commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi...

119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : Turis Harningsih F0107090 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi...

Page 1: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i  

 

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEBERHASILAN PEDAGANG BARANG ANTIK

DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

Turis Harningsih F0107090

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii  

 

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul:

Page 3: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii  

 

Page 4: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv  

 

MOTTO

“ Nobody knows what they can do until they try ’’

“ Smile and the world smiles with you ’’

“ Be Your Self ’’

Page 5: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v  

 

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulis persembahkan karya kecil ini kepada:

Allah SWT

Orang Tua, Sahabat-Sahabatku, Adik dan Kakak Yang Aku

Sayangi

Teman-Teman Keluarga Besar Ekonomi Pembangunan

Angkatan 2007

Almamater

Page 6: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi  

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah

melimpahkan berkat serta rahmat-Nya, sehingga dengan bimbingan, pertolongan,

izin dan kasih karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul :

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pedagang

Barang Antik Di Pasar Windujenar Surakarta”. Sebuah kebahagian tersendiri

bagi penulis dapat menyusun karya kecil ini sebagai upaya untuk memperoleh

gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas Sebelas Maret.

Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari banyak pihak yang berupa

bantuan, bimbingan, dukungan, doa serta motivasi. Oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada:

1. Ibu Izza Mafruhah, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang dengan

penuh kesabaran membimbing, membantu dan meluangkan waktu bagi

penulis dalam proses penulisan skripsi.

2. Bapak Drs. Sutanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik

3. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

4. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan motivasi, kasih

sayang, kesabaran dan doa kepada penulis.

5. Kedua adikku yang senantiasa memberikan dukungan.

Page 7: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii  

 

6. Seluruh pedagang dan pengelola Pasar Windujenar Surakarta yang telah

membantu tersedianya data dan informasi yang dibutuhkan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabatku Ari, Dewi, Aris, Rita, Ryan, Thomas, Yunita, Nastiti,

Rurit, Sutarni, Faya, Indri, Septiana, Sungmin, Key, Onew dan Siwon atas

segala bantuan dan kebersamaannya.

8. Semua teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2007  yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas

kekuarangan-kekurangan tersebut. Semoga karya kecil ini dapat memberikan

manfaat bagi diri penulis dan pembaca semua.

Surakarta, 15 Maret 2011

Penulis

Turis Harningsih

Page 8: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii  

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………..... ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................... iii

HALAMAN MOTTO........................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………........................... v

KATA PENGANTAR …………………………………………….. vi

DAFTAR ISI ………………………………………………............. viii

DAFTAR TABEL …………………………………………………. xii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………….... xiv

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... xv

ABSTRAKSI …………………………………………………….... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………….... 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………. 7

C. Tujuan Penelitian ……………………………………...…... 8

D. Manfaat Penelitian ………………………………...………. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori.....................................................…………….. 10

1. Pasar.................................................................................. 10

a. Pengertian Pasar........................................................... 10

b. Jenis-Jenis Pasar........................................................... 13

Page 9: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix  

 

c. Pasar Tradisional........................................................... 15

2. Sektor Informal................................................................. 16

3. Penyebab Timbulnya Sektor Informal................................ 16

4. Teori Permintaan dan Penawaran...................................... 17

a. Permintaan..................................................................... 17

b. Penawaran..................................................................... 21

5. Teori Laba.......................................................................... 24

6. Pengertian Pedagang.......................................................... 27

a. Keberhasilan Usaha Pedagang...................................... 29

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan

Pedagang Barang Antik Di Pasar Windujenar Surakarta.. 30

1) Modal Dagang........................................................ 30

2) Tingkat Pendidikan Pedagang................................ 30

3) Pengalaman Berdagang.......................................... 31

4) Waktu Usaha.......................................................... 32

c. Hambatan Yang Dihadapi Pedagang Setelah Revitalisasi

Pasar Windujenar Surakarta.......................................... 32

1) Pengunjung Pasar Yang Sepi................................ 32

2) Kurang Adanya Dukungan Promosi Dari Pemkot

Surakarta............................................................... 33

3) Terbatasnya Modal Pedagang............................... 33

4) Tingkat Persaingan Yang Tinggi........................... 34

B. Penelitian Terdahulu.............................................................. 34

C. Kerangka Pemikiran............................................................... 37

D. Hipotesis................................................................................ 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………….... 39

B. Jenis dan Sumber Data ……………………………............. 39

C. Metode Pengumpulan Data ………………………………... 40

D. Definisi Operasional Variabel .............................................. 40

E. Metode Analisis Data ……………………………………... 42

Page 10: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x  

 

1. Regresi Linier Berganda................................................... 42

a. Uji Statistik ………………………………………..... 42

1) Uji t ………………………………………………. 43

2) Uji F ……………………………………………..... 44

3) Koefisien Determinan R2.......................................... 46

4) Koefisien Korelasi (r)................................................ 46

b. Uji Asumsi Klasik ………………………………......... 47

1) Multikolinearitas …………………………..……..... 47

2) Heterokesdatisitas ………………………………..... 47

3) Autokorelasi ……………………………………….. 48

2. Analisis Deskriptif............................................................... 49

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kota Surakarta …………………………... 50

1. Aspek Geografis ………………………………………….. 50

2. Aspek Demografis ……………………………………….. 52

3. Kondisi Perekonomian Kota Surakarta………………….... 58

4. Pasar Windujenar Surakarta..……………………………... 62

B. Karakteristik Pedagang …………………………………….. 64

C. Hasil Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan………. 73

a. Pemilihan Model.............................................................. 74

1) Mac Kinnon, White and Davidson Test (MWD Test).. 74

2) Metode Zarembaka..................................................... 76

b. Regresi Variabel Independen terhadap Variabel Dependen.. 78

1) Uji Statistik ………………………………………... 78

a) Uji t ……………………...……………………. 78

b) Uji F …………………...……………………… 83

c) Koefisien Determinasi ( R²) ………………….. 84

d) Koefisien Korelasi.............................................. 85

2) Uji Asumsi Klasik …………………………………. 85

a) Uji Multikolinearitas ………………...………... 85

Page 11: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi  

 

b) Uji Heteroskedastisitas ………………………... 86

c) Uji Autokorelasi ………………………………. 87

3) Interpretasi Hasil Secara Ekonomi ………………… 88

2. Analisis Deskriptif Hambatan Pedagang Pasar Windujenar.. 90

a. Pengunjung Pasar Yang Sepi............................................ 92

b. Kurang Adanya Dukungan Promosi Dari Pemkot Surakarta.. 94

c. Terbatasnya Modal............................................................ 95

d. Tingkat Persaingan Yang Tinggi....................................... 98

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………....... 100

B. Saran …………………………………………………………. 101

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii  

 

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Distribusi PDRB Kota Surakarta Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2009...................... 3

Tabel 1.2 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut

Lapangan Pekerjaan Utama Di Kota Surakarta Tahun 2008

Dan 2009.............................................................................. 4

Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Sektor Informal dan Sektor

Formal.................................................................................. 16

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kota Surakarta Tahun 2000-2009.......... 53

Tabel 4.2 Penduduk Surakarta Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin Tahun 2009 (jiwa).................................................. 54

Tabel 4.3 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan

Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan Di Kota Surakarta

Tahun 2009 …………………………...………………....... 56

Tabel 4.4 Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Yang Bekerja Menurut

Lapangan Usaha Di Kota Surakarta Tahun 2009 ……….... 57

Tabel 4.5 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Di Kota Surakarta

Tahun 2005 – 2009 ………………………...……………... 59

Tabel 4.6 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Di Kota Surakarta

Tahun 2005 – 2009 ………………..…………………........ 60

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Menurut Jenis kelamin................. 65

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Menurut Status Perkawinan ….... 65

Tabel 4.9 Karakteristik responden Menurut Modal Usaha …………... 67

Tabel 4.10 Karakteristik Responden Menurut Pengalaman Berdagang . 68

Tabel 4.11 Karakteristik Responden Menurut Waktu Usaha......…….... 69

Page 13: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii  

 

Tabel 4.12 Karakteristik Responden Menurut Rata – Rata

Pendapatan Per Bulan ……………………………….….... 69

Tabel 4.13 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan ….. 70 Tabel 4.14 Karakteristik Responden Menurut Pengunjung Pasar Yang

Sepi..................................................................................... 68

Tabel 4.15 Karakteristik Responden Menurut Kurang Adanya Dukungan

Dari Pemkot Surakarta........................................................ 72

Tabel 4.16 Karakteristik Responden Menurut Terbatasnya Modal....... 72

Tabel 4.17 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Persaingan

Yang Tinggi......................................................................... 73

Tabel 4.18 Hasil Uji MWD Linier ........................................................ 75

Tabel 4.19 Hasil Uji MWD Log-Linier.................................................. 76

Tabel 4.20 Hasil Regresi Model............................................................. 78

Tabel 4.21 Hasil Uji Korelasi Parsial...................................................... 86

Tabel 4.22 Hasil Uji LM ARCH............................................................ 87

Tabel 4.23 Hasil Uji Breusch-Godfrey................................................... 87

Tabel 4.24 Jenis Hambatan yang Dikeluhkan Pedagang Pasar

Windujenar........................................................................... 91

Tabel 4.25 Karakteristik Responden Menurut Hambatan Pengunjung

Pasar Yang Sepi.................................................................... 93

Tabel 4.26 Karakteristik Responden Menurut Hambatan Kurang

Adanya Dukungan Dari Pemkot Surakarta.......................... 94

Tabel 4.27 Karakteristik Responden Menurut Hambatan Terbatasnya

Modal.................................................................................. 97

Tabel 4.28 Karakteristik Responden Menurut Hambatan Tingkat

Persaingan Yang Tinggi...................................................... 99

Page 14: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv  

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva Permintaan................................................................. 18

Gambar 2.2 Kurva Penawaran................................................................. 22

Gambar 2.3 Grafik Pergerakan Titik-Titik di Sepanjang Kurva

Penawaran dan Pergeseran Kurva Penawaran..................... 23

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran............................................................. 37

Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t................................................................ 44

Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F............................................................... 45

Gambar 4.1 Peta Kota Surakarta............................................................. 51

Gambar 4.2 Uji t untuk variabel modal ………………………………... 80

Gambar 4.3 Uji t untuk variabel pendidikan.............…………………... 81

Gambar 4.4 Uji t untuk variabel pengalaman berdagang ........………… 82

Gambar 4.5 Uji t untuk variabel waktu usaha..........…………………… 83

Gambar 4.6 Uji F…………………………..………………………….... 84

Page 15: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv  

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Data Nama Pedagang, Laba, Modal, Tingkat

Pendidikan, Pengalaman Berdagang, dan Waktu Usaha...... 104

Lampiran B Hasil Regresi Utama Pengaruh Modal, Tingkat

Pendidikan, Pengalaman Berdagang, dan Waktu Usaha

Terhadap Keberhasilan Pedagang Barang Antik Di Pasar

Windujenar Surakarta ............................................................ 107

Lampiran C Uji Asumsi Klasik Pengaruh Modal, Tingkat

Pendidikan, Pengalaman Berdagang, dan Waktu Usaha

Terhadap Keberhasilan Pedagang Barang Antik Di Pasar

Windujenar Surakarta ............................................................ 109

Page 16: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi  

 

Page 17: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user  

 

ABSTRAKSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PEDAGANG BARANG ANTIK

DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA

Turis Harningsih (NIM. F0107090)

  Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kota Surakarta dengan ruang lingkup penelitian adalah pedagang barang antik di Pasar Windujenar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menjelaskan seberapa besar pengaruh modal, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, dan waktu usaha terhadap keberhasilan pedagang barang antik di Pasar Windujenar Surakarta yang diukur lewat laba yang didapat. Selain itu juga untuk mengetahui ada tidaknya dan jenis hambatan yang dikeluhkan padagang untuk mencapai keberhasilan. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survey, dimana obyek penilitian berjumlah 70 pedagang benda antik di Pasar Windujenar Surakarta. Dalam menganalisis permasalahan pertama digunakan regresi linear berganda yang sebelumnya dilakukan uji pemilihan model dengan MWD test dan Metode Zarembaka. Sedangkan untuk menganalisis permasalahan kedua digunakan analisis deskriptif. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel modal, pengalaman berdagang dan waktu usaha mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap besarnya laba yang diperoleh pedagang barang antik, sedangkan variabel tingkat pendidikan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan meskipun mempunyai koefisien regresi yang positif. Dari hasil uji F menunjukkan bahwa secara bersama-sama keempat variabel bebas yaitu modal, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang dan waktu usaha berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan pedagang. Nilai Adj R Square yang diperoleh dari regresi linier adalah sebesar 0.410681. Ini artinya sekitar 41,0681% variasi variabel dependen (perubahan tingkat laba) dapat dijelaskan oleh variasi independen yang dimasukan dalam model yaitu modal, pendidikan, pengalaman berdagang dan waktu usaha. Sisanya sebanyak 58,9319% dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model. Sedangkan dari hasil analisis deskriptif disimpulkan bahwa masih terdapat hambatan yang dialami pedagang setelah revitalisasi pasar, dimana hambatan terbesar yang dikeluhkan adalah pengunjung pasar yang sepi.

Kata Kunci : pedagang barang antik, sektor informal, regresi linear berganda, analisis deskriptif.

 

 

Page 18: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user  

 

ABSTRACT

AN ANALYSIS ON THE FACTORS AFFECTING THE ANTIQUE GOODS MERCHANTS SUCCESS

IN WINDUJENAR MARKET OF SURAKARTA

Turis Harningsih (NIM. F0107090)

The location selected in this research is Surakarta city with antique goods

merchants in Windujenar Market as the research scope. The objective of research is to find out and to explain how much the effect of capital, education level, trading experience and business time length is on the antique goods merchants’ success in Windujenar Market of Surakarta measured using the profit gained. In addition, it also aims to find out whether or not there is the obstacle and the type of obstacles claimed by the merchants to achieve their success.

This study belongs to a descriptive quantitative using survey method, the object of which is 70 antique goods merchants in Windujenar Market of Surakarta. In analyzing the first problem, a multiple linear regression was used that was tested for model selection previously using test MWD and Zarembaka method. Meanwhile, to analyze the second problem, a descriptive analysis was used.

The result of calculation shows that the capital variable, trading experience and business time length affect significantly the size of profit gained by the antique goods merchants, while the education level variable does not affect significantly despite positive regression coefficient. The result of F test shows that the four independent variables of capital, education level, trading experience and business time length simultaneously affect the merchants’ success level. Adjusted R Square value obtained from the linear regression is 0,410681. It means that about 41,0681% dependent variable variation (the profit level change) can be explained by the dependent variation included in the model namely capital, education level, trading experience and business time length. The rest of 58,9319% is explained by other variable variation excluded from the model. Meanwhile, from the result of descriptive analysis result, it can be concluded that there are obstacles the merchants still face after the market revitalization, the largest of which is the small number of visitors.

Keywords: antique goods merchants, informal sector, multiple linear regression,

descriptive analysis.

 

Page 19: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana

pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan

membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor

swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah

tersebut (Arsyad, 1999). Pembangunan merupakan salah satu cara untuk

mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Adanya pembangunan selain

memberikan dampak positif juga memberi dampak negatif terutama

ditunjukkan oleh berbagai masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja. Hal ini

menjadi masalah yang sangat serius bagi bangsa Indonesia, mengingat jumlah

penduduk yang tinggi akan menyebabkan penawaran tenaga kerja yang

berlebihan, sedangkan permintaan tenaga kerja di pasar tenaga kerja sangat

terbatas.

Pada banyak negara dunia ketiga, yang umumnya memiliki tingkat

kesejahteraan rakyat yang relatif masih rendah, mempertinggi tingkat

pertumbuhan ekonomi memang sangat mutlak diperlukan untuk mengejar

ketertinggalan di bidang ekonomi dari negara-negara industri maju. Oleh

karena masih relatif lemahnya kemampuan partisipasi swasta domestik dalam

pembangunan ekonomi, mengharuskan baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah untuk mengambil peran sebagai motor penggerak

Page 20: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2  

pembangunan ekonomi nasional, salah satunya adalah pembangunan ekonomi

kerakyatan melalui penguatan pada sektor informal (Suparmoko, 1986 : 120).

Pada umumnya lapangan kerja pada sektor formal menjadi prioritas

bagi para tenaga kerja. Akan tetapi adanya ketidakseimbangan antara jumlah

permintaan dan penawaran dalam sektor ketenagakerjaan dan ditambah

dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia, banyak terjadi Putus

Hubungan Kerja (PHK) pada sektor formal tersebut. Untuk itu perlu

dikembangkan lapangan kerja pada sektor informal yang pada kenyataannya

sektor ini bisa menjadi penyelamat bagi masalah ketenagakerjaan yang kita

hadapi. Banyak bidang informal yang berpotensi untuk diangkat dan digali

menjadi salah satu bidang usaha yang menghasilkan keuntungan dan

pendapatan keluarga sekaligus dapat menyerap tenga kerja. Salah satu bidang

usaha informal yang banyak menyerap tenaga kerja tersebut adalah usaha

berdagang.

Sektor perdagangan merupakan bagian dari sektor informal yang

mempunyai kedudukan dan peranan yang strategis dalam mewujudkan tujuan

pembangunan nasional, karena sektor ini merupakan salah satu penyumbang

terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi di negara kita. Di Kota Surakarta

sendiri kontribusi sektor perdagangan baik di tahun 2008 maupun 2009

menempati urutan pertama dalam pembentukan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Kota Surakarta dengan nilai masing-masing mencapai 25,12%

dan 25,04%. Hal ini dapat kita lihat pada tabel dibawah ini:

Page 21: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3  

Tabel 1.1 Distribusi PDRB Kota Surakarta menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2009

No Lapangan Usaha Tahun 2008

Tahun 2009

1 Pertanian 0.06 0.06 2 Pertambangan dan Penggalian 0.04 0.03 3 Industri Pengolahan 23.27 21.98 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2.57 2.57 5 Bangunan 14.44 14.80 6 Perdagangan 25.12 25.04 7 Pengangkutan dan Komunikasi 11.20 11.11 8 Keuangandan Jasa Perusahaan 10.93 10.99 9 Jasa – jasa 12.38 13.42

Sumber: BPS (2010). Surakarta Dalam Angka 2009

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 sektor

perdagangan menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

sebesar 2.223.561 juta atau sekitar 25,04% dari seluruh Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Kota Surakarta. Sektor yang menduduki urutan

kedua adalah sektor industri pengolahan yang menghasilkan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 1.592.356 juta atau sekitar

21,98%. Sedangkan sektor yang menghasilkan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) terendah pada tahun 2009 adalah sektor pertanian. Sektor

tersebut hanya menyumbang sebesar 0,06% dari total Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Kota Surakarta atau sekitar 5.007 juta.

Selain sebagai penyumbang terbesar dalam pertumbuhan ekonomi

yang terwujud melalui data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sektor

perdagangan juga dapat dikatakan sebagai salah satu sektor yang mampu

menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang tinggi. Di Kota Surakarta sendiri,

sektor perdagangan merupakan sektor yang paling banyak menyerap jumlah

tenaga kerja. Pada tahun 2008 sektor ini mampu menyerap tenaga kerja

Page 22: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4  

sebanyak 108.870 orang, kemudian diikuti oleh sektor jasa dengan serapan

tenaga kerja mencapai 61.562 orang. Pada tahun 2009 keadaannya tidak jauh

berbeda, dimana jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor perdagangan

berkurang menjadi 106.426 orang dan jumlah ini diikuti oleh jasa dengan

jumlah tenaga kerja sebesar 59.780 orang. Hal tersebut dapat diperjelas dalam

tabel di bawah ini:

Tabel 1.2 Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama Di Kota Surakarta Tahun 2008 dan 2009

No Lapangan Usaha Tahun 2008

Tahun 2009

1 Pertanian 1.743 2.608 2 Pertambangan dan Penggalian - - 3 Industri Pengolahan 44.222 42.065 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 604 700 5 Bangunan 7.134 9.217 6 Perdagangan 108.870 106.426 7 Pengangkutan dan Komunikasi 18.221 16.815 8 Keuangan dan Jasa Perusahaan 8.745 9.157 9 Jasa – jasa 61.562 59.780

Sumber: BPS (2010). Surakarta Dalam Angka 2009

Tingginya sumbangan sektor perdagangan terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Surakarta dan banyaknya penyerapan

tenaga kerja di sektor tersebut disebabkan oleh secara geografis Kota

Surakarta tidak memungkinkan untuk meningkatkan taraf perekonomian di

sektor agraris, mengingat sebagian wilayah Kota Surakarta merupakan daerah

yang kurang subur. Oleh karena itu Surakarta lebih berperan sebagai kota

transit barang atau produk dagangan yang berasal dari daerah sekitarnya

seperti Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Sukoharjo

dan Kabupaten Klaten. Banyaknya barang-barang dagangan yang masuk ke

dalam wilayah Kota Surakarta dengan sendirinya membuat sektor

Page 23: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5  

perdagangan menjadi sektor unggulan penyangga perekonomian. Salah satu

bagian yang terpenting atau instrumen dari sektor perdagangan adalah pasar.

Pengertian pasar secara umum adalah sekumpulan pembeli dan

penjual dari sebuah barang atau jasa tertentu. Para pembeli sebagai sebuah

kelompok yang menentukan permintaan terhadap produk dan para penjual

sebagai kelompok yang menentukan penawaran terhadap produk (Mankiw,

2007 : 75). Sedangkan yang dimaksud sebagai pasar tradisional adalah pasar

yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta,

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa

toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola pedagang kecil, menengah,

swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan

dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar (Leksono,

2009 : 119).

Pada saat ini keberadaan pasar tradisional yang dahulu merupakan

pusat perekonomian telah sedikit demi sedikit ditinggalkan oleh para

konsumennya dengan alasan yang beragam mulai dari alasan ketersediaan

sarana dalam pasar, kebersihan pasar sampai alasan keamanan pasar. Salah

satu alasan yang membuat orang masih berbelanja di pasar tradisional adalah

adanya proses tawar menawar yang menimbulkan kedekatan personal dan

emosional antara penjual dan pembeli. Hal ini yang tidak mungkin

didapatkan ketika berbelanja dipasar modern (Smeru, 2007: 10).

Pemerintah Kota Surakarta seharusnya menyadari bahwa keberadaan

pasar tradisional sebagai pusat kegiatan ekonomi masih sangat dibutuhkan

Page 24: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6  

oleh masyarakat luas. Perhatian Pemerintah Kota Surakarta tersebut dapat

dibuktikan dengan melakukan revitalisasi pasar tradisional diberbagai tempat.

Target yang dituju sangat sederhana dan menyentuh hal yang sangat

mendasar. Selama ini pasar tradisional selalu identik dengan tempat belanja

yang kumuh, kotor serta berbau tidak enak, dan karenanya hanya didatangi

oleh kelompok masyarakat kelas bawah. Gambaran pasar seperti di atas harus

diubah menjadi tempat yang bersih dan nyaman bagi pengunjung. Dengan

demikian, masyarakat dari semua kalangan akan tertarik untuk datang dan

melakukan transaksi jual beli di pasar tradisional.

Salah satu pasar tradisional yang telah mengalami revitalisasi adalah

Pasar Windujenar. Pasar Windujenar atau yang dulu lebih dikenal dengan

nama Pasar Triwindu merupakan salah satu objek wisata belanja selain Pasar

Klewer. Pasar Windujenar memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda

dengan pasar-pasar tradisional yang lain, hal ini dikarenakan pasar ini adalah

pusat jual beli barang antik yang mempunyai nilai histori tinggi. Berbagai

macam barang antik tersebut antara lain adalah koin, alat musik, topeng,

furniture, kerajinan tangan, bahkan juga terdapat barang-barang asli

peninggalan keraton yang juga diperjualbelikan disini. Kelebihan dan

keunikan yang terdapat di dalamnya membuat Pasar Windujenar tidak hanya

sering dikunjungi oleh kolektor barang antik dari dalam negeri akan tetapi

juga berasal dari luar negeri.

Para pedagang barang antik yang berada di Pasar Windujenar sering

dihadapkan pada persoalan tentang bagaimana mencapai keberhasilan usaha

melalui optimalisasi peningkatan pendapatan yang dituangkan dalam

Page 25: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7  

pemilihan kombinasi dari beberapa variabel keputusan. Banyak faktor-faktor

yang diduga mempengaruhi tingkat keberhasilan pedagang, termasuk

diantaranya adalah modal dagang, waktu usaha, pengalaman berdagang, usia

pedagang, tingkat pendidikan pedagang dan letak kios pedagang. Variabel-

variabel tersebut selanjutnya akan mempengaruhi besar kecilnya permintaan

yang didapat dari konsumen. Seperti yang kita ketahui bersama semakin

besar permintaan yang didapat oleh pedagang maka akan semakin besar pula

laba yang akan di dapat. Namun dari semua variabel yang telah disebutkan

tadi, terdapat beberapa variabel yang diduga paling kuat berpengaruh

terhadap tingkat keberhasilan pedagang yaitu variabel modal, tingkat

pendidikan pedagang, pengalaman berdagang dan waktu usaha. Untuk itulah

dengan diketahuinya pengaruh dari keempat variabel tersebut terhadap

tingkat keberhasilan pedagang, diharapkan mereka dapat mengembangkan

usahanya dengan mengambil kebijaksanaan yang tepat.

Maka atas dasar permasalahan di atas, penelitian ini mengambil

judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pedagang

Barang Antik di Pasar Windujenar Surakarta”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis

memberikan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah variabel modal dagang, tingkat pendidikan, pengalaman

berdagang, dan waktu usaha berpengaruh secara signifikan terhadap

keberhasilan pedagang barang antik di Pasar Windujenar Surakarta.

Page 26: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8  

2. Apakah kendala dan hambatan yang dihadapi oleh pedagang barang antik

di Pasar Windujenar Surakarta dalam mencapai keberhasilan setelah Pasar

Windujenar mengalami revitalisasi.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh variabel modal dagang, tingkat pendidikan,

pengalaman berdagang, dan waktu usaha terhadap keberhasilan pedagang

barang antik di Pasar Windujenar Surakarta.

2. Untuk mengetahui kendala dan hambatan yang dihadapi oleh pedagang

barang antik di Pasar Windujenar Surakarta dalam mencapai keberhasilan

setelah Pasar Windujenar mengalami revitalisasi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai melalui studi Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Keberhasilan Pedagang Barang Antik di Pasar

Windujenar Surakarta adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pengembangan Ilmu, dapat digunakan untuk menambah khasanah

pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

pedagang Barang Antik di Pasar Windujenar Surakarta.

2. Bagi Pedagang Barang Antik di Pasar Windujenar Surakarta, dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan

dalam upaya peningkatan keuntungan.

Page 27: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9  

3. Bagi Pihak Lain, dapat memberikan informasi tambahan khususnya bagi

pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan penelitian berikutnya,

khususnya jika akan diterapkan untuk studi-studi di daerah lain.

Page 28: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pasar

a. Pengertian Pasar

Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai

suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu

negara meningkat dalam jangka panjang (Arsyad, 1999). Dari definisi

tersebut pembangunan ekonomi mempunyai 3 (tiga) sifat penting

yaitu: (i) suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara

terus-menerus, (ii) usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita, dan

(iii) kenaikan pendapatan perkapita itu harus berlangsung dalam

jangka panjang. Pembangunan ekonomi (economic deveolopment)

mempunyai pengertian yang berbeda dengan pertumbuhan ekonomi

(economic growth), pembangunan ekonomi sebagai (Arsyad, 1999) :

1) Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat yaitu tingkat

pertambahan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic

Product (GDP) pada suatu tahun tertentu adalah melebihi tingkat

pertambahan penduduk, atau

2) Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross

Domestic Product (GDP) yang terjadi dalam suatu negara diikuti

oleh perombakan dan modernisasi struktur ekonominya.

Page 29: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11  

Sedangkan pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan

Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)

tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari

tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah terjadi perubahan struktur

ekonomi atau tidak.

Pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual dari sebuah

barang atau jasa tertentu. Para pembeli sebagai sebuah kelompok yang

menentukan permintaan terhadap produk dan para penjual sebagai

kelompok yang menentukan penawaran terhadap produk (Mankiw,

2007 : 75). Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi

dimana pembeli (konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang)

melakukan transaksi setelah kedua pihak telah mengambil kata

sepakat tentang harga terhadap sejumlah (kuantitas) barang dengan

kuantitas tertentu yang menjadi objek transaksi. Kedua pihak, pembeli

dan penjual, mendapatkan manfaat dari adanya transaksi atau pasar.

Pihak pembeli mendapatkan barang yang diinginkan untuk memenuhi

dan memuaskan kebutuhannya sedangkan penjual mendapatkan

imbalan pendapatan untuk selanjutnya digunakan untuk membiayai

aktivitasnya sebagai pelaku ekonomi produksi atau pedagang.

Pasar dapat terbentuk dengan adanya syarat-syarat sebagai

berikut:

1) adanya penjual

2) adanya pembeli

3) tersedianya barang yang diperjualbelikan

Page 30: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12  

4) terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli.

Pasar sebagai tempat transaksi jual beli antara penjual

(pedagang) dan pembeli (konsumen) memiliki peran dan fungsi

penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Adapun fungsi pasar ada

tiga macam, yaitu (Sadono, 1994: 220) :

1) Fungsi Distribusi

Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan

jarak antara konsumen dengan produsen dalam melaksanakan

transaksi. Pasar memiliki fungsi distribusi menyalurkan barang-

barang hasil produksi kepada konsumen. Melalui transaksi jual

beli, produsen dapat memasarkan barang hasil produksinya baik

secara langsung maupun tidak langsung kepada konsumen atau

kepada pedagang perantara lainnya. Melalui transaksi jual beli itu

pula, konsumen dapat memperoleh barang dan jasa yang

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya secara mudah dan

cepat.

2) Fungsi Pembentukan Harga

Sebelum terjadi transaksi jual beli terlebih dahulu

dilakukan tawar menawar, sehingga diperoleh kesepakatan harga

antara penjual dan pembeli. Dalam proses tawar menawar itulah

keinginan kedua belah pihak (antara pembeli dan penjual)

digabungkan untuk menentukan kesepakatan harga, atau disebut

harga pasar.

Page 31: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13  

3) Fungsi Promosi

Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi,

karena di pasar banyak dikunjungi para pembeli. Pelaksanaan

promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya

memasang spanduk, membagikan brosur penawaran,

membagikan sampel atau contoh produk kepada calon pembeli,

dan sebagainya.

b. Jenis-Jenis Pasar

Dalam perekonomian, bentuk-bentuk pasar dapat dibedakan

menjadi 4 jenis, yaitu: (i) pasar persaingan sempurna, (ii) monopoli,

(iii) persaingan monopolistis, dan (iv) oligopoli (Sadono, 1994: 227).

1) Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna di dalam teori ekonomi mikro

pada umumnya adalah suatu pasar yang ditandai oleh tidak

adanya sama sekali persaingan yang bersifat pribadi (rivaly) di

antara perusahaan-perusahaan individu yang ada didalamnya.

Berikut adalah ciri-ciri pasar persaingan sempurna:

a) Jumlah penjual dan pembeli masing-masing banyak dan

mereka masing-masing bertindak sebagai penerima harga.

b) Jenis barang yang diperjualbelikan bersifat homogen (sama).

c) Adanya kebebasan bagi penjual dan pembeli untuk keluar

masuk pada bidang usaha atau pasar barang yang

bersangkutan.

Page 32: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14  

d) Setiap pembeli dan penjual memiliki pengetahuan yang

sempurna tentang keadaan pasar.

e) Adanya mobilitas sumber daya yang ada secara sempurna,

artinya pembeli mudah untuk mendapatkan barang dan

penjual mudah untuk mendapatkan sumber daya produksi.

2) Pasar Monopoli

Pasar monopoli adalah suatu pasar yang mempunyai ciri-

ciri sebagai berikut :

a) Hanya ada satu penjual.

b) Tidak ada penjual lain yang menjual output yang dapat

mengganti secara baik (close subtitute) output yang dijual

monopolis.

c) Ada halangan (baik alami maupun buatan) bagi perusahaan

lain untuk memasuki pasar.

3) Pasar Persaingan Monopolistis

Model pasar persaingan monopolistis dibandingkan

dengan model pasar persaingan sempurna atau monopoli relatif

masih baru. Ciri-cirinya adalah :

a) Di pasar banyak terdapat penjual dan juga pembeli.

b) Produk yang dihasilkan produsen dibedakan (diusahakan

mempunyai ciri yang berbeda-beda antara produk yang satu

dengan produk yang lain), tetapi diantara mereka terdapat

kemampuan untuk saling mengganti secara cukup besar.

Page 33: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15  

c) Terdapat kebebasan bagi perusahaan untuk masuk dan keluar

dari pasar.

4) Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli yaitu pasar yang terdiri dari beberapa

produsen saja, namun ada kalanya pasar oligopoli terdiri dari dua

perusahaan saja, yang dinamakan duopoli (Sadono, 1994: 311).

Dalam pasar oligopoli tidak terdapat keseragaman dalam sifat-

sifat berbagai industri. Sebagian perusahaan menghasilkan barang

yang sangat bersamaan (identical), tetapi ada pula perusahaan-

perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda corak.

Biasanya struktur industri dalam pasar oligopoli terdapat

beberapa perusahaan raksasa yang menguasai sebagian besar

pasar oligopoli, antara 70% sampai 80% dari seluruh nilai

penjualan.

c. Pasar Tradisional

Menurut Leksono yang dimaksud sebagai pasar tradisional

adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah

Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD) termasuk kerjasama dengan swasta

dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang

dimiliki/dikelola pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau

koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan proses

jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.

Page 34: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16  

2. Sektor Informal

Sektor informal digambarkan sebagai suatu kegiatan usaha berskala

kecil yang dikelola oleh individu-individu dengan tingkat kebebasan yang

tinggi dalam mengatur cara bagaimana dan dimana usaha tersebut

dijalankan. Sektor informal juga didefinisikan sebagai sektor yang tidak

menerima bantuan dari pemerintah atau sektor yang belum menggunakan

bantuan ekonomi dari pemerintah meskipun bantuan itu telah tersedia atau

sektor yang telah menerima bantuan ekonomi dari pemerintah namun

belum sanggup berdikari (Soetjipto, 1985: 5).

Sektor ini mempunyai karakteristik yang amat berbeda dengan

sektor formal. Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh tabel berikut :

Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Sektor Informal dan Sektor Formal No. Karakteristik Formal Informal 1 Modal Relatif mudah diperoleh Sukar diperoleh 2 Teknologi Padat modal Padat karya

3 Organisasi Birokrasi Mempunyai organisasi, keluarga

4 Kredit Lembaga keuangan resmi Lembaga keuangan tidak resmi

5 Serikat pekerja Sangat berperan Tidak berperan 6 Sifat wiraswasta Tergantung pemerintah Berdikari

7 Persediaan barang Jumlah besar kualitas baik Jumlah kecil kualitas berubah

8 Hubungan majikan dan pekerjaan Hubungan kontrak kerja Berdasarkan saling

kepercayaan Sumber: Tulus Haryono

3. Penyebab timbulnya sektor informal

Dijelaskan oleh Subri (2003: 85-87), munculnya dilema ekonomi

informal di Indonesia adalah sebagai dampak dari makin kuatnya proses

modernisasi yang bergerak bias menuju sifat-sifat yang dualistis. Bias

Page 35: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17  

pembangunan secara makro akan menghasilkan sistem ekonomi lain, yaitu

sektor informal yang banyak terjadi di negara-negara sedang berkembang.

Fenomena dualisme ekonomi yang melahirkan sektor informal ini

menunjukkan bukti adanya keterpisahan secara sistematis-empiris antara

sektor formal dengan sektor informal dari sebuah sistem ekonomi nasional.

Hal ini memberi legitimasi ekonomi dan politik bahwa

perekonomian suatu negara mengalami stagnasi dengan tingkat

pengangguran yang sangat tinggi dan ketimpangan sosial ekonomi yang

cukup besar. Kegiatan sektor informal yang menonjol biasanya terjadi

dikawasan yang sangat padat penduduknya, dimana pengangguran

(unemployment) maupun pengangguran terselubung (disquised

unemployment) merupakan masalah yang utama. Adanya jumlah tenaga

kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja tersebut pada

akhirnya akan tertampung dalam sektor informal, akan tetapi

tertampungnya tenaga kerja dalam sektor informal masih dipandang

sebagai penyelesaian sementara karena di dalam sektor informal sendiri

terdapat persoalan yang sangat rumit.

4. Teori Permintaan dan Penawaran

a. Permintaan

Permintaan dalam ekonomi adalah kombinasi harga dan

jumlah suatu barang yang ingin dibeli oleh konsumen pada berbagai

tingkat harga suatu periode tertentu. Permintaan suatu barang sangat

dipengaruhi oleh pendapatan dan harga barang tersebut. Apabila harga

barang naik sedang pendapatan tidak berubah maka permintaan

Page 36: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18  

barang tersebut akan turun. Sebaliknya, jika harga barang turun,

sedang pendapatan tidak berubah maka permintaan barang akan

mengalami kenaikan atau bertambah (Soekirno, 1985).

Dalam analisis permintaan hanya ada satu faktor yang

berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta yaitu harga produk,

sedangkan faktor-faktor lain seperti selera, pendapatan dan faktor

diluar itu dianggap sebagai ceteris paribus (tidak berubah). Dengan

demikian dapat diketahui hubungan antara jumlah barang yang

diminta dengan tingkat harga tersebut (Sudarsono, 1983).

Hukum permintaan menyatakan bahwa, bila harga suatu

barang naik sedangkan faktor-faktor lain dianggap ceteris paribus

maka jumlah barang yang diminta konsumen akan mengalami

penurunan. Hukum tersebut membentuk suatu kurva seperti pada

gambar 2.1, dimana sumbu horizontal menunjukkan jumlah barang

yang diminta dan sumbu vertikal menunjukkan tingkat harga. Dari

kurva tersebut terlihat bahwa pada tingkat harga tinggi (P0), jumlah

barang yang diminta rendah (Q0), dan apabila pada tingkat harga yang

lebih rendah (P1), jumlah barang yang diminta akan meningkat (Q1).

P

P0

P1

Permintaan (D)

Q0 Q1 Q Gambar 2.1 Kurva Permintaan

Page 37: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19  

Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara variabel

tidak bebas dan semua variabel yang dapat mempengaruhi besarnya

variabel tidak bebas. Fungsi permintaan dapat ditulis sebagai berikut

(Suparmoko, 1990):

Qa = f ( PA, PB-Z, I, T, A, N )

Keterangan :

Qa = Jumlah barang yang diminta

PA = Harga barang A

PB-Z = Harga barang lain

I = Tingkat pendapatan konsumen

T = Selera

A = Pengeluaran perusahaan untuk advertensi

N = Jumlah penduduk

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan menurut Faried

Wijaya (1991) selain harga barang itu sendiri adalah :

1) Selera konsumen

Perubahan selera konsumen yang lebih menyukai barang

berarti akan lebih banyak barang yang diminta pada setiap tingkat

harga. Jadi permintaan akan naik atau kurva permintaan akan

bergeser ke kanan. Sebaliknya berkurangnya selera konsumen

akan barang tersebut menyebabkan permintaan turun yang berarti

kurva permintaan bergeser ke kiri.

Page 38: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20  

2) Banyaknya konsumen pembeli

Bila volume pembelian oleh masing-masing konsumen

adalah sama, maka kenaikan jumlah konsumen di pasar akan

menyebabkan kenaikan permintaan, sehingga kurvanya bergeser

ke kanan. Penurunan jumlah atau banyaknya konsumen akan

menyebabkan penurunan permintaan.

3) Pendapatan konsumen

Pengaruh perubahan pendapatan terhadap permintaan

barang mempunyai dua kemungkinan. Pada umumnya pengaruh

pendapatan terhadap permintaan adalah positif dalam arti bahwa

kenaikan pendapatan akan menaikkan permintaan. Hal ini terjadi

apabila barang tersebut merupakan barang superior atau normal.

Akan tetapi pada jenis barang inferior, maka kenaikkan

pendapatan justru menurunkan permintaan.

4) Harga barang-barang lain yang bersangkutan

Barang-barang lain yang bersangkutan biasanya

merupakan barang subsitusi atau barang komplementer. Kenaikan

harga barang subsitusi akan membuat harga barang tersebut turun

secara relatif meskipun pada kenyataannya harganya tetap.

Permintaan suatu barang akan naik apabila harga barang

penggantinya turun. Hal ini karena harga barang tersebut terlihat

lebih murah dibandingkan dengan harga barang penggantinya.

Kenaikan harga barang pelengkap suatu barang tertentu akan

Page 39: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21  

menyebabkan permintaan akan barang tersebut turun, dan

sebaliknya.

5) Ekspektasi

Ekspektasi para konsumen terhadap harga-harga juga akan

mempengaruhi permintaan suatu barang. Apabila harga suatu

barang diperkirakan mengalami kenaikan di masa yang akan

depan maka tingkat permintaan terhadap barang tersebut secara

otomatis akan mengalami kenaikan. Hal ini dilakukan oleh

masyarakat untuk memperoleh harga yang lebih rendah.

Sebaliknya, apabila masyarakat memperkirakan harga suatu

barang turun di masa yang akan datang maka tingkat permintaan

barang tersebut akan mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena

masyarakat lebih menunda membeli atau menggunakan agar uang

yang dia keluarkan tidak setinggi harga barang tersebut pada saat

ini. Hal ini juga akan terjadi apabila masyarakat memperkirakan

pendapatannya akan turun pada masa yang akan datang.

b. Penawaran

Penawaran adalah hubungan antara harga dan jumlah barang

yang ditawarkan. Secara lebih spesifik, penawaran menunjukkan

seberapa banyak produsen mau dan mampu menawarkan suatu barang

per periode pada berbagai kemungkinan tingkat harga, dengan asumsi

ceteris paribus. Hukum penawaran menyatakan bahwa jumlah barang

yang ditawarkan secara langsung berhubungan dengan tingkat

harganya, hal lain diasumsikan konstan. Jadi semakin rendah tingkat

Page 40: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22  

harganya, maka jumlah yang barang ditawarkan juga semakin sedikit

dan sebaliknya semakin tinggi harganya maka semakin tinggi juga

jumlah yang ditawarkan.

Kurva penawaran menunjukkan hubungan antara harga suatu

barang dengan jumlah yang ditawarkan, hal lain diasumsikan konstan.

Pada umumnya kurva penawaran menaik dari kiri bawah ke kanan

atas. Bentuk kurva penawaran bersifat demikian karena terdapat

hubungan yang positif diantara tingkat harga dan jumlah barang yang

ditawarkan dimana semakin tinggi tingkat harga, maka semakin

banyak jumlah yang ditawarkan (Sukirno, 2003 : 88-89).

P

P0 Penawaran (S)

P1

Q0 Q1 Q Gambar 2.2 Kurva Penawaran

Perubahan jumlah yang ditawarkan adalah reaksi produsen

terhadap perubahan harga barang yang dicerminkan dengan gerakan

sepanjang kurva penawaran. Perubahan penawaran adalah reaksi

produsen terhadap perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya

selain harga barang yang bersangkutan, dicerminkan dengan

pergeseran kurva penawaran (McEachern, 2000 : 50).

Page 41: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23  

Harga S2 S S3 P A2 A A3 P1 B S2 S S3 Q2 Q1 Q Q3 Jumlah Barang

Gambar 2.3 Grafik Pergerakan Titik-Titik di

Sepanjang Kurva Penawaran dan Pergeseran Kurva Penawaran

Dimisalkan pada mulanya kurva penawaran adalah SS. Titik A

menggambarkan bahwa pada waktu harga adalah P, jumlah barang

yang ditawarkan adalah Q. Bila harga turun menjadi P1, hubungan di

antara harga dan jumlah yang ditawarkan pindah ke titik B. Berarti

sekarang jumlah yang ditawarkan hanya sebanyak Q1. Perubahan

dalam jumlah yang ditawarkan terjadi akibat dari pergeseran kurva

penawaran yang digambarkan dengan bergesernya kurva dari SS

menjadi S2S2 atau S3S3. Pada gambar di atas pergeseran kurva

penawaran dari SS menjadi S2S2, menyebabkan jumlah barang yang

ditawarkan berkurang dari Q menjadi Q2 walaupun harga tetap sebesar

P, seperti ditunjukkan oleh titik A2. Pergeseran SS menjadi S3S3

menggambarkan peningkatan penawaran, dimana jumlah barang yang

ditawarkan meningkat dari Q menjadi Q3, sedangkan tingkat harga

tetap sebesar P (Sukirno, 2003 : 90-91).

Page 42: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24  

5. Teori Laba

Ada beberapa penjelasan mengenai mengapa laba itu terjadi 

(Downey dan Steven, 1992). Pertama, laba merupakan imbalan atas

keberanian resiko dalam bisnis. Kalau pemilik harta pribadi mempercayai

sumber daya perorangan pada proyek bisnis, pengembalian atas modal

yang ditanam (return on invesment) tidak dijamin. Selalu ada

kemungkinan bahwa proyek akan gagal dan semua atau sebagian modal

yang ditanam akan hilang. Makin besar resiko yang terlibat, maka besar

laba yang bisa diperoleh jika usaha berhasil. Kenyataannya, pengharapan

akan keuntungan yang lebih besar merupakan kekuatan motivasi di

belakang usaha yang sangat beresiko.

Kedua, laba dihasilkan oleh pengendalian atas sumber daya yang

langka. Di Amerika hampir semua harta dimiliki dan dikendalikan oleh

masing-masing warga negara. Kalau seorang warga negara memiliki

sumber daya yang diinginkan orang lain, maka pihak yang menginginkan

akan menawarkan harga yang lebih tinggi sehingga pemilik akan

mendapatkan laba. Makin besar permintaan akan sumber daya, makin

tinggi harga dan makin besar laba bagi pemilik atau para pemilik.

Ketiga, laba bisa diperoleh karena orang-orang tertentu bisa

mendapat informasi yang tidak tersebar luas. Pemilik sumber yang

mempunyai pengetahuan khusus seperti cara pemprosesan yang bersifat

rahasia, rumus-rumus dan resep, dapat menggunakan informasi ini secara

eksklusif sehingga bisa sangat unggul dalam persaingan. Semua konsep

mengenai hak paten dan hak cipta berkembang sebagai bagian dari usaha

Page 43: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25  

formal untuk mendorong daya cipta dengan adanya jaminan bahwa

pencipta akan mendapatkan laba atas gagasan-gagasannya.

Keempat, ada laba yang bisa diperoleh hanya karena beberapa

bisnis dikelola lebih efektif daripada bisnis lain. Para manajer dari bisnis

semacam itu seringkali merupakan perencana dan pemikir yang kreatif

yang organisasinya sehari-hari berjalan dengan sangat efisien. Tambahan

untuk pelaksanaan kerja yang lebih baik ini biasanya adalah laba.

Akuntan dan ekonom sama-sama berbicara tentang laba, akan

tetapi keduanya mempunyai cara pandang yang berbeda. Akuntan

memandang laba sebagai saldo penghasilan setelah semua biaya aktual

yang dapat diukur dikurangkan. Akan tetapi, para ekonom menentukan

laba dengan menguji penggunaan alternatif untuk sumber daya yang ada

dalam badan usaha. Perbedaan pendapat antara akuntan dan ekonom

tersebut sebenarnya disebabkan oleh adanya konsep biaya oportunitas.

Biaya oportunitas sendiri adalah jumlah penerimaan yang dikorbankan

bisnis karena tidak memilih serangkaian alternatif dalam penggunaan

sumber daya.

Laba ekonomi didefinisikan sebagai laba akuntansi dikurangi biaya

oportunitas. Sebelum menanamkan sejumlah uang dalam menentukan

alternatif penggunaan sumber daya, manajer harus dapat memperkirakan

biaya oportunitas. Perkiraan ini juga membantu para manajer untuk

memutuskan apakah setiap penggunaan sumber daya yang berupa waktu

dan uang merupakan peluang terbaik yang tersedia. Akan tetapi konsep

laba ekonomi juga memiliki kelemahan, yaitu:

Page 44: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26  

a. Banyak nilai yang terkandung yang ternyata sulit untuk

diperhitungkan.

b. Pengukuran nilai penyesuaian ke dalam bentuk uang terkadang sulit

dilakukan.

c. Perbedaan tipe penanaman modal mungkin sulit untuk dibandingkan

langsung satu sama lain dengan satu cara yang benar-benar memenuhi

konsep biaya oportunitas.

Di dalam kegiatan usaha, perusahaan akan selalu berusaha

memaksimalkan laba yang diperoleh. Berikut adalah prinsip-prinsip

pemaksimalan laba tersebut:

a. Biaya Marjinal / Pendapatan Marjinal

Biaya marjinal adalah tambahan biaya untuk memproduksi

satu unit tambahan produksi, sedangkan pendapatan marjinal adalah

tambahan penghasilan yang diperoleh dari penjualan satu unit

tambahan produksi. Prinsip dasar ekonomi menyatakan bahwa laba

akan dimaksimalisasi dengan meningkatkan produksi sampai biaya

marjinal sama dengan pendapatan marjinal.

BM = PM

Prinsip ini mengandung gagasan bahwa masukan (input) hanya

boleh ditambahkan pada proses produksi sampai pada titik di mana

biaya-biayanya persis sama dengan tambahan pendapatan yang

dihasilkan sebagai keluaran (output).

Page 45: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27  

b. Tingkat Substitusi Marjinal / Rasio Kebalikan Harga

Pada bidang usaha tertentu seringkali ada kemungkinan untuk

memproduksi jumlah keluaran yang sama dengan berbagai kombinasi

masukan. Dengan demikian, produsen yang memaksimalkan laba

akan mengusahakan kombinasi masukan dengan biaya terendah untuk

menghasilkan jumlah keluaran yang sama. Atau dengan kata lain:

Tingkat subsitusi marjinal = rasio kebalikan harga

TSM = RKH

c. Pengembalian Marjinal yang Sama

Kriteria penting lainnya dalam keputusan produksi berkaitan

dengan apa yang harus diproduksi. Seringkali perusahaan dapat

memproduksi banyak ragam produk tetapi keterbatasan masukan atau

anggaran produksi akan menjadi kendala. Prinsip produksi akhir ini

menyatakan bahwa produksi berbagai perusahaan harus dilaksanakan

sampai pengembalian marginal dari produk-produk tersebut sama,

atau masukan variabel harus digunakan pada pemanfaatan marjinal

tertinggi sampai tercapai pengembalian yang sama.

6. Pengertian Pedagang

Pedagang merupakan orang yang berusaha di bidang produksi dan

berjualan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen

tertentu di dalam masyarakat dalam suasana lingkungan informal. Mereka

adalah orang yang menjalankan kegiatan dalam usaha memindahkan hak

atas orang lain secara terus-menerus sebagai sumber penghidupannya

(Irawan Basu Swastha, 1992: 289).

Page 46: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28  

Pedagang kecil pada awalnya diartikan sebagai orang yang menjual

barang-barang dan jasa langsung kepada konsumen akhir bagi

pemanfaatan yang sifatnya perseorangan dan bukan untuk usaha. Arti

sempit pedagang kecil atau pengecer adalah sebuah lembaga untuk

melakukan suatu usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk

keperluan pribadi atau non-bisnis (Irawan Basu Swastha, 1992: 291).

Menurut Forbes (dalam Marning dan Effendi, 1985: 335-358),

struktur perdagangan sektor informal dapat dilihat secara tepat dengan

menggolongkan para pedagang dalam tiga kategori, yaitu:

a. Penjual Borongan (Punggawa)

Punggawa adalah istilah umum yang digunakan di seluruh

Sulawesi Selatan untuk menggambarkan pihak yang mempunyai

cadangan atau penguasaan modal yang lebih besar dalam

perekonomian dan digunakan secara luas di kota dan di desa. Istilah

punggawa ini tidak mempunyai pengertian tepat, namun diantara

pedagang sektor informal, istilah ini dapat digunakan untuk

menggambarkan para wiraswasta yang memodali dan mengorganisir

barang-barang dagangan.

b. Pengecer Besar

Pedagang besar adalah pedagang-pedagang besar yang

mempunyai warung di pasar. Warung atau kios tersebut adalah tempat

yang permanen, dalam artian bahwa bangunannya tidak berpindah-

pindah, namun kekuatan penggunaan tempat tersebut tergantung pada

persetujuan dan tata tertib pemerintah setempat.

Page 47: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29  

c. Pengecer Kecil

Kategori pengecer kecil ini mencakup pedagang pasar yang

berjualan di luar pasar, tepi jalan maupun mereka yang menempati

kios-kios di pinggiran pasar. Perbedaan dari pengecer besar adalah

mereka hanya membayar sedikit saja untuk menggunakan tempat-

tempat tersebut, tidak seperti pedagang yang memperoleh tempat yang

tetap dalam pasar yang resmi.

Seperti yang disebutkan sebelumnya pedagang merupakan orang

yang berusaha di bidang produksi dan berjualan barang-barang untuk

memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu di dalam masyarakat

dalam suasana lingkungan informal. Tujuan dari kegiatan yang dilakukan

tersebut adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimum.

a. Keberhasilan Usaha Pedagang

Tujuan pokok suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba

maksimum. Disamping tujuan pokok tersebut, masih ada tujuan-

tujuan lainnya, diantaranya adalah pertumbuhan skala usahanya dalam

jangka panjang, kepentingan sosial dan sebagainya (Sudarsono, 1993:

191).

Untuk melihat keberhasilan dari suatu perusahaan dapat dilihat

dari tercapai tidaknya tujuan tersebut dan untuk menilainya digunakan

laba sebagai tolok ukurnya. Semakin cepat perusahaan tersebut dapat

memutar uang, maka akan semakin besar pula labanya. Demikian pula

pengukuran keberhasilan usaha pedagang tradisional yang tidak

mempunyai konsep seperti marketing, planning, controlling juga

Page 48: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30  

dapat dilihat dari labanya. Dalam penelitian ini untuk mengukur

keberhasilan usaha pedagang hanya dibatasi pada tingkat laba yang

diperoleh. Laba disini adalah balas jasa pada suatu sistem ekonomi

yang dicapai oleh pemilik badan-badan usaha. Pedagang dalam hal ini

juga berperan sebagai badan usaha, hanya saja mereka tidak

mempunyai ijin secara resmi dari pemerintah. Laba yang diperoleh

pedagang ini akan dihitung dari selisih pendapatan yang diperoleh

dikurangi dengan total pengeluarannya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pedagang

Barang Antik di Pasar Windujenar Surakarta

1) Modal dagang

Modal merupakan faktor penting dalam kegiatan usaha,

sebab modal merupakan urat nadi bagi kelangsungan usaha.

Semakin besar modal kerja, maka semakin luas kesempatan untuk

mengambangkan usaha. Modal dagang disini terdiri dari modal

sendiri dan modal yang bukan milik sendiri yang biasanya berupa

pinjaman. Modal tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan

usahanya sehari-hari, seperti untuk pembelian barang dagangan,

pembayaran tenaga kerja, ongkos pengangkutan serta dapat

berupa uang kas, tagihan dan persediaan barang dagangan.

2) Tingkat Pendidikan Pedagang

Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan akan

membentuk pengetahuan seseorang dan selanjutnya akan

mempengaruhi perilaku dan proses pengambilan keputusan.

Page 49: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31  

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin

tinggi ketrampilan dan keahlian yang dimilikinya. Keahlian ini

akan memudahkan seseorang untuk menganalisa informasi yang

diterima, menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan yang

terjadi serta mampu membantu dalam pengambilan keputusan.

Hubungan pendidikan dengan produktivitas kerja dapat

tercermin dalam tingkat penghasilan yang diperoleh. Pendidikan

yang lebih tinggi akan mengakibatkan produktivitas kerja yang

lebih tinggi dan akan memungkinkan perolehan penghasilan yang

lebih tinggi pula (Payaman Simanjuntak, 1987: 66).

3) Pengalaman Berdagang

Pengalaman usaha berpengaruh positif terhadap tingkat

keuntungan. Menurut Ross Steele (1980) dalam penelitian tentang

mobilitas penghasilan migran di Surabaya menunjukkan adanya

pengaruh usia pendatang dan jangka waktu bertempat tinggal di

kota (Chris Manning dan Effendi, 1985: 397). Hal ini

dimaksudkan bahwa makin lama seseorang menekuni

pekerjaannya, maka makin banyak pula pengalaman dalam

usahanya tersebut. Hal ini tentu saja akan meningkatkan

keberhasilan usahanya, karena selain mereka mempunyai

pengalaman dalam pengelolaannya mereka juga mengetahui

celah-celah mana yang sekiranya dapat membuat barang

dagangannya laku sehingga akan memperbesar omzet penjualan

yang akhirnya akan meningkatkan laba. Dengan pengalaman

Page 50: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32  

kerja yang lama, seseorang akan lebih terampil, cekatan dan cepat

dalam melakukan pekerjaannya, sehingga pekerjaan yang

dilakukan akan memberikan hasil yang baik.

4) Waktu Usaha

Waktu usaha adalah waktu yang dimanfaatkan seseorang

untuk memproduksi barang atau jasa tertentu. Adapun waktu

yang dimaksudkan disini adalah lamanya jam yang benar-benar

digunakan seseorang untuk kegiatan produktif, semakin banyak

waktu usaha yang digunakan maka semakin banyak produk dan

pendapatan yang diperoleh. Jones dan Bondan telah membagi

lama kerja seseorang dalam satu minggu menjadi tiga kategori

(Aris & Hatmaji 1985 : 175).

a) Seseorang yang bekerja kurang dari 35 jam perminggu, maka

ia dikategorikan bekerja dibawah jam normal.

b) Seseorang yang bekerja antara 35 sampai 45 jam perminggu,

maka ia dikategorikan bekerja pada jam normal.

c) Seseorang yang bekerja diatas 45 jam peminggu, maka ia

dikategorikan bekerja dengan jam panjang.

c. Hambatan yang dihadapi pedagang setelah revitalisasi Pasar

Windujenar Surakarta antara lain :

1) Pengunjung pasar masih sepi

Pasar Windujenar adalah pasar yang tidak menjual

berbagai macam keperluan konsumsi seperti kebanyakan pasar

lainnya. Para pedagang di pasar ini hanya menjual berbagai

Page 51: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33  

macam barang antik. Pasar ini biasanya hanya dikunjungi orang-

orang tertentu saja seperti para kolektor dan jarang dikunjungi

oleh masyarakat secara umum. Oleh karena itu sehari-harinya

pasar ini tidak terlalu ramai pengunjung yang pada akhirnya

membuat transaksi dagang pun tidak terlalu banyak terjadi.

2) Kurang adanya dukungan promosi dari Pemkot Surakarta

Pasar Windujenar merupakan pasar yang menjual berbagai

macam barang antik, hal ini menyebabkan pasar ini mempunyai

potensi yang baik sebagai pasar tujuan wisata. Perhatian dari

Pemerintah Kota Surakarta dalam upaya mempromosikan pasar

ini diwujudkan melalui acara-acara yang diselenggarakan

disekitar pasar. Walaupun sudah ada perhatian dari Pemkot

Surakarta dalam masalah promosi akan tetapi kenyataannya

pengunjung Pasar Windujenar tidak mengalami penambahan

jumlah yang signifikan. Akibatnya transaksi dagang pun tidak

terlalu banyak terjadi.

3) Terbatasnya modal pedagang

Modal merupakan faktor yang penting dalam kegiatan

usaha. Semakin besar modal kerja, maka semakin luas

kesempatan untuk mengambangkan usaha. Modal dagang disini

terdiri dari modal sendiri dan modal yang bukan milik sendiri

yang biasanya berupa pinjaman. Akan tetapi dalam memperoleh

pinjaman modal terutama dari bank, para pedagang masih merasa

Page 52: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34  

kesulitan. Hal inilah yang terkadang membuat pedagang sulit

mengembangkan usahanya.

4) Tingkat persaingan yang tinggi antar pedagang

Tingkat persaingan dalam usaha juga merupakan

hambatan dalam mencapai keberhasilan dari usaha yang

dijalankan. Apabila banyak pedagang yang menjual barang

dagangan yang jenisnya hampir sama maka pendapatan pedagang

pun juga tidak akan sebesar bila jumlah pedagang yang menjual

barang tersebut sedikit. Hal ini juga terjadi di Pasar Winujenar

karena pedagang kebanyakan menjual barang antik dengan jenis

yang hampir sama, sehingga persaingan antar pedagang pun

semakin tinggi. Dengan tingginya tingkat persaingan maka

kemungkinan pedagang untuk memperoleh pendapatan atau laba

yang tinggi pun semakin kecil.

B. Penelitian Terdahulu

1. Wulaningsih

Wulaningsih (2005) melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Pedagang Pasar

Klewer Surakarta”. Masalah yang akan dicari jawabannya dalam

penelitian ini adalah apakah variabel-variabel total penjualan, modal

kerja, lama usaha, jumlah tenaga kerja, umur, jumlah pelanggan tetap,

tingkat pendidikan, letak kios, status persaingan, dan jenis kelamin

pedagang mempengaruhi keberhasilan usaha pedagang Pasar Klewer

Surakarta. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode survey.

Page 53: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35  

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang Pasar Klewer

Surakarta. Besarnya sampel ditentukan dengan rumus Slovin yaitu

sebesar 100 responden.

Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan uji t, maka variabel

yang positif dan signifikan mempengaruhi keberhasilan usaha pedagang

Pasar Klewer Surakarta pada derajat signifikansi 10% adalah total

penjualan dengan nilai t sebesar 5,235 dan probabilitas 0,000, modal

kerja dengan nilai t sebesar 3,227 dan probabilitas 0,002, dan lama usaha

dengan nilai t sebesar 2,791 dan probabilitas 0,006. Sedangkan variabel

yang negatif dan signifikan mempengaruhi keberhasilan usaha pedagang

Pasar Klewer Surakarta pada derajat signifikansi 10% adalah jumlah

tenaga kerja dengan nilai t sebesar -3,285 dan probabilitas 0,001 dan

umur pedagang dengan nilai t sebesar -2,443 dan probabilitas 0,017.

Sedangkan variabel jumlah pelanggan tetap, tingkat pendidikan, letak

kios, status persaingan dan jenis kelamin tidak signifikan mempengaruhi

keberhasilan usaha pedagang Pasar Klewer Surakarta. Berdasarkan

perhitungan terhadap uji F, diperoleh nilai F hitung yaitu sebesar 20,470

dengan probabilitas 0,000, maka disimpulkan bahwa secara bersama-

sama faktor total penjualan, modal kerja, lama usaha, jumlah tenaga

kerja, umur, jumlah pelanggan tetap, tingkat pendidikan, letak kios,

status persaingan, dan jenis kelamin mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap keberhasilan usaha pedagang Pasar Klewer Surakarta

pada tingkat signifikansi 10%, hal ini berarti hipotesis pertama terbukti

kebenarannya. Berdasarkan nilai R-Square diperoleh nilai Adjusted R-

Page 54: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36  

Square sebesar 0,684 atau 68,4%, yang berarti bahwa 68,4% variasi

variabel keberhasilan usaha dapat dijelaskan oleh variasi variabel total

penjualan, modal kerja, lama usaha, jumlah tenaga kerja, umur, jumlah

pelanggan tetap, tingkat pendidikan, letak kios, status persaingan, dan

jenis kelamin, sedangkan sisanya 31,6% dijelaskan oleh variabel lain di

luar model. Berdasarkan hasil regresi, nilai koefisien beta terbesar yaitu

total penjualan, jadi hipotesis kedua tidak terbukti kebenarannya.

2. Muhammad Latief

Muhammad Latief (2004) melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Pedagang Pasar Gede Surakarta”. Hipotesis dalam penelitian ini adalah

diduga faktor modal kerja, pengalaman usaha, jam kerja, tingkat

pendidikan dan pembukuan mempunyai pengaruh positif terhadap

keberhasilan usaha pedagang, serta modal kerja merupakan faktor yang

paling berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pedagang. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa variabel modal kerja, pengalaman usaha,

jam kerja, tingkat pendidikan, dan dummy pembukuan berpengaruh

secara signifikan terhadap keberhasilan usaha pedagang Pasar Gede

Surakarta. Berarti hipotesis yang telah dikemukakan terbukti.

Sedangkan faktor yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan

usaha pedagang adalah jam kerja pedagang. Hal ini menunjukkan bahwa

hipotesis kedua bahwa modal usaha merupakan faktor yang paling

berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pedagang tidak terbukti. Nilai

R2 yang dihasilkan pada model regresi sebesar 0,878 berarti sebesar

Page 55: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37  

87,8% variasi variabel dependen (keberhasilan usaha) dapat dijelaskan

oleh variabel independennya (modal kerja, pengalaman usaha, jam kerja,

pendidikan dan dummy pembukuan). Sedangkan sisanya yaitu sebesar

12,2% dijelaskan variabel lain yang tidak ada dalam model. Variabel

yang paling berpengaruh atau dominan dalam mempengaruhi

keberhasilan usaha yang dinyatakan dalam jumlah perolehan keuntungan

pedagang Pasar Gede Surakarta adalah jam kerja pedagang yang

dibuktikan dengan nilai koefisien beta dari variabel jam kerja adalah

yang paling besar, yaitu: 0,381 kemudian diikuti variabel tingkat

pendidikan (0,159), urutan berikutnya adalah modal kerja, pengalaman

usaha, dan keterlibatan proses pembukuan laporan keuangan.

C. Kerangka Pemikiran

Untuk lebih memudahkan dalam proses analisis permasalahan yang

telah dikemukakan diatas, ada 8 (delapan) variabel bebas (independen) yang

berpengaruh terhadap keberhasilan pedagang Barang Antik di Pasar

Windujenar Surakarta (variabel dependen). Dimana 4 (empat) variabel

dianalisis dengan alat analisis Regresi Linier Berganda dan 4 (empat) variabel

lainnya akan dianalisis dengan analisis deskriptif. Berikut adalah kerangka

pemikiran yang akan digunakan dalam penelitian ini:

Page 56: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38  

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis

yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga variabel modal dagang, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang

dan waktu usaha berpengaruh positif terhadap keberhasilan pedagang

barang antik di Pasar Windujenar Surakarta.

2. Diduga masih terdapat kendala dan hambatan yang dihadapi oleh

pedagang barang antik di Pasar Windujenar Surakarta dalam mencapai

keberhasilan setelah Pasar Windujenar mengalami revitalisasi.

Modal Dagang

Tingkat Pendidikan Pedagang

Keberhasilan Pedagang

Pengalaman Berdagang

Waktu Usaha

Hambatan/Kendala

Page 57: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39  

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kota Surakarta dengan

ruang lingkup penelitian adalah pedagang barang antik di Pasar Windujenar.

Penelitian ini berbentuk survey atas data primer dan data sekunder. Data

primer diambil secara langsung melalui wawancara melalui instrumen

quisioner dari pedagang barang antik yang merupakan populasi dari obyek

penelitian. Data sekunder merupakan data statistik terkini yang diambil dari

beberapa instansi terkait dan berbagai sumber kepustakaan yang lain yang

mendukung data primer yang didapat.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian dibagi menjadi data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer adalah data yang diperoleh melalui observasi dan

wawancara secara langsung di lapangan yang dipandu dengan daftar

pertanyaan (quisioner) atau angket yang dibuat sesuai dengan kebutuhan

penelitian. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil

wawancara langsung dengan para pedagang pasar.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur, buku, laporan

penelitian maupun dari sumber tertulis lainnya.

Page 58: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40  

C. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian

sehingga dapat mengetahui dan mencatat data yang diperlukan untuk

proses penyelesaian penelitian ini.

2. Interview, yaitu wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang

terkait penelitian ini.

3. Quesioner, yaitu berupa lembaran berisi daftar pertanyaan yang

berhubungan dengan penelitian ini, yang diberikan kepada para pedagang

di daerah penelitian.

4. Studi Pustaka, yaitu dengan cara mencari dan mengumpulkan data yang

sudah ada, baik dibuku, majalah, koran, internet, atau data yang berasal

dari pihak-pihak terkait.

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabel-

variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

definisi operasional sebagai berikut:

1. Keberhasilan Usaha

Dalam penelitian ini keberhasilan usaha merupakan variabel

dependen. Keberhasilan usaha diukur dengan laba yang dihitung dari

selisih total penjualan produk dengan total biaya yang dikeluarkan.

Variabel ini dinyatakan dalam satuan rupiah per bulan.

2. Modal Dagang

Modal dagang adalah modal awal seorang pedagang barang antik

pada saat memulai usaha. Modal yang digunakan pedagang dalam

Page 59: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41  

memulai aktivitas usahanya ada yang berasal dari modal sendiri dan ada

yang berasal dari modal pinjaman. Modal sendiri diartikan sebagai modal

yang berasal dari perorangan maupun modal keluarga yang telah

dikumpulkan kemudian digunakan untuk berdagang dengan tujuan

mendapatkan laba. Sedangkan modal pinjaman disini dapat diartikan

sebagai modal yang dipinjam dari pihak lain, misalnya bank, perorangan

dan lain sebagainya. Variabel ini dinyatakan dalam satuan rupiah.

3. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh

pedagang barang antik. Variabel ini dihitung berdasarkan tahun sukses dan

dinyatakan dalam satuan tahun.

4. Pengalaman Berdagang

Pengalaman berdagang adalah lamanya seorang pedagang menekuni

pekerjaannya yaitu berdagang barang antik di Pasar Windujenar. Atau bisa

didefinisikan waktu yang telah dihabiskan oleh pedagang semenjak usaha

itu berdiri dan sampai sekarang. Variabel ini dinyatakan dalam satuan

tahun.

5. Waktu Usaha

Waktu usaha adalah lamanya pedagang barang antik berada dipasar

untuk menjual barang dagangannya, artinya waktu yang digunakan oleh

pedagang untuk berjualan di pasar dalam waktu satu bulan. Variabel ini

dinyatakan dalam satuan jam per bulan.

Page 60: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42  

E. Metode Analisis Data

1. Untuk menjawab permasalahan pertama dalam penelitian ini digunakan

alat analisis Regresi Linier Berganda dengan metode Ordinary Least

Square (OLS) adapun model yang digunakan adalah sebagai berikut :

Li = α0 + α1 Mi + α2 Pi + α3 PBi + α4 WUi + εi......................................(3.1)

Di mana:

L = Laba

M = Modal

P = Pendidikan

PB = Pengalaman Berdagang

WU = Waktu Usaha

α0 = Konstanta

α1-α4 = Koefisien Regresi Linear 

= Varian Pengganggu

a. Uji Statistik

Untuk memperoleh regresi yang terbaik secara statistik

disebut BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) harus dilakukan

beberapa kriteria, yaitu: (i) Uji F, (ii) Uji T, (iii) Uji R2 (Gujarati,

2003). Untuk menguji hipotesis di dalam regresi sederhana dan

regresi berganda dilakukan melalui pendekatan uji signifikan (test

significant). Uji signifikan secara umum merupakan prosedur untuk

mengetahui seberapa besar signifikansi kebenaran suatu hipotesis nol

(H0) atau untuk menentukan apakah sample yang diamati berbeda

secara nyata dari hasil-hasil yang diharapkan.

Perhitungan statistik dikatakan signifikan apabila nilai uji

statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).

Page 61: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43  

Sebaliknya disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya

berada dalam daerah dimana H0 diterima. Dalam pengujian hipotesis

ini dilakukan dengan cara-cara berikut ini:

1) Uji t

Dilakukan untuk melihat signifikasi dari pengaruh

variabel independen secara individu terhadap variabel dependen.

Uji t dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan hipotesis

H0 = β1 = 0 (variabel independen secara individu tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen)

H0 ≠ β1 ≠ 0 (variabel independen secara individu

berpengaruh terhadap variabel dependen)

b) Menentukan nilai α

c) Melakukan perhitungan nilai t seperti berikut:

...............................................(3.2)

Dimana: α = derajat signifikansi

N = banyaknya data yang digunakan

K = banyaknya parameter regresi plus konstanta

............................................................(3.3)

Dimana: β1 = koefisien regresi variabel ke-1

Se = standar eror

Page 62: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44  

Ho ditolak Ho ditolak

Ho diterima

- t tabel t tabel

Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t

Sumber: Gujarati (2003)

d) Kriteria Pengujian

H0 diterima apabila -tα/2 ≤ t ≤ tα/2

H0 ditolak apabila t < -tα/2 atau t > α/2

e) Kesimpulan

Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima Ha ditolak. Artinya

koefisien regresi variabel independen tidak mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan.

Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak Ha diterima. Artinya

koefisien regresi variabel independen mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan.

2) Uji F

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel

independen yang ada secara bersama-sama mempengaruhi

variabel dependennya. Langkah-langkah dalam melakukan uji F

ini adalah:

a) Menentukan hipotesis

H0 = β1 = β2 = β3 = 0 (variabel independen secara bersama-

sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen)

Page 63: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45  

Ha ≠ β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 (variabel independen secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel dependen)

b) Menentukan nilai α

c) Melakukan perhitungan nilai t seperti berikut:

...................................(3.4)

Dimana: α = derajat signifikansi

N = banyaknya data yang digunakan

K = banyaknya parameter atau koefisien regresi

plus konstanta

..................................................(3.5)

Dimana: R2 = koefisien determinan berganda

K = banyaknya parameter total yang dipakai

N = banyaknya observasi

H0 ditolak

H0 diterima F tabel

Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F

Sumber: Gujarati (2003)

d) Kriteria Pengujian

H0 diterima apabila F hitung ≤ F tabel

H0 ditolak apabila F hitung > F tabel

e) Kesimpulan

Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima Ha ditolak.

Artinya koefisien regresi variabel independen secara

Page 64: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46  

bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan.

Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak Ha diterima.

Artinya koefisien regresi variabel independen secara

bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara

signifikan.

3) Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi (R2), dapat digunakan untuk

mengetahui berapa persen (%) variasi variabel dependen dapat

dijelaskan oleh variabel independen. Ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisis

regresi, yang ditujukan oleh besarnya koefisien determinasi R2

adjusted antara nol dan satu. Semakin koefisien determinasi

mendekati satu maka dapat diartikan variabel independen

semakin berpengaruh terhadap variabel dependen.

Rumus Adjusted R2 adalah sebagai berikut :

...........................................(3.6)

Dimana : R2= koefisien determinasi

N = jumlah observasi

k = jumlah variabel

4) Koefisien Korelasi (r)

Untuk mengetahui keeratan dependen (kuat lemahnya)

hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Page 65: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47  

a) Jika 0,7 ≤ r ≤ 1, maka hubungan antara variabel X dan Y

adalah kuat (khusus untuk 0,9 ≤ r ≤ 1 hubungan tersebut

sangat kuat)

b) Jika 0,5 ≤ r ≤ 0,7, maka hubungan antara variabel X dan Y

dapat dikatakan sedang

c) Jika 0,1 ≤ r ≤ 0,5, maka hubungan antara variabel X dan Y

dapat dikatakan lemah.

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinieritas

Multikoliniaritas adalah masalah yang timbul berkaitan

dengan adanya hubungan linier diantara variabel-variabel

penjelas. Uji multikoliniearitas digunakan untuk mengetahui

terjadi tidaknya korelasi diantara variabel independen dalam

proses regresi. Jika dalam model terdapat multikoliniearitas

maka model tersebut memiliki kesalahan standart yang besar

sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi.

Untuk menguji masalah multikoliniearitas, dilakukan

pengujian dengan metode klein, yaitu membandingkan nilai (r2)

dengan nilai R2. Apabila nilai R2 > (r2), berarti tidak terjadi

gejala multikoliniearitas, sedangkan apabila nilai R2 < (r2)

berarti terjadi gejala multikoliniearitas.

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana sebaran atau

varian faktor penganggu tidak konstan sepanjang observasi.

Page 66: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48  

Heteroskedastisitas terjadi jika muncul gangguan dalam fungsi

regresi yang tidak sama sehingga penaksir OLS tidak efisien

baik dalam sampel kecil ataupun besar (tetapi masih tetap tidak

bisa dan konsisten).

Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas

adalah dengan Uji LM ARCH. Jika regresi tersebut

menghasilkan probabilitas diatas 0,05 maka variabel bebas

tersebut tidak signifikan pada tingkat α = 5%. Dari hasil tersebut

dapat dikatakan bahwa pada tingkat α = 5% semua koefisien

regresi tidak signifikan yang berarti tidak terdapat masalah

heteroskedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terdapat trend di

dalam variabel yang diteliti sehingga mengakibatkan e juga

mengandung trend. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.

Autokorelasi terjadi karena adanya korelasi yang kuat antara et

dengan series et-1.

Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi

autokorelasi adalah dengan uji Breusch & Godfrey Test (BG

test) (Siti Aisyah, 2007). Langkah-langkah pengujian ini adalah:

a) Estimasi persamaan regresi untuk mendapatkan nilai

residual (ut).

b) Regresi ut terhadap variabel bebas dan ut-i.... ut-p

Page 67: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49  

c) Hitung (n-p) R2 – X2. Jika lebih besar dari tabel chi-square

dengan df p, menolak hipotesa bahwa setidaknya ada satu

koefisien autokorelasi yang berbeda dengan 0.

Apabila regresi dilakukan dengan menggunakan Eviews

maka dapat dilihat dari nilai probabilitasnya. Apabila nilai

probabilitasnya lebih besar dari 0,05 maka hipotesa yang

menyatakan pada model tidak terdapat autokorelasi ditolak.

Berarti model lolos dari masalah autokorelasi.

2. Untuk menjawab permasalahan kedua dalam penelitian ini digunakan alat

analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah analisis yang dilakukan

dengan cara menginterpretasikan (membaca, membandingkan) tabel,

grafik ataupun data-data yang ada, kemudian melakukan pengumpulan

atau penjabaran dan penafsiran dengan ataupun tanpa membandingkan

indikator-indikator untuk menarik kesimpulan. 

Page 68: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50  

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kota Surakarta

1. Aspek Geografis

Kota Surakarta adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah,

Indonesia. Kota ini juga dikenal dengan nama Solo, Sala, dan Surakarta

yang berada di dataran rendah dengan ketinggian ± 92 m dari

permukaan laut. Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di

Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang dan

Purwokerto. Kota Solo mempunyai slogan The Spirit Of Java.

a. Kondisi Geografis

Secara geografis wilayah Kota Surakarta berada antara

110º45'15″- 110º45′35″ BT dan 7º36′00″- 7º56′00″LS dengan luas

wilayah 44,06 km² dengan batas-batas sebagai berikut:

Batas Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali

Batas Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

Batas Timur : Kabupaten Sukoharjo

Batas Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

Page 69: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51  

Gambar 4.1 Peta Kota Surakarta

b. Luas Daerah

Luas wilayah Kota Surakarta mencapai 44,06 km² yang

terbagi dalam 5 kecamatan, yaitu: Kecamatan Laweyan, Serengan,

Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Sebagian lahan dipakai

sebagai tempat pemukiman sebesar 61,68%. Sedangkan untuk

kegiatan ekonomi juga memakan tempat yang cukup besar yaitu

berkisar antara 20% dari luas lahan yang ada.

c. Keadaan Iklim

Suhu udara rata-rata di Kota Surakarta berkisar antara

24,9ºC sampai dengan 28,6ºC. Sedangkan kelembaban udara

Page 70: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52  

berkisar antara 66% sampai dengan 86%. Hari hujan terbanyak

jatuh pada bulan Januari dengan jumlah hari hujan sebanyak 25.

Sedangkan curah hujan terbanyak sebesar 735 mm jatuh pada bulan

Oktober. Sementara itu rata-rata curah hujan saat hari hujan

terbesar jatuh pada bulan November sebesar 33.1 per hari hujan.

2. Aspek Demografis

a. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk yang besar di suatu wilayah merupakan

unsur penting bagi pembangunan. Penduduk yang besar jika dibina

dan dikembangkan dengan baik dan terpadu akan menjadi potensi

dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dalam

mendukung pembangunan. Jumlah penduduk Kota Surakarta dari

tahun ke tahun terus bertambah. Penduduk merupakan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang secara potensial dan dinamis mampu

mengolah Sumber Daya Alam (SDA) dan sumber daya buatan

yang ada untuk mencapai tingkat produktivitas yang optimal

sehingga akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat

secara luas. Meningkatnya jumlah penduduk disebabkan oleh

urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan untuk di

Jawa Tengah Kota Surakarta termasuk dalam kota yang cukup

maju dan berkembang dibandingkan kota-kota lainnya.

Page 71: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53  

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kota Surakarta Tahun 2000 – 2009

Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah

Total Rasio Jenis

Kelamin

2000 238.158 252.056 490.214 94.49 2003 242.591 254.643 497.234 95.27 2004 249.278 261.433 510.711 95.35 2005 250.868 283.672 534.540 88.44 2006 254.259 258.639 512.898 98.31 2007 246.132 269.240 515.372 91.42 2008 279.324 286.529 565.853 97.49 2009 286.681 294.168 580.849 97.45

Sumber: BPS (2010). Surakarta Dalam Angka 2009

Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2009 adalah

580.849 jiwa terdiri dari 286.681 laki-laki dan 294.168 perempuan.

Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2000 yang

sebesar 490.214 jiwa, berarti dalam sembilan tahun terakhir Kota

Surakarta mengalami kenaikan sebanyak 90.635 jiwa.

Meningkatnya jumlah penduduk disebabkan oleh urbanisasi dan

pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan untuk di Jawa Tengah

Kota Surakarta termasuk dalam kota yang cukup maju dan

berkembang dibandingkan kota-kota lainnya.

b. Jumlah Penduduk Menurut Umur

Dengan melihat komposisi penduduk menurut umur di

Surakarta, dapat diketahui besarnya angka ketergantungan

(Dependency Ratio) yang ada. Angka ketergantungan menunjukan

banyaknya penduduk yang bekerja dan yang sudah tidak bekerja,

yang menggantungkan hidupnya baik secara ekonomi, sosial dan

medis terhadap penduduk yang produktif. Untuk mengetahui angka

Page 72: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54  

ketergantungan penduduk di Surakarta dapat dilihat dengan

melalui pembagian komposisi penduduk sebagai berikut :

1) Penduduk golongan usia muda (belum produktif)

2) Penduduk golongan usia kerja (usia produktif)

3) Penduduk golongan usia tua (sudah tidak produktif)

Jumlah penduduk Surakarta menurut jenis kelamin dan

kelompok umur seperti terlihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Penduduk Surakarta Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009 (jiwa)

Kelompok Usia

Jenis Kelamin Jumlah Laki-

laki Perempuan

0 – 4 17.492 17.004 34.496 5 – 9 18.955 22.355 41.310

10 – 14 21.872 18.943 40.815 15 – 19 18.710 25.031 43.741 20 – 24 27.213 27.214 54.427 25 – 29 23.568 20.413 43.981 30 – 34 17.247 20.412 37.659 35 – 39 18.224 23.563 41.787 40 – 44 17.004 24.294 41.298 45 – 49 20.656 18.949 39.605 50 – 54 15.551 19.926 35.477 55 – 59 12.873 12.873 25.746 60 – 64 5.832 8.743 14.575

65+ 14.090 19.195 33.285 Jumlah 249.287 278.915 528.202

Sumber: BPS (2010). Surakarta Dalam Angka 2009

Pada tabel 4.2 terlihat bahwa di Surakarta penduduk yang

berusia antara 20–24 tahun merupakan kelompok penduduk

dengan jumlah terbesar, yaitu sebesar 54.427 jiwa. Kelompok umur

60–64 tahun merupakan kelompok dengan jumlah penduduk

Page 73: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55  

terkecil dengan jumlah 14.575 jiwa. Selain itu dari tabel di atas

juga dapat dilihat mayoritas penduduk di Surakarta berada dalam

usia produktif.

Dalam hubungan ini muncul teori tentang beban

ketergantungan yaitu penduduk tergantung dari hasil produksi

angkatan kerja atau sebaliknya beban tanggungan yang dipikul

oleh angkatan kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi

penduduk secara menyeluruh. Secara matematis dapat dituliskan

sebagai berikut :

Angka ketergantungan = ...(4.1)

Dari hasil perhitungan dengan memasukkan angka – angka

dari tabel 4.2 kedalam rumus diatas, maka akan diperoleh angka –

angka ketergantungan sebagai berikut :

[110.465 + 33.896] : 381.573 = 0,37

Ini berarti bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif

harus menanggung sekitar 37 jiwa yang tidak produktif.

c. Kepadatan Penduduk Geografis

Kepadatan penduduk dapat terjadi secara alamiah karena

adanya tingkat kelahiran yang lebih tinggi dibanding tingkat

kematian. Selain itu, kepadatan juga dapat disebabkan adanya

faktor penarik yang dimiliki oleh suatu daerah. Faktor penarik itu

misalnya adalah lapangan usaha yang luas dan kelayakan

Page 74: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56  

penghidupan akibat adanya tingkat pertumbuhan ekonomi yang

tinggi.

Pada tahun 2009 jumlah penduduk di Surakarta mencapai

580.849 jiwa yang tersebar dalam 5 (lima) kecamatan, yaitu: (i)

Laweyan, (ii) Serengan, (iii) Pasar Kliwon, (iv) Jebres, dan (v)

Banjarsari. Dengan total luas daerah 44,04 km2, maka tingkat

kepadatan penduduk kota Surakarta mencapai 13.189 jiwa/km2.

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 tingkat

kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Serengan

yang mencapai angka 19.899 jiwa/km2. Sedangkan tingkat

kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Jebres

dengan tingkat kepadatan mencapai 11.835 jiwa/km2.

Tabel 4.3 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan Di Kota Surakarta Tahun 2009

Kecamatan Luas Wilayah

Jumlah Penduduk Rasio Jenis

Kelamin

Tingkat Kepadatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Laweyan 8,64 54.132 56.423 110.555 95,94 12.796Serengan 3,19 31.378 32.281 63.659 97,20 19.956Pasar Kliwon 4,82 43.276 44.768 88.044 96,67 18.266

Jebres 12,58 71.001 72.318 143.319 98,18 11.393Banjarsari 14,81 86.894 88.378 175.272 98,32 11.835Jumlah 44,04 286.681 294.168 580.849 97,45 13.189

Sumber: BPS (2010). Surakarta Dalam Angka 2009

d. Penduduk dan Mata Pencaharian

Keadaan mata pencaharian penduduk suatu daerah

dipengaruhi oleh sumber daya yang dimiliki dan kondisi sosial

ekonomi seperti ketrampilan, usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, lapangan pekerjaan yang tersedia dan modal kerja.

Page 75: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57  

Untuk mengetahui karakterisitik penduduk menurut lapangan

usaha utama di Kota Surakarta berdasarkan usia 15 tahun ke atas

dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Di Kota Surakarta Tahun 2009 (Jiwa)

Lapangan Usaha Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

Pertanian 1.400 1.208 2.608Pertambangan dan Penggalian 0 0 0

Industri 22.599 19.466 42.065Listrik, Gas dan Air 700 0 700Bangunan 8.956 261 9.217Perdagangan 53.755 52.671 106.426Angkutan dan Komunikasi 12.565 4.250 16.815

Keuangan dan Jasa Perusahaan 5.943 3.214 9.157

Jasa-jasa 33.313 26.467 59.780Jumlah 139.231 107.537 246.768

Sumber: BPS (2010). Surakarta dalam angka 2009

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dijelaskan bahwa pada

tahun 2009 total penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja

sebanyak 246.768 jiwa. Dari jumlah tersebut, penduduk laki-laki

yang bekerja sebanyak 139.231 jiwa, sedangkan penduduk

perempuan yang bekerja sebanyak 107.537 jiwa. Pada tahun 2009,

penduduk Kota Surakarta paing banyak bekerja di sektor

perdagangan. Hal ini sangat beralasan karena letak Kota Surakarta

yang diapit oleh daerah-daerah produsen berbagai Sumber Daya

Alam (SDA), seperti Kabupaten Karanganyar, Kabupaten

Page 76: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58  

Boyolali, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo. Daerah-

daerah tersebut banyak memasok produk yang dihasilkannya untuk

kemudian diperdagangkan di Kota Surakarta. Sektor yang paling

kecil menyerap tenaga kerja adalah sektor pertambangan dan

penggalian serta sektor listrik, gas dan air.

3. Kondisi Perekonomian Kota Surakarta

Struktur perekonomian suatu daerah sangat ditentukan oleh

besarnya peranan sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang

dan jasa. Keadaan perekonomian suatu daerah dapat dilihat melalui

angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), karena hingga saat ini

PDRB masih digunakan sebagai ukuran kesejahteraan ekonomi atau

tingkat perkembangan ekonomi suatu daerah.

Dengan melihat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

dapat diketahui besarnya kontribusi masing-masing sektor yang ada.

Kontribusi suatu sektor adalah suatu peranan yang diberikan oleh

masing-masing sektor terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). Dari masing-masing sektor dapat digunakan untuk mengetahui

indikator perubahan struktur ekonomi.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah

nilai tambah yang ditimbulkan dari semua unit produk dalam suatu

wilayah tertentu dalam jangka waktu yang tertentu pula. Sektor–sektor

penyusun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat

dikelompokan dalam tiga kelompok jenis lapangan usahannya yaitu

kelompok primer yang terdiri dari berbagai jenis sektor pertanian,

Page 77: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59  

pertambangan dan penggalian. Kelompok sekunder yang terdiri dari

sektor industri, listrik, gas dan air bersih, serta kelompok bangunan.

Dan kelompok tersier terdiri dari sektor pengangkutan dan komunikasi,

perdagangan, hotel dan restoran, keuangan, sewa dan jasa perusahaan,

serta sektor jasa. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota

Surakarta menurut lapangan usahanya dapat dilihat pada tabel 4.5

dibawah ini.

Tabel 4.5 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Di Kota Surakarta Tahun 2005– 2009 (Jutaan Rupiah)

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009

Pertanian 3.502 3.760 4.259 4.726 5.007Pertambangan dan Galian 2.227 2.304 2.525 2.945 2.994

Industri Pengolahan 1.475.697 1.554.314 1.681.790 1.838.499 1.592.356

Listrik, Gas dan Air Bersih 144.699 166.228 186.120 203.337 227.937

Bangunan 720.012 809.243 924.664 1.140.846 1.314.189Perdagangan 1.330.461 1.507.159 1.711.786 1.984.698 2.223.561Pengangkutan dan Komunikasi 643.368 729.036 802.106 884.951 986.323

Keuangan dan Jasa Perusahaan 638.280 697.231 763.887 863.921 976.355

Jasa-jasa 627.525 720.834 831.953 977.959 1.192.017PDRB 5.585.776 6.190.112 6.909.094 7.901.886 8.880.692

Sumber: BPS (2010). Surakarta Dalam Angka 2009

Pada tabel 4.5 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas

dasar harga berlaku tahun 2009 mencapai 8.880.692 juta, jumlah ini

meningkat sebesar 978.806 juta dari tahun sebelumnya. Pada tahun

2009 sektor yang paling banyak menghasilkan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) adalah sektor perdagangan dengan nilai

sebesar 2.223.561 juta. Hal ini menunjukkan pentingnya peranan sektor

Page 78: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60  

perdagangan bagi Kota Surakarta, karena selain berperan sebagai

penyerap tenaga kerja paling tinggi juga berperan sebagai sektor

penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar. Sektor

kedua yang menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

terbesar adalah sektor industri pengolahan yang mampu menghasilkan

sumbangan sebesar 1.592.356 juta. Sedangkan sektor yang paling kecil

menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah sektor

pertambangan dan galian dengan nilai sebesar 2.994 juta.

Tabel 4.6 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Di Kota Surakarta Tahun 2005 – 2009 (Jutaan Rupiah)

SEKTOR Tahun Rata-Rata

Pertumbuhan2005 2006 2007 2008 2009

Pertanian 2821 2855 2899 2866 2900 0.70 1.21 1.54 -1.14 1.19

Pertambangan dan Galian

1790 1786 1828 1905 1862 1.02 -0.22 2.35 4.21 -2.26

Industri Pengolahan

1105952 1134134 1173422 1200606 1235953 2.82 2.55 3.46 2.32 2.94

Listrik, Gas dan Air Bersih

83995 91764 96867 103020 111392 7.32 9.25 5.56 6.35 8.13

Bangunan 455657 482295 528770 583069 625624 8.26 5.85 9.64 10.27 7.30

Perdagangan 990436 1059091 1126471 1211208 1288067 6.79 6.93 6.36 7.52 6.35

Pengangkutan dan Komunikasi

381852 404594 428864 449073 484827 6.16 5.96 6.00 4.71 7.96

Keuangan dan Jasa Perusahaan

378286 401749 425590 449992 481987 6.25 6.20 5.93 5.73 7.11

Jasa-jasa 457375 489257 519573 546699 585264 6.36 6.97 6.20 5.22 7.05

PDRB 3858169 4067529 4304287 4549342 4817877 5.71 5.43 5.82 5.69 5.90

Sumber: BPS (2010). Surakarta Dalam Angka 2009

Page 79: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61  

Pada tabel 4.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas

dasar harga konstan tahun 2009 mencapai 4.817.877 juta. Pada tahun

2009 sektor yang paling banyak menghasilkan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) adalah sektor perdagangan dengan nilai sebesar

1.288.067 juta. Sektor kedua yang menghasilkan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) terbesar adalah sektor industri pengolahan

yang mampu menghasilkan sumbangan sebesar 1.235.953 juta.

Sedangkan sektor yang paling kecil menghasilkan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) adalah sektor pertambangan dan galian dengan

nilai sumbangan sebesar 1.862 juta.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2009

mengalami pertumbuhan sebesar 5,90% dari nilai PDRB tahun dasar.

Pertumbuhan ini lebih tinggi dari tahun 2008 yang hanya tumbuh

sebesar 5,69% dari tahun dasar. Sektor yang mengalami rata-rata

pertumbuhan tertinggi antara tahun 2005-2009 adalah sektor bangunan

dengan pertumbuhan sebesar 8,26%. Sektor listrik, gas dan air bersih

menmpati posisi kedua dengan nilai rata-rata pertumbuhan mencapai

7,32%. Sektor perdagangan yang menjadi penyerap tenaga kerja dan

penghasil Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbanyak

menempati urutan ke-3 (tiga) dengan rata-rata pertumbuhan sebesar

6,79%. Sementara sektor yang paling kecil rata-rata pertumbuhannya

adalah sektor pertanian dengan pertumbuhan hanya mencapai 0,70%.

Page 80: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62  

4. Pasar Windujenar Surakarta

Sektor informal menjadi bagian penting dalam perumusan

kebijakan ketenagakerjaan. Hal ini disebabkan kemampuan sektor

informal dalam menyerap tenaga kerja yang jumlahnya tidak sedikit.

Bahkan ditengah krisis justru sektor inilah yang mampu bertahan dan

menjadi solusi bagi perekonomian untuk keluar dari krisis tersebut.

Salah satu contoh dari sektor informal adalah pasar tradisional.

Pasar Windujenar Surakarta merupakan salah satu pasar

tradisional yang telah direnovasi untuk menghilangkan sisi buruk dari

pasar tradisional, seperti tempat yang kumuh dan kurang nyaman.

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan para pedagang

barang antik di Pasar Windujenar yang diukur dengan laba, digunakan

variabel independen berupa modal, tingkat pendidikan, pengalaman

berdagang, waktu usaha dan hambatan.

Pasar Windujenar berada di Jalan Diponegoro, dimana barang

yang dijual berupa barang antik dan onderdil otomotif. Pasar ini telah

direnovasi menjadi salah satu asset pasar yang menarik di Surakarta.

Dahulu Pasar Windujenar bernama Pasar Ya’ik, berubah

menjadi Pasar Triwindu karena menjadi arena peringatan 3 windu

jumenengnya Mangkunegoro VII, dan kemudian nama pasar ini di

rubah kembali menjadi Pasar Windujenar.

Toko-toko terjejer diantara gang yang tidak terlalu lebar,

sejumlah koleksi barang antik berkesan etnik dan antik bertebaran di

kios-kios. Pasar Windujenar ini sudah ada sejak tahun 1945. Pasar ini

Page 81: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63  

dapat dikatakan pasar yang eksklusif karena menjual barang-barang

antik sehingga hanya dikunjungi oleh kolektor dan peminat barang-

barang antik. Aneka koleksi barang-barang antik ini antara lain topeng,

lampu, radio dan stoples kue, hingga arca pun juga ada. Koleksi barang

antik yang dijual di Pasar Windujenar ini kebanyakan bukan barang asli

dari jaman dulu, melainkan hanya bentuknya mencontoh yang asli atau

reproduksi. Pembeli dapat langsung datang ke pasar Windujenar untuk

membeli barang antik atau dapat memesan lewat email atau telepon.

Pasar Triwindu adalah hadiah ulang tahun dari GRAy, Nurul

Khamaril, putri Mangkunegoro VII kepada masyarakat Kota Surakarta.

Selain nama Pasar Triwindu ( Tri = Tiga, Windu = Delapan) pasar ini

juga dikenal dengan nama Pasar Windujenar. Dahulu lokasi pasar

windu jenar sangat tertutup dan tidak teratur, karena disekitar atau lebih

tepatnya didepanya terdapat kios elektronik dan kios buku-buku, namun

pada pemerintahan Walikota Bapak Joko Widodo, Pasar Windujenar

direnovasi sehingga tertata dengan rapi, dengan tujuan mempercantik

Kota Solo dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kios - kios

elektronik dan kios buku dipindahkan kedalam bangunan Ngarsopuro.

Pembangunan Pasar Windujenar dilaksanakan 2 (dua) tahap :

Tahap I dilaksanakan pada tahun 2008 yaitu pembangunan pasar blok

selatan dan blok utara, terdiri dari 2 (dua) lantai, dengan luas bangunan

lantai 1 (satu) seluas 1.826 m2 dan Lantai 2 (dua) seluas 1.454 m2 dan

tahap II dilaksanakan pada tahun 2009 yaitu pembangunan pasar pada

blok timur terdiri dari 2 (dua) lantai dengan luas bangunan dan lantai 1

Page 82: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64  

(satu) seluas 272 m2 lantai 2 (dua) seluas 272 m2. Tahun 2009 Pasar

Triwindu direlokasi di depan sayap kanan Pura Mangkunegaran dengan

luas tanah 2.384 m2 dan diresmikan oleh walikota Surakarta pada

tanggal 25 September 2009 dengan upacara prosesi boyongan pedagang

pasar Windujenar.

B. Karakteristik Pedagang

Para pemilik atau pedagang Pasar Windujenar dapat dikatakan 90 %

sudah berganti pada generasi ke II dan generasi ke III. Sedang untuk generasi

ke I banyak yang sudah sukses. Dalam sub bab ini dilakukan deskripsi data

yang dikumpulkan dari lapangan berdasarkan daftar pertanyaan yang

dibagikan kepada pedagang pasar Windujenar Surakarta.

1. Karakteristik Umur dan Jenis Kelamin

Jumlah 70 responden yaitu pedagang Pasar Windujenar dalam

penelitian ini sebanyak 41 orang berjenis kelamin laki – laki dan 29 orang

berjenis kelamin perempuan, seperti terlihat pada tabel 4.7 menunjukan

bahwa terdapat jumlah 58,57% pedagang terbesar berjenis kelamin laki-

laki.

Tabel 4.7 juga menunjukan pengelompokan pedagang Pasar

Windujenar berdasarkan umur. Persentase jumlah laki – laki yang bekerja

sebagai pedagang paling banyak pada usia 45 - 49 tahun yaitu sebesar 13

pedagang. Sedangkan untuk perempuan persentase terbesarnya pada umur

40-44 tahun sebesar 11 pedagang, berdasarkan data tersebut dapat

menunjukan bahwa pedagang berasal dari golongan menengah yang

tingkat pendapatannya relatif cukup, sehingga meskipun telah mencapai

Page 83: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65  

usia yang tua tetap dituntut untuk mencari nafkah guna memenuhi

kebutuhan hidupnya sendiri bahkan masih dibebani orang lain, misalnya

anaknya atau anggota keluarga lain.

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

No

Kelompok umur

(tahun) Laki – laki Perempuan Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 25 – 29 1 1,43 0 0 1 1,43 2 30 – 34 2 2,86 4 5,71 6 8,57 3 35 – 39 8 11,43 5 7,14 13 18,57 4 40 – 44 7 10 11 15,71 18 25,71 5 45 – 49 13 18,57 3 4,29 16 22,86 6 50 – 54 6 8,57 3 4,29 9 12,86 7 55 – 59 2 2,86 2 2,86 4 5,71 8 60 – 64 1 1,43 1 1,43 2 2,86 9 65 – 69 1 1,43 0 0 1 1,43

Total 41 58,57 29 41,43 70 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2011

Dari tabel 4.7 di atas diketahui bahwa sebagian besar pedagang

berjenis kelamin laki-laki yaitu 58,57% sedangkan jenis kelamin

perempuan yaitu 41,43%.

2. Status Perkawinan

Hasil penelitian di lapangan dapat diketahui status perkawinan

pedagang yang menjadi responden, seperti yang terlihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Menurut Status Perkawinan

Status perkawinan

Laki – laki Perempuan Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Belum kawin 3 4,3 0 0 3 4,3

Kawin 38 54,3 29 41,4 67 95,7 Sumber : Penelitian Lapangan 2011

Page 84: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66  

Dari tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berstatus kawin atau sudah menikah.

3. Modal

Seperti pada tabel 4.9, besarnya modal rata-rata yang dimiliki

pedagang barang antik guna menjalankan usahanya sebagian besar antara

Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 5.000.000,- sebesar 38,57%. Terlihat bahwa

pedagang barang antik yang memiliki modal antara Rp. 6.000.000,-

sampai Rp. 10.000.000,- sebesar 32,86%, untuk pedagang yang memiliki

modal antara Rp. 11.000.000,- sampai dengan Rp. 15.000.000,- sebesar

17,14%, kemudian yang memiiki modal antara Rp. 16.000.000,- sampai

dengan Rp. 20.000.000,- sebesar 5,71%. Untuk pedagang pasar barang

antik yang memiliki modal antara Rp. 21.000.000,- sampai dengan Rp.

25.000.000,- sebesar 2,86%, sedangkan yang memiliki modal antara Rp.

26.000.000,- sampai dengan Rp. 30.000.000,- sebesar 1,43%. Untuk

pedagang barang antik yang memiliki modal antara Rp. 31.000.000,-

sampai dengan Rp. 35.000.000,- sebesar 0% sedangkan yang memiliki

modal antara Rp. 36.000.000,- sampai dengan Rp. 40.000.000,- sebesar

1,43%.

Page 85: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67  

Tabel 4.9 Karakteristik Responden Menurut Modal Usaha

Modal ( juta ) Jumlah %

1– 5 27 38.57 6 – 10 23 32.86 11– 15 12 17.14 16 – 20 4 5.71 21 – 25 2 2.86 26 – 30 1 1.43 31 – 35 0 0.00 36 – 40 1 1.43 Jumlah 70 100.00

Sumber : Penelitian Lapangan 2011

Maka modal yang banyak digunakan pedagang yaitu Rp.

1.000.000,- sampai Rp 5.000.000,- dengan persentase 38,57%.

4. Pengalaman Berdagang

Pengalaman berdagang baik dalam menjual barang dagangannya

maupun usaha lain sebelumnya dapat dilihat dari tabel 4.10. Pedagang

sudah bekerja antara 1 sampai dengan 5 tahun sebanyak 14,29%. Pedagang

sudah bekerja antara 6 sampai dengan 10 tahun sebanyak 18,57%,

sebanyak 34,29% pedagang sudah bekerja antara 11 sampai dengan 15

tahun. Sebanyak 18,57% pedagang sudah bekerja antara 16 sampai dengan

20 tahun. Sebanyak 10,00% pedagang sudah bekerja antara 21 sampai

dengan 25 tahun. Sebanyak 1,43% pedagang sudah bekerja antara 26

sampai dengan 30 tahun. Sebanyak 1,43% pedagang sudah bekerja antara

31 sampai dengan 35 tahun. Sebanyak 1,43% pedagang sudah bekerja

antara 41 sampai dengan 45 tahun.

Page 86: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68  

Tabel 4.10 Karakteristik Responden Menurut Pengalaman Berdagang

Pengalaman Berdagang(tahun) Jumlah %

1- 5 10 14.296 – 10 13 18.5711 – 15 24 34.2916 – 20 13 18.5721 – 25 7 10.0026 – 30 1 1.4331 – 35 1 1.4336 – 40 0 0.0041 – 45 1 1.43Total 70 100.00

Sumber : Penelitian Lapangan 2011

Dari tabel pengalaman berdagang paling besar yaitu 11 tahun hingga 15

tahun, maka dapat dikatakan pedagang telah cukup berpengalaman dalam

menjalankan usahanya untuk memperoleh laba.

5. Waktu Usaha

Waktu usaha yang digunakan oleh pedagang barang antik di Pasar

Windujenar dapat dilihat pada tabel 4.11. Waktu usaha yang dimaksudkan

yaitu jumlah jam kerja dalam satu bulan. Berdasarkan data yang diperoleh

dari 70 responden terdapat 4,29% yang membuka kios selama 125 jam

dalam satu bulan, sebanyak 10,00% membuka kios selama 150 jam dalam

satu bulan, sebanyak 55,71% membuka kios selama 175 jam dalam satu

bulan, sebanyak 28,57% membuka kios selama 200 jam dalam satu bulan

dan 1,43% membuka kios selama 250 jam dalam satu bulan.

Page 87: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69  

Tabel 4.11 Karakteristik Responden Menurut Waktu Usaha Waktu Usaha (jam) Jumlah %

125 3 4,29 150 7 10,00 175 39 55,71 200 20 28,57 225 0 0,00 250 1 1,43

Total 70 100,00 Sumber : Penelitian Lapangan 2011

6. Pendapatan Per Bulan

Berdasarkan tabel 4.12, jumlah pendapatan rata–rata yang

diperoleh pedagang barang antik di Pasar Windujenar rata-rata Rp.

1.000.000,- sampai Rp. 1.500.000,- per bulan. Dari 70 responden sebanyak

28 responden memperoleh pendapatan sebesar > 1.000.000 – ≤ 1.500.000 per

bulan, sebanyak 23 responden memperoleh pendapatan > 500.000 – ≤ 1.000.000

dan sebanyak 17 responden memperoleh pendapatan sebesar > 1.500.000 – ≤

2.000.000 per bulan. Sedangkan 2 responden lainnya memperoleh pendapatan

sebesar > 100.000 – ≤ 500.000 dan > 2.000.000 – ≤ 2.500.000 per bulan.

Tabel 4.12 Karakteristik Responden Menurut Rata – Rata Pendapatan Per Bulan

Rata – rata pendapatan per bulan (rupiah) Jumlah %

> 100.000 – ≤ 500.000 1 1.43 > 500.000 – ≤ 1.000.000 23 32.86

> 1.000.000 – ≤ 1.500.000 28 40.00 > 1.500.000 – ≤ 2.000.000 17 24.29 > 2.000.000 – ≤ 2.500.000 1 1.43

Total 70 100.00 Sumber : Penelitian Lapangan 2011

Page 88: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70  

7. Tingkat Pendidikan

Menurut data tingkat pendidikan diketahui pendidikan formal SMA

yaitu 55 orang dengan persentase terbesar 78,57%, untuk pendidikan SD

yaitu 4 orang dengan persentase 5,71%, tingkat pendidikan SMP yaitu 3

orang dengan presentase 4,29%, tingkat pendidikan D1 yaitu 1 orang

dengan presentase 1,43%, tingkat pendidikan D3 yaitu 1 orang dengan

presentase 1,43%, dan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi yaitu 6 orang

dengan presentase 8,57%. Dapat disimpulkan bahwa para pedagang

memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat diterapkan dalam

menjalankan usahanya.

Tabel 4.13 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase SD 4 5.71

SMP 3 4.29 SMA 55 78.57 D1 1 1.43 D2 0 0.00 D3 1 1.43 S1 6 8.57

Jumlah 70 100.00     Sumber : Penelitian Lapangan 2011

Maka dari data di atas dapat disimpulkan tingkat pendidikan yang

paling banyak ditamatkan pedagang adalah SMA sebanyak 78,57% dan

yang paling kecil ditamatkan adalah D1 dan D3 sebesar 1,43%.

8. Hambatan Usaha

Hambatan usaha yang dialami oleh pedagang Pasar Windujenar

secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) macam, yaitu:

(i) Pengunjung pasar yang sepi, (ii) Kurang adanya dukungan dari Pemkot

Page 89: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71  

Surakarta, (iii) Terbatasnya modal dan (iv) Tingkat persaingan yang tinggi.

Berikut adalah rincian karakteristik pedagang menurut hambatan yang

dialami :

a. Pengunjung pasar yang sepi

Ramai sepinya pengunjung merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan pedagang di Pasar Windujenar. Semakin

banyak pengunjung maka akan semakin banyak transaksi jual beli

yang terjadi sehingga kemungkinan pedagang memperoleh laba yang

besar semakin tinggi.

Tabel 4.14 Karakteristik Responden Menurut

Pengunjung Pasar yang Sepi

Hambatan Jumlah Persentase

Ada 54 77,14 Tidak Ada 16 22,86 Total 70 100

Sumber : Penelitian Lapangan 2011

Dari tabel di atas terlihat bahwa pedagang yang mengaku

mempunyai hambatan berupa pengunjung pasar sepi sebanyak 54

orang atau 77,14% dari total responden. Sedangkan sisanya 16 orang

atau sekitar 22,86% mengaku tidak mempunyai hambatan.

b. Kurang adanya dukungan dari Pemkot Surakarta

Dukungan Pemkot juga merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan pedagang di Pasar Windujenar. Semakin besar

dukungan Pemkot terhadap Pasar Windujenar maka akan

berpengaruh juga terhadap banyaknya transaksi jual beli yang terjadi

Page 90: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72  

sehingga kemungkinan pedagang memperoleh laba yang besar

semakin tinggi.

Tabel 4.15 Karakteristik Responden Menurut Kurang

Adanya Dukungan Dari Pemkot Surakarta

Hambatan Jumlah Persentase

Ada 33 47,14 Tidak Ada 37 52,86 Total 70 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2011

Dari tabel di atas terlihat bahwa pedagang yang mengaku

mempunyai hambatan berupa kurang adanya dukungan dari Pemkot

Surakarta sebanyak 33 orang atau 47,14% dari total responden.

Sedangkan sisanya 37 orang atau sekitar 52,86% mengaku tidak

mempunyai hambatan.

c. Terbatasnya modal

Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, modal

merupakan salah satu faktor utama untuk melakukan usaha. Sebab

dengan adanya modal yang besar pedagang atau pengusaha akan

dapat melakukan ekspansi usaha, sehingga laba yang diperoleh akan

semakin besar.

Tabel 4.16 Karakteristik Responden Menurut Terbatasnya Modal

Hambatan Jumlah Persentase

Ada 36 51,43 Tidak Ada 34 48,57 Total 70 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2011

Page 91: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73  

Dari tabel di atas terlihat bahwa pedagang yang mengaku

mempunyai hambatan berupa terbatasnya modal sebanyak 36 orang

atau 51,43% dari total responden. Sedangkan sisanya 34 orang atau

sekitar 48,57% mengaku tidak mempunyai hambatan.

d. Tingkat persaingan yang tinggi

Para pedagang di Pasar Windujenar dapat dikatakan

mengalami persaingan yang tinggi. Hal ini dikarenakan barang yang

dijual oleh pedagang-pedagang di Pasar Windujenar hampir

memiliki karakteristik yang sama. Semakin tinggi tingkat

persaingannya maka kemungkinan memperoleh laba juga semakin

kecil.

Tabel 4.17 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Persaingan yang Tinggi

Hambatan Jumlah Persentase

Ada 44 62,86 Tidak Ada 26 37,14 Total 70 100,00

Sumber: Penelitian Lapangan 2011

Dari tabel di atas terlihat bahwa pedagang yang mengaku

mempunyai hambatan berupa tingkat persaingan yang tinggi

sebanyak 44 orang atau 62,86% dari total responden. Sedangkan

sisanya 26 orang atau sekitar 37,14% mengaku tidak mempunyai

hambatan.

C. Hasil Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan

Dalam penelitian ini variabel independen yakni modal,

pendidikan, pengalaman berdagang dan waktu usaha yang

Page 92: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74  

mempengaruhi variabel dependen yakni keberhasilan pedagang yang

diwujudkan lewat laba yang didapat. Untuk mengetahui besarnya

pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen, digunakan alat analisis regresi berganda.

a. Pemilihan Model

1) Mac Kinnon, White and Davidson Test (MWD Test)

Dalam melakukan suatu studi empiris, sebaiknya perlu

melakukan pemilihan bentuk fungsi model empiris karena teori

ekonomi tidak secara spesifik menunjukkan ataupun

mengatakan apakah sebaiknya bentuk fungsi suatu model

empirik dinyatakan dalam bentuk linear ataukah log-linear atau

bentuk fungsi lainnya. Penelitian ini menggunakan MWD test

untuk melakukan pemilihan bentuk fungsi model. Rule of thumb

dari uji MWD adalah bila Z1 signifikan secara statistik, maka

kita menolak hipotesis yang menyatakan bahwa model yang

benar adalah bentuk linear atau dengan kata lain model yang

benar adalah log-linear. Bila Z2 signifikan secara statistik, maka

kita menolak hipotesis yang menyatakan bahwa model yang

benar adalah bentuk log-linear atau dengan kata lain model yang

benar adalah linear. Hasil uji MWD adalah:

Page 93: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75  

a) Model Linier

Tabel 4.18 Hasil Uji MWD Linier Dependent Variable: L Method: Least Squares Date: 03/12/11 Time: 14:07 Sample: 1 70 Included observations: 70

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -114730.8 446553.7 -0.256925 0.7981M 0.036376 0.006189 5.877834 0.0000P 6458.883 26239.37 0.246152 0.8064

PB 15473.74 6415.015 2.412113 0.0187WU 4426.192 2435.355 1.817473 0.0738Z1 -391554.4 534174.9 -0.733008 0.4662

R-squared 0.449467 Mean dependent var 1305000.Adjusted R-squared 0.406456 S.D. dependent var 453740.5S.E. of regression 349569.8 Akaike info criterion 28.44861Sum squared resid 7.82E+12 Schwarz criterion 28.64134Log likelihood -989.7014 F-statistic 10.45018Durbin-Watson stat 1.550043 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Print Out Komputer. (2011). Eviews 3.0

Dari hasil uji MWD tersebut di atas dapat kita lihat

bahwa Z1 tidak signifikan secara statistik (Z1 = 0,4662).

Hal tersebut berarti kita menerima hipotesis model yang

benar adalah linier. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian

MWD untuk model log linier.

Page 94: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76  

b) Model Log-Linier

Tabel 4.19 Hasil Uji MWD Log-Linier Dependent Variable: LL Method: Least Squares Date: 03/12/11 Time: 14:07 Sample: 1 70 Included observations: 70

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4.674382 1.898166 2.462578 0.0165

LM 0.279361 0.054439 5.131589 0.0000LP 0.261972 0.215722 1.214401 0.2291

LPB 0.198247 0.059987 3.304805 0.0016LWU 0.722500 0.368056 1.963017 0.0540Z2 -6.82E-07 3.77E-07 -1.808230 0.0753

R-squared 0.459693 Mean dependent var 14.00982Adjusted R-squared 0.417481 S.D. dependent var 0.405370S.E. of regression 0.309390 Akaike info criterion 0.573388Sum squared resid 6.126217 Schwarz criterion 0.766116Log likelihood -14.06857 F-statistic 10.89023Durbin-Watson stat 1.562708 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Print Out Komputer. (2011). Eviews 3.0

Dari hasil uji MWD tersebut di atas dapat kita lihat

bahwa Z2 tidak signifikan secara statistik (Z2 = 0,0753).

Hal tersebut berarti kita juga menerima hipotesis model

yang benar adalah log-linier.

Berdasarkan hasil uji MWD di atas, yaitu MWD linear

dan MWD log-linear, dapat diketahui bahwa Z1 tidak signifikan

secara statistik (Z1 = 0,2595) dan Z2 juga tidak signifikan secara

statistik (Z2 = 0,0753). Dari hasil tersebut dapat kita belum

dapat menyimpulkan bahwa model yang tepat dalam penelitian

ini. Oleh karena itu akan dilanjutkan dengan metode zarembaka

untukdapat menentukan model terbaik dalam penelitian ini.

2) Metode Zarembaka

Metode Zarembaka merupakan metode lain yang

dikembangkan untuk menguji dan menentukan bentuk model

Page 95: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77  

regresi yang akan digunakan dalam sebuah penelitian. Metode

ini dikembangkan oleh Zarembaka pada tahun 1968. Dasar

perhitungannya adalah menggunakan nilai RSS hitung dan X2

tabel, di mana apabila RSS hitung > X2 tabel maka model yang

tepat adalah log-linier, sedangkan bila nilai RSS hitung < X2

tabel maka model yang tepat adalah linier. Berikut adalah hasil

pengujian metode Zarembaka:

Rumus = ....................................................(4.2)

=

= 35 x 0,185884

= 6,50594

Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil nilai RSS hitung

sebesar 6,50594. Sedangkan nilai X2 tabel adalah 90.5312.

Karena nilai RSS hitung < X2 tabel maka dapat disimpulkan

model yang tepat adalah linier. Model regresi linear yang akan

digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Li = α0 + α1 Mi + α2 Pi + α3 PBi + α4 WUi + εi........................(4.3)

Keterangan :

L = Laba

M = Modal

P = Pendidikan

PB = Pengalaman Berdagang

WU = Waktu Usaha

α0 = Konstanta

α1-α4 = Koefisien Regresi Linear 

= Varian Pengganggu

Page 96: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78  

b. Regresi Variabel Independen terhadap Variabel Dependen

Tabel 4.20 Hasil Regresi Model Dependent Variable: L Method: Least Squares Date: 03/12/11 Time: 14:07 Sample: 1 70 Included observations: 70

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -258068.3 400030.3 -0.645122 0.5211M 0.036194 0.006162 5.874110 0.0000P 11288.55 25308.10 0.446045 0.6570

PB 15434.99 6391.924 2.414764 0.0186WU 4818.507 2367.345 2.035406 0.0459

R-squared 0.444845 Mean dependent var 1305000.Adjusted R-squared 0.410681 S.D. dependent var 453740.5S.E. of regression 348323.4 Akaike info criterion 28.42840Sum squared resid 7.89E+12 Schwarz criterion 28.58901Log likelihood -989.9940 F-statistic 13.02109Durbin-Watson stat 1.554535 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Print Out Komputer. (2011). Eviews 3.0

Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh persamaan regresi

sebagai berikut:

L = -258068,3 + 0,036194 M + 11288,55 P + 15434,99 PB +

4818,507 WU ............................................................(4.4)

Dari hasil regresi diatas akan dilakukan uji statistik yang

meliputi uji t (uji tiap-tiap individu secara variabel) dan uji F (secara

bersama-sama). Selain itu akan dilakukan uji asumsi klasik yang

meliputi multikolinearlitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

1) Uji Statistik

a) Uji t

Uji t merupakan pengujian variabel–variabel

independen secara individual yang dilakukan untuk melihat

apakah variabel independen secara individu berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen. Apabila nilai

Page 97: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79  

t hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai t tabel

yang digunakan, maka Ho diterima yang berarti variabel

independen tersebut secara signifikan tidak berbeda dengan

nol. Atau sebaliknya jika nilai t hitung yang diperoleh lebih

besar daripada nilai t tabel yang digunakan, maka Ho

ditolak yang berarti variabel independen tersebut secara

signifikan berbeda dengan nol. Cara lain yaitu dengan

melihat tingkat signifikansi pada tabel hasil regresi linier,

jika nilai signifikansinya < 0,05 berarti variabel tersebut

signifikan pada taraf 5% dan sebaliknya jika nilai

signifikansinya > 0,05 berarti variabel tersebut tidak

signifikan pada taraf 5%.

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis pertama

yang diajukan dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil uji

hipotesis tersebut:

(1) Pengujian Hipotesis Variabel Modal (M)

(a) Hipotesis statistik

H0 : ≥ 0 Modal tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap Laba.

H1 : < 0 Modal berpengaruh secara signifikan

terhadap Laba.

(b) Menentukan derajat signifikan α = 0,05

(c) Perhitungan uji t

Nilai t hitung = 5,874110

Page 98: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80  

Nilai t tabel = t 0,05/2 ; df : 65 = ± 2,00

Ho ditolak Ho ditolak

Ho diterima

-2,000 2,000 5,874110

Gambar 4.2 Uji t untuk variabel modal

(d) Kesimpulan: t hitung > t tabel atau 5,874110 > 2,00

Dengan menggunakan kriteria pengujian dua

sisi dan pada taraf signifikansi 0,05 didapatkan nilai t

hitung (5,874110) lebih besar dari t tabel (2,00), maka

H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya variabel

modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

laba yang diperoleh pedagang barang antik di Pasar

Windujenar.

(2) Pengujian Hipotesis Variabel Pendidikan

(a) Hipotesis statistik

H0 : ≥ 0 Pendidikan tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap Laba.

H1 : < 0 Pendidikan berpengaruh secara

signifikan terhadap Laba.

(b) Menentukan derajat signifikan α = 0,05

(c) Perhitungan uji t

Page 99: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81  

Nilai t hitung = 0,446045

Nilai t tabel = t 0,05/2 ; df : 65 = ± 2,00

Ho ditolak Ho ditolak

Ho diterima

-2,00 0,446045 2,00

Gambar 4.3 Uji t untuk variabel pendidikan

(d) Kesimpulan: t hitung < t tabel atau 0,446045 < 2,00

Dengan menggunakan kriteria pengujian dua

sisi dan pada taraf signifikansi 0,05 didapatkan nilai t

hitung (0,446045) lebih kecil dari t tabel (2,00), maka

H0 diterima dan H1 ditolak. Kesimpulannya variabel

pendidikan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap laba yang diperoleh pedagang barang antik di

Pasar Windujenar.

(3) Pengujian Hipotesis Variabel Pengalaman

Berdagang

(a) Hipotesis statistik

H0 : ≥ 0 Pengalaman Berdagang tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Laba.

H1 : < 0 Pengalaman Berdagang berpengaruh

secara signifikan terhadap Laba.

Page 100: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82  

(b) Menentukan derajat signifikan α = 0,05

(c) Perhitungan uji t

Nilai t hitung = 2,414764

Nilai t tabel = t 0,05/2 ; df : 65 = ± 2,00

Ho ditolak Ho ditolak

Ho diterima

-2,000 2,000 2,414764

Gambar 4.4 Uji t untuk variabel pengalaman berdagang

(d) Kesimpulan: t hitung > t tabel atau 2,414764 > 2,00

Dengan menggunakan kriteria pengujian dua

sisi dan pada taraf signifikansi 0,05 didapatkan nilai t

hitung (2,414764) lebih besar dari t tabel (2,00), maka

H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya variabel

pengalaman berdagang mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap laba yang diperoleh pedagang

barang antik di Pasar Windujenar.

(4) Pengujian Hipotesis Variabel Waktu Usaha

(a) Hipotesis statistik

H0 : ≥ 0 Waktu Usaha tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap Laba.

Page 101: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83  

H1 : < 0 Waktu Usaha berpengaruh secara

signifikan terhadap Laba.

(b) Menentukan derajat signifikan α = 0,05

(c) Perhitungan uji t

Nilai t hitung = 2,035406

Nilai t tabel = t 0,05/2 ; df : 65 = ± 2,00

Ho ditolak Ho ditolak

Ho diterima

-2,000 2,000 2,035406

Gambar 4.5 Uji t untuk variabel waktu usaha

(d) Kesimpulan: t hitung > t tabel atau 2,035406 > 2,00

Dengan menggunakan kriteria pengujian dua

sisi dan pada taraf signifikansi 0,05 didapatkan nilai t

hitung (2,035406) lebih besar dari t tabel (2,00), maka

H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya variabel

waktu usaha mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap laba yang diperoleh pedagang barang antik di

Pasar Windujenar.

b) Uji F

Uji F adalah uji untuk mengetahui apakah variabel

independen yang ada secara bersama-sama mempengaruhi

variabel dependennya. Nilai F hitung yang diperoleh dari

regresi linier adalah sebesar 13,02109 dengan nilai

Page 102: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84  

probabilitas sebesar 0.000000. Dengan menggunakan α=

5%, maka diperoleh F tabel sebesar 2,75, maka F hitung

lebih besar dari F tabel, yaitu 13,02109 > 2,75, serta nilai

probabilitasnya lebih kecil dari 0,05.

Ho ditolak Ho diterima

2,75 13,02109

Gambar 4.6 Uji F

Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel

modal, pendidikan, pengalaman berdagang dan waktu

usaha, berpengaruh terhadap pembentukan tinggi-rendahnya

tingkat laba yang didapatkan pedagang.

c) Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Uji R2 dimaksudkan untuk menghitung seberapa

besar variasi dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh

variasi variabel independen. Besarnya nilai statistik

koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R

Squared) yang diperoleh dari regresi linier adalah sebesar

0.410681. Ini artinya bahwa sekitar 41,0681% variasi

variabel dependen (perubahan tingkat laba) dapat dijelaskan

oleh variasi independen yang dimasukan dalam model yaitu

modal, pendidikan, pengalaman berdagang dan waktu

Page 103: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85  

usaha. Sisanya sebanyak 58,9319% dijelaskan oleh variasi

variabel lain yang tidak dimasukan dalam model.

d) Koefisien Korelasi

Uji ini digunakan untuk mengetahui keeratan (kuat

lemahnya) hubungan antara variabel dependen dengan

variabel independen. Dari hasil regresi linier diperoleh

(Adjusted R Squared) sebesar 0.410681, berarti besarnya

koefisien korelasi (r) adalah 0,640844. Sehingga dapat

disimpulkan hubungan antara variabel dependen dan

variabel independen sedang.

2) Uji Asumsi Klasik

a) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu kondisi dimana

terdapat korelasi atau hubungan antar variabel independen.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya masalah

multikolineritas adalah dengan metode Korelasi Parsial,

yaitu dengan membandingkan R2 persamaan regresi awal

dengan R2 persamaan regresi antar variabel.

Jika dalam model tersebut terdapat multikolinearitas

maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar

sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan

tinggi.

Page 104: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86  

Tabel 4.21 Hasil Uji Korelasi Parsial

Persamaan Regresi Nilai R Square

L ƒ M P PB WU 0.444845 M ƒ P PB WU 0.083006 P ƒ M PB WU 0.315258 PB ƒ M P WU 0.204523 WU ƒ M P PB 0.234865

Sumber: Print out Komputer. (2011). Eviews 3.0

Dari tabel di atas terlihat bahwa semua regresi antar

variabel independen menghasilkan nilai R2 yang lebih kecil

dari nilai R2 persamaan awal, sehingga dapat disimpulkan

model terbebas dari masalah multikolonieritas.

b) Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas terjadi jika muncul dalam fungsi

regresi yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga

penaksir OLS tidak efisien baik dalam sampel kecil maupun

besar (tetapi masih tetap bias dan konsisten).

Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas

adalah dengan Uji LM ARCH. Jika regresi tersebut

menghasilkan probabilitas diatas 0,05 maka variabel bebas

tersebut tidak signifikan pada tingkat α = 5%. Dari hasil

tersebut dapat dikatakan bahwa pada tingkat α = 5% semua

koefisien regresi tidak signifikan yang berarti tidak terdapat

masalah heteroskedastisitas.

Page 105: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87  

Tabel 4.22 Hasil Uji LM ARCH

ARCH Test: F-statistic 0.457964 Probability 0.500907Obs*R-squared 0.468433 Probability 0.493709

Sumber: Print out Komputer. (2011). Eviews 3.0

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai OBS*R2

adalah 0,468433, sedangkan nilai X2 tabel dengan df 1 dan

α=5% adalah 3,84. Karena nilai OBS*R2 < X2 tabel maka

dapat disimpulkan model terbebas dari masalah

heteroskedastisitas.

c) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji

Breusch-Godfrey (BG-Test) untuk menguji ada tidaknya

autokorelasi. Hasil uji BG dapat dilihat pada tabel 4.23

berikut:

Tabel 4.23 Hasil Uji Breusch-Godfrey Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 3.497204 Probability 0.066047Obs*R-squared 3.626881 Probability 0.056853

Sumber: Print out Komputer. (2011). Eviews 3.0

Dalam model persamaan ini, diketahui n = 70 dan k

= 4, maka diperoleh degree of freedom (df) sebesar 66 (n-

k). Dengan menggunakan α=5 %, diperoleh nilai X2 tabel

sebesar 90,5312. Dibandingkan dengan nilai Obs*R-

squared BG Test dalam persamaan ini adalah 3,626881,

maka dapat disimpulkan bahwa persamaan model tersebut

bebas dari autokorelasi, karena nilai X2 tabel lebih besar

dibandingkan dengan nilai obs*R-squared.

Page 106: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88  

3) Interpretasi Hasil Secara Ekonomi

a) Pengaruh Variabel Modal Terhadap Keberhasilan

Padagang Pasar Windujenar

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda

yang telah dilakukan sebelumnya diketahui t statistik dari

variabel modal 5,874110 dan nilai t tabelnya ± 2,00,

sehingga disimpulkan pada taraf signifikansi 5% variabel

modal mempunyai pengaruh terhadap besarnya laba yang

diperoleh pedagang barang antik di Pasar Windujenar. Hal

ini berarti hubungan antara variabel modal dengan variabel

laba sesuai dengan hipotesis yang telah ditulis sebelumnya.

Nilai koefisien regresi dari variabel modal sebesar

0,036194, berarti peningkatan jumlah modal sebesar Rp.

1.000.000,- menyebabkan kenaikan laba sebesar Rp.

36.194,- dengan asumsi variabel independen yang lain

tetap.

b) Pengaruh Variabel Tingkat Pendidikan Terhadap

Keberhasilan Padagang Pasar Windujenar

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda

diketahui t statistik dari variabel tingkat pendidikan

0,446045 dan nilai t tabelnya ± 2,00, sehingga disimpulkan

pada taraf signifikansi 5% variabel tingkat pendidikan tidak

mempunyai pengaruh terhadap besarnya laba yang

diperoleh pedagang barang antik di Pasar Windujenar. Hal

Page 107: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89  

ini berarti hubungan antara variabel tingkat pendidikan

dengan variabel laba tidak sesuai dengan hipotesis yang

telah ditulis sebelumnya. Hasil ini menunjukkan bahwa

tingkat pendidikan formal tidak menjamin berhasil tidaknya

pedagang barang antik dalam menjalankan usahanya.

Sehingga meskipun pedagang barang antik mempunyai

tingkat pendidikan formal yang tinggi, namun hal itu tidak

mempengaruhi peningkatan laba yang diperolehnya.

c) Pengaruh Variabel Pengalaman Berdagang Terhadap

Keberhasilan Padagang Pasar Windujenar

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda

diketahui t statistik dari variabel pengalaman berdagang

2,414764 dan nilai t tabelnya ± 2,00, sehingga disimpulkan

pada taraf signifikansi 5% variabel pengalaman berdagang

mempunyai pengaruh terhadap besarnya laba yang

diperoleh pedagang barang antik di Pasar Windujenar. Hal

ini berarti hubungan antara variabel pengalaman berdagang

dengan variabel laba sesuai dengan hipotesis yang telah

ditulis sebelumnya. Nilai koefisien regresi dari variabel

pengalaman berdagang sebesar 15434,99, berarti

peningkatan pengalaman berdagang sebesar 1 tahun

menyebabkan kenaikan laba sebesar Rp 15.434,99,- dengan

asumsi variabel independen yang lain tetap. Hal ini

menunjukkan dengan meningkatnya pengalaman berdagang

Page 108: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90  

maka akan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan

pedagang dalam menjalankan kegiatannya, sehingga pada

akhirnya juga akan meningkatkan laba yang diperolehnya.

d) Pengaruh Variabel Waktu Usaha Terhadap

Keberhasilan Padagang Pasar Windujenar

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda

diketahui t statistik dari variabel waktu usaha 2,035406 dan

nilai t tabelnya ± 2,00, sehingga disimpulkan pada taraf

signifikansi 5% variabel waktu usaha mempunyai pengaruh

terhadap besarnya laba yang diperoleh pedagang barang

antik di Pasar Windujenar. Hal ini berarti hubungan antara

variabel waktu usaha dengan variabel laba sesuai dengan

hipotesis yang telah ditulis sebelumnya. Nilai koefisien

regresi dari variabel waktu usaha sebesar 4818,507, berarti

peningkatan waktu usaha sebesar 1 jam per bulan

menyebabkan kenaikan laba sebesar Rp 4.818,507,- dengan

asumsi variabel independen yang lain tetap. Hal ini

menunjukkan dengan meningkatnya waktu usaha maka

akan meningkatkan kemungkinan pedagang untuk

melakukan transaksi lebih banyak, sehingga potensi untuk

memperoleh laba tinggi semakin besar.

2. Analisis Deskriptif Hambatan Pedagang Pasar Windujenar

Hambatan pedagang merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan pedagang Pasar Windujenar. Semakin banyak jenis

Page 109: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91  

hambatan yang dialami maka tingkat keberhasilannya semakin kecil.

Dalam penelitian ini hambatan dibagi menjadi 4 (empat) jenis yaitu: (i)

Pengunjung pasar yang sepi, (ii) Kurang adanya dukungan promosi dari

Pemkot Surakarta, (iii) Terbatasnya modal, dan (iv) Tingkat persaingan

yang tinggi. Berikut adalah tabel rincian masing-masing hambatan

tersebut :

Tabel 4.24 Jenis Hambatan yang Dikeluhkan Pedagang Pasar Windujenar

No Jenis Hambatan Ada (pedagang)

Persen (%)

Tidak Ada (pedagang)

Persen (%)

1 Pengunjung Pasar yang Sepi 54 77,14 16 22,86

2 Kurang adanya dukungan promosi dari Pemkot Surakarta

33 47,14 37 52,86

3 Terbatasnya Modal 36 51,43 34 48,57

4 Tingkat persaingan yang tinggi 44 62,86 26 37,14

Sumber: Penelitian Lapangan 2011

Dari tabel di atas terlihat bahwa jenis hambatan yang paling

banyak dikeluhkan oleh pedagang Pasar Windujenar adalah pengunjung

pasar yang sepi dengan jumlah pedagang sebesar 54 responden atau

sekitar 77,14%. Hambatan terbesar kedua yang dikeluhkan oleh para

pedagang adalah tingkat persaingan yang tinggi dengan jumlah pedagang

sebanyak 44 responden atau sekitar 62,86%. Terbatasnya modal

merupakan jenis hambatan terbesar ketiga yang dikeluhkan pedagang

dengan jumlah pedagang sebanyak 36 pedagang. Sedangkan kurang

adanya dukungan promosi dari Pemkot bukan merupakan hambatan bagi

sebagian besar pedagang. Sebanyak 37 pedagang sudah dapat

memanfaatkan dukungan promosi dari Pemkot, sedangkan sebanyak 33

pedagang belum dapat memanfaatkannya. Berikut adalah analisis dari

Page 110: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92  

masing-masing hambatan yang dikeluhkan oleh pedagang Pasar

Windujenar Surakarta:

a. Pengunjung pasar yang sepi

Pasar Windujenar merupakan salah satu pasar yang tidak

menjual berbagai macam kebutuhan pokok seperti pasar-pasar pada

umumnya. Pasar ini memiliki ciri khusus, dimana barang yang

diperjualbelikan dalam pasar merupakan barang antik atau tiruannya.

Hal inilah yang membuat Pasar Windujenar mempunyai segmentasi

pasar secara khusus.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ramai sepinya pengunjung

merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pedagang dalam

melaksanakan kegiatan usahanya, termasuk pedagang yang berada di

Pasar Windujenar. Asumsinya adalah semakin banyak pengunjung

maka akan semakin banyak transaksi jual beli yang terjadi sehingga

kemungkinan pedagang memperoleh laba yang besar semakin tinggi.

Harapan pedagang untuk dapat menarik pengunjung sangatlah besar

pada saat Pasar Windujenar selesai direnovasi, akan tetapi

kenyataannya sampai saat ini setelah pasar selesai direnovasi pun

kondisinya tetap jauh tidak berbeda dari sebelum diadakan renovasi.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap pedagang

kebanyakan mengatakan bahwa walaupun sudah ada peningkatan

jumlah pengunjung, tetapi peningkatan itu tidak terlalu signifikan.

Page 111: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93  

Tabel 4.25 Karakteristik Responden Menurut

Hambatan Pengunjung Pasar Sepi

Hambatan Jumlah Persentase

Ada 54 77,14 Tidak Ada 16 22,86 Total 70 100

Sumber : Penelitian Lapangan 201

Dari 70 responden yang diwawancarai yang mengaku bahwa

Pasar Windujenar masih sepi pengunjung sebesar 54 orang

responden atau sekitar 77,14%, sedangkan sisanya sebesar 16 orang

responden mengaku sudah ada peningkatan jumlah pengunjung

pasar. Hal ini merupakan temuan yang cukup mengejutkan,

alasannya adalah dengan biaya renovasi pasar yang tidak kecil

seharusnya pasar ini dapat menarik pengunjung lebih banyak lagi

tetapi pada kenyataannya jauh berbeda. Pada saat wawancara

beberapa pedagang mengatakan penyebab sepinya pengunjung

adalah kurang adanya bantuan promosi dari pihak Pemkot untuk

memperkenalkan Pasar Windujenar ke dunia luar. Padahal bila

dilihat dari lebih jauh lagi, Pasar Windujenar dapat dikatakan

mempunyai potensi yang besar untuk dapat mengangkat sektor

pariwisata di Kota Surakarta. Salah satu alternatif solusi yang bisa

dilakukan untuk mengurangi masalah ini adalah memperbaiki

infrastuktur penunjang pasar, seperti tempat parkir dan kamar mandi.

Hal ini dikarenakan berdasarkan pemantauan di lapangan keadaan

tempat parkir dan kamar mandi di Pasar Windujenar masih dalam

kondisi relatif kurang baik. Dengan membaiknya kondisi infrastuktur

Page 112: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94  

penunjang tersebut diharapkan tingkat ketertarikan pengunjung dapat

lebih tinggi lagi.

b. Kurang adanya dukungan promosi dari Pemkot Surakarta

Promosi merupakan salah satu cara untuk dapat menarik

perhatian konsumen terhadap suatu produk yang ditawarkan

produsen. Dengan adanya promosi maka mainsheet konsumen akan

dapat dipengaruhi sehingga konsumen akan dapat mengetahui secara

lebih baik segala macam informasi mengenai apa yang ditawarkan

oleh produsen. Promosi juga sangat diperlukan untuk

memperkenalkan keberadaan Pasar Windujenar secara lebih luas lagi

ditengah masyarakat. Diharapkan dengan adanya promosi maka

jumlah pengunjung Pasar Windujenar akan dapat meningkat

sehingga jumlah transaksi jual beli juga akan meningkat.

Promosi mengenai keberadaan Pasar Windujenar selayaknya

dilakukan oleh Pemkot Surakarta, mengingat Pasar Windujenar

merupakan salah satu aset wisata Kota Surakarta. Berikut adalah

hasil penelitian tentang masalah dukungan promosi:

Tabel 4.26 Karakteristik Responden Menurut Hambatan

Dukungan Promosi Pemkot Surakarta

Hambatan Jumlah Persentase

Ada 33 47,14 Tidak Ada 37 52,86 Total 70 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2011

Dari hasil wawancara terhadap 70 responden, sebanyak 33

responden atau sekitar 47,14% belum dapat memanfaatkan

dukungan promosi dari Pemkot, sedangkan sisanya sebanyak 37

Page 113: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95  

orang atau sekitar 52,86% sudah dapat memanfaatkan dukungan

promosi yang dilakukan oleh Pemkot Surakarta. Menurut sebagian

pedagang event-event yang sudah diadakan di sekitar lokasi pasar

hanya mengundang minat masyarakat pada saat acara tersebut

dilaksanakan saja, setelah event itu selesai maka kondisi Pasar

Windujenar kembali sepi seperti semula. Pemkot Surakarta dapat

meningkatkan dukungan promosi dengan memperkenalkan Pasar

Windujenar lewat internet, sehingga keberadaan pasar tidak hanya

diketahui oleh para wisatawan dalam negeri saja tetapi juga oleh

wisatawan mancanegara. Selama ini deskripsi mengenai Pasar

Windujenar yang telah dilakukan oleh Pemkot Surakarta lewat

website Portal Informasi Kota Solo dinilai terlalu sederhana dan

kurang menarik, sehingga belum dapat mencerminkan kondisi

aslinya. Selain itu untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan di

Pasar Windujenar, Pemkot dapat menginstruksikan kepada para

guide untuk menjelaskan kepada turis mengenai kelebihan dan

keunikan yang terdapat di Pasar Windujenar. Dengan adanya

tambahan dukungan promosi tersebut diharapkan jumlah wisatawan

atau pengunjung Pasar Windujenar dapat bertambah sehingga akan

meningkatkan pula transakasi jual beli yang pada akhirnya akan

membuat pedagang memperoleh laba yang lebih besar.

c. Terbatasnya modal

Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan

usaha perdagangan. Modal merupakan kebutuhan utama bagi

Page 114: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96  

pedagang dalam menjalankan usahanya baik pada saat memulai

usaha, maupun pada saat pengembangan usaha. Modal dapat

berbentuk uang (gold capital), maupun dalam bentuk barang (sach

capital), misalnya mesin, barang-barang dagangan, dan lain

sebagainya.

Modal yang digunakan oleh pedagang di Pasar Windujenar

dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam, yaitu modal usaha

dan modal kerja. Pengertian modal usaha atau yang disebut sebagai

kapital yaitu semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung

maupun tidak langsung dalam produksi untuk menambah output

(Irawan dan Suparmoko, 1998: 75). Contohnya kios, produk

dagangan/produk barang antik, dll. Disamping modal usaha, setiap

perusahaan juga selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai

kegiatannya sehari-hari, misalnya untuk membayar upah buruh,

membayar retribusi, dan lain sebagainya, dimana uang atau dana

yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk

dalam perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil

penjualan produknya.

Modal yang digunakan oleh pedagang juga dapat dibagi

berdasarkan asalnya, dimana modal terdiri dari modal sendiri dan

modal bukan milik sendiri yang biasanya berupa pinjaman. Berikut

adalah tabel yang menggambarkan karakteristik pedagang menurut

hambatan terbatasnya modal:

Page 115: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97  

Tabel 4.27 Karakteristik Responden Menurut Terbatasnya Modal

Hambatan Jumlah Persentase

Ada 36 51,43Tidak Ada 34 48,57 Total 70 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2011

Dari hasil penelitian di lapangan didapatkan hasil bahwa

sebanyak 36 pedagang hanya menggunakan modal yang berasal dari

diri sendiri atau dari lingkungan keluarga dekat, sementara itu

pedagang yang sudah menggunakan modal dari luar sebanyak 34

pedagang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang

masih mengalami kesulitan dalam mencari modal guna

meningkatkan omzet penjualannya.

Salah satu jalan yang dapat dijadikan solusi untuk mengatasi

masalah ini adalah menggiatkan koperasi yang ada di lingkungan

Pasar Windujenar. Koperasi tersebut dapat berperan sebagai lembaga

kredit yang mudah dan murah dalam menunjang kebutuhan modal

para pedagang. Campur tangan dari pemerintah daerah juga sangat

diperlukan. Pemerintah Daerah dapat memberi fasilitas Kredit Usaha

Rakyat (KUR) dengan bunga ringan dan syarat mudah yang

disalurkan lewat koperasi. Selain itu juga diperlukan dukungan dari

para pedagang barang antik sendiri melalui paguyuban pedagang

untuk berani melakukan intervensi terhadap kepengurusan koperasi

tersebut. Apabila pengurus-pengurus koperasi dirasa kurang bisa

mengembangkan koperasi menjadi alat yang dapat mempermudah

pedagang dalam melakukan kegiatan usaha, maka sebaiknya

Page 116: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98  

mengambil pengurus koperasi dari luar lingkungan pasar, sehingga

koperasi dapat dikelola secara profesional. Pengurus koperasi dari

luar tersebutlah yang diharapkan dapat melakukan negosiasi dengan

pihak lembaga keuangan agar mau meminjamkan modal kepada para

pedagang yang membutuhkan tambahan modal.

d. Tingkat persaingan yang tinggi

Persaingan merupakan salah satu faktor penentu tingkat

keberhasilan pedagang dalam menjalankan usahanya. Tinggi

rendahnya tingkat persaingan dapat dipengaruhi oleh karakteristik

barang dan jasa yang diperjualbelikan di dalam pasar. Apabila

barang dan jasa yang diperjualbelikan mempunyai karakteristik yang

hampir sama atau bahkan sama maka penjual memiliki tingkat

persaingan yang tinggi karena mereka akan terpengaruh dengan

harga dan kualitas barang yang dijual pedagang lain. Akan tetapi jika

barang yang diperjualbelikan mempunyai karakteristik yang berbeda

antara satu penjual dengan penjual yang lain maka tingkat

persaingan antar penjual itu dapat dikatakan rendah, karena mereka

mempunyai ciri khas yang membuat konsumen tetap mengkonsumsi

barang yang mereka jual tanpa terpengaruh harga dan kualitas

barang yang dijual penjual lain.

Para pedagang di Pasar Windujenar sendiri dapat dikatakan

banyak menjual barang yang hampir sama, karena barang-barang

yang dijual merupakan barang baru yang sengaja diproduksi dengan

desain tertentu agar terlihat antik. Hal inilah yang membuat antara

Page 117: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99  

satu pedagang dengan pedagang yang lain menjual barang yang

karakteristiknya sama yang pada akhirnya membuat tingkat

persaingan tinggi di antara mereka. Menurut hasil wawancara

pedagang yang mengaku mempunyai hambatan berupa tingkat

persaingan yang tinggi sebanyak 44 orang atau 62,86% dari total

responden. Sedangkan sisanya 26 orang atau sekitar 37,14%

mengaku tidak mempunyai hambatan. Berikut adalah tabel yang

menunjukkan hasil wawancara tersebut:

Tabel 4.28 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Persaingan yang Tinggi

Hambatan Jumlah Persentase

Ada 44 62,86 Tidak Ada 26 37,14 Total 70 100,00

Sumber: Penelitian Lapangan 2011

Hasil tersebut menunjukkan bahwa para pedagang sangat

terbebani dengan adanya hambatan tingkat persaingan yang tinggi.

Salah satu alternatif solusi permasalahan ini adalah dengan cara

memberikan diferensiasi barang dagangan antara satu penjual

dengan penjual lain. Namun apabila pelaksanaan diferensiasi barang

dagangan itu tidak bisa dilakukan maka alternatif solusi lainnya

adalah memberikan suatu standar harga terendah suatu barang

tertentu, sehingga seorang pembeli akan mendapatkan harga beli

yang sama bila dia berbelanja di satu penjual dengan penjual lainnya.

Dengan demikian posisi tawar harga pedagang dapat lebih kuat dan

tingkat persaingan akan lebih dapat teratasi.

Page 118: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100  

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Modal dagang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

keberhasilan pedagang, artinya peningkatan modal dagang akan

meningkatkan keberhasilan pedagang. Tingkat pendidikan berpengaruh

secara positif tetapi tidak signifikan, artinya semakin tinggi tingkat

pendidikan belum tentu akan meningkatkan keberhasilan pedagang.

Pengalaman berdagang berpengaruh positif dan signifikan, artinya

semakin lama pengalaman berdagang maka akan meningkatkan

keberhasilan pedagang. Waktu usaha berpengaruh positif dan signifikan,

artinya semakin lama waktu berdagang maka akan meningkatkan

keberhasilan pedagang.

2. Para pedagang di Pasar Windujenar masih mengalami hambatan setelah

adanya revitalisasi pasar. Hambatan-hambatan tersebut adalah (i)

Pengunjung pasar masih sepi, (ii) Terbatasnya modal pedagang, dan (iii)

Tingkat persaingan yang tinggi antar pedagang. Dari ke-3 (tiga)

hambatan tersebut hambatan yang paling banyak dikeluhkan oleh

pedagang barang antik di Pasar Windujenar adalah pengunjung pasar

yang sepi.

Page 119: commit to user PEDAGANG BARANG ANTIK DI PASAR WINDUJENAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101  

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan di atas, maka dapat

diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Para pedagang barang antik di Pasar Windujenar hendaknya berusaha

untuk menambah modal guna memperlancar usaha barang antik,

mengingat modal merupakan faktor penting untuk menjalankan

usahanya.

2. Para pedagang disarankan untuk memperluas jejaring kerja untuk

menambah volume penjualan dan laba yang mereka peroleh.

3. Pemerintah Kota Surakarta hendaknya lebih memperhatikan

perkembangan Pasar Windujenar, terutama masalah dukungan promosi

Pasar Windujenar. Hal ini ditujukan untuk lebih mempopulerkan Pasar

Windujenar baik di tingkat nasional maupun internasional.

4. Untuk meminimalisir masalah pengunjung pasar sepi, para pedagang

hendaknya melakukan perbaikan internal diantaranya adalah melakukan

standarisasi harga dan memperbaiki tata letak barang dagangan agar

terlihat rapi supaya pembeli tertarik untuk membeli barang antik.