Contoh Format TM

81
TUGAS MANDIRI ASURANSI DAN PEGADAIAN Mata Kuliah: Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Disusun Oleh: Nama Dosen: Willy Jaya Andrian Nainggolan, SE, M.Si PROGRAM STUDI AKUNTANSI

description

Salah satu contoh format tugas mandiri

Transcript of Contoh Format TM

Page 1: Contoh Format TM

TUGAS MANDIRI

ASURANSI DAN PEGADAIAN

Mata Kuliah: Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

Disusun Oleh:

Nama

Dosen: Willy Jaya Andrian Nainggolan, SE, M.Si

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

TAHUN 2013

Page 2: Contoh Format TM

Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat yang Tuhan berikan, saya dapat menyelesaikan tugas mandiri ini. Saya

sangat bersyukur sekali karena dapat menyelesaikan tugas mandiri ini guna

memenuhi sebagian persyaratan dalam mengikuti mata kuliah Bank dan Lembaga

Keuangan Lainnya.

Saya menyadari bahwa tugas mandiri ini masih memiliki banyak

kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun

sangat saya harapkan. Kiranya tugas mandiri ini dapat bermanfaat serta dapat

menjadi salah satu bahan informasi pengetahuan bagi pembaca sekalian.

Batam, Mei 2013

Nama

ii

Page 3: Contoh Format TM

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.............................................................................................iDAFTAR ISI............................................................................................................iiDAFTAR TABEL....................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang.................................................................................11.2. Perumusan Masalah..........................................................................21.3. Maksud dan Tujuan..........................................................................2

BAB II ASURANSI dan PEGADAIAN 2.1. Asuransi.........................................................................................3 2.1.1. Pengertian Asuransi....................................................................3 2.1.2. Manfaat Asuransi........................................................................3 2.1.3. Risiko dan Ketidakpastian..........................................................4 2.1.4. Jenis-jenis Asuransi....................................................................6 2.1.4.1. Asuransi Tradisional................................................................6 2.1.4.2. Asuransi Non-Tradisional (modern)........................................7 2.1.5. Prinsip Asuransi..........................................................................7 2.1.5.1. Insurable Interest.....................................................................7 2.1.5.2. Itikad Baik (Utmost good faith)...............................................8 2.1.5.3. Indemnity.................................................................................8 2.1.5.4. Proximate Cause......................................................................9 2.1.5.5. Subrogation..............................................................................9 2.1.5.6. Kontribusi................................................................................9 2.1.6. Polis Asuransi.............................................................................9 2.1.7. Premi Asuransi...........................................................................10 2.1.8. Penggolongan Asuransi..............................................................10 2.1.8.1. Menurut Sifat Pelaksanaannya................................................10 2.1.8.2. Menurut Jenis Usaha Perasuransian........................................11 2.1.8.3. Menurut The Chartered Insurance Institue, London................14 2.1.9. Pengaturan Perasuransian di Indonesia......................................15 2.1.10. Perizinan Pendirian Perusahaan Asuransi dan Asuransi Kredit. 15 2.1.11. Asuransi Kredit...........................................................................16 2.1.12. Pendapat Para Ahli Hukum Islam tentang Asuransi...................16 2.1.13. Perbedaan Asuransi dengan Judi................................................19 2.1.14. Asuransi Syariah.........................................................................20 2.1.15. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah.........................21 2.2. Pegadaian.......................................................................................22 2.2.1. Pengertian...................................................................................23 2.2.2. Tujuan Pegadaian........................................................................23 2.2.3. Sejarah Pegadaian.......................................................................23 2.2.4. Pimpinan Pegadaian....................................................................25

iii

Page 4: Contoh Format TM

2.2.5. Kegiatan Usaha...........................................................................25 2.2.5.1. Penghimpun Dana....................................................................25 2.2.5.2. Penggunaan Dana....................................................................26 2.2.5.3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian..........................................27 2.2.6. Proses Pinjaman Hukum Gadai..................................................32 2.2.6.1. Barang yang Dapat Digadaikan...............................................32 2.2.6.2. Penaksiran................................................................................33 2.2.6.3. Pemberian Pinjaman................................................................34 2.2.6.4. Pelunasan.................................................................................36 2.2.6.5. Pelelangan................................................................................36 2.2.7. Manfaat Pegadaian......................................................................37 2.2.8. Pegadaian Syariah.......................................................................38 2.2.9. Perbedaan Pegadaian Konvensional dengan Syariah.................39

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan......................................................................................41 3.2. Saran................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................43

iv

Page 5: Contoh Format TM

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Tarif Pinjaman Berdasarkan Besarnya Pinjaman................................28Tabel 3.2. Tarif Penitipan Barang.........................................................................29

v

Page 6: Contoh Format TM

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecelakaan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan dimana saja. Jadi

sangatlah bijak jika kita dapat melakukan suatu tindakan untuk dapat melindungi

diri kita dari hal-hal yang tidak dapat diduga. Salah satu cara perlindungan tadi

yaitu asuransi, dalam asuransi terdapat dua pihak yang terlibat didalamnya, yang

satu sanggup menanggung atau menjamin, bahwa pihak lain akan mendapat

penggantian suatu kerugian yang mungkin akan ia derita sebagai akibat dari suatu

peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau semula dapat ditentukan saat

akan terjadinya.

Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang

fokus kegiatannya adalah memberikan pembiayaan dengan prosedur yang

sederhana kepada masyarakat luas terutama kalangan menengah ke bawah untuk

berbagai tujuan. Ada dua hal yang membuat pegadaian menjadi suatu bentuk

usaha lembaga keuangan bukan bank. Pertama, transaksi pembiayaan yang

diberikan oleh pegadaian mirip dengan pinjaman melalui kredit bank, namun

diatur secara terpisah atas dasar hukum gadai. Kedua, usaha pegadaian di

Indonesia secara legal dimonopoli oleh satu badan usaha saja, yaitu Perum

Pegadaian. Keberadan Perum Pegadaian juga diharapkan dapat menekan

munculnya lembaga keuangan non formal yang cenderung merugikan masyarakat

seperti praktik ijon, pegadaian gelap, bank gelap, rentenir, dan lain-lain.

Dari pemaparan diatas penulis mencoba menguraikan teori yang

berhubungan dengan asuransi dan pegadaian. Dalam tugas mandiri ini penulis

mengangkat judul “ASURANSI dan PEGADAIAN”.

1

Page 7: Contoh Format TM

1.2. Perumusan Masalah

Masalah yang akan di bahas dalam tugas mandiri ini dirumuskan seperti

berikut:

1. Asuransi

Pengertian dan manfaat asuransi

Prinsip dan penggolongan asuransi

Polis dan premi asuransi

Asuransi kredit

Asuransi syariah

2. Pegadaian

Pengertian dan manfaat pegadaian

Sejarah dan kegiatan pegadaian

Proses pinjaman atas dasar hukum gadai

Pegadaian syariah

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dalam tugas mandiri mata kuliah Bank dan Lembaga

Keuangan Lain ini, yaitu sebagai berikut:

A. Asuransi

Untuk mengetahui pengertian dan manfaat asuransi

Untuk mengetahui prinsip dan penggolongan asuransi

2

Page 8: Contoh Format TM

Untuk mengetahui polis dan premi asuransi

Untuk mengetahui asuransi kredit

Untuk mengetahui asuransi syariah

B. Pegadaian

Untuk mengetahui pengertian dan manfaat pegadaian

Untuk mengetahui sejarah dan kegiatan pegadaian

Untuk mengetahui proses pinjaman atas dasar hukum gadai

Untuk mengetahui pegadaian syariah

BAB II

PEMBAHASAN

ASURANSI dan PEGADAIAN

2.1. Asuransi

Zaman sekarang, asuransi memiliki peranan yang sangat pernting dalam

memberikan kepastian perlindungan bagi manusia. Asuransi dapat memberikan

perlindungan terhadap kesehatan, pendidikan, hari tua, harta benda, dan kematian.

Asuransi banyak diminati oleh banyak orang, alasan utamanya adalah jika

terjadi hal yang merugikan atau risiko yang terjadi, misalnya: terjadi kebakaran

rumah, asuransi dapat meringankan beban suatu orang atas kejadian yang terjadi.

Hal inilah yang mendorong berkembang pesatnya perusahaan asuransi

konvensional maupun syariah yang menawarkan berbagai jenis polis.

Di Batam sudah terdapat banyak perusahaan asuransi konvensional yang

berdiri, hal ini dapat disimpulkan bahwa banyak masyarakat Batam sangat

3

Page 9: Contoh Format TM

berminat terhadap asuransi. Berikut ini beberapa perusahaan asuransi

konvensional yang bediri di Batam, yaitu: AIA, Prudential, Allianz dan lain-lain.

2.1.1. Pengertian Asuransi

Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan,

sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (ganti rugi secara finansial)

untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari

kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian,

kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara

teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin

perlindungan tersebut.

2.1.2. Manfaat Asuransi

Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung,

antara lain:

Rasa aman dan perlindungan. Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung

akan memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian yang mungkin timbul.

Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung

(insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan

berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung.

Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Prinsip keadilan

diperhitungkan dengan matang untuk menentukan nilai pertanggungan dan

premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan

memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam

asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak

penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah

4

Page 10: Contoh Format TM

pihak. Semakin besar nilai pertangguangan, semakin besar pula premi

periodik yang harus dibayar oleh tertanggung.

Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.

Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan. Premi yang dibayarkan

setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak

penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan

juga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).

Alat penyebaran risiko. Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung

ikut dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi

tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan.

Membantu meningkatkan kegiatan usaha. Investasi yang dilakukan oleh para

investor dibebani dengan risikokerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai

macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain).

2.1.3. Risiko dan Ketidakpastian

Secara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan yang menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransian

diartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial atau kemungkinan

terjadinya kerugian. Berikut ini adalah jenis-jenis risiko:

1) Risiko murni, adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan

memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan

kerugian dan tidak juga memberikan keuntungan.

2) Risiko spekulatif, adalah risiko yang berkaitang dengan terjadinya dua

kemungkinan, yaitu kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dam

kemungkinan untuk mendapat kerugian.

3) Risiko individu, adalah risiko yang kemungkinan dihadapi dalam kehidupan

sehari-hari. Risiko individu ini masih dipilah menjadi 3 jenis.

5

Page 11: Contoh Format TM

Risiko pribadi (personal risk), adalah risiko yang mempengaruhi

kemampuan seseorang untuk memperoleh manfaat ekonomi. Atau

dengan kata lain risiko ini berfungsi untuk menanggung dirinya sendiri

atau orang yang diasuransikan.

Risiko harta (property risk), adalah risiko yang ditanggungkan atas harta

yang dimilikinya rusak, hilang atau dicuri. Dengan kerusakan atau

kehilangan tersebut, pemilik akan kehilangan kesempatan ekonomi yang

diperoleh dari harta yang dimilikinya.

Risiko tanggung gugat (liability risk), risiko yang mungkin kita alami

atau derita sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau lukanya pihak

lain. Misalkan, pemberian asuransi oleh mandor bangunan kepada para

pekerjanya.

Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk

mempertimbangkan kehidupan perekonomian di masa mendatang. Dalam

menangani risiko tersebut minimal ada lima cara yang dapat dilakukan, antara

lain:

1) Menghindari risiko (risk avoidance). Dapat dilaksanakan dengan cara

mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul sebelum kita melakukan

aktivitas-aktivitas. Setelah mengetahui risiko yang mungkin timbul kit bisa

menetukan apakah aktivitas tersebut bisa kita lanjutkan atau kita hentikan.

2) Mengurangi risiko (risk reduction). Tindakan ini hanya bersifat

meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.

3) Menahan risiko (risk retention). Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-

apa terhadap risiko tersebut. Risiko tersebut dapat ditahan karena secara

ekonomis biasanya melibatkan jumlah yang kecil. Bahkan kadang-kadang

orang tidak sadar akan usaha menahan risiko ini.

4) Membagi risiko (risk sharing). Tindakan ini melibatkan orang lain untuk

sama-sama menghadapi risiko.

6

Page 12: Contoh Format TM

5) Mentransfer risiko (risk transferring). Berarti memindahkan risiko kerugian

kepada pihak lain yang bersedia serta mampu memikul beban risiko.

2.1.4. Jenis-jenis Asuransi

Pada jaman modern seperti sekarang ini, telah banyak berkembang

berbagai jenis asuransi di masyarakat. Dalam menejemen risiko, asuransi

memungkinkan adanya pembagian risiko atau pemindahan tanggungan risiko.

Untuk memilih jenis asuransi yang cocok dengan kebutuhan kita, tentunya kita

perlu mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis asuransi risiko. Secara garis besar,

asuransi dibagi menjadi dua jenis utama yaitu:

2.1.4.1. Asuransi Tradisional

Asuransi tradisional adalah jenis asuransi yang telah lama banyak

dimanfaatkan oleh para konsumen. Asuransi tradisional sendiri terdiri dari

beberapa jenis asuransi. Asuransi tradisional terdiri dari:

Term. Asuransi jenis ini biasanya banyak dibeli oleh orang, karena

pembayaran preminya yang murah dan mendapatkan manfaat yang besar.

Dengan kata lain bayar sedikit dan dapatnya besar, akan tetapi apabila

tidak digunakan tahun ini maka tidak bisa dilakukan klaim dan uang yang

telah disetorkan akan hangus. Asuransi jenis ini seperti Asuransi Mobil

atau motor, asuransi kesehatan dan lain-lain.

Wholelife. Asuransi jenis ini memberikan pertanggungan resiko kepada

tertanggung hingga ahir usia, biasanya sampai umur 99 tahun. Masa

pembayaran premi pada asuransi jenis ini ditentukan sejak awal perjanjian,

jadi tidak ada perpanjangan masa pembayaran premi. Apabila sejak awal

ditentukan masa pembayaran preminya 6 tahun, ya hanya sampai 6 tahun

bayarnya kemudian sampai seumur hidup tidak akan ditagih lagi.

Endowment. Asuransi jenis Endowment ini adalah asuransi jiwa dengan

nilai tabungan yang lebih besar. Biasanya asuransi jenis ini dikenal dengan

7

Page 13: Contoh Format TM

asuransi pendidikan atau asuransi dana pension. Asuransi ini juga bisa

disebut sebagai tabungan yang berbonus asuransi jiwa, karena jika terjadi

sesuatu pada masa menabung maka penabung akan mendapatkan uang

pertanggungan sebagai santunan.

2.1.4.2. Asuransi Non-Tradisional (modern)

Asuransi non tradisional atau biasa disebut sebagai asuransi modern

adalah jenis asuransi dengan UNIT-LINK. Asuransi jenis unit-link ini adalah jenis

asuransi yang menggabungkan antara asuransi jiwa dan investasi. Asuransi ini

sangatlah terkenal dan banyak diminati oleh masyarakat karena kemudahan dan

keuntungan yang diperoleh dari asuransi jenis ini.

2.1.5. Prinsip Asuransi

Setiap perjanjian yang dilakukan mengandung prinsip-prinsip asuransi.

Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian

hari antara pihak perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya. Prinsip-prinsip

asuransi merupakan dasar setiap ada masalah yang timbul dalam kontrak asuransi.

Prinsipprinsip asuransi yang dimaksud adalah:

2.1.5.1. Insurable Interest

Insurable Interest pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum

untuk mempertanggungkan suatu risiko yang berkaitan dengan keuangan, yang

diakui sah secara hukum antara tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan.

Selain itu, sesuatu yang dipertanggungkan tersebut. Ada beberapa kriteria yang

perlu dipenuhi agar memenuhi kriteria insurable interest:

Kerugian Tidak Dapat Diperkirakan. Risiko yang dapat diasuransikan

berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian. Kerugian tersebut harus

8

Page 14: Contoh Format TM

dapat diukur. Selanjutnya kemungkinan tersebut tidak dapat diperkirakan

terjadinya.

Kewajaran. Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atau

harta yang memiliki nilai material baik bagi penanggung maupun penanggung.

Catastrophic. Agar suatu barang atau harta dapat insurable, risiko yang

mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan suatu kemungkinan rugi

yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar pertanggungan kemungkinan akan

mengalami kerugian pada waktu yang bersamaan.

Homogen. Untuk memenuhi syarat insurable, barang atau harta yang akan

dipertanggungkan harus homogen, yang berarti banyak barang yang serupa

atau sejenis.

2.1.5.2. Itikad Baik (Utmost good faith)

Dalam menetapkan suatu kontrak atau persetujuan harus dilakukan dengan

itikad baik dimana tertanggung dan penanggung tidak diperbolehkan

menyembunyikan suatu fakta yang dapat menyebabkan timbulnya kerugian bagi

pihak lain. Kewajiban kedua belah pihak untuk mengungkapkan fakta disebut

duty of disclosure. Faktor-faktor yang melanggar prinsip duty of disclosure

adalah:

Nondisclosure. Adanya data-data penting yang tidak diungkapkan sehingga

menyalahi utmost good faith.

Concealment. Secara sengaja melakukan kebohongan dan tidak

mengungkapkan fakta-fakta penting.

Fraudulent Misrepresentation. Sengaja memberikan gambaran yang tidak

cocok dengan kondisi real.

Innocent Misrepresentation. Secara tidak sengaja memberi gambaran yang

salah yang memiliki pengaruh besar dalam proses asuransi.

9

Page 15: Contoh Format TM

2.1.5.3. Indemnity

Konsep Indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi

risiko yang menimpa tertanggung dengan ganti rugi finansial. Prinsip indemnity

tidak dapat dilaksanakan dalam asuransi kecelakaan dan kematian. Dalam kedua

jenis asuransi tersebut, pihak penanggung tidak dapat menggantikan nyawa yang

hilang atau anggota tubuh yang hilang/cacat karena indemnity berkaitan dengan

ganti rugi finansial. Indemnity ini dapat dilakukan dengan beberapa cara:

pembayaran tunai, penggantian, perbaikan dan pembangunan kembali.

2.1.5.4. Proximate Cause

Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu

peristiwa secara berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain,

diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independen.

2.1.5.5. Subrogation

Subrogation pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah

memberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang

mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.

Dengan prinsip subrogasi, tertanggung tidak mungkin menerima ganti rugi yang

lebih besar dari kerugian yang dideritanya.

2.1.5.6. Kontribusi

Prinsip kontribusi merupakan salah satu akibat wajar dari prinsip

indemnity yaitu, bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung

lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti

10

Page 16: Contoh Format TM

rugi kepada seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing

belum tentu sama besar.

2.1.6. Polis Asuransi

Polis adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang

mengadakan perjanjian. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara kedua

belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Polis asuransi memuat hal-hal

sebagai berikut:

Nomor polis.

Tanggal berlaku dan berakhirnya polis.

Masa bayar premi, dan asuransi.

Nama, alamat, jenis kelamin, dan tanggal lahir tertanggung serta pemegang

polis.

Uraian risiko.

Cara pembayaran, misalnya: bulanan, tahunan, dan lain-lain.

Uang pertanggungan

Manfaat asuransi.

Besarnya premi, bea materai, dan mata uang.

Bahaya-bahaya yang dijaminkan

Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan

nomor polisi, nomor rangka, dan nomor mesin kendaraan

2.1.7. Premi Asuransi

11

Page 17: Contoh Format TM

Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak

penanggung yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik.

Jumlah premi tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya

tingkaat risiko dan jumlah nilai pertanggungan. Jangka waktu pembayaran premi

sangat tergantung pada perjanjian yang sudah dituangkan dalam polis asuransi.

2.1.8. Penggolongan Asuransi

2.1.8.1. Menurut Sifat Pelaksanaannya. Terbagi atas 2 jenis asuransi, yaitu:

Asuransi Sukarela. Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara

sukarela, dan semata-mata dilakukan atas kesadaran seseorang akan

kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas sesuatu yang dipertanggungkan

tersebut, misal: asuransi kecelakaan, asuransi kebakaran, asuransi kendaraan

bermotor, dan sebagainya.

Asuransi Wajib. Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh

pihak-pihak terkait yang pelaksanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan

perundangan-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah, misalnya: asuransi

tenaga kerja, asuransi kecelakaan.

2.1.8.2. Menurut Jenis Usaha Perasuransian. Terbagi atas 2 jenis asuransi, yaitu:

1. Usaha Asuransi

a) Asuransi kerugian atau non life insurance

Asuransi kerugian menurut UU No.2 tahun1992 yaitu usaha yang

memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan

manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari

peristiwa yang tidak pasti. Usaha asuransi kerugian dapat dibagi sebagai berikut:

Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran.

Kebakaran adalah sesuatu yang terbakar yang seharusnya tidak terbakar yang

12

Page 18: Contoh Format TM

diakibatkan karena adanya kejadian yang tiba-tiba dan terlepas dari unsur

kesengajaan seperti petir, ledakan, dan kejatuhan pesawat.

Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan (marine insurance)

penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami

tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan pada saat pelayaran.

Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan

ke dalam asuransi kebakaran dan asuransi pengangkutan. Jenisnya antara lain:

asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, pencurian, uang dalam

pengangkutan dan penyimpanan, kecurangan dan sebagainya.

b) Asuransi Jiwa atau Life Insurance

Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi

dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya

seorang yang dipertanggungkan. Pada prinsipnya manusia menghadapi resiko

berkurang atau hilangnya produktivitas ekonomi yang diakibatkan oleh: kematian,

mengalami cacat, pemutusan hubungan kerja, dan pengangguran. Asuransi jiwa

memberikan:

Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan

Satuan bagi tertanggung yang meninggal

Bantuan untuk menghadiri kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya

orang kunci

Penghimpunan dana untuk persiapan pensiun.

Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan dalam 3 macam sebagai

berikut:

Ordinary life insurance: Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam

suatu nilai tertentu dengan premi yang dibayar secara periodik (bulanan,

triwulanan, semesteran, dan tahunan).

13

Page 19: Contoh Format TM

Group life insurance: Asuransi jiwa yang biasanya dikeluarkan tanpa ada

pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang-orang di bawah satu polis

induk di mana masing-masing anggota kelompok menerima sertifikat

partisipasi.

Industrial life insurance: Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah

nominal tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di

rumah pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent.

c) Reasuransi atau reinsurance

Reasuransi adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang

dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu sistem

penyebaran risiko dengan penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian

pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. Pihak tertanggung

biasa disebut sebagai ceding company dan yang menjadi penanggung adalah

reasuradir. Koasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas

suatu obyek asuransi. Biasanya nilai pertanggungannya berjumlah besar sehingga

perusahaan asuransi tersebut perlu menawarkan kepada beberapa perusahaan

asuransi yang lain. Fungsi reasuransi adalah:

Meningkatkan kapasitas akseptasi. Dengan melakukan reasuransi,

penanggung akan meningkatkan akseptasi sehingga pemasukan asuransi

tersebut dapat memperbesar jumlah nilai pertanggungan.

Alat penyebaran risiko. Penyebaran asuransi pada dasarnya tidak

menghendaki tidak terkonsentrasinya pada suatu jenis risiko atau asuransi.

Meningkatkan stabilitas usaha. Jumlah kerugian yang mungkin timbul karena

adanya klaim dari tertanggung sangat sulit untuk diprediksikan secara tepat.

Dengan penyebaran risiko ke perusahaan asuransi lain maka kekhawatiran

akan adanya kegagalan usaha akan semakin kecil.

14

Page 20: Contoh Format TM

Meningkatkan kepercayaan. Reasuransi akan menambah kepercayaan bagi

tertanggung karena kemungkinan risiko yang akan dialami mendapat jaminan

dari perusahaan asuransi.

Mekanisme untuk reasuransi antara lain:

Treaty dan facultative reinsurance: Dalam model ini, reasuradur memberikan

sejumlah pertanggungan yang diinginkan dengan perjanjian kontrak dan

reasuradur harus menerima jumlah yang ditawarkan.

Reasuransi proporsional: Pembagian risiko antara ceding company dengan

reasuradur dilakukan secara proporsional berdasarkan jumlah retensi yang

telah ditetapkan. Retensi adalah jumlah maksimum risiko yang ditahan atau

ditanggung oleh ceding company.

Reasuransi nonproporsional: Bentuk ini memberikan kemungkinan bagi

reasuradur untuk tidak membayar klaim atau membayar klaim terbatas jumlah

yang ada di treaty. Treaty dalam mekanisme reasuransi adalah pertanggungan

yang dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang

dituangkan dalam suatu perjanjian antara ceding company dan reasuradur

yang mana reasuradur mengikatkan diri untuk menerima setiap penutupan

yang diberikan oleh ceding company.

2. Usaha Penunjang

Pialang Asuransi, adalah usaha yang memberikan jasa perantara dalam

penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan

bertindak untuk kepentingan tertanggung.

Pialang Reasuransi, adalah usaha yang memberikan jasa perantara dalam

penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi

dewan bertindak untuk kepentingan, perusahaan asuransi.

15

Page 21: Contoh Format TM

Penilai Kerugian Asuransi, adalah usaha yang memberikan jasa penilaian

terhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan.

Konsultan Aktuaria, adalah usaha yang memberikan jasa konsultan aktuaria.

Agen Asuransi, adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam

rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.

2.1.8.3. Menurut The Chartered Insurance Institute, London

1) Asuransi kerugian atau harta (property insurance), merupakan pertanggungan

untuk semua milik yang berupa harta benda yang memiliki risiko atau bahaya

kebakaran, kecurian, tenggelem di laut.

Asuransi kebakaran atau fire insurance

Asuransi pengangkutan atau marine insurance

Asuransi penerbangan

Asuransi kecelakaan atau accident insurance

2) Asuransi tanggung gugat atau liability insurance, adalah asuransi untuk

melindungi tertanggung terhadap kerugian yang timbul dari gugatan pihak

ketiga karena kelalaian tertanggung.

3) Asuransi jiwa atau life insurance

Asuransi kecelakaan

Asuransi jiwa, meliputi: asuransi berjangka atau term insurance, asuransi

seumur hidup atau whole life insurance, endowment insurance, annuity

Annuitas atau annuity

Asuransi industri atau industrial insurance

4) Asuransi kerugian atau general insurance

Asuransi kebakaran, adalah asuransi yang menutup resiko kebakaran,

petir, ledakan, dan kejatuhan pesawat.

16

Page 22: Contoh Format TM

Asuransi pengangkutan

Asuransi aneka

5) Reasuransi atau reinsurance

Suatu ciri dari resiko yang dapat diasuransikan adalah:

Loss-Unexpected. Harus berkaitan dengan kemungkinan terjadi kerugian

atau loss dan dapat diperkirakan atau Unexpected.

Reasonable. Merupakan benda yang memiliki nilai baik dari pihak

penanggung maupun dari pihak tertanggung.

Catastrophic. Resiko tersebut haruslah tidak akan menimbulkan suatu

kemuctedngkinan rugi yang sangat besar.

Homogeneus. Berarti sama atau serupa dalam bentuk atau sifat. Barang

atau benda yang akan dipertanggungkan haruslah homogen yaitu banyak

barang yang serupa atau sejenis.

2.1.9. Pengaturan Perasuransian di Indonesia

Berikut merupakan peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasar

acuan pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di Indonesia saat ini:

1) UU no.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian

2) PP no.73 tahun 1002 tentang usaha perasuransian

3) Keputusan menteri keuangan, antara lain:

Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan

Perusahaan Asuransi dan Reasuransi.

No.224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Kesehatan

Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi.

17

Page 23: Contoh Format TM

No.225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang

Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asurasni dan Reasuransi.

No.226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan dan

Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi.

2.1.10. Perizinan Pendirian Perusahaan Asuransi dan Asuransi Kredit

Pemberian izin oleh Menteri Keuangan bagi perusahaan perasuransian

menurut PP Nomor 73 Tahun 1992 dilakukan dalam dua tahap, yaitu:

Persetujuan prinsip, adalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan

persiapan pendirian suatu perusahaan yang bergerak di bidang perasuransian,

dimana batas waktu persetujuan prinsip dibatasi selama-lamanya satu tahun.

Izin usaha, adalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha setelah

perisiapan pendirian selesai, dimana izin usaha diberikan setelah persyaratan

izin usaha telah dipenuhi.

2.1.11. Asuransi Kredit

Asuransi kredit mempunyai kaitan erat dengan jasa perbankan terutama di

bidang perkreditan yang selalu dikaitkan dengan jaminan kredit berupa barang

bergerak dan tidak bergerak yang sewaktu-waktu dapat tertimpa risiko yang dapat

mengakibatkan kerugian bagi pemilik barang dan bank sebagai pemberi kredit.

Kredit adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pemberi kepada

nasabahnya. Untuk melindungi diri dari kemungkinan nasabah yang tidak dapat

mengembalikan kredit, pemberi kredit menutup asuransi atas kredit tersebut.

Dalam asuransi kredit, yang menjadi pihak tertanggung adalah pemberi kredit

(bank dan/atau lembaga keuangan) dan yang ditanggung oleh penanggung adalah

risiko kredit di mana tidak diperolehnya kembali kredit kepada para nasabahnya

(yang umumnya terdiri atas para pengusaha). Asuransi kredit bertujuan:

18

Page 24: Contoh Format TM

Melindungi pemberi kredit dari kemungkinan tidak diperolehnya kembali

kredit yang diberikan kepada para nasabahnya.

Membantu kegiatan, pengarahan, dan keamanan perkreditan baik kredit

perbankan maupun kredit lainnya diluar perbankan.

Dengan adanya asuransi kredit ini bank terdorong untuk lebih giat

membantu para nasabahnya dalam menyediakan modal untuk mengembangkan

usahanya. Pengelolaan asuransi kredit di Indonesia dipercayakan oleh pemerintah

kepada PT Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo) yang berkantor pusat di

Jakarta, di mana yang menjadi tertanggung adalah bank-bank pemerintah, bank-

bank swasta, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Sebagai imbalan atas

jaminan yang diberikan oleh PT Askrindo, bank membayar premi atas kredit yang

ditanggung. Premi tersebut menjadi beban bank, tetapi dalam praktik, ada juga

bank yang membebankan premi tersebut kepada nasabahnya yang memperoleh

kredit. Walaupun begitu, yang menjadi tertanggung bukan nasabahnya, tetapi

bank pemberi kredit.

2.1.12. Pendapat Para Ahli Hukum Islam tentang Asuransi

Terdapat tiga pendapat ulama dan organisasi mengenai asuransi, antara lain:

1. Pendapat yang pertama yaitu segala asuransi dalam segala aspeknya adalah

haram, termasuk asuransi jiwa. Alasannya diantara lain adalah:

Pada dasarnya asuransi itu sama atau serupa dengan judi.

Asuransi mengandung ketidakpastian.

Asuransi mengadung riba.

Asuransi bersifat eksploitasi karena jika peserta tidak sanggup

melanjutkan pembayaran premi sesuai dengan perjanjian maka premi

hangus hangus/ hilang atau dikurangi secara tidak adil (peserta dizalimi)

19

Page 25: Contoh Format TM

Premi yang diterima oleh perusahaan diputar atau ditanam pada investasi

yang mengandung bunga atau riba.

Asuransi menjadikan hidup/mati seseorang sebagai obyek bisnis, yang

berarti mendahului takdir Allah.

Pendapat pertama ini mengarah pada praktik asuransi konvensional

yang mengandung gharar (ketidakpastian), maisir (untung-untungan), riba

dan menempatkan posisi peserta sebagi pihak yang terzalimi karena

adanya lost premium.

2. Pendapat kedua, pendapat yang membolehkan asuransi, termasuk asuransi

jiwa dalam prakteknya sekarang. Alasan diperbolehkannya adalah:

Tidak ada teks dalam Al-Quran dan Hadis yang melarang asuransi.

Ada kesepakatan atau kerelaan kedua belah pihak.

Mengandung kepentingan umum sebab premi-premi yang terkumpul

bisa diinvestasikan untuk proyek-proyek yang prouktif dan untuk

pembangunan.

Asuransi termasuk akad mudharabah, artinya akad kerja sama bagi hasil

antara pemegang polis dan pihak perusahaan asuransi yang memutar

modal atas dasar profit and loss sharing.

Asuransi termasuk koperasi (syirkah ta’awwuniyah)

Di-qiyas-kan (analogi) dengan system pensiun.

Pendapat kedua ini lebih menitik beratkan pada jenis asuransi

sosial dan koperasi yang dikelola oleh pemerintah dan bukan bertujuan

komersial, melainkan lebih kepada kemaslahatan umat, seperti Taspen

(Tabungan dan Asuransi Pensiun) dan Jasa Raharja.

20

Page 26: Contoh Format TM

3. Pendapat ketiga, pendapat bahwa asuransi bersifat suybhat. Para ulama yang

berpendapat seperti ini karea tidak ada dalil-dalil syar’I yang secara jelas

menghalalkan atau mengharamkannya. Jika hokum asuransi dimasukkan

dalam syubhat, kita harus berhati-hati menghadapinya. Kita baru

diperbolehkan menggunkan asuransi dalamkeadaan darurat dan sangat

dibutuhkan. Untuk saat ini, setelah muncul asuransi syariah, tidak ada lagi

istilah syubhat.

4. Dikalangan organisasi kemasyarakatan islam di Indonesia, Nahdhatul Ulama

memutuskan bahwa asuransi jiwa hukumnya haram kecuali memenuhi syarat-

syarat berikut:

Asuransi tersebut harus mengandung tabungan (saving).

Peserta yang ikut program asuransi harus berniat menabung.

Pihak perusahaan asuransi menginvestasikan dana peserta dengan cara-

cara yang dibenarkan oleh syariat Islam (bebas dari gharar, maisir dan

riba)

Apabila peserta mengundurkan diri sebelum jatuh tempo dana yang telah

dibayarkan kepada pihak asuransi tidak hangus.

Jika suatu ketika pihak tertanggung terpaksa tidak dapat membayar uang

premi maka:

Uang premi tersebut menjadi hutang yang dapat diangsur oleh pihak

tertanggung.

Hubungan antara pihak tertanggung dan pihak penanggung tidak

terputus

Uang tabungan milik tertanggung tidak hangus.

Apabila sebelum jatuh tempo tertanggung meninggal dunia, ahli

warisnya berhak mengambil sejumlah uang simpanannya.

21

Page 27: Contoh Format TM

Untuk asuransi kerugian hal itu diperbolehkan dengan ketentuan sebagai

berikut:

Apabila asuransi kerugian tersebut merupakan persyaratan bagi objek-

objek yang menjadi agunan bank.

Apabila asuransi kerugian tersebut tidak dapat dihindari karena terkait

dengan ketentuan-ketentuan pemerintah, seperti asuransi untuk barang-

barang ekspor dan impor.

Lain halnya dengan asuransi social NU memperbolehkannya dengan

ketentuan sebagai berikut:

Asuransi social tidak termasuk akad muawadhah, tetapi akad syirkah

ta’awwunyah.

Diselenggarakan oleh pemerintah sehingga kalau ada kerugian

ditanggung oleh pemerintah dan jika ada keuntungan, dikembalikan

untuk kepentingan masyarakat.

2.1.13. Perbedaan Asuransi dengan Judi

Seperti yang dijelaskan sebelumnya pada pendapat pertama, asuransi sama

dengan judi. Sebenarnya tidak sama ataupun serupa karena asuransi dan judi

memiliki ciri khas masing-masing. Berikut ini perbedaan antara asuransi dan judi:

Perjanjian asuransi

Hanya melibatkan bentuk Resiko Murni (Pure Risk), penerima ganti rugi

tidak diuntungkan menerima keuntungan karena sifatnya kompensasi.

Mempunyai prinsip-prinsip dan dilindungi Hukum /undang-undang.

Kepentingan keuangan Tertanggung atas obyek asuransi sangat dominan /

penting.

22

Page 28: Contoh Format TM

Identitas masing-masing pihak diketahui sebelum dimulai kontrak /

perjanjian.

Memberi manfaat positif bagi perkembangan ekonomi.

Untung-untungan atau judi

Melibatkan Resiko Spekulatif (ada yang untung dan rugi).

Tidak mempunyai prinsip apapun bahkan dilarang Undang-Undang.

Tidak ada kepentingan apa-apa kecuali menang dan kalah.

Tidak memerlukan identitas para pelakunya.

Tidak memberi manfaat apa-apa.

2.1.14. Asuransi Syariah

Berdasarkan Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Majelis Ulama

Indonesia (MUI), Asuransi Syariah adalah sebuah lembaga usaha yang saling

melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang melalui investasi

dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk

menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.

Dalam hal ini peserta mendonasikan sebagian atau seluruh kontribusi atau

premi yang mereka bayar untuk digunakan membayar klaim atas musibah yang

dialami oleh sebagian peserta. Jadi, jika dalam asuransi konvensional terjadi

transfer of risk (memindahkan risiko) dari peserta ke perusahaan, dalam asuransi

syariah mekanisme pertanggungannya adalah sharing of risk atau saling

menanggung risiko, di mana perusahaan hanya sebagai pemegang amanah dalam

mengelola dan menginvestasikan dana dari kontribusi peserta, bukan sebagai

penanggung.

23

Page 29: Contoh Format TM

Pengelolaan dana melalui asuransi syariah diyakini dapat terhindar dari

unsur yang diharamkan Islam yaitu riba, gharar (ketidakjelasan dana) dan maisir

(judi). Untuk itu perusahaan asuransi syariah memegang amanah dalam

menginvestasikan dana nasabah sesuai prinsip syariah. Sesuai akadnya,

mudharabah, yaitu akad kerja sama dimana peserta menyediakan 100% modal,

dan dikelola oleh perusahaan asuransi, dengan menentukan kontrak bagi hasil.

Jika nasabah asuransi syariah mengajukan klaim, dana klaim berasal dari

rekening tabarru’ (kebajikan) seluruh peserta. Berbeda dengan klaim asuransi

konvensional yang berasal dari perusahaan asuransinya.

Salah satu kelebihan asuransi syariah, yaitu tidak mengenal istilah dana

hangus layaknya asuransi konvensional. Peserta asuransi syariah bisa

mendapatkan uangnya kembali meskipun belum datang jatuh tempo. Karena

konsepnya adalah wadiah (titipan), dana dikembalikan dari rekening peserta yang

telah dipisahkan dari rekening tabarru’. Lagi pula biaya operasional asuransi

syariah. Hal tersebut wajar, mengingat pembebanan biaya operasional ditanggung

pemegang polis asuransi, terbatas pada kisaran 30% dari premi, sehingga

pembentukan pada nilai tunai cepat terbentuk di tahun pertama dengan memiliki

nilai 70% dari premi. Bandingkan dengan pembebanan biaya operasional asuransi

konvensional yang ditanggung seluruhnya oleh pemegang polis, sehingga

pembentukan nilai tunai menjadi lambat di tahun-tahun pertama menjadi bernilai

nol.

Kondisi tersebut juga memungkinkan peserta asuransi umum syariah

menerima kembali sebagian premi jika ternyata hingga saat jatuh tempo belum

ada klaim. Tentunya juga dengan perhitungan bagi hasil yang telah disetujui di

awal kontrak, yang nilainya bergantung pada hasil investasi pada tahun tersebut.

(SH).

2.1.15. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah

24

Page 30: Contoh Format TM

Asuransi syariah memberikan solusi dan alternative bagi masyarakat untuk

berasuransi dan memberikan keunggulan yang tidak dimiliki oleh asuransi

konvensional, berikut ini perbedaan antara asuransi syariah dengan asuransi

konvensional:

Asuransi Konvensional

Konsep. Perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak

penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi

asuransi untuk memberikan pergantiankepada tertanggung.

Asal-usul. Dari masyarakat Babilonia 4000-3000 SM yang dikenal dengan

Perjanjian Hammurabi dan tahun 1668M di Coffe House London berdirilah

Lloyd’s of London sebagai cikal bakal asuransi konvensional.

Riba, Gharar dan Maisir. Adanya Praktek Riba, Gharar dan Maisir dalam

pelaksanaan operasionalnya.

Sumber hukum. Bersumber dari pikiran manusia dan kebudayaan.

Berdasarkan hukum positif, hukum alami dan contoh sebelumnya.

Dewan Pegawas Syariah. Tidak ada DPS sehingga dalam prakteknya banyak

bertentangan dengan kaidah syariah.

Asuransi Syariah

Konsep. Sekumpulan orang yang saling bantu-membantu, saling menjamin

dan berkerjasama antara satu dengan yang lainnya dengan cara masing-

masing mengeluarkan dana tabarru.

Asal-usul. Dari Al- aqilah, yaitu kebiasaan suku Arab jauh sebelum Islam

dating. Kemudian disahkan oleh Rasulullah menjadi hukum Islam, bahkan

sudah tertuang dalam Konstitusi Madinah yang dibuat oleh Rasulullah.

Riba, Gharar dan Maisir. Bersih dari adanya praktek Riba, Gharar, Maysir.

Sumber hukum. Bersumber dari Wahyu Ilahi, Sunnah, Ijma, Fatwa, Sahabat,

Qiyas, Ihtisan, Tradisi dan Mashalih Mursalah.

25

Page 31: Contoh Format TM

Dewan Pegawas Syariah. Berfungsi untuk mengawasi pelaksanaan

Operasional perusahaan asuransi agar terbebas dari praktek-praktek

muamalah yang bertentangan dengan prinsip Islam.

2.2. Pegadaian

Gadai merupakan salah satu bentuk penjaminan dalam perjanjian pinjam

meminjam. Dalam prakteknya penjaminan dalam bentuk gadai merupakan cara

pinjam meminjam yang dianggap paling praktis oleh masyarakat. Praktek gadai

dapat dilakukan oleh masyarakat umum karena tidak memerlukan suatu tertib

administrasi yang rumit dan tidak juga diperlukan suatu analisa kredit yang

mendalam seperti pada bentuk penjaminan lain seperti pada hak tanggungan.

Akibat dari sangat mudahnya praktek gadai tersebut, maka tidak jarang

praktek penjaminan gadai tidak sesuai dengan ketentuan hukum dan merugikan

para peminjam karena lemahnya posisi dari peminjam tersebut. Untuk itu,

pemerintah merasa perlu untuk memiliki suatu lembaga keuangan yang melayani

pinjaman kepada masyarakat dengan sistem gadai. Untuk itu Pemerintah sejak

lama telah mendirikan suatu lembaga Pegadaian.

2.2.1. Pengertian

Pegadaian adalah sebuah BUMN di Indonesia yang usaha intinya adalah

bidang jasa penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai. Berikut

ini pengertian gadai dan Perusahaan Umum (perum) Pegadaian di Indonesia

adalah sebagai berikut:

Gadai. Menurut KUHPerdata pasal 1150, gadai adalah suatu hak yang

diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak.

Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh

seorang yang mempunyai hutang atau oleh seorang lain atas nama orang yang

26

Page 32: Contoh Format TM

mempunyai hutang. Seorang yang mempunyai hutang tersebut memberikan

kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak

yang telah diserahkan untuk melunasi hutang apabila pihak yang berutang

tidak dapat memenuhi kewajibannya pada jatuh tempo.

Perusahaan Umum Pegadaian. Perusahaan umum pegadaian adalah satu-

satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk

melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk

penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti yang

dimaksud dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150 di atas.

2.2.2. Tujuan Pegadaian

Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program

pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya

melalui penyaluran pinjaman uang pinjaman atas dasar hukum gadai.

Pencegahan praktek ijon, pegadaian gelap, riba, dan pinjaman tidak wajar

lainnya.

2.2.3. Sejarah Pegadaian

Perkembangan lembaga pegadaian dimulai dari Eropa, yaitu negara-negara

Italia, Inggris, dan Belanda. Pengenalan usaha pegadaian di Indonesia diawali

pada masa awal masuknya kolonial Belanda, yaitu sekitar akhir abad ke-19, oleh

sebuah bank yang bernama Bank Van Lening. Bank tersebut memberikan jasa

pinjaman dana dengan syarat penyerahan barang bergerak, sehingga bank ini pada

hakikatnya telah memberikan jasa pegadaian.

Pada awal abad ke-20 pemerintah Hindia Belanda berusaha mengambil

alih usaha pegadaian dan memonopolinya dengan cara mengeluarkan Staatsblad

No. 131 Tahun 1901. Peraturan tersebut diikuti dengan pendirian rumah gadai

27

Page 33: Contoh Format TM

resmi milik pemerintah dan statusnya diubah menjadi Dinas Pegadaian sejak

berlakunya Staatsblad No. 266 Tahun 1960. Pada masa selanjutnya, pegadaian

milik pemerintah tetap diberi fasilitas monopoli atas kegiatan pegadaian di

Indonesia.

Dinas Pegadaian mengalami beberapa kali bentuk badan hukum sehingga

akhirnya pada tahun 1990 menjadi Perusahaan Umum (Perum). Pada tahun 1960

Dinas Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian, pada tahun

1969 Perusahaan Negara Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan)

Pegadaian, dan pada tahun 1990 Perusahaan Jawatan Pegadaian diubah menjadi

Perusahaan umum (Perum) Pegadaian melalui Peraturan Pemerintah No. 10

Tahun 1990 Tanggal 10 April 1990.

Pada waktu pegadaian masih berbentuk Perusahaan Jawatan, misi sosial

dari pegadaian merupakan satu-satunya acuan yang digunakan oleh

manajemennya dalam mengelola pegadaian. Pengelolaan pegadaian bisa

dilaksanakan meskipun usaha tersebut mengalami kerugian. Sejak statusnya

diubah menjadi Perusahaan Umum, keadaan tersebut tidak sepenuhnya dapat

dipertahankan lagi.

Di samping berusaha memberikan pelayanan umum berupa penyediaan

dana atas dasar hukum gadai manajemen Perum Pegadaian juga berusaha agar

pengelolaan usaha ini sedapat mungkin tidak mengalami kerugian.Perum

Pegadaian diharapkan akan dapat mengalami keuntungan atau setidaknya

pengiriman yang didapat mampu menutup seluruh biaya dan pengeluarannya

sendiri. Kantor Pusat Perum Pegadaian berkedudukan di Jakarta dan dibantu oleh

kantor daerah, kantor perwakilan daerah, dan kantor cabang. Saat ini jaringan

usaha Perum Pegadaian telah meliputi lebih dari 500 cabang yang tersebar di

seluruh Indonesia.

2.2.4. Pimpinan Pegadaian

28

Page 34: Contoh Format TM

Kegiatan usaha Perum Pegadaian dipimpin sebuah dewan direksi yang

terdiri dari seorang direktur utama dan beberapa direktur. Masa jabatan dari

masing-masing anggota dewan direksi adalah lima tahun, dan setelah masa

jabatan tersebut berakhir yang bersangkutan dapat diangkat kembali.

Di samping dewan direksi yang bertugas menjalankan dan mengelola

kegiatan usaha, Perum Pegadaian juga mempunyai sebuah dewan pengawas yang

fungsi utamanya adalah untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha Perum

Pegadaian agar selalu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dapat

merealisasikan misinya untuk membantu masyarakat dalam bidang pendanaan

atas dasar hukum gadai.

Dewan pengawas juga bertanggung jawab untuk mengawasi pengelolaan

keuangan Perum Pegadaian agar badan usaha ini tidak mengalami kerugian yang

dapat memberatkan keuangan negara. Anggota dewan direksi dan dewan

pengawas diangkat dan dihentikan oleh presiden atas usul Menteri Keuangan.

Dalam pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan Perum Pegadaian, Menteri

Keuangan dibantu oleh sebuah Direktorat Jenderal.

2.2.5. Kegiatan Usaha

2.2.5.1. Penghimpunan Dana

Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan

usahanya berasal dari:

Pinjaman jangka pendek dari perbankan.

Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini (sekitar 80% dari

total dana jangka pendek yang dihimpun).

Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (hutang kepada rekanan, hutang

kepada nasabah, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar,pendapatan

diterima di muka,dan lain-lain).

29

Page 35: Contoh Format TM

Penerbitan obligasi.

Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah dua kali menerbitkan

obligasi yang jangka waktunya masing-masing lima tahun. Penerbitan

pertama adalah pada tahun 1993 sebesar Rp 25 miliar dan penerbitan yang

kedua kalinya adalah pada tahun 1994 juga sebesar Rp 25 miliar, sehingga

sampai dengan 1994 total nilai obligasi yang telah diterbitkan adalah Rp 50

miliar.

Modal sendiri

Modal sendiri yang dimiliki oleh Perum Pegadaian terdiri lagi:

Modal awal: kekayaan negara di luar APBN sebesar Rp 205 miliar.

Laba ditahan: laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak

perusahaan pegadaian ini berisi pada masa Hindia Belanda.

2.2.5.2. Penggunaan Dana

Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai

kegiatan usaha Perum Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk hal-

hal berikut:

Uang kas dan dana likuid lain. Perum Pegadaian memerlukan dana likuid

untuk berbagai kebutuhan seperti: kewajiban yang jatuh tempo, penyaluran

dana dalam bentuk pembiayaan atas dasar hukum gadai, biaya operasional

yang harus segera dikeluarkan, pembayaran pajak, dan lain-lain.

Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan inventaris. Aktiva

tetap berupa tanah dan bangunan serta inventaris ini tidak secara langsung

dapat menghasilkan penerimaan bagi Perum Pegadaian namun sangat penting

agar kegiatan usahanya dapat dijalankan dengan baik. Aktiva tetap dan

peralatan ini antara lain berupa tanah, kantor atau bangunan, komputer,

kendaraan, meubel, brankas, dan lain-lain.

30

Page 36: Contoh Format TM

Pendanaan kegiatan operasional. Kegiatan operasional Perum Pegadaian

memerlukan dana yang tidak kecil. Dana ini antara lain digunakan untuk: gaji

pegawai, honor, perawatan peralatan, dan lain-lain.

Penyaluran dana. Penggunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan

dalam bentuk pembiayaan atas dasar hukum gadai. Lebih dari 50% dana yang

telah dihimpun oleh Perum Pegadaian tertanam dalam bentuk aktiva ini,

karena memang ini merupakan kegiatan utamanya. Penyaluran dana ini

diharapkan akan dapat menghasilkan penerimaan dari bunga yang dibayarkan

oleh nasabah.Penerimaan inilah yang merupakan penerimaan utama bagi

Perum Pegadaian dalam menghasilkan keuntungan, meskipun tetap

dimungkinkan untuk mendapatakan penerimaan dari sumber yang lain seperti

investasi surat berharga dan pelelangan jaminan gadai.

Investasi lain. Kelebihan dana (idle fund), yang belum diperlukan untuk

mendanai kegiatan operasional maupun belum dapat disalurkan kepada

masyarakat, dapat ditanamkan dalam berbagai macam bentuk investasi jangka

pendek dan menengah. Investasi ini dapat menghasilkan penerimaan bagi

Perum Pegadaian, namun penerimaan ini bukan penerimaan utama yang

diharapkan oleh Perum Pegadaian. Sebagai contoh, Perum pegadaian dapat

memanfaatkan dananya untuk investasi di bidang properti, seperti kantor dan

toko. Pelaksanaan investasi ini biasanya bekerja sama dengan pihak ketiga

seperti pengembang (developer), kontraktor, dan lain-lain.

2.2.5.3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian

Berikut akan dijelaskan mengenai berbagai produk dan jasa yang

ditawarkan oleh Perum Pegadaian kepada masyarakat, antara lain:

1. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai

Seperti diuraikan pada bagian awal di atas, pemberian pinjaman

atas dasar hukum gadai berarti mensyaratkan pemberian pinjaman atas dasar

31

Page 37: Contoh Format TM

penyerahan barang bergerak oleh penerima pinjaman. Konsekuensi

pertamanya adalah jumlah atau nilai pinjaman yang diberikan kepada masing-

masing peminjam sangat dipengaruhi oleh nilai barang bergerak yang akan

digadaikan. Pinjaman ini pada dasarnya adalah kredit jangka pendek dengan

memberikan pinjaman uang tunai dari Rp 10.000 hingga Rp 20.000.000

dengan jaminan benda bergerak (perhiasan emas, alat rumah tangga,

kendaraan, barang elektronik, dan sebagainya) dengan prosedur mudah dan

layanan cepat.

Sewa modal (bunga) pinjaman di pegadaian merupakan pinjaman

dengan jangka waktu selama 4 bulan. Apabila telah melewati batas pinjaman

nasabah dapat memperpanjang dengan membayar sewa modal (bunga) atau

dapat menebus barang jaminannya. Apabila kedua hal tersebut tidak

dilaksanakan maka pegadaian berhak untuk melelang barang jaminan. Berikut

ini adalah tarif pinjaman saat ini berdasarkan besarnya pinjaman.

Golongan Besar Pinjaman Tarif Pinjaman per 15 Hari

Golongan A Rp 10.000 – Rp 40.000 1,25%

Golongan B Rp 40.500 – Rp 150.000 1,50%

Golongan C Rp 151.000 – Rp 500.000 1,75%

Golongan D Rp 510.000 – Rp 20.000.000 1,75%

Golongan Besar Pinjaman Tarif Pinjaman per 15 Hari

Golongan D1 > Rp 20.000.000 1,75%

Tabel 3.1. Tarif Pinjaman Berdasarkan Besarnya Pinjaman

2. Penaksiran nilai barang

Selain memberikan pinjaman atas dasar hukum gadai, Perum

Pegadaian juga memberikan jasa penaksiran nilai suatu barang. Jasa ini dapat

diberikan oleh Perum Pegadaian karena perusahaan ini mempunyai peralatan

penaksir serta petugas-petugas yang sudah berpengalaman dan terlatih dalam

32

Page 38: Contoh Format TM

menaksir nilai suatu barang yang akan digadaikan. Barang yang akan ditaksir

pada dasarnya meliputi semua barang bergerak yang bisa digadaikan,

terutama emas, berlian, dan intan. Masyarakat yang memerlukan jasa ini

biasanya ingin mengetahui nilai jual wajar atas barang berharganya yang akan

dijual. Atas jasa penaksiran yang diberikan, Perum Pegadaian memperoleh

penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penaksiran.

3. Penitipan barang

Jasa lain yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian adalah penitipan

barang. Perum Pegadaian dapat menyelenggarakan jasa tersebut karena

perusahaan ini mempunyai tempat penyimpanan barang bergerak yang cukup

memadai. Gudang dan tempat penyimpanan barang bergerak lain milik

Pegadaian terutama digunakan untuk menyimpan barang-barang yang

digadaikan oleh masyarakat.

Mengingat gudang dan tempat penyimpanan lain ini tidak selalu

dimanfaatkan penuh atau ada kalanya terdapat kapasitas menganggur, maka

kapasitas menganggur tersebut dapat dimanfaatkan untuk memberikan jasa

lain berupa penitipan barang. Masyarakat menitipkan barangdi pegadaian

pada dasarnya karena alasan keamanan penyimpanan, terutama bagi

masyarakat yang akan meninggalkan rumahnya untuk jangka waktu yang

lama. Atas jasa penitipan yang diberikan, Perum Pegadaian memperoleh

penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penitipan. Berikut ini tabel

tarif penitipan saat ini adalah sebagai berikut:

Jenis Lama Perjanjian Biaya

Dokumen dan surat berharga 2 minggu Rp 1.500

1 bulan Rp 2.000

3 bulan Rp 5.800

6 bulan Rp 11.100

33

Page 39: Contoh Format TM

12 bulan Rp 20.000

Perhiasan dan barang kecil 2 minggu Rp 2.000

1 bulan Rp 2.500

3 bulan Rp 7.200

6 bulan Rp 18.900

12 bulan Rp 25.000

Barang gudang ukuran besar 2 minggu Rp 2.500

1 bulan Rp 3.000

3 bulan Rp 8.700

6 bulan Rp 16.700

12 bulan Rp 30.000

Jenis Lama Perjanjian Biaya

Barang gudang ukuran

sedang

2 minggu Rp 2.000

1 bulan Rp 2.500

3 bulan Rp 7.200

6 bulan Rp 13.900

12 bulan Rp 25.000

Barang gudang ukuran kecil 2 minggu Rp 1.000

1 bulan Rp 4.300

3 bulan Rp 4.300

6 bulan Rp 8.300

12 bulan Rp 15.000

Tabel 3.2. Tarif Penitipan Barang

4. Jasa lain

Ketiga jenis di atas hampir selalu ada pada setiap kantor pegadaian.

Di samping ketiga jasa tersebut, kantor Perum Pegadaian tertentu juga

menawarkan jasa lain seperti:

34

Page 40: Contoh Format TM

Penjualan Koin Emas ONH. Koin Emas ONH adalah emas yang

berbentuk koin yang bisa digunakan untuk tujuan persiapan dana pergi

haji bagi pembelinya. Konsumen tinggal membeli sejumlah koin emas

ONH (yang tersedia dalam berbagai pilihan berat), baik sekali saja

maupun secara rutin. Setelah koin emas ONH dianggap mencukupi

(biasanya sekitar 250-300 gram), maka secara otomatis pemilik akan

didaftarkan sebagai calon jamaah haji melalui Sistem Haji Terpadu

(Siskoat). Selain untuk haji, konsumen juga bisa membeli emas untuk

tujuan investasi lain, dan tidak harus selalu untuk haji.

Krasida. Krasida adalah Kredit Angsuran Sistem Gadai. Krasida

merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil

(dalam rangka mengembangkan usaha) atas dasar gadai yang

pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran.

Kreasi. Kreasi adalah Kredit Angsuran Fidusia. Produk ini merupakan

modifikasi dari Kredit Kelayakan Usaha (KKUP). Kreasi merupakan

pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil (dalam

rangka pengembangan usaha) dengan konstruksi penjaminan secara

fidusia dan pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran.

Kresna. Kresna atau Kredit Serba Guna. Merupakan pemberian pinjaman

kepada pegawai atau karyawan dalam rangka kegiatan produktif atau

konsumtif dengan pengembalian secara angsuran.

Galeri 24. Pegadaian juga mempunyai Galeri 24 yaitu Toko Emas khusus

merancang desain dan menjual perhiasan emas dengan Sertifikat Jaminan

sesuai karatase perhiasan emas. Seperti diketahui bahwa perhiasan yang

dijual di toko emas Galeri 24 adalah merupakan produk yang dibuat oleh

Pegadaian, jadi bukan merupakan barang jaminan nasabah yang tidak

ditebus. Dengan pengalaman menguji karatase emas sejak tahun 1901.

35

Page 41: Contoh Format TM

KCA (Kredit Cepat Aman), yaitu kredit dengan sistem gadai yang di

berikan kepada semua golongan nasabah. Baik untuk kebutuhan

komsumtif maupun kebutuhan produktif.

Krista (Kredit Usaha Rumah Tangga), merupakan pemberian pinjaman

kepada ibu-ibu kelompok usaha rumah tangga sangat mikro yang

membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman modal kerja yang

pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran. adapun kredit

ini hanya dikenakan bunga 0,9 % per bulan tanpa menggunakan agunan

hal ini semata-mata dilakukan PEGADAIAN untuk membantu kegiatan

UKM di Indonesia.

Kremada (Kredit Perumahan Swadaya), merupakan pemberian pinjaman

kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk membangun atau

memperbaiki rumah dengan pengembalian secara angsuran. Pendanaan

ini merupakan kerja sama dengan Menteri Perumahan Rakyat.

KTJG (Kredit Tunda Jual Gabah). KTJG diberikan kepada para petani

dengan jaminan gabah kering giling. Layanan kredit ini ditujukan untuk

membantu para petani pasca panen agar terhindar dari tekanan akibat

fluktuasi harga pada saat panen dan permainan harga para tengkulak.

Amanah, yaitu pembiayaan berprinsip syariah dari pegadaianmelayani

anda karyawan swasta atau pegawai negri untuk memiliki motor atau

mobil idaman.

Arrum. Arrum memudahkan para pengusaha kecil untuk mendapatkan

modal usaha dengan jaminan BPKB dan emas.

Kremada, yaitu pinjaman (kredit) lunak yang diberikan kepada

masyarakat berpenghasilan rendah untuk kebutuhan renovasi atau

pembangunan rumah.

36

Page 42: Contoh Format TM

Kredit multi guna, yaitu kredit (pinjaman) dengan sistem fidusia yang di

peruntukkan bagi pegawai atau karyawan suatu instanti yang telah

memiliki penghasilan tetap.

Investa, yaitu pinjaman dengan sistem gadai yang ang diberikan kepada

nasabah dengan sistem perseorangan maupun institusi dalam waktu

tertentu dengan jaminan berbentuk saham dan obligasi yang tercatat dan

diperdagangkan di bursa efek Indonesia.

Kredit tunda jual gabah, yaitu pinjaman atau talangan dana cepat kepada

petani saat panen raya dengan jaminan gabah kering giling (GKC)

unktuk digunakan menutup biaya hidup dan modal budidaya.

2.2.6. Proses Pinjaman Hukum Gadai

2.2.6.1. Barang yang Dapat Digadaikan

Pada dasarnya, hampir semua barang bergerak dapat digadaikan di

pegadaian dengan pengecualian untuk barang-barang tertentu. Barang-barang

yang dapat digadaikan meliputi:

Barang perhiasan, perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan,

mutiara dan batu mulia.

Kendaraan, seperti mobil, sepeda motor, sepeda dan lain-lain.

Barang elektronik, seperti kamera, refrigerator, freezer, radio, tape recorder,

video player, televisi dan lain-lain.

Barang rumah tangga, seperti perlengkapan dapur, perlengkapan makan dan

lain-lain.

Mesin-mesin

Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum Pegadaian

37

Page 43: Contoh Format TM

Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan sumber

daya manusia di pegadaian, perlunya meminimalkan resiko yang ditanggung oleh

Perum Pegadaian, serta memerhatikan peraturan yang berlaku, maka ada barang-

barang tertentu yang tidak dapat digadaikan. Barang-barang yang tidak dapat

digadaikan, meliputi:

Binatang ternak, karena memerlukan tempat penyimpanan khusus dan

memerlukan cara pemeliharaan khusus.

Hasil bumi, karena mudah busuk atau rusak

Barang dagangan dalam jumlah besar, karena memerlukan tempat

penyimpanan sangat besar yang tidak dimiliki oleh pegadaian

Barang yang cepat rusak, busuk, atau susut

Barang yang sangat mudah terbakar.

2.2.6.2. Penaksiran

Pinjaman atas dasar hukum gadai mensyaratkan penyerahan barang

bergerak sebagai jaminan pada loket yang telah ditentukan pada kantor pegadaian

setempat. Mengingat besarnya jumlah pinjaman sangat tergantung pada nilai

barang yang akan digadaikan, maka barang yang diterima dari calon peminjam

terlebih dahulu harus ditaksir nilainya oleh petugas penaksir. Petugas penaksir

adalah orang-orang yang sudah mendapatkan pelatihan khusus dan pengalaman

dalam melakukan penaksiran barang-barang yang akan digadai. Pedoman dasar

penaksiran telah ditetapkan oleh Perum Pegadaian agar penaksiran atas suatu

barang bergerak dapat sesuai dengan nilai sebenarnya. Pedoman penaksiran yang

dikelompokkan atas dasar jenis barangnya adalah sebagai berikut:

A. Barang kantong

1. Emas

38

Page 44: Contoh Format TM

Petugas penaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar taksiran logam

yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman untuk keperluan

penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi

Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat

Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

2. Permata

Petugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah ditetapkan oleh

kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan pasar permata

yang ada.

Petugas penaksir melakukan pengujian kualitas dan berat permata

Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

B. Barang gudang ( mobil, mesin, barang elektronik dan lain-lain )

Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang. Harga

pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan

perkembangan harga yang terjadi.

Petugas penaksir menentukan taksiran

Nilai taksiran terhadap suatu objek barang yang akan digadaikan tidak

ditentukan sebesar harga pasar, melainkan setelah dikalikan dengan persentase

tertentu. Nilai taksiran inilah yang diajukan acuan untuk menetukan besarnya

pinjaman yang akan diberikan kepada nasabah.

2.2.6.3. Pemberian Pinjaman

Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan

besarnya pinjaman yang diberikan. Setelah nilai taksiran ditentukan, maka petugas

menentukan jumlah uang pinjaman yang dapat diberikan. Penentuan jumlah uang

39

Page 45: Contoh Format TM

pinjaman ini juga berdasarkan persentase tertentu terhadap nilai taksiran dan

persentase ini juga telah ditentukan oleh Perum Pegadaian berdasarkan golongan

yang besarnya berkisar antara 80 – 90%. Pinjaman kemudian digolongkan atas

dasar jumlahnya untuk menentukan syarat-syarat pinjaman seperti besarnya sewa

modal, jangka waktu pelunasan, jadwal atau waktu pelelangan. Barang yang

digadaikan diasuransikan oleh Perum Pegadaian yang dana pembayaran preminya

diperoleh dari peminjam dana. Pemberian uang pinjaman kepada nasabah

dilakukan oleh kasir tanpa ada potongan biaya selain untuk premi asuransi.

Perlu ditekankan disini bahwa angka-angka dalam persyaratan dan

penggolongan pinjaman tersebut bukanlah sesuatu yang baku atau berlaku untuk

sepanjang masa. Perum Pegadaian selalu mengamati perkembangan

perekonomian untuk menentukan apakah penggolongan dan angka-angka dalam

syarat-syarat pinjaman di atas masih relevan ataukah tidak.

Nilai uang pinjaman yang diberikan lebih kecil daripada nilai pasar dari

barang yang digadaikan. Perum Pegadaian secara sengaja mengambil kebijakan

ini untuk mencengah munculnya kerugian. Apabila ternyata nasabah pada saat

jatuh tempo tidak mampu atau tidak bersedia menebus barang yang digadaikan,

maka Perum Pegadaian akan menjual barang tersebut melalui pelelangan. Harga

penjualan barang yang digadaikan ini bisa lebih tinggi, sama, atau lebih rendah

daripada nilai taksiran yang telah ditetapkan oleh petugas penaksir pada awal

pemberian pinjaman.

Jika nilai taksiran ditetapkan sebesar nilai pasar dan ternyata pada waktu

pelelangan nilai pasar merosot, maka Perum Pegadaian akan mengalami kerugian

karena hasil pelelangan tidak dapat digunakan untuk menutupi pinjaman yang

telah diberikan kepada debitor. Kerugian ini akan menjadi lebih besar apabila

kewajiban yang belum dibayar oleh debitor tidak hanya pokok pinjaman tetapi

juga sewa modal atau bunga. Hal tersebut menjadi dasar penetapan jumlah uang

pinjaman yang lebih kecil daripada nilai taksiran atas barang yang digadaikan.

40

Page 46: Contoh Format TM

2.2.6.4. Pelunasan

Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu pemberian

pinjaman, nasabah mempunyai kewajiban melakukan pelunasan pinjaman yang

telah diterima. Pada dasarnya, nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat

tanpa harus menunggu jatuh tempo. Pelunasan pinjaman beserta sewa modalnya

(bunga) dibayarkan langsung ke kasir disertai surat gadai. Setelah adanya

pelunasan atau penebusan yang disertai pemenuhan kewajiban nasabah yang lain,

nasabah dapat mengambil kembali barang yang digadaikan.

2.2.6.5. Pelelangan

Penjualan barang yang digadaikan melalui suatu pelelangan akan

dilakukan oleh Perum Pegadaian pada saat yang telah ditentukan dimuka apabila

hal-hal berikut ini terjadi:

Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus

barang yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai

alasan

Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak

memperpanjang batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan.

Hasil pelelangan barang yang digadaikan akan digunakan untuk melunasi

seluruh kewajiban nasabah kepada Perum Pegadaian yang terdiri dari:

Pokok pinjaman

Sewa modal atau bunga

Biaya lelang

Apabila barang yang digadaikan tidak laku dilelang atau terjual dengan

harga yang lebih rendah daripada nilai taksiran yang telah dilakukan pada awal

pemberian pinjaman kepada nasabah yang bersangkutan, maka barang yang tidak

41

Page 47: Contoh Format TM

laku lelang tersebut dibeli oleh negara dan kerugian yang timbul ditanggung oleh

Perum Pegadaian.

2.2.7. Manfaat Pegadaian

Bagi Nasabah

Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari perum

pegadaian adalah ketersediaan dana Dengan prosedur yang relative lebih

sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan

Dengan kredit perbankan. Disamping itu, mengingat jasa yang ditawarkan perum

pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, maka nasabah juga dapat memperoleh

manfaat antara lain:

Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah

berpengalaman dan dapat dipercaya. Penaksiran atas suatu barang antara

penjual dan pembeli sering sulit sampai pada suatu kesepakatan yang sama.

Untuk mengatasi perbedaan persepsi atas nilai suatu barang, kedua belah

pihak bisa menghubungi Perum Pegadaian sebaga pihak yang netral untuk

melakukan penaksiran atas barang tersebut.

Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.

Nasabah yang akan bepergian, merasa kurang aman menempatkan barang

bergeraknya di tempat sendiri, atau tidak mempunyai sarana penyimpanan

suatu barang bergerak dapat menitipkan barangnya di Perum Pegadaian.

Bagi Perum Pegadaian

Manfaatkan yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang

diberikan kepada nasabahnya adalah:

Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh

peminjam dana.

42

Page 48: Contoh Format TM

Penghasilan yang bersumbar dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah

memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian

Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara

yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada

masyarakat yang memerlukan dana Dengan prosedur dan cara yang relatif

sederhana.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1990, laba yang diperoleh

oleh Perum Pegadaian digunakan untuk:

Dana pembangunan semesta (55 %)

Cadangan umum (20 %)

Cadangan tujuan (5 %)

Dana social (20 %)

2.2.8. Pegadaian Syariah

Perkembangan produk-produk berbasis syariah kian marak di Indonesia,

tidak terkecuali pegadaian. Perum pegadaian mengeluarkan produk berbasis

syariah yang disebut dengan pegadaian syariah. Pada dasarnya, produk-produk

berbasis syariah memiliki karakteristik seperti, tidak memungut bunga dalam

berbagai bentuk karena riba, menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai

komoditas yang diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh

imbalan atas jasa dan atau bagI hasil. Pegadaian syariah atau dikenal dengan

istilah rahn, dalam pengoperasiannya menggunakan metode Fee Based Income

(FBI) atau Mudharobah (bagi hasil).

Karena nasabah dalam mempergunakan marhumbih (UP) mempunyai

tujuan yang berbeda-beda misalnya untuk konsumsi, membayar uang sekolah atau

tambahan modal kerja, penggunaan metode Mudharobah belum tepat

43

Page 49: Contoh Format TM

pemakaiannya. Oleh karenanya, pegadaian menggunakan metode Fee Based

Income (FBI).

Sebagai penerima gadai atau disebut Mutahim, penggadaian akan

mendapatkan Surat Bukti Rahn (gadai) berikut dengan akad pinjam-meminjam

yang disebut Akad Gadai Syariah dan Akad Sewa Tempat (Ijarah). Dalam akad

gadai syariah disebutkan bila jangka waktu akad tidak diperpanjang maka

penggadai menyetujui agunan (marhun) miliknya dijual oleh murtahin guna

melunasi pinjaman. Sedangkan Akad Sewa Tempat (ijarah) merupakan

kesepakatan antara penggadai dengan penerima gadai untuk menyewa tempat

untuk penyimpanan dan penerima gadai akan mengenakan jasa simpan.

Salah satu inovasi produk yang diluncurkan oleh pagadaian adalah

Program Kredit Tunda Jual Komoditas Pertanian yang saat ini lebih dikenal

dengan sebutan Gadai Gabah. Program ini diluncurkan atas landasan pemikiran

bahwa dalam rangka mengurangi kerugian petani akibat perbedaan harga jual

gabah pada saat panen raya. Sasaran utama program ini adalah membantu petani

agar bisa menjual gabah yang dimilikinya sesuai dengan harga dasar yang

ditetapkan oleh pemerintah. Pengalaman selama ini ketika terjadi panen raya,

petani selalu menjadi pihak yang dirugikan.

Untuk mencegah kerugian yang diderita oleh petani pada saat musim

panen akibat anjloknya harga gabah, Perum Pegadaian meluncurkan gadai gabah.

Dengan sistem ini, petani menggadaikan gabahnya pada musim panen, untuk

ditebus dan dijual ketika harga gabah kembali normal. Dengan adanya gadai

gabah, petani bisa tidak menjual semua gabahnya pada saat musim panen (harga

murah) melainkan menyimpannya dulu di gudang milik agen yang menjadi mitra

pegadaian. Petani menggadaikan sebagian gabahnya pada musim panen pada

Perum Pegadaian dengan harga yang berlaku saat itu. Setelah harga gabah

kembali normal, petani dapat menebusnya dengan harga yang sarna ketika

menggadaikan gabahnya ditambah dengan sewa modal sebesar 3,5 persen per

bulan.

44

Page 50: Contoh Format TM

Jika selama batas waktu empat bulan (masa jatuh tempo kredit) petani

tidak dapat menebusnya, gabah akan dilelang oleh Perum Pegadaian. Kelebihan

harga gabah akan diberikan kepada petani. Gabah yang diterima sebagai barang

jaminan adalah Gabah Kering Giling (GKG). Bila gabah petani bukan gabah

kering giling maka petani akan dikenakan proses penanganan (handling) sebesar

Rp 10 per kg.

2.2.9. Perbedaan Pegadaian Konvensional dengan Syariah

Pegadaian konvensional

Gadai menurut hukum perdata disamping berprinsip tolong menolong juga

menarik keuntungan dengan cara menarik bunga atau sewa modal.

Dalam hukum perdata hak gadai hanya berlaku pada benda yang bergerak.

Adanya istilah bunga (memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat

akumulatif dan berlipat ganda).

Dalam hukum perdata gadai dilaksanakan melalui suatu lembaga yang ada di

Indonesia disebut Perum Pegadaian.

Menarik bunga 10%-14% untuk jangka waktu 4 bulan, plus asuransi sebesar

0,5% dari jumlah pinjaman. Jangka waktu 4 bulan itu bisa terus diperpanjang,

selama nasabah mampu membayar bunga.

Pegadaian syariah

Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara sukarela atas dasar tolong

menolong tanpa mencari keuntungan/ mencari keuntungan yang sewajarnya.

Rahn berlaku pada seluruh benda baik harus yang bergerak maupun yang

tidak bergerak.

45

Page 51: Contoh Format TM

Dalam rahn tidak ada istilah bunga (biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan

dan penaksiran). Singkatnya biaya gadai syariah lebih kecil dan hanya sekali

dikenakan.

Rahn menurut hukum Islam dapat dilaksanakan tanpa melalui suatu lembaga.

Hanya memungut biaya (termasuk asuransi barang) sebesar 4% untuk jangka

waktu 2 bulan. Bila lewat 2 bulan nasabah tak mampu menebus barangnya,

masa gadai bisa diperpanjang dua periode. Jadi. Total waktu maksimalnya 6

bulan. ”Tidak ada tambahan pungutan biaya untuk perpanjangan waktu. Tapi,

jika melewati masa 6 bulan, pihak pegadaian akan langsung mengeksekusi

barang gadai.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Asuransi dan pegadaian merupakan lembaga non bank atau bukan bank.

Asuransi sebagai penjamin terhadap pihak yang membeli asuransi, sedangkan

pegadaian sebagai pemberian kredit yang mudah dan aman dengan jaminan

barang yang dimiliki nasabah.

46

Page 52: Contoh Format TM

Kedua lembaga non bank ini masing-masing terbagi dua jenis, yaitu

asuransi konvensional dan syariah, dalam pegadaian juga terdapat pegadaian

konvensional dan syariah. Perbedaan antara konvensional dan syariah yaitu:

konvensional lebih mengutamakan keuntungan (profit), sedangkan syariah

mengutamakan 2 hal, yaitu keuntungan (profit) dan kegiatan usahanya sesuai

dengan ajaran agama Islam.

3.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran-saran yang

berkaitan dengan asuransi dan pegadaian, yaitu sebagai berikut:

Bagi orang atau masyarakat yang berminat terhadap asuransi, harus berpikir

terlebih dahulu sebelum mengajukan asuransi kepada perusahaan asuransi

konvensional. Karena jika anda telah membeli asuransi sesuai dengan

perjanjian premi, anda harus rutin membayar premi yang di tetapkan selama 5

sampai 7 tahun sesuai dengan ketetapan masing-masing perusahaan asuransi

konvensional. Jika anda tidak membayar rutin premi yang yang telah

disepakati maka uang anda yang selama ini dibayar akan hangus.

Jika Anda ingin membeli asuransi dengan kondisi ekonomi yang tidak begitu

baik, saya sarankan untuk membeli produk asuransi dari perusahaan asuransi

syariah. Karena, jika Anda tidak mampu lagi membayar premi, uang Anda

tidak akan hangus dan bisa diambil kembali uang Anda, sedangkan

perusahaan asuransi konvensional, uang Anda akan hangus.

Jika Anda ingin menerima kredit dengan menggadaikan barang Anda. Saya

sarankan Anda melakukan peminjaman uang tehadap pegadaian syariah

karena pegadaian syariah tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk atas

pinjaman yang diberikan.

47

Page 53: Contoh Format TM

DAFTAR PUSTAKA

Khoiril Anwar. 2007. Asuransi syariah, halal & maslahat. Tiga Serangkai. Solo.

Sigit Triandaru, dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan

Lain Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta.

Asuransi, 14 Mei 2013, http://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi.

48

Page 54: Contoh Format TM

Asuransi Syariah 2, 9 Juni 2009,

http://id.shvoong.com/business-management/1904657-asuransi-syariah/.

Jenis-jenis Asuransi, 9 November 2010,

http://id.shvoong.com/business-management/investing/2072156-jenis-

jenis-asuransi/.

Pegadaian (perusahaan), 5 April 2013,

http://id.wikipedia.org/wiki/Pegadaian_(perusahaan).

Pengertian Asuransi Syariah, 22 Maret 2013,

http://id.shvoong.com/business-management/marketing/2363012-

pengertian-asuransi-syariah/.

Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional, 21 Mei

2012, http://campuradukmotivasi.wordpress.com/2012/05/21/perbedaan-

asuransi-syariah-dan-asuransi-konvensional/.

49