contoh kasus manajemen farmasi rumah sakit

download contoh kasus manajemen farmasi rumah sakit

of 28

description

1. Selesaikan problem kasus di atas dengan metode SOAP!2. Buatlah pemantauan terapi (Drug Therapeutic Monitoring/DTM) dengan metode the four square method !

Transcript of contoh kasus manajemen farmasi rumah sakit

MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT

KASUS 4

Pasien N perempuan usia 48 tahun datang ke RS dengan keluhan sesak nafas dan batuk sejak 2 minggu yang lalu.10 Hari Sebelum Masuk Rumah Sakit demam (+), sesak (+)Minum masih mau, Buang Air Kecil terakhir 3 jam Sebelum Masuk Rumah SakitRiwayat HiperTensi dan Diabetes Mellitus disangkal

Pemeriksaan fisikSuhu : 39 derajat CTekanan darah : 130/90 mmHgHeart rate : 116 kali per menitRR : 44 kali per menit

Pemeriksaan Lab Leukosit : 15.000/mikroLNeutrofil : 55.9%Limfosit : 29.0 %Monosit : 7.9 %Eosinofil : 5.1 %Basofil : 0.0 %Eritrosit : 3.29Hb : 10 g/dLHematokrit : 28.1% MCV : 85.6 flMCH : 26.1 pgMCHC : 30.5 g/dLTrombosit : 353Kreatinin : 1.57 mg/dLUreum : 167 mg/dL

Hasil Thoraks AP : tampak opasitas info oven di paracardial dextra. Corakan bronchovaskuler paru sinistra kasar dengan air bronchogram (+).Sinus costophrenicus dextda terbuka sinistra terpotong.Cor : CTR < 0.56Kesan thoraks AP : Pneumonia dextraBesar cor normal

DiagnosaPneumonia

TerapiAzithromicin 1 x 500 mg ivCeftriaxon 1 gram/ 12 jamMethylprdnisolon iv 2 x 125 mgParacetamol 3 x 500 mg Acetylcistein 3 x 200 mg Furosemid 40 mg/ 12 jamKetosteril 3 x 1 tabletPantoprazole 2 x 40 mgOndansetron 2 x 8 mg tabletFlixotide 2 mL tiap 8 jam

Pertanyaan:

1. Selesaikan problem kasus di atas dengan metode SOAP!2. Buatlah pemantauan terapi (Drug Therapeutic Monitoring/DTM) dengan metode the four square method !

JawabA. Metode SOAPa. SubjectiveNy. NPerempuanUsia 48 tahunKeluhan sesak nafas dan batuk sejak 2 minggu yang lalu.10 HSMRS demam (+), sesak (+)Minum masih mau, BAK terakhir 3 jam SMRSRiwayat HT dan DM disangkal

b. ObjectiveVital signSuhu : 39 derajat C36.5C - 37.5CTekanan darah : 130/90 mmHg90/60 - 120/80 mm HgHeart rate : 116 kali per menit60 - 100 per menitRR : 44 kali per menit14 - 20 per menit

Pemeriksaan LaboratoriumLeukosit : 15.000/mikroL4.000 11.000/mikroLsel darah putih adalah melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan virus. Pemeriksaan leukosit dilakukan untuk mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggungjawab terhadap imunitas tubuh, evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses metabolik toksik dan keganasan sel darah putih.

Neutrofil : 55.9%50-70 %Neutrofil berperan dalam melindungi tubuh melawan infeksi

Limfosit : 29.0 %25-40 %Limfosit berperan untuk memproduksi antibodi dalam melawan infeksi

Monosit : 7.9 %2-8 %Berperan dalam sistem imun

Eosinofil : 5.1 %2-4 %Eosinofil berperan dalam reaksi alergi, reaksi obat dan infeksi parasit.

Basofil : 0.0 %0-1,0 %Basofil berperan dalam proses alergi dan inflamasi

Eritrosit : 3.293,8-5,2 (106/l)Fungsi eritrosit / sel darah merah adalah membawa oksigen ke seluruh tubuh

Hb : 10 g/dL12-16 (g/dl)Hb merupakan protein yang terdapat dalam eritrosit yang berfungsi membawa oksigen ke dalam tubuh. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi Hb

Hematokrit : 28.1% 37-47 %Hematokrit merupakan perbandingan antara sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dengan plasma darah

MCV : 85.6 fl80-100 fLPemeriksaan untuk mengetahui rata-rata volume eritrosit

MCH : 26.1 pg26-34 pgPemeriksaan untuk mengetahui rata-rata banyaknya hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit.

MCHC : 30.5 g/dL32-36 g/dLKonsentrasi hemoglobin pada volume eritrosit. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keadaan anemia

Trombosit : 353150-450 (103/l)Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah. Pemeriksaan trombosit dilakukan untuk mengevaluasi gangguan pembekuan darah.

Kreatinin : 1.57 mg/dL0,6 1,2 mg/dLKadar kreatinin dalam darah dapat dipengaruhi oleh gangguan ginjal. Oleh karena itu, kreatinin sangat berguna dalam mengevaluasi fungsi ginjal. Peningkatan kadar kreatinin mengindikasikan penurunan laju filtrasi glomerulus.

Ureum : 167 mg/dL20 mg 40 mgUreum merupakan hasil akhir metabolisme protein untuk mengetahui adanya gagal ginjal akut atau tidak, suatu sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan mendadak kecepatan penyaringan ginjal, disertai dengan penumpukan sisa metabolisme ginjal.

Hasil Thoraks Antero Posterior (AP): tampak opasitas info oven di paracardial dextra. Corakan bronchovaskuler paru sinistra kasar dengan air bronchogram (+).Sinus costophrenicus dextda terbuka sinistra terpotong.Cor : CTR < 0.56Kesan thoraks AP : Pneumonia dextraBesar cor normal

c. AssesmentMencegah timbulnya gejala yang kronis dan menggangguMencegah keparahanan penyakit penumonia.Mencegah morbiditas dan mortalitas akibat penyakit penumonia. Eradikasi patogen Meminimalkan ESOMemperbaiki kualitas hidup pasien

d. Plan1. Azithromicin 1 x 500 mg ivAzithromycin adalah golongan antibiotik makrolida yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi akibat bakteri, seperti infeksi telinga, kelamin, kulit, sinusitis, bronkitis, pneumonia,tonsilitis, dan faringitis.Azithromycin bekerja dengan cara menghentikan perkembangbiakan bakteri yang menyebabkan infeksi tersebut. Obat ini dapat dikonsumsi mereka yang alergi terhadap penisilin.PERINGATAN:Bagi wanita yang sedang hamil, sesuaikan pemakaian dan dosis dengan anjuran dokter. Sedangkan bagi wanita yang sedang menyusui, tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi azithromycin. Jika Anda mengonsumsi obat ini, Anda baru boleh kembali menyusui setidaknya dua hari setelah menggunakan dosis terakhir.Pastikan Anda mengonsumsi seluruh dosis yang telah diresepkan oleh dokter untuk mencegah kembalinya infeksi yang berpotensi lebih parah.Harap berhati-hati jika menderita gangguan otot yang disebutmyasthenia gravis, kelainan detak jantung, masalah pada ginjal dan organ hati. Jika terjadi reaksialergiatau overdosis, segera temui dokter.Dosis AzithromycinDosis antibiotik ini akan diresepkan berdasarkan jenis infeksi, tingkat keparahannya dan riwayat kesehatan pasien. Berikut adalah informasi mengenai dosis umum azithromycin.Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan azithromycin sebelum mulai mengonsumsinya. Azithromycin kapsul sebaiknya dikonsumsi satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan. Sedangkan dalam bentuk tablet dan cair bisa dikonsumsi setelah atau sesudah makan. Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi azithromycin pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.Jika Anda mengonsumsi obat antasida, pastikan ada jarak waktu dua jam dengan mengonsumsi azithromycin karena antasida dapat mengganggu penyerapan antibiotik ini.Bagi pasien yang lupa mengonsumsi azithromycin, disarankan segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Selain itu jangan menggandakan dosis azithromycin pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.Pastikan Anda menghabiskan seluruh dosis yang diresepkan oleh dokter meski kondisi Anda tampaknya sudah membaik. Hal ini dilakukan untuk mencegah kembalinya infeksi. Jika kondisi tidak membaik setelah menghabiskan obat, periksakan diri ke dokter.Azithromycin juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang biasa terjadi setelah mengonsumsi antibiotik makrolida ini adalah nafsu makan berkurang, sakit kepala, mual, sakit perut, diare2. Ceftriaxon 1 gram/ 12 jamCeftriaxone adalah golongan antibiotikcephalosporinyang dapat digunakan untuk mengobati beberapa kondisi akibat infeksi bakteri, seperti pneumonia, sepsis, meningitis, infeksi kulit,gonoreatau kencing nanah, dan infeksi pada pasien dengan sel darah putih yang rendah. Selain itu, ceftriaxone juga bisa diberikan kepada pasien yang akan menjalani operasi-operasi tertentu untuk mencegah terjadinya infeksi.PERINGATAN:Penggunaan ceftriaxone selama masa kehamilan dan menyusui sebenarnya tidak disarankan, kecuali jika dirasa perlu oleh dokter. Harap berhati-hati jika menderita gangguan hati, ginjal, serta gangguan pencernaan seperti kolitis. Harap waspada bagi pasien yang sedang menjalani diet rendah. Jika terjadi reaksialergiatau overdosis, segera temui dokter.

Dosis CeftriaxoneDosis akan disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan infeksi serta kondisi kesehatan pasien. Ceftriaxone biasanya diberikan dengan cara disuntikkan oleh dokter. Jika gejala Anda tidak sembuh atau justru memburuk, segera beri tahu dokter.Ceftriaxone juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang biasa terjadi setelah mengonsumsi antibiotik ini adalah lelah,sariawan, nyeri tenggorokan, diare3. Methylprdnisolon iv 2 x 125 mgMethylprednisolone termasuk jenis obat kortikosteroid atau yang lebih dikenal dengan istilah steroid. Kinerja obat ini adalah menekan sistem kekebalan tubuh untuk mengurangi gejala peradangan seperti pembengkakan, nyeri, dan ruam. Obat ini dapat digunakan untuk menangani peradangan atau inflamasi dalam berbagai penyakit, misalnya penyakit Crohn, kolitis ulseratif,alergi,artritis reumatoid,asma, seranganmultiple sclerosis, serta jenis-jenis kanker tertentu. Methylprednisolone juga dapat diberikan kepada pengidap kelainan hormon.

PERINGATAN:Bagi anak-anak, wanita hamil dan yang sedang menyusui, sesuaikan dosis dan pemakaian dengan anjuran dokter. Jika menggunakan methylprednisolone, Anda perlu memberi tahu dokter atau perawat sebelum menjalani penanganan medis apapun. Harap berhati-hati bagi pengidap hipertensi,penyakit jantung, gangguan ginjal, gangguan hati,diabetesatauglaukoma,osteoporosis, hipotiroidisme,epilepsi, infeksi, myastenia gravis dan infeksi sepertituberkulosis,cacar air, campak, danherpes zoster. Harap waspada bagi yang pernah mengalamiserangan jantung, gangguan psikis,tukak lambung, gangguan inflamasi usus, penggumpalan darah, barubaru saja menerima vaksin, serta mengalami kontak langsung dengan pengidap cacar air, campak, atau herpes zoster. Peningkatan dan penurunan dosis perlu dilakukan secara berkala untuk menegah terjadinya efek samping dan gejala putus obat. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera hubungi dokter.DosisMethylprednisoloneDosis methylprednisolone sangat berbeda-beda pada tiap pasien. Faktor-faktor yang menentukan dosis methylprednisolone adalah kondisi kesehatan yang diobati, tingkat keparahannya, dan respons tubuh pasien terhadap pengobatan ini. Berat badan juga diperhitungkan dalam menentukan dosis. Takaran yang methylprednisolone umumnya berkisar antara 4-48 mg per hari. Dosis obat ini biasanya akan direvisi ulang oleh dokter setelah beberapa waktu sesuai dengan respons tubuh terhadap methylprednisolone. Peningkatan dan pengurangan dosis obat ini perlu dilakukan secara bertahap untuk mengurangi efek samping dan mencegah gejala putus obat. Methylprednisolone sebaiknya dikonsumsi dengan makanan atau setelah makan. Usahakan untuk mengonsumsi obat ini pada waktu yang sama tiap hari agar efeknya dalam tubuh maksimal. Penggunaan methylprednisolone jangka panjang atau melebihi dosis dapat meningkatkan risiko terkena gangguan kelenjar adrenal. Karena itu, dosisnya harus sesuai anjuran dokter. Jika membutuhkan vaksinasi atau konsumsi obat lain selama menggunakan obat ini, lakukanlah setelah mendiskusikannya dengan dokter. Obat ini akan menurunkan kekebalan tubuh Anda, jadi tingkatkanlah kewaspadaan serta kebersihan Anda. Segera hubungi dokter jika Anda sakit atau terjadi kontak dengan orang yang menderita infeksi. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi methylprednisolone, disarankan segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis methylprednisolone pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat. Methylprednisolone juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa potensi efek samping yang umumnya terjadi adalah mualdan muntah, nyeri ulu hati, sakit perut, gangguan pencernaan, lemas dan lelah, berkeringat melebihi biasanya, uring-uringan, kecemasan dandepresi, sulit tidur, menstruasi yang tidak teratur, kenaikan berat badan4. Paracetamol 3 x 500 mg Paracetamol adalah jenis obat yang termasuk kelompok analgesik atau pereda rasa sakit. Obat ini dipakai untuk meredakan rasa sakit ringan hingga menengah. Obat ini juga bisa dipakai untuk menurunkan demam. Dianjurkan untuk mengonsumsi paracetamol sebanyak 500 mg hingga 1 gram tiap 4-6 jam sekali.Paracetamol mengurangi rasa sakit dengan cara mengurangi produksi zat dalam tubuh yang disebut prostaglandin. Prostaglandin adalah unsur yang dilepaskan tubuh sebagai reaksi terhadap rasa sakit. Paracetamol menghalangi produksi prostaglandin, sehingga tubuh menjadi tidak terlalu fokus pada rasa sakit. Paracetamol juga bekerja dengan memengaruhi bagian otak yang berfungsi mengendalikan suhu tubuh.PERINGATAN:Bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter. Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal, gangguan hati, malanutrisi,dehidrasi, dan orang yang sering mengonsumsi minuman keras (alkohol). Untuk orang dewasa, jangan mengonsumsi lebih dari 4 gram per 24 jam. Untuk anak-anak, pastikan dosis diberikan sesuai dengan umur. Jika ragu, hubungi dokter. Jika terjadialergiatau overdosis, segera hubungi dokter. Umumnya orang mengonsumsi paracetamol tanpa masalah dan tanpa mengalami efek samping. Walau demikian, pastikan obat ini cocok untuk gejala-gejala yang Anda alami dan tidak berlawanan dengan kondisi kesehatan fisik Anda. Minimal konsumsi 500 mg paracetamol tiap empat hingga enam jam bagi orang dewasa dan sesuaikan dosis yang tepat bagi anak-anak. Obat ini bisa diminum sebelum atau sesudah makan.Jangan mengonsumsi paracetamol melebihi dosis yang ditentukan, terlalu banyak mengonsumsi obat ini bisa merusak organ hati. Apabila melewatkan waktu mengonsumsi paracetamol, jangan minum dua dosis sekaligus untuk bermaksud menggantikannya. Bagi yang mengalami overdosis, segera bawa ke IGD dan bawa bungkus paracetamol yang dikonsumsi untuk diperlihatkan ke dokter.Paracetamol jarang menyebabkan efek samping tertentu. Jika Anda memiliki keluhan setelah mengonsumsi obat ini, segera temui dokter. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah ruam, pembengkakan, kesulitan bernapas gejala alergi, tekanan darah rendah atauhipotensi trombosit dan sel darah putih menurun, kerusakan pada hati dan ginjal ketika mengalami overdosis5. Acetylcistein 3 x 200 mg Gangguan saluran pernapasan dengan sekresi mukus yang berlebihan termasuk bronkhitis, emfisema dan bronkhiektasis, pencegahan & pengobatan komplikasi bronkopulmoner dengan mukostasis, katar (radang selaput lendir dengan pengeluaran getah radang) pada bronkhial. Dan sebagai anti radikal bebas atau anti oksidan. N-acetylcysteine adalah derivat asam amino alamiah cysteine. N-acetylcysteine mempunyai aktivitas fluidifikasi melalui gugus sulfhidril bebas pada sekret mukoid atau mukopurulen dengan cara memutus jembatan disulfida intramolekul dan intermolekul dalam agregat glikoprotein. N-acetylcysteine mempunyai toleransi intestinal yang baik, cepat diabsorpsi sesudah pemberian oral dan didistribusikan ke seluruh tubuh termasuk paru.

PERINGATAN Selama pengobatan, penderita asma harus dimonitor, pengobatan dihentikan bila ada tanda-tanda bronkospasme. Bau sulfur yang ada, bukan tanda dari kerusakan obat, hanya merupakan sifat zat berkhasiatnya. Pada penderita dengan riwayat gastritis, sebaiknya diberikan setelah makan. Tidak dianjurkan untuk penderita diabetes melitus atau dapat diberikan bila kadar glukosanya terkontrol dalam batas normal.

Pada beberapa penelitian baik pada hewan maupun manusia menunjukkan pemberian N-acetylcysteine tidak menimbulkan efek teratogenik maupun efek samping berbahaya, akan tetapi selama kehamilan dan menyusui pemberian Fluimucil harus dibawah pengawasan dokter, dokter mengevaluasi rasio risiko dan manfaatnyauntuk beberapa kasus. Beritahukan kepada dokter jika anda diduga hamil atau berencana untuk hamil. Pemberian Fluimucil, khususnya pada awal treatment, dapat mengencerkan sekresi bronchial, dengan demikian secara bersamaan dapat meningkatkan volumenya

6. Furosemid 40 mg/ 12 jamFurosemide merupakan obat yang digunakan untuk membuang cairan berlebih di dalam tubuh. Cairan berlebih yang menumpuk di dalam tubuh dapat menyebabkan sesak napas, lelah, kaki dan pergelangan kaki membengkak. Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan edema dan bisa disebabkan oleh penyakitgagal jantung, penyakit hati dan penyakit ginjal. Furosemide juga digunakan untuk tekanan darah tinggi saat obat diuretik lainnya tidak bisa mengatasinya lagi. Obat ini bisa digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat diuretik lainnya, seperti triamteneatau spironolactone. Kadang-kadang obat ini juga diberi bersama dengan mineral kalium.

PERINGATAN:Bagi wanita hamil, sesuaikan dengan anjuran dokter tentang pemakaian obat ini. Furosemide sebaiknya tidak dikonsumsi ketika sedang menyusui karena dapat berdampak pada bayi. Harap berhati-hati bagi penderita penyakit ginjal, prostat, hati, rematik asam urat dan diabetes. Harap waspada bagi yang mengalami dehidrasi, sulit buang air kecil, memiliki tingkat natrium dan kalium rendah dalam darah. Jika terjadi reaksialergiatau overdosis, segera temui dokter.Dosis FurosemideDosis akan disesuaikan dengan kondisi yang ingin ditangani, kondisi kesehatan pasien dan kemudian direvisi menurut respons tubuh pasien terhadap obat. Dosis yang umum diresepkan dokter adalah antara 20-80 mg per hari. Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan furosemide sebelum mulai menggunakannya. Furosemide dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Jika diresepkan furosemide tablet, gunakan air putih untuk membantu menelannya. Obat ini sebaiknya dikonsumsi sebelum sore hari karena akan merasa perlu ke toilet beberapa kali selama beberapa jam dan hal ini akan mengganggu tidur jika mengonsumsinya terlalu malam. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi furosemide, disarankan segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis furosemide pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.Pastikan memeriksakan diri ke dokter secara teratur selama mengonsumsi furosemide agar dokter dapat memonitor perkembangan kondisi. Mengonsumsi minuman keras saat sedang menggunakan furosemide berpotensi membuat pusing jadi sebaiknya dihindari. Furosemide berpotensi menyebabkan efek samping. Tapi seiring dengan penyesuaian tubuh dengan obat, efek samping akan berkurang dan mereda. Efek samping yang umum terjadi akibat mengonsumsi obat ini adalah mulut terasa kering, sensitif terhadap cahaya matahari, pusing, sakit kepala, sakit perut, penglihatan buram, merasa lelah7. Ketosteril 3 x 1 tabletKetosteril memiliki indikasi insufisiensi ginjal kronis pada retensi terkompensasi atau terdekompensasi berfungsi untuk memasok asam amino pembentuk protein bagi penderita gangguan ginjal. Seorang penderita gangguan ginjal biasanya tidak diperbolehkan mengkonsumsi protein berlebihan, karena bisa memperburuk kondisi ginjalnya. Dengan Ketosteril, kebutuhan protein pasien tetap tercukupi dengan konsumsi makanan rendah protein.

PERHATIANPemberian kalori pada penderita haris cukup. Periksa kadar kalsium serum secara periodik.

8. Pantoprazole 2 x 40 mgPenghambat pompa proton adalah golongan obat yang bekerja dengan menghambat produksi asam pada tahap akhir mekanisme sekresi asam yaitu pada enzim (H+, K+)-ATPase dari pompa proton suatu sel parietal. PPI bersifat lipofilik (larut dalam lemak) sehingga dapat dengan mudah menembus membran sel parietal tempat asam dihasilkan serta hanya aktif dalam lingkungan asam dan pada satu tipe sel saja yaitu sel parietal dari mukosa lambung. Pranza adalah suatu sediaan dari golongan PPI, keberadaannya Pranza akan melengkapi variasi sediaan PPI dalam praktek klinis sehari-hari, misalnya dalam penanganan perdarahan saluran cerna bagian atas. Cara pemberian secara intravena akan mempercepat onset kerja obat dalam mengontrol produksi asam lambung dan menjadi alternatif pada saat penggunaan sediaan oral PPI tidak dimungkinkan. Selain itu pantoprazole memiliki interaksi obat yg paling minimal dibandingkan golongan PPI lainnyaPERHATIANPantoprazole dikontraindikasikan pada pasien yang diketahui hipersensitif terhadap salah satu komponen obat. Sebelum pengobatan ulkus lambung, kemungkinan keganasan sebaiknya disingkirkan, karena pengobatan dengan pantoprazole mungkin akan menghilangkan gejala keganasan lambung dan dapat memperlambat diagnosis. Reaksi anafilaksis pernah dilaporkan pada pemberian pantoprazole intravena, hal ini mungkin memerlukan tindakan medis yang bersifat darurat. Diagnosis adanya peradangan esofagus sebaiknya dipastikan melalui pemeriksaan endoskopi. Kadar enzim hati dipantau selama pemberian obat, dan terapi sebaiknya dihentikan jika terjadi peningkatan dari kadar enzim-enzim tersebut.

9. Ondansetron 2 x 8 mg tabletOndansetron adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobatimualdan muntah yang disebabkan oleh efek samping kemoterapi, radioterapi atau operasi. Mual dan muntah disebabkan oleh senyawa alami tubuh yang bernama serotonin. Jumlah serotonin dalam tubuh akan meningkat ketika kita menjalani kemoterapi, radioterapi, dan operasi. Seretonin akan bereaksi terhadap reseptor 5HT3yang berada di usus kecil dan otak, dan membuat kita merasa mual. Ondansetron akan menghambat serotonin bereaksi pada receptor 5HT3sehingga membuat kita tidak mual dan berhenti muntah.

PERINGATAN:Bagi wanita hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui, tidak disarankan mengonsumsi obat ini. Jika muncul rasa sakit atau pembengkakan pada bagian perut, segera temui dokter. Mungkin ini pertanda gangguan pencernaan serius. Harap berhati-hati bagi penderita gangguan pencernaan,konstipasi, gangguan hati, danpenyakit jantungdalam mengonsumsi obat ini. Jika terjadi reaksialergiatau overdosis, segera temui dokter.Dosis OndansetronDosis umum pemakaian ondansetron adalah 8 32mg per hari. Jangan menambah atau mengurangi dosis yang dianjurkan oleh dokter. Untuk mengatasi mual dan muntah pascaoperasi, obat ini diresepkan kurang lebih satu jam sebelum pelaksanaan operasi. Obat ini akan bereaksi satu hingga dua jam setelah dikonsumsi. Obat ini bisa dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Biasanya dokter akan melarang makan sebelum kemoterapi, radioterapi, atau operasi. Ondansetron bukan jenis obat yang dikunyah atau ditelan seperti tablet lainnya. Bersihkan dan keringkan tangan sebelum mengonsumsi obat ini. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi ondansetron, disarankan untuk segera mengonsumsinya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis ondansetron pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.Beberapa efek samping yang umumnya terjadi, seperti: Sakit kepaladanpusing, mudah mengantuk, kepanasan, pusing ketika berdiri, mudah lelah, konstipasi, sakit perut10. Flixotide 2 ml tiap 8 jamMeredakan gejala dan eksaserbasi asma pada pasien yang sebelumnya diterapi dengan bronkodilator saja atau dengan terapi profilaksis lain. Profilaksis asma berat pada dewasa dan remaja > 16 tahun. Terapi eksaserbasi akut asma ringan sampai dengan sedang pada anak dan remaja 4-16 tahun.Tdk utk serangan akut tp utk penanganan rutin jangka panjang. Monitor tinggi badan anak pd terapi jangka panjang. Pasien yg diterapi steroid sistemik sblmnya. Hindari penghentian terapi secara mendadak. TB paru aktif atau laten.Studi pada binatang percobaan telah memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embroisidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita, atau studi pada wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Obat hanya boleh diberikan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

PERHATIANKandidiasis pd mulut & tenggorokan, suara serak, bronkospasme paradoksikal; reaksi hipersensitivitas pd kulit; supresi adrenal, retardasi pertumbuhan, penurunan densitas mineral tulang, katarak & glaukoma

INTERAKSI OBATa. azithromycin + ondansetronPenggunaan Azitrhomycin dan ondasentron dapat meningkatkan interval QTc. Perlu monitoring serius dalam interaksi penangannya. Gunakan obat alternatif lain jika tersedia. Menggunakan azitromisin bersama-sama dengan ondansetron dapat meningkatkan risiko irama jantung yang tidak teratur yang mungkin serius dan berpotensi mengancam nyawa, meskipun efek samping relatif jarang. Anda mungkin lebih rentan jika Anda memiliki kondisi jantung yang disebut sindrom QT panjang bawaan, penyakit jantung lainnya, kelainan konduksi, atau gangguan elektrolit (misalnya, magnesium atau kehilangan kalium karena diare berat atau berkepanjangan atau muntah). Bicarakan dengan dokter Anda jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah. Anda harus mencari perhatian medis segera jika Anda mengembangkan pusing mendadak, ringan, pingsan, sesak napas, atau jantung berdebar-debar selama pengobatan dengan obat-obat ini, baik bersama-sama atau sendiri. Hal ini penting untuk memberitahu dokter Anda tentang semua obat lain yang Anda gunakan, termasuk vitamin dan herbal. Jangan berhenti menggunakan obat apapun tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter.

b. methylprednisolone + furosemidemethylprednisolone, furosemide. Mekanisme: sinergisme farmakodinamik. Kecil atau tidak signifikan interaksi. Risiko hipokalemia, terutama dengan aktivitas glukokortikoid yang kuat Sebelum menggunakan methylprednisolone, beritahu dokter jika menggunakan furosemide. Kemungkin perlu penyesuaian dosis atau tes khusus untuk aman mengambil kedua obat bersama-sama. Kombinasi ini dapat menyebabkan nyeri otot atau kram, kehilangan nafsu makan, lemah, pusing, atau kebingungan. Jika mengambil kedua obat bersama-sama, beritahu dokter jika memiliki gejala-gejala tersebut. Hal ini penting untuk memberitahu dokter tentang semua obat lain yang digunakan, termasuk vitamin dan herbal. Jangan berhenti menggunakan obat apapun tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter

c. ceftriaxone + furosemideceftriaxone meningkatkan toksisitas furosemide oleh sinergisme farmakodinamik. Kecil atau tidak signifikan interaksi. Peningkatan risiko nefrotoksisitas. Antibiotik sefalosporin seperti ceftriaxone sesekali dapat menyebabkan masalah ginjal, dan menggunakannya dengan furosemide dapat meningkatkan risiko itu. Interaksi ini lebih mungkin terjadi ketika cephalosporin diberikan pada dosis tinggi melalui suntikan ke dalam pembuluh darah atau ketika diberikan kepada orang tua atau individu dengan fungsi ginjal yang sudah ada sebelumnya penurunan. Tanda dan gejala kerusakan ginjal mungkin termasuk mual, muntah, kehilangan nafsu makan, meningkat atau menurun buang air kecil, tiba-tiba kenaikan berat badan atau penurunan berat badan, retensi cairan, pembengkakan, sesak napas, kram otot, kelelahan, lemah, pusing, kebingungan, dan tidak teratur irama jantung. Biarkan dokter tahu jika mengalami beberapa atau semua masalah ini selama pengobatan. Kemungkin perlu penyesuaian dosis atau lebih sering monitoring oleh dokter untuk menggunakan kedua obat aman. Hal ini penting untuk memberitahu dokter tentang semua obat lain yang digunakan, termasuk vitamin dan herbal. Jangan berhenti menggunakan obat apapun tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter.

d. furosemide + pantoprazoleMenggunakan pantoprazole bersama dengan furosemide dapat menyebabkan kondisi yang disebut hypomagnesemia, atau magnesium darah rendah. Obat yang dikenal sebagai inhibitor pompa proton termasuk pantoprazole dapat menyebabkan hypomagnesemia bila digunakan dalam waktu lama, dan risiko dapat ditingkatkan lebih lanjut bila dikombinasikan dengan obat lain yang juga memiliki efek seperti furosemide. Dalam kasus yang parah, hypomagnesemia dapat menyebabkan irama jantung yang tidak teratur, jantung berdebar, kejang otot, tremor, atau kejang. Pada anak-anak, irama jantung yang abnormal dapat menyebabkan kelelahan, sakit perut, pusing, dan ringan. Sebuah penyesuaian dosis atau lebih sering monitoring oleh dokter mungkin diperlukan untuk menggunakan kedua obat aman. Jika menggunakan obat inhibitor over-the-counter pompa proton seperti Prilosec OTC, Zegerid OTC atau Prevacid 24 HR harus mengikuti petunjuk pada kemasan dengan hati-hati. Jangan gunakan obat lebih sering atau untuk jangka waktu lebih lama dari yang direkomendasikan pada label kecuali diresepkan oleh dokter. Hal ini penting untuk memberitahu dokter tentang semua obat lain yang digunakan, termasuk vitamin dan herbal. Jangan berhenti menggunakan obat apapun tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter.

e. Methylprednisolone + makananJus jeruk dapat meningkatkan kadar darah dan efek metilprednisolon. Perliu membatasi konsumsi jeruk dan jus jeruk selama pengobatan dengan metilprednisolon. Namun, jika telah teratur mengkonsumsi jeruk atau jus jeruk dengan methylprednisolone, tidak mengubah jumlah produk ini dalam diet tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter atau profesional kesehatan lainnya. Hubungi dokter jika ada perubahan kondisi atau mengalami efek samping meningkat. Jus jeruk tidak diharapkan untuk berinteraksi.1) Tujuan Terapi : Mencegah timbulnya gejala yang kronis dan mengganggu Mencegah keparahanan penyakit penumonia. Mencegah morbiditas dan mortalitas akibat penyakit penumonia. Eradikasi patogen Meminimalkan ESO Memperbaiki kualitas hidup pasien2) Sasaran Terapi : Tetapkan fungsi pernafasan, tanda-tanda sakit sistemik: dehidrasi, sepsis -> kolepas Terapi soportif: oksigen, cairan pengantin bronkodilator, fisioterapi dada. Nutrtisi, pengen dalian demam Antibiotik empirik dengan Antibiotik spektrum lebar, bila kultur diketahui, sempitkan spektrum. Antibiotik aerosol belum terbukti Pencegahan dengan vaksin terhadap s. Pnemonia dan H. Influenzae Waktu hilangnya batuk Prodiksi sputum Adanya gejala

3). Strategi Terapi :a. Terapi Farmakologi :

b. Terapi Non Farmakologi :Meminimalkan paparan alergenKontrol terhadap faktor pemicu serangan (debu, polusi, merokok, olah raga, perubahan suhu)Menghindari stress fisik dan emosional.Tidak boleh minum alcoholTidak boleh memelihara hewan peliharaanKonsultasi, Informasi dan Edukasi Pasien (KIE):Adapun konsultasi, informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien untuk menunjang proses pengobatan pasien adalah sebagai berikut : Memberikan informasi tentang obat baik mengenai nama obat, dosis, aturan pakai dan cara penggunaan obat. Memberikan informasi, instruksi, dan peringatan kepada pasien dan keluarganya tentang efek terapi dan efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan. Memberikan edukasi kepada pasien dan yang merawat pasien mengenai tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi penemonia. Memberikan informasi kepada pasien untuk menhindari paparan allergen (debu, bulu binatang, asap rokok) Menganjurkan kepada pasien untuk selalu membawa obat-obatan kemana pun pasien bepergian untuk mencegah keterlambatan penanganan. Menganjurkan kepada pasien untuk melakukan fisioterapi napas (senam napas) untuk melatih pernapasan. Terapi suportif: nitrisi dan hidrasi yang cukup, fisioterapi Edukasi pencegahan: cuci tangan, masker sanitasi

B. Metode the four square methodSubyektif terapetikKeluhan sesak nafas hilangKeluhan batuk hilangDemam HilangFrekuensi buang air kecil normal

Obyektif terapetikSuhu normal 36-37 CTekanan darah normal120/80 mmHgDenyut nadi normal60-100 permenitRespiration Rate normal 14-20 kali permenit.Leukosit turun 4000-11.000/LEosinofil turun 2-4%Hemoglobin naik 12-16 g/dLHematokrit naik 37-47MCHC naik 32-36 g/dLKreatinin turun 0,6-1,2mg/dLUreum turun 20 40 mg

Subyektif toksikPasien mengalami keluhan sesak nafasPasien mengalami keluhan batukPasien masih mengalami demamPoliuria

Obyektif toksikSuhu normal 39 CTekanan darah 130/90 mmHgDenyut nadi 116 permenitRespiration Rate 44 kali permenit.Leukosit 15.000/ LEosinofil 5,1%Hemoglobin 10 g/dLHematokrit 28,1%MCHC 30,5 g/dLKreatinin 1,57 mg/dLUreum turun 167 mg

Subyektif terapetik: data subyektif yang digunakan untuk menilai keberhasilan terapi Obyektif terapetik: data obyektif yang digunakan untuk menilai keberhasilan terapi Subyektif toksik: data subyektif yang digunakan untuk menilai bahwa terapi tidak efektif atau bahkan berbahaya/toksik Obyektif toksik: data obyektif yang digunakan untuk menilai bahwa terapi tidak efektif atau bahkan berbahaya/toksik

Daftar pustakaWells, B. G., Dipiro, J. T., et al., 2009, Pharmacotherapy Handbook, 7th ed, New York, McGraw Hill Companies.Dipiro, 2005, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Sixth Edition, The McGraw-Hill Companies, Inc.,USA.Lacy, C.F., Amstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance, L.L., 2006, Drug Information Handbook, 14th Edition, AphA, Lexi-Comp Inc, Hudson, Ohio.Tatro, D., 2001, Drug Interaction Facts, 6th Ed, Fact and Comparisons, USA.Gunawan, S. G., 2009, Farmakologi dan Terapi, Edisi V, Balai Pustaka Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.Anonim, 2006, MIMS Annual, Indonesia, PT. Info Master Lisensi dari CMP Medica, Jakarta.

TUGAS MATA KULIAHFARMASI RUMAH SAKITKASUS PNEUMONIA

Disusun Oleh :Kelompok 4Breliantin Kencana PutriFA/10322Novia Dani AisyahFA/10353Fitrian Adhi PratomoFA/10359

FAKULTAS FARMASIPROGRAM STUDI PROFESI APOTEKERUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2015