commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model...

95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN MELALUI MODEL SD NEGE Ditulis dan Diajuka Gelar Sarjana Pend FAKULT KEMAMPUAN OPERASI HITUNG BILANG L PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISW ERI II NGADIROJO KABUPATEN WONOG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh: MARYULIANI NIM. X7107042 SKRIPSI an Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan didikan Program Studi Pendidikan Guru S Jurusan Ilmu Pendidikan TAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 i GAN BULAT WA KELAS IV GIRI n Mendapatkan Sekolah Dasar KAN

Transcript of commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model...

Page 1: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULATMELALUI MODEL P

SD NEGERI II NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI

Ditulis dan Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULATMELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA

SD NEGERI II NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh: MARYULIANI NIM. X7107042

SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT EMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI II NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI

Ditulis dan Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Page 2: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI II NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

MARYULIANI

NIM. X7107042

Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

ii

Page 3: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Maryuliani, NIM X 7107042. Peningkatan Kemampuan Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Kuantum Pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Ngadirojo Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

Bentuk penelitian ini adalah diskriptif kualitatif karena data yang akan diperoleh adalah data langsung tercatat dari hasil kegiatan di lapangan. Sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Teknik analisi data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011.

v

Page 6: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Maryuliani, NIM X 7107042. The Improvement of Ability in Round Numbers Counting Operation with Quantum Learning Module in the 4th Grade Student of Public Elementary School II Ngadirojo Subdistrict Ngadirojo Regency Wonogiri in Academic Year 2010/2011. A Thesis, Surakarta, Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta, May 2011.

The aim of conducting the research was to improve student’s ability in round numbers counting operation in the 4th grade student’s of SD Negeri II Ngadirojo elementary school in Academic Year of 2010 / 2011 through Quantum Learning Module.

This is a qualitative-descriptive research, as the data was acquired directly from the result of periodical field activities. It is also an classroom action research. This research study consists of two cycles, each cycle consists of four phases those are planning, executing, observing, and reflecting. As the subject of this research are the 4th grade students of SD Negeri II Ngadirojo elementary school in Academic Year of 2010/2011. Observation, interview, documentation, and test were used to collect the data in this research. The data then further analyzed using an interactive model analysis which consists of three [3] analysis components they are reducing data, serving data, dan drawing conclusion or verification.

Based on the result of the research that consist of two cycle can be concluded that Quantum Learning Module can improve student’s ability in round numbers counting operation in 4th grade students of SD Negeri II Ngadirojo elementary school in Academic Year of 2010 / 2011.

vi

Page 7: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan akan dating kemudahan, maka kerjakanlah

urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya kepada Allah kamu berharap.”

(Terjemahan: QS. Al Nasyirah 6-8)

“ Barang siapa mengajarkan ilmu maka Allah akan menyempurnakan pahalanya ;

dan barang siapa mempelajari ilmu kemudian mengamalkannya, maka Allah akan

mengajarkan ilmu yang tidak dipelajarinya.”

(H.R. Abu al-Syaikh)

vii

Page 8: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Dengan penuh cinta, kasih, dan sayang teriring untaian doa suci dan ungkapan syukur

kehadirat Allah SWT tak lupa Sholawat senantiasa Kulantunkan untuk-Mu

Kupersembahkan karya ini kepada :

Ayah dan Ibunda Tercinta

Dengan segala baktiku terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanan

yang Ayah, Ibu berikan padaku yang tak pernah terhenti sampai mengantarku

menjadi seperti sekarang ini. Ayah menjadi inspiratorku untuk lebih teguh dalam

menghadapi hidup. Ibu seorang motivatorku yang selalu memberi semangat

kekuatan uuntuk menjalani hidup yang penuh cobaan. Doa-doa tulus Ayah dan

Ibu yang selalu terucap penuh harap agar aku dapat menggapai cita-cita dan masa

depanku nanti.

Semua sahabat sejati dan Almamaterku

Terima kasih selalu menemani dan tak jenuh memberikan semangat, dorongan

dan kekuatan. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga.

viii

Page 9: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas Rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI

HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KUANTUM PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI II NGADIROJO

KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi,

Surakarta, fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret

Surakarta, April 2011 ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari penelitian tindakan kelas ini tidak akan berhasil tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan

hati penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd.. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kartono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dr. Peduk Rintayati, M.Pd., selaku pembimbing I yang mengarahkan dan

membimbing hingga selesainya skripsi.

5. Dra. Siti Wahyuningsih, M.Pd., selaku pembimbing II yang mengarahkan dan

membimbing hingga selesainya skripsi.

6. Bapak Mulyadi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri II Ngadirojo yang

telah mengijinkan penulis mengadakan penelitian di SD tersebut.

7. Bapak / Ibu Guru SD negeri II ngadirojo yang telah memberikan banyak

bantuan dan dorongan.

ix

Page 10: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan semangat dan

motivasi.

9. Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Surakarta, Mei 2011

Penulis

x

Page 11: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………….

PENGAJUAN SKRIPSI…………………………………………………………………

PERSETUJUAN…………………………………………………………………………

PENGESAHAN………………………………………………………………………….

ABSTRAK……………………………………………………………………………….

MOTTO…………………………………………………………………………………..

PERSEMBAHAN………………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..

DAFTAR TABEL………………………………………………………………………..

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………..

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………………….

A. Latar Belakang…………………………………………………………………...

B. Perumusan masalah………………………………………………………………

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………………

D. Manfaat Penelitian………………………………………………………………..

BAB II. LANDASAN TEORI…………………………………………………………...

A. Tinjauan Pustaka………………………………………………………………...

1. Hakikat Kemampuan Operasi Hitung Bilangan Bulat……………………….

2. Pengartian Model Pembelajaran Kuantum…………………….…………….

B. Hasil Penelitian yang Relevan……………………………………………………

C. Kerangka Berfikir………………………………………………………………...

D. Pengajuan Hipotesis Tindakan…………………………………………………...

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………….

A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………………

hal.

i

ii

iii

iv

v

vii

viii

ix

xi

xiii

xiv

xv

1

1

4

4

4

6

6

6

15

29

30

32

33

33

xi

Page 12: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Subjek Penelitian…………………………………………………………………

C. Bentuk dan Strategi Penelitian…………………………………………………...

D. Sumber Data……………………………………………………………………...

E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………….

F. Validitas Data…………………………………………………………………….

G. Analisis Data……………………………………………………………………..

H. Prosedur Penelitian……………………………………………………………….

I. Indikator Ketercapaian…………………………………………………………...

BAB IV. HASIL PENELITIAN…………………………………………………………

A. Deskripsi Lokasi Penelitian………………………………………………………

B. Deskripsi Kondisi Awal………………………………………………………….

C. Hasil Penelitian…………………………………………………………………..

D. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………………….

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN…………………………………….

A. Simpulan………………………………………………………………………….

B. Implikasi………………………………………………………………………….

C. Saran……………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………

LAMPIRAN……………………………………………………………………………...

33

33

34

34

36

36

38

42

43

43

43

46

71

76

76

76

77

79

80

i

xii

Page 13: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Rancangan Pembelajaran Matematika Berbasis Kuantum ………………….………

2. Frekuensi Data Nilai Tes Sebelum Tindakan ……………………………………….

3. Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar Siklus I ……………………….…….

4. Aktivitas Siswa Siklus I …………………………………………………..…………

5. Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I ………………………………………...…………

6. Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar Siklus II..……………………………

7. Aktivitas Siswa Siklus II …………………………………………………….………

8. Frekuensi Data Nilai Tes Siklus II …………………………………………..………

9. Perkembangan Keterampilan Guru ………………………………………….………

10. Perkembangan Aktivitas Siswa ……………………………………………...………

11. Perkembangan Nilai Tes Siswa …………………………………………...…………

hal.

22

44

54

55

56

68

69

70

72

73

74

xiii

Page 14: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Bagan Kerangka berpikir ……………………………………………………………

2. Model analisis interaktif Miles dan Huberman………………………………………

3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas………………………………………………….…

4. Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Sebelum Tindakan ………………………………..

5. Grafik Perkembangan Kemampuan Guru Mengajar Siklus I………………………..

6. Grafik Aktivitas Siswa Siklus I………………………………………………………

7. Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I ……………………………………………

8. Grafik Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar Siklus II…………………...…

9. Grafik Aktivitas Siswa Siklus II ………………………………………………….…

10. Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Siklus II …………………...……………………...

11. Grafik Perkembangan Keterampilan Guru ……………………………………….….

12. Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa …………………………………………....

13. Grafik Perkembangan Nilai Tes Siswa …………………………………………..….

hal.

31

38

39

45

54

56

57

68

69

71

72

73

74

xiv

Page 15: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Waktu Penelitian………………………………………………………………….

2. Silabi……………………………………………………………………………...

3. Kisi-kisi Tes Siklus I……………………………………………………………..

4. RPP Siklus I…………………………………………………………….………..

5. Kisi-kisi Tes Siklus II ……………………………………………………………

6. RPP Siklus II………………………………………………………………………

7. Pedoman Wawancara Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran

Kuantum…………………………………………………………………………

8. Pedoman Wawancara untuk Guru Setelah Diterapkan Model Pembelajaran

Kuantum…………………………………………………………………………

9. Daftar Nilai Pretest ……………………………………….....................................

10. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I…………………………………………

11. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I……………………………………

12. Daftar Nilai Siklus I Pertemuan 1…………………………………………………

13. Daftar Nilai Siklus I Pertemuan 2…………………………………………………

14. Daftar Nilai Siklus I Pertemuan 3…………………………………………………

15. Daftar Nilai Siklus I……………………………………………………….............

16. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II………………………………………

17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I………………………………………

18. Daftar Nilai Siklus II Pertemuan 1………………………………………………

19. Daftar Nilai Siklus II Pertemuan 2………………………………………………

20. Daftar Nilai Siklus II Pertemuan 3………………………………………………

21. Daftar Nilai Siklus II ……………………………………………………………

22. Soal Pre Test………………………………………………………………………

23. Dokumentasi PTK…………………………………………………………………

hal.

81

82

83

85

108

110

128

130

132

134

142

148

150

152

154

156

164

170

172

174

176

177

180

xv

Page 16: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 251) banyak orang yang memandang

matematika sabagai bidang studi yang paling sulit. meskipun demikian, semua orang

harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan

sehari-hari. Pandangan siswa secara umum mengenai pelajaran matematika bahwa

matematika merupakan pelajaran yang sulit dimengerti dan kurang diminati. Hal inilah

yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika.

Menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 253) matematika merupakan bidang

studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di

perguruan tinggi. Menurut Goenawan Roebyanto dan Sri Harmini (2009: 1)

menyatakan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta

didik mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi untuk membekali peserta didik

dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta

kemampuan bekerja sama. Dari hal-hal di atas dapat diketahui bahwa matematika

merupakan salah satu pelajaran yang penting untuk dipelajari. Meskipun demikian,

matematika dianggap sebagai salah satu pelajaran yang sangat sulit bahkan ada yang

menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang menakutkan dan penuh dengan

rumus rumit.

Hal ini dibuktikan dengan adanya dokumen yang diperoleh dari wali kelas IV

SD Negeri II Ngadirojo menunjukkan bahwa 60 % dari siswa kelas IV SD Negeri II

Ngadirojo mendapat nilai di bawah KKM (kriteria ketuntasan minimal). Nilai KKM

matematika yang berlaku di kelas IV SD Negeri II Ngadirojo adalah 60. Dari hasil

survey tersebut dapat diketahui bahwa kesulitan mempelajari matematika dialami oleh

sebagian besar anak SD khususnya kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

1

Page 17: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hal-hal yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa kelas IV SD Negeri

II Ngadirojo antara lain :

1. Guru menggunakan pembelajaran yang konvensional.

2. Pembelajaran yang dilakukan guru kurang menyenangkan dan kurang efektif.

3. Penggunaan media pembelajaran yang kurang sesuai.

4. Siswa tidak menyukai berhitung matematika.

5. Adanya sugesti yang tertanam dalam diri siswa bahwa matematika itu sulit.

6. Lingkungan belajar yang kurang mendukung.

Dari sebab-sebab di atas guru Sekolah Dasar memiliki peranan yang besar terhadap

keberhasilan pembelajaran matematika.

Seorang guru, khususnya guru Sekolah Dasar harus bisa menumbuhkan

motivasi belajar bagi semua siswanya. Seorang guru harus bisa mengurangi atau

menghilangkan pikiran negatif siswa tentang matematika. Pembelajaran yang menarik,

menyenangkan, dan efektif juga harus diterapkan agar penerimaan materi

pembelajaran matematika mudah dipahami. Metode dan media pembelajaran juga

harus tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Menurut Heruman (2007: 2) menyatakan bahwa konsep-konsep pada

kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman

konsep dasar (penanaman konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan.

Konsep merupakan komponen pertama yang harus ditanamkan dalam pembelajaran

matematika. Alangkah baiknya apabila konsep-konsep tersebut diperoleh melalui

pembelajaran yang menyenangkan. Jadi pembelajaran yang menyenangkan, kreatif,

dan tidak membosankan menjadi pilihan yang baik untuk guru dalam pembelajaran

matematika bagi semua siswanya. Kaitannya dengan penanaman konsep operasi hitung

bilangan bulat, siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo masih mengalami banyak

kesulitan. Operasi hitung bilangan bulat merupakan materi baru di kelas IV semester

II. Kesulitan pengerjaan operasi hitung bilangan bulat harus diatasi. Hal-hal yang

terjadi jika masalah ini tidak diatasi akan menimbulkan beberapa dampak yang

berkelanjutan. Dampak tersebut antara lain siswa akan mengalami kesulitan tentang

2

Page 18: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

materi sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat, pengerjaan operasi hitung campuran

bilangan bulat dengan bilangan yang lebih besar, menentukan FPB dan KPK suatu

bilangan yang akan dihadapi di kelas V.

Karena pentingnya pembelajaran operasi hitung bilangan bulat harus ada

strategi pembelajaran yang benar-benar efektif, efisien, dan menyenangkan. Sugiyanto

(2009: 67) menyatakan bahwa “ Pada saat ini, dapat kita pahami bahwa proses belajar

dipandang sebagai proses yang aktif dan partisipatif, konstruktif, komulatif, dan

berorientasi pada tujuan pembelajaran”. Model-model pembelajaran inovatif semakin

berkembang seiring dengan perkembangan dunia pendidikan. Setiap model

pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda. Dan tidak semua model

pembelajaran tepat diterapkan untuk semua materi pembelajaran.

Peneliti ingin menerapkan model pembelajaran Kuantum untuk mengatasi

kesulitan pengerjaan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II

Ngadirojo. Secara sederhana, pembelajaran kuantum dapat diartikan sebagai

pembelajaran yang mengorkestrasikan berbagai interaksi yang meningkatkan prestasi

siswa, dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang

tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah dan alami. Menurut Sugiyanto

(2009:74) pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris,

“hewanistis”, dan atau nativistis”. Manusia selaku pembelajar menjadi pusat

perhatiannya. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi, dan sebagainya dari

pembelajar diyakini dapat berkembang secara maksimal atau optimal.

Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam

proses pembelajaran dan menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf

keberhasilan tinggi. Model pembelajaran ini menggunakan konsep tandur (tanamkan,

alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan). Tanamkan mengandung makna

bahwa pada kegiatan awal guru harus menumbuhkan atau menanamkan minat siswa

dalam belajar. Alami adalah dalam kegiatan pembelajaran siswa harus mengalami

sendiri materi yang dipelajari. Namai mengandung makna bahwa penamaan adalah

saatnya untuk mengajarkan konsep. Demonstrasikan memberi peluang kepada siswa

untuk menerapkan pengetahuan mereka ke dalam kehidupan sehari-hari. Ulangi

mengandung makna bahwa pengulangan dalam kegiatan pembelajaran dapat

3

Page 19: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memperkuat ingatan pada siswa. Rayakan mengandung makna bahwa sesuatu yang

layak dipelajari maka layak pula untuk dirayakan. Komponen-komponen tersebut

memiliki tujuan masing-masing yang berguna untuk memudahkan anak dalam belajar.

Hal ini sangat diperlukan dalam pengerjaan operasi hitung bilangan bulat. Siswa

dituntut untuk melakukan operasi hitung bilangan bulat secara cepat dan tepat. Apabila

siswa sudah menguasai konsep operasi hitung bilangan bulat maka mereka akan

mudah mengerjakan soal operasi hitung lainnya.

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul “ PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA

SISWA KELAS IV ( EMPAT ) SD NEGERI II NGADIROJO KABUPATEN

WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas dapat diperoleh suatu rumusan

masalah. Pokok permasalahan dapat dirumuskan adalah “Apakah pembelajaran

kuantum dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa

kelas IV ( Empat ) SD Negeri II Ngadirojo?”

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan tentu mempunyai maksud dan tujuan yang ingin dicapai.

Adapun yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk meningkatkan

kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum pada

siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.”

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian Peningkatan Kemampuan Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui

Model Pembelajaran Kuantum ini diharapkan dapat memberi masukan secarra

4

Page 20: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

teoretis dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu

pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Untuk mempermudah pemahaman tentang operasi hitung bilangan bulat

melalui model pembelajaran kuantum.

2) Siswa dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan.

3) Menambah pengetahuan siswa bahwa sumber belajar tidak hanya dari buku.

b. Bagi Guru

1) Guru mendapatkan pengalaman mengajar matematika, khususnya materi

operasi hitung bilangan bulat menggunakan model pembelajaran kuantum

pada siswa kelas IV (empat) SD Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran

2010/2011.

2) Guru dapat mengembangkan model-model pembelajaran inovatif untuk

diterapkan di Sekolah Dasar.

3) Meningkatkan keterampilan mengajar, khususnya bidang studi matematika.

c. Bagi Sekolah atau Lembaga

Penelitian ini diharapkan bisa sebagai masukan demi meningkatkan kualitas

pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kuantum khususnya

operasi hitung bilangan bulat pada kelas IV (empat) di SD Negeri II Ngadirojo.

5

Page 21: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Kemampuan Operasi Hitung Bilangan Bulat

a. Hakikat Kemampuan Operasi Hitung

Ability is what you're capable of doing. Motivation determines what you

do. Attitude determines how well you do it." Lee Holtz

(http://forum.um.ac.id/index.php?topic=3274.0). Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2008: 734) mampu berarti kuasa ( bisa, sanggup )

melakukan sesuatu; dapat, sedangkan kemampuan adalah kesanggupan ;

kecakapan ; kekuatan ; kita berusaha dengan diri sendiri. Kemampuan dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988: 623) berasal dari kata

“mampu” yang berarti bisa atau sanggup. Kemampuan adalah suatu

kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu

apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.

Sedangkan menurut Chaplin ability (1997: 34) kemampuan,

kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan merupakan tenaga (daya

kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan (http://www.digilib.petra.ac.id

diakses pada tanggal 30 Desember 2010). Menurut Robbins kemampuan bisa

merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan

atau praktik (http://www.digilib.petra.ac.id diakses pada tanggal 30 Desember

2010). Ada pula pendapat lain menurut Akhmat Sudrajat menghubungkan

kemampuan dengan kata kecakapan. Setiap individu memiliki kecakapan

yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan. Kecakapan ini

mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Proses

pembelajaran mengharuskan siswa mengoptimalkan segala kecakapan yang

dimiliki (http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/ke-mampuan-

individu/) diakses pada tanggal 30 Desember 2010).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

6

Page 22: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

adalah kesanggupan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Setiap

individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Kemampuan seseorang

juga dipengaruhi oleh potensi yang ada dalam dirinya.

Apabila dilihat dari arti katanya, hitung merupakan suatu kegiatan

membilang (menjumlahkan, mengurangi, membagi, memperbanyak, dsb).

Operasi hitung dalam matematika merupakan cara-cara yang digunakan dalam

penyelesaian masalah mengenai bilangan dan hubungan antar bilangan

(http.belajar-matematika.com diakses tanggal 12 Januari 2011). Menurut

Rangga operasi hitung dalam matematika meliputi operasi penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian

(http://papanoyt.blogspot.com/2011/04/upaya-meningkatkan-kemampuan-

siswa.html diakses tanggal 15 April 2011). Bilangan kuadrat, akar pangkat,

bilangan kubik dan operasi hitung lainnya merupakan perluasan dari operasi

hitung dasar.

Menurut Murray R. Spiegel (1999: 1) empat operasi fundamental dalam

aljabar sebagaimana dalam ilmu hitung (aritmatika) adalah penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian.

1) Penjumlahan

Apabila dua bilangan a dan b dijumlahkan maka hasilnya ditunjukkan

dengan a + b.

2) Pengurangan

x ditambah b sama dengan a atau x + b = a. Apabila bilangan a dikurangi

bilangan b, maka pengurangannya ditunjukkan dengan a – b. pengurangan

dapat didefinisikan dalam bentuk penjumlahan. Yaitu, kita definisikan a – b

merupakan bilangan x sedemikian rupa sehingga.

3) Perkalian

Hasil kali dua bilangan a dan b adalah bilangan c sehingga a x b = c.

operasi perkalian ditunjukkan dengan tanda silang, titik, atau kurung.

4) Pembagian

Apabila sebuah bilangan a dibagi dengan bilangan b, maka hasil bagi yang

diperoleh ditulis a : b atau ୟୠ atau a/b, di mana a disebut yang dibagi dan b

7

Page 23: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembagi. Pembagian dapat didefinisikan dalam bentuk perkalian, yaitu kita

pandang a/b sebagai suatu bilangan x yang setelah dikalikan bilangan b

sama dengan a, atau bx = a.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa operasi hitung

adalah cara-cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah mengenai

bilangan dan hubungannya. Operasi hitung yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan.

Dari teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan

operasi hitung adalah kesanggupan seseorang untuk menyelesaikan masalah

mengenai bilangan dan hubungannya. Dalam penelitian ini operasi hitung

yang dimaksud adalah penjumlahan dan pengurangan.

b. Hakikat Bilangan Bulat dalam Pembelajaran Matematika

1) Pengertian Bilangan Bulat

Menurut Goenawan Roebyanto dan Sri Harmini (2009:4) bilangan

bulat negatif, nol, dan bilangan asli disebut bilangan bulat (integers).

Barisan bilangan bulat dapat diperlihatkan sebagai berikut : . . . -3,-2,-

1,0,1,2,3, . . . Menurut Karim, dkk (1996: 179) bilangan bulat diciptakan

untuk menjawab masalah seperti 3 + n = 0, 7 + n = 5 karena tidak ada

bilangan cacah yang memenuhi sehingga pernyataan tersebut menjadi

benar. Hal ini menunjukkan pengetahuan tentang bilangan cacah saja belum

cukup untuk memecahkan masalah. Karena itu manusia membutuhkan

pengetahuan yang lebih untuk dapat menyelesaikan permasalahan di atas

yaitu dengan bilangan bulat. Menurut Karim, dkk (1997: 180) gabungan

semua bilangan cacah dan himpunan semua bilangan bulat negatif, yaitu

himpunan {-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5} disebut himpunan bilangan

bulat. Bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan cacah,

sedangkan 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan asli. Jadi, bilangan cacah adalah

gabungan dari bilangan nol dan bilangan asli.

Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat

adalah bilangan yang terdiri dari bilangan nol, bilangan asli, dan lawan

8

Page 24: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bilangan asli.

2) Pengertian Matematika

Matematika adalah ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan,

besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu dengan yang

lainnya. Matematika itu muncul karena pikiran-pikiran manusia yang

berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Matematika adalah ilmu

yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak

(www.duniaguru.com diakses pada 30 Desember 2010). Untuk menunjang

kelancaran pembelajaran disamping pemilihan metode yang tepat juga

perlu digunakan suatu pembelajaran yang sangat berperan dalam

membimbing abstraksi siswa.

Pengertian Matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh

tim penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Perkembangan Bahasa

disebutkan bahwa Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan,

hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam

penyelesaian masalah bilangan. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan tahun 2007 menyatakan bahwa Matematika merupakan ilmu

universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Menurut R.Soedjadi (2000: 11) menyatakan beberapa definisi atau

pengertian tentang matematika :

a) Matematika adalah ilmu pengetahuan eksak dan terorganisasi secara

sistematik.

b) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

c) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logis dan

berhubungan dengan bilangan.

d) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan

masalah tentang ruang dan bentuk.

e) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logis.

f) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Menurut Asep Jihad (2008: 153) matematika memiliki dua objek

9

Page 25: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

garapan yakni objek langsung yang terdiri dari : fakta, konsep, prinsip, dan prosedur operasi. Sementara objek tidak langsung adalah implikasi dari proses pembelajaran matematika, yakni kebiasaan bekerja baik, sikap kemampuan mengalihgunakan cara kerja (memanipulasi dalam arti positif), serta membangun konsep mental (akhlak) yang baik seperti kejujuran.

Sedangkan menurut Asep Jihad (2008: 152) mengidentifikasi perbedaan

matematika dengan pelajaran lain dalam hal :

a) Objek pembicaraannya abstrak, sekalipun dalam pengajaran di sekolah

anak diajarkan benda konkrit, siswa tetap didorong untuk abstraksi.

b) Pembahasan mengandalkan tata nalar, artinya info awal berupa

pengertian dibuat seefisien mungkin, pengertian lain harus dijelaskan

kebenarannya dengan tata nalar yang logis

c) Pengertian atau konsep atau pernyataan sangat jelas berjenjang

sehingga terjaga konsistensinya.

d) Melibatkan perhitungan (operasi).

e) Dapat dipakai dalam ilmu yang lain serta dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut R.Soedjadi (2000: 13) ciri-ciri khusus atau karakteristik yang

dapat merangkum pengertian matematika secara umum adalah sebagai

berikut :

a) Memiliki objek kajian abstrak

b) Bertumpu pada kesepakatan

c) Berpola piker deduktif

d) Memiliki symbol yang kosong dari arti

e) Memperhatikan semesta pembicaraan

f) Konsisten dalam sistemnya.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah salah satu ilmu dasar yang mempelajari tentang bilangan dan ruang

yang bersifat abstrak, bahasa simbolis, ciri utamanya adalah penggunaan

cara bernalar deduktif yang memudahkan manusia untuk berpikir sehingga

dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan

sehari-hari.

10

Page 26: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Karakteristik Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan

terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik

yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta

antara siswa dengan siswa (www.dunia guru.com diakses tanggal 30

Desember 2010). Menurut Heruman (2007: 1) dalam pembelajaran

matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan

alat peraga yang dapat memperjelas apa yang disampaikan oleh guru

sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa.

Beberapa karakteristik pembelajaran matematika di Sekolah Dasar

antara lain sebagai berikut :

a) Pembelajaran matematika dilakukan berjenjang.

Pembelajaran dimulai dari konsep sederhana ke konsep yang lebih

sukar. Berawal dari hal-hal yang konkrit atau nyata ke semi konkrit dan

berakhir pada abstrak.

b) Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral.

Konsep baru diperkenalkan dengan mengaitkannya pada konsep yang

telah dipahami siswa. Hal ini merupakan prinsip belajar bermakna atau

belajar dengan pemahaman. Konsep baru merupakan perluasan dan

pendalaman konsep sebelumnya.

c) Pembelajaran matematika menekankan penggunaan pola deduktif.

Pembelajaran deduktif adalah pembelajaran dalam memahami konsep

melalui pemahaman definisi umum kemudian ke contoh-contoh.

d) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi

Pembelajaran ini adalah pernyataan dianggap benar apabila didasarkan

atas pernyataan sebelumnya yang sudah dianggap benar.

Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran matematika di sekolah dasar berawal dari hal-hal yang

bersifat konkrit ( nyata ) menuju hal yang bersifat abstrak.

11

Page 27: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Tujuan Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir secara

sistematis, logis, kritis, dan konsisten. Mata pelajaran matematika memiliki

tujuan sebagai berikut :

a) Tujuan Umum

(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,

akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

(2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

(3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

(4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

(5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

b) Tujuan Khusus

(1) Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan dalam kegiatan matematika.

(2) Mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai bekal

belajar lebih lanjut di SMP.

(3) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin.

5) Tinjauan operasi hitung bilangan bulat dalam penelitian

Operasi hitung bilangan bulat yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah :

a) Operasi penjumlahan bilangan bulat.

Cara operasi hitung bilangan bulat adalah sebagai berikut :

12

Page 28: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(1) Penjumlahan antara dua bilangan bulat positif hasilnya adalah

bilangan bulat positif juga.

Contoh :

7+3 = 10

(2) Penjumlahan antara dua bilangan bulat negatif hasilnya adalah

bilangan bulat negatif juga.

Contoh :

(-4) + (-5) = -9

(3) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan negatif atau sebaliknya

hasilnya sbb:

Jika angka bilangan bulat positif lebih kecil dari bilangan bulat

negatif maka hasilnya adalah bilangan bulat negatif.

Contoh :

(-4) + 2 = -2

Jika angka bilangan bulat positif lebih besar dari bilangan bulat

negatif maka hasilnya adalah bilangan bulat positif

Contoh :

7 + (-4) = 3

Sifat-sifat operasi hitung penjumlahan :

(1) Sifat Komutatif (Pertukaran)

Andi mempunyai 5 kelereng berwarna merah dan 3

kelereng berwarna hitam. Budi mempunyai 3 kelereng berwarna

merah dan 5 kelereng berwarna hitam. Samakah jumlah kelereng

yang dimiliki Andi dan Budi?

5 + 3 = 8

3 + 5 = 8

Jadi 5 + 3 = 3 + 5

Cara penjumlahan seperti ini menggunakan sifat

komutatif.

Secara umum, sifat komutatif pada penjumlahan

dapat ditulis sebagai berikut.

13

Page 29: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a + b = b + a, dengan a dan b sembarang bilangan bulat.

(2) Sifat Asosiatif (Pengelompokan)

Andi mempunyai 2 kotak berisi kelereng. Kotak I

berisi 3 kelereng merah dan 2 kelereng hitam. Kotak II berisi 4

kelereng putih. Budi juga mempunyai 2 kotak berisi kelereng.

Kotak I berisi 3 kelereng merah. Kotak II berisi 2 kelereng hitam

dan 4 kelereng putih.

Samakah jumlah kelereng yang dimiliki Andi dan

Budi?

(3 + 2) + 4 = 5 + 4 = 9

3 + (2 + 4) = 3 + 6 = 9

Jadi ( 3 + 2 ) + 4 = 3 + ( 2 + 4 )

Cara penjumlahan seperti ini menggunakan sifat

asosiatif pada penjumlahan.

Secara umum, sifat asosiatif pada penjumlahan dapat ditulis:

(a + b) + c = a + (b + c), dengan a, b, dan c sembarang bilangan

bulat.

b) Operasi pengurangan bilangan bulat

(a) Apabila terjadi pengurangan bilangan bulat positif dengan

bilangan bulat positif maka:

Bilangan bulat positif dikurangi dengan bilangan bulat positif yang

lebih kecil maka hasilnya dalah bilangan bulat positif.

Contoh :

9 – 5 = 4

Bilangan bulat positif dikurangi dengan bilangan bulat positif yang

lebih besar maka hasilnya adalah bilangan bulat negative.

Contoh :

3 – 6 = -3

(b) Apabila terjadi pengurangan bilangan bulat negatif dengan

bilangan bulat negatif maka:

14

Page 30: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bilangan bulat negatif dikurangi dengan bilangan bulat negatif yang

lebih kecil maka hasilnya adalah bilangan bulat positif.

Contoh :

-6 - (-8) = -6 + 8 = 2 (ingat - 8 < -6 )

Bilangan bulat negatif dikurangi dengan bilangan bulat negatif yang

lebih besar maka hasilnya adalah bilangan bulat negatif.

Contoh :

-5 – (-3) = -5 +3 = -2 ( -3 > -5 )

Bilangan bulat negatif yang dikurangi sama dengan bilangan bulat

negatif yang mengurangi maka hasilnya adalah 0 (nol).

Contoh :

-4 - (-4) = -4 + 4 = 0

(c) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat

negatif hasilnya selalu bilangan bulat positif.

contoh :

8 – (-4) = 8 + 4 = 12

(d) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat

positif hasilnya selalu bilangan bulat negatif.

contoh :

-8 – 4 = - 12

2. Pengertian Model Pembelajaran Kuantum

a. Model Pembelajaran Kuantum

Model pembelajaran kuantum merupakan salah satu model

pembelajaran inovatif yang diciptakan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran. Menurut Miftahul A’la (2010: 57) pembelajaran kuantum adalah

sebuah program yang mengizinkan pendidik untuk memahami perbedaan gaya

pembelajaran para siswa di kelas. Hal ini bertujuan untuk mangetahui

bagaiman orang belajar dan mengapa siswa bertindak dan bereaksi terhadap

sesuatu. Pembelajaran kuantum menunjukkan pada guru bagaiman caranya

untuk mengarang kesuksesan siswa dengan mencatat apa saja di dalam kelas

15

Page 31: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang berkaitan dengan lingkungan, desain kurikulum dan cara

mempresentasikannya.

Pembelajaran kuantum menawarkan ide baru tentang bagaimana

menciptakan lingkungan yang baik yang menjanjikan bagi pelajar dan

mendukung mereka dalam proses pembelajaran. Menurut Bobbi De Porter

(2005: 5) pembelajaran kuantum adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi

yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini

mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan

siswa.

Menurut Sugiyanto (2009: 74) pembelajaran kuantum adalah

pembelajaran yang memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor

potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental)

sebagai konteks pembelajaran. Dalam pandangan pembelajaran kuantum,

lingkungan fisik-mental dan kemampuan pikiran sama pentingnya dan saling

mendukung.

Menurut Ade Sanjaya pembelajaran kuantum merupakan interaksi yang

terjadi di dalam kelas antara siswa dengan lingkungan belajar yang efektif

(http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-quantum-teaching-

serta.html dikses tanggal 12 Januari 2011). Dalam pembelajaran kuantum

bersandar pada konsep ‘bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan

dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan

pembelajaran kuantum tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari

siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan

hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.

Dengan pembelajaran kuantum kita dapat mengajar dengan

memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-

masing. Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan pemikiran

rasional dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis. Sedangkan otak

kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi.

Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan

kreativitas, orisinil, daya cipta dan bakat artistik.

16

Page 32: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Gede Upadana Pembelajaran kuantum adalah pengubahan

belajar yang meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan,

interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus

pada hubungan yang dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang

mendirikan landasan dalam kerangka untuk belajar

(http://gedeupadana.blogspot.com/2010/11/model-pembelajaran-kuantum.html

di akses tanggal 12 Januari 2011).

Model pembelajaran kuantum memiliki dua unsur di dalamnya, yaitu :

1) Konteks

Konteks yaitu latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh seorang guru.

Konteks di sini meliputi keadaan lingkungan, suasana, dan rancangan

pembelajaran. Unsur-unsur ini harus menjadi padu agar tercipta suatu

pembelajaran yang menyeluruh.

2) Isi

Salah satu unsur isi adalah materi, bakat dan potensi peserta didik. Di sini

diperlukan kemampuan seorang guru untuk mengembangkan setiap unsur

isi. Guru juga harus memfasilitasi siswa untuk mencapai keberhasilan

belajar. Dalam proses pembelajaran unsur-unsur yang terdiri dari suasana,

lingkungan, landasan, rancangan, penyajian dan fasilitas disusun

sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kesuksesan belajar siswa.

Dari berbagai teori tersebut dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kuantum adalah suatu model pembelajaran yang memadukan

semua unsur-unsur dalam proses pembelajaran sehingga tercipta suatu

pembelajaran menyenangkan, efektif, dan efisien serta dengan taraf

keberhasilan tinggi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Karakteristik Umum

Beberapa karakteristik umum pembelajaran kuantum adalah sebagai berikut

:

1) Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif bukan fisika

kuantum meskipun serba sedikit serba sedikit istilah dan konsep kuantum

dipakai. Oleh karena itu, pandangan tentang pembelajaran, belajar, dan

17

Page 33: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajar diturunkan, ditransformasikan, dan dikembangkan dari berbagai

teori psikologi kognitif, bukan teori fisika kuantum.

2) Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris,

hewanistis, dan atau nativistis. Manusia selaku pembelajar menjadi pusat

perhatiannya. Potensi diri, kemampuan piker, daya motivasi, dan

sebagainya dari pembelajar diyakini dapat berkembang secara maksimal

atau optimal. Hadiah dan hukuman dipandang tidak ada karena semua

usaha yang dilakukan manusia patut dihargai. Kesalahan dipandang sebagai

gejala manusiawi. Ini semua menunjukkan bahwa keseluruhan yang ada

pada manusia dilihat dalam perspektif humanistis.

3) Pembelajaran kuantum lebih bersifat kontruktivistis bukan positivistis-

empiris, behavioristis. Karena itu, nuansa konstruktivisme dalam

pembelajaran kuantum relative kuat. Malah dapat dikatakan di sini bahwa

pembelajaran kuantum menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam

mewujudkan pembelajaran yang efektif dan optimal dan memudahkan

keberhasilan tujuan pembelajaran. Pembelajaran kuantum berupaya

memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri

manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai

kontek pembelajaran. Dalam pandangan pembelajaran kuantum,

lingkungan fisikal dan mental dan kemampuan pikiran atau diri manusia

sama-sama pentingnya dan saling mendukung. Karena itu, baik lingkungan

maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan

sama dan memperoleh stimulant yang seimbang agar pembelajaran berhasil

baik.

4) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu

dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna. Dapat dikatakan bahwa

interaksi telah menjadi kata kunci konsep sentral dalam pembelajaran

kuantum. Karena itu pembelajaran kuantum memberikan tekanan pada

pentingnya interaksi, frekuensi dan akumulasi interaksi yang bermutu dan

bermakna. Di sini proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan

interaksi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi

18

Page 34: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya-cahaya

yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar. Interaksi yang tidak mampu

mengubah energi menjadi cahaya harus dihindari, kalau perlu dibuang jauh

dalam proses pembelajaran. Dalam kaitan inilah komunikasi menjadi sangat

penting dalam pembelajaran kuantum.

5) Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan

pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Di sini pemercepatan

pembelajaran diandaikan sebagai lompatan kuantum. Pendeknya, menurut

pembelajaran kuantum, proses pembelajaran harus berlangsung cepat

dengan keberhasilan tinggi. untuk itu, segala hambatan dan halangan yang

melambatkan proses pembelajaran harus disingkirkan, dihilangkan, atau

dieliminasi. Di sini berbagai kiat, cara, dan teknik dapat dipergunakan,

misalnya pencahayaan, iringan musik, suasana yang menyegarkan,

lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks dan

sebagainya. Jadi, segala sesuatu yang menghalangi pemercepatan

pembelajaran harus dihilangkan pada satu sisi dan pada sisi lain segala

sesuatu yang mendukung pemercepatan pembelajaran harus diciptakan dan

dikelola sebaik-baiknya.

6) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran

proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.

Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat,

rileks, santai, dan menyenagnkan, sedang keartifisialan dan kepura-puraan

menimbulkan suasana tegang kaku, dan membosankan. Di sinilah para

perancang harus secara proaktif dan suportif untuk menciptakan

kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran.

7) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan

kebermutuan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak

bermakna dan tidak bermutu membuahkan kegagalan, dalam arti tujuan

pembalajaran tidak tercapai. Sebab itu, segala upaya yang memungkinkan

terwujudnya kebermaknaan dan kebermutuan pembelajaran harus

dilakukan oleh pembelajar atau fasilitator. Dalam hubungannya inilah perlu

19

Page 35: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dihadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar,

terutama pengalaman pembelajar perlu diakomodasi secara memadai.

Untuk itu, dapat dilakukan upaya membawa dunia pembelajar ke dalam

dunia pengajar pada satu pihak dan pada pihak lain menghantarkan dunia

pengajar ke dalam dunia pembelajar. Hal ini perlu dilakukan secara

seimbang.

8) Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi

pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang

memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan

rancangan belajar yang dinamis. Isi pembelajaran meliputi penyajian yang

prima, pemfasilitasan yang lentur, keterampilan untuk belajar, dan

keterampilan hidup. Konteks dan isi ini tidak terpisahkan, saling

mendukung, bagaikan sebuah orkestra yang memainkan simfoni.

Pemisahan keduanya hanya akan membuahkan kegagalan pembelajaran.

Kepaduan dan kesesuaian keduanya secara fungsional akan membuahkan

keberhasilan pembelajaran yang tinggi; ibaratnya permainan simfoni yang

sempurna yang dimainkan dalam sebuah orkestra.

9) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan

keterampilan akademis, keterampilan [dalam] hidup, dan prestasi fisikal

atau material. Ketiganya harus diperhatikan, diperlakukan, dan dikelola

secara seimbang dan relatif sama dalam proses pembelajaran, tidak bisa

hanya salah satu di antaranya. Dikatakan demikian karena pembelajaran

yang berhasil bukan hanya terbentuknya keterampilan akademis dan

prestasi fisikal pembelajar, namun lebih penting lagi adalah terbentuknya

keterampilan hidup pembelajar. Untuk itu, kurikulum harus disusun

sedemikian rupa sehingga dapat terwujud kombinasi harmonis antara

keterampilan akademis, keterampilan hidup, dan prestasi fisikal.

10) Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian

penting proses pembelajaran. Tanpa nilai dan keyakinan tertentu, proses

pembelajaran kurang bermakna. Untuk itu, pembelajar harus memiliki nilai

dan keyakinan tertentu yang positif dalam proses pembelajaran. Di samping

20

Page 36: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

itu, proses pembelajaran hendaknya menanamkan nilai dan keyakinan

positif dalam diri pembelajar. Nilai dan keyakinan negatif akan

membuahkan kegagalan proses pembelajaran. Misalnya, pembelajar perlu

memiliki keyakinan bahwa kesalahan atau kegagalan merupakan tanda

telah belajar; kesalahan atau kegagalan bukan tanda bodoh atau akhir

segalanya. Dalam proses pembelajaran dikembangkan nilai dan keyakinan

bahwa hukuman dan hadiah (punishment dan reward) tidak diperlukan

karena setiap usaha harus diakui dan dihargai. Nilai dan keyakinan positif

seperti ini perlu terus-menerus dikembangkan dan dimantapkan. Makin

kuat dan mantap nilai dan keyakinan positif yang dimiliki oleh pembelajar,

kemungkinan berhasil dalam pembelajaran akan makin tinggi. Dikatakan

demikian sebab “Nilai-nilai ini menjadi kacamata yang dengannya kita

memandang dunia. Kita mengevaluasi, menetapkan prioritas, menilai, dan

bertingkah laku berdasarkan cara kita memandang kehidupan melalui

kacamata ini.

11) Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan

keseragaman dan ketertiban. Keberagaman dan kebebasan dapat dikatakan

sebagai kata kunci selain interaksi. Karena itu, dalam pembelajaran

kuantum berkembang ucapan: Selamat datang keberagaman dan kebebasan,

selamat tinggal keseragaman dan ketertiban!. Di sinilah perlunya diakui

keragaman gaya belajar siswa atau pembelajar, dikembangkannya aktivitas-

aktivitas pembelajar yang beragam, dan digunakannya bermacam-macam

kiat dan metode pembelajaran. Pada sisi lain perlu disingkirkan

penyeragaman gaya belajar pembelajar, aktivitas pembelajaran di kelas, dan

penggunaan kiat dan metode pembelajaran.

12) Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam

proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat

pembelajaran bisa berlangsung lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal

( Sugiyanto, 2009 : 73).

21

Page 37: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ada empat ciri yang cukup menonjol pada pembelajaran kuantum

diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Adanya unsur demokrasi dalam pengajaran. Hal ini terlihat sekali dalam

penerapan quantum teaching terdapat unsur kesempatan yang luas kapada

seluruh siswa untuk terlibat aktif dan partisipasi dalam tahapan-tahapan

kajian terhadap suatu mata pelajaran. Tidak ada rasa diskriminatif dan

membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Tentu ini sangat

membantu sekali dalam pembelajaran bagi siswa karena mereka memiliki

peluang dan waktu yang sama dalam proses pengajaran. Sebagai akibat dari

ciri yang pertama, maka memungkinkan tergali dan terekspresikannya

seluruh potensi dan bakat yang terdapat pada diri si anak.

2) Adanya kepuasan pada diri si anak. Hal ini sangat terlihat dari adanya

pengakuan terhadap temuan dan kemampuan yang ditunjukkan oleh si anak

sehingga secara proporsional anak akan mampu memahami dan mengerti

apa yang telah disampaikan dengan cepat tanpa adanya hambatan yang

besar. Karena di dalam proses ini si anak akan mampu mencurahkan dan

mempelajari apapun sesuai dengan keinginannya dan mereka tidak merasa

ada unsur paksaan sehingga akan semakin menambah kepuasan siswa

dalam pengajaran dan menambah semangat.

3) Adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan

yang diajarakan. Hal ini terlihat dari adanya pengulangan terhadap sesuatu

yang sudah dikuasai si anak, sehingga seandainya ada materi yang kurang

begitu paham, maka dengan sendirinya si anak akan paham karena materi

yang diberikan memungkinkan untuk diulang agar kesemuanya mampu

untuk diserap.

4) Adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang

dihasilkan si anak, dalam bentuk konsep, teori, kodel, dan sebagainya. Ini

sangat penting karena antara guru dan anak didik akan mampu terjalin ikatan

emosional yang begitu kuat antara keduanya. Dengan demikian maka akan

menjadikan belajar semakin menggembirakan dan enjoy dalam

menjalankannya (Miftahul A’la, 2010: 41).

22

Page 38: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Prinsip Utama Pembelajaran Kuantum

Pembelajaran kuantum memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Serupa

dengan asas utama, bawalah dunia mereka ke dunia kita, antarkan dunia kita ke

dunia mereka, prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh aspek pembelajaran

kuantum. Prinsip-prinsip tersebut adalah :

1) Segalanya Berbicara

Segalanya dari lingkungann kelas hingga bahasa tubuh seorang guru, kertas

yang guru bagikan hingga rancangan pembelajaran, semuanya mengirim

pesan tentang belajar.

2) Segalanya Bertujuan

Semua yang terjadi pembelajaran memiliki tujuan. Apa yang disusun dalam

pelajaran yang akan diberikan kepada siswa harus mempunyai tujuan dan

batasan yang jelas. Hal ini dimaksudkan agar dalam melaksanakam

pembelajaran tidak keluar dari tujuan utama. Guru dan peserta didik harus

menyadari bahwa kegiatan dalam pembelajaran selalu bertujuan.

3) Pengalaman sebelum Pemberian Nama

Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan yang akan

menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik

terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka

memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.

4) Akui Setiap Usaha

Belajar mengandung risiko. Belajar berarti melangkah keluar dari

kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut

mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Rasa

percaya diri dibutuhkan dalam rangka proses pembelajaran yang lebih

kondusif dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya rasa percaya diri peserta

didik akan merasa gemetar dan sudah tidak stabil kondisi psikologisnya.

Hal ini tentu akan menghambat jalannya proses pembelajaran.

5) Jika Layak Dipelajari maka Layak pula Dirayakan

Segala sesuatu yang layak dipelajari sudah pasti layak pula untuk dirayakan

keberhasilannya. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan

23

Page 39: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.

Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran

harus berdampak pada terbentuknya keunggulan. Ada delapan prinsip

keunggulan dalam pembelajaran kuantum, yaitu :

1) Terapkan hidup dalam integritas

Dalam pembelajaran bersikaplah apa adanya, tulus, dan menyeluruh yang

lahir ketika nilai-nilai dan perilaku kita menyatu. Hal ini dapat

meningkatkan motivasi belajar yang pada gilirannya mencapai tujuan

belajar.

2) Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan

Dalam pembelajaran, kita harus mengerti dan mengakui bahwa kesalahan

atau kegagalan dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk belajar

lebih lanjut sehingga kita dapat berhasil. Kegagalan janganlah membuat

cemas terus menerus dan diberi hukuman karena kegagalan adalah tanda

bahwa seseorang telah belajar.

3) Berbicaralah dengan niat baik

Dalam pembelajaran, perlu dikembangkan keterampilan berbicara dalam

arti positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan

langsung. Niat baik berbicara dapat meningkatkan rasa percaya diri dan

motivasi belajar peserta didik.

4) Hidup di saat ini

Pusatkan perhatian kita pada saat sekarang ini dan manfaatkan waktu

sebaik mungkin. Kerjakan setiap tugas dengan sebaik-baiknya.

5) Tegaskanlah komitmen

Dalam pembelajaran, baik guru maupun peserta didik harus mengikuti

tujuan dan kegiatan pembelajaran tanpa ragu-ragu, tetap pada langkah-

langkah yang telah ditetapkan. Untuk itu mereka perlu melakukan apa saja

untuk menyelesaikan pekerjaan.

24

Page 40: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6) Tanggung jawab

Dalam pembelajaran harus ada tanggung jawab. Tanpa tanggung jawab

tidak mungkin terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu. Karena

itu, guru dan peserta didik harus bertanggung jawab atas apa yang menjadi

tugas mereka.

7) Sikap luwes

Dalam pembelajaran, pertahankan kemampuan untuk mengubah yang

sedang dilakukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Seorang guru

harus pandai-pandai dalam membaca dan mengubah lingkungan dan

suasana jika diperlukan demi keberhasilan peserta didiknya.

8) Pertahankanlah keseimbangan

Dalam pembelajaran, pertahankanlah jiwa, tubuh, emosi, dan semangat

dalam satu kesatuan dan keseimbangan agar proses dan hasil pembelajaran

efektif dan optimal.

d. Kelebihan Model Pembelajaran Kuantum

Kelebihan model pembelaran kuantum antara lain :

1) Siswa dapat belajar dari mana saja, tidak terbatas hanya bersumber dari

buku atau penjelasan dari guru sehingga memudahkan siswa dalam

mengembangkan potensinya.

2) Membentuk siswa yang aktif, karena dengan metode ini siswa bukan hanya

sebagai objek yang hanya menerima melainkan juga sebagai pelaku dalam

proses pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk

belajar.

3) Dapat mempercepat pemahaman siswa karena siswa mengalami apa yang

dipelajari secara langsung.

4) Menumbuhkan semangat siswa untuk belajar, dalam metode ini

keberhasilan yang telah dicapai siswa dirayakan sebagai bentuk

penghargaan.

5) Membentuk siswa menjadi kreatif.

25

Page 41: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Kelemahan Model Pembelajaran Kuantum

1) Sulit membentuk suasana yang menyenangkan untuk melaksanakan proses

pembelajaran, karena adanya faktor-faktor yang mungkin kurang

mendukung baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan di sekitar

sekolah.

2) Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam menerapkan model

pembelajaran kuantum.

3) Tidak semua mata pelajaran cocok menggunakan model pembelajaran

kuantum.

4) Tidak semua siswa cocok diberikan model pembelajan kuantum terutama

bagi siswa yang lambat, karena siwa tersebut tidak akan mampu

memanfatkan segala hal sebagai sumber belajar.

f. Kerangka Perancangan Pembelajaran Kuantum

Pada dasarnya dalam pelaksanaan komponen rancangan pembelajaran

kuantum, dikenal dengan singkatan “ TANDUR”yang merupakan kepanjangan

dari : Tumbuhkan, Alami, Namai, Demontrasikan, Ulangi, dan Rayakan.

Unsur-unsur tersebut membentuk basis struktural keseluruhan yang melandasi

pembelajaran kuantum. Menurut Sugiyono (2009: 83) menyatakan bahwa

kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat pada

setiap pembelajaran apapun mata pelajaran, tingkat kelas dengan beragam

budaya, jika para guru benar-benar menggunakan prinsip-prinsip atau nilai-

nilai pembelajaran kuantum. Kerangka ini juga memastikan mereka mengalami

pembelajaran, berlatih, dan menjadikan isi pelajaran nyata begi mereka sendiri,

dan akhirnya dapat mencapai kesuksesan belajar.

26

Page 42: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rancangan pembelajaran Kuantum dapat dilihat pada Tabel I sebagai

berikut :

Tabel I. Rancangan Langkah-langkah Pembelajaran Matematika

Berbasis Kuantum

No Rancangan Penerapan dalam Pembelajaran Matematika

Kuantum Operasi Hitung Bilangan Bulat Keterangan

1 Tumbuhkan Tumbuhkan mengandung makna bahwa pada

awal kegiatan pembelajaran pengajar harus

berusaha menumbuhkan atau

mengembangkan minat siswa dalam belajar.

Dengan tumbuhnya minat, siswa akan sadar

manfaatnya kegiatan pembelajaran bagi

dirinya atau bagi kehidupannya. Pada tahap

ini pengajar menyampaikan tujuan

pembelajaran kepada peserta didik dengan

cara bercerita. Pengajar mengajak siswa untuk

menyanyikan lagu tentang bilangan bulat

kemudian memberikan kartu bilangan bulat

kepada peserta didik. Setiap siswa mendapat

bilangan bulat yang berbeda.

T

2 Alami Alami mengandung makna bahwa proses

pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa

mengalami secara langsung atau nyata materi

yang diajarkan. Pengalaman dapat

menciptakan ikatan emosional, menciptakan

peluang untuk pemberian makna dan

pengalaman membangun keingintahuan

siswa. Setelah semua peserta didik menerima

kartu bilangan,guru meminta siswa untuk

membaca lambang bilangan yang tertulis.

A

27

Page 43: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Peserta didik juga diminta untuk mengerjakan

soal operasi hitung menggunakan nomograf

secara mandiri.

3 Namai Namai mengandung makna bahwa penamaan

adalah saatnya untuk mengajarkan konsep,

keterampilan berpikir, dan strategi belajar.

Penamaan mampu memuaskan hasrat alami

otak untuk memberi identitas, mengurutkan,

dan mendefinisikan. Dalam tahap ini peserta

didik mengidentifikasi jenis bilangan bulat

yang mereka peroleh. Peserta didik juga

diminta untuk mengemukakan hasil atau

jawaban dari pengerjaan soal operasi hitung

bilangan bulat.

N

4 Demontrasi Demontrasi mengandung makna bahwa

memberi peluang pada siswa untuk

menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan

mereka ke dalam pembelajaran lain atau ke

dalam kehidupan mereka. Kegiatan ini akan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Peserta didik mengerjakan soal operasi hitung

bilangan bulat menggunakan media

nomograf. Selain itu, peserta didik juga harus

menjelaskan penggunaan nomograf untuk

memecahkan soal operasi hitung bilangan

bulat

D

5 Ulangi Ulangi mengandung makna bahwa proses

pengulangan dalam kegiatan pembelajaran

dapat memperkuat koneksi saraf dan

menumbuhkan rasa tahu atau yakin terhadap

kemampuan siswa. Setelah peserta didik

U

28

Page 44: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mendemonstrasikan penggunaan nomograf,

mereka mengerjakan beberapa soal tentang

operasi hitung bilangan bulat menggunakan

nomograf.

6 Rayakan Rayakan mengandung makna bahwa

pemberian penghormatan pada siswa atas

usaha, ketekunan, dan kesehatan. Dengan kata

lain perayaan berarti pemberian umpan balik

yang positif pada siswa atas keberhasilannya,

baik berupa pujian, pemberian hadiah atau

bentuk lainnya. Umpan balik sangat penting

artinya bagi proses penguatan terhadap

prestasi yang telah dicapai siswa. Hal ini

berarti bahwa perayaan akan dapat

memperkuat proses belajar selanjutnya.

Setelah siswa selesai mengerjakan soal,

pendidik mengajak siswa untuk bertepuk

tangan secara serentak. Pendidik juga

memberikan pujian untuk peserta didik.

R

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang akan dikemukakan oleh peneliti sekarang ini mengacu pada

penelitian yang telah ada sebelumnya, yaitu :

Noor Isna Izzati ( 2009 ) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Hasil

Belajar IPA melalui Pembelajaran Kuantum pada Siswa Kelas IV SD Negeri

Banyuputih 04 Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran

2008/2009. Persamaan antara penelitian ini dan penelitian penulis adalah sama-sama

menggunakan model pembelajaran kuantum. Perbedaannya adalah dalam penelitian ini

variabel bebasnya adalah peningkatan hasil belajar IPA, sedangkan pada penelitian

penulis variabel bebasnya peningkatan kemampuan operasi hitung bilangan bulat.

29

Page 45: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Betty Beliya Anggraheni ( 2010 ) dalam penelitiannya yang berjudul

Peningkatan Kemampuan Menghitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

Melalui Media Manik-manik Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Balangan Teras Boyolali

tahun Pelajaran 2009 / 2010. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan media

manik-manik dapat meningkatkan kemampuan menghitung penjumlahan dan

pengurangan. Kedua penelitian ini memiliki persamaan pada variabel bebasnya, yaitu

bilangan bulat. Sedangkan perbedaannya, pada penelitian ini menggunakan media

manik-manik dan pada penelitian peneliti menggunakan model pembelajaran kuantum.

C. Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat, terbukti dari 65% siswa

memperoleh nilai dibawah KKM yaitu 63 yang ditentukan dari sekolah. Hal ini terjadi

karena guru masih menggunakan model-model pembelajaran konvensional serta

kurang menarik dalam membawakan materi yang akan disampaikan kepada siswa

sehingga membuat mereka jenuh ketika mengikuti pelajaran.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan

menggunakan model pembelajaran kuantum. Tindakan ini dilakukan selama dua siklus.

Siklus I mempelajari bilangan bulat dengan angka yang kecil dan menggunakan alat

peraga garis bilangan. Sedangkan pada siklus II mempelajari bilangan bulat dengan

angka yang lebih besar menggunakan alat peraga nomograf.

Dengan tindakan tersebut diduga melalui model pembelajaran Kuantum dapat

meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat kelas IV SDN II Ngadirojo

tahun pelajaran 2010/2011.

30

Page 46: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Bagan Gambar I

sebagai berikut:

Gambar 1: Bagan Kerangka Berpikir

Guru belum menggunakan model Pembelajaran kuantum, masih menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran matematika kelas IV SDN II Ngadirojo.

Kemampuan Operasi hitung bilangan bulat kelas IV masih rendah.

Kondisi Awal

Dalam pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran kuantum pada pembelajaran matematika kelas IV SDN II Ngadirojo.

Siklus I

Mempelajari bilangan bulat denga angka yang kecil dan menggunakan alat peraga garis bilangan.

Tindakan

Siklus II

Mempelajari bilangan bulat dengan angka yang lebih besar dan menggunakan alat peraga nomograf.

Kondisi Akhir

Diduga melalui model pembelajaran Kuantum dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat kelas IV SDN II Ngadirojo

31

Page 47: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Pengajuan Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas,

dapat diajukan sebuah hipotesis tindakan bahwa penggunaan model pembelajaran

kuantum dengan media nomograf dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung

bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo kabupaten Wonogiri.

32

Page 48: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 2 Ngadirojo Kecamatan

Ngadirojo Kabupaten Wonogiri. Alasan memilih tempat penelitian adalah sebagai

berikut :

a. Kemampuan hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV kurang.

b. Peneliti ingin mempercepat kemampuan hitung bilangan bulat pada siswa kelas

IV SD Negeri 2 Ngadirojo.

c. Tempatnya mudah dijangkau sehingga memudahkan peneliti dalam

memperoleh data.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011

selama 5 bulan dari bulan Januari sampai Mei. Adapun rincian kegiatan dalam

penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 94.

B. Subjek Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek

penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Ngadirojo yaitu sebanyak 39 Siswa

terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Sedangkan objek penelitiannya

adalah kemampuan operasi hitung pada materi pokok bilangan bulat.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif

kualitatif karena data yang akan diperoleh adalah data langsung tercatat dari hasil

kegiatan di lapangan. Sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan

kelas (PTK).

2. Strategi Penelitian

Adapun penelitian tindakan kelas ini menggambarkan serangkaian langkah

33

Page 49: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang membentuk spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan,

pengamatan, refleksi. Perencanaan kembali merupakan dasar untuk pemecahan

masalah. Tahap perencanaan berisi rencana pembelajaran yang disiapkan sebelum

pelaksanaan tindakan. Tahap tindakan merupakan implementasi dari perencanaan.

Tahap pengamatan, peneliti melakukan observasi terhadap perilaku siswa dalam

pembelajaran. Pada tahap refleksi peneliti mengadakan evaluasi dan analisa

terhadap hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil kemampuan operasi hitung

bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN II Ngadirojo. Berdasarkan hasil refleksi

ini dapat diketahui kelemahan dan kelebihan pembelajaran sehingga dapat

dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya.

D. Sumber Data

Keberhasilan suatu penelitian didukung oleh sumber data. Suharsini Arikunto

(2006:129) “ sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data diperoleh”.

Data atau informan yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar

adalah data kualitatif, hasil wawancara, dan kegiatan siswa dalam proses belajar

mengajar. Informan tersebut akan digali dari sumber data yang beragam. Sumber dan

jenis data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi :

1. Guru kelas IV SD Negeri 2 Ngadirojo.

2. Siswa kelas IV SD Negeri 2 Ngadirojo.

3. Arsip nilai ulangan harian.

4. Buku ulangan harian kelas IV SD Negeri 2 Ngadirojo.

5. Foto tentang kegiatan pembelajaran sebelum diadakan tindakan dan pada saat

kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009: 224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dari uraian di atas

teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti antara lain :

34

Page 50: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Observasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis observasi terus terang dimana

dalam melakukan pengumpulan data mengatakan terus terang kepada sumber data

bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui dari

awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Hal-hal yang diobservasi antara lain

aktivitas siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo dan keterampilan guru saat

pembelajaran operasi hitung bilangan bulat menggunakan model pembelajaran

kuantum. Yang menjadi observer dalam penelitian ini adalah guru wali kelas IV

SD Negeri II Ngadirojo. pada saat dilakukan penelitian pada tanggal Observasi

dilakukan pada tanggal 28 Februari 2011, 2 Maret 2011, 7 Maret 2011, 9 Maret

2011, 15 Maret 2011, dan 17 Maret 2011.

2. Tes

Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan atau alat lain yang digunakan

untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes ini peneliti gunakan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dan kesalahan yang dilakukan siswa dalam

menyelesaikan soal berhitung bilangan bulat. Tes ini diberikan kepada siswa kelas

IV SD Negeri II Ngadirojo pada saat penelitian dilakukan.

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2009: 240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang. Data yang diambil peneliti berasal dari daftar nilai dan

analisis ulangan siswa kelas IV SD Negeri 2 Ngadirojo. Dokumen ini diperoleh

pada saat dilakukan penelitian.

4. Wawancara atau Interview

Interview sebagai berikut “ a meeting of two persons to exchange information

and idea through question and responses, resulting in communication and joint

construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam

penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas IV SD Negeri

35

Page 51: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ngadirojo. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 25 Februari 2011 (sebelum

penelitian dilakukan) dan 18 Maret 2011 (setelah tindakan penelitian dilakukan).

F. Validitas Data

Menurut Sugiyono (2009: 267) validitas merupakan derajat ketepatan antara

data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti.

Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang

dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.

Ketepatan data tersebut tidak hanya bergantung pada ketepatan memilih sumber data

dan teknik pengumpulannya, tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas

datanya.

Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini, maka peneliti menggunakan :

1. Validitas isi

Validitas isi digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai

materi pelajaran yang disampaikan. Validitas isi dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara menyusun kisi-kisi soal yang sesuai dengan kemampuan yang akan

diukur.

2. Triangulasi Metode

Triangulasi metode adalah pengumpulan data sejenis dengan metode

pengumpulan data yang berbeda. Data – data diperoleh melalui metode

pengumpulan data yang berbeda, hasilnya dibandingkan selannjutnya diambil data

yang paling kuat validitasnya. Misalnya, peneliti akan mengumpulkan data tentang

kemampuan operasi hitung bilangan bulat kelas IV SDN II Ngadirojo, selain

menggunakan metode wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri II Ngadirojo

peneliti juga menggunakan metode observasi untuk memperoleh data yang

diperlukan.

G. Analisis Data

Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2009: 244) analisis data adalah proses

36

Page 52: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Menurut Sugiyono (2009: 244)

analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri

ataupun orang lain.

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009: 246) mangemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Model

analisis interaktif ini mempunyai tiga komponen pokok yaitu, reduksi data, sajian data

dan penarikan simpulan atau verifikasi. Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaksi

dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.

1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan dengan cara sedemikian sehingga simpulan-simpulan finalnya

dapat ditarik dan diverifikasi. Kegiatan reduksi data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengetahui

kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II

Ngadirojo. Kemudian melakukan analisis awal, jika data yang diperoleh sudah

cukup.

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Dalam

pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan suatu

cara yang utama bagi analisis kualitatif yang benar-benar valid. Dalam tahap ini

37

Page 53: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

peneliti menyajikan data dengan bentuk tabel dan grafik.

3. Penarikan Simpulan (Verifikasi)

Data-data yang telah didapat dari hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya.

Penarikan simpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi untuh, sehingga

simpulan-simpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data

yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Sedangkan

simpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau simpulan dapat diuji

kebenarannya, kekokohannya merupakan validitasnya. Dalam tahap ini peneliti

merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian. Merumuskan kebijakan

sebagai bagian dari pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian.

Proses analisis interaktif hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai

berikut :

Gambar 2: Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman

H. Prosedur Penelitian

Prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

oleh peneliti sebagai berikut:

1. Melakukan survei terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas IV SD Negeri 2

Ngadirojo. Teknik yang digunakan berupa pengamatan (observasi) dan wawancara.

2. Mengidentifikasi berbagai masalah dari hasil observasi dan wawancara untuk

segera dipecahkan.di identifikasikan.

3. Melakukan pengkajian teoritis tentang model pembelajaran kuantum dalam

hubungannya dengan kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD

Pengumpulan Sajian data

Penarikan simpulan Reduksi

38

39

Page 54: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Negeri 2 Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011.

4. Menyusun atau merumuskan metodologi penelitian tindakan kelas.

5. Implementasi tindakan melalui langkah-langkah yang telah disusun.

6. Melihat hasil tindakan secara menyeluruh yang didahului oleh evaluasi yang juga

secara menyeluruh.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan

melalui empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan; (2)

pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi; dan (4) analisis dan refleksi.

Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai berikut :

Gambar 3: Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(Suharsimi Arikunto,dkk (2009: 16))

Penjelasan secara garis besar mengenai masing-masing langkah tersebut diuraikan

sebagai berikut:

a. Siklus I

1. Tahap Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan Refleksi SIKLUS II

Pengamatan

?

Perencanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Page 55: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perencanaan dilakukan secara partisipatif secara aktif berdasarkan

identifikasi pada tahap sebelumnya. Tahap ini bersifat diagnostik untuk

menghasilkan formulasi tindakan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya

untuk memecahkan masalah atau melakukan perbaikan. Formulasi rencana

tindakan ini mencakup pihak yang dilibatkan, strategi dan sarana yang

digunakan. Pada tahap ini juga disusun rencana observasi/monitoring terhadap

perubahan yang akan dilakukan serta teknik dan instrument yang digunakan.

Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran

Matematika dengan materi pokok operasi hitung bilangan bulat dengan

model pembelajaran Kuantum menggunakan media garis bilangan pada

siswa kelas IV SD Negeri 2 Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011

( Lampiran 4 halaman ).

b) Membuat lembar observasi kegiatan dalam mengajar dan aktifitas siswa

dalam pembelajaran ( Lampiran 8 halaman148 dan Lampiran 9 halaman

154).

2. Tahap Tindakan

Pada tahap ini dilakukan implementasi tindakan yang telah

direncanakan pada tahap perencanaan. Tahap ini bersifat terapiks yaitu upaya

perbaikan melalui implementasi tindakan yang telah ditetapkan pada tahap

sebelumnya. Dalam tahap ini sering terjadi sedikit penyimpangan tentang apa

yang telah direncanakan. Karena hal itu, peneliti perlu mencatat semua hal

yang terjadi saat pelaksanaan tindakan.

3. Tahap Pengamatan atau Observasi

Dalam tahap ini peneliti melakukan pemantauan atau terhadap proses

pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum pada materi pokok opersi

hitung bilangan bulat kelas IV SDN II Ngadirojo. Pengamatan dilakukan secara

cermat atas semua tindakan dan peristiwa yang terjadi.

Pengamatan ini diikuti dengan pencatatan atau rekaman yang

memungkinkan peneliti mempunyai laporan temuan tindakan seperti :

a) Melakukan observasi kegiatan pembelajaran matematika dengan model

40

Page 56: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran Kuantum pada pokok bahasan bilangan bulat, khususnya

operasi hitung pengurangan dan campuran .

b) Pengamatan terhadap kemampuan siswa kelas IV SDN Ngadirojo dalam

menyelesaikan operasi hitung pengurangan dan campuran bilangan bulat.

4. Tahap Evaluasi atau Refleksi

Pada akhir setiap putaran penelitian tindakan dilakukan evaluasi secara

kritis mengenai hal-hal yang sudah dilakukan, seberapa besar perubahan yang

terjadi, kendala, pendorong perubahan dan langkah perbaikan. Hasil analisis ini

dapat dijadikan tolok ukur peneliti dan sebagai dasar tindakan yang akan

dilakukan berikutnya.

b. Siklus II

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan dilakukan secara partisipatif secara aktif berdasarkan

identifikasi pada siklus 1. Pada tahap ini disusun rencana untuk meningkatkan

kemampuan operasi hitung bilangan bulat. Dari siklus II yang akan dilakukan

diharapkan nilai siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo dapat mengalami

peningkatan.

Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran

Matematika dengan materi pokok operasi hitung bilangan bulat dengan

model pembelajaran Kuantum menggunakan media nomograf pada

siswa kelas IV SD Negeri 2 Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011

( Lampiran 4 halaman124 ).

b) Membuat lembar observasi kegiatan dalam mengajar dan aktifitas siswa

dalam pembelajaran ( Lampiran 14 halaman 164 dan Lampiran 15

halaman 170).

2. Tahap Tindakan

Pada tahap ini dilakukan implementasi tindakan yang telah

direncanakan pada tahap perencanaan. Tahap ini bersifat terapiks yaitu

upaya perbaikan melalui implementasi tindakan pada siklus I. Dalam tahap

tindakan ini peneliti menggunakan media yang berbeda dari siklus I. media

41

Page 57: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang digunakan adalah nomograf.

3. Tahap Pengamatan atau Observasi

Dalam tahap ini peneliti melakukan pemantauan atau terhadap proses

pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum pada materi pokok

opersi hitung bilangan bulat menggonakan media nomograf pada siswa

kelas IV SDN II Ngadirojo. Pengamatan dilakukan secara cermat atas

semua tindakan dan peristiwa yang terjadi. Pengamatan ini diikuti dengan

pencatatan atau rekaman yang memungkinkan peneliti mempunyai laporan

temuan tindakan seperti :

a) Melakukan observasi kegiatan pembelajaran matematika dengan model

pembelajaran Kuantun pada pokok bahasan bilangan bulat

b) Pengamatan terhadap kemampuan siswa kelas IV SDN Ngadirojo

dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat.

4. Tahap Evaluasi atau Refleksi

Pada akhir setiap putaran penelitian tindakan dilakukan evaluasi secara

kritis mengenai hal-hal yang sudah dilakukan, seberapa besar perubahan

yang terjadi, kendala, pendorong perubahan dan langkah perbaikan.

I. Indikator Ketercapaian

Penelitian dikatakan berhasil dan ada peningkatan kemampuan operasi hitung

bilangan bulat apabila rata-rata yang diperoleh siswa di kelas adalah 63. Capaian target

pada siklus pertama 75% dari jumlah siswa tuntas (kurang lebih 29 anak) dengan

mendapat nilai ≥ 60 dan pada siklus kedua 85% dari jumlah siswa tuntas (kurang lebih

33 anak) dengan mendapat nilai ≥ 60. Jadi apabila siswa kelas IV SDN II Ngadirojo

hasil yang diperoleh belum mencapai angka tersebut, penelitian akan terus dilakukan

sampai hasil tersebut dicapai.

42

Page 58: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Pada awalnya SD Negeri II Ngadirojo merupakan Sekolah Rakyat (SR) serta

belum memiliki bangunan tetap yang berdiri tahun 1947. Setelah mengalami

perkembangan kemudian berubah menjadi Sekolah Dasar Negeri I Ngadirojo. Karena

muridnya terlalu banyak maka didirikan SD Negeri II Ngadirojo. Jadi SD Negeri II

Ngadirojo merupakan pecahan dari SD Negeri I Ngadirojo.

Fasilitas yang ada di SD Negeri II Ngadirojo cukup lengkap, terutama alat

peraga untuk mendukung proses belajar mengajar. Alat peraga terawat dan disimpan

dengan baik. Setiap akan menggunakan guru mengambil alat peraga tersebut dan

dikembalikan setelah selesai digunakan. Jadi alat peraga tidak tertinggal di kelas.

Ruang kelas IV SD Negeri II Ngadirojo kurang begitu luas jika dilihat jumlah

siswa sebanyak 39 siswa. Di sebelah belakang kelas sudah tidak ada ruang kosong.

Begitu juga samping kanan dan kiri antar meja siswa ruang selanya juga sempit. Di

sebelah utara ruang kelas IV SD Negeri II Ngadirojo merupakan jalan utama jadi suara

bising kendaraan merupakan hal yang selalu didengar.

Pembelajaran bilangan bulat yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri II

Ngadirojo, guru belum menggunakan model pembelajaran kuantum. Pembelajaran

masih berpusat pada guru. Jika dihubungkan dengan keadaan kelas dan sekitarnya,

pembelajaran yang berpusat pada guru tentu dirasa kurang efektif. Siswa pun merasa

bosan dengan pembelajaran yang berpusat pada guru. Oleh sebab itu, peneliti

menggunakan model pembelajaran kuantum untuk meningkatkan kemampuan operasi

hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo. Dengan penelitian

ini diharapkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan kemampuan operasi hitung

bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo dapat meningkat.

B. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan

43

Page 59: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

survey awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan saat pembelajaran operasi hitung

bilangan bulat di kelas IV SD Negeri II Ngadirojo guru belum menggunakan model

pembelajaran kuantum, selain itu pembelajaran didominasi oleh guru (teacher

centered).

Dari hasil pretest yang dilakukan diketahui bahwa 60% siswa belum mencapai

nilai kriteria ketuntasan minimal ( KKM = 60). Hasil dari nilai pretest ( Lampiran 9

halaman 146) dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2. Frekuensi Data Nilai Tes sebelum Tindakan

No. Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1. 10 – 18 2 5 %

2. 19 – 27 4 10 %

3. 28 – 36 5 13 %

4. 37 – 45 5 13 %

5. 46 – 54 7 18 %

6. 55 – 63 2 5 %

7. 64 – 72 2 5 %

8. 73 – 81 3 8 %

9. 82 – 90 9 23 %

Jumlah 39 100 %

Rata-rata nilai siswa 54

44

Page 60: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan Tabel 2, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada Gambar 4

sebagai berikut :

Gambar 4: Grafik Data Nilai sebelum Tindakan

Dari Tabel 2 dan Gambar 4 tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata nilai siswa kelas

IV SD Negeri II Ngadirojo sebelum dilaksanakan tindakan adalah 54. Dari data nilai

pretest siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo sebanyak 39 siswa hanya 16 siswa atau 40

% yang mencapai nilai KKM. Sebanyak 23 siswa atau 60 % memperoleh nilai di bawah

KKM. Dari hasil pretest pada tabel di atas dapat disimpulkan sementara bahwa

kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada kelas IV SD Negeri II Ngadirojo masih

kurang.

Selain dilihat dari nilai sebelum tindakan juga dapat dilihat dari hasil wawancara

(Lampiran 7 halaman 142) yang menyimpulkan bahwa dalam menyampaikan materi

operasi hitung bilangan bulat, guru sudah menggunakan media pembelajaran tetapi masih

bersifat abstrak. Meskipun guru sudah berusaha untuk mengaktifkan siswa dalam

pembelajaran tetapi siswa masih sulit untuk belajara aktif. Hal-hal inilah yang

menyebabkan kurangnya kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV

SD Negeri II Ngadirojo.

0%

5%

10%

15%

20%

25%

10-18 19-27 28-36 37-45 46-54 55-63 64-72 73-81 82-90

Persentase

Rentang Nilai Hasil Belajar

45

Page 61: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Hasil Penelitian

1. Siklus I

Tindakan siklus 1 dilaksanakan sebanyak 3 kali dimulai pada tanggal 28

Februari 2011 sampai dengan 7 Maret. Setiap pertemuan memiliki alokasi waktu 2

X 35 menit. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun

tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Berdasarkan deskripsi data awal yang telah dipaparkan, guru harus

mempersiapkan segala perangkat yang diperlukan dalam proses pembelajaran.

Persiapan dilakukan sebaik mungkin agar kemampuan operasi hitung bilangan

bulat pada kelas IV SD Negeri II Ngadirojo dapat meningkat. Hal-hal yang

dipersiapkan antara lain menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP),membuat garis bilangan, menyusun lembar observasi baik untuk guru

maupun lembar observasi untuk siswa.

Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan

pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat menggunakan garis

bilangan.

Standar Kompetensi :

5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.

Kompetensi Dasar :

5.2. Menjumlahkan bilangan bulat

5.3. Mengurangkan bilangan bulat

Indikator :

5.2.1. Menjumlahkan bilangan bulat positif dan negatif.

5.2.2. Menjumlahkan bilangan bulat negatif dan positif.

5.2.2. Menjumlahkan bilangan negatif dan negatif.

5.3.1. Mengurangkan bilangan bulat positif dan negatif.

5.3.2. Mengurangkan bilangan bulat negatif dan positif.

5.3.3. Mengurangkan bilangan bulat negatif dan negatif.

46

Page 62: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses persiapan

pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model

pembelajaran kuantum. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

tersebut dilaksanakan selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu

setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 X 35 menit) lengkap dengan alat tes

(Lampiran 4 halaman 95).

2) Menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu garis

bilangan.

3) Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa (Lampiran

10 halaman 148 dan lampiran 11 halaman 154).

4) Menyiapkan daftar presensi.

5) Menyiapkan lembar penilaian.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran melalui model pembelajaran

kuantum dengan media garis bilangan. Guru melaksanakan tindakan sesuai

dengan jadwal yang telah ditetapkan dan sesuai RPP yang telah disusun.

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam 3 pertemuan.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin 28

Februari 2011 selama 2 jam pelajaran (2 X 35 menit). Pada pertemuan

pertama materi yang disampaikan adalah tentang penjumlahan bilangan

bulat dengan indikator menjumlahkan bilangan bulat positif dan negatif

dan menjumlahkan bilangan bulat negatif dan positif. Kegiatan diawali

dengan berdoa bersama, guru mengadakan presensi, dan menyampaikan

tujuan pembelajaran. Sebagai kegiatan apersepsi dengan tujuan

merangsang ingatan siswa tentang konsep bilangan bulat yang telah

diajarkan sebelum tindakan dan memusatkan perhatian siswa. Kegiatan

apersepsi yang dilakukan adalah mengajak siswa untuk menyanyikan

menyayikan lagu tentang bilangan bulat.

Kegiatan inti dimulai dengan guru membagikan kartu bilangan kepada

47

Page 63: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa. Setelah semua siswa mendapat kartu bilangan, mereka diminta untuk

menyebutkan atau membaca bilangan yang telah mereka peroleh. Agar

mereka lebih aktif dalam pembelajaran guru langsung memberikan

beberapa soal penjumlahan bilangan bulat. Kemudian, beberapa siswa

diminta untuk mengerjakan soal di depan kelas dengan menggunakan garis

bilangan. Siswa lain mengoreksi pekerjaan teman yang mengerjakan soal di

depan kelas. Setelah soal dikoreksi guru baru menjelaskan pengerjaan

operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan media garis bilangan.

Sebagai contoh, salah satu siswa diminta untuk menuliskan soal

penjumlahan bilangan positif dan negatif jika dijumlah kuranng dari 10.

Misalnya, 3 + (-4). Guru mendemonstrasikan cara mengerjakan soal yang

disepakati dengan menggunakan garis bilangan. Cara menghitung 3 + (-4)

menggunakan garis bilangan adalah : (a) posisikan boneka kertas pada

angka 0, (b) jalankan boneka kea rah kanan sebanyak 3 langkah dan

berhanti di angka 3, (c) karena ditambah bilangan negatif maka boneka

tersebut dijalankan ke arah kiri sebanyak 4 langkah, (d) dari langkah yang

ketiga boneka berhenti di angka -1 artinya hasil penjumlahan 3 + (-4)

adalah -1. Setelah itu,siswa diminta untuk menanyakan hal yang belum

dipahami. Guru bersama siswa merefleksi hasil pekerjaan beberapa siswa

yang telah dikerjakan sebelumnya.

Pembelajaran dilanjutkan tentang penjumlahan bilangan negatif dan

positif dengan menggunakan garis bilangan. Guru mengambil contoh yaitu

(-6) + 8. Kemudian meminta salah satu siswa untuk mengerjakan di depan

kelas menggunakan garis bilangan dengan aturan sebagai berikut :

a) Setiap memulai perhitungan, boneka kertas selalu berada pada bilangan

0.

b) Bilangan positif ditunjukkan dengan arah langkah ke kanan.

c) Bilangan negatif ditunjukkan dengan arah langkah ke kiri.

d) Ditambah berarti maju.

e) Dikurang berarti mundur.

Setelah siswa selesai mendemonstrasikan pengerjaan penjumlahan bilangan

48

Page 64: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bulat menggunakan garis bilangan, guru membimbing siswa untuk

menuliskan langkah-langkah yang telah dilakukan dengan garis bilangan.

3 + (-4) =

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Keterangan:

Arah panah dari 0 ke 3 menunjukkan bilangan 3.

Arah panah dari 3 ke -1 menunjukkan bilangan -4.

Hasilnya ditunjukkan arah panah dari 0 ke -1.

Jadi, 3 + (-4) = -1.

(-6) + 8 =

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2

Keterangan:

Arah panah dari 0 ke -6 menunjukkan bilangan -6.

Arah panah dari -6 ke 2 menunjukkan bilangan 8.

Hasilnya ditunjukkan arah panah dari 0 ke 2.

Jadi, (-6) + 8 = 2.

Kemudian guru memberikan soal latihan kepada siswa untuk dikerjakan

dan bersama-sama siswa membahas hasil pekerjaan tersebut. Dari

pembelajaran yang telah dilakukan siswa dan guru menyimpulkan hasil

pembelajaran, yaitu penjumlahan bilangan positif dengan bilangan negatif

atau sebaliknya hasilnya bisa bilangan bulat positif ataupun negatif.

Hasilnya positif apabila angka bilangan bulat positif lebih besar dari

bilangan bulat negatif, hasilnya negatif apabila angka bilangan bulat negatif

lebih besar dari bilangan bulat positif.

49

Page 65: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selanjutnya, guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara

individu. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar siswa

memahami pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah waktu yang

diberikan habis, guru dan siswa membahas hasil pekerjaan siswa,

dilanjutkan dengan mengumumkan nilai siswa. Pembelajaran diakhiri

dengan pemberian tindak lanjut.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Maret

2011 selama 2 jam pelajaran (2 X 35 menit). Pada pertemuan kedua

indikator yang disampaikan adalah menjumlahkan bilangan negatif dan

negatif dan mengurangkan bilangan bulat positif dan negatif. Guru

menyajikan beberapa soal pengurangan bilangan bulat, kemudian

mengadakan tanya jawab tentang soal tersebut. Kegiatan inti dengan siswa

diminta untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Siswa

mengamati jawaban yang diperoleh dari pengerjaan yang sudah dilakukan.

Setelah itu, siswa diminta untuk mengemukakan hasil pengerjaan yang

diperoleh.

Guru mengajak siswa untuk mengidentifikasi hasil pengurangan

bilangan bulat. Siswa diminta untuk mendemonstrasikan pengerjaan soal

penjumlahan bilangan bulat negatif dan negatif menggunakan garis

bilangan. Misalnya menjumlahkan bilangan (-2) + (-5), langkahnya adalah

(a) posisikan boneka kertas pada angka 0, (b) jalankan boneka kertas ke

arah kiri sebanyak 2 langkah, (c) karena ditambah bilangan negatif,

jalankan lagi boneka ke arah kiri sebanyak 5 langkah, (d) dari langkah

ketiga diketahui bahwa boneka berhenti di titik -7. Setelah itu, siswa lain

menuliskan operasi tersebut pada garis bilangan.

(–2) + (–5) =

-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 1 0 1

50

Page 66: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan:

Arah panah dari 0 ke -2 menunjukkan bilangan -2.

Arah panah dari -2 ke -7 menunjukkan bilangan -5.

Hasilnya ditunjukkan arah panah dari 0 ke -7.

Jadi, (-2) + (-5) = -7

Selanjutnya, guru memberikan contoh soal pengurangan bilangan bulat

positif dan negatif yang dikerjakan oleh salah satu siswa . Misalnya, 2 –

(-5). Langkahnya adalah (a) posisikan boneka kertas pada angka 0, (b)

jalankan boneka kertas ke arah kanan sebanyak 2 langkah, (c) karena

dikurangi bilangan negatif, jalankan lagi boneka ke arah kanan sebanyak 5

langkah, (d) dari langkah ketiga diketahui bahwa boneka berhenti di titik 7.

Setelah itu, siswa lain menuliskan operasi tersebut pada garis bilangan.

2 – (-5) =

-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

Keterangan:

Arah panah dari 0 ke 2 menunjukkan bilangan 2.

Arah panah dari 2 ke 7 menunjukkan bilangan -5.

Hasilnya ditunjukkan arah panah dari 0 ke 7.

Jadi, 2 – (-5) = 7

Setelah itu, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal yang belum dipahami. Siswa dan guru menyimpulkan

hasil pembelajaran. Kesimpulan yang dapat diambil adalah (a) hasil

penjumlahan bilangan bulat negatif dan bilangan bulat negatif akan

menghasilkan bilangan bulat negatif. Untuk mengetahui tingkat

kemampuan siswa, guru memberikan tes evaluasi akhir. Setelah waktu yang

diberikan habis, siswa dan guru membahas tes yang telah dikerjakan.

Pembelajaran diakhiri dengan guru mengumumkan hasil tes yang diperoleh

51

Page 67: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 7 Maret

2011 selama 2 jam pelajaran (2 X 35 menit). Pada pertemuan ketiga materi

yang disampaikan adalah tentang pengurangan dengan indikator

mengurangkan bilangan bulat negatif dan positif dan mengurangkan

bilangan bulat negatif dan negatif. Kegiatan pembelajaran diawali dengan

mengajak siswa untuk menyanyi bersama lagu tentang matematika. Hal ini

bertujuan untuk memusatkan perhatian siswa dan mengingat hal-hal yang

telah dipelajari sebelumnya.

Sebagai kegiatan eksplorasi guru memberikan soal tentang operasi

hitung bilangan bulat yang sudah dipelajari sebelumnya dan yang akan

dipelajari kemudian meminta siswa untuk mengidentifikasi jenis bilangan

yang akan diperoleh dari operasi hitung soal tersebut. Sebelumnya, guru

menjelaskan secara singkat pengerjaan operasi pengurangan tanpa

menggunakan garis bilangan. Pengurangan bilangan bulat positif dan

negatif dan pengurangan bilangan bulat negatif dan negatif :

8 – (-5) = 8 + 5

= 13

-8 – (-5) = -8 + 5

= -3

Pembelajaran pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan secara

kelompok. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang

heterogen. Guru memberikan beberapa soal tentang operasi pengurangan

bilangan bulat negatif dan negatif untuk dikerjakan secara kelompok, setiap

kelompok memiliki tiga soal yang berbeda. Guru mengamati jalannya

diskusi siswa dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa yang

mengalami kesulitan. Perwakilan dari kelompok ke depan kelas untuk

menyampaikan hasil diskusi dan kelompok lain memperhatikan.

Setelah semua kelompok menyampaikan hasil diskusi guru bersama-

sama siswa merangkum hasil diskusi. Guru memberikan satu soal lagi

52

Page 68: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk dikerjakan secara individu. Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk menanyakan hal yang belum dipahami. Siswa dan guru

menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberi

soal evaluasi yang harus dikerjakan secara individu. Setelah waktu yang

diberikan telah habis, siswa dan guru membahas tes yang telah dikerjakan.

Pembelajaran diakhiri dengan guru mengumumkan hasil tes yang diperoleh

siswa.

c. Observasi

Observasi atau pengamatan kegiatan penelitian ini dilakukan oleh guru

kelas IV yaiti Ibu Yuli Kurniawati,A.Ma.Pd. observer mengamati jalannya

pembelajaran dari awal hingga akhir. Pengamatan yang dilakukan observer

meliputi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran operasi hitung

bilangan bulat. Observer mengadakan pengamatan sesuai dengan lembar

observasi yang telah dipersiakan oleh peneliti. Hasil observasi dapat

dipaparkan sebagai berikut :

1) Hasil Observasi Keterampilan Guru Mengajar

Dari data observasi yang dilakukan dalam siklus I selama 3 pertemuan

diperoleh hasil observasi kinerja guru ( Lampiran 10 halaman 148) sebagai

berikut:

a) Guru sudah baik dalam mempersiapkan ruang, alat, dan media

pembelajaran, sesuai materi,dan menarik bagi anak.

b) Guru menguasai materi pembelajaran yang disampaikan dengan baik.

c) Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan runtut.

d) Kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

e) Baik dalam penggunaan metode yang sesuai dengan materi

pembelajaran yang disampaikan.

f) Kemampuan menguasai kelas dan menggunakan waktu secara tepat

sesuai perencanaan cukup baik.

g) Kemampuan guru dalam membangkitkan kemampuan berpikir siswa

cukup baik dan diikuti dengan penuh perhatian terhadap siswa.

h) Guru mengikutsertakan siswa,memusatkan keingintahuan siswa dengan

53

Page 69: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

baik ,dan cukup membuat siswa tertarik tentang materi yang akan

disampaikan.

i) Guru memotivasi individu maupun kelompok pada saat pembelajaran.

j) Guru menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran

yang disampaikan.

k) Guru melibatkan siswa dalam memanfaatan media dengan baik.

l) Guru cukup menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa.

m) Guru menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara baik, jelas, benar,

dan lancar.

n) Guru melakukan penguatan kepada siswa dengan baik.

o) Guru cukup baik dalam memberikan tindak lanjut.

Hasil observasi guru perkembangan keterampilan guru dalam mengajar

menggunakan model pembelajaran kuantum pada siklus I selama 3 kali

pertemuan ( Lampiran 8 halaman 148 ) dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai

berikut :

Tabel 3. Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar Siklus I

No. Siklus I Nilai

1. Pertemuan ke 1 2,8

2. Pertemuan ke 2 3,1

3. Pertemuan ke 3 3,3

Rata-rata 3,1

Berdasarkan Tabel 3 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada

Gambar 5 sebagai berikut :

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Nilai

54

Page 70: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 5: Grafik Perkembangan Kemampuan Guru Mengajar Siklus I

2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Dari data observasi pada siklus I diperoleh data aktivitas siswa kelas

IV SD Negeri II Ngadirojo dalam pembelajaran ( Lampiran 11

halaman 154 ) adalah sebagai berikut:

a) Antusias siswa sudah baik saat kegiatan pembelajaran.

b) Banyaknya siswa yang berusaha mengungkapkan pendapat cukup baik.

c) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah baik.

d) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru mengenai materi

pembelajaran sudah baik.

e) Siswa terlihat gembira saat pembelajaran operasi hitung bilangan bulat.

f) Model pembelajaran kuantum efektif diterapkan saat pembelajaran

operasi hitung bilangan bulat pada kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

g) Kerjasama yang dilakukan antar siswa sudah cukup baik.

h) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

guru sudah baik.

i) Kesiapan siswa dalam mengerjakan evaluasi cukup baik.

j) Kesungguhan siswa dalam mengerjakan evaluasi sudah baik.

Dalam observasi pada siklus I ini pembelajaran kuantum yang

dilakukan oleh guru sudah cukup baik. Siswa kelas IV SD Negeri II

Ngadirojo sudah mulai aktif dalam pembelajaran. Mereka juga terlihat

senang saat mengikutu pembelajaran operasi hitung bilangan bulat.

Hasil observasi aktivitas siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo

( Lampiran 11 halaman 154 ) dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Perkembangan Aktivitas Siswa Siklus I

No. Siklus I Nilai

1. Pertemuan ke 1 2,8

2. Pertemuan ke 2 2,9

3. Pertemuan ke 3 3,3

Rata-rata 3,0

55

Page 71: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan Tabel 4 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada

Gambar 6 sebagai berikut :

Gambar 6: Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa Siklus I

3) Nilai Hasil Belajar Siswa

Selama tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh

data tentang nilai siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo berdasarkan data

nilai siswa pada siklus I menunjukkan masih terdapat lima siswa yang

mendapat nilai di bawah KKM.

Data nilai siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo ( Lampiran 15

halaman 163 )dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Frekuensi Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1. 10 – 18 0 0 %

2. 19 – 27 0 0 %

3. 28 – 36 0 0 %

4. 37 – 45 0 0 %

5. 46 – 54 3 8 %

6. 55 – 63 10 26 %

7. 64 – 72 4 10 %

8. 73 – 81 15 38 %

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Nilai

56

Page 72: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9. 82 – 90 7 18 %

Jumlah 39 100 %

Rata-rata nilai siswa 71

Berdasarkan Tabel 5 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada

Gambar 7 sebagai berikut:

Gambar 7: Grafik Frekuensi Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

d. Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus I, nilai hasil belajar siswa dalam

kemampuan pengerjaan operasi operasi hitung bilangan bulat telah mengalami

peningkatan. Peningkatan nilai pada siklus I sebesar 47%. Sebelum

dilaksanakan tindakan hanya 40% siswa yang mencapai ketuntasan belajar.

Sedangkan pada siklus I terdapat 87% siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo

mencapai ketuntasan belajar. Meskipun pada siklus I telah terjadi peningkatan,

tetapi harus dilakukan lagi tindakan pada siklus II. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar peningkatan nilai siswa kelas IV SD Negeri II

Ngadirojo selanjutnya.

Hasil penilaian terhadap guru pada siklus I sudah cukup baik. Hal

tersebut dapat dilihat dari kemampuan guru mempersiapkan ruang, alat, dan

media pembelajaran sesuai materi menarik bagi anak, menguasai materi

pembelajaran yang disampaikan dengan baik, menyampaikan materi

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

10 - 18 19 - 27 28 - 36 37 - 45 46 -54 55 - 63 64 - 72 73 - 81 82 - 90

Rentang Nilai Hasil Belajar

Persentase

57

Page 73: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran dengan runtut, kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang

akan dicapai, memotivasi individu maupun kelompok pada saat pembelajaran,

menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran yang

disampaikan, melibatkan siswa dalam memanfaatan media dengan baik,

melakukan penguatan kepada siswa dengan baik, dan menggunakan bahasan

lisan dan tulisan secara baik, jelas, benar, dan lancar. Tetapi masih ada

beberapa kekurangan yang harus diperbaiki dalam pembelajaran yang

dilakukan. Hal-hal tersebut antara lain :

1) Guru kurang menguasai kelas dan menggunakan waktu secara tepat sesuai

perencanaan cukup baik, dalam pembelajaran yang dilakukan masih banyak

siswa melakukan aktivitasnya sendiri.

2) Dalam penggunaan alat peraga, guru hanya melibatkan siswa yang aktif dan

kurang memperhatikan siswa yang kurang aktif.

3) Siswa belum maksimal dalam pengerjaan operasi hitung bilangan bulat.

4) Guru kurang menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa, guru

kurang membuka diri untuk menerima saran-saran dari siswa.

5) Dalam memberikan tindak lanjut, guru masih memberikan soal yang sama.

Dalam pelaksanaan tindak lanjut seharusnya guru memberikan soal yang

berbeda antara siswa yang sudah tuntas dalam belajar dan yang belum

tuntas ( remidi dan pengayaan).

Dari hal-hal yang ditemui pada siklus I maka perlu diadakan perbaikan pada

siklus selanjutnya (siklus II).

2. Siklus II

Tindakan siklus II juga dilaksanakan sebanyak 3 kali dimulai pada tanggal 9

Maret 2011 sampai dengan 17 Maret. Setiap pertemuan memiliki alokasi waktu 2

X 35 menit. Siklus II ini juga terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus

I melalui model pembelajaran kuantum menunjukkan adanya peningkatan

kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II

58

Page 74: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ngadirojo. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan jumlah siswa yang

mendapat nilai di bawah KKM. Sebelum tindakan terdapat 23 siswa yang

mendapat nilai di bawah KKM, sedanngkan pada siklus I terdapat 5 siswa yang

mendapat nilai di bawah KKM. Oleh karena itu, peneliti menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran kembali melalui model pembelajaran kuantum.

Media pembelajaran yang digunakan pada siklus II adalah nomograf.

Adapun rencana tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai

berikut:

1) Merancang kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

model pembelajaran kuantum. RPP dilaksanakan selama tiga kali

pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakkan selama 2 jam pelajaran

( Lampiran 6 halaman 123 ).

2) Menyiapkan media pembelajaran. Pada siklus I media yang digunakan

adalah garis bilangan, sedangkan pada siklus II adalah nomograf.

3) Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa

( Lampiran 16 halaman 164 dan lampiran 17 halaman 170 ).

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan, guru menerapkan pembelajaran operasi

hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantun dengan media

nomograf. Siklus II ini terdiri dari 3 kali pertemuan, masing-masing pertemuan

memiliki alokasi waktu 2 x 35 menit.

1) Pertemuan I

Siklus II pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Maret

2011 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada pertemuan ini indikator

yang disampaikan adalah melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat

positif dengan negatif, melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat

negatif dan positif, dan melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat

negatif dan negatif.

Pembelajaran diawali dengan mengadakan tanya jawab dengan siswa

tentang bilangan bulat dan alat yang dapat mempermudah pengerjaan

operasi hitungnya. Guru menjelaskan media nomograf kepada siswa.

59

Page 75: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kemudian salah satu siswa diminta untuk ke depan kelas lalu mengerjakan

operasi hitung bilangan bulat menggunakan nomograf. Siswa lain

menjelaskan cara pengerjaan operasi hitung bilangan bulat menggunakan

nomograf.

Contoh soal:

2 + (-3) =

2 4 2

3

1 2 1

1

0 0 0

-1

-1 -2 -1

-3

-2 -4 -2

-5

-3 -6 -3

Keterangan :

Letakkan paku pada garis bilangan paling kiri pada posisi 2.

Letakkan paku pada garis bilangan paling kanan pada posisi -3.

Hubungkan paku pada kedua langkah di atas dengan benang atau karet.

Tarik benang sampai lurus, hasil penjumlahannya perhatikan bilangan yang

terletak pada garis bilangan tengah yaitu -1.

60

Page 76: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

-1 + 4 =

4 8 4

7

3 6 3

5

2 4 2

3

1 2 1

1

0 0 0

-1

-1 -2 -1

Keterangan :

Letakkan paku pada garis bilangan paling kiri pada posisi -1.

Letakkan paku pada garis bilangan paling kanan pada posisi 4.

Hubungkan paku pada kedua langkah di atas dengan benang atau karet.

Tarik benang sampai lurus, hasil penjumlahannya perhatikan bilangan yang

terletak pada garis bilangan tengah yaitu 3.

61

Page 77: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

-5 + (-2) =

1 2 1

1

0 0 0

-1

-1 -2 -1

-3

-2 -4 -2

-5

-3 -6 -3

-7

-4 -8 -4

-9

-5 -10 -5

Keterangan :

Letakkan paku pada garis bilangan paling kiri pada posisi -5.

Letakkan paku pada garis bilangan paling kanan pada posisi -2.

Hubungkan paku pada kedua langkah di atas dengan benang atau karet.

Tarik benang sampai lurus, hasil penjumlahannya perhatikan bilangan yang

terletak pada garis bilangan tengah yaitu -7.

Setelah salah satu siswa menjelaskan cara penggunaan nomograf,

semua siswa diminta untuk mengerjakan soal operasi hitung bilangan bulat

menggunakan nomograf secara bergantian. Guru memberikan soal

penjumlahan dan dikerjakan secara tertulis.

Kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari

kemudian memberikan lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara

individu. Setelah waktu yang diberikan habis, guru bersama siswa

membahas hasil evaluasi. Guru mengumumkan hasil evaluasi kepada siswa.

62

Page 78: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hal ini sebagai bentuk perayaan dalam pembelajaran, guru memberikan

penguatan kepada siswa yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik

maupun siswa yang belum berhasil. Diharapkan siswa akan lebih

termotivasi untuk berusaha belajar lebih baik. Sebagai tindak lanjut, guru

memberikan pesan-pesan agar selalu rajjin belajar di rumah.

2) Pertemuan II

Siklus II pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Maret

2011 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada pertemuan ini indikator

yang disampaikan adalah melakukan operasi pengurangan bilangan bulat

positif dengan negatif dan melakukan operasi pengurangan bilangan bulat

negatif dan positif dengan media nomograf. Kegiatan awal, guru

mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang hal yang telah dipelajari

pada pertemuan lalu, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran

pada pertemuan kedua ini.

Kegiatan inti dimulai dengan pengamatan. Guru membawakan

nomograf penjumlahan dan nomograf pengurangan. Melalui pengamatan,

siswa diminta untuk menyebutkan perbedaan antara nomograf penjumlahan

dan nomograf pengurangan. Setelah siswa dapat menyebutkan perbedaaan

antara nomograf penjumlahan dan pengurangan, kemudian guru

memberikan beberapa soal pengurangan untuk dikerjakan di depan kelas

seperti pada pertemuan pertama.

63

Page 79: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Contoh soal :

6 – (-4) =

6 12 -6

11

5 10 -5

9

4 8 -4

7

3 6 -3

5

2 4 -2

3

1 2 -1

1

0 0 0

Keterangan :

Letakkan paku pada garis bilangan paling kiri pada posisi 6.

Letakkan paku pada garis bilangan paling kanan pada posisi -4.

Hubungkan paku pada kedua langkah di atas dengan benang atau karet.

Tarik benang sampai lurus, hasil penjumlahannya perhatikan bilangan yang

terletak pada garis bilangan tengah yaitu 10.

64

Page 80: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

-6 – 4 =

1 2 -1

1

0 0 0

-1

-1 -2 1

-3

-2 -4 2

-5

-3 -6 3

-7

-4 -8 4

-9

-5 -10 5

-11

-6 -12 6

Keterangan :

Letakkan paku pada garis bilangan paling kiri pada posisi -6.

Letakkan paku pada garis bilangan paling kanan pada posisi 4.

Hubungkan paku pada kedua langkah di atas dengan benang atau karet.

Tarik benang sampai lurus, hasil penjumlahannya perhatikan bilangan yang

terletak pada garis bilangan tengah yaitu -10.

Setelah salah satu siswa menjelaskan cara penggunaan nomograf

pengurangan, guru memberikan soal penjumlahan dan dikerjakan secara

tertulis. Kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan apa yang telah

dipelajari kemudian memberikan lembar soal kepada siswa untuk

dikerjakan secara individu. Setelah waktu yang diberikan habis, guru

bersama siswa membahas hasil evaluasi. Guru mengumumkan hasil

65

Page 81: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

evaluasi kepada siswa. Diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk

berusaha belajar lebih baik. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan

pekerjaan rumah dengan tipe soal yang berbeda.

3) Pertemuan III

Siklus II pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Maret

2011 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada pertemuan ini indikator

yang disampaikan adalah melakukan operasi pengurangan bilangan bulat

negatif dengan negatif. Kegiatan awal, guru menyampaikan tujuan

pembelajaran terlebih dahulu.

Pembelajaran pada pertemuan ketiga ini dilakukan secara kelompok.

Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok yang bersifat heterogen. Guru

memberikan beberapa soal pengurangan bilangan bulat dengan bilangan

bulat untuk dikerjakan secara kelompok. Guru mengamati jalannya diskusi

dan memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.

Setelah waktu yang diberikan habis, perwakilan dari masing-masing

kelompok menyampaikan hasil diskusi dan kelompok lain melakukan

koreksi. Kemudian siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran

yang telah dilakukan.

Sebagai kegiatan akhir, guru memberikan lembar soal kepada siswa

untuk dikerjakan secara individu dengan batasan waktu tertentu. Siswa dan

guru membahas hasil evaluasi yang telah dikerjakan. Guru mengumumkan

hasil pekerjaan siswa secara individu dan kelompok. Sebagai tindak lanjut

dalam pertemuan ini guru menyampaikan pesan-pesan kepada siswa.

c. Observasi

Dalam tahap ini observasi yang dilakukan sama dengan di siklus I. Peneliti

bersama guru kelas IV SD Negeri II Ngadirojo melaksanakan pemantauan

terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar melalui model pembelajaran

kuantum dengan media nomograf. Pengamatan yang dilakukan observer

meliputi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran operasi hitung

bilangan bulat. Observer mengadakan pengamatan sesuai dengan lembar

observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Hasil observasi dapat

66

Page 82: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dipaparkan sebagai berikut :

1) Hasil observasi bagi guru

Dari data observasi yang dilakukan dalam siklus I selama 3 pertemuan

( Lampiran 16 halaman 164 )diperoleh hasil observasi sebagai berikut:

a) Guru sudah sangat baik dalam mempersiapkan ruang, alat, dan media

pembelajaran, sesuai materi,dan menarik bagi anak.

b) Guru menguasai materi pembelajaran yang disampaikan dengan baik.

c) Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan runtut.

d) Kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

e) Sangat baik dalam penggunaan metode yang sesuai dengan materi

pembelajaran yang disampaikan.

f) Kemampuan menguasai kelas dan menggunakan waktu secara tepat

sesuai perencanaan sudah baik daripada siklus I.

g) Kemampuan guru dalam membangkitkan kemampuan berpikir siswa

sudah baik dan diikuti dengan penuh perhatian terhadap siswa.

h) Guru mengikutsertakan siswa, memusatkan keingintahuan siswa dengan

sangat baik , dan membuat siswa tertarik tentang materi yang akan

disampaikan.

i) Guru memotivasi individu maupun kelompok pada saat pembelajaran.

j) Guru menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran

yang disampaikan.

k) Guru secara aktif melibatkan siswa dalam memanfaatan media dengan

baik.

l) Guru telah menunjukkan sikap sangat terbuka terhadap respon siswa.

m) Guru menggunakan bahasan lisan dan tulisan secara baik, jelas, benar,

dan lancar.

n) Guru melakukan penguatan kepada siswa dengan sangat baik.

o) Guru sudah baik dalam memberikan tindak lanjut.

Hasil observasi guru perkembangan keterampilan guru dalam mengajar

menggunakan model pembelajaran kuantum pada siklus II selama 3 kali

pertemuan ( Lampiran 16 halaman 164 ) dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai

67

Page 83: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berikut :

Tabel 6. Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar Siklus II

No. Siklus II Nilai

1. Pertemuan ke 1 3,3

2. Pertemuan ke 2 3,6

3. Pertemuan ke 3 3,7

Rata-rata 3,5

Berdasarkan Tabel 6 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada

Gambar 8 sebagai berikut :

Gambar 8: Grafik Perbandingan Nilai Perkembangan Kemampuan Guru

Mengajar pada Siklus II

2) Hasil observasi aktivitas siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo dalam

pembelajaran

Dari data observasi pada siklus II diperoleh data aktivitas siswa kelas

IV SD Negeri II Ngadirojo ( Lampiran 17 halaman 170 ) dalam

pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Antusias siswa sudah sangat baik saat kegiatan pembelajaran.

b) Banyaknya siswa yang berusaha mengungkapkan pendapat sudah baik.

c) Siswa sangat aktif dalam mengikuti pembelajaran.

d) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru mengenai materi

00.5

11.5

22.5

33.5

4

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Nilai

68

Page 84: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran sudah baik.

e) Siswa terlihat gembira saat pembelajaran operasi hitung bilangan bulat

menggunakan nomograf.

f) Model pembelajaran kuantum dengan media nomograf efektif

diterapkan saat pembelajaran operasi hitung bilangan bulat pada kelas

IV SD Negeri II Ngadirojo.

g) Kerjasama yang dilakukan antar siswa sudah sangat baik.

h) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

guru sudah baik.

i) Kesiapan siswa dalam mengerjakan evaluasi sudah baik.

j) Kesungguhan siswa dalam mengerjakan evaluasi sudah baik.

Hasil observasi aktivitas siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo

( Lampiran 17 halaman 170 ) dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7. Perkembangan Aktivitas Siswa Siklus II

No. Siklus I Nilai

1. Pertemuan ke 1 3,3

2. Pertemuan ke 2 3,6

3. Pertemuan ke 3 3,8

Rata-rata 3,6

Berdasarkan Tabel 7 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada

Gambar 8 sebagai berikut :

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Nilai

69

Page 85: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 9: Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa Siklus II

3) Nilai Hasil Belajar Siswa

Selama tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada siklus II diperoleh

data tentang nilai siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo. Berdasarkan data

nilai hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan bahwa semua siswa

mendapat nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Data nilai

siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo ( Lampiran 21 halaman 179 ) dapat

dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8. Frekuensi Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1. 11 − 20 0 0 %

2. 21 − 30 0 0 %

3. 31 – 40 0 0 %

4. 41 – 50 0 0 %

5. 51 – 60 1 3 %

6. 61 – 70 2 5 %

7. 71 – 80 7 18 %

8. 81 – 90 19 49 %

9. 91 − 100 10 25 %

Jumlah 39 100 %

Rata-rata nilai siswa 87

70

Page 86: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan Tabel 8 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada

Gambar 10 sebagai berikut :

Gambar 10: Grafik Frekuensi Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan II dapat dinyatakan

bahwa penggunaan model pembelajaran kuantum dengan media nomograf dapat

meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD

Negeri II Ngadirojo. Peningkatan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada

siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo ini dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa.

Peningkatan ini tidak hanya terjadi pada kemampuan operasi hitung bilangan bulat

pada siswa tetapi juga terjadi peningkatan dari segi keterampilan guru mengajar dan

aktivitas siswa dalam pembelajaran. Peningkatan ketiga hal tersebut akan dijelaskan

pada uraian di bawah ini.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Rentang Nilai Hasil Belajar

Persentase

71

Page 87: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar

Perkembangan keterampilan guru mengajar ( Lampiran 10 halaman 148 dan

lampiran 16 halaman 164 ) dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut :

Tabel 9. Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar

No. Pertemuan Nilai Tiap Siklus

Siklus 1 Siklus 2

1. Pertemuan 1 2,8 3,3

2. Pertemuan 2 3,1 3,6

3. Pertemuan 3 3,3 3,7

Rata-rata 3,1 3,5

Berdasarkan Tabel 9 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada

Gambar 11 sebagai berikut :

Gambar 11: Grafik Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar

Dari hasil observasi guru, keterampilan guru dalam mengajar mengalami

peningkatan. Pada pelaksanaan siklus 1 memperoleh rata-rata 3,1, sedangkan pada

siklus II meningkat menjadi 3,5.

2. Perkembangan aktivitas siswa dalam pembelajaran

Aktivitas siswa dalam pembelajaran ( Lampiran 11 halaman 154 dan lampiran 17

halaman 170 ) dapat dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut :

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Nilai

Siklus I

Siklus II

72

Page 88: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 10. Perkembangan Aktivitas Siswa

No. Pertemuan Nilai Tiap Siklus

Siklus 1 Siklus 2

1. Pertemuan 1 2,8 3,3

2. Pertemuan 2 2,9 3,6

3. Pertemuan 3 3,3 3,8

Rata-rata 3,0 3,6

Berdasarkan Tabel 10 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada

Gambar 12 sebagai berikut :

Gambar 12: Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa

Dari hasil observasi selama tindakan, aktivitas siswa dalam pembelajaran

mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan pada

pelaksanaan siklus 1 memperoleh rata-rata 3,0, sedangkan pada siklus II meningkat

menjadi 3,6.

3. Perkembangan nilai siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo

Perkembangan aktivitas siswa dalam pembelajaran ( Lampiran 15 halaman 163

dan lampiran 21 halaman 179 ) dapat dilihat pada Tabel 11 sebagai berikut :

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Nilai

Siklus I

Siklus II

73

Page 89: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 11. Perkembangan Nilai Hasil Belajar Siswa

No. Rentang Nilai

Frekuensi

Pra

Tindakan Siklus I Siklus II

1 1 −10 2 0 0

2 11 − 20 4 0 0

3 21 − 30 5 0 0

4 31 – 40 5 0 0

5 41 – 50 7 3 0

6 51 – 60 2 10 1

7 61 – 70 2 4 2

8 71 – 80 3 15 7

9 81 – 90 9 7 19

91 − 100 0 0 10

Jumlah 39 39 39

Rata-rata 54 71 87

Berdasarkan Tabel 11 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada

Gambar 13 sebagai berikut :

Gambar 13: Grafik Perkembangan Nilai Hasil Belajar Siswa

0102030405060708090

100

Pra Tindakan Siklus I Siklus II

Nilai

Rata-rata

74

Page 90: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari data pada Tabel 11 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Nilai terendah yang diperoleh siswa sebelum tindakan adalah 10, pada siklus

pertama naik menjadi 50, dan pada siklus kedua naik lagi manjadi 60.

2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebelum tindakan adalah 90, pada siklus I

90, dan pada siklus II naik menjadi 100.

3) Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan. Sebelum tindakan sebesar 54,

siklus pertama naik menjadi 71, dan siklus kedua naik lagi menjadi 87.

4) Untuk siswa tuntas belajar (nilai kriteria ketuntasan minimal 60) sebelum

tindakan 40 %. Pada siklus pertama meningkat menjadi 87 %, dan pada siklus

kedua semua siswa sudah mencapai ketuntasan belajar (100%).

Hasil wawancara (Lampiran 8 halaman 144) setelah diterapkannya model

pembelajaran kuantum menyimpulkan bahwa setelah di terapkan model

pembelajaran kuantum siswa menjadi lebih aktif dan terlihat senang saat mengikuti

pembelajaran. Mereka juga menggunakan sendiri media yang disiapkan oleh guru

sehingga dapat mudah dalam memahami materi yang disampaikan. Kemampuan

siswa dalam operasi hitung bilangan bulat dapat meningkat, hal ini dapat dilihat dar

nilai yang diperoleh siswa meningkat. Meskipun ada beberapa kendala antara lain

beberapa siswa masih ramai dan ada siswa yang mengganggu temannya saat

pembelajaran.

75

Page 91: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua

siklus dengan menerapkan model pembelajaran kuantum pada siswa kelas IV SD

Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011. Pembelajaran yang dilakukan adalah

tentang operasi hitung bilangan bulat dapat diambil kesimpulan bahwa melalui model

pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat

pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini

dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas yaitu sebelum tindakan

sebesar 54, siklus pertama naik menjadi 71, dan siklus kedua naik menjadi 87. Untuk

untuk siswa tuntas belajar (kriteria ketuntasan minimal 60) sebelum tindakan 40 %, tes

siklus pertama meningkat menjadi 87 %, dan pada siklus kedua seluruh siswa

mencapai ketuntasan belajar.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada

pembelajaran kuantum dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Model yang

dipakai dalam penelitian ini adalah model siklus. Prosedur penelitiannya terdiri dari 2

siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Dalam setiap pelaksanaan

siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi.

Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan

implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan kemampuan operasi hitung

bilangan bulat dalam mata pelajaran matematika baik secara teoretis maupun secara

praktis.

1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian ini memperkuat teori yang menyatakan bahwa pembelajaran

kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.

Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat pembelajaran bisa berlangsung

76

Page 92: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal. Sehingga pada pembelajaran matematika,

selain menggunakan pikirannya siswa juga dituntun untuk menggunakan sendiri

media nomograf yang dapat mempermudah pemahaman siswa.

Implikasi teoretis dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran

kuantum dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran bagi guru dalam

menyampaikan materi operasi hitung bilangan bulat untuk meningkatkan

kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa.

2. Implikasi Praktis

Penelitian ini telah membuktikan bahwa model pembelajaran kuantum dapat

meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD

Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehubungan dengan kemampuan siswa

yang akan dicapai. Kemampuan operasi hitung siswa dapat ditingkatkan melalui

model pembelajaran kuantum.

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada

bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang

sejenis. Di samping itu, perlu diadakan penelitian lanjut untuk mempertahankan

atau meningkatkan kemampuan operasi hitung siswa.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran kuantum

pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011, maka saran-

saran yang dapat diberikan sebagai sumbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan

pada umumnya dan meningkatkan kompetensi siswa SD Negeri II Ngadirojo pada

khususnya adalah sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah memberi masukan secara aktif untuk guru-guru agar selalu

melaksanakan pembelajaran yang bersifat PAIKEM (pembelajaran aktif inovatif

kreatif efektif dan menyenangkan) di kelas-kelas guna meningkatkan kualitas

pembelajaran di Sekolah Dasar.

77

Page 93: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Bagi Guru

a. Diharapkan guru menggunakan model pembelajaran kuantum sebagai alternatif

model pembelajaran dalam mata pelajaran matematika.

b. Diharapkan guru menggunakan model pembelajaran kuantum untuk

meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV

dan meningkatkan keterampilan guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran.

c. Diharapkan guru menggunakan media yang sesuai dengan materi untuk

mempermudah pemahaman siswa tentang operasi hitung penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat.

3. Bagi Siswa

a. Hendaknya siswa kelas empat dapat lebih berperan aktif dalam pembelajaran,

tidak enggan atau takut dalam mengemukakan pendapat sehingga terjadi

interaksi yang baik antara guru dan siswa.

b. Supaya siswa kelas empat mencoba secara langsung untuk menggunakan media

pembelajaran baik yang dibawakan oleh guru maupun yang dibawa siswa. Hal

ini dilakukan agar pembelajaran lebih bermakna.

4. Bagi Peneliti

a. Diharapkan adanya tindak lanjut terhadap penelitian ini agar dapat selalu

mengembangkan pembelajaran yang aktif dan inovatif.

b. Hendaknya peneliti mengadakan penelitian lain dalam rangka memperbaiki

kualitas pembelajaran.

78

Page 94: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

A’la,Miftahul. 2010. Quantum Teaching. Yogyakarta: Diva Press.

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Aisyah, Nyimas. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.

De Porter, Bobbi, Mark Reardon, Sarah Singer Nourie. 2000. Quantum Teaching. Diterjemahkan oleh Ary Nilansari. Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka.

De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2003. Quantum Learning. Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman. Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka.

Eka. Novita. 2006. Meningkatkan Prestasi Belajar SiswaTentang Operasi Hitung Bilangan Bulat Menggunakan Teori Brunner. Laporan Tugas Akhir. Universitas Negeri Semarang.

Gipayana, Muhana. 2009. Materi Bidang Studi SD. Malang: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 15.

Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Jihad, Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Murray R. Spiegel. 1999. Matematika Dasar. Jakarta : Erlangga.

Riedesel, Schwartz and Clements. 1998. Teaching Elementary School. Boston: London.

Soedjadi R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru

79

Page 95: commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Surtini, Sri, Sri Hadjo. Badjuri. 2003. Implementasi Problem bilangan Cacah Siswa Kelas IV SD di Salatiga. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Terbuka.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1991. Jakarta : Balai Pustaka. KTSP SD/MI 2007

Pedoman Penulisan Skripsi.2009. FKIP UNS

http://www.digilib.petra.ac.id/

http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/kemampuan-individu/

http://www.duniaguru.com

http:www.belajar-matematika.com

80