Contoh Path Analysis

download Contoh Path Analysis

of 17

description

Case study on Succession Planning

Transcript of Contoh Path Analysis

  • 1

    ANALISIS FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI

    KEPUTUSAN PEMBELIAN MOTOR MATIC OLEH KONSUMEN

    Martinus Universitas Gunadarma

    ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk menguji pengaruh faktor psikologis terhadap

    keputusan pembelian. Faktor yang mempengaruhi, adalah motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap yang mengarah dampak terhadap keputusan pembelian konsumen, terutama sepeda motor matic. Karena ada banyak perusahaan serta industri dikembangkan di Indonesia yang memerlukan sejumlah besar karyawan sehingga tidak menutup kemungkinan kepadatan penduduk terjadi hinggah menyebabkan kemacetan setiap tempat. Sepeda motor matic adalah sebagai salah satu fasilitas alternatif untuk mendukung mobilitas konsumen, sehingga mungkin jumlah sepeda motor akan terus meningkat. Industri manufaktur sepeda motor matik yang tersedia di Indonesia adalah Yamaha, Honda dan Suzuki. Seorang konsumen harus berhati-hati dalam mengeluarkan produknya yang sesuai dengan kebutuhan mobilitas konsumen.

    Berdasarkan hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengujian hipotesis pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima menunjukkan signifikan. Berdasarkan hasil penelitian, kelima faktor tersebut membawa dampak signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor matic.

    Kata Kunci: Motivasi, Persepsi, Analisis Pembelajaran, Keyakinan, Sikap, Keputusan Pembelian, Jalur Analisis

    ABSTRACT

    The purpose of this research is, to examine the effect of psychological factor on purchasing decision. The influencing factors, are motivation, perception, learning, belief and attitude that lead impact to consumer purchase decision, especially matic motorcycle. As there are many company as well as industy developed in Indonesia that need a large number of staffs, so it is possible the population increased causing traffic jam every where. A matic motorcycle is as one of alternatif facility to support consumer mobility, so that it is possible the number of motorcycle will be more and more increased too. The industries manufacturing the matic motorcycle available in Indonesia are Yamaha, Honda and Suzuki. A producer should be careful to launch his product that meet to qualification of consumer mobility.

    Based on research results, this concluding that the hypothesis testing first, second, third, fourth and fifth shows significant. Based on this research result, so all five factors lead significant impact to make decision of matic motorcycle purchasing.

    Keywords: Motivation, Perception, Learning, Belief, Attitude, Purchase Decision, Path Analysis

  • 2

    PENDAHULUAN Latar Belakang

    Didalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri kian meningkat tiap tahunnya. Tak menutup kemungkinan para produsen mengambil peluang sekecil apapun untuk memasarkan produknya. Sehingga banyak produsen-produsen asing menanamkan modalnya di Indonesia, bukan itu saja para produsen asing juga membangun usahanya di Indonesia. Mengakibatkan banyaknya gedung-gedung ataupun industri-industri asing yang berdiri di negara Indonesia.

    Perubahan sosial ekonomi yang terus terjadi dalam proses perkembangan suatu negara membuahkan tantangan baru dalam dunia bisnis. Para eksekutif pemasaran harus dapat mengembangkan konsep pemasaran yang berorientasi pada konsumen. Mereka harus dapat memenuhi tuntutan konsumen tentang pelayanan yang lebih baik dan memuaskan serta dapat menyediakan barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan para konsumen. Pertumbuhan perusahaan asing yang ada di Indonesia menuntut adanya karyawan untuk bisa menjalankan perusahaan tersebut. Tidak sedikit karyawan yang diperkerjakan dalam perusahaan, terdapat bagian-bagian yang harus di isi oleh beberapa karyawan maupun ratusan karyawan. Sehingga tidak menutup kemungkinan kepadatan penduduk terjadi hingga menyebabkan kemacetan lalu lintas. Sepeda motor adalah salah satu alternatif bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain secara mudah, irit, cepat, luwes, efisien, dan lain sebagainya. Bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, motor menjadi harapan satu-satunya untuk dapat memiliki alat transportasi darat pribadi sesuai dengan kemampuan ekonominya. Tetapi tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat yang berpenghasilan menengah sampai berpenghasilan tinggi menggunakan motor untuk keperluan sehari-harinya, agar terhindar dari kemacetan lalu lintas kendaraan. Mobil yang memiliki harga jual dan biaya operasional mahal / tinggi serasa tidak mungkin terjangkau oleh banyak rakyat ekonomi menengah ke bawah. Selain itu mobil yang memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan motor di anggap kurang efisien untuk mengatasi kepadatan lalu lintas. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah kendaraan yang ada di Indonesia. Pada tahun 2010 saja, omzet

    penjualan sepeda motor nasional mencapai Rp. 65 triliun (www.kompas.com, 19-04-2011), itu hanya dari penjualan sepeda motor saja, bagaimana dengan omzet penjulan mobil? Itu bedasarkan data penjulan sepeda motor. Menurut penelitian independent Indonesia atau lebih sering disebut Aisi, mengeluarkan data penelitiannya yang dilakukan untuk industri motor di Indonesia saja pada tahun 2010. Bayangkan saja pada bulan Februari tahun 2011 industri sepeda motor meningkat sebesar 10% dari menjadi 8,2 juta-8,4 juta unit dari realisasi tahun 2010 yang sebesar 7,6 juta unit (www.okezone.com, 19-04-2011). Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memprediksi pasar kendaraan roda dua akan menyentuh level 10 juta unit pada 2012 mendatang (www.okezone.com, 19-04-2011). Sungguh terjadi peningkatan yang sangat besar sehingga membawa dampak kemacetan lalu lintas yang tidak bisa di selesaikan oleh masing-masing pemerintahan daerah di tiap-tiap titik kepadatan penduduk. Sedangkan bahan bakar minyak adalah salah satu faktor penting untuk mobil ataupun motor. Mengingat bahan bakar minyak yang akan terus melambung harganya merupakan salah satu faktor yang harus di pertimbangkan oleh para konsumen untuk memilih jenis kendaraan bermotor untuk keperluan aktivitas. Tetapi kenaikan harga bahan minyak tidak menurunkan niat konsumen untuk membeli kendaraan sebagai alat transportasi. Kenaikan 21% di kuartal I 2011 berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan sepeda motor dalam tiga bulan pertama 2011 kuartal-I melonjak sekitar 20,92% atau menjadi 1.994.245 unit. Sementara, pada periode yang sama tahun lalu penjualan sepeda motor sebanyak 1.649.730 juta unit (www.arsipberita.com, 19-04-2011) Usaha yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus memenangkan persaingan, perusahaan harus mempersiapakan srategi pemasaran yang tepat untuk produknya. Produk yang ditawarkan ke pasar harus mendapatkan perhatiaan untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi agar memenuhi keinginan dan kebutuhan. Konsumen akan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dan mencari manfaat tertentu dari suatu produk, konsumen akan mempertimbamgkan produk mana yang akan dipilih untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan manfaat yang di perlukan. Dalam memilih produk, konsumen tentu saja akan melihat merek, bentuk,

  • 3

    model, warna, kualitas dan sebagainya. Tidak hanya itu saja, konsumen pun harus mempertimbangkan keefisiensian produk tersebut untuk mengatasi keluhan konsumen. Hingga konsumen harus benar-benar teliti dan memikirkan, apakah produk tersebut bisa menjawab keinginan konsumen? Hingga para produsen harus benar-benar memperhitungkan keperluaan konsumennya pada tiap periode dimana mengingat tiap periode pasti ada perubahan, baik iklim, peraturan pemerintah, dan lain-lain. Mayoritas penjualan motor terbesar yaitu motor jenis matik, bahkan untuk motor jenis bebek berada di posisi kedua, untuk bulan April 2011 ini, mungkin adanya trend baru yang makin kental, menjadikan matik idola baru untuk memenuhi kepuasan konsumen untuk berkendara. Untuk penjualan motor dari periode Januari sampai dengan April, Honda mampu menjual motor matiknya sebanyak 518.136 unit, dan untuk motor bebeknya Honda dapat menjual sebanyak 406.236 unit dan untuk tipe sportnya mencapai 66.150 unit, hinggah total keseluruahan Honda menjual produknya mencapai 990.522 unit. Lalu diikuti rival utamnya yaitu Yamaha yang mampu menjual keseluruhan produkya sebanyak 841.182 unit, dengan jumlah penjualan motor matiknya mencapai 444.192 unit. Lalu diikuti oleh Suzuki yang menjual produk matiknya sebanyak 29.723 unit dengan total penjualan sebesar 132.570 unit, untuk Kawasaki sendiri hanya mampu menjual sebanyak 24.802 unit, lalu diikuti TVS dan Kanzen. Dari beberapa jenis varian motor matik yang beredar di Indonesia, kita bisa memilih jenis matik yang sesuai dengan kebutuhan kita. Faktor yang perlu di pertimbangkan dalam pemilihan motor matik diantaranya, kemacetan lalu lintas, harga bahan bakar minyak yang semakin mahal, serta sempitnya lahan parkir kendaraan, harga suku cadang yang mahal, dan keamanan. Dari faktor tersebut kita harus benar-benar jelih memilih motor matik yang akan kita beli. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah, keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis diantaranya motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap. Dari permasalahan tersebut, maka dapat disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut:

    1. Apakah motivasi membawa dampak pada keyakinan dari seorang konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian?

    2. Apakah persepsi membawa dampak pada keyakinan dari seorang konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian?

    3. Apakah pembelajaran membawa dampak pada keyakinan dari seorang konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian?

    4. Apakah keyakinan membawa dampak pada sikap dari seorang konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian?

    5. Apakah sikap membawa dampa pada keputusan pembelian seorang konsumen?

    Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui faktor motivasi, persepsi, pembelajaran berpengaruh pada keyakinan dan keyakinan berpengaruh pada sikap dan mempengaruhi keputusan pembelian seorang konsumen.

    Manfaat Penelitian 1. Untuk Ilmu Pengetahuan

    Memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan kajian ilmu manajemen pemasaran, khususnya pengetahuan mengenai faktor-faktor psikologis yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Selain itu, sebagai bahan kajian penelitian sejenis, khususnya dibidang perilaku konsumen, yaitu mengenai teori perilaku konsumen.

    2. Untuk Manajerial

    Agar dapat memanajemen suatu produk yang dikeluarkan oleh produsen. Sehingga bila dilihat dari segi produsen, harus bisa memasarkan produk dengan menggunakan sistem manajemen yang tepat pada pasar konsumen, dan melihat faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap sebagai acuan dalam pemasaran produknya.

    TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menurut Kanuk (2004) dalam Kotler (2007) menjelaskan bahwa perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan

  • 4

    penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2000) dalam Sugiono (2006) mengartikan bahwa, perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, emngevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi. Jadi, dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan (decision units), baik individu, kelompok, ataupun organisasi membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk atau jasa.

    Karakteristik yang Mempengaruhi Tingkah laku Konsumen

    Perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2004) dalam Kotler (2002) adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2004) dalam Kotler (2002) adalah : 1. Faktor Budya

    Faktor budaya (Cultural) Faktor sub-budya (Subculture) Faktor kelas sosial (Social class)

    2. Faktor Sosial Faktor budaya (Cultural) Faktor sub-budya (Subculture) Faktor kelas sosial (Social class)

    3. Faktor Pribadi Faktor situasi ekonomi (Economic situation) Faktor gaya hidup (Lifestyle) Faktor kepribadian dan konsep diri (Personality and self concept) Faktor umur dan tahap daur hidup (Age and life cycle stage) Faktor pekerjaan (Occupation)

    4. Faktor psikologi Faktor Motivasi Faktor Persepsi Faktor Pembelajaran Faktor Keyakinan dan sikap

    Paradigma Penelitian

    Pengembangan Hipotesis

    H1: Motivasi berpengaruh secara signifikan pada keyakinan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. H2: Persepsi berpengaruh secara signifikan pada keyakinan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian H3: Pembelajaran berpengaruh secara signifikan pada keyakinan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. H4: Keyakinan berpengaruh secara signifikan pada sikap konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. H5: Sikap berpengaruh secara signifikan pada keputusan pembelian yang dibuat oleh konsumen.

    METODE PENELITIAN Obyek Penelitian Pada penelitian ini, objek penelitian adalah seluruh jumlah penduduk yang memiliki motor matic dan tinggal di daerah Kecamatan Bekasi Barat, terdapat Kelurahan Bintara Jaya, Bintara, Jakasampurna, Keranji, dan Kota Baru. Dimana terdapat 88 RW dan 725 RT. Peneliti memilih wilayah Bekasi Barat dalam penelitiannya karena dianggap sebagai daerah yang banyak terdapat mobilitas pengendara sepeda motor. Vabriabel Yang Diteliti Varibel tidak bebas (dependent), yaitu keputusan pembelian (Y) seorang kosumen atas produk motor matik. Variabel bebas (independent), yang terdiri dari:

    1. Motivasi 2. Persepsi 3. Pembelajaran 4. Keyakinan 5. Sikap

    Sampel Malhotra (1999) mengatakan bahwa, sampel dapat di tentukan dengan mengkalikan jumlah butir pernyataan dalam penelitian minimum empat atau lima kali jumlah butir pernyataan yang digunakan dalam penelitian. Roscoe (1975) dalam Sekaran (2006) mengusulkan aturan dalam menentukan ukuran sampel yaitu: Dimana sampel dipecah kedalam subsampel, ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.

    Motivasi ( X1 )

    Persepsi ( X 2) Keyakinan ( X4 Sikap ( X5 )

    Pembelajaran ( X3 )

    Keputusan Pembelian ( Y )

  • 5

    Perhitungan sampel menurut Malhotra (1999) adalah,

    Perhitungan sampel menurut Roscoe (1975) dalam Sekaran (2006) adalah,

    Dengan demikian maka peneliti menentukan jumlah sample yang diambil yaitu minimum empat atau lima kali jumlah butir pernyataan yang digunakan, hal tersebut dilakukan pula oleh Sujoko (2007) dalam penelitiannya. Dari kedua metode yang digunakan oleh peneliti maka di dapat sebanyak responden dalam penelitiannya. Menurut Sarwono dan Martadiredja (2008:147), mengemukakan bahwa peneliti perlu menambahkan 10% dari hasil perhitungan responden guna menjaga jika terdapat responden yang tidak dapat dihubungi atau tidak mau memberikan jawaban. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka di dapat sebanyak 198 responden, dan peneliti membulatkannya menjadi 200 responden dalam penelitian ini.

    Teknik Pengumpulan Data Tabel 1. Sumber Kuesioner yang digunakan

    Nama Peneliti

    Judul Penelitian Kuesioner yang digunakan

    Stella dan Budiyanto

    (2007)

    Pengaruh motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan kosumen Diswalankerto mengenai kualitas, promosi dan harga terhadap keputusan pembelian shampo Sunslik

    - Motivasi - Persepsi - Pembelajaran - Keyakinan

    Ritonga (2008)

    Pengaruh faktor-faktor perilaku psikologis konsumen terhadap pengambilan keputusan pembelian handphone merek Nokia.

    - Persepsi - Pembelajaran - Sikap - Keyakinan

    Aprillanita (2009)

    Analisis pengaruh faktor psikologis konsumen terhadap keputusan pembelian air mineral di Kecamatan Lowokmaru kota Malang.

    - Motivasi - Persepsi - Sikap -Keputusan pembelian

    Akbar (2010)

    Analisis pengaruh motivasi konsumen, persepsi kualitas dan sikap kosumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda.

    - Motivasi - Persepsi - Sikap -Keputusan pembelian

    Dengan itu maka peneliti memodifikasi kuesioner tersebut dari beberapa kuesioner yang sudah digunakan pada peneliti-peneliti diatas. Peneliti menggunakan teknik accidental dalam penarikan sampel. Teknik ini merupakan teknik sampling non-probalilitas yang menyeleksi sampel dari orang-orang atau poin-poin yang sudah ada dan cocok.

    Alat Analisis - Uji Validitas Confirmatory Factor

    Analysis (CFA)

    - Uji Reabilitas - Path Analysis (Analisis Jalur)

    HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Validitas Uji Validitas adalah sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang hendak diukur dari variabel yang diteliti. Teknik yang digunakan dalam uji validitas adalah analisis CFA (Confirmatory Factor Analysis) untuk mengidentifikasi apakah indikator merupakan konstruk dari variabel penelitian yang ada atau dengan kata lain indikatorindikator tersebut merupakan kesatuan atau unidimensionalitas. Suatu varibel dikatakan valid jika hasil nilai korelasi > 0,5 (Brown, 2006). Untuk memudahkan pengolahan data, peneliti memberikan inisial pada variabel-variabel yang diteliti yaitu:

    M = Motivasi P = Persepsi L = Pembelajaran Y = Keyakinan S = Sikap KP = Keputusan Pembelian

    Construct Validity adalah penilaian validitas atau kebenaran bahwa suatu item benar-benar mengukur sesuatu yg dia ukur berdasarkan pola keterkaitan antar item pertanyaan yang mengukurnya (www.tonyteaching.wordpres.com, 27-06-2011). Item-item yang mengukur faktor yang sama semestinya memiliki inter-korelasi yang kuat dan yang mengukur faktor yang berbeda mestinya memiliki inter-korelasi yang lemah. Korelasi-korelasi (Pearson Correlation) yang kuat itu akan membentuk kelompok (cluster) yang mengumpul mempresentasikan faktor yang diukur.

    Tabel 2. Hasil Uji KMO and Bartlett's

    Sumber: Data diolah SPSS Ver.17

    Kesimpulan layak atau tidaknya analisis faktor dilakukan, baru sah secara statistik dengan menggunakan uji Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) dan Bartlett's Test of Sphericity. Apa bila nilai KMO berkisar antara 0,5 sampai 1, maka analisis faktor layak dilakukan. Sebaliknya jika nilai KMO dibawah 0,5 maka analisis faktor tidak layak dilakukan (Soemartini, 2008).

    Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

    .534

    Bartlett's Test of Sphericity

    Approx. Chi-Square

    192.204

    Df 15 Sig. .000

    45 butir pernyataan x 4 = 180 sampel.

    6 subsampel x 30 = 180 sampel.

  • 6

    Tabel 3. Hasil Rotated Component Matrixa

    Sumber: Data diolah SPSS Ver.17

    Dengan itu maka peneliti melakukan pengujian terhadap variabel pembelajaran (L) dan variabel keyakinan (Y), dimana pada variabel tersebut data tidak terjadi pengelompokan.

    Tabel 4. Hasil Uji KMO and Bartlett's

    Sumber: Data diolah SPSS Ver.17

    Apa bila nilai KMO berkisar antara 0,5 sampai 1, maka analisis faktor layak dilakukan. Sebaliknya jika nilai KMO dibawah 0,5 maka analisis faktor tidak layak dilakukan (Soemartini, 2008). Tabel 5. Hasil Rotated Component Matrixa

    Sumber: Data diolah SPSS Ver.17 Setelah variabel yang dikelompokan menurut kolom sudah terisi semua, maka data sudah dinyatakan valid. Dari 45 pernyataan yang ada dalam penelitian ini maka hanya beberapa pernyataan saja yang nilainya melebihi dari standar CFA sebesar >0,5. Setelah melihat standar dari CFA sebesar >0,5 maka berikut adalah pernyataan-pernyataan yang sudah valid. Hasil Uji Reabilitas Uji reabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda.

    Berikut adalah skala penilaian suatu data dikatakan reabilitas Triton (2006), sebagai berikut: 1. Nilai Cronbachs Alpha 0,00 s.d. 0,20

    berarti kurang reliabel. 2. Nilai Cronbachs Alpha 0,21 s.d. 0,40

    berarti agak reliabel. 3. Nilai Cronbachs Alpha 0,42 s.d. 0,60

    berarti cukup reliabel. 4. Nilai Cronbachs Alpha 0,61 s.d. 0,80

    berarti reliabel. 5. Nilai Cronbachs Alpha 0,81 s.d. 1,00

    berarti sangat reliabel.

    Tabel 6. Hasil Uji Reabilitas No

    . Variabel Cronbach

    's Alpha N of Items

    Keterangan

    1. Motivasi 0.728 9 Reliabel

    2. Persepsi 0.805 9 Sangat Reliabel

    3. Pembelajaran 0.602 6 Reliabel 4. Keyakinan 0.656 6 Reliabel

    5. Sikap 0.492 7 Cukup Reliabel

    6. Keputusan Pembelian

    0.485 8 Cukup Reliabel

    Sumber: Data diolah SPSS ver. 17

    Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa nilai Cronbachs Alpha pada variabel motivasi sebesar 0.728 dan data dinyatakan reliabel, nilai Cronbachs Alpha pada variabel persepsi sebesar 0.805 dan data dinyatakan sangat reliabel, nilai Cronbachs Alpha pada variabel pembelajaran sebesar 0.602 dan data dinyatakan reliabel, nilai Cronbachs Alpha pada variabel keyakinan sebesar 0.656 dan data dinyatakan reliabel, sedangkan untuk variabel sikap dan keputusan pembelian nilai Cronbachs Alpha nya sebesar 0.492 & 0.485 maka data dinyatakan cukup reliabel. Pernyataan yang terdapat pada variabel motivasi dan persepsi sebanyak 9 butir pernyataan, untuk variabel pembelajaran dan keyakinan berjumlah 6 butir pernyataan, untuk variabel sikap terdiri dari 7 butir pernyataan dan untuk variabel keputusan pembelian terdiri dari 8 butir pernyataan.

    Gambaran Umum Responden

    Tabel 7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden

    Sumber: Data diolah, 2011

    Tabel 8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Tinggal Responden

    Component 1 2 3 4

    M3 -.121 .025 0.94 .043 M4 -.008 .640 0.62 .000 P3 0.77 -.087 -.120 .349 P4 0.92 .020 -.040 -.060 S6 .124 -.011 .050 0.97 KP3 -.039 0.95 .013 -.020

    Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

    .641

    Bartlett's Test of Sphericity

    Approx. Chi-Square 307.279 Df 15 Sig. .000

    Component

    1 2 L3 0.9 .032 L4 0.68 .051 L5 0.85 .067 L6 0.59 -.219 Y2 -.017 0.82 Y5 .003 0.87

    No. Usia Responden Persentase

    1. 17 22 tahun 3 1.5% 2. 23 - 28 tahun 11 5.5%

    3. 29 34 tahun 64 32% 4. 35 40 tahun 56 28% 5. 41 46 tahun 43 21.5% 6. 47 52 tahun 23 11.5%

    Jumlah 200 100%

  • 7

    Sumber: Data diolah, 2011

    Tabel 9. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden

    Sumber: Data diolah, 2011

    Tabel 10. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Tingkat Pendidikan Responden

    No. Status Pendidikan Responden Persentase 1. SD 9 4,5% 2. SLTP 18 9% 3. SMU 85 42,5% 4. Diploma/akademik 49 24,5% 5. Sarjana/perguruan Tinggi 35 17,5% 6. Lainnya 4 2%

    Jumlah 200 100%

    Sumber: Data diolah, 2011

    Tabel 11. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Pekerjaan Responden Saat Ini

    No. Pekerjaan Responden Saat Ini Responden Persentase 1. Pelajar/Mahasiswa 8 4% 2. Pegawai Negeri 51 25,5% 3. Pegawai Swasta 93 46,5% 4. Wiraswasta 48 24%

    Jumlah 200 100%

    Sumber: Data diolah, 2011

    Tabel 12. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penghasilan per Bulan Responden

    No. Penghasilan Per Bulan Responden Responden Persentase

    1. < Rp. 1.000.000,- 2 1% 2. Rp. 1.000.000,- s.d. Rp. 2.500.000 78 39% 3. Rp. 2.500.000,- s.d. Rp. 5.000.000 56 28% 4. Rp. 5.000.000,- s.d. Rp. 10.000.000 46 23% 5. > Rp. 10.000.000 18 9%

    Jumlah 200 100%

    Sumber: Data diolah, 2011

    Tabel 13. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Brand Motor Matik No. Brand motor matik Responden Persentase 1. Suzuki 38 19% 2. Honda 83 41.5% 3. Yamaha 76 38% 4. Lainnya 3 1.5%

    Jumlah 200 100

    Sumber: Data diolah, 2011

    Assessment of Normality Sumber distribusi normal merupakan sumber distribusi teoritis dari variabel random yang kontinyu menurut Mardia tahun 1970 dalam Amos Ver.18. Kurva yang menggambarkan sumber distribusi normal adalah kurva normal yang berbentuk simetris. Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis sumber distribusi normal maka digunakan pengujian Assessment of normality terhadap model yang diuji.

    Tabel 14. Assessment of normality Variabel Min Max Skew c.r. Kurtosis c.r.

    Pembelajaran 1,830 4,670 -1,006 -5,806 1,851 5,344 Persepsi 2,110 4,560 -,996 -5,753 ,799 2,306 Motivasi 2,890 4,670 -,519 -2,999 -,906 -2,617 Keyakinan 1,670 4,670 -1,275 -7,359 2,331 6,729 Sikap 2,140 4,570 -,758 -4,377 ,646 1,866 Keputusan 1,750 4,380 -1,120 -6,47 2,142 6,182 multivariate -1,842 -1,330

    Sumber: Data diolah AMOS Ver.18 Sebuah data dikatakan tidak berdistribusi normal jika nilai skewness dan kutosisnya tidak mendekati 0 dan sebaliknya data dikatakan berdistribusi normal jika nilai skew dan kurtosisnya mendekati 0 (Brown dan Cudeck, 1993). Apabila skewness bernilai positip maka kurva akan condong ke kiri dan ekor kurva panjang kesebelah kanan, sebaliknya jika skewness bernilai negatif maka kurva akan condong ke arah kanan dan ekor kurva akan condong ke arah kiri. Untuk kurtosis, jika bernilai positif maka kurva akan mancung ke arah atas, dan bila kurtosis bernilai negatif maka kurva akan mancung ke arah bawah. Sedangkan menurut Mardia tahun 1970 dalam Amos Ver.18 hanya melihat pada hasil multivariate kurtosis dan multivariate C.R dimana data dikatakan normal bila berada pada posisi -2 sampai dengan 2, maka data dalam penelitian ini dinyatakan normal berdasarkan dua sumber yang berbeda. Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas ( P ), dikatakan signifikan jika critical ratio (C.R) >1,96 (Ferdinand, 2002). Sedangkan menurut Mardia tahun 1970 dalam Amos Ver.18 melihat nilai probabilitasnya. Peneliti memilih tabel regression weights yang ditampilkan dalam penelitian ini, dikarena tabel regression weights lebih mudah untuk dijelaskan serta lebih terperinci dalam penjelasan datanya. Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis Pertama (H1) Hipotesis pertama pada penelitian ini menyatakan bahwa motivasi berpengaruh pada keyakinan konsumen.

    No. Kelurahan Responden Persentase

    1. Bintara Jaya 48 24% 2. Bintara 23 11,5% 3. Jakasampurna 19 9,5% 4. Keranji 97 48,5% 5. Kota Baru 13 6,5%

    Jumlah 200 100% No. Jenis Kelamin Responden Persentase 1. Laki-laki 137 68,5% 2. Perempuan 63 31,5%

    Jumlah 200 100%

  • 8

    Sumber: Data diolah AMOS Ver.18 Dari hasil path analysis dengan menggunakan alat bantu software AmosVer.18 menunjukan bahwa nilai estimate variabel motivasi terhadap variabel keyakinan sebesar 0,199 atau 19,9% dengan P*** dimana dalam Amos Ver.18 menjelaskan bahwa hipotesis (H1) tersebut signifikan dengan nilai probabilitas dibawah 0,001. Sedangkan menurut Ferdinand (2002) melihat pada nilai Critical Ratio (CR) dimana nilai CR harus > 1,96. Hasil CR motivasi sebesar 3,562 yang artinya hipotesis (H1) tersebut dapat diterima. Motivasi yang berpengaruh signifikan terhadap keyakinan konsumen menunjukan bahwa keyakinan seorang konsumen akan terbentuk dari motivasi yang berasal dari dalam diri maupun motivasi yang berasal dari luar.

    Tabel 16. Hasil Uji Hipotesis Kedua (H2) Hipotesis kedua pada penelitian ini menyatakan bahwa persepsi berpengaruh pada keyakinan konsumen.

    Jalur Path Estimate S.E C.R P Keterangan

    Keyakinan Persepsi

    0,378 0,73 5,186 *** Signifikan

    Sumber: Data diolah AMOS Ver.18 Dari hasil path analysis dengan menggunakan software AmosVer.18 menunjukan bahwa nilai estimate variabel persepsi terhadap variabel keyakinan sebesar 0,378 atau 37,8% dengan P*** dimana dalam Amos Ver.18 menjelaskan bahwa hipotesis (H2) tersebut signifikan dengan nilai probabilitas dibawah 0,001. Sedangkan menurut Ferdinand (2002) melihat pada nilai Critical Ratio (CR) dimana nilai CR harus > 1,96. Hasil CR persepsi sebesar 5,186 yang artinya hipotesis (H2) tersebut dapat diterima. Persepsi yang berpengaruh signifikan terhadap keyakinan konsumen menunjukan bahwa persepsi membentuk keyakinan seorang konsumen. Tabel 17. Hasil Uji Hipotesis Ketiga (H3) Hipotesis ketiga pada penelitian ini menyatakan bahwa pembelajaran berpengaruh pada keyakinan konsumen.

    Jalur Path Estimate S.E C.R P Keterangan

    Keyakinan Pembelajaran

    0,564 0,81 6,962 *** Signifikan

    Sumber: Data diolah AMOS Ver.18

    Dari hasil path analysis dengan menggunakan software AmosVer.18 menunjukan bahwa nilai estimate variabel pembelajaran terhadap variabel keyakinan sebesar 0,564 atau 56,4% dengan P*** dimana dalam Amos Ver.18 menjelaskan

    bahwa hipotesis (H3) tersebut signifikan dengan nilai probabilitas dibawah 0,001. Sedangkan menurut Ferdinand (2002) melihat pada nilai Critical Ratio (CR) dimana nilai CR harus > 1,96. Hasil CR pembelajaran sebesar 6,962 yang artinya hipotesis (H3) tersebut dapat diterima. Pembelajaran yang berpengaruh signifikan terhadap keyakinan konsumen menunjukan bahwa seorang konsumen bila melakukan pembelajaran terhadap suatu produk maka akan membentuk keyakinan konsumen mengenai produk tersebut.

    Tabel 18. Hasil Uji Hipotesis Keempat (H4) Hipotesis keempat pada penelitian ini menyatakan bahwa keyakinan berpengaruh pada sikap konsumen.

    Sumber: Data diolah AMOS Ver.18 Dari hasil path analysis dengan menggunakan software AmosVer.18 menunjukan bahwa nilai estimate variabel keyakinan terhadap variabel sikap sebesar 0,590 atau 59% dengan P*** dimana dalam Amos Ver.18 menjelaskan bahwa hipotesis (H4) tersebut signifikan dengan nilai probabilitas dibawah 0,001. Sedangkan menurut Ferdinand (2002) melihat pada nilai Critical Ratio (CR) dimana nilai CR harus > 1,96. Hasil CR sikap sebesar 16,162 yang artinya hipotesis (H4) tersebut dapat diterima. Keyakinan yang berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen menunjukan bahwa keyakinan seorang konsumen yang timbul dapat membentuk sikap konsumen. Tabel 19. Hasil Uji Hipotesis Kelima (H5) Hipotesis kelima pada penelitian ini menyatakan bahwa sikap berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen.

    Jalur Path Estimate S.E C.R P Keterangan

    Keputusan Pembelian Sikap

    0,817 0,43 19,206 *** Signifikan

    Sumber: Data diolah AMOS Ver.18

    Dari hasil path analysis dengan menggunakan software AmosVer.18 menunjukan bahwa nilai estimate variabel sikap terhadap variabel keputusan pembelian sebesar 0,817 atau 81,7% dengan P*** dimana dalam Amos Ver.18 menjelaskan bahwa hipotesis (H5) tersebut signifikan dengan nilai probabilitas dibawah 0,001. Sedangkan menurut Ferdinand (2002)

    Jalur Path Estimate S.E C.R P Keterangan

    Keyakinan Motivasi

    0,199 0,56 3,562 *** Signifikan

    Jalur Path Estimate S.E C.R P Keterangan

    Sikap Keyakinan

    0,590 0,37 16,162 *** Signifikan

  • 9

    melihat pada nilai Critical Ratio (CR) dimana nilai CR harus > 1,96. Hasil CR keyakinan sebesar 19,206 yang artinya hipotesis (H5) tersebut dapat diterima. Sikap yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen menunjukan bahwa, keputusan pembelian seorang konsumen akan terbentuk dari sikap seorang konsumen dalam penentuan sebuah produk. Direct Effects Setelah melakukan uji koefisien jalur dan menentukan hipotesis di terima atau tidak, tabel 20 menunjukan seberapa besar nilai yang terbentuk secara langsung antara variabel satu ke variabel lainnya. Tabel 20. Direct Effects

    Sumber: Data diolah AMOS Ver.18

    Gambar 1. Diagram Jalur Direct Effects

    (Sumber: Data diolah, 2011)

    Indirect Effects Indirect effects digunakan untuk melihat seberapa besar nilai hubungan sebuah variabel terhadap variabel lain secara tidak langsug. Untuk tabel 21 menjelaskan nilai hubungan antar variabel yang tidak secara langsung terbentuk. Tabel 21. Indirect Effects

    Sumber: Data diolah AMOS Ver.18

    Gambar 2. Diagram Jalur Indirect Effects (Sumber: Data diolah, 2011)

    Model Fit Summary Dalam hasil uji penelitian, model fit summary digunakan untuk melihat apakah model sudah dikatakan fit atau belum. Menurut Joreskog dan Sorbon pada tahun 1993 (Tonyteaching.wordpress.com, 26-06-2011) nilai cut-off value untuk RMR dan RMSEA sebesar < 0,05 sedangkan nilai cut-off untuk GFI, AGFI, CFI dan TLI adalah sebesar > 0,9. Sedangkan cut-off value menurut Solimun (2005) menyatakan bahwa Cmin sebesar < 2, RMSEA < 0,08, RMR < 0,05 dan untuk AGFI, GFI, TLI, CFI, NFI dan PGFI sebesar > 0,9. Maka peneliti mengunakan standar cut-off value menurut Solimun. Pada penelitian ini berikut adalah tabel 22, dimana pada tabel 22 menunjukan standar-standar suatu model dikatakan fit. Tabel 22. Hasil Uji Goodness of Fit Index

    Goodness of Fit index

    Hasil Uji Cut-off Value

    Keterangan

    Cmin/C Square 432.294 < 2 Tidak Fit GFI 0.685 > 0.9 Cukup Fit RMSEA 0.553 < 0.08 Fit RMR 0.034 < 0.05 Fit CFI 0.713 > 0.9 Cukup Fit NFI 0.712 > 0.9 Cukup Fit

    Sumber: Data diolah AMOS Ver.18 Solimun (2005) jika ada satu atau lebih parameter yang telah fit model maka model tersebut dinyatakan sesuai dengan data (fit). Data GOF pada tabel 4.26 menunjukan sudah terdapat beberapa indikator GOF index yang memenuhi standar. Ukuran ini memberikan kesimpulan bahwa konstruk variabel penelitian menjamin kesesuaian model dengan data sampel yang digunakan. Hal ini menunjukan bahwa interprestasi yang telah dilakukan dapat diandalkan.

    Gambar 3. Model Analisis Jalur

    (Sumber: Data diolah, 2011)

    Pembahasan Hasil Penelitian Perkembangan dan peningkatan

    industri perdagangan dari tahun ke tahun semakin pesat, banyaknya industri perdagangan yang berkembang menyebabkan persaingan yang semakin ketat

    Variabel Pembelajaran Persepsi Motivasi Keyakinan Sikap

    Keyakinan 0,564 0,378 0,199 0,000 0,000 Sikap 0,000 0,000 0,000 0,590 0,000 Keputusan 0,000 0,000 0,000 0,000 0,817

    Variabel Pembelajaran Persepsi Motivasi Keyakinan Sikap

    Keyakinan 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

    Sikap 0,333 0,223 0,118 0,000 0,000

    Keputusan 0,272 0,183 0,096 0,482 0,000

  • 10

    oleh karena itu konsumen di untungkan oleh adanya persaingan industri perdagangan tersebut. Konsumen bisa dikatakn mendapatkan keuntungan karena disebabkan oleh persaingan antar produsen untuk menarik hati konsumen. Dengan begitu konsumen akan semakin dimanjakan dengan semakin banyaknya pilihan atas produk, kualitas yang tinggi, dan harga yang murah. Namun di sisi perusahaan, persaingan yang ketat akan menjadikan tantangan yang harus dihadapi untuk menarik konsumen sebnayak-banyaknya. Dengan kata lain persaingan akan menimbulkan inovasi-inovasi baik dalam hal produk maupun startegi pemasarannya. Dalam konsidi persaingan yang ketat tersebut hal utama yang harus diprioritaskan perusahaan adalah mengerti akan apa yang diinginkan oleh konsumen. Untuk itulah, perusahaan harus mengetahui faktor yang memepengaruhi sisi internal konsumen yang tidak lepas dari faktor psikologis. Faktor-faktor psikologis itu terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap.

    Motivasi disini adalah kondisi yang menggerakkan konsumen agar mampu mencapai tujuan utama dalam motifnya. Pengertian motivasi perlu dipahami oleh perusahaan khususnya manajer pemasaran karena seorang manajer perlu mengetahui apa yang terjadi motif pembelian seseorang terhadap suatu produk atau brand tertentu, sebab hal ini dapat mempengaruhi startegi perusahaan. Tidak hanya itu saja, motivasi seorang konsumen bisa berasal dari luar maupun dari dalam diri konsumen. Sedangkan persepsi merupakan proses pemilihan, pengorganisasian dan penginterpretasikan informasi oleh konsumen menjadi sesuatu yang bermakna yang kemudian akan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pemenuhan kebutuhan. Persepsi dikaitkan dengan perilaku konsumen disini berkaitan dengan kebutuhan dan kepuasan konsumen pada perilaku yang mengetengahkan pola pengambilan keputusan konsumen didalam melakukan pemilihan atas produk yang mereka pakai melalui perubahan makna informasi secara selektif dan mengingat sesuatu secara selektif. Sedangkan pembelajaran merupakan perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai akibat dari pengalaman. Proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen merupakan proses belajar. Proses belajar pada suatu pembelian terjadi apabila konsumen ingin menggapai dan memperoleh suatu keputusan, atau sebaliknya tidak terjadi apabila konsumen merasa dikecewakan oleh produk yang

    kurang baik. Sedangkan untuk keyakinan dan sikap adalah keadaan jiwa dan keadaan berpikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang disinyalir melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau secara dinamis pada perilaku. Hirarki pengaruh kepribadian menyatakan bahwa perubahan dalam kepercayaan mendahului perubahan sikap. Jika kepercayaan menghalangi pembelian maka yang dicoba untuk diubah oleh produsen adalah mengubah sikap tanpa kepercayaan yang terbentuk merupakan hasil dari proses evaluasi terhadap informasi yang diterima. Konsumen akan sulit berubah sikap terhadap produk yang memiliki keterkibatan tinggi. Karena terhadap produk itu konsumen merasakan bahwa nilai-nilai dan kepercayaan yang ada dalam dirinya bisa diekspresikan.

    Dari penelitian yang telah dilakukan dapat dijelaskan mengenai implikasi hasil penelitian dai masing-masing variabel, yaitu:

    A. Variabel Motivasi (X1) Berdasarkan hasil penelitian, variabel

    motivasi merupakan variabel yang berpengaruh kurang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap motor matik dibandingkan dengan variabel persepsi dan pembelajaran, hasil penelitian ini menunujkan bahwa motivasi hanya membentuk keyakinan seorang konsumen sebesar 3,562 dengan estimate 19,9%. Variabel motivasi meliputi keinginan seorang konsumen dalam berkendara, harga yang ditawarkan sesuai dengan keuangan konsumen, kualitas dari motor matik tersebut yang dapat menimbulkan keinginan seorang konsumen untuk berkendara, harga jual kembali produk tinggi, keinginan untuk mencoba mengendarai motor matik, bangga memiliki motor matik, dan keberadaan bengkel resmi maupun dealer penjulan mudah dijangkau konsumen. Dalam hal ini, kualitas motor matik adalah pembentuk motivasi seorang konsumen. Karena kualitas motor matik yang ditawarkan menjadi hal yang utama terbentuknya motivasi seorang konsumen, karena kualitas suatu produk tersebut sangat penting bagi seorang konsumen, karena konsumen akan merasa puas bila suatu produk terbesbut berkualitas baik. Selain itu, harga jual kembali motor matik yang masih tinggi menjadi faktor penguat motivasi seorang konsumen, khusus bagi konsumen yang cepat merasa jenuh atas produk yang digunakannya, hal ini lebih ditekankan akan prestise seseorang yang meraca cepat jenuh pasca pembelian suatu produk motor matik. Dengan demikian harga motor matik yang sesuai dengan keuangan konsumen, dan harga purna jual yang tinggi

  • 11

    atas produk motor matik dapat dijadikan faktor-faktor yang dapat mendorong konsumen untuk memiliki motor matik. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kenyataan yang terjadi dilapangan sebagian besar responden telah menjadikan motor matik sebagai kebutuhan sekunder dalam berkendara. Hal ini yang menjadikan variabel motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap keyakinan seorang konsumen dalam keputusan pembelian motor matik. Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian terdahulu telah yang dilakukan Wahyuni (2008), Marhaini (2008) serta Kusumayanto dan Wahyu S (2006) dimana variabel motivasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Dikatakan hampir sama karena pada penelitian ini menunjukan bahwa motivasi tidak terlalu signifikan terhadap keputusan pembelian. Berbeda lagi terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari (2008), dimana hasil penelitiannya menunjukan bahwa motivasi memiliki nilai yang sanagt signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen atas pakaian di Matahari Department Store Malang Town Square. Karena pada penelitian ini motivasi tidak secara langsung mempengaruhi keputusan pembelian, karena variabel motivasi harus melewati variabel keyakinan terlebih dahulu untuk mencapai variabel keputusan pembelian.

    B. Variabel Persepsi (X2) Berdasarkan hasil penelitian, variabel

    persepsi merupakan variabel cukup berpengaruh terhadap keyakinan seorang konsumen. Hal ini ditunjukkan bahwa keyakian seorang konsumen akan terbentuk sebesar 5,186 dengan nilai estimate antara variabel persepsi dan pembelajaran sebesar 37,8%. Variabel persepsi terdiri beberapa indikator yang menyebabkan terbentuknya persepsi seorang konsumen. Tetapi hanya 2 indikator saja yang paling besar membentuk sebuah persepsi seorang konsumen yaitu, sebuah iklan maupun media masa dan media cetak yang dapat membentuk persepsi konsumen atas produk motor matik dan konsumen merasa lebih percaya diri bila mengendarai motor matik. Meskipun perusahaan atau produsen motor matik harus memperhatikan pengenalan produknya di berbagai media, sehingga konsumen lebih mengenal produk baru yang ditawarkan oleh perusahaan atau produsen motor matik. Begitu pula dengan asumsi bahwa mengendarai motor matik dapat menumbuhkan rasa percaya diri seorang konsumen bila mengendarai motor matik merupakan persepsi yang berassal dari dalam

    diri konsumenVariabel ini sangat berpengaruh signifikan, karena konsumen memiliki dua persepsi, baik persepsi yang berasal dari dalam diri, maupun persepsi yang terbentuk dari luar diri konsumen. Variabel persepsi cukup signifikan berpengaruh terhadap keyakinan seorang konsumen terhadap produk motor matik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi bernilai cukup signifikan terhadap keputusan pembelian, hasil penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh Ritonga (2008) dimana dalam penelitiannya mengenai faktor psikologis konsumen terhadap pengambilan keputusan pembelian produk handphone merek Nokia menunjukan bahwa persepsi bernilai cukup signifikan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2008), Marhaini (2008) serta Kusumayanto dan Wahyu S (2006) dan Sari (2008) menunjukan bahwa persepsi memiliki nilai yang signifikan.

    C. Variabel Pembelajaran (X3) Berdasarkan hasil penelitian, variabel

    pembelajaran merupakan variabel yang sangat berpengaruh signifikan terhadap keyakinan seorang konsumen terhadap motor matik. Dari hasil penelitian variabel pembelajaran membentuk keyakinan seorang konsumen sebesar 6,962 dan memiliki nilai estimate antar variabel keyakinan sebesar 56,4%. Variabel pembelajaran meliputi adanya tanggapan yang berasal dari keluarga, saudara maupun teman dari seorang konsumen. Tanggapan-tanggapan yag berasal dari luar diri konsumen membantu pembelajaran seorang konsumen atas produk tersebut. Selain itu kecocokan sebuah produk atas motor matik menjadi terbentuknya pembelajaran konsumen, serta kecocokan harga yang ditawarkan sesuai dengan produk tersebut. Adanya harga yang sesuai dengan produk tersebut membuat konsumen yakin untuk melakukan keputusan pembelian. Pembelajaran yang dimiliki oleh konsumen atas produk tersebut membuat konsumen yakin atas produk yang dipilihnya. Oleh karena itu konsumen tidak merasa kecewa karena harga yang terlalu tinggi terhadap produk tersebut, karena konsumen akan merasa yakin jika harga produk tersebut sesuai dengan kualitas yang diberikan. Dalam hal ini, pembelajaran konsumen dalam membeli motor matik, selain itu tanggapan dan adanya rasa kecocokan dalam menggunakan motor matik memberikan pengaruh yang besar terhadap pembelian motor matik. Jika konsumen memperoleh lebih banyak keuntungan ketika memiliki motor matik, konsumen tidak akan merasa kecewa atas produk yang dibelinya. Selain

  • 12

    pembelajaran mengenai motor matik, kecocokan dalam menggunakan motor matik serta adanya harga yang sesuai atau cocok terhadap motor matik tersebut menjadi jadi pertimbangan konsumen dalam membeli motor matik. Pentingnya akan tanggapan yang diberikan oleh keluarga, saudara maupun teman dari konsumen mengenai motor matik memberikan masukan yang cukup besar terhadap pembelajaran konsumen. Hal ini berkaitan dengan kecocokan harga atas motor matik tersebut. Untuk itu, pihak produsen atau perusahaan motor matik harus memperhatikan keperluan konsumen dalam mengendarai motor matik sehingga membuat konsumen cocok dalam mengendarai motor matik. Selain itu produsen harus tepat menentukan harga motor matik dari segi bahan baku motor tersebut, sehingga produsen secara tepat sasaran dalam penentuan harga jual motor matik di pasaran, dan mampu bersaing dengan perusahaan atau produsen motor matik lainnya dari segi harga, sehingga konsumen lebih yakin untuk memilih produk tersebut. Penelitian ini menunjukan hasil bahwa pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dimana penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2008), Ritonga (2008), Marhaini (2008) serta Kusumayanto dan Wahyu S (2006) dan Sari (2008) yang menunjukan bahwa nilai variabel pembelajran memiliki nilai yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk.

    D. Variabel Keyakinan (X4) Berdasarkan hasil penelitian, variabel

    keyakinan terbentuk dari variabel motivasi, persepsi dan pembelajaran, variabel keyakinan akan membentuk variabel sikap dari seorang konsumen. Dari hasil penelitian ini, variabel keyakinan membentuk variabel sikap sebesar 16,62 dengan nilai estimate antar variabel sebesar 59% . Variabel keyakinan sangat memiliki nilai yang signifikan untuk membentuk sikap dari seorang konsumen dalam melakukan keputusan pembelian sebuah produk. Variabel keyakinan meliputi persepsi mengenai motor matik sehingga menimbulkan keyakinan konsumen, dan adanya keyakinan seorang konsumen atas suku cadang asli produk tersebut mudah didapat. Dalam hal ini, akan jaminan atas suku cadang yang asli suatu produk mudah untuk didapat kan oleh konsumen. Begitu pula ketika persepsi seorang konsumen terbentuk mengenai motor matik sehingga mepengaruhi keyakinan seorang konsumen. Dengan demikian rasa yakin dan persepsi

    seorang konsumen atas motor matik yang dipilihnya meyakinkan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2008), Sari (2008), Marhaini (2008) serta Kusumayanto dan Wahyu S (2006) berbeda dengan hasil penelitian ini, karena pada penelitian sebelumnya variabel keyakinan dan sikap menjadi satu indikator dimana memiliki nilai yang signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan pada penelitian ini variabel keyakinan menjadi satu bagian saja yang mempengaruhi sikap seorang konsumen, dan secara tidak langsung mempengaruhi keputusan pembelian, tetapi pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel keyakinan sangat signifikan terhadap variabel sikap konsumen. Dengan kata lain variabel keyakinan secara tidak langsung mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap sebuah produk.

    E. Variabel Sikap (X5) Hasil penelitian tersebut

    membuktikan bahwa variabel sikap terbentuk atas variabel keyakinan. Dimana hasil penelitian ini menunjukan nilai sebesar 19,206 dan nilai estimate antar variabel sebesar 81,7%. Dengan itu maka variabel sikap memiliki nilai yang sangat signifikan demi terbentuknya sebuah variabel keputusan pembelian konsumen atas sebuah produk. Sikap seorang konsumen di tentukan oleh variasi suatu desain produk tersebut dapat membentuk sikap konsumen dalam membeli motor matik yang di produksi atau dihasilkan oleh sebuah perusahaan atau industri, oleh karena itu seorang produsen atau industri motor matik harus melakukan penyesuaian desain produknya mengikuti perkembangan zaman dan menyesuaikan keinginan seorang konsumen. Oleh karena itu produsen harus benar-benar memperhatikan keinginan seorang konsumen, sehingga sikap konsumen dengan tersendirinya akan terbentuk. Manajemen perusahaan harus pandai-pandai melihat desain produknya baik dari cover bodi maupun dari striping motor tersebut, sehingga menaikan penjualan motor matik. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2008), Ritongga (2008), Marhaini (2008) serta Kusumayanto dan Wahyu S (2006) dan Sari (2008) berbeda lagi dengan hasil penelitian ini, karena pada penelitian sebelumnya variabel keyakinan dan sikap menjadi satu indikator dimana memiliki nilai yang signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan pada penelitian ini variabel sikap menjadi satu bagian saja yang mempengaruhi keputusan pembelian, dan

  • 13

    variabel sikap secara langsung mempengaruhi keputusan pembelian, hasil penelitian ini menunjukan bahwavariabel sikap memiliki nilai yang sangat signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Dengan kata lain variabel sikap langsung mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap sebuah produk.

    PENUTUP Kesimpulan Dari pengolahan dan analisis data, pengujian hipotesis, analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan yaitu, bahwa faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, membentuk keyakinan seorang konsumen dan sikap yang terbentuk dari keyakinan mempengaruhi keputusan pembelian seorang konsumen. Keterbatasan Penelitian Meskipun penelitian ini telah dilakukan dengan semaksimal mungkin, sehinggah terbukti bahwa penelitian ini menunjukan hasil yang valid serta reliabel. Namun tidak menutup kemungkinan penelitian ini terhindar dari keterbatasan-keterbatasan yang ada baik bersifat eksternal maupun internal. Beberapa pertimbangan untuk peneliti selanjutnya adalah: 1. Karena keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan lainnya dalam diri peneliti, maka penelitian ini dilaksanakan dalam tempo yang tidak terlalu lama. Sehingga dalam penyebaran kuesionernya tidak terlalu besar, sehingga dapat menimbulkan data yang tidak valid dan reliabel. 2. Karena pada penelitian ini bersifat kuantitatif. Maka tidak menutup kemungkinan pengolahan data atas jawaban responden tidak sesuai dengan harapan peneliti. Dikarena responden yang cenderung membela diri sendiri, menjawab kuesioner karena terburu-buru dan melihat pertanyaan maupun pernyataan kuesinoer sehingga responden memberikan jawab yang kurang tepat. 3. Variabel penelitian ini dirasa kurang luas karena peneliti hanya melakukan penelitiannya terhadap faktor psikologis saja. Dimana faktor psikologis terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan, sikap, dan keputusan pembelian. 4. Peneliti menyadari pemilihan subjek yang terlalu kecil yaitu hanya seluruh masyarakat yang tinggal di Kelurahan Bekasi Barat. 5. Kurang beragamnya aplikasi program lunak (software) yang digunakan dalam pengolahan data, sehinggah peneliti

    mendapatkan kesulitan dalam mengolah data. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan alat bantu aplikasi program lunak (software) SPSS Ver.17 dan AMOS Ver.18. Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian yang telah dikemukakan, maka peneliti menyarankan untuk penelitian kedepannya, yaitu: 1. Mencoba semaksimal mungkin untuk menghindari keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan lainnya, sehingga pada penelitian kedepannya kuesioner dapat mencakup kategori yang lebih luas, sehinggah dapat terhindar dari data yang tidak valid maun reliabel. 2. Memberikan pengarahan, rasa nyaman, dan melihat situsai seorang responden pada saat melakukan pengisian kuesioner. Sehinggah responden bisa memahai lebih baik isi pertanyaan maupun pernyataan yang ada dalam kuesioner tersebut, sehinggah responden tidak memberikan jawaban yang kurang tepat dalam pengisian kuesioner tersebut. Selain itu harus pandai mengambil waktu seorang responden untuk mengisi kuesioner, sehingga responden tidak terburu-buru dalam megisi kuesioner yang menyebabkan kurang tepatnya dalam memberikan jawaban. 3. Bagi peneliti kedepannya diharapkan untuk dapat meneruskan dan mengembangkan penelitian ini, melalui penelitan yang lebih mendalam tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi seorang konsumen dalam pengambilan keputusan seperti, faktor budaya, sosial dan faktor pribadi. 4. Perluasan subjek penelitian perlu diperluas oleh peneliti kedepannya, agar dalam pengolahan datanya mendapatkan hasil yang hampir sama dengan kondisi yang ada dilapangan. 5. Penggunaan alat bantu program lunak (software) yang lebih beragam serta berbeda dari penelitian ini. Sehinggah peneliti kedepannya dapat melihat perbedaan hasil output yang dikeluarkan oleh masing-masing aplikasi program lunak (software)

    DAFTAR PUSTAKA Anastasia, N., Lieyanto, Y., dan Wongosari.

    F., 2005, Analisis Faktor-Faktor Yang di Pertimbangkan Konsumen Dalam Pembelian Properti di Citiraya Surabaya, Jurnal Dimensi Teknik Sipil, Vol. 7, No. 2, hal 75-80.

  • 14

    Angel et al., 1955, Consumer Behavior, International Edition, Eight Edition, The Dryden Press Harcourt Brace College Publisher.

    Aprillanita, R., 2009, Analisis Pengaruh

    Faktor Psikologis Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, Skripsi, Program Pascasarjana, Universitas Brawijaya Malang.

    Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian,

    Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

    Aritonang, D (2011), AISI: Penjualan

    Sepeda Motor Naik 10% di 2011, Wordpress.com, 01 April 2011 diakses dari http://aritonang.wordpress.com/data/AISI-Penjualan-Sepeda-Motor-Naik-10%-di-2011/ pada tanggal 19 April 2011.

    Asseal, H., 1995, Consumer Behaviour and

    marketing action (5th ed). Cincinnati, OH, South-Western College Publishing.

    Azwar, S., 2001, Reliabilitas dan Validitas,

    Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Bandura, A., 1982, Self-efficacy

    Mechanism In Human Agency. American Psychologist, 37, hal .122-147.

    Basuki, R.S., 2008, Pengaruh Pelayanan

    Purna Jual Terhadap Keputusan Pembelian Hand Phone, Jurnal Administrasi dan Bisnis, Vol. 2, No. 1, hal75-87.

    BPS (2011), Statistik Federation of Asian

    Motorcycle Industries, FAMI, 2011 diakses dari http://www.fami.com pada tanggal 19 April 2011.

    BPS, 2009, Statistik Jumlah Penduduk Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi.

    Brown, T.A., 2006, Confirmatory Factor

    Analysis for Applied Research, The Guilford Press Publishing Company, New York, London.

    Dharmmesta, B.S., 1999, Loyalitas

    Pelanggan: Sebuah Kajian Konseptual Sebagai Panduan Bagi Peneliti, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 13.

    Dharmmesta, B.S., 1999, Riset Konsumen

    Dalam Pengembangan Teori Perilaku Konsumen dan Masa Depannya, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 1, hal 60-70.

    Eko, A.S., 2009, Aplikasistatistik dengan

    SPSS 16.0., Cetakan Pertama, Penerbit Prestasi Pustaka.

    Engel, J.F., Roger, D.B., dan Paul, W.M.,

    1994, Perilaku konsumen Jilid Pertama, Edisi Edisi Keenam, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

    Fadli., dan Qamariah, I., 2008, Analisis

    Pengaruh Faktor-Faktor Ekuitas Merek Sepeda Motor Merek Honda Terhadap Keputusan Pembelian, Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 1, No. 2, hal. 48-58.

    Ferdinand, A., 2002, Structural Equation

    Modelling Dalam Penelitian Manajemen, Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang.

    Fishbein, Martin, dan Ajzen, I., 1975, Belief,

    Attitude, Intention, and Behavior: An Introduction to Theory and Research, Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Company.

    Haliana, N., 2008, Analisis Faktor-Faktor

    yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Indomie. Skripsi, Program Pascasarjana, Universitas Gunadarma, Jakarta (tidak dipublikasikan).

    Howard, J.A., dan Sheth J.N., 1969, The

    Theory of Buyer Behavior, Edisi cetak ulang, New York: John Wiley and Sons.

    Kurniawan, A., (2011), Yamaha Naikan Target Penjualan 2011, Kompas.com, 04 Januari 2011 diakses dari http://otomotif.kompas.com/read/2011/01/04/14373238/Yamaha.Naikkan.Target.Penjualan.2011 pada tanggal pada tanggal 19 April 2011.

    Kurniawan, A., (2011), Laris Manis Honda dan Yamaha di Indonesia, Kompas.com, 07 Januari 2011 diakses dari http://otomotif.kompas.com/read/2011/01/07/11273138/Laris.Manis.Honda.da

  • 15

    n.Yamaha.di.Indonesia pada tanggal pada tanggal 19 April 2011.

    Kurniawan, A., (2011), Kuartal I Penjualan Motor Honda Naik, Kompas.com, 06 April 2011 diakses dari http://otomotif.kompas.com/read/2011/04/06/0924586/Kuartal.I.Penjualan.Motor.Honda.Naik pada tanggal 19 April 2011.

    Kurniawan, A., (2011), Penjualan Kuartal-I 2011, Nyaris j Juta Unit, Kompas.com, 07 April 2011 diakses dari http://otomotif.kompas.com/read/2011/04/07/10261545/Penjualan.Kuartal.I.2011.Nyaris.2.Juta.unit pada tanggal pada tanggal 19 April 2011.

    Kotler, P., 2002, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Ketiga, Jilid Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.

    Kotler, P., dan Amstrong, G.., 2004, Dasar-

    dasar Pemasaran, Penerbit PT Indeks, Jakarta.

    Kotler, P., dan Amstrong, G.., 2006, Dasar-

    dasar Pemasaran, Penerbit PT Indeks, Jakarta.

    Kotler, P., dan Armsrong, A., 2001, Prinsip-

    Prinsip Pemasaran, Edisi Kedelapan, Jilid Pertama, Penerbit PT. Indeks, Jakarta.

    Kotler, P., dan Armstrong, A., 2001, Dasar-

    Dasar Pemasaran, Edisi Kesembilan, Jilid Pertama, Penerbit PT. Indeks, Jakarta.

    Kotler, P., dan Keller, K.L., 2007a,

    Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid Pertama, Penerbit PT. Indeks, Jakarta.

    Kotler, P., dan Keller, K.L., 2007b,

    Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid Kedua, Penerbit PT. Indeks, Jakarta.

    Kurniawan, H., 2006, Analisis Faktor-

    Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap, Skripsi, Pascasarjana, Universitas Merdeka, Malang.

    Marhaini., 2008, Analisis Perilaku

    Konsumen Dalam Pembelian

    Komputer Merek Acer, Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 1, No. 3, hal 89-96.

    Miller, A.G., 2005, The social psychology of

    good and evil. New york: Guilford Press.

    Motivasi Eksterinsik,

    www.psikologia.wordpress.com pada tanggal 06 Mei 2011.

    Mowen, J.C., dan Minor, M., 2002, Perilaku

    Konsumen. alih bahasa Lina Salim, Penerbit Erlangga, Jakarta.

    Ritonga, F. D., 2008, Pengaruh Faktor-

    Faktor Perilaku Psikolgis Konsumen Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Handphone Merek Nokia, Skripsi, Program Pascasarjana, Universitas Sumatra Utara, Medan.

    Sarwono, J., dan Martadiredja, T., 2008,

    Riset Bisnis Untuk pengambilan Keputusan, Penerbit Andi, Yogyakarta.

    Schiffman., Leon, G., dan Kanuk, L.,L.,

    2004, Perilaku Konsumen, Edisi Ketujuh, Penerbit PT. Indeks, Jakarta.

    Schiffman., Leon, G., dan Kanuk, L.L.,

    1991, Consumer Behavior, Fourth Edition, Prentice Hall Int, New Jersey USA.

    Sebayang, M.K., dan Siahaan, S.D.O.,

    2008, Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Yamaha Mio pada Mio Automatik Club (MAC) Medan, Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 1, No. 3, hal 117-125.

    Sekaran, U., 2006, Metodologi Penelitian

    untuk Bisnis, Edisi Keempat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

    Semuel, H., Kosasih, A.V., dan Novia, H.,

    2007, Perilaku dan Keputusan Pembelian Konsumen Restoran Melalui Stimulus 50% Discount di Surabaya, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 2, hal. 73-80.

    Setiawati, B., 2006, Pengaruh Kualitas

    Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Kerupuk Rambak Dwijoyo di Desa Penaggunalan, Skripsi, Program

  • 16

    Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

    Sheppard, B.H., Hartwick J., and Warshaw,

    P.R., 1988, The Theory of Reasoned Action: A Metaanalysis of Past Research with Recommendation for Modifications and Future Research Journal of Consumer Research.

    Sudiyarto., dan Hanani, N., 2008, Kajian

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Membeli/Mengkonsumsi Buah Lokal, 23 Mei 2008 di akses dari http://web.pemasaran.com/edisi-penelitian/SH14814439.pdf pada tanggal 19 April 2011.

    Sugiono., 2006, Analisis Tentang Faktor-

    Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen, Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 4, No. 2.

    Sugiyono., 2004, Metode Penelitian Bisnis,

    Cetakan Ketujuh, Penerbit Alfabeta, Bandung.

    Sugiyono., 2009, Metode Penelitian Bisnis,

    Penerbit Alfabeta, Bandung. Sujoko., 2007, Faktor-Faktor yang

    Mempengaruhi Keputusan Pemakaian Jasa Warnet di Kota Jember, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 2, No. 1, hal 9-20.

    Swasta, B.D.H., dan Handoko, T.H., 1987,

    Analisa perilaku Konsumen, Edisi kedua, Penerbit Liberty, Jogjakarta.

    Tarsim, 2009, Pengaruh Desain Produk

    Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Merk Yamaha, Makalah Seminar Riset Pemasaran, Serang Raya.

    Teaching, T., diakses dari

    www.tonyteaching.wordpress.com pada tanggal 27 Juni 2011.

    Tedjakusuma, R., Hartini, S., dan Muryani.,

    2001, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Air Minum Mineral Di Kotamadya Surabaya, Jurnal Penelitian Dinamika Sosial, Vol. 2, No. 3, hal 48-58.

    Teori Perilaku Konsumen., www.wikipedia.com diakses pada tanggal 31 Mei 2011.

    Tjiptono, F., 1997, Strategi pemasaran, Jilid

    Kedua, Penerbit FakultasPsikologi, UGM, Yogyakarta.

    Triatmono., (2010), Data Penjualan Motor

    Nasional 2010, wordpress.com, diakses dari http://triatmono.wordpress.com/data/data-penjualan-motor-nasional-2010/ pada tanggal pada tanggal 19 April 2011.

    Triton, P.B., 2006, SPSS 13.0 Tarapan:

    Riset Statistik Parametrik, Penerbit Andi, Yogyakarta.

    Umar, H., 2002, Metode Riset Bisnis,

    Cetakan Pertama, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Wagustian., (2011), Penjualan Sepeda

    Motor Naik 21% di Kuartal I 2011, Arsipberita.com, 08 April 2011 diakses dari http://arsipberita.com/show/penjualan-sepeda-motor-naik-21-di-kuartal-i-2011-200034.html pada tanggal pada tanggal 19 April 2011.

    Wahdi, M., 2008, Pengaruh Atribut Produk

    Terhadap Keputusan Pembelian Rokok, Jurnal Administrasi dan Bisnis, Vol. 2, No. 2, hal 98-111.

    Wahyu, S.W.D., dan Kusumayanto.D.D.,

    2009, Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Notebook ACER, Eksekutif, Vol. 6, No. 1.

    Wahyuni, D.U., 2008, Pengaruh Motivasi,

    Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda di Kawasan Surabaya Barat, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 10, No. 1, hal 30-37.

    www.astra-honda.com diaskses pada tanggal

    20 April 2011. www.kymco.or.id diaskses pada tanggal 20

    April 2011. www.suzuki.co.id diaskses pada tanggal 20

    April 2011.

  • 17

    www.yamaha-motor.co.id diaskses pada tanggal 20 April 2011.

    Zulkifli, B.J., (2009), 2010, Omzet

    Penjualan Sepeda Motor Nasional Mencapai Rp 65 Triliun, Kompas.com, 25 November 2009 diakses dari http://otomotif.kompas.com/read/2009/11/25/0954862/Omzet Penjualan Sepeda Motor Nasional Mencapai Rp 65 Triliun pada tanggal 19 April 2011.