contoh permasalahan sosial

6
MUDA-MUDI & WARGA PURWAKARTA TIDAK BOLEH APEL MELEBIHI JAM 21.00 WIB kami menggulirkan peraturan yang berlaku untuk seluruh warga Purwakarta yakni tidak boleh berkunjung ke rumah pacar melebihi jam 21.00 WIB, jika kedapatan melebihi batas waktu kami segera lakukan teguran jika masih bandel juga kami nikahkan ditempat, saat itu juga peraturan ini bukan tanpa dasar, kami berikan payung hukum berupa Peraturan Bupati No 70 Tahun 2015 tentang Desa Berbudaya kemudian nanti diterjemahkan melalui Peraturan Desa yang salah satu pasalnya harus menyertakan larangan ini. secara pengawasan ada instrumen aparat "Badega Lembur" yang bekoordinasi dengan RT/RW setempat untuk pelaksaan sampai tingkat unit keluarga ini penting agar kewibawaan desa dan rumah kita menjadi terjaga selalu sehingga secara perlahan namun massif menciptakan kesadaran berbudaya dan berperadaban, kami pikir tidak ada seorang pun yang menginginkan rumahnya menjadi tempat "selanang-selonong" tamu tanpa izin apalagi jika sampai larut malam.

description

permasalahan sosial remaja

Transcript of contoh permasalahan sosial

Page 1: contoh permasalahan sosial

MUDA-MUDI & WARGA PURWAKARTA TIDAK BOLEH APEL MELEBIHI JAM 21.00 WIB

kami menggulirkan peraturan yang berlaku untuk seluruh warga Purwakarta yakni tidak boleh berkunjung ke rumah pacar melebihi jam 21.00 WIB, jika kedapatan melebihi batas waktu kami segera lakukan teguran jika masih bandel juga kami nikahkan ditempat, saat itu juga

peraturan ini bukan tanpa dasar, kami berikan payung hukum berupa Peraturan Bupati No 70 Tahun 2015 tentang Desa Berbudaya kemudian nanti diterjemahkan melalui Peraturan Desa yang salah satu pasalnya harus menyertakan larangan ini. secara pengawasan ada instrumen aparat "Badega Lembur" yang bekoordinasi dengan RT/RW setempat untuk pelaksaan sampai tingkat unit keluarga

ini penting agar kewibawaan desa dan rumah kita menjadi terjaga selalu sehingga secara perlahan namun massif menciptakan kesadaran berbudaya dan berperadaban, kami pikir tidak ada seorang pun yang menginginkan rumahnya menjadi tempat "selanang-selonong" tamu tanpa izin apalagi jika sampai larut malam.

Page 2: contoh permasalahan sosial

Banyak Pemotor Nongkrong dan Pacaran di Flyover Pasar Rebo, Kenapa Sih?

Jakarta - Setiap hari, terutama pada sore hingga malam, banyak pemotor yang nongkrong di flyover Pasar Rebo, Jakarta Timur. Bahkan tak sekadar nongkrong. Banyak pula ABG yang pacaran di lokasi ini. Kenapa sih?

detikcom mengunjungi flyover Pasar Rebo, Selasa (11/8/2015) sore. Seperti biasanya, lokasi flyover ini--baik di jalur menuju ke arah Bogor atau yang ke arah Kramatjati--ramai disinggahi para pemotor.

Para pemotor ini ada yang sendiri, ada juga yang berkelompok. Pantauan detikcom sore ini, ada banyak ABG yang nongkrong. Tampak ada yang sekadar mengobrol. Ada pula yang melamun melihat lalu lintas di jalanan bawah yang ramai.

Lokasi ini juga dijadikan ABG untuk pacaran. Seperti sore ini juga ada beberapa pasangan yang asyik bercanda melempar bujuk rayu di atas jok motor. Mereka cuek meski kendaraan yang melintas di lokasi cukup kencang. Makanya tak heran jika ada orang yang menyebut tempat ini sebagai 'flyover cinta'.

Jika dibuat nongkrong dan pacaran oleh para pemotor, bagaimana jika mereka haus atau lapar? Hal itu nampaknya tak jadi masalah. Sebab di flyover ini juga ada pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dan minuman. Entah dari mana mereka bermunculan.

Para pedagang ini juga terbilang nekad. Mereka cuek saja menyebrang di tengah flyover jika ada orang yang memesan minuman, seperti kopi atau minuman dingin beraneka merek.

Syaiful (32), seorang pria yang ditemui detikcom, jelang malam ini, mengaku cukup sering nongkrong di flyover Pasar Rebo. Dia beralasan melepas penat karena lelah dalam perjalanan.

"Saya kerjanya di daerah Kalimalang, rumah di Cibinong. Jadi setiap hari kalau mau pulang, singgah di sini istirahat. Capek soalnya, macet," ujar Syaiful seraya tertawa. Dia mengaku tak risau meski nongkrong di flyover berisiko tertabrak kendaraan.

"Jodoh, rezeki, maut mah Allah yang ngatur," ucap Syaiful sekenanya.

Salah seorang pemuda ABG yang tak mau disebut namanya punya alasan lain. Dia mengaku suka nongkrong di flyover Pasar Rebo, terutama sore hari, karena pemandangannya menurut dia bagus.

"Di sini kalau sore cakep, matahari terbenamnya bagus," ujar dia.

Pantauan detikcom, sore hari matahari memang terlihat jelas terbenam dari flyover ini jika memandang ke arah Ragunan, Jakarta Selatan. Pada beberapa kesempatan melintas, tak jarang terlihat ada beberapa

Page 3: contoh permasalahan sosial

orang yang mengabadikan gambar matahari terbenam.

Beda dengan Syaiful, pemuda ini kadang merasa takut nongkrong di flyover Pasar Rebo.

"Ya waspada aja sih saya. Soalnya udah pernah lihat sendiri ada orang yang keserempet motor pas nongkrong di sini. Makanya kadang deg-degan juga," ucapnya.

Nongkrong di Flyover Berpotensi Seks Bebas

Hampir tiap malam terlebih malam Minggu, flyover ini menjadi tempat pasangan muda-mudi melihat lampu Jakarta murah meriah. Jakarta - Fenomena maraknya penggunaan flyover sebagai tempat nongkrong, pacaran dan berdagang tentu akan menimbulkan dampak negatif. Apabila dibiarkan, hal ini berpotensi menimbulkan gesekan kecil yang menimbulkan kekerasan hingga terjerumus pergaulan bebas.

\\\"Dari segi usia dan pikiran, mereka yang belum menikah, masih muda cenderung berani mengungkapkan adegan ciuman atau nongkrong di tempat (flyover) seperti itu karena dianggap tidak ada masalah,\\\" kata pengamat sosial dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Syarif Hidayat kepada detikcom Senin (26\/8) kemarin.

Menurut dia telah terjadi kesalahan persepsi dan kelonggaran ketertiban yang menempatkan flyover sebagai tempat pacaran. Hal ini jelas melanggar etika dan menggangu kepentingan umum. Sehingga harus ada efek jera. Seperti patroli polisi atau patroli Satpol PP dadakan.

“Jangan hanya bulan Ramadan saja, tapi hari-hari biasa juga,\\\" kata Syarif. Selain longgarnya peraturan, fenomena ini juga dipicu pasangan muda yang cenderung ikut-ikutan melihat pasangan lain. Ada juga remaja yang usia labil juga ikut nongkrong dengan teman-temannya.

Syarif mengatakan, timbal balik dari ramainya penempatan flyover ini membuat pelaku usaha minuman, makanan kecil berani berjualan. Apalagi saat bulan Ramadan, bukannya berkurang angka pasangan muda mudi dan penjual ini malah bertambah.

Ia pun menyebut harus ada tindakan konkret seperti upaya patroli rutin dari Satpol PP dan kepolisian. \\\"Lakukan inspeksi mendadak patroli dua hari sekali. Atau tempatkan petugas

Page 4: contoh permasalahan sosial

Satpol PP yang piket untuk patroli di flyover,” kata Syarif.

Sejumlah remaja yang ditemui detikcom mengakui sering nongkrong di flyover karena lokasinya jauh dari warga. Di atas flyover mereka bisa dengan leluasa berteriak tanpa orang yang menegur.

Bahkan tak jarang mereka menggunakan flyover untuk menikmati minuman keras jenis anggur putih dan anggur merah. Biasanya memasukkan minuman beralkohol itu ke dalam botol air mineral kemudian membungkusnya dengan plastik hitam.

\\\"Di sini (flyover) kalau \\\'ngakak\\\' keras - keras kan gak ada yang marah,\\\" kata Toni, salah satu remaja yang ditemui detikcom di flyover Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (24\/8) lalu.

Penyalahgunaan flyover sebagai tempat nongkrong, pacaran ataupun berjualan tentu ada sebabnya. Salah satunya menurut pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna hal itu dipicu terbatasnya ruang terbuka di Jakarta.

\\\"Anak-anak muda kehilangan ruang beraktivitas, jadi yang dipergunakan adalah mau tidak mau ya tempat-tempat \\\'kongkow\\\' seperti jembatan,\\\" kata Yayat kepada detikcom, Selasa (26\/8).

Fenomena menjadikan flyover menjadi tempat nongkrong tidak hanya terjadi di Jakarta saja. Di berbagai daerah seperti Bogor, Bekasi, dan Tangerang juga terjadi hal yang sama. Pemicunya sama, yakni jumlah penduduk yang semakin padat.