Contoh Laporan KP
-
Upload
heriyandielvis -
Category
Documents
-
view
59 -
download
8
description
Transcript of Contoh Laporan KP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dalam era globalisasi
saat ini begitu pesat. Terutama dalam bidang IT yang semakin maju seiring
dengan kebutuhan pemakai (user) untuk memperoleh suatu karya atau inovasi
maksimal serta memperoleh kemudahan dalam segala aktivitas untuk mencapai
suatu tujuan.
Penggunaan komputer dalam sistem informasi tidak lepas dari penyediaan
sarana berupa software dan hardware yang memiliki kecepatan proses yang
memadai sebanding dengan tingkat pekerjaan, serta penyediaan brainware,
sehingga user yang menjalankan sistem tersebut mengalami peningkatan agar
tidak menjadi sia-sia karena ketidakmampuan pengguna.
Absensi berdasarkan kamus Bahasa Indonesia, absen adalah tidak
bekerjanya seorang pegawai pada saat hari kerja, karena sakit, izin, alfa atau cuti.
Absensi adalah daftar administrasi ketidakhadiran pegawai. Sedangkan Presensi
adalah bekerjanya seorang pegawai pada saat hari kerja.
Di Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas yang menangani absensi
adalah bidang disgiat. Fungsi bidang disgiat disini yaitu mengatur jalannya proses
absensi dan merekap absensi santri, memberikan surat keterangan sakit,
memberikan izin acara-acara resmi seperti lomba, olimpiade dan lain-lain.
Kebutuhan akan data dan informasi semakin meningkat, karena data dan
informasi dapat digunakan sebagai landasan baik dalam kegiatan pengendalian
1
maupun perencanaan operasional di masa yang akan datang. Dengan adanya
kebutuhan data dan informasi yang mampu menunjang kegiatan
perusahaan/Instansi yang efektif dan efisien. Penanganan informasi data absensi
merupakan bagian pesantren yang sangat penting. Dengan adanya sistem
informasi absensi tersebut tentunya akan mempermudah informasi dan
mengefesiensikan waktu secara optimal.
Semakin meningkatnya usaha maka informasi yang diperlukan pun
semakin meningkat. Mengingat terbatasnya tempat, tenaga dan waktu dalam
melakukan pendataan data absensi santri diperlukan suatu alat bantu berupa
komputer untuk mengatasi masalah tersebut.
Komputer merupakan alat bantu dalam pendataan data absensi santri
memiliki peranan cukup penting dalam suatu instansi/Dinas atau perusahaan
untuk memudahkan penemuan kembali sumber informasi yang diperlukan, yang
pada akhirnya akan memperlancar kehidupan dan perkembangan pondok
pesantren. Oleh karena itu penulis membuat penelitian kerja praktek dengan judul
“Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Absensi Pondok Pesantren
Modern Nurul Ikhlas Padang Panjang”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dibahas adalah:
bagaimana merancang sistem informasi absensi santri di Pondok Pesantren
Modern Nurul Ikhlas Padang Panjang.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari laporan kerja
praktek ini adalah merancang sistem informasi absensi santri di Pondok Pesantren
Modern Padang Panjang. Dan memiliki kebutuhan – kebutuhan pendukung seperti
2
dalam bentuk Business Process Model Notation (BPMN), use case diagram,
Entity Relation Diagram (ERD).
1.4 Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada penulis membatasi laporan kerja
praktek ini dengan hanya membahas terkait dengan :
1. Melakukan analisis terhadap sistem informasi absensi yang sedang
berjalan.
2. Perancangan sistem informasi absensi santri.
3. Kebutuhan fungsional terhadap perancangan sistem informasi absensi.
4. Membuat rancangan sistem informasi absensi dengan menggunakan
BPMN.
1.5 Sitematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan dibahas tentang latar belakang pelaksanaan kerja praktek di Pondok
Pesantren Modern Nurul Ikhlas Padang Panjang yang penulis jalani. Selain itu
dalam bab ini juga dibahas rumusan masalah, batasan masalah, tujuan serta
sistematika penulisan laporan kerja praktek.
BAB II PROFIL ORGANISASI
Bab ini akan dibahas struktur organisasi Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas
Padang Panjang, deskripsi pekerjaan yang dilakukan serta jadwal pekerjaan
selama pelaksanaan kerja praktek.
3
BAB III LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang beberapa teori yang menunjang kegiatan kerja praktek,
perangkat lunak yang digunakan selama kerja praktek, serta teori lainnya yang
mendukung pelaksanaan kerja praktek di Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas
Padang Panjang.
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN
Bab Analisis dan Perancangan menjelaskan analisis dan hasil perancangan yang telah
dilakukan. Analisis sistem menggunakan BPMN dan hasil perancangan dalam bentuk
use case diagram dan ERD
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran mengenai hasil analisis terhadap Pondok
Pesantren Modern Nurul Ikhlas Padang Panjang.
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB II
PROFIL ORGANISASI
2.1 Profil Organisasi
Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas terletak antara gunung Marapi dan
gunung Singgalang dengan pemandanggan alam yang indah, udara yang sejuk dan
lingkungan yang asri. Tenaga dukatif PPM Nurul Ikhlas terdiri dari pengasuh
Asrama dan Tenaga Administratif. PPM Nurul Ikhlas menyelenggarakan program
pendidikan SMP Intensive, SMP Excellent, SMA Intensive, SMA Excellent.
SMP Intensive atau SMA Intensive adalah sekolah yang santri-santrinya
memiliki kemampuan standar sedangkan SMP Excellent atau SMA Excellent
adalah sekolah yang santri-santrinya memiliki kemampuan diatas rata-rata dari
sekolah intensive.
Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas sebagai suatu lembaga pendidikan
berbasis Al Quran telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan ini
dimaksudkan untuk menjadikan Pomdok Pesantren Modern Nurul sebagai
lembaga pendidikan yang dapat menciptakan manusia seutuhnya yang sesuai
dengan visi, dan misi Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas.
Pada Tahun 1989 Pondok Pesantren Modern Diniyah Putera didirikan oleh
Dra. Isnaniah Shaleh dan H. Riza Muhammad Yunas Shaleh, Lc, yang berlokasi
di Padang Panjang. Pondok Pesantren Modern Diniyyah Putera dipimpin oleh H.
Riza Muhammad, Lc. Tahun 1990 Lokasi PPM Diniyyah Putera dipindahkan ke
desa Pincuran Tinggi Kecamatan Sepuluh Koto kabupaten Tanah Datar. Nama
Diniyyah Putera dirubah menjadi Nurul ikhlas.
5
Tahun 1991 didirikan Yayasan Nurul Ikhlas dengan Akte Notaris Nomor:
11 tahun 1991 dengan notaris Julinar Idris, SH yang berkedudukan di Bukittinggi.
Adapun pendiri yayasan yaitu H. Zainal Dt. Pamuncak (Alm.), Ir. H. Azwar Anas,
H. Riza Muhammad, LC, Ir. H. Ismet Darwis (Alm.), H. Ismet Jamal (Alm.) dan
Yayasan Nurul Ikhlas diketuai oleh Ir. H. Azwar Anas.
Tahun 1991 Pondok Pesantren Modern berubah nama menjadi Pondok
Pesantren Modern Nurul Ikhlas.Tahun 1992 Pondok Pesantren Modern Nurul
Ikhlas tingkat SLTP dan SLTA mendapat izin operasional dari Kepala Kantor
Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Kanwil Depdiknas) Sumatera
Barat dengan surat keputusan nomor : KPTS.013.08.R.1993 untuk Tingkat SLTA.
Tahun 1993 SLTP Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas mendapat
akreditasi dari Kakanwil Depdiknas Sumatera Barat dengan status Diakui dengan
Surat Keputusan Nomor: Kpts.268.08.R.1993.
Tahun 1995 SMU Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas mendapat
akreditasi dari Direktur Sekolah Swasta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
di Jakarta dengan status Diakuidengan Surat Keputusan Nomor:
024/C/KEP/I/1995.Tahun 2000 SMU Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas
mendapat akreditasi dari Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta dengan status Disamakan dengan
Surat Keputusan Nomor: 79/C.C7/Kep/PP/2000.
Tahun 2005 KMI (Kulliyatul Al-Mu'allimin Al-Islamiyah) Pondok
Pesantren Modern Nurul Ikhlas mendapat akreditasi dari Dirjend Pendidkan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional dengan status Disetarakan
6
dengan Surat Keputusan Nomor : 25/C/Kep/MN/2005 Tanggal 28 Januari
2005.Tahun 2005 SMP Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas mendapat
akreditasi dari Badan Akreditasi Sekolah Kabupaten Tanah Datar dengan status
terakreditasi dengan peringkat A dengan Surat Keputusan Nomor:
04/BASKAB/TD/III/2005Tahun 2009 SMA Pondok Pesantren Modern Nurul
Ikhlas mendapatkan akreditasi dari Badan Akreditasi Provinsi Sumatera Barat
dengan status terakreditasi dengan peringkat B berdasarkan sertifikat akreditasi
tanggal 27 Oktober 2009.
Tahun 2011 Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas berkembang menjadi 4
sekolah yaitu SMP Intensif Nurul Ikhlas, SMA Intensif Nurul Ikhlas, SMP
Excellent Nurul Ikhlas (SK Bupati Tanah Datar Nomor 421.3/132/Disdik 2012),
dan SMA Excellent Nurul Ikhlas. Surat Keputusan Bupati Tanah Datar Nomor
421.4/133/Disdik-2012.
Tahun 2012 SMP Intensif Nurul Ikhlas mendapatkan akreditasi dari Badan
Akreditasi Provinsi Sumatera Barat dengan status terakreditasi dengan peringkat
A yang ditetapkan tanggal 12 November 2012.
2.2 Visi dan Misi
2.2.1 Visi
Ridho Allah dunia dan akhirat.
2.2.2 Misi
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Berakhlak dan berbudi pekerti yang luhur.
3. Berwawasan luas.
7
4. Cerdas, terampil, disiplin , suka bekerja keras, serta profesional dalam
menghadapi tantangan.
5. Sehat jasmani.
2.3 Struktur Organisasi
Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas Padang Panjang dikepalai oleh
Pimpinan PPM Nurul Ikhlas dan terdiri dari beberapa Kepala Bagian dan
beberapa koordinator. Struktur organisasi dari Pondok Pesantren Modern Nurul
Ikhlas Padang Panjang dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini:
8
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas Padang Panjang
2.4 Lingkup Pekerjaan
Kerja praktek yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas
Padang Panjang dilaksanakan oleh lima mahasiswa Jurusan Sistem Informasi.
Sistem kerja praktek yang disiapkan oleh pihak di Pondok Pesantren Modern
Nurul Ikhlas Padang Panjang adalah dengan menempatkan masing-masing
mahasiswa dalam masing-masing bidang dan dipindahkan bagiannya setiap
harinya di Pusdatin ( Pusat Data dan Informasi) dengan tujuan seluruh mahasiswa
yang melaksanakan kerja praktek bisa mengetahui dan mempelajari apa-apa saja
yang ada di pusdatin tersebut.
Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas Padang Panjang yanng memiliki
lima bidang bagian yaitu bidang akademik, Administrasi, Disgiat, Pustaka, dan
Asrama. Masing-masing mahasiswa ditempatkan di tiap-tiap bagian dan setiap
harinya akan di roling di bagian pusdatin. Selama pekerjaan kerja praktek, saya
melakukan analisis kerja di bidang Disgiat ( Disiplin dan Kegiatan ) dengan
lingkup kerja sebagai berikut:
1. Mempelajari alur alur proses disiplin dan kegiatan santri seperti absen dan
data pelanggaran dapat terintegrasi dengan data akademik berbasis
teknologi informasi.
2. Mempelajari bagaimana tugas dan fungsi di bidang Disgiat (Displin dan
Kegiatan) di Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas.
9
2.4.1 Pusat Data dan Informasi
Merupakan bagian dari pusat pengolahan data-data dan informasi seperti
absensi santri yang direkap ke dalam aplikasi web yang bernama JIBAS (Jaringan
Infromasi Bersama Antar Sekolah).
2.4.2 Perpustakaan
Merupakan wadah untuk memelihara dan meningkattkan efisiensi dan
efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisir secara baik
dan sistematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan
kemudahan bagi proses belajar mengajar siswa di sekolah tempat perpustakaan
tersebut berada.
2.4.3 Disgiat (Disiplin dan Kegiatan)
Merupakan tempat dimana bimbingan bagi santri terhadap hal yang
berhubungan dengan kedisiplin dan kegiatan-kegiatan santri seperti absen, serta
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
2.4.4 Asrama
Merupakan tempat para santri dan santriwati tinggal , disanalah mereka
diberi bimbingan tentang ilmu keagaamaan dan berkegiatan, cara menjadi
kepimpinan yang baik dann benar, dan lain-lain.
10
2.5 Jadwal Kerja
Pelaksanaan kerja praktek dimulai dari tanggal 10 November – 10
Desember 2014. Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan selama kerja praktek ini
mencakup beberapa hal seperti yang terdapat pada Tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1 daftar pekerjaan selama kerja praktek
11
12
No Kegiatan Waktu
1 Membersihkan dan merapikan
ruangan kerja KP selama sebulan
10 November 2014
2 Membuat KAKP ( Kerangka Acuan
Kerja Praktek )
11 – 13 November 2014
3 Mengumpulkan berkas – berkas di
kantor Disgiat ( Disiplin dan
Kegiatan)
14 – 16 November 2014
4 Membuat Laporan mingguan
pertama
17 November 2014
5 Menganalis dan mempelajari alur
proses dari berkas yanng didapat
18 – 21 November 2014
6 Input data – data santri di kantor
Pusdatin ( Pusat Data dan Informasi )
22 November 2014
7 Input absen santri dan merekap
mingguan kedalam system JIBAS
23 - 24 November 2014
8 Membuat Laporan kegiatan
mingguan kedua
25 November 2014
9 Membuat dan merancang use case
tentang absensi santri
26 – 29 November 2014
10 Memperbaiki cpu yang rusak 30 November 2014
11 Membuat laporan kegiatan mingguan
ketiga
1 Desember 2014
12 Membuat dan merancang tabel relasi
absensi santri
2 – 5 Desember 2014
12 Memasang jaringan internet 6 - 7 Desember 2014
13 Menyiapkan berkas kerja praktek 8 – 10 Desember 2014
Tabel 2.1 Daftar Pekerjaan Praktek
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Konsep Dasar Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasasi, dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan - laporan yang diperlukan.
Menurut Agus Mulyanto (2009:29) “Sistem informasi merupakan suatu
komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang
memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk
mencapai suatu tujuan”.
13
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu alat yang
membantu dalam menyediakan informasi bagi penerimanya dan untuk membantu
dalam pengambilan keputusan bagi manajemen didalam operasi perusahaan
sehari-hari dan informasi yang layak untuk pihak luar perusahaan.
3.2 Absensi
Berdasarkan kamus Bahasa Indonesia, absen adalah tidak bekerjanya
seorang pegawai pada saat hari kerja, karena sakit, izin, alpa atau cuti. Absensi
adalah daftar administrasi ketidakhadiran pegawai.
3.4 Sistem Informasi Absensi
Sistem menurut (Marimin, 2006) adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri
dari bagian-bagian yang berkaaitan satu sama lain yang berusaha mencapai satu
tujuan dalam suatu lingkungan kompleks. Sedangkan menurut (Lumbangol,2008)
sistem adalaha hubungan satu unit denggan unit yang lainnya dan saling
berhubungan satu sama lainnya, tidak terpisahkan serta menuju suatu kesatuan
dalam rangka mencapai satu tujuan yang telah ditetapkan.
3.5 BPMN
BPMN atau Business Process Model Notation merupakan sebuah standar
penggambaran proses bisnis yang dikeluarkan oleh Open Management Goup.
BPMN menjelaskan cara merancang business process dan mendeskripsikan secara
teknis bagaimana business process dieksekusi untuk keperluan otomatisasi.
14
BPMN lebih powerfull dibandingkan flowchart atau activity diagram sebab
BPMN memiliki standar pemodelan proses bisnis yang kompleks dan mampu
menjelaskan desain-desain rumit proses bisnis.
BPMN atau Business Process Model Notation merupakan sebuah standar
penggambaran proses bisnis yang dikeluarkan oleh Open Management Goup.
BPMN menjelaskan cara merancang business process dan mendeskripsikan secara
teknis bagaimana business process dieksekusi untuk keperluan otomatisasi.
BPMN lebih powerfull dibandingkan flowchart atau activity diagram sebab
BPMN memiliki standar pemodelan proses bisnis yang kompleks dan mampu
menjelaskan desain-desain rumit proses bisnis.
Diagram BPMN terdiri atas elemen yang terbagi atas 4 (empat) kategori,
yaitu Flow Object, Connecting Object, Swimlanes, dan Atrifacts. Berikut masing-
masing elemen BPMN tersebut:
3.5.1 Flow Object
Yang terdiri atas beberapa bagian, yaitu event, activity, dan gateway yang dijelaskan
sebagai berikut ini:
1. Event
Event direpresentasikan dalam bentuk lingkaran seperti pada Gambar 3.1
dan menjelaskan apa yang terjadi saat itu. Ada tiga jenis event, yaitu start,
intermediate, dan end. Masing-masing mewakili kejadian dimulainya proses
bisnis, interupsi proses bisnis, dan akhir dari proses bisnis.
15
Gambar 3.1 Event
2. Activity
Activity merepresentasikan pekerjaan (task) yang harus diselesaikan.
Activity ditunjukkan dengan persegi panjang dengan ujung-ujung bulat seperti
yang digambarkan pada Gambar 3.2 dan merupakan bentuk umum untuk
pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan. Sebuah aktivitas dapat berdiri sendiri
atau gabungan. Ada empat macam activity, yaitu task, looping task, sub process,
dan looping subprocess.
Gambar 3.2 Activity
3. Gateway
Gateway merepresentasikan pemecahan alur yang terdapat di dalam proses
bisnis. Gateway digambarkan dengan bentuk seperti belah ketupat seperti pada
Gambar 3.3 dan digunakan untuk mengontrol percabangan dan penggabungan
Sequence Flow. Jadi, gateway menentukan keputusan tradisional, penggabungan,
dan penggabungan aliran. Internal markers akan menentukan perilaku dari
16
kontrol. Ada berbagai macam gateway, yaitu exclusive data based, exclusive
event based, inclusive event based, dan parallel.
Gambar 3.3 Gateway
3.4.2 Connecting Object
Connecting Object terdiri atas 3 elemen yaitu sequence flow, message flow,
dan association yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Sequence flow
Sequence flow merepresentasikan pilihan default untuk menjalankan proses.
Sequence flow dinotasikan dengan panah garis seperti pada Gambar 3.4.
Sequence Flow
Gambar 3.4 Sequence flow
2. Message flow
17
Message flow merepresentasikan aliran pesan antar proses. Message flow
dinotasikan dengan panah garis putus-putus seperti pada Gambar 3.5.
Message Flow
Gambar 3.5 Message flow
3. Association
Association digunakan untuk menghubungkan elemen dengan artifact.
Association digambarkan dengan titik-titik yang tersusun menyerupai garis dengan panah
disalah satu ujungnya, seperti yang digambarkan pada Gambar 3.6.
Association
Gambar 3.6 Association
3.4.3 Swimlanes
Elemen ini digunakan untuk mengkategorikan secara visual seluruh
elemen dalam diagram. Swimlanes digambarkan dengan bentuk garis yang
memisahkan dan mengelompokkan aktor (pelaku yang berinteraksi dengan
system). Banyak metodologi pemodelan menggunakan konsep swimlanes sebagai
mekanisme untuk membagi kategori visual yang menggambarkan kemampuan
fungsional atau tanggung jawab yang berbeda.
18
Ada dua jenis swimlanes, yaitu pool dan lane yang dijelaskan sebagai berikut ini:
1. Pool
Pool mewakili partisipan dalam sebuah proses. Partisipan merupakan actor yang
memiliki peran dalam sistem yang dirancang. Pool Dinotasikan seperti pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Pool
2. Lane
Lane sub-bagian dalam sebuah pool dan akan menambah panjang dari pool baik
vertikal atau horisontal. Lane digunakan untuk mengatur dan mengkategorikan aktivitas.
Lane dinotasikan sepertipada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Lane
3.4.4 Artifacts
19
Elemen yang digunakan untuk memberikan informasi tambahan dari sebuah
proses. Elemen ini terdiri atas tiga jenis, yaitu:
1. Data object
Data object digunakan untuk menjelaskan data apa yang dibutuhkan dalam
proses. Data object dinotasikan seperti pada Gambar 3.9
Data
Gambar 3.9 Data object
2. Group
Group untuk mengelompokkan sejumlah aktivitas di dalam proses tanpa
mempengaruhi proses yang sedang berjalan. Group dinotasikan seperti pada
Gambar 3.10
Gambar 3.10 Group
3. Annotation
20
Annotation digunakan untuk memberi catatan agar diagram menjadi lebih mudah
dimengerti Annotation dinotasikan seperti pada Gambar 3.11
Gambar 3.11 Annotation
3.6 Use Case
Model fungsional sebuah system yang menggunakan actor dan use case.
Use case adalah layanan (services) atau fungsi-fungsi yang disediakan oleh
system untuk penggunanya (Henderi et al, 2008). Use Case adalah suatu pola atau
gambaran yang menunjukan prilaku atau kebiasaan system.
Use case merepresentasikan operasi-operasi yang dilakukan oleh actor.
Use case digambarkan berbentuk elips dengan nama operasi dituliskan di
dalamnya. Actor yang melakukan operasi dihubungkan dengan garis lurus ke use
case.
3.6.1 Komponen – komponen Use case
Terdapat beberapa komponen-konponen Use case, diantaranya sebagai
berikut:
1. Actor
21
Actor menggambarkan pengguna software aplikasi (user). Actor
membantu memberikan suatu gambaran jelas tentang apa yang harus dikerjakan
software aplikasi.
2. Use Case
Use case menggambarkan perilaku software aplikasi, termasuk di
dalamnya interaksi antara actor dengan software aplikasi tersebut.
Berikut beberapa hal yang menentukan penggunaan use case pada suatu
sistem:
a. Pola perilaku perangkat lunak aplikasi.
b. Gambaran tugas dari sebuah actor.
c. Sistem atau “benda” yang memberikan sesuatu yang memberikan nilai
kepada actor.
d. Apa yang dikerjakan oleh suatu perangkat lunak (bukan bagaimana cara
mengerjakannya).
3. Association / Directed Association
Association / Directed Association), yaitu hubungan statis antar element.
Pada umumnya, menggambarkan element yang memiliki atribut berupa element
lain, atau element yang harus mengetahui eksistensi element lain.
Panah navigability menunjukkan arah query antar element.
4. Generalization dan Pewarisan
22
Generalization dan pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antar element.
Element dapat diturunkan dari element lain dan mewarisi semua atribut dan
metoda element asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga ia
disebut anak dari element yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah
generalisasi.
5. Dependency
Dependency (ketergantungan) adalah suatu jenis hubungan yang
menandakan bahwa satu element, atau kelompok element, bertindak sebagai klien
tergantung pada unsur lain atau kelompok element yang berlaku sebagai penyalur.
Ini merupakan suatu hubungan lemah yang menandakan bahwa jika penyalur
klien diubah maka klien secara otomatis akan terpengaruh oleh perubahan
tersebut. Ini merupakan suatu hubungan searah.
3.6 Activity Diagram
Activity diagram memodelkan workflow proses bisnis dan urutan aktivitas
dalam sebuah proses. Diagram ini sangat mirip dengan flowchart karena
memodelkan workflow dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya atau dari aktivitas ke
status. Activity diagram bermanfaat untuk pemodelan proses untuk membantu
memahami keseluruhan proses dan menggambarkan parallel behaviour (interaksi
antara beberapa use case).
Berikut elemen-elemen activity diagram yang dapat dilihat pada tabel 3.1
activity diagram element di bawah ini:
23
Gambar tabel 3.1 activity diagram element
3.7 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan pemodelan yang
digunakan untuk menggambarkan masing-masing entitas dan relasi antar entitas
dari bentuk notasi menjadi sebuah diagram data sehingga proses transaksi dapat
tergambar dengan jelas (Edi, 2009). ERD pada sistem informasi peminjaman dana
bergulir dirancang sesuai dengan proses normalisasi yang dilakukan. Tabel-tabel
yang dihasilkan pada proses normalisasi digabung menjadi satu kesatuan sehingga
menjadi sebuah ERD lengkap.
24
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1 Analisis Sistem
Analisis sistem adalah suatu proses mengumpulkan dan
menginterpretasikan fakta-fakta yang ada, mendiagnosa persoalan, dan
menggunakannnya untuk memperbaiki sistem. Hasil yang diperoleh dari analisis
sistem berupa gambaran sistem yang sedang berjalan dan bentuk permasalahan
serta rancangan sistem baru yang akan dikembangkan.
25
4.2 Business Process Model Notation
BPMN atau Business Process Model Notation merupakan sebuah standar
penggambaran proses bisnis yang dikeluarkan oleh Open Management Goup.
BPMN menjelaskan cara merancang business process dan mendeskripsikan secara
teknis bagaimana business process dieksekusi untuk keperluan otomatisasi.
BPMN lebih powerfull dibandingkan flowchart atau activity diagram sebab
BPMN memiliki standar pemodelan proses bisnis yang kompleks dan mampu
menjelaskan desain-desain rumit proses bisnis.
4.2.1 BPMN Sistem Informasi Absensi yang sedang berjalan
Pada bagian Disgiat (Disiplin dan Kegiatan) ini, merupakan sistem BPMN
yang sedang berjalan di pondok pesantren modern nurul ikhlas padang panjang.
Dimana prosesnya guru mengambil absen di kelas, kemudian mengiisikan absen
tersebut. Setelah mengambil absen, dokumen absen tersebut di periksa dan
dikumpulkan setiap harinya ke bagian Disgiat. Hal tersebut terlihat pada gambar
4.1.
26
Gambar 4.1 BPMN Absensi yang sedang berjalan
4.2.2 BPMN Sistem Informasi Absensi yang diusulkan
Pada sistem yang diusulkan , di bagian Disgiat tidak perlu mengumpulkan
dokumen absen , hanya tinggal menginputkan kedalam sistem. Dengan begitu,
akan mengurangi adanya dokumen-dokumen absen yang menumpuk sehingga
keakuratan dan keamanan menjadi efisien.
27
Gambar 4.2 BPMN Absensi yang diusulkan
4.3 Use case
Use Case Diagram digunakan untuk menggambarkan kebutuhan
fungsional yang diharapkan dari sebuah sistem. Use Case Diagram
merepresentasikan gambaran grafis dari beberapa actor, use case, dan interaksi di
antara komponen-komponen tersebut pada sebuah sistem yang akan dibangun.
Kebutuhan fungsional yang telah didefinisikan pada tahap analisis perancangan
Sistem Informasi Absensi Pondok Pesantren Modern Padang Panjang melibatkan
empat actor yaitu wali kelas, santri, disgiat dan orangtua dengan masing-masing
use case nya seperti terlihat pada gambar 4.3.
28
Gambar 4.3 Use case diagram
4.4 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity relationship diagram (ERD) merupakan representasi grafis yang
menggambarkan hubungan antara entitas di dalam database. ERD dapat disebut
juga sebagai teknik pemodelan data yang dapat membantu menentukan proses
bisnis sehingga digunakan sebagai dasar pada database relasional (Rouse, 2014).
Tiga komponen utama ERD adalah entitas yaitu objek atau konsep yang disimpan
pada data store, hubungan diantara entitas, dan kardinalitas yaitu hubungan yang
mendefenisikan jumlah diantara entitas (Chapple, t.t.).
Entity relationship diagram dibuat berdasarkan kebutuhan pada sistem
yang telah digambarkan pada use case sebelumnya. Entity relationship diagram
ini dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini:
29
Gambar 4.4 ERD Sistem informasi Absensi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dengan adanya sistem informasi absensi yang berbasis komputerisasi
dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh Pondok Pesantren
Modern Padang Panjang dalam pengolahan data absensi. Setelah penulis
menganalisa dan mempelajari permasalahan yang terjadi, penulis mengambil
beberapa kesimpulan diantaranya:
1. Sistem informasi absensi ini dirancang dengan tujuan untuk mengganti
pencatatan data absensi secara manual menjadi terkomputerisasi yaitu untuk
dapat meminimalisasi tingkat kesalahan dalam pencatatan mengelola data
absensi santri.
30
2. Sistem Informasi absensi ini dapat mempermudah dan mempercepat waktu
memproses data absensi santri sehingga dapat menghemat waktu.
3. Dengan sistem informasi dapat menyimpan dan mengelola data absensi secara
teratur sehingga mempermudah dalam pembuatan laporan.
5.2 Saran
Dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini penulis memberikan saran kepada
Pondok Pesantren Modern Padang Panjang dalam analisis perancangan Sistem
Informasi absensi yaitu agar pihak Pondok Pesantren Modern Padang Panjang
dapat beralih ke sistem informasi absensi berbasis online agar terhindar dari
kehilangan/kerusakan data secara fisik, perubahan data oleh pihak yang tidak
berwenang dan pencaharian data dapat dilakukan dengan mudah.
31
DAFTAR PUSTAKA
Analisis dan Disain Sistem Informasi, Jogiyanto, 2005 :11
Unikom,”BAB II Landasan Teori,”2004.
Absensi,”Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),”[Online].[Diakses 19 Februari
2015].
Mulyanto, Agus., 2009.Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Marimin. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Grasindo,2006.
Chapple, M. t.t. About Technology. [Online] at:
http://databases.about.com/od/specificproducts/a/Database-
Relationships-An-Introduction-To-Foreign-Keys-Joins-And-E-R-
Diagrams.htm [Diakses 19 FEBRUARI 2015].
Edi, Doro, Stevalin Betshani. 2009. Analisis Data dengan Menggunakan ERD
dan Model
Konseptual Data Warehouse. Jurnal Informatika, Vol.5, No.1, Hal:71-85.
Bandung.
32