contoh pemasukan jurnal

download contoh pemasukan jurnal

of 12

Transcript of contoh pemasukan jurnal

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    1/31

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Tinjauan Pustaka

    Berdasarkan Jurnal “Penerapan Prinsip – Prinsip Good Corporate

    Governance (GCG)  pada Dunia Perbankan”, oleh Isniar Budiarti (Majalah

    Ilmiah UNIKOM, Vol.8, No.2, 2011 : 263 - 269 )

    Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan semata

    – mata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh belum

    dilaksanakannya Good Corporate Governance  dan etika yang melandasinya.

    Oleh karena itu, usaha mengembalikan kepercayaan kepada dunia perbankan

    Indonesia melalui restrukturisasi dan rekapitalisasi hanya dapat mempunyai

    dampak jangka panjang dan mendasar apabila disertai tiga tindakan penting lain

    yaitu : (1) ketaatan terhadap prinsip kehati – hatian; (2) Pelaksanaan Good

    Corporate Governance (GCG); (3) Pengawasan yang efektif dari Otoritas

    Pengawasan Bank. Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) sangat

    diperlukan untuk membangun kepercayaan masyarakat dan dunia Internasional

    sebagai syarat mutlak bagi dunia perbankan untuk berkembang dengan baik dan

    sehat.

    Perbedaan antara jurnal ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis

    adalah dalam jurnal ini, penulis hanya membahas mengenai penerapan GCG

    secara umum di Indonesia, sedangkan dalam penelitian, penulis membahas

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    2/31

    mengenai kegiatan sosialisasi agar prinsip – prinsip GCG dapat diterapkan oleh

    masyarakat.

    Berdasarkan jurnal “Peran Mitra Strategis dan Agen Perubahan Dalam

    Manajemen Talenta dan Kinerja Manajer”, oleh Ida Ketut Kusumawijaya

    (Jurnal Siasat Bisnis, Vol.15, No.1, Januari 2011: 125 – 143)

    Peran agen perubahan adalah merancang dan mengelola kapasitas perubahan

    dan perubahan budaya. Ada lima hal menantang organisasi dalam perubahan

    yaitu globalisasi, profitabilitas, teknologi, model intelektual, dan berubah,

    berubah dan terus berubah. Organisasi dituntut untuk membangun kapabilitas

    dengan mengelola core assets dan core activities dalam menghadapi kelima hal

    tersebut.

    Jurnal “Peran Mitra Strategis dan Agen Perubahan Dalam Manajemen

    Talenta dan Kinerja Manajer” lebih membahas mengenai tugas agen perubahan

    dalam talenta dan kinerja manajer, sedangkan dalam penelitian ini, penulis lebih

    membahas peran agen perubahan dalam penerapan GCG.

    Berdasarkan Jurnal “ Evaluating Training and Development ”, oleh Iftikhar

    Ahmad and Siraj ud Din (Gomal Journal of Medical Sciences Vol.7, No.2, July

    – December 2009: 165 – 166)

    Pelatihan atau training diadakan oleh organisasi atau perusahaan untuk

    mengurangi kesenjangan keterampilan pada karyawan. Dalam training  juga

    dibutuhkan evaluasi untuk mengukur keberhasilan training tersebut. Evaluasi

    training harus sesuai dengan situasi dan peserta training. Feedback   dalam

    training sangat dibutuhkan untuk mengetahui keberhasilan penyampaian

    materinya. Evaluasi akan efektif apabila pelatihan atau training yang diadakan

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    3/31

    dirancang dengan baik. Kesuksesan evaluasi tergantung pada perencanaan

    sarana evaluasi yang dibangun ke dalam rancangan program pelatihan sebelum

    dilaksanakan.

    Jurnal “Evaluating Training and Development” hanya membahas mengenai

    evaluasi yang dilakukan setelah kegiatan training dilakukan, sedangkan

    penelitian ini membahas tujuan Training lebih lanjut, yaitu membangun kinerja

    pekerja dan mensosialisasikan penerapan GCG pada pekerja Pertamina.

    Berdasarkan jurnal “ Role modelBehavior and Youth Violence: A Study of

    Positive and Negative Effects”, oleh Noelle M. Hurd, Marc A. Zimmerman and

    Thomas M. Reischl ( Journal of Early Adolescence No.31, 2011: 323)

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku teladan mungkin memiliki

    potensi untuk secara positif dan negative mempengaruhi hasil antara ini

    subkelompok remaja. Dengan demikian, bergerak di luar apakah atau tidak

    remaja memiliki model peran dan pindah ke studi Model kualitas peran dan

    karakteristik tampaknya menjadi jalur yang paling berbuah penelitian untuk

    terus mengejar.

    Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Afrika remaja awal Amerika

    yang berada di masyarakat berpenghasilan rendah dapat dipengaruhi kuat oleh

    perilaku orang dewasa nonparental dalam kehidupan sehari-hari mereka.

    Sebagai Greenberger dan rekan (1998) menemukan, remaja lebih cenderung

    melakukan apa yang mereka lihat orang dewasa melakukan daripada apa yang

    orang dewasa katakan mereka lakukan. Temuan ini menyiratkan bahwa

    nonparental dewasa dalam kehidupan anak muda memiliki tanggung jawab

    untuk menunjukkan jenis perilaku mereka ingin pemuda untuk meniru. Selain

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    4/31

    mempromosikan lebih perilaku orang dewasa yang bertanggung jawab, hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi yang membantu Afrika Amerika

    dari remaja awal berpenghasilan rendah lingkungan terhubung dengan orang

    dewasa dalam keluarga dan masyarakat yang memodelkan perilaku prososial

    dan menginspirasi kaum muda untuk menggunakan metode non-kekerasan

    untuk memajukan diri dan komunitas mereka mungkin bermanfaat. Solusi

    Pemberdayaan bagi Masyarakat Damai (YES) proyek, misalnya, menciptakan

    peluang untuk orang dewasa lingkungan dan pemuda untuk bekerja sama pada

    proyek-proyek perbaikan masyarakat dalam ekonomi kurang beruntung,

    didominasi Afrika Amerika masyarakat (Franzen, Morrel-Samuels, Reischl, &

    Zimmerman, 2009). Dengan demikian, pemuda yang terkena pemodelan dewasa

    perilaku prososial.

    Selain upaya ini, kita juga harus mempertimbangkan bagaimana konteks

    tertentu mungkin mempromosikan perilaku antisosial dan kekerasan. Beberapa

    lingkungan (misalnya, ekonomi masyarakat yang kurang beruntung di mana

    polisi tidak dapat diandalkan untuk mempertahankan keselamatan warga ') telah

    menjadi pengaturan di mana terdapat sejumlah penghargaan terkait dengan

    perilaku antisosial (Anderson, 1999). Jika remaja dalam lingkungan belajar dari

    model peran dewasa mereka bahwa perilaku kriminal membayar, remaja ini

    mungkin lebih cenderung untuk mendukung sikap pro-kekerasan dan terlibat

    dalam perilaku kekerasan.

    Kenakalan yang dilakukan oleh remaja lebih ditekankan dalam jurnal ini.

     Role modeldi lingkungan sekitar remaja akan mempengaruhi perilaku remaja

    tersebut, namun dalam penelitian ini, peserta Training GCG Champion 

    merupakan role modelpenerapan GCG dalam lingkungan kerja di Pertamina 

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    5/31

    Berdasarkan jurnal “ Innovative Approaches to Event Management Education

    in Career Development : A Study of Student Experiences”,  oleh Richard

    Robinson, Paul Barron, David Solnet ( Journal of Hospitality, Leisure, Sport,

    and Tourism Education Vol.7 No.1, 2008: 4 – 17)

    Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan program yang terkait

    dengan manajemen karir dicapai, dan untuk mengukur manajemen acara

    kepuasan mahasiswa dengan ESP.

    Walaupun ada sejumlah keterbatasan yang diakui dengan komponen empiris

    makalah ini, kami menunjukkan bahwa ada beberapa kesimpulan yang berguna

    dan menarik dapat ditarik. Ini mungkin dianggap oleh departemen universitas

    merenungkan mengembangkan siswa kursus serupa pengembangan profesional

    dan / atau pengalaman penempatan kurikulum mereka. Sebagai contoh, dapat

    disimpulkan bahwa responden umumnya puas dengan unsur manajemen karir

    dari program baru, dengan mayoritas responden menunjukkan setidaknya

    kepuasan moderat. Namun, penelitian telah menyoroti daerah yang bisa

    diperbaiki. Secara khusus, konsep pilihan jalur karir harus diperiksa, tidak

    hanya dalam batas-batas dari program ini, tetapi juga di seluruh tiga tahun

    program studi. Bahwa siswa menyatakan unsur ketidakpuasan ketika diberitahu

    tentang pilihan karir selama pengembangan profesional mungkin menyarankan

    mereka telah dalam kepemilikan harapan yang tidak realistis peluang karir

    seluruh program gelar mereka dan, memang, sebelum memulai universitas.

    Alasan lain ketidakpuasan bisa menjadi sifat menantang kelas, terutama

    dalam kaitannya dengan universitas kelas yang lebih konvensional di mana

    buku, artikel jurnal dan kuliah sering membuat sebagian besar mode belajar dan

    di mana tugas, kertas dan bahan pemeriksaan sering ditarik dari sumber yang

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    6/31

    lebih konvensional. Di kelas pengembangan profesional, mahasiswa diwajibkan

    untuk berpikir di luar cara-cara ini lebih konvensional dan merenungkan dan

    merencanakan masa depan mereka sendiri, tugas yang sering menakutkan yang

    mungkin telah menyebabkan beberapa ketidakpuasan. Hal ini sangat mungkin

    bahwa ketidakpuasan ini akan berumur pendek, sebagai mahasiswa dapat

    menjadi lebih menghargai setelah mereka lulus dan memiliki waktu untuk

    merenungkan pengalaman. Penelitian di masa depan bisa bermakna melacak

    kemajuan karir mahasiswa longitudinal untuk lebih mengembangkan

    pemahaman tentang isu-isu ini.

    Lain dengan penelitian mengenai “Analisis  Event Training Good Corporate

    Governance (GCG) Champion  sebagai Sosialisasi Penerapan GCG di PT

    Pertamina (Persero) yang membahas mengenai proses yang terjadi dalam event

    Training GCG Champion  dan tindak lanjut yang akan dilakukan setelah

    training ini berakhir.

    1.2. 

    Teori Umum

    2.2.1. Komunikasi

    Komunikasi berasal dari bahasa inggris communication yang

    memiliki arti pembicaraan, pertukaran pikiran, hubungan, pemberitahuan,

    dan percakapan (Hardjana, 2003: 10).

    Para ahli memiliki pendapat tersendiri mengenai komunikasi.

    Menurut Griffin & Moorhead (2010: 278) komunikasi merupakan proses

    sosial mengenai pertukaran informasi antara dua pihak atau lebih dan

    berbagi makna.

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    7/31

    Berbeda lagi dengan Shannon and Weaver yang dikutip oleh

    Wiryanto (2004: 7) mengatakan bahwa :

    “Komunikasi sebagai bentuk interaksi manusia yang

    saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak

    disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasiverbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni

    dan teknologi.”

    dari berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

    komunikasi merupakan pertukaran informasi dan berbagi makna untuk

    saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam Training Good Corporate

    Governance ini, komunikasi sangat berpengaruh dalam keberhasilan

    penyampaian materi maupun koordinasi kegiatan.

    A. 

    Tujuan Komunikasi

    Menurut West and Turner (2007: 24) Setiap individu memiliki tujuan

    dalam berkomunikasi. Tujuan komunikasi terbagi menjadi 3, yaitu

    untuk :

    a.  Menyebarkan Informasi

    b.  Mempengaruhi untuk merubah perilaku komunikan

    c.  Mengingatkan audiens untuk melakukan perilaku yang diinginkan

    secara berulang – ulang

    Tujuan komunikasi dalam event ini adalah menyebarkan informasi

    mengenai informasi Good Corporate Governance  kepada peserta

    Training yang merupakan karyawan Pertamina agar mereka dapat

    memahami mengenai pelaksanaan Good Corporate Governance  di

    Pertamina. Kegiatan ini juga bertujuan untuk merubah perilaku peserta

    Training agar menerapkan prinsip – prinsip Good Corporate Governance 

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    8/31

    dalam kehidupan kerja dan sehari – hari. Selain kedua tujuan komunikasi

    yang telah disebutkan tadi, event ini juga bertujuan untuk mengingatkan

    peserta Training agar penerapan prinsip – prinsip Good Corporate

    Governance  secara terus – menerus setelah Training Good Corporate

    Governance berakhir.

    Komunikasi bisa terjadi pada individu dengan individu, individu

    dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Menurut

    Morissan (2013: 15) hal tersebut termasuk kedalam jenis komunikasi

    yang terbagi menjadi beberapa jenis , yaitu :

    a. 

    Komunikasi Intrapersonal

    b. 

    Komunikasi Interpersonal

    c. 

    Komunikasi Kelompok

    d. 

    Komunikasi Organisasi

    Dalam kesempatan ini, penulis akan lebih mendalami mengenai teori

    komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi.

    2.2.1.1. Komunikasi kelompok

    Komunikasi kelompok terjadi karena adanya

    sekumpulan individu yang membentuk suatu kelompok dan

    terjadi interaksi diantara anggota kelompok yang satu dengan

    yang lain. Komunikasi kelompok merupakan proses

    komunikasi yang terjadi diantara tiga orang atau lebih yang

    berlangsung secara tatap muka (Wiryanto, 2004: 44).

    Menurut Littlejohn dan Foss, seperti dikutip Morissan (2013:

    331) kelompok adalah pembentuk struktur waktu seseorang.

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    9/31

    Kesimpulan dari pengertian komunikasi kelompok

    adalah sekumpulan individu yang membentuk kelompok dan

    dapat mempengaruhi anggota kelompok lain.  Event Training

    GCG Champion  ini menggunakan komunikasi kelompok

    karena dalam training ini dituntut adanya interaksi peserta

    dalam suatu kelompok.

    Komunikasi kelompok memiliki beberapa fungsi,

    diantaranya:

    1. 

    Fungsi hubungan sosial, pada fungsi ini melihat suatu

    kelompok dapat menjaga dan mempererat hubungan

    sosial diantara sesama anggota. Dalam Training

    GCG Champion,  antar peserta harus bisa bekerja

    sama sehingga dituntut untuk menjaga dan

    mempererat hubungan sosial diantara sesama

    anggota.

    2. 

    Fungsi pendidikan, untuk melihat sebuah kelompok

    secara formal maupun informal bekerja untuk

    mencapai dan saling bertukar pengetahuan. Fungsi

    pendidikan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu jumlah

    informasi yang disampaikan, jumlah anggota

    kelompok, dan frekuensi interaksi antar kelompok.

    Training GCG Champion  ini, komunikator

    menyampaikan edukasi mengenai penerapan prinsip

    – prinsip GCG kepada para peserta.

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    10/31

    3. 

    Fungsi persuasi. Dalam fungsi ini, individu dalam

    kelompok berusaha untuk mempengaruhi anggota

    lain agar melakukan dan tidak melakukan sesuatu.

    Training GCG Champion  mengajak para peserta

    Training untuk menjadi role modeldan

    mempengaruhi karyawan Pertamina lain untuk

    menerapkan prinsip – prinsip GCG ke dalam

    kehidupan kerja.

    4. 

    Fungsi kelompok juga bisa sebagai pemecah masalah

    atau pengambil keputusan.

    5. 

    Terapi juga merupakan fungsi kelompok untuk

    membantu anggotanya mencapai perubahan personal

    (Morissan, 2013: 333 – 334).

    Menurut Bales, seperti dikutip Morissan (2013: 339)

    persepsi terhadap posisi individu dalam kelompok merupakan

    fungsi dari tiga dimensi yang terdiri atas :

    (1) 

    Dominan Versus Penurut

    (2) 

    Bersahabat Versus Tidak Bersahabat

    (3) 

    Instrumental Versus Emosional

    Ketiga dimensi tersebut merupakan variable maka ketiga

    dimensi tersebut dapat memberikan nilai pada setiap anggota.

    Hal itu membuat tipe atau jenis anggota tidak bersifat

    absolute  tetapi campuran. Dalam teori Sibernetika

    mengatakan bahwa kelompok mendapatkan masukan (input)

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    11/31

    dari luar, kemudian mengolah masukan ini sedemikian rupa

    dan menciptakan keluaran (output ) atau efek yang

    mempengaruhi, tidak saja pada kelompok itu sendiri tetapi

     juga kepada sistem yang lebih besar ( Morissan, 2013: 340).

    Dalam kelompok terjadi keadaan yang dinamakan liminality.

     Liminality  yaitu keadaan yang menciptakan perasaan ada

    tetapi dalam keadaan tergantung.

    Dalam teorinya, komunikasi kelompok dibagi menjadi

    dua bentuk, yaitu :

    1. 

    Komunikasi kelompok kecil

    Sekumpulan orang yang menjadi komunikan yang

    berjumlah sedikit

    2. 

    Komunikasi kelompok besar

    Komunikasi yang terjadi pada sekelompok orang

    dalam jumlah yang besar.

    2.2.1.2.  Komunikasi Organisasi

    Komunikasi organisasi merupakan komunikasi yang

    terjadi dalam organisasi, baik komunikasi secara linier

    ataupun bertingkat.

    Menurut Sofyandi dan Garniwa (2007: 159) membagi

    komunikasi organisasi menjadi dua ruang lingkup, yaitu :

    1.  Komunikasi intern

    Komunikasi intern merupakan komunikasi yang terjadi

    didalam ruang lingkup satu organisasi.

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    12/31

    2. 

    Komunikasi ekstern

    Komunikasi ekstern merupakan komunikasi yang

    berlangsung antara suatu organisasi dengan pihak luar.

    Komunikasi Organisasi terjadi setelah event Training

    GCG Champion  ini berakhir. Karyawan Pertamina yang

    menjadi peserta Training bertugas untuk mengomunikasikan

    apa yang telah mereka dapat selama training dan menjadi

    role modelbagi karyawan lain dalam penerapan prinsip –

    prinsip Good Corporate Governance.

    Komunikasi yang terjadi adalah komunikasi bertingkat

    karena rata – rata peserta Training memiliki jabatan yang

    cukup tinggi dalam fungsinya. Ruang lingkup komunikasi ini

    adalah intern karena peserta training mengomunikasikan

    penerapan prinsip – prinsip Good Corporate Governance 

    kepada karyawan dalam ruang lingkup Pertamina.

    2.2.2. Good Corporate Governance 

    Berikut adalah beberapa pengertian mengenai Good Corporate

    Governance menurut para ahli :

    1)  Komite Cadbury mendefinisikan bahwa Good Corporate Governance

    adalah :

    “ Sistem yang mengarahkan dan mengendalikan

    perusahaan dengan tujuan, agar dapat mencapai

    keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang

    diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin

    kelangsungan eksistensi dan pertanggungjawaban

    kepada para stakeholder ” (seperti dikutip Surya dan

    Yustiavandana, 2008: 24 – 25).

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    13/31

    2) 

    Pada Peraturan Menteri No. PER-01/MBU/2011 menyatakan bahwa :

    “Good Corporate Governance adalah prinsip – prinsip

    yang mendasari suatu proses dan mekanisme

    pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturanperundang – undangan dan etika berusaha.” ( Annual

     Report Pertamina, 2011: 180)

    Bila disimpulkan ketiga pengertian tersebut tersebut, maka Good

    Corporate Governance  merupakan prinsip - prinsip yang terhubung

    dengan pihak – pihak berwenang perusahaan untuk mengarahkan dan

    mengendalikan perusahaan dan didasari oleh suatu proses dan mekanisme

    pengelolaan perusahaan yang mengacu pada undang – undang dan etika

    berusaha. Good Corporate Governance merupakan materi yang

    disampaikan dan dibahas selama Training berlangsung.

    A.  5 Prinsip dalam Good Corporate Governance 

    Dalam penerapannya yang mengacu pada Peraturan menteri No.

    PER-01/MBU/2011 ( Annual Report Pertamina, 2011: 182 – 183), terdapat

    lima prinsip dalam Good Corporate Governance, yaitu :

     a.  Transparancy

    Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan

    dan kererbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan

    relevan mengenai perusahaan.

     b.   Accountability

    Kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban Organ

    sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    14/31

     c.   Responsibility

    Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan

    perundang – undangan dan prinsip – prinsip korporasi yang sehat.

     d. 

     Independency

    Keadaan ketika perusahaan dikelola secara professional tanpa

    benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun

    yang sesuai dengan peraturan perundang – undangan dan prinsip –

    prinsip korporasi yang sehat.

    e.   Fairness

    Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak – hak pemangku

    kepentingan (stakeholder ) yang timbul berdasarkan perjanjian dan

    peraturan perundang – undangan.

    Menurut Kaihatu ( Jurnal Ekonomi Manajemen, Vol. 8, No. 1, Maret

    2006: 1 – 9) penerapan GCG terbagi menjadi tiga tahap, diantaranya :

    1. 

    Tahap Persiapan

    Dalam tahap persiapan ini, terbagi lagi menjadi tiga tahapan,

    yaitu :

    a.   Awareness Building

     Awareness building  merupakan langkah pertama dalam

    membangun kesadaran mengenai pentingnya GCG dan

    komitmen bersama dalam penerapannya.

    b.  GCG Assessment

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    15/31

    GCG assessment   adalah upaya untuk memetakan kondisi

    perusahaan dalam penetapan GCG saat ini. Langkah ini

    untuk memastikan titik awal penerapan GCG dan

    mengidentifikasikan aspek – aspek yang perlu mendapatkan

    perhatian terlebih dahulu dan langkah – langkah yang akan

    diambil untuk mewujudkan aspek – aspek tersebut.

    c.  GCG Manual Building

    GCG Manual Building  adalah langkah selanjutnya yang

    akan dilakukan. Berdasarkan hasil pemetaan tingkat

    kesiapan perusahaan dan upaya identifikasi prioritas

    penerapannya, penyusunan manual atau pedoman

    implementasi GCG dapat disusun.

    2. 

    Tahap Implementasi

    Dalam tahap implementasi, terdapat tiga langkah utama untuk

    mengimplementasikan GCG, yaitu:

    a. 

    Sosialisasi, yaitu pengenalan kepada seluruh perusahaan

    berbagai aspek yang terkait dengan implementasi GCG

    khususnya mengenai pedoman penerapan GCG.

    b. 

    Implementasi, merupakan kegiatan yang dilakukan sejalan

    dengan pedoman GCG, berdasarkan roadmap yang telah

    disusun. Implementasi ini harus bersigat top down

    approach yang melibatkan dewan komisaris dan jajaran

    direksi perusahaan. Selain itu, implementasi juga mencakup

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    16/31

    upaya manajemen perubahan untuk mengawal proses

    perubahan yang dilakukan karena implementasi GCG.

    c. 

    Internalisasi, adalah upaya memperkenalkan GCG dalam

    seluruh proses bisnis perusahaan kerja, dan berbagai

    peraturan perusahaan.

    3. 

    Tahap Evaluasi

    Tahap ini merupakan tahap terakhir. Tahap evaluasi ini

    dilakukan secara teratur dari waktu ke waktu untuk mengukur

    sejauh mana efektifitas penerapan GCG telah dilakukan.

    Dalam rancangan tugas Compliance ketiga tahapan ini dikerjakan

    agar penerapan GCG dapat berhasil di Pertamina. kegiatan Training

    GCG Champion  merupakan salah satu tahapan implementasi yang

    dilakukan oleh Compliance agar sosialisasi dan internalisasi penerapan

    GCG di Pertamina dapat berjalan dengan baik.

    2.2.3. Public relations 

    Baskin, seperti dikutip Oliver (2006: 11) mendefinisikan Public

    relations sebagai suatu fungsi manajemen yang membantu mencapai

    tujuan organisasi dan mengembangkan hubungan positif antara public

    internal maupun eksternal serta menciptakan konsekuensi antara tujuan

    organisasional dengan harapan masyarakat.

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    17/31

    Berbeda dengan Baskin,  Institute of Public relations, United

    Kingdom (seperti dikutip Rumanti, 2005 : 9) menyatakan Public

    relations adalah upaya untuk membangun dan menjaga adanya

    pengertian antar organisasi dengan publiknya.

    Kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Public

    relations adalah Fungsi manajemen yang mengupayakan pembangunan

    dan menjaga pengertian antarorganisasi dan publiknya.

    A. 

    Fungsi Public relations 

    Menurut Sharpo (seperti dikutip Wasesa, 2006: 66 – 67)

    Public relations memiliki fungsi sebagai berikut :

    1.  PR  merupakan jembatan antara organisasi dengan publik

    internal maupun eksternal.

    2.  PR  berfungsi mengembangkan, memelihara, serta

    mempertahankan komunikasi timbal balik dalam menangani,

    mengatasi masalah yang ada atau meminimalkan munculnya

    masalah.

    3.  Bersama – sama mencari dan menemukan kepentingan

    mendasar organisasi, kemudian menginformasikannya kepada

    semua pihak terkait dalam menciptakan pengertian

    berdasarkan kenyataan, pengetahuan yang jelas kebenaran,

    lengkap dan diinformasikan secara jelas, objektif dan jujur.

    Dalam kesempatan ini, penulis akan lebih lanjut membahas

    mengenai fungsi PR  sebagai jembatan antara organisasi dengan

    publik internal. Tingginya tingkat persaingan perusahaan,

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    18/31

    menuntut karyawan mereka untuk menjadi tenaga kerja yang andal

    dan membina loyalitas karyawan melalui peran PR ( Wasesa, 2006:

    68).

    Kegiatan internal bertujuan untuk menciptakan iklim dan

    suasana kerja yang dapat memuaskan kedua pihak, yaitu karyawan

    dan perusahaan dan menumbuhkan rasa tanggung jawab di antara

    kedua pihak terhadap hak dan kewajiban mereka terhadap

    perusahaan (Wasistiono dan Hasan, 2005: 35).

     B. 

    Tugas Public relations

    Dalam kegiatan internal, Public relations  memiliki beberapa

    tugas, diantaranya :

    1. 

    Membina hubungan dengan media komunikasi

    2. 

    Mengelola dan mengadministrasi Sumber Daya Manusia,

    budget  dan jadwal program yang sudah dilaksanakan

    3. 

    Melakukan kegiatan pemecahan masalah : mendefinisikan

    masalah, membuat rencana dan program, berkomunikasi

    dan bertindak, serta mengevaluasi program.

    4. 

    Konseling dengan member saran kepada manajemen

    dibidang sosial, politik dan peraturan lingkungan.

    5.  Mewakili perusahaan dalam mengurus event  

    6.  Sebagai juru bicara.

    7.  Mengoordinasi pelatihan yang akan diselenggarakan

    internal dan membantu karyawan dalam perubahan kultur,

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    19/31

    kebijakan, struktur serta proses dalam

    perusahaan.(Rumanti, 2005: 25 – 26)

    Terkait dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis,

    penulis akan memperdalam mengenai tugas Public relations yang

    mengoordinasi pelatihan.

    Pelatihan atau biasa disebut dengan Training merupakan salah

    satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk

    meningkatkan kinerja karyawan.

    2.3. Teori Khusus

    2.3.1. Event Management 

     Event management berasal dari dua kata yaitu event dan management.

    Kedua kata tersebut memiliki definisi masing – masing.

    Dalam arti sempit,  Event merupakan pameran, pertunjukan atau pun

    festival, dengan syarat ada peserta, pengunjung dan penyelenggara.

    Sedangkan pengertian secara luas, event merupakan kurun waktu kegiatan

    yang dilakukan oleh organisasi dengan mendatangkan orang – orang ke

    suatu tempat sehingga mereka dapat memperoleh informasi dan/atau

    pengalaman penting serta berbagai tujuan lain yang diharapkan oleh

    penyelenggara ( Kennedy, 2009: 3).

    Sedangkan management  adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

    kepemimpinan, dan pengendalian kegiatan kelompok dan proses

    penggunaan sumber daya kelompok lain untuk mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan (Alam, 2006: 127).

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    20/31

     Event management  dapat disimpulkan sebagai kegiatan mengumpulkan

    dan mempertemukan sekelompok dan kegiatan tersebut memiliki tujuan,

    serta melakukan penelitian, desain event , perencanaan, dan koordinasi

    serta pengawasan dalam realisasi event tersebut,

    Dari kedua pengertian event dan management , dapat disimpulkan

    bahwa event management   merupakan proses perencanaan kegiatan yang

    melibatkan penyelenggara, peserta dan pengunjung untuk mecapai tujuan

    yang telah ditetapkan.

    A. 

    Proses Event Management 

    Dalam melakukan kegiatan event management , diperlukan proses

    yang terdiri dari :

    Gambar 2.2 Proses Event Management

    Sumber: Special Event (Wahyuni Pudjiastuti, 2010: xxxv)

    1.  Research

    Merupakan penelitian untuk mengurangi resiko kegagalan dalam

    pelaksanaan event.  Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk

    menentukan keinginan, kebutuhan, serta ekspektasi khalayak

    sasaran, sehingga diharapkan mereka tertarik pada event yang akan

    diadakan.

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    21/31

    2.   Design

     Event tidak luput dari kreativitas dan pelaksanaan, hal tersebut

    berkaitan dengan design  event . Dalam membuat design event,

    dibutuhkan kemampuan dalm menciptakan suara, cahaya,

    permainan suara, gerakan, mendesain area, dan sebagainya.

    Kegiatan tersebut diperlukan secara komprehensif dan penuh

    pertimbangan dalam menciptakan kesan bagi pengunjung dan tamu

    undangan.

    3.  Planning

    Planning event dilakukan bersamaan dengan membuat design dan

    setelah research. Planning dan designing memerlukan waktu yang

    cukup panjang dibandingkan tahapan kegiatan lain. Banyaknya

    pertimbangan yang dilakukan, membuat pada tahap perencanaan

    ini seringkali mengalami perubahan, pengurangan, atau

    penambahan sesuai kondisi atau sumber daya yang ada. Faktor

    pertimbangan tersebut berada di mana saja, baik faktor internal

    maupun faktor eksternal.

    4.  Coordinating

    Coordinating  merupakan tahap yang penting pula dalam

    melakukan event . Melakukan koordinasi dibutuhkan berbagai

    keahlian agar acara tersebut sukses dan berjalan dengan lancar.

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    22/31

    Manajer dalam event pun harus mampu mengkoordinasikan pihak

    yang terlibat sehingga dapat melakukan pekerjaan dengan satu

    tujuan yang sama, yaitu menciptakan acara yang sukses.

    5.   Evaluation

    Tahap ini menjadi tahapan terakhir dalam proses event

    management . Dalam setiap kegiatan dibutuhkan evaluasi untuk

    mengukur keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan. Evaluasi

    yang dilakukan secara benar, akan menghasilkan data, informasi,

    serta fakta yang berharga, guna untuk mendukung kegiatan yang

    akan datang sehingga dapat membuat event yang lebih baik lagi.

    B.  Tujuan Event

    Tujuan event menurut Tom Duncan (seperti dikutip Pudjiastuti,

    2010: xxv) adalah :

    a. 

    Mempengaruhi khalayak sasaran.

    b. 

    Mengasosiasikan sebuah merek dengan suatu kegiatan, gaya

    hidup dan/atau individu tertentu.

    c. 

    Menjangkau target sasaran yang lebih luas.

    d. 

    Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk, merek

    atau perusahaan yang mengadakan event. 

    e.  Mempublikasikan sebuah produk, merek, atau perusahaan yang

    nantinya akan meningkatkan pengetahuan khalayak.

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    23/31

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    24/31

    Seminar merupakan pertemuan untuk membahas suatu masalah

    yang dipimpin oleh ketua siding

    2. 

    Lomba

    Lomba merupakan kegiatan untuk adu kemampuan baik itu

    individu atau kelompok.

    3. 

    Pesta

    Pesta dapat diartikan sebagai kegiatan merayakan sesuatu hal.

    4. 

    Pameran

    Pameran merupakan kegiatan yang menyajikan karya seni untuk

    dikomunikasikan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat

    mengapresiasikan karya seni tersebut.

    5. 

    Promosi Produk

    Kegiatan untuk menawarkan produk yang bertujuan untuk

    menarik calon konsumen agar membeli produk tersebut.

    6.  Training

    Training merupakan kegiatan untuk pembelajaran karyawan

    sehingga dapat mereka dapat meningkatkan kemampuan dan

    keahlian dalam pekerjaan.

    7. 

    Konser

    Konser dapat diartikan sebagai suatu pertunjukan yang dapat

    dilihat secara langsung.

    8.  Diskusi ilmiah/ protokoler

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    25/31

    Diskusi merupakan komunikasi dua arah yang melibatkan

    terjadinya pertukaran pikiran atau pendapat tentang suatu masalah

    dalam suatu hal.

    Pada kesempatan kali ini, penulis akan memperdalam mengenai event

    Training karena terkait dengan bahan yang akan diteliti.

    Training Event

    Menurut Noe (2005) Training merupakan pelaksanaan kegiatan

    pengembangan SDM yang merunjuk kepada pencapaian hasil yang

    direncanakan oleh organisasi untuk memfasilitasi proses pembelajaran

    karyawan yang berbasis pada kemampuan dan keahlian dalam

    pekerjaan (Fuad & Ahmad, 2009: 74)

    Berbeda dengan pendapat Noe, Fuad dan Ahmad (2009: 74)

    mendefinisikan training sebagai pengalaman, disiplin, atau panduan

    yang dapat menyebabkan seorang karyawan mampu memperoleh

    sesuatu yang baru.

    Pengertian lain dicetuskan oleh Friedman dan Yarbrough (seperti

    dikutip Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI, 2007: 466)

    bahwa Training adalah proses yang dilakukan oleh organisasi untuk

    memenuhi kebutuhan atau tujuan organisasi. dengan melakukan

    training, maka dapat diatasi situasi kesenjangan saat itu dengan situasi

    yang diinginkan dalam masa yang akan datang.

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    26/31

    Training dapat disimpulkan sebagai kegiatan untuk pembelajaran

    karyawan sehingga dapat mereka dapat meningkatkan kemampuan

    dan keahlian dalam pekerjaan.

    Tujuan dari Training bagi para karyawan adalah sebagai

    peningkatan dalam pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

    dapat mendukung pelaksanaan tugas atau pekerjaan mereka sehari –

    hari (Fuad & Ahmad, 2009: 74).

    Sedangkan Menurut Ahmad & Din (Journal of Medical Science No.

    2, Juli – Desember 2009: 165) tujuan dari training adalah untuk

    meningkatkan kinerja karyawan melalui proses pembelajaran dengan

    memperoleh pengetahuan, peningkatan keterampilan, konsep, aturan,

    atau mengubah sikap dan perilaku dalam pengaturan organisasi.

    Lain hal yang dikemukakan oleh Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright

    (2003: 45) mengenai tujuan training, yaitu :

    1. 

    Meningkatkan pengetahuan karyawan atas

    budaya dan para pesaing luar.

    2. 

    Membantu para karyawan yang mempunyai

    keahlian untuk bekerja dengan teknologi baru.

    3. 

    Membantu karyawan dalam memahami cara

    bekerja efektif dalam tim untuk menghasilkan produk dan jasa

    yang berkualitas.

    4.  Memastikan budaya perusahaan tertuju pada

    inovasi, kreativitas, dan pembelajaran

    5.  Mempersiapkan karyawan untuk menerima dan

    bekerja secara efektif.

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    27/31

    Terkait dengan penelitian mengenai Training Good Corporate

    Governance Champion, kegiatan tersebut bertujuan untuk

    membangun budaya perusahaan yang tertuju pada inovasi, kreativitas,

    dan pembelajaran. Training ini juga merupakan perpanjangan tangan

    dari fungsi Compliance untuk mensosialisasikan penerapan prinsip –

    prinsip Good Corporate Governance di Pertamina.

    Menurut Fuad dan Ahmad (2009: 77) dalam kegiatan training,

    terdapat dua metode yaitu on-the-job training dan off-the-job training.

    On-the-job training merupakan pelatihan dengan cara para pekerja

    atau calon pekerja dikondisikan pada pekerjaan yang nyata dibawah

    bimbingan dan supervisi dari pegawai yang berpengalaman. Dalam

    sistem ini, instruktur pertama kali akan memberikan pelatihan kepada

    supervisor , yang kemudian hasil pelatihan tersebut akan diteruskan

    oleh supervisor  kepada para pekerjanya.

    Metode on-the-job training diawali dengan penjelasan mengenai

    keinginan/harapan terhadap sasaran yang ingin dicapai. Dalam

    mencapai tujuan dan keinginan tersebut, supervisor   atau karyawan

    yang ditunjuk akan mengajari, memberikan pengarahan, dan contoh

    mengenai cara – cara melakukan pekerjaan kepada karyawan. Orang

    yang menjadi peserta training ini biasanya orang yang sangat terampil

    melakukan pekerjaan dan memiliki kemampuan dalam membimbing

    orang lain.

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    28/31

    2.3.2. Internalisasi

    Pengertian secara harafiah, Internalisasi merupakan penghayatan

    atau proses terhadap ajaran, doktrin, atau nilai sehingga menyadari

    keyakinan akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam

    sikap dan perilaku.

    Internalisasi merupakan tahap pembatinan kembali hasil – hasil

    objektivasi dengan mengubah struktur lingkungan lahiriah itu menjadi

    struktur lingkungan batiniah, yaitu kesadaran subjektif (Berger, seperti

    dikutip F. Budi Hardiman, 2003: 101).

    Sedangkan menurut buku Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi

    (Hidayati, 2006: 45) internalisasi merupakan proses penghayatan

    mengenai kebiasaan dalam kehidupan bersama sehingga menjadi milik

    diri setiap anggota masyarakat.

    Penulis menyimpulkan dari beberapa definisi para ahli bahwa

    internalisasi adalah proses menghayati hal – hal yang disampaikan

    sehingga membangun kesadaran penerima dan hal – hal yang

    disampaikan tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.

    Internalisasi merupakan salah satu tujuan dari Training GCG Champion 

    ini agar para peserta training dapat menghayati prinsip – prinsip GCG 

    serta menerapkan prinsip – prinsip tersebut ke dalam dunia kerja.

    A.  Tahapan Internalisasi

    Menurut Hidayati (2006, 46 - 47), Internalisasi terbagi menjadi

    tiga tahap, diantaranya :

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    29/31

    1.  Tahap Transformasi Nilai

    Tahap ini merupakan proses untuk menginformasikan nilai –

    nilai yang baik dan kurang baik. Dalam tahap ini, hanya terjadi

    komunikasi verbal antara informan dan penerima informasi.

    2.  Tahap Transaksi Nilai

    Sedangkan tahap transaksi nilai merupakan tahap pendidikan

    nilai dengan melakukan komunikasi dua arah, atau terjadi

    interaksi antara komunikator dengan komunikan yang bersifat

    interaksi timbal – balik.

    3.  Tahap Transinternalisasi

    Tahap ini merupakan tahap terakhir. Tahap transinternalisasi

    ini jauh lebih mendalam dari tahap transaksi nilai. Dalam tahap

    ini, yang dilakukan tidak hanya komunikasi verbal, namun

     juga sikap mental dan kepribadian.

    Tahapan internalisasi dilakukan Compliance  melalui Training

    GCG Champion  agar proses internalisasi berhasil dan para peserta

    dapat menanamkan prinsip – prinsip GCG dalam kehidupan kerja.

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    30/31

    2.4.  Kerangka Teori

  • 8/19/2019 contoh pemasukan jurnal

    31/31