
1. Pengertian (SPT)
Uji penetrasi standar (SPT) adalah penyelidikan tanah dengan uji
dinamis yang berasal dari Amerika Serikat. SPT adalah metoda pengujian
di lapangan dengan memasukkan (memancangkan) sebuah Split Spoon
Sampler (tabung pengambilan contoh tanah yang dapat dibuka dalam arah
memanjang) dengan diameter 50 mm dan panjang 500 mm. Split spoon
sampler dimasukkan (dipancangkan) ke dalam tanah pada bagian dasar
dari sebuah lobang bor. Metoda SPT adalah metoda pemancangan batang
(yang memiliki ujung pemancangan) ke dalam tanah dengan menggunakan
pukulan palu dan mengukur jumlah pukulan perkedalaman penetrasi.
19
2. Tujuan
untuk mentukan kekuatan tanah, khususnya tanah non- khoesif
pada lokasi yang sulit mendapatkan contoh tanah tidak terganggu ( I
Wayan Redana,2011 : 339)
3. Peralatan
Peralatan yang diperlukan dalam uji penetrasi dengan SPT adalah
sebagai berikut:
a) Stang SPT
b) Split barrel
c) Penumbuk ( Drive weight )
d) Batang Penghantar
f) Kepala Penumbuk
g) Tripod
20
Gambar 2.2. Alat pengambilan contoh tabung belah
(SNI 4152 :2008)
4. Prosedur percobaan
Lakukan pengujian dengan tahapan sebagai berikut:
a) Buat lubang pada permukaan tanah yang akan di uji, gunakan bor dan
bersihkan lubang tersebut. Untuk menjamin keaslian tanah yang di
uji, catat kedalaman pengambilan contoh tanah.
b) Pasang Split barrel yang sudah bersih dengan stang.
c) Pasang tripot dengan kedudukan yang stabil. Pada bagian atas
dipasang katrol berikut tambahan penariknya.
21
d) Masukan stang yang sudah dipasang split barrel lubang tadi ke dasar
lubang.
e) Pasang plat penutup lubang lalu pasang kepala penumbuk pada bagian
atas stang dan sambung dengan batang penghantar.
f) Tempatkan beban penumbuk pada stang penghantar dengan bantuan
tambang dan katrol secara perlahan.
g) Beri tanda pada stang yang sudah terpasang mulai dari permukaan
tanah samapai 45 cm di atasnnya. Pemberian tanda setiap 15 cm
dimaksudkan untuk mengontrol masuknya tanah ke dalam split barrel.
h) Jatuhkan beban secara jatuh bebas dengan tinggi jatuh 75 cm.
i) Catat jumlah pukulan yang menekan split barrel hingga masuk ke
dalam tanah, pada kedalaman 15 cm pertama (N1), 15 cm kedua (N2),
dan 15 cm ketiga (N3). Nilai N-SPT (kekerasan tanah) merupakan
penjumlahan N2 dan N3.
j) Putar stang SPT satu kali untuk melepaskan/memotong contoh tanah
pada dasar split barrel, kemudian angkat dengan bantuan tambang dan
katrol atau dengan kunci pipa.
k) Buka dengan hati-hati split barrel tersebut, diskripsikan jenis contoh
tanah tersebut seperti komposisi, struktur, konsistensi warna dan
kondisinya.
l) Bila diperlukan, masukkan contoh tanah tersebut kedalam tabung atau
plastik dan lindungi agar tidak terjadi penguapan.
22
m)Beri tanda keterangan nomor boring, lokasi, tanggal pengambilan dan
kedalaman contoh.
5. Perawatan
a) Bersihkan split barrel setelah dipergunakan, lumasi bagian dalam/
luar supaya tidak berkarat, rendam dalam oli bila tidak
dipergunakan.
b) Pada waktu menyambung stang SPT, kencangkan sambungan
tersebut dengan baik untuk mencegah kerusakan draad pada saat
menumbuk.
c) Bersihkan dan lumasi stang SPT, bila ada kotoran pada draadnya,
bersihkan terlebih dahulu dengan sikat baja, simpan dalam rak.
d) Lumasi kontrol agar dapat berputar dengan bebas.
23
Gambar 2.3. Skema urutan uji penetrasi standar (SPT)
(SNI 4152 :2008)
2.7 Metode Pengajaran Konvensional
Suatu kegiatan belajar mengajar yang digunakan pada mata kuliah
Mekanika Tanah masih menggunakan cara konvensional, dilihat dari cara
penyampaian materi yang masih tergantung pada modul pembelajacarn, serta
ditandainya pemberian materi yang didapat oleh mahasiswa dengan metode
ceramah dari dosen. Menurut Djamarah (1996), metode pembelajaran
konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan
metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan
24
pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan
ceramah yang diiringi dengan penjelasan serta pembagian tugas dan latihan.
Pembelajaran pada metode konvesional, peserta didik lebih banyak
mendengarkan penjelasan guru di depan kelas dan melaksanakan tugas jika guru
memberikan latihan soal-soal kepada peserta didik. Yang sering digunakan pada
pembelajaran konvensional antara lain metode ceramah, metode tanya jawab,
metode diskusi, metode penugasan.
Metode lainnya yang sering digunakan dalam metode konvensional antara
lain adalah ekspositori. Metode ekspositori ini seperti ceramah, di mana kegiatan
pembelajaran terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Ia
berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya
jawab. Peserta didik tidak hanya mendengar dan membuat catatan. Guru bersama
peserta didik berlatih menyelesaikan soal latihan dan peserta didik bertanya kalau
belum mengerti. Guru dapat memeriksa pekerjaan peserta didik secara individual,
menjelaskan lagi kepada peserta didik secara individual atau klasikal.
2.7.1. Metode Ceramah
Menurut Suryobroto (2009) yang dimaksud dengan ceramah sebagai metode
mengajar ialah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap
kelasnya. Selama ceramah berlangsung, guru dapat menggunakan alat-alat bantu
seperti gambar-gambar agar uraiannya menjadi lebih jelas. Metode utama yang
digunakan dalam hubungan antara guru dengan peserta didik adalah berbicara.
25
a. Kelebihan metode ceramah
1. Guru mudah menguasai kelas
2. Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas
3. Dapat diikuti oleh jumlah peserta didik yang besar
4. Mudah mempersiapkan dan melaksanakan
5. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
b. Kekurangan metode ceramah
1. Mudah menjadi verbilisme (pengertian kata-kata)
2. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
3. Guru menyimpulkan bahwa peserta didik mengerti dan tertarik pada
ceramahnya
4. Menyebabkan peserta didik menjadi pasif
2.7.2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran yang harus dijawab,
terutama dari guru kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta didik
kepada guru Djamarah dan Zain (2006).
a. Kelebihan medote tanya jawab
1. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik
26
2. Merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,
termasuk daya ingatan
3. Mengembangkan keberanian dan keterampilan peserta didik dalam
menjawab dan mengemukakan pendapat.
b. Kekurangan medote tanya jawab
1. Guru yang kurang dapat mendorong peserta didik untuk berani,
menyebabkan peserta didik menjadi takut bertanya
2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berfikir dan
mudah dipahami peserta didik.
3. Waktu banyak terbuang, terutama apabila peserta didik tidak dapat
menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang
4. Dalam jumlah peserta didik yang banyak, tidak mungkin cukup waktu
untuk memberikan pertanyaan kepada setiap peserta didik
2.7.3. Ciri-ciri Pembelajaran Konvensional
Secara umum, (Djamarah, 1996) menyebutkan ciri-ciri pembelajaran
konvensional sebagai berikut:
1. Peserta didik adalah penerima informasi secara pasif, dimana peserta didik
menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsinya sebagai
badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai standar.
2. Belajar secara individual
3. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis27
4. Perilaku dibangun berdasarkan kebiasaan
5. Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final
6. Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran
7. Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik
8. Interaksi di antara peserta didik kurang
9. Guru sering bertindak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar.
2.8 Media Pembelajaran
2.8.1. Definisi Media Pembelajaran
Menurut (Santyasa, 2007) menjelaskan bahwa kata media merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat didefinisikan sebagai
perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi. Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Media dapat berupa perangkat keras
(hardware) seperti komputer, televisi, proyektor, maupun perangkat lunak
(software) yang digunakan pada perangkat keras tersebut.
2.8.2 Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran
28
Penggunaan media pembelajaran memiliki beberapa tujuan seperti berikut:
a. Mempermudah proses pembelajaran.
b. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
c. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar.
d. Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.
Sedangkan manfaat media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar
adalah sebagai berikut :
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b.Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
peserta didik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan merangsang
peserta didik untuk belajar mandiri.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
2.8.3. Fungsi Media Pembelajaran
Pada penerapan media pembelajaran terdapat beberapa fungsi di antaranya
sebagai berikut:
a. Fungsi atensi berarti media visual merupakan inti, menarik dan
mengarahkan perhatian peserta didik berkosentrasi pada isi pelajaran.
b. Fungsi afektif maksudnya media visual dapat dilihat dari tingkat
kenyamanan peserta didik ketika melihat gambar atau teks.
29
c. Fungsi kognitif yaitu mengungkapkan bahwa lambang visual memperlancar
pencapaian tujuan dalam memahami dan mendengar informasi.
d.Fungsi kompensatoris berarti media visual memberikan konteks untuk
memahami teks dan membantu peserta didik yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
2.8.4. Poisi Media Pembelajaran
Media pembelajaran menempati posisi yang penting sebagai salah satu
komponen dalam sistem pembelajaran. Bagi pendidik, media membantu dalam
penyampaian atau transmisi ilmu dan membantu memotivasi peserta didik
belajar aktif. Bagi peserta didik, media dapat menjadi jembatan untuk berpikir
kritis dan menambah antusias dalam belajar. Posisi media pembelajaran dalam
sistem pembelajaran.
2.8.5. Syarat Media Pembelajaran
Terlepas dari pentingnya penggunaan media pembelajaran di dalam
proses pembelajaran, jika media pembelajaran tidak memenuhi standar yang baik
tentunya hasil pembelajaran menjadi kurang efektif. Beberapa syarat dari media
pembelajaran yang baik adalah mampu meningkatkan motivasi peserta didik.
Selain itu media juga harus merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah
dipelajari, selain meberikan rangsangan baru. Media yang baik juga akan
mendorong peserta didik untuk aktif dalam memberikan tanggapan atau umpan
balik, dan dapat melakukan praktik-praktik dengan benar.
30
Selain itu untuk menilai keefektifan suatu media, (Wena, 2009)
menyebutkan sembilan kriteria untuk menilainya, yaitu: biaya yang efisien;
ketersediaan fasilitas pendukung seperti listrik atau fasilitas pendukung lainnya;
kecocokan misalnya dengan ukuran kelas atau tempat pembelajaran; keringkasan;
kemampuan untuk diubah; waktu dan tenaga penyiapan; pengaruh yang
ditimbulkan; kerumitan; dan yang terakhir adalah kegunaan.
Kriteria di atas lebih diperuntukkan untuk media konvensional. Sedangkan
untuk menilai multimedia interaktif, (Wena, 2009) menjelaskan enam kriteria.
Yang pertama adalah kemudahan navigasi, sebuah program harus dirancang
sesederhana mungkin sehingga peserta didik mudah dalam menerima informasi
yang disampaikan. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi, dan kriteria
selanjutnya yaitu pengetahuan dan presentasi informasi. Dalam kedua kriteria ini
adalah untuk menilai isi dari program yang disampaikan, apakah telah memenuhi
kebutuhan peserta didik atau belum. Kriteria keempat adalah integrasi media
yang memuat aspek dan ketrampilan materi yang harus dipelajari. Selain itu untuk
menarik minat peserta didik, program harus mempunyai tampilan yang artistik,
sehingga estetika juga merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang terakhir
adalah fungsi secara keseluruhan, yaitu program yang disampaikan mampu
memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik yaitu berupa
pemahaman materi ajar.
2.9 Metode Pembelajaran
31
Metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Metode pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
suatu praktikum hendaknya dapat memperlihatkan sebuah proses yang secara
tidak langsung melalui media Macromedia Flash yang diharapkan nantinya siswa
dapat melakukan proses seperti yang digambarkan dalam video.
Peneliti memilih metode Expilicit Instruction karena metode ini
dilaksanakan dengan cara bertahap sehingga sesuai dengan kegiatan pembelajaran
praktikum yang membutuhkan proses.
Menurut Trianto (2009:41) “model pembelajaran explicit instruction
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang
proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan
pola selangkah demi selangkah”.
Explicit Instruction menurut Huda (2013:186) dapat berbentuk cemarah,
demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok. Strategi ini juga dapat
digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh
pendidik kepada peserta didik.
Tahapan atau sintaks metode Explicit Instruction menurut Huda
(2013:187), adalah sebagai berikut.
Tahap 1 : Orientasi
Guru menjelaskan informasi latar belakang pembelajaran, pentingnya
pembelajaran, dan mempersiapkan peserta didik untuk belajar.
Tahap 2 : Presentasi
32
Guru mendemonstrasikan materi pembelajaran, baik berupa keterampilan
maupun konsep atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
Tahap 3 : Latihan Terstruktur
Guru merencanakan dan member bimbingan instruksi awal kepada
peserta didik.
Tahap 4 : Latihan Terbimbing
Guru memeriksa apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan
baik dengan memberinya kesempatan untuk berlatih konsep dan
keterampilan, lalu melihat apakah mereka berhasil member umpan balik
yang positif atau tidak.
Tahap 5 : Latihan Mandiri
Guru merencanakan akan kesempatan untuk melakukan instruksi lebih
lanjut dengan berfokus pada situasi yang lebih kompleks atau kehidupan
sehari-hari.
2.10 Macromedia Flash
2.10.1. pengertian Macromedia Flash
Menurut Jayadi (2008) macromedia flash adalah salah satu
program software yang mampu menyajikan pesan audiovisual secara jelas kepada
siswa dan materi yang bersifat nyata, sehingga dapat diilustrasikan secara lebih
menarik kepada siswa dengan berbagai gambar animasi yang dapat merangsang
minat belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut
Madcom (2004:12) Macromedia Flash 8.0 adalah program grafis yang
diperuntukan untuk motion atau gerak dan dilengkapi dengan script untuk
programming (action script) dengan program ini memungkinkan pembuatan
animasi media interaktif, game.
33
Berdasarkan beberapa pengertian Macromedia Flash 8.0 yang telah di
paparkan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa Macromedia Flash 8.0
dalam pembelajaran itu adalah Macromedia flash 8.0 adalah suatu softwere
animasi media pembelajaran untuk membantu guru dalam menyampaikan
pembelajaran agar lebih menarik dan mudah di pahami Siswa dan penerapannya
menggunakan computer dan imager proyektor. Dengan demikian media
macromedia flash sejalan dengan pertumbuhan pendidikan, yakni dapat memberi
kontribusi pada siswa untuk menumbuhkan semangat dalam bentuk proses
pembelajaran dan dapat memusatkan perhatian serta pemahaman siswa lebih
dalam mengenai materi tersebut dengan cara yang menyenangkan dan lebih
berkesan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
2.10.2. Fungsi Macromedia Flash
Menurut Andriyanto (2012) bahwa Software Macromedia Flash 8.0 sangat
berguna dalam mendukung kesuksesan sebuah presentasi dan proses belajar
mengajar (PBM). Dalam Macromedia Flash 8.0, kita dapat memasukan elemen-
elemen seperti gambar atau movie, animasi, presentasi, game. dapat digunakan
sebagai tool untuk mendesain web, dan berbagai aplikasi multimedia lainnya.
2.10.3. Kelebihan dan Kekurangan Macromedia Flash
Kelebihan macromedia flash diantaranya adalah merupakan
program yang bisa digunakan untuk membuat animasi, game dan perangkat ajar.
Macromedia flash 8.0 dilengkapi dengan action script (perintah tindakan)
34
sehingga membuat presentasi atau perangkat ajar menjadi lebih variatif dan
tentunya lebih menarik dibanding dengan program presentasi lainnya.
Penggunaan Macromedia Flash 8.0 sebagai software yang digunakan untuk
mengembangkan media pembelajaran berbasis edutainment, didasarkan pada
beberapa kelebihan yang dimilikinya.
Andriyanto (2012) menyatakan bahwa Macromedia Flash 8.0 memiliki
keunggulan dibanding program lain yang sejenis, antara lain, misalnya:
a. Seorang pemula yang masih awam terhadap dunia desain dan animasi dapat
mempelajari dan memahami Macromedia Flash 8.0 dengan mudah dengan mudah
tanpa harus dibekali dasar pengetahuan yang tinggi tentang bidang tersebut.
b. Pengguna program Macromedia Flash 8.0 dapat dengan mudah dan bebas dalam
berkreasi membuat animasi dengan gerakan bebas sesuai dengan alur adegan
animasi yang dikehendakinya.
c. Macromedia Flash 8.0 ini dapat menghasilkan file dengan ukuran kecil. Hal ini
dikarenakan Flash, menggunakan animasi dengan basis vektor, dan juga ukuran
file Flash yang kecil ini dapat digunakan pada halaman web tanpa membutuhkan
waktu loading yang lama untuk membukanya.
d. Macromedia Flash 8.0 menghasilkan file bertipe (ekstensi). FLA yang bersifat
fleksiibel, karena dapat dikonversikan menjadi file
bertipe .swf, .html, .gif, .jpg, .png, .exe, .mov. Hal ini memungkinkan pengguna
program Macromedia Flash 8.0 untuk berbagai keperluan yang kita inginkan.
35
Berdasarkan kelebihan-kelebihan penggunaan media macromedia flash 8.0,
ada keterbatasan -keterbatasan penggunaan macromedia flash 8.0 tersebut, seperti
waktu belajarnya lama apalagi bagi yang belum pernah menggunakan software
desain grafis sebelumnya, grafisnya kurang lengkap dan kurang simple, lambat
login, menunya tidak user friendly dengan bahasa program yang susah, perlu
banyak referensi tutorial, kurang dalam 3D serta pembuatan animasi 3D nya
cukup sulit.
2.10.4. Materi Pembelajaran dengan Macromedia Flas 8
Animasi sederhana dari Macromedia Flas 8 berupa animasi orang yang
sedang berjalan dengan perubahan tahap fase demi fase.
Gambar 2.4 Latar Macromedia Flash 8
36
Gambar 2.5 Jendela Macromedia Flash 8
Gambar 2.6 Menu Macromedia Flash 8
37
Gambar 2.7 Fase 1 orang berjalan
Gambar 2.8 Fase 2 orang berjalan
38
Gambar 2.9 Fase 3 orang berjalan
Gambar 2.10 Fase 4 orang berjalan
39
2.11 Metode Ceramah dengan Penambahan Media
Upaya menciptakan kualiatas proses belajar mengajar dan hasil belajar bagi
siswa di setiap jenjang perlu diwujudkan, agar diperoleh sumber daya manusia
yang berkualitas dan dapat menunjang pembangunan nasioanal, salah satu upaya
untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar adalah penggunaan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar, upaya ini merupakan salah satu
sarana belajar yang diatur oleh guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Perkembangan ilmu, pengetahuan dan teknologi saat ini, penggunaan
media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar sangatlah penting dan
memiliki nilai yang sangat tinggi dalam dunia pendidikan, terutama untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar yang lebih baik di sekolah.
Berdasarkan kenyataan ini pengetahuan tentang media pembelajaran menjadi
bidang yang harus dimengerti dan dilaksanakan oleh guru yang profesional.
Metode yang sering dugunakan guru dalam mengajar yakni dengan metode
mengajar ceramah, metode ini tergolong metode konvensional karena
persiapannya paling sederhana dan mudah, fleksibel tanpa memerlukan persiapan
khusus. Menurut Sriyono (1992:99) metode ceramah adalah penuturan dan
penjelasan guru secara lisan. Dimana dalam pelaksanaannya guru dapat
menggunakan alat bantu dalam mengajar untuk memperjelas uraian yang
disampaikan kepada murid-muridnya. Namun dari metode ceramah ini dinilai
kurang dan masih punya kelemahan, diantara saat guru sedang menyampaikan
materi penguasaan kelas kurang karena guru sibuk menggambar di papan tulis,
gambar yang jelek menyebabkan kurang tertariknya siswa dalam memperhatikan
40
pelajaran, gambar yang dibuat mungkin tidak sepenuhnya sama dengan aslinya,
hingga siswa merasa bingung atau kurang jelas tentang materi yang disampaikan.
Berbeda bahan metode pengajaran ceramah yang di tambai media animasi,
dimana guru sudah lengkap dengan bahan yang akan disampaikan. guru tidak
perlu menggambar sehingga kegiatan pembelajaran menjadi efektif.
Metode pengajaran ceramah berbantuan animasi berdeda dengan medode
ceramah konvensional karena memerlukan persiapan khusus, waktu dan biaya
tidak sedikit. Dilihat dari cara penyampaiannya, materi yang disampaikan kepada
siswa berupa animasi yang ditampilkan lewat layar komputer dapat memudahkan
siswa untuk memahami apa yang disampaikan seorang guru, karena dengan
menggunakan animasi yang ditampilkan lewat komputer, siswa akan lebih tertarik
memperhatikan materi yang diajarkan harapannya adalah siswa akan lebih
mengerti dengan materi yang diajarkan oleh guru.
2.12 Prestasi Belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam
memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam
belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi
yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Menurut Muhibbin Syah (2008) prestasi belajar adalah keberhasilan murid
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu.Sedangkan menurut Taulus Tu’u (2004) prestasi belajar adalah
41
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka ynag diberikan oleh
guru. Jadi, prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran disekolah.
2. Prestasi belajar tersebut terutama dinilai oleh aspek kognitifnya karena
bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintes dan evaluasi.
3. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau angka
nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan
ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.
2.13 Penelitian Lain Pengaruh Media Terhadap Prestasi
Berikut merupakan beberaba hasil penelitian dari penggunaan media terhapa
peningkatan prestasi hasil belajar peserta didik.
a. Penelitian yang dilakukan oleh M. Fathur Rohman 5101405079 yang
berjudul “EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP
HASIL BELAJAR MENGGAMBAR KONSTRUKSI KAYU”, penelitian
ini berlatar belakang mengenai sistem pendidikan Indonesia yang masih
bersifat verbalistik, lebih berisi ceramah, teori-teori yang abstrak dan sedikit
sekali bersinggungan tentang realitas atau kenyataan sesungguhnya. Hal ini
tidak menciptakan kondis memadai agar rasa ingin tahu pesrta didik dapat
berkembang dengan kuat.
42
Dari hasil penelitan ini didapat kesimpulan bahwa pembelajaran dengan
penggunaan media yang telah dilakukan dikelas XI TGB 1 SMK N 5
Semarang Mata diklat menggambar kontruksi kayu tahun ajaran
2009/2010. Materi pelajaran yaitu menggambar kuda-kuda kayu dan
setengah kuda-kuda dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang
digambarkan dengan kemampuan psikomotorik diperoleh 72,12 pada akhir
penelitian di atas indikator keberhasilan 70,0 dan presentase tuntas belajar
sebesar 84,85% keaktifan siswa dalam pembelajaran juga berkatagori baik
sebesar 71,73% diatas indikator 70%. Jadi pembelajaran menggunakan
media visual menunjukan lebih efektif dari pada pembelajaran yang
sebelumnya.
b.Penelitian yang dilakukan oleh Sugeng Riyanto 5101408054 yang berjudul
penelitian “PENERAPAN MEDIA PRESENTATIF UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI DASAR
MENGGAMBAR TEKNIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 3 SEMARANG TA
2013/2014” yang berlatar belakang masalah bahwa pendidikan mengalami
perkembangan yang sangat cepat, bila dilihat dari sejarah perkembangan
ilmu pendidikan Indonesia, dan dalam pengalaman PLL tahun 2011/2012
ditemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran gambar teknik
(Menggambar Teknik) media yang digunakan guru masih konvensional
menjadikan siswa kurang tertarik saat kegiatan belajar mengajar (KBM)
berlangsung, hasil belajar siswa juga masih kurang dengan nilai siswa
43
masih kurang. Standar kelulusan mencapai 70 hasil belajar menggambar
proyeksi siswa SMK N 3 Semarang sebagai berikut:
Nilai Siawa Jumlah Siswa Pressentasi (%)
15 ≥16-3536-5051-6970-85≤ 86
001312114
00,000,033,030,327,010,0
Tabel 2.1. Pengamatan Skripsi
Dari jumlah 40 siswa ada 25 siswa yang nilainnya belum
mencapai standar kelulusan.
Dari hasil penelitian ini didapat penggunaan media presentatif,
rata-rata hasil belajar menggambar proyrksi mencapai 72,57 dengan
standar deviasi 8,29. Dari 36 siswa dengan nilai tertinggi 90 dan nilai
terendah 60. Terdapat 23 siswa atau 64% yang telah mencapai ketuntasan
belajar.
Setelah dilakukan pembelajaran menggunakan media presentatif
terjadi perubahan hasil belajar. Perolehan rata-rata mencapai 82,89
dengan standar deviasi 6,81. Nilai tertinggi mencapai 98 sedangkan nilai
terendah 69. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar mencapai 35 dari 36
siswa atau 97% dari data tersebut penggunaan media dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
2.14 Kerangka Berfikir
44
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajara mahasiswa adalah
dengan media sebagai alat bantu pembelajaran. Salah satunya media yang sedang
berkembang sekarang adalah Macromedia flas. Macromedia flas sebagai media
belajar memang diperlukan, dengan penggunaan media materi dapat tersampaikan
dengan baik dengan penambilan yang menerik juga dapat menarik antusias
peserta didik.
Dalam proses berlangsungnya praktikum terdapat dua unsur yang penting
yaitu pendamping praktikum dan alat praktikum. Pendamping praktikum disini
yang dimaksud yaitu dosen pengampu sedangkan alat praktikumnya merupakan
alat-alat yang digunakan untuk melakukan pengujian dalam suatu praktikum.
Dalam penelitian pada mata kuliah Mekanika Tanah dan Praktek dalam
Penyelidikan Tanah di Lapangan yang pelaksanaannya berada di lapangan.
Sehingga sebelum ke lapangan untuk melaksanakan praktikum, dosen akan
memberi pengarahan atau penjelasan mengenai praktikum yang akan
dilaksanakan.
Sebelumnya dalam proses pembelajaran praktikum Mekanika Tanah, dosen
menggunakan metode ceramah dengan didampingi media pembelajaran hanya
berupa jobsheet. Hal tersebut menyebabkan kebosanan pada mahasiswa, karena
mahasiswa hanya mendengarkan. Sehingga timbul ketidak tertarikkan untuk
belajar dan pada akhirnya mahasiswa kurang memahami materi praktikum serta
bagaimana penerapannya yang benar.
Oleh karena itu, metode dan media pembelajaran yang digunakan
hendaknya bervariasi dan menarik sehingga mahasiswa akan tertarik dan mudah
45
memahami materi tersebut. Metode yang dapat digunakan yaitu metode Explicit
Instruction Sedangkan media pembelajaran untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar selain jobsheet yaitu menggunakan aplikasi software Macromedia Flash.
Dengan metode dan media pembelajaran tersebut diharapkan membantu
mahasiswa dalam memahami konsep dan prosedur praktikum dengan baik
karena mahasiswa tidak hanya mendengarkan saja tetapi dapat melihat dan
menerapkan juga.
2.15 Hipotesa
Dari uraian landasan teori dan kerangka berfikir diatas maka dapat
dirumuskan hepotesa sebagai berikut ini “terdapat pengaruh positif penggunaan
Macromedia Flash sebagai media pembelajaran terhadap prestasi belajar
mahasiswa pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Semarang.
BAB III
METODE PENELITIAN
46
3.1 Rencana Penelitian
Rancangan Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, sehingga
nantinya akan ada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain yang digunakan
Quasi Experimental yaitu Nonequivalent Controul Group Design. Desain ini
hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara acak
(Sugiyono, 2013).
Keterangan :
O1 : simbol awal untuk kelompok eksperimen
O2 : simbol akhir untuk kelompok eksperimen
O3 : simbol awal untuk kelompok kontrol
O4 : simbol akhir untuk kelompok kontrol
X1 : simbol perlakuan pengajaran menggunakan media Macromedia Flash
X2 : simbol perlakuan pengajaran tanpa media Macromedia Flash
3.2 Fokus Penelitian
47
Gambar 3.1. Pola Rancangan Penelitian
Sumber: (Sugiyono, 2013)
O1 X1 O2
O3 X2 O4
Fokus dalam penelitian ini adalah pengaruh media pembelajaran
berbasis Macromedia flash, yang diharapkan efektif dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga mampu mengatasi atau mengurangi permasalahan belajar
mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan dalam mengikuti mata kuliah
praktikum Mekanika Tanah penyelidikan tanah di lapangan Boring dan SPT.
3.3 Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang dengan objek semua mahasiswa Pendidikan Teknik
Bangunan angkatan 2014 yang mengambil mata kuliah Mekanika Tanah semester
3 tahun ajaran 2015/2016.
3.4 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan alat tes sebagai pengumpulan datanya, data yang didapat berupa
data kuantitatif diolah dalam analisa statistik. Metode penelitian tindakan kelas
dapat diartikan sebagai studi sistematis terhadap praktik pembelajaran di kelas
dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan melakukan tindakan tertentu.
Langkah pelaksanaan tindakan mencakup serangkaian kegiatan yang terdiri atas
perencanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. (I Wayan Aukaryana, 1996:6).
Penelitian akan media pembelajaran dalam mata kuliah Meknika Tanah
Boring dan SPT ditinjau dari kesulitan belajar mahasiswa.
48
Skenario penelitian akan dilakukan pada suatu populasi yakni satu
rombel Pendidikan Teknik Bangunan tahun ajaran 2015/2016 yang mengikuti
mata kuliah Mekanika tanah, dengan perlakuan dan kontrol yang berbeda pada
dua rombel tersebut, satu rombel Pendidikan Teknik Banguanan akan
menggunakan media pembelajaran pada proses kegiatan belajar mengajar,
sedengkan satu rombel sisahnya tidak menggunakan media dalam dalam kegiatan
belajar mengajarnya.
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai, atau tes atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu
dalam suatu penelitian (Namawi, 1983). Sampel adalah bagian dari jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu (Sugiyono, 2002).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Teknik
Bangunan yang mengikuti mata kuliah Mekanika Tanah tahun Ajaran 2015/2016
yang berjumlah 47 mahasiswa yang terdiri dari 23 mahasiswa rombel 1 dan 24
mahasiswa rombel 2.
Sampel penelitian terdiri dari sampel uji coba instrumen yang berjumlah 33
mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan angkatan 2013, sedangkan untuk sampel
kelas kontrol terdiri atas 21 mahasiswa dan kelas eksperimen terdiri atas 20
Mahasiswa sebagai sampelnya.
49
Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun
acuan tabel yang dikembangkan oleh para ahli. Secara umum untuk penelitian
eksperimen jumlah sampel minimal 15 dari masing-masing kelompok. Rescoe
(1975) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel untuk
penelitian ekperimental sederhana dengan kontrol eksperimen yang ketat,
penelitian yang sukses adalah dengan ukuran sampel 10 sampai dengan 20.
Teknik sampling menggunakan rumus Slovin (Riduwan, 2005:65) yang
menjelaskan bahwa semakin kecil jumlah sampel maka semakin besar peluang
kesalahan generalisasi, sebaliknya semakin banyak sampel maka semakin kecil
semakin kecil peluang kesalahan.
n = N/N (d)² + 1
keterangan :
n = sampel,
N = Populasi,
d = nilai presisi 95 % atau sig.= 0,05
maka didapat hasil sampel (n) = 42,05 digenapkan menjadi 42 sampel
yakni kelas kontrol terdiri atas 24 mahasiswa dan kelas eksperimen terdiri atas 23
Mahasiswa sebagai sampelnya.
3.6 Prosedur Pengumpulan Data
a. Langkah – langkah dalam pembuatan media pembelajaran:
50
1. Menentukan materi yang akan diaplikasikan dalam media, sesuai dengan
kurikulum dan silabus.
2. Merencanakan kemasan dari media itu sesuai materi yang akan
diaplikasikan ke dalam media pembelajaran.
3. Merancang dan membuat media pembelajaran.
4. Penyelesaian media pembelajaran.
5. Uji validitas media
b. Langkah – langkah pengumpulan data:
1. Menentukan subjek penelitian.
2. Menentukan kelompok eksperimen dan kelas kontrol.
3. Menganalisis data nilai tes awal pada sampel penelitian untuk di uji
normalitas dan homogenitas.
4. Menyusun kisi-kisi untuk tes.
5. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
6. Menguji cobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba yaitu
mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Semarang
angkatan 2013 (sebelumnya sudah mendapatkan materi mata kuliah
Mekanika Tanah).
7. Menganalisis data hasil uji coba instrumen tes uji coba pada kelas uji coba
untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda, validitas dan
reliabilitas.
8. Menentukan soal-soal yang memenuhi sayrat.
51
9. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
berbasis Macromedia Flash untuk kelas eksperimen dan pembelajaran
dengan metode ceramah untuk kelas kontrol.
10. Melaksanakan tes hasil belajar (post test) pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
11. Menganalisis data hasil tes
12. Menyususn hasil penelitian
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber dan berbagai cara (Sugiyono 2012:193).
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari sumber
data :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan atau diperoleh secara langsung dari
lapangan, diantaranya sebagai berikut:
b. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang yang
ahli dalam bidang mata kuliah Mekanika Tanah sebagai ahli
materi yang melaksanakan uji materi dan instruksional.
c. Dosen Jurusan Teknologi Pendidikan (TP) Universitas Negeri
Semarang yang ahli dalam bidang media sebagai ahli media yang
melaksanakan uji program/media.
52
d. Data hasil tes tentang pemahaman materi mata kuliah Mekanika
Tanah pada mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan Universitas
Negeri Semarang tahun angkatan 2014.
e. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang diperoleh tidak secara langsung dalam
penelitian, diantaranya sebagai berikut:
1. Daftar seluruh mahasiswa prodi Pendidikan Teknik Bangunan Teknik Sipil
Universitas Negeri Semarang.
2. Daftar mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri
angkatan 2014.
3. Buku-buku yang berkaitan dengan materi mata kuliah Mekanika Tanah sub
bahasan Boring dan SPT.
3.8 Metode Pengumpulan Data
3.8.1 Metode Dokumentasi
Model dokumentasi merupakan model pengumpulan data mengenai hal-hal
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya
(Suharsimi, 2010). Metode dokumentasi dipergunakan untuk mendapatkan data
tentang pemahaman materi mahasiswa yang berupa nilai akhir dan jumlah
mahasiswa siswa yang menjadi anggota sampel yang diperlukan untuk penelitian
selanjutnya.
3.8.2 Metode Tes
53
Suharsimi (2010) menyatakan tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Tes digunakan untuk mengukur pengetahuan mahasiswa mengenai pemahaman
materi. Tes yang diberikan pada mahasiswa ada dua macam yaitu pre-test
sebelum penerapan media pembelajaran berbasis Macromedia Flash dan post-test
yang dilakukan setelah penerapan media pembelajaran berbasis Macromedia
Flash. Pada kelompok eksperimen menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis Macromedia Flash, sedangkan pada
kelompok kontrol menggunakan metode ceramah. Sedangkan post test adalah
digunakan untuk mengetahui pemahaman materi sesudah diadakan pembelajaran
baik pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis Macromedia Flash
dan pembelajaran ceramah.
3.9 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa angket, yaitu suatu daftar
pertanyaan yang harus ditanggapi oleh responden sendiri dengan memilih
alternatif jawaban yang sudah ada.
54
a. Kisi-kisi angket
Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang sesuai
dengan penelitian yang dilakukan. Konsep alat ukur ini berupa kisi-kisi angket.
Konsep ini dijabarkan ke dalam variabel dan indikator yang dijadikan pedoman
dalam menyusun item-item angket sebagai instrumen pengukuran.
b. Butir angket
Penyusunan butir-butir angket sebagai alat ukur disasarkan pada kisi-kisi
angket yang telah dibuat sebelumnya. Setelah indikator ditetapkan, kemudian
dituangkan kedalam butir-butir angket yang terdiri dari butir positif dan butir
negatif.
c. Prosedur penyusunan angket
Prosedur penyusunan angket yang penulis tempuh selama penelitian adalah
sebagai berikut:
1) Menetapkan tujuan
Tujuan penyusunan angket ini adalah untuk memperoleh data tentang
seberapa jauh kemampuan atau keefektifan media pembelajaran berbasis
Macromedia Flash sebagai media pembelajaran alternatif dalam
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
2) Menetapkan aspek yang ingin diungkap
Untuk memperjelas aspek yang ingin diungkap maka digunakan kisi-kisi
angket.
3) Menentukan jenis dan bentuk angket
55
Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket yang terbuka.
4) Menyusun angket
Angket tersusun dari item-item terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang
dibuat dengan mengacu pada kisi-kisi angket.
5) Menentukan skor
Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor. Dalam
penelitian ini, peneliti digunakan Skala Likert dengan kriteria pilihan seperti
berikut:
1) Sangat Setuju (SS) diberi skor 4
2) Setuju (S) diberi skor 3
3) Kurang Setuju (KS) diberi skor 2
4) Tidak Setuju (TS) diberi skor 1
Dalam skala Likert hasil data bisa ditampilkan seperti berikut:
Gambar 3.2. Skala Likert
3.10Validitas Penelitian
Uji validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan
terhadap isi dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan
instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Untuk menguji validitas pada
56
TS KS S SS
25% 50% 75% 100%
aspek materi dan aspek media, dapat digunakan pendapat para ahli (experts
judgment).
Dalam pengembangan model pengajaran berbasis komputer, maka uji
validitas dimaksudkan untuk menguji sejauh mana model media yang
dikembangkan dapat digunakan sebagai salah satu model media pengajaran,
sehingga dapat diketahui tingkat kebenaran dan ketepatan penggunaan media
tersebut. Berikut instrumen hasil adaptasi kriteria program menurut Romi Stario
Wahono (2006).
1.) Aspek Materi
Pada Aspek materi, indikator program yang akan dinilai meliputi:
a. Kejelasan tujuan pembelajaran
b. Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum
c. Kesesuaian materi dengan SK/KD/Kurikulum
d. Pemberian motivasi belajar
e. Kemudahan untuk dipahami
f. Sistematik, runtut, alur, dan logika jelas
g. Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran
2.) Aspek Media
Pada aspek media, indikator program yang akan dinilai meliputi:
a. Aspek rekayasa perangkat lunak
57
1) Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media
pembelajaran
2) Maintainable (dapat dipelihara/dikelola dengan mudah)
3) Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya)
4) Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan di berbagai
hardware dan software yang ada)
5) Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap meliputi: petunjuk
instalasi (jelas, singkat, lengkap), trouble shooting (jelas, terstruktur, dan
antisipatif), desain program (jelas, menggambarkan alur kerja program)
6) Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat
dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran lain)
b. Aspek Komunikasi Macromedia Flash
1) Komunikatif, sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan dengan
keinginan sasaran
2) Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan
3) Sederhana dan memikat
4) Audio (narasi, sound effect, backsound, musik)
5) Visual (layout design, typography, warna)
6) Media bergerak (animasi, movie)
7) Layout Interactive (ikon navigasi)
c. Aspek Instruksional
58
Pada aspek intruksional, indikator program yang akan dinilai meliputi:
a. Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis)
b. Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum
c. Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran
d. Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran
e. Interaktivitas
f. Pemberian motivasi belajar
g. Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar
3.11Uji Coba Instrumen
Sebelum angket digunakan untuk mengukur pemahaman materi
mahasiswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, angket diuji coba terlebih
dahulu. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas dan reabilitas. Setelah
diketahui validitas dan reabilitas maka dipilih butir yang akan digunakan untuk
mengukur pemahaman materi mahasiswa, uji coba instrumen dilakukan pada
mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan angkatan 2013.
3.11.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
dan kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu
59
mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tingi rendahnya validitas
instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang
dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto 2006). Perhitungan
validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment.
Uji validitas ini akan menggunakan rumus:
=
Keterangan:
: koefisien korelasi variabel x dan variabel y
X : jumlah skor per item
y : jumlah skor total
n : jumlah peserta
Kriteria valid tidaknya butir angket dapat dianalisis dengan cara
memabandingkan dengan r tabel. Jika > r tabel, maka butir dikatakan valid.
1.11.1 Reabilitas
Reabilitas adalah kualitas yang menunjukkan dari suatu pengkuran yang
dilakukan dan dihitung dengan rumus K-R21 (Arikunto, 1998) :
60
Keterangan :
: reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
M : skor rata-rata
: standar deviasi dari tes (varians total)
Kriteria pengujian reliabilitas butir soal yaitu setelah didapatkan harga
kemudian harga tersebut dikonsultasikan dengan harga r product
moment, jika > rtabel maka butir item yang diuji cobakan reliabel.
3.11.2 Daya Pembeda Butiran
Analisis daya pembeda butir soal adalah kemampuan sebuah soal utnuk
membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang tidak pandai. Dalam
penelitian ini menggunakan rumus daya pembeda belah dua.
Untuk mengukur daya beda digunakan rumus sebagai berikut.
(Arikunto, 2009)
Keterangan:
D : daya pembeda.
61
JA : banyaknya peserta kelompok atas.
JB : banyaknya peserta kelompok bawah.
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar.
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Untuk mengetahui soal-soal yang akan dipakai berdasarkan klasifikasi daya
pembeda sebagai berikut.
DP ≤ 0,00 : daya pembedanya sangat jelek
0,00 < D 0,20: daya pembedanya jelek.
0,20 < D 0,40 : daya pembedanya cukup.
0,40 < D 0,70 : daya pembedanya baik.
0,70 < D 1,00 : daya pembedanya baik sekali.
D = negatif, soal tidak baik, sebaiknya dibuang
3.11.3 Taraf Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal digunakan untuk mengetahui soal tersebut
mudah dan sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran digunakan rumus sebagai
berikut.
(Arikunto, 2009)
62
Keterangan:
P : tingkat kesukaran soal.
B : banyaknya siswa yang menjawabbenar.
JS : jumlah peserta tes.
Adapun klasifikasi soal untuk tingkat kesukaran sebagai berikut.
0,00 < P 0,30 adalah soal sukar.
0,30 < P 0,70 adalah soal sedang.
0,70 < P 1,00 adalah soal mudah.
3.12 Teknik Analisa Data
1.11.2 Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
Langkah-langkah uji normalitas sebagai berikut.
1. Menentukan hipotesis :
Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2. Menentukan
3. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis
Ho diterima jika : X2hitung < X2
(1- );(k-3), dengan k = banyak kelompok63
4. Menghitung X2hitung
(Sudjana, 1996)
Keterangan:
: harga chi kuadrat
Oi : frekuensi hasil pengamatan
Ei : frekuensi yang diharapkan
K : banyaknya kelompok
5. Menentukan simpulan.
1.11.3 Uji Kesamaan dan Varians (Uji Homogenitas)
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
mempunyai varians yang homogen atau tidak.
kahnya sebagai berikut:
1. Langkah-langMenentukan hipotesis
Ho : 21 mm (varians homogen)
Ha : 21 mm (varians tidak homogen)
2. Menentukan
3. Menentukan kriteria penerimaan Ho
Ho diterima jika Fhitung < F1/2 (n1-1, n2-1)
4. Menghitung F
iliansterkecterbesarVariansF
var
(Sudjana, 1996)64
1.11.4 Uji Perbedaan Rata-rata (Uji t)
Untuk mengetahui apakah kedua kelompok yang akan diberi perlakuan
sama atau tidak, maka dilakukan uji kesamaan dua rata-rata data awal.
Langkah-langkah uji perbedaan rata-rata sebagai berikut :
1. Menentukan hipotesis.
Ho :
Ha :
Keterangan:
= rata-rata data kelompok eksperimen.
= rata-rata data kelompok kontrol.
2. Menentukan
3. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis
Jika berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukkan bahwa kedua
kelompok mempunyai varians yang sama maka untuk pengujian hipotesis ini
digunakan rumus:
Dengan,
(Sudjana, 2005)
Keterangan:
65
: rata-rata kelompok eksperimen
: rata-rata kelompok kontrol
n1 : banyaknya anggota kelompok eksperimen
n2 : banyaknya anggota kelompok kontrol
s21 : varians kelompok eksperimen
s22 : varians kelompok kontrol
1.11.5 Diagram Alur Penelitian
Merupakan diagram yang berisi urutan pelaksanaan penelitian dari awal
hingga akhir secara runtut dan sistematis. Diagram alur penelitian dapat dilihat
pada gambar berikut:
66
Memahami materi Mekanika Tanah Sub Bab Boring dan SPT
Perlakuan
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pembelajaran dengan metode konvensional
Pembelajaran dengan Macromedi Flash
Diharapkan terjadi peningkatan pemahaman
Angket Angket
Dibandingkan
Hipotesis
Diharapkan terjadi peningkatan pemahaman
Gambar 3.3 Alur Penelitian
1.12 Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap yang secara garis besar
dibagi menjadi empat tahap mulai dari tahap persiapan, pengembangan,
penelitian, dan penyelesaian.
a. Tahap persiapan
Meliputi pengajuan judul, pembuatan proposal, permohonan ijin dan
konsultasi instrumen penelitian. Alokasi waktu bulan Juni 2015 sampai Juli
2015.
b.Tahap pengembangan
Meliputi semua kegiatan yang mencangkup pengembangan produk media.
Alokasi waktu bulan Agustus 2015 samapai September 2015.
c. Tahap penelitian
Meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan, yaitu uji coba
instrumen dan pelaksanaan pengambilan data, dengan alokasi waktu awal
bulan Oktober 2015.
d.Tahap penyelesaian
Meliputi analisis data dan penyusunan laporan. Alokasi waktu mulai
bulan Oktober 2015 sampai dengan September 2015.
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Media Pembelajaran
4.1.1. Tahapan Media Pembelajaran
Tahapan pengumpulan objek yang digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan konsep dan rancangan. Dalam tahapan pengumpulan objek ini,
dilakukan dalam beberapa langkah atau tahap sebagai berikut:
a. Pengumpulan materi utama
Materi yang digunakan untuk membuat media pembelajaran mata
kuliah Mekanika Tanah sub bahasan Boring dan SPT ini diambil dari
sumber buku pedoman perkuliahan dan materi literatur terkait.
b. Pengumpulan gambar dan pembuatan video prosedur praktikum
Dalam media pembelajaran berbasis Macromedia Flash mata kuliah
Mekanika Tanah sub bahasan Boring dan SPT ini diperlukan gambar-
gambar penjelas guna mempermudah penyampaian materi. Terutama
pada gambar-gambar yang tertanam di dalam tanah dan materi tentang
praktikum maka diperlukan video prosedur praktikum agar peserta
didik mudah dalam memahami. Kemudian proses selanjutnya yaitu
proses pengeditan gambar dan video sehingga tepat dan sesuai dengan
yang diharapkan.
68
c. Pembuatan layout media
Layout pembuatan media pembelajaran meliputi: warna, tata letak dan
jenis huruf yang digunakan.
4.2. Validasi Ahli
4.2.1. Validasi Ahli Materi
Validasi materi atau substansi dilakukan oleh Dosen Jurusan Teknik Sipil
Universitas Negeri Semarang yang ahli dalam bidang keilmuan Mekanika Tanah
sebagai ahli materi, yaitu Bapak Drs. Lashari, MT dan Ibu Rini Kusumawardani,
ST, MT, M.Sc
A. ASPEK MATERI
Tabel 4.1. Klasifikasi Instrumen Ahli Materi
No. Indikator1. Konsep materi bahan
ajar ditulis secara ilmiah,akurat (benar).
SS Konsep materi bahan ajar ditulis secara ilmiah, akurat, dan logis
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
2. Materi yang tersaji dalam bahan ajar mampu mempermudah pengguna memahami materi.
SS Uraian materi jelas dengan alur, mudah dalam penggunaan, mudah untuk di pahami
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
3. Tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan
SS Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan lengkap, jelas, dan sesuai dengan silabus
69
silabus ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
4. Indikator pembelajaran sudah sesuai dengan silabus
SS Indikator pembelajaran dirumuskan dengan lengkap, jelas, dan sesuai dengan silabus
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
5. Materi sudah sesuai dengan silabus
SS Seluruh materi sesuai dengan tujuan pembelajaran,indikator pembelajaran, dan sesuai dengan silabus
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
6. Kesesuaian materi dengan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
SS Seluruh materi tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
7. Materi yang akan dipelajari sudah akurat dan tepat
SS Materi tidak menyimpang, materi sesuai tujuan pembelajaran, dan materi jelas untuk dipelajari
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
Sumber: Data Penelitian
70
Tabel 4.2. Hasil angket Ahli Materi (Aspek Materi)
No Pertanyaan SS ST KS TS
A ASPEK MATERI (SUBSTANSI)
1 Konsep materi bahan ajar ditulis secara ilmiah dan akurat (benar)
1 1
2 Materi yang tersaji dalam bahan ajar mampu mempermudah pengguna memahami materi
2
3 Tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan silabus
1 1
4 Indikator pembelajaran sudah sesuai dengan silabus
1 1
5 Materi sudah sesuai dengan silabus 1 1
6 Kesesuaian materi dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
2
7 Materi yang akan dipelajari sudah akurat dan tepat
2
Sumber: Analisis Data Penelitian
Dari hasil penelitian diatas, uraian dari aspek materi sudah sesuai dengan
silabus. Sementara dalam tujuan dan indikator pembelajaran juga sudah sesuai
dengan silabus. Penulisan materi ditulis secara ilmiah dan akurat, materi mampu
mempermudah pengguna, dan materi yang ada dalam media pembelajaran
berbasis Macromedia Flash sudah sesuai dengan materi yang akan dipelajari,
namun ada saran dari Bapak Lazari video animasi perlu diperhatikan slow motion
pergerakan alat praktikum, agar animasi video dapat dipahami oleh mahasiswa
lebih mudah. Selain itu Ibu Rini Kusumawardani juga memberikan saran untuk
memperdalam konsep SPT dan Boring, dilakukan revisi sehingga media menjadi
lebih baik lagi. Diantaranya adalah penjelasan materi yang lebih spesifik dan
materi perlu ditambah lagi.
71
Tabel 4.3. Klasifikasi Instrumen Ahli Instruksional
No Indikator1 Cakupan materi
diuraikan dengan mendalam
SS Cakupan materi lengkap, dibahas secara detail, dan mendalam beserta contoh-contoh penjelas
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
2. Uraian materi mudah dipahami oleh pengguna
SS Uraian menggunakan bahasa komunikatif, menggunakan jenis huruf yang baik
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
3. Materi dalam bahan ajar mampu menambah pemahaman dan penerapan konsep pengguna
SS Memberikan pemahaman isi materi, menambah penerapan konsep materi.
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
4. Materi dalam media pembelajaran tersusun secara sistematis.
SS Materi disampaikan secara runtut, sistematis, dan disertai ilustrasi materi yang jelas
S Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
5. Materi dalam media pembelajaran telah dirumuskan dengan jelas dan terukur.
SS Materi disampaikan secara runtut, logis, dan disertai ilustrasi materi yang jelas
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
72
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
6. Kesesuaian gambar dalam menjelaskan materi
SS Gambar sesuai dengan materi yang dijelaskan
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
7. Kesesuaian video dalam menjelaskan materi
SS Video yang dibuat sesuai dengan materi
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
8. Pengguna dapat mengukur kemampuan sendiri
SS Dapat mengukur sendiri pemahaman isi media dan dapat mengevaluasi sendiri pemahaman isinya.
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
9. Materi yang tersaji dalam bahan ajar mampu membuat pengguna memahami isi materi.
SS pembahasan menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
10. Materi yang tersaji dalam bahan ajar mampu menambah wawasan pengetahuan pengguna.
SS Mampu menambah wawasan, semangat belajar meningkat, dan menambah pola pikir dalam mengerjakan tugas
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
73
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
11. Materi yang tersaji dalam bahan ajar mampu memberi keingintahuan pengguna serta berpikir kritis
SS Materi yang tersaji dalam bahan ajar mampu memberi keingintahuan pengguna serta berpikir kritis
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
12. Dengan media pembelajaran dapat membantu dalam mengatasi kesulitan belajar mahasiswa
SS Mahasiswa memperoleh sumber belajar yang lebih mudah dan jelas sehingga lebih mudah dalam memahami materi perkuliahan
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
13. Dengan media pembelajaran memungkinkan mahasiswa belajar mandiri
SS Mahasiswa dapat belajar mandiri tanpa tergantung dosen, dapat mengulang materi sesuai keinginan sampai mahasiswa mengerti, serta mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
ST Bila dua diantara tiga aspek terpenuhi
KS Bila satu diantara tiga aspek terpenuhi
TS Bila semua aspek tidak terpenuhi
Sumber: Data Penelitian
Tabel 4.4. Hasil Angket Ahli Materi (Aspek Instruksional)
74
No Pertanyaan SS ST KS TS
B ASPEK INSTRUKSIONAL
1 Cakupan materi diuraikan dengan mendalam
1 1
2 Uraian materi mudah dipahami oleh pengguna
2
3 Materi dalam bahan ajar mampu menambah pemahama dan penerapan konsep pengguna
2
4 Materi dalam media pembelajaran tersusun secara sistematis
2
5 Materi dalam media pembelajaran telah dirumuskan dengan jelas dan terukur
2
6 Kesesuaian gambar dalam menjelaskan materi
1 1
7 Kesesuaian video dalam menjelaskan materi
1 1
8 Pengguna dapat mengukur kemampuan sendiri
1 1
9 Materi yang tersaji dalam bahan ajar mampu mempermudah pengguna dalam memahami materi
1 1
10 Materi yang tersaji dalam bahan ajar mampu menambah wawasan pengetahuan pengguna
1 1
11 Materi yang tersaji dalam bahan ajar mampu member keingintahuan pengguna serta berpikir kritis
2
12 Dengan media pembelajaran dapat membantu dalam mengatasi kesulitan belajar mahasiswa
1 1
13 Dengan media pembelajaran memungkinkan mahasiswa belajar mandiri
1 1
Sumber: Analisis Data Penelitian
Dari penjelasan yang sudah diuraikan dari keduanya, cakupan materi yang
tersaji dalam bahan ajar sudah jelas. Uraian materi sudah menggunakan bahasa
75
yang baik. Menurut Bapak Lazari materi sudah cukup jelas dan menurut Ibu Rini
Kusumawardani video pengujian SPT bisa lebih dikompres dan hasil pengujian
harap disertakan. Selanjutnya Bapak Lazari dan Ibu Rini Kusumawardani
berpendapat bahwa media pembelajaran sudah bagus dan layak untuk digunakan
sebagai media pembelajaran.
4.2.2. Validasi Ahli Media
Validasi media dilakukan oleh Dosen Jurusan Teknologi Pendidikan (TP)
Universitas Negeri Semarang yang ahli dalam bidang media pembelajaran sebagai
ahli media yaitu Ibu Sony Zulfikasari, S.Pd dan Bapak Yoga Eska, S.Pd
Tabel 4.5. Hasil angket Ahli Media (Macromedia Flash)
No Aspek Indikator Keterangan
4 3 2 1
1. Navigasi Kemudahan navigasi yang di sajikan
2
Kemanfaatan navigasi 1 1
Ketepatan navigasi dengan menu yang dinginkan
2
2. Kemudahan Kemudahan pengoprasiaan 2
Pemakaian bahasa yang baik dan benar (mudah dimengerti)
2
Tampilan maateri yang urut dan sistematis
1 1
3. Teks Ketepatan pemilihan huruf 1 1
Ketepatan pemilihan ukuran huruf
1 1
76
Ketepatan pemilihan warna huruf
1 1
Tulisan mudah diphami 1 1
Ketepatan pemilihan jenis huruf
1 1
4. Gambar Kesesuaian tampilan antara teks dengan gambar
1 1
Menu yang ada didalam aplikasi dibuat dengan kreatif
2
Kesesuaian background dengan teks
1 1
Kesesuaian background terhadap materi yang disajikan
2
Resolusi gambar 1 1
5. Audio/vidio Sound yang di background tidak berlebihan
1 1
Tampilan video menunjang materi yang di sajikan
2
Sumber: Analisis Data Penelitian
Dalam aspek Navigasi perangkat lunak, menurut Ibu Sony Zulfikasari
navigasi dapat diakses dengan mudah, media pembelajaran dapat dikelola dengan
mudah (maintainable) dalam pengoperasiannya. Sedangkan menurut Bapak Yoga
berpendapat bahwa media pembelajaran cukup maintainable dan efektif serta
efisien.
Pada aspek kemudahan Macromedia Flash, Ibu Sony dan Bapak Yoga
memberikan pendapat bahwa materi yang ditampilkan suda urut dan baik. Dalam
aspek Teks, menurut Ibu Sony huruf dan karakter sudah jelas dan gambar terlihat
menarik. Menurut Bapak Yoga Penggunaan bahasa Indonesia sudah baik .
77
Sedangkan pada aspek Audio Video menurut Ibu Sony dan Bapak Yoga
visual (sound dan tampilan) sudah menarik dan tidak mengacaukan tampilan.
4.3. Uji Coba Instumen Penelitian
4.3.1 Validasi
Hasil analisis validitas butir angket uji coba dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah
ini:
Tabel 4.6. Hasil Analisis Validitas Butir Angket Uji Coba
Kriteria Nomor Soal Jumlah
Valid 1,2,3,6,7,8,10,11,12,13,14,15,16,18,20,21,22,24,25,26 20
Tidak Valid 4,5,9,17,19,23,27 7
Sumber: Analisis Data Penelitian
Dari tabel diatas dapat dilihat butir angket yang valid dan akan dipakai
untuk instrument penelitian adalah 27 butir, dan yang tidak valid ada 7 butir dan
tidak digunakan dalam angket penelitian.
4.3.2 Daya Pembeda Butiran
Hasil analisis daya pembeda butir soal uji coba dapat dilihat pada tabel
4.7. di bawah ini:
Tabel 4.7. Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Soal JumlahJelek 4,5,9,17,19 5
78
Cukup 3,8,10,11,12,13,16,23,27 9Baik 1,2,6,7,14,15,18,20,21,24,25,26 12
Baik sekali 22 1Sumber: Analisis Data Penelitian
4.3.3 Taraf Kesukaran Soal
Hasil analisis taraf kesukaran butir soal uji coba dapat dilihat pada tabel
4.8. di bawah ini:
Tabel 4.8. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Soal JumlahMudah 21,22,24,25,26 5Sedang 1,2,3,6,7,8,11,12,13,14,15,16,18,20,23,27 16Sukar 4,5,9,10,17,19 6
Sumber: Analisi Data Penelitian
4.4. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran
berbasis Macromedia Flash terhadap hasil pemahaman materi mahasiswa pada
mata kuliah Mekanika Tanah pada mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan
(PTB) angkatan 2014 Universitas Negeri Semarang, penelitian ini merupakan
jenis penelitian eksperimen, data yang didapatkan melalui post test sebagai tes
akhir setelah dilakukan perlakuan atau pembelajaran yang berbeda pada kelas
eksperimen tersebut dengan menggunakan media pembelajaran berbasis
Macromedia Flash.
Sampel dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang mengikuti perkuliahan
Mekanika Tanah tahun ajaran 2015/2016, yakni mahasisa Pendidikan Teknik
79
angkatan 2014, dengan jumlah mahasiswa yang menjadi sampel penelitian
sebanyak 20 mahasiswa yang akan menjadi kelas eksperimen dan 21 mahasiswa
yang akan menjadi kelas kontrol. Mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Bangunan,
Universitas Negeri Semarang angkatan 2013 digunakan untuk uji coba kevalidan
soal instrumen. Setelah didapat data dari hasil analisis uji coba instrumen yang
telah dilakukan maka dilaksanakan penelitian.
Kegiatan perkuliahan pada jurusan Pendidikan Teknik Bangunanl rombel
1 dan rombel 2 angkatan 2014 menunjukkan perbedaan dengan menggunakan
media pembelajaran dan tanpa menggunakan media pembelajaran. Perbedaan
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6. dan 4.7. di bawah ini :
Tabel 4.9. Kegiatan Pembelajaran pada saat Penelitian Kelas Eksperimen
No Tanggal Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen
1 12 Oktober 2015 1. Melakukan pendahuluan pembelajaran (orientasi, menyampaikan tujuan pembelajaran serta member acuan garis besar materi pokok).
2. Memberikan pengetahuan awal materi tentang Mekanika Tanah sub bahasan Boring dan SPT.
3. Menjelaskan materi menggunakan media pembelajaran berbasis Macromedia Flash.
4. Memberikan post test pada akhir perkuliahan.Sumber: Analisis Data Penelitian
Tabel 4.10. Kegiatan Pembelajaran pada saat Penelitian Kelas Kontrol
80
No Tanggal Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Kontrol
1 12 Oktober 2015 1. Melakukan pendahuluan pembelajaran (orientasi, menyampaikan tujuan pembelajaran serta member acuan garis besar materi pokok).
2. Memberikan pengetahuan awal materi tentang Mekanika Tanah sub bahasan Boring dan SPT.
3. Menjelaskan materi menggunakan model ceramah.4. Memberikan post test pada akhir perkuliahan.
Sumber: Analisis Data Penelitian
Hasil pre test pada penelitian yang dilakukan pada mahasiswa PTB
Universitas Negeri Semarang pada mata kuliah Mekanika Tanah sub bahasan
Boring dan SPT pada kompetensi dasar penyelidikan tanah dilapangan hasilnya
hampir sama.
Tabel 4.11. Hasil Post-Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kriteria N Minimal Maksimal Mean
Kelompok Eksperimen 20 75,00 87,50 80,75
Kelompok Kontrol 21 65,00 85,00 74,17
Sumber: Analisis Data Penelitian
Kemudian setelah melaksanakan pre test, penelitian dilanjutkan dengan
kegiatan pembelajaran di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kegiatan yang
dilakukan dikelas eksperimen menggunakan media pembelajaran berbasis
ceramah dengan penambahan media Macromedia Flash sedangkan kegiatan
pembelajaran dikelas kontrol menggunakan metode ceramah. Setelah di akhir
pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol di beri post test.
81
Foto atau gambar kegiatan-kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol.
Gambar 4.1. Kegiatan Pembelajaran di Kelas Kontrol
Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen
menggunakan media pembelajaran berbasis Macromedia Flash dan diakhir
kegiatan pembelajaran diberikan post test.
82
Gambar 4.2. Kegiatan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
4.5. Hasil Analisis Data
4.5.1. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas Data dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Distribusi populasi yang normal tercermin dari
distribusi sampel yang normal pula. Artinya sebaran skor yang diperoleh dari
responden membentuk kurva normal. Teknik yang digunakan untuk menguji
normalitas data adalah dengan menggunakan uji chi squarts. Data kelompok
sampel dikatakan berdistribusi normal jika (χ2) hitung lebih kecil dari pada hasil
tabel uji Chi Squarts (χ2 hitung ≤ χ2
tabel) dan pada daerah normal
Hasil perhitungan uji normalitas penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.12. Uji Normalitas
No Kelompok χ2 hitung χ2
tabel Dk Kriteria
1 Eksperimen 2,62 9,49 4 Normal
2 Kontrol 1,78 9,49 4 NormalSumber: Analisis Data Penelitian
83
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh untuk kelompok
eksperimen sebesar 2,62 dan kelompok kontrol 1,78. Kedua nilai tersebut kurang
dari pada taraf kesalahan 5% dengan dk = 5–1 yaitu 9,49 untuk
eksperimen dan dk = 5–1 yaitu 9,49 untuk kontrol, yang berarti bahwa kedua data
tersebut berdistribusi normal.
4.5.2. Uji Homogenitas (Kesamaan Dua Varians)
Uji Uji homogenitas ini untuk mengetahui apakah nilai akhir sampel
mempunyai varians yang homogen.
Ho :
Ha :
Hasil uji kesamaan varians data pre test antara kelompok eksperimen dan
kontrol pada lampiran dan terangkum pada tabel 4.7. Uji Homogenitas
( Kesamaan Dua Varians).
Tabel 4.13. Uji Homogenitas ( Kesamaan Dua Varians)Kelompok Varians F F Keterangan
Eksperimen 16,51
2,06 2,16
Varian tidak berbeda
Kontrol 33,95 Varian tidak berbeda
84
Sumber : Analisis Data Penelitian
Karena pada taraf kesalahan 5% dan diperoleh = 2,16
berarti Ho diterima. Jadi sampel berasal dari populasi dengan varians yang
homogen.
4.5.3.Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui uji perbedaan pengaruh
pemahaman materi dengan penerapan media pembelajaran berbasis Macromedia
Flash pada pembelajaran mata kuliah Mekanika Tanah pada sub bahasan Boring
dan SPT pada mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan (PTB) angkatan 2014
Universitas Negeri Semarang.
Jika Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai akhir antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang sama.
Hipotesis:
Ho : m1 ≤ m2
Ha : m1 > m2
Berdasarkan analisis untuk analisis uji perbedaan rata-rata (uji t)
diperoleh nilai thitung sebesar 4,17. Nilai thitung tersebut lebih besar dari nilai t(α)(n1+n2-2)
dengan taraf signifikan sebesar 5% yaitu 1,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih baik jika dibandingkan dengan nilai
rata-rata pada kelas kontrol.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.14. Uji Hipotesis
Kelompok Rata-rata Dk (n-1) thitung t(α)(n1+n2-2) Kriteria
85
Eksperimen 80,75 204,17 1,68 Ada
PerbedaanKontrol 74,17 19
Sumber: Analisis Data Penelitian
4.6. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini meliputi pembahasan pelaksanaan
pembelajaran dan hasil belajar yang didapat dari penggunaan metode media
pembelajaran dengan menggunakan aplikasi software macromedia flash pada
mahasiswa semester 3 jurusan Teknik Sipil prodi Pendidikan Teknik Bangunan
Universitas Negeri Semarang tahun ajaran 2015/2016.
Setelah dilakukan penelitian didapat nilai rata-rata kelas kontrol sebesar
74,17 sedangkan pada kelas eksperimen didapat nilai sebesar 80,75 jadi
penggunaan media Macromedia Flas berpengaruh terhadap peningkatan
prestasi mahasiswa dalam memahami pelajaran yakni sebesar 6,58 atau bila
dinyatankan dalam presentasi sebesar (6,58%).
Penggunaan media Macromedia Flash dapat meningkatkan prestasi
belajar pada penelitian ini sebesar 6,58%, hal ini sesuai dengan hipotesa awal
yang menyatakan bahwa penggunaan media pada proses belajar mengajar dapat
meningkatkan prestasi pembelajaran siswa.
Penggunaan media Macromedia Flas ini dirasa perlukan untuk
mempermudah proses belajar mengajar karena media Macromedia Flas ini dapat
mempermudah pemahaman materi yang disampaiakan oleh dosen, penyampaian
materi metode konvensional dengan penambahan media Macromedia Flas lebih
86
baik hasil prestasinnya dibandingkan penyampaian materi dengan cara
konvensional saja.
4.6.1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pembahasan dalam bab ini adalah uraian hasil
penelitian di Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri
Semarang Negeri Semarang yaitu tentang hasil pemahaman materi peserta didik
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan pembelajaran
yang berbeda. Kelas kontrol yaitu rombel 1 diberi perlakuan media pembelajaran
cara konvensional, dan kelas eksperimen yaitu rombel 2 diberi perlakuan
pembelajaran dengan metode pembelajaran ceramah dengan penambahan media
Macromedia Flash. Data yang diperoleh tentang Hasil pemahaman materi
kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku untuk sampel
dalam penelitian. Setelah diadakan pembelajaran untuk kelas eksperimen nilai
rata-rata menjadi 80,75 di karenakan menggunakan media pembelajaran berbasis
Macromedia Flash, sedangkan untuk kelas kontrol yang menggunakan metode
pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata 74,17. Dapat di simpulkan
bahwa setelah menggunakan media pembelajaran berbasis Macromedia Flash
lebih baik dari pada kelompok yang menggunakan metode pembelajaran ceramah.
Media pembelajaran berbasis Macromedia Flash sangat berguna baik
bagi pendidik maupun peserta didik. Bagi pendidik menggunakan media
pembelajaran berbasis Macromedia Flash mempermudah dalam penyampaian
materi pembelajaran karena mudah dalam persiapannya dan penyampaian
87
materinya dan bagi peserta didik dapat menerima pembelajaran lebih jelas dan
menarik. Setelah di lakukan uji perbedaan rata-rata terhadap nilai pemahaman
materi kedua kelas tersebut diperoleh Fhitung lebih besar dari Ftabel sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan rata-rata nilai hasil
pemahaman materi peserta didik pada kelas yang diberi perlakuan menggunakan
media pembelajaran berbasis Macromedia Flash dengan metode pembelajaran
ceramah. Rata-rata nilai pemahaman materi peserta didik yang diberi perlakuan
menggunakan penerapan media pembelajaran berbasis Macromedia Flash tinggi
dari pada rata-rata nilai pemahaman materi peserta didik yang diajar
menggunakan pembelajaran ceramah. Rata-rata nilai pemahaman materi peserta
didik yang diajar menggunakan penerapan metode pembelajaran ceramah dengan
yang menggunakan media pembelajaran berbasis Macromedia Flash hasilnya nilai
pemahaman materi yang menggunakan media pembelajaran berbasis Macromedia
Flash lebih baik.
Tabel 4.15. Klasifikasi Kategori Nilai
No Nilai Angka Nilai Huruf Kategori
1 80 – 100 A Sangat Baik2 70 – 79 B Baik3 60 – 69 C Cukup4 45 – 59 D Rendah
5 < 44 E KurangSumber: Arifin (2009)
Tabel 4.16. Interval
No Interval Kategori
1 1 – 20 Rendah88
2 21 – 40 Sedang
3 41 – 60 Cukup
4 61 – 80 Besar
5 81 – 100 Sangat Besar
Sumber: Rohani (2004)
Setelah metode diberikan pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen,
siswa diberi post test. Pada hasil post test menunjukan kelas eksperimen rata-
ratanya lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu pada kelas eksperimen 80,75
dari nilai rata-rata 80,75 itu menunjukkan nilai tersebut dalam kategori baik dan
kelas kontrol 74,17 dari nilai rata-rata 74,17 itu menunjukkan nilai tersebut dalam
kategori baik. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan media
pembelajaran berbasis Macromedia Flash pada mata kuliah Mekanika Tanah sub
bahasan Boring dan SPT terdapat selisih nilai rata-rata yang rendah atau tidak
terlalu signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu sebesar sebesar
6,58 atau jika dinyatakan dalam persentase itu menjadi (6,58 %).
89
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan yaitu :
a) Media pembelajaran berbasis Macromedia Flash mempunyai pengaruh yang
besar terhadap hasil pemahaman materi mahasiswa, hal ini dapat dilihat dari
nilai rata-rata pada kelas yang diajar dengan media pembelajaran berbasis
Macromedia Flash pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol, kelas kontrol
yang pengajarannya hanya dengan cara konvensioanl yakni dengan metode
ceramah sedangkan kelas eksperimen yang menggunakan metode ceramah
dengan penambahan media dalam proses belajar mengajarnya. Pada kelas
eksperimen mempunyai nilai rata-rata sebesar 80,75 sedangkan pada kelas
kontrol mempunyai nilai rata-rata sebesar 74,17. Terdapat selisih nilai rata-
rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, yaitu sebesar 6,58 atau
jika dinyatakan dalam persentase itu menjadi (6,58%).
90
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah :
a) Pendidik dapat melakukan variasi dalam pembelajaran salah satunya dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis Macromedia Flash pada mata
kuliah Mekanika Tanah atau pada mata kuliah lain yang memiliki
karakteristik sama.
b) Pendidik sebaiknya dalam meningkatkan pemahaman materi pada mata
kuliah Mekanika Tanah khususnya kompetensi dasar memahami praktikum
Boring dan SPT harusnya lebih memperbanyak pemahaman pada indikator
menguasai praktikum.
91
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Redana, Iwayan. 2011. Mekanika Tanah. Bali : Udayana University Press.
Tim Divisi Penelitian dan Pengembangan. 2007. Mahir dalam 7 Hari :
Macromedia Flash Pro 8. Yogyakarta: Andi Offset.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
(SNI 4152 :2008)
(https://syafdiichiemaizora.files.wordpress.com/2011/01/pengenalan-flash.pdf)
Page 92
Lampiran –Lampirn
1. Silabus
Page 93
2. SAP Kelas Ekperimen
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
(SAP)
Fakultas : Fakultas Teknik
Jurusan : Teknik Sipil
Mata Kuliah : Mekanika Tanah dan Praktek
Kode Mata Kuliah : TSB305
SKS : 2
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dasar-dasar dan konsep dasar sifat-
sifat fisik tanah dan mekanika tanah.
KOMPETENSI DASAR
Memahami dasar materi dan dapat melakukan pengujian di laboratorium atau
di lapangan.
INDIKATOR
Memberikan pemahaman dan pengertian konsep dasar dengan keteknik
sipilan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa dapat:
Page 94
1. Mendefinisikan boring dan Standar penetration Test (SPT)
2. Mengklasifikasikan Tanah
MATERI POKOK
Aspek kognitif
Index Property
Klasifikasi Tanah
Pemadatan
Penyelidikan Tanah di Lapangan
Aspek psikomotorik
Alat Boring dan SPT
Persiapan praktikum
Prosedur praktikum
METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran: Menggunakan media pembelajaran Macromedia Flas
MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
Laptop, LCD, proyektor, white board, spidol, buku Hidrolika Saluran
Terbuka 1
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan a
Awal
1. Memberikan pre test terlebih dahulu
2. Menjelaskan maksud dan tujuan
mempelajari praktikum Boring dan SPT
3. Menjelaskan cakupan materi kuliah
1. Mengerjakan
2. Memperhatikan
3. Memperhatikan
4. Memperhatikan
Page 95
4. Menjelaskan kompetensi
5. Membuka kesempatan mahasiswa untuk
bertanya
5. Bertanya
Kegiatan I
Inti
1. Menjelaskan tentang materi praktikum
Boring dan SPT menggunakan media
pembelajaran berbasis Macromedia Flas
2. Menjelaskan tentang persiapan dan
prosedur praktikum Boring dan SPT
1. Memperhatikan
2. Memperhatikan
Kegiatan
Akhir
1. Mengevaluasi hasil perkuliahan dengan
memberikan tes tentang materi yang
disampaikan
2. Merangkum dan menyimpulkan materi
yang disampaikan
3. Memberikan post test
1. Menjawab
pertanyaan
2. Memperhatikan
3. Mengerjakan
SUMBER BELAJAR:
1. Harduyatno, H.C., 1992, “Mekanika Tanah 1”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
2. Craig, R.F., 1989, “Soil Mechanics”, Fourth Edition, Chapman & Hall, New Tork
3. Terzaghi, K., 1993, Theoritical Soil Mechanics, John Wileys, New Tork
3. SAP Kelas Kontrol
Page 96
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
(SAP)
Fakultas : Fakultas Teknik
Jurusan : Teknik Sipil
Mata Kuliah : Mekanika Tanah dan Praktek
Kode Mata Kuliah : TSB305
SKS : 3
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dasar-dasar dan konsep dasar sifat-sifat
fisik tanah dan mekanika tanah.
KOMPETENSI DASAR
Memahami dasar materi dan dapat melakukan pengujian di laboratorium atau di
lapangan.
INDIKATOR
Memberikan pemahaman dan pengertian konsep dasar dengan keteknik sipilan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa dapat:
3. Mendefinisikan boring dan Standar penetration Test (SPT)Page 97
4. Mengklasifikasikan Tanah
MATERI POKOK
Aspek kognitif
Index Property
Klasifikasi Tanah
Pemadatan
Penyelidikan Tanah di Lapangan
Aspek psikomotorik
Alat Boring dan SPT
Persiapan praktikum
Prosedur praktikum
METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran: ceramah
MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
White board, spidol, buku Mekanika Tanah
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah Kegiatan Pengajar Kegiatan
Mahasiswa
Kegiatan
Awal
1. Memberikan pre test
2. Menjelaskan maksud dan tujuan
mempelajari praktikum Boring dan SPT
3. Menjelaskan cakupan materi kuliah
4. Menjelaskan kompetensi
1. Mengerjakan
2. Memperhatikan
3. Memperhatikan
4. Memperhatikan
5. Bertanya
Page 98
5. Membuka kesempatan mahasiswa untuk
bertanya
Kegiatan
Inti
1. Menjelaskan tentang materi praktikum
mempelajari praktikum Boring dan SPT
menggunakan metode ceramah
2. Menjelaskan tentang persiapan dan
prosedur praktikum Boring dan SPT
1. Memperhatikan
2. Memperhatikan
Kegiatan
Akhir
1. Mengevaluasi hasil perkuliahan dengan
memberikan tes tentang materi yang
disampaikan
2. Merangkum dan menyimpulkan materi
yang disampaikan
3. Memberikan post test
1. Menjawab
pertanyaan
2. Memperhatikan
3. Mengerjakan
SUMBER BELAJAR:
4. Harduyatno, H.C., 1992, “Mekanika Tanah 1”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
5. Craig, R.F., 1989, “Soil Mechanics”, Fourth Edition, Chapman & Hall, New Tork
6. Terzaghi, K., 1993, Theoritical Soil Mechanics, John Wileys, New Tork
4. Daftar Mahasiswa Kelas Uji Coba
No NAMA KODE
1 M. NAJIN LUTTFI UC-12 AHMAD THOIR UC-2
Page 99
3 HERU SUSANTO UC-34 MUH. KHAFID NAZAR RUKHI UC-45 AFRIDZAL H. UC-56 M. ABDIL BASITH UC-67 AHMAD IWAN UC-78 ULVA NURJANATI UC-89 RISNA PUSPITA M. UC-910 VIDY GUSTYAN ADHITAMA UC-1011 HARFAUI GHOLIYAH UC-1112 SYAIFUL ACHYAN UC-1213 AHMAD FAUZI UC-1314 DEDEK SETIYAWAN UC-1415 DHANIK APRIULLY SAPUTRI UC-1516 ADE KURNIAWAN UC-1617 HALIDA NISRINA ULFA UC-1718 AGIL AINNIZAR UC-1819 M. AMINUL SALAM UC-1920 JUNAIDI ABDUL GHOFUR UC-2021 MUH. HABIBI ALFIAN UC-2122 HERDINA NUR F. R. UC-2223 NUR AZIZAH UC-2324 MOH. ABDUL BASYAR UC-2425 AISYAH FIBRIANA SARI UC-2526 DANANG MASRUR H UC-2627 DIMAS UC-2728 AJENG RIZKY WIJASARI UC-2829 DWI PUTA RAHMAT AJIGUNA UC-2930 RIZAL FIDA S. UC-3031 VIVI FAJRAN UC-3132 AHMAD YUDI P. UC-3233 ARGADHIRA R. A. UC-33
5. Daftar Mahasiswa Kelas Kontrol
No Nama Mahasiswa Kode
1 ZAINUL MUQODDOUM UK-1
2 FAHRI KUSAINI UK-2
Page 100
3 MUHAMMAD NURUL FIRDAUS UK-3
4 MUHAMMAD KURNIARDHANI UK-4
5 SANDRA IRAWAN UK-5
6 TEGUH KUSUMAJAYA UK-6
7 ADIB SOBARKHAN UK-7
8 IRMA NUR ROHMAN UK-8
9 DURROTUN NAIM UK-9
10 OKKY PARAMITA UK-10
11 NAELATUZ ZULFA UK-11
12 HILDA SUCI RIZQINA UK-12
13 RAYI MAHARDIKA FUSILA UK-13
14 ISWATI UK-14
15 IIN NASRIFAH UK-15
16 HANA LUTHFIYA UK-16
17 ARIF WICAKSONO UK-17
18 BERLIN ANNISA’LA RAHMA UK-18
19 RENO ALAMSYAH P. UK-19
20 AINUR ROHMAH UK-20
21 VIPRI ULFIA SEKARROSANTI UK-21
6. Daftar Mahasiswa Kelas Eksperimen
2. No Nama Mahasiswa Kode
1 ADE CLARIONO UE-1
2 JUWARNOKO UE-2
Page 101
3 FATKUR ROHMAN UE-3
4 M. RIDHATAMA J LITMANTARA UE-4
5 ATTABATUL A. R. UE-5
6 MUH. UBAIN UE-6
7 ADIKA PRIMADANA UE-7
8 AZAM JAUHARI UE-8
9 RACHA PUTRA MAHARDIKA UE-9
10 MAULIDYA ANINDIAWATI UE-10
11 RATIH SULISTIYO LESTARI UE-11
12 M. BAHRUL ULUM UE-12
13 KUSNUL ARIFIN UE-13
14 RUDI HARTONO N. UE-14
15 FARIS NOOR SODIQ UE-15
16 MUHAMMAD FAISAL DEWANTARA UE-16
17 JUWARNOKO UE-17
18 ALIFIA NAAFI’NUGRAHANI UE-18
19 SINDI ARIA SISKA UE-19
20 DIDIK SAPUTRA UE-20
7. Kisi-Kisi Soal Instrumen
8. Soal Post-Test Kelas Eksperimen dan Kontrol
9. Kunci Jawaban Post-Test Eksperimen & Kontrol
10. Analisis Soal Uji Coba
11. Contoh Perhitungan Validitas
12. Contoh Perhitungan Daya Pembeda
13. Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran
Page 102
14. .Contoh Perhitungan Reliabilitas
15. Uji Homogenitas
16. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
17. Uji Normalitas Kelas Kontrol
18. Uji Perbedaan Rata-rata Hasil Pemahaman Materi
19. Foto Dokumentasi Kegiatan Penelitian di Kelas Kontrol
20. .Foto Dokumentasi Kegiatan Penelitian di Kelas Eksperimen
21. Surat Tugas Pembimbing Skripsi
22. Berita Acara Seminar
23. Surat Ijin Penelitian
24. Surat Ijin Permohonan Ahli Materi
25. Surat Ijin Permohonan Ahli Materi_2
26. Surat Ijin Permohonan Ahli Media
27. Surat Ijin Permohonan ahli Media_2
28. Surat Usul Penetapan Pembimbing
29. Surat Tugas Seminar Proposal Skripsi
30. Surat Keterangan Selesai Bimbingan
Page 103