contoh Artikel Program Unggulan

9
Artikel Program Unggulan Pembuatan Database Kependudukan Gendu Untuk Mewujudkan Slogan Desa Yaitu Bebas Buang Air Besar Sembarangan” Disusun Oleh: Kelompok KKN ND69 Kependudukan merupakan hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan ( UU No. 23 Th 2006). Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati hasil pembangunan. Dalam kaitan peran penduduk tersebut, kualitas mereka perlu ditingkatkan melalui berbagai sumber daya yang melekat, dan pewujudan keluarga kecil yang berkualitas, serta upaya untuk menskenario kuantitas penduduk dan persebaran kependudukan dan jika tidak terorganisir dengan baik akan berakibat pada masalah kependudukan. Selain itu masalah lingkungan adalah persoalan yang timbul sebagai akibat dari berbagai gejala alam. Dalam arti ini masalah lingkungan adalah sesuatu yang melekat pada lingkungan itu sendiri, dan sudah ada sejak alam semesta ini, khususnya bumi dan segala isinya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Namun, tidak semua masalah lingkungan itu disebabkan oleh ejala alam, malah sebagian besar terjadi ulah tangan manusia. Dalam arti ini masalah lingkungan adalah sesuatu yang melekat pada lingkungan itu sendiri, dan sudah ada sejak alam semesta ini, khususnya bumi dan segala isinya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa maupun karena sesuatu yang disebabkan oleh manusia sendiri.. Masalah kependudukan dan masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang cukup mendapat perhatian dunia. Masalah kependudukan mendapat perhatian karena dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan manusia itu sendiri

description

contoh Artikel Program Unggulan

Transcript of contoh Artikel Program Unggulan

  • Artikel Program Unggulan

    Pembuatan Database Kependudukan Gendu Untuk Mewujudkan

    Slogan Desa Yaitu Bebas Buang Air Besar Sembarangan

    Disusun Oleh:

    Kelompok KKN ND69

    Kependudukan merupakan hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan,

    persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang

    menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan ( UU No. 23 Th

    2006).

    Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam pembangunan. Dalam

    nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang

    menikmati hasil pembangunan. Dalam kaitan peran penduduk tersebut, kualitas mereka

    perlu ditingkatkan melalui berbagai sumber daya yang melekat, dan pewujudan keluarga

    kecil yang berkualitas, serta upaya untuk menskenario kuantitas penduduk dan persebaran

    kependudukan dan jika tidak terorganisir dengan baik akan berakibat pada masalah

    kependudukan.

    Selain itu masalah lingkungan adalah persoalan yang timbul sebagai akibat dari

    berbagai gejala alam. Dalam arti ini masalah lingkungan adalah sesuatu yang melekat pada

    lingkungan itu sendiri, dan sudah ada sejak alam semesta ini, khususnya bumi dan segala

    isinya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Namun, tidak semua masalah lingkungan itu

    disebabkan oleh ejala alam, malah sebagian besar terjadi ulah tangan manusia. Dalam arti

    ini masalah lingkungan adalah sesuatu yang melekat pada lingkungan itu sendiri, dan sudah

    ada sejak alam semesta ini, khususnya bumi dan segala isinya diciptakan oleh Tuhan Yang

    Maha Esa maupun karena sesuatu yang disebabkan oleh manusia sendiri..

    Masalah kependudukan dan masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang

    cukup mendapat perhatian dunia. Masalah kependudukan mendapat perhatian karena

    dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan manusia itu sendiri

  • beserta lingkungannya. Kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kawasan laut, darat

    dan udara dipantau terus karena pada akhir-akhir ini menunjukkan gejala kemerosotan

    makin meningkat dari tahun ke tahun.

    Indonesia adalah salah satu negara yang tidak luput dari masalah kependudukan.

    Pertambahan penduduk yang cepat, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas

    penduduk yang rendah merupakan ciri-ciri masalah kependudukan di Indonesia.

    Pertumbuhan penduduk yang cepat (lebih dari 2%), akan mengakibatkan terjadinya struktur

    penduduk muda sehingga akan ketergantungan tinggi. Beberapa langkah telah dilakukan

    untuk mengatasi masalah kependudukan tersebut, diantaranya program keluarga berencana

    dan pendidikan kependudukan.

    Salah satu pertemuan di Pounex, Swiss, menyimpulkan bahwa masalah lingkungan

    tidak saja disebabkan oleh kemajuan melainkan juga oleh keterbelakangan dan kemiskinan.

    Masalah lingkungan yang akhir ini misalnya penyakit menular yang disebabkan oleh

    lingkungan yang kotor dan erosi yang disebabkan karena kerusakan hutan. Sementara di

    negara maju kerusakan lingkungan disebabkan oleh kurang atau tidaknya adanya

    pembangunan. Oleh karena itu, tanpa pembangunan masalah lingkungan justru akan

    menjadi makin parah. Selain itu masalah lingkungan yang menjadi perhatian khusus

    adalah pencemaran lingkungan akibat sampah dan buang air besar sembarangan.

    Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang terbiasa untuk buang hajat di

    sembarangan tempat, seperti di kebun, empang, sungai dan bahkan dilahan terbuka

    disekitar rumah tinggal. Berbagai program telah dilakukan untuk mengatasi masalah

    tersebut, namun hasilnya masih belum menunjukan hal yang menggembirakan. Beberapa

    faktor yang menyebabkan kegagalan beberapa program sanitasi diantaranya adalah opsi

    teknologi terbatas dan relatif mahal (300 ribu sampai 1.6 juta rupiah). Dana bergulir yang

    terlalu mahal mengakibatkan target pembangunan untuk masyarakat miskin menjadi tidak

    tercapai. Selain itu pendekatan dana bergulir untuk sanitasi rawan macet karena seringkali

    masyarakat menganggap itu sebagai dana gratis, serta faktor strategi promosi kurang

    berhasil menimbulkan motivasi atau kebutuhan sanitasi. Pendekatan dari aspek kesehatan

    sering kali tidak dapat secara langsung menggerakkan masyarakat untuk mau membuat

    jamban.

  • Mengacu pada target MDGs tujuan ke 7 di mana setiap negara memastikan

    keberlanjutan lingkungan hidup, maka semua negara harus dapat mengurangi separuh

    proporsi penduduk tanpa akses berkelanjutan pada air minum yang aman dan sanitasi dasar

    di tahun 2015. Begitu pula halnya dengan Indonesia yang harus mencapai target MDGs

    pada tahun 2015 nanti.

    Langkah Indonesia akan terasa lebih berat karena berdasarkan data, posisi Indonesia

    dari target MDGs masih jauh. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, untuk target

    MDGs masalah sanitasi, Indonesia berada pada posisi pencapaian 55,6 persen dari target

    62,41 persen. Sedangkan untuk target MDGs masalah air minum, Indonesia baru mencapai

    42,76 persen dari trget MDGs 68,8 persen.

    Program pembuatan database kependudukan padukuhan Gendu dilakukan karena

    data kependudukan setiap waktu dapat berubah dapat berupa penambahan dan pengurangan

    jumlah penduduk. Hal ini dapat mempengaruhi keseharian dan program yang diusung

    pemerintah untuk daerah itu. Selain itu monitoring data kependudukan sangan diperlukan

    untuk acuan program selanjutnya dan untuk meningkatkan akses jumlah warga miskin

    perdesaan dan pinggiran kota yang dapat terlayani perbaikan pelayanan sanitasi dan

    fasilitas air minum meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat.

    Salah satu komponen dari Program pembuatan database kependudukan adalah

    Komponen Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan layanan hygiene dan

    sanitasi. Melalui komponen ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan institusi local

    dalam pencegahan dampak sanitasi buruk dan air yang tidak bersih, yang berpotensi

    mengakibatkan penyakit berbasis air dan lingkungan terutama diare. Tujuan dari komponen

    kesehatan sendiri adalah meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat serta

    pemerintah daerah dalam merencanakan dan melaksanakan program pengembangan

    cakupan sanitasi melalui pengembangan jamban keluarga dan pembangunan sarana sanitasi

    di sekolah / tempat ibadah serta memperluas manfaat kesehatan yang dirasakan melalui

    pengembangan sarana air bersih dan sanitasi serta perilaku hidup bersih dan sehat untuk

    mewujudkan slogan Bebas Buang Air Besar Sembarangan.

    Melalui pendataan guna pembuatan database kependudukan, pendataan ketersediaan

    sanitasi pada setiap kepala keluarga, dan pengenalan slogan diatas merupakan suatu

  • pendekatan partisipatif yang mengajak masyarakat untuk mengalisa kondisi sanitasi mereka

    sehingga masyarakat dapat berpikir dan mengambil tindakan untuk meninggalkan

    kebiasaan buang air besar mereka yang masih di tempat terbuka dan sembarang tempat dan

    dapat menjadi pertimbangan pemerintah untuk merealisasikan program tersebut.

    Hal yang dilakukan dalam pembuatan database kependudukan adalah mendatangi

    setiap rumah penduduk dan mendata identititas semua anggota keluarga yang meliputi :

    Nama

    Status

    Tempat dan tanggal lahir

    Pendidikan terakhir

    Profesi

    Sumber air

    Sanitasi

    Semua langkah di atas sudah mencakup juga segala bidang kegiatan masyrakat dan

    pendataan potensi wilayah dan potensi KK, termasuk pertanian, perkebunan, perdagangan,

    transportasi dan kriteria rumah. Semua kegiatan merupakan langkah untuk mengetahui

    kemampuan setiap kepala keluarga dalam menciptakan sanitasi yang baik dan menjadi

    dasar pemerintah untuk mengetahui dan mempertimbangkan bantuan kepada warga yang

    tidak memiliki sanitasi yang baik.

    Hasil sensus berupa buku database kependudukan yang berisi informasi yang

    diperoleh dari warga yang meliputi biodata setiap warga, piramida kependudukan, grafik

    mata pencaharian dan mapping wilayah padukuhan. Kegiatan ini di laksanakan pada

    tanggal 14-19 Juli, 21-25 Juli, 1,2 Agustus, 4-12 Agustus pada waktu yang tidak pasti

    antara pukul 09.00-12.00. Kendala yang dialami selama kegiatan ini adalah waktu yang

    berbenturan dengan kesibukan masyarakat dan lokasi yang cukup sulit ditempuh. Sehingga

    untuk menyiatsatinya menvariasi waktu sensus dan mencari informasi dari orang terdekat

    dan kepala dukuh.

  • Dari hasil pendataan dapat diketahui beberapa hal secara umum yaitu :

    a. Keadaan Ekonomi

    Mata pencaharian penduduk Pedukuhan gendu adalah mayoritas sebagai petani

    dan sedikit diantaranya yang bekerja sebagai wiraswasta. Sedangkan pada sektor Polisi,

    Bidan dan PNS masih sangat sedikit.

    Pada sektor pertanian mayoritas tanaman yang ditanam adalah cengkeh, kakao,

    ketela, dan rempah-rempah (jahe, lengkuas, dll). Bidang pertanian untuk lingkungan

    Pedukuhan Gendu pada umumnya bertumpu pada tanaman pokok yaitu cengkeh.

    Kenyataan yang demikian tidak menyebabkan penghasilan bagi penduduk Gendu

    tinggi. Tanaman yang dibudidayakan oleh warga setempat adalah cengkeh dan tanaman

    kayu. Ada juga pohon kakao namun pemanfaatanya belum maksimal karena belum ada

    kesadaran serta pengetahuan yang cukup mengenai cara budidaya pohon tersebut dan

    pemasaran yang masih sempit.

    Penduduk gendu juga memiliki usaha sampingan yaitu dengan memelihara

    ternak seperti kambing, dan ayam. Namun, usaha tesebut masih belum dikembangkan

    secara maksimal dan jumlah hewan ternak yang dimiliki penduduk sangat terbatas.

    Jumlah kambing yang dimiliki sekitar 2-3 ekor dan jumlah ayam pun masih terbatas.

    b. Tingkat Pendidikan

    Secara umum, tingkat pendidikan di Pedukuhan Gendu sudah berjenjang yaitu

    mulai dari tingkat dasar hingga SLTA/sederajat. Rata-rata tingkat pendidikan

    masyarakat Pedukuhan Gendu adalah sampai ke tingkat menengah atas.

    c. Data Jumlah penduduk

    - RT 98

    Jumlah penduduk total : 58 Jiwa

    Jumlah penduduk berjenis kelamin

    Laki-laki : 28 Jiwa

    Perempuan : 30 Jiwa

    - RT 99

    Jumlah penduduk total : 39 Jiwa

  • Jumlah penduduk berjenis kelamin

    Laki-laki : 19 Jiwa

    Perempuan : 20 Jiwa

    - RT 100

    Jumlah penduduk total : 63 Jiwa

    Jumlah penduduk berjenis kelamin

    Laki-laki : 32 Jiwa

    Perempuan : 31 Jiwa

    - RT 101

    Jumlah penduduk total : 58 Jiwa

    Jumlah penduduk berjenis kelamin

    Laki-laki : 28 Jiwa

    Perempuan : 30 Jiwa

    - RT 102

    Jumlah penduduk total : 79 Jiwa

    Jumlah penduduk berjenis kelamin

    Laki-laki : 41 Jiwa

    Perempuan : 38 Jiwa

    - RT 103

    Jumlah penduduk total : 56 Jiwa

    Jumlah penduduk berjenis kelamin

    Laki-laki : 29 Jiwa

    Perempuan : 27 Jiwa

    - RT 104

    Jumlah penduduk total : 48 Jiwa

    Jumlah penduduk berjenis kelamin

    Laki-laki : 22 Jiwa

    Perempuan : 26 Jiwa

    - RT 105

    Jumlah penduduk total : 70 Jiwa

  • Jumlah penduduk berjenis kelamin

    Laki-laki : 33 Jiwa

    Perempuan : 37 Jiwa

    - RT 106

    Jumlah penduduk total : 48 Jiwa

    Jumlah penduduk berjenis kelamin

    Laki-laki : 22 Jiwa

    Perempuan : 26 Jiwa

    - RT 107

    Jumlah penduduk total : 43 Jiwa

    Jumlah penduduk berjenis kelamin

    Laki-laki : 20 Jiwa

    Perempuan : 23 Jiwa

    d. Keadaan Sanitasi (Jamban)

    - RT 98

    Jumlah KK : 18

    Ketersediaan sanitasi : 18

    - RT 99

    Jumlah KK : 12

    Ketersediaan sanitasi : 12

    - RT 100

    Jumlah KK : 20

    Ketersediaan sanitasi : 19

    - RT 101

    Jumlah KK : 17

    Ketersediaan sanitasi : 17

    - RT 102

    Jumlah KK : 26

    Ketersediaan sanitasi : 22

  • - RT 103

    Jumlah KK : 17

    Ketersediaan sanitasi : 17

    - RT 104

    Jumlah KK : 14

    Ketersediaan sanitasi : 14

    - RT 105

    Jumlah KK : 22

    Ketersediaan sanitasi : 22

    - RT 106

    Jumlah KK : 12

    Ketersediaan sanitasi : 10

    - RT 107

    Jumlah KK : 14

    Ketersediaan sanitasi : 13

    Dari 172 kepala keluarga dipadukuhan Gendu hanya 8 yang tidak mempunyai

    sanitasi (jamban). Hal ini menunjukkan presentasi keberadaan sanitasi (jamban) sangat

    baik yaitu 95,48% dan siap mendukung slogan yang diusung pemerintah yaitu Bebas

    Buang Air Besar Sembarangan.

  • Dokumentasi Kegiatan

    Gambar 1. Proses pengumpulan data dengan wawancara langsung ke warga

    Gambar 2. Salah satu rumah sensus dan proses kegiatannya