contoh proposal

30
PROPOSAL SKRIPSI TIPE I GEOLOGI DAN PENGARUH TEKANAN AIR PORI TERHADAP KESTABILAN BENDUNGAN UTAMA PLTA PANGLIMA BESAR SOEDIRMAN DI KECAMATAN BAWANG, KABUPATEN BANJARNEGARA, PROVINSI JAWA TENGAH NO. LEMBAR PETA 49/225 1408-411 (Purwanegara) + 7/75 1408-412 (Banjarnegara) 7/75 1408-413 (Ribug) + 1/25 1408-414 (Karangkobar) Diajukan untuk memenuhi persyaratan akademik tingkat sarjana pada Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Oleh: NIM 111.10.1078 IQKA NURJIANI ARISTA JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA TAHUN 2015

description

contoh proposal

Transcript of contoh proposal

Page 1: contoh proposal

PROPOSAL SKRIPSI TIPE I

GEOLOGI DAN PENGARUH TEKANAN AIR PORI TERHADAP KESTABILAN BENDUNGAN UTAMA PLTA PANGLIMA BESAR SOEDIRMAN DI KECAMATAN BAWANG, KABUPATEN BANJARNEGARA,

PROVINSI JAWA TENGAH

NO. LEMBAR PETA 49/225 1408-411 (Purwanegara) + 7/75 1408-412 (Banjarnegara)

7/75 1408-413 (Ribug) + 1/25 1408-414 (Karangkobar)

Diajukan untuk memenuhi persyaratan akademik tingkat sarjana pada Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral

Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Oleh:

NIM 111.10.1078 IQKA NURJIANI ARISTA

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA TAHUN 2015

Page 2: contoh proposal

i

PROPOSAL SKRIPSI TIPE I

GEOLOGI DAN PENGARUH TEKANAN AIR PORI TERHADAP KESTABILAN BENDUNGAN UTAMA

PLTA PANGLIMA BESAR SOEDIRMAN DI KECAMATAN BAWANG, KABUPATEN BANJARNEGARA,

PROVINSI JAWA TENGAH

NO. LEMBAR PETA 49/225 1408-411 (Purwanegara) + 7/75 1408-412 (Banjarnegara)

7/74 1408-413 (Ribug) + 1/25 1408-414 (Karangkobar)

Diajukan untuk memenuhi persyaratan akademik tingkat sarjana pada Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral

Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Oleh:

NIM 111.10.1078 IQKA NURJIANI ARISTA

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA

TAHUN 2015

Page 3: contoh proposal

ii

LEMBAR PENGESAHAN

GEOLOGI DAN PENGARUH TEKANAN AIR PORI TERHADAP KESTABILAN BENDUNGAN UTAMA

PLTA PANGLIMA BESAR SOEDIRMAN DI KECAMATAN BAWANG, KABUPATEN BANJARNEGARA,

PROVINSI JAWA TENGAH

No Lembar 49/225 1408-411 (Purwanegara) + 7/75 1408-412 (Banjarnegara)

7/75 1408-413 (Ribug) + 1/25 1408-414 (Karangkobar)

Page 4: contoh proposal

iii

PROPOSAL SKRIPSI TIPE I

RENCANA KEGIATAN

Judul Skripsi : GEOLOGI DAN PENGARUH TEKANAN AIR

PORI TERHADAP KESTABILAN BENDUNGAN

UTAMA PLTA PANGLIMA BESAR SOEDIRMAN

DI KECAMATAN BAWANG, KABUPATEN

BANJARNEGARA, PROVINSI JAWA TENGAH

Penyusun : Iqka Nurjiani Arista

Nomor Mahasiswa : 111.10.1078

Pembimbing I : Dr. Sri Mulyaningsih, S.T., M..T.

Pembimbing II : Arie Noor Rakhman, S.T.,M.T.

Letak astronomi : 7o21’00’’ LS – 7o26’00’’ LS dan 110o34’00” BT –

110 o 39’00” BT

Nomor Lembar Peta : 49/225 1408-411 (Purwanegara) + 7/75 1408-412

(Banjarnegara) + 7/75 1408-413 (Ribug) + 1/25

1408-414 (Karangkobar)

Luas Daerah : 9 x 9 km

Metode Pendekatan : 1. Studi kasus

2. Penelitian lapangan geologi mencakup seluruh

aspek geologi

3. Analisis laboratorium yaitu analisis struktur,

analisis paleontologi, analisis petrografi.

Hasil yang Diharapkan : Dapat melakukan pemetaan dan mengetahui kondisi

geologi permukaan daerah penelitian serta mampu

mengetahui tekanan air pori terhadap kestabilan pada

bendungan utama Panglima Besar Soedirman.

Lama Penelitian : 6 bulan

Rencana Anggaran : Rp 9.050.000,00

Page 5: contoh proposal

iv

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat serta hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi tipe I dengan judul

Geologi dan Analisis Pengaruh Tekanan Air Pori Tanah terhadap Kestabilan

Bendungan Utama Panglima Besar Soedirman di Kecamatan Bawang,

Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-

besarnya bagi semua pihak yang telah membantu didalam pelaksanaan penulisan

seminar ini, antara lain kepada:

1. Dr. Sri Mulyaningsih, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Geologi yang

bersedia megesahkan Proposal ini. Dan selaku dosen pembimbing I yang

bersedia memberi saran dan masukan, demi kesempurnaan proposal ini.

2. Arie Noor Rakhman, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing II yang bersedia

memberi saran dan masukan, demi kesempurnaan proposal ini.

3. Prof. Ir. Sukardarrumidi. Ph.D, M.Sc., selaku dosen wali penyusun atas saran

dan masukan dalam pembuatan judul.

4. Orang tua, dan teman-teman Geologi’11 yang telah banyak memberi

dukungan dan bantuan yang besar bagi penyusun.

Dalam proposal skripsi ini penyusun merasa masih banyak kekurangan baik

pada teknis penulisan proposal maupun materi. Maka dari itu kritik dan saran dari

semua pihak yang sifatnya membangun, demi penyempurnaan pembuatan

proposal ini.

Akhirnya penyusun berharap semoga Allah dapat memberikan imbalan yang

setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan dan semoga proposal ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, Mei 2015

Iqka Nurjiani Arista

Page 6: contoh proposal

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii HALAMAN DATA ........................................................................................... iii PRAKATA ......................................................................................................... iv DAFTAR ISI ...................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

I.1. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 I.2. Rumusan Masalah........................................................................... 2 I.3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 2 I.4. Asumsi Dan Hipotesis .................................................................... 2 I.5. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4 II.1. Teori Konsep ................................................................................. 4 II.2. Definisi Konsepsional ................................................................... 5 II.3. Operasianalisasi Variabel .............................................................. 5 II.4. Geologi Regional........................................................................... 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 15 III.1. Jenis Penelitian............................................................................. 15 III.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian ...................................................... 15 III.3. Teknik Pengumpulan Data Dan Pengambilan Contoh Batuan .... 16 III.4. Teknik Analisis Dan Sintesis Data .............................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 20 LAMPIRAN ....................................................................................................... 21

Page 7: contoh proposal

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Interprestasi tegangan efektif (Craig R.F, 1987) ............................ 7

Gambar 2. Fisiografi Jawa Timur (Modifikasi dari Bemmelen, 1949) ........... 8

Gambar 3. Letak pegunungan serayu utara dalam fisiografi Jawa Tengah ..... 9

Gambar 4. Stratigrafi Regional Jawa Tengah (Djuri, 1996) ............................ 13

Gambar 5. Bendungan PLTA Panglima Besar Soedirman (Penyusun, 2015) . 15

Gambar 6. indeks dan lokasi daerah penelitian (Bakorsutanal,. Peta 2001) ....... 16

Page 8: contoh proposal

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penelitian laboratorium (Penyusun, 2015) ............................................ 17

Page 9: contoh proposal

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Studi kondisi geologi suatu daerah secara kualitatif merupakan cara yang

efektif untuk mengetahui litologi batuan (tekstur dan kompososi mineral), struktur

geologi (sesar dan kekar), hidrologi dan proses-proses geomorfologi di daerah

tersebut merupakan salah satu kajian yang penting dalam mengetahui pengaruh

tekanan air pori terhadap kestabilan bendungan (Sabar, 2006).

Bendungan Utama PLTA Panglima Besar Soedirman atau bendungan Mrica

adalah bendungan yang dibuat untuk membendung Sungai Serayu yang terletak di

Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Bendungan

ini didesain sebagai bendungan jenis urugan batu. Fenomena tekanan air pori dan

pengaruhnya terhadap stabilitas bendungan tanah sudah sejak lama dikenal dan

menjadi obyek penyelidikan tanah. Karena faktor aman atau stabilitas bendungan

dipengaruhi besarnya tekanan pori dalam hubungannya dengan beban yang

bekerja serta fluktuasinya terhadap waktu yang memainkan peranan penting.

Berdasarkan alasan ini maka perlu dilakukan pengukuran mengenai besar dan

fluktuasi tekanan air pori. Prakiraan tentang besarnya tekanan air pori yang akan

terjadi juga sangat diperlakukan baik dalam tahap perencanaan maupun

pemantauan stabilitas bendungan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penyusun merasa tertarik untuk

melakukan penelitian di lokasi tersebut dengan judul “Geologi dan Pengaruh

Tekanan Air Pori Terhadap Kestabilan Bendungan Utama PLTA Panglima

Besar Soedirman di Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Provinvi

Jawa Tengah”.

Page 10: contoh proposal

2

I.2 Rumusan Masalah

Dalam rumusan masalah ini peneliti hanya akan membahas tentang

pengaruh tekanan air pori yang terdapat pada bendungan utama PLTA Panglima

Besar Soedirman terhadap kestabilan bendungan. Hal itu perlu diketahui agar

pengaruh tekanan air pori terhadap kestabilan bendungan tersebut dapat

dimonitoring agar bisa terkontrol dari segi geoteknik dalam indikasi rembesan

yang terjadi maupun indikasi lainnya akibat pengaruh tekanan tersebut.

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi

permukaan yang mencakup aspek geomorfologi, litologi, stratigrafi, hidrologi dan

struktur geologi yang pada akhirnya penelitian ini dapat digunakan sebagai kajian

informasi pengaruh tekanan air pori terhadap kestabilan bendungan serta dapat

menentukan sejarah geologi, aspek-aspek geologi teknik dan mengevaluasi

keberadaan Bendungan PLTA Panglima Besar Soedirman terhadap faktor geologi.

I.4 Asumsi dan Hipotesis

Asumsi dan hipotesis dalam penelitian ini adalah pengaruh tekanan air

pori tersebut merupakan suatu faktor penentu dalam kestabilan bendungan

Bendungan PLTA Panglima Besar Soedirman jika data yang dihasilkan

mempunyai nilai lebih dari data yang lalu maka bisa dijadikan indikasi adanya

rembesan yang terjadi di bendungan tersebut. Sehingga pengaruh tekanan air pori

ini berpengaruh terhadap kestabilan bendungan.

Menurut Sabar (2006), pembentukan tekanan air pori (pore pressure)

dapat dipengaruhi oleh tinggi tekan air waduk (reservoir head), aliran air tanah di

Page 11: contoh proposal

3

tebing bendungan (abutments) dan pondasi, cara penimbunan dan pembebanan

berikutnya dari tanah timbunan, dan beban external dari pondasi. Tekanan air pori

dapat dikendalikan sampai nilai yang dapat diprediksi dengan grouting (atau cut-

off dari berbagai macam), drainasi atau kombinasi dari itu.

I.5 Kegunaan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memenuhi persyaratan akademik

tingkat Sarjana pada Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral,

Institus Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

Berguna untuk mengetahui kondisi geologi permukaan yang mencakup

aspek geomorfologi, litologi, stratigrafi dan struktur geologi yang pada akhirnya

dapat digunakan untuk menentukan sejarah geologi dan aspek-aspek geologi

lingkungan serta mengevaluasi data geologi di daerah penelitian untuk interpretasi

pengaruh terhadap bangunan teknik.

Page 12: contoh proposal

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori dan Konsep

Besarnya pengaruh gaya-gaya yang menjalar dari partikel ke partikel

lainnya dalam kerangka tanah telah diketahui sejak tahun 1923 (Craig R.F, 1987),

Tegangan normal total (σ) pada bidang didalam tanah, yaitu gaya per satuan luas

yang di transmisikan pada arah normal bidang, dengan menganggap bahwa tanah

adalah material padat saja (fase tunggal). Tekanan air pori (u), yaitu tekanan air

pengisi pori-pori diantara partikel-partikel padat.Tegangan normal efektif (σ’)

pada bidang, yang mewakili tegangan yang dijalarkan hanya melalui kerangka

tanah saja.

Karena tekanan pori (Δu) yang terbentuk selama geser mempunyai

pengaruh yang besar terhadap kuat geser tanah. Salah satu metode yang jelas

adalah dengan mengukurnya secara langsung, tetapi ini mempunyai keterbatasan

tertentu karena tekanan pori tergantung pada regangan dan juga sangat

dipengaruhi oleh derajat kejenuhan S. Kedua faktor ini menyulitkan dalam

mendapatkan u yang memenuhi syarat karena nilainya bervariasi dari satu titik ke

titik lainnya di dalam sebuah contoh di dalam massa tanah (Bowles J.E & Hainim

J.K, 1984)

Menurut Sabar (2006), pembentukan tekanan air pori (pore pressure)

dapat dipengaruhi oleh tinggi tekan air waduk (reservoir head), aliran air tanah di

tebing bendungan (abutments) dan pondasi, cara penimbunan dan pembebanan

berikutnya dari tanah timbunan, dan beban external dari pondasi.

Page 13: contoh proposal

5

II.2 Definisi Konsepsional

Tekanan air pori pada bendungan PLTA Panglima Besar Soedirman

(Supervisi Geoteknik dan Hidrologi, 2014), dikarenakan saat pembangunan

bendungan piezometer tersebut sekaligus dipasang sehingga alat tersebut dapat

dimonitoring dalam kala tertentu. Pada daerah bendungan utama, Tekanan air pori

dianalisis pada pondasi bendungan dan tubuh bendungan (PT. Andalan Rereka

Consultindo, 2007).

Pada bendungan utama perlu diketahui/diambil untuk mengetahui

kestabilan Bendungan yaitu dipasang piezometer (pneumatic dan hydraulic) untuk

mengetahui tekanan air pori tanah. Pada bendungan utama untuk memantau

instrument tersebut dipusatkan pada 3 (tiga) buah instrumenst house berukuran 4

x 4 m yang diletakan pada elevasi +149, +175 dan +195. Maksud penempatan

instrument house di tiga elevasi tersebut adalah untuk memenuhi spesifikasi yang

dituntut oleh instrumen-instrumen tersebut dimana panjang kabel dari instrument

sampai dengan tempat pembacaan tidak boleh lebih dari 500 m.

II.3 Operasional Variabel

Semua jenis tanah memiliki sifat lulus air (permeabilitas), dimana air

bebas melewati ruang kosong (pori-pori) yang terdapat antara butiran-butiran

tanah. Tekanan tanah diukur relatif dengan tekanan atmosfer, dan permukaan

tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer dimana muka air tanah atau

permukaan freatik. Tekanan pada lapisan artesis tidak ditentukan berdasarkann

tinggi muka air tanah setempat. Tetapi berdasarkan tinggi muka air tanah pada

suatu tempat lain yang lapisan diatasnya dibatasi oleh lapisan rapat air.

Page 14: contoh proposal

6

Di bawah muka air tanah, air pori dapat berada dalam keadaan statis,

dengan tekanan hidrostatik tergantung pada kedalamannya, atau dapat juga

merembes kelapisan-lapisan tanah karena adanya gradien hidrolik. Teori bernoulli

berlaku untuk air pori, tetapi karena kecepatan remebesan (sepage velocity) pada

tanah biasanya sangat kecil, maka tinggi kecepatan ( velocity head) dapat

diabaikan. Sehingga :

Di atas muka air tanah, air mendapat tekanan negatif akibat adanya gaya

kapiler, makin kecil ukuran pori, maikn besar kemampuan air untuk naik melebihi

muka air tanah. Besarnya efek kapilaritas tidak beraturan pada setiap bagian

tanah, karena ukuran pori-pori yang melewati bersifat acak pula. Tekanan negatif

air yang berada di atas maka air tanah menimbulkan gaya-gaya tarik antar

partikel. Gaya tarik-menarik ini disebut pengisapan tanah (soil suction) yang

merupakan fungsi dari ukuran pori-pori dan kadar air.

Ketika Terzaghi mengemukakan prinsip tegangan efektif (Craig R.F,

1987), tegangan –tegangan yang berhubungan dengan prinsip tersebut adalah :

1. Tegangan normal total (σ) pada bidang didalam tanah, yaitu gaya per satuan

luas yang di transmisikan pada arah normal bidang, dengan menganggap

bahwa tanah adalah material padat saja (fase tunggal).

Page 15: contoh proposal

7

Gambar 1. Interpretasi tegangan efektif (Craig R.F, 1987)

2. Tekanan air pori (u), yaitu tekanan air pengisi pori-pori diantara partikel-

partikel padat.

3. Tegangan normal efektif (σ’) pada bidang, yang mewakili tegangan yang

dijalarkan hanya melalui kerangka tanah saja.

Hubungan ketiga tegangan di atas adalah:

σ = σ’ + u

II.4 Geologi Regional

Geologi regional yang mencakup daerah penelitian merupakan Geologi

Jawa Tengah. Keadaan geologi regional meliputi fisiografi, morfologi, stratigrafi

dan struktur geologi yang berada pada daerah penelitian. peneliti dahulu telah

melakukan penelitian yang menghasilkan karya untuk dikaji, dengan mengkaji

keadaan geologi regional akan sangat membantu dalam melakukan pemetaan

geologi selanjutnya.

Page 16: contoh proposal

8

II.4.1 Fisiografi regional

Menurut Bemmelen (1949) dalam SWECO 1979, bentuk fisiografi Jawa

Tengah merupakan bagian tersempit sepanjang Pulau Jawa, dibandingkan

fisiografi Jawa Barat dan Jawa Timur. Fisiografi Jawa Tengah memiliki panjang

sekitar 100 sampai 120 km.

Gambar 2. Fisiografi Jawa Timur (Modifikasi dari Bemmelen, 1949)

Pegunungan Serayu Selatan dan Pegunungan Serayu Utara merupakan

bagian utama dari fisiografi Jawa Tengah. Pulau Nusakambangan merupakan

kelanjutan Pegunungan Serayu Selatan yang terbentang luas di Jawa Barat.

Pegunungan Karangbolong merupakan bagian dari lajur yang sama, tetapi terpisah

baik dari yang terdapat di Jawa Barat maupun yang terbentang dari selatan

Yogyakarta ke timur.

Page 17: contoh proposal

9

Menurut Bemmelen (1949) dalam SWECO (1979), lokasi penelitian berada

di daerah Jawa Tengah yang terdiri dari 2 fisiografi antara lain:

1) Deretan Pegunungan Serayu Utara

Daerah ini menyebar dari barat ke timur, dimulai dari kompleks gunung

berapi Slamet di barat dan menerus ke timur melalui Ragajambangan, Dieng dan

berhenti di kompleks gunung berapi Ungaran. Pegunungan Serayu Utara memiliki

batas di sebelah timur Wonosobo, berupa depresi yang sebagian diisi oleh gunung

api muda Sindoro dan Sumbing, yang secara geografis merupakan dataran

antarpegunungan Temanggung-Magelang.

Gambar 3. Letak Pegunungan Serayu Utara dalam fisiografi Jawa Tengah

(Modifikasi Bemmelen, 1970)

Bemmelen (1949) membagi fisiografi Pegunungan Serayu Utara di Jawa

Tengah menjadi tiga bagian, antara lain bagian barat (Bumiayu), bagian tengah

Page 18: contoh proposal

10

(Karangkobar) dan bagian timur (Ungaran). Daerah penelitian berada di bagian

tengah (Karangkobar) fisiografi Pegunungan Serayu Utara.

2) Deretan Pegunungan Serayu Selatan

Fisiografi ini dimulai dekat daerah Ajibarang (di barat) dan menerus ke

timur, melalui daerah Lok Ulo, Mindangan dan berakhir di Kubah pegunungan

Kulonprogo (diaantara Purworejo dan Kali Progo). Daerah pegunungan serayu

utara dan pegunungan serayu selatan terdapat zona depresi dimana sungai serayu

mengalir. Zona depresi memanjang dari barat dan timur, termasuk Ajibarang,

Purwokerto, Banjarnegara serta Wonosobo termasuk di dalam fisiografi ini. Zona

depresi ini dikenal zona Depresi Serayu Tengah, memiliki lebar 6 km dan panjang

80 km, sedangkan bendungan Mrica akan berlokasi abaout di bagian tengah

depresi, sedangkan bendungan Mrica berlokasi di bagian tengah zona depresi,

lebih tepat di Sungai Serayu sekitar 7 km barat Kota Banjarnegara.

II.4.2 Morfologi regional

Zona Depresi Serau Tengah terdapat Bendungan Mrica, zona ini memiliki

ketinggian 100 m sampai 750 m di atas permukaan laut. Bagian utara berbatasan

dengan Pegunungan Serayu Utara, termasuk di dalamnya kompleks gunung api

muda, diantaranya adalah Gunung Slamet, Gunung Prau dan Sindoro Sumbing,

yang memiliki dari 750 m sampai 2000 m di atas permukaan laut. Bagian selatan

dibatasi Pegunungan Serayu Selatan, dengan ketinggian 500 m sampai 1500 m di

atas permukaan laut (SWECO, 1979).

Sungai Serayu merupakan sungai utama di zona depresi ini, tempat

bermuara anak sungai atau aliran air dari kedua sisi Pegunungan Serayu. Sungai

Page 19: contoh proposal

11

Serayu dimulai dari komplek gunung berapi Dieng mengalir ke arah barat di zona

depresi dan memotong Pegunungan Serayu Selatan di sekitar Banyumas,

kemudian mengalir ke Samudra Hindia di selatan. Morfologi di bagian selatan

berupa Pegunungan Serayu Selatan diketahui sebagai pengangkatan sepanjang 40

km.

II.4.3 Stratigrafi regional

Stratigrafi regional yang digunakan penyusun mengacu pada Djuri dkk,

1996, Kastowo dan Suwarna (1996) dan Condon dkk. (1996). Batuan tertua pada

daerah penelitian adalah Formasi Pemali. Di atas Formasi Pemali secara berurutan

ke atas diendapkan selaras dengan Formasi Rambatan, Formasi Halang, dan

Formasi Kumbang. Hubungan Formasi Halang dan Formasi Kumbang adalah

menjari. Formasi - formasi tersebut diendapkan melalui mekanisme turbidit. Di

atas Formasi Kumbang diendapkan selaras Formasi Tapak dan Formasi Kalibiuk

Formasi Kaliglagah diendapkan selaras di atas Formasi Kalibiuk. Di atas Formasi

Kaliglagah diendapkan Formasi Ligung, Formasi Mengger pada lingkungan darat.

Selaras di atas Formasi Mengger diendapkan Formasi Linggopodo pada

lingkungan darat pada kala Plistosen Akhir. Setelah itu diendapkan produk

volkanik Gunung Slamet Muda dan endapan aluvial pada lingkungan darat pada

kala Holosen.

1. Formasi Rambatan

Formasi Rambatan tersusun atas serpih, napal, dan batupasir gampingan.

Napal berselang-seling dengan batupasir gampingan berwarna kelabu muda. Pada

bagian atas terdiri dari batupasir gampingan berwarna abu-abu muda sampai biru

Page 20: contoh proposal

12

keabu-abuan. Umur dari Formasi Rambatan adalah Miosen Tengah dan tebalnya

diperkirakan 300 meter.

2. Formasi Halang

Formasi Halang tersusun atas batupasir andesit, konglomerat tufan, dan

napal bersisipan batupasir. Terdapat jejak organisme di atas bidang perlapisan

batupasir. Formasi Halang merupakan jenis endapan sedimen turbidit pada zona

batial atas (Kastowo dan Suwarna, 1996). Umur Formasi Halang adalah Miosen

Akhir dan mempunya ketebalan 390-2600 meter. Praptisih dan Kamtono (2009)

menyatakan Formasi Halang Bagian Atas disusun oleh batupasir, batulempung,

dan perselingan antara batupasir dan batulempung. Pada perselingan batupasir dan

batulempung dicirikan oleh batupasir yang berwarna abu-abu, halus-kasar, tebal

lapisan 10-20 cm, struktur sedimen perlapisan bersusun, laminasi sejajar, dan

wavy . Batulempung berwarna kehitaman, tebal 0,5-10 cm.

3. Formasi Ligung

Formasi Ligung tersusun atas aglomerat andesit, breksi, dan tuf berwarna

abu-abu di beberapa tempat. Terdapat Anggota Lempung Formasi Ligung yang

tersusun atas batulempung tufan, batupasir tufan, dan konglomerat, setempat sisa

tumbuhan dan batubara muda yang menunjukkan bahwa anggota ini diendapkan

di lingkungan bukan marin.

Page 21: contoh proposal

13

Gambar 4. Stratigrafi Regional Jawa Tengah (Djuri, 1996)

II.4.4 Struktur geologi regional

Struktur geologi mengikuti tren arah Timur - Timur Laut struktur ini

mempengaruhi zona depresi Serayu. Struktur geologi dan sesar penyerta dapat

diamati dari Zona Depresi Serayu yang berada diantara Pegunungan Serayu Utara

Page 22: contoh proposal

14

dan Selatan. Sesar naik mempunyai arah NW – SE, strike slip faults juga

dipetakan dalam peta geologi regional (Condon et al dalam SWECO, 1979),

mempunyai arah selatan-tenggara sampai utara - barat laut, sedangkan sesar

normal mempunyai arah yang tidak seragam, namus sebagian besar sesar naik

memiliki arah Tenggara - Barat Laut. Lapisan termuda yang mengalami struktur

sesar, merupakan lapisan breksi vulkanik muda (Ligung Series) yang dapat

diamati di beberapa tempat, termasuk daerah Purwokerto.

Pengukuran Triangulasi Pegunungan Jaran, Maung dan gunung berapi

Pawinihan, menunjukkan bahwa sebagian dari daerah tersebut masih bergerak ke

arah depresi Sarayu dengan kecepatan 24 - 40 cm per tahun (Bemmelen dalam

SWECO, 1979). Hal ini menunjukkan kemungkinan gangguan struktur seperti

kekar, sesar, shearpalnes atau cracks dapat diamati dalam pengendapan sedimen

resen.

Page 23: contoh proposal

15

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode studi lapangan yang bersifat

penelitian kuantitatif, yaitu data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk nilai

absolut. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur tekanan air pori dengan

menggunakan instrumentasi bendungan berupa piezometer dan sebagainya yang

digunakan dalam menganalisis tekanan air pori terhadap pengaruh stabilitas

bendungan PLTA Panglima Besar Soedirman (Gambar 5).

Gambar 5. Bendungan PLTA Panglima Besar Soedirman (Penyusun, 2015)

III.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Bendungan PLTA Panglima Besar Soedirman

terletak sekitar 9 km ke arah barat dari kota Banjarnegara, provinsi Jawa Tengah.

Secara administrasi terletak kecamatan Bawang, kabupaten Banjarnegara,

Provinsi Jawa Tengah. Secara astronomi daerah penelitian terletak pada posisi

7o21’00’’ LS – 7o26’00’’ LS dan 110o34’00” BT – 110 o 39’00” BT (Gambar 6).

Page 24: contoh proposal

16

Daerah penelitian, terletak pada nomor lembar peta RBI 49/225 1408-411

(Purwanegara) + 7/75 1408-412 (Banjarnegara) + 7/75 1408-413 (Ribug) + 1/25

1408-414 (Karangkobar)dengan luas daerah penelitian adalah 9 km × 9 km atau

sama dengan 81 km2, berskala peta 1 : 25.000.

Gambar 6. Peta indeks dan lokasi daerah penelitian (Bakorsutanal, 2001)

Daerah penelitian dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda

empat dan roda dua, tetapi di beberapa tempat seperti jalan setapak dan curam

hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

Waktu penelitian dilaksanakan selama lima bulan, yaitu antara bulan

Maret sampai Juni 2015. (terlampir)

III.3. Teknik Pengumpulan Data dan Pengambilan Conto Batuan

III.3.1. Teknik pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan metode studi lapangan yang bersifat penelitian

kuantitatif, yaitu data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk nilai absolut.

Penelitian ini dilakukan dengan meneliti, mengamati tekanan air pori yang

Page 25: contoh proposal

17

terdapat pada bangunan bendungan PLTA Panglima Besar Soedirman untuk

mengetahui pengaruh tekanan air pori terhadap kestabilan bendungan.

1) Data primer

Teknik pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan observasi lapangan. Untuk mendapatkan data primer ini, cara yang

digunakan adalah dengan meneliti, mengukur dan mengamati tekanan air pori

pada pondasi bendungan, dengan batas yang telah ditentukan untuk mengetahui

nilai tekanan air pori yang dilakukan sesuai prosedur dari perusahan.

Penelitian laboratorium dilakukan selama dan setelah penelitian lapangan

selesai. Analasis yang dilakukan antara lain analisis paleontologi, analisis

petrografi dan analisis hidrologi.

Tabel 1. Penelitian laboratorium (Penyusun, 2015) No Analisis Tempat Instansi Alamat 1 Paleontologi Laboratorium

Geologi Dinamik IST AKPRIND Yogyakarta

Jl. I Dewa Nyoman No. 32 Kotabaru Yogyakarta

2 Petrografi Laboratorium Geologi Dinamik

IST AKPRIND Yogyakarta

Jl. I Dewa Nyoman No. 32 Kotabaru Yogyakarta

3 Geoteknik Laboratorium Geoteknik Waduk

Indonesia Power UBP Mrica

Jl. Banyumas Km 8, Kabupaten Banjarnegara

2) Data sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder ini diperoleh dari divisi terkait yaitu

Geoteknik Hidrologi Waduk (GHW) di PT.Indonesia Power UBP Mrica,

kemudian menggunakan jurnal, referensi buku, berita yang termuat di surat kabar,

internet, dan media lain yang ada keterkaitannya dengan pengaruh tekanan air pori

terhadap kestabilan bendungan. Data yang dikumpulkan antara lain data mengenai

riwayat pengaruh tekanan air pori yang pernah terjadi, jenis pengelolaan atau

Page 26: contoh proposal

18

monitoring serta bagaimana cara alternatif pengendalian tekanan air pori terhadap

kestabilan bendungan.

III.3.2. Pengambilan Conto Batuan

Pengambilan conto batuan dapat dilakukan dengan cara melakukan

kegiatan pemetaan geologi. Pengambilan conto batuan ini dapat diambil pada saat

menemukan singkapan batuan tertentu yang berfungsi sebagai sampel dalam

pendeskripsian litologi batuan kemudian selain itu dapat diambil pada daerah

yang dapat dikatakan sebagai daerah batas kontak.

Pengambilan conto batuan dapat diambil sebesar genggaman tangan

(handspecman) setelah melakukan pengambilan conto batuan kemudian dapat

dianalisis secara mikroskopis untuk dapat mengetahui atau mendeskripsikan

secara pretrografi.

III.4. Teknik Analisis dan Sintesis Data

Analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada di

dalam rumusan masalah pada penelitian ini, adalah teknik analisis data kuantitatif.

Tahap awal yang dilakukan adalah dengan observasi lapangan terkait pengaruh

tekanan air pori yang terjadi di bendungan utama PLTA Panglima Besar

Soedirman, serta melakukan pengukuran, agar nantinya dapat diketahui aman

tidaknya pengelolaan maupun tata ruang yang berlaku dengan fakta di lapangan.

Tahap kedua adalah menyusun pernyataan atau kalimat analisis tentang data

yang telah didapat dalam pengukuran tekanan air pori pada bendungan tersebut,

kendala yang ditemukan, dan langkah serta alternatif pemecahan permasalahan

yang dapat membantu dalam mengatasi kendala yang ada di lapangan, agar

Page 27: contoh proposal

19

program ini mampu dilaksanakan dengan baik dan memberikan manfaat bagi

perusahaan maupun masyarakat sekitar bendungan, sehingga dapat terhindar dari

bahaya rembesan maupun bencana lainnya.

Page 28: contoh proposal

20

DAFTAR PUSTAKA

Balai Keamanan Bendungan, 2002, Laporan Akhir Inspeksi Bendungan PLTA Mrica (Final Report). Unit Bisnis Pembangkit Mrica

Bowles E.J., dan Hainim, J.K., 1984, Sifat-Sifat Fisis Dan Geoteknis Tanah

(Mekanika Tanah). Erlangga, Jakarta Condon,W.H., Pardyanto,L., Ketner, K.B., dan Samodra, H., 1996, Peta Geologi

Lembar Banjarnegara Dan Pekalongan skala 1 : 100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Craig, R.F., dan Soepandji B.S., 1994, Mekanika Tanah, Erlangga, Jakarta Purnomo, H.E., 1990, Mengenal Instrumentasi Bendungan PLTA PB.

Soedirman, Unit Bisnis Pembangkit Mrica, Banjarnegara. Proyek Induk Pembangkit Hidro Jawa Tengah, 1979, Field Investigation

Results, Gamma Epsilon. Bandung. Supervisi Geoteknik dan Hidrologi, 2014., Laporan Monitoring Keamanan

Bendungan PLTA PB. Soedirman dan PLTA Garung. PT Indonesia Power, Unit Bisnis Pembangkitan Mrica.

PT. Andalan Rereka Consultindo, 2007, Laporan Akhir (Final Report)

Bendungan PLTA PB Soedirman, PT. Indonesia Power, Banjarnegara. Sabar, H., 2006, Rekayasa Bendungan (Dam Engineering), Majalah Triwulanan

(Teknologi dan Energi) Vol. 6 No. 2. April 2006, STT-PLN, Jakarta.

Page 29: contoh proposal

21

RENCANA ANGGARAN

I. Persiapan - Pengadaan peta dan literatur Rp 700.000 - Pembuatan proposal Rp 150.000 - Urus ijin Rp 250.000 - Perlengkapan pembuatan peta Rp 1.400.000

Rp 300.000

II. Perlengkapan Lapangan - Larutan HCl Rp 150.000 - Obat-obatan Rp 50.000 - Alat tulis Rp 350.000

Rp 150.000

III. Biaya Operasional - Konsumsi + Akomodasi Rp 1000.000 - Transportasi Rp 2.200.000

Rp 1200.000

IV. Analisis Lab - Petrografi Rp 250.000 - Paleontologi Rp 700.000

Rp 450.000

V. Checking - Konsumsi + Akomodasi Rp 1.000.000 - Penginapan Rp 400.000 - Pemetaan ulang Rp 1.900.000

Rp 500.000

VI. Penyusunan Laporan - Pengadaan peta 7 eks Rp 700.000 - Draft Rp 1.000.000

Rp 300.000

VII. Perbaikan Laporan - Peta Rp 700.000 - Perbaikan draft laporan Rp 300.000 - Fotokopi + Jilid skripsi

Rp 500.000

TOTAL Rp 9.050.000 Rp 1.500.000

Page 30: contoh proposal

22

RENCANA KEGIATAN

No Jenis Kegiatan

Maret April Mei Juni Juli Agustus 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1 Pra Lapangan a. Studi kasus b. Pembuatan proposal c. perizinan

2 Operasional a. Pemetaan Geologi b. Pemetaan ulang

3 Analisis Laboratorium a. Analisis Petrografi b. Analisis Paleontologi c. Analisis Batuan

4 Konsultasi a. Data Lapangan b. Data Laboratorium c. Laporan dan Peta

5 Penyusunan Draft 6 Kolokium 7 Sidang Pendadaran 8 Perbaikan Draft 9 Yudisium