contoh skripsi

35
IDENTITAS PENELITIAN KETUA PENELITI I. a.Nama lengkap dan gelar : Mochammad Rifki Maulana b.Jenis kelamin : Laki-Laki c.Jurusan/Fakultas : Fakultas Kedokteran d.Universitas : Universitas Trisakti e.NIM : 030.09.155 f.Alamat rumah : Bumi ciruas permai blok b17/14 ciruas serang banten g.Nomor telepon rumah : 0254- 8285610 h.Nomor telepon selular : 085719821539 i.Alamat email : [email protected] ANGGOTA TIM PENELITI I a. Nama Lengkap : M. Aries Fitrian b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. N I M : 030. 09. 159 d. Jurusan/Fakultas/ Universitas : Fakultas Kedokteran Trisakti e. No. telp rumah/HP & email [email protected] ANGGOTA TIM PENELITI II a. Nama Lengkap : Dina Amalia Pratiwi b. Jenis Kelamin : Perempuan c. N I M : 030.11.080 d. Jurusan/Fakultas/ Universitas : Fakultas Kedokteran Trisakti e. No. telp rumah/HP & email 081646968000/ [email protected] 1

description

contih

Transcript of contoh skripsi

Page 1: contoh skripsi

IDENTITAS PENELITIAN

KETUA PENELITI

I.

a. Nama lengkap dan gelar : Mochammad Rifki Maulana

b. Jenis kelamin : Laki-Laki

c. Jurusan/Fakultas : Fakultas Kedokteran

d. Universitas : Universitas Trisakti

e. NIM : 030.09.155

f. Alamat rumah : Bumi ciruas permai blok b17/14 ciruas serang banten

g. Nomor telepon rumah : 0254- 8285610

h. Nomor telepon selular : 085719821539

i. Alamat email : [email protected]

ANGGOTA TIM PENELITI I

a. Nama Lengkap : M. Aries Fitrian

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. N I M : 030. 09. 159

d. Jurusan/Fakultas/Universitas : Fakultas Kedokteran Trisakti

e. No. telp rumah/HP & email [email protected]

ANGGOTA TIM PENELITI II

a. Nama Lengkap : Dina Amalia Pratiwi

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. N I M : 030.11.080

d. Jurusan/Fakultas/Universitas : Fakultas Kedokteran Trisakti

e. No. telp rumah/HP & email 081646968000/[email protected]

1

Page 2: contoh skripsi

LOKASI PENELITIAN : Depok, Jawa Barat

WAKTU PENELITIAN : Februari 2013 – Maret 2013

BIAYA PENELITIAN : Rp. 49.612.000

SUMBER DANA : Fakultas Kedokteran Trisakti

Jakarta, 09 November 2012 Ketua Pengusul,

Mochammad Rifki Maulana

2

Page 3: contoh skripsi

JUDUL PENELITIAN

EPIDEMIOLOGI SPESIES CACING FILARIA PENYEBAB FILARIASIS DI

KOTA DEPOK, JAWA BARAT

ABSTRAK

Filariasis adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh cacing filaria yang

menyerang saluran dan kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat menimbulkan cacat

seumur hidup dan menimbulkan stigma sosial bagi penderitanya. Epidemiologi di

indonesia terdapat mf rate sebesar 19,78% yang menandakan indonesia merupakan

negara endemi filaria. Kota depok, Jawa Barat memiliki penderita filariasis

terbanyak di Jawa Barat. Ada 3 spesies cacing penyebab filariasis di antaranya

adalah wuchereria bancrofti, brugia malayi dan brugia timori. Dengan menggunakan

teknik PCR untuk analisa secara molekuler, dapat di ketahui penyebab pasti

filariasis dan penderita dapat di tatalaksana dengan benar. Maka adalah penting

untuk mengetahui epidemiologi spesies cacing penyebab filariasis di kota depok,

Jawa Barat.

KATA KUNCI (KEYWORDS)

Filariasis Spesies Cacing Filaria

PCR Depok, Jawa Barat

3

Page 4: contoh skripsi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat

merusak sistem limfe, menimbulkan pembengkakan pada tangan, kaki, glandula

mammae, dan skrotum, menimbulkan cacat seumur hidup serta stigma sosial bagi

penderita dan keluarganya. Secara tidak langsung, ini dapat berdampak pada

penurunan produktivitas kerja penderita sehingga menimbulkan beban bagi

keluarganya dan juga dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit bagi

negara.2

Di Asia Tenggara, terdapat 11 negara yang endemis terhadap filariasis dan salah

satu diantaranya adalah Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara di Asia

Tenggara dengan jumlah penduduk terbanyak dan wilayah yang luas namun

memiliki masalah filariasis yang kompleks. Di Indonesia, ke tiga jenis cacing filaria

(W. Brancrofti, B malayi dan B timori) dapat ditemukan. (WHO, 2009). Filariasis

menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia sesuai dengan resolusi World Health

Assembly (WHA) pada tahun 1997. Program eleminasi filariasis di dunia dimulai

berdasarkan deklarasi WHO tahun 2000.1

Di Indonesia program eliminasi filariasis dimulai pada tahun 2002. Untuk

mencapai eliminasi, di Indonesia ditetapkan dua pilar yang akan dilaksanakan yaitu:

1).Memutuskan rantai penularan dengan pemberian obat massal pencegahan filariasis

(POMP filariasis) di daerah endemis; dan 2).Mencegah dan membatasi kecacatan

karena filariasis. Saat ini, diperkirakan larva cacing tersebut telah menginfeksi lebih

dari 700 juta orang di seluruh dunia. (WHO, 2009).

Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, jumlah kasus kronis filariasis yang

dilaporkan sampai tahun 2009 sudah sebanyak 11.914 kasus. Dari seluruh

kabupaten/kota yang ada di Indonesia, sampai tahun 2009 dari 495 kabupaten/kota,

telah dipetakan 356 kabupaten/ kota endemis dan 139 kabupaten/kota tidak endemis

filariasis. Distribusi daerah endemis ditentukan berdasarkan hasil survei jari terhadap

mikrofilaria di setiap kabupaten. Dari seluruh kabupaten yang disurvei, dihitung

mikrofilaria ratenya. Mikrofilaria rate tersebut menggambarkan prevalensi orang

4

Page 5: contoh skripsi

yang dalam pemeriksaan darah tusuk jari mengandung mikrofilaria dibandingkan

dengan jumlah orang yang diperiksa. Penentuan daerah endemis ditetapkan apabila

prevalensi mf > 1%. Jawa Barat adalah termasuk salah satu propinsi dengan mf >

1%.

Kota Depok sebagai kota satelit dari ibukota Jakarta, sekarang ini sudah harus

menanggung beban atau ekses dari pertumbuhan pembagunan yang dilakukannya. Di

kota ini, terdapat prevalensi penderita filariasis tertinggi di jawa barat (Depkes 2009),

padahal kota ini merupakan salah satu kota penyangga ibukota Republik Indonesia.

Permasalahan terletak pada berubahnya tataguna lahan kota Depok yang pada

awalnya merupakan daerah pertanian menjadi pemukiman dan tempat-tempat

komersial. Selain itu terdapat juga saluran irigasi yang dialih fungsikan menjadi

saluran drainase tanpa mempertimbangkan dampak yang terjadi pada wilayah

cakupannya. Sehingga saat musim hujan tiba, masalah klasik yang selalu terjadi

adalah masalah banjir/ genangan yang terjadi di beberapa tempat di kota Depok.

Adanya kecurigaan beragamnya spesies cacing filaria yang terdapat di Kota

Depok mengingat tranformasi demografi wilayahnya rasanya berhubungan dengan

sejarah wilayahnya yang oleh karena itu akan mempertimbangkan kembali teori

bahwa pada daerah perkotaan akan hanya ditemukan W.bancrofti saja atau bahwa

B.malayi dan B.timori hanya terdapat di daerah pedesaan saja. Hal tersebut yang

disebut sebagai faktor lingkungan sangat berperan penting sekali dalam

kelangsungan hidup vektor, hospes maupun hospes reservoar yang menjadi penentu

adanya faktor-faktor tersebut.

Menurut departemen kesehatan, penyebab utama filariasis pada perkotaan adalah

W.bancrofti. Namun, untuk konfirmasi secara seluler, kami akan melakukan

pemeriksaan secara molekuler untuk membuktikan cacing apa yang menyebabkan

penyakit filariasis di kota depok.2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana epidemiologi spesies cacing filaria di Kota Depok, Jawa Barat?

5

Page 6: contoh skripsi

2. Apakah spesies cacing filaria B. malayi dan B. timori terdapat di Kota Depok ?

Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang

disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening.

Stadium lanjut dari filariasis yaitu elefantiasis, hidrokel, dan sebagainya, sehingga

filariasis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang akan menyebabkan

penurunan kualitas hidup dan sosial ekonomi penderitanya. Cacing penyebab

filariasis di perkotaan umumnya adalah wuchereria bancrofti. Penggunaan PCR

untuk menentukan cacing penyebab filariasis secara molekuler akan memberikan

hasil yang spesifik terhadap salah satu spesies cacing filaria, walaupun gold standard

pada filariasis adalah dengan menggunakan sediaan apus darah tepi.

1.3 Hipotesis

Terdapat spesies cacing filaria lain penyebab filariasis di Kota Depok, Jawa barat

selain Wuchereria bancrofti.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Mengetahui dan membuktikan epidemiologi spesies cacing filaria

penyebab filariasis secara molekuler dengan menggunakan PCR di daerah

perkotaan Kota Depok, Jawa Barat.

Tujuan Khusus

1. Dapat menentukan dosis obat yang tepat untuk filariasis, sesuai dengan

etiologi yang mendasarinya.

2. Dapat menurunkan vektor yang spesifik yang menjadi mata rantai

penyebaran filariasis.

3. Dapat mencegah perburukan dan penurunan kualitas hidup penderita

filariasis.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang epidemiologi spesies cacing filaria

penyebab filariasis yang dilakukan dengan menggunakan PCR.

6

Page 7: contoh skripsi

Mengembangkan dan menyalurkan minat dan bakat dalam bidang

penelitian.

Mempelajari teknik PCR untuk menemukan cacing filaria.

Manfaat bagi Perguruan Tinggi

Menjadikan universitas trisakti sebagai pusat pendidikan tropik infeksi,

khususnya untuk filariasis.

Manfaat bagi Masyarakat Mahasiswa

Memotivasi peneliti lain untuk turut serta mengadakan penelitian.

Manfaat bagi Kementrian Kesehatan

Memberikan masukan kepada kementrian kesehatan untuk dosis pengobatan yang dapat di berikan pada pasien filariasis di kota depok.

1.6 Luaran Penelitian

Penelitian ini menghasilkan suatu hasil mengenai epidemiologi spesies cacing filaria

secara spesifik di Kota Depok, Jawa Barat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Filariasis banyak ditemukan terutama di daerah khatulistiwa dan merupakan

masalah di daerah dataran rendah. Namun kadang-kadang juga ditemukan di daerah

bukit yang tidak terlalu tinggi. Di Indonesia penyakit ini lebih banyak ditemukan di

7

Page 8: contoh skripsi

daerah pedesaan. Di daerah kota misalnya Jakarta, Tangerang, Pekalongan dan

Semarang dan mungkin di beberapa kota lainnya hanya ditemukan W.bancrofti.

Filariasis di Indonesia tersebar luas. Daerah endemi terdapat di banyak pulau di

seluruh Nusantara, seperti di Sumatera dan sekitarnya, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,

NTT, Maluku dan Irian Jaya. Namun, masih banyak daerah yang belum diselidiki.

Departemen Kesehatan sudah melakukan pemberantasan filariasis sejak tahun 1970

dengan pemberian DEC dosis rendah jangka panjang (100 mg/minggu selama 40

minggu).

Filariasis bancrofti dapat dijumpai di perkotaan atau di pedesaan. Sedangkan

B.malayi dan B.timori hanya terdapat di pedesaan, karena vektornya tidak dapat

berkembang biak di perkotaan. B.malayi yang hidup pada manusia dan B.timori

biasanya terdapat di daerah persawahan, sesuai dengan tempat perindukan vektornya.

Dalam memahami epidemiologi filariasis, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti

hospes, hospes reservoar, vektor dan keadaan lingkungan. Faktor lingkungan yang

dapat menunjang kelangsungan hidup ketiga faktor lainnya merupakan hal yang

sangat penting untuk epidemiologi filariasis. Jenis filariasis yang ada di suatu daerah

endemi dapat diperkirakan dengan melihat keadaan lingkungannya. Telah banyak

ditemukan spesies nyamuk sebagai vektor filariasis tergantung jenis cacing filarianya.

W. Bancrofti yang terdapat di daerah perkotaan (urban) ditularkan oleh

Cx.quinquefasciatus yang tempat perindukannya air kotor dan air tercemar.1

W.bancrofti di daerah pedesaan (rural) dapat ditularkan oleh bermacam spesies

nyamuk. B.malayi yang hidup pada manusia dan hewan biasanya ditularkan oleh

berbagai spesies Mansonia seperti Ma.uniformis, Ma.bonneae, Ma.dives dan lain lain

yang berkembang biak di daerah rawa di Sumatera, Kalimantan, Maluku yang

periodik ditularkan An.barbirostris yang memakai sawah sebagai tempat

perindukannya, seperti di Sulawesi.

B.timori hingga sekarang ditemukan di daerah NTT dan Timor Timur, ditularkan

oleh An.barbirostris yang berkembang biak di daerah sawah, baik di dekat pantai

maupun di pedalaman. Hospes reservoar pada tipe B.malayi merupakan sumber

infeksi bagi manusia. Hewan yang sering ditemukan mengandung infeksi ialah

8

Page 9: contoh skripsi

kucing dan kera, meskipun hewan lain juga terkena infeksi. Hospes filariasis, yakni

manusia yang mengandung parasit selalu dapat menjadi sumber infeksi bagi orang

lain yang rentan.2

Daur hidup microfilaria ini adalah mula-mula mikrofilaria yang terisap oleh

nyamuk, melapaskan sarungnya dalam lambung, menembus dinding lambung dan

bersarang di daerah toraks. Bentuknya mengalami pemendekan seperti sosis dan

disebut larva stadium I. Kurang lebih satu minggu, larva bertukar kulit dan tumbuh

menjadi lebih gemuk dan panjang, disebut larva stadium II.

Pada hari kesepuluh dan selanjutnya, larva bertukar kulit dan lagi dan tumbuh

makin panjang dan makin kurus, disebut larva stadium III. Bentuk larva stadium III

bermigrasi mula- mula ke abdomen kemudian ke kepala lalu ke alat tusuk hisap

nyamuk. Bila nyamuk menggigit manusia, maka larva tersebut secara aktif masuk ke

dalam tubuh hospes dan bersarang di saluran limfe setempat lalu mengalami

pergantian kulit dan tumbuh menjadi larva stadium IV kemudian stadium V atau

cacing dewasa.3

Menurut WHO, DEC (dietilcarbamazine) adalah satu-satunya obat yang efektif,

aman dan murah, pada filariasis yang di sebabkan oleh wuchereria bancrofti.

Pengobatannya di lakukan dengan pemberian DEC 6mg/kgBB/hari selama 12 hari,

9

Siklus hidup W. bancrofti

Page 10: contoh skripsi

dan dapat diulang 1 sampai 6 minggu kemudian. Untuk pengobatan massal di

gunakan di berikan 2 regimen obat yaitu Albendazol 400mg dan ivermectin

200mg/kgBB.

Sedangkan pada filariasis yang di sebabkan oleh brugia malayi dan brugia

timori, diberikan DEC DEC 6mg/kgBB/hari selama 6 hari atau 5mg/kgBB/hari

selama 10 hari. Sedangkan untuk terapi jangka panjangnya adalah dengan

menggunakan DEC dosis rendah jangka panjang (100mg/minggu selama 4 minggu)

PCR (polymerase Chain Reaction) adalah teknik yang di gunakan untuk

mengidentifikasi DNA atau RNA dengan cara memperbanyak jumlah DNA atau

RNA pada suatu sampel. Setiap sampel DNA atau RNA memiliki keunikan

tersendiri untuk masing-masing spesies cacing filaria, sehingga mempunyai tingkat

sensitifitas yang tinggi untuk suatu penelitian.

Setelah DNA atau RNA tersebut di perbanyak, segmen yang telah di perbanyak

tersebut harus di bandingkan dengan segmen yang telah di ketahui sumbernya,

apakah berasal dari wuchereria bancrofti, brugia malayi maupun brugia timori.4,5

Kerangka Teori

10

LINGKUNGAN

HOSPES RESERVOAR

VEKTOR

HOSPESEPIDEMIOLOGI

FILARIASIS

Page 11: contoh skripsi

Kerangka Konsep

11

W. bancrofti

Perkotaan atau Pedesaan

B. malayi & B. timori

Pedesaan

SPESIES CACING FILARIA

PENYEBAB FILARIASIS DI DEPOK, JAWA

BARAT

Hospes :

manusia

Vektor :

Anopheles Mansonia Culex

Lingkungan :

perkotaan

Page 12: contoh skripsi

ROAD MAP PENELITIAN

12

BIOMEDICAL AND BEHAVIOUR SCIENCE

Environment and Health

Behavioural Science

Disease Prevention

Communicable Disease Health System

Life Stages

Page 13: contoh skripsi

III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain

Desain penelitian ini ialah observasi cross-sectional.

3.2 Tempat dan waktu

Tempat : 1. Kota Depok, Jawa Barat

2. Laboratorium Biologi Universitas Trisakti

Waktu : 2013

3.3 Populasi dan sampel

13

Epidemiologi Spesies Cacing FilariaPenyebab Filariasis di Kota Depok,

Jawa Barat

Page 14: contoh skripsi

Populasi pada penelitian ini ialah, subjek yang menderita filariasis di Kota Depok,

Jawa Barat. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling

3.4 Kriteria inklusi dan eksklusi

Kriteria inklusi:

Semua orang yang dengan mikrofilaria +

Kriteria eksklusi:

Orang yang tidak bersedia dalam penelitian

3.5 Besar sampel

Sampel di hitung berdasarkan rumus menghitung sampel secara cross-sectional.

Adapun rumusnya adalah n = z2 1-α/2 P (1-P)/d2

Jika di hitung bahwa prevalensi filariasis dengan mf rate di kota depok adalah 19,78%, dengan presisi mutlak sebesar 10% dan derajat kepercayaan 95%, maka P = 0,0183, D = 0,1, Z = 1,96 besar sampel dapat dihitung sebagai berikut :

N = (1,96)2x 0,1978 (1-0,1978)/(0,1) 2

N = 3,8416 x 0,1978 x 0,8022 / 0,01

N= 60,9 = 61

Namun sampel minimal tersebut harus di tambah 10%, di karenakan untuk mengantisipasi adanya pasien yang drop out.

Jadi, besar sampel minimal yang di pakai untuk penelitian ini adalah 67 sampel.

3.6 Cara kerja

Pada setiap subyek penelitian yang merupakan penderita filariasis akut

maupun kronis) yang telah di screening terlebih dahulu akan dilakukan

pemeriksaan darah vena satu kali, lalu darah tersebut akan diperiksa di

laboratorium untuk melihat adanya mikrofilaria.

Pemeriksaan tusuk jari pada malam hari atau finger prick night blood test

yang akan dilakukan pada malam hari di atas pukul 20.00 WIB sebab

mikrofilaria akan beredar di dalam darah pada malam hari. Setiap subyek

penelitian akan diambil darah vena sebanyak 10 ml, kemudian dibuat sediaan

darah dan dipulas dengan giemsa, dan kemudian diperiksa dengan mikroskop

cahaya.

Sisa sampel darah akan dimasukkan dan disimpan ke dalam tempat sampel

darah, kemudian ditutup dengan menggunakan parafilm. Setiap tabung

14

Page 15: contoh skripsi

sampel akan diberi keterangan nomor, nama, usia, jenis kelamin. Kemudian

disimpan pada suhu – 20 ˚C sampai dilakukan ekstraksi DNA.

Analisa sampel : hasil PCR yang berupa grafik dibaca dengan elektroforesis

dan dibandingkan dengan primernya.

Ethical clearance : akan diajukan kepada komite etik Fakultas Kedokteran

Trisakti.

3.7 Identifikasi variabel

Variabel tergantung : a. Hospes

b. Hospes reservoar

c. Vektor

d. Faktor lingkungan

Variabel bebas : Spesies cacing filaria

3.8 Definisi operasional

Hospes adalah tempat bagi parasit untuk menggantungkan hidup dan

pembiakannya, untuk hospes sendiri di bagi menjadi hospes definitif (hospes

terminal) yaitu manusia, hewan, atau tumbuhan yang menjadi tempat hidup

parasit cacing filaria dewasa dan atau parasit melakukan hubungan seksual.

Pada filariasis, hospes definitif adalah manusia.

Hospes reservoar adalah manusia, hewan atau tumbuhan yang menjadi tempat

parasit cacing filaria menyempurnakan sebagian dari siklus hidupnya dan atau

mengadakan pembiakan aseksualnya. Pada filariasis, hospes reservoar adalah

kucing dan kera.

Vektor adalah hospes yang dapat memindahkan atau menularkan parasit

cacing filaria pada saat parasit cacing filaria mencapai fase infektif. Pada

filariasis, vektor untuk parasit cacing filaria adalah nyamuk.

Faktor lingkungan yang berperan dalam epidemiologi filariasis adalah jika

terdapat adanya sumber penularan yaitu manusia yang mempunyai

mikrofilaria di dalam darahnya, vektor nyamuk dan manusia yang rentan

untuk terkena infeksi filaria.

Spesies cacing filaria adalah wuchereria bancrofti, brugia malayi dan brugia

timori.

3.9 Rencana manajemen dan analisis data

15

Page 16: contoh skripsi

Data yang diperoleh akan diolah menggunakan SPSS ver. 17.

JADWAL PELAKSANAAN (RENCANA KERJA)

Februari 2013 Maret 2013

No. Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan penelitian x x

2. Pengumpulan sampel x x x x

3. Kegiatan di laboratorium x x x x

4. Analisis data x x x

5. Pembuatan laporan x x

IV. DAFTAR PUSTAKA

1. Wahyono,YTM. Purwantyastuti. Supali T. Epidemiologi Filariasis di

Indonesia. Pusat data dan surveilans epidemiologi kementrian kesehatan RI 2010

2. Supali T, Sri S, Margono, Alisah SN, Abidin. Nematoda jaringan. In: Sutanto I, Ismid

IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S; editors. Buku ajar parasitologi kedokteran. 4th ed.

Jakarta: FKUI; 2008.

3. Davis CP, Stoppler MC. PCR (Polymerase Chain Reaction) . February 11,

2011 [cited 2012 November 05]. Available at:

http://www.emedicinehealth.com/pcr_polymerase_chain_reaction_test/

16

Page 17: contoh skripsi

4. Natadisastra D. Parasitologi Umum. In: Natadisastra D, Agoes R. Parasitologi

Kedokteran : Ditinjau Dari Organ Tubuh Yang Diserang. 1st ed. Jakarta: EGC;

2009. p.7.

5. Pohan HT. Filariasis. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati

S; editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 5th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2009.

p.2936.

RENCANA BIAYA

1. Sumber Biaya :

No. Nama Institusi Alamat Institusi Jumlah Biaya yang disetujui (RP)

1. Universitas Trisakti Jl. Kyai Tapa No.1, Jakarta

Rincian Biaya a. Komponen Honorarium

17

Page 18: contoh skripsi

1. Honorarium Tenaga Ahli

No Nama Jenjang Peneliti

Jml Beban tugas (jam)

Satuan Jumlah (Rp.)

1. Mochammad Rifki Maulana

S1 180 hari x 1 jam

10.000 1.800.000

2. M. Aries Fitrian S1 180 hari x 1 jam

10.000 1.800.000

3. Dina Amalia pratiwi S1 180 hari x 1 jam

10.000 1.800.000

Subtotal-1 5.400.000

2. Honorarium Nara Sumber/ Pembimbing

No Nama Jumlah Jam

Satuan Jumlah (Rp.)

1 Dr. Suryani 10 jam 200.000 2.000.000

Subtotal-2 2.000.000

3. Honorarium tenaga penunjang

No Nama Jumlah Hari Satuan Jumlah (Rp.)

1. Arief Rahman 30 hari / 6 bulan

75.000 750.000

Subtotal-3 750.000

b. Biaya Bahan Habis dan Peralatan

1. Biaya bahan habis

No. Nama/Spesifikasi Jumlah Harga Satuan Jumlah Harga

1 Objek glass 2 pak 100.000 200.000

2 Dek glass 2 pak 100.000 200.000

3 Alcohol 5 liter 30.000 150.000

18

Page 19: contoh skripsi

4 Spuit 10 cc 10 boks 200.000 2.000.000

5 Primer PCR 3 primer (54 basa)

8.000/basa 432.000

6 Eppendorf tube 1 pak 200.000 200.000

7 Cryotubes 2 pak 150.000 300.000

8 Para film M 1 gulungan 400.000 400.000

9 Powder free latex exam gloves

1 boks 700.000 700.000

10 Tips filter 20 μl 1 pak 1.000.000 1.000.000

11 Tips filter 200 μl 2 pak 1.000.000 2.000.000

12 Tips filter 1 ml 1 pak 1.000.000 1.000.000

13 PBS 1 pak 1.000.000 1.000.000

14 DNA mini kit QIAGEN

2 set kecil 3.000.000 6.000.000

15 White Plate PCR 2 set 1.500.000 3.000.000

16 Tutup plate 1 set 1.500.000 1.500.000

17 Tagman master mix 1 set 7.000.000 7.000.000

18 Gel Agarose 1 paket 3.000.000 3.000.000

19 Ethidium bromide 1 paket 1.500.000 1.500.000

20 ddH2 O 1 paket 1.000.000 1.000.000

21 TBE 1 paket 1.300.000 1.300.000

22 Leader 1 paket 1.500.000 1.500.000

23 Loading dye 1 paket 1.000.000 1.000.000

19

Page 20: contoh skripsi

24 Powder elektroforesis 1 pak 1.800.000 1.800.000

25 Marker elektroforesis 1 paket 1.400.000 1.400.000

Subtotal-439.582.000

2. Sewa peralatan

No Nama/Spesifikasi Jumlah Harga Satuan Jumlah (Rp.)

1. - - - -

Subtotal-5 -

c. Biaya Perjalanan dan Transport Lokal

1. Perjalanan Luar Kota

No Nama Dari Tujuan Jumlah Hari Jumlah (Rp.)

- - - - - -

Subtotal-6 -

2. Transport Lokal

No Nama Jumlah Hari

Orang/Hari Jumlah (Rp.)

1. Mochammad Rifki Maulana 14 40.000 560.000

2. M. Aries Fitrian 14 40.000 560.000

3. Dina amalia Pratiwi 14 40.000 560.000

Subtotal-7 1.680.000

d. Laporan, Seminar dan Publikasi

1. Laporan Penelitian

Jenis Pengeluaran Harga Satuan Jumlah (Rp.)

20

Page 21: contoh skripsi

ATK 3 paket 50.000 150.000

Fotokopi laporan penelitian (1 paket) 50.000 50.000

Subtotal-9 200.000

2. Seminar

No Jenis Pengeluaran Biaya Sat. (Rp) Jumlah (Rp.)

Subtotal-8 ------------------

3. Publikasi

No Jenis Pengeluaran Biaya Sat. (Rp) Jumlah (Rp.)

Subtotal-10 ----------------------

e. Rekapitulasi Biaya

No Uraian Jumlah (Rp)

1) Komponen Honorarium 8.150.000

2) Biaya bahan habis & peralatan 39.582.000

3) Biaya Perjalanan & Transport lokal 1.680.000

4) Laporan, Seminar dan Publikasi 200.000

TOTAL 49.612.000

21

Page 22: contoh skripsi

PENGESAHAN

Judul Penelitian

EPIDEMIOLOGI SPESIES CACING FILARIA PENYEBAB FILARIASIS DI KOTA DEPOK, JAWA BARAT

22

Page 23: contoh skripsi

Jakarta, 9 November 2012

Ketua Dewan Riset Fakultas

(Dr. dr. Rina K. Kusumaratna, MKes)

NIK: 2264/USAKTI

Jakarta, 9 November 2012

Dekan Fakultas

(Dr. Hj. Suriptiastuti, DAP & E, MS)

NIK: 1094 / USAKTI

BIODATA PENELITI

Ketua penelitian

a. Nama Lengkap : Mochammad Rifki Maulana

b. Jenis Kelamin : Laki-Laki

c. NIM : 030.09.155

d. Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

e. Telpon / Faks : -

f. HP : 085719821539

23

Page 24: contoh skripsi

g. Alamat Rumah : Bumi Ciruas Permai blok b17 nomor 14, Serang,

Banten

h. Publikasi : -

Anggota Peneliti 1

a. Nama Lengkap : M. Aries Fitrian

b. Jenis Kelamin : Laki-Laki

c. NIM : 030.09.159

d. Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

e. Telpon / Faks : -

f. HP :0853222836

g. Alamat Rumah :Jl. Tanjung duren apertemen mediterania 1 tower A

h. Publikasi :

24

Page 25: contoh skripsi

Anggota Peneliti 2

a. Nama Lengkap : Dina Amalia Pratiwi

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIM : 030.11.080

d. Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

e. Telpon / Faks : -

f. HP : 081646968000

g. Alamat Rumah : Jalan Surya Kencana No. 207 RT 02/08 Kec.

Cibadak Kab. Sukabumi, Jawa Barat

25

Page 26: contoh skripsi

h. Publikasi : -

26