commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model...
Transcript of commit to user - eprints.uns.ac.id · kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULATMELALUI MODEL P
SD NEGERI II NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI
Ditulis dan Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULATMELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA
SD NEGERI II NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh: MARYULIANI NIM. X7107042
SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT EMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI II NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI
Ditulis dan Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI II NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
MARYULIANI
NIM. X7107042
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Maryuliani, NIM X 7107042. Peningkatan Kemampuan Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Kuantum Pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Ngadirojo Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.
Bentuk penelitian ini adalah diskriptif kualitatif karena data yang akan diperoleh adalah data langsung tercatat dari hasil kegiatan di lapangan. Sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Teknik analisi data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Maryuliani, NIM X 7107042. The Improvement of Ability in Round Numbers Counting Operation with Quantum Learning Module in the 4th Grade Student of Public Elementary School II Ngadirojo Subdistrict Ngadirojo Regency Wonogiri in Academic Year 2010/2011. A Thesis, Surakarta, Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta, May 2011.
The aim of conducting the research was to improve student’s ability in round numbers counting operation in the 4th grade student’s of SD Negeri II Ngadirojo elementary school in Academic Year of 2010 / 2011 through Quantum Learning Module.
This is a qualitative-descriptive research, as the data was acquired directly from the result of periodical field activities. It is also an classroom action research. This research study consists of two cycles, each cycle consists of four phases those are planning, executing, observing, and reflecting. As the subject of this research are the 4th grade students of SD Negeri II Ngadirojo elementary school in Academic Year of 2010/2011. Observation, interview, documentation, and test were used to collect the data in this research. The data then further analyzed using an interactive model analysis which consists of three [3] analysis components they are reducing data, serving data, dan drawing conclusion or verification.
Based on the result of the research that consist of two cycle can be concluded that Quantum Learning Module can improve student’s ability in round numbers counting operation in 4th grade students of SD Negeri II Ngadirojo elementary school in Academic Year of 2010 / 2011.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan akan dating kemudahan, maka kerjakanlah
urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya kepada Allah kamu berharap.”
(Terjemahan: QS. Al Nasyirah 6-8)
“ Barang siapa mengajarkan ilmu maka Allah akan menyempurnakan pahalanya ;
dan barang siapa mempelajari ilmu kemudian mengamalkannya, maka Allah akan
mengajarkan ilmu yang tidak dipelajarinya.”
(H.R. Abu al-Syaikh)
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Dengan penuh cinta, kasih, dan sayang teriring untaian doa suci dan ungkapan syukur
kehadirat Allah SWT tak lupa Sholawat senantiasa Kulantunkan untuk-Mu
Kupersembahkan karya ini kepada :
Ayah dan Ibunda Tercinta
Dengan segala baktiku terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanan
yang Ayah, Ibu berikan padaku yang tak pernah terhenti sampai mengantarku
menjadi seperti sekarang ini. Ayah menjadi inspiratorku untuk lebih teguh dalam
menghadapi hidup. Ibu seorang motivatorku yang selalu memberi semangat
kekuatan uuntuk menjalani hidup yang penuh cobaan. Doa-doa tulus Ayah dan
Ibu yang selalu terucap penuh harap agar aku dapat menggapai cita-cita dan masa
depanku nanti.
Semua sahabat sejati dan Almamaterku
Terima kasih selalu menemani dan tak jenuh memberikan semangat, dorongan
dan kekuatan. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga.
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas Rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI
HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KUANTUM PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI II NGADIROJO
KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi,
Surakarta, fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret
Surakarta, April 2011 ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari penelitian tindakan kelas ini tidak akan berhasil tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan
hati penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. R. Indianto, M.Pd.. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kartono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dr. Peduk Rintayati, M.Pd., selaku pembimbing I yang mengarahkan dan
membimbing hingga selesainya skripsi.
5. Dra. Siti Wahyuningsih, M.Pd., selaku pembimbing II yang mengarahkan dan
membimbing hingga selesainya skripsi.
6. Bapak Mulyadi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri II Ngadirojo yang
telah mengijinkan penulis mengadakan penelitian di SD tersebut.
7. Bapak / Ibu Guru SD negeri II ngadirojo yang telah memberikan banyak
bantuan dan dorongan.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan semangat dan
motivasi.
9. Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
Surakarta, Mei 2011
Penulis
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………….
PENGAJUAN SKRIPSI…………………………………………………………………
PERSETUJUAN…………………………………………………………………………
PENGESAHAN………………………………………………………………………….
ABSTRAK……………………………………………………………………………….
MOTTO…………………………………………………………………………………..
PERSEMBAHAN………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………..
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………………….
A. Latar Belakang…………………………………………………………………...
B. Perumusan masalah………………………………………………………………
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………………
D. Manfaat Penelitian………………………………………………………………..
BAB II. LANDASAN TEORI…………………………………………………………...
A. Tinjauan Pustaka………………………………………………………………...
1. Hakikat Kemampuan Operasi Hitung Bilangan Bulat……………………….
2. Pengartian Model Pembelajaran Kuantum…………………….…………….
B. Hasil Penelitian yang Relevan……………………………………………………
C. Kerangka Berfikir………………………………………………………………...
D. Pengajuan Hipotesis Tindakan…………………………………………………...
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………….
A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………………
hal.
i
ii
iii
iv
v
vii
viii
ix
xi
xiii
xiv
xv
1
1
4
4
4
6
6
6
15
29
30
32
33
33
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Subjek Penelitian…………………………………………………………………
C. Bentuk dan Strategi Penelitian…………………………………………………...
D. Sumber Data……………………………………………………………………...
E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………….
F. Validitas Data…………………………………………………………………….
G. Analisis Data……………………………………………………………………..
H. Prosedur Penelitian……………………………………………………………….
I. Indikator Ketercapaian…………………………………………………………...
BAB IV. HASIL PENELITIAN…………………………………………………………
A. Deskripsi Lokasi Penelitian………………………………………………………
B. Deskripsi Kondisi Awal………………………………………………………….
C. Hasil Penelitian…………………………………………………………………..
D. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………………….
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN…………………………………….
A. Simpulan………………………………………………………………………….
B. Implikasi………………………………………………………………………….
C. Saran……………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………
LAMPIRAN……………………………………………………………………………...
33
33
34
34
36
36
38
42
43
43
43
46
71
76
76
76
77
79
80
i
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Rancangan Pembelajaran Matematika Berbasis Kuantum ………………….………
2. Frekuensi Data Nilai Tes Sebelum Tindakan ……………………………………….
3. Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar Siklus I ……………………….…….
4. Aktivitas Siswa Siklus I …………………………………………………..…………
5. Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I ………………………………………...…………
6. Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar Siklus II..……………………………
7. Aktivitas Siswa Siklus II …………………………………………………….………
8. Frekuensi Data Nilai Tes Siklus II …………………………………………..………
9. Perkembangan Keterampilan Guru ………………………………………….………
10. Perkembangan Aktivitas Siswa ……………………………………………...………
11. Perkembangan Nilai Tes Siswa …………………………………………...…………
hal.
22
44
54
55
56
68
69
70
72
73
74
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Bagan Kerangka berpikir ……………………………………………………………
2. Model analisis interaktif Miles dan Huberman………………………………………
3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas………………………………………………….…
4. Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Sebelum Tindakan ………………………………..
5. Grafik Perkembangan Kemampuan Guru Mengajar Siklus I………………………..
6. Grafik Aktivitas Siswa Siklus I………………………………………………………
7. Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I ……………………………………………
8. Grafik Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar Siklus II…………………...…
9. Grafik Aktivitas Siswa Siklus II ………………………………………………….…
10. Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Siklus II …………………...……………………...
11. Grafik Perkembangan Keterampilan Guru ……………………………………….….
12. Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa …………………………………………....
13. Grafik Perkembangan Nilai Tes Siswa …………………………………………..….
hal.
31
38
39
45
54
56
57
68
69
71
72
73
74
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Waktu Penelitian………………………………………………………………….
2. Silabi……………………………………………………………………………...
3. Kisi-kisi Tes Siklus I……………………………………………………………..
4. RPP Siklus I…………………………………………………………….………..
5. Kisi-kisi Tes Siklus II ……………………………………………………………
6. RPP Siklus II………………………………………………………………………
7. Pedoman Wawancara Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran
Kuantum…………………………………………………………………………
8. Pedoman Wawancara untuk Guru Setelah Diterapkan Model Pembelajaran
Kuantum…………………………………………………………………………
9. Daftar Nilai Pretest ……………………………………….....................................
10. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I…………………………………………
11. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I……………………………………
12. Daftar Nilai Siklus I Pertemuan 1…………………………………………………
13. Daftar Nilai Siklus I Pertemuan 2…………………………………………………
14. Daftar Nilai Siklus I Pertemuan 3…………………………………………………
15. Daftar Nilai Siklus I……………………………………………………….............
16. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II………………………………………
17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I………………………………………
18. Daftar Nilai Siklus II Pertemuan 1………………………………………………
19. Daftar Nilai Siklus II Pertemuan 2………………………………………………
20. Daftar Nilai Siklus II Pertemuan 3………………………………………………
21. Daftar Nilai Siklus II ……………………………………………………………
22. Soal Pre Test………………………………………………………………………
23. Dokumentasi PTK…………………………………………………………………
hal.
81
82
83
85
108
110
128
130
132
134
142
148
150
152
154
156
164
170
172
174
176
177
180
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 251) banyak orang yang memandang
matematika sabagai bidang studi yang paling sulit. meskipun demikian, semua orang
harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan
sehari-hari. Pandangan siswa secara umum mengenai pelajaran matematika bahwa
matematika merupakan pelajaran yang sulit dimengerti dan kurang diminati. Hal inilah
yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika.
Menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 253) matematika merupakan bidang
studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di
perguruan tinggi. Menurut Goenawan Roebyanto dan Sri Harmini (2009: 1)
menyatakan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerja sama. Dari hal-hal di atas dapat diketahui bahwa matematika
merupakan salah satu pelajaran yang penting untuk dipelajari. Meskipun demikian,
matematika dianggap sebagai salah satu pelajaran yang sangat sulit bahkan ada yang
menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang menakutkan dan penuh dengan
rumus rumit.
Hal ini dibuktikan dengan adanya dokumen yang diperoleh dari wali kelas IV
SD Negeri II Ngadirojo menunjukkan bahwa 60 % dari siswa kelas IV SD Negeri II
Ngadirojo mendapat nilai di bawah KKM (kriteria ketuntasan minimal). Nilai KKM
matematika yang berlaku di kelas IV SD Negeri II Ngadirojo adalah 60. Dari hasil
survey tersebut dapat diketahui bahwa kesulitan mempelajari matematika dialami oleh
sebagian besar anak SD khususnya kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hal-hal yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa kelas IV SD Negeri
II Ngadirojo antara lain :
1. Guru menggunakan pembelajaran yang konvensional.
2. Pembelajaran yang dilakukan guru kurang menyenangkan dan kurang efektif.
3. Penggunaan media pembelajaran yang kurang sesuai.
4. Siswa tidak menyukai berhitung matematika.
5. Adanya sugesti yang tertanam dalam diri siswa bahwa matematika itu sulit.
6. Lingkungan belajar yang kurang mendukung.
Dari sebab-sebab di atas guru Sekolah Dasar memiliki peranan yang besar terhadap
keberhasilan pembelajaran matematika.
Seorang guru, khususnya guru Sekolah Dasar harus bisa menumbuhkan
motivasi belajar bagi semua siswanya. Seorang guru harus bisa mengurangi atau
menghilangkan pikiran negatif siswa tentang matematika. Pembelajaran yang menarik,
menyenangkan, dan efektif juga harus diterapkan agar penerimaan materi
pembelajaran matematika mudah dipahami. Metode dan media pembelajaran juga
harus tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Menurut Heruman (2007: 2) menyatakan bahwa konsep-konsep pada
kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman
konsep dasar (penanaman konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan.
Konsep merupakan komponen pertama yang harus ditanamkan dalam pembelajaran
matematika. Alangkah baiknya apabila konsep-konsep tersebut diperoleh melalui
pembelajaran yang menyenangkan. Jadi pembelajaran yang menyenangkan, kreatif,
dan tidak membosankan menjadi pilihan yang baik untuk guru dalam pembelajaran
matematika bagi semua siswanya. Kaitannya dengan penanaman konsep operasi hitung
bilangan bulat, siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo masih mengalami banyak
kesulitan. Operasi hitung bilangan bulat merupakan materi baru di kelas IV semester
II. Kesulitan pengerjaan operasi hitung bilangan bulat harus diatasi. Hal-hal yang
terjadi jika masalah ini tidak diatasi akan menimbulkan beberapa dampak yang
berkelanjutan. Dampak tersebut antara lain siswa akan mengalami kesulitan tentang
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
materi sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat, pengerjaan operasi hitung campuran
bilangan bulat dengan bilangan yang lebih besar, menentukan FPB dan KPK suatu
bilangan yang akan dihadapi di kelas V.
Karena pentingnya pembelajaran operasi hitung bilangan bulat harus ada
strategi pembelajaran yang benar-benar efektif, efisien, dan menyenangkan. Sugiyanto
(2009: 67) menyatakan bahwa “ Pada saat ini, dapat kita pahami bahwa proses belajar
dipandang sebagai proses yang aktif dan partisipatif, konstruktif, komulatif, dan
berorientasi pada tujuan pembelajaran”. Model-model pembelajaran inovatif semakin
berkembang seiring dengan perkembangan dunia pendidikan. Setiap model
pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda. Dan tidak semua model
pembelajaran tepat diterapkan untuk semua materi pembelajaran.
Peneliti ingin menerapkan model pembelajaran Kuantum untuk mengatasi
kesulitan pengerjaan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II
Ngadirojo. Secara sederhana, pembelajaran kuantum dapat diartikan sebagai
pembelajaran yang mengorkestrasikan berbagai interaksi yang meningkatkan prestasi
siswa, dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang
tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah dan alami. Menurut Sugiyanto
(2009:74) pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris,
“hewanistis”, dan atau nativistis”. Manusia selaku pembelajar menjadi pusat
perhatiannya. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi, dan sebagainya dari
pembelajar diyakini dapat berkembang secara maksimal atau optimal.
Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam
proses pembelajaran dan menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf
keberhasilan tinggi. Model pembelajaran ini menggunakan konsep tandur (tanamkan,
alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan). Tanamkan mengandung makna
bahwa pada kegiatan awal guru harus menumbuhkan atau menanamkan minat siswa
dalam belajar. Alami adalah dalam kegiatan pembelajaran siswa harus mengalami
sendiri materi yang dipelajari. Namai mengandung makna bahwa penamaan adalah
saatnya untuk mengajarkan konsep. Demonstrasikan memberi peluang kepada siswa
untuk menerapkan pengetahuan mereka ke dalam kehidupan sehari-hari. Ulangi
mengandung makna bahwa pengulangan dalam kegiatan pembelajaran dapat
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memperkuat ingatan pada siswa. Rayakan mengandung makna bahwa sesuatu yang
layak dipelajari maka layak pula untuk dirayakan. Komponen-komponen tersebut
memiliki tujuan masing-masing yang berguna untuk memudahkan anak dalam belajar.
Hal ini sangat diperlukan dalam pengerjaan operasi hitung bilangan bulat. Siswa
dituntut untuk melakukan operasi hitung bilangan bulat secara cepat dan tepat. Apabila
siswa sudah menguasai konsep operasi hitung bilangan bulat maka mereka akan
mudah mengerjakan soal operasi hitung lainnya.
Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “ PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG
BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA
SISWA KELAS IV ( EMPAT ) SD NEGERI II NGADIROJO KABUPATEN
WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas dapat diperoleh suatu rumusan
masalah. Pokok permasalahan dapat dirumuskan adalah “Apakah pembelajaran
kuantum dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa
kelas IV ( Empat ) SD Negeri II Ngadirojo?”
C. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan tentu mempunyai maksud dan tujuan yang ingin dicapai.
Adapun yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk meningkatkan
kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum pada
siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.”
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian Peningkatan Kemampuan Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui
Model Pembelajaran Kuantum ini diharapkan dapat memberi masukan secarra
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
teoretis dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Untuk mempermudah pemahaman tentang operasi hitung bilangan bulat
melalui model pembelajaran kuantum.
2) Siswa dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan.
3) Menambah pengetahuan siswa bahwa sumber belajar tidak hanya dari buku.
b. Bagi Guru
1) Guru mendapatkan pengalaman mengajar matematika, khususnya materi
operasi hitung bilangan bulat menggunakan model pembelajaran kuantum
pada siswa kelas IV (empat) SD Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran
2010/2011.
2) Guru dapat mengembangkan model-model pembelajaran inovatif untuk
diterapkan di Sekolah Dasar.
3) Meningkatkan keterampilan mengajar, khususnya bidang studi matematika.
c. Bagi Sekolah atau Lembaga
Penelitian ini diharapkan bisa sebagai masukan demi meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kuantum khususnya
operasi hitung bilangan bulat pada kelas IV (empat) di SD Negeri II Ngadirojo.
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Kemampuan Operasi Hitung Bilangan Bulat
a. Hakikat Kemampuan Operasi Hitung
Ability is what you're capable of doing. Motivation determines what you
do. Attitude determines how well you do it." Lee Holtz
(http://forum.um.ac.id/index.php?topic=3274.0). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2008: 734) mampu berarti kuasa ( bisa, sanggup )
melakukan sesuatu; dapat, sedangkan kemampuan adalah kesanggupan ;
kecakapan ; kekuatan ; kita berusaha dengan diri sendiri. Kemampuan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988: 623) berasal dari kata
“mampu” yang berarti bisa atau sanggup. Kemampuan adalah suatu
kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu
apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.
Sedangkan menurut Chaplin ability (1997: 34) kemampuan,
kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan merupakan tenaga (daya
kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan (http://www.digilib.petra.ac.id
diakses pada tanggal 30 Desember 2010). Menurut Robbins kemampuan bisa
merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan
atau praktik (http://www.digilib.petra.ac.id diakses pada tanggal 30 Desember
2010). Ada pula pendapat lain menurut Akhmat Sudrajat menghubungkan
kemampuan dengan kata kecakapan. Setiap individu memiliki kecakapan
yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan. Kecakapan ini
mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Proses
pembelajaran mengharuskan siswa mengoptimalkan segala kecakapan yang
dimiliki (http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/ke-mampuan-
individu/) diakses pada tanggal 30 Desember 2010).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
adalah kesanggupan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Setiap
individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Kemampuan seseorang
juga dipengaruhi oleh potensi yang ada dalam dirinya.
Apabila dilihat dari arti katanya, hitung merupakan suatu kegiatan
membilang (menjumlahkan, mengurangi, membagi, memperbanyak, dsb).
Operasi hitung dalam matematika merupakan cara-cara yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan dan hubungan antar bilangan
(http.belajar-matematika.com diakses tanggal 12 Januari 2011). Menurut
Rangga operasi hitung dalam matematika meliputi operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian
(http://papanoyt.blogspot.com/2011/04/upaya-meningkatkan-kemampuan-
siswa.html diakses tanggal 15 April 2011). Bilangan kuadrat, akar pangkat,
bilangan kubik dan operasi hitung lainnya merupakan perluasan dari operasi
hitung dasar.
Menurut Murray R. Spiegel (1999: 1) empat operasi fundamental dalam
aljabar sebagaimana dalam ilmu hitung (aritmatika) adalah penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.
1) Penjumlahan
Apabila dua bilangan a dan b dijumlahkan maka hasilnya ditunjukkan
dengan a + b.
2) Pengurangan
x ditambah b sama dengan a atau x + b = a. Apabila bilangan a dikurangi
bilangan b, maka pengurangannya ditunjukkan dengan a – b. pengurangan
dapat didefinisikan dalam bentuk penjumlahan. Yaitu, kita definisikan a – b
merupakan bilangan x sedemikian rupa sehingga.
3) Perkalian
Hasil kali dua bilangan a dan b adalah bilangan c sehingga a x b = c.
operasi perkalian ditunjukkan dengan tanda silang, titik, atau kurung.
4) Pembagian
Apabila sebuah bilangan a dibagi dengan bilangan b, maka hasil bagi yang
diperoleh ditulis a : b atau ୟୠ atau a/b, di mana a disebut yang dibagi dan b
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembagi. Pembagian dapat didefinisikan dalam bentuk perkalian, yaitu kita
pandang a/b sebagai suatu bilangan x yang setelah dikalikan bilangan b
sama dengan a, atau bx = a.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa operasi hitung
adalah cara-cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah mengenai
bilangan dan hubungannya. Operasi hitung yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan.
Dari teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan
operasi hitung adalah kesanggupan seseorang untuk menyelesaikan masalah
mengenai bilangan dan hubungannya. Dalam penelitian ini operasi hitung
yang dimaksud adalah penjumlahan dan pengurangan.
b. Hakikat Bilangan Bulat dalam Pembelajaran Matematika
1) Pengertian Bilangan Bulat
Menurut Goenawan Roebyanto dan Sri Harmini (2009:4) bilangan
bulat negatif, nol, dan bilangan asli disebut bilangan bulat (integers).
Barisan bilangan bulat dapat diperlihatkan sebagai berikut : . . . -3,-2,-
1,0,1,2,3, . . . Menurut Karim, dkk (1996: 179) bilangan bulat diciptakan
untuk menjawab masalah seperti 3 + n = 0, 7 + n = 5 karena tidak ada
bilangan cacah yang memenuhi sehingga pernyataan tersebut menjadi
benar. Hal ini menunjukkan pengetahuan tentang bilangan cacah saja belum
cukup untuk memecahkan masalah. Karena itu manusia membutuhkan
pengetahuan yang lebih untuk dapat menyelesaikan permasalahan di atas
yaitu dengan bilangan bulat. Menurut Karim, dkk (1997: 180) gabungan
semua bilangan cacah dan himpunan semua bilangan bulat negatif, yaitu
himpunan {-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5} disebut himpunan bilangan
bulat. Bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan cacah,
sedangkan 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan asli. Jadi, bilangan cacah adalah
gabungan dari bilangan nol dan bilangan asli.
Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat
adalah bilangan yang terdiri dari bilangan nol, bilangan asli, dan lawan
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bilangan asli.
2) Pengertian Matematika
Matematika adalah ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan,
besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya. Matematika itu muncul karena pikiran-pikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Matematika adalah ilmu
yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak
(www.duniaguru.com diakses pada 30 Desember 2010). Untuk menunjang
kelancaran pembelajaran disamping pemilihan metode yang tepat juga
perlu digunakan suatu pembelajaran yang sangat berperan dalam
membimbing abstraksi siswa.
Pengertian Matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh
tim penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Perkembangan Bahasa
disebutkan bahwa Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan,
hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah bilangan. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan tahun 2007 menyatakan bahwa Matematika merupakan ilmu
universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai
peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Menurut R.Soedjadi (2000: 11) menyatakan beberapa definisi atau
pengertian tentang matematika :
a) Matematika adalah ilmu pengetahuan eksak dan terorganisasi secara
sistematik.
b) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
c) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logis dan
berhubungan dengan bilangan.
d) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan
masalah tentang ruang dan bentuk.
e) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logis.
f) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Menurut Asep Jihad (2008: 153) matematika memiliki dua objek
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
garapan yakni objek langsung yang terdiri dari : fakta, konsep, prinsip, dan prosedur operasi. Sementara objek tidak langsung adalah implikasi dari proses pembelajaran matematika, yakni kebiasaan bekerja baik, sikap kemampuan mengalihgunakan cara kerja (memanipulasi dalam arti positif), serta membangun konsep mental (akhlak) yang baik seperti kejujuran.
Sedangkan menurut Asep Jihad (2008: 152) mengidentifikasi perbedaan
matematika dengan pelajaran lain dalam hal :
a) Objek pembicaraannya abstrak, sekalipun dalam pengajaran di sekolah
anak diajarkan benda konkrit, siswa tetap didorong untuk abstraksi.
b) Pembahasan mengandalkan tata nalar, artinya info awal berupa
pengertian dibuat seefisien mungkin, pengertian lain harus dijelaskan
kebenarannya dengan tata nalar yang logis
c) Pengertian atau konsep atau pernyataan sangat jelas berjenjang
sehingga terjaga konsistensinya.
d) Melibatkan perhitungan (operasi).
e) Dapat dipakai dalam ilmu yang lain serta dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut R.Soedjadi (2000: 13) ciri-ciri khusus atau karakteristik yang
dapat merangkum pengertian matematika secara umum adalah sebagai
berikut :
a) Memiliki objek kajian abstrak
b) Bertumpu pada kesepakatan
c) Berpola piker deduktif
d) Memiliki symbol yang kosong dari arti
e) Memperhatikan semesta pembicaraan
f) Konsisten dalam sistemnya.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa matematika
adalah salah satu ilmu dasar yang mempelajari tentang bilangan dan ruang
yang bersifat abstrak, bahasa simbolis, ciri utamanya adalah penggunaan
cara bernalar deduktif yang memudahkan manusia untuk berpikir sehingga
dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Karakteristik Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik
yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta
antara siswa dengan siswa (www.dunia guru.com diakses tanggal 30
Desember 2010). Menurut Heruman (2007: 1) dalam pembelajaran
matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan
alat peraga yang dapat memperjelas apa yang disampaikan oleh guru
sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Beberapa karakteristik pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
antara lain sebagai berikut :
a) Pembelajaran matematika dilakukan berjenjang.
Pembelajaran dimulai dari konsep sederhana ke konsep yang lebih
sukar. Berawal dari hal-hal yang konkrit atau nyata ke semi konkrit dan
berakhir pada abstrak.
b) Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral.
Konsep baru diperkenalkan dengan mengaitkannya pada konsep yang
telah dipahami siswa. Hal ini merupakan prinsip belajar bermakna atau
belajar dengan pemahaman. Konsep baru merupakan perluasan dan
pendalaman konsep sebelumnya.
c) Pembelajaran matematika menekankan penggunaan pola deduktif.
Pembelajaran deduktif adalah pembelajaran dalam memahami konsep
melalui pemahaman definisi umum kemudian ke contoh-contoh.
d) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi
Pembelajaran ini adalah pernyataan dianggap benar apabila didasarkan
atas pernyataan sebelumnya yang sudah dianggap benar.
Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika di sekolah dasar berawal dari hal-hal yang
bersifat konkrit ( nyata ) menuju hal yang bersifat abstrak.
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Tujuan Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir secara
sistematis, logis, kritis, dan konsisten. Mata pelajaran matematika memiliki
tujuan sebagai berikut :
a) Tujuan Umum
(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
(2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
(3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
(4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
(5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
b) Tujuan Khusus
(1) Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan dalam kegiatan matematika.
(2) Mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai bekal
belajar lebih lanjut di SMP.
(3) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin.
5) Tinjauan operasi hitung bilangan bulat dalam penelitian
Operasi hitung bilangan bulat yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah :
a) Operasi penjumlahan bilangan bulat.
Cara operasi hitung bilangan bulat adalah sebagai berikut :
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(1) Penjumlahan antara dua bilangan bulat positif hasilnya adalah
bilangan bulat positif juga.
Contoh :
7+3 = 10
(2) Penjumlahan antara dua bilangan bulat negatif hasilnya adalah
bilangan bulat negatif juga.
Contoh :
(-4) + (-5) = -9
(3) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan negatif atau sebaliknya
hasilnya sbb:
Jika angka bilangan bulat positif lebih kecil dari bilangan bulat
negatif maka hasilnya adalah bilangan bulat negatif.
Contoh :
(-4) + 2 = -2
Jika angka bilangan bulat positif lebih besar dari bilangan bulat
negatif maka hasilnya adalah bilangan bulat positif
Contoh :
7 + (-4) = 3
Sifat-sifat operasi hitung penjumlahan :
(1) Sifat Komutatif (Pertukaran)
Andi mempunyai 5 kelereng berwarna merah dan 3
kelereng berwarna hitam. Budi mempunyai 3 kelereng berwarna
merah dan 5 kelereng berwarna hitam. Samakah jumlah kelereng
yang dimiliki Andi dan Budi?
5 + 3 = 8
3 + 5 = 8
Jadi 5 + 3 = 3 + 5
Cara penjumlahan seperti ini menggunakan sifat
komutatif.
Secara umum, sifat komutatif pada penjumlahan
dapat ditulis sebagai berikut.
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a + b = b + a, dengan a dan b sembarang bilangan bulat.
(2) Sifat Asosiatif (Pengelompokan)
Andi mempunyai 2 kotak berisi kelereng. Kotak I
berisi 3 kelereng merah dan 2 kelereng hitam. Kotak II berisi 4
kelereng putih. Budi juga mempunyai 2 kotak berisi kelereng.
Kotak I berisi 3 kelereng merah. Kotak II berisi 2 kelereng hitam
dan 4 kelereng putih.
Samakah jumlah kelereng yang dimiliki Andi dan
Budi?
(3 + 2) + 4 = 5 + 4 = 9
3 + (2 + 4) = 3 + 6 = 9
Jadi ( 3 + 2 ) + 4 = 3 + ( 2 + 4 )
Cara penjumlahan seperti ini menggunakan sifat
asosiatif pada penjumlahan.
Secara umum, sifat asosiatif pada penjumlahan dapat ditulis:
(a + b) + c = a + (b + c), dengan a, b, dan c sembarang bilangan
bulat.
b) Operasi pengurangan bilangan bulat
(a) Apabila terjadi pengurangan bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat positif maka:
Bilangan bulat positif dikurangi dengan bilangan bulat positif yang
lebih kecil maka hasilnya dalah bilangan bulat positif.
Contoh :
9 – 5 = 4
Bilangan bulat positif dikurangi dengan bilangan bulat positif yang
lebih besar maka hasilnya adalah bilangan bulat negative.
Contoh :
3 – 6 = -3
(b) Apabila terjadi pengurangan bilangan bulat negatif dengan
bilangan bulat negatif maka:
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bilangan bulat negatif dikurangi dengan bilangan bulat negatif yang
lebih kecil maka hasilnya adalah bilangan bulat positif.
Contoh :
-6 - (-8) = -6 + 8 = 2 (ingat - 8 < -6 )
Bilangan bulat negatif dikurangi dengan bilangan bulat negatif yang
lebih besar maka hasilnya adalah bilangan bulat negatif.
Contoh :
-5 – (-3) = -5 +3 = -2 ( -3 > -5 )
Bilangan bulat negatif yang dikurangi sama dengan bilangan bulat
negatif yang mengurangi maka hasilnya adalah 0 (nol).
Contoh :
-4 - (-4) = -4 + 4 = 0
(c) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif hasilnya selalu bilangan bulat positif.
contoh :
8 – (-4) = 8 + 4 = 12
(d) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
positif hasilnya selalu bilangan bulat negatif.
contoh :
-8 – 4 = - 12
2. Pengertian Model Pembelajaran Kuantum
a. Model Pembelajaran Kuantum
Model pembelajaran kuantum merupakan salah satu model
pembelajaran inovatif yang diciptakan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Menurut Miftahul A’la (2010: 57) pembelajaran kuantum adalah
sebuah program yang mengizinkan pendidik untuk memahami perbedaan gaya
pembelajaran para siswa di kelas. Hal ini bertujuan untuk mangetahui
bagaiman orang belajar dan mengapa siswa bertindak dan bereaksi terhadap
sesuatu. Pembelajaran kuantum menunjukkan pada guru bagaiman caranya
untuk mengarang kesuksesan siswa dengan mencatat apa saja di dalam kelas
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang berkaitan dengan lingkungan, desain kurikulum dan cara
mempresentasikannya.
Pembelajaran kuantum menawarkan ide baru tentang bagaimana
menciptakan lingkungan yang baik yang menjanjikan bagi pelajar dan
mendukung mereka dalam proses pembelajaran. Menurut Bobbi De Porter
(2005: 5) pembelajaran kuantum adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi
yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini
mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan
siswa.
Menurut Sugiyanto (2009: 74) pembelajaran kuantum adalah
pembelajaran yang memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor
potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental)
sebagai konteks pembelajaran. Dalam pandangan pembelajaran kuantum,
lingkungan fisik-mental dan kemampuan pikiran sama pentingnya dan saling
mendukung.
Menurut Ade Sanjaya pembelajaran kuantum merupakan interaksi yang
terjadi di dalam kelas antara siswa dengan lingkungan belajar yang efektif
(http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-quantum-teaching-
serta.html dikses tanggal 12 Januari 2011). Dalam pembelajaran kuantum
bersandar pada konsep ‘bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan
dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan
pembelajaran kuantum tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari
siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan
hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.
Dengan pembelajaran kuantum kita dapat mengajar dengan
memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-
masing. Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan pemikiran
rasional dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis. Sedangkan otak
kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi.
Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan
kreativitas, orisinil, daya cipta dan bakat artistik.
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Gede Upadana Pembelajaran kuantum adalah pengubahan
belajar yang meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan,
interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus
pada hubungan yang dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang
mendirikan landasan dalam kerangka untuk belajar
(http://gedeupadana.blogspot.com/2010/11/model-pembelajaran-kuantum.html
di akses tanggal 12 Januari 2011).
Model pembelajaran kuantum memiliki dua unsur di dalamnya, yaitu :
1) Konteks
Konteks yaitu latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh seorang guru.
Konteks di sini meliputi keadaan lingkungan, suasana, dan rancangan
pembelajaran. Unsur-unsur ini harus menjadi padu agar tercipta suatu
pembelajaran yang menyeluruh.
2) Isi
Salah satu unsur isi adalah materi, bakat dan potensi peserta didik. Di sini
diperlukan kemampuan seorang guru untuk mengembangkan setiap unsur
isi. Guru juga harus memfasilitasi siswa untuk mencapai keberhasilan
belajar. Dalam proses pembelajaran unsur-unsur yang terdiri dari suasana,
lingkungan, landasan, rancangan, penyajian dan fasilitas disusun
sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kesuksesan belajar siswa.
Dari berbagai teori tersebut dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kuantum adalah suatu model pembelajaran yang memadukan
semua unsur-unsur dalam proses pembelajaran sehingga tercipta suatu
pembelajaran menyenangkan, efektif, dan efisien serta dengan taraf
keberhasilan tinggi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Karakteristik Umum
Beberapa karakteristik umum pembelajaran kuantum adalah sebagai berikut
:
1) Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif bukan fisika
kuantum meskipun serba sedikit serba sedikit istilah dan konsep kuantum
dipakai. Oleh karena itu, pandangan tentang pembelajaran, belajar, dan
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajar diturunkan, ditransformasikan, dan dikembangkan dari berbagai
teori psikologi kognitif, bukan teori fisika kuantum.
2) Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris,
hewanistis, dan atau nativistis. Manusia selaku pembelajar menjadi pusat
perhatiannya. Potensi diri, kemampuan piker, daya motivasi, dan
sebagainya dari pembelajar diyakini dapat berkembang secara maksimal
atau optimal. Hadiah dan hukuman dipandang tidak ada karena semua
usaha yang dilakukan manusia patut dihargai. Kesalahan dipandang sebagai
gejala manusiawi. Ini semua menunjukkan bahwa keseluruhan yang ada
pada manusia dilihat dalam perspektif humanistis.
3) Pembelajaran kuantum lebih bersifat kontruktivistis bukan positivistis-
empiris, behavioristis. Karena itu, nuansa konstruktivisme dalam
pembelajaran kuantum relative kuat. Malah dapat dikatakan di sini bahwa
pembelajaran kuantum menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam
mewujudkan pembelajaran yang efektif dan optimal dan memudahkan
keberhasilan tujuan pembelajaran. Pembelajaran kuantum berupaya
memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri
manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai
kontek pembelajaran. Dalam pandangan pembelajaran kuantum,
lingkungan fisikal dan mental dan kemampuan pikiran atau diri manusia
sama-sama pentingnya dan saling mendukung. Karena itu, baik lingkungan
maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan
sama dan memperoleh stimulant yang seimbang agar pembelajaran berhasil
baik.
4) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu
dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna. Dapat dikatakan bahwa
interaksi telah menjadi kata kunci konsep sentral dalam pembelajaran
kuantum. Karena itu pembelajaran kuantum memberikan tekanan pada
pentingnya interaksi, frekuensi dan akumulasi interaksi yang bermutu dan
bermakna. Di sini proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan
interaksi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya-cahaya
yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar. Interaksi yang tidak mampu
mengubah energi menjadi cahaya harus dihindari, kalau perlu dibuang jauh
dalam proses pembelajaran. Dalam kaitan inilah komunikasi menjadi sangat
penting dalam pembelajaran kuantum.
5) Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Di sini pemercepatan
pembelajaran diandaikan sebagai lompatan kuantum. Pendeknya, menurut
pembelajaran kuantum, proses pembelajaran harus berlangsung cepat
dengan keberhasilan tinggi. untuk itu, segala hambatan dan halangan yang
melambatkan proses pembelajaran harus disingkirkan, dihilangkan, atau
dieliminasi. Di sini berbagai kiat, cara, dan teknik dapat dipergunakan,
misalnya pencahayaan, iringan musik, suasana yang menyegarkan,
lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks dan
sebagainya. Jadi, segala sesuatu yang menghalangi pemercepatan
pembelajaran harus dihilangkan pada satu sisi dan pada sisi lain segala
sesuatu yang mendukung pemercepatan pembelajaran harus diciptakan dan
dikelola sebaik-baiknya.
6) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran
proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat,
rileks, santai, dan menyenagnkan, sedang keartifisialan dan kepura-puraan
menimbulkan suasana tegang kaku, dan membosankan. Di sinilah para
perancang harus secara proaktif dan suportif untuk menciptakan
kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran.
7) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan
kebermutuan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak
bermakna dan tidak bermutu membuahkan kegagalan, dalam arti tujuan
pembalajaran tidak tercapai. Sebab itu, segala upaya yang memungkinkan
terwujudnya kebermaknaan dan kebermutuan pembelajaran harus
dilakukan oleh pembelajar atau fasilitator. Dalam hubungannya inilah perlu
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dihadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar,
terutama pengalaman pembelajar perlu diakomodasi secara memadai.
Untuk itu, dapat dilakukan upaya membawa dunia pembelajar ke dalam
dunia pengajar pada satu pihak dan pada pihak lain menghantarkan dunia
pengajar ke dalam dunia pembelajar. Hal ini perlu dilakukan secara
seimbang.
8) Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi
pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang
memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan
rancangan belajar yang dinamis. Isi pembelajaran meliputi penyajian yang
prima, pemfasilitasan yang lentur, keterampilan untuk belajar, dan
keterampilan hidup. Konteks dan isi ini tidak terpisahkan, saling
mendukung, bagaikan sebuah orkestra yang memainkan simfoni.
Pemisahan keduanya hanya akan membuahkan kegagalan pembelajaran.
Kepaduan dan kesesuaian keduanya secara fungsional akan membuahkan
keberhasilan pembelajaran yang tinggi; ibaratnya permainan simfoni yang
sempurna yang dimainkan dalam sebuah orkestra.
9) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan
keterampilan akademis, keterampilan [dalam] hidup, dan prestasi fisikal
atau material. Ketiganya harus diperhatikan, diperlakukan, dan dikelola
secara seimbang dan relatif sama dalam proses pembelajaran, tidak bisa
hanya salah satu di antaranya. Dikatakan demikian karena pembelajaran
yang berhasil bukan hanya terbentuknya keterampilan akademis dan
prestasi fisikal pembelajar, namun lebih penting lagi adalah terbentuknya
keterampilan hidup pembelajar. Untuk itu, kurikulum harus disusun
sedemikian rupa sehingga dapat terwujud kombinasi harmonis antara
keterampilan akademis, keterampilan hidup, dan prestasi fisikal.
10) Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian
penting proses pembelajaran. Tanpa nilai dan keyakinan tertentu, proses
pembelajaran kurang bermakna. Untuk itu, pembelajar harus memiliki nilai
dan keyakinan tertentu yang positif dalam proses pembelajaran. Di samping
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
itu, proses pembelajaran hendaknya menanamkan nilai dan keyakinan
positif dalam diri pembelajar. Nilai dan keyakinan negatif akan
membuahkan kegagalan proses pembelajaran. Misalnya, pembelajar perlu
memiliki keyakinan bahwa kesalahan atau kegagalan merupakan tanda
telah belajar; kesalahan atau kegagalan bukan tanda bodoh atau akhir
segalanya. Dalam proses pembelajaran dikembangkan nilai dan keyakinan
bahwa hukuman dan hadiah (punishment dan reward) tidak diperlukan
karena setiap usaha harus diakui dan dihargai. Nilai dan keyakinan positif
seperti ini perlu terus-menerus dikembangkan dan dimantapkan. Makin
kuat dan mantap nilai dan keyakinan positif yang dimiliki oleh pembelajar,
kemungkinan berhasil dalam pembelajaran akan makin tinggi. Dikatakan
demikian sebab “Nilai-nilai ini menjadi kacamata yang dengannya kita
memandang dunia. Kita mengevaluasi, menetapkan prioritas, menilai, dan
bertingkah laku berdasarkan cara kita memandang kehidupan melalui
kacamata ini.
11) Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan
keseragaman dan ketertiban. Keberagaman dan kebebasan dapat dikatakan
sebagai kata kunci selain interaksi. Karena itu, dalam pembelajaran
kuantum berkembang ucapan: Selamat datang keberagaman dan kebebasan,
selamat tinggal keseragaman dan ketertiban!. Di sinilah perlunya diakui
keragaman gaya belajar siswa atau pembelajar, dikembangkannya aktivitas-
aktivitas pembelajar yang beragam, dan digunakannya bermacam-macam
kiat dan metode pembelajaran. Pada sisi lain perlu disingkirkan
penyeragaman gaya belajar pembelajar, aktivitas pembelajaran di kelas, dan
penggunaan kiat dan metode pembelajaran.
12) Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam
proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat
pembelajaran bisa berlangsung lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal
( Sugiyanto, 2009 : 73).
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ada empat ciri yang cukup menonjol pada pembelajaran kuantum
diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Adanya unsur demokrasi dalam pengajaran. Hal ini terlihat sekali dalam
penerapan quantum teaching terdapat unsur kesempatan yang luas kapada
seluruh siswa untuk terlibat aktif dan partisipasi dalam tahapan-tahapan
kajian terhadap suatu mata pelajaran. Tidak ada rasa diskriminatif dan
membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Tentu ini sangat
membantu sekali dalam pembelajaran bagi siswa karena mereka memiliki
peluang dan waktu yang sama dalam proses pengajaran. Sebagai akibat dari
ciri yang pertama, maka memungkinkan tergali dan terekspresikannya
seluruh potensi dan bakat yang terdapat pada diri si anak.
2) Adanya kepuasan pada diri si anak. Hal ini sangat terlihat dari adanya
pengakuan terhadap temuan dan kemampuan yang ditunjukkan oleh si anak
sehingga secara proporsional anak akan mampu memahami dan mengerti
apa yang telah disampaikan dengan cepat tanpa adanya hambatan yang
besar. Karena di dalam proses ini si anak akan mampu mencurahkan dan
mempelajari apapun sesuai dengan keinginannya dan mereka tidak merasa
ada unsur paksaan sehingga akan semakin menambah kepuasan siswa
dalam pengajaran dan menambah semangat.
3) Adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan
yang diajarakan. Hal ini terlihat dari adanya pengulangan terhadap sesuatu
yang sudah dikuasai si anak, sehingga seandainya ada materi yang kurang
begitu paham, maka dengan sendirinya si anak akan paham karena materi
yang diberikan memungkinkan untuk diulang agar kesemuanya mampu
untuk diserap.
4) Adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang
dihasilkan si anak, dalam bentuk konsep, teori, kodel, dan sebagainya. Ini
sangat penting karena antara guru dan anak didik akan mampu terjalin ikatan
emosional yang begitu kuat antara keduanya. Dengan demikian maka akan
menjadikan belajar semakin menggembirakan dan enjoy dalam
menjalankannya (Miftahul A’la, 2010: 41).
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Prinsip Utama Pembelajaran Kuantum
Pembelajaran kuantum memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Serupa
dengan asas utama, bawalah dunia mereka ke dunia kita, antarkan dunia kita ke
dunia mereka, prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh aspek pembelajaran
kuantum. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1) Segalanya Berbicara
Segalanya dari lingkungann kelas hingga bahasa tubuh seorang guru, kertas
yang guru bagikan hingga rancangan pembelajaran, semuanya mengirim
pesan tentang belajar.
2) Segalanya Bertujuan
Semua yang terjadi pembelajaran memiliki tujuan. Apa yang disusun dalam
pelajaran yang akan diberikan kepada siswa harus mempunyai tujuan dan
batasan yang jelas. Hal ini dimaksudkan agar dalam melaksanakam
pembelajaran tidak keluar dari tujuan utama. Guru dan peserta didik harus
menyadari bahwa kegiatan dalam pembelajaran selalu bertujuan.
3) Pengalaman sebelum Pemberian Nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan yang akan
menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik
terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka
memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.
4) Akui Setiap Usaha
Belajar mengandung risiko. Belajar berarti melangkah keluar dari
kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut
mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Rasa
percaya diri dibutuhkan dalam rangka proses pembelajaran yang lebih
kondusif dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya rasa percaya diri peserta
didik akan merasa gemetar dan sudah tidak stabil kondisi psikologisnya.
Hal ini tentu akan menghambat jalannya proses pembelajaran.
5) Jika Layak Dipelajari maka Layak pula Dirayakan
Segala sesuatu yang layak dipelajari sudah pasti layak pula untuk dirayakan
keberhasilannya. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran
harus berdampak pada terbentuknya keunggulan. Ada delapan prinsip
keunggulan dalam pembelajaran kuantum, yaitu :
1) Terapkan hidup dalam integritas
Dalam pembelajaran bersikaplah apa adanya, tulus, dan menyeluruh yang
lahir ketika nilai-nilai dan perilaku kita menyatu. Hal ini dapat
meningkatkan motivasi belajar yang pada gilirannya mencapai tujuan
belajar.
2) Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan
Dalam pembelajaran, kita harus mengerti dan mengakui bahwa kesalahan
atau kegagalan dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk belajar
lebih lanjut sehingga kita dapat berhasil. Kegagalan janganlah membuat
cemas terus menerus dan diberi hukuman karena kegagalan adalah tanda
bahwa seseorang telah belajar.
3) Berbicaralah dengan niat baik
Dalam pembelajaran, perlu dikembangkan keterampilan berbicara dalam
arti positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan
langsung. Niat baik berbicara dapat meningkatkan rasa percaya diri dan
motivasi belajar peserta didik.
4) Hidup di saat ini
Pusatkan perhatian kita pada saat sekarang ini dan manfaatkan waktu
sebaik mungkin. Kerjakan setiap tugas dengan sebaik-baiknya.
5) Tegaskanlah komitmen
Dalam pembelajaran, baik guru maupun peserta didik harus mengikuti
tujuan dan kegiatan pembelajaran tanpa ragu-ragu, tetap pada langkah-
langkah yang telah ditetapkan. Untuk itu mereka perlu melakukan apa saja
untuk menyelesaikan pekerjaan.
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6) Tanggung jawab
Dalam pembelajaran harus ada tanggung jawab. Tanpa tanggung jawab
tidak mungkin terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu. Karena
itu, guru dan peserta didik harus bertanggung jawab atas apa yang menjadi
tugas mereka.
7) Sikap luwes
Dalam pembelajaran, pertahankan kemampuan untuk mengubah yang
sedang dilakukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Seorang guru
harus pandai-pandai dalam membaca dan mengubah lingkungan dan
suasana jika diperlukan demi keberhasilan peserta didiknya.
8) Pertahankanlah keseimbangan
Dalam pembelajaran, pertahankanlah jiwa, tubuh, emosi, dan semangat
dalam satu kesatuan dan keseimbangan agar proses dan hasil pembelajaran
efektif dan optimal.
d. Kelebihan Model Pembelajaran Kuantum
Kelebihan model pembelaran kuantum antara lain :
1) Siswa dapat belajar dari mana saja, tidak terbatas hanya bersumber dari
buku atau penjelasan dari guru sehingga memudahkan siswa dalam
mengembangkan potensinya.
2) Membentuk siswa yang aktif, karena dengan metode ini siswa bukan hanya
sebagai objek yang hanya menerima melainkan juga sebagai pelaku dalam
proses pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk
belajar.
3) Dapat mempercepat pemahaman siswa karena siswa mengalami apa yang
dipelajari secara langsung.
4) Menumbuhkan semangat siswa untuk belajar, dalam metode ini
keberhasilan yang telah dicapai siswa dirayakan sebagai bentuk
penghargaan.
5) Membentuk siswa menjadi kreatif.
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Kelemahan Model Pembelajaran Kuantum
1) Sulit membentuk suasana yang menyenangkan untuk melaksanakan proses
pembelajaran, karena adanya faktor-faktor yang mungkin kurang
mendukung baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan di sekitar
sekolah.
2) Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam menerapkan model
pembelajaran kuantum.
3) Tidak semua mata pelajaran cocok menggunakan model pembelajaran
kuantum.
4) Tidak semua siswa cocok diberikan model pembelajan kuantum terutama
bagi siswa yang lambat, karena siwa tersebut tidak akan mampu
memanfatkan segala hal sebagai sumber belajar.
f. Kerangka Perancangan Pembelajaran Kuantum
Pada dasarnya dalam pelaksanaan komponen rancangan pembelajaran
kuantum, dikenal dengan singkatan “ TANDUR”yang merupakan kepanjangan
dari : Tumbuhkan, Alami, Namai, Demontrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
Unsur-unsur tersebut membentuk basis struktural keseluruhan yang melandasi
pembelajaran kuantum. Menurut Sugiyono (2009: 83) menyatakan bahwa
kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat pada
setiap pembelajaran apapun mata pelajaran, tingkat kelas dengan beragam
budaya, jika para guru benar-benar menggunakan prinsip-prinsip atau nilai-
nilai pembelajaran kuantum. Kerangka ini juga memastikan mereka mengalami
pembelajaran, berlatih, dan menjadikan isi pelajaran nyata begi mereka sendiri,
dan akhirnya dapat mencapai kesuksesan belajar.
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rancangan pembelajaran Kuantum dapat dilihat pada Tabel I sebagai
berikut :
Tabel I. Rancangan Langkah-langkah Pembelajaran Matematika
Berbasis Kuantum
No Rancangan Penerapan dalam Pembelajaran Matematika
Kuantum Operasi Hitung Bilangan Bulat Keterangan
1 Tumbuhkan Tumbuhkan mengandung makna bahwa pada
awal kegiatan pembelajaran pengajar harus
berusaha menumbuhkan atau
mengembangkan minat siswa dalam belajar.
Dengan tumbuhnya minat, siswa akan sadar
manfaatnya kegiatan pembelajaran bagi
dirinya atau bagi kehidupannya. Pada tahap
ini pengajar menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada peserta didik dengan
cara bercerita. Pengajar mengajak siswa untuk
menyanyikan lagu tentang bilangan bulat
kemudian memberikan kartu bilangan bulat
kepada peserta didik. Setiap siswa mendapat
bilangan bulat yang berbeda.
T
2 Alami Alami mengandung makna bahwa proses
pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa
mengalami secara langsung atau nyata materi
yang diajarkan. Pengalaman dapat
menciptakan ikatan emosional, menciptakan
peluang untuk pemberian makna dan
pengalaman membangun keingintahuan
siswa. Setelah semua peserta didik menerima
kartu bilangan,guru meminta siswa untuk
membaca lambang bilangan yang tertulis.
A
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peserta didik juga diminta untuk mengerjakan
soal operasi hitung menggunakan nomograf
secara mandiri.
3 Namai Namai mengandung makna bahwa penamaan
adalah saatnya untuk mengajarkan konsep,
keterampilan berpikir, dan strategi belajar.
Penamaan mampu memuaskan hasrat alami
otak untuk memberi identitas, mengurutkan,
dan mendefinisikan. Dalam tahap ini peserta
didik mengidentifikasi jenis bilangan bulat
yang mereka peroleh. Peserta didik juga
diminta untuk mengemukakan hasil atau
jawaban dari pengerjaan soal operasi hitung
bilangan bulat.
N
4 Demontrasi Demontrasi mengandung makna bahwa
memberi peluang pada siswa untuk
menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan
mereka ke dalam pembelajaran lain atau ke
dalam kehidupan mereka. Kegiatan ini akan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peserta didik mengerjakan soal operasi hitung
bilangan bulat menggunakan media
nomograf. Selain itu, peserta didik juga harus
menjelaskan penggunaan nomograf untuk
memecahkan soal operasi hitung bilangan
bulat
D
5 Ulangi Ulangi mengandung makna bahwa proses
pengulangan dalam kegiatan pembelajaran
dapat memperkuat koneksi saraf dan
menumbuhkan rasa tahu atau yakin terhadap
kemampuan siswa. Setelah peserta didik
U
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mendemonstrasikan penggunaan nomograf,
mereka mengerjakan beberapa soal tentang
operasi hitung bilangan bulat menggunakan
nomograf.
6 Rayakan Rayakan mengandung makna bahwa
pemberian penghormatan pada siswa atas
usaha, ketekunan, dan kesehatan. Dengan kata
lain perayaan berarti pemberian umpan balik
yang positif pada siswa atas keberhasilannya,
baik berupa pujian, pemberian hadiah atau
bentuk lainnya. Umpan balik sangat penting
artinya bagi proses penguatan terhadap
prestasi yang telah dicapai siswa. Hal ini
berarti bahwa perayaan akan dapat
memperkuat proses belajar selanjutnya.
Setelah siswa selesai mengerjakan soal,
pendidik mengajak siswa untuk bertepuk
tangan secara serentak. Pendidik juga
memberikan pujian untuk peserta didik.
R
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang akan dikemukakan oleh peneliti sekarang ini mengacu pada
penelitian yang telah ada sebelumnya, yaitu :
Noor Isna Izzati ( 2009 ) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Hasil
Belajar IPA melalui Pembelajaran Kuantum pada Siswa Kelas IV SD Negeri
Banyuputih 04 Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran
2008/2009. Persamaan antara penelitian ini dan penelitian penulis adalah sama-sama
menggunakan model pembelajaran kuantum. Perbedaannya adalah dalam penelitian ini
variabel bebasnya adalah peningkatan hasil belajar IPA, sedangkan pada penelitian
penulis variabel bebasnya peningkatan kemampuan operasi hitung bilangan bulat.
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Betty Beliya Anggraheni ( 2010 ) dalam penelitiannya yang berjudul
Peningkatan Kemampuan Menghitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
Melalui Media Manik-manik Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Balangan Teras Boyolali
tahun Pelajaran 2009 / 2010. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan media
manik-manik dapat meningkatkan kemampuan menghitung penjumlahan dan
pengurangan. Kedua penelitian ini memiliki persamaan pada variabel bebasnya, yaitu
bilangan bulat. Sedangkan perbedaannya, pada penelitian ini menggunakan media
manik-manik dan pada penelitian peneliti menggunakan model pembelajaran kuantum.
C. Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat, terbukti dari 65% siswa
memperoleh nilai dibawah KKM yaitu 63 yang ditentukan dari sekolah. Hal ini terjadi
karena guru masih menggunakan model-model pembelajaran konvensional serta
kurang menarik dalam membawakan materi yang akan disampaikan kepada siswa
sehingga membuat mereka jenuh ketika mengikuti pelajaran.
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
menggunakan model pembelajaran kuantum. Tindakan ini dilakukan selama dua siklus.
Siklus I mempelajari bilangan bulat dengan angka yang kecil dan menggunakan alat
peraga garis bilangan. Sedangkan pada siklus II mempelajari bilangan bulat dengan
angka yang lebih besar menggunakan alat peraga nomograf.
Dengan tindakan tersebut diduga melalui model pembelajaran Kuantum dapat
meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat kelas IV SDN II Ngadirojo
tahun pelajaran 2010/2011.
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Bagan Gambar I
sebagai berikut:
Gambar 1: Bagan Kerangka Berpikir
Guru belum menggunakan model Pembelajaran kuantum, masih menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran matematika kelas IV SDN II Ngadirojo.
Kemampuan Operasi hitung bilangan bulat kelas IV masih rendah.
Kondisi Awal
Dalam pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran kuantum pada pembelajaran matematika kelas IV SDN II Ngadirojo.
Siklus I
Mempelajari bilangan bulat denga angka yang kecil dan menggunakan alat peraga garis bilangan.
Tindakan
Siklus II
Mempelajari bilangan bulat dengan angka yang lebih besar dan menggunakan alat peraga nomograf.
Kondisi Akhir
Diduga melalui model pembelajaran Kuantum dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat kelas IV SDN II Ngadirojo
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Pengajuan Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas,
dapat diajukan sebuah hipotesis tindakan bahwa penggunaan model pembelajaran
kuantum dengan media nomograf dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung
bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo kabupaten Wonogiri.
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 2 Ngadirojo Kecamatan
Ngadirojo Kabupaten Wonogiri. Alasan memilih tempat penelitian adalah sebagai
berikut :
a. Kemampuan hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV kurang.
b. Peneliti ingin mempercepat kemampuan hitung bilangan bulat pada siswa kelas
IV SD Negeri 2 Ngadirojo.
c. Tempatnya mudah dijangkau sehingga memudahkan peneliti dalam
memperoleh data.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011
selama 5 bulan dari bulan Januari sampai Mei. Adapun rincian kegiatan dalam
penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 94.
B. Subjek Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Ngadirojo yaitu sebanyak 39 Siswa
terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Sedangkan objek penelitiannya
adalah kemampuan operasi hitung pada materi pokok bilangan bulat.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif
kualitatif karena data yang akan diperoleh adalah data langsung tercatat dari hasil
kegiatan di lapangan. Sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan
kelas (PTK).
2. Strategi Penelitian
Adapun penelitian tindakan kelas ini menggambarkan serangkaian langkah
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang membentuk spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan,
pengamatan, refleksi. Perencanaan kembali merupakan dasar untuk pemecahan
masalah. Tahap perencanaan berisi rencana pembelajaran yang disiapkan sebelum
pelaksanaan tindakan. Tahap tindakan merupakan implementasi dari perencanaan.
Tahap pengamatan, peneliti melakukan observasi terhadap perilaku siswa dalam
pembelajaran. Pada tahap refleksi peneliti mengadakan evaluasi dan analisa
terhadap hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil kemampuan operasi hitung
bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN II Ngadirojo. Berdasarkan hasil refleksi
ini dapat diketahui kelemahan dan kelebihan pembelajaran sehingga dapat
dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
D. Sumber Data
Keberhasilan suatu penelitian didukung oleh sumber data. Suharsini Arikunto
(2006:129) “ sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data diperoleh”.
Data atau informan yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar
adalah data kualitatif, hasil wawancara, dan kegiatan siswa dalam proses belajar
mengajar. Informan tersebut akan digali dari sumber data yang beragam. Sumber dan
jenis data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi :
1. Guru kelas IV SD Negeri 2 Ngadirojo.
2. Siswa kelas IV SD Negeri 2 Ngadirojo.
3. Arsip nilai ulangan harian.
4. Buku ulangan harian kelas IV SD Negeri 2 Ngadirojo.
5. Foto tentang kegiatan pembelajaran sebelum diadakan tindakan dan pada saat
kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2009: 224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dari uraian di atas
teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti antara lain :
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Observasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis observasi terus terang dimana
dalam melakukan pengumpulan data mengatakan terus terang kepada sumber data
bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui dari
awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Hal-hal yang diobservasi antara lain
aktivitas siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo dan keterampilan guru saat
pembelajaran operasi hitung bilangan bulat menggunakan model pembelajaran
kuantum. Yang menjadi observer dalam penelitian ini adalah guru wali kelas IV
SD Negeri II Ngadirojo. pada saat dilakukan penelitian pada tanggal Observasi
dilakukan pada tanggal 28 Februari 2011, 2 Maret 2011, 7 Maret 2011, 9 Maret
2011, 15 Maret 2011, dan 17 Maret 2011.
2. Tes
Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes ini peneliti gunakan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal berhitung bilangan bulat. Tes ini diberikan kepada siswa kelas
IV SD Negeri II Ngadirojo pada saat penelitian dilakukan.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2009: 240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang. Data yang diambil peneliti berasal dari daftar nilai dan
analisis ulangan siswa kelas IV SD Negeri 2 Ngadirojo. Dokumen ini diperoleh
pada saat dilakukan penelitian.
4. Wawancara atau Interview
Interview sebagai berikut “ a meeting of two persons to exchange information
and idea through question and responses, resulting in communication and joint
construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam
penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas IV SD Negeri
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ngadirojo. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 25 Februari 2011 (sebelum
penelitian dilakukan) dan 18 Maret 2011 (setelah tindakan penelitian dilakukan).
F. Validitas Data
Menurut Sugiyono (2009: 267) validitas merupakan derajat ketepatan antara
data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti.
Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang
dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.
Ketepatan data tersebut tidak hanya bergantung pada ketepatan memilih sumber data
dan teknik pengumpulannya, tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas
datanya.
Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini, maka peneliti menggunakan :
1. Validitas isi
Validitas isi digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai
materi pelajaran yang disampaikan. Validitas isi dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara menyusun kisi-kisi soal yang sesuai dengan kemampuan yang akan
diukur.
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode adalah pengumpulan data sejenis dengan metode
pengumpulan data yang berbeda. Data – data diperoleh melalui metode
pengumpulan data yang berbeda, hasilnya dibandingkan selannjutnya diambil data
yang paling kuat validitasnya. Misalnya, peneliti akan mengumpulkan data tentang
kemampuan operasi hitung bilangan bulat kelas IV SDN II Ngadirojo, selain
menggunakan metode wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri II Ngadirojo
peneliti juga menggunakan metode observasi untuk memperoleh data yang
diperlukan.
G. Analisis Data
Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2009: 244) analisis data adalah proses
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Menurut Sugiyono (2009: 244)
analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
ataupun orang lain.
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009: 246) mangemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Model
analisis interaktif ini mempunyai tiga komponen pokok yaitu, reduksi data, sajian data
dan penarikan simpulan atau verifikasi. Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaksi
dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.
1. Reduksi Data
Reduksi data yaitu proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan dengan cara sedemikian sehingga simpulan-simpulan finalnya
dapat ditarik dan diverifikasi. Kegiatan reduksi data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengetahui
kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II
Ngadirojo. Kemudian melakukan analisis awal, jika data yang diperoleh sudah
cukup.
2. Penyajian Data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Dalam
pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan suatu
cara yang utama bagi analisis kualitatif yang benar-benar valid. Dalam tahap ini
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
peneliti menyajikan data dengan bentuk tabel dan grafik.
3. Penarikan Simpulan (Verifikasi)
Data-data yang telah didapat dari hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya.
Penarikan simpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi untuh, sehingga
simpulan-simpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data
yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Sedangkan
simpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau simpulan dapat diuji
kebenarannya, kekokohannya merupakan validitasnya. Dalam tahap ini peneliti
merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian. Merumuskan kebijakan
sebagai bagian dari pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian.
Proses analisis interaktif hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai
berikut :
Gambar 2: Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman
H. Prosedur Penelitian
Prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
oleh peneliti sebagai berikut:
1. Melakukan survei terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas IV SD Negeri 2
Ngadirojo. Teknik yang digunakan berupa pengamatan (observasi) dan wawancara.
2. Mengidentifikasi berbagai masalah dari hasil observasi dan wawancara untuk
segera dipecahkan.di identifikasikan.
3. Melakukan pengkajian teoritis tentang model pembelajaran kuantum dalam
hubungannya dengan kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD
Pengumpulan Sajian data
Penarikan simpulan Reduksi
38
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Negeri 2 Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011.
4. Menyusun atau merumuskan metodologi penelitian tindakan kelas.
5. Implementasi tindakan melalui langkah-langkah yang telah disusun.
6. Melihat hasil tindakan secara menyeluruh yang didahului oleh evaluasi yang juga
secara menyeluruh.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan
melalui empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan; (2)
pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi; dan (4) analisis dan refleksi.
Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai berikut :
Gambar 3: Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
(Suharsimi Arikunto,dkk (2009: 16))
Penjelasan secara garis besar mengenai masing-masing langkah tersebut diuraikan
sebagai berikut:
a. Siklus I
1. Tahap Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan Refleksi SIKLUS II
Pengamatan
?
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perencanaan dilakukan secara partisipatif secara aktif berdasarkan
identifikasi pada tahap sebelumnya. Tahap ini bersifat diagnostik untuk
menghasilkan formulasi tindakan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya
untuk memecahkan masalah atau melakukan perbaikan. Formulasi rencana
tindakan ini mencakup pihak yang dilibatkan, strategi dan sarana yang
digunakan. Pada tahap ini juga disusun rencana observasi/monitoring terhadap
perubahan yang akan dilakukan serta teknik dan instrument yang digunakan.
Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika dengan materi pokok operasi hitung bilangan bulat dengan
model pembelajaran Kuantum menggunakan media garis bilangan pada
siswa kelas IV SD Negeri 2 Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011
( Lampiran 4 halaman ).
b) Membuat lembar observasi kegiatan dalam mengajar dan aktifitas siswa
dalam pembelajaran ( Lampiran 8 halaman148 dan Lampiran 9 halaman
154).
2. Tahap Tindakan
Pada tahap ini dilakukan implementasi tindakan yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan. Tahap ini bersifat terapiks yaitu upaya
perbaikan melalui implementasi tindakan yang telah ditetapkan pada tahap
sebelumnya. Dalam tahap ini sering terjadi sedikit penyimpangan tentang apa
yang telah direncanakan. Karena hal itu, peneliti perlu mencatat semua hal
yang terjadi saat pelaksanaan tindakan.
3. Tahap Pengamatan atau Observasi
Dalam tahap ini peneliti melakukan pemantauan atau terhadap proses
pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum pada materi pokok opersi
hitung bilangan bulat kelas IV SDN II Ngadirojo. Pengamatan dilakukan secara
cermat atas semua tindakan dan peristiwa yang terjadi.
Pengamatan ini diikuti dengan pencatatan atau rekaman yang
memungkinkan peneliti mempunyai laporan temuan tindakan seperti :
a) Melakukan observasi kegiatan pembelajaran matematika dengan model
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran Kuantum pada pokok bahasan bilangan bulat, khususnya
operasi hitung pengurangan dan campuran .
b) Pengamatan terhadap kemampuan siswa kelas IV SDN Ngadirojo dalam
menyelesaikan operasi hitung pengurangan dan campuran bilangan bulat.
4. Tahap Evaluasi atau Refleksi
Pada akhir setiap putaran penelitian tindakan dilakukan evaluasi secara
kritis mengenai hal-hal yang sudah dilakukan, seberapa besar perubahan yang
terjadi, kendala, pendorong perubahan dan langkah perbaikan. Hasil analisis ini
dapat dijadikan tolok ukur peneliti dan sebagai dasar tindakan yang akan
dilakukan berikutnya.
b. Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Perencanaan dilakukan secara partisipatif secara aktif berdasarkan
identifikasi pada siklus 1. Pada tahap ini disusun rencana untuk meningkatkan
kemampuan operasi hitung bilangan bulat. Dari siklus II yang akan dilakukan
diharapkan nilai siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo dapat mengalami
peningkatan.
Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika dengan materi pokok operasi hitung bilangan bulat dengan
model pembelajaran Kuantum menggunakan media nomograf pada
siswa kelas IV SD Negeri 2 Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011
( Lampiran 4 halaman124 ).
b) Membuat lembar observasi kegiatan dalam mengajar dan aktifitas siswa
dalam pembelajaran ( Lampiran 14 halaman 164 dan Lampiran 15
halaman 170).
2. Tahap Tindakan
Pada tahap ini dilakukan implementasi tindakan yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan. Tahap ini bersifat terapiks yaitu
upaya perbaikan melalui implementasi tindakan pada siklus I. Dalam tahap
tindakan ini peneliti menggunakan media yang berbeda dari siklus I. media
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang digunakan adalah nomograf.
3. Tahap Pengamatan atau Observasi
Dalam tahap ini peneliti melakukan pemantauan atau terhadap proses
pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum pada materi pokok
opersi hitung bilangan bulat menggonakan media nomograf pada siswa
kelas IV SDN II Ngadirojo. Pengamatan dilakukan secara cermat atas
semua tindakan dan peristiwa yang terjadi. Pengamatan ini diikuti dengan
pencatatan atau rekaman yang memungkinkan peneliti mempunyai laporan
temuan tindakan seperti :
a) Melakukan observasi kegiatan pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran Kuantun pada pokok bahasan bilangan bulat
b) Pengamatan terhadap kemampuan siswa kelas IV SDN Ngadirojo
dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat.
4. Tahap Evaluasi atau Refleksi
Pada akhir setiap putaran penelitian tindakan dilakukan evaluasi secara
kritis mengenai hal-hal yang sudah dilakukan, seberapa besar perubahan
yang terjadi, kendala, pendorong perubahan dan langkah perbaikan.
I. Indikator Ketercapaian
Penelitian dikatakan berhasil dan ada peningkatan kemampuan operasi hitung
bilangan bulat apabila rata-rata yang diperoleh siswa di kelas adalah 63. Capaian target
pada siklus pertama 75% dari jumlah siswa tuntas (kurang lebih 29 anak) dengan
mendapat nilai ≥ 60 dan pada siklus kedua 85% dari jumlah siswa tuntas (kurang lebih
33 anak) dengan mendapat nilai ≥ 60. Jadi apabila siswa kelas IV SDN II Ngadirojo
hasil yang diperoleh belum mencapai angka tersebut, penelitian akan terus dilakukan
sampai hasil tersebut dicapai.
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Pada awalnya SD Negeri II Ngadirojo merupakan Sekolah Rakyat (SR) serta
belum memiliki bangunan tetap yang berdiri tahun 1947. Setelah mengalami
perkembangan kemudian berubah menjadi Sekolah Dasar Negeri I Ngadirojo. Karena
muridnya terlalu banyak maka didirikan SD Negeri II Ngadirojo. Jadi SD Negeri II
Ngadirojo merupakan pecahan dari SD Negeri I Ngadirojo.
Fasilitas yang ada di SD Negeri II Ngadirojo cukup lengkap, terutama alat
peraga untuk mendukung proses belajar mengajar. Alat peraga terawat dan disimpan
dengan baik. Setiap akan menggunakan guru mengambil alat peraga tersebut dan
dikembalikan setelah selesai digunakan. Jadi alat peraga tidak tertinggal di kelas.
Ruang kelas IV SD Negeri II Ngadirojo kurang begitu luas jika dilihat jumlah
siswa sebanyak 39 siswa. Di sebelah belakang kelas sudah tidak ada ruang kosong.
Begitu juga samping kanan dan kiri antar meja siswa ruang selanya juga sempit. Di
sebelah utara ruang kelas IV SD Negeri II Ngadirojo merupakan jalan utama jadi suara
bising kendaraan merupakan hal yang selalu didengar.
Pembelajaran bilangan bulat yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri II
Ngadirojo, guru belum menggunakan model pembelajaran kuantum. Pembelajaran
masih berpusat pada guru. Jika dihubungkan dengan keadaan kelas dan sekitarnya,
pembelajaran yang berpusat pada guru tentu dirasa kurang efektif. Siswa pun merasa
bosan dengan pembelajaran yang berpusat pada guru. Oleh sebab itu, peneliti
menggunakan model pembelajaran kuantum untuk meningkatkan kemampuan operasi
hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo. Dengan penelitian
ini diharapkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan kemampuan operasi hitung
bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo dapat meningkat.
B. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
survey awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan saat pembelajaran operasi hitung
bilangan bulat di kelas IV SD Negeri II Ngadirojo guru belum menggunakan model
pembelajaran kuantum, selain itu pembelajaran didominasi oleh guru (teacher
centered).
Dari hasil pretest yang dilakukan diketahui bahwa 60% siswa belum mencapai
nilai kriteria ketuntasan minimal ( KKM = 60). Hasil dari nilai pretest ( Lampiran 9
halaman 146) dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 2. Frekuensi Data Nilai Tes sebelum Tindakan
No. Rentang Nilai Frekuensi Prosentase
1. 10 – 18 2 5 %
2. 19 – 27 4 10 %
3. 28 – 36 5 13 %
4. 37 – 45 5 13 %
5. 46 – 54 7 18 %
6. 55 – 63 2 5 %
7. 64 – 72 2 5 %
8. 73 – 81 3 8 %
9. 82 – 90 9 23 %
Jumlah 39 100 %
Rata-rata nilai siswa 54
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan Tabel 2, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada Gambar 4
sebagai berikut :
Gambar 4: Grafik Data Nilai sebelum Tindakan
Dari Tabel 2 dan Gambar 4 tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata nilai siswa kelas
IV SD Negeri II Ngadirojo sebelum dilaksanakan tindakan adalah 54. Dari data nilai
pretest siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo sebanyak 39 siswa hanya 16 siswa atau 40
% yang mencapai nilai KKM. Sebanyak 23 siswa atau 60 % memperoleh nilai di bawah
KKM. Dari hasil pretest pada tabel di atas dapat disimpulkan sementara bahwa
kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada kelas IV SD Negeri II Ngadirojo masih
kurang.
Selain dilihat dari nilai sebelum tindakan juga dapat dilihat dari hasil wawancara
(Lampiran 7 halaman 142) yang menyimpulkan bahwa dalam menyampaikan materi
operasi hitung bilangan bulat, guru sudah menggunakan media pembelajaran tetapi masih
bersifat abstrak. Meskipun guru sudah berusaha untuk mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran tetapi siswa masih sulit untuk belajara aktif. Hal-hal inilah yang
menyebabkan kurangnya kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV
SD Negeri II Ngadirojo.
0%
5%
10%
15%
20%
25%
10-18 19-27 28-36 37-45 46-54 55-63 64-72 73-81 82-90
Persentase
Rentang Nilai Hasil Belajar
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Tindakan siklus 1 dilaksanakan sebanyak 3 kali dimulai pada tanggal 28
Februari 2011 sampai dengan 7 Maret. Setiap pertemuan memiliki alokasi waktu 2
X 35 menit. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun
tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Berdasarkan deskripsi data awal yang telah dipaparkan, guru harus
mempersiapkan segala perangkat yang diperlukan dalam proses pembelajaran.
Persiapan dilakukan sebaik mungkin agar kemampuan operasi hitung bilangan
bulat pada kelas IV SD Negeri II Ngadirojo dapat meningkat. Hal-hal yang
dipersiapkan antara lain menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP),membuat garis bilangan, menyusun lembar observasi baik untuk guru
maupun lembar observasi untuk siswa.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan
pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat menggunakan garis
bilangan.
Standar Kompetensi :
5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.
Kompetensi Dasar :
5.2. Menjumlahkan bilangan bulat
5.3. Mengurangkan bilangan bulat
Indikator :
5.2.1. Menjumlahkan bilangan bulat positif dan negatif.
5.2.2. Menjumlahkan bilangan bulat negatif dan positif.
5.2.2. Menjumlahkan bilangan negatif dan negatif.
5.3.1. Mengurangkan bilangan bulat positif dan negatif.
5.3.2. Mengurangkan bilangan bulat negatif dan positif.
5.3.3. Mengurangkan bilangan bulat negatif dan negatif.
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses persiapan
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran kuantum. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
tersebut dilaksanakan selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu
setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 X 35 menit) lengkap dengan alat tes
(Lampiran 4 halaman 95).
2) Menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu garis
bilangan.
3) Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa (Lampiran
10 halaman 148 dan lampiran 11 halaman 154).
4) Menyiapkan daftar presensi.
5) Menyiapkan lembar penilaian.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran melalui model pembelajaran
kuantum dengan media garis bilangan. Guru melaksanakan tindakan sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan dan sesuai RPP yang telah disusun.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam 3 pertemuan.
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin 28
Februari 2011 selama 2 jam pelajaran (2 X 35 menit). Pada pertemuan
pertama materi yang disampaikan adalah tentang penjumlahan bilangan
bulat dengan indikator menjumlahkan bilangan bulat positif dan negatif
dan menjumlahkan bilangan bulat negatif dan positif. Kegiatan diawali
dengan berdoa bersama, guru mengadakan presensi, dan menyampaikan
tujuan pembelajaran. Sebagai kegiatan apersepsi dengan tujuan
merangsang ingatan siswa tentang konsep bilangan bulat yang telah
diajarkan sebelum tindakan dan memusatkan perhatian siswa. Kegiatan
apersepsi yang dilakukan adalah mengajak siswa untuk menyanyikan
menyayikan lagu tentang bilangan bulat.
Kegiatan inti dimulai dengan guru membagikan kartu bilangan kepada
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa. Setelah semua siswa mendapat kartu bilangan, mereka diminta untuk
menyebutkan atau membaca bilangan yang telah mereka peroleh. Agar
mereka lebih aktif dalam pembelajaran guru langsung memberikan
beberapa soal penjumlahan bilangan bulat. Kemudian, beberapa siswa
diminta untuk mengerjakan soal di depan kelas dengan menggunakan garis
bilangan. Siswa lain mengoreksi pekerjaan teman yang mengerjakan soal di
depan kelas. Setelah soal dikoreksi guru baru menjelaskan pengerjaan
operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan media garis bilangan.
Sebagai contoh, salah satu siswa diminta untuk menuliskan soal
penjumlahan bilangan positif dan negatif jika dijumlah kuranng dari 10.
Misalnya, 3 + (-4). Guru mendemonstrasikan cara mengerjakan soal yang
disepakati dengan menggunakan garis bilangan. Cara menghitung 3 + (-4)
menggunakan garis bilangan adalah : (a) posisikan boneka kertas pada
angka 0, (b) jalankan boneka kea rah kanan sebanyak 3 langkah dan
berhanti di angka 3, (c) karena ditambah bilangan negatif maka boneka
tersebut dijalankan ke arah kiri sebanyak 4 langkah, (d) dari langkah yang
ketiga boneka berhenti di angka -1 artinya hasil penjumlahan 3 + (-4)
adalah -1. Setelah itu,siswa diminta untuk menanyakan hal yang belum
dipahami. Guru bersama siswa merefleksi hasil pekerjaan beberapa siswa
yang telah dikerjakan sebelumnya.
Pembelajaran dilanjutkan tentang penjumlahan bilangan negatif dan
positif dengan menggunakan garis bilangan. Guru mengambil contoh yaitu
(-6) + 8. Kemudian meminta salah satu siswa untuk mengerjakan di depan
kelas menggunakan garis bilangan dengan aturan sebagai berikut :
a) Setiap memulai perhitungan, boneka kertas selalu berada pada bilangan
0.
b) Bilangan positif ditunjukkan dengan arah langkah ke kanan.
c) Bilangan negatif ditunjukkan dengan arah langkah ke kiri.
d) Ditambah berarti maju.
e) Dikurang berarti mundur.
Setelah siswa selesai mendemonstrasikan pengerjaan penjumlahan bilangan
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bulat menggunakan garis bilangan, guru membimbing siswa untuk
menuliskan langkah-langkah yang telah dilakukan dengan garis bilangan.
3 + (-4) =
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Keterangan:
Arah panah dari 0 ke 3 menunjukkan bilangan 3.
Arah panah dari 3 ke -1 menunjukkan bilangan -4.
Hasilnya ditunjukkan arah panah dari 0 ke -1.
Jadi, 3 + (-4) = -1.
(-6) + 8 =
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2
Keterangan:
Arah panah dari 0 ke -6 menunjukkan bilangan -6.
Arah panah dari -6 ke 2 menunjukkan bilangan 8.
Hasilnya ditunjukkan arah panah dari 0 ke 2.
Jadi, (-6) + 8 = 2.
Kemudian guru memberikan soal latihan kepada siswa untuk dikerjakan
dan bersama-sama siswa membahas hasil pekerjaan tersebut. Dari
pembelajaran yang telah dilakukan siswa dan guru menyimpulkan hasil
pembelajaran, yaitu penjumlahan bilangan positif dengan bilangan negatif
atau sebaliknya hasilnya bisa bilangan bulat positif ataupun negatif.
Hasilnya positif apabila angka bilangan bulat positif lebih besar dari
bilangan bulat negatif, hasilnya negatif apabila angka bilangan bulat negatif
lebih besar dari bilangan bulat positif.
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selanjutnya, guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara
individu. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar siswa
memahami pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah waktu yang
diberikan habis, guru dan siswa membahas hasil pekerjaan siswa,
dilanjutkan dengan mengumumkan nilai siswa. Pembelajaran diakhiri
dengan pemberian tindak lanjut.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Maret
2011 selama 2 jam pelajaran (2 X 35 menit). Pada pertemuan kedua
indikator yang disampaikan adalah menjumlahkan bilangan negatif dan
negatif dan mengurangkan bilangan bulat positif dan negatif. Guru
menyajikan beberapa soal pengurangan bilangan bulat, kemudian
mengadakan tanya jawab tentang soal tersebut. Kegiatan inti dengan siswa
diminta untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Siswa
mengamati jawaban yang diperoleh dari pengerjaan yang sudah dilakukan.
Setelah itu, siswa diminta untuk mengemukakan hasil pengerjaan yang
diperoleh.
Guru mengajak siswa untuk mengidentifikasi hasil pengurangan
bilangan bulat. Siswa diminta untuk mendemonstrasikan pengerjaan soal
penjumlahan bilangan bulat negatif dan negatif menggunakan garis
bilangan. Misalnya menjumlahkan bilangan (-2) + (-5), langkahnya adalah
(a) posisikan boneka kertas pada angka 0, (b) jalankan boneka kertas ke
arah kiri sebanyak 2 langkah, (c) karena ditambah bilangan negatif,
jalankan lagi boneka ke arah kiri sebanyak 5 langkah, (d) dari langkah
ketiga diketahui bahwa boneka berhenti di titik -7. Setelah itu, siswa lain
menuliskan operasi tersebut pada garis bilangan.
(–2) + (–5) =
-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 1 0 1
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan:
Arah panah dari 0 ke -2 menunjukkan bilangan -2.
Arah panah dari -2 ke -7 menunjukkan bilangan -5.
Hasilnya ditunjukkan arah panah dari 0 ke -7.
Jadi, (-2) + (-5) = -7
Selanjutnya, guru memberikan contoh soal pengurangan bilangan bulat
positif dan negatif yang dikerjakan oleh salah satu siswa . Misalnya, 2 –
(-5). Langkahnya adalah (a) posisikan boneka kertas pada angka 0, (b)
jalankan boneka kertas ke arah kanan sebanyak 2 langkah, (c) karena
dikurangi bilangan negatif, jalankan lagi boneka ke arah kanan sebanyak 5
langkah, (d) dari langkah ketiga diketahui bahwa boneka berhenti di titik 7.
Setelah itu, siswa lain menuliskan operasi tersebut pada garis bilangan.
2 – (-5) =
-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Keterangan:
Arah panah dari 0 ke 2 menunjukkan bilangan 2.
Arah panah dari 2 ke 7 menunjukkan bilangan -5.
Hasilnya ditunjukkan arah panah dari 0 ke 7.
Jadi, 2 – (-5) = 7
Setelah itu, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal yang belum dipahami. Siswa dan guru menyimpulkan
hasil pembelajaran. Kesimpulan yang dapat diambil adalah (a) hasil
penjumlahan bilangan bulat negatif dan bilangan bulat negatif akan
menghasilkan bilangan bulat negatif. Untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa, guru memberikan tes evaluasi akhir. Setelah waktu yang
diberikan habis, siswa dan guru membahas tes yang telah dikerjakan.
Pembelajaran diakhiri dengan guru mengumumkan hasil tes yang diperoleh
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa.
3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 7 Maret
2011 selama 2 jam pelajaran (2 X 35 menit). Pada pertemuan ketiga materi
yang disampaikan adalah tentang pengurangan dengan indikator
mengurangkan bilangan bulat negatif dan positif dan mengurangkan
bilangan bulat negatif dan negatif. Kegiatan pembelajaran diawali dengan
mengajak siswa untuk menyanyi bersama lagu tentang matematika. Hal ini
bertujuan untuk memusatkan perhatian siswa dan mengingat hal-hal yang
telah dipelajari sebelumnya.
Sebagai kegiatan eksplorasi guru memberikan soal tentang operasi
hitung bilangan bulat yang sudah dipelajari sebelumnya dan yang akan
dipelajari kemudian meminta siswa untuk mengidentifikasi jenis bilangan
yang akan diperoleh dari operasi hitung soal tersebut. Sebelumnya, guru
menjelaskan secara singkat pengerjaan operasi pengurangan tanpa
menggunakan garis bilangan. Pengurangan bilangan bulat positif dan
negatif dan pengurangan bilangan bulat negatif dan negatif :
8 – (-5) = 8 + 5
= 13
-8 – (-5) = -8 + 5
= -3
Pembelajaran pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan secara
kelompok. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang
heterogen. Guru memberikan beberapa soal tentang operasi pengurangan
bilangan bulat negatif dan negatif untuk dikerjakan secara kelompok, setiap
kelompok memiliki tiga soal yang berbeda. Guru mengamati jalannya
diskusi siswa dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa yang
mengalami kesulitan. Perwakilan dari kelompok ke depan kelas untuk
menyampaikan hasil diskusi dan kelompok lain memperhatikan.
Setelah semua kelompok menyampaikan hasil diskusi guru bersama-
sama siswa merangkum hasil diskusi. Guru memberikan satu soal lagi
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
untuk dikerjakan secara individu. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan hal yang belum dipahami. Siswa dan guru
menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberi
soal evaluasi yang harus dikerjakan secara individu. Setelah waktu yang
diberikan telah habis, siswa dan guru membahas tes yang telah dikerjakan.
Pembelajaran diakhiri dengan guru mengumumkan hasil tes yang diperoleh
siswa.
c. Observasi
Observasi atau pengamatan kegiatan penelitian ini dilakukan oleh guru
kelas IV yaiti Ibu Yuli Kurniawati,A.Ma.Pd. observer mengamati jalannya
pembelajaran dari awal hingga akhir. Pengamatan yang dilakukan observer
meliputi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran operasi hitung
bilangan bulat. Observer mengadakan pengamatan sesuai dengan lembar
observasi yang telah dipersiakan oleh peneliti. Hasil observasi dapat
dipaparkan sebagai berikut :
1) Hasil Observasi Keterampilan Guru Mengajar
Dari data observasi yang dilakukan dalam siklus I selama 3 pertemuan
diperoleh hasil observasi kinerja guru ( Lampiran 10 halaman 148) sebagai
berikut:
a) Guru sudah baik dalam mempersiapkan ruang, alat, dan media
pembelajaran, sesuai materi,dan menarik bagi anak.
b) Guru menguasai materi pembelajaran yang disampaikan dengan baik.
c) Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan runtut.
d) Kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
e) Baik dalam penggunaan metode yang sesuai dengan materi
pembelajaran yang disampaikan.
f) Kemampuan menguasai kelas dan menggunakan waktu secara tepat
sesuai perencanaan cukup baik.
g) Kemampuan guru dalam membangkitkan kemampuan berpikir siswa
cukup baik dan diikuti dengan penuh perhatian terhadap siswa.
h) Guru mengikutsertakan siswa,memusatkan keingintahuan siswa dengan
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
baik ,dan cukup membuat siswa tertarik tentang materi yang akan
disampaikan.
i) Guru memotivasi individu maupun kelompok pada saat pembelajaran.
j) Guru menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran
yang disampaikan.
k) Guru melibatkan siswa dalam memanfaatan media dengan baik.
l) Guru cukup menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa.
m) Guru menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara baik, jelas, benar,
dan lancar.
n) Guru melakukan penguatan kepada siswa dengan baik.
o) Guru cukup baik dalam memberikan tindak lanjut.
Hasil observasi guru perkembangan keterampilan guru dalam mengajar
menggunakan model pembelajaran kuantum pada siklus I selama 3 kali
pertemuan ( Lampiran 8 halaman 148 ) dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai
berikut :
Tabel 3. Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar Siklus I
No. Siklus I Nilai
1. Pertemuan ke 1 2,8
2. Pertemuan ke 2 3,1
3. Pertemuan ke 3 3,3
Rata-rata 3,1
Berdasarkan Tabel 3 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada
Gambar 5 sebagai berikut :
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Nilai
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 5: Grafik Perkembangan Kemampuan Guru Mengajar Siklus I
2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Dari data observasi pada siklus I diperoleh data aktivitas siswa kelas
IV SD Negeri II Ngadirojo dalam pembelajaran ( Lampiran 11
halaman 154 ) adalah sebagai berikut:
a) Antusias siswa sudah baik saat kegiatan pembelajaran.
b) Banyaknya siswa yang berusaha mengungkapkan pendapat cukup baik.
c) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah baik.
d) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru mengenai materi
pembelajaran sudah baik.
e) Siswa terlihat gembira saat pembelajaran operasi hitung bilangan bulat.
f) Model pembelajaran kuantum efektif diterapkan saat pembelajaran
operasi hitung bilangan bulat pada kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.
g) Kerjasama yang dilakukan antar siswa sudah cukup baik.
h) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru sudah baik.
i) Kesiapan siswa dalam mengerjakan evaluasi cukup baik.
j) Kesungguhan siswa dalam mengerjakan evaluasi sudah baik.
Dalam observasi pada siklus I ini pembelajaran kuantum yang
dilakukan oleh guru sudah cukup baik. Siswa kelas IV SD Negeri II
Ngadirojo sudah mulai aktif dalam pembelajaran. Mereka juga terlihat
senang saat mengikutu pembelajaran operasi hitung bilangan bulat.
Hasil observasi aktivitas siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo
( Lampiran 11 halaman 154 ) dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4. Perkembangan Aktivitas Siswa Siklus I
No. Siklus I Nilai
1. Pertemuan ke 1 2,8
2. Pertemuan ke 2 2,9
3. Pertemuan ke 3 3,3
Rata-rata 3,0
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan Tabel 4 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada
Gambar 6 sebagai berikut :
Gambar 6: Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa Siklus I
3) Nilai Hasil Belajar Siswa
Selama tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh
data tentang nilai siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo berdasarkan data
nilai siswa pada siklus I menunjukkan masih terdapat lima siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM.
Data nilai siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo ( Lampiran 15
halaman 163 )dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5. Frekuensi Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Rentang Nilai Frekuensi Prosentase
1. 10 – 18 0 0 %
2. 19 – 27 0 0 %
3. 28 – 36 0 0 %
4. 37 – 45 0 0 %
5. 46 – 54 3 8 %
6. 55 – 63 10 26 %
7. 64 – 72 4 10 %
8. 73 – 81 15 38 %
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Nilai
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. 82 – 90 7 18 %
Jumlah 39 100 %
Rata-rata nilai siswa 71
Berdasarkan Tabel 5 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada
Gambar 7 sebagai berikut:
Gambar 7: Grafik Frekuensi Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
d. Refleksi
Dari hasil penelitian pada siklus I, nilai hasil belajar siswa dalam
kemampuan pengerjaan operasi operasi hitung bilangan bulat telah mengalami
peningkatan. Peningkatan nilai pada siklus I sebesar 47%. Sebelum
dilaksanakan tindakan hanya 40% siswa yang mencapai ketuntasan belajar.
Sedangkan pada siklus I terdapat 87% siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo
mencapai ketuntasan belajar. Meskipun pada siklus I telah terjadi peningkatan,
tetapi harus dilakukan lagi tindakan pada siklus II. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar peningkatan nilai siswa kelas IV SD Negeri II
Ngadirojo selanjutnya.
Hasil penilaian terhadap guru pada siklus I sudah cukup baik. Hal
tersebut dapat dilihat dari kemampuan guru mempersiapkan ruang, alat, dan
media pembelajaran sesuai materi menarik bagi anak, menguasai materi
pembelajaran yang disampaikan dengan baik, menyampaikan materi
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
10 - 18 19 - 27 28 - 36 37 - 45 46 -54 55 - 63 64 - 72 73 - 81 82 - 90
Rentang Nilai Hasil Belajar
Persentase
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran dengan runtut, kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai, memotivasi individu maupun kelompok pada saat pembelajaran,
menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran yang
disampaikan, melibatkan siswa dalam memanfaatan media dengan baik,
melakukan penguatan kepada siswa dengan baik, dan menggunakan bahasan
lisan dan tulisan secara baik, jelas, benar, dan lancar. Tetapi masih ada
beberapa kekurangan yang harus diperbaiki dalam pembelajaran yang
dilakukan. Hal-hal tersebut antara lain :
1) Guru kurang menguasai kelas dan menggunakan waktu secara tepat sesuai
perencanaan cukup baik, dalam pembelajaran yang dilakukan masih banyak
siswa melakukan aktivitasnya sendiri.
2) Dalam penggunaan alat peraga, guru hanya melibatkan siswa yang aktif dan
kurang memperhatikan siswa yang kurang aktif.
3) Siswa belum maksimal dalam pengerjaan operasi hitung bilangan bulat.
4) Guru kurang menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa, guru
kurang membuka diri untuk menerima saran-saran dari siswa.
5) Dalam memberikan tindak lanjut, guru masih memberikan soal yang sama.
Dalam pelaksanaan tindak lanjut seharusnya guru memberikan soal yang
berbeda antara siswa yang sudah tuntas dalam belajar dan yang belum
tuntas ( remidi dan pengayaan).
Dari hal-hal yang ditemui pada siklus I maka perlu diadakan perbaikan pada
siklus selanjutnya (siklus II).
2. Siklus II
Tindakan siklus II juga dilaksanakan sebanyak 3 kali dimulai pada tanggal 9
Maret 2011 sampai dengan 17 Maret. Setiap pertemuan memiliki alokasi waktu 2
X 35 menit. Siklus II ini juga terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus
I melalui model pembelajaran kuantum menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ngadirojo. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan jumlah siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM. Sebelum tindakan terdapat 23 siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM, sedanngkan pada siklus I terdapat 5 siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM. Oleh karena itu, peneliti menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran kembali melalui model pembelajaran kuantum.
Media pembelajaran yang digunakan pada siklus II adalah nomograf.
Adapun rencana tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai
berikut:
1) Merancang kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
model pembelajaran kuantum. RPP dilaksanakan selama tiga kali
pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakkan selama 2 jam pelajaran
( Lampiran 6 halaman 123 ).
2) Menyiapkan media pembelajaran. Pada siklus I media yang digunakan
adalah garis bilangan, sedangkan pada siklus II adalah nomograf.
3) Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa
( Lampiran 16 halaman 164 dan lampiran 17 halaman 170 ).
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan tindakan, guru menerapkan pembelajaran operasi
hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantun dengan media
nomograf. Siklus II ini terdiri dari 3 kali pertemuan, masing-masing pertemuan
memiliki alokasi waktu 2 x 35 menit.
1) Pertemuan I
Siklus II pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Maret
2011 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada pertemuan ini indikator
yang disampaikan adalah melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat
positif dengan negatif, melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat
negatif dan positif, dan melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat
negatif dan negatif.
Pembelajaran diawali dengan mengadakan tanya jawab dengan siswa
tentang bilangan bulat dan alat yang dapat mempermudah pengerjaan
operasi hitungnya. Guru menjelaskan media nomograf kepada siswa.
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kemudian salah satu siswa diminta untuk ke depan kelas lalu mengerjakan
operasi hitung bilangan bulat menggunakan nomograf. Siswa lain
menjelaskan cara pengerjaan operasi hitung bilangan bulat menggunakan
nomograf.
Contoh soal:
2 + (-3) =
2 4 2
3
1 2 1
1
0 0 0
-1
-1 -2 -1
-3
-2 -4 -2
-5
-3 -6 -3
Keterangan :
Letakkan paku pada garis bilangan paling kiri pada posisi 2.
Letakkan paku pada garis bilangan paling kanan pada posisi -3.
Hubungkan paku pada kedua langkah di atas dengan benang atau karet.
Tarik benang sampai lurus, hasil penjumlahannya perhatikan bilangan yang
terletak pada garis bilangan tengah yaitu -1.
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
-1 + 4 =
4 8 4
7
3 6 3
5
2 4 2
3
1 2 1
1
0 0 0
-1
-1 -2 -1
Keterangan :
Letakkan paku pada garis bilangan paling kiri pada posisi -1.
Letakkan paku pada garis bilangan paling kanan pada posisi 4.
Hubungkan paku pada kedua langkah di atas dengan benang atau karet.
Tarik benang sampai lurus, hasil penjumlahannya perhatikan bilangan yang
terletak pada garis bilangan tengah yaitu 3.
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
-5 + (-2) =
1 2 1
1
0 0 0
-1
-1 -2 -1
-3
-2 -4 -2
-5
-3 -6 -3
-7
-4 -8 -4
-9
-5 -10 -5
Keterangan :
Letakkan paku pada garis bilangan paling kiri pada posisi -5.
Letakkan paku pada garis bilangan paling kanan pada posisi -2.
Hubungkan paku pada kedua langkah di atas dengan benang atau karet.
Tarik benang sampai lurus, hasil penjumlahannya perhatikan bilangan yang
terletak pada garis bilangan tengah yaitu -7.
Setelah salah satu siswa menjelaskan cara penggunaan nomograf,
semua siswa diminta untuk mengerjakan soal operasi hitung bilangan bulat
menggunakan nomograf secara bergantian. Guru memberikan soal
penjumlahan dan dikerjakan secara tertulis.
Kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari
kemudian memberikan lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara
individu. Setelah waktu yang diberikan habis, guru bersama siswa
membahas hasil evaluasi. Guru mengumumkan hasil evaluasi kepada siswa.
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hal ini sebagai bentuk perayaan dalam pembelajaran, guru memberikan
penguatan kepada siswa yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik
maupun siswa yang belum berhasil. Diharapkan siswa akan lebih
termotivasi untuk berusaha belajar lebih baik. Sebagai tindak lanjut, guru
memberikan pesan-pesan agar selalu rajjin belajar di rumah.
2) Pertemuan II
Siklus II pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Maret
2011 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada pertemuan ini indikator
yang disampaikan adalah melakukan operasi pengurangan bilangan bulat
positif dengan negatif dan melakukan operasi pengurangan bilangan bulat
negatif dan positif dengan media nomograf. Kegiatan awal, guru
mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang hal yang telah dipelajari
pada pertemuan lalu, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran
pada pertemuan kedua ini.
Kegiatan inti dimulai dengan pengamatan. Guru membawakan
nomograf penjumlahan dan nomograf pengurangan. Melalui pengamatan,
siswa diminta untuk menyebutkan perbedaan antara nomograf penjumlahan
dan nomograf pengurangan. Setelah siswa dapat menyebutkan perbedaaan
antara nomograf penjumlahan dan pengurangan, kemudian guru
memberikan beberapa soal pengurangan untuk dikerjakan di depan kelas
seperti pada pertemuan pertama.
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Contoh soal :
6 – (-4) =
6 12 -6
11
5 10 -5
9
4 8 -4
7
3 6 -3
5
2 4 -2
3
1 2 -1
1
0 0 0
Keterangan :
Letakkan paku pada garis bilangan paling kiri pada posisi 6.
Letakkan paku pada garis bilangan paling kanan pada posisi -4.
Hubungkan paku pada kedua langkah di atas dengan benang atau karet.
Tarik benang sampai lurus, hasil penjumlahannya perhatikan bilangan yang
terletak pada garis bilangan tengah yaitu 10.
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
-6 – 4 =
1 2 -1
1
0 0 0
-1
-1 -2 1
-3
-2 -4 2
-5
-3 -6 3
-7
-4 -8 4
-9
-5 -10 5
-11
-6 -12 6
Keterangan :
Letakkan paku pada garis bilangan paling kiri pada posisi -6.
Letakkan paku pada garis bilangan paling kanan pada posisi 4.
Hubungkan paku pada kedua langkah di atas dengan benang atau karet.
Tarik benang sampai lurus, hasil penjumlahannya perhatikan bilangan yang
terletak pada garis bilangan tengah yaitu -10.
Setelah salah satu siswa menjelaskan cara penggunaan nomograf
pengurangan, guru memberikan soal penjumlahan dan dikerjakan secara
tertulis. Kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan apa yang telah
dipelajari kemudian memberikan lembar soal kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu. Setelah waktu yang diberikan habis, guru
bersama siswa membahas hasil evaluasi. Guru mengumumkan hasil
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
evaluasi kepada siswa. Diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk
berusaha belajar lebih baik. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan
pekerjaan rumah dengan tipe soal yang berbeda.
3) Pertemuan III
Siklus II pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Maret
2011 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada pertemuan ini indikator
yang disampaikan adalah melakukan operasi pengurangan bilangan bulat
negatif dengan negatif. Kegiatan awal, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran terlebih dahulu.
Pembelajaran pada pertemuan ketiga ini dilakukan secara kelompok.
Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok yang bersifat heterogen. Guru
memberikan beberapa soal pengurangan bilangan bulat dengan bilangan
bulat untuk dikerjakan secara kelompok. Guru mengamati jalannya diskusi
dan memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.
Setelah waktu yang diberikan habis, perwakilan dari masing-masing
kelompok menyampaikan hasil diskusi dan kelompok lain melakukan
koreksi. Kemudian siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
yang telah dilakukan.
Sebagai kegiatan akhir, guru memberikan lembar soal kepada siswa
untuk dikerjakan secara individu dengan batasan waktu tertentu. Siswa dan
guru membahas hasil evaluasi yang telah dikerjakan. Guru mengumumkan
hasil pekerjaan siswa secara individu dan kelompok. Sebagai tindak lanjut
dalam pertemuan ini guru menyampaikan pesan-pesan kepada siswa.
c. Observasi
Dalam tahap ini observasi yang dilakukan sama dengan di siklus I. Peneliti
bersama guru kelas IV SD Negeri II Ngadirojo melaksanakan pemantauan
terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar melalui model pembelajaran
kuantum dengan media nomograf. Pengamatan yang dilakukan observer
meliputi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran operasi hitung
bilangan bulat. Observer mengadakan pengamatan sesuai dengan lembar
observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Hasil observasi dapat
66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dipaparkan sebagai berikut :
1) Hasil observasi bagi guru
Dari data observasi yang dilakukan dalam siklus I selama 3 pertemuan
( Lampiran 16 halaman 164 )diperoleh hasil observasi sebagai berikut:
a) Guru sudah sangat baik dalam mempersiapkan ruang, alat, dan media
pembelajaran, sesuai materi,dan menarik bagi anak.
b) Guru menguasai materi pembelajaran yang disampaikan dengan baik.
c) Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan runtut.
d) Kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
e) Sangat baik dalam penggunaan metode yang sesuai dengan materi
pembelajaran yang disampaikan.
f) Kemampuan menguasai kelas dan menggunakan waktu secara tepat
sesuai perencanaan sudah baik daripada siklus I.
g) Kemampuan guru dalam membangkitkan kemampuan berpikir siswa
sudah baik dan diikuti dengan penuh perhatian terhadap siswa.
h) Guru mengikutsertakan siswa, memusatkan keingintahuan siswa dengan
sangat baik , dan membuat siswa tertarik tentang materi yang akan
disampaikan.
i) Guru memotivasi individu maupun kelompok pada saat pembelajaran.
j) Guru menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran
yang disampaikan.
k) Guru secara aktif melibatkan siswa dalam memanfaatan media dengan
baik.
l) Guru telah menunjukkan sikap sangat terbuka terhadap respon siswa.
m) Guru menggunakan bahasan lisan dan tulisan secara baik, jelas, benar,
dan lancar.
n) Guru melakukan penguatan kepada siswa dengan sangat baik.
o) Guru sudah baik dalam memberikan tindak lanjut.
Hasil observasi guru perkembangan keterampilan guru dalam mengajar
menggunakan model pembelajaran kuantum pada siklus II selama 3 kali
pertemuan ( Lampiran 16 halaman 164 ) dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai
67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berikut :
Tabel 6. Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar Siklus II
No. Siklus II Nilai
1. Pertemuan ke 1 3,3
2. Pertemuan ke 2 3,6
3. Pertemuan ke 3 3,7
Rata-rata 3,5
Berdasarkan Tabel 6 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada
Gambar 8 sebagai berikut :
Gambar 8: Grafik Perbandingan Nilai Perkembangan Kemampuan Guru
Mengajar pada Siklus II
2) Hasil observasi aktivitas siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo dalam
pembelajaran
Dari data observasi pada siklus II diperoleh data aktivitas siswa kelas
IV SD Negeri II Ngadirojo ( Lampiran 17 halaman 170 ) dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Antusias siswa sudah sangat baik saat kegiatan pembelajaran.
b) Banyaknya siswa yang berusaha mengungkapkan pendapat sudah baik.
c) Siswa sangat aktif dalam mengikuti pembelajaran.
d) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru mengenai materi
00.5
11.5
22.5
33.5
4
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Nilai
68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran sudah baik.
e) Siswa terlihat gembira saat pembelajaran operasi hitung bilangan bulat
menggunakan nomograf.
f) Model pembelajaran kuantum dengan media nomograf efektif
diterapkan saat pembelajaran operasi hitung bilangan bulat pada kelas
IV SD Negeri II Ngadirojo.
g) Kerjasama yang dilakukan antar siswa sudah sangat baik.
h) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru sudah baik.
i) Kesiapan siswa dalam mengerjakan evaluasi sudah baik.
j) Kesungguhan siswa dalam mengerjakan evaluasi sudah baik.
Hasil observasi aktivitas siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo
( Lampiran 17 halaman 170 ) dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7. Perkembangan Aktivitas Siswa Siklus II
No. Siklus I Nilai
1. Pertemuan ke 1 3,3
2. Pertemuan ke 2 3,6
3. Pertemuan ke 3 3,8
Rata-rata 3,6
Berdasarkan Tabel 7 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada
Gambar 8 sebagai berikut :
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Nilai
69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 9: Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa Siklus II
3) Nilai Hasil Belajar Siswa
Selama tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada siklus II diperoleh
data tentang nilai siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo. Berdasarkan data
nilai hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan bahwa semua siswa
mendapat nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Data nilai
siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo ( Lampiran 21 halaman 179 ) dapat
dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8. Frekuensi Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Rentang Nilai Frekuensi Prosentase
1. 11 − 20 0 0 %
2. 21 − 30 0 0 %
3. 31 – 40 0 0 %
4. 41 – 50 0 0 %
5. 51 – 60 1 3 %
6. 61 – 70 2 5 %
7. 71 – 80 7 18 %
8. 81 – 90 19 49 %
9. 91 − 100 10 25 %
Jumlah 39 100 %
Rata-rata nilai siswa 87
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan Tabel 8 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada
Gambar 10 sebagai berikut :
Gambar 10: Grafik Frekuensi Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan II dapat dinyatakan
bahwa penggunaan model pembelajaran kuantum dengan media nomograf dapat
meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD
Negeri II Ngadirojo. Peningkatan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada
siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo ini dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa.
Peningkatan ini tidak hanya terjadi pada kemampuan operasi hitung bilangan bulat
pada siswa tetapi juga terjadi peningkatan dari segi keterampilan guru mengajar dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran. Peningkatan ketiga hal tersebut akan dijelaskan
pada uraian di bawah ini.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Rentang Nilai Hasil Belajar
Persentase
71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar
Perkembangan keterampilan guru mengajar ( Lampiran 10 halaman 148 dan
lampiran 16 halaman 164 ) dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut :
Tabel 9. Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar
No. Pertemuan Nilai Tiap Siklus
Siklus 1 Siklus 2
1. Pertemuan 1 2,8 3,3
2. Pertemuan 2 3,1 3,6
3. Pertemuan 3 3,3 3,7
Rata-rata 3,1 3,5
Berdasarkan Tabel 9 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada
Gambar 11 sebagai berikut :
Gambar 11: Grafik Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar
Dari hasil observasi guru, keterampilan guru dalam mengajar mengalami
peningkatan. Pada pelaksanaan siklus 1 memperoleh rata-rata 3,1, sedangkan pada
siklus II meningkat menjadi 3,5.
2. Perkembangan aktivitas siswa dalam pembelajaran
Aktivitas siswa dalam pembelajaran ( Lampiran 11 halaman 154 dan lampiran 17
halaman 170 ) dapat dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut :
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Nilai
Siklus I
Siklus II
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 10. Perkembangan Aktivitas Siswa
No. Pertemuan Nilai Tiap Siklus
Siklus 1 Siklus 2
1. Pertemuan 1 2,8 3,3
2. Pertemuan 2 2,9 3,6
3. Pertemuan 3 3,3 3,8
Rata-rata 3,0 3,6
Berdasarkan Tabel 10 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada
Gambar 12 sebagai berikut :
Gambar 12: Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa
Dari hasil observasi selama tindakan, aktivitas siswa dalam pembelajaran
mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan pada
pelaksanaan siklus 1 memperoleh rata-rata 3,0, sedangkan pada siklus II meningkat
menjadi 3,6.
3. Perkembangan nilai siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo
Perkembangan aktivitas siswa dalam pembelajaran ( Lampiran 15 halaman 163
dan lampiran 21 halaman 179 ) dapat dilihat pada Tabel 11 sebagai berikut :
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Nilai
Siklus I
Siklus II
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 11. Perkembangan Nilai Hasil Belajar Siswa
No. Rentang Nilai
Frekuensi
Pra
Tindakan Siklus I Siklus II
1 1 −10 2 0 0
2 11 − 20 4 0 0
3 21 − 30 5 0 0
4 31 – 40 5 0 0
5 41 – 50 7 3 0
6 51 – 60 2 10 1
7 61 – 70 2 4 2
8 71 – 80 3 15 7
9 81 – 90 9 7 19
91 − 100 0 0 10
Jumlah 39 39 39
Rata-rata 54 71 87
Berdasarkan Tabel 11 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada
Gambar 13 sebagai berikut :
Gambar 13: Grafik Perkembangan Nilai Hasil Belajar Siswa
0102030405060708090
100
Pra Tindakan Siklus I Siklus II
Nilai
Rata-rata
74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari data pada Tabel 11 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Nilai terendah yang diperoleh siswa sebelum tindakan adalah 10, pada siklus
pertama naik menjadi 50, dan pada siklus kedua naik lagi manjadi 60.
2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebelum tindakan adalah 90, pada siklus I
90, dan pada siklus II naik menjadi 100.
3) Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan. Sebelum tindakan sebesar 54,
siklus pertama naik menjadi 71, dan siklus kedua naik lagi menjadi 87.
4) Untuk siswa tuntas belajar (nilai kriteria ketuntasan minimal 60) sebelum
tindakan 40 %. Pada siklus pertama meningkat menjadi 87 %, dan pada siklus
kedua semua siswa sudah mencapai ketuntasan belajar (100%).
Hasil wawancara (Lampiran 8 halaman 144) setelah diterapkannya model
pembelajaran kuantum menyimpulkan bahwa setelah di terapkan model
pembelajaran kuantum siswa menjadi lebih aktif dan terlihat senang saat mengikuti
pembelajaran. Mereka juga menggunakan sendiri media yang disiapkan oleh guru
sehingga dapat mudah dalam memahami materi yang disampaikan. Kemampuan
siswa dalam operasi hitung bilangan bulat dapat meningkat, hal ini dapat dilihat dar
nilai yang diperoleh siswa meningkat. Meskipun ada beberapa kendala antara lain
beberapa siswa masih ramai dan ada siswa yang mengganggu temannya saat
pembelajaran.
75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua
siklus dengan menerapkan model pembelajaran kuantum pada siswa kelas IV SD
Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011. Pembelajaran yang dilakukan adalah
tentang operasi hitung bilangan bulat dapat diambil kesimpulan bahwa melalui model
pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat
pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini
dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas yaitu sebelum tindakan
sebesar 54, siklus pertama naik menjadi 71, dan siklus kedua naik menjadi 87. Untuk
untuk siswa tuntas belajar (kriteria ketuntasan minimal 60) sebelum tindakan 40 %, tes
siklus pertama meningkat menjadi 87 %, dan pada siklus kedua seluruh siswa
mencapai ketuntasan belajar.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada
pembelajaran kuantum dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Model yang
dipakai dalam penelitian ini adalah model siklus. Prosedur penelitiannya terdiri dari 2
siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Dalam setiap pelaksanaan
siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.
Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan
implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan kemampuan operasi hitung
bilangan bulat dalam mata pelajaran matematika baik secara teoretis maupun secara
praktis.
1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian ini memperkuat teori yang menyatakan bahwa pembelajaran
kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.
Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat pembelajaran bisa berlangsung
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal. Sehingga pada pembelajaran matematika,
selain menggunakan pikirannya siswa juga dituntun untuk menggunakan sendiri
media nomograf yang dapat mempermudah pemahaman siswa.
Implikasi teoretis dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran
kuantum dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran bagi guru dalam
menyampaikan materi operasi hitung bilangan bulat untuk meningkatkan
kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini telah membuktikan bahwa model pembelajaran kuantum dapat
meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD
Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehubungan dengan kemampuan siswa
yang akan dicapai. Kemampuan operasi hitung siswa dapat ditingkatkan melalui
model pembelajaran kuantum.
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada
bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang
sejenis. Di samping itu, perlu diadakan penelitian lanjut untuk mempertahankan
atau meningkatkan kemampuan operasi hitung siswa.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran kuantum
pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011, maka saran-
saran yang dapat diberikan sebagai sumbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan
pada umumnya dan meningkatkan kompetensi siswa SD Negeri II Ngadirojo pada
khususnya adalah sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah memberi masukan secara aktif untuk guru-guru agar selalu
melaksanakan pembelajaran yang bersifat PAIKEM (pembelajaran aktif inovatif
kreatif efektif dan menyenangkan) di kelas-kelas guna meningkatkan kualitas
pembelajaran di Sekolah Dasar.
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Bagi Guru
a. Diharapkan guru menggunakan model pembelajaran kuantum sebagai alternatif
model pembelajaran dalam mata pelajaran matematika.
b. Diharapkan guru menggunakan model pembelajaran kuantum untuk
meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV
dan meningkatkan keterampilan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran.
c. Diharapkan guru menggunakan media yang sesuai dengan materi untuk
mempermudah pemahaman siswa tentang operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat.
3. Bagi Siswa
a. Hendaknya siswa kelas empat dapat lebih berperan aktif dalam pembelajaran,
tidak enggan atau takut dalam mengemukakan pendapat sehingga terjadi
interaksi yang baik antara guru dan siswa.
b. Supaya siswa kelas empat mencoba secara langsung untuk menggunakan media
pembelajaran baik yang dibawakan oleh guru maupun yang dibawa siswa. Hal
ini dilakukan agar pembelajaran lebih bermakna.
4. Bagi Peneliti
a. Diharapkan adanya tindak lanjut terhadap penelitian ini agar dapat selalu
mengembangkan pembelajaran yang aktif dan inovatif.
b. Hendaknya peneliti mengadakan penelitian lain dalam rangka memperbaiki
kualitas pembelajaran.
78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
A’la,Miftahul. 2010. Quantum Teaching. Yogyakarta: Diva Press.
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Aisyah, Nyimas. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.
De Porter, Bobbi, Mark Reardon, Sarah Singer Nourie. 2000. Quantum Teaching. Diterjemahkan oleh Ary Nilansari. Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka.
De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2003. Quantum Learning. Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman. Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka.
Eka. Novita. 2006. Meningkatkan Prestasi Belajar SiswaTentang Operasi Hitung Bilangan Bulat Menggunakan Teori Brunner. Laporan Tugas Akhir. Universitas Negeri Semarang.
Gipayana, Muhana. 2009. Materi Bidang Studi SD. Malang: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 15.
Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Jihad, Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Murray R. Spiegel. 1999. Matematika Dasar. Jakarta : Erlangga.
Riedesel, Schwartz and Clements. 1998. Teaching Elementary School. Boston: London.
Soedjadi R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Surtini, Sri, Sri Hadjo. Badjuri. 2003. Implementasi Problem bilangan Cacah Siswa Kelas IV SD di Salatiga. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Terbuka.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1991. Jakarta : Balai Pustaka. KTSP SD/MI 2007
Pedoman Penulisan Skripsi.2009. FKIP UNS
http://www.digilib.petra.ac.id/
http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/kemampuan-individu/
http://www.duniaguru.com
http:www.belajar-matematika.com
80