Content of Tumor Hipofisis

30
TUMOR HIPOFISIS I. KONSEP MEDIS TUMOR HIPOFISIS A. Defenisi Tumor hipofisis adalah neoplasma intracranial yang relative sering dijumpai, serta merupakan 10-15 % dari seluruh neoplasma intracranial. Tumor jenis ini seringkali sulit diobati dan tidak jarang terjadi kambuhan, meskipun telah dilakukan tindakan bedah. Walaupun telah banyak penelitian mengenai tumor hipofisis, pathogenesis terjadinya tumor ini belum jelas seluruhnya (Rani, 2006). Tumor hipofisis biasanya adalah tumor lunak berbatas tegas yang mungkin jika tumornya kecil, terbatas di sella tursika. Dan lesi yang lebih besar biasanya meluas kea rah superior melalui diafragma sella ke dalam region supersella, tempat tumor biasa menekan kiasma optikus dan organ di dekatnya (Kumar, dkk, 2007). Menurut Patrick Davey (2005), tumor hipofisis merupakan kelainan hipofisis yang paling sering terjadi dan merupakan 10% kasus neoplasma Tumor Hipofisis | 1

Transcript of Content of Tumor Hipofisis

Page 1: Content of Tumor Hipofisis

TUMOR HIPOFISIS

I. KONSEP MEDIS TUMOR HIPOFISIS

A. Defenisi

Tumor hipofisis adalah neoplasma intracranial yang relative sering

dijumpai, serta merupakan 10-15 % dari seluruh neoplasma intracranial.

Tumor jenis ini seringkali sulit diobati dan tidak jarang terjadi kambuhan,

meskipun telah dilakukan tindakan bedah. Walaupun telah banyak penelitian

mengenai tumor hipofisis, pathogenesis terjadinya tumor ini belum jelas

seluruhnya (Rani, 2006).

Tumor hipofisis biasanya adalah tumor lunak berbatas tegas yang

mungkin jika tumornya kecil, terbatas di sella tursika. Dan lesi yang lebih

besar biasanya meluas kea rah superior melalui diafragma sella ke dalam

region supersella, tempat tumor biasa menekan kiasma optikus dan organ di

dekatnya (Kumar, dkk, 2007).

Menurut Patrick Davey (2005), tumor hipofisis merupakan kelainan

hipofisis yang paling sering terjadi dan merupakan 10% kasus neoplasma

intrakranial. Menururt ukurannya, tumor hipofisis diklasifikasikan menjadi

dua, yaitu:

1. Mikroadenoma

Berdiameter < 1 cm. Tidak menyebabkan efek massa hipopituitarisme.

Lokasi selalu masih dalam cella turcica dan belum menginvasi struktur

yang berdekatan seperti sphenoid dan sinus cavernosum.

2. Makroadenoma

Berdiameter > 1 cm. Dapat menyebabkan efek massa dan

hipopituitarisme. Biasanya sudah meluas dari cella turcica dan sudah

menginvasi struktur yang berdekatan. Biasanya ditemukan karena adanya

Tumor Hipofisis | 1

Page 2: Content of Tumor Hipofisis

efek kompresi dari tumor, seperti bitemporal hemianopsi, selain adanya

gangguan endokrin, bisa hyper atau hiposekersi. Biasanya nonfungsional,

tapi dapat menyebabkan sekresi hormon berlebihan. Makroadenoma

nonfungsional merupakan bentuk yang paling sering ditemukan.

Menurut Iskandar Japardi (2010), tumor hipofisis dibedakan menjadi

dua jenis berdasarkan hormon yang diproduksinya, yaitu:

1. Adenoma hipofisis non fungsional

Tumor ini berkisar 30 % dari seluruh tumor pada hipofisis.

Biasanya muncul pada decade ke-4 dan ke-5 dari kehidupan, dan biasanya

lebih sering ditemukan pada laki-laki daripada wanita. Karena tumor ini

tidak memproduksi hormon, maka pada tahap dini seringkali tidak

memberikan gejala apa-apa. Sehingga, ketika diagnose ditegakkan

umunya tumor sudah dalam ukuran yang sangan besar atau gejala yang

timbul karena efek massanya. Tumor biasanya solid walaupun bisa

ditemukan tumor dengan campuran solid dan kistik.

2. Adenoma hipofisis fungsional

Pada penelitian dari 800 pasien yang menderita tumor

hipofisis, 630 pasien merupakan tipe functioning pituitary tumors yang

terdiri dari:

a. Adenoma yang bersekresi prolaktin

b. Adenoma yang bersekresi growth hormon (GH)

c. Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH)

d. Adenoma yang bersekresi adrenokortikotropik hormon (ACTH)

Kelenjar hipofisis bagian anterior berperan dalam sekresi dan

pengaturan dari berbagai hormon peptida dan stimulating factor. Tumor

yang berasal dari bagian ini akan memproduksi secara berlebihan

beberapa atau salah satu dari hormon peptide, jika ini terjadi maka

dinamakan fungsional atau secreting adenoma (Molina, 2006).

Tumor Hipofisis | 2

Page 3: Content of Tumor Hipofisis

B. Etiologi

Tumor hipofisis berasal dari sel-sel kromofob, eosinofil, atau

basofil dari hipofisis anterior. Dan sebagian besar diduga tumor hipofisis

hasil dari perubahan pada DNA dari satu sel, menyebabkan pertumbuhan sel

yang tidak terkendali. Cacat genetik, sindroma neoplasia endokrin multipel

tipe I dikaitkan dengan tumor hipofisis. Namun, account cacat ini hanya

sebagian kecil dari kasus-kasus tumor hipofisis. Selain itu, tumor hipofisis

didapat dari hasil penyebaran (metastasis) dari kanker situs lain. Kanker

payudara pada wanita dan kanker paru-paru pada pria merupakan kanker

yang paling umum untuk menyebar ke kelenjar pituitari. Kanker lainnya yang

menyebar kekelenjar pituitari termasuk kanker ginjal, kanker

prostat, melanoma, dan kanker pencernaan (Rani, 2006).

C. Patofisiologi

Kemajuan biologi molekuler membuktikan tumor ini berasal dari

monoklonal, yang timbul dari mutasi sel tunggal diikuti oleh ekspansi klonal.

Neoplasia hipofisis merupakan proses multi-step yang meliputi disregulasi

pertumbuhan sel atau proliferasi, diferensiasi dan produksi hormon. Ini terjadi

sebagai hasil aktifasi fungsi onkogen setelah inaktifasi gen tumor supresor.

Tumor Hipofisis | 3

Page 4: Content of Tumor Hipofisis

Proses aktivasi fungsi onkogen merupakan hal yang dominan, karenanya

gangguan allel tunggal dapat menyebabkan perubahan fungsi sel.

D. Manifestasi klinis

Menurut Iskandar Japardi (2010), manifestasi klinis tumor hipofisis

adalah:

1. Adenoma hipofisis non fungsional

a. Nyeri kepala

Adenoma hipofisis yang besar memberikan gejala yang akut akibat

adanya perdarahan atau infark. Tumor intrakranial yang paling sering

menimbulkan perdarahan adalah adenoma hipofisis. Adanya perdarahan

yang besar ke dalam tumor hipofisis akan menyebabkan gejala nyeri

kepala yang tiba-tiba, penurunan kesadaran, gangguan penglihatan dan

insufisiensi adrenal yang akut.

b. Gangguan lapang pandang/penglihatan

Hal ini terjadi karena perluasan tumor ke area supra sella, maka akan

menekan chiasma optikum, timbul gangguan lapang pandang

bitemporal. Karena serabut nasal inferior yang terletak pada aspek

inferior dari chiasma optik melayani lapang pandang bagian temporal

superior (Wilbrand’s knee), maka yang pertama kali terkena adalah

lapang pandang quadrant bitemporal superior. Selanjutnya kedua papil

akan menjai atrophi.

c. Kelumpuhan pada NIII, IV, VI, V2, V1 jika tumor meluas ke sinus

cavernosus yang berupa ptosis, nyeri wajah, dan diplopia. Oklusi dari

sinue akan menyebabkan proptosis, chemosis dan penyempitan

dari arteri karotis (oklusi komplit jarang).

d. Tumor yang tumbuh perlahan akan menyebabkan gangguan fungsi

hipofisis yang progressif dalam beberapa bulan atau beberapa tahun

berupa: hypotiroidism, tidak tahan dingin, myxedema, rambut yang

kasar, hypoadrenalism, hipotensi ortostatik, cepat lelah,

Tumor Hipofisis | 4

Page 5: Content of Tumor Hipofisis

hypogonadism, amenorrhea (wanita), kehilangan libido dan

kesuburan.

2. Adenoma hipofisis fungsional

a. Adenoma yang bersekresi Prolaktin

Hyperprolactinemia pada wanita didahului amenorhoe, galactorhoe,

kemandulan dan osteoporosis. Pada laki-laki biasanya asimptomatik atau

timbul impotensi atau daya sexual yang menurun. Karena perbedaan

gejala tersebut maka tumor ini pada laki-laki biasanya ditemukan jika

sudah menibulkan efek kompresi pada struktur yang berdekatan. 

b. Adenoma yang bersekresi growth hormon

Gejala timbul secara gradual karena pengaruh meningginya kadar GH

secara kronik. Dari sejumlah kasus menunjukkan bahwa gejala yang

timbul lebih karena efek kompresi local dari massa tumor, bukan karena

gangguan somatiknya. Gejala ini berupa visceromegali, hiperhidrosis,

muka kasar dan skin tags yaitu perubahan pada cutis dan jaringan

subcutis yang lambat berupa fibrous hyperplasia terutama ditemukan

pada jari-jari, bibir, telinga, dan lidah. Adanya skin tags ini penting

karena hubungannya dengan keganasan pada kolon (Price & Wilson,

2005).

c. Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH) Kecuali untuk

tumor yang bersekresi TSH, yang menunjukkan gejala : hypertiroidism

glycoprotein secreting adenoma tidak memberikan gejala yang spesifik

sehubungan dengan hipersekresinya, sehingga adenoma ini biasanya

baru ditemukan sesudah memberikan efek kompresi pada struktur

didekatnya seperti chiasma optikum atau tangkai hipofisis. Selain itu

juga, Hipertiroid yang disebabkan oleh TSH adenoma berbeda dengan

Graves disease, graves disease merupakan penyakit yang diturunkan,

dimana terdapat resistensi yang efektif terhadap hormon tiroid yang

menyebabkan pengaruh umpan balik negatif dari hormon tiroid atau

Tumor Hipofisis | 5

Page 6: Content of Tumor Hipofisis

TSH lemah, sehingga timbul hipersekresi TSH. Kelainan ini sering

bersamaan dengan bisu tuli, stipled epiphyse dan goiter, ini yang

membedakan dengan hipertiroid akibat adanya adenoma. Pada

hipertiroid akibat TSH adenoma, biasanya lebih banyak mengenai

wanita,gejala lainnya yaitu gangguan lapang pandang, pretibial edema

dan kadar serum immunoglobulim stimulasi tiroid jumlahnya sedikit.

d. Adenoma yang bersekresi ACTH

Biasanya menyerang wanita sekitar usia 40 tahun. Khas ditandai dengan

truncal obesity, hipertensi, hirsutisme (wanita), hyperpigmentasi,

diabetes atau glukosa intoleran, amenorrhea, acne, striaeabdominal,

buffallo hump dan moon facies. Kelainan endokrinologik yang berat ini

sudah muncul pada tahap sangat dini dari tumornya yang menyulitkan

dalam mendeteksi dan identifikasi sumbernya. 

E. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Aziz Rani (2006), ada beberapa pemeriksaan penunjang

untuk mendiagnosis penyakit tumor hipofisis, yaitu antara lain:

1.   Pemeriksaan laboratorium (pengujian biokimia)

Diagnosis sekresi hormon hipofisis yang meningkat atau menurun dibuat

berdasarkan temuan biokimia. Kadar hormon dapat diukur dalam darah

atau sampel urin melalui tes laboratorium yang mendeteksi kelebihan

produksi atau kekurangan. Seringkali, kelebih hormon stimulasi .

2.   Scan Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI, standar tes pencitraan untuk tumor hipofisis, menggunakan medan

magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar. MRI scan

sangat berguna dalam mendiagnosis tumor hipofisis. Kadang-kadang

cairan khusus disuntikkan ke dalam aliran darah untuk membedakan

tumor dari jaringan sehat. MRI dapat dengan mudah mengidentifikasi

tumor besar (macroadenomas) dari kelenjar hipofisis maupun untuk

mengidentifikasi tumor yang paling kecil (microadenomas). Tapi, MRI

Tumor Hipofisis | 6

Page 7: Content of Tumor Hipofisis

mungkin tidak mendeteksi banyak microadenomas lebih kecil dari 3

milimeter (kira-kira delapan inci). Antara 5 persen dan 25 persen dari

orang sehat memiliki beberapa minor abnormal pada kelenjar hipofisis

yang muncul di MRI scan. Setelah terdiagnosis tumor hipofisis melalui

pemeriksaan fisis, hormonal dan pencitraan (CT Scan), maka pasien

diputuskan untuk mendapatkan terapi medis, pembedahan, atau radioterapi

(Aswin, 2010).

3.   Biopsy

Sebuah biopsi (mengambil contoh tumor dan memeriksanya di bawah

mikroskop) mungkin kadang-kadang dianjurkan untuk verifikasi definitif.

Pituitary tumor dapat diperiksa di bawah mikroskop sebelum atau setelah

pembedahan untuk menentukan jenis tumor.

F. Komplikasi

Komplikasi akan muncul jika adenoma hipofisis tidak ditangani segera

walaupun sesungguhnya adenoma hipofisis ini bersifat jinak, namun karena

tidak mendapatkan penanganan yang baik, adenoma akan bermetastasi pada

organ lain yang akan menimbulkan kanker dan organ yang terdekat dapat

diserang adalah otak yang mengakibatkan menjadi tumor ataupun kanker

Tumor Hipofisis | 7

Page 8: Content of Tumor Hipofisis

otak. Komplikasi pada pembedahan hemoragik, peningkatan CSS, diabetes

insipidus, dan infeksi pasca operasi (Japardi, 2010). 

G. Penatalaksanaan

Menurut Aziz Rani (2006), tujuan utama pengobatan tumor hipofisis

ialah mengembalikan fungsi hipofisis senormal mungkin dan mencegah

terjadinya kambuhan massa tumor. Tujuan lain adalah memperbaiki gangguan

penglihatan, mengatasi gangguan neurologis, serta memperbaiki gangguan

endokrin dan metabolik. Cara pengelolaan terbaik untuk tumor hipofisis harus

ditentukan secara komprehensif dengan mempertimbangkan beberapa faktor,

yaitu adanya gangguan endokrin terkait, besar dan ekspansi massa tumor,

usia, serta keadaan klinis pasien.

1)      Pengobatan

Pengobatan adenoma hipofisis dimulai dengan koreksi elektrolit

disfungsi dan penggantian hormon hipofisis, jika perlu, segera setelah

spesimen darah diagnostic  telah terkirim. Penggantian hormon tiroid atau

adrenal adalah sangat penting. Steroid penggantian harus cukup untuk

situasi stres, termasuk periode perioperatif. Tujuan perawatan berbeda

sesuai dengan aktivitas fungsional tumor. Untuk tumor endokrinaktif,

pendekatan yang agresif terhadap normalisasi hipersekresi sangat penting

sekaligus mempertahankan fungsi hipofisis normal. Hal ini biasanya dapat

dicapai dengan bedah eksisi, tetapi beberapa Prolaktinoma lebih baik

dikontrol secara medis. Untuk nonsecreting tumor, pengobatan diarahkan

bedah pengurangan efek massa bertanggung jawab atas gejala, dengan

tetap menjaga fungsi hipofisis. Meskipun bedah reseksi lengkap

diinginkan, yang radiosensitivity tumor ini mengundang subtotal

debulking diikuti dengan terapi radiasi untuk mengurangi risiko

kekambuhan atau keganasan. Adenomas asimtomatik insidentil tidak

memerlukan intervensi tetapi harus diikuti dengan pemeriksaan secara

Tumor Hipofisis | 8

Page 9: Content of Tumor Hipofisis

berkala bidang visual dan MRI. Timbulnya gejala atau MRI dokumentasi

pertumbuhan indikasi untuk perawatan.

2)      Pembedahan

Keberhasilan dan keselamatan pendekatan transsphenoidal

membuat prosedur pilihan untuk menghilangkan adenomas. Kebanyakan

tumor lunak dan gembur,dan transsphenoidal akses, meskipun terbatas,

memungkinkan untuk penghapusan lengkap bahkan jika ada suprasellar

signifikan ekstensi atau sella tidak diperbesar. Tingkat kematian kurang

dari 1%.

3)      Terapi radiasi

Terapi radiasi melengkapi operasi dalam mencegah perkembangan

atau kekambuhan. Standar teknik radiasi melibatkan penggunaan tiga

bidang (bidang menentang sejajar dengan bidang koronal) atau teknik

rotasi untuk menghindari dosis yang tidak perlu di lobus temporal. Dosis

4.500-5.000 cGy disampaikan dalam pecahan 180-cGy disarankan. Secara

umum, pasien dengan tumor subtotally resected diberikan terapi radiasi.

Walaupun radiasi mengurangi risiko kekambuhan atau penundaan

kambuhnya setelah bruto total reseksi, kita ikuti serial pasien dengan MRI

scan dan pemeriksaan bidang visual danmenahan radiasi kecuali ada

tumor didokumentasikan regrowth. Untuk tumor termasuk kelenjar

pituitary adenoma hipofisis, prolactinoma dan penyakit Cushings,

keputusan yang berkaitan dengan pengobatan untuk tumor kelenjar

hipofisis bergantung  pada pemahaman lengkap tentang risiko dan

manfaat untuk pengobatan yang berbeda. Pilihan untuk perawatan tumor

kelenjar pituitari dapat mencakup operasi, radiosurgery dan gamma pisau.

H. Pencegahan

Menurut Irianto Rony (2010), kelenjar hipofisis merupakan master

kelenjar seluruh tubuh. Pada usia 25 tahun biasanya fungsi kelenjar

pituitary/hipofisis mulai menurun, menurunnya fungsi kelenjar tersebut

Tumor Hipofisis | 9

Page 10: Content of Tumor Hipofisis

menyebabkan fungsi kelenjar lainnya juga menurun, organ-organ tubuh mulai

aus, dan tubuh mengalami penuaan. Dengan memperbaiki fungsi kelenjar

hipofisis, maka fungsi kelenjar seluruh tubuh menjadi normal dan mencegah

terjadinya kanker maupun tumor. Jika dikombinasikan dengan vitamin C akan

benar-benar membuat tubuh menjadi lebih muda, kulit wajah lebih halus,

lebih cerah, lebih lembab, lebih lentur dan mempercepat penyembuhan

penyakit.

Berikut manfaat kelenjar pituitary jika berfungsi maksimal:

Peremajaan, awet muda, penyegaran, dalam taraf tertentu menumbuhkan sel

sel yg telah rusak dan mati, memperbaiki penyakit degeneratif, meningkatkan

hormon kenyamanan, semangat dan gairah, keceriaan, kelenturan kulit dan

otot, kelembaban kulit, menyegarkan otak, pelembut kulit, memperlancar

aliran darah, membuat semua organ berfungsi sempurna, membantu

metabolisme tubuh, meningkatkan imunitas, mengatasi keausan sampai

wilayah sel, meningkatkan pembentukan dan awet muda, memperbaiki syaraf

mata dan organ mata, memperbaiki kelenjar tiroid, meningkatkan feromon, dll

Melihat fungsi kelenjar hipofisis, sangatlah penting mengomsumsi

vitamin C yang dapat meningkatkan fungsi kelenjar hipofisis serta mencegah

kanker yang merupakan salah satu factor predisposisi tumor hipofisis.

I. Prognosis

Tumor hipofisis yang mengeluarkan adrenocorticotropic hormon

sering terjadi komplikasi yang kuat untuk kambuh. Sekitar 5% dari tumor

hipofisis menginvasi jaringan terdekat dan tumbuh dalam ukuran besar.

Metastasis tumor hipofisis sangat jarang terjadi. Namun, tumor hipofisis

dapat bermetastasis dan berhubungan dengan prognosis yang buruk (Japardi,

2010). 

Tumor Hipofisis | 10

Page 11: Content of Tumor Hipofisis

II. KONSEP KEPERAWATAN TUMOR HIPOFISIS

Menurut Anggraeni Putri,dkk (2010), konsep proses keperawatan penyakit

tumor hipofisis adalah:

1. Pengkajian

a. Pengkajian sekunder 

1) Identitas

Terjadi pada wanita dan pada laki-laki dengan pevalensi seimbang dan

mempunyai insiden puncak antara usia 20 dan 30 tahun. 

2) Keluhan Utama

Klien mengeluhkan sakit kepala pada satu atau keduanya, atau di

tengah, penglihatan ganda; kehilangan samping (perifer) visi, ptosis

yang disebabkan oleh tekanan pada saraf yang menuju ke mata,

perasaan mati rasa pada wajah, demensia, perasaan mengantuk, kepala

membesar, makan berlebih atau berkurang.

3) Riwayat penyakit sekarang

Klien mengatakan kepalanya sering mengalami sakit pada kepalanya,

dan pandangan kabur.

4) Riwayat penyakit dahulu

Kaji apakah sebelumnya klien pernah mengalami tumor pada bagian

tubuh, Kaji apakah klien pernah mengalami cedera kepala berat

ataupun ringan.

5) Riwayat penyakit keluarga

Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit tumor hipofisis.

b. Pemeriksaan fisik 

1) Inspeksi

a) Klien tampak mengalami pembesaran yang abnormal pada seluruh

bagian tubuh (jika timbul saat usia dini)

Tumor Hipofisis | 11

Page 12: Content of Tumor Hipofisis

b) Klien tampak mengalami akromegali atau pembesaran yang

abnormal pada ujung-ujung tubuh seperti kaki, tangan, hidung, dagu

(timbul pada saat usia dewasa)

c) Klien tampak mengalami diplopia (pandangan ganda)

d) Tampak atropi pada pupil

e) Klien tampak susah membedakan warna

f) Klien tampak susah menggerakkan organ-organ tubuh karena

kelemahan otot

2) Palpasi

a) Terdapat nyeri kepala

b) Terdapat kelemahan tonus otot.

c. Pengkajian data dasar

1) Aktifitas /istirahat :

a) Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.

b) Sakit kepala yang hebat saat aktivitas.

c) Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan

penglihatan.

d) Kelemahan otot.

2) Sirkulasi

a) Edema pada ekstermitas kaki dan tangan.

b) Takikardi.

3) Integritas ego

Ketidakberdayaan/putus asa sehubungan dengan perubahan penampilan

fisik.

4) Eliminasi

a) Perubahan pola berkemih.

b) Perubahan warna urin contoh kuning pekat.

5) Makanan/cairan

a) Nafsu makan menurun

Tumor Hipofisis | 12

Page 13: Content of Tumor Hipofisis

b) Malnutrisi

c) Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot.

d) Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema.

6) Neurosensori

a) Pening, disorientasi (selama sakit kepala), tidak mampu

berkonsentrasi.

b) Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas)

7) Nyeri/kenyamanan

Nyeri hebat, menetap, menyeluruh atau intermiten, sering sekali

membuat pasien terbangun. Mungkin terlokalisasi, pada posisi tertentu.

8) Keamanan

a) Demam

b) Suhu meningkat (37,950 C atau lebih)

c) menggigil

Tumor Hipofisis | 13

Page 14: Content of Tumor Hipofisis

Tumor Hipofisis | 14

Page 15: Content of Tumor Hipofisis

3. Diagnosa

a. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan korteks serebri di hipotalamus.

b. Gangguan penglihatan berhubungan dengan penekanan pada chiasma

optikum.

c. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan gangguan metabolic ( hipermetabolik)

d. Hipertermi berhubungan dengan kerusakan kontrol suhu sekunder

e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik

4. Intervensi

a. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan korteks serebri di hipotalamus.

Tujuan : Nyeri dapat dihilangkan/ditangani

Kriteria hasil : 1) Melaporkan nyeri berkurang.

2) Klien tampak tenang

3) Skala nyeri bahkan hilang.

Intervensi Rasional

1. Kaji keluhan nyeri, perhatiakan lokasi, itensitas, dan waktu nyeri.

2. Letakan kantung es pada kepala klien.

3. Dorong pengungkapan perasaan

klien.

4. Lakukan tindakan paliatif.

Misalnaya pengubahan posisi.

1.Mengindikasikan kebutuhan

untuk intervensi dan juga tanda-

tanda perkembangan komplikasi.

2.Meningkatkan vasokontriksi,

penumpulkan resepsi sensori

yang selanjutnya akan

menurunkan nyeri atau sakit

kepala.

3.Dapat mengurangi ansietas,

sehingga mengurangi persepsi

akan intensitas rasa nyeri.

4.Meningkatkan relaksasi dan

menurunkan ketegangan otot.

Tumor Hipofisis | 15

Page 16: Content of Tumor Hipofisis

5. Berikan analgesik/antipiretik,

analgesic narkotik sesuai dengan

indikasi.

5.Memberikan penurunan nyeri

atau tidak nyaman.

b. Gangguan penglihatan berhubungan dengan penekanan pada chiasma

optikum

Tujuan : Penglihatan klien dipertahankan pada tingkat sebaik

mungkin

Kriteria hasil: 1) Penurunan tajam dan lapang pandang klien semakin

membaik

2) Klien mangatakan pandangan kabur dan ganda mulai

berkurang bahkan hilang.

Tumor Hipofisis | 16

Intervensi Rasional

1. Tentukan ketajaman penglihatan,

catat satu atau kedua mata

terlibat.

2. Kaji adanya ptosis, diplopia,

gerakan bola mata dan visus.

3. Gunakan obat tetes mata

dan pelindung.

4. Lakukan tindakan untuk

membantu pasien menangani

keterbatasan penglihatan.

1. Kebutuhan individu dan pilihan

intervensi bervariasi, sebab

kehilangan penglihatan terjadi

lambat dan progresif.

2. Dapat mengidentifikasi penyebab

keluhan dan mengetahui besar

tajamserta lapang pandang

penglihatanklien

3. Memberikan lubrikan dan

melindungi mata.

4. Menurunkan bahaya keamanan

sehubungan dengan perubahan

lapang pandang.

Page 17: Content of Tumor Hipofisis

c. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan gangguan metabolic ( hipermetabolik)

Tujuan : Nutrisi klien adekuat.

Kriteria hasil: Berat badan stabil dan bebas tanda malnutrisi.

Intervensi Rasional

1. Pantau intake makanan tiap hari

2. Ukur tinggi, berat badan.

Timbang berat badan setiap hari

atu sesuai indikasi.

3. Dorong pasien untuk makan diet

tinggi kalori kaya nutrient,

dengan masukan cairan adekuat.

1.Mengidentifikasi keadekuatan dan

defisisiensi nutrisi

2. Membantu dalam identifikasi

malnutrisi protein kalori,

khususnya bila berat badan

kurang dari normal.

3. Kebutuhan jaringan metabolic

ditingkatkan.

d. Hipertermi berhubungan dengan kerusakan kontrol suhu sekunder

Tujuan : Perubahan suhu tubuh yang normal.

Kriteria hasil : Suhu tubuh klien dalam rentang normal, yaitu 36,5 – 37,5 0C

Intervensi Rasional

1. Pantau suhu tubuh pasien (derajat

dan pola) perhatikan adanya

menggigil.

2. Pantau suhu lingkungan.

Batasi penggunaan selimut.

1.Demam biasanya terjadi

karena proses inflamasi tetapi

mungkin merupakan komplikasi

darikerusakan pada hipotalamus.

2.Suhu ruangan/jumlah selimut

harus diubah untuk

Tumor Hipofisis | 17

Page 18: Content of Tumor Hipofisis

3. Berikan kompres hangat jika ada

demam.

4. Pantau masukan dan haluaran.

Catat karakteristik urine, turgor

kulit, dan membrane mukosa.

5. Berikan antipiretik, misalnya ASA (aspirin), asetaminofen (Tylenol).

mempertahankan suhumendekati

normal

3.Kompres air hangat menyebabkan

tubuh dingin melalui proses

konduksi.

4.Hipertermia meningkatkan

kehilangan air tak kasat mata dan

meningkatkan resiko dehidrasi,

terutama jika tingkat kesadaran

menurun /munculnya mual

menurunkan pemasukan melalui

oral.

5. Digunakan untuk mengurangi

demam dengan aksi sentralnya

pada hipotalamus, berguna juga

untuk  membatasi pertumbuhan

organisme dan meningkatkan

autodestruktif  dari sel-sel yang

terinfeksi.

e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik

Tujuan : Harga diri klien meningkat.

Kriteria Hasil : 1) Menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh.

2) Mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola

hidup.

Intervensi Rasional

1. Diskusikan arti perubahan

dengan pasien. Identifikasi

persepsi situasi/harapan yang

1.Mengidentifikasi/mengartikan

masalah untuk memfokuskan

perhatian dan intervensi secara

Tumor Hipofisis | 18

Page 19: Content of Tumor Hipofisis

akan datang.

2. Catat reaksi emosi, contoh

kehilangan, depresi, marah.

3. Susun batasan pada prilaku

maladaptive, bantu pasien

untuk mengidentifikasi prilaku

positif yang akan membaik.

4. Rujuk pasien kesumber

pendukung. Contoh, ahli terapi

psikologis.

konstruktif.

2. Pasien dapat depresi cepat setelah

perubahan penampilan fisik.

Penerimaan perubahan tak dapat

dipaksakan.

3. Penolakan dapat mengakibatkan

penurunan harga diri  dan

mempengaruhi gambaran

penerimaan diri yang baru.

4. Pendekatan menyeluruh diperlukan

untuk membantu pasien

menghadapi rehabilitasi dan

kesehatan.

5. Evaluasi

a. Nyeri akut berkurang ditandai dengan klien melaporkan nyerinya berkurang

dan tampak tenang.

b. Penglihatan klien membaik ditandai dengan klien mengatakan pandangan

kabur dan ganda yang ia alami sudah berkurang.

c. Nutrisi klien adekuat ditandai dengan berat badan klien stabil dan bebas

tanda malnutrisi.

d. Suhu tubuh klien dalam rentang normal yaitu 36,5 – 37,5 0C.

e. Harga diri klien meningkat ditandai dengan klien mampu beradaptasi dengan

perubahan tubunya dan mulai mengembangkan rencana untuk perubahan

pola hidupnya.

Tumor Hipofisis | 19