Contoh Pra Desain
-
Upload
sed-beelze -
Category
Documents
-
view
30 -
download
5
description
Transcript of Contoh Pra Desain
IV - 1
BAB – IV
PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)
4.1 Prarencana Pelat Beton
Perencanaan awal ini dimaksudkan untuk menentukan koefisien ketebalan
pelat, α yang diambil pada As 4 bentang A-B, mengingat pada daerah sudut
tersebut umumnya memiliki beban yang cukup berat untuk mewakili tebal pelat
secara keseluruhan.
Gambar 4.1 Perencanaan Lantai Beton
Properties Data pada Studi Kasus, sebagai berikut :
Panjang bentang lx = 6,00 meter
Panjang bentang ly = 6,00 meter
Tinggi tingkat 1 = 4,50 meter
Tinggi tingkat 2-9 = 4,00 meter
Jumlah lantai = 9 lantai + Atap
Fungsi Gedung = Kantor, Ruang Resepsi
α1
α2
α3
α4
y
x1
2
3
4
600
60
060
0
600600 600 600 600
A B C D E F G
600
α1
α4
α3
α2
IV - 2
1) Menentukan koefisien ketebalan pelat pada Balok tepi 1 & 2
Gambar 4.2 Penampang Balok sisi L (Hubungan Balok dan Pelat)
Dengan asumsi awal tebal pelat dapat digunakan hmin = 12 untuk pelat lantai
dan hmin = 10 untuk pelat atap sesuai Pasal 11.5.
a) Menentukan dimensi balok L
Untuk menentukan dimensi balok pada kefisien ketebalan pelat 1 & 2
merupakan balok satu ujung menerus, sehingga sesuai Tabel 3.2,5a dari
SKSNI T15-1991-03 dan ditambah fy = 400 MPa, adalah sebagai berikut :
ht >5,18
l
ht > 32,3245,18
6000 mm
Karena panjang bentang lx dan ly sama, maka ht = 500 mm dan
bw = ½.h = 250 mm.
b) Menentukan ukuran lebar efektif balok, be
Menentukan lebar efektif pada balok sisi (Balok L) mengacu pada SNI T15-
15-1991, sebagai berikut :
be = bw +12
L y= 250 +
12
6000= 750 mm
be = bw + (6hf) = 250 + (6 x 120) = 970 mm
be = bw +2
L x = 250 +2
)(6000= 3250 mm
Diambil lebar effektif yang terkecil, be = 750 mm.
bw
be
hf
ht
IV - 3
c) Menentukan Momen Inersia pada Balok tepi,
Y =21
2211
AA
.A.A
YY
Y =38)x(2512)x(75
19)x38x(2544)x12x(75
Y = 31,16 cm (garis Netral)
Ib L = 23 Y)kepstttkb.h.(jrkt.b.h12
1
Ib L =
)12,8x12x(75)x12x75
12
1( 23
)12,2x38x(25)x3825x
12
1( 23
Ib L = 158.256 + 255714,67
Ib L = 413.970,67 cm4
Momen Inersia pelat pada balok sisi L = 600 cm.
Ip =3
fhx2
b
2
Lx
12
1
w
Ip = 312x2
25
2
600x
12
1
Ip = 45.000,00 cm4
1 = 2 =45000
413.970,67= 9,20
2) Menentukan koefisien ketebalan pelat pada Balok T 3 & 4
Gambar 4.3 Penampang Balok T (Hubungan Balok dan Pelat)
bw
be
hf
ht
IV - 4
Dengan asumsi awal tebal pelat dapat digunakan hmin = 12 untuk pelat lantai
dan hmin = 10 untuk pelat atap sesuai Pasal 11.5.
a) Menentukan dimensi balok T
Untuk menentukan dimensi balok pada kefisien ketebalan pelat 3 & 4
merupakan balok dua ujung menerus, sehingga sesuai Tabel 3.2,5a dari
SKSNI T15-1991-03 dan ditambah fy = 400 MPa, adalah sebagai berikut :
ht >21
l
ht > 71,28521
6000 mm
Karena panjang bentang lx dan ly sama, maka ht = 500 mm dan
bw = ½.h = 250 mm.
b) Menentukan ukuran lebar efektif balok, be
Menentukan lebar efektif pada balok sisi (Balok T) mengacu pada SNI T15-
15-1991, sebagai berikut :
be =4
L=
4
600= 150 cm
be = bw + 2(8 x hf) = 25 + 2(8 x 12) = 217 cm
be = bw +
2
L2 = 25 +
2
6002 = 625 cm
Diambil lebar efektif yang terkecil, be = 150 cm.
c) Menentukan Momen Inersia pada Balok T,
Y =21
2211
AA
.A.A
YY
Y =38)x(2512)x(150
19)x38x(2544)x12x(150
Y = 35,36 cm (jarak garis Netral
Ib T = 23 Y)kepstttkb.h.(jrkt.b.h12
1
IV - 5
Ib T =
)28,6x12x(150)3x12150x
12
1(
)2x16,438x(25)338x25x
12
1(
Ib T = 154.728 + 369.828,67
Ib T = 524.556,67 cm4
d) Momen Inersia Pelat pada ukuran (600 X 12) cm.
Ip =3
f.b.h12
1
Ip = 312x006x12
1
Ip = 86.400,0 cm4
3 = 4 =86.400
524.556,67= 6,07
e) Koefisien jepit pelat rata-rata, m
m =4
4321
m =4
6,07)x2(9,2)x(2 = 7.64
m ≥ 2
e) Menentukan rasio bentang bersih pada arah memanjang dan melintang,
= 1600
600
l
l
x
y
= 1 < 2, bekerja pelat dua arah (Vis dan Kusuma, 1997)
h =9β36
1500
f0,8l
y
n
h = 13,61)x(936
1500
4000,8575
cm
Tebal pelat yang digunakan, h = 15 cm.
IV - 6
4.2 Prarencana Balok Beton
Properties Mutu bahan, sebagai berikut :
Mutu beton, f’c = 25 MPa (250 kg/cm2)
Mutu Baja, fy = 400 MPa (4000 kg/cm2)
Pot I - I
Beban segitiga
Gambar 4.4 Perencanaan Balok Beton
Mengacu Pasal 11.5, untuk mendapatkan hasil dasain yang optimum, maka
persyaratan tinggi, h minimum balok tanpa perlu pengecekan defleksi, sebagai
berikut :
Ukuran balok di atas dua tumpuan : hmin 16
l=
16
6=0.375 m
Ambil h = 500 mm dan balok b 0.5h = 250 mm.
lx
½.q.lx
x
60
0
600 600 600 600
E F G
60
060
0
600600
1
2
3
4
DCBA
I
I
y
IV - 7
Periksa dimensi balok pada Pembebanan :
- Pelat Beton 0.15 x 24 kN/m3 = 3,60 kN/m2
- Tegel dan Spesi = 0,45 kN/m2
- Plafond & ME = 0,18 kN/m2
- Ducting AC = 0,20 kN/m2
- Plumbing = 0,10 kN/m2
Jumlah beban mati, qD = 4,52 kN/m2
Jumlah beban hidup, qL = 4,00 kN/m2
Beban Puncak Segitiga : 1/2.q.lx
o Beban mati, qD = 0,5 x 4,52 x 6,00 = 13.56 kN/m’
o Beban hidup, qL = 0,5 x 4,0 x 6,00 = 12,00 kN/m
Beban shearwall yang harus ditanggung balok 0,25 x 4 x 24 kN/m3
= 24 kN/m’
Karena balok pada posisi ditengah bentang maka beban harus dikalikan dengan
2 pada beban segitiga. Momen maksimum lentur sementara dari dihasil analisa
program computer sebagai berikut :
ω)0,59(1.φ.f 'c
2
Mubd
Asumsi = 0,01 (perkiraan nilai rasio tulangan yang ekonomis) sehingga :
13,030
40001,0.
'
c
y
f
f
x0,13)]0,59(10,13x0,8.[25
101,215 82
xbd = 50 x 106 mm3
Jika b = 250 mm d = 447,16 mm ~ 500 mm
Jika b = 300 mm d = 408,20 mm ~ 450 mm
asumsi tulangan yang dipasang 1 lapis, maka h d + 65 mm sehingga,
Untuk b = 250 h = 500 + 65 = 565 mm > hmin
Untuk b = 300 h = 455 + 65 = 520 mm > hmin
Kedua ukuran di atas memenuhi syarat
Maka dimensi balok yang digunakan : b = 300 mm dan h = 600 mm.
IV - 8
Periksa dimensi dengan syarat-syarat sebagai berikut :
bw min ≥ 250 mm
300 ≥ 250 mm ………….OK
Bw/h ≥ 0.3
0,5 ≥ 0.3 …..…………..OK
4.3 Prarencana Struktur Kolom Beton
Perencanaan awal dilakukan terhadap dimensi struktur kolom untuk
menghasilkan struktur kolom yang kaku dan stabil. Kekakuan dan kestabilan
struktur kolom akan menghasilkan suatu dimensi kolom yang cukup besar,
sehingga akan mengurangi estetika struktur gedung itu sendiri. Salah satu
solusinya adalah menggunakan dinding geser pada struktur gedung yang
diletakkan sedemikian rupa untuk membantu kekakuan dan stabilitas struktur
kolom, sehingga dimensi struktur kolom tidak terlalu besar.
Menentukan dimensi kolom pada perencanaan awal maka area pembebanan
kolom dilakukan pada daerah yang dipengaruhi langsung oleh pembebanan pelat
atap atau pelat lantai tanpa memasukkan beban dinding geser. Seperti pada
gambar berikut :
Gambar 4.5 Area Pembebanan pada kolom
x
600
600 600 600 600
E F G
600
600
600600
1
2
3
4
DCBA
y 600
600
300
IV - 9
Mutu Bahan
Kuat tekan beton,f’c = 25 MPa
Tegangan leleh bajaj, fy = 400 MPa
Properties data sebagai berikut :
Dimensi balok = (30 x 60) cm
Tebal Pelat = 15 cm
Beban pada Lantai
Lantai 9 (Lantai Atap)
- Beban Mati (Aspal + Spesi) = 0,35 kN/m2
- Beban Hidup = 1,00 kN/m2
Lantai 8 – 2 (Kantor)
- Beban Hidup = 2,50 kN/m2
Lantai 1 (Resepsi)
- Beban Hidup = 4,00 kN/m2
Beban Mati Tambahan untuk Lantai 1 - 8
Tegel + Spesi = 0,45 kN/m2
Plumbing = 0,10 kN/m2
Ducting AC = 0,20 kN/m2
Plafond + Penggantung = 0,18 kN/m2
1) Menentukan beban Pu tiap lantai dapat ditentukan sebagai berikut :
a) Lantai 9 (PD Atap)
Beban mati (PD)
- Pelat (hf =15 cm) : 6,0 x 6,0 x 0,15 x 24 = 129,60 kN
- Balok 30/60 : 6,0 x 0,30x (0,6-0,15) x 24 = 19,44 kN
: 6,0 x 0,30x (0,6-0,15) x 24 = 19,44 kN
- Plafond & ME : 6,0 x 6,0 x 0,5 = 18,00 kN
- Beban Mati Tambahan : 6,0 x 6,0 x 0,83 = 29.88 kN
PD = 216,36 kN
IV - 10
Beban Hidup (PL)
- Atap : 6,0 x 6,0 x 1,0 = 36,00 kN
PL = 36,00 kN
Pu = (1,2 PD + 1,6PL) + Pu,atap
Pu = 1,2(216,36) + 1,6(36) = 317,23 kN
2) Menentukan Dimensi Kolom
Pada prarencana kolom beban yang bekerja pada kolom hanya beban aksial,
maka perkiraan ukuran kolom dengan pengikat sengkang, adalah sebagai
berikut :
).(2,0 fyfc
PuAg
Sedangkan Rasio Tulangan untuk wilayah gempa 5 : 0,01 ≤ t ≤ 0,06, dengan
asumsi = 0,01 (perkiraan nilai rasio tulangan yang ekonomis) sehingga
Dimensi Kolom yang dibutuhkan = gA (mm).
Dengan cara yang sama perencanaan awal dimensi struktur kolom pada lantai
lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Dimensi Kolom lantai
LantaiPu = 1,2 PD +
1,6 (kN)).(2,0 fyfc
PuAg
(mm2)
gA
(mm)
DimensiKolom(mm)
B h
9 317.23 54,521.38 233.50 200 200
8 704.45 121,282.76 348.26 200 200
7 1,091.66 188,044.14 433.64 200 200
6 1,478.88 254,805.52 504.78 250 250
5 1,866.10 321,566.90 567.07 250 250
4 2,253.31 388,328.28 623.16 250 250
3 2,640.53 455,089.66 674.60 300 300
2 3,027.74 521,851.03 722.39 300 300
1 3,478.90 599,635.86 774.36 300 300
IV - 11
Tabel 4.2. Hasil Uji Terhadap Kinerja SRPMK Akibat Beban Gempa Statik
TEST LANTAIDIMENSIKOLOM
IZIN
(0.02/R) * HKET
1
7 - 9 300 X 400X = 123,49
Y = 255,69IZIN = 85,88 NOT OK4 - 6 400 X 450
1 - 3 450 X 500
2
7 - 9 450 X 500X = 75,35
Y = 162,39IZIN = 85,88 NOT OK4 - 6 500 X 550
1 - 3 550 X 600
3
7 - 9 500 X 550X = 61.95
Y = 123.22IZIN = 85,88 NOT OK4 - 6 550 X 600
1 - 3 600 X 650
Pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 . dapat dilihat bahwa penggunaan dimensi kolom
dibuat bervariasi dari lantai 1 – 9. Masing - masing dimensi lantai memiliki
simpangan > izin. tujuannya adalah untuk memberikan ruang pada
shearwall dalam menahan gaya geser yang disebabkan oleh gaya gempa.
Sehingga menghasilkan shearwall yang optimal dan dapat memberikan
konstribusi pada elemen struktur kolom.
Dari ketiga opsi di atas maka digunakan dimensi kolom pada opsi ketiga yaitu
(500 x 550) mm, (550 x 600) mm dan (600 x 650) mm.
4.4 Dimensi Dinding Geser (Shearwall)
Dalam perencanaan struktur dinding geser harus didesain sebagai Dinding
Struktur Beton Khusus (DSBK) sesuai Pasal 23.2.(4). Untuk ketebalan struktur
dinding geser ditetapkan sebesar 25 cm. Sedangkan pemakaian struktur batas
(Boundary Sistem) tergantung hasil analisa gaya – gaya dalam yang dihasil
program computer dengan hasil analisa SNI. Seperti dapat dilihat pada gambar
berikut :
IV - 12
Gambar 4.6 Rencana Dinding Geser (Shearwall)
9th flr
8th flr
7th flr
6th flr
5th flr
4th flr
3th flr
2nd flr
1st flr
G flr
1 2 3 460 60 60
8@
400
450
DS
3,9
0m
0,25 m