Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

34
A. Judul Program Usaha Pembuatan dan Pemasaran Instalasi Biogas dan Pupuk Organik sebagai Sistem Pengolahan Limbah Terpadu dalam Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan dan Pengembangan Potensi Daerah. B. Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai potensi kekayaan alam yang melimpah termasuk kekayaan ternaknya. Potensi ternak selama ini belum dikembangkan sepenuhnya. Sebagian peternakan di Indonesia adalah peternakan yang bersifat tradisional. Termasuk dalam pengolahan hasil dan limbahnya belum tersentuh teknologi. Dari sisi lain keterbatasan pupuk buatan dipasaran menyebabkan tingginya harga pupuk sehingga banyak petani yang tidak mampu membelinya. Kondisi ini diperparah dengan adanya krisis energi yang sudah bebrapa tahun melanda Indonesia, pada tahun 2000 cadangan minyak Indonesia sekitar 5123 metrik barel (MB) dan tahun 2004 menjadi sekitar 4301 MB. Penurunan cadangan minyak disebabkan oleh dua faktor utama yaitu eksploitasi minyak selama bertahun-tahun dan minimnya eksplorasi atau survei geologi untuk menemukan cadangan minyak terbaru. Tanpa ditemukan cadangan minyak baru, praktis persedian minyak di

Transcript of Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

Page 1: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

A. Judul Program

Usaha Pembuatan dan Pemasaran Instalasi Biogas dan Pupuk Organik

sebagai Sistem Pengolahan Limbah Terpadu dalam Upaya Mengatasi

Pencemaran Lingkungan dan Pengembangan Potensi Daerah.

B. Latar Belakang Masalah

Indonesia mempunyai potensi kekayaan alam yang melimpah termasuk

kekayaan ternaknya. Potensi ternak selama ini belum dikembangkan

sepenuhnya. Sebagian peternakan di Indonesia adalah peternakan yang

bersifat tradisional. Termasuk dalam pengolahan hasil dan limbahnya belum

tersentuh teknologi. Dari sisi lain keterbatasan pupuk buatan dipasaran

menyebabkan tingginya harga pupuk sehingga banyak petani yang tidak

mampu membelinya. Kondisi ini diperparah dengan adanya krisis energi yang

sudah bebrapa tahun melanda Indonesia, pada tahun 2000 cadangan minyak

Indonesia sekitar 5123 metrik barel (MB) dan tahun 2004 menjadi sekitar

4301 MB. Penurunan cadangan minyak disebabkan oleh dua faktor utama

yaitu eksploitasi minyak selama bertahun-tahun dan minimnya eksplorasi atau

survei geologi untuk menemukan cadangan minyak terbaru. Tanpa ditemukan

cadangan minyak baru, praktis persedian minyak di Indonesia hanya dapat

dieksploitasi sampai sekitar 30 tahunan. Konsumsi terhadap produk

minyak/Bahan Bakar Minyak terus mengalami peningkatan seiring dengan

pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi di Indonesi. Ditinjau dari

kesehatan, masalah lain yang ditimbulkan oleh sumber energi fosil adalah

residu dari hasil pembakarannya. Proses pembakaran yang tidak sempurna

akan menghasilkan karbon monoksida (CO) yang berbahaya bagi metabolisme

tubuh jika terhirup oleh manusia, hal ini harus segera dicarikan solusi agar

krisis pupuk dan krisis energi yang terjadi dapat diatasi.

Usaha peternakan yang selama ini dipandang sebagai usaha yang akrab

dengan lingkungan mulai di tuding sebagai usaha yang ikut mencemari

lingkungan hidup. Hal ini disebabkan karena selain menghasilkan daging,

Page 2: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

telur, susu dan kulit, usaha peternakan juga menghasilkan produk ikutan (by

product) berupa limbah (waste). Peningkatan permintaan hasil ternak

mendorong meningkatnya populasi ternak dan produktivitas ternak.

Pengembangan usaha peternakan sering mendapat kecaman karena tidak

diikuti dengan pengolahan limbah yang baik, hal ini tentunya akan

mengganggu masyarakat sekitar lokasi peternakan.

Pemanfaatan kotoran ternak dalam bentuk lain adalah mengolahnya

menjadi sumber energi dalam bentuk gas yang sering disebut biogas. Prinsip

pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik

untuk menghasilkan gas yang sebagian besar berupa metan dan karbon

dioksida. Pemanfatan biogas selain akan mendapatkan gas sebagai bahan

bakar, juga pupuk organic padat dan pupuk organic cair dari sisa fermentasi

bahan organic dalam digester biogas.

Adanya produk pupuk organik tersebut memberikan andil yang cukup

besar terhadap penanggulangan krisis pupuk yang terjadi belakangan ini.

Kompos dapat menggantikan pupuk anorganik yang sekarang keberadaannya

sangat terbatas dipasaran, selain itu kompos memiliki keunggulan

dibandingkan dengan pupuk buatan pabrik, diantaranya mengandung unsur

hara makro dan mikro lengkap dan dapat memperbaiki struktur tanah. Selain

itu dapat mengurangi pencemaran akibat penumpukan feses. Pada saat ini,

ketika harga bahan bakar minyak naik akibat meningkatnya harga minyak

dunia, maka pemanfaatan kotoran ternak sebagai bahan baku penghasil biogas

bisa menjadi salah satu alternatife. Alternatife ini memberikan manfaat lain

yaitu; meningkatkan nilai feses sebagai pupuk organic karena dapat

meningkatkan unsur hara dan daya serap oleh tanaman, mengurangi

pencemaran lingkungan, gas yang dihasilkan dapat mencukupi kebutuhan

bahan bakar sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian

bahan bakar minyak.

Desa Tumiyang merupakan desa yang memiliki populasi ternak sapi

perah terbanyak di Kabupaten Banyumas yaitu sebanyak 244 ekor ternak.

Dengan jumlah penduduk sekitar 4992 jiwa dan sekitar 1231 diantaranya

Page 3: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

adalah buruh tani dan peternak, sebagian besar pendidikan penduduknya

adalah lulusan sekolah dasar (45,85%)dan sebagian lulusan sekolah menengah

pertama (10%), sebanyak 20,77% tidak tamat sekolah dasar dan 10,27%

lulusan sekolah lanjutan tingkat atas. Lebih dari 76% wilayah desa

merupakan lahan pertanian produktif dan beberapa bagian wilayah desa

berbatasan langsung dengan hutan menjadikan desa ini memiliki sumber

hijauan pakan yang melimpah sehingga produksi ternak tetap optimal di

musim kemarau. Namun demikian penanganan limbah menjadi masalah

utama yang selama ini dihadapi para peternak.

Pemanfaatan limbah oleh peternak sebagai pupuk untuk lahan pertanian

dan lahan hijauan telah dilakukan. Namun demikian masalah ini masih

berlanjut karena limbah yang dimanfaatkan tidak sebanding dengan limbah

yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan peternak

tentang teknologi pengolahan limbah menjadi biogas dan pupuk organic yang

lebih bermanfaat. Setiap peternak rata-rata memiliki 5 ekor ternak, dan setiap

ekor ternak dapat menghasilkan 23 kg feses per hari, hal itu berarti dalam

sehari peternak dapat menghasilkan limbah sebanyak 115 kg dan dalam satu

bulan dapat mencapai 3,45 ton, saat ini kemampuan peternak untuk dapat

mengolah kompos hanya seperempat dari limbah yang dihasilkan, sehingga

sisa feses yang tidak dimanfaatkan hanya ditumpuk di dekat kandang begitu

saja. Dalam waktu satu bulan desa Tumiyang menghasilkan tumpukan

limbah berupa feses sebanyak 168,36 ton, padahal apabila limbah tersebut

diolah menjadi pupuk organik akan diperoleh produk sebanyak 92, 6 ton dan

dapat digunakan untuk memupuk lahan seluas 9,26 Ha tanpa perlu biaya lagi

untuk membeli pupuk anorganik.

Hasil studi kelayakan menunjukan selama ini masyarakat sekitar merasa

terganggu dengan kondisi tersebut. Menumpuknya limbah ternyata

menyebabkan bau yang tidak sedap dan mengganggu kesehatan masyarakat di

sekitarnya, mengundang datangnya lalat dan tikus. Keterbatasan pengetahuan

para peternak akan teknologi pengolahan limbah menjadikan masalah ini

berlarut-larut dan harus segera diatasi.

Page 4: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

Berdasarkan kondisi yang demikian maka perlu adanya langkah inovatif

dalam menangani masalah limbah agar dapat lebih baik sehingga masalah

pencemaran lingkungan di sekitar area peternakan akan dapat diatasi. Salah

satu caranya dengan membuat instalasi biogas meskipun dengan model

sederhana dan sentra pengolahan pupuk organic padat dan cair. Pembuatan

instalasi biogas dan pembuatan pupuk organic tersebut akan dapat

memberikan banyak keuntungan yaitu, dapat teratasinya masalah pencemaran

lingkungan akibat adanya limbah usaha peternakan, kecukupan energi untuk

masyarakat terutama di pedesaan dapat dijuamin yaitu dengan menggunakan

energi alternative yang relatif murah, ramah lingkungan, mudah diperoleh, dan

dapat diperbaharui, serta dapat mendatangkan keuntungan yaitu pengolahan

pupuk organic padat dan cair serta hasil fermentasi biodigester yang berupa

gas methan.

C. Rumusan Masalah

Usaha peternakan memberikan manfaat besar ditinjau dari perannya

dalam penyedia protein hewani. Namun disisi lain, usaha peternakan dapat

menjadi penyebab timbulnya pencemaran lingkungan. Hasil samping usaha

peternakan berupa limbah terutama dari usaha yang intensif atau usaha skala

besar akan dapat menimbulkan masalah yang komplek. Selain baunya yang

tidak sedap, keberadaannya juga mencemari lingkungan, mengganggu

kesehatan masyarakat, dan dapat menjadi vector penyakit.

Pemanfaatan limbah berupa feses dan urine telah banyak dimanfaatkan

sebagai pupuk organic oleh sebagian besar peternak. Namun, kebanyakan dari

mereka langsung menggunakan di kebun tanpa di proses terlebih dahulu,

padahal feses tersebut masih bersifat panas dan dapat mengganggu

pertumbuhan dan bahkan menyebabkan kematian tanaman.

Berdasarkan kondisi tersebut perlu dilakukan pengolahan limbah yang

lebih baik dengan melibatkan teknologi agar dapat mengatasi masalah yang

ditimbulkan serta dapat meningkatkan nilai jualnya. Langkah inovatif ini

Page 5: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

bertujuan untuk dapat menunjukan bahwa limbah peternakan yaitu feses dan

urine bukan lagi sebagai sumber masalah pencemaran lingkungan tetapi

merupakan produk peternakan yang bernilai ekonomi. Pemanfaatan limbah

tersebut diprioritaskan untuk membentuk produk baru yang bernilai tinggi,

yaitu pupuk organik padat dan pupuk cair serta biogas. Hal ini sejalan dengan

program Pemerintah yaitu “Indonesia Go Organik” yang akan dilaksanakan

pada tahun 2010. Namun pengolahan limbah menjadi pupuk dan biogas

selama ini belum banyak dilakukan, sehingga produk ini sangat berpotensi

untuk dikembangkan menjadi sebuah usaha yang mampu mendatangkan profit

baik dalam skala besar ataupun kecil bagi para peternak.

D. Tujuan Program

1. Melatih dan mengembangkan ketrampilan peternak dalam mengolah

limbah sapi perah menjadi pupuk organik dan biogas.

2. Mengolah limbah sapi perah menjadi produk baru yang bernilai

ekonomi tinggi.

3. Membuat sistem pemasaran produk pengolahan limbah sapi perah.

4. Membangun system usaha pengolahan limbah yang berkelanjutan.

5. Menciptakan lahan baru bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan

ilmunya.

E. Luaran yang Diharapkan

1. Menghasilkan produk pengolahan limbah berupa biogas dan pupuk

organik bentuk padat dan cair.

2. Terbentuknya sentra system pengolahan biogas dan pupuk organik

serta sistem pemasarannya yang berkesinambungan.

Page 6: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

F. Kegunaan Program

1. Mengatasi masalah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh

limbah peternakan.

2. Meningkatnya pengetahuan dan kreatifitas masyarakat dalam

mengolah limbah peternakan.

3. Sebagai sarana meningkatkan daya guna dan nilai ekonomis limbah

peternakan sapi perah.

4. Meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya peternak sapi

perah.

5. Mengurangi angka ketergantungan masyarakat terhadap pupuk

buatan pabrik dan bahan bakar minyak.

G. Gambaran Umum Rencana Usaha

Desa Tumiyang merupakan desa yang memiliki populasi ternak sapi

perah terbanyak di Kabupaten Banyumas yaitu sebanyak 244 ekor ternak.

Setiap hari dari satu ekor ternak dapat dihasilkan feses sebanyak 23 kg, hal itu

berarti dalam satu hari dapat dihasilkan feses sebanyak 5,6 ton dan dalam satu

bulan menghasilkan tumpukan feses sebanyak 168 ton. Dari jumlah feses yang

cukup banyak tersebut apabila di olah menjadi biogas dan pupuk organik

maka akan dihasilkan produk baru yang bernilai ekonomi tinggi. Lebih dari

76% wilayah desa merupakan lahan pertanian produktif dan beberapa bagian

wilayah desa berbatasan langsung dengan hutan menjadikan desa ini memiliki

sumber hijauan pakan yang melimpah sehingga produksi ternak tetap optimal

di musim kemarau hal tersebut dapat menjamin keberlangsungan usaha

peternakan yang ada dan juga memberikan jaminan kelayakan usaha

pengolahan limbah menjadi biogas dan pupuk organik.

Strategi pengolahan limbah menjadi biogas dan pupuk organik yang

telah diterapkan di berbagai negara menunjukkan hasil yang lebih efektif

dalam mengatasi dampak lingkungan dan juga memberikan beberapa

keuntungan Bapedal (1998), antara lain a). Penggunaan sumberdaya alam

Page 7: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

menjadi lebih efektif dan efisien; b). Mengurangi atau mencegah terbentuknya

bahan pencemar; c). Mencegah berpindahnya pencemaran dari satu media ke

media yang lain; d).Mengurangi terjadinya risiko terhadap kesehatan manusia

dan lingkungan; e). Mengurangi biaya penaatan hukum; f). Terhindar dari

biaya pembersihan lingkungan (clean up); g). Produk yang dihasilkan dapat

bersaing di pasar internasional; h). Pendekatan pengaturan yang bersifat

fleksibel dan sukarela.

Usaha ini merupakan gabungan dari dua sistem yang berbeda dimana

masing-masing pihak mendapatkan keuntungan dari program tersebut. Sistem

kerjasama yang terbentuk terdiri atas pengolahan limbah menjadi biogas dan

pupuk organik padat serta cair. Melalui usaha ini diharapkan kualitas sumber

daya manusia dalam hal ini para peternak meningkat sejalan dengan

berkembangnya usaha ini. Adanya alih teknologi dalam usaha ini diharapkan

juga mampu meningkatkan daya guna potensi daerah yang ada. Dukungan

dari Pemerintah Daerah sangat membantu pengembangan dan keberlanjutan

program ke depan. Dukungan yang berupa perijinan dan sosialisasi melalui

para penyuluh di lapangansemakin memperkuat usaha ini. Usaha ini selain

bertujuan untuk mendapatkan profit juga bertujuan untuk mengembangkan

potensi daerash yang ada, dalam hal ini yang berkaitan dengan bidang

peternakan. Melalui perhitungan analisis usaha, dapat dipastikan

bahwasannya usaha ini layak dijalankan dan layak untuk dikembangkan pada

masa yang akan datang.

Page 8: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

ANALISIS USAHA

PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK SAPI PERAH

DESA TUMIYANG, KECAMATAN PEKUNCEN

A. Permodalan

Tabel 1. Modal Usaha

No Modal QtyHarga

Satuan (Rp)

Jumlah

(Rp)

1 Gerobak 1 Unit 400.000 400.000

2 Cangkul 2 Buah 25.000 50.000

3 Deklit 1 Buah 150.000 150.000

4 Timbangan 1 Unit 150.000 150.000

5 Sekop 2 Buah 25.000 50.000

6 Ember 4 Buah 7.500 30.000

7 Sprayer Jumbo 1 Unit 300.000 300.000

8 Pipa Paralon 10 Batang 25.000 250.000

9 Kompor gas 1 Unit 300.000 300.000

10 Bak penampung pupuk cair 1 buah 50.000 50.000

11 Ayakan kompos 1 Buah 20.000 20.000

12 Saringan pupuk cair 1 Buah 20.000 20.000

13 Corong caping 2 Buah 3.500 7.000

14 Gayung 2 Buah 4.000 8.000

15 Bangunan penyimpan pupuk 1 Unit 2.000.000 2.000.000

TOTAL 3.785.000

Biaya Penyusutan /bln = 3,5% x 3.785.000 = 132.475,00

Bunga Modal /bln = 1,255 x 3.785.000 = 47.325,00

Page 9: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

B. Biaya Produksi

Tabel 2. Biaya Produksi /bln

No Jenis Biaya QtyHarga Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

1 Feses sapi 8.000 kg 50 400.000

2 Degradator Kompos 4 kg 15.000 60.000

3 Kapur 9 kg 5.000 45.000

4 Plastik Kemasan 10kg 400 lbr 300 120.000

5 Abu Sekam 5 karung 5.000 25.000

6 Serbuk Gergaji 9 karung 5.000 45.000

7 Tenaga Kerja 1 Orang 300.000 300.000

8 Sewa Lahan /bln 1 Bulan 50.000 50.000

9 Biaya Penyusutan 3,5% /bln 132.475 132.475

10 Bunga Modal 1,255 /bln 47.325 47.325

TOTAL 1.224.800

C. Penerimaan

Tabel 3. Penerimaan Usaha /bln

No Jenis Penerimaan QtyHarga Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

1 Penjualan pupuk organik 4.400 kg 500 2.200.000

2 Penjualan Biogas 2.645 L 600 1.587.000

3 Penjualan pupu cair 3.675 L 500 1.837.500

TOTAL 5.624.500

D. Pendapata

Pendapatan = penerimaan – biaya produksi

= 5.624.500 – 1.224.800

= 4.399.700,- /bulan

Page 10: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

E. Efisiensi Ratio

R/C ratio =

=

= 4,592

F. Rentabilitas

Rentabilitas = x 100%

= x 100%

= 359,22 %

Berdasarkan analisis usaha di atas, maka dengan biaya kegiatan sebesar

lima juta rupiah akan diperoleh pendapatan yang hampir sama dengan modal awal

yang dibutuhkan. Dan berdasarakan perhitungan efisiensi rasio, diperoleh angka

lebih dari 1. Dengan demikian, usaha pengolahan limbah tersebut dapat dikatakan

sangat efisien dalam pemanfaatan modal, sehingga diharapkan usaha tersebut

dapat membawa keberlanjutan untuk usaha di masa yang akan datang.

H. Metode Pelaksanaan Program

1. Melatih teknisi pembuat biogas

Perekrutan tenaga kerja berasal dari masyarakat sekitar lokasi

peternakan.

Mengadakan pelatihan teknik pembuatan biogas dan pupuk organik

padat dan cair pada tenaga kerja baru.

Meningkatkan kemampuan dan motivasi tenaga kerja

2. Proses praduksi biogas dan pupuk organik

Pengadaan peralatan dan perbaikan biodigester

Pengadaan bahan baku biogas dari peternak berupa feses

Pengolahan feses menjadi biogas :

Page 11: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

a. Menampung kotoran sapi di bak penampung sementara dan

mencampurnya dengan air dengan perbandingan 1:2, hingga

homogen.

b. Mengalirkan campuran ke dalam digester melalui lubang

pemasukan secara bertahap.

c. Menambah starter komersial sebanyak 1 liter dan isi rumen

sebanyak 5 karung.

d. Kran pengatur yang ada di puncak kubah ditutup dan dibiarkan

hingga digerter mulai proses fermentasi. Lubang pemasukan

sementara ditutup agar tidak ada penambahan Lumpur kotoran

sapi.

e. Membuang gas yang pertama kali dihasilkaan hingga pada hari

ke-8, dengan membuka kran yang ada diatas kubah.

f. Memanfaatkan biogas yang sudah jadi pada hari ke-14

g. Menguji tingkat produksi gas yang dihasilkan.

h. Menyalurkan biogas ke konsumen.

Pengolahan feses menjadi pupuk organic

a. Feses di campur dengan bahan lain, antara lain sekam dan dedak

serta molasses hingga merata.

b. Molases dilarutkan dalam air dan diaduk hingga tercamour

merata, setelah itu ditambahkan EM4 dan di aduk kembali

sehingga merata.

c. Larutan molasses dan EM4 disiramkan kedalam campuran

bahan, di aduk hingga merata.

d. Campuran bahan diratakan di atas lantai dengan ketinggian 15-20

cm. Tumpukan bahab diberi penutup sehingga terhindar dari

panas matahari dan hujan.

e. Setelah 4-5 hari bokasi sudah jadi. Beberapa cirri pupuk organik

yang baik adalah memiliki bau yang sedap dan berwarna

keputihan karena dilapisi jamur.

f. Pupuk organik di kemas dan siap untuk di pasarkan.

Page 12: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

Pengolahan Sluri menjadi pupuk organik padat dan cair

a. Lumpur buangan sisa dari prmbuatan biogas disaring

menggunakan saringan kawat halus dan ditampung dalam drum

plastik.

b. Selanjutnya ditambahkan tepung tulang atau tepung kerabang

untuk meningkatkan kualitas, lalu dibiarkan selama 1 minggu.

c. Larutan yang telah difermentasi tersebut kemudian disaring lagi

menggunakan kain bekas kemasan tepung terigu, lalu diperas

dengan cara memutar kain tadi.

d. Cairan hasil penyaringan kemudian ditampung dalam drum

plastik lalu dibiarkan selama 3-4 hari dan dipasang aerator untuk

membuang gas-gas yang tersisa.

e. Aerator kemudian dilepas, lalu dibiarkan selama dua hari agar

partikel-partikel yang masih ada mengendap dan cairan yang

dihasilkan menjadi bening.

f. Cairan yang bening kemudian dimasukan kedalam botol dan siap

untuk dijual.

g. Bagian padatan yang telah diperoleh dikeringkan selama 7 hari

h. Setelah kering, dikemas dalam kantong plastik atau karung dan

siap untuk dipasarkan.

3. Sistem Pemasaran

Produk yang di pasarkan sebelumnya melalui uji kualitas melalui uji

sampling di laboratorium untuk menentukan kandungan unsure hara

yang terkandung didalamnya.

Promosi produk melalui kegiatan pameran , penyuluhan serta

personal selling kepada para konsumen.

Pemilihan dan penataan tempat produksi sehingga proses

pendistridusian bahan ataupun produk lebih mudah dan efisien.

Perluasan wilayah pemasaran produk ke daerah lain

Penentuan harga berdasarkan kualitas produk yang dihasilkan.

Page 13: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

4. Manajemen internal

Penyediaan bahan baku secara kontinyu.

Peningkatan kontrol produk sebelum dipasarkan

Pelaksanaan pelatihan untuk para pekerja.

Melengkapi sarana produksi dan fasilitas penunjang

Membuat struktur kepengurusan yang solid.

Penyuluhan terhadap masyarakat sekitar lokasi produksi

Meningkatkan motivasi kerja dan rasa memiliki usaha yang

dijalankan.

5. Sustainability program

Meningkatkan komunikasi dengan pegawai

Menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah dalam rangka

mempersatukan komitmen.

Menjalin hubungan dengan mitra usaha

Mengaktifkan partisipasi masyarakat dalam bentuk kepemilikan

saham

Memperluas jaringan pemasaran.

Peningkatan quality control produk untuk menjaga kualitas produk

yang dipasarkan.

Memperluas jaringan pasokan bahan baku produksi.

Melakukan inovasi baru untuk memenuhi permintaan pasar.

6. Performa Indikator

a. Produksi pupuk organik meningkat sebesar 10%perbula pada

semester pertama dan 20% pada semester ke dua.

b. Produksi gas mencapai optimal pada tengah semester pertama.

c. Pemasaran biogas mulai pada bulan ke tiga dan mencapai optimal

pada akhir semester pertama.

Page 14: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

d. Pemasaran perdana pupuk organik pada bulan pertama dengan

peningkatan penjualan 10% pada semester pertama dan 20% pada

semester ke dua.

e. Pendapatan usaha meningkat 20% per bulan.

f. Tingkat serapan bahan baku meningkat 10% per bulan

Page 15: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

Tahap Jenis Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan Perbaaikan Instalasi Biogas X X X

Rekrutmen karyawan X

Pelatihan Karyawan X X

Pelaksanaan Pengangkutan feses X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Pembuatan slurry X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Proses biogas X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Pemisahan Slury padat dan

cair

X X X X X X X X X X X X X X X X

Pembuatan Pupuk organic

padat

X X X X X X X X X X X X X X X X

Pembuatan pupuk organic cair X X X X X X X X X X X X X X X X

Uji sampling X X X X

Pemasaran X X X X X X X X X X X X

Laporan Evaluasi program X X X X X

Laporan hasil X X X X

I. Jadwal Pelaksanaan Program

Page 16: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

I. Nama dan Biodata Ketua Serta Anggota

1. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama lengkap : AJI WAHYONO

b. NIM : D1A004003

c. Fakultas /Program studi : Peternakan/ Produksi ternak

d. Perguruan Tinggi : UNSOED

e. Waktu untuk kegiatan PKMK : 48 minggu

2. Anggota Pelaksana I

a. Nama lengkap : FATMAWATI

b. NIM : D1D004027

c. Fakultas /Program studi : Peternakan / Sosial Ekonomi

Peternakan

d. Perguruan Tinggi : UNSOED

e. Waktu untuk kegiatan PKMK : 48 minggu

3. Anggota Pelaksana II

a. Nama lengkap : KHAMID HAFANDI

b. NIM : D1D004032

c. Fakultas /Program studi : Peternakan/ Sosial Ekonomi

Peternakan

d. Perguruan Tinggi : UNSOED

e. Waktu untuk kegiatan PKMK : 48 minggu

4. Anggota Pelaksana III

a. Nama lengkap : AMINUDIN

b. NIM : D1A005004

c. Fakultas /Program studi : Peternakan/ Produksi Ternak

d. Perguruan Tinggi : UNSOED

e. Waktu untuk kegiatan PKMK : 48 minggu

Page 17: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

J. Nama dan Biodata Dosen Pendamping

1. Nama lengkap dan gelar : Ir. Dzoeharso BPW, M.si

2. Golongan Pangkat dan NIP : IV/a NIP.131 417 947

3. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

4. Jabatan Struktural : Kepala Laboratorium Ternak

Potong

5. Fakultas /Program studi : Peternakan / Produksi Ternak

6. Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Soedirman

7. Bidang Keahlian : Manajemen Agribisnis

K. Biaya

Biaya yang diperlukan untuk kegiatan PKMK ini adalah sebasar Rp

5.000.000,- (Lima Juta Rupiah), dengan perincian sebagai berikut :

No Jenis PengeluaranAnggaran

(Rp)

1 Bahan Habis Pakai 695.000

2 Peralatan Penunjang PKM 1.785.000

3 Perjalanan 100.000

4 Lain-lain 2.420.000

Jumlah 5.975.400

Page 18: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

1. Bahan Habis Pakai

SpesifikasiJumlah

Satuan

Harga Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

Feses sapi 8.000 kg 50 400.000

Degradator Kompos 4 kg 15.000 60.000

Kapur 9 kg 5.000 45.000

Plastik Kemasan 10kg 400 lbr 300 120.000

Abu Sekam 5 karung 5.000 25.000

Serbuk Gergaji 9 karung 5.000 45.000

Sub Total 1 695.000

2. Peralatan Penunjang PKM

SpesifikasiJumlah

Satuan

Harga Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

Gerobak 1 Unit 400.000 400.000

Cangkul 2 Buah 25.000 50.000

Deklit 1 Buah 150.000 150.000

Timbangan 1 Unit 150.000 150.000

Sekop 2 Buah 25.000 50.000

Ember 4 Buah 7.500 30.000

Sprayer Jumbo 1 Unit 300.000 300.000

Pipa Paralon 10 Batang 25.000 250.000

Kompor gas 1 Unit 300.000 300.000

Bak penampung pupuk cair 1 buah 50.000 50.000

Ayakan kompos 1 Buah 20.000 20.000

Saringan pupuk cair 1 Buah 20.000 20.000

Corong caping 2 Buah 3.500 7.000

Gayung 2 Buah 4.000 8.000

Sub Total 2 1.785.000

Page 19: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

3. Perjalanan

SpesifikasiBiaya

(Rp)

Jumlah Biaya

(Rp)

Survei lokasi & pasar 100.000 100.000

Sub Total 3 100.000

4. Lain-lain

SpesifikasiBiaya

(Rp)

Sewa lahan & biodigester 600.000/th 50.000

Pembuatan Bangunan Penyimpan pupuk 1unit 2.000.000

Dokumentasi 1 rool film 70.000

Tenaga Kerja 1 Orang 300.000

Sub Total 4 2.420.000

Page 20: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

Lampiran 2

Gambaran Teknologi yang Diterapkembangkan

Prinsip Kerja Reaktor Biogas

Teknologi biogas pada dasarnya memeanfaatkan proses pencernaan yang tidak

dilakukan oleh bakteri methanogen yang produknya berupa gas methana (CH4).

Gas methana hasil pencernaan bakteri tersebut dapat mencapai 60% dari

keseluruhan gas hasil reaktor biogas, sedangkan sisanya didominasi oleh CO2.

Bakteri ini bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara (anaerob), sehingga

proses ini juga disebut sebagai pencernaan anaerob (anaerob digestion). Tahapan

secara lengkap mengenai pencernaan material organik adalah sebagai berikut

(Wikipedia, 2005) :

1. Hidrolisis

Pada tahap ini molekul organik yang kompleks diuraikan menjadi bentuk yang

lebih sederhana, seperti karbohidrat (simple sugar),asam amino dan asam

lemak.

2. Asidogenesis

Pada tahap ini terjadi proses penguraian yang menghasilkan amonia,

karbondioksida dan hidrogen sulfida.

3. Asetagenesis

Pada tahap ini dilakukan proses penguraian produk asidogenesis yang

menghasilkan hidrogen, karbondioksida dan asetat.

4. Methanogenesis

Merupakan tahapan terakhir dan sekaligus yang paling menentukan, yakni

dilakukan penguraian dan sintesis produk tahap sebelumnya untuk

menghasilkan gas methana. Hasil lain dari proses ini berupa karbondioksida,

air dan sejumlah kecil senyawa gas lainnya.

Sludge hasil pengeluaran dari biodigester telah mengalami fermentasi anaerob

sehingga nilai kandungannya semakin meningkat. Sludge tersebut selanjutnya

dipisahkan antara bagian yang padat dan yang cair. Setelah mengalami

Page 21: Contoh Pkmk Didanai Dikti 20071

pemisahan, kemudian dapat diolah lebih lanjut menjadi pupuk organik padat dan

cair. Untuk memperkaya unsur hara pada pupuk biasanya ditambahkan tepung

darah atau tepung tulang pada waktu pengolahan pupuk. Pengolahan limbah

terpadu dengan sistem ini akan meningkatkan nilai kemanfaatan limbahitu sendiri

dan juga mampu memberikan andil yang cukup besar dalam menghasilkan profit

untuk usaha peternakan.

Gambar 1. Skema pemanfaatan limbah menjadi Biogas dan Pupuk Organik

USAHA PETERNAKAN

LIMBAH

BIODIGESTER BIOGAS PEMASARAN

SLUDGE

PRODUK PETERNAKAN

PETERNAK PENGOLAHAN

PUPUK ORGANIK

PADAT

PUPUK ORGANIK

CAIR

PEMASARAN

USAHA PERTANIAN

PROFIT

RUMAH TANGGA

USAHA

KECIL