Contoh Format TM

81
TUGAS MANDIRI ASURANSI DAN PEGADAIAN Mata Kuliah: Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Disusun Oleh: Nama Dosen: Willy Jaya Andrian Nainggolan, SE, M.Si PROGRAM STUDI AKUNTANSI

description

Contoh Format Makalah

Transcript of Contoh Format TM

TUGAS MANDIRI

TUGAS MANDIRI

ASURANSI DAN PEGADAIAN

Mata Kuliah: Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

Disusun Oleh:Nama

Dosen: Willy Jaya Andrian Nainggolan, SE, M.Si

PROGRAM STUDI AKUNTANSIUNIVERSITAS PUTERA BATAMTAHUN 201310

Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang Tuhan berikan, saya dapat menyelesaikan tugas mandiri ini. Saya sangat bersyukur sekali karena dapat menyelesaikan tugas mandiri ini guna memenuhi sebagian persyaratan dalam mengikuti mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Saya menyadari bahwa tugas mandiri ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat saya harapkan. Kiranya tugas mandiri ini dapat bermanfaat serta dapat menjadi salah satu bahan informasi pengetahuan bagi pembaca sekalian.

Batam, Mei 2013

Nama

DAFTAR ISI HalamanKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiDAFTAR TABELiv

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang11.2. Perumusan Masalah21.3. Maksud dan Tujuan2

BAB IIASURANSI dan PEGADAIAN 2.1. Asuransi3 2.1.1. Pengertian Asuransi3 2.1.2. Manfaat Asuransi3 2.1.3. Risiko dan Ketidakpastian4 2.1.4. Jenis-jenis Asuransi6 2.1.4.1. Asuransi Tradisional6 2.1.4.2. Asuransi Non-Tradisional (modern)7 2.1.5. Prinsip Asuransi7 2.1.5.1. Insurable Interest7 2.1.5.2. Itikad Baik (Utmost good faith)8 2.1.5.3. Indemnity8 2.1.5.4. Proximate Cause9 2.1.5.5. Subrogation9 2.1.5.6. Kontribusi9 2.1.6. Polis Asuransi9 2.1.7. Premi Asuransi10 2.1.8. Penggolongan Asuransi10 2.1.8.1. Menurut Sifat Pelaksanaannya10 2.1.8.2. Menurut Jenis Usaha Perasuransian11 2.1.8.3. Menurut The Chartered Insurance Institue, London14 2.1.9. Pengaturan Perasuransian di Indonesia15 2.1.10. Perizinan Pendirian Perusahaan Asuransi dan Asuransi Kredit15 2.1.11. Asuransi Kredit16 2.1.12. Pendapat Para Ahli Hukum Islam tentang Asuransi16 2.1.13. Perbedaan Asuransi dengan Judi19 2.1.14. Asuransi Syariah20 2.1.15. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah21 2.2. Pegadaian22 2.2.1. Pengertian23 2.2.2. Tujuan Pegadaian23 2.2.3. Sejarah Pegadaian23 2.2.4. Pimpinan Pegadaian25 2.2.5. Kegiatan Usaha25 2.2.5.1. Penghimpun Dana25 2.2.5.2. Penggunaan Dana26 2.2.5.3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian27 2.2.6. Proses Pinjaman Hukum Gadai32 2.2.6.1. Barang yang Dapat Digadaikan32 2.2.6.2. Penaksiran33 2.2.6.3. Pemberian Pinjaman34 2.2.6.4. Pelunasan36 2.2.6.5. Pelelangan36 2.2.7. Manfaat Pegadaian37 2.2.8. Pegadaian Syariah38 2.2.9. Perbedaan Pegadaian Konvensional dengan Syariah39

BAB IIIPENUTUP 3.1. Kesimpulan41 3.2. Saran41

DAFTAR PUSTAKA43

DAFTAR TABEL HalamanTabel 3.1. Tarif Pinjaman Berdasarkan Besarnya Pinjaman28Tabel 3.2. Tarif Penitipan Barang29

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangKecelakaan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan dimana saja. Jadi sangatlah bijak jika kita dapat melakukan suatu tindakan untuk dapat melindungi diri kita dari hal-hal yang tidak dapat diduga. Salah satu cara perlindungan tadi yaitu asuransi, dalam asuransi terdapat dua pihak yang terlibat didalamnya, yang satu sanggup menanggung atau menjamin, bahwa pihak lain akan mendapat penggantian suatu kerugian yang mungkin akan ia derita sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau semula dapat ditentukan saat akan terjadinya. Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang fokus kegiatannya adalah memberikan pembiayaan dengan prosedur yang sederhana kepada masyarakat luas terutama kalangan menengah ke bawah untuk berbagai tujuan. Ada dua hal yang membuat pegadaian menjadi suatu bentuk usaha lembaga keuangan bukan bank. Pertama, transaksi pembiayaan yang diberikan oleh pegadaian mirip dengan pinjaman melalui kredit bank, namun diatur secara terpisah atas dasar hukum gadai. Kedua, usaha pegadaian di Indonesia secara legal dimonopoli oleh satu badan usaha saja, yaitu Perum Pegadaian. Keberadan Perum Pegadaian juga diharapkan dapat menekan munculnya lembaga keuangan non formal yang cenderung merugikan masyarakat seperti praktik ijon, pegadaian gelap, bank gelap, rentenir, dan lain-lain.Dari pemaparan diatas penulis mencoba menguraikan teori yang berhubungan dengan asuransi dan pegadaian. Dalam tugas mandiri ini penulis mengangkat judul ASURANSI dan PEGADAIAN.

1.2. Perumusan MasalahMasalah yang akan di bahas dalam tugas mandiri ini dirumuskan seperti berikut:1. Asuransi Pengertian dan manfaat asuransi Prinsip dan penggolongan asuransi Polis dan premi asuransi Asuransi kredit Asuransi syariah2. Pegadaian Pengertian dan manfaat pegadaian Sejarah dan kegiatan pegadaian Proses pinjaman atas dasar hukum gadai Pegadaian syariah

1.3. Maksud dan TujuanMaksud dan tujuan dalam tugas mandiri mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lain ini, yaitu sebagai berikut:A. Asuransi Untuk mengetahui pengertian dan manfaat asuransi Untuk mengetahui prinsip dan penggolongan asuransi Untuk mengetahui polis dan premi asuransi Untuk mengetahui asuransi kredit Untuk mengetahui asuransi syariahB. Pegadaian Untuk mengetahui pengertian dan manfaat pegadaian Untuk mengetahui sejarah dan kegiatan pegadaian Untuk mengetahui proses pinjaman atas dasar hukum gadai Untuk mengetahui pegadaian syariahBAB IIPEMBAHASANASURANSI dan PEGADAIAN

2.1. AsuransiZaman sekarang, asuransi memiliki peranan yang sangat pernting dalam memberikan kepastian perlindungan bagi manusia. Asuransi dapat memberikan perlindungan terhadap kesehatan, pendidikan, hari tua, harta benda, dan kematian.Asuransi banyak diminati oleh banyak orang, alasan utamanya adalah jika terjadi hal yang merugikan atau risiko yang terjadi, misalnya: terjadi kebakaran rumah, asuransi dapat meringankan beban suatu orang atas kejadian yang terjadi. Hal inilah yang mendorong berkembang pesatnya perusahaan asuransi konvensional maupun syariah yang menawarkan berbagai jenis polis. Di Batam sudah terdapat banyak perusahaan asuransi konvensional yang berdiri, hal ini dapat disimpulkan bahwa banyak masyarakat Batam sangat berminat terhadap asuransi. Berikut ini beberapa perusahaan asuransi konvensional yang bediri di Batam, yaitu: AIA, Prudential, Allianz dan lain-lain.

2.1.1. Pengertian AsuransiAsuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.

2.1.2. Manfaat AsuransiPada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain: Rasa aman dan perlindungan. Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukan nilai pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar oleh tertanggung. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan. Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak). Alat penyebaran risiko. Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan. Membantu meningkatkan kegiatan usaha. Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risikokerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain).

2.1.3. Risiko dan KetidakpastianSecara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransian diartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial atau kemungkinan terjadinya kerugian. Berikut ini adalah jenis-jenis risiko:1) Risiko murni, adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga memberikan keuntungan.2) Risiko spekulatif, adalah risiko yang berkaitang dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dam kemungkinan untuk mendapat kerugian.3) Risiko individu, adalah risiko yang kemungkinan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Risiko individu ini masih dipilah menjadi 3 jenis. Risiko pribadi (personal risk), adalah risiko yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memperoleh manfaat ekonomi. Atau dengan kata lain risiko ini berfungsi untuk menanggung dirinya sendiri atau orang yang diasuransikan. Risiko harta (property risk), adalah risiko yang ditanggungkan atas harta yang dimilikinya rusak, hilang atau dicuri. Dengan kerusakan atau kehilangan tersebut, pemilik akan kehilangan kesempatan ekonomi yang diperoleh dari harta yang dimilikinya. Risiko tanggung gugat (liability risk), risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain. Misalkan, pemberian asuransi oleh mandor bangunan kepada para pekerjanya.Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk mempertimbangkan kehidupan perekonomian di masa mendatang. Dalam menangani risiko tersebut minimal ada lima cara yang dapat dilakukan, antara lain:1) Menghindari risiko (risk avoidance). Dapat dilaksanakan dengan cara mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul sebelum kita melakukan aktivitas-aktivitas. Setelah mengetahui risiko yang mungkin timbul kit bisa menetukan apakah aktivitas tersebut bisa kita lanjutkan atau kita hentikan.2) Mengurangi risiko (risk reduction). Tindakan ini hanya bersifat meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.3) Menahan risiko (risk retention). Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut. Risiko tersebut dapat ditahan karena secara ekonomis biasanya melibatkan jumlah yang kecil. Bahkan kadang-kadang orang tidak sadar akan usaha menahan risiko ini.4) Membagi risiko (risk sharing). Tindakan ini melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi risiko. 5) Mentransfer risiko (risk transferring). Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia serta mampu memikul beban risiko.

2.1.4. Jenis-jenis AsuransiPada jaman modern seperti sekarang ini, telah banyak berkembang berbagai jenis asuransi di masyarakat. Dalam menejemen risiko, asuransi memungkinkan adanya pembagian risiko atau pemindahan tanggungan risiko. Untuk memilih jenis asuransi yang cocok dengan kebutuhan kita, tentunya kita perlu mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis asuransi risiko. Secara garis besar, asuransi dibagi menjadi dua jenis utama yaitu:2.1.4.1. Asuransi Tradisional Asuransi tradisional adalah jenis asuransi yang telah lama banyak dimanfaatkan oleh para konsumen. Asuransi tradisional sendiri terdiri dari beberapa jenis asuransi. Asuransi tradisional terdiri dari: Term. Asuransi jenis ini biasanya banyak dibeli oleh orang, karena pembayaran preminya yang murah dan mendapatkan manfaat yang besar. Dengan kata lain bayar sedikit dan dapatnya besar, akan tetapi apabila tidak digunakan tahun ini maka tidak bisa dilakukan klaim dan uang yang telah disetorkan akan hangus. Asuransi jenis ini seperti Asuransi Mobil atau motor, asuransi kesehatan dan lain-lain. Wholelife. Asuransi jenis ini memberikan pertanggungan resiko kepada tertanggung hingga ahir usia, biasanya sampai umur 99 tahun. Masa pembayaran premi pada asuransi jenis ini ditentukan sejak awal perjanjian, jadi tidak ada perpanjangan masa pembayaran premi. Apabila sejak awal ditentukan masa pembayaran preminya 6 tahun, ya hanya sampai 6 tahun bayarnya kemudian sampai seumur hidup tidak akan ditagih lagi. Endowment. Asuransi jenis Endowment ini adalah asuransi jiwa dengan nilai tabungan yang lebih besar. Biasanya asuransi jenis ini dikenal dengan asuransi pendidikan atau asuransi dana pension. Asuransi ini juga bisa disebut sebagai tabungan yang berbonus asuransi jiwa, karena jika terjadi sesuatu pada masa menabung maka penabung akan mendapatkan uang pertanggungan sebagai santunan.2.1.4.2. Asuransi Non-Tradisional (modern)Asuransi non tradisional atau biasa disebut sebagai asuransi modern adalah jenis asuransi dengan UNIT-LINK. Asuransi jenis unit-link ini adalah jenis asuransi yang menggabungkan antara asuransi jiwa dan investasi. Asuransi ini sangatlah terkenal dan banyak diminati oleh masyarakat karena kemudahan dan keuntungan yang diperoleh dari asuransi jenis ini.

2.1.5. Prinsip AsuransiSetiap perjanjian yang dilakukan mengandung prinsip-prinsip asuransi. Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari antara pihak perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya. Prinsip-prinsip asuransi merupakan dasar setiap ada masalah yang timbul dalam kontrak asuransi. Prinsipprinsip asuransi yang dimaksud adalah:

2.1.5.1. Insurable Interest Insurable Interest pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu risiko yang berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan. Selain itu, sesuatu yang dipertanggungkan tersebut. Ada beberapa kriteria yang perlu dipenuhi agar memenuhi kriteria insurable interest: Kerugian Tidak Dapat Diperkirakan. Risiko yang dapat diasuransikan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian. Kerugian tersebut harus dapat diukur. Selanjutnya kemungkinan tersebut tidak dapat diperkirakan terjadinya. Kewajaran. Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atau harta yang memiliki nilai material baik bagi penanggung maupun penanggung. Catastrophic. Agar suatu barang atau harta dapat insurable, risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan suatu kemungkinan rugi yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar pertanggungan kemungkinan akan mengalami kerugian pada waktu yang bersamaan. Homogen. Untuk memenuhi syarat insurable, barang atau harta yang akan dipertanggungkan harus homogen, yang berarti banyak barang yang serupa atau sejenis.

2.1.5.2. Itikad Baik (Utmost good faith)Dalam menetapkan suatu kontrak atau persetujuan harus dilakukan dengan itikad baik dimana tertanggung dan penanggung tidak diperbolehkan menyembunyikan suatu fakta yang dapat menyebabkan timbulnya kerugian bagi pihak lain. Kewajiban kedua belah pihak untuk mengungkapkan fakta disebut duty of disclosure. Faktor-faktor yang melanggar prinsip duty of disclosure adalah: Nondisclosure. Adanya data-data penting yang tidak diungkapkan sehingga menyalahi utmost good faith. Concealment. Secara sengaja melakukan kebohongan dan tidak mengungkapkan fakta-fakta penting. Fraudulent Misrepresentation. Sengaja memberikan gambaran yang tidak cocok dengan kondisi real. Innocent Misrepresentation. Secara tidak sengaja memberi gambaran yang salah yang memiliki pengaruh besar dalam proses asuransi.

2.1.5.3. IndemnityKonsep Indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi risiko yang menimpa tertanggung dengan ganti rugi finansial. Prinsip indemnity tidak dapat dilaksanakan dalam asuransi kecelakaan dan kematian. Dalam kedua jenis asuransi tersebut, pihak penanggung tidak dapat menggantikan nyawa yang hilang atau anggota tubuh yang hilang/cacat karena indemnity berkaitan dengan ganti rugi finansial. Indemnity ini dapat dilakukan dengan beberapa cara: pembayaran tunai, penggantian, perbaikan dan pembangunan kembali.

2.1.5.4. Proximate CauseAdalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independen.

2.1.5.5. SubrogationSubrogation pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian. Dengan prinsip subrogasi, tertanggung tidak mungkin menerima ganti rugi yang lebih besar dari kerugian yang dideritanya.

2.1.5.6. KontribusiPrinsip kontribusi merupakan salah satu akibat wajar dari prinsip indemnity yaitu, bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing belum tentu sama besar.

2.1.6. Polis AsuransiPolis adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut: Nomor polis. Tanggal berlaku dan berakhirnya polis. Masa bayar premi, dan asuransi. Nama, alamat, jenis kelamin, dan tanggal lahir tertanggung serta pemegang polis. Uraian risiko. Cara pembayaran, misalnya: bulanan, tahunan, dan lain-lain. Uang pertanggungan Manfaat asuransi. Besarnya premi, bea materai, dan mata uang. Bahaya-bahaya yang dijaminkan Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor polisi, nomor rangka, dan nomor mesin kendaraan

2.1.7. Premi AsuransiPremi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkaat risiko dan jumlah nilai pertanggungan. Jangka waktu pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian yang sudah dituangkan dalam polis asuransi.

2.1.8. Penggolongan Asuransi2.1.8.1. Menurut Sifat Pelaksanaannya. Terbagi atas 2 jenis asuransi, yaitu: Asuransi Sukarela. Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela, dan semata-mata dilakukan atas kesadaran seseorang akan kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas sesuatu yang dipertanggungkan tersebut, misal: asuransi kecelakaan, asuransi kebakaran, asuransi kendaraan bermotor, dan sebagainya. Asuransi Wajib. Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang pelaksanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan perundangan-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah, misalnya: asuransi tenaga kerja, asuransi kecelakaan.2.1.8.2. Menurut Jenis Usaha Perasuransian. Terbagi atas 2 jenis asuransi, yaitu:1. Usaha Asuransia) Asuransi kerugian atau non life insuranceAsuransi kerugian menurut UU No.2 tahun1992 yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Usaha asuransi kerugian dapat dibagi sebagai berikut: Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran. Kebakaran adalah sesuatu yang terbakar yang seharusnya tidak terbakar yang diakibatkan karena adanya kejadian yang tiba-tiba dan terlepas dari unsur kesengajaan seperti petir, ledakan, dan kejatuhan pesawat. Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan (marine insurance) penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan pada saat pelayaran. Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan ke dalam asuransi kebakaran dan asuransi pengangkutan. Jenisnya antara lain: asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, pencurian, uang dalam pengangkutan dan penyimpanan, kecurangan dan sebagainya.

b) Asuransi Jiwa atau Life InsuranceAsuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seorang yang dipertanggungkan. Pada prinsipnya manusia menghadapi resiko berkurang atau hilangnya produktivitas ekonomi yang diakibatkan oleh: kematian, mengalami cacat, pemutusan hubungan kerja, dan pengangguran. Asuransi jiwa memberikan: Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan Satuan bagi tertanggung yang meninggal Bantuan untuk menghadiri kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya orang kunci Penghimpunan dana untuk persiapan pensiun.Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan dalam 3 macam sebagai berikut: Ordinary life insurance: Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu dengan premi yang dibayar secara periodik (bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan). Group life insurance: Asuransi jiwa yang biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang-orang di bawah satu polis induk di mana masing-masing anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi. Industrial life insurance: Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent.

c) Reasuransi atau reinsuranceReasuransi adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu sistem penyebaran risiko dengan penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. Pihak tertanggung biasa disebut sebagai ceding company dan yang menjadi penanggung adalah reasuradir. Koasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas suatu obyek asuransi. Biasanya nilai pertanggungannya berjumlah besar sehingga perusahaan asuransi tersebut perlu menawarkan kepada beberapa perusahaan asuransi yang lain. Fungsi reasuransi adalah: Meningkatkan kapasitas akseptasi. Dengan melakukan reasuransi, penanggung akan meningkatkan akseptasi sehingga pemasukan asuransi tersebut dapat memperbesar jumlah nilai pertanggungan. Alat penyebaran risiko. Penyebaran asuransi pada dasarnya tidak menghendaki tidak terkonsentrasinya pada suatu jenis risiko atau asuransi. Meningkatkan stabilitas usaha. Jumlah kerugian yang mungkin timbul karena adanya klaim dari tertanggung sangat sulit untuk diprediksikan secara tepat. Dengan penyebaran risiko ke perusahaan asuransi lain maka kekhawatiran akan adanya kegagalan usaha akan semakin kecil. Meningkatkan kepercayaan. Reasuransi akan menambah kepercayaan bagi tertanggung karena kemungkinan risiko yang akan dialami mendapat jaminan dari perusahaan asuransi.Mekanisme untuk reasuransi antara lain: Treaty dan facultative reinsurance: Dalam model ini, reasuradur memberikan sejumlah pertanggungan yang diinginkan dengan perjanjian kontrak dan reasuradur harus menerima jumlah yang ditawarkan. Reasuransi proporsional: Pembagian risiko antara ceding company dengan reasuradur dilakukan secara proporsional berdasarkan jumlah retensi yang telah ditetapkan. Retensi adalah jumlah maksimum risiko yang ditahan atau ditanggung oleh ceding company. Reasuransi nonproporsional: Bentuk ini memberikan kemungkinan bagi reasuradur untuk tidak membayar klaim atau membayar klaim terbatas jumlah yang ada di treaty. Treaty dalam mekanisme reasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang dituangkan dalam suatu perjanjian antara ceding company dan reasuradur yang mana reasuradur mengikatkan diri untuk menerima setiap penutupan yang diberikan oleh ceding company.

2. Usaha Penunjang Pialang Asuransi, adalah usaha yang memberikan jasa perantara dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung. Pialang Reasuransi, adalah usaha yang memberikan jasa perantara dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dewan bertindak untuk kepentingan, perusahaan asuransi. Penilai Kerugian Asuransi, adalah usaha yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan. Konsultan Aktuaria, adalah usaha yang memberikan jasa konsultan aktuaria. Agen Asuransi, adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.2.1.8.3. Menurut The Chartered Insurance Institute, London1) Asuransi kerugian atau harta (property insurance), merupakan pertanggungan untuk semua milik yang berupa harta benda yang memiliki risiko atau bahaya kebakaran, kecurian, tenggelem di laut. Asuransi kebakaran atau fire insurance Asuransi pengangkutan atau marine insurance Asuransi penerbangan Asuransi kecelakaan atau accident insurance2) Asuransi tanggung gugat atau liability insurance, adalah asuransi untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian yang timbul dari gugatan pihak ketiga karena kelalaian tertanggung.3) Asuransi jiwa atau life insurance Asuransi kecelakaan Asuransi jiwa, meliputi: asuransi berjangka atau term insurance, asuransi seumur hidup atau whole life insurance, endowment insurance, annuity Annuitas atau annuity Asuransi industri atau industrial insurance4) Asuransi kerugian atau general insurance Asuransi kebakaran, adalah asuransi yang menutup resiko kebakaran, petir, ledakan, dan kejatuhan pesawat. Asuransi pengangkutan Asuransi aneka5) Reasuransi atau reinsuranceSuatu ciri dari resiko yang dapat diasuransikan adalah: Loss-Unexpected. Harus berkaitan dengan kemungkinan terjadi kerugian atau loss dan dapat diperkirakan atau Unexpected. Reasonable. Merupakan benda yang memiliki nilai baik dari pihak penanggung maupun dari pihak tertanggung. Catastrophic. Resiko tersebut haruslah tidak akan menimbulkan suatu kemuctedngkinan rugi yang sangat besar. Homogeneus. Berarti sama atau serupa dalam bentuk atau sifat. Barang atau benda yang akan dipertanggungkan haruslah homogen yaitu banyak barang yang serupa atau sejenis.

2.1.9. Pengaturan Perasuransian di IndonesiaBerikut merupakan peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasar acuan pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di Indonesia saat ini: 1) UU no.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian2) PP no.73 tahun 1002 tentang usaha perasuransian3) Keputusan menteri keuangan, antara lain: Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi. No.224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi. No.225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asurasni dan Reasuransi. No.226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi.

2.1.10. Perizinan Pendirian Perusahaan Asuransi dan Asuransi KreditPemberian izin oleh Menteri Keuangan bagi perusahaan perasuransian menurut PP Nomor 73 Tahun 1992 dilakukan dalam dua tahap, yaitu: Persetujuan prinsip, adalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian suatu perusahaan yang bergerak di bidang perasuransian, dimana batas waktu persetujuan prinsip dibatasi selama-lamanya satu tahun. Izin usaha, adalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha setelah perisiapan pendirian selesai, dimana izin usaha diberikan setelah persyaratan izin usaha telah dipenuhi.

2.1.11. Asuransi KreditAsuransi kredit mempunyai kaitan erat dengan jasa perbankan terutama di bidang perkreditan yang selalu dikaitkan dengan jaminan kredit berupa barang bergerak dan tidak bergerak yang sewaktu-waktu dapat tertimpa risiko yang dapat mengakibatkan kerugian bagi pemilik barang dan bank sebagai pemberi kredit.Kredit adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pemberi kepada nasabahnya. Untuk melindungi diri dari kemungkinan nasabah yang tidak dapat mengembalikan kredit, pemberi kredit menutup asuransi atas kredit tersebut. Dalam asuransi kredit, yang menjadi pihak tertanggung adalah pemberi kredit (bank dan/atau lembaga keuangan) dan yang ditanggung oleh penanggung adalah risiko kredit di mana tidak diperolehnya kembali kredit kepada para nasabahnya (yang umumnya terdiri atas para pengusaha). Asuransi kredit bertujuan: Melindungi pemberi kredit dari kemungkinan tidak diperolehnya kembali kredit yang diberikan kepada para nasabahnya. Membantu kegiatan, pengarahan, dan keamanan perkreditan baik kredit perbankan maupun kredit lainnya diluar perbankan.Dengan adanya asuransi kredit ini bank terdorong untuk lebih giat membantu para nasabahnya dalam menyediakan modal untuk mengembangkan usahanya. Pengelolaan asuransi kredit di Indonesia dipercayakan oleh pemerintah kepada PT Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo) yang berkantor pusat di Jakarta, di mana yang menjadi tertanggung adalah bank-bank pemerintah, bank-bank swasta, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Sebagai imbalan atas jaminan yang diberikan oleh PT Askrindo, bank membayar premi atas kredit yang ditanggung. Premi tersebut menjadi beban bank, tetapi dalam praktik, ada juga bank yang membebankan premi tersebut kepada nasabahnya yang memperoleh kredit. Walaupun begitu, yang menjadi tertanggung bukan nasabahnya, tetapi bank pemberi kredit.

2.1.12. Pendapat Para Ahli Hukum Islam tentang AsuransiTerdapat tiga pendapat ulama dan organisasi mengenai asuransi, antara lain:1. Pendapat yang pertama yaitu segala asuransi dalam segala aspeknya adalah haram, termasuk asuransi jiwa. Alasannya diantara lain adalah: Pada dasarnya asuransi itu sama atau serupa dengan judi. Asuransi mengandung ketidakpastian. Asuransi mengadung riba. Asuransi bersifat eksploitasi karena jika peserta tidak sanggup melanjutkan pembayaran premi sesuai dengan perjanjian maka premi hangus hangus/ hilang atau dikurangi secara tidak adil (peserta dizalimi) Premi yang diterima oleh perusahaan diputar atau ditanam pada investasi yang mengandung bunga atau riba. Asuransi menjadikan hidup/mati seseorang sebagai obyek bisnis, yang berarti mendahului takdir Allah.Pendapat pertama ini mengarah pada praktik asuransi konvensional yang mengandung gharar (ketidakpastian), maisir (untung-untungan), riba dan menempatkan posisi peserta sebagi pihak yang terzalimi karena adanya lost premium.

2. Pendapat kedua, pendapat yang membolehkan asuransi, termasuk asuransi jiwa dalam prakteknya sekarang. Alasan diperbolehkannya adalah: Tidak ada teks dalam Al-Quran dan Hadis yang melarang asuransi. Ada kesepakatan atau kerelaan kedua belah pihak. Mengandung kepentingan umum sebab premi-premi yang terkumpul bisa diinvestasikan untuk proyek-proyek yang prouktif dan untuk pembangunan. Asuransi termasuk akad mudharabah, artinya akad kerja sama bagi hasil antara pemegang polis dan pihak perusahaan asuransi yang memutar modal atas dasar profit and loss sharing. Asuransi termasuk koperasi (syirkah taawwuniyah) Di-qiyas-kan (analogi) dengan system pensiun.Pendapat kedua ini lebih menitik beratkan pada jenis asuransi sosial dan koperasi yang dikelola oleh pemerintah dan bukan bertujuan komersial, melainkan lebih kepada kemaslahatan umat, seperti Taspen (Tabungan dan Asuransi Pensiun) dan Jasa Raharja.

3. Pendapat ketiga, pendapat bahwa asuransi bersifat suybhat. Para ulama yang berpendapat seperti ini karea tidak ada dalil-dalil syarI yang secara jelas menghalalkan atau mengharamkannya. Jika hokum asuransi dimasukkan dalam syubhat, kita harus berhati-hati menghadapinya. Kita baru diperbolehkan menggunkan asuransi dalamkeadaan darurat dan sangat dibutuhkan. Untuk saat ini, setelah muncul asuransi syariah, tidak ada lagi istilah syubhat.

4. Dikalangan organisasi kemasyarakatan islam di Indonesia, Nahdhatul Ulama memutuskan bahwa asuransi jiwa hukumnya haram kecuali memenuhi syarat-syarat berikut: Asuransi tersebut harus mengandung tabungan (saving). Peserta yang ikut program asuransi harus berniat menabung. Pihak perusahaan asuransi menginvestasikan dana peserta dengan cara-cara yang dibenarkan oleh syariat Islam (bebas dari gharar, maisir dan riba) Apabila peserta mengundurkan diri sebelum jatuh tempo dana yang telah dibayarkan kepada pihak asuransi tidak hangus.Jika suatu ketika pihak tertanggung terpaksa tidak dapat membayar uang premi maka: Uang premi tersebut menjadi hutang yang dapat diangsur oleh pihak tertanggung. Hubungan antara pihak tertanggung dan pihak penanggung tidak terputus Uang tabungan milik tertanggung tidak hangus. Apabila sebelum jatuh tempo tertanggung meninggal dunia, ahli warisnya berhak mengambil sejumlah uang simpanannya.Untuk asuransi kerugian hal itu diperbolehkan dengan ketentuan sebagai berikut: Apabila asuransi kerugian tersebut merupakan persyaratan bagi objek-objek yang menjadi agunan bank. Apabila asuransi kerugian tersebut tidak dapat dihindari karena terkait dengan ketentuan-ketentuan pemerintah, seperti asuransi untuk barang-barang ekspor dan impor.Lain halnya dengan asuransi social NU memperbolehkannya dengan ketentuan sebagai berikut: Asuransi social tidak termasuk akad muawadhah, tetapi akad syirkah taawwunyah. Diselenggarakan oleh pemerintah sehingga kalau ada kerugian ditanggung oleh pemerintah dan jika ada keuntungan, dikembalikan untuk kepentingan masyarakat.

2.1.13. Perbedaan Asuransi dengan JudiSeperti yang dijelaskan sebelumnya pada pendapat pertama, asuransi sama dengan judi. Sebenarnya tidak sama ataupun serupa karena asuransi dan judi memiliki ciri khas masing-masing. Berikut ini perbedaan antara asuransi dan judi: Perjanjian asuransi Hanya melibatkan bentuk Resiko Murni (Pure Risk), penerima ganti rugi tidak diuntungkan menerima keuntungan karena sifatnya kompensasi. Mempunyai prinsip-prinsip dan dilindungi Hukum /undang-undang. Kepentingan keuangan Tertanggung atas obyek asuransi sangat dominan / penting. Identitas masing-masing pihak diketahui sebelum dimulai kontrak / perjanjian. Memberi manfaat positif bagi perkembangan ekonomi.

Untung-untungan atau judi Melibatkan Resiko Spekulatif (ada yang untung dan rugi). Tidak mempunyai prinsip apapun bahkan dilarang Undang-Undang. Tidak ada kepentingan apa-apa kecuali menang dan kalah. Tidak memerlukan identitas para pelakunya. Tidak memberi manfaat apa-apa.

2.1.14. Asuransi SyariahBerdasarkan Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Asuransi Syariah adalah sebuah lembaga usaha yang saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.Dalam hal ini peserta mendonasikan sebagian atau seluruh kontribusi atau premi yang mereka bayar untuk digunakan membayar klaim atas musibah yang dialami oleh sebagian peserta. Jadi, jika dalam asuransi konvensional terjadi transfer of risk (memindahkan risiko) dari peserta ke perusahaan, dalam asuransi syariah mekanisme pertanggungannya adalah sharing of risk atau saling menanggung risiko, di mana perusahaan hanya sebagai pemegang amanah dalam mengelola dan menginvestasikan dana dari kontribusi peserta, bukan sebagai penanggung.Pengelolaan dana melalui asuransi syariah diyakini dapat terhindar dari unsur yang diharamkan Islam yaitu riba, gharar (ketidakjelasan dana) dan maisir (judi). Untuk itu perusahaan asuransi syariah memegang amanah dalam menginvestasikan dana nasabah sesuai prinsip syariah. Sesuai akadnya, mudharabah, yaitu akad kerja sama dimana peserta menyediakan 100% modal, dan dikelola oleh perusahaan asuransi, dengan menentukan kontrak bagi hasil. Jika nasabah asuransi syariah mengajukan klaim, dana klaim berasal dari rekening tabarru (kebajikan) seluruh peserta. Berbeda dengan klaim asuransi konvensional yang berasal dari perusahaan asuransinya. Salah satu kelebihan asuransi syariah, yaitu tidak mengenal istilah dana hangus layaknya asuransi konvensional. Peserta asuransi syariah bisa mendapatkan uangnya kembali meskipun belum datang jatuh tempo. Karena konsepnya adalah wadiah (titipan), dana dikembalikan dari rekening peserta yang telah dipisahkan dari rekening tabarru. Lagi pula biaya operasional asuransi syariah. Hal tersebut wajar, mengingat pembebanan biaya operasional ditanggung pemegang polis asuransi, terbatas pada kisaran 30% dari premi, sehingga pembentukan pada nilai tunai cepat terbentuk di tahun pertama dengan memiliki nilai 70% dari premi. Bandingkan dengan pembebanan biaya operasional asuransi konvensional yang ditanggung seluruhnya oleh pemegang polis, sehingga pembentukan nilai tunai menjadi lambat di tahun-tahun pertama menjadi bernilai nol. Kondisi tersebut juga memungkinkan peserta asuransi umum syariah menerima kembali sebagian premi jika ternyata hingga saat jatuh tempo belum ada klaim. Tentunya juga dengan perhitungan bagi hasil yang telah disetujui di awal kontrak, yang nilainya bergantung pada hasil investasi pada tahun tersebut. (SH).

2.1.15. Perbedaan Asuransi Konvensional dan SyariahAsuransi syariah memberikan solusi dan alternative bagi masyarakat untuk berasuransi dan memberikan keunggulan yang tidak dimiliki oleh asuransi konvensional, berikut ini perbedaan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional:Asuransi Konvensional Konsep. Perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan pergantiankepada tertanggung. Asal-usul. Dari masyarakat Babilonia 4000-3000 SM yang dikenal dengan Perjanjian Hammurabi dan tahun 1668M di Coffe House London berdirilah Lloyds of London sebagai cikal bakal asuransi konvensional. Riba, Gharar dan Maisir. Adanya Praktek Riba, Gharar dan Maisir dalam pelaksanaan operasionalnya. Sumber hukum. Bersumber dari pikiran manusia dan kebudayaan. Berdasarkan hukum positif, hukum alami dan contoh sebelumnya. Dewan Pegawas Syariah. Tidak ada DPS sehingga dalam prakteknya banyak bertentangan dengan kaidah syariah.Asuransi Syariah Konsep. Sekumpulan orang yang saling bantu-membantu, saling menjamin dan berkerjasama antara satu dengan yang lainnya dengan cara masing-masing mengeluarkan dana tabarru. Asal-usul. Dari Al- aqilah, yaitu kebiasaan suku Arab jauh sebelum Islam dating. Kemudian disahkan oleh Rasulullah menjadi hukum Islam, bahkan sudah tertuang dalam Konstitusi Madinah yang dibuat oleh Rasulullah. Riba, Gharar dan Maisir. Bersih dari adanya praktek Riba, Gharar, Maysir. Sumber hukum. Bersumber dari Wahyu Ilahi, Sunnah, Ijma, Fatwa, Sahabat, Qiyas, Ihtisan, Tradisi dan Mashalih Mursalah. Dewan Pegawas Syariah. Berfungsi untuk mengawasi pelaksanaan Operasional perusahaan asuransi agar terbebas dari praktek-praktek muamalah yang bertentangan dengan prinsip Islam.

2.2. PegadaianGadai merupakan salah satu bentuk penjaminan dalam perjanjian pinjam meminjam. Dalam prakteknya penjaminan dalam bentuk gadai merupakan cara pinjam meminjam yang dianggap paling praktis oleh masyarakat. Praktek gadai dapat dilakukan oleh masyarakat umum karena tidak memerlukan suatu tertib administrasi yang rumit dan tidak juga diperlukan suatu analisa kredit yang mendalam seperti pada bentuk penjaminan lain seperti pada hak tanggungan.Akibat dari sangat mudahnya praktek gadai tersebut, maka tidak jarang praktek penjaminan gadai tidak sesuai dengan ketentuan hukum dan merugikan para peminjam karena lemahnya posisi dari peminjam tersebut. Untuk itu, pemerintah merasa perlu untuk memiliki suatu lembaga keuangan yang melayani pinjaman kepada masyarakat dengan sistem gadai. Untuk itu Pemerintah sejak lama telah mendirikan suatu lembaga Pegadaian.

2.2.1. Pengertian Pegadaian adalah sebuah BUMN di Indonesia yang usaha intinya adalah bidang jasa penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai. Berikut ini pengertian gadai dan Perusahaan Umum (perum) Pegadaian di Indonesia adalah sebagai berikut: Gadai. Menurut KUHPerdata pasal 1150, gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai hutang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai hutang. Seorang yang mempunyai hutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi hutang apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada jatuh tempo. Perusahaan Umum Pegadaian. Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti yang dimaksud dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150 di atas.

2.2.2. Tujuan Pegadaian Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran pinjaman uang pinjaman atas dasar hukum gadai. Pencegahan praktek ijon, pegadaian gelap, riba, dan pinjaman tidak wajar lainnya.

2.2.3. Sejarah PegadaianPerkembangan lembaga pegadaian dimulai dari Eropa, yaitu negara-negara Italia, Inggris, dan Belanda. Pengenalan usaha pegadaian di Indonesia diawali pada masa awal masuknya kolonial Belanda, yaitu sekitar akhir abad ke-19, oleh sebuah bank yang bernama Bank Van Lening. Bank tersebut memberikan jasa pinjaman dana dengan syarat penyerahan barang bergerak, sehingga bank ini pada hakikatnya telah memberikan jasa pegadaian.Pada awal abad ke-20 pemerintah Hindia Belanda berusaha mengambil alih usaha pegadaian dan memonopolinya dengan cara mengeluarkan Staatsblad No. 131 Tahun 1901. Peraturan tersebut diikuti dengan pendirian rumah gadai resmi milik pemerintah dan statusnya diubah menjadi Dinas Pegadaian sejak berlakunya Staatsblad No. 266 Tahun 1960. Pada masa selanjutnya, pegadaian milik pemerintah tetap diberi fasilitas monopoli atas kegiatan pegadaian di Indonesia.Dinas Pegadaian mengalami beberapa kali bentuk badan hukum sehingga akhirnya pada tahun 1990 menjadi Perusahaan Umum (Perum). Pada tahun 1960 Dinas Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian, pada tahun 1969 Perusahaan Negara Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) Pegadaian, dan pada tahun 1990 Perusahaan Jawatan Pegadaian diubah menjadi Perusahaan umum (Perum) Pegadaian melalui Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990 Tanggal 10 April 1990.Pada waktu pegadaian masih berbentuk Perusahaan Jawatan, misi sosial dari pegadaian merupakan satu-satunya acuan yang digunakan oleh manajemennya dalam mengelola pegadaian. Pengelolaan pegadaian bisa dilaksanakan meskipun usaha tersebut mengalami kerugian. Sejak statusnya diubah menjadi Perusahaan Umum, keadaan tersebut tidak sepenuhnya dapat dipertahankan lagi.Di samping berusaha memberikan pelayanan umum berupa penyediaan dana atas dasar hukum gadai manajemen Perum Pegadaian juga berusaha agar pengelolaan usaha ini sedapat mungkin tidak mengalami kerugian.Perum Pegadaian diharapkan akan dapat mengalami keuntungan atau setidaknya pengiriman yang didapat mampu menutup seluruh biaya dan pengeluarannya sendiri. Kantor Pusat Perum Pegadaian berkedudukan di Jakarta dan dibantu oleh kantor daerah, kantor perwakilan daerah, dan kantor cabang. Saat ini jaringan usaha Perum Pegadaian telah meliputi lebih dari 500 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

2.2.4. Pimpinan PegadaianKegiatan usaha Perum Pegadaian dipimpin sebuah dewan direksi yang terdiri dari seorang direktur utama dan beberapa direktur. Masa jabatan dari masing-masing anggota dewan direksi adalah lima tahun, dan setelah masa jabatan tersebut berakhir yang bersangkutan dapat diangkat kembali.Di samping dewan direksi yang bertugas menjalankan dan mengelola kegiatan usaha, Perum Pegadaian juga mempunyai sebuah dewan pengawas yang fungsi utamanya adalah untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha Perum Pegadaian agar selalu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dapat merealisasikan misinya untuk membantu masyarakat dalam bidang pendanaan atas dasar hukum gadai.Dewan pengawas juga bertanggung jawab untuk mengawasi pengelolaan keuangan Perum Pegadaian agar badan usaha ini tidak mengalami kerugian yang dapat memberatkan keuangan negara. Anggota dewan direksi dan dewan pengawas diangkat dan dihentikan oleh presiden atas usul Menteri Keuangan. Dalam pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan Perum Pegadaian, Menteri Keuangan dibantu oleh sebuah Direktorat Jenderal.

2.2.5. Kegiatan Usaha2.2.5.1. Penghimpunan DanaDana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya berasal dari: Pinjaman jangka pendek dari perbankan. Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini (sekitar 80% dari total dana jangka pendek yang dihimpun). Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (hutang kepada rekanan, hutang kepada nasabah, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar,pendapatan diterima di muka,dan lain-lain). Penerbitan obligasi. Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah dua kali menerbitkan obligasi yang jangka waktunya masing-masing lima tahun. Penerbitan pertama adalah pada tahun 1993 sebesar Rp 25 miliar dan penerbitan yang kedua kalinya adalah pada tahun 1994 juga sebesar Rp 25 miliar, sehingga sampai dengan 1994 total nilai obligasi yang telah diterbitkan adalah Rp 50 miliar. Modal sendiri Modal sendiri yang dimiliki oleh Perum Pegadaian terdiri lagi: Modal awal: kekayaan negara di luar APBN sebesar Rp 205 miliar. Laba ditahan: laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak perusahaan pegadaian ini berisi pada masa Hindia Belanda.

2.2.5.2. Penggunaan DanaDana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan usaha Perum Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk hal-hal berikut: Uang kas dan dana likuid lain. Perum Pegadaian memerlukan dana likuid untuk berbagai kebutuhan seperti: kewajiban yang jatuh tempo, penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan atas dasar hukum gadai, biaya operasional yang harus segera dikeluarkan, pembayaran pajak, dan lain-lain. Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan inventaris. Aktiva tetap berupa tanah dan bangunan serta inventaris ini tidak secara langsung dapat menghasilkan penerimaan bagi Perum Pegadaian namun sangat penting agar kegiatan usahanya dapat dijalankan dengan baik. Aktiva tetap dan peralatan ini antara lain berupa tanah, kantor atau bangunan, komputer, kendaraan, meubel, brankas, dan lain-lain. Pendanaan kegiatan operasional. Kegiatan operasional Perum Pegadaian memerlukan dana yang tidak kecil. Dana ini antara lain digunakan untuk: gaji pegawai, honor, perawatan peralatan, dan lain-lain. Penyaluran dana. Penggunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk pembiayaan atas dasar hukum gadai. Lebih dari 50% dana yang telah dihimpun oleh Perum Pegadaian tertanam dalam bentuk aktiva ini, karena memang ini merupakan kegiatan utamanya. Penyaluran dana ini diharapkan akan dapat menghasilkan penerimaan dari bunga yang dibayarkan oleh nasabah.Penerimaan inilah yang merupakan penerimaan utama bagi Perum Pegadaian dalam menghasilkan keuntungan, meskipun tetap dimungkinkan untuk mendapatakan penerimaan dari sumber yang lain seperti investasi surat berharga dan pelelangan jaminan gadai. Investasi lain. Kelebihan dana (idle fund), yang belum diperlukan untuk mendanai kegiatan operasional maupun belum dapat disalurkan kepada masyarakat, dapat ditanamkan dalam berbagai macam bentuk investasi jangka pendek dan menengah. Investasi ini dapat menghasilkan penerimaan bagi Perum Pegadaian, namun penerimaan ini bukan penerimaan utama yang diharapkan oleh Perum Pegadaian. Sebagai contoh, Perum pegadaian dapat memanfaatkan dananya untuk investasi di bidang properti, seperti kantor dan toko. Pelaksanaan investasi ini biasanya bekerja sama dengan pihak ketiga seperti pengembang (developer), kontraktor, dan lain-lain.

2.2.5.3. Produk dan Jasa Perum PegadaianBerikut akan dijelaskan mengenai berbagai produk dan jasa yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian kepada masyarakat, antara lain:1. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadaiSeperti diuraikan pada bagian awal di atas, pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai berarti mensyaratkan pemberian pinjaman atas dasar penyerahan barang bergerak oleh penerima pinjaman. Konsekuensi pertamanya adalah jumlah atau nilai pinjaman yang diberikan kepada masing-masing peminjam sangat dipengaruhi oleh nilai barang bergerak yang akan digadaikan. Pinjaman ini pada dasarnya adalah kredit jangka pendek dengan memberikan pinjaman uang tunai dari Rp 10.000 hingga Rp 20.000.000 dengan jaminan benda bergerak (perhiasan emas, alat rumah tangga, kendaraan, barang elektronik, dan sebagainya) dengan prosedur mudah dan layanan cepat.Sewa modal (bunga) pinjaman di pegadaian merupakan pinjaman dengan jangka waktu selama 4 bulan. Apabila telah melewati batas pinjaman nasabah dapat memperpanjang dengan membayar sewa modal (bunga) atau dapat menebus barang jaminannya. Apabila kedua hal tersebut tidak dilaksanakan maka pegadaian berhak untuk melelang barang jaminan. Berikut ini adalah tarif pinjaman saat ini berdasarkan besarnya pinjaman.

GolonganBesar PinjamanTarif Pinjaman per 15 Hari

Golongan ARp 10.000 Rp 40.0001,25%

Golongan BRp 40.500 Rp 150.0001,50%

Golongan CRp 151.000 Rp 500.0001,75%

Golongan DRp 510.000 Rp 20.000.0001,75%

GolonganBesar PinjamanTarif Pinjaman per 15 Hari

Golongan D1> Rp 20.000.0001,75%

Tabel 3.1. Tarif Pinjaman Berdasarkan Besarnya Pinjaman

2. Penaksiran nilai barangSelain memberikan pinjaman atas dasar hukum gadai, Perum Pegadaian juga memberikan jasa penaksiran nilai suatu barang. Jasa ini dapat diberikan oleh Perum Pegadaian karena perusahaan ini mempunyai peralatan penaksir serta petugas-petugas yang sudah berpengalaman dan terlatih dalam menaksir nilai suatu barang yang akan digadaikan. Barang yang akan ditaksir pada dasarnya meliputi semua barang bergerak yang bisa digadaikan, terutama emas, berlian, dan intan. Masyarakat yang memerlukan jasa ini biasanya ingin mengetahui nilai jual wajar atas barang berharganya yang akan dijual. Atas jasa penaksiran yang diberikan, Perum Pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penaksiran.

3. Penitipan barangJasa lain yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian adalah penitipan barang. Perum Pegadaian dapat menyelenggarakan jasa tersebut karena perusahaan ini mempunyai tempat penyimpanan barang bergerak yang cukup memadai. Gudang dan tempat penyimpanan barang bergerak lain milik Pegadaian terutama digunakan untuk menyimpan barang-barang yang digadaikan oleh masyarakat. Mengingat gudang dan tempat penyimpanan lain ini tidak selalu dimanfaatkan penuh atau ada kalanya terdapat kapasitas menganggur, maka kapasitas menganggur tersebut dapat dimanfaatkan untuk memberikan jasa lain berupa penitipan barang. Masyarakat menitipkan barangdi pegadaian pada dasarnya karena alasan keamanan penyimpanan, terutama bagi masyarakat yang akan meninggalkan rumahnya untuk jangka waktu yang lama. Atas jasa penitipan yang diberikan, Perum Pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penitipan. Berikut ini tabel tarif penitipan saat ini adalah sebagai berikut:

JenisLama PerjanjianBiaya

Dokumen dan surat berharga2 mingguRp 1.500

1 bulanRp 2.000

3 bulanRp 5.800

6 bulanRp 11.100

12 bulanRp 20.000

Perhiasan dan barang kecil2 mingguRp 2.000

1 bulanRp 2.500

3 bulanRp 7.200

6 bulanRp 18.900

12 bulanRp 25.000

Barang gudang ukuran besar2 mingguRp 2.500

1 bulanRp 3.000

3 bulanRp 8.700

6 bulanRp 16.700

12 bulanRp 30.000

JenisLama PerjanjianBiaya

Barang gudang ukuran sedang2 mingguRp 2.000

1 bulanRp 2.500

3 bulanRp 7.200

6 bulanRp 13.900

12 bulanRp 25.000

Barang gudang ukuran kecil2 mingguRp 1.000

1 bulanRp 4.300

3 bulanRp 4.300

6 bulanRp 8.300

12 bulanRp 15.000

Tabel 3.2. Tarif Penitipan Barang

4. Jasa lainKetiga jenis di atas hampir selalu ada pada setiap kantor pegadaian. Di samping ketiga jasa tersebut, kantor Perum Pegadaian tertentu juga menawarkan jasa lain seperti: Penjualan Koin Emas ONH. Koin Emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang bisa digunakan untuk tujuan persiapan dana pergi haji bagi pembelinya. Konsumen tinggal membeli sejumlah koin emas ONH (yang tersedia dalam berbagai pilihan berat), baik sekali saja maupun secara rutin. Setelah koin emas ONH dianggap mencukupi (biasanya sekitar 250-300 gram), maka secara otomatis pemilik akan didaftarkan sebagai calon jamaah haji melalui Sistem Haji Terpadu (Siskoat). Selain untuk haji, konsumen juga bisa membeli emas untuk tujuan investasi lain, dan tidak harus selalu untuk haji. Krasida. Krasida adalah Kredit Angsuran Sistem Gadai. Krasida merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil (dalam rangka mengembangkan usaha) atas dasar gadai yang pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran. Kreasi. Kreasi adalah Kredit Angsuran Fidusia. Produk ini merupakan modifikasi dari Kredit Kelayakan Usaha (KKUP). Kreasi merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil (dalam rangka pengembangan usaha) dengan konstruksi penjaminan secara fidusia dan pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran. Kresna. Kresna atau Kredit Serba Guna. Merupakan pemberian pinjaman kepada pegawai atau karyawan dalam rangka kegiatan produktif atau konsumtif dengan pengembalian secara angsuran. Galeri 24. Pegadaian juga mempunyai Galeri 24 yaitu Toko Emas khusus merancang desain dan menjual perhiasan emas dengan Sertifikat Jaminan sesuai karatase perhiasan emas. Seperti diketahui bahwa perhiasan yang dijual di toko emas Galeri 24 adalah merupakan produk yang dibuat oleh Pegadaian, jadi bukan merupakan barang jaminan nasabah yang tidak ditebus. Dengan pengalaman menguji karatase emas sejak tahun 1901. KCA (Kredit Cepat Aman), yaitu kredit dengan sistem gadai yang di berikan kepada semua golongan nasabah. Baik untuk kebutuhan komsumtif maupun kebutuhan produktif. Krista (Kredit Usaha Rumah Tangga), merupakan pemberian pinjaman kepada ibu-ibu kelompok usaha rumah tangga sangat mikro yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman modal kerja yang pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran. adapun kredit ini hanya dikenakan bunga 0,9 % per bulan tanpa menggunakan agunan hal ini semata-mata dilakukan PEGADAIAN untuk membantu kegiatan UKM di Indonesia. Kremada (Kredit Perumahan Swadaya), merupakan pemberian pinjaman kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk membangun atau memperbaiki rumah dengan pengembalian secara angsuran. Pendanaan ini merupakan kerja sama dengan Menteri Perumahan Rakyat. KTJG (Kredit Tunda Jual Gabah). KTJG diberikan kepada para petani dengan jaminan gabah kering giling. Layanan kredit ini ditujukan untuk membantu para petani pasca panen agar terhindar dari tekanan akibat fluktuasi harga pada saat panen dan permainan harga para tengkulak. Amanah, yaitu pembiayaan berprinsip syariah dari pegadaianmelayani anda karyawan swasta atau pegawai negri untuk memiliki motor atau mobil idaman. Arrum. Arrum memudahkan para pengusaha kecil untuk mendapatkan modal usaha dengan jaminan BPKB dan emas. Kremada, yaitu pinjaman (kredit) lunak yang diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk kebutuhan renovasi atau pembangunan rumah. Kredit multi guna, yaitu kredit (pinjaman) dengan sistem fidusia yang di peruntukkan bagi pegawai atau karyawan suatu instanti yang telah memiliki penghasilan tetap. Investa, yaitu pinjaman dengan sistem gadai yang ang diberikan kepada nasabah dengan sistem perseorangan maupun institusi dalam waktu tertentu dengan jaminan berbentuk saham dan obligasi yang tercatat dan diperdagangkan di bursa efek Indonesia. Kredit tunda jual gabah, yaitu pinjaman atau talangan dana cepat kepada petani saat panen raya dengan jaminan gabah kering giling (GKC) unktuk digunakan menutup biaya hidup dan modal budidaya.

2.2.6. Proses Pinjaman Hukum Gadai2.2.6.1. Barang yang Dapat DigadaikanPada dasarnya, hampir semua barang bergerak dapat digadaikan di pegadaian dengan pengecualian untuk barang-barang tertentu. Barang-barang yang dapat digadaikan meliputi: Barang perhiasan, perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara dan batu mulia. Kendaraan, seperti mobil, sepeda motor, sepeda dan lain-lain. Barang elektronik, seperti kamera, refrigerator, freezer, radio, tape recorder, video player, televisi dan lain-lain. Barang rumah tangga, seperti perlengkapan dapur, perlengkapan makan dan lain-lain. Mesin-mesin Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum PegadaianNamun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan sumber daya manusia di pegadaian, perlunya meminimalkan resiko yang ditanggung oleh Perum Pegadaian, serta memerhatikan peraturan yang berlaku, maka ada barang-barang tertentu yang tidak dapat digadaikan. Barang-barang yang tidak dapat digadaikan, meliputi: Binatang ternak, karena memerlukan tempat penyimpanan khusus dan memerlukan cara pemeliharaan khusus. Hasil bumi, karena mudah busuk atau rusak Barang dagangan dalam jumlah besar, karena memerlukan tempat penyimpanan sangat besar yang tidak dimiliki oleh pegadaian Barang yang cepat rusak, busuk, atau susut Barang yang sangat mudah terbakar.

2.2.6.2. PenaksiranPinjaman atas dasar hukum gadai mensyaratkan penyerahan barang bergerak sebagai jaminan pada loket yang telah ditentukan pada kantor pegadaian setempat. Mengingat besarnya jumlah pinjaman sangat tergantung pada nilai barang yang akan digadaikan, maka barang yang diterima dari calon peminjam terlebih dahulu harus ditaksir nilainya oleh petugas penaksir. Petugas penaksir adalah orang-orang yang sudah mendapatkan pelatihan khusus dan pengalaman dalam melakukan penaksiran barang-barang yang akan digadai. Pedoman dasar penaksiran telah ditetapkan oleh Perum Pegadaian agar penaksiran atas suatu barang bergerak dapat sesuai dengan nilai sebenarnya. Pedoman penaksiran yang dikelompokkan atas dasar jenis barangnya adalah sebagai berikut:A. Barang kantong1. Emas Petugas penaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar taksiran logam yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

2. PermataPetugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan pasar permata yang ada. Petugas penaksir melakukan pengujian kualitas dan berat permata Petugas penaksir menentukan nilai taksiranB. Barang gudang ( mobil, mesin, barang elektronik dan lain-lain ) Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang. Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi. Petugas penaksir menentukan taksiranNilai taksiran terhadap suatu objek barang yang akan digadaikan tidak ditentukan sebesar harga pasar, melainkan setelah dikalikan dengan persentase tertentu. Nilai taksiran inilah yang diajukan acuan untuk menetukan besarnya pinjaman yang akan diberikan kepada nasabah.

2.2.6.3. Pemberian PinjamanNilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan besarnya pinjaman yang diberikan. Setelah nilai taksiran ditentukan, maka petugas menentukan jumlah uang pinjaman yang dapat diberikan. Penentuan jumlah uang pinjaman ini juga berdasarkan persentase tertentu terhadap nilai taksiran dan persentase ini juga telah ditentukan oleh Perum Pegadaian berdasarkan golongan yang besarnya berkisar antara 80 90%. Pinjaman kemudian digolongkan atas dasar jumlahnya untuk menentukan syarat-syarat pinjaman seperti besarnya sewa modal, jangka waktu pelunasan, jadwal atau waktu pelelangan. Barang yang digadaikan diasuransikan oleh Perum Pegadaian yang dana pembayaran preminya diperoleh dari peminjam dana. Pemberian uang pinjaman kepada nasabah dilakukan oleh kasir tanpa ada potongan biaya selain untuk premi asuransi.Perlu ditekankan disini bahwa angka-angka dalam persyaratan dan penggolongan pinjaman tersebut bukanlah sesuatu yang baku atau berlaku untuk sepanjang masa. Perum Pegadaian selalu mengamati perkembangan perekonomian untuk menentukan apakah penggolongan dan angka-angka dalam syarat-syarat pinjaman di atas masih relevan ataukah tidak.Nilai uang pinjaman yang diberikan lebih kecil daripada nilai pasar dari barang yang digadaikan. Perum Pegadaian secara sengaja mengambil kebijakan ini untuk mencengah munculnya kerugian. Apabila ternyata nasabah pada saat jatuh tempo tidak mampu atau tidak bersedia menebus barang yang digadaikan, maka Perum Pegadaian akan menjual barang tersebut melalui pelelangan. Harga penjualan barang yang digadaikan ini bisa lebih tinggi, sama, atau lebih rendah daripada nilai taksiran yang telah ditetapkan oleh petugas penaksir pada awal pemberian pinjaman.Jika nilai taksiran ditetapkan sebesar nilai pasar dan ternyata pada waktu pelelangan nilai pasar merosot, maka Perum Pegadaian akan mengalami kerugian karena hasil pelelangan tidak dapat digunakan untuk menutupi pinjaman yang telah diberikan kepada debitor. Kerugian ini akan menjadi lebih besar apabila kewajiban yang belum dibayar oleh debitor tidak hanya pokok pinjaman tetapi juga sewa modal atau bunga. Hal tersebut menjadi dasar penetapan jumlah uang pinjaman yang lebih kecil daripada nilai taksiran atas barang yang digadaikan.

2.2.6.4. PelunasanSesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu pemberian pinjaman, nasabah mempunyai kewajiban melakukan pelunasan pinjaman yang telah diterima. Pada dasarnya, nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat tanpa harus menunggu jatuh tempo. Pelunasan pinjaman beserta sewa modalnya (bunga) dibayarkan langsung ke kasir disertai surat gadai. Setelah adanya pelunasan atau penebusan yang disertai pemenuhan kewajiban nasabah yang lain, nasabah dapat mengambil kembali barang yang digadaikan.

2.2.6.5. PelelanganPenjualan barang yang digadaikan melalui suatu pelelangan akan dilakukan oleh Perum Pegadaian pada saat yang telah ditentukan dimuka apabila hal-hal berikut ini terjadi: Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus barang yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai alasan Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak memperpanjang batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan.Hasil pelelangan barang yang digadaikan akan digunakan untuk melunasi seluruh kewajiban nasabah kepada Perum Pegadaian yang terdiri dari: Pokok pinjaman Sewa modal atau bunga Biaya lelangApabila barang yang digadaikan tidak laku dilelang atau terjual dengan harga yang lebih rendah daripada nilai taksiran yang telah dilakukan pada awal pemberian pinjaman kepada nasabah yang bersangkutan, maka barang yang tidak laku lelang tersebut dibeli oleh negara dan kerugian yang timbul ditanggung oleh Perum Pegadaian.2.2.7. Manfaat PegadaianBagi NasabahManfaat utama yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari perum pegadaian adalah ketersediaan dana Dengan prosedur yang relative lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan Dengan kredit perbankan. Disamping itu, mengingat jasa yang ditawarkan perum pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, maka nasabah juga dapat memperoleh manfaat antara lain: Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah berpengalaman dan dapat dipercaya. Penaksiran atas suatu barang antara penjual dan pembeli sering sulit sampai pada suatu kesepakatan yang sama. Untuk mengatasi perbedaan persepsi atas nilai suatu barang, kedua belah pihak bisa menghubungi Perum Pegadaian sebaga pihak yang netral untuk melakukan penaksiran atas barang tersebut. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya. Nasabah yang akan bepergian, merasa kurang aman menempatkan barang bergeraknya di tempat sendiri, atau tidak mempunyai sarana penyimpanan suatu barang bergerak dapat menitipkan barangnya di Perum Pegadaian.

Bagi Perum PegadaianManfaatkan yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan kepada nasabahnya adalah: Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana. Penghasilan yang bersumbar dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana Dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1990, laba yang diperoleh oleh Perum Pegadaian digunakan untuk: Dana pembangunan semesta (55 %) Cadangan umum (20 %) Cadangan tujuan (5 %) Dana social (20 %)

2.2.8. Pegadaian SyariahPerkembangan produk-produk berbasis syariah kian marak di Indonesia, tidak terkecuali pegadaian. Perum pegadaian mengeluarkan produk berbasis syariah yang disebut dengan pegadaian syariah. Pada dasarnya, produk-produk berbasis syariah memiliki karakteristik seperti, tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba, menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan atau bagI hasil. Pegadaian syariah atau dikenal dengan istilah rahn, dalam pengoperasiannya menggunakan metode Fee Based Income (FBI) atau Mudharobah (bagi hasil).Karena nasabah dalam mempergunakan marhumbih (UP) mempunyai tujuan yang berbeda-beda misalnya untuk konsumsi, membayar uang sekolah atau tambahan modal kerja, penggunaan metode Mudharobah belum tepat pemakaiannya. Oleh karenanya, pegadaian menggunakan metode Fee Based Income (FBI).Sebagai penerima gadai atau disebut Mutahim, penggadaian akan mendapatkan Surat Bukti Rahn (gadai) berikut dengan akad pinjam-meminjam yang disebut Akad Gadai Syariah dan Akad Sewa Tempat (Ijarah). Dalam akad gadai syariah disebutkan bila jangka waktu akad tidak diperpanjang maka penggadai menyetujui agunan (marhun) miliknya dijual oleh murtahin guna melunasi pinjaman. Sedangkan Akad Sewa Tempat (ijarah) merupakan kesepakatan antara penggadai dengan penerima gadai untuk menyewa tempat untuk penyimpanan dan penerima gadai akan mengenakan jasa simpan.Salah satu inovasi produk yang diluncurkan oleh pagadaian adalah Program Kredit Tunda Jual Komoditas Pertanian yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan Gadai Gabah. Program ini diluncurkan atas landasan pemikiran bahwa dalam rangka mengurangi kerugian petani akibat perbedaan harga jual gabah pada saat panen raya. Sasaran utama program ini adalah membantu petani agar bisa menjual gabah yang dimilikinya sesuai dengan harga dasar yang ditetapkan oleh pemerintah. Pengalaman selama ini ketika terjadi panen raya, petani selalu menjadi pihak yang dirugikan.Untuk mencegah kerugian yang diderita oleh petani pada saat musim panen akibat anjloknya harga gabah, Perum Pegadaian meluncurkan gadai gabah. Dengan sistem ini, petani menggadaikan gabahnya pada musim panen, untuk ditebus dan dijual ketika harga gabah kembali normal. Dengan adanya gadai gabah, petani bisa tidak menjual semua gabahnya pada saat musim panen (harga murah) melainkan menyimpannya dulu di gudang milik agen yang menjadi mitra pegadaian. Petani menggadaikan sebagian gabahnya pada musim panen pada Perum Pegadaian dengan harga yang berlaku saat itu. Setelah harga gabah kembali normal, petani dapat menebusnya dengan harga yang sarna ketika menggadaikan gabahnya ditambah dengan sewa modal sebesar 3,5 persen per bulan.Jika selama batas waktu empat bulan (masa jatuh tempo kredit) petani tidak dapat menebusnya, gabah akan dilelang oleh Perum Pegadaian. Kelebihan harga gabah akan diberikan kepada petani. Gabah yang diterima sebagai barang jaminan adalah Gabah Kering Giling (GKG). Bila gabah petani bukan gabah kering giling maka petani akan dikenakan proses penanganan (handling) sebesar Rp 10 per kg.

2.2.9. Perbedaan Pegadaian Konvensional dengan SyariahPegadaian konvensional Gadai menurut hukum perdata disamping berprinsip tolong menolong juga menarik keuntungan dengan cara menarik bunga atau sewa modal. Dalam hukum perdata hak gadai hanya berlaku pada benda yang bergerak. Adanya istilah bunga (memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif dan berlipat ganda). Dalam hukum perdata gadai dilaksanakan melalui suatu lembaga yang ada di Indonesia disebut Perum Pegadaian. Menarik bunga 10%-14% untuk jangka waktu 4 bulan, plus asuransi sebesar 0,5% dari jumlah pinjaman. Jangka waktu 4 bulan itu bisa terus diperpanjang, selama nasabah mampu membayar bunga.Pegadaian syariah Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara sukarela atas dasar tolong menolong tanpa mencari keuntungan/ mencari keuntungan yang sewajarnya. Rahn berlaku pada seluruh benda baik harus yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Dalam rahn tidak ada istilah bunga (biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan dan penaksiran). Singkatnya biaya gadai syariah lebih kecil dan hanya sekali dikenakan. Rahn menurut hukum Islam dapat dilaksanakan tanpa melalui suatu lembaga. Hanya memungut biaya (termasuk asuransi barang) sebesar 4% untuk jangka waktu 2 bulan. Bila lewat 2 bulan nasabah tak mampu menebus barangnya, masa gadai bisa diperpanjang dua periode. Jadi. Total waktu maksimalnya 6 bulan. Tidak ada tambahan pungutan biaya untuk perpanjangan waktu. Tapi, jika melewati masa 6 bulan, pihak pegadaian akan langsung mengeksekusi barang gadai.

BAB IIIPENUTUP

3.1. KesimpulanAsuransi dan pegadaian merupakan lembaga non bank atau bukan bank. Asuransi sebagai penjamin terhadap pihak yang membeli asuransi, sedangkan pegadaian sebagai pemberian kredit yang mudah dan aman dengan jaminan barang yang dimiliki nasabah.Kedua lembaga non bank ini masing-masing terbagi dua jenis, yaitu asuransi konvensional dan syariah, dalam pegadaian juga terdapat pegadaian konvensional dan syariah. Perbedaan antara konvensional dan syariah yaitu: konvensional lebih mengutamakan keuntungan (profit), sedangkan syariah mengutamakan 2 hal, yaitu keuntungan (profit) dan kegiatan usahanya sesuai dengan ajaran agama Islam.3.2. SaranBerdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran-saran yang berkaitan dengan asuransi dan pegadaian, yaitu sebagai berikut: Bagi orang atau masyarakat yang berminat terhadap asuransi, harus berpikir terlebih dahulu sebelum mengajukan asuransi kepada perusahaan asuransi konvensional. Karena jika anda telah membeli asuransi sesuai dengan perjanjian premi, anda harus rutin membayar premi yang di tetapkan selama 5 sampai 7 tahun sesuai dengan ketetapan masing-masing perusahaan asuransi konvensional. Jika anda tidak membayar rutin premi yang yang telah disepakati maka uang anda yang selama ini dibayar akan hangus. Jika Anda ingin membeli asuransi dengan kondisi ekonomi yang tidak begitu baik, saya sarankan untuk membeli produk asuransi dari perusahaan asuransi syariah. Karena, jika Anda tidak mampu lagi membayar premi, uang Anda tidak akan hangus dan bisa diambil kembali uang Anda, sedangkan perusahaan asuransi konvensional, uang Anda akan hangus. Jika Anda ingin menerima kredit dengan menggadaikan barang Anda. Saya sarankan Anda melakukan peminjaman uang tehadap pegadaian syariah karena pegadaian syariah tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk atas pinjaman yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Khoiril Anwar. 2007. Asuransi syariah, halal & maslahat. Tiga Serangkai. Solo.Sigit Triandaru, dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta. Asuransi, 14 Mei 2013, http://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi. Asuransi Syariah 2, 9 Juni 2009, http://id.shvoong.com/business-management/1904657-asuransi-syariah/. Jenis-jenis Asuransi, 9 November 2010, http://id.shvoong.com/business-management/investing/2072156-jenis-jenis-asuransi/. Pegadaian (perusahaan), 5 April 2013, http://id.wikipedia.org/wiki/Pegadaian_(perusahaan). Pengertian Asuransi Syariah, 22 Maret 2013, http://id.shvoong.com/business-management/marketing/2363012-pengertian-asuransi-syariah/. Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional, 21 Mei 2012, http://campuradukmotivasi.wordpress.com/2012/05/21/perbedaan-asuransi-syariah-dan-asuransi-konvensional/.